iii. metode penelitianeprints.umm.ac.id/44707/4/bab iii.pdf · tanaman pemanis dan serat, 2015)....
Post on 02-Feb-2020
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Asembagus Situbondo Jawa
Timur. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus
2016.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat untuk pengambilan
data menggunakan alat tulis, penggaris, jangka sorong, busur, Munsell Plant
Tissue Colour Book; dan alat penunjang berupa label, kertas abu untuk
background dokumentasi.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa bahan tanam yang
terdiri dari delapan aksesi tanaman jarak pagar yang potensi dan telah dijadikan
sebagai tetua persilangan yaitu SP-8, SP-16, SP-33, SP-38, HS-49, SM-35, IP-2A
dan IP-3P.
3.3. Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan percobaan observatif terhadap individu tanaman
jarak pagar dengan menggunakan delapan aksesi yang pernah dipergunakan
sebagai kandidat tetua persilngan. Masing-masing aksesi diulang tiga kali,
sehingga jumlah keseluruhan tanaman yang diamati sebanyak 24 tanaman.
13
3.4. Pelaksanaan Penelitian
1.4.1. Persiapan tanaman
Tanaman yang digunakan adalah delapan tetua tanaman jarak pagar yang
dipelihara di kebun percobaan Asembagus Situbondo yang berumur ±6 tahun
ditanam pada 8 April 2011.
1.4.2. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiangan dan pemberian pupuk
dasar. Pemberian pupuk dasar berupa pupuk organik dengan dosis 3 ton/ha dan
pupuk phonska dengan dosis 750 kg/ha. Sedangkan untuk pengairan
memanfaatkan air hujan saat musim penghujan dan dilakukan pengairan dengan
pompa air jika musim kamarau terlalau panjang/saat dibutuhkan.
3.5. Pengamatan
Adapun karakter morfologi yang diamati adalah sebagai betikut:
1. Morfologi batang.
Peubah yang diamati meliputi:
a. Tinggi tanaman. Diamati dengan mengukur mulai dari permukaan tanah
hingga batas tertinggi kanopi. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: <100 cm diberi tanda skor 3, 100-200 cm diberi tanda
skor 5, >200 cm diberi tanda dengan skor 7 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
b. Diameter batang. Diamati dengan mengukur diameter lingkar batang
utama dengan jarak 10 cm dari permukaan tanah. Kemudian hasil rata-
14
ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster.
Adapun kriterianya yaitu: <8 cm diberi tanda skor 3, 8-12 cm diberi
tanda skor 5, >12 cm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
c. Diameter kanopi. Diamati dengan mengukur jarak antar ujung kanopi
terlebar. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria
untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: <151 cm diberi tanda
skor 1, 151-179 cm diberi tanda skor 2, 180-208 cm diberi tanda skor 3,
209-237 cm diberi tanda skor 4, 238-266 cm diberi tanda skor 5, >266
cm diberi tanda skor 6 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat,
2015).
d. Warna batang utama. Diamati dengan membandingkan warna batang
dengan panduan Munsell Plant Tissue Colour Book (Wilde and Voigt
2012). Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria
untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: 7,5YR 4/2 diberi tanda
skor 1, 12,5GY 5/2 diberi tanda skor 2, 5Y 6/2 diberi tanda skor 3, 5Y
5/2 diberi tanda skor 4, 7,5GY 6/2 diberi tanda skor 5, 7,5GY 4/4 diberi
tanda skor 6 (Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, 2007).
e. Jumlah cabang primer. Diamati dengan menghitung jumlah cabang
primer yang tumbuh kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: <
5 diberi tanda skor 1, 5-10 diberi tanda skor 2, >10 diberi tanda skor 3
(Sunil et al., 2010).
15
f. Pola percabanga. Diamati dengan mengidentifikasi letak tumbuhnya
percabangan (penelitian ini yang diamati adalah cabang skunder
dikarenakan bahan tanam yang digunakan adalah dari stek) seperti pada
Gambar 1. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan
kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: basal diberi
tanda skor 1, intermediate diberi tanda skor 2, top diberi tanda skor 3,
entire diberi tanda skor 4. (Sunil et al., 2010).
Gambar 1. Pola percabanga (Sunil et al., 2010).
2. Morfologi Daun.
Sampel daun muda yang diamati adalah daun ketiga dari pupus
daun pada masing-masing aksesi. Sedangkan sampel daun tua yang
digunakan adalah lima daun yang tumbuh dibagian tengah batang pada
masing-masing aksesi. Peubah yang diamati meliputi:
16
a. Derajat torehan daun. Diamati pada daun tua dengan menghitung
jumlah torehan. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: 1
torehan diberi tanda skor 1, 2 torehan diberi tanda skor 3, 3-5 torehan
diberi tanda skor 5, >5 torehan diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
Gambar 2. Torehan daun tanaman jarak pagar (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
b. Kedalaman torehan daun. Diamati pada daun tua dengan mengukur
jarak antar ujung tulang daun yang membentuk sirip. Kemudian hasil
rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster.
Adapun kriterianya yaitu: 0,2 cm diberi tanda skor 1, 0,3 cm-0,5 cm
diberi tanda skor 2, >0,5 cm diberi tanda skor 3 (pemberian sekor
berdasarkan hasil pengamatan).
c. Jarak gelombang helai daun. Diamati pada daun tua dengan mengukur
tinggi gelombang tepi daun yang sehat dari permukaan alas yang datar.
Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk
analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: <0,5 cm diberi tanda skor 1,
17
0,5 cm-0,7 cm diberi tanda skor 2, >0,7 cm diberi tanda skor 3
(pemberian skor berdasarkan hasil pengamatan).
d. Kedalaman lekukan pangkal daun. Diamati dengan mengukur jarak
antara pangkal tulang daun dengan dua tepi daun bagian pangkal pada
daun tua. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan
kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: <2 cm tanda
skor 1, 2 cm-4 cm diberi tanda skor 2, >4 cm diberi tanda skor 3
(pemberian skor berdasarkan hasil pengamatan).
e. Jarak lekukan pangkal daun. Diamati dengan mengukur jarak antara
dua tepi daun bagian pangkal pada daun tua. Kemudian hasil rata-
ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster.
Adapun kriterianya yaitu: <1 cm tanda skor 1, 1 cm-3 cm diberi tanda
skor 2, >3 cm diberi tanda skor 3 (pemberian skor berdasarkan hasil
pengamatan).
f. Bentuk pangkal daun. Diamati pada daun tua seperti Gambar 3.
Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk
analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: jika berbentuk runcing
diberi tanda skor 1, meruncing diberi tanda skor 2, tumpul diberi tanda
skor 3, membulat diberi tanda sekor 4, rata diberi tanda skor 5,
berlekuk diberi tanda skor 6. Seperti pada gambar 3 (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
18
Gambar 3. Bentuk pangkal daun (Balai Penelitian Tanaman Pemanis
dan Serat, 2015).
g. Bentuk ujung daun. Diamati pada daun tua seperti Gambar 4.
Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk
analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: jika berbentuk runcing
diberi tanda skor 1, berbentuk meruncing diberi tanda skor 2,
berbentuk tumpul diberi tanda skor 3 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
Gambar 4. Bentuk ujung daun (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan
Serat, 2015).
h. Arah ujung daun. Diamati pada daun tua dengan mengukur arah ujung
daun dari tulang tengah dun. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: kekiri 75˚-85˚ diberi tanda skor 1, lurus 90˚ diberi
tanda skor 2, kekanan 75˚-85˚ diberi tanda skor 3 (pemberian skor
berdasarkan hasil pengamatan).
19
i. Bulu pada daun muda. Diamati pada daun tua dengan melihat
keberadaan bulu pada daun muda (daun ketiga dari pupus daun).
Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk
analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: jika tidak ada bulu diberi
tanda skor 1, jika ada bulu diberi tanda skor 9 (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
j. Susunan daun pada batang. Diamati dengan melihat susunan letak
tumbuh daun pada batang. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
melingkar diberi tanda skor 1, berseling diberi tanda skor 2 (Sunil et
al., 2010).
k. Sudut daun dengan batang. Diamati dengan mengukur sudut antara
tangkai daun dengan batang. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: 0˚-15˚ diberi tanda skor 1, 15˚-45˚ diberi tanda skor
2, >45˚ diberi tanda skor 3 (Sunil et al., 2010).
g. Warna daun muda. Diamati dengan membandingkan warna daun muda
dengan panduan Munsell Plant Tissue Colour Book (Wilde and Voigt
2012). Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria
untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: 5R 3/6 diberi tanda
skor 1, 5YR 4/6 diberi tanda skor 2, 10R 4/4 diberi tanda skor 3, 5YR
4/4 diberi tanda skor 4, 10R 4/6 diberi tanda skor 5, 10R 5/6 diberi
tanda skor 6 (Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, 2007).
20
h. Warna daun tua. Diamati dengan membandingkan warna daun tua
dengan panduan Munsell Plant Tissue Colour Book (Wilde and Voigt
2012). Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria
untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: 5GY 4/4 diberi tanda
skor 1, 2,5GY 5/4 diberi tanda skor 2, 7,5GY 4/4 diberi tanda skor 3,
7,5GY 3/4 diberi tanda skor 4, 5GY 4/6 diberi tanda skor 5 (Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman, 2007).
l. Warna tulang permukaan atas dau. Diamati dengan membandingkan
warna tulang permukaan atas daun tua dengan panduan Munsell Plant
Tissue Colour Book (Wilde and Voigt 2012). Kemudian hasil rata-
ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster.
Adapun kriterianya yaitu: 2,5GY 8/8 diberi tanda skor 1, 2,5Y 8/10
diberi tanda skor 2, 5Y 7/8 diberi tanda skor 3, 2,5GY 5/6 diberi tanda
skor 4, 2,5GY 8/6 diberi tanda skor 5 (Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman, 2007).
m. Intensitas hijau daun. Diamati dengan melihat kontras warna hijau
pada daun tua seperti Gambar 5. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: jika kontras warna hijaunya muda/cerah diberi tanda
skor 1, jika kontras warna hijaunya sedang diberi tanda skor 2, jika
kontras warna hijaunya tua/pekat diberi tanda skor 3.
21
Gambar 5. Intensitas hijau daun tanaman jarak pagar (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
n. Intensitas pewarnaan antosiani pada tangkai daun. Diamati dengan
melihat banyaknya warna antosianin yang terdapat pada tangkai daun
seperti Gambar 6. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
tidak ada diberi tanda skor 1, lemah diberi tanda skor 2, sedang diberi
tanda skor 3, kuat diberi tanda skor 4, sangat kuat diberi tanda skor 5
(Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
Gamabar 6. Intensitas pewarnaan antosianin pada tangkai daun
tanaman jarak pagar (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat,
2015).
o. Panjang daun. Diamati dengan mengukur mulai dari pangkal daun
sampai ujung daun pada daun tua seperti Gambar 7. Kemudian hasil
22
rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster.
Adapun kriterianya yaitu: <12 cm diberi tanda skor 1, 12 cm-17 cm
diberi tanda skor 2, >17 cm diberi tanda skor 3 (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
p. Lebar daun. Diamati dengan mengukur jarak terlebar antara dua tepi
daun pada daun tua seperti Gambar 7. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: jika <13 cm tanda skor 1, 13 cm-18 cm diberi tanda
skor 2, >18 cm diberi tanda skor 3 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis
dan Serat, 2015).
Gambar 7. Panjang dan lebar daun tanaman jarak pagar (Balai
Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
q. Rasio panjang/lebar daun. Diamati dengan membandingkan hasil
pengukuran panjang daun dengan lebar daun. Kemudian hasil rata-
ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster.
Adapun kriterianya yaitu: membulat lemah (jika ukuran lebar kurang
dari dua kali ukuran panjang) diberi tanda skor 1, membulat sedang
(jika ukuran lebar dua kali ukuran panjang) diberi tanda skor 2,
membulat kuat (jika ukuran lebar lebih dari dua kali ukuran panjang)
23
diberi tanda skor 3 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat,
2015).
r. Bentuk daun. Diamati dengan membuat pola dengan menghubungkan
tepi-tepi daun (dari ujung daun hingga pangkal daun) pada daun tua
seperti Gambar 8. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
jika berbentuk bulat diberi tanda skor 1, bulat telur diberi tanda skor 2,
segi tiga diberi tanda skor 3, delta diberi tanda skor 4, menyerupai
bentuk jantung diberi tanda 5, menyerupai bentuk ginjal diberi tanda
skor 6 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
Gamabar 8. Bentuk daun (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan
Serat, 2015).
s. Panjang tangkai. Diamati dengan mengukur antara ujung tangkai daun
hingga pangkal tangkai daun. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: <14 cm diberi tanda skor 3, 14 cm-20 cm diberi
24
tanda skor 5, >20 cm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
3. Morfologi bunga.
Sampel bunga yang digunakan sebanyak tiga tandan bunga dari
masing-masing aksesi. Peubah yang diamati meliputi:
a. Warna kelopak bunga. Diamati dengan membandingkan warna
kelopak bunga dengan panduan Munsell Plant Tissue Colour Book
(Wilde and Voigt 2012). Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
2,5GY 8/8 diberi tanda skor 1 dan 2,5GY 8/10 diberi tanda skor 2
(Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, 2007).
b. Warna mahkota bunga. Diamati dengan membandingkan warna
mahkota bunga dengan panduan Munsell Plant Tissue Colour Book
(Wilde and Voigt 2012). Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
2,5GY 8/6 diberi tanda skor 1 dan 2,5GY 8/8 diberi tanda skor 2
(Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, 2007).
c. Letak tumbuh bunga. Diamati dengan melihati tempat tumbuhnya
bunga. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria
untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: bunga tumbuh di
ujung cabang terminal diberi tanda skor 1, bunga tumbuh di ketiak
daun diberi tanda skor 2, bunga tumbuh di ujung cabang terminal dan
25
ketiak daun diberi tanda skor 3 (pemberian skor berdasarkan hasil
pengamatan).
d. Rasio bunga betina terhadap bunga jantan. Diamati dengan
membandingkan jumlah bunga betina dengan bunga jantan. Kemudian
hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis
cluster. Adapun kriterianya yaitu: 1:>23 diberi tanda skor 1, 1:19-23
diberi tanda skor 2, 1:<19 diberi tanda skor 3 (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
e. Pewarnaan antosianin pada bunga. Diamati dengan melihat keberadaan
pewarnaan antosianin yang terdapat pada bunga seperti Gambar 9.
Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk
analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: jika tidak ada diberi tanda
skor 1, jika ada diberi tanda skor 9 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis
dan Serat, 2015).
Gamabar 9. Pewarnaan antosianin pada bunga tanaman jarak pagar
(Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
26
4. Morfologi buah.
Sampel buah yang diamati sebanyak tiga buah dari masing-masing
akssesi yang berupa buah yang sudah matang berwarna kuning (minimal
50%). Peubah yang diamati meliputi:
a. Bentuk buah. Diamati dengan melihat pola yang terbentuk dari buah
sepertu Gambar 10. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
jika polanya berbentuk elips diberi tanda skor 1, jika polanya
berbentuk bulat diberi tanda skor 2, lonjong diberi tanda skor 3 (Balai
Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
Gambar 10. Bentuk buah tanaman jarak pagar (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
b. Panjang buah. Diukur dengan jangka sorong dari pangkal hingga ujung
buah buah seperti Gambar 11. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: <30 mm diberi tanda skor 3, 30 mm-34 mm diberi
tanda skor 5, >34 mm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
27
c. Lebar buah. Diukur dengan jangka sorong mulai dari tepi kanan hingga
tepi kiri buah seperti Gambar 11. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: <28 mm diberi tanda skor 3, 28 mm-30 mm diberi
tanda skor 5, >30 mm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
Gambar 11. Panjang dan lebar buah tanaman jarak pagar (Balai
Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
d. Rasio panjang/lebar buah. Diamati dengan membagi ukuran panjang
dengan ukuran lebar buah. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
<0,90 mm diberi tanda skor 3, 0,90 mm-0,95 mm diberi tanda skor 5,
>0,9 5 mm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan
Serat, 2015).
5. Morfologi biji.
Sampel yang digunakan adalah biji yang baru dikupas dari buah
yang sudah matang sebanyak 5 biji. Peubah yang diamati meliputi:
a. Bentuk biji. Diamati dengan melihat bentuk pola yang terbentuk dari
biji. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria
28
untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: jika polanya
berbentuk elips diberi tanda skor 1, bila polanya berbentuk lonjong
diberi tanda skor 2 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat,
2015).
b. Panjang biji. Diukur dengan jangka sorong mulai dari ujung hingga
pangkal biji seperti Gambar 12. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: <18 mm diberi tanda skor 3, 18 mm-19 mm diberi
tanda skor 5, >19 mm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
c. Lebar biji. Diukur dengan jangka sorong mulai dari tepi kiri hingga
tepi kanan biji seprti Gambar 12. Kemudian hasil rata-ratanya
dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun
kriterianya yaitu: <11 mm diberi tanda skor 3, 11 mm-11,5 mm diberi
tanda skor 5, >11,5 mm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat, 2015).
Gamabar 12. Panjang dan lebar biji tanaman jarak pagar (Balai
Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
29
d. Ketebalan biji. Diukur dengan jangka sorong pada bagian buah yang
berbentuk paling pipih. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan
berdasarkan kriteria untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu:
<8,5 mm diberi tanda skor 3, 8,5 mm-9,0 mm diberi tanda skor 5, >9,0
mm diberi tanda skor 7 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat,
2015).
e. Warna kulit biji. Diamati dengan melihat kenampakan warna dari biji.
Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk
analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: jika berwarna hitam diberi
tanda skor 1, jika berwarna coklat diberi tanda skor 2 (Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
f. Tekstur permukaan biji. Diamati dengan indera peraba. Kemudian
hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria untuk analisis
cluster. Adapun kriterianya yaitu: kasar diberi tanda skor 1, halus
diberi tanda skor 2 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat,
2015).
g. Kecerahan permukaan biji. Diamati dengan melihat kontras warna dari
biji. Kemudian hasil rata-ratanya dikategorikan berdasarkan kriteria
untuk analisis cluster. Adapun kriterianya yaitu: tidak mengkilap
diberi tanda skor 1, sedang diberi tanda skor 2, mengkilap diberi tanda
skor 3 (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2015).
30
3.6 Analisis Data
Data hasil pengamatan karakter morfologi yang diperoleh dianalisis
dengan dua cara:
a. Analisis secara diskripsi untuk menggambarkan karakter yang diperoleh dari
masing-masing aksesi.
b. Persentase kemiripan diuji menggunakan analisis cluster dengan program
NTSys 2.02 berdasarkan data skoring dari masing-masing karakter.
top related