farmako kelompok 3 blok panca indra
Post on 15-Feb-2015
121 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Anggota Tri Sulistyo Ratna Dewi 07020100 Amelia Laksmi Pratita 08020014 Rabitha Rahmaniar 08020022 Ika Ayu Dewi Satiti 08020031 Cesro Maulana Sangka 08020033 Mirzaulin Leonaviri 08020058 Yunita Fadhila Sandy 08020068 Masrida Fatmawati 08020076 Istatin Nafiah 08020082 Alfi Syahreza Oktavian 08020091 Utari Prasetyoningrum 08020124 Lusiana Ayu Lestari 08020128
Kasus 1
Seorang wanita 25 tahun datang ke poliklinik karena jalan sering nabrak nabrak. Penderita mempunyai riwayat sering menggunakan obat tetes mata Cendo Xytrol untuk mengatasi iritasi mata karena debu. Mata tidak merah tapi TIO nya meningkat. Dokter memeriksa penderita dan memberikan tetes mata atropin sebelum melakukan pemeriksaan funduskopi.
3
1. Apa tujuan penggunaan tetes mata atropin pada kasus tersebut?bagaimana mekanisme kerja obat tersebut dan apa saja efek samping yang bisa dialami penderita tersebut?
ATROPIN
Tujuan Untuk dilatasi pupil sebelum pemeriksaan mata
Mekanisme kerja
Midriatikum•Menghambat neurotransmiter pd rec. M.constrictor pupillae yang berfungsi sbg miosis pada pupilpupli midriasisSikloplegik •Menghambat neurotransmitter pd rec. M.sfingter iris imobilisasi iris•Menghambat neurotransmitter pd rec. M.ciliaris lensaparalisis mekanisme akomodasi
Efek samping •Midrisisfotofobia•Sikloplegihilangnya kemampuan melihat jarak dekat•Mata kabur,mata merah,iritasi mata,konjungtivitis,TIO↑,edema kelopak mata•Efek sistemik
2. Dari hasil pemeriksaan penderita didiagnosa mengalami glaukoma. Adakah hubungan penyakit yang dialami penderita dengan riwayat sering menggunakan tetes mata Cendo Xytrol ?
Ada
Cendo xytrol yang mengandung steroid.steroid diduga meningkatan resistensi /menyebabkan obstruksi aliran keluar humor aqueous dengan cara :
peningkatan akumulasi glikosaminoglikan peningkatan aktivitas respons protein trabecular-meshwork
inducible glucocorticoid (TIGR)
3. Jelaskan site of action golongan obat-obat yang digunakan pada glaukoma sesuai dengan patofisiologinya!
6
This photo album contains sample pages to get you started.
To add your own pages, click the Home tab, then click the New Slide gallery.
8
4. Sebutkan masing-masing golongan obat dan uraikan mekanisme kerja masing2 golongan obat, indikasi, kontraindikasi serta efek sampingnya! (buat dalam bentuk tabel)
11
GOLONGAN OBAT
MEKANISME KERJA
INDIKASI KONTRA NDIKASI
EFEK SAMPING
α- agonis(apraclonidin)
Mengurangi pembentukan cairan bola mata (aktivasi reseptor α2 badan silier)
Topikal pada mata (glaukoma)
Kekeringan pd mata, hipotensi, sedasi
β- antagonis(timolol maleat)
Mengurangi produksi cairan bola mata oleh badan siliaris (Blok reseptor β1 di badan silier)
Glaukoma sudut terbuka
Asma, PPOK, bradiaritmia
Efek pada paru dan jantung
12
Carbonic anhydrase inhibitor(Azetazolamid)
Blok carbonic anhydrase inhibitor dan menurunkan pembentukan bicarbonat
glaukoma pemakaian sistemik
Penurunan kadar Natrium dan atau Kalium dalam serum darah, penyakit ginjal atau hati gangguan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremia, sirosis.
Parestesia, kehilangan nafsu makan, deafness, perubahan pengecapan, gangguan saluran cerna, poliuria, ngantuk, konfusi, asidosis, miopia bersifat sementara. urtikaria, haematuria, glikosuria, insufisiensi hati, paralisis flaksid, fotosensitifitas, kejang.
13
Golongan obat
Mekanisme kerja
indikasi Kontra indikasi
Efek samping obat
Obat miotik (pilokarpin, carbachol, phospoline iodide)
Mempercepat keluarnya aquos dari mata dgn kontraksi otot matamenarik kanal saluran
Glaukoma •Neurovascular glukoma•Afakia•Uveitis
• kabur penglihatan pd pasien katarak•Iritasi lokal•Kaku akomodasi•Bradikardia•Aritmia•Sakit kepala•Mual, muntah•Hipotensi
PG analog (latanaprost)
Meningkatkan curahan oveoskleral
POAG, ocular hipertensi, obat pengganti
Cegah pemakaian bersama miotik dan uveitis
•Mata kabur•Dry eyes•Hiperemia•Keratopati pungtata•uveitis
14
5. Dokter memberikan obat, salah satunya timolol tetes mata. Efek apa yang diharapkan dokter dengan memberikan timolol tetes mata pada kasus tersebut?
Diberikan timolol tujuan untuk mengurangi produksi humor aquous. Efek samping Sensasi terbakar, nyeri, gatal, merah, mata kering, reaksi alergi pada kelopak, radang kornea, pandangan ganda.
Untuk mencegah kontiminasi, jangan dibiarkan ujung wadah tetes mata bersinggungan dengan permukaan/bagian mata dan selalu dijaga tutup tetes mata selalu rapat !penting!!
17
1. Terlebih dahulu cuci tangan anda dengan sabun
2. Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata bawah dari mata hingga membentuk lekukan
3. Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup
4. Jangan kedip-kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit.
7. Perlukah obat antiinflamasi untuk kasus tersebut? Jelaskan!
Perlu tetapi dalam bentuk non steroid (NSAID) karena jika menggunakan steroid dikhawatirkan kondisi mata akan semakin parah.
Steroid dapat menyebabkan terjadinya glaukoma sudut terbuka dengan menurunkan drainase humor aqueous merusak trabekular meshwork
19
8. Sebutkan jenis-jenis antiinflamasi untuk mata berdasarkan potensinya dan jelaskan mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi, serta efek sampingnya!
(buat dalam bentuk tabel)
20
Mekanisme kerja
Indikasi kontraindikasi Efek samping
Betametason
Betamethason valerat merupakan suatu kortikosteroid topikal yang mempunyai sifat anti inflamasi, anti pruritik dan vasokonstriktif
Alergi yang membutuhkan terapi dengan kortikosteroid.Untuk meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid.
•Penderita yang sensitif terhadap betametason dan sulfit.•Penderita yang mendapat terapi penghambat monoamin oksidase (MAO).•Infeksi fungi sistemik.•Penderita yang sedang diimunisasi.•Tukak lambung.
•Mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit, supresi dari HPA-aksis, glaukoma, gangguan psikis, miopathy, kehilangan massa otot.•Menyebabkan katarak subkapsular posterior khususnya pada anak-anak, eksoftalmus dan bertambahnya tekanan intraokular sehingga terjadi glaukoma, kadang-kadang merusak saraf mata.
Glukokortikoid
22
Dexamethason
Aktivitas anti-inflamasi Deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi.
Konjungtivitis alergika, keratitis, tukak korneal marginal alergik, herpes zoster ophthalmikus, iritis dan iridosiklitis, khorioretinitis, inflamasi segmen anterior, uveitis posterior difusa dan khoroiditis, neuritis optik dan ophthalmia simpatetik
Sensitivitas terhadap deksametason atau komponen lainnya
Katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intraokular, glaukoma, eksophtalmus
Fluorometholone
Peradangan pd palpebra,konjungtiva dan kornea supervisial.
23
Mekanisme kerja
indikasi kontraindikasi Efek samping
Hydrocortison acetat
Untuk mengurangi gejala inflamasi dan manifestasi pruritik pada dermatosis yang bersifat responsif terhadap kortikosteroid
pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap tiap komponen obat
Rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, folikulitis, infeksi sekunder
Prednisolon Methylprednisolone bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif.
herpes zoster opthalmicus, keratitis, neuritis optik, iritis, konjungtivitis alergi.
Mata merah yang belum diketahui diagnosisnya,glaucoma
Infeksi mata sekunder,penyembuhan kornea yg kurang sempurna (akibat penipisan kornea),kerusakan saraf penglihatan,katarak,glaucoma
Rimexolon
24
Mekanisme kerja
indikasi kontraindikasi
Efek samping
Olopatadine, Antazoline, Azelastine, Epinastine, Levocabastine
Antagonis R/ H1
Seasonal Allergic Conjunctivitis
Na-Nedokromil, Na –kromoglikat, Lodoxamide
Mast cell stabilizer / Ca channelbloker ?
Allergic conjunctivitis
Ketotifen H1 antagonis Mast cell stabilizer
Rinitis & konjungtivitis
Seperti golongan antihistamin pd umumnya
NSAID untuk mata
25
NSAID Olopatadine lodoxamide KETOTIFEN
Mekanisme Antagonis reseptor H1
Pensatabil sel mast Aktivasi antihistamin dan penstabilan sel mast
indikasi Konjungtivitis alergika
Keratokonjungtivitis alergi atau atopik, keratokonjungtivitis vernal, konjungtivitis (radang selaput ikat mata) papiler besar, keratitis vernal.
Vernal keratokonjungtivitis
Kontraindikasi
Lensa kontak (soft lenses)
Efek samping
Sakit kepala, asthenia (lemah), pandangan kabur, rasa terbakar, sindrom cold, mata kering, sensai beda pada tubuh, hiperemia (kelebihan darah di satu bagian tubuh), hipersensitif, keratitis, edema, mual, faringitis, pruritus (gatal-gatal), rinitis, sinusitis
Rasa terbakar, tersengat, gatal-gatal atau ganggguan penglihatan
Vertigo,tinitus,lelah,inkoordinasi,penglihatan kabur,diplopia,euforia,gelisah,insomnia,dan tremor
27
Kasus 2
An R, 5 th, BB 20 kg, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan keluar cairan kuning dari telinga kanan. Diawali batuk, pilek sejak 5 hari yang lalu. Tiga hari yang lalu sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat tapi tidak berkurang. Kemaren malam Rio panas tinggi dan sangat rewel dan siang nya keluar cairan warna kuning, lengket, molor dan berbau amis dari telinga kanan.
1. Jelaskan Patofisiologi Kasus di atas
Etio :Perubahan barometrik tiba tibaAlergiInfeksiSumbatan karena sekret, tampon, atau tumor
Gangguan tuba
Tekanan (-) Telinga tengah
Efusi
Sembuh
F. Tuba terganggu
tanpa infeksiOME
F. Tuba terganggu
dengan infeksiOMA
Sembuh
OME
OMSK
2. Uraikan Tujuan Terapi Kasus Tersebut Pengobatan OMA tergantung dari satdium
penyakitnya. Stadium oklusi
Membuka kembali tuba eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang.
Stadium presupurasi Pengobatan terhadap sumber infeksi
Stadium supurasi Pemberian AB + miringotomi bila membran
timpani masih utuh Gx klinis << + cegah ruptur
3. Adanya cairan warna kuning, lengket, molor, dan berbau amis dari telinga kanan menunjukkan adanya infeksi, jelaskan antiinfeksi apa saja yang bisa diberikan pada pasien tersebut! Kenapa?
Antibiotik yang di anjurkan :• Ampisilin dosis 50-100 mg/kgBB per hari di
bagi dalam 4 dosis, atau• Amoksisilin 40 mg/kgBB per hari di bagi
dalam 3 dosis, diberikan minimal selama 7hari
• Namun bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan Eritromisin 40 mg/kgBB per hari
Antibiotok golongan penisilin yang memberikan efek bakterisid terhadap mikroba Gram-positif (Streptococcus hemolitikus, Stafilococcus aureus, dan Pneumococcus), dengan mekanisme sebagai berikut :
1. Obat bergabung dengan penicillin-binding protein (PBPs) pada kuman
2. Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu
3. Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel
5. Jika anda sebagai dokter memberikan obat tetes telinga, coba jelaskan pada ibu penderita cara penggunaannya !
1. Wash your hands thoroughly with soap and water.
2. Gently clean any discharge which may be present on the outer part of the ear- Do this only at the outer external part.
3. Warm the bottle of ear drops by holding in the palm of your hand for a few minutes.
4. Shake the bottle well for 10 seconds to thoroughly mix and disperse the medication of ear drops.
4. Position:The patient should preferably be lying down for optimal ear drop instilation and another person can help instill the ear drops.Draw the medication into the dropper, or hold the dropper-top bottle with the dropper tip down.Tilt the affected ear up or lie on your side.
5. Pull the ear backward and upward (or if giving to a child younger than 3 years of age, pull backward and downward) to open the ear canal.
6. Instill the recommended number of drops in to the ear. Do not let the dropper/ bottle tip touch the fingers or the ear.
7. Gently press on the small skin flap [ called tragus]over the ear to help the drops to run into the ear canal.
8. Replace and tighten the cap or dropper of the ear drops bottle as soon as you have finished instillation and keep out of reach of children.
9. Keep your ear tilted up in the same position of instillation of ear drops for around 5 minutes or insert a soft cotton plug in the outer part of the ear
10. Repeat the steps if ear drops have been recommended for the other ear.
11. Wash your hands to remove any medication.
6. Beberapa obat ada yang dikatakan bersifat ototoksik.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ototoksik dan berikan contohnya.
b. Uraikan bagaimana mekanisme obat-obat tersebut sehingga bersifat ototoksik !
c. Dalam aplikasinya di klinik, apa saja yang harus diperhatikan ketika memberikan obat yang bersifat ototoksik ?
a. Ototoksik : menyebabkan kerusakan pada saraf vestibulokoklea atau organ pendengaran dan keseimbangan (N. VIII).
Ototoksitas adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan pada koklea ataupun apparatus vestibularis yang diakibatkan oleh paparan dari bahan kimia termasuk obat-obatan.
Contoh obat yang ototoksik:
- golongan analgetik-antipiretik: salisilat, quinine
- golongan Antimikroba: AM pada umumnya bersifat toksik-selektif. Yang mungkin dianggap tidak toksik – golongan penisilin.
- golongan Aminoglikosida: Streptomisin, Gentamisin, Neomisin, Kanamisin, Amikasin, Tobramisin, Kapreomisin.
- golongan Glycopeptida : vancomisin- golongan Makrolid: eritomisin- golongan Antineoplastik: cisplatin- golongan Loop diuretik : furosemid, ethacrynic acid
Ciri khas dari ototoksik ini adalah terjadinya penurunan ketajaman pendengaran yang bersifat sensorineural pada frekwensi tinggi, bilateral, cepat dan progresif dapat sementara namun umumnya menetap, pada paparan yang lebih lanjut bisa melibatkan frekwensi menengah atapun pada semua frekwensi.
b. Obat-obat tersebut mencapai efek toksik karena terhambatnya ekskresi obat tersebut. Ekskresi terutama melalui ginjal dengan filtrasi glomerulus.
pada umumnya ekskresi melalui ginjal melewati tiga tahapan, yaitu: filtrasi glomurulus, skresi aktif melalui tubulus, dan reabsorpsi pasif di tubulus ginjal.
Misal: Aminoglikosida yang diberikan dalam dosis tunggal, menunjukkan jumlah ekskresi renal yang kurang dari dosis yang diberikan. Karena ekskresi hampir seluruhnya berlangsung melalui ginjal, keadaan ini menunjukkan adanya sekuestrasi ke dalam jaringan.
Adanya hambatan fungsi ginjal akan menghambat ekskresi aminoglikosida yang berakibat terjadinya akumulasi dan cepat meningkatnya kadar dalam darah sampai lebih cepat mencapai kadar toksik.
c. Yang harus diperhatikan ketika memberikan obat yang bersifat ototoksik:a. Besarnya dosisb. Ada tidaknya gangguan faal ginjalc. Usia, pada usia tua efek ototoksik meningkatd. Sedang menggunakan obat ototoksik lain atau tidake. Tidak diberikan bersama asam etakrinat (diuretik kuat)f. terapi yang berkepanjangan.g. Demam, pada demam efek ototoksik meningkat.
Seorang wanita 23 tahun datang ke dokter karena keluhan hidung buntu sepanjang hari. Selama ini ia memang sering mengalami hidung buntu, bersin bersin dan pilek tiap kali terpapar udara yang dingin. Biasanya keluhan hidung buntu diobati sendiri dgn pemberian tetes hidung ILLIADIN. Saat ini dengan tetes hidung tersebut keluhan buntu tdk berkurang, malah rasanya semakin buntu. Dulu sebelum ia menggunakan tetes hidung ILLIADIN, atas saran temanya ia menggunakan tablet Chlorpeniramin meleat untuk mengatasi pilek dan bersin2nya namun belakangan ia merasa terganggu dgn ES sulit menelan dan tenggorokan kering, pada pemeriksaan fisik didapatkan dlm batas normal.
51
1. Penderita sering menggunakan ILLIADIN tetes hidung untuk mengatasi hidung buntu,bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?
2. Saat ini pemakaian ILLIADIN tetes hidung malah membuat hidung semakin buntu,apa sebabnya?
1. bekerja lewat 3 mekanisme berupa vasokonstriksi, anti-inflamasi, dan antiviral. - Proses vasokonstriksi yang dapat mengurangi pembengkakan mukosa hidung, memudahkan pernafasan, pengeluaran sekret sekaligus kuman mikroba.
-Proses anti-inflamasi yang dapat menghambat jalur pro-inflamasi, menekan oxidative stress, dan menghambat gejala rhinitis.
-Proses anti-viral menghambat aktivitas HRV-14, men-downregulation reseptor virus ICAM-1, dan melawan virus penyebab rhinitis.
3. Pemakaian obat tetes hidung tsb dapat menimbulkan efek sistemik. Mengapa demikian dan efek apa saja yg dapat muncul?55
OKSIMETAZOLIN
• Obat secara langsung menstimulasi a-adrenergic receptors dari sistem saraf simpatik dan memunculkan sedikit atau tidak sama sekali efek pada b-adrenergic receptors.
• Pada pemberian larutan oksimetazolin HCl intranasal, vasokonstriksi lokal umumnya muncul dalam 5-10 menit dan bertahan selama 5-6 jam dengan penurunan bertahap setelah 6 jam.
Kadang-kadang sejumlah oksimetazolin dalam jumlah yang cukup dapat terabsorpsi dan menghasilkan efek sistemik.
EFEK SITEMIK YG TIMBUL
Vasokonstriksi pembuluh darah mukosa.
Menurunkan peradangan dan sumbatan pada hidung.
4. Pemberian tablet Chlorpeniramine Maleat dapat mengurangi pilek dan bersin-bersin,Jelaskan mekanismenya!Jawab :Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos, selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat.
5. Efek samping sulit menelan setelah pemakaian tablet Chlorpeniramine Maleat, disebabkan oleh apa?Jawab :Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif, gangguan saluran cerna, mulut kering, kesukaran miksi.Oleh karena mulut kering yang disebabkan produksi saliva berkurang membuat sulit menelan.
6. Jika penderita berencana pergi ke suatu daerah yang bersuhu dingin sebagai preventif obat golongan apa saja yang bisa diberikan pada pasien tersebut? Obat antiinflamasi dan antihistamin
61
top related