faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan …
Post on 25-Nov-2021
23 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017 17
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI
KECAMATAN KEPANJEN
Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341)567886
Email: khotimatulkhoiriyah@gmail.com
ABSTRAK
Kecamatan Kepanjen telah ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupatan Malang yang termuat dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 dimana memiliki fungsi dan peran sebagai pusat
pemerintahan kabupaten. Adanya pemindahan ibu kota kabupaten Malang berdampak pada perubahan guna
lahan dari tak terbangun menjadi terbangun. Berdasarkan kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-
2031 disebutkan bahwa, struktur pusat permukiman perkotaan wilayah Malang Raya diarahkan di Perkotaan
Kepanjen. Dengan mengacu kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031, pemerintah berperan
untuk merencanakan pengembangan permukiman di Kecamatan Kepanjen, yang menyangkut dengan kebutuhan
akan lahan untuk bermukim. Permasalahan yang terdapat diwilayah studi adalah harga lahan yang bervariasi
pada wilayah pusat kota dan sub pusat kota, dimana harga lahan tinggi dipengaruhi oleh nilai lahan, maka dari
itu tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan permukiman
pada lahan rumah di Kecamatan Kepanjen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Faktor yang
mempengaruhi harga lahan permukiman adalah luas lahan, lebar jalan, jarak terhadap pusat kota, jarak terhadap
sarana perkantoran, jarak terhadap sarana kesehatan, jarak terhadap sekolah, jumlah rute angkutan umum, dan
ketersediaan jaringan air bersih. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk
pemerintah terkait dengan pengembangan permukiman di Kecamatan Kepanjen.
Kata Kunci: harga-lahan, nilai-lahan, lahan-permukiman, analisis-regresi-linear-berganda, rekomendasi
ABSTRACT
Kepanjen sub-district has been designated as the capital of Malang Regency which is contained in Government
Regulation Republic of Indonesia Number 18 Year 2008 which has function and role as center of district
government. The removal of the capital city of Malang district has affected the land use change from unbuilt
area to built up area. Based on RTRW policy of East Java Province in 2011-2031 mentioned that the structure of
urban residential center area of Malang Raya directed in Urban Kepanjen. With reference to the RTRW policy
of East Java province in 2011-2031, the government plays a role in planning the development of settlements in
Kepanjen sub-district concerned with the need for land to settle. The problems that exist in the study area is the
price of land that varies in the area of city center and sub-city center, where high land prices are influenced by
the value of land, therefore the purpose of this study is to know the factors that affect the price of settlement land
in Kecamatan Kepanjen by using Multiple linear regression analysis. Factors affecting the price of settlement
land are land area, road width, distance to city center, distance to office facilities, distance to health facilities,
distance to school, number of public transportation routes, and availability of clean water network. Based on the
results of this study can be used as a recommendation for the government related to the planning of settlements
in Kepanjen district.
Keywords: land-prices, land-value, settlement-land, multiple-linear-regression-analysis, recommendation
PENDAHULUAN
Lahan merupakan sesuatu yang penting
bagi kehidupan masyarakat untuk dapat
melangsungkan kehidupan dan melakukan
berbagai macam aktivitas dan kegiatan. Lahan
diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri
atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi, serta benda
yang ada diatasnya sepanjang pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan, dalam hal ini juga
mengandung pengertian ruang dan tempat
(Sitanala, 1989)
Permukiman berdasarkan UU No 1 tahun
2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang
terdiri atas lebih dari satu-satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana dan fasilitas umum,
serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain
di kawasan perkotaan ataupun pedesaan.
Nilai lahan dan harga lahan merupakan
suatu penilaian atas lahan yang didasarkan pada
kemampuan lahan secara ekonomis dalam
hubungannya dengan produktivitas dan strategi
ekonominya (Yunus, 2000). Nilai lahan berkaitan
dengan harga lahan dimana memiliki hubungan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN
18 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
fungsional, harga lahan ditentukan oleh nilai
lahan atau harga lahan mencerminkan tinggi
rendahnya nilai lahan. Lahan akan memiliki nilai
atau harga yang lebih tinggi bila terletak pada
lokasi yang strategis (aktivitas ekonomi yang
tinggi, lokasi mudah dijangkau dan tersedia
infrastruktur yang lengkap). Harga akan bergerak
turun seiring dengan jarak dari pusat kota ke arah
pedesaan. Pada daerah sub-sub pusat kota, harga
lahan tersebut naik kemudian turun mengikuti
jarak dan tingkat aktivitas diatasnya.
Adanya pemindahan Ibu Kota Kabupaten
Malang dari wilayah Kota Malang ke wilayah
Kecamatan Kepanjen disebabkan regulasi
pemerintah Kota Malang tentang pemberian
kewenangan untuk pengelolaan wilayah yang
termuat dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Wilayah
Kecamatan Kepanjen memiliki fungsi dan peran
sebagai pusat pemerintahan kabupaten. Dengan
adanya pemindahan ibu Kota Kabupaten Malang
berdampak pada perubahan guna lahan dari lahan
tak terbangun menjadi lahan terbangun. Dalam
kondisi sekarang jumlah sarana dan prasarana
mengalami peningkatan untuk memenuhi
kebutuhan perkotaan yang semakin pesat.
Dalam penelitian sebelumnya pula dibahas
mengenai identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat penghuni perumahan
dalam membeli rumah di Kecamatan Kepanjen
meggunakan analisis regresi linear berganda dan
didapatkan kesimpulan bahwa faktor yang
berpengaruh adalah terdapatnya sarana dan
prasarana yang lengkap, luas bangunan yang
diinginkan, kedekatan dengan pusat perdagangan
serta kedekatan dengan pasar skala kelurahan
(Rahmaladuni, 2012) berdasarkan hasil tersebut
dapat dijadikan masukan untuk variabel bebas
dalam penelitian ini.
Dengan menjadinya Kecamatan Kepanjen
sebagai pusat pemerintahan mengakibatkan
jumlah penduduk mengalami peningkatan dari
adanya pertumbuhan alami maupun penduduk
yang bermigrasi, sehingga aktivitas kegiatan
perkotaan menjadi semakin meningkat serta
mengalami perkembangan kota. Berdasarkan
Kebijakan RTRW Provinsi Jaw Timur tahun
2011-2031 struktur pusat permukiman perkotaan
Wilayah Perkotaan Malang Raya diarahkan di
Perkotaan Kepanjen menjadi kawasan hinterland.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
bermukim di perkotaan dimana kebutuhan lahan
yang terbatas akan mempengaruhi nilai lahan,
semakin sulitnya mendapatkan lahan di pusat
kota dengan permintaan yang tinggi menjadikan
nilai lahan menjadi meningkat serta keberadaan
lokasi lahan mempengaruhi tinggi rendahnya
harga lahan. Berdasarkan survei pendahuluan
harga lahan di pusat kota dan sub pusat kota
bervariasi, fokus penelitian terkait dengan
permukiman yang ada di Kecamatan Kepanjen
dimana harga lahan permukiman yang tinggi
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Permasalahan yang muncul
adalah keberadaan permukiman mengalami
perbedaan harga karena keberadaan lokasi
maupun kemudahan aksesibilitas selain itu,
keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas umum
yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan
permukiman juga dimungkinkan mempunyai
pengaruh terhadap faktor yang mempengaruhi
harga lahan permukiman. Berdasarkan kondisi
tentang permasalahan diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi harga lahan permukiman di
Kecamatan Kepanjen. Dari hasil penelitian ini
dapat membantu pemerintah dalam perencanaan
dan pengembangan permukiman.
Adapun identifikasi masalah yang mendasari
penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi
harga lahan permukiman meliputi :
1. Jumlah penduduk Kecamatan Kepanjen
berdasarkan tahun 2011 yaitu sebanyak
92.967 jiwa sedangkan pada tahun 2014
sebesar 101.268 jiwa. Peningkatan jumlah
penduduk dalam tiga tahun terakhir sebesar
8301 jiwa akibat pertambahan penduduk
secara alami maupun secara migrasi yang
akan membutuhkan kawasan permukiman
untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
(Kecamatan Kepanjen dalam Angka 2015)
2. Perumahan akhir-akhir ini mulai berkembang
di Kecamatan Kepanjen dengan lokasi yang
menyebar dan cenderung mengarah ke bagian
selatan, timur dan barat sedangkan untuk
permukiman umum menyebar di seluruh
Kecamatan Kepanjen, dan memiliki harga
yang bervariasi. (RDTR BWP Kepanjen tahun
2013-2033)
3. Keberadaan lokasi permukiman di pusat kota
dengan di sub pusat kota memiliki harga lahan
yang bervariasi hal tersebut dipengaruhi oleh
nilai lahan. Keberadaan lahan permukiman
yang ada di pusat kota memiliki jumlah
permintaan yang tinggi sedangkan
ketersediaan lahan tetap maka terjadilah
kelangkaan lahan di pusat kota sehingga lahan
memiliki nilai dan berdampak pada semakin
tingginya harga lahan.
4. Harga jual lahan di Kecamatan Kepanjen
mengalami perubahan harga yaitu pada Jalan
Panji, merupakan salah satu koridor pusat
pemerintahan harga per meter mencapai
2.500.000- 3.000.000, sedangkan pada 3-5
Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
19
tahun yang lalu harga jual tanah permeter
kisaran 900.000/meter, selain itu harga lahan
pada Jalan Trunojoyo, Harga lahan permeter
juga cukup tinggi, meskipun tidak semahal
pada Jalan Panji, per meter antara 1.700.000 -
2.200.000, sedangkan 3-5 tahun yang lalu
harganya hanya antara 500.000-600.000 per
meter. (Malang post, 2016)
5. Naiknya harga jual tanah dikarenakan
semakin majunya Kota Kepanjen dari tahun
ketahun. Banyaknya pembangunan gedung
atau instansi pemerintah seperti pembangunan
blok office, serta beberapa banyak gedung
lain yang ikut menyumbang kenaikan harga
jual tanah tersebut, Sugianto. (Malang post,
2014)
6. Harga NJOP dan Harga Pasar sangatlah
berbeda jauh pada salah satu ruas jalan
disebutkan bahwa harga NJOP per meter
sebesar Rp 334.000 sedangkan pada kondisi
eksisting harga lahan pasar permeter sebesar
Rp 3.500.000, dapat diketahui bahwa harga
NJOP dengan harga lahan pasar berbeda
dengan prosentase 948%. Hal ini
menyebabkan harga NJOP yang digunakan
sebagai acuan dalam kegiatan jual beli
menjadi tidak akurat mengingat harga lahan
pasar yang terlalu melambung tinggi. (survei
pendahuluan, 2016) Berdasarkan adanya beberapa identifikasi
masalah tersebut, peneliti ingin mengetahui
karakteristik harga lahan permukiman di
Kecamatan Kepanjen dan ingin mengetahui
faktor yang mempengarhui harga lahan
permukiman di Kecamatan Kepanjen. kemudian
dari hasil penelitian digunakan sebagai
rekomendasi untuk pemerintah terkait dengan
pengembangan permukiman.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi pada wilayah studi adalah
populasi dengan jumlah kavling rumah yang
terdapat di jalan kolektor dan lokal, atau berada
di 17 desa/kelurahan di Kecamatan Kepanjen
sebesar 2122 unit.
Sampel pada studi ini ditujukan pada
kavling rumah di Kecamatan Kepanjen. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling karena setiap kavling rumah
diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi. Dengan taraf signifikansi sebesar 0.075
maksudnya adalah penelitian dengan batas
kesalahan sebesar 7.5% memiliki tingkat akurasi
92.5%. Berikut persamaan yang dirumuskan oleh
Slovin dalam Sugiyono (2011).
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁(𝑒)2
n = 165
Dengan penyebaran kuisioner yang
dilakukan didistribusikan berdasarkan kelas jalan
kolektor dan lokal yang telah ditentukan di
Kecamatan Kepanjen.
Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No Kelas
Jalan
Jumlah
persil rumah
Prosentase Jumlah
sampel
1 Kolektor
Primer 606
0.29 47
2 Kolektor
Sekunder 21
0.01 2
3 Lokal
Primer 1180
0.56 92
4 Lokal
Sekunder 316
0.15 25
Jumlah 2122 1.00 165
Sumber : Hasil pemikiran, 2016
Berdasarkan tabel 1 proporsi yang telah
dihitung, dapat diketahui pembagian jumlah
sampel yang berada pada kelas jalan. Dengan
jumlah sampel di Kecamatan Kepanjen sebanyak
165 persil.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif statistik untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan data yang
terkumpul yaitu mengetahui karakteristik harga
lahan permukiman berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya. Selain itu untuk peta
karaktersitik harga lahan permukiman
menggunakan metode Kriging dengan
menggunakan aplikasi ArcGis didapatkan hasil
peta harga lahan permukiman di Kecamatan
Kepanjen, dan metode analisis regresi linear
berganda untuk mendapatkan hasil faktor-faktor
yang mempengaruhi harga lahan permukiman.
Tabel 2. Variabel Penelitian
No. Variabel
Penelitian
Sub
variabel
Sub-sub
Variabel Sumber
1. Nilai lahan
Faktor fisik Luas lahan
(X1)
Raeka,
(2012);
Peraturan
Menteri
Negara
Agraria,
Kepala badan
pertanahan
Nasional No
1 tahun 1994
Aksesibilit
as dan
lokasi
Lebar jalan
(X2)
Maulana
(2013);
Andika
(2008);
Tilaar
(2013);
Fahirah,
dkk dalam
Kondisi
Perkerasan
jalan (X3)
Jarak
terhadap
pusat kota
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN
20 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
No. Variabel
Penelitian
Sub
variabel
Sub-sub
Variabel Sumber
(X6) Rusdi,
2013);
Buku Ajar
Tata Guna
Lahan,
(Ariastita.2
009)
Jarak
terhadap
pasar (X7)
Jarak
terhadap
fasilitas
kesehatan
(X8)
Jarak
terhadap
perkantoran
(X9)
Jarak
terhadap
sekolah
(X10)
Jumlah rute
angkutan
umum
(X11)
Legalitas
tanah
Status
kepemilikan
lahan
(X12)
Mayasari,
(2009);
Peraturan
Menteri
Negara
Agraria,
Kepala badan
pertanahan
Nasional No
1 tahun 1994
Prasarana Ketersediaa
n jaringan
air bersih
(X4)
Peraturan
Menteri
Negara
Agraria,
Kepala badan
pertanahan
Nasional No
1 tahun 1994
Ketersediaa
n jaringan
drainase
(X5)
Sumber : Hasil pemikiran, 2016
Variabel penelitian yang dijelaskan pada
Tabel 2 befungsi sebagai input dari penggunaan
analisis regresi linear berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kecamatan Kepanjen
1. Letak Geografi
Kecamatan Kepanjen terletak pada bagian
tengah selatan wilayah Kabupaten Malang.
Berbatasan dengan tujuh Kecamatan di wilayah
Kabupaten Malang, Kecamatan Kepanjen terdiri
dari 4 Kelurahan dan 14 Desa. Adapun batas
administrasi Kecamatan Kepanjen adalah sebagai
berikut:
• Sebelah Utara : Kecamatan Pakisaji dan
Kecamatan Ngajum
• Sebelah Timur : Kecamatan Bululawang
dan Kecamatan Gondanglegi
• Sebelah Barat : Kecamatan Ngajum dan
Kecamatan Sumberpucung
• Sebelah Selatan:Kecamatan Pagak dan
Kecamatan Pagelaran
Luas Kecamatan Kepanjen secara keseluruhan
adalah sekitar 46.25 km2 atau sekitar 1.55 persen
dari total luas Kabupaten Malang.
2. Penggunaan lahan
Secara umum pola penggunaan lahan yang
berkembang menggambarkan pengelompokan
kegiatan, dimana pola perkembangan yang ada
menunjukkan kecenderungan memusat di pusat
kota, kemudian berkembang linear ke arah sub
pusat kota. Penggunaan lahan di Kecamatan
Kepanjen didomnasi oleh lahan sawah, yaitu
seluas 2424 Ha dan persentase sebesar 52.3%
sedangan permukiman seluas 903.7 Ha dan
persentase sebesar 19.5% dari total
keseluruhan.Berikut merupakan peta Penggnaan
lahan di Kecamatan Kepanjen.
Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
21
Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Kepanjen
Tabel 3. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan luas lahan permukiman
N
o Kelas Harga Lahan
Kecil < 300 m2 Sedang 301-600 m2 Besar > 600m2
f rata-rata harga
(Rp/m2) f
rata-rata harga
(Rp/m2) f
rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 25 1.556.000 12 1.183.333 15 1.303.333
2 Rp 1.947.285 – Rp
2.771.002 30 2.270.000 10 3.492.857 2 2.400.000
3 Rp 2.771.003 – Rp
3.594.270 11 3.177.273 4 3.112.500 - -
4 Rp 3.594.721 – Rp
4.418.438 13 4.023.077 1 4.000.000 1 4.000.000
5 Rp 4.418.439 – Rp
5.242.156 13 4.742.308 4 4.900.000 1 5.000.000
6 Rp 5.242.157 – Rp
6.065.874 6 5.541.667 1 5.250.000 - -
7 Rp 6.065.875 – Rp
6.889.096 9 6.500.000 - - 1 6.500.000
8 Rp > 6.889.096 4 8.000.000 1 10.000.000 1 7.000.000 111 4.476.290 33 4.562.670 21 4.367.222
3. Karakteristik Harga Lahan Permukiman
Karakteristik harga lahan permukiman di
Kecamatan Kepanjen akan dijelaskan
berdasarkan analisis deskriptif statistik dengan
penjabaran pada tabel, dimana menentukan
jumlah kelas harga lahan, interval kelas
berdasarkan frekuensi dan rata-rata pada masing-
masing variabel.
Penentuan Kelas harga lahan
menggunakan metode Sturgess dan didapatkan
jumlah 8 Kelas harga.
C = 1 + 3.3 Log N
C = 1 + 3.3 Log 165
C= 8.32 dibulatkan menjadi 8
Sedangkan untuk besaran nominal
interval kelas harga didapatkan berdasarkan hasil
analisis menggunakan metode kriging pada peta
harga lahan.
Berdasarkan Tabel 3 hasil survei
penelitian di lapangan diketahui bahwa harga
lahan permukiman berdasarkan luas lahan jumlah
yang mendominasi adalah permukiman yang
memiliki luas < 300 m2 dan memiliki jumlah
frekuensi sebesar 111 dengan harga lahan rata-
rata sebesar Rp 4.476.290/m2. Sedangkan luas
lahan sebesar >600m2 memiliki jumlah frekuensi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN
22 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
paling sedikit yaitu sebesar 21 dengan harga
lahan rata-rata adalah sebsar Rp 4.367.222/m2.
Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut
dapat diinterpretasikan bahwa harga lahan
dengan luas semakin besar cenderung harga
lahannya semakin murah.
Tabel 4. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan lebar jalan
No Kelas Harga Lahan 4,7-7.12 m 7.13-9.56 m 9.57-12 m
f rata-rata harga (Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 50 1.389.000 - - 2 1.600.000
2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 37 2.256.757 1 2.000.000 4 2.362.500
3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 14 3.135.714 - - 1 3.500.000
4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.004.167 1 4.250.000 2 4.000.000
5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 14 4.842.857 4 4.612.500 - -
6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 4 5.625.000 3 5.333.333 - -
7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 7 6.457.143 3 6.600.000 - -
8 Rp > 6.889.096 3 7.333.333 3 9.000.000 - - 141 4.380.496 15 5.299.306 9 2.865.625
Tabel 5. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan kondisi perkerasan jalan
No Kelas Harga Lahan
Baik Sedang Buruk
f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 42 1.417.857 10 1.310.000 - -
2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 42 2.260.714 - - - -
3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 15 3.160.000 - - - -
4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 15 4.020.000 - - - -
5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 18 4.791.667 - - - -
6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -
7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 6.500.000 - - - -
8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - - 155 4.477.113 10 1.310.000 - -
Tabel 6. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jumlah rute angkutan umum
N
o Kelas Harga Lahan
Ada, ≥ 2 rute Ada, hanya 1 rute Tidak ada rute
f Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 - -
2
2 1.556.818
3
0 1.280.000
2
Rp 1.947.285 – Rp
2.771.002 4 2.312.500
2
8 2.244.643
1
0 2.285.000
3
Rp 2.771.003 – Rp
3.594.270 6 3.241.667 9 3.105.556 - -
4
Rp 3.594.721 – Rp
4.418.438 4 4.062.500
1
1 4.004.545 - -
5
Rp 4.418.439 – Rp
5.242.156
1
0 4.785.000 8 4.800.000 - -
6
Rp 5.242.157 – Rp
6.065.874 5 5.450.000 2 5.625.000 - -
7
Rp 6.065.875 – Rp
6.889.096
1
0 6.500.000 - - - -
8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -
4
5 4.931.190
8
0 3.556.094
4
0 1.782.500
Pada Tabel 4 hasil analisis lebar jalan
yang terdapat di Kecamatan Kepanjen terbagi
menjadi 3 kelompok lebar jalan berdasarkan
standar jalan lingkungan, kelas jalan lokal dan
kelas jalan kolektor dan masing-masing memiliki
lebar yang bertingkat. Harga lahan permukiman
tertinggi didapatkan pada lebar jalan 7.13m
hingga 9.56m dengan rata-rata harga sebesar Rp
5.299.306/m2. Sedagkan harga lahan permukiman
terendah terdapat pada lebar jalan antara 9.57m
hingga 12m dengan rata-rata harga sebesar Rp
2.865.625/m2.
Pada Tabel 5 didapatkan 2 kondisi
perkerasan jalan aspal yang terdapat di
Kecamatan Kepanjen dengan kondisi baik dan
sedang, kondisi ini dilihat dari jenis perkerasan
jalan aspal yang berbeda antara jalan kolektor
dengan jalan lokal. Harga lahan permukiman
tertinggi terdapat pada aspal baik dengan rata-
rata sebesar Rp 4.477.113/m2. Sedangkan harga
lahan rata-rata terendah terletak pada perkerasan
jalan sedang, dengan harga rata-rata sebesar
1.310.000/m2. Dapat disimpulkan bahwa harga
lahan permukiman dengan kualitas jalan yang
baik akan memiliki harga lahan permukiman
lebih tinggi dibandingkan dengan jalan yang
memiliki kualitas sedang.
Pada Tabel 6 hasil survei eksisting
terdapat 3 kategori untuk rute angkutan umum
dimana jumlah rute angkutan umum yang paling
Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
23
mendominasi adalah terdapat ≥ 2 angkutan umum dengan frekuensi sebesar 45 dan rata-rata
harga sebesar Rp 4.931.190/m2, sedangkan
dengan tidak tersedianya rute angkutan umum
juga mempengaruhi rendahnya harga yaitu
dengan jumlah frekuensi sebesar 40 memiliki
harga lahan rata-rata sebesar Rp 1.782.500/m2.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata harga lahan
permukiman pada masing-masing kategori dapat
dilihat semakin banyak jumlah rute angkutan
umum yang melewati maka semakin tinggi pula
harga lahan yang terdapat pada lokasi penelitian.
Tabel 7. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan ketersediaan jaringan air bersih
No Kelas Harga Lahan
PDAM, lancar PDAM, tidak lancar Tidak tersedia jaringan PDAM
f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga
(Rp/m2) f Rata-rata harga (Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 17 1.500.000 - - 35 1.347.143
2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 11 2.204.545 - - 31 2.280.645
3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 6 4.025.000 - - 9 3.216.667
4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.025.000 - - 3 4.000.000
5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 14 4.860.714 - - 4 4.550.000
6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -
7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 8.166.667 - - - -
8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -
83 4.806.074 - - 82 3.078.891
Tabel 8. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan ketersediaan jaringan drainase
N
o Kelas Harga Lahan
Ada, tidak banjir Ada, banjir Tidak ada
f Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 49 1.390.816 3 1.500.000 - -
2
Rp 1.947.285 – Rp
2.771.002 18 2.286.111
1
8 2.227.778 6 2.283.333
3
Rp 2.771.003 – Rp
3.594.270 12 3.179.167 3 3.083.333 - -
4
Rp 3.594.721 – Rp
4.418.438 13 4.003.846 2 4.125.000 - -
5
Rp 4.418.439 – Rp
5.242.156 11 4.845.455 7 4.707.143 - -
6
Rp 5.242.157 – Rp
6.065.874 6 5.500.000 1 5.500.000 - -
7
Rp 6.065.875 – Rp
6.889.096 8 6.475.000 2 6.600.000 - -
8 Rp > 6.889.096 5 7.800.000 1 10.000.000 - -
12
2 4.717.907
3
7 4.435.049 6 2.283.333
Tabel 9. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap pusat kota
No Kelas Harga Lahan
300-2200 m 2201-4400 m >4400 m
f rata-rata harga
(Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2) f rata-rata harga (Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 5 1.650.000 18 1.305.556 29 1.410.345
2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 13 2.253.846 17 2.273.529 12 2.250.000
3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 6 3.033.333 8 3.243.750 1 3.750.000
4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.045.833 3 3.916.667 - -
5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 16 4.796.875 2 4.750.000 - -
6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -
7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 6.500.000 - - - -
8 Rp > 6.889.096 5 8.400.000 1 7.000.000 - -
74 4.522.486 49 3.748.250 42 2.470.115
Pada tabel 7 hasil eksisting terdapat dua
kategori dimana harga lahan rata-rata yang
mendominasi adalah ketersediaan air bersih
dengan PDAM lancar, memiliki jumlah frekuensi
83 sama dengan jumlah frekuensi tidak terdapat
jaringan air bersih PDAM, namun yang
membedakan terletak pada rata-rata harganya
dimana ketersediaan PDAM lancar memiliki rata-
rata harga sebesar Rp 4.806.074/ m2, sedangkan
rata-rata harga dengan kategori tidak terdapat
jaringan air bersih memiliki rata-rata harga lebih
rendah yaitu sebesar Rp 3.078.891/ m2. Dapat
diketahui bahwa harga lahan permukiman
cenderung lebih tinggi jika memiliki ketersediaan
air bersih PDAM, lancar.
Pada tabel 8 diatas dapat diketahui
jumlah yang paling mendominasi adalah
ketersediaan jaringan drainase dengan kategori
ada, dan tidak terjadi banjir yaitu dengan
frekuensi sebesar 122 dan rata-rata harga lahan
sebesar Rp 4.717.907/m2. Sedangkan rata-rata
harga terendah berdasarkan tabel diatas diketahui
pada permukiman yang tidak terdapat saluran
drainase pada wilayah depan rumah dengan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN
24 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
frekuensi sebesar 6 dan rata-rata harga sebesar
Rp 2.283.333/m2. Dapat diketahui berdasarkan
kategori diatas harga lahan tinggi dipengaruhi
oleh ketersediaan jaringan drainase yang
memadai.
Pada tabel 9 diatas dapat diketahui harga
lahan permukiman rata-rata yang paling
mendominasi adalah harga Rp 4.546.375/m2
dengan frekuensi sebesar 44. Harga lahan
permukiman memiliki nilai semakin rendah jika
menjauhi pusat kota, dapat dilihat harga
berdasarkan jarak paling jauh pada jarak 4260m –
6900m memiliki rata-rata harga sebesar Rp
2.316.269/m2 dengan frekuensi sebesar 43.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa
harga lahan rata-rata semakin menjauhi pusat
kota maka harga lahan rata-rata cenderung
semakin murah atau rendah.
Tabel 10. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap pasar
N
o Kelas Harga Lahan
10-2497m 2498-4995m >4995m
f Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 35 1.438.571
1
1 3.462.500 6 1.483.333
2
Rp 1.947.285 – Rp
2.771.002 13 2.242.308
2
3 2.271.739 6 2.258.333
3
Rp 2.771.003 – Rp
3.594.270 6 3.033.333 8 3.243.750 1 3.250.000
4
Rp 3.594.721 – Rp
4.418.438 13 4.023.077 2 4.000.000 - -
5
Rp 4.418.439 – Rp
5.242.156 17 4.808.824 1 4.500.000 - -
6
Rp 5.242.157 – Rp
6.065.874 7 5.500.000 - - - -
7
Rp 6.065.875 – Rp
6.889.096 10 6.500.000 - - - -
8 Rp > 6.889.096 5 8.400.000 1 7.000.000 - -
10
6 4.493.264
4
6 4.079.665
1
3 2.330.556
Tabel 11. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap sarana
kesehatan
N
o Kelas Harga Lahan
10-527 m 528-1045 m >1046 m
f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 40 1.433.750
1
1 1.227.273 1 1.800.000
2
Rp 1.947.285 – Rp
2.771.002 27 2.312.963
1
4 2.178.571 1 2.000.000
3
Rp 2.771.003 – Rp
3.594.270 11 3.172.727 3 3.166.667 1 3.000.000
4
Rp 3.594.721 – Rp
4.418.438 10 4.025.000 5 4.010.000 - -
5
Rp 4.418.439 – Rp
5.242.156 15 4.736.667 1 5.000.000 2 5.200.000
6
Rp 5.242.157 – Rp
6.065.874 7 5.500.000 - - - -
7
Rp 6.065.875 – Rp
6.889.096 10 6.500.000 - - - -
8 Rp > 6.889.096 5 8.400.000 1 7.000.000 - -
12
5 4.510.138
3
5 3.763.752 5 3.400.000
Tabel 12. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap kantor
pemerintah
N
o Kelas Harga Lahan
10-473 m 474-947 m >948 m
f Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 27 1.429.630
2
0 1.395.000 5 1.230.000
2
Rp 1.947.285 – Rp
2.771.002 23 2.252.174
1
2 2.225.000 7 2.350.000
3
Rp 2.771.003 – Rp
3.594.270 7 3.214.286 8 3.112.500 - -
4
Rp 3.594.721 – Rp
4.418.438 11 4.027.273 4 4.000.000 - -
5
Rp 4.418.439 – Rp
5.242.156 18 4.791.667 - - - -
6 Rp 5.242.157 – Rp 7 5.500.000 - - - -
Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
25
N
o Kelas Harga Lahan
10-473 m 474-947 m >948 m
f Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2)
6.065.874
7
Rp 6.065.875 – Rp
6.889.096 10 6.500.000 - - - -
8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -
10
9 4.485.212
4
4 2.683.125
1
2 1.790.000
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui
bahwa harga lahan permukiman yang paling
mendominasi harga rata-rata adalah terletak pada
jarak antara 10m hingga 2497m dimana harga
rata-rata sebesar Rp 4.493.264/m2, sedangkan
jarak terjauh dengan jarak >4995m memiliki
frekuensi terendah yaitu sebesar 13 dan harga
rata-rata terendah sebesar Rp 2.330.556/m2.
Berdasarkan hasil penjelasan tabel diatas dapat
diketahui rata-rata harga lahan cenderung
semakin rendah bila menjauhi pasar atau
sebaliknya semakin mendekati pasar maka rata-
rata harga lahan semakin tinggi. Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui
bahwa harga lahan yang paling mendominasi
dilihat dari jumlah frekuensi adalah dengan jarak
mulai 10m-527m dimana memiliki jumlah
frekuensi sebesar 125 dengan rata-rata harga
lahan Rp 4.510.138/m2. Sedangkan harga lahan
semakin menjauhi sarana kesehatan dengan jarak
>1046m memiliki harga rata-rata sebesar Rp
3.400.000/m2. Dengan demikian berdasarkan
tabel 11 dapat disimpulkan bahwa harga lahan
berdasarkan jarak terhadap sarana kesehatan
semakin menjauhi maka rata-rata harga lahan
semakin berkurang atau semakin murah atau
semakin mendekati sarana kesehatan maka rata-
rata harga lahan semakin mahal.
Pada tabel 12 diatas dapat diketahui
harga lahan rata-rata yang paling mendominasi
terletak pada jarak terendah mulai dari 10m
hingga 473m memilki frekuensi tertinggi adalah
sebesar 109 dengan kisaran harga rata-rata
sebesar Rp 4.485.212/m2. Sedangkan harga lahan
dengan jarak >948 m memiliki frekuensi sebesar
12 dan harga lahan semakin berkurang yaitu rata-
rata harga sebesar Rp 1.790.000/m2. Dengan
demikian berdasarkan hasil tabel 12 dapat
disimpulkan bahwa harga lahan permukiman
semakin menjauhi kantor pemerintah maka rata-
rata harga lahan semakin rendah.
Tabel 13. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan jarak terhadap sekolah
N
o Kelas Harga Lahan
10-267 m 268-525 m >526 m
f Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2) f
Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 41 1.412.195
1
0 1.355.000 1 1.200.000
2
Rp 1.947.285 – Rp
2.771.002 27 2.238.889
1
0 2.275.000 5 2.354.167
3
Rp 2.771.003 – Rp
3.594.270 14 3.171.429 1 3.000.000 - -
4
Rp 3.594.721 – Rp
4.418.438 9 3.972.222 6 4.091.667 - -
5
Rp 4.418.439 – Rp
5.242.156 14 4.757.143 4 4.912.500 - -
6
Rp 5.242.157 – Rp
6.065.874 2 5.625.000 5 5.450.000 - -
7
Rp 6.065.875 – Rp
6.889.096 5 6.510.000 5 6.490.000 - -
8 Rp > 6.889.096 6 8.166.667 - - - -
11
8 4.481.693
4
1 3.939.167 6 1.777.083
Tabel 14. Karakteristik harga lahan permukiman berdasarkan status kepemilikan lahan
No Kelas Harga Lahan
SHM Bukan SHM Tidak Bersertifikat
f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga (Rp/m2) f Rata-rata harga
(Rp/m2)
1 Rp 800.000 – 1.947.284 40 1.378.750 12 1.458.333 - -
2 Rp 1.947.285 – Rp 2.771.002 27 2.259.259 15 2.263.333 - -
3 Rp 2.771.003 – Rp 3.594.270 9 3.188.889 6 3.116.667 - -
4 Rp 3.594.721 – Rp 4.418.438 12 4.045.833 3 3.916.667 - -
5 Rp 4.418.439 – Rp 5.242.156 13 4.796.154 5 4.780.000 - -
6 Rp 5.242.157 – Rp 6.065.874 7 5.500.000 - - - -
7 Rp 6.065.875 – Rp 6.889.096 10 6.500.000 - - - -
8 Rp > 6.889.096 5 7.800.000 1 10.000.000 - -
123 4.433.611 42 4.255.833 - -
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN
26 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
Gambar 2. Peta Harga Lahan Permukiman di Kecamatan Kepanjen
Pada tabel 13 diatas dapat diketahui
jarak lahan permukiman terhadap sarana
kesehatan yang paling mendominasi adalah jarak
mulai 10-267m dimana memiliki frekuensi
sebesar 118 dan rata-rata harga lahannya Rp
4.481.693/m2. Sedangkan harga lahan dengan
jarak semakin menjauhi sekolah cenderung
berkurang dapat dilihat berdasarkan jarak >526m
harga lahan rata-rata didapatkan Rp
1.777.083/m2.
Pada tabel 14 hasil survei didapatkan
data bahwa harga lahan permukiman memiliki
karakteristik berdasarkan status kepemilikan
hanya SHM dan selain SHM, namun jumlah yang
mendominasi berdasarkan status kepemilikan
yaitu SHM, sebesar 123 dengan rata-rata harga
sebesar Rp 4.433.611/m2. Sedangkan status
kepemilikan bukan SHM hanya terdapat 42
dengan rata-rata harga sebesar Rp 4.255.833/m2
Berdasarkan hasil rata-rata tersebut dapat
diketahui bahwa harga lahan permukiman di
Kecamatan Kepanjen memiliki nilai lebih tinggi
jika terdapat status kepemilikan Sertifikat Hak
Milik, dibanding dengan status kepemilikan
bukan Sertifikat Hak Milik.
Pada Gambar 2 diketahui peta harga
lahan permukiman di Kecamatan Kepanjen.
Dapat dijelaskan dengan warna dari merah
hingga hijau dimana harga lahan semakin
mendekati pusat kota, warna cenderng berwarna
merah yang artinya semakin mendekati pusat
kota maka harga lahan permukiman semkin
mahal, sedangkan warna hijau menjelaskan
bahwa harga lahan permukiman semakin
menjauhi pusat kota maka harga lahan semakin
rendah/murah.
Analisis Regresi Linear Berganda
Sebelum dilakukan analisis regresi linear
berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu yaitu uji normalitas, uji multikolinerar,
dan uji Heteroskedastisitas dan terpenuhi.
Kemudian dapat dibaca hasil analisis korelasi
ganda R sebesar 0.887 dapat dikatakan bahwa
terjadi hubungan sangat kuat antara variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sedangkan hasil perolehan angka Adjusted R
square sebesar 0.771 hal ini menunjukkan bahwa
prosentase sumbangan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat sebesar 77.1% atau
variasi variabel nilai lahan yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan sebesar 0.771
variabel harga lahan, dan sisanya sebesar 0.229
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini. Kemudian
untuk uji F didapatkan nilai signifikansi sebesar
0.000 atau lebih kecil dari 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi linear layak
Khotimatul Khoiriyah, Abdul Wahid Hasyim, Eddi Basuki Kurniawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
27
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel
luas lahan, lebar jalan, kondisi perkerasan jalan,
ketersediaan air bersih, ketersediaan drainase,
jarak terhadap pusat kota, jarak terhadap pasar,
jarak terhadap sarana kesehatan, jarak terhadap
sarana perkantoran, jarak terhadap sekolah,
jumlah rute angkutan umum dan status
kepemilikan lahan terhadap variabel harga lahan.
Dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda dapat diketahui faktor faktor yang
mempengaruhi harga lahan permukiman di
Kecamatan Kepanjen. Pada analisis regresi linear
berganda untuk mengetahui variabel yang
mempengaruhi harga lahan permukiman dilihat
berdasarkan uji T parsial dengan melihat nilai
signifikansi < 0.05
Tabel 15. Uji T untuk mengetahui variabel
yang berpengaruh terhadap harga lahan Variabel Unstandardized
Coefficient
Standa
rdized
Coeffic
ient
t Sig.
B Std.
Error
(Constant) 5031 912.531 ,006 ,996
Luas lahan
(X1)
719 250 ,127 2,874 ,005
Lebar
jalan(X2)
252.717 57.427 ,179 4,401 ,000
Kondisi
Perkerasan
jalan (X3)
126.817 164.032 ,034 ,773 ,441
Ketersediaan
air bersih
(X4)
382.435 112.879 ,166 3,388 ,001
Ketersediaan
drainase (X5)
-37.018 100.949 -,015 -,367 ,714
Jarak
terhadap
pusat kota
(X6)
-530 60 -,467 -8,781 ,000
Jarak
terhadap
pasar (X7)
112 63 ,096 1,768 ,079
Jarak
terhadap
sarana
kesehatan
(X8)
-812 202 -,154 -4,014 ,000
Jarak
terhadap
sarana
perkantoran
(X9)
-595 266 -,103 -2,239 ,027
Jarak
terhadap
sekolah(X10)
-904 413 -,091 -2,187 ,030
Jumlah Rute
Angkutan
Umum (X11)
973.216 99.004 ,454 9,830 ,000
Status
Kemepemilik
an Lahan
(X12)
5646.27
7
101.746 ,002 ,055 ,956
Sumber: Hasil analisis, 2017
Berdasarkan Tabel 15 hasil Uji T Parsial
tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel
independen yang berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen adalah variabel yang
memiliki nilai sig < 0.05 pada tabel signifikansi.
Dari hasil analisis SPSS diketahui hasil variabel
yang berpengaruh terhadap variabel Y adalah
variabel X1, X2, X4, X6, X8, X9, X10, X11.
Sehingga persamaan yang terbentuk adalah
sebagai berikut.
Y = 5.031 + 719X1 + 252.717X2 + 382.435X4 –
530X6 – 812X8 – 595X9 – 904X10 +
973.216X11
Dimana :
Y = Harga lahan permukiman (per m2)
a = 5.031 (konstanta)
X1 = Luas lahan (m2)
X2 = Lebar jalan (m)
X4 = Ketersediaan air bersih
X6 = Jarak terhadap pusat kota (m)
X8 = Jarak terhadap sarana kesehatan (m)
X9 = Jarak terhadap kantor pemerintah (m)
X10 = Jarak terhadap sekolah (m)
X11 = Jumlah rute angkutan umum
Interpretasi Model Persaman Regresi
Dapat diketahui bahwa nilai koefisien
regresi terbesar terdapat pada variabel jumlah
rute angkutan umum yaitu sebesar Rp 973.216,
sedangkan nilai koefisien regresi terkecil terdapat
pada variabel jarak terhadap sekolah yaitu
sebesar Rp -904. Variabel yang memiliki nilai
koefisien positif menunjukkan arah hubungan
positif/searah terhadap harga lahan, sedangkan
variabel yang memiliki nilai koefisien negatif
menunjukkan arah hubungan negatif/berbanding
terbalik terhadap harga lahan.
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui
bahwa variabel yang mempengaruhi harga lahan
terdapat 8 variabel. Harga lahan permukiman
cenderung lebih tinggi jika memiliki luas yang
besar, lebar jalan yang besar, ketersediaan air
bersih PDAM, lancar, dekat dengan pusat kota,
dekat dengan sarana kesehatan, dekat dengan
sarana perkantoran, dekat dengan sekolah dan
jumlah rute yang semakin banyak.
Jika dikaitkan dengan teori
perkembangan kota berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Burgess dalam Yunus, 2000
mengenai morfologi kota, menurutnya suatu kota
yang besar mempunyai kecenderungan
berkembang kearah luar atau masing-masing
zona tumbuh sedikit demi sedikit kearah luar,
maka pola keruangan yang dihasilkan akan
berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-lapis
dengan daerah pusat kegiatan sebagai intinya.
Teori Sector yang dikemukakan oleh
Homer Hoyt dalam Yunus, 2000 menyatakan
bahwa perkembangan perkembangan baru yang
terjadi di dalam suatu kota, menghasilkan
karakter dimana didasarkan pada adanya
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KEPANJEN
28 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 1, Juli 2017
kenyataan bahwa di dalam kota terdapat variasi
sewa tanah atau sewa rumah yang besar. Keadaan
ini sangat banyak dipengaruhi oleh faktor
transportasi karena perembetan pertumbuhannya
akan terlihat nyata pada sepanjang rute
transportasi.
Berdasarkan teori sektor oleh Homer
Hoyt dalam Yunus, 2000 tentang pertumbuhan
datar centrifugal tematis atau pertumbuhan lateral
suatu kota tidak mengikuti arah jalur transportasi
yang ada, tetapi dilatarbelakangi oleh keadaan
khusus, sebagai contoh didirikannya pusat
pendidikan sehingga akan menarik penduduk
untuk bertempat tinggal di daerah sekitarnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah yang
terdapat dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
harga lahan permukiman di Kecamatan Kepanjen
dan didapatkan hasil bahwa faktor yang
mempengaruhi harga lahan permukiman di
Kecamatan Kepanjen berdasarkan hasil analisis
menggunakan regresi linear berganda didapatkan
persamaan model regresi sebagai berikut,
Y = 5.031 + 719X1 + 252.717X2 + 382.435X4 –
530X6 – 812X8 – 595X9 – 904X10 +
973.216X11
Berdasarkan hasil model persamaan regresi diatas
dapat diketahui bahwa, faktor yang
mempengaruhi harga lahan permukiman
berdasarkan urutan adalah sebagai berikut,
1. X11 atau Jumlah rute angkutan umum
memiliki nilai koefisien regresi tertinggi
urutan pertama sebesar Rp 973.216
2. X4 atau Ketersediaan air bersih memiliki
nilai koefisien regresi tertinggi kedua
sebesar Rp 382.435
3. X2 atau Lebar jalan memiliki nilai koefisien
regresi urutan ketiga sebesar Rp 252.717
4. X1 atau Luas lahan, memiliki nilai koefisien
regresi urutan keempat sebesar Rp 719
5. X6 atau Jarak rumah terhadap pusat kota
memiliki nilai koefisien regresi urutan
kelima sebesar Rp – 530
6. X9 atau Jarak rumah terhadap sarana
perkantoran memiliki nilai koefisien regresi
urutan keenam sebesar Rp – 595
7. X8 atau Jarak rumah terhadap sarana
kesehatan memiliki nilai koefisien regresi
urutan ketujuh sebesar Rp – 812
8. X10 atau Jarak rumah terhadap sekolah
memiliki nilai koefisien regresi urutan
terakhir sebesar Rp – 904
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
rekomendasi bagi pemerintah dalam
merencanakan kawasan permukiman seperti yang
telah disebutkan dalam Rencana Tata Ruang
Wilatah Provinsi Jawa Timur, dimana untuk
Kecamatan Kepanjen ditetapkan sebagai kawasan
hinterland permukiman, sehinggauntuk kegiatan
pembangunan permukiman dapat diketahui harga
lahan tinggi disebabkan oleh beberapa falktor.
DAFTAR PUSTAKA
Ariastita. 2009. Buku Ajar Tata Guna dan
Pengembangan Lahan. Surabaya.ITS
Yunus, Hadi S. 2000. Struktur Tata Ruang Kota.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sitanala, Arsyad. 1989. Konservasi Tanah dan
Air. Bogor: Penerbit IPB Press
Raeka, Rahmawati. 2012. Model Perkembangan
Nilai Lahan Perkotaan di Surabaya.
Surabaya. Jurnal Institut Teknologi Sepuluh
November (ITS) Vol. 1 no 1 ISSN: 2301-
9271
Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2008
tentang kewenangan pengelolaan wilayah
Mayasari, Karina. 2009. Faktor yang
mempengaruhi harga lahan di Kawasan
Khusus Kota Baru Berbasis Industri dan
Pusat Kota Samarinda. Jurnal PWK UB.
Malang
Rahmaladuni, Ayu. 2013. Identifikasi Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Penghuni
Perumahan Sederhana dalam Membeli
Rumah. Skripsi PWK (tidak dpublikasikan)
Rusdi, Muhammad. 2013. Faktor faktor yang
mempengaruhi Harga Lahan dan
Penggunaan Lahan di Sekitar Jalan Lingkar
Salatiga. Jurnal Teknik PWK Undip Vol. 9
No 3 hal 317-329
Rizki, Maulana. 2013 Pola spasial Harga Lahan
Sepanjang Koridor Merr pada Ruas
Rungkut sampai Arif Rahman Hakim di Kota
Surabaya. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1 no 2
ISSN: 2301-9271
Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang
Perumahan dan Permukiman.
Peraturan Mentri Negara Agraria, Kepala Badan
Pertanahan No 1 Tahun 1994 mengenai
Pengadaan Tanah Bagi pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur tahun 2011-2031.
Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan
Kepanjen tahun 2013-2033
top related