hubungan edukasi gema cermat terhadap … · hubungan edukasi gema cermat terhadap pengetahuan...
Post on 15-Nov-2020
27 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN EDUKASI GEMA CERMAT TERHADAP
PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
PENGGUNAAN OBAT-OBAT DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ARIODILLAH
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Kesehatan
Oleh :
ADHITYA PURWANTO
NIM : PO.71.39.0.16.040
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN EDUKASI GEMA CERMAT TERHADAP
PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
PENGGUNAAN OBAT-OBAT DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ARIODILLAH
ADHITYA PURWANTO
PO. 71.39.0.16.040
Disetujui Oleh :
Pembimbing Pembimbing Pendamping
Dra Sarmalina Simamora, Apt. M.Kes M.Taswin,S.Si,Apt,MM,M.Kes NIP. 196312131994032003 NIP. 19680301201121001
Mengetahui
Ketua Jurusan Farmasi
Mindawarnis S.Si,Apt.M.Kes
NIP. 197206062001122002
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2019
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN EDUKASI GEMA CERMAT TERHADAP
PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
PENGGUNAAN OBAT-OBAT DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ARIODILLAH
ADHITYA PURWANTO
PO. 71.39.0.16.040
TELAH DIUJI DAN DIPERTAHANKAN PADA UJIAN AKHIR
PROGRAM POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN FARMASI TAHUN
AKADEMIK 2018/2019 PADA HARI SELASA, TANGGAL 09
JULI 2019 DAN DISETUJUI OLEH :
KETUA PENGUJI
Dra.Sarmalina Simamora,Apt.M.Kes
NIP. 197206062001122002
PENGUJI 1 PENGUJI II
M.Taswin,S.Si,Apt,MM,M.Kes Mindawarnis S.Si,Apt.M.Kes NIP. 19680301201121001 NIP. 197206062001122002
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2019
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan
dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
Allah SWT, karena hanya atas izin dan karunia-Nya lah sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak
terhingga pada Allah penguasa alam yang telah meridhoi dan mengabulkan segala
do’a agar dimudahkan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Ayah dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun
materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata
seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusyuk selain do’a yang
terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk
membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan cinta ku
untuk kalian ayah dan ibuku.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama
ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan
mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai
harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu
dosen, jasa kalian akan selalu dikenang di hati.
Saudara saya, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum
dan do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian adalah memberikan kobaran
semangat yang menggebu, terimakasih dan sayang ku untuk kalian.
Sahabat dan Teman tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan
kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa,
tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama menghadapi tantangan-tantangan
dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Dengan
perjuangan dan kebersamaan kita bisa menyelesaikan semua ini bersama.
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan karya tulis ilmiah ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya
sayangi. Dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.
BIODATA
Nama : Adhitya Purwanto
Panggilan : Adhit
Tempat Tanggal Lahir : Prabumulih, 27 Maret 1998
Alamat :RT 10 RW 01 Kel. Gelumbang kec.
Gelumbang Kab. Muara Enim
Agama : Islam
Nama Orang Tua :
a. Ayah : Budi Purwanto
b. Ibu : Rina Agustina
No.Hp : 0853-8243-9246
Jumlah Saudara : 1
Anak ke : 1 (Pertama)
Riwayat Pendidikan :1. TK Al-Azhar Muara Enim
2. SD Negeri 2 Gelumbang
3. SMP Negeri 1 Gelumbang
4. SMA Negeri 1 Indralaya Utara
5. Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan
Farmasi
i
ABSTRAK
Latar Belakang : Pemahaman masyarakat yang kurang tentang penggunaan obat
secara rasional berupa penggunaan berlebihan, penggunaan yang kurang dari
seharusnya, kesalahan dalam penggunaan resep atau tanpa resep, polifarmasi dan
swamedikasi yang tidak tepat. Rencana pemerintah untuk mengurangi dampak
penggunaan obat secara berlebihan dengan di canangkannya program Gema
Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) yaitu penyebaran
edukasi/pengetahuan informasi tentang penggunaan obat secara benar dan rasional
dengan lima indikator utama. Cara memilih obat, cara mendapatkan obat, cara
menggunakan obat, cara menyimpan obat dan cara membuang obat. Tujuan dari
penelitian ini untuk melihat hubungan edukasi Gema Cermat terhadap
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wiliyah kerja
puskesmas Ariodillah.
Metode : Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan pendekatan
cross sectional, penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ariodillah pada bulan
Maret sampai Juni 2019. Data di uji menggunakan metode Chi Square dengan
analisi cross tab menggunakan aplikasi analisa statistik.
Hasil : Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Assymp sig pearson’s chi square
sebesar 0,013 yang menunjukkan bahwa Ho < 0,05 berarti Ho di tolak yang
artinya ada hubungan antara edukasi Gema Cermat terhadap pengetahuan
tentangg penggunaan obat-obat di wilayah kerja puskesmas Ariodillah secara
signifikan.
Kesimpulan : Edukasi Gema Cermat berhubungan secara signifikan terhadap
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wilayah kerja
Puskesmas Ariodillah.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Edukasi Gema
Cermat Terhdap Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Obat-obat
di Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah” sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk
menyampaikan terima kasih dan kepada pihak yang telah memberikan motivasi
dalam rangka menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Sarmalina Simamora, Apt., M.Kes selaku pembimbing dalam
penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi hingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Mindawarnis,S.Si,Apt,M.Kes selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Palembang.
3. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan
Farmasi.
4. Kedua Orang Tua yang selalu berdoa untuk penulis, memberikan motivasi,
dukungan moril dan material.
5. Teman seangkatan dan semua pihak yang telah banyak membantu yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan.
Palembang, Juli 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
BIODATA
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan obat ................................... 5
1. Definisi Gema Cermat ........................................................................ 5
2. Tujuan Program Gema Cermat ........................................................... 5
3. Bentuk Kegiatan Program Gema Cermat ........................................... 5
B. Edukasi ................................................................................................... 14
1. Definisi Edukasi.................................................................................. 14
2.Tujuan Edukasi .................................................................................... 15
3. Sasaran Edukasi .................................................................................. 15
C. Penggunaan Obat Rasional ..................................................................... 16
1. Definisi Penggunaan Obat Rasional ................................................... 16
2. Definisi Penggunaan Obat Rasional Dalam Praktek .......................... 16
3. Tujuan ................................................................................................. 17
4. Dampak Ketidakrasionalan Penggunaan Obat ................................... 17
D. Puskesmas ............................................................................................... 20
1. Definisi ............................................................................................... 20
2. Fungsi ................................................................................................. 20
E. Promosi Kesehatan Puskesmas ............................................................... 21
F. Kerangka Teori ....................................................................................... 24
G. Hipotesis ................................................................................................. 25
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 26
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 26
1. Populasi .............................................................................................. 26
2. Sampel ................................................................................................ 26
3. Kriteria Inklusi .................................................................................... 27
D. Cara Pengumpulan Data ......................................................................... 27
E. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 27
F. Variabel Penelitian.................................................................................. 28
G. Definisi Operasional ............................................................................... 28
H. Kerangka Operasional ............................................................................ 30
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ........................................................................................................ 33
B. Pembahasan ............................................................................................ 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 43
B. Saran ....................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45
LAMPIRAN .................................................................................................... 46
BIODATA ....................................................................................................... 64
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi identitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
berdasarkan kelompok umur .............................................................. 34
2. Distribusi identitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
berdasarkan kelompok jenis kelamin.................................................34
3. Distribusi Identitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
berdasarkan pendidikan tertinggi. ....................................................... 34
4. Distribusi responden yang telah/belum mendapatkan/mengetahui edukasi
program Gema Cermat di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah ......... 34
5. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang penggunaan obat
setelah edukasi Gema Cermat ............................................................. 35
6. Distribusi responden yang memiliki pengetahuan baik dan kurang baik di
wilayah kerja Puskesmas Ariodillah ................................................... 35
7. Hasil uji Chi Square kelompok pengetahuan masyarakat yang mengetahui
dan tidak mengetahui edukasi Gema Cermat ...................................... 36
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Izin Penelitian Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palembang .. 48
2. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palembang ..................... 49
3. Surat Keterangan Selesai Penelitian .................................................... 50
4. Distribusi Jawaban Kuisioner .............................................................. 51
5. Hasil Data Output Jawaban Kuisioner ................................................. 52
6. Kuisioner Penelitian............................................................................. 56
7. Foto Kegiatan....................................................................................... 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gema Cermat merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat
melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran,
pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan
benar. (Menkes RI , 2017). Apabila obat digunakan secara benar, dapat sangat
membantu masyarakat dalam pengobatan secara aman dan efektif. Namun
kenyataannya seringkali pengobatan menjadi merugikan masyarakat karena tidak
disertai pemahaman mengenai teknik penggunaan yang tepat dan waktu penggunaan
yang tepat (Tjay, 2002). Masalah penggunaan obat pada masyarakat di antaranya
adalah ketidakseimbangan informasi antara tenaga kesehatan dan pasien sehingga
pasien cenderung pasrah dan tidak tahu tentang obat yang diresepkan oleh dokter. Hal
ini dapat memicu ketidakpatuhan terhadap aturan pakai obat sehingga tujuan
pengobatan tidak tercapai.(Sunaryo dalam buletin infarkes, 2016). Penggunaan obat
di sarana pelayanan kesehatan umumnya belum rasional. Penggunaan obat yang tidak
tepat ini dapat berupa penggunaan berlebihan, penggunaan yang kurang dari
seharusnya, kesalahan dalam penggunaan resep atau tanpa resep, polifarmasi dan
swamedikasi yang tidak tepat (WHO, 2010).
2
Menurut data World Health Organization, sekitar 50% dari seluruh
penggunaan obat tidak tepat dalam peresepan dan sekitar 50% lainnya tidak
digunakan secara tepat oleh pasien. Ketidakpahaman masyarakat dalam
penggunaan obat merupakan salah satu penyebab kegagalan pengobatan (Aurelia,
2013). Hasil data menunjukkan bahwa 35,2% rumah tangga menyimpan obat
untuk swamedikasi. Dari 35,2% rumah tangga yang menyimpan obat, 35,7% di
antaranya menyimpan obat keras, dan 27,8% diantaranya 86,1% antibiotik
tersebut diperoleh tanpa resep.Persepsi yang salah pada masyarakat dan
banyaknya masyarakat yang membeli antibiotik secara bebas tanpa resep dokter
memicu terjadinya masalah resistensi antibiotik (Riskesdas, 2013).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang farmasi yang pesat
dan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat, maka dari itu perlu dilakukan
edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam menggunakan obat secara benar
(Kemenkes RI, 2017). Direktorat Pelayanan Kefarmasian Ditjen Farmalkes
melakukan sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat atau yang
dikenal dengan Gema Cermat yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar,
meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyakarat dalam memilih
dan menggunakan obat secara benar, dan meningkatkan penggunaan obat secara
rasional termasuk antibiotik. Ada empat strategi dalam mencapai sasaran
pelaksanaan Gema Cermat di tahun 2016. Pertama, regulasi dan advokasi yaitu
dengan membuat penyusunan pedoman pelaksanaan Gema Cermat, membuat
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknik pelaksanaan Gema Cermat bagi kader
3
Agent Of Change (AoC), penyebaran buku saku penggolongan dan penggunaan
obat, serta penyebaran modul pelatihan memilih obat. Kedua, edukasi dan
pemberdayaan masyakarat (Ardiyani, 2016).
Dalam hal ini salah satu kegiatan pemerintah untuk mengurangi dampak
penggunaan obat secara berlebihan yaitu dengan di canangkannya program Gema
Cermat yaitu penyebaran informasi tentang penggunaan obat secara benar dan
rasional. Pemerintah telah memilih Agent of Change (AoC) Gema Cermat yang
berperan memberikan edukasi mengenai Gema Cermat kepada masyarakat yang
tersebar di Puskesmas, Dinas Kesehatan dan instansi kesehatan lainnya.
Puskesmas merupakan sarana kesehatan pertama bagi masyarakat. Salah satu
Puskesmas yang mempunyai Agent of Change (AoC) Gema Cermat yang aktif
ialah Puskesmas Ariodillah yang sudah banyak melakukan kegiatan penyuluhan
Gema Cermat. Oleh karena itu, penulis ingin mengidentifikasi seberapa besar
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang obat setelah edukasi Gema Cermat
di Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Penyuluhan Program Gema Cermat telah di dapatkan oleh seluruh
masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah Palembang?
2. Bagaimana Pengetahuan Masyarakat terhadap penggunaan obat?
4
3. Adakah Hubungan Edukasi Program Gema Cermat Terhadap Pengetahuan
Masyarakat Tentang Penggunaan Obat di Wilayah Kerja Puskesmas
Ariodillah Palembang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk Menganalisis Hubungan
Edukasi Gema Cermat Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan
Obat-obat di Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
belum dan telah mengetahui tentang Gema Cermat.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat
D. Manfaat Penelitian
1. Masukkan untuk puskesmas meningkatkan dan melakukan evaluasi program
kerja edukasi Gema Cermat.
2. Masukkan bagi Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kebijakan program
kerja
3. Sebagai referensi bagi penelitian lebih lanjut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat
1. Definisi
Gerakan ini merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui
rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman
dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar
(Menkes RI, 2017).
2. Tujuan Program Gema Cermat
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/427/2015. Tujuan Program Gema Cermat adalah :
a. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penggunaan obat secara tepat dan benar.
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih, mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan memusnahkan obat secara tepat dan benar.
c. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
3. Bentuk Kegiatan Program Gema Cermat
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/427/2015. Dalam buku panduan Gema Cermat kegiatan Gema
6
Cermat yaitu penyebaran informasi tentang Penggunaan Obat secara Benar dan
Rasional dalam Memilih Obat meliputi :
a. Cara Memilih Obat
Obat merupakan produk yang diperlukan untuk pemeliharaan dan meningkatkan
kesehatan, namun jika penggunaannya salah, tidak tepat, tidak sesuai dengan takaran
dan indikasinya akan membahayakan.
Hal yang harus diingat dalam pemilihan obat:
1) Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan yang pernah dialami terhadap obat
tertentu.
2) Wanita dalam kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil, karena beberapa
obat dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan cacat pada bayi.
3) Wanita yang sedang menyusui, sebab beberapa obat dapat masuk ke dalam air
susu ibu dan menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada bayi.
4) Diet yang sedang dilakukan misalnya minum obat diet, atau diet rendah garam,
atau diet rendah gula, mengingat selain mengandung bahan berkhasiat obat juga
mengandung bahan tambahan lain seperti pemanis.
5) Sedang minum obat lain. (Depkes RI, 2008)
b. Cara Mendapatkan Obat
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, masyarakat dapat
mendapatkan obat di fasilitas pelayanan kefarmasian yaitu:
1) Apotek
7
Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.
2) Instalasi Rumah Sakit
Unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit.
3) Klinik
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialitik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh
seorang tenaga medis.
4) Toko Obat
Sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat
bebas terbatas untuk di jual secara eceran
Pada waktu menerima obat dari petugas kesehatan di Rumah Sakit,
Puskesmas, Apotek atau Toko Obat, diwajibkan melakukan pemeriksaan fisik
obat dan mutu obat yang meliputi (Depkes RI, 2008) :
1) Jenis Obat
a) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang di jual bebas di pasaran dan dapat di beli tanpa
resep dokter.
8
b) Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih bisa di jual atau di beli bebas tanpa resep dokter, namun penggunaannya
harus memperhatikan informasi yang menyertai obat dalam kemasan.
c) Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat di beli di apotek dengan resep dokter
d) Obat Narkotik
Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kimia yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
e) Psikotropik
Obat bukan golongan narkotik yang berkhasiat mempengaruhi susunan syaraf
pusat. Obat ini menyebabkan perubahan khas. Obat golongan ini hanya di jual
dengan rese dokter.
2) Kemasan Obat
Pada Umumnya informasi obat yang di cantumkan adalah
9
a) Nama Obat
Contoh : Nama Dagang : Panadol.
Nama Zat : Parasetamol/Acetaminophen
b) Komposisi Obat
Informasi tentang zat aktif yang terkandung di dalam suatu obat dapat merupakan
zat tunggal atau kombinasi dari berbagai macam zat aktif dan bahan tambahan
lain.
c) Indikasi
Informasi mengenai khasiat obat untuk suatu penyakit
d) Aturan Pakai
Informasi mengenai cara penggunaan obat yang meliputi waktu dan berapa kali
obat tersebut di gunakan.
e) Peringatan dan Perhatian
Tanda peringatan yang harus di perhatikan pada setiap kemasan obat bebas
terbatas.
f) Tanggal daluarsa
Tanggal yang menunjukkan berakhirnya masa kerja obat
g) Nama Produsen
Nama industri Farmasi yang memproduksi obat
h) Nomor Batch/lot
Nomor penandaan distribusi yang di keluarkan oleh Industri Farmasi
i) Harga Eceran Tertinggi
10
Harga jual obat tertinggi yang di perbolehkan pemerintah
j) Nomor Registrasi
Merupakan tanda ijin edar sah yang di berikan oleh pemerintah
3) Kadaluarsa Obat
Waktu kadaluarsa obat merupakan batas waktu ketika produk farmasi tidak lagi
dalam kondisi yang dapat di terima efektivitasnya. Umur simpan obat di tentukan
oleh waktu pemecahan zat aktif atau resiko kontaminasi. Tidak semua obat rusak
pada tingkat yang sama (NHS, 2013)
c. Cara Menggunakan Obat
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu, dan
dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa, mencegah
penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan (Depkes RI, 2008). Informasi
penggunaan obat bagi pasien dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Informasi umum cara penggunaan obat
a) Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau brosur
b) Waktu minum obat, sesuai dengan waktu yang di anjurkan:
c) Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus di patuhi
d) Minum obat sampai habis, berarti obat harus diminum sampai habis, biasanya
antibiotika.
e) Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak di maksudkan untuk
penggunaan secara terus-menerus.
11
f) Hentikan penggunaan obat apabila tidak memberikan manfaat atau menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga kesehatan terdekat.
g) Sebaiknya tidak mencampur bebagai jenis obat dalam satu wadah.
h) Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah obat karena pada etiket tersebut
tercantum cara penggunaan obat dan informasi lain yang penting.
i) Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum obat, demikian juga periksalah
tanggal kadaluarsa.
j) Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.
k) Tanyakan pada apoteker di Apotek atau petugas kesehatan di poskesdes untuk
mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap.
d. Cara Menyimpan Obat
1. Cara Menyimpan Obat secara umum(Depkes, 2008):
a) Jauhkan dari jangkauan anak-anak
b) Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat
c) Simpan obat di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung atau
ikuti aturan yang tertera pada kemasan
d) Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena suhu
yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat dan jangan simpan
obat yang telah kadaluarsa
2. Cara menyimpan obat berdasarkan bentuk sediaan :
a) Tablet dan Kapsul
12
Tablet dan kapsul disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk,
terlindung dari cahaya. Jangan menyimpan tablet atau kapsul di tempat panas dan
atau lembab (Depkes RI, 1979)
b) Sediaan obat cair
Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalan lemari pendingin (freezer) agar
tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat (Depkes RI, 2008).
c) Sediaan obat krim
Disimpan dalam wadah tertutup baik atau tube, di tempat sejuk (Depkes RI,
1979)
d) Sediaan obat vagina dan ovula
Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan suppositoria) disimpan di lemari
es karena dalam suhu kamar akan mencair (Depkes RI, 2008)
e) Sediaan aerosol/spray
Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempuntai suhu tinggi karena
dapat menyebabkan ledakan (Depkes RI, 2008).
Klasifikasi suhu penyimpanan obat berdasarkan ruangan penyimpanan obat(FI,
1995).
a) Dingin
Suhu dingin adalah suhu ≤ 80C. Disimpan didalam lemari pendingin.
b) Sejuk
Suhu sejuk adalah 80C-15
0C di dalam lemari pendingin.
13
c) Suhu kamar
Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu
yang di atur 150C-30
0C.
d) Hangat
Disimpan pada suhu 300C-40
0C
e) Panas
Disimpan pada suhu > 400C
e. Cara Membuang Obat
Menurut Depkes RI (2008), cara membuang obat sebagai berikut:
1. Hancurkan obat dan timbun di dalam tanah untuk obat-obat padat (tablet, kapsul
dan suppositoria)
2. Untuk sediaan cair (sirup, suspensi dan emulsi), encerkan sediaan dan campur
dengan bahan yang tidak akan dimakan seperti tanah atau pasir. Buang bersama
dengan sampah lain.
3. Terlebih dahulu lepaskan etiket obat dan tutup botol kemudian di buang
ditempat, hal ini untuk menghindari penyalahgunaan bekas wadah obat.
4. Untuk kemasan box, dus dan tube terlebih dahulu digunting baru di buang
14
B. Edukasi
1. Definisi
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan (Notoadmojo, 2003). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu
tentang nilai kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2002). Pendidikan merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sudah semestinya usaha
dalam menumbuh kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu
terus di upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat dicapai secara
optimal. Pendidikan memiliki arti penting bagi individu, pendidikan lebih jauh
memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa.
Dalam konteks relasi sosial, khususnya dalam relasi antara masyarakat yang
membutuhkan pendidikan pada tingkat dan jenjang tertentu melalui pendidikan
formal dan pemerintah sebagai penyedia kebutuhan itu terdapat semacam muatan
yang menjadi pengikat dalam relasi itu. Hubungan antara masyarakat dan pemerintah
dengan salah satu muatannya adalah kebutuhan atas pendidikan dipahami dalam
konteks organisasi, keberadaannya dapat dilihat dari sudut pandang muatan dalam
jaringan sosial dalam suatu organisasi sosial (Agusyanto, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan terkait pentingnya edukasi
atau pendidikan itu sendiri dalam penelitian ini dalam merencanakan, memantau,
mengaplikasikan metode, mendeskripdsikan, dan mengevaluasi hasil terhadap
15
pengetahuan akan teknik dan metode apa saja yang diketahui oleh para responden
penelitian yakni khususnya para pengunjung lembaga penyedia layanan kesehatan.
Pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai pemberian informasi, instruksi, atau
peningkatan pemahaman terkait kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat meliputi jenis
pendidikan terkait potensial kesehatan dan bagaimana potensial kesehatan dapat
tercapai atau terkait bagaimana menghindari masalah penyakit tertentu (Carr et al,
2014).
2. Tujuan Edukasi
Tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
tahun 1992 maupun WHO yakni: “meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial, pendidikan kesehatan
disemua program kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat pelayanan kesehatan maupun program kesehatan
lainnya. Pendidikan kesehatan sangat berpengaruh untuk meningkatkan derajat
kesehatan seseorang dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
melakukan upaya kesehatan itu sendiri.
3. Sasaran Edukasi
Mubarak et al tahun 2009 mengemukakan bahwa sasaran pendidikan
kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu:
16
1) Sasaran primer (Primary Target), sasaran langsung pada masyarakat segala
upaya pendidikan atau promosi kesehatan.
2) Sasaran sekunder (Secondary Target), sasaran para tokoh masyarakat adat,
diharapkan kelompok ini pada umumnya akan memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakat disekitarnya.
3) Sasaran Tersier (Tersiery Target), sasaran pada pembuat keputusan atau
penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, diharapkan
dengan keputusan dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku
kelompok sasaran sekunder yang kemudian pada kelompok primer.
C. Penggunaan Obat Rasional
1. Definisi Penggunaan Obat Rasional
Pengobatan sendiri sering dilakukan oleh masyarakat. Dalam pengobatan sendiri
sebaiknya mengikuti persyaratan penggunaan obat rasional. Materi ini akan
membahas pengertian dan batasan pengobatan rasional. Penggunaan obat dikatakan
rasional bila (WHO 1985) bila pasien menerima obat yang sesuai dengan
kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan dengan harga yang paling
murah untuk pasien dan masyarakat.
2. Definisi Penggunaan Obat Rasional Dalam Praktek
WHO memperkirakan bahwa lebih dari separuh dari seluruh obat di dunia
diresepkan, diberikan dan dijual dengan cara yang tidak tepat dan separuh dari pasien
menggunakan obat secara tidak tepat.
17
3. Tujuan
Untuk menjamin pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan
kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dengan harga yang terjangkau.
4. Dampak Ketidakrasionalan Penggunaan Obat
a) Dampak pada mutu pengobatan dan pelayanan
Salah satu dampak penggunaan obat yang tidak rasional adalah peningkatan angka
morbiditas dan mortalitas penyakit. Sebagai contoh, penderita diare akut non spesifik
umumnya mendapatkan antibiotika dan injeksi, sementara pemberian oralit (yang
lebih dianjurkan) umumnya kurang banyak dilakukan. Padahal diketahui bahwa
resiko terjadinya dehidrasi pada anak yang diare dapat membahayakan keselamatan
jiwa anak yang bersangkutan. Hal yang sama juga terjadi pada penderita ISPA non
pneumonia pada anak yang umumnya mendapatkan antibiotika yang usia lanjut. Pada
kelompok umur ini kejadian efek samping dialami oleh 1 di antara 6 penderita usia
lanjut yang dirawat di rumah sakit.Terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotika
merupakan salah satu akibat dari pemakaian antibiotika yang berlebih
(overprescribing), kurang (underprescribing), maupun pemberian pada kondisi yang
bukan merupakan indikasi (misalnya infeksi yang disebabkan oleh virus).
18
b) Dampak Terhadap Mutu Kesediaan Obat
Sebagian besar dokter masih cenderung meresepkan antibiotika untuk keluhan
batuk dan pilek. Akibatnya kebutuhan antibiotika menjadi sangat tinggi, padahal
diketahui bahwa sebagian besar batuk pilek disebabkan oleh virus dan antibiotika
tidak diperlukan. Dari praktek pengobatan tersebut tidaklah mengherankan apabila
yang umumnya dikeluhkan oleh Puskesmas adalah tidak cukupnya ketersediaan
antibiotik. Akibatnya jika suatu saat ditemukan pasien yang benar-benar menderita
infeksi bakteri, antibiotik yang dibutuhkan sudah tidak tersedia lagi. Yang terjadi
selanjutnya adalah pasien terpaksa diberikan antibiotik lain yang bukan pilihan utama
obat pilihan (drug of choice) dari infeksi tersebut.
Di sini terdapat 2 masalah utama:
1) seolah-olah mutu ketersediaan obat sangat jauh dari memadai. Padahal yang
terjadi adalah antibiotik telah dibagi rata ke semua pasien yang sebenarnya tidak
memerlukan.
2) dengan mengganti jenis antibiotik akan berdampak pada tidak sembuhnya pasien
(karena antibiotik yang diberikan mungkin tidak memiliki spektrum antibakteri
untuk penyakit tersebut, misalnya pneumonia diberi metronidazol). Atau
penyakit menjadi lebih parah dan pasien kemudianmeninggal.Ketidakrasionalan
pemberian obat oleh dokter juga sering memberi pengaruh buruk bagi pasien
maupun masyarakat. Pengaruh buruk ini dapat berupa ketergantungan terhadap
19
intervensi obat maupun persepsi yang keliru terhadap pengobatan. Beberapa
contoh berikut mungkin banyak dijumpai dalam praktek sehari-hari: Kebiasaan
dokter atau petugas kesehatan untuk memberikan injeksi kepada pasien. Jika
tujuannya adalah untuk memuaskan pasien, maka hal ini harus dikaji ulang
secara mendalam karena pemberian obat per injeksi selalu memberikan resiko
yang lebih besar dibandingkan per oral. Resiko ini semakin besar apabila cara
pemberian obat per injeksi tidak lege artis (misalnya menggunakan satu jarum
untuk beberapa/banyak pasien). Dampak berikutnya adalah tertanamnya
keyakinan pada masyarakat bahwa injeksi adalah bentuk pengobatan yang paling
baik, karena selalu dianjurkan atau ditawarkan oleh dokter atau petugas.
c) Dampak Injeksi
Pemberian substitusi terapi pada diare. Dengan memasyarakatnya penanganan
diare di rumah tangga, petugas kesehatan seolah dihinggapi keengganan (keraguan)
untuk tetap memberikan Oralit tanpa disertai obat lain pada pasien dengan diare akut
non spesifik. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila sebagian besar penderita
diare akut non spesifi k masih saja mendapat injeksi maupun antibiotik, yang
sebenarnya tidak diperlukan. Sementara Oralit yang menjadi terapi utama justru
sering tidak diberikan. Memberikan roboransia pada anak dengan dalih untuk
merangsang nafsu makan sangatlah keliru apabila tidak disertai upaya untuk
memotivasi orang tua agar memberikan makanan yang bergizi, apalagi pada saat anak
sakit.
20
D. Puskesmas
1. Definisi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75, 2014).
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah.
kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
21
g. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.(Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
E. Promosi Kesehatan Puskesmas
1. Definisi
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri mereka sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber dari
masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. (Kepmenkes No.585 Tahun 2007).
Berdasarkan Buku Panduan Promosi Kesehatan di Puskesmas 2011, strategi
promosi kesehatan meliputi:
1. Pemberdayaan
Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan
bagian yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak.
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau
kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari
22
tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan
(aspek practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan
adanya (a) pemberdayaan individu, (b) pemberdayaan keluarga dan (c) pemberdayaan
kelompok/masyarakat.
2. Bina Suasana
Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di
mana pun ia berada (keluarga di rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/
karyawan, orang-orang yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama
dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku
tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pemberdayaan, khususnya dalam
upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina
suasana.
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokohtokoh masyarakat (formal dan informal)
yang umumnya berperan sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu
kebijakan (norma) atau penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam
masyarakat dan media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana
23
kondusif, opini publik dan dorongan (pressure) bagi masyarakat. Advokasi
merupakan upaya untuk menyukseskan bina suasana dan pemberdayaan secara
umum.
4. Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina suasana
dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan. Dengan
demikian kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi
pemerintah yang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh
masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan pada tiga
prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c) saling menguntungkan.
24
F. KERANGKA TEORI
Ket :
= Mencakup
= Mempengaruhi
PROGRAM PEMERINTAH INDONESIA
Kementrian Kesehatan
Gerakan Masyarakat
Cerdas Menggunakan
Obat
Cara memilih
obat
Cara menggunakan
obat
Cara
menyimpan
obat
Cara
mendapatkan
obat
Cara
membuang
obat
Pengetahuan
Sumber:
1. Buku Panduan Gema Cermat Tahun 2017
Edukasi
25
G. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan edukasi program Gema Cermat terhadap
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wilayah
kerja Puskesmas Ariodillah.
Hi : Ada hubungan edukasi program Gema Cermat terhadap pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wilayah kerja puskesmas
Ariodillah
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan pendekatan analitik
cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali
untuk melihat hubungan edukasi program gema cermat terhadap pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019 di Posyandu wilayah
kerja Ariodillah
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Belum diketahui jumlah ibu rumah tangga yang terdaftar di posyandu
puskesmas ariodillah, sehingga untuk menghitung populasi digunakan
perkiraan jumlah Kartu Keluarga (KK) yaitu ± 4639 KK. Dan belum tentu
seluruh KK menjadi peserta di posyandu.
2. Sampel
Berdasarkan perkiraan KK pada populasi maka digunakan rumus Slovin
untuk derajat kepercayaan yang di pilih sebesar 10%, jadi jumlah minimal
sampel yang di ambil sebanyak 100 orang dari seluruh posyandu.
27
3. Kriteria Inklusi
a. Responden yang bukan Tenaga Kesehatan
b. Responden bersedia mengisi kuesioner
c. Responden bukan kerabat dari Agent of Change (AOC)
D. Cara Pengumpulan Data
1. Penulis mendata masyarakat yang dijadikan sampel kemudian mendatangi
masyarakat yang terdata sesuai kriteria.
2. Penulis meminta ketersediaan masyarakat untuk menjadi responden penelitian
dengan memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian.
3. Penulis memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner.
4. Penulis menunggu responden selesai mengisi lembar kuesioner dan apabila
responden mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan maka
dijelaskan kembali oleh penulis.
5. Setelah selesai maka kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti dan
diperiksa kelengkapannya.
E. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
kuesioner, alat tulis, alat perekam.
28
F. Variabel Penelitian
Variabel Independent : Edukasi Gema Cermat
Variabel Dependent : Pengetahuan Masyarakat
G. Definisi Operasional
1. Edukasi Program Gema Cermat
Definisi :Upaya dalam pemberian pembelajaran tentang
menggunakan obat secara tepat dan benar yang dilakukan
oleh AOC puskesmas Ariodillah ke masyarakat dengan
cara disampaikan secara lisan saat ada kegiatan posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah.
Alat ukur : Analisis Deskriptif dengan nilai modus
Cara ukur : Self Assesment
Hasil ukur
a. Efektif : Responden memiliki nilai terbanyak ≥ 60
b. Tidak Efektif : Responden memiliki nilai terbanyak < 60
\
29
2. Pengetahuan
Definisi :Pengetahuan masyarakat tentang menggunakan obat
dengan baik dan tepat yang di ukur melalui pertanyaan-
pertanyaan yang di ajukan yang terkait dengan indikator.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Self Assesment dengan 10 pertanyaan pilihan ganda.
Hasil ukur
Baik :Pengetahuan dengan kategori baik jika nilainya > 50
Kurang Baik :Pengetahuan dengan kategori kurang baik jika nilainya ≤50
(Budiman dan Riyanto, 2013)
30
H. Kerangka Operasional
Masyarakat
Kuesioner
Program Gema Cermat
Sudah
Belum
Ada
Hubungan
Tidak Ada
Hubungan
Pengetahuan
Baik
Pengetahuan
Kurang Baik
Pengetahuan
Baik
Pengetahuan
Kurang Baik
31
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel kemudian di analisis
dengan
menggunakan cross tab yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara kedua variabel. Analisa data menggunakan program SPSS versi 24 for
windows.
Pengambilan keputusan
Jika nilai sig > 0,05, Ho diterima
Jika nilai sig < 0,05, Ho ditolak
Edukasi Gema
Cermat
Pengetahuan Total
Baik Kurang Baik
Ya a b a + b
Tidak c d c + d
Total a + c b + d N
a = Nilai Observasi Sudah Mendapatkan /Mengetahui Edukasi Program
Gema Cermat dan Pengetahuan Baik
b = Nilai Observasi Sudah Mendapatkan /Mengetahui Edukasi Program Gema
Cermat dan Pengetahuan Kurang Baik
c = Nilai Observasi Belum Mendapatkan /Mengetahui Edukasi Program
Gema Cermat dan Pengetahuan Baik
d = Nilai Observasi Belum Mendapatkan /Mengetahui Edukasi Program
Gema Cermat dan Pengetahuan Kurang Baik
32
Cara Perhitungan Dasar :
x2=
O = Nilai Observasi
E = Nilai Harapan
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Juni 2019 dimulai
dengan mencari informasi tentang Agent Of Change terpilih yang bekerja pada
puskesmas yang ada di wilayah kota Palembang. Terdapat dua Puskesmas yang
Apotekernya tergabung dalam anggota Agent Of Change di wilayah kota
Palembang antara lain Puskesmas Sekip dan Puskesmas Ariodillah. Berdasarkan
informasi didapatkan langsung dari masing-masing Puskesmas, hanya Puskesmas
Ariodillah secara aktif sudah melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi
mengenai program Gema Cermat kepada masyarakat baik secara lisan, tulisan
dan tindakan. Terkhusus bagi masyarakat yang melakukan kunjungan ke
puskesmas dan posyandu-posyandu.
1. Identifikasi responden
Tabel 1. Distribusi identitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
berdasarkan kelompok umur.
Kelompok Umur Jumlah %
18-30 10 10%
31-40 24 24%
41-50 40 40%
51-65 26 26%
Total 100 100%
34
Tabel 2. Distribusi identitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 13 13%
Perempuan 87 87%
Tabel 3. Distribusi Identitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
berdasarkan pendidikan tertinggi.
Kelompok Pendidikan Terakhir Jumlah %
SD 1 1%
SMP 10 10%
SMA 75 75%
D3 3 3%
S1 11 11%
Total 100 100%
2. Edukasi Gema Cermat
Program Gema Cermat telah di edukasi di wilayah kerja Puskesmas
Ariodillah.
Tabel 4. Distribusi responden yang telah/belum mendapatkan/mengetahui edukasi
program Gema Cermat di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah.
Program Gema Cermat Jumlah %
Telah mendapatkan/mengetahui edukasi 69 69%
Belum mendapatkan/mengetahui edukasi 31 31%
Total 100 100%
35
Berdasarkan tabel 4, terdapat 69 (69%) responden yang telah
mendapatkan/mengetahui edukasi tentang program Gema Cermat yang di lakukan
oleh Puskesmas di posyandu-posyandu baik secara lisan, tulisan ataupun tindakan
Tabel 5. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang penggunaan obat
setelah edukasi Gema Cermat
No Nilai Pengetahuan N
1. < 60 39
2. ≥60 61
Sesuai dengan hasil ukur, bahwa bila ≥ 60 responden mencapai nilai benar
pada jawaban kuisioner, maka edukasi Gema Cermat yang dilakukan dianggap
efektif.
Terdapat 21 responden yang menjawab seluruh pertanyaan dengan benar
dalam kuisioner dan terdapat 5 orang responden yang hanya dapat menjawab 2
soal dengan benar, hasil selengkapnya dapat d lihat pada lampiran 4.
3. Pengetahuan
Tabel 6. Distribusi responden yang memiliki pengetahuan baik dan kurang baik di
wilayah kerja Puskesmas Ariodillah.
Pengetahuan Jumlah %
Baik 61 61%
Kurang Baik 39 39%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 6, terdapat 61 (61%) responden yang pengetahuan
tentang Gema Cermat di nilai baik.
36
4. Hubungan Edukasi Gema Cermat terhadap pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan obat-obat
Anilisis crosstab bertujuan untuk mengetahui hubungan edukasi yang
diberikan terhadap pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat di
wilayah kerja Puskesmas Ariodillah. Hasil analisis dilakukan dengan dengan
menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
Tabel 7. Hasil uji Chi Square kelompok pengetahuan masyarakat yang mengikuti
dan belum mengikuti edukasi Gema Cermat
Edukasi Gema Cermat
Pengetahuan
Total Assymp
sig.
Odd
Ratio
CI
95% Baik Kurang
Baik
Mengetahui/mendapatkan 52 17 69
0,013 2,975 1,236-
7,158
Tidak
Mengetahui/mendapatkan 9 22 31
Total 61 39 100
Berdasarkan tabel hasil analisis yang dilakukan dengan uji Chi Square
didapatkan hasil Assymp Sig = 0,013 (Sig < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ada Hubungan Edukasi Gema Cermat Terhadap Pengetahuan
Masyarakat Tentang Penggunaan Obat-Obat di Wilayah Kerja Puskesmas
Ariodillah. Dengan Odd Ratio 2,975 atau program Gema Cermat 2,975 kali
mempengaruhi pengetahuan, tingkat kepercayaan yang di pakai sebesar 95%.
B. Pembahasan
1. Identitas Responden
Dalam penelitian ini diambil responden yang terdaftar di puskesmas
ariodillah dalam 100 sampel yang di ambil seluruhnya telah terdaftar di
puskesmas Arriodillah. masyarakat yang datang ke posyandu-posyandu di
37
wilayah kerja Puskesmas Ariodillah yang berjumlah 11 posyandu di bagi atas dua
kelurahan yaitu Kelurahan Sungai Pangeran dan Kelurahan 20 Ilir. Pada
umumnya masyarakat peserta Gema Cermat yang hadir di posyandu itu adalah
kaum ibu dengan persentasi mencapai 83 %. Dari semua responden sebanyak
75% pendidikan terakhirnya tamatan SMA/sederajat yang merupakan responden
terbanyak , walaupun masih ada yang pendidikan terakhirnya itu dibawah tamatan
SMA/sederajat sebanyak 11% tetapi tidak mendominasi pada peserta Gema
Cermat. Begitu juga dengan pendidikan terakhirnya di atas tamatan
SMA/sederajat sebanyak 14% yang juga tidak terlalu mendominasi pada peserta
Gema Cermat. Selain itu, terdapat kelompok umur terbanyak yang menjadi
responden yaitu dengan range 41-50 tahun sebanyak 40%.
2. Edukasi Gema Cermat
Gema Cermat bertujuan :
1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penggunaan obat secara tepat dan benar.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih, mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan memusnahkan obat secara tepat dan benar
3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
(Menkes RI, 2015)
Edukasi Gema Cermat menjadi salah satu tugas Apoteker puskesmas
Ariodillah yang merupakan anggota aktif dari Agent Of Change yang bertugas
memberikan edukasi ataupun memberikan pengetahuan baik secara lisan, tulisan
38
dan tindakan mengenai cara menggunakan obat dengan baik dan benar demi
menurunkan dampak penggunaan obat secara berlebih. Agent Of Change
menjelaskan bahwa edukasi itu tidak harus harus ada di acara formal, oleh sebab
itu dibantu para kader dan petugas puskesmas Agent Of Change melakukan
edukasi dengan cara mendatangai posyandu-posyandu yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Ariodillah, Agent Of Change lebih sering menggunakan alat peraga
tentang Gema Cermat (seperti : Leaflet, stiker, dan lain-lain) dibandingkan
menggunakan peralatan media elektronik. Edukasi yang di berikan tidak hanya
berupa materi saja, tetapi terdapat praktik berupa tindakan(contohnya : tata cara
membuang obat dengan baik dan benar). Setelah pengenalan/pemaparan
mengenai Gema Cermat Agent Of Change juga membuka sesi tanya-jawab,
kemudian setelah sesi tanya-jawab selesai, baru diadakan kuis yang apabila dapat
menjawab pertanyaan dengan benar dari Agent Of Change akan diberi hadiah
berupa aksesoris Gema Cermat seperti : pin, pena, notebook, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti memberikan kuisioner kepada responden dan
meminta untuk mengisi jawaban sesuai dengan kemampuan pengetahuan masing-
masing. Dari 100 responden terdapat 69 responden menjawab telah
mendapatkan/mengetahui edukasi Gema Cermat yang di berikan oleh Agent Of
Change saat berkunjung ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah.
Terdapat 31 responden menjawab bahwa mereka belum mendapatkan/mengetahui
edukasi Gema Cermat bahkan mereka merasa belum pernah mendengar kata
“Gema Cermat”.
39
Setelah dilakukan perekapan nilai maka, sebanyak 0 (0%) responden
mendapatkan nilai 10, sebanyak 5 (5%) responden mendapatkan nilai 20,
sebanyak 6 (6%) responden yang mendapatkan nilai 30, sebanyak 12 (12%)
responden yang mendaptkan nilai 40, sebanyak 16 (16%) responden
mendapatkan nilai 50, sebanyak 4 (4%) responden mendapat nilai 60, sebanyak 2
(2%) responden mendapat nilai 70, sebanyak 17(17%) responden mendapat nilai
80, sebanyak 17 (17%) responden mendapat nilai 90 dan sebanyak 21 (21%)
responden mendapat nilai 100. Sesuai ketentuan pada metode penelitian bahwa
jika nilai terbanyak yang didapat ≥ 60, maka edukasi yang di berikan oleh
apoteker sangat efektif karena nilai terbanyak yang di dapat oleh seluruh
responden adalah 100.
3. Pengetahuan
Pada tabel 7, data pengetahuan responden yang terdiri dari 5 indikator
pertanyaan, dimana terdapat 2 soal pada masing-masing indikator pertanyaan
yang berbentuk multiple choice dan dinilai berdasarkan skoring yang telah di
tentukan yaitu 10 point untuk tiap pertanyaan. Hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat 61 (61%) responden posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik. Sebanyak 39(39%) responden
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah yang memiliki pengetahuan
dengan kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Ariodillah dapat di kategorikan baik. Hasil ini di ambil
berdasarkan penilaian tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat masyarakat umum
yaitu sebagai berikut :
40
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50
2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50
(Budiman dan Riyanto, 2013)
Jadi dari 61% responden memiliki pengetahuan baik itu yang mendapatkan nilai
kuisioner >50. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hening W, Nur Amalia C
dan Warsinah (2017) diambil dari jurnal ilmiah farmasi yang menyatakan bahwa
edukasi Apoteker mempengaruhi pengetahuan masyarakat terkait teknik
penggunaan obat yang berarti variabel di ambil dalam penelitian ini tepat.
Dalam penelitian ini terdapat persentase nilai jawaban responden yang
benar sebanyak 69,3% dan menjawab salah sebanyak 30,7%. Dimana pertanyaan
pertama 84% responden menjawab benar, pertanyaan kedua 58% responden
menjawab benar, pertanyaan ketiga 96% responden menjawab benar, pertanyaan
keempat 79% responden menjawab benar, pertanyaan kelima 53% responden
menjawab benar, pertanyaan keenam 44% responden menjawab benar merupakan
persentase jawaban benar paling rendah dibandingkan pertanyaan yang lainnya,
pertanyaan ketujuh 91% responden menjawab benar, pertanyaan kedelapan 75%
responden menjawab benar, pertanyaan kesembilan 56 % responden menjawab
benar, pertanyaan kesepuluh 57% responden menjawab benar.
41
4. Hubungan Edukasi Gema Cermat terhadap pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan obat-obat
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Chi Square dengan menggunakan
analisis crosstab dengan kepercayaan 95% didapatkan nilai Assymp sig pearson’s
chi square 0,013. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga
dapat di tarik kesimpulan ada hubungan antara edukasi Gema Cermat terhadap
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wilayah kerja
puskesmas Ariodillah secara signifikan. Nilai Odd Ratio (OR) = 2,975
menunjukkan bahwa program Gema Cermat memiliki pengaruh 2,975 kali
terhadap pengetahuan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Ariodillah.
Dari hasil data di peroleh semakin banyak masyarakat
mendapatkan/mengetahui edukasi program Gema Cermat semakin baik
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat dengan baik maupun
benar dan sebaliknya, semakin banyak masyarakat yang tidak
mendapatkan/mengetahui edukasi program Gema Cermat semakin banyak pula
masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang baik. Edukasi yang di berikan
oleh Apoteker merupakan upaya atau usaha yang di lakukan agar terjaganya
kesehatan masyarakat yang di harapakan. Menurut Notoadmojo (2003),
pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
42
Selama melakukan penelitian ke 11 posyandu, terdapat kendala–kendala yang
harus dihadapi oleh peneliti dalam mencari responden untuk mengisi kuisioner,
contohnya pada saat pemberian lembar kuisioner kepada responden, banyak yang
beralasan ingin cepat-cepat pulang agar tidak telat masak untuk makan siang, ada
juga calon responden yang sudah mengambil lembar kuisioner tetapi tidak di
kumpulkan karena langsung pulang kerumah, ada yang beralasan bahwa sudah
mengisi lembar kuisioner yang awalnya calon responden tersebut belum d beri
lembar kuisioner, bahkan anak dari responden ada yang berkeliaran sehingga
responden terlihat mengisi kuisioner dengan tergesa-gesa karena sambil
mengawasi anaknya, faktor-faktor seperti itu yang menyebabkan kurangnya
motivasi dari peserta dalam memahami pembelajaran yang di sampaikan terkait
pengetahuan yang telah diberikan. Motivasi mempunyai peranan starategis
dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa
motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar (Widayat P, 2015).
Akibatnya faktor-faktor tersebut membuat kurang maksimalnya efektifitas
diperoleh dari pemberian edukasi yang di berikan oleh Agent Of Change. Peneliti
juga mengalami kendala pada responden yang mau mengisi kuisioner, yaitu ada
beberapa responden yang mengisi membentuk kelompok untuk saling bekerja
sama dalam mengisi kuisioner, bahkan setelah di himbau oleh peneliti untuk
tidak saling bekerja sama masih terdapat 2-3 orang yang tetap bekerja sama
dalam mengisi lembar kuisioner. Selain kendala yang ditemukan oleh peneliti,
juga terdapat kelemahannya, karena efektifitas dari program Gema Cermat hanya
bisa dinilai dari satu orang Agent Of Change saja.
43
Menurut peneliti metode program Gema Cermat yang diterapkan untuk
secara keseluruhan belum bisa di katakan efektif, hal ini disebabkan Agent Of
Change yang bekerja di wilayah lain belum sepenuhnya melakukan pengenalan
edukasi mengenai program Gema Cermat. Jadi walaupun Agent Of Change di
wilayah kerja puskesmas Ariodillah telah melakukan edukasi program Gema
Cermat dan dinilai efektifitasnya baik, tetapi untuk secara keseluruhan penilaian
mengenai metode program Gema Cermat yang dicanangkan pemerintah masih
belum bisa di katakan efektifitasnya baik.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penyuluhan program Gema Cermat telah didapatkan oleh masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Ariodillah sebanyak 69 %, walaupun belum
seluruhnya mengetahui.
2. Pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah sangat baik
dalam memahami materi yang di berikan, dilihat lebih dari setengah
masyarakat yang menjawab pertanyaan di kategori baik.
3. Ada hubungan antara edukasi Gema Cermat terhadap pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wilayah kerja Puskesmas
Ariodillah secara signifikan.
B. Saran
- Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian berkaitan dengan
program Gema Cermat diharapkan dapat mencari beberapa Agent Of Change
yang melakukan edukasi di wilayah kerja lainnya, agar dapat menilai tingkat
efektivitas dari Program Gema Cermat yang di canangkan oleh Pemerintah.
- Saran kepada AOC (Agent Of Change) untuk melakukan edukasi terhadap
responden yang belum mendapat edukasi terkait Gema Cermat
45
DAFTAR PUSTAKA
Agusyanto. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ardiyani, 2016. Tantangan dalam Pelayanan Kefarmasian. Buletin Infarkes
(Informasi Kefarmasian dan Alat Kesehatan). Edisi IV.
Aurelia, 2013. Harapan dan Kepercayaan Konsumen Apotek Terhadap Peran
Apoteker Yang Berada di Wilayah Surabaya Barat, Jurnal Caliptra,
Vol.2. No.1.
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas
dan Bebas Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Budiarti, I. 2016. Perbandingan Efektivitas Metode Edukasi Dalam Upaya
Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Dagusibu. Fakultas Farmasi.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jawa Tengah.
Budiman dan Agus, R. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes, 2008. Modul 1 Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan
Keterampilan Memilih Obat bagi Tenaga Kesehata. Direktorat Bina
Penggunaan Obat Rasional. Jakarta.
Dinkes, 2017. Strategi Pelaksanaan Gema Cermat. Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat. Jawa Barat.
Hening, P., Nur, A.C. dan Warsinah, 2017. Pengaruh Edukasi Apoteker Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terkait Teknik Penggunaan Obat.
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Ihsan, Sunandar, dkk. 2016. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Ditinjau
dari Indikator Peresepan Menurut World Health Organization (WHO) di
Seluruh Puskesmas Kota Kendari. Fakultas Farmasi. Universitas Halu Oleo.
Kendari.
46
Kemenkes RI, 2011. Buku Panduan Promosi Kesehatan di Puskesmas,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Kemenkes RI, 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional, Bina Pelayanan
Kefarmasian. Jakarta.
Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI, 2017. Buku Panduan Agent Of Change (AoC) GeMa CerMat.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI, 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun
2007 Tentang Pedoman Pelaksaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI, 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI, 2015. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 427 Tahun
2015 Tentang Gema Cermat. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Notoadmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Prihartanta, Widayat. 2015. Teori-Teori Motivasi. Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry. Banda Aceh.
Suliha, Uha. 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC
Tjay, H. T. dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-efek Sampingnya, Edisi Kelima, Cetakan Kedua, 125-141, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
47
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992. Tentang Kesehatan, Penerbit Ariloka,
Surabaya : 2000
48
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palembang
49
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palembang
50
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Peneletian
51
Lampiran 4. Distribusi Jawaban Kuesioner
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
2 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0 90
3 10 10 10 10 10 10 10 10 0 10 90
4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
5 10 10 10 10 10 10 10 10 0 10 90
6 0 0 10 10 0 0 10 10 0 10 50
7 10 10 10 10 0 0 10 10 10 10 80
8 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
9 0 0 10 10 0 0 10 10 0 0 40
10 10 0 10 0 0 10 10 10 0 0 50
11 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0 90
12 0 10 10 10 10 10 10 10 10 10 90
13 10 0 10 0 0 0 10 10 10 0 50
14 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80
15 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
16 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
17 10 0 10 10 0 0 10 10 10 0 60
18 10 0 10 10 0 0 10 10 0 0 50
19 10 0 10 10 0 0 10 10 0 0 50
20 10 0 10 10 0 0 10 0 0 10 50
21 10 0 10 10 0 0 10 10 0 0 50
22 10 0 10 10 0 0 0 0 0 10 40
23 0 10 0 10 0 10 10 10 0 0 50
24 0 0 0 0 0 0 0 0 10 10 20
25 10 0 10 0 0 0 0 0 10 0 30
26 10 0 10 0 0 0 10 0 10 0 40
27 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
28 10 10 10 10 0 0 10 10 10 10 80
29 10 0 10 0 0 0 10 10 0 0 40
30 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
31 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
32 10 0 10 0 0 0 10 10 0 10 50
33 10 10 10 10 0 0 10 10 10 10 80
34 10 0 10 0 0 0 10 10 0 10 50
52
35 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
36 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80
37 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
38 10 10 10 10 0 0 10 0 0 0 50
39 10 0 10 10 10 0 10 0 10 0 60
40 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0 80
41 10 0 10 10 0 0 10 10 0 0 50
42 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0 90
43 10 10 10 10 0 10 10 10 10 10 90
44 10 10 10 10 10 0 10 10 0 10 80
45 10 0 10 10 10 10 10 10 0 10 80
46 0 0 10 10 0 0 0 0 0 0 20
47 10 10 10 0 0 0 10 10 0 0 50
48 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
49 10 10 10 0 10 0 10 10 10 10 80
50 10 10 10 10 10 0 10 10 0 10 80
51 10 0 10 10 0 0 10 0 0 0 40
52 10 10 10 0 0 10 10 10 10 10 80
53 10 0 10 10 0 0 10 0 0 0 40
54 10 0 10 10 0 0 10 10 0 0 50
55 10 0 10 10 0 0 10 0 0 0 40
56 10 0 10 10 0 0 10 10 0 0 50
57 10 10 10 10 10 10 10 10 0 0 80
58 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
59 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
60 10 0 10 10 10 10 10 10 10 10 90
61 0 10 10 10 0 0 0 0 0 0 30
62 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
63 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80
64 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0 90
65 10 10 10 0 10 0 0 0 0 10 50
66 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
67 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0 90
68 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
69 0 10 10 10 10 10 10 10 0 10 80
70 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
53
71 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
72 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
73 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
74 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
75 0 10 10 10 10 10 10 10 0 10 80
76 10 0 10 10 0 0 10 0 0 0 40
77 10 0 10 0 0 0 0 0 0 0 20
78 0 0 10 0 0 0 10 0 0 10 30
79 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0 80
80 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
81 10 0 10 0 0 0 10 0 0 0 30
82 10 0 10 0 0 0 0 0 0 0 20
83 0 0 10 0 0 0 10 10 10 0 40
84 10 10 10 10 0 0 10 0 0 0 50
85 10 0 0 10 0 0 10 10 0 0 40
86 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
87 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
88 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
89 10 0 10 10 10 10 10 0 10 10 80
90 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
91 10 0 10 0 0 0 10 10 0 0 40
92 0 0 10 10 0 0 10 10 0 0 40
93 10 0 10 0 0 0 10 0 0 0 30
94 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
95 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
96 0 10 10 10 10 10 10 10 0 0 70
97 0 10 10 0 0 0 10 0 0 0 30
98 10 0 10 10 0 0 10 10 0 0 50
99 0 10 10 10 0 10 10 10 0 0 60
100 10 0 0 0 0 0 0 0 0 10 20
54
Lampiran 5. Hasil Data Output Kusioner
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Edukasi_Gema_Cerm
at *
Tingkat_Pengetahuan
100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%
Edukasi_Gema_Cermat * Tingkat_Pengetahuan Crosstabulation
Count
Tingkat_Pengetahuan
Total baik kurang_baik
Edukasi_Gema_Cermat Mengetahui 52 17 69
tidak_mengetahui 9 22 31
Total 61 39 100
Chi-Square Tests
Value Df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6,133a 1 ,013
Continuity Correctionb 5,074 1 ,024
Likelihood Ratio 6,028 1 ,014
Fisher's Exact Test ,024 ,013
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,47.
b. Computed only for a 2x2 table
55
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Edukasi_Gema_Cermat
(mengetahui / tidak_mengetahui)
2,975 1,236 7,158
For cohort Tingkat_Pengetahuan =
baik
1,572 1,037 2,384
For cohort Tingkat_Pengetahuan =
kurang_baik
,529 ,324 ,861
N of Valid Cases 100
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard Errora
Approximate
Tb
Approximate
Significance
Nominal by
Nominal
Contingency
Coefficient
,445
,000
Ordinal by
Ordinal
Kendall's
tau-c
,452 ,086 5,223 ,000
N of Valid Cases 100
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
56
Lampiran 6. Kuisioner Penelitian
57
58
59
60
61
62
Lampiran 7. Foto Kegiatan Pengumpulan Data
63
top related