gambaran prevalensi dan karakteristik balita dengan ...bappppeda.sumedangkab.go.id/file/laporan...
Post on 24-Apr-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PENELITIAN
Gambaran Prevalensi dan Karakteristik Balita
dengan Stunting Pada 10 desa Kabupaten Sumedang
Tahun 2018
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (PKM) Care
Perangi Stunting
“ Berbagi Kasih, Berbagi Sehat ”.
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRITSEN INDONESIA
PERIODE 26 FEBRUARI-5 MEI 2018
JAKARTA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
berjudul: “Gambaran Prevalensi dan Karakteristik Balita dengan Stunting Pada
10 desa Kabupaten Sumedang Tahun 2018”. Penyusunan penelitian ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Universitas Kristen Indonesia.
Penyusunan penelitian ini tidak semata-mata hasil kerja tim penulis sendiri,
melainkan juga berkat bimbingan dan dorongan dari pihak-pihak yang telah membantu,
baik secara materi maupun secara non materi. Maka dari itu kami tim penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Ir. H. Eka Setiawan, Dipl., S.E., M.M. selaku Bupati Kabupaten
Sumedang yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk
melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan penelitian yang akan
berjalan 5 tahun ke depan dengan mengangkat tema “Berbagi Kasih,
Berbagi Sehat, Perangi Stunting”
2. Retno Ernawati, S.Sos, MM, selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumedang yang telah berbaik hati membantu kami dalam
penelitian ini
3. DR. Dhaniswara K Harjono, SH., MH., MBA., selaku Rektor
Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang telah mendukung dan
membuka jalan agar penelitian ini berlangsung
4. dr. Marwito Wiyanto, M. Biomed., AIFM., selaku dekan Fakultas
Kedokteran UKI yang telah mendukung, membantu dan memberi
kesempatan kepada kami untuk menjalankan penelitian ini
5. Prof. Soekirman, SKM, MPS-ID, PhD., selaku Guru Besar Fakultas
Kedokteran UKI yang telah memberi ide-ide cemerlang kepada kami
untuk melakukan penelitian ini dan membimbing kami dalam persiapan
penelitian
6. Dr. Abas Basuni Jahari, M.Sc., selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan membagi ilmunya dalam persiapan
penelitian dan selama penelitian berlangsung
7. Dr. Sudung Nainggolan, MHSc., selaku kepala bagian Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat sekaligus dosen dan pembimbing yang
iii
telah membagi ilmunya dan meluangkan waktunya selama persiapan
penelitian dan ketika penelitian berlangsung
8. Para dosen pembimbing dari bagian Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu, dan
telah meluangkan waktu serta membagi ilmunya kepada kami.
Dengan selesainya penelitian tahap awal ini semoga amanat yang dipercayakan
kepada tim penulis dapat terlaksanakan dengan baik. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa
selalu menyertai kita semua. Amin
Terimakasih.
Sumedang, April 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan Umum ....................................................................... 7
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan ..................................................... 11
1.4.2 Bagi Masyarakat .................................................................. 11
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 12
2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 12
2.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 12
2.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ......................................................... 13
2.5 Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 14
2.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 16
2.7 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 16
2.8 Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 17
2.9 Alur Penelitian .............................................................................. 17
2.10 Etika Penelitian ............................................................................ 18
v
BAB III HASIL PENELITIAN ........................................................................ 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan
perhatian lebih. Banyak negara di dunia mengalami permasalahan gizi ganda pada
balita seperti stunting, wasting dan overweight. Berdasarkan Global Nutrition
Report tahun 2014, Indonesia merupakan negara dengan urutan ke–17 dari 117
negara yang memiliki masalah gizi kompleks stunting, wasting dan overweight.1
Stunting merupakan masalah gizi dengan persentase angka kejadian tertinggi jika
dibandingkan wasting dan overweight. Stunting menurut Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) adalah anak balita dengan nilai z-score kurang
dari - 2SD ( stunted ) dan kurang dari -3SD ( severly stunted ). Prevalensi Stunting
di Indonesia didapatkan sebanyak 37,2 %, yang berarti Indonesia berada di atas
batas ambang Stunting yang ditetapkan oleh WHO di setiap negara yakni sebesar
20 %.2
Untuk mengatasi permasalahan gizi ini, Indonesia melakukan gerakan
scaling up nutrition dikenal dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) dengan
landasan berupa Peraturan Presiden (Perpres) nomor 42 tahun 2013 dan Rencana
Pembangunan jangka Menengah Tahun 2015–2019. Target pemerintah Indonesia
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah menurunkan
prevalensi Stunting dari status awal 32,9 persen turun menjadi 28 persen pada tahun
2019. Dengan upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif serta menjaga nutrisi dari
1000 hari pertama kehidupan dengan sasaram khusus balita 0-59 bulan, Calon
2
Pengatin (Remaja Putri) dan Ibu hamil. 3
Kabupaten Sumedang adalah salah satu Kabupaten yang terletak sekitar
45 km Timur Laut Kota Bandung. Luas Wilayah yaitu 1.518,33 km2 dengan jumlah
penduduk 1.154.570 jiwa. Terdapat 26 kecamatan, 7 kelurahan dengan 271 desa. 4
Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun
2013, Sumedang memiliki prevalensi stunting sebesar 41,08%. Kabupaten
Sumedang termasuk dalam 100 kabupaten yang memiliki angka Stunting tertinggi
di Indonesia yang menjadi fokus pemerintah dengan 10 desa termasuk dalam fokus
program intervensi Stunting di Indonesia. Desa-desa tersebut merupakan yang
memiliki penghasilan perkapita rendah, yang merupakan salah satu faktor penting
penyebab tingginya angka Stunting di Indonesia. 5
Kegiatan upaya mengurangi angka Stunting dilakukan secara timbal
balik melalui hubungan secara vertikal maupun horizontal, yaitu melalui
pemerintah maupun tanggung jawab bersama antar masyarakat termasuk para
dokter. Derajat penurunan angka Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan yang
Kesaling berkesinambungan untuk mewujudkan penurunan angka Stunting di
Indonesia. 6
Salah satu langkah yang dapat diambil para dokter mua dari Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia sebelum berprofesi langsung di
masyarakat adalah melakukan upaya penelitian untuk mengetahui jumlah penduduk
yang mengalami Stunting dan data gizi sensitif yang terbagi menjadi 6 indikator
yaitu balita usia 0-6 bulan, balita usia 7-24 bulan, balita usia 25-59 bulan, remaja
putri, dan ibu hamil.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini:
1. Bagaimana Karakteristik Balita Berusia 0-59 Bulan di 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
2. Bagaimana gambaran masalah gizi pada balita berusia 0-59 bulan menurut
rentang umur di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
3. Bagaimana Karakteristik balita berusia 0-59 bulan menurut tinggi badan
berbanding usia di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
4. Bagaimana gambaran balita stunting menurut jenis kelamin dan rentang
umur di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
5. Bagaimana gambaran balita stunting di masing-masing desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
6. Bagaimana persentase perbandingan jumlah balita stunting dengan jumlah
keseluruhan balita pada masing – masing desa sampel di Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat?
7. Bagaimana gambaran masalah gizi pada balita usia 0 – 59 bulan di masing –
masing desa sampel penelitian di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat?
8. Bagaimana gambaran data gizi sensitif berdasarkan 6 indikator di 10 desa
sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.1 Balita 0-6 bulan
8.1.1 Bagaimana Gambaran pemberian ASI Eksklusif Pada Balita 0-6
bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
4
8.1.2 Bagaimana Gambaran Alasan Tidak Diberi ASI Ekslusif Pada
Balita 0-6 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018?
8.1.3 Bagaimana Gambaran penimbangan berat badan setiap bulan di
posyandu balita Pada Balita 0-6 Bulan di 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.2 Balita 7-24 bulan
8.2.1 Bagaimana Gambaran Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan di 10
desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.2.2 Bagaimana Gambaran Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-
24 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018?
8.2.3 Bagaimana Gambaran Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 7-
24 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018?
8.2.4 Bagaimana Gambaran Pemberian Vitamin A Pada Balita Usia 7-
24 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018?
8.3 Balita 25-59 bulan
8.3.1 Bagaimana gambaran pemberian Vitamin A Kapsul Merah pada
balita usia 25 – 59 bulan di 10 desa sampel di Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat?
8.3.2 Bagaimana kepemilikan buku KIA / KMS pada balita usia 25 –
59 bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat?
5
8.3.3 Bagaimana gambaran lokasi penimbangan balita usia 25 – 59
bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat?
8.3.4 Berapa banyak balita usia 25 – 59 bulan yang memiliki riwayat
dirawat karena masalah gizi pada 10 desa sampel di Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat?
8.3.5 Apa saja alasan dirawat di Rumah Sakit karena masalah gizi pada
balita usia 25 – 59 bulan di 10 desa sampel di kabupaten
Sumedang, Jawa Barat?
8.3.6 Bagaimana gambaran frekuensi penimbangan berat badan balita
usia 25 – 59 bulan dalam 6 bulan terakhir di 10 desa sampel di
kabupaten Sumedang, Jawa Barat?
8.3.7 Bagaimana pemberian PMT kepada balita usia 25 – 59 bulan di
10 desa sampel di kabupaten Sumedang, Jawa Barat?
8.4 Remaja Putri
8.4.1 Bagaimana Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Mengalami
Nyeri Saat Haid di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang
Tahun 2018?
8.4.2 Bagaimana Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Memiliki
keluhan Saat Keputihan di 10 desa sampel di Kabupaten
Sumedang Tahun 2018?
8.4.3 Bagaimana Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Memiliki
Siklus Haid Teratur dan Tidak Teratur di 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.4.4 Bagaimana Gambaran Frekuensi Ganti Pembalut Pada Remaja
Putri di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
6
8.4.5 Bagaimana Gambaran Usia Menarche Remaja Putri di 10 desa
sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.4.6 Bagaimana Gambaran Jumlah Remaja Putri Yang Pernah
Melakukan Pemeriksaan HIV/HepB/TORCH/PMS di 10 desa
sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.4.7 Bagaimana Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Mengalami
Anemia di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.4.8 Bagaimana Gambaran Kategori Indeks Massa Tubuh Pada
Remaja Putri di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018?
8.4.9 Bagaimana Gambaran Susunan Hidangan Sehari-hari yang
DiKonsumsi Remaja Putri di 10 desa sampel di Kabupaten
Sumedang Tahun 2018?
8.5 Ibu Hamil
8.5.1 Bagaimana Gambaran Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil di 10 desa
sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.5.2 Bagaimana Gambaran Jadwal Antenatal Care (ANC) di 10 desa
sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
8.5.3 Bagaimana Gambaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Ibu Hamil di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018?
8.5.4 Bagaimana Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018?
7
1.3 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
mengetahui jumlah penduduk yang mengalami Stunting dan data gizi sensitif
yang terbagi menjadi 6 indikator yaitu balita usia 0-6 bulan, balita usia 7-24
bulan, balita usia 25-59 bulan, remaja putri, dan ibu hamil di Kabupaten Tahun
2018.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik balita berusia 0-59 bulan di 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
2. Melakukan pembuatan data dasar (base-line data) mengenai Stunting.
3. Mengetahui gambaran masalah gizi pada balita berusia 0-59 bulan
menurut rentang umur di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018
4. Mengetahui karakteristik balita berusia 0-59 bulan menurut tinggi badan
berbanding usia di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018Menganalisis situasi Stunting.
5. Mengetahui gambaran balita stunting menurut jenis kelamin, rentang
umur di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018.
6. Mengetahui gambaran balita stunting di masing-masing desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
7. Mengetahui persentase perbandingan jumlah balita stunting dengan
jumlah keseluruhan balita pada masing – masing desa sampel di
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
8
8. Mengetahui gambaran masalah gizi pada balita usia 0 – 59 bulan di
masing – masing desa sampel penelitian di Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat?
9. Mengetahui gambaran data gizi sensitif di 10 desa sampel berdasarkan 6
indikator di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 :
9.1 Balita 0-6 Bulan
9.1.1 Mengetahui Gambaran pemberian ASI Eksklusif Pada Balita 0-6
bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.1.2 Mengetahui Gambaran Alasan Tidak Diberi ASI Ekslusif Pada
Balita 0-6 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang
Tahun 2018
9.1.3 Mengetahui Gambaran penimbangan berat badan balita setiap
bulan di posyandu Pada Balita 0-6 Bulan di 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.2 Balita 7-24 bulan
9.2.1 Mengetahui Gambaran Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan di 10
desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.2.2 Mengetahui Gambaran Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-
24 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.2.3 Mengetahui Gambaran Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 7-
24 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.2.4 Mengetahui Gambaran Pemberian Vitamin A Pada Balita Usia 7-
24 Bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9
9.3 Balita 25-59 bulan
9.3.1 Mengetahui gambaran pemberian Vitamin A Kapsul Merah pada
balita usia 25 – 59 bulan di 10 desa sampel di Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat
9.3.2 Mengetahui jumlah kepemilikan buku KIA / KMS pada balita
usia 25 – 59 bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat
9.3.3 Mengetahui gambaran lokasi penimbangan balita usia 25 – 59
bulan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
9.3.4 Mengetahui jumlah balita usia 25 – 59 bulan yang memiliki
riwayat dirawat karena masalah gizi pada 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
9.3.5 Mengetahui alasan dirawat di Rumah Sakit karena masalah gizi
pada balita usia 25 – 59 bulan di 10 desa sampel di kabupaten
Sumedang, Jawa Barat
9.3.6 Mengetahui gambaran frekuensi penimbangan berat badan balita
usia 25 – 59 bulan dalam 6 bulan terakhir di 10 desa sampel di
kabupaten Sumedang, Jawa Barat
9.3.7 Mengetahui pemberian PMT kepada balita usia 25 – 59 bulan di
10 desa sampel di kabupaten Sumedang, Jawa Barat
9.4 Remaja Putri
9.4.1 Mengetahui Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Mengalami
Nyeri Saat Haid di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang
Tahun 2018
10
9.4.2 Mengetahui Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Memiliki
keluhan Saat Keputihan di 10 desa sampel di Kabupaten
Sumedang Tahun 2018
9.4.3 Mengetahui Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Memiliki
Siklus Haid Teratur dan Tidak Teratur di 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.4.4 Mengetahui Gambaran Frekuensi Ganti Pembalut Pada Remaja
Putri di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.4.5 Mengetahui Gambaran Usia Menarche Remaja Putri di 10 desa
sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.4.6 Mengetahui Gambaran Jumlah Remaja Putri Yang Pernah
Melakukan Pemeriksaan HIV/HepB/TORCH/PMS di 10 desa
sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.4.7 Mengetahui Gambaran Jumlah Remaja Putri yang Mengalami
Anemia di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.4.8 Mengetahui Gambaran Kategori Indeks Massa Tubuh Pada
Remaja Putri di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018
9.4.9 Mengetahui Gambaran Susunan Hidangan Sehari-hari yang
Dikonsumsi Remaja Putri di 10 desa sampel di Kabupaten
Sumedang Tahun 2018
9.5 Ibu Hamil
9.5.1 Mengetahui Gambaran Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil di 10
desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
11
9.5.2 Mengetahui Gambaran Jadwal Antenatal Care (ANC) di 10
desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
9.5.3 Mengetahui Gambaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Ibu Hamil di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun
2018
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Sebagai wujud partisipasi aktif dalam rangka mewujudkan Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia sebagai universitas riset terkemuka
dan ikut mendukung “Program 100 Kabupaten untuk intervensi anak kerdil
(Stunting)”.
2. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi balita usia 0-59
bulan yang mengalami Stunting melalui hasil pengukuran antropometri.
Mengajak peran serta masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menangani
masalah gizi di Indonesia, terkhususnya di Kabupaten Sumedang.
12
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang menjelaskan
mengenai prevalensi balita usia 0-59 bulan yang Stunting dan data gizi sensitif
yang terbagi menjadi 6 indikator yaitu balita usia 0-6 bulan, balita usia 7-24
bulan, balita usia 25-59 bulan, remaja putri, dan ibu hamil di Kabupaten Tahun
2018.
2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang.
Penelitian dilakukan pada bulan April 2018 selama 5 hari dari tanggal 16 April
2018-20 April 2018. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa
Kabupaten Sumedang termasuk kedalam “Program 100 Kabupaten untuk
intervensi anak kerdil (Stunting)”. Kegitan yang dilakukan saat penelitian antara
lain:
1. Melakukan pendataan (base-line data) Stunting.
2. Melakukan kegiatan pengukuran antropometri.
3. Melakukan pengumpulan aspek gizi sensitif.
4. Menganalisis situasi stunting.
2.3 Populasi dan Sample
Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh balita usia 0-59 bulan yang tersebar pada 10 desa di Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 yang berjumlah 2.792 anak.
13
Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan rumus Slovin yaitu :
n = N/1 + N (e)2
= 2792/1 + 2792 (0,0425) (0,0425)
= 474 anak
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Sistematic Random Sampling. Sistematic Random Sampling adalah pengambilan
sampel dengan interval tertentu dari kerangka sampel yang telah ditentukan.
Interval yang digunakan berdasarkan perhitung :
Interval = Populasi
Sampel
Interval = 2.792
474
= 5,89 = 6
Interval yang digunakan adalah 6 sehingga jumlah sampel penelitian ini
sebanyak 472 balita usia 0-59 bulan yang tersebar pada 10 desa sampel di
Kabupaten Sumedang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
2.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
• Balita berusia 0-59 bulan yang tersebar pada 10 desa di Kabupaten
Sumedang.
• Balita berusia 0-59 bulan yang diizinkan untuk dilakukan pengukuran
antropometri dan pengisian kuesioner oleh ibu balita.
• Balita berusia 0-59 bulan yang berada di tempat saat dilakukan pengukuran
antropometri.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
14
• Balita berusia diatas 59 bulan
• Balita berusia 0-59 bulan tidak diizinkan oleh ibu balita untuk diakukan
pengukuran antropometri.
• Balita berusia 0-59 bulan yang tidak berada ditempat saat dilakukan
pengukuran antropometri
2.5 Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki variable yang bersifat univariat, yang terdiri dari :
2.5.1 Variabel untuk menentukan stunting dan masalah gizi balita : usia, jenis
kelamin, TB/U, BB/TB
2.5.2 Variabel data sensitif.
2.5.2.1 Balita 0-6 bulan
2.5.2.1.1 Frekuensi pemberian ASI Eksklusif Pada Balita 0-6 bulan
2.5.2.1.2 Alasan Tidak Diberi ASI Ekslusif Pada Balita 0-6 Bulan
2.5.2.1.3 Penimbangan balita di posyandu
2.5.2.2 Balita 7-24 bulan
2.5.2.2.1 Gambaran Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan
2.5.2.2.2 Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-24
2.5.2.2.3 Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 7-24 Bulan
2.5.2.2.4 Pemberian Vitamin A Pada Balita Usia 7-24 Bulan
2.5.2.3 Balita 25-59 bulan
2.5.2.3.1 pemberian Vitamin A Kapsul Merah pada balita usia 25 – 59
bulan
2.5.2.3.2 Jumlah kepemilikan buku KIA / KMS pada balita usia 25 –
59 bulan
15
2.5.2.3.3 lokasi penimbangan balita usia 25 – 59 bulan
2.5.2.3.4 Jumlah balita usia 25 – 59 bulan yang memiliki riwayat
dirawat karena masalah gizi
2.5.2.3.5 Alasan dirawat di Rumah Sakit karena masalah gizi pada
balita usia 25 – 59 bulan
2.5.2.3.6 frekuensi penimbangan berat badan balita usia 25 – 59 bulan
2.5.2.3.7 pemberian PMT kepada balita usia 25 – 59 bulan
2.5.2.4 Remaja Putri
2.5.2.4.1 Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Nyeri Saat Haid
2.5.2.4.2 Jumlah Remaja Putri yang Memiliki keluhan Saat Keputihan
2.5.2.4.3 Jumlah Remaja Putri yang Memiliki Siklus Haid Teratur dan
Tidak Teratur
2.5.2.4.4 Frekuensi Ganti Pembalut Pada Remaja Putri
2.5.2.4.5 Usia Menarche Remaja Putri
2.5.2.4.6 Jumlah Remaja Putri Yang Pernah Melakukan Pemeriksaan
HIV/HepB/TORCH/PMS
2.5.2.4.7 Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Anemia
2.5.2.4.8 Kategori Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Putri
2.5.2.4.9 Pola Susunan Hidangan Sehari-hari yang Dikonsumsi
Remaja Putri
2.5.2.5 Ibu Hamil
2.5.2.5.1 Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil
2.5.2.5.2 Jadwal Antenatal Care (ANC) Ibu hamil
2.5.2.5.3 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil
16
2.5.2.6 PHBS
2.5.2.6.1 Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain:
• Kuisioner yang dibuat oleh tim peneliti untuk data gizi sensitif
• Program WHO Anthro 2006
• Timbangan Camry Digital dan Tare Digital
• Alat ukur Panjang badan (Baby Length Board)
• Microtoise
2.7 Prosedur Pengambilan Data
Prosedur pengumpulan data dimulai dari pengajuan surat permohonan
izin penelitian tertulis dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia untuk pengukuran antropometri pada balita usia 0-
59 bulan di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 sebagai data primer kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Perwakilan peneliti kemudain datang ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dan membuat MoU Perencanaan
Pelaksanaan Penelitian. Kemudian saat pembukaan rangkaian penelitian dimulai,
dilaksanakan pula penandatangan MoU antara Rektor UKI dengan Bupati
Kabupaten Sumedang dan MoA antara Dekan FK UKI dan Kadinkes Kabupaten
Sumedang.
Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan pengukuran antropometri
di 10 desa di Kabupaten Sumedang. Penyaringan terhadap data primer sesuai
dengan variabel yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu usia, jenis kelamin, Berat
17
Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Indeks Massa Tubuh (IMT) pada balita usia 0-
59 bulan di Kabupaten Sumedang Tahun 2018.
2.8 Pengolahan dan Analisis Data
Hasil Pengukuran data kemudian dimasukkan ke dalam Program WHO
Anthro 2006. Data yang telah dimasukkan ke dalam Program WHO Anthro
dipindahkan ke dalam program Excel 2010 kemudian dipindahkan ke dalam
program SPSS 24.0 untuk dijadikan Baseline Penelitian Balita Stunting dan Data
Gizi Sensitif. Analisis pada penelitian ini dilakukan secara unvariat untuk
memperoleh prevalensi balita usia 0-59 bulan yang stunting di Kabupaten
Sumedang Tahun 2018 dan Data gizi sensitif berdasarkan 6 indikator yang
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh ibu balita. .
2.9 Alur Kerja Penelitian
Bagan 1. Alur Kerja Penelitian
Analisis Data
Hasil pengukuran dimasukkan ke dalam Program WHO Anthro 2006 kemudian di input kedalam Program SPSS 2 untuk dijadikan Baseline Penelitian
Pengumpulan data (Pengukuran Antropometri dan Pengisian kuesioner di lapangan )
Penandatanganan MOU oleh Rektor UKI dengan Bupati Kabupaten Sumedang dan MOA antara Dekan FK UKI dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
Perencanaan Pelaksanaan Penelitian antara Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dengan FK UKI
18
2.6 Etika Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dengan cara
penandatangan MoU antara Rektor UKI dengan Bupati Kabupaten Sumedang
dan MoA antara Dekan FK UKI dan Kadinkes Kabupaten Sumedang. Data-data
yang diambil dari pengukuran antropometri telah mendapat izin dan subjek dari
data-data yang telah diambil dijamin kerahasiaannya.
19
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1 Hasil Penelitian di 10 Desa Sampel di Kabupaten Sumedang
3.1.1 Masalah Gizi Pada Balita di 10 Desa Sampel
Gambar 1. Masalah Gizi Pada Balita di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang
Tahun 2018
Berdasarkan grafik 5. Gambaran masalah gizi pada balita berdasarkan hasil
penelitian di 10 desa sampel di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 menunjukkan
bahwa Masalah gizi tertinggi adalah Stunting, lalu diikuti dengan wasting dan
overweight. Persentase Masalah Stunting pada balita tertinggi adalah pada rentang
usia 36-47 bulan sebanyak 23,7%, sedangkan masalah Wasting tertinggi adalah di
usia 12-23 bulan sebanyak 35% dan yang terendah dari masalah gizi pada balita
adalah masalah Overweight diperoleh persentase tertinggi di rentang usia 36-47
bulan sebanyak 38%.
2.0%3.0%
18.7% 18.2%
23.7%
20.2%
1.0%2.0%
3.5%
1.0%2.0%
0.5%0.5% 1.0% 0.5% 0.5%1.5%
0.0%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
0-5 6-11 12-23 24-35 36-47 48-59
PERSENTASE
USIA BALITA (BULAN)
Masalah Gizi Pada Balita di 10 Desa Sampel Kabupaten
Sumedang Tahun 2018 (n=472)
Stunting Wasting Overweight
20
3.1.2 Karakteristik Balita Berdasarkan Jenis Kelamin dan umur di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang
Gambar 2. Jumlah Balita Berdasarkan Jenis Kelamin dan umur di 10 Desa
Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Karakteristik Balita di 10 Desa Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan
usia menunjukkan sebanyak 233 responden (47,5%) adalah laki-laki dengan
kategori umur terbanyak hingga terendah secara berurutan yaitu 12-23 bulan
sebanyak 54 responden (11%), kategori umru 48-59 responden adalah sebanyak
52 orang (10,6%), kategori umur 36-47 bulan adalah 49 responden (10,0%),
kategori umur 24-35 bulan adalah 45 responden (9,2%), dan kategori umur 0-6
bulan sebanyak 9 responden (3,3%). Sisanya 243 responden (49,5%) adalah
perempuan dengan kategori umur terbanyak hingga terendah secara berurutan
dalah 48-59 bulan sebanyak 56 responden (11,4%), kategori umur 12-23 bulan
sebanyak 50 responden (10,2%), kategori umur 24-35 bulan dan 36-47 bulan
sebanyak 46 responden (9,4%), kategori umur 6-11 bulan sebanyak 25 responden
(5,1%), dan terakhir kategori umur 0-5 bulan sebanyak 16 responden (3,3%).
3.3%
5.1%
10.2%9.4% 9.4%
11.4%
1.8%
4.9%
11.0%
9.2% 9.0%
10.6%
0.0%
2.0%
4.0%
6.0%
8.0%
10.0%
12.0%
0-5 6-11 12-23 24-35 36-47 48-59
Perse
nta
se
Usia Balita (Bulan)
Jumlah Balita Berdasarkan Jenis Kelamin dan umur di 10
Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=472)
Perempuan Laki- laki
21
3.1.3 Status Gizi Balita Menurut Tinggi Badan Berbanding Umur di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang
Gambar 3. Status Gizi Balita Menurut Tinggi Badan Dengan Umur di 10 Desa
Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Distribusi Status Gizi Balita Menurut Tinggi Badan Dengan Umur di 10
Desa Sampel menunjukkan bahwa balita yang termasuk dalam kategori Stunting
adalah 175 responden (36%), balita yang termasuk dalam kategori normal adalah
305 responden (62%), dan balita yang termasuk dalam kategori tinggi hanya
sebanyak 11 responden (2%). Sehingga dari keseluruhan balita yang terbanyak
adalah kategori normal dan yang terendah adalah kategori tinggi.
22
3.1.4 Jumlah Balita Stunting Menurut Jenis Kelamin di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang
Gambar 4. Jumah Balita Menurut Jenis Kelamin Stunting di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Berdasarkan Karakteristik Balita Stunting Berdasarkan Jenis Kelamin
menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna dari karakteristik balita
stunting menurut jenis kelamin. Pada grafik menunjukkan sebanyak 88 responden
(50,3%) adalah laki-laki dan sisanya 87 responden (49,7%) adalah perempuan.
23
3.1.5 Jumlah Balita Stunting Berdasarkan Rentang Umur di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang
Gambar 5. Jumlah Balita Stunting Berdasarkan Rentang Umur di 10 Desa
Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Karakteristik Balita Stunting di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang
Berdasarkan Rentang Umur Tahun 2018. Pada grafik ini kelompok balita di
kategorikan menjadi umur 0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-23 bulan, 24-35 bulan, 36-
47 bulan, dan 48-59 bulan. Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan jumlah
balita stunting tertinggi adalah pada rentang umur 36-47 bulan yaitu sebanyak 48
responden (28%) lalu diikuti secara berurutan hingga yang terendah yaitu dari
rentang usia 48-59 bulan yaitu sebanyak 40 responden (23%) rentang usia 12-23
bulan sebanyak 39 responden (22%), rentang usia 24-35 bulan sebanyak 37
responden (21%), rentang usia 6-11 bulan sebanyak 6 responden (3%) dan yang
terendah pada balita dengan rentang usia 0-5 bulan sebanyak 4 responden (2%).
24
3.2 Hasil Penelitian Masing-Masing Desa Sampel di Kabupaten Sumedang
3.2.1 Persentase Perbandingan Jumlah Balita Stunting Dengan Jumlah
Keselurahan Balita
Gambar 6. Perbandingan Jumlah Balita Stunting Dengan Jumlah Keselurahan Balita
di 10 Desa Sampel di Kabupaten Sumedang Bulan April 2018.
Berdasarkan hasil penelitian, dari grafik di atas didapatkan bahwa di desa
Kebon Kelapa terdapat sebanyak 6 anak stunting per 37 anak balita (16,2 %), di desa
Cijeruk terdapat 19 anak stunting per 67 anak balita (28,4 %), di desa Margamukti
terdapat 21 anak stunting per 68 anak balita (30,9 %), di desa Malaka terdapat 9 anak
stunting per 27 anak balita (33,3 %), di desa Mekarsari terdapat 18 anak stunting per
47 anak balita (38,3 %), di desa Mekarbakti terdapat 28 anak stunting per 70 anak balita
(40,0 %), di desa Cilembu terdapat 30 anak stunting per 73 anak balita (41,1 %), di desa
Sukahayu terdapat 29 anak stunting per 64 anak balita (45,3 %), di desa Ungkal terdapat
4 anak stunting per 8 anak balita (50,0 %), dan di desa Cimarga terdapat 7 anak stunting
per 11 anak balita (63,6 %). Nilai tertinggi untuk angka perbandingan anak stunting
dengan jumlah keseluruhan anak balita terdapat di desa Cimarga dengan persentase
16.2%
28.4% 30.9% 33.3%38.3% 40.0% 41.1%
45.3%50.0%
63.6%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
Perbandingan Jumlah Balita Stunting Dengan Jumlah
Keselurahan Balita di 10 Desa Sampel di Kabupaten
Sumedang Bulan April 2018 (n = 472)
25
sebesar 63,6 % dan terendah terdapat di desa Kebon Kelapa dengan persentase sebesar
16,2 %.
3.2.2 Gambaran Masalah Gizi Pada Balita
Gambar 7. Gambaran Masalah Gizi Pada Balita di 10 Desa Sampel di Kabupaten
Sumedang Bulan April 2018.
Berdasarkan hasil penelitian, dari grafik di atas didapatkan bahwa masalah gizi
pada balita di desa Margamukti adalah stunting sebesar 30,9%, Wasting sebesar 4,4 %
dan Overweight sebesar 1,5 %, di desa Kebon Kelapa stunting sebesar 16,2 %, Wasting
sebesar 5,4 % dan Overweight sebesar 2,7 %, di desa Malaka stunting sebesar 33,3 %,
Wasting sebesar 3,7 % dan Overweight sebesar 0,0 %, di desa Ungkal stunting sebesar
50,0 %, Wasting sebesar 12,5 % dan Overweight sebesar 0,0 %, di desa Sukahayu
stunting sebesar 45,3 %, Wasting sebesar 4,7 % dan Overweight sebesar 3,1 %, di desa
Mekarbakti stunting sebesar 40,0 %, Wasting sebesar 1,4 % dan Overweight sebesar
30.9%
16.2%
33.3%
50.0%
45.3%
40.0%41.1%
28.4%
38.3%
63.6%
4.4% 5.4%3.7%
12.5%
4.7%
1.4%
8.2%
1.5%
4.3%
0.0%1.5%
2.7%
0.0% 0.0%
3.1%
0.0% 0.0%1.5%
0.0% 0.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
Gambaran Masalah Gizi Pada Balita di 10 Desa Sampel di
Kabupaten Sumedang Bulan April 2018 (n = 472)
Stunting
Wasting
Overweight
26
0,0 %, di desa Cilembu stunting sebesar 41,1 %, Wasting sebesar 8,2 % dan Overweight
sebesar 0,0 %, di desa Cijeruk stunting sebesar 28,4%, Wasting sebesar 1,5 % dan
Overweight sebesar 1,5 %, di desa Mekarsari stunting sebesar 38,3 %, Wasting sebesar
4,3 % dan Overweight sebesar 0,0 %, dan di desa Cimarga stunting sebesar 63,6%,
Wasting sebesar 0,0 % dan Overweight sebesar 0,0 %.
3.3 Data Gizi Sensitif Berdasarkan 6 Indikator di Kabupaten Sumedang
3.3.1 Indikator Balita 0-6 Bulan
Berdasarkan data di 10 desa Sampel Kabupaten Sumedang, didapatkan
34 balita yang berusia 0-6 bulan. Berdasarkan variabel yang ingin dibahas berupa
Pemberian ASI eksklusif, Alasan tidak diberi ASI eksklusif,, dan Penimbangan
setiap bulan di posyandu balita terhadap balita berusia 0-6 bulan.
3.3.1.1 Pemberian ASI Eksklusif Pada Balita 0-6 Bulan
Gambar 8. Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan di 10 Desa
Kabupaten Sumedang Tahun 2018.
Berdasarkan diagram diatas, bayi 0-6 bulan yang diberikan ASI ekslusif
oleh ibunya sebesar 30 bayi (88,2%) sedangkan yang tidak diberikan ASI ekslusif
88.20%
11.80%
Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan di 10
Desa Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=34)
ASI Ekslusif
Tidak ASI Ekskulsif
27
sebesar 4 bayi (11,8%). Alasan mengapa bayi tidak diberikan ASI ekslusif oleh
ibunya terdapat pada grafik selanjutnya.
3.3.1.2 Alasan Tidak Diberi ASI Ekslusif Pada Balita 0-6 Bulan
Gambar 9. Alasan Ibu Tidak Memberikan ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan
di 10 Desa Kabupaten Sumedang Tahun 2018.
Berdasarkan grafik diatas, dijelaskan bahwa alasan terbanyak mengapa ibu
bayi tidak memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan adalah karena ASI yang
keluar hanya sedikit. Ibu yang memiliki alasan tersebut adalah sebesar 2 orang
(50%). Alasan lain dengan persentase yang sama yaitu karena ibu
sakit/meninggal sebanyak 1 orang (25%) dan anak tidak bisa menyusui
sebanyak 1 orang (25%).
25% 25%
50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Ibu Sakit/Meninggal Anak Tidak BisaMenyusui
ASI Keluar Sedikit
Pe
ers
en
tase
(%
)
Alasan Tidak Diberi ASI Eksklusif
Alasan Ibu Tidak Memberikan ASI Ekslusif Pada Bayi
0-6 Bulan di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 (n=34)
28
3.3.1.3 Penimbangan Setiap Bulan di Posyandu Balita
Gambar 10. Kepatuhan Penimbangan Berat Badan Setiap Bulan di Posyandu
Pada Bayi 0-6 Bulan di 10 Desa Kabupaten Sumedang tahun 2018
Berdasarkan diagram diatas, dijelaskan bahwa ibu yang rutin membawa
bayinya ke posyandu untuk melakukan penimbangan setiap bulan sebanyak 18
orang (52,9%) dan yang tidak rutin membawa bayinya ke posyandu setiap bulan
untuk melakukan penimbangan adalah sebanyak 16 orang (47,1%).
52.90%47.10%
Kepatuhan Penimbangan Berat Badan Setiap Bulan di
Posyandu Pada Bayi 0-6 Bulan di 10 Desa Kabupaten
Sumedang tahun 2018 (n=34)
Setiap Bulan
Tidak Setiap Bulan
29
3.3.2 Indikator Balita 7-24 Bulan
Berdasarkan data di 10 desa Sampel Kabupaten Sumedang, didapatkan 143 balita
yang berusia 7-24 bulan. Berdasarkan variabel yang ingin dibahas berupa status
gizi, pemberian MP-ASI, pemberian imunisasi campak usia 9 bulan dan
imunisasi booster, dan pemberian vitamin A terhadap balita berusia 7-24 bulan.
3.3.2.1 Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan
Berdasarkan tabel dibawah ini, penilaian status gizi yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah menurut BB/U, PB/U dan BB/PB.
Gambar 11. Status Gizi Menurut BB/U Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa
sampel yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018.
Berdasarkan BB/U, balita yang memiliki status gizi buruk terdapat 4 orang
(3 %), gizi kurang 20 orang (14%), gizi baik 117 orang (82%), dan gizi lebih 2
orang (1%).
3%
14%
82%
1%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Ideal Gizi Lebih
Perse
nta
e (
%)
Status Gizi menurut BB/U
Status Gizi Menurut BB/U Pada Balita Usia 7-24
Bulan di 10 desa sampel yang tersebar di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143).
30
Gambar 12. Status Gizi Menurut PB/U Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa sampel
yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018.
Berdasarkan PB/U, balita yang memiliki status sangat pendek 14 orang
(10%), balita pendek 29 orang (20%), balita dengan tinggi normal 94 orang (66%),
dan balita tinggi 6 orang (4%).
Gambar 13. Status Gizi Menurut BB/PB Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa
sampel yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143).
Berdasarkan BB/PB, balita yang memiliki status sangat kurus 2 orang
(1%), balita kurus 7 orang (5%), balita normal 130 orang (91%) dan balita gemuk
4 orang (3%).
10%20%
66%
4%
0%
20%
40%
60%
80%
Sangat pendek Pendek Normal Tinggi
Perse
nta
se (
%)
Status Gizi menurut PB/U
Status Gizi Menurut PB/U Pada Balita Usia
7-24 Bulan di 10 desa sampel yang tersebar di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143)
1% 5%
91%
3%0%
20%
40%
60%
80%
100%
Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk
Perse
nta
se (
%)
Status Gizi menurut BB/PB
Status Gizi Menurut BB/PB Pada Balita Usia
7-24 Bulan di 10 desa sampel yang tersebar di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143)
31
3.3.2.2 Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan
Gambar 14. Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa sampel
yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143).
Balita yang mendapatkan MP-ASI adalah 113 balita (79%) dan yang
mendapatkan MP- tidak dengan ASI 30 balita (21%). Umur stop ASI terbanyak
adalah setelah mulai diberikan MP-ASI pada usia 7 bulan. Jenis MP-ASI terbanyak
yang pertama kali diberikan adalah bubur tepung/saring yang dihaluskan yaitu
50,5%.
79%
21%
Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa
sampel yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
(n=143).
32
Gambar 15. Jenis MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa sampel yang
tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143).
Berdasarkan grafik diatas, MP-ASI tertinggi hingga yang terendah
secara berurutan yang diberikan pada Balita usia 7-24 bulan adalah bubur saring
yang dihaluskan yaitu 47 responden (51%), makanan padat yang dihaluskan 27
responden (29%), Susu formula 8 responden (9%), Air putih 7 responden (8%),
Teh manis 3 responden (3%), dan Air tajin 1 responden (1%).
9%1% 3%
8%
51%
29%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Susu
Formula
Air Tajin Teh Manis Air Putih Bubur
Saring
dihaluskan
Makanan
padat
dihaluskan
Perse
nta
se (
%)
Jenis MP-ASI
Jenis MP-ASI Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa
sampel yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018
(n=143).
33
3.3.2.3 Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 7-24 Bulan
Gambar 16. Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa sampel
yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143).
Balita yang mendapatkan imunisasi campak usia 9 bulan yaitu 118 (50
%) sedangkan yang mendapatkan imunisasi booster campak 24-36 bulan hanya
38 balita (16%), dan yang mendapatkan imunisasi booster DPT-HiB-HB 18
bulan yaitu 79 balita (34%).
50%
34%
16%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Campak 9 Bulan DPT-HiB-HB 18
Bulan
Campak 24-36
Bulan
Perse
nta
se (
%)
Pemberian Imunisasi
Pemberian Imunisasi Pada Balita Usia 7-24 Bulan
di 10 desa sampel yang tersebar di Kabupaten
Sumedang Tahun 2018 (n=143).
34
3.3.2.4 Pemberian Vitamin A Pada Balita Usia 7-24 Bulan
Gambar 17. Pemberian Vitamin A Pada Balita Usia 7-24 Bulan di 10 desa sampel
yang tersebar di Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143).
Berdasarkan grafik diatas, untuk balita yang mendapatkan vitamin A yaitu
101 (71 %) balita dan yang tidak mendapatkan vitamin A yaitu 42 balita (29 %).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa banyak yang sudah mendapat vitamin A lebih
banyak dari balita yang belum mendapatkan vitamin A.
71%
29%
Pemberian Vitamin A Pada Balita Usia 7-24
Bulan di 10 desa sampel yang tersebar di
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=143).
35
3.3.3 Indikator Balita 25-59 Bulan
3.3.4 Pemberian Vitamin A Kapsul Merah Pada Balita Usia 25 – 59 Bulan di 10
Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Gambar 18. Pemberian Vitamin A Kapsul Merah Pada Balita Usia 25 – 59
Bulan di 10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Responden yang di dapatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 295
orang balita berusia 25 hingga 59 bulan. Berdasarkan grafik diatas, didapatkan
bahwa sebanyak 272 anak balita (92,20%) sudah mendapatkan vitamin A
kapsul merah dan 23 anak balita sisanya (7,80%) belum mendapatkan vitamin
A kapsul merah
92.20%
7.80%
ya tidak
36
3.3.5 Kepemilikan Buku KIA/KMS pada Balita Usia 25 – 59 Bulan di 10 Desa
Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Gambar 19. Kepemilikan Buku KIA/KMS pada Balita Usia 25 – 59 Bulan di
10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Grafik diatas menunjukkan data bahwa terdapat 292 anak balita (99%)
sudah memiliki buku KMS / KIA, sedangkan 3 anak balita sisanya (1%) tidak
memiliki buku KMS / KIA yang berfungsi sebagai bukti tertulis dari
pengukuran tumbuh kembang anak terutama pada balita.
96.61%
3.39%
Ada Tidak ada
37
3.3.6 Lokasi Penimbangan Balita Usia 25 – 59 Bulan di 10 Desa Sampel,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Gambar 20. Lokasi Penimbangan Balita Usia 25 – 59 Bulan di 10 Desa
Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Berdasarkan grafik di atas di dapatkan bahwa tempat penimbangan berat
badan tersering pada responden penelitian ini berlokasi di Posyandu. Sebanyak
279 anak balita (94,58%) melakukan penimbangan di Posyandu, 4 anak balita
(1,36%) melakukan penimbangan di Puskesmas / Pustu / Polindes, 1 anak balita
(0,34%) melakukan penimbangan berat badan di tempat Dokter / Bidan /
Perawat Praktek dan 1 anak balita (0,34%) melakukan penimbangan berat
badan di tempat lainnya. Tidak ada anak balita yang mengukur berat badannya
di PAUD, RS dan Rumah.
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
38
3.3.7 Balita Usia 25 – 59 Bulan yang Memiliki Riwayat Dirawat Karena Masalah
Gizi pada 10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Gambar 21. Balita Usia 25 – 59 Bulan yang Memiliki Riwayat Dirawat
Karena Masalah Gizi pada 10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat
Berdasarkan grafik diatas, di dapatkan bahwa 293 anak balita (99%)
tidak pernah dirawat karena masalah gizi, sedangkan 2 anak balita sisanya (1%)
pernah dirawat di Rumah Sakit karena masalah gizinya dan untuk mendapatkan
tatalaksana lebih baik dengan keluhan yang ada.
1%
99%
Pernah Tidak Pernah
39
3.3.8 Alasan Dirawat di Rumah Sakit Karena Masalah Gizi pada Balita Usia 25
– 59 Bulan di 10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Gambar 22. Alasan Dirawat di Rumah Sakit Karena Masalah Gizi pada Balita
Usia 25 – 59 Bulan di 10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Menurut Grafik diatas, terdapat 293 anak balita (99,32%) tidak pernah
dirawat karena masalah gizi. Terdapat 2 anak balita usia 25 – 59 bulan (0,68%)
di rawat di Rumah Sakit karena dianjurkan oleh petugas kesehatan.
0.00% 0.68% 0.00%
99.32%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Keinginan Sendiri DianjurkanPetugas Kesehatan
Lainnya Tidak Pernah
40
3.3.9 Frekuensi Penimbangan Berat Badan Balita Usia 25 – 59 Bulan dalam 6
Bulan Terakhir di 10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Gambar 23. Frekuensi Penimbangan Berat Badan Balita Usia 25 – 59 Bulan
dalam 6 Bulan Terakhir di 10 Desa Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Grafik diatas menunjukkan frekuensi penimbangan berat badan
responden selama 6 bulan terakhir. Berdasarkan grafik yang disajikan,
didapatkan bahwa sebagian besar balita berusia 25 – 59 bulan sudah mengukur
berat badannya setiap bulan. Sebanyak 245 anak balita (83,05%) melakukan
pengukuran berat badan sebanyak 6 kali dalam waktu 6 bulan terakhir. Terdapat
2 anak balita (0,68%) yang tidak pernah mengukur berat badannya selama 6
bulan terakhir. Sebanyak 6 anak balita (2,03%) melakukan pengukuran berat
badan sebanyak 1 kali, 9 anak balita (3,05%) melakukan pengukuran berat
badan sebanyak 2 kali, 8 anak balita (2,71%) melakukan pengukuran berat
badan sebanyak 3 kali, 11 anak balita (3,73%) melakukan pengukuran berat
badan sebanyak 4 kali, 10 anak balita (3,93%) melakukan pengukuran berat
0.68% 2.03% 3.05% 2.71% 3.73% 3.39%
83.05%
1.36%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Tidakpernah
1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali > 6 kali
41
badan sebanyak 5 kali, dan sebanyak 4 anak balita (1,36%) melakukan
pengukuran berat badan sebanyak lebih dari 6 kali dalam waktu 6 bulan
terakhir.
3.3.10 Pemberian PMT kepada Balita Usia 25 – 59 Bulan di 10 Desa Sampel,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Gambar 24. Pemberian PMT kepada Balita Usia 25 – 59 Bulan di 10 Desa
Sampel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Menurut grafik di atas, didapatkan bahwa sebanyak 184 anak balita
(62%) mendapatkan PMT dari fasilitas kesehatan yang sering di datangi untuk
melakukan pengukuran berat badan responden, sedangkan 111 anak balita
sisanya (38%) tidak mengonsumsi PMT.
3.3.11 Indikator Remaja Putri
Berdasarkan data di 10 desa Sampel Kabupaten Sumedang, didapatkan 15
Remaja Putri dengan syarat usia 10-19 tahun dengan status belum menikah.
62%
38%
Ya Tidak
42
Berdasarkan variabel yang ingin dibahas berupa Kesehatan Reproduksi dan Pola
Makan yang terbagi menjadi Mengalami nyeri atau tidak saat haid, memiliki
keluhan saat keputihan atau tidak, memiliki siklus haid teratur atau tidak teratur,
frekuensi ganti pembalut, usia menarche, pernah melakukan pemeriksaan
HIV/Hep B/TORCH/PMS atau tidak, mengalami anemia atau tidak, kategori
IMT, dan susunan hidangan sehari-hari yang dikonsumsi.
3.3.4.1 Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Nyeri Saat Haid
Gambar 25. Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Nyeri Saat Haid di 10 Desa
Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=15)
Berdasarkan grafi diatas, Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Nyeri
Saat Haid di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 yaitu terdapat
6 remaja putri yang mengalami nyeri saat haid (40%) dan sisanya 9 remaja putri
yang tidak mengalami nyeri saat haid (60%).
40%
60%
Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Nyeri Saat
Haid di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 (n=15)
Nyeri Saat Haid
Tidak nyeri saat haid
43
3.3.4.2 Jumlah Remaja Putri yang Memiliki keluhan Saat Keputihan
Gambar 26. Jumlah Remaja Putri yang Memiliki keluhan Saat Keputihan di 10
Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=15).
Berdasarkan grafik diatas jumlah Remaja Putri yang Memiliki keluhan Saat
Keputihan di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 menunjukkan bahwa
sebagian besar remaja putri mengalami keluhan saat keputihan berupa rasa gatal yang
hebat yaitu 11 remaja (73%), sedangkan 3 remaja putri mengatakan tidak ada keluhan
selama keputihan (20%), sisanya yaitu 1 remaja putri mengalami keputihan yang
berwarna kuning kehijauan (7%).
20%
73%
7%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%
tidak ada keluhan Rasa gatal yang hebat Berwarna kuningkehijauan
Pe
rse
nta
se (
%)
Keluhan Saat Keputihan
Jumlah Remaja Putri yang Memiliki keluhan Saat
Keputihan di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 (n=15)
44
3.3.4.3 Jumlah Remaja Putri yang Memiliki Siklus Haid Teratur dan Tidak
Teratur
Gambar 27. Jumlah Remaja Putri yang Memiliki Siklus Haid Teratur dan
Tidak Teratur di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=15)
Berdasarkan grafik.... Jumlah Remaja Putri yang Memiliki Siklus Haid
Teratur dan Tidak Teratur di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018
menunjukkan dari 15 remaja putri hanya 1 orang yang memiliki siklus haid yang
tidak teratur (7%), sedangkan sisanya yaitu 14 orang mengatakan memiliki
siklus haid yang teratur (93%).
93%
7%
Jumlah Remaja Putri yang Memiliki Siklus Haid
Teratur dan Tidak Teratur di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=15)
Siklus Haid Teratur
Siklus Haid TidakTeratur
45
3.3.4.4 Frekuensi Ganti Pembalut Pada Remaja Putri
Gambar 28. Frekuensi Ganti Pembalut Pada Remaja Putri di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Berdasarkan grafik di atas frekuensi Ganti Pembalut Pada Remaja Putri
di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 menunjukkan 14 remaja
putri mengganti pembalut sebanyak 3-5 kali ketika haid (93%), sedangkan
hanya 1 remaja putri yang menganti pembalut <3 kali ketika haid (7%).
7%
93%
Frekuensi Ganti Pembalut Pada Remaja Putri di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 (n=15)
<3 kali
3-5 kali
46
3.3.4.5 Usia Menarche Remaja Putri
Gambar 29. Usia Menarche Remaja Putri di 10 Desa Sampel Kabupaten
Sumedang Tahun 2018
Berdasarkan grafik diatas Usia Menarche Remaja Putri di 10 Desa
Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 terdapat 12 remaja putri memiliki
usia menarche 10-15 tahun (80%) dan 3 remaja putri lainnya mengatakan
menarche di usia <9 tahun (20%).
20%
80%
Usia Menarche Remaja Putri di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=15)
<9 tahun
10 - 15 tahun
47
3.3.4.6 Jumlah Remaja Putri Yang Pernah Melakukan Pemeriksaan
HIV/HepB/TORCH/PMS
Gambar 30. Jumlah Remaja Putri Yang Pernah Melakukan Pemeriksaan
HIV/HepB/TORCH/PMS di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun
2018
Berdasarkan grafik diatas Jumlah Remaja Putri Yang Pernah Melakukan
Pemeriksaan HIV/HepB/TORCH/PMS di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 Menunjukkan dari 15 remaja putri yang mengaku pernah melakukan
pemeriksaan HIV/HepB/TORCH/PMS hanya 2 orang (13%), sedangkan sisanya yaitu
13 remaja putri mengatakan tidak Pernah Melakukan Pemeriksaan
HIV/HepB/TORCH/PMS (87%)
13%
87%
Jumlah Remaja Putri Yang Pernah Melakukan Pemeriksaan HIV/HepB/TORCH/PMS di 10 Desa Sampel Kabupaten
Sumedang Tahun 2018 (n=15)
Pernah Melakukan PemeriksaanHIV/HepB/TORCH/PMS
Tidak Pernah MelakukanPemeriksaanHIV/HepB/TORCH/PMS
48
3.3.4.7 Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Anemia
Gambar 31. Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Anemia di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Berdasarkan grafik diatas Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Anemia di 10
Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 menunjukkan sebagian besar remaja
putri mengatakan tidak pernah anemia yaitu 11 orang (73%), sisanya 4 remaja putri
mengaku pernah mengalami anemia (27%).
27%
73%
Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Anemia di 10 Desa
Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=15)
Pernah Anemia
Tidak Pernah Anemia
49
3.3.4.8 Kategori Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Putri
Gambar 32. Jumlah Remaja Putri yang Mengalami Anemia di 10 Desa Sampel
Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Berdasarkan grafik diatas, kategori Indeks Massa Tubuh Pada Remaja
Putri di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018 di dapatkan bahwa
10 remaja putri memiliki IMT dengan kategori kurus (67%), 3 remaja putri
memiliki IMT dengan kategori normal, dan sisanya 2 remaja putri memiliki
IMT dengan kategori preobesitas (13%). Tidak ada remaja putri yang memiliki
IMT dengan Kategori Obesitas kelas I, II, maupun III.
67%
20%13%
0% 0% 0%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Kurus Normal Preobesitas Obesitaskelas I
Obesitaskelas II
Obesitaskelas III
Pe
rse
nta
se (
%)
Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
Kategori Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Putri di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018
(n=15)
50
3.3.4.9 Susunan Hidangan Sehari-hari yang DiKonsumsi Remaja Putri
Gambar 33. Susunan Hidangan Sehari-hari yang Di Konsumsi Remaja Putri
di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Berdasarkan grafik.. Susunan Hidangan Sehari-hari yang Di Konsumsi
Remaja Putri di 10 Desa Sampel Kabupaten Sumedang Tahun 2018
menunjukkan 10 remaja putri lebih memilih untuk mengonsumsi hidangan
sehari-hari yang yang tersusun atas Nasi + sayur + lauk nabati + lauk hewani
sebanyak (67%), sebanyak 3 remaja putri memilih mengonsumsi Nasi + Sayur
+ Lauk nabati sebagai hidangan sehari-hari (20%), sedangkan sisanya 2 remaja
putri memilih mengonsumsi hidangan sehari-hari dalam bentuk Nasi + Sayur +
Lauk hewani + Buah + Susu
20%
67%
13%
0%10%20%30%40%50%60%70%
Nasi + sayur +lauk nabati
Nasi + sayur +lauk nabati + lauk
hewani
Nasi + sayur +lauk nabati + laukhewani + buah +
susu
Pe
rse
nta
se (
%)
Susunan Hidangan Sehari-hari
Susunan Hidangan Sehari-hari yang DiKonsumsi
Remaja Putri di 10 Desa Sampel Kabupaten
Sumedang Tahun 2018 (n=15)
Series1
51
3.3.12 Indikator Ibu Hamil
Berdasarkan data di 10 desa Sampel Kabupaten Sumedang, didapatkan 19 ibu
hamil yang memiliki balita 0-59 bulan. Berdasarkan variabel yang ingin dibahas
berupa Indeks Massa Tubuh (IMT), Jadwal Antenatal Care (ANC), dan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil.
3.3.5.1 Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil
Gambar 34. Indeks Massa Tubuh Pada Ibu Hamil di 10 Desa Kabupaten
Sumedang Tahun 2018 (n=19)
Berdasarkan grafik diatas, ibu hamil yang memiliki Indeks Massa
Tubuh (IMT) normal adalah 9 orang (47,4%), IMT kurus adalah 2 orang (10,5%),
IMT lebih adalah 2 orang (10,5%), Obesitas I adalah 4 orang (21,1%), dan
Obesitas II adalah 2 orang (10,5%).
10.5%
47.4%
10.5%
21.1%
10.5%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
45.0%
50.0%
Kurus Normal Lebih Obesitas I Obesitas II
Pe
rse
nta
se (
%)
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil
52
3.3.5.2 Jadwal Antenatal Care (ANC)
Gambar 35. Jadwal Kelengkapan Antenatal Care Ibu Hamil di 10 Desa
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=19)
Berdasarkan garfik diatas, ibu hamil yang melakukan Antenatal Care
(ANC) lengkap, yaitu minimal melakukan sekali kunjungan di trimester I, sekali
kunjungan di trimester II dan dua kali kunjungan di trimester III, adalah 9 orang
(47,4%), sedangkan yang tidak melakukan ANC lengkap adalah 10 orang
(52,6%).
47%
53%
Jadwal Kelengkapan Antenatal Care Ibu Hamil di 10 Desa
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=19)
ANC Lengkap ANC Tidak Lengkap
53
3.3.5.3 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil
Gambar 36. Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil di 10 Desa
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=19)
Berdasarkan grafik diatas, ibu hamil yang mendapatkan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) adalah 16 orang (84,2%), sedangkan ibu hamil
yang tidak mendapat PMT adalah 3 orang (15,8%).
84.20%
15.80%
Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil di
10 Desa Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=19)
PMT
Tidak PMT
54
3.3.6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Penelitian dilakukan di 10 desa di Kabupaten Sumedang terdapat 430 rumah
tanga yang terdiri dari 10 desa yaitu yaitu 68 rumah tangga Desa 1, 37 rumah
tangga Desa 2, 27 rumah tangga Desa 3, 8 rumah tangga Desa 4, 51 rumah
tangga Desa 5, 70 rumah tangga Desa 6, 47 rumah tangga Desa 7, 65 rumah
tangga Desa 8, 46 rumah tangga Desa 9, dan,11 rumah tangga Desa 10.
Gambar 37. Jumlah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di
Masyarakat Kabupaten Sumedang Tahun 2018 (n=430)
Berdasarkan grafik diatas, Jumlah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tatanan Rumah Tangga di Masyarakat Kabupaten Sumedang Tahun 2018 terbagi
menjadi 8 kategori yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehata, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik nyamuk, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidak ada anggota
keluarga yang merokok di dalam rumah. Untuk kategori 1 persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan sebanyak 428 rumah tangga (99%), mencuci tangan dengan air
99% 99%
77%
0% 5%
47%
84%
31%
1.00% 0.70%
22.60%
51.60% 48.60% 53.00%
16.00%
69.50%
0%20%40%60%80%
100%120%
Pe
rse
nta
se (
%)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Jumlah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Masyarakat Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 (n=430)
Ya
Tidak
55
bersih dan sabun sebanyak 427 rumah tangga (99,3%), menggunakan air bersih
sebanyak 333 rumah tangga (77,4%), menggunakan jamban sehat sebanyak 208 rumah
tangga(48,4%), memberantas jentik nyamuk sebanyak 221 rumah tangga (51,4%),
makan sayur dan buah setiap hari sebanyak 202 rumah tangga (47,0%), melakukan
aktivitas fisik setiap hari sebanyak 361 rumah tangga (84%), da tidak ada anggota
keluarga yang merokok di dalam rumah sebanyak 131 rumah tangga (30,5%).
56
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Gambaran masalah gizi pada balita yang paling tinggi adalah stunting
dengan kelompok usia 36-47 bulan sebesar 23,4%.
2. Karakteristik balita menurut TB/U adalah 62% normal, 36% stunting dan 2%
tinggi.
3. Persentase balita dengan stunting berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki
sebesar 50,3% sedangkan perempuan sebesar 49,7%.
4. Persentase balita dengan stunting tertinggi berdasarkan rentang usia yaitu
kelompok 36-47 bulan sebesar 28%, diikuti dengan kelompok usia 48-59
bulan sebesar 23%, kelompok usia 12-23 bulan sebesar 22%, kelompok usia
24-35 bulan sebesar 21%, kelompok usia 6-11 bulan sebesar 3% dan
terendah adalah kelompok usia 0-5 bulan sebesar 2%.
5. Persentase balita yang dengan stunting berdasarkan jenis kelamin dan
kelompok usia adalah :
a. Kelompok balita usia 48-59 bulan dengan jenis kelamin laki-laki
menempati persentase tertinggi sebesar 12%
b. Kelompok balita usia 0-5 bulan dengan jenis kelamin laki-laki
menempati persentase terendah sebesar 3%
c. Kelompok balita usia 12-23 bulan dengan jenis kelamin perempuan
menempati persentase tertinggi sebesar 12%
d. Kelompok balita usia 0-5 bulan dengan jenis kelamin perempuan
menempati persentase terendah sebesar 2%.
57
4.2 Saran
1. Perlunya dilakukan seminar kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita
dan mengundang beberapa ahli seperti psikolog untuk membahas mengenai
pentingnya pola asuh ibu terhadap status gizi dan tumbuh kembang balita.
2. Ppenyuluhan diberikan dengan media pembantu untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai materi yang akan disajikan (Flipchart dan
leaflet).
3. Infrastruktur pada desa perlu diperbaiki karena akses yang sulit dari rumah
warga untuk mencapai Puskesmas Kecamatan. Kendala akses transportasi
dapat menyebabkan sulitnya warga mencapai fasilitas kesehatan dan begitu
juga dengan petugas kesehatan menjadi sulit untuk mencapai warga
4. Intervensi gizi sensitif melalui edukasi ibu untuk membuat makanan yang
mudah, murah namun bergisi dengan tetap memperhatikan Tinggi kalori dan
tinggi protein (TKTP) dan melakukan workshop (praktik) memasak yang
diawasi oleh ahli gizi
5. Pelatihan kepada petugas kesehatan ataupun kader mengenai cara
pengukuran antropometri yang benar.
6. Pengadaan penyuluhan kepada kader dan masyarakat mengenai 1000 HPK,
ASI eksklusif, MP-ASI, pematauan pertumbuhan dan perkembangan untuk
mencegah angka kejadian stunting bertambah di desa tersebut
7. Perlunya dilakukan seminar kepada remaja putri mengenai pentingnya
kesehatan alat reproduksi, asupan gizi dan edukasi mengenai peran remaja
dalam memberantas stunting melalui persiapan gizi yang optimal sebelum
menjadi calon ibu
8. Melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) setiap bulan secara teratur
dan berkala untuk ibu hamil dan balita berusi 0-59 bulan dan pemerataan
pemberian suplementasi pada ibu hamil.
top related