faktor yang mempengaruhi konsumsi elpiji di tingkat rumah
Post on 02-Jun-2022
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Elpiji di Tingkat Rumah Tangga
Studi Kasus di Dusun Jongke Kidul Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman
JURNAL
Oleh :
Nama : Muhamad Amin
Nomor Mahasiswa : 13313253
Jurusan : Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA
2015
2
3
4
5
Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Elpiji di Tingkat Rumah Tangga
Studi Kasus di Dusun Jongke Kidul Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman
Muhamad Amin
Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
ABSTRAK
Konversi dari kayu bakar dan minyak tanah ke gas elpiji menjadi fenomena yang
tidak kunjung usai dibicarakan di kalangan masyarakat luas. Adanya berbagai pro dan kontra
menjadikan hal ini menarik untuk diteliti. Dengan adanya konversi kayu bakar dan minyak
tanah ke gas maka diharapkan masyarakat dapat menggunakan energi secara lebih efektif dan
efisien.
Penelitian ini menggunakan variabel dependen konsumsi elpiji dan variabel
independen harga gas elpiji, pengeluaran, jumlah anggota keluarga dan usia. Data yang
digunakan dalam penelitian ini bersumber dari hasil kuisioner warga dusun Jongke Kidul
Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta.
Hasil perhitungan software Eviews 7 menunjukkan bahwa variabel harga elpiji per
kilogram berpengaruh tidak signifikan terhadap konsumsi elpiji rumah tangga dusun Jongke
Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta. Pengeluaran, harga gas elpiji, dan usaha atau
tidak usaha berpengaruh signifikan terhadap konsumsi elpiji rumah tangga dusun Jongke
Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta.
6
I. PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki ketergantungan
terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat tinggi. Baik itu untuk keperluan rumah tangga,
transportasi maupun industri. Sehingga, wajar bila negara berusaha keras untuk memenuhi
kebutuhan warga negaranya yang bersifat primer dengan memberikan subsidi terhadap
pembelian BBM.
Media massa baik cetak maupun elektronik banyak mengulas tentang konversi
energi ini bahkan hingga sekarang iklan-iklan penggunaan kompor gas yang aman marak
ditemui di media televisi lokal. Untuk mengurangi dampak sosial atas diberlakukannya
program ini, pendistribusian elpiji dilakukan oleh eks Agen dan Pangkalan Minyak Tanah
yang diubah menjadi Agen dan Pangkalan Elpiji 3kg.
Program ini ditugaskan kepada Pertamina, berkoordinasi dengan Departemen terkait.
Idealnya, selisih antara pembelian minyak tanah dan elpiji bagi masyarakat dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lain dalam rangka meningkatkan daya beli, sementara bagi
pemerintah selisih tersebut digunakan untuk pembiayaan lainnya yang lebih bermanfaat.
Adanya kebijakan konversi tersebut salah satunya dipicu oleh beberapa rentetan
kelangkaan minyak tanah di berbagai daerah baik di kota besar maupun di pedesaan. Harga
minyak tanah menjadi melambung karena berbagai hal seperti masalah distribusi,
penimbunan, panik dan sebab-sebab lainnya. Kebijakan pemerintah tentang konversi minyak
tanah ke elpiji merupakan sebuah kebijakan yang cukup tepat.
Hal itu karena cadangan gas di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan minyak
bumi, meski sebagian besar sudah dikonsesikan pada pihak asing. PT. PERTAMINA
mencatat cadangan minyak tanah dalam minyak bumi Indonesia sangat sedikit dan bila diolah
lebih lanjut dapat menjadi avtur yang bernilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan
penjualan minyak tanah secara langsung.
7
Setiap tahunnya pemerintah menganggarkan dana lebih dari Rp 50 Trilyun untuk
mensubsidi BBM: minyak tanah, premium dan solar. Dari ketiga jenis bahan bakar ini,
minyak tanah adalah jenis bahan bakar yang mendapat subsidi terbesar, lebih dari 50%
anggaran subsidi BBM digunakan untuk subsidi minyak tanah. Dari tahun ke tahun anggaran
ini semakin tinggi, karena trend harga minyak dunia yang cenderung meningkat.
Secara teori, pemakaian 1 liter minyak tanah setara dengan pemakaian 0,57kg elpiji.
Dengan menghitung berdasarkan harga keekonomian minyak tanah dan elpiji, subsidi yang
diberikan untuk pemakaian 0,57kg elpiji akan lebih kecil daripada subsidi untuk 1 liter
minyak tanah. Secara nasional, jika program konversi minyak tanah ke elpiji berhasil, maka
pemerintah akan dapat menghemat 15-20 Trilyun subsidi BBM per tahun. Manfaat lain yang
dapat diperoleh dari konversi minyak tanah ke elpiji adalah:
1. Mengurangi kerawanan penyalahgunaan minyak tanah (minyak tanah oplosan).
2. Mengurangi polusi udara di rumah/dapur.
3. Menghemat waktu memasak dan perawatan alat memasak.
4. Dapat mengalokasikan minyak tanah untuk bahan bakar yang lebih komersil
(misalnya bahan bakar pesawat/avtur).
5. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
*Besarnya subsidi BBM sangat dipengaruhi oleh perkembangan berbagai faktor
eksternal, terutama harga minyak mentah di pasar dunia, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat. Kenaikan harga minyak dunia dan merosotnya nilai tukar Rupiah akan
mendorong meningkatnya harga keekonomian BBM yang tentu berimbas terhadap besarnya
subsidi yang harus ditanggung. Kenaikan harga jual BBM bersubsidi akan berdampak luas
terhadap masyarakat.
*http://rumahcahayadita.blogspot.com/2010/11/kebijakan-konversi-minyak-tanah-ke.html
8
Bagi rumah tangga, minyak tanah adalah sumber energi yang digunakan untuk
bahan bakar lampu minyak, namun dewasa ini fungsi minyak tanah beralih sebagai bahan
bakar campuran untuk energi penggerak mesin jet bersama avtur, bahan bakar motor (alat-
alat pertanian/ traktor, kapal perikanan), sebagai pelarut untuk bitumen aspal dan lain-lain.
Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan di atas maka diambil judul
“Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Elpiji di Tingkat Rumah Tangga Studi Kasus
di Dusun Jongke Kidul Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta”.
II. KAJIAN PUSTAKA
Cholida (2009), meneliti bahwa kebijakan pemerintah yaitu konversi minyak tanah
ke gas LPG ditanggapi positif oleh warga, meskipun pengetahuan warga tentang program ini
tidak banyak dan dalam jalannya konversi masih ditemui beberapa kendala. Efektifitas
konversi gas LPG terhadap besaran pengeluaran bahan bakar dalam satu bulan sudah tercapai
karena ada perbedaan yang signifikan antara besarnya pengeluaran bahan bakar rumah tangga
sebelum dan sesudah menggunakan gas LPG.
Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan lebih
dalam tentang efektifitas konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap besaran pengeluaran
bahan bakar satu bulan rumah tangga di RW. 09 Kelurahan Jati Padang Kecamatan Pasar
Minggu Jakarta Selatan. Sampel penelitian ini adalah rumah tangga RW. 09 Kelurahan Jati
Padang yang telah melakukan konversi minyak tanah maupun kayu bakar ke gas LPG 3 kg
dengan jumlah sampel sebanyak 87 kepala keluarga tersebar di sembilan RT.
Gregorius (2008), meneliti tentang pengaruh peningkatan jumlah uang beredar dan
harga BBM terhadap inflasi Indonesia periode tahun Januari 2005 – Agustus 2008. Pada
tahun 2006 dan 2007, inflasi bulanan Indonesia relatif stabil. Inflasi bulanan pada periode
hanya dipicu oleh peningkatan harga beberapa bahan pokok. Pada tahun 2007 terjadi
9
peningkatan harga minyak dunia yang melambung sampai di atas 130 USD per barel,
sehingga dengan alasan peningkatan harga minyak mentah dunia dan pengurangan anggaran
subsidi bahan bakar minyak, pemerintah mengambil kebijakan peningkatan harga premium
tingkat eceran dan bahan bakar lainnya. Harga premium tingkat eceran meningkat dari Rp
4.500,- menjadi Rp 6.000,-. Peningkatan harga bahan bakar minyak pada akhir bulan Mei ini
mendorong inflasi bulanan pada bulan Juni mencapai 2,46%.
Kevin (2008), meneliti tentang dampak fluktuasi harga minyak Indonesia terhadap
indikator makroekonomi Indonesia periode 2005:MI-2008:M8. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan harga minyak menyebabkan subsidi pemerintah
membengkak. Maka pada 24 Mei 2008 pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 28,7%.
Dalam perspektif makroekonomi, terjadi pertumbuhan ekonomi menurun, inflasi tinggi,
pengangguran meningkat, serta bursa saham terkoreksi cukup drastis sebagai akibat
peningkatan harga minyak dan peningkatan ongkos produksi. Gelombang kontra peningkatan
harga BBM dari masyarakat telah menimbulkan cost social yang tidak sedikit.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer di Dusun
Jongke Kidul Kelurahan Sendangadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta pada tahun 2014, serta sumber data diperoleh dari data primer (melalui
kuisioner). Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau data yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya atau responden yang diwawancarai.
Sumber data primer dalam penelitian ini berupa jawaban kuisioner dari responden
secara langsung. Metode pengumpulan data yang digunakan teknik wawancara dan
kuesioner.
10
3.2. Teknik Sampling
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah para kepala rumah tangga di Dusun
Jongke Kidul Kelurahan Sendangadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman yang mendapat
penyuluhan tentang cara pemakaian kompor yang menggunakan bahan bakar gas atau elpiji.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 kepala keluarga.
3.3. Metode Analisis Data
Metode analisa yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi
linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel tetap
dengan variabel bebas.
a. Metode Analisa
Metode analisa yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi
linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel tetap
dengan variabel bebas.
Secara sistematis dapat ditulis dalam suatu fungsi sebagai berikut :
Y=f(X1,X2,X3,X4,D1,D2)
Dimana :
Y = konsumsi elpiji
X1 = harga gas elpiji
X2 = pengeluaran
X3 = jumlah anggota keluarga
X4 = usia
11
Model ekonometrikanya adalah :
Yk = β0+β1X1k+β2X2k+β3X3k+β4X4k+ β1D1k+ β2D2k+Uk
Dimana :
Y = variabel dependen
K = konsumsi elpiji
β0 = konstanta
β1,β2,β3,β4 = koefisien
X1k,X2k,X3k,X4kD1D2 = variabel independen
U = variabel pengganggu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji model regresi linier menunjukkan bahwa nilai probabilitas tidak boleh lebih
dari 5% (p < ɑ) untuk memperoleh hasil yang signifikan atau berpengaruh terhadap konsumsi
elpiji. Dari hasil diatas menjelaskan bahwa :
1. Harga gas elpiji memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
konsumsi rumah tangga di Dusun Jongke Kidul Sendangadi Mlati Sleman
Yogyakarta dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.652242 dengan nilai
probabilitas 0.0000, artinya jika harga gas elpiji terjadi peningkatan sebesar 1%
maka konsumsi elpiji akan naik sebesar 6,52%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dengan adanya peningkatan harga gas elpiji maka akan berdampak pada
bertambahnya konsumsi elpiji rumah tangga. Dengan adanya peningkatan harga gas
elpiji yang mengakibatkan naiknya konsumsi elpiji rumah tangga maka pendapatan
dari para pedagang gas mulai mengalami peningkatan.
2. Pengeluaran memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi elpiji
rumah tangga dengan nilai koefisien korelasi 0.056931 dengan nilai probabilitas
12
0.0000, artinya jika pengeluaran terjadi peningkatan sebesar 1% maka konsumsi
elpiji meningkat sebesar 0,56%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi
peningkatan pengeluaran, maka kecenderungan untuk mengkonsumsi elpiji akan
meningkat pula.
3. Usaha atau tidak usaha memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
konsumsi elpiji rumah tangga dengan nilai koefisien korelasi 29551.87 dengan nilai
probabilitas 0.0439, artinya jika seseorang menggunakan energi untuk kegiatan
usaha maka konsumsi energi akan bertambah sebesar 29551.87 dan yang tidak
melakukan kegiatan usaha tidak bertambah tingkat konsumsi energinya.
Untuk memperkuat pernyataan diatas, berikut adalah hasil estimasi model regresi linier.
Tabel 4.1
Hasil Estimasi Model Regresi Linier
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 06/05/15 Time: 00:27
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3050.777 30637.46 0.099577 0.9209
D1 -5598.078 4412.811 -1.268597 0.2078
D2 29551.87 14462.92 2.043285 0.0439
X1 0.652242 0.131376 4.964707 0.0000
X2 0.056931 0.009370 6.075974 0.0000
X3 4900.112 4227.689 1.159052 0.2494
X4 -472.4776 414.7128 -1.139289 0.2575
R-squared 0.561328 Mean dependent var 95816.00
Adjusted R-squared 0.533027 S.D. dependent var 73080.67
S.E. of regression 49939.99 Akaike info criterion 24.54246
Sum squared resid 2.32E+11 Schwarz criterion 24.72482
Log likelihood -1220.123 Hannan-Quinn criter. 24.61627
F-statistic 19.83393 Durbin-Watson stat 1.534446
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Primer, Diolah 2015.
13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas didapatkan bahwa:
1. Harga gas elpiji berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi elpiji rumah
tangga dusun Jongke Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta, sehingga jika
harga gas elpiji mengalami peningkatan maka konsumsi elpiji rumah tangga akan
mengalami peningkatan.
2. Pengeluaran berpengaruh signifikan terhadap konsumsi elpiji rumah tangga dusun
Jongke Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta dan berpengaruh positif,
sehingga apabila pengeluaran mengalami peningkatan maka konsumsi elpiji akan
mengalami peningkatan.
3. Jumlah anggota keluarga berpengaruh tidak signifikan terhadap konsumsi elpiji
rumah tangga Jongke Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta dan berpengaruh
positif, sehingga apabila jumlah anggota keluarga mengalami peningkatan maka
konsumsi elpiji akan mengalami peningkatan pula.
4. Usia berpengaruh tidak signifikan terhadap konsumsi elpiji rumah tangga Jongke
Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta dan berpengaruh negatif, sehingga
apabila usia mengalami peningkatan maka tidak mempengaruhi konsumsi elpiji.
5. Pendidikan berpengaruh tidak signifikan terhadap konsumsi elpiji rumah tangga
Jongke Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta dan berpengaruh negatif,
sehingga apabila semakin tinggi pendidikan seseorang maka tidak mempengaruhi
konsumsi elpiji.
6. Usaha atau tidak usaha berpengaruh siignifikan terhadap konsumsi elpiji rumah
tangga Jongke Kidul Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta dan berpengaruh
14
positif, sehingga apabila seseorang melakukan kegiatan usaha maka akan
mempengaruhi konsumsi elpiji.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh implikasi sebagai berikut:
1. Untuk menentukan harga elpiji akan dinaikkan atau diturunkan maka harus ditinjau
kembali biaya produksi dari elpiji tersebut. Apabila harga elpiji meningkat maka
tentu konsumsi elpiji akan menurun, namun disisi lain saat ini masyarakat banyak
yang tadinya menggunakan bahan bakar minyak dan kayu bakar untuk kebutuhan
sehari-hari mulai beralih ke gas elpiji disamping itu pedagang atau produsen elpiji
menginginkan harga yang tinggi agar profit mereka pun semakin meningkat, namun
jika harga elpiji murah akan menurunkan pendapatan dan profit dari agen-agen
distributor elpiji termasuk dari produsen elpiji dan dalam hal ini peran Pertamina
sangat dibutuhkan untuk dapat menentukan seberapa besar harga elpiji yang berlaku
di pasaran agar tidak membebani masyarakat selaku konsumen elpiji dan juga agar
agen-agen distributor beserta produsen elpiji mendapatkan profit yang layak.
Pemerintah juga perlu hati-hati dalam mengambil kebijakan harga untuk menaikkan
harga energi, hal ini disebabkan rumah tangga telah memiliki ketergantungan yang
tinggi terhadap LPG.
2. Dengan adanya perbedaan pengeluaran energi antara rumah tangga yang melakukan
kegiatan usaha dengan rumah tangga yang tidak melakukan kegiatan usaha, maka
tabung LPG dapat dibedakan untuk ukuran kemasan tabungnya, contoh: rumah
tangga yang melakukan kegiatan usaha diwajibkan membeli tabung ukuran 12kg
dan untuk rumah tangga yang tidak melakukan kegiatan bisa menggunakan tabung
ukuran 3kg. Hal tersebut disebabkan pengaruh dari harga dan pendapatan keluarga
yang akan mempengaruhi tingkat konsumsi energi didalam rumah tangga.
15
DAFTAR PUSTAKA
Brahmantio, 2010. “Studi Dampak Penghapusan Subsidi BBM”.
http://www.scribd.com/doc/40011426/Kajian-Brahmantio-Studi-Dampak-
Penghapusan-Subsidi-BBM#scribd
Cholida, Dewi, 2009. “Efektifitas Konversi Minyak Tanah Ke Gas LPG Terhadap Besaran
Pengeluaran Bahan Bakar Dalam Satu Bulan”.
http://www.skripsi.unila.ac.id/…/efektifitas – konversi – minyak – tanah – ke – gas –
lpg – terhadap – besaran – pengeluaran – bahan – bakar – dalam – satu – bulan –
studi – pada – r …./html – [ 25 November 2009
Dumairy. (1996), Perekonomian Indonesia, Cetakan Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gregorius, Asmara, 2008. Pengaruh Peningkatan Jumlah Uang Beredar dan Harga BBM
Terhadap Inflasi Indonesia Periode Tahun Januari 2005-Agustus 2008. Jurnal Pangsa,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hadi, Syamsul, 2006, Metodologi Penelitian kuantitatif Untuk Akuntansi dan Keuangan.
EKONISIA, Yogyakarta.
Kartyca, 2010. “Peranan Konversi Minyak Tanah Ke Gas”.
https://kartyca87.wordpress.com/2010/01/25/peranan-konversi-minyak-tanan-ke-gas-
lpg-proposal-skripsiku/
Kevin, 2008. Dampak Fluktuasi Harga Minyak Indonesia terhadap Indikator Makroekonomi
Indonesia Periode 2005:MI-2008:M8. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Mandasari, Astuti. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi di Indonesia Tahun
1987-2005. Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Mangkoesoebroto, Guritno. Dan Algifari (1998), Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta, STIE
YKPN.
16
Prianto, Agus, 2008, Ekonomi MikroKajian dari Sisi Teoritis dan Praktis. SETARA press,
Malang.
Reksoprayitno, Soediyono. (2000), Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan
Nasional), Edisi Kelima. Cetakan Kedua, Liberty, Yogyakarta.
Rubinfield, Daniel, 2007, Mikroekonomi Edisi Keenam. PT Indeks, Jakarta.
Sukirno, Sadono. (2003), Pengantar Teori Makro Ekonomi “(ed.2)”, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Suparmoko, M. (1991), Pengantar Ekonomika Makro, BPFE, Yogyakarta.
Widarjono, Agus, 2007, Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis,
EKONISIA, Yogyakarta.
ESDM, Kementerian, Konversi Minyak Tanah ke LPG: Menggerakkan Perekonomian,
Menghemat Energi.
http://esdm.go.id/berita/56-artikel/4011-konversi-minyak-tanah-ke-lpg-menggerakkan-
perekonomian-menghemat-energi.html?tmpl=component&print=1&page
Adityawati, Astari, FE-UII, 2008, Kebijakan Konversi Minyak Tanah ke LPG.
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=penyebab+substitusi+minyak+tanah+ke+gas+
tidak+sempurna&spell=1
Somowiyono, Ibnu, 2012, Bagaimana Mengatasi Bahaya Penggunaan Energi Gas Yang Saat
Ini Banyak Menelan Korban.
https://akungibnu.wordpress.com/2012/10/06/bagaimana-mengatasi-bahaya-
penggunaan-energi-gas-yang-saat-ini-banyak-menelan-korban/
Agus, Amillah, 2010, Waspadai Musim Tabung Gas Bocor.
https://amillavtr.wordpress.com/2010/05/27/waspadai-musim-tabung-gas-bocor/
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume I Edisi 2, Juli-Desember 2012
Jur. Ilm. Kel. & Kons., Agustus 2010, p : 173 - 183 Vol. 3, No. 2 ISSN : 1907 – 6037
17
eJournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (4):1303 – 1316 ISSN 2338-3615,
journal.ip.fisip.unmul.ac.id
Pramono, Joko. Dan Gunanto, Dampak Program Konversi Minyak Tanah Ke LPG
Terhadap Distribusi Minyak Tanah Bersubsidi Ke LPG (Studi Kasus Di Pangkalan
Salatiga). http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/13
Septianna SR, Agatha, 2011, Serba Serbi Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji.
http://palembang.tribunnews.com/25/04/2011/serba--serbi-konversi-minyak-tanah-ke-
gas-elpiji
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/kerosin-dan-penggunaannya/
Tabina, Abu, 2010, Kebijakan Konversi Minyak Tanah ke Liquefied Petroleum Gas (LPG)
Sebagai Upaya Peningkatan Daya Beli Masyarakat Indonesia.
http://rumahcahayadita.blogspot.com/2010/11/kebijakan-konversi-minyak-tanah-
ke.html
Burmansyah, Edy, 2014, Simulasi Perhitungan Harga Keekonomian BBM
http://politik.kompasiana.com/2014/11/11/menghemat-tanpa-menaikan--702403.html
Taurus Sandy, Widy, 2008, Konversi Minyak Tanah ke LPG.
http://widytaurus.wordpress.com/2008/05/06/konversi-minyak-tanah-ke-lpg/
http://witartobrebes.blogspot.com/2014/03/perilaku-konsumsi-dalam-kehidupan.html
P3EI UII. Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2008)
top related