eksperimentasi pendekatan konstruktivisme … · integral (2) untuk mengetahui pada masing-masing...
Post on 06-Mar-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL
SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI
DI KABUPATEN LAMANDAU
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
RISSA THESESHA MALANGGI RINGKIN
S850809113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN
MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA
PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI
DI KABUPATEN LAMANDAU
TESIS
Disusun Oleh: Rissa Thesesha Malanggi Ringkin
S850809113
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Pada tanggal ……………………
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D Drs. Suyono, M.Si NIP. 19630826 198803 1 002 NIP. 19500301 197603 1 002
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
PPs Universitas Sebelas Maret
Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19660225 199302 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN
MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA
PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI
DI KABUPATEN LAMANDAU
TESIS
Disusun Oleh: Rissa Thesesha Malanggi Ringkin
S850809113 Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada tanggal ……………………
Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Dr. Mardiyana, M.Si …………………… NIP. 19660225 199302 1 002 Sekretaris Dr. Riyadi, M.Si …………………… NIP. 19670116 199402 1 001 Anggota 1. Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D ……………………
NIP. 19630826 198803 1 002
2. Drs Suyono, M.Si …………………… NIP. 19500301 197603 1 002
Surakarta, Januari 2011
Mengetahui Ketua Program Studi Direktur PPs UNS Pendidikan Matematika
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19660225 199302 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rissa Thesesha Malanggi Ringkin
N I M : S850809113
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”EKSPERIMENTASI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER
DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK
INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU” adalah betul-
betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut
ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan
saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
percabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2011
Yang membuat pernyataan
Rissa Thesesha Malanggi Ringkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Tak ada kehidupan yang berdasarkan kebahagiaan semata, namun kehidupan
sebenarnya adalah hasrat dan kekuatan tekad”
( Kahlil Gibran)
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
( Q.S. Alam Nasyrah:6)
“ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berpegang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun
kokoh”
(Q.S. Ash Shaff:4)
Hargai masa lalu untuk menempuh masa depan yang
penuh harapan, karena itulah pelajaran yang terbaik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati Tesis ini saya persembahan kepada:
1. Orangtuaku Ayahnda Drs. Don F. Ringkin, M.Pd dan Ibu Dra. Misripah yang
tidak lelah memberikan do’a dan restu, dukungan berupa moril maupun
material sehingga saat ini bisa menyelesaikan studiku dengan baik.
2. Mertuaku Bpk Samiono dan Ibu Surami yang selalu mendukungku dalam
studiku.
3. Suamiku tercinta Agus Sutrisno, anak-anakku Rizky Adi Pribadi dan Safaraz
Aufa Sutrisno yang selalu pengertian serta memberi dorongan, bantuan dan
berkorban baik suka maupun duka.
4. Kakak dan Adikku tersayang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini dengan judul “EKSPERIMENTASI PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI
SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU”. Tidak lupa penulis
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat;
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D sebagai Direktur Program Pascasarjana
UNS yang telah memberikan izin kepada penulis.
2. Dr. Mardiyana, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNS sekaligus sebagai penguji yang telah banyak
memberikan pengarahan kepada penulis.
3. Dr. Riyadi, M.Si sebagai penguji yang telah memberi pengarahan kepada
penulis.
4. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D sebagai dosen pembimbing I, sekaligus
sebagai penguji yang selama ini selalu membimbing penulis dengan baik.
5. Drs. Suyono, M.Si sebagai dosen pembimbing II sekaligus sebagai penguji
yang selama ini selalu membimbing penulis dengan baik.
6. Bapak/Ibu dosen pascasarjana pendidikan matematika yang selama ini
telah membimbing dan membina selama belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Ir. Marukan, Bupati Lamandau Kabupaten Lamandau yang telah
memberikan tugas belajar kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini.
8. Drs. Havter, Kepala Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Lamandau yang
telah memberikan ijin/rekomendasi kepada penulis sehingga penulis
mendapatkan kemudahan dalam melakukan penelitian.
9. Dra. Hawun selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bulik Kabupaten
Lamandau yang telah memberikan ijin penelitian.
10. Yadiman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sematu Jaya
Kabupaten Lamandau yang telah memberikan ijin penelitian.
11. Irwansyah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Menthobi Raya
Kabupaten Lamandau yang telah memberikan ijin penelitian.
12. Rekan-rekan guru yang ada di tempat penelitian, yang telah memberikan
kesempatan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian.
13. Keluarga dan rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 program studi
pendidikan matematika UNS yang telah membantu pelaksanaan penulisan
tesis ini hingga selesai.
Semoga segala perhatian, dukungan, masukan, bimbingan dan perbuatan
baik yang telah diberikan kepada penulis menyelesaikan tesis ini, kiranya
mendapatkan berkat yang melimpah dari Allah SWT.
Surakarta, Januari 2011
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
ABSTRAK ............................................................................................................ xv
ABSTRACT ............................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................................... 9
1. Pengertian Belajar ....................................................................... 9
2. Prestasi Belajar............................................................................ 11
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................. 12
4. Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme ............... 1
5. Media Pembelajaran Komputer ................................................... 24
a. Macromedia Flash MX ........................................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
b. Microsoft Power Point ............................................................ 30
6. Kemampuan Awal Siswa ............................................................. 32
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir dan Perumusan Hipotesis .................................... 36
1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 36
2. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 41
1. Tempat Penelitian ...................................................................... 41
2. Waktu Penelitian ......................................................................... 41
B. Jenis Penelitian ................................................................................... 42
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 43
1. Populasi ...................................................................................... 43
2. Sampel ........................................................................................ 43
3. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 44
D. Teknik Pengambilan Data .................................................................. 46
1. Variabel Penelitian ...................................................................... 46
2. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 47
3. Instrumen Penelitian ................................................................... 48
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 51
1. Uji Keseimbangan ....................................................................... 52
2. Uji Persyaratan Analisis Variansi .............................................. 53
3. Uji Hipotesis ............................................................................... 56
4. Uji Lanjut Anava......................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................. 63
1. Uji Prasyarat untuk Uji Keseimbangan ........................................ 63
2. Uji Keseimbangan ........................................................................ 64
B. Deskripsi Data .................................................................................... 65
C. Pengujian Prasyarat untuk Anava ...................................................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Uji Normalitas ............................................................................. 68
2. Uji Homogenitas .......................................................................... 68
D. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 71
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ..................... 71
2. Uji Komparasi Ganda .................................................................. 72
E. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 75
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 81
B. Implikasi ............................................................................................. 82
1. Implikasi Teoritis ........................................................................... 82
2. Implikasi Praktis ............................................................................ 82
C. Saran-saran ......................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86
LAMPIRAN......................................................................................................... 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Ujian Nasional Matematika Tahun 2009 dan 2010 ................ 45
Tabel 3.2 Tabel Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 ......................... 39
Tabel 3.3 Analisis Variansi ............................................................................... 56
Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan .......................................... 60
Tabel 4.1 Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa ...................................... 67
Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Normalitas ........................................................... 69
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas...................................................................... 70
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama .......... 70
Tabel 4.5 Rataan Masing-Masing Antar SeL .................................................... 73
Tabel 4.6 Rangkuman Data Komparasi Ganda Antar Kolom ........................... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus .......................................................................................... 89
Lampiran 2 RPP ............................................................................................... 93
Lampiran 3 Pembelajaran Macromedia Flash MX .......................................... 123
Lampiran 4 Pembelajaran Microsoft Power Point........................................... 128
Lampiran 5 Kisi-kisi Tes prestasi Belajar Matematika .................................... 133
Lampiran 6 Soal Tes Matematika .................................................................... 134
Lampiran 7 Kunci Jawaban dan Penyelesaian ................................................. 141
Lampiran 8 Lembar Validasi Tes prestasi Belajar Matematika ....................... 152
Lampiran 9 Uji Instrumen Soal Tes Matematika ............................................. 156
Lampiran 10 Uji Daya Pembeda Tes Matematika ............................................. 162
Lampiran 11 Uji Tingkat Kesukaran ................................................................. 170
Lampiran 12 Data Kriteria Kemampuan Awal Siswa ....................................... 178
Lampiran 13 Data Induk penelitian ................................................................... 181
Lampiran 14 Data Induk Prestasi Belajar Siswa................................................ 184
Lampiran 15 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 185
Lampiran 16 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 188
Lampiran 17 Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa ................................. 191
Lampiran 18 Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Kelas Eksperimen 1
dan Kelas Eksperimen 2................................................................ 194
Lampiran 19 Uji Normalitas Prestasi Belajar Matematika pada Media
Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ............................................... 201
Lampiran 20 Uji Normalitas Prestasi Belajar Matematika pada Media
Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 ............................................... 204
Lampiran 21 Uji Normalitas Prestasi pada Tingkatan Kemampuan
Awal Tinggi ................................................................................. 204
Lampiran 22 Uji Normalitas Prestasi pada Tingkatan Kemampuan
Awal Sedang ................................................................................. 208
Lampiran 23 Uji Normalitas Prestasi pada Tingkatan Kemampuan
Awal Rendah ................................................................................. 210
Lampiran 24 Uji Homogenitas Prestasi pada Media Pembelajaran ................... 214
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Lampiran 25 Uji Homogenitas Prestasi Pada Tingkatan Kemampuan Awal
Siswa ............................................................................................ 217
Lampiran 26 Uji ANAVA Dua Jalan Sel Tak Sama ........................................ 217
Lampiran 27 Uji Komparasi Ganda .................................................................. 224
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BSTRAK Rissa Thesesha Malanggi Ringkin. S850809113 “EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU”. Tesis; Komisi Pembimbing I: Drs. Tri Atmojo, K, M.Sc, Ph.D. dan Pembimbing II: Drs. Suyono, M.Si. Program studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui manakah diantara pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX dan pendekatan konstruktivisme dengan media komputer microsoft power point yang dapat memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik pada materi integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik pada materi pokok integral (3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan media komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar matematika.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Sekabupaten Lamandau Tahun Pelajaran 2010/2011. Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified cluster random sampling. Sampel Penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Sematu Jaya yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen 1 dan satu kelas sebagai kelas Eksperimen 2, serta SMA Negeri Menthobi Raya yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen 1 dan satu kelas sebagai kelas Eksperimen 2. Banyak anggota sampel seluruhnya adalah 130 siswa. Uji Coba instrumen prestasi belajar matematika dilakukan di SMA Negeri 1 Bulik dengan 72 responden. Instrumen yang digunakan suntuk pengumpulan data adalah tes prestasi belajar pada materi pokok bahasan integral dalam bentuk pilihan ganda. Sebelum tes prestasi digunakan sebagai penelitian terlebih dahulu instrumen tersebut dilakukan uji coba. Pada uji coba tes prestasi dilakukan uji reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Dari hasil uji coba instrumen diperoleh nilai reliabilitas dengan metode Alpha KR-20 adalah 0.857. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan adalah nilai raport mata pelajaran matematika semester 2 kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 pada saat siswa kelas XI tahun pelajaran 2009/2010. Data variabel prestasi belajar matematika dikumpulkan menggunakan metode tes prestasi belajar matematika pada materi pokok integral. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebagai persyaratan penelitian dilakukan uji keseimbangan dengan uji-t dan sebagai persyaratan analisis data dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan menggunakan metode Bartlett.
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh hasil: (1) pendekatan konstruktivisme dengan media animasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
macromedia flash MX dan media microsoft power point mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa ( Fa = 4,8768 > 3,91755 = F0.05:1, 124). (2) kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa ( Fb = 8,1117 > 3,06929 = F 0.05:2,124 ). (3) Tidak terdapat interaksi antara media komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar siswa ( Fab = 2,3052 < 3,06929 = F 0.05:2,124 ).
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dapat disimpulkan bahwa : (1) Terdapat pengaruh media komputer terhadap prestasi belajar matematika pada materi integral. Prestasi belajar siswa dengan media pembelajaran macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan media pembelajaran microsoft powerpoint pada materi integral. (2) Terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi integral. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi siswa dengan kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi pokok integral. (3) Tidak ada interaksi antara media komputer yang digunakan dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral. Pada media komputer (macromedia flash MX dan Microsoft power point) prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada materi pokok integral. Sedangkan pada kriteria kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) prestasi belajar siswa dengan menggunakan media komputer macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan media komputer Microsoft power point pada materi pokok integral. Kata Kunci : Pendekatan Konstruktivisme, Media Komputer, Kemampuan Awal dan Prestasi Belajar Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
ABSTRACT Rissa Thesesha Malanggi Ringkin. S850809113. THE EXPERIMENTATION ON THE CONSTRUCTIVISM APPROACH THROUGH THE USE OF COMPUTER MEDIA VIEWED FROM THE STUDENTS’ INITIAL ABILITIES IN THE MAIN TOPIC OF DISCUSSION OF INTEGRAL NUMBERS IN THE STATE SENIOR SECONDARY SCHOOLS IN LAMANDAU REGENCY. Principal Advisor: Drs. Tri Atmojo K., M.Sc., Ph.D and Co-advisor: Drs. Suyono, M.Si. Thesis: The Graduate Program in Mathematics Education, Sebelas Maret University, Surakarta. 2011. The objectives of this research are: (1) to investigate which of the constructivism approach with the animation media of Macromedia Flash MX and the constructivism approach with the computer media of Microsoft Power Point can give a better learning achievement in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers; (2) to investigate at which initial ability level (high, medium, or low) there is a better learning achievement in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers; (3) to investigate whether there is an interaction or not between the constructivism approach with the computer media (Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point) and the students’ initial abilities (high, medium, or low) toward the learning achievement in Mathematics. This research used the quasi-experimental method. The population of this research consisted of the 12th-grade students of the state senior secondary schools throughout Lamandau Regency in the Academic Year of 2010/2011. The sampling was conducted through the cluster random sampling, which involved the 12th-grade students of SMA Negeri 1 Sematu Jaya, which consisted of one class as the Experiment Class 1 and another class as the Experiment Class 2, and also those of SMA Negeri Methobi Raya, which consisted of one class as the Experiment Class 1 and another class as the Experiment Class 2, with the total number of 130 students. The instrument of learning achievement in Mathematics was experimented in SMA Negeri 1 Bulik, which involved 72 respondents. The data were gathered through the instrument of learning achievement test in the main topic of discussion of Integral Numbers, which was in the multiple-choice form. Prior to the use of this achievement test as the instrument, the test concerning its reliability, differentiability, and Index of Difficulty (ID) was conducted. Out of such test, the reliability value of 0.868 was obtained through the method of Alpha KR-20. The data in use for the balance test were gathered through the scores for Mathematics of the students of the Experiment Group 1 and those of the Experiment Group 2 when they were in the second semester of the 11th grade in the Academic Year of 2009/2010. The data of the variable of learning achievement in Mathematics were gathered by using the method of learning achievement test in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers. The research used the technique of Two-way Analysis of Variance with Unequal Cells. The balance test in use of the t-test was conducted as the prerequisite of the research. The normality test in use of the Lilliefors
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
method and the homogeneity test in use of the Bartlett method were conducted as the prerequisites of the data analysis.
Based on such Two-way Analysis of Variance with Unequal Cells, the hypotheses were obtained as follow: (1) constructivism approach with animation media of Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point gives a different influence toward the learning achievement of the students (Fa = 4.8768 > 3.91755 = F0.05:1, 124); (2) the students’ initial abilities (high, medium, and low) have different influences toward the learning achievement of the students (Fb = 8.1117 > 3.06929 = F0.05:2, 124) ; (3) there is no interaction between the constructivism approach with the computer media of Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point and the students’ initial abilities (high, medium, and low) toward the learning achievement of the students (Fab = 2.3052 < 3.06929 = F0.05:2, 124).
Based on such Two-way Analysis of Variance with Unequal Cells the results of the research are as follows: (1) there is an influence from the computer media toward the learning achievement in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers. The learning achievement of the students achieved through the use of the learning media of Macromedia Flash MX is better than that achieved through the use of the learning media of Microsoft Power Point in the main topic of discussion of Integral Numbers; (2) there is an influence from the students’ initial abilities toward the students’ learning achievement in the main topic of discussion of Integral Numbers. The learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with medium initial abilities while the learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with low initial abilities and the learning achievement of the students with medium initial abilities is the same as that of those with low initial abilities in the main topic of discussion of Integral Numbers; (3) there is no interaction between the computer media in use and the students’ initial abilities toward the main topic of discussion of Integral Numbers. With the computer media of Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point in use the learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with medium initial abilities while the learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with low initial abilities and the students with medium initial abilities have the same learning achievement as those with low initial abilities in the main topic of discussion of Integral Numbers. In addition, the learning achievement of the students achieved through the use of the computer media of Macromedia Flash MX is better than that achieved through the use of the computer media of Microsoft Power Point at all levels of initial abilities (high, medium, and low). Keywords: constructivism approach, computer media, initial abilities, and
learning achievement in Mathematics
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan global, serta juga
sehubungan dengan kondisi tersebut, tidak ada pilihan lain bagi pemerintah
kecuali melakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan. Salah satu upaya
yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberlakukan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP diamanatkan adanya suatu
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, yang mana belajar adalah lebih
merupakan suatu proses untuk menemukan sesuatu daripada suatu proses untuk
mengumpulkan sesuatu.
Pada prinsipnya pembelajaran konstruktivisme menyatakan bahwa siswa
dalam membangun pengetahuan dilakukan sendiri dengan bekal pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya, sehingga pembentukan makna oleh siswa tidak mudah
terlupakan. Dengan demikian, penguasaan konsep matematika dapat dikuasai
siswa, sehingga mereka dapat mengetahui langkah-langkah menyelesaikan soal,
dan tidak sekedar menggunakan rumus. Andaikan siswa lupa, dapat
dimungkinkan untuk menemukan kembali atau mengkonstruksi kembali
pengetahuan atau makna yang telah mereka bentuk dan miliki di benak mereka.
Untuk membangun pengetahuan yang dilakukan sendiri oleh siswa dengan bekal
pengetahuan yang dimiliki memang perlu waktu yang cukup lama. Terkadang
harus mengingat kembali materi sebelumnya atau prasyaratnya harus dikuasai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lebih dulu. Disinilah peran guru, harus dapat mendesain/merencana pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivisme yang efektif dan efesien.
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradapan
manusia. Pekerjaan yang dilakukan manusia secara manual kini dapat digantikan
dengan mesin. Hal tersebut menuntut manusia untuk berpikir lebih maju dalam
segala hal agar tidak dianggap tertinggal. Komputer sebagai salah satu bentuk dari
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan oleh
manusia sebagai teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mendorong
manusia untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitasnya.
Dalam sektor pendidikan misalnya, pemanfaatan komputer sudah
berkembang tidak hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan untuk membantu
urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk
digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran.
Sebagai contoh, dengan adanya media komputer yang mampu menampilkan
gambar maupun tulisan yang diam dapat bergerak serta bersuara, sudah saatnya
komputer dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan media pembelajaran yang
efektif dan menarik. Hal semacam ini perlu ditanggapi secara positif oleh para
guru sekolah menengah, khususnya guru bidang studi matematika, sehingga
komputer dapat menjadi salah satu alternatif media yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran salah satu kegiatan yang perlu diperhatikan
adalah kegiatan pembelajaran di dalam kelas antara siswa dengan guru.
Hal tersebut akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa, khususnya dalam
memecahkan permasalahan matematika, dalam konteks siswa harus dilatih untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengerjakan secara teliti, tepat dan pasti untuk memperoleh jawaban yang benar
dan menghasilkan prestasi belajar matematika yang bagus. Dengan kata lain
mengikutsertakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika
sangat penting supaya proses belajar mengajar dapat berhasil sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian maka timbulah interaksi atau hubungan antara
pelajar dan pengajar, yaitu guru dan siswa. Dalam hal ini, guru mempunyai
harapan agar siswanya memperoleh pengetahuan, kemampuan, atau keterampilan
di bidang studi matematika.
Sudah menjadi gejala umum bahwa mata pelajaran matematika kurang
disukai oleh kebanyakan siswa. Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar
dipahami, sehingga kurang diminati oleh sebagian siswa. Ketidaksenangan
terhadap matematika ini kemungkinan dapat berpengaruh terhadap kemampuan
awal dan prestasi belajar matematika siswa. Pembelajaran yang terjadi selama ini
mempunyai kecenderungan tidak sesuai dengan karakteristik anak. Pembelajaran
hanya menekankan pada pencapaian efek instruksional. Sistem evaluasi
berorientasi testing dengan menekankan reproduksi informasi dan kurang
memperhatikan perkembangan anak.
Pada umumnya kegiatan proses belajar mengajar di sekolah-sekolah pada
saat sekarang ini cenderung monoton dalam pembelajaran matematika yang hanya
menggunakan paradigma lama seperti banyak ceramah, banyak menghafal dan
banyak memberi tugas. Salah satu faktor penyebabnya adalah media pembelajaran
yang masih konvensional. Media pembelajaran tersebut merupakan media yang
menggunakan papan tulis atau white broad sedangkan pada saat ini banyak media
pembelajaran yang merupakan hasil dari kemajuan ilmu dan teknologi modern.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Di pihak lain rendahnya prestasi belajar matematika yang ada ditinjau dari
data nilai rata-rata UN SMA tahun 2007 sebesar 6,71 tahun 2008 sebesar 6,49 dan
tahun 2009 sebesar 6,43 di Kabupaten Lamandau, mungkin salah satunya
disebabkan kurang tepatnya guru dalam memilih media pembelajaran.
Kemampuan awal belajar siswa merupakan salah satu faktor penting
dalam kegiatan belajar mengajar, boleh jadi salah satu penyebab rendahnya
kemampuan awal siswa adalah dalam proses pembelajaran dominasi guru sangat
tinggi. Metode yang digunakan guru dalam proses belajar masih konvensional,
sehingga belum bisa mendorong siswa berani mengkomunikasikan apa yang ada
dipikirannya bahkan membuat siswa pasif.
Guru merupakan tokoh sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang
bertumpu pada kualitas kegiatan belajar mengajar. Guru harus menguasai bidang
ilmu yang dipelajarinya, bahan ajar, menguasai metode pembelajaran yang tepat,
mampu memotivasi peserta didik, mempunyai keterampilan yang tinggi, tidak
ketinggalan teknologi dan berwawasan yang luas terhadap dunia pendidikkan.
Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, maka perlu adanya
inovasi pembelajaran yang menyenangkan, menarik, yang lebih efektif dan
efisien, bila siswa perlu penjelasan dari guru tidak terhalang pandangannya
sehingga proses terbentuknya makna tetap bisa berlangsung. Salah satu alternatif
bentuk pembelajaran adalah pembelajaran menggunakan pendekatan
konstruktivisme dengan media komputer yaitu pemanfaatan software macromedia
flash MX dan microsoft power point yang diproyeksikan dengan LCD terhadap
prestasi belajar matematika siswa dan disesuaikan dengan materi pokok yang akan
disampaikan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pada umumnya kegiatan proses belajar mengajar di sekolah menggunakan
media pembelajaran yang monoton, padahal ada beberapa pembelajaran di
mana media tersebut kurang tepat untuk diterapkan, sehingga kemungkinan
rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan karena kurang
tepatnya pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Oleh
karena itu perlu diteliti apakah penggunaan media pembelajaran berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
2. Pada umumnya kemampuan awal siswa masih rendah. Hal ini mungkin
disebabkan karena dalam proses pembelajaran dominasi guru sangat tinggi.
Selain hal itu, banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika itu
sukar dipahami, sehingga kurang diminati oleh sebagian siswa. Untuk itu perlu
diteliti apakah kemampuan awal siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar
matematika siswa.
3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan
oleh pendekatan pembelajaran yang kurang tepat, sedangkan pembelajaran
konstruktivisme sebagai alternatif pendekatan pembelajaran. Untuk itu perlu
diteliti apakah pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Ada kemungkinan siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal karena guru
kurang mengaktifkan siswa dalam belajar matematika. Kebanyakan guru saat
ini kurang memperhatikan penggunaan pendekatan pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
melibatakan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal ini,
jika pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru diperbaharui dengan
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar matematika, apakah prestasi belajar siswa pada pokok materi integral
menjadi lebih baik.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat mencapai sasaran, maka
penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada :
1. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah
pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan media
komputer. Program yang dipakai adalah program macromedia flash MX dan
microsoft power point.
2. Kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai prestasi belajar matematika pada
Nilai Raport siswa kelas XI SMA.
3. Prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes
tertulis setelah proses belajar mengajar matematika pada akhir penelitian
untuk kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Di antara pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia
flash MX dan pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
point pada proses pembelajaran matematika, manakah yang dapat memberikan
prestasi belajar matematika yang lebih baik pada materi pokok integral?
2. Di antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, apakah
prestasi belajar matematika pada siswa dengan kemampuan tinggi lebih baik
dari siswa dengan kemampuan awal sedang dan rendah, dan prestasi belajar
matematika siswa dengan kemampuan awal sedang lebih baik dari prestasi
belajar matematika dengan kemampuan awal rendah pada materi pokok
integral?
3. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan suatu
media komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan
kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar
matematika?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui manakah diantara pendekatan konstruktivisme dengan
media animasi macromedia flash MX dan pendekatan konstruktivisme dengan
media microsoft power point dapat memberikan prestasi belajar matematika
yang lebih baik pada materi integral.
2. Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi,
sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika
yang lebih baik pada materi pokok integral.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan
konstruktivisme dengan suatu media pembelajaran (macromedia flash MX
dan microsoft power point) dengan kemampuan awal siswa (tinggi, sedang
dan rendah) terhadap prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
para tenaga pendidik untuk dapat menentukan media yang tepat pada proses
pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan prestasi, motivasi,
dan semangat siswa dalam mempelajari konsep-konsep yang terkandung
dalam matematika dengan pemanfaatan software macromedia flash MX.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau
informasi bagi guru, siswa dan sekolah. Bagi guru dan calon guru khususnya
guru matematika bahwa Software macromedia flash MX dapat digunakan
dalam proses pembelajaran matematika dan dapat menentukan media
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan konsep-konsep matematika.
Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan semangat kepada
siswa dalam mempelajari matematika sehingga prestasi belajarnya dapat
meningkat dengan signifikan. Bagi sekolah tempat penelitian diharapkan
dapat meningkatkan sarana dan prasarana demi menunjang kegiatan
pembelajaran matematika yang selalu mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Pada saat ini banyak para ahli yang berpendapat berbeda-beda tentang
pengertian belajar. Hal ini setiap ahli mempunyai cara pandang dan berpikir yang
berbeda namun mempunyai pengertian dan tujuan yang sama. Banyaknya
pendapat yang dilontarkan oleh para ahli adalah untuk mendapat jawaban tentang
definisi belajar yang tepat.
Menurut Biggs dalam Goldman (2002) mengatakan bahwa :
“Learning is.... a way of interacting with the world. As we learn conception of phenomena change, and we see the world differently. The acquisition of information in itself does not bring about such a change, but the way we structure that information and think with it does. Thus education is about conceptual change, not just the acquisition of information.“ (Belajar adalah suatu cara saling berinteraksi dengan dunia seperti belajar mengenai konsepsi, perubahan, fenomena dan melihat dunia secara berbeda. Akuisisi informasi itu sendiri tidak membawa tentang perubahan tersebut, tetapi cara kita menyusun informasi dan berfikir dengan itu. Dengan demikian, pendidikan adalah tentang perubahan konseptual, bukan hanya memperoleh informasi).
Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baku secara keseluruhan sehingga hasil pengalaman individu sendiri dalam
interaksi lingkungan.
Menurut Herman Hudoyo (1990:1) mendefinisikan belajar adalah suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku, perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tingkah laku itu, dalam waktu relatif lama yang disertai usaha sehingga mampu
mengerjakan sesuatu dari yang tidak mampu mengerjakan sesuatu.
Belajar memang penting dilakukan oleh setiap orang untuk menambah
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat mudah berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya. Di dalam buku Theories of Learning (1975)
yang dikemukakan Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (1991:84)
“ Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam
situasi itu, perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang”.
Dijelaskan juga oleh Witherington dalam Educational Psychology bahwa
belajar adalah sesuatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian (Ngalim Purwanto, 1991:84).
Pengertian belajar berisi apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi
pada proses perkembangan dan perubahan peserta didik dari berbagai pendapat
yang dilontarkan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah segala kekurangan yang
ada dalam diri yang dilakukan dengan berlatih sungguh-sungguh serta
membutuhkan waktu. Dalam hal ini waktu yang digunakan relatif lama karena
terjadi dalam interaksi dengan lingkungannya artinya siswa berinteraksi dengan
seorang yang mempunyai kemampuan yang lebih dari dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diketahui melalui evaluasi yang dilakukan untuk
mengukur sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan setelah mengikuti proses pembelajaran. Karena hasil tes tersebut
menggambarkan capaian-capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
suatu proses pembelajaran, maka tinggi rendahnya capaian tersebut sangat
dipengaruhi oleh terjadi tidaknya proses belajar pada diri peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung. pembelajaran dipandang sebagai suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Bila metode penyelesaian soal
secara sistematis dilaihkan secara terus menerus, maka ketika berhadapan dengan
soal, siswa dengan cepat dapat mengidentifikasi konsep apa yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan soal tersebut dan rumus mana yang terkait dengan konsep
tersebut (Heller, Keith, & Handerson, 1992). Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran di sekolah pada dasarnya adalah proses
penciptaan atau pengkondisian sebuah lingkungan sekolah atau kelas yang
memungkinkan siswa belajar.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang saling berkaitan, yaitu prestasi
dan belajar. Menurut Poerwodarminto (1994:108) dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai,
sedangkan belajar adalah berusaha atau berlatih dan sebagainya supaya
mendapatkan kepandaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Syaiful Bachri (1994:23) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah yang
diperoleh dari suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam individu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dengan suatu aktivitas belajar berkat
pengalaman atau latihan yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang
dilaksanakan disekolah pada proses pembelajaran. Hal tersebut berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang biasanya dinyatakan dengan skor atau
nilai yang diperoleh dari evaluasi yang dilakukan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Perbedaan dalam prestasi belajar para peserta didik disebabkan beberapa
faktor, diantaranya: kematangan akibat kemajuan umur kronologis, latar belakang
pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran, jenis
mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya (Roestiyah.NK, 1996:5).
Sedangkan menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar ada dua golongan yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor
ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern meliputi: faktor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor ekstern meliputi: faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Prestasi belajar juga tergantung pada apa yang dipelajari, bagaimana bahan
pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a. Bahan atau hal yang harus dipelajari yaitu bahan pelajaran, kesulitan dan
manfaat bahan pelajaran ikut menentukan prestasi belajar.
b. Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan eksternal dapat berupa:
1) Lingkungan alam dan lingkungan fisik, misalnya sungai, danau,
tumbuhan, udara dan sebagainya.
2) Lingkungan sosial, misalnya keluarga, masyarakat desa dan kota, lembaga
dan badan sosial lainnya.
Individu merupakan faktor terpenting. Anak jadi belajar atau tidak
tergantung kepada anak itu sendiri. Mungkin faktor-faktor lain telah memenuhi
persyaratan tapi kalau idividu tidak mempunyai kemampuan untuk belajar maka
proses belajar tidak akan terjadi sehingga dapat menghambat pencapaian prestasi
belajar.
4. Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme
Salah satu prinsip paling, penting dari psikologi pendidikan adalah guru
tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa
harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu
proses ini, dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat
bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak
siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat membantu
siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut. Hakekat dari teori
konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menjadikan informasi itu miliknya
sendiri (Brooks, 1990, Leinhardt, 1992. dalam Muhamad Nur dan Prima Retno
Wikandari, 2000: 2)
Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan pada
pengajaran top-down dari pada battom-up. Top-down berarti bahwa siswa mulai
dengan masalah-masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya
memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-keterampilan
dasar yang diperlukan (Muhamad Nur dan Prima Retno Wikandari, 2000: 7).
Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivisme (Nickson
dalam Herman Hudoyo, 2005: 20) adalah membantu siswa untuk membangun
konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui
proses internalisasi sehingga konsep/prinsip itu terbangun kembali, transforamsi
informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Transformasi tersebut
mudah terjadi bila pemahaman terjadi karena terbentuknya skemata dalam benak
siswa. Dengan demikian, pembelajaran matematika adalah membangun
pemahaman. Proses membangun pemahaman inilah yang lebih penting daripada
hasil belajar sebab pemahaman akan bermakna kepada materi yang dipelajari.
Menurut kaum konstruktivisme, mengajar bukanlah kegiatan
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti
partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna,
mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
adalah suatu bentuk belajar sendiri (Betten Court, 1989, dalam Paul Suparno,
1997: 5) ,
Menurut Bodner (1986) mengatakan bahwa :
”…knowledge is constructedas the learner strives to organize his or her experience in terms of preexisting mental structures”. “ Belajar matematika merupakan proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa sendiri melalui transpormasi pengalaman individu”.
Peran seorang guru sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar
proses siswa belajar dengan baik. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan
dalam beberapa tugas sebagai berikut:
1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung
jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Karena itu, jelas
memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
2) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-
gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.
3) Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses
belajar siswa. Menyemangati siswa dan menyediakan pengalaman konflik.
4) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan
atau tidak.
5) Menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku
untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.
6) Membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Kondisi lingkungan belajar konstuktif penting, namun tidak secara
otomatis menghasilkan belajar konstruktif. Siswa perlu mengembangkan
keyakinannya, kebiasaannya dengan gayanya dalam belajar sehingga kemampuan
ketrampilan kognitif siswa berkembang.
Menurut Marpaung (2003) pengetahuan objektif matematika oleh siswa
dikondisikan ulang. Proses rekonstruksi matematika oleh siswa dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pengetahuan objektif matematika direpresentasikan siswa dengan
mengkontruksi melingkar yang ditujukan dengan alur mengkaji/ menyelidiki,
menjelaskan, memperluas, mengevaluasi, sehingga terjadi rekonstruksi
matematika sebagai konsepsi awal.
b. Konsepsi awal sebagai basil rekonstruksi individu tersebut merupakan
pengetahuan subyektif matematika.
c. Pengetahuan subyektif matematika tersebut dikolaborasikan dengan siswa
lain, guru dan perangkat belajar (siswa - guru - perangkat belajar) sehingga
terjadi rekonstruksi matematika.
d. Matematika yang direkonstruksi dan yang direpresentasikan kelompok
tersebut merupakan pengetahuan baru yaitu konsepsi siswa setelah belajar
sehingga menjadi pengetahuan objektif matematika.
Proses konstruksi matematika yang dialami siswa perlu dipahami guru
bahkan dialaminya. Karena itu guru seyogyanya mampu mengkonstruksi
pembelajaran sedemikian hingga siswa belajar maternatika dengan pendekatan
konstruktivisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dari uraian di atas tersirat bahwa guru matematika perlu berusaha
memahami bagaimana siswa belajar, yaitu proses siswa dalam mengkonstruksi
konsep matematika.
Kelas dikembangkan melalui hubungan antara siswa dan guru menjadi
sistem komunikasi yang interaktif. Komunikasi berarti baik guru maupun siswa
kedua-duanya sebagai pengirim dan penerima informasi secara timbal balik
sehingga kedua-duanya saling berfungsi. Dengan demikian peran guru dalam
pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai pembimbing dan memberi sugesti memfasilitasi lingkungan agar
siswa menemukan penilaian berkelanjutan terhadap perkembangan belajar
siswa, mengklasifikasikan konflik kognitif, untuk merangsang berpikir
matematika dan mendorong interaksional. Ini mengindikasikan perhatian
guru terhadap faktor pengembangan berpikir matematika siswa.
b. Dalam mengacu proses rekonstruksi matematika guru perlu memahami
siswanya sehingga guru dapat membimbing siswa dalam tingkat
pembimbingan yang tepat dan akhirnya secara gradual melepaskan
bimbingan dan siswa dapat memahami perilaku siswa, atensi yang kuat
terhadap kerja siswa, dan tetap mengembangkan proses yang relevan dan
kesimpulan yang bermakna.
c. Guru perlu berkesempatan untuk mengobservasi siswa sehingga guru
mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan dapat melihat
bagaimana menyelesaikan bantuannya ke tingkat pemahaman siswa. Ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mengindikasikan bahwa pembelajaran berpusat agar siswa berpikir dan
mendorong siswa untuk merepresentasikan matematika yang dipikirkan.
d. Guru perlu berpartisipasi secara aktif dengan siswa secara berkelanjutan,
terutama pada tahap-tahap awal penanaman konsep matematika. Bagi siswa
yang lebih tua/dewasa dalam kelompok yang “lebih berpengalaman” tidak
begitu penting keterlibatan aktif guru.
Dengan peran guru seperti di atas, dapat dilukiskan keadaan kelas dalam
pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme adalah sebagai
berikut : siswa mau dan berani mengemukakan model matematika dalam
menyelesaikan masalah matematika. Selain itu, siswa mampu
merepresentasikan proses mengkonstruksi konsep matematika dan kemudian
memproduksinya. Ini mengindikasikan terjadinya interaksi aktif antara siswa-
siswa-guru sehingga proses belajar siswa diutamakan, tidak sekedar hasil
belajar.
e. Dalam pendekatan konstruktivisme peran guru dalam menilai keberhasilan
belajar siswa, tidak cukup hanya sekedar dari hasil tes/ujian saja melainkan
juga memonitor secara berkelanjutan dan komprehensif dari semua kegiatan
yang dilakukan siswa selama kegiatan berlangsung.
Dengan demikian keberhasilan belajar siswa ditentukan sebagai hasil
monitoring yang berlanjutan dan komprehensif.
Menurut Marpaung (2003) penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif
tersebut meliputi gabungan dan modifikasi dari model pandangan Hilbert dan
Lefreve (1986) Savada (1997) dan Kilpatrik dkk (2001) sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Kelancaran siswa dalam berpikir matematika untuk menyelesaikan masalah.
Beberapa banyak solusi atau beberapa cara menyelesaikan masalah yang
dapat dihasilkan oleh setiap siswa.
2) Siswa fleksibel dalam menentukan ide-ide matematika.
3) Keaslian respon siswa yang ditujukan ketinggian derajat ide-ide yang
dikemukakan siswa.
4) Elegensi ide yang dikemukakan siswa yang ditunjukkan derajat keunggulan
ide yang dikemukakan siswa. Ide yang ambigo tentu berbeda dengan ide yang
sederhana, tetapi jelas dan tepat.
5) Pemahaman konseptual yang ditunjukkan dengan kejelasan hubungan-
hubungan konsep/prinsip matematika yang dikuasai siswa.
6) Pemahaman prosedural yang ditunjukkan tersusunnya bahasa formal atau
sistem representasi simbol rnatematika termasuk didalamnya algoritma atau
aturan untuk menyelesaikan masalah.
7) Kompeten dalam strategi yang ditunjukkan kemampuan memformulasikan,
menyatakan dan menyelesaikan masalah-masalah dari masalah yang
dihadapi.
8) Penalaran yang adaptif yang menunjukkan kapasitas berpikir logika, refleksi,
penjelasan dan jusifikasi.
9) Disposisi produktif yang menunjukkan kecenderungan kebiasaan dalam
melihat matematika sebagai kegunaan, kebermanfaatan dan percaya dan
yakin akan pilihannya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
De Uries dan Kohlberg mengikhtisarkan beberapa prinsip
konstruktivisme Piaget yang perlu diperhatikan dalam mengajar matematika
sebagai berikut:
a. Struktur psikologis harus dikemhangkan dulu sebelum persoalan bilangan
diperkenalkan. Bila murid mencoba menalarkan bilangan sebelum mereka
menerima struktur logika matematis yang cocok dengan persoalannya, tidak
akan jalan.
b. Struktur psikologis (skemata) harus dekembangkan dulu sebelum simbol
formal diajarkan. Simbol adalah bahasa matematis suatu bilangan tertulis
yarig merupakan rcprcsentasi suatu konsep, tetapi bukan konsepnya sendiri.
c. Murid harus mendapat kesempatan untuk menemukan (membentuk) relasi
matematis sendiri, jangan hanya selalu dihadapkan kepada pemikiran orang
dewasa yang sudah jadi.
d. Suasana berpikir harus diciptakan. Sering pembelajaran matematika hanya
mentransfer apa yang dipunyai guru kepada murid dalam wujud pelimpahan
fakta matematis dan prosedur perhitungan. Murid menjadi pasif. Banyak guru
inenekankan perhitungan dan bukan penalaran sehingga banyak murid
menghafal belaka. (Paul Suparno, 1997: 70)
Struktur psikologis (skemata) adalah hasil kesimpulan atau bentukan
mental, konstruksi hipotesis, seperti intelektual, kreativitas, kemampuan
dan naluri. Memang diakui bahwa struktur logis dan matematis adalah abstraks,
sedangkan pengetahuan fisis adalah kongkret.
Menurut Paul Suparno (1997) bahwa Drive dan Oldham dalam Matthews
(1994) mendriskripsikan beberapa ciri mengajar konstruktivisme sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a. Orientasi.
Murid diberi kesempatan untuk menmgembangkan motivasi dalam
mempelajaari suatu topik. Murid diberi kesempatan untuk mengadakan
observasi terhadap topik yang mudah dipelajari.
b. Elisitasi
Murid dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi,
menulis, membuat poster, dan lain-lain. Murid diberi kesempataii untuk
mendiskusikan apa yang diobservasikan, dalam wujud tulisan, gambar,
ataupun poster.
c. Restrukturisasi ide
Dalam hal ini ada tiga hal yaitu :
1) Klasifikasi ide yang dikonstniksikan dengan ide-ide orang lain atau teman
lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide-ide
lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya kalau
tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.
2) Membangun ide yang baru. Ini terjadi bila dalam diskusi itu idenya
bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman.
3) Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau dimungkinkan ada
baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan
atau persoalan yang baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d. Penggunaan ide dalam banyak situasi.
Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada
bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan
murid lebih lengkap dan rinci dengan segala macam pengecualiannya.
e. Review, bagaimana ide itu berubah.
f. Dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang
dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasan entah dengan
menambah suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi
lengkap.
Penggunaan paradigma belajar didukung oleh filsafat konstruktivisme,
yang mengatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang adalah bentukan
dari orang itu sendiri (bdk. Suparno, 1997).
Menurut Brooks dan Brooks (1993:15), dalam Marpaung (2003)
pembelajaran konstrukvisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kurikulum disajikan dari keseluruhan ke bagian-bagian dengan menekankan
ide-ide besar.
b. Keberanian siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dinilai tinggi.
c. Aktivitas kurikuler bersandar pada sumber-sumber data primer dan
penggunaan benda-benda manipulatif.
d. Siswa dianggap sebagai pemikir dengan memunculkan teori-teori tentang
dunia.
e. Guru pada umumnya bertingkah laku yang interaktif, dengan memediasi
lingkungan pada siswa (menggunakan lingkungan sebagai titik tolak
pembelajaran).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
f. Guru berusaha menyelidiki pandangan siswa untuk memahami konsepsinya
yang akan digunakan pada pelajaran berikutnya.
g. Asesmen hasil belajar siswa terintegrasi dengan pembelajaran melalui
pengamatan oleh guru selama siswa belajar, melalui pameran siswa akan
kemampuannya dan portofolio.
Di lain pihak Suparno (1997) menyebutkan bahwa ciri-ciri belajar
konstruktivis adalah :
1) Belajar berarti membentuk makna.
2) Belajar berarti mengkonstruksi terus-menerus.
3) Belajar adalah mengembangkan pemikiran, bukan mengumpulkan fakta-fakta
dan menghafalkannya.
4) Belajar berarti menimbulkan situasi ketidakseimbangan.
5) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pebelajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
6) Hasil belajar pebelajar tergantung pada apa yang telah dimiliki olehnya.
7) Belajar dalam kelompok adalah baik dan dianjurkan.
8) Dalam proses pembelajarah guru berperan sebagai fasilitator dan mediator.
Dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivistik guru tidak lagi mengajari siswa apa yang harus siswa lakukan dan
bagaimana dia melakukannya, tetapi memotivasi siswa dan memfasilitasinya agar
mau secara aktif mengolah informasi, baik secara individual atau melalui interaksi
dan negosiasi dalam kelompok. (Marpaung, 2003)
Dengan melihat batasan-batasan di muka dapat dijelaskan bahwa belajar
berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
lihat, dengar, rasakan, dan yang dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam
keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidak-seimbangan
adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.
5. Media Pembelajaran Komputer
Media Komputer lebih cocok dimanfaatkan untuk pendidikan yang
bersifat massal. Penerapan media dalam pengertian ini membutuhkan inyestasi
yang besar pada sisi penyedia program pendidikan, tetapi hanya membutuhkan
inyestasi yang relatif kecil pada sisi penerima. Penerapan media ini menuntut
investasi yang besar di sisi penyedia program pendidikan dan pada sisi penerima
program pendidikan harus ada peralatan yang menunjang.
Dikatakan oleh Thomas N. Janicki (2002) bahwa :
“For many disciplines computer aided instruction has been demonstrated to be an improvement for effective learning due to it capability to be personalized to a learner's need as well as time independence.”
“ Untuk banyak disiplin komputer membantu pembelajaran
dengan telah tunjukkan menjadi perbaikan untuk pembelajaran yang efektif karena kemampuan itu maka dapat disesuaikan kepada suatu kebutuhan pelajar seperti juga kebebasan waktu”.
Menurut Gagne M. Robert yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2006:4), bahwa
“ media pembelajaran adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. Media pembelajaran dalam
pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa bahkan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
membantu meningkatkan pemahaman karena penyajian data yang terpercaya
sehingga memudahkan dalam menafsirkan data serta memadatkan informasi
pengetahuan.
Media komputer sangat potensial untuk meningkatkan mutu belajar
mengajar, yang akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak saja
bisa memperjelas sajian, tetapi juga lebih menghemat waktu belajar, lebih luwes,
membuat apa yang dipelajari lebih tahan lama di ingatan, dan mampu
memberikan “pengalaman lapangan” yang sulit dilakukan tanpa media tersebut.
Konsep media lebih dekat ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student
centered oriented) bukan pendekatan yang berpusat pada guru.
Umar Hamalik (1986), Daniel Jos (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman,
dkk (1986) dalam (Muhammad Adri, 2005:2-3) menglompokkan media
berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media
ini dibagi ke dalam dua jenis.
1) audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound slide
2) audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar
adalah keterampilan mengajak dan membangkitkan siswa berpikir kritis.
Kemampuan itu didukung oleh kemampuan pengajar dalam menggunakan media
ajar Sedangkan, (Andriana Sutinah, 2006:13-14), menjelaskan bahwa keuntungan
pembelajaran media antara lain:
1. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih
kongkrit/nyata sehingga mudah diterima siswa.
2. Dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. Siswa yang belum memahami
materi dapat mengulang materi tersebut di rumah sama persis dengan yang
dibahas dalam kelompok
3. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan
memberikan kesan yang mendalam pada diri siswa
4. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan dapat merangsang berbagai
macam perkembangan kecerdasan.
5. Dapat menyeragamkan materi pembelajaran dan mengurangi resiko
kesalahan konsep.
Pembelajaran media mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan
media papan tulis dan kapur. Media melibatkan hampir semua unsur-unsur indera.
Pengggunaan media dapat mempermudah siswa dalam belajar dan juga waktu
yang digunakan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan
menggunakan media akan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dimana
dengan motivasi yang meningkat maka prestasipun akan dapat diraih lebih
optimal. Pennggunaan media dalam pembelajaran akan mengenalkan sedini
mungkin pada siswa akan teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Menurut Morgan, alat bantu audiovisual adalah bahan atau alat yang
dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang
diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap dan ide (Suprijanto, 2007:171).
Beberapa manfaat alat bantu audiovisual dalam kegiatan pembelajaran,
antara lain:
1. membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
2. mendorong minat
3. meningkatkan pengertian yang lebih baik
4. melengkapi sumber belajar yang lain
5. menambah variasi metode mengajar
6. menghemat waktu
7. meningkatkan keingintahuan intelektual
8. cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu
9. membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama (Suprijanto, 2007:173).
Kehadiran perangkat lunak pendidikan dan hiburan membuat proses
pendidikan menjadi lebih efektif. Dengan perantara prangkat lunak pendidikan,
siswa belajar dengan suasana yang lebih menyenangkan, karena para siswa
merasa terhibur ketika belajar dengan kecanggihan tampilan dan animasi yang
dihasilkan oleh perangkat lunak pendidikan tersebut.( Ali Akbar, 2006: 168).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah suatu alat bantu yang dapat mempermudah seorang pendidik
atau guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran yang tepat maka dapat diharapkan siswa dapat lebih cepat
memahami materi pelajaran dan dapat menumbuhkan semangat baru dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa tidak perlu membayangkan hal-hal yang
abstrak atau diajak ke objek-objek sebenarnya yang ada kaitannya dengan materi,
tetapi objek-objek tersebutlah yang dihadirkan.
a. Macromedia Flash MX
Media animasi simulasi Macromedia flash. Mengapa animasi Menurut
Andreas (2002) Animasi Macromedia flash begitu cepat berkembang dan
popular karena menjadi suatu teknologi pilihan untuk membuat animasi-
animasi yang dinamis dan interaktif. Selain itu juga dapat digunakan untuk
pembuatan isi multimedia, pembuatan animasi untuk kebutuhan halaman web
dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Ada beberapa faktor yang mempunyai konstribusi besar pada teknologi
yang membuat animasi Macromedia flash menjadi popular adalah: Format.swf
yang dapat mengompres file image dan suara, termasuk format-format vector,
dan scaleable grafik dengan ukuran file yang sangat kecil. Program
Macromedia flash merupakan sebuah solusi yang ideal dalam berkreasi
mengembangkan pembuatan isi internet yang kaya dan pembuatan aplikasi
yang berdaya guna.
Program macromedia flash MX sangat bermanfaat bagi para seniman
desain untuk menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah animasi gerak atau
visual. Macromedia flash MX biasanya digunakan untuk membuat animasi web
yang akan ditampilkan dalam sebuah situs internet, pembuatan animasi-
animasi film, juga untuk animasi sebuah iklan, dan lain-lain (Andi, 2004:1).
Keunggulan program macromedia flash MX jika dibandingkan dengan
program lain, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Dapat membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau objek yang
lain
2. Dapat membuat perubahan transparansi warna dalam movie.
3. Membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain.
4. Dapat membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah
ditetapkan.
Pada macromedia flash ini memiliki tool-tool yang menyediakan segala
keperluan untuk membuat animasi dan menyajikan isi web yang dinamis
dan menakjubkan. Animasi dan isi web yang dihasilkan dari program aplikasi
ini dapat dijalankan di atas berbagai platform dan berbagai macam
Macromedia flash. Macromedia flash juga dapat digunakan untuk merancang
motion graphic atau membangun aplikasi-aplikasi data-driven. Aplikasi ini
masih dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game, pembuatan
navigasi pada situs web, banner, tombol animasi, menu interaktif, interaktif
form isian, e-card, screen saver dan pembuatan keseluruhan isi situs web atau
pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.
Animasi adalah sebuah objek atau beberapa objek yang tampil bergerak
melintasi stage atau peubahan bentuk, perubahan ukuran, berubah warna,
berubah keburaman, berubah putaran, berubah properti lainnya. Dengan
menampilkan gambar-gambar yang bergerak (animasi), mentautkan antara
materi bahan ajar yang telah diprogram sedemikian rupa akan memberikan
“pengalaman lapangan” yang mungkin sulit dilakukan tanpa media tersebut.
Dengan melihat banyak kekurangannya dari media cetak maka diatasi
dengan mencari terobosan yang lain yaitu yang interaktif dan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
memberikan motivasi kepada siswa maka dengan animasi simulasi yang
menggunakan macromedia flash MX dalam pembelajaran matematika dapat
membantu siswa dalam memahami konsep matematika. Dengan menampilkan
gambar-gambar yang bergerak (animasi), mentautkan antara materi bahan ajar
yang telah diprogram sedemikian rupa akan memberikan “pengalaman
lapangan” yang mungkin sulit dilakukan tanpa media tersebut.
b. Microsoft Power Point
Dewasa ini power point dijadikan sebagai program untuk mengolah
presentasi dan elemen grafis sebagai penunjang presentasi. Dengan keunggulan
dan sistem pengoprasian yang khas, dimana power point memiliki banyak nilai
lebih dibanding program-program yang sejenis, Andi (2009:2). Microsoft
Power Point adalah seperangkat program yang sangat bagus yang diciptakan
secara profesional untuk presentasi dan menampilkan slide, yang juga
merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office.
Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlu membeli piranti
lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Selain itu microsoft
power point merupakan paket presentasi yang komplek. microsoft power point
memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuat presentasi yang
profesional.
Pada umumnya microsoft power point merupakan program presentasi,
teks, grafik, movie dan objek lain yang diposisikan pada halaman tersendiri
dalam bentuk slide. Slide merupakan sebuah alat dibuat sederha yang
digunakan pada program microsoft power point maupun program presentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang lain. Slide dapat dicetak atau ditampilkan pada layar saat presentasi oleh
presentator. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi,
baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan
maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya
sebagai media komunikasi yang menarik.
Salah satu media pembelajaran yang bisa digunakan adalah gambar,
diagram, grafis, yang bisa ditampilkan lewat software power point. Power
point merupakan pengembangan dari media transparansi yang biasanya
ditayangkan lewat OHP. OHP sangat terbatas fasilitasnya, dan bersifat manual,
sementara power point sudah menggunakan perangkat hardware komputer dan
LCD. Di samping menggunakan desain yang variatif dan menarik, power point
akan meningkatkan daya tarik dan menambah minat siswa untuk menyaksikan
tayangan-tayangan yang disajikan guru. Dengan power point guru bisa
menyajikan sambil melakukan variasi gerak, variasi suara, karena bisa
menggunakan remote control. Suara dan gerakan tayangan media tersebut akan
menambah daya tarik siswa. Sebagai akibat, jika media itu sesuai dengan
pokok bahasannya, maka akan menambah minat dan motivasi siswa.
Pengunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Penyajiannya menarik karena ada permintaan warna, huruf dan animasi,
baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
2. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang
bahan ajar tersaji.
3. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang
disajikan.
6. Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa adalah kemampuan dan keterampilan yang relevan
yang dimiliki siswa pada saat akan mengikuti suatu program pengajaran. Dapat
diartikan juga bahwa kemampuan awal adalah sebuah potensi yang dimiliki oleh
siswa dalam melakukan sesuatu yang sebelumnya sudah dipelajari atau dilatih
sehingga menunjukan kemampuannya dengan sebuah prestasi. Dalam hal ini
prestasi sebelum atau sesudah pembelajaran memperoleh hasil yang minimal
sama.
Pendapat yang dikemukakan oleh Winkel W.S (1996:133) bahwa awal
proses pembelajaran, siswa belum mempunyai kemauan yang dapat dijadikan
tujuan dari sebuah interaksi guru dan siswa, bahkan terdapat suatu pemisah antara
tingkah laku siswa pada awal proses pembelajaran dan tingkah laku pada siswa
pada akhir proses pembelajaran.
Menurut Dick dan Carey (1990:85) mengatakan kemampuan awal adalah
kemampuan-kemampuan yang sudah dikuasai sebelum proses pembelajaran
pokok bahasan tertentu dimulai. Menurut Ausubel dalam Driscoll (1994:144)
yang mengatakan bahwa dengan mengaktifkan kemampuan awal yang relevan
merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan belajar yang bermakna,
karena dengan adanya kemampuan awal akan merupakan penyediaan landasan
dalam belajar hal-hal yang baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dalam memberikan pengetahuan yang baru kepada siswa, perlu
diperhatikan pengetahuan lama yang dimiliki siswa atau kemampuan dari
pengetahuan sebelumnya yang berhubungan. Hal ini untuk mengetahui apakah
siswa nanti akan dengan mudah menerima hal baru atau tidak.
Menurut Atwi Suparman (2001:120) kemampuan awal adalah pengetahuan
dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka dapat mengikuti
pelajaran dengan baik. Sedangkan Toeti Soekamto (1997:38) mengatakan
kemampuan awal siswa adalah kemampuan awal yang telah dimiliki oleh siswa
sebelum melaksanakan pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa dapat
mempengaruhi prestasi belajar setelah proses pembelajaran. Dalam konteks ini,
kemampuan awal yang tinggi dapat memberikan perubahan prestasi yang tinggi,
sedangkan kemampuan awal yang rendah akan memberikan perubahan terhadap
prestasi belajar yang kurang baik.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian relevan yang terkait dengan penggunaan media
pembelajaran diantaranya:
1. Penelitian oleh Ranty Aditya Anggriamurti (2009) Pembelajaran Transformasi
Geometri Dengan Pendekatan Kontruktivisme untuk Meningkatkan Penalaran
Logis Siswa Kelas XII SMA, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika dengan pendekatan kontruktivisme dapat
meningkatkan penalaran logis siswa, respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan pendekatan kontruktivisme menunjukkan respon positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan terletak pada pendekatan
konstruktivisme. Perbedaannya yaitu pada penelitian Ranty Aditya
Anggriamurti untuk meningkatkan penalaran logis siswa, sedangkan
penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Penelitian Joe Garofalo & Randy L. Bell (2004) dengan judul Macromedia
Flash as a Tool for Mathematics menyatakan bahwa:
“ Flash movies can help students develop understandings of mathematical ideas through the dynamic display of multiple representations (numerical, algebraic, graphical, pictorial,and verbal). These representations, which can be displayed simultaneously or sequentially, can be tailored to the concepts addressed, the needs of learners, and the preferences and whims of developers. Flash also offers an environment that encourages creative play and exploration”
“ Animasi Flash dapat membantu siswa mengembangkan pemahamannya mengenai ide matematika melalui berbagai macam tampilan (meliputi numerik, aljabar, grafik, pictoral maupun verbal). Tampilan tersebut dapat tampil secara langsung maupun bertahap disesuaikan dengan konsep yang akan disampaikan, kebutuhan guru, dan keinginan dari pengembang. Flash juga menawarkan lingkungan yang mendorong kreativitas dan eksplorasi”.
Persamaan hasil penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan terletak
pada media pembelajaran flash. Sedangkan perbedaannya penelitian yang
dilakukan oleh Joe Garofalo & Randy L. Bell ditinjau dari kreativitas siswa
dan penelitian yang akan dilakukan ditinjau dari kemampuan awal siswa.
3. Penelitian I Putu Eka Wilantara (2003) yang berjudul Implementasi Model
Belajar Kontruktivisme dalam Pembelajaran Matematika Untuk Mengubah
Miskonsepsi ditinjau dari Penalaran Formal Siswa, dengan hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menunjukkan bahwa pestasi belajar matematika materi pokok Persamaan dan
Fungsi Kuadrat meningkat dengan pembelajaran konstruktivisme.
Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan terletak pada Pembelajaran
konstruktivisme. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan I Putu Eka
Wilantara adalah ditinjau dari penalaran formal siswa sedangkan penelitian
ini ditinjau dari kemampuan awal siswa.
4. Penelitian Elly’s Mersina Mursidik (2008) yang berjudul Pengaruh Media
Pembelajaran dan Kemampuan Awal Siswa terhadap Prestasi Belajar
Matematika, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan awal
yang dimiliki siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi
belajar siswa.
Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan terletak pada kemampuan
awal siswa. Perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Elly’s Mersina
Mursidik menggunakan media pembelajaran elektronik dan konvensional,
Sedangkan pada penelitian ini menggunakan media komputer macromedia
flash MX dan microsoft power point.
C. Kerangka Berpikir dan Perumusan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka dapat dikemukakan kerangka
berpikir dalam penelitian ini bahwa prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi
oleh media pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal siswa.
a. Kaitannya pendekatan konstruktivisme dengan media komputer terhadap
prestasi belajar integral.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Prestasi belajar matematika merupakan salah satu hasil dari prestasi belajar
yang dicapai oleh seseorang setelah mengikuti proses belajar. Keberhasilan
belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah penggunaan media komputer. Dengan media computer
diharapkan siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar dan lebih mudah
untuk mengingat materi yang telah diajarkan karena siswa tidak perlu
membaca dan mendeskripsikan kejadian yang sebenarnya, Siswa hanya
melihat gambarannya secara umum dan mengembangkannya dengan
penalarannya sendiri. Dengan media komputer ini, diharapkan siswa menjadi
kritis terhadap masalah. Adapun media yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu animasi macromedia flash MX dan media microsoft power point.
macromedia flash MX merupakan sebuah program aplikasi standar yang
digunakan untuk membuat animasi yang sangat menakjubkan. Kelebihan
utama macromedia flash MX adalah animasi. Dengan animasi ini, siswa
diharapkan senang terhadap materi yang diajarkan karena telah terbiasa
melihat animasi-animasi di layar televisi. Microsoft power point adalah
seperangkat program yang sangat bagus yang diciptakan secara profesional
untuk presentasi dan menampilkan slide. Microsoft power point memberikan
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuat presentasi yang profesional
dalam bentuk teks, grafik, movie dan objek lain yang diposisikan pada
halaman tersendiri atau dalam bentuk slide. Dengan demikian penggunaan
pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX
pada materi integral diduga dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
baik daripada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power
point .
b. Kaitannya kemampuan awal siswa dengan prestasi belajar integral.
Kemampuan awal siswa adalah sebuah potensi yang dimiliki oleh siswa
dalam melakukan sesuatu yang sebelumnya sudah dipelajari atau dilatih
sehingga menunjukan kemampuannya dengan sebuah prestasi. Dengan
kemampuan awal yang tinggi berarti siswa tersebut akan tertarik untuk
mengikuti pelajaran dan akan aktif memperhatikan, mendengar, menulis,
bertanya, mengerjakan soal, mempelajari buku paket dan lain-lain. Dengan
aktif melakukan hal-hal tersebut secara otomatis penguasaan materi pelajaran
akan lebih mendalam sehingga prestasi belajarnya pun akan meningkat.
Kemampuan awal siswa yang lebih tinggi dan menggunakan media
pembelajaran yang tepat akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok integral. Kemampuan awal siswa lebih tinggi
dengan media macromedia flash MX , maka prestasi belajar siswa akan lebih
baik daripada kemampuan awal yang rendah pada materi integral. Sedangkan
kemampuan awal yang tinggi pada media microsoft power point juga dapat
memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada yang kemampuan awal
rendah. Tetapi pada setiap tingkatan kemampuan awal belajar, prestasi belajar
dengan menggunakan media macromedia flash MX lebih baik daripada
prestasi belajar dengan media microsoft power point.
c. Kaitannya pendekatan konstruktivisme dengan media komputer terhadap
prestasi belajar integral dengan kemampuan awal siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pendekatan konstruktivisme ditinjau dari kemampuan awal siswa pada
dasarnya menitikberatkan pada keaktivan siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar dan kemampuan siswa dalam memahami konsep
matematika. Agar siswa menguasai konsep-konsep matematika maka
diperlukan strategi pembelajaran yang tepat, baik dalam penggunaan
pendekatan maupun metode mengajar.
Siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah akan
lebih mudah dalam menerima pelajaran karena kemungkinan dengan animasi
dapat menambah semangat mereka dalam belajar, sedangkan pada siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi bagi mereka menggunakan media
apapun kemungkinan akan sama saja. Pada kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 mempunyai kemampuan awal berbeda yaitu
kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hal tersebut, pada
penelitian ini akan dilihat pengaruh pendekatan konstruktivisme dengan
media komputer dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar
matematika.
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan skema penelitian sebagai
berikut:
1
3
2
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Pendekatan pembelajaran
Kemampuan awal
Prestasi Belajar Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Keterangan :
1. pendekatan pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika.
2. Pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.
3. Interaksi pembelajaran pendekatan konstruktivisme dengan media komputer
dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.
2. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir serta perumusan
masalah yang diajukan, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
a. Prestasi belajar matematika siswa pada pendekatan konstruktivisme dengan
media animasi macromedia flash MX lebih baik daripada pendekatan
konstruktivisme dengan media microsoft power point.
b. Prestasi belajar matematika siswa yang kemampuan awalnya tinggi lebih baik
daripada prestasi belajar matematika siswa yang kemampuan awalnya sedang
dan rendah, dan prestasi belajar matematika siswa yang kemampuan awalnya
sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang
kemampuan awalnya rendah.
c. Terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan media
komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan
kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar
matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Se Kabupaten Lamandau
kelas XII semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011
pada bulan Juli 迨 Desember 2010, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan proposal
penelitian, konsultasi proposal dan pengajuan ijin tempat penelitian
dilaksanakan bulan Juli 迨 Agustus 2010.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data dengan
instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dilaksanakan pada
bulan Agustus – Oktober 2010.
c. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan membuat laporan penelitian
dilaksanakan pada bulan November – Desember 2010.
B. Jenis Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis yang digunakan
tergolong penelitian eksperimental semu. Alasan digunakan penelitian
eksperimental semu adalah peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel
yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono (2003:82), “Tujuan
eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang
sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau
memanipulasi semua variabel yang relevan”.
Penelitian ini sudah memenuhi syarat dalam eksperimen yaitu adanya
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok tersebut
diasumsikan sama dalam segi pendekatan konstruktivisme dan hanya berbeda
pada penggunaan media komputer. Kelompok eksperimen 1 diberikan pendekatan
konstruktivisme dengan media komputer macromedia flash MX sedangkan
kelompok eksperimen 2 diberikan pendekatan konstruktivisme dengan media
komputer microsoft power point.
Pada akhirnya penelitian baik kelompok eksperimen 1 maupun
eksperimen 2 diukur dengan alat ukur yang sama, yaitu soal tes prestasi belajar
matematika. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai data yang kemudian
diolah dan hasilnya dibandingkan dengan tabel statistik.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2004:115), Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa populasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
merupakan keseluruhan subyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu
yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA
Negeri se-Kabupaten Lamandau semester satu tahun pelajaran 2010/2011, yang
terdiri dari 10 sekolah.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik Stratified
cluster random sampling. Menurut Budiyono (2003:37) sampling random kluster
adalah sampling random yang dikenakan berturut-turut terhadap sub-sub populasi.
Sub-sub populasi ini disebut kluster. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, maka sampel harus mewakili
syarat utama yaitu representatif artinya dapat mewakili semua sifat-sifat yang ada
pada populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII IPS semester
ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di kabupaten Lamandau, yang terbagi dalam dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan Stratified Cluster random sampling
dengan langkah-langkah: (1) populasi dibagi menurut rangking sekolah
berdasarkan hasil ujian nasional mata pelajaran matematika tahun 2009 dan 2010
(Tabel 3.1), sehingga terbentuk dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok
bawah. Kelompok atas adalah sekolah yang mempunyai rataan nilai Ujian
Nasionalnya lebih atau sama dengan rataan nilai Ujian Akhir Nasional SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Negeri se-Kabupaten Lamandau. Sedangkan kelompok bawah adalah sekolah
yang mempunyai rataan Ujian Nasionalnya di bawah rataan nilai Ujian Akhir
Nasional SMA Negeri se-Kabupaten Lamandau.
Kemudian diambil secara acak satu sekolah yang akan dijadikan sampel.
Sampel kelas kelompok atas adalah SMA Negeri 1 Sematu Jaya dan sampel kelas
kelompok bawah adalah SMA Negeri 1 Menthobi Raya. (2) Dari masing-masing
sekolah yang terpilih, dipilih secara acak dua kelas dengan cara diundi dari kelas
XII IPS. Undian tersebut dilaksanakan dalam satu tahap dengan dua kali
pengambilan. Nomor undian yang terpilih pertama ditetapkan sebagai kelas
eksperimen 1 untuk media komputer dengan animasi macromedia flash MX
dan nomor undian yang terpilih kedua ditetapkan sebagai kelas eksperimen 2
untuk media komputer dengan microsoft power point ternyata dari SMA Negeri 1
Sematu Jaya terpilih kelas eksperimen 1 dengan media pembelajaran macromedia
flash MX adalah kelas XII IPS 1 dan sebagai kelas eksperimen 2 dengan media
komputer microsoft power point adalah kelas XII IPS 2 untuk SMA Negeri 1
Menthobi Raya terpilih sebagai kelas dengan media komputer macromedia
flash MX adalah kelas XII IPS 1 dan sebagai kelas eksperimen 2 dengan media
komputer microsoft power point adalah kelas XII IPS 2. Sehingga diperoleh
sampel siswa kelas XII IPS 1 dari SMA Negeri 1 Sematu Jaya dan siswa kelas XII
IPS 1 dari SMA Negeri 1 Menthobi Raya sebanyak 70 siswa sebagai kelas
eksperimen 1, sedangkan sampel siswa kelas XII IPS 2 dari SMA Negeri 1
Sematu Jaya dan siswa kelas XII IPS 2 dari SMA Negeri 1 Menthobi Raya
sebanyak 60 siswa sebagai kelas eksperimen 2. Adapun uji coba instrumen
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bulik dengan 2 kelas sebanyak 72 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 3.1. Berdasar Hasil Ujian Nasional Matematika Tahun 2009 dan 2010
No Sekolah Nilai Keterangan
1. MA Al-Awanul Muslimin Bukit Jaya 6,77 Atas
2. SMA Negeri 1 Sematu Jaya 6,15 Atas
3. MA Al-Hikmah Bulik 6,12 Atas
4. SMA Negeri 1 Lamandau 5,7 Atas
5. SMA Negeri 1 Delang 5,41 Bawah
6. SMA Negeri 1 Bulik 4,85 Bawah
7. SMA Negeri 1 Bulik Timur 4,52 Bawah
8. SMA Negeri 1 Belantikan Raya 4,5 Bawah
9. SMA Negeri 1 Menthobi Raya 3,66 Bawah
10. SMA Negeri 1 Batang Kawa 2,33 Bawah
Berdasar prosedur di atas diperoleh kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. kelompok Eksperimen 1 dan kelompok Eksperimen 2
No Kelompok Nama SMA kelompok
Eksperimen 1 Eksperimen 2
1.
2.
Atas
Bawah
SMAN 1 Sematu Jaya
SMAN 1 Menthobi Raya
XII IPS 1
XII IPS 1
XII IPS 2
XII IPS 2
D. Teknik Pengambilan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini ada 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat yaitu:
a. Variabel bebas
1) Pendekatan Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a) Definisi operasionalnya adalah suatu cara yang digunakan oleh guru
dalam mengatur lingkungan belajar untuk menyampaikan materi
pelajaran kegiatan belajar mengajar, yang meliputi pendekatan
konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX pada
kelompok eksperimen 1 dan pendekatan konstruktivisme dengan media
microsoft power point pada kelompok eksperimen 2.
b) Indikator : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen 1 menggunakan
Pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia
flash MX dan kelompok eksperimen 2 menggunakan pendekatan
konstruktivisme dengan media microsoft power point.
c) Skala pengukuran adalah skala nominal
2) Kemampuan awal siswa
a) Definisi operasionalnya adalah kemampuan awal yang dimiliki siswa
untuk belajar matematika sebelum kelas XII
b) Indikatornya adalah nilai raport matematika kelas XI SMA semester 2
c) Skala pengukuran : Skala pengukurannya adalah skala interval,
kemudian diubah ke dalam skala ordinal yang terdiri dari 3 kategori,
yaitu siswa berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah, dengan
pembagian sebagai berikut:
Siswa berkemampuan awal tinggi, jika skor 使 贯呻 + 12 s, Siswa berkemampuan awal sedang, jika skor 贯伸 迨 12 s 矢 skor 屎 贯伸 + 12 s,
Siswa berkemampuan awal rendah, jika skor 屎 贯伸 迨 12 s.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.
a) Definisi operasionalnya adalah prestasi belajar yang diperoleh siswa
setalah melalui proses belajar mengajar matematika.
b) Indikatornya adalah nilai tes setelah perlakuan pembelajaran
menggunakan media macromedia flash MX dan microsoft power point.
c) Skala pangukuran yang digunakan adalah skala interval.
2. Metode Pengumpulan data
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu
metode dokumentasi dan metode tes.
a. Metode Dokumentasi
Menurut Budiyono (2003:54) metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada.
Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nilai
prestasi awal siswa dan juga untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau tidak. Pada
penelitian ini, data nilai prestasi awal siswa diambil dari nilai raport kelas XI
semester 2.
b. Metode Tes
Menurut Budiyono (2003:54) metode tes adalah cara pengumpulan data
yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek
penelitian. Tes dalam penelitian ini memuat beberapa pertanyaan yang berisi
materi-materi pokok intagral. Tes tersebut berupa tes objektif/pilihan ganda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sebanyak tiga puluh lima butir soal untuk prestasi belajar pada materi pokok
integral. Setiap soal obyektif tersedia lima alternatif jawaban.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen tes sebelum digunakan, terlebih dahulu diadakan uji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes tersebut. Setelah uji coba
dilakukan, kemudian dilakukan analisis butir soal tes sebagai berikut:
a. Uji Validitas Isi
Menurut Budiyono (2003:58) suatu instrumen valid menurut validitas isi
apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari
keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada penelitian ini uji validitas
dimaksudkan untuk menguji apakah isi tes sudah sesuai dengan isi kurikulum
yang hendak diukur. Agar tes hasil belajar mempunyai validitas isi, perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
1) Bahan uji harus dapat mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran
tercapai baik ditinjau dari materi maupun proses belajar.
2) Titik berat bahan yang diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan
yang diajarkan.
3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak diajarkan untuk menjawab
pertanyaan tes dengan benar.
Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi yang tinggi,
biasanya penilaian dilakukan oleh para pakar (experts judgment). Dalam hal
ini, para pakar menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pembuat tes telah
menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi yang akan diukur.
Langkah selanjutnya, para penilai menilai apakah masing-masing butir tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang
ditentukan.
b. Uji Reliabilitas
Tes prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian adalah tes obyektif.
yaitu untuk jawaban benar diberi skor 1 sedangkan jawaban salah diberi
skor 0. Untuk itu digunakan rumus Kuder-Richardson dengan KR-20 untuk
menghitung tingkat reliabilitas yaitu:
÷÷ø
öççè
æ -÷øö
çèæ
-= å
2
2
11 1 t
iit
s
qps
nn
r
dengan :
r11 = indeks reliabilitas instrumen
n = cacah butir instrumen
st2 = variansi total
pi = proporsi cacah subjek yang menjawab benar pada butir ke-i
qi = 1 – pi, i = 1, 2, …, n
Tes dikatakan reliabel jika r11 > 0,7.
(Budiyono, 2004:69)
c. Daya Pembeda
Suharsimi Arikunto (2004:211) mengemukakan bahwa daya pembeda
soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang
baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang), seluruh peserta tes
dikelompokkan menjadi dua kelompok sama besar, yaitu 50% kelompok atas
dan 50% kelompok bawah.
Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda adalah:
B
B
A
A
J
B
J
BD -=
dengan:
D = indeks daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya kelompok atas
JB = banyaknya kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah D ³ 0,2.
(Suharsimi Arikunto, 2004:213-214)
d. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk
menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
JsB
P =
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta tes yang menjawab soal benar
J = Jumlah seluruh peserta tes
Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70.
(Suharsimi Arikunto, 2004:212)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini teknik statistik
dengan uji variansi 2 x 3 dengan sel tak sama. Sebelum dilakukan analisis
variansi, dilakukan uji prasyarat analisis variansi, yaitu uji normalitas populasi
dan uji homogenitas variansi. Untuk lebih jelasnya, dalam uraian berikut akan
ditampilkan beberapa uji statistik yang relevan dengan penelitian.
1. Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum mendapat
perlakuan, dengan kata lain secara statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan rataan yang berarti dari dua sampel. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rapot siswa SMA kelas XI. Statistik
uji yang digunakan adalah uji t.
Langkah – langkah uji keseimbangan rataan sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : 1µ = 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama)
H1 : 1µ ¹ 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda)
b. Tingkat signifikansi : a = 5%
c. Statitik uji
21
21
11
)(
nns
XXt
p +
-=
~ t ( 221 -+nn )
( ) ( )2
11
21
222
2112
-+-+-
=nn
snsns p
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Keterangan :
t = harga statistik yang diuji t ~ t ( 221 -+nn )
X 1 = rata-rata nilai raport kelas XI semester 2 kelompok eksperimen 1
X 2 = rata-rata nilai raport kelas XI semester 2 kelompok eksperimen 2
s12 = variansi kelompok eksperimen 1
s22 = variansi kelompok eksperimen 2
1n = jumlah siswa kelompok eksperimen 1
2n = jumlah siswa kelompok eksperimen 2
b. Daerah kritik
雇鍀 实诅耈丐耈 屎迨耈叠潜 ;剖 Ƽ耈Ƽ锅 耈 驶耈叠潜 ;剖阻 dengan v = ni + n2 - 2
c. Keputusan uji
H0 ditolak jika tobs Î DK
H0 ditolak jika tobs 叼 DK
(Budiyono, 2009:151)
2. Uji Persyaratan Analisis Variansi
Uji persyaratan analisis variansi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas populasi dan uji homogenitas variansi.
a. Uji Normalitas Populasi
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan metode uji lilliefors.
Langkah-langkah pengujian normalitas adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Statistik Uji
L = Maks |F(zi) - S(zi)|
dengan :
F (zi) = P (Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1)
zi = skor standar
zi =
( )s
X i C-
s = standar deviasi
S (zi) : proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah z
Xi skor item
3) Taraf Signifikansi (a ) = 5%
4) Daerah Kritik (DK)
DK = {L[L > L α ; n} ; n adalah ukuran sampel
5) Keputusan Uji
H0 ditolak jika Lobs Î DK
H0 ditolak jika Lobs 叼 DK
6) Kesimpulan
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima
(Budiyono, 2009:171)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama. Untuk
menguji homogenitas variansi ini digunakan metode Bartlett. dengan statistik
uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 : s12 = s2
2 = ... = sk2 (populasi-populasinya homogen)
H1 : tidak semua variansi sama (populasi-populasinya tidak homogen)
2) Tingkat signifikan : a = 5%
3) Statistik uji
úû
ùêë
é-= å
=
k
jjj sfRKGf
c 1
22 loglog303,2
c
Keterangan :
c 2 ~ c 2 (k-l)
k = banyaknya cacah sampel
N = Banyaknya seluruh nilai ( ukuran )
j = 1, 2, …, k
f = N – k = Derajat kebebasan untuk RKG
fj = nj – 1 = Derajat kebebasan untuk 2js
nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j
c = úúû
ù
êêë
é-
-+ å ffk j
11)1(3
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
RKG =
( ) ( ) 2
2
2 1; jjj
jjj
j
j snn
xxSS
f
SS-=-= åå
å
4) Daerah kritik
DK = { c 2÷ c 2 > 2
1: -kac }
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika c 2 Î DK atau H0 diterima jika c 2 Ï DK
6) Kesimpulan
Populasi-populasi homogen jika H0 diterima. (Budiyono, 2004:176)
3. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan
sel tak sama, dengan model sebagai berikut:
Xijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Dengan:
Xijk = data amatan data ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
i = 1, 2
j = 1, 2, 3
k = 1, 2, … nij, nij = cacah data amatan pada setiap sel ij
m = rerata dari seluruh data amatan (pada populasi)
ai = efek baris ke-i terhadap Xijk
bj = efek kolom ke- j terhadap Xijk
(ab)ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j terhadap Xijk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
εijk = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang
berdistribusi normal dengan rataan 0.
(Budiyono, 2004:228)
Tabel 3.3. Tabel Analisis Variansi
Faktor B
Faktor A
b1 b2 b3
a1
a2
AB11
AB21
AB12
AB21
AB13
AB31
Keterangan:
a1 = Media komputer dengan macromedia flash MX
a2 = Media komputer dengan microsoft power point
b1 = Kemampuan awal tinggi
b2 = Kemampuan awal sedang
b3 = Kemampuan awal rendah
Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan
dengan jalan sel tak sama, yaitu :
a. Hipotesis
H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2
H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol
H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3
H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol
H0AB : (αβij) = 0 untuk setiap i= 1, 2 dan j = 1, 2, 3
H1AB : paling sedikit ada satu (αβij) yang tidak nol
Ketiga pasang hipotesis ini ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut:
H0A : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
H1A : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
H0B : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
H1B : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
H0AB : Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat
H1AB : Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat
b. Komputasi
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-
notasi sebagai berikut:
nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i kolom ke-j)
hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel = å
ji ijn
pq
,
1
å=ji
ijnN, = banyaknya seluruh data amatan
= jumlah kuadrat deviasi data amatan
pada sel ij
ijAB = rataan pada sel ij.
å=i
iji ABA= jumlah rataan pada baris ke迨i
å=j
ijj ABB= jumlah rataan pada kolom ke迨j
å=ji
ijABG, = jumlah rataan semua sel
1) Komponen Jumlah Kuadrat
ij
kijk
kijkij n
X
XSS
2
2÷ø
öçè
æ
-=å
å
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a) = pqG2
b) = å
jijiSS c) =
åi
2i
qA
d) = å
j
2i
pB
e) = å
ji
jiAB2
2) Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah
kuadrat, yaitu:
JKA = 봐闺呻呻呻 [(3) - (1)]
JKB = 봐闺呻呻呻 [(4) - (1)]
JKAB = 봐闺呻呻呻 [(1) + (5) – (3) – (4)]
JKG = (2)
JKT = JKA +JKB + JKAB + JKG
dengan:
JKA = jumlah kuadrat baris
JKB = jumlah kuadrat kolom
JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom
JKG = jumlah kuadrat galat
JKT = jumlah kuadrat total
3) Derajat Kebebasan (dk)
dkA = p – 1
dkB = q – 1
dkAB = (p – 1) (q – 1)
dkG = N – pq
dkT = N – 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
4) Rerata kuadrat
RKA = dkAJKA
RKAB = dkABJKAB
RKG = dkGJKG
RKB = dkBJKB
c. Statistik Uji
1) Untuk Fa = 观鍀a观鍀剐 dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat
kebebasan p – 1 dan N – pq.
2) Untuk Fb = 观鍀n观鍀剐 dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat
kebebasan q – 1 dan N – pq.
3) Untuk Fab = 观鍀an观鍀剐 dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat
kebebasan (p – 1)(q – 1) dan N – pq.
d. Taraf Signifikansi α = 0,05
e. Daerah Kritik
1) Untuk Fa adalah DKa = {F| F > Fα; p-1; N-pq}
2) Untuk Fb adalah DKb = {F| F > Fα; q-1; N-pq}
3) Untuk Fab adalah DKab = {F| F > Fα; (p-1)(q-1); N-pq}.
f. Keputusan Uji
H0 ditolak jika Fhitung terletak di daerah kritik
g. Rangkuman Analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 3.4. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber varian JK dk RK F obs F a P
A (Baris) JKA dkA RKA Fa F* < a atau > a
B (Kolom) JKB dkB RKB Fb F* < a atau > a
Interaksi AB JKAB dkAB RKAB Fab F* < a atau > a
Kesalahan JKG dkG RKG - -
Total JKT dkT - - -
h. Keputusan uji
H0 ditolak apabila Fobs 碉 DK
(Budiyono, 2004:227)
4. Uji Lanjut Anava
Uji lanjut anava (komparasi ganda) adalah tindak lanjut dari analisis
varian, jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nol ditolak. Tujuannya
untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata tetapi setiap pasangan
kolom, baris dan setiap pasangan sel. Model komparasi ganda yang dipakai adalah
model Scheffe.
Beberapa langkah dalam menerapkan model Scheffe yaitu :
a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.
b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk komparasi rerata antar kolom:
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
ji
jiji
nnRKG
XXF
..
2..
..11
)(
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama:
)11
(
)( 2
ikij
ikijikij
nnRKG
XXF
+
-=-
Untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama:
)11
(
)( 2
kjij
kjij
kjij
nnRKG
XXF
+
-=-
1) Menentukan tingkat signifikasi (a = 0,05)
2) Menentukan daerah kritik (DK) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Daerah kritik untuk komparasi antar kolom DK ={F|F>(q – 1) Fα;(q-1;N-pq)}
Daerah kritik untuk komparasi antar sel pada baris yang sama atau kolom
yang sama DK={F | F > (pq – 1) Fα;(pq-1;N-pq)} .
(Budiyono, 2004:201-214)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Prasyarat untuk Uji Keseimbangan
Sebelum melakukan uji keseimbangan terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam
penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas
pada penelitian ini menggunakan uji normalitas dari Lilliefors. Hasil analisis
uji normalitas dengan tingkat signifikan 5% pada masing-masing sampel
sebagai berikut:
1) Analisis kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1, diperoleh
Lmaks = 0,0638 dan Ltabel = 0,1059, sedangkan daerah kritik
DK = {L | L > 0,1059} sehingga Lmaks = 0,0638 Ï DK. Jadi H0 diterima
yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15).
2) Analisis kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 2, diperoleh
Lmaks = 0,0859 dan Ltabel = 0,1144, sedangkan daerah kritik
DK = {L | L > 0,1144} sehingga Lmaks = 0,0859 Ï DK. Jadi H0 diterima
yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
(Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-sampel
dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen (mempunyai variansi
yang sama). Uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett.
Hasil Analisis Uji homogenitas dari kemampuan awal siswa kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh c2hitung = 0,0194, dan
c2tabel = 3,841, sedangkan daerah kritik DK = {c2 | c2 > 3,841} sehingga
c2hitung = 0,0194 Ï DK. Jadi H0 diterima, ini berarti variansi-variansi kedua
populasi tersebut sama (homogen), (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
Lampiran 17).
2. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan (uji beda rata-rata) dilakukan untuk mengetahui apakah
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang
atau tidak, sebelum masing-masing mendapat perlakuan. Dengan kata lain
statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan mean
yang berarti (signifikan) dari dua sampel yang independen.
Hasil analisis data tersebut dengan uji keseimbangan rata-rata yang
menggunakan uji t diperoleh t = 1,3281. Daerah kritik untuk uji keseimbangan
tersebut adalah {t | t < -t-0,025 = -1,97867 atau t > t0,025 = 1,97867}. Karena
tobs bukan anggota daerah kritik maka dapat disimpulkan bahwa kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau berasal
dari dua populasi memiliki kemampuan awal sama. Hasil selengkapnya pada
Lampiran 18.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
B. Deskripsi Data
1. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang berupa tes hasil belajar matematika materi
pokok integral, sebelum digunakan untuk pengambilan data terlebih dahulu
dilakukan uji validitas isi, kemudian diujicobakan kepada 72 siswa kelas XII
SMA Negeri 1 Bulik. yang selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dan analisis butir
soal. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar matematika
diperoleh data sebagai berikut:
a. Validitas Isi
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Untuk
mengetahui validitas tes prestasi belajar matematika dengan
validator. Validator dalam penelitian ini adalah Abdul Kohar, S.Pd dan
Drs. Murhan. Dalam validitas isi ini validator menilai bahwa kisi-kisi yang
dibuat telah mewakili isi (substansi) yang diukur sebagai materi prasyarat
belajar integral, dan masing-masing butir soal yang disusun telah cocok atau
relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Lembar validasi tes
prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat pada Lampiran 8.
b. Daya Beda
Berdasarkan indeks daya beda, tampak bahwa item nomor 5, 8, 19, 21 dan
31 pada prestasi belajar tidak efektif digunakan dalam tes, karena mempunyai
indeks daya beda dibawah 0,20. Jadi jumlah soal yang dapat digunakan ada 30
soal. Jadi item yang indeks daya bedanya kecil dibuang, sebab pada soal-soal
yang lain indikator yang diperlukan untuk tes prestasi sudah terwakili. Untuk
perhitungan selengkapnya disajikan pada (Lampiran 10).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c. Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan rumus
Kuder-Richardson dengan KR-20. Suatu tes dikatakan reliabel jika
reliabilitasnya (r11) > 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan Uji Reliabilitas
diperoleh r11 = 0,857 jadi r11 > 0,70, maka tes prestasi belajar matematika
siswa reliabel (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9).
d. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat
dilihat bahwa dari 35 soal tes, terdapat 30 soal yang memenuhi tingkat
kesukaran antara 0,30 < TK < 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 30 soal
dinyatakan baik dan dapat digunakan peneliti dalam penelitian. Soal yang
dibuang yaitu nomor 5, 8, 19, 21 dan 31 (perhitungan selengkapnya dapat di
lihat Lampiran 11).
Dari uraian hasil uji coba instrumen diatas dapat disimpulkan bahwa 30
butir soal tes prestasi matematika dinyatakan reliabel dan valid secara validitas isi.
Hasil perhitungan daya pembeda 30 butir soal dinyatakan baik. Dari ke-30 butir
soal tersebut digunakan peneliti untuk penelitian.
Soal yang gunakan yaitu nomor 1, 2, 3, 4 ,6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34 dan 35 serta soal yang
tidak digunakan yaitu nomor 5, 8, 19, 21 dan 31. Reliabilitas instrumen setelah
yang tidak valid di buang sebesar 0,868 (r11 = 0,868 ). Hal ini berarti tes prestasi
belajar matematika reliabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika
Untuk memperoleh data skor prestasi belajar matematika siswa diperoleh
dari tes prestasi. Rata-rata nilai prestasi untuk kelas eksperimen 1 adalah 70,3714
dan rata-rata nilai prestasi kelompok eksperimen 2 adalah 66,6000. Sedangkan
deviasi standar untuk kelompok eksperimen 1 adalah 8,8713 dan deviasi standar
untuk kelas eksperimen 2 adalah 8,7182 (perhitungan terperinci pada
Lampiran 13).
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh: (perhitungan terperinci
pada Lampiran 14).
Tabel 4.1. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa
Kemampuan Awal Rataan
Marginal Total
Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 1 76,0000 66,5769 66,6875 70,3714 209,2644
Eksperimen 2 68,5238 66,5500 64,5263 66,6000 199,6001
Rataan
Marginal 72,7959 66,5652 65,5143
Total 144,5238 133,1269 131,2138 408,8645
C. Pengujian Prasyarat untuk Anava
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dari tes prestasi belajar matematika dengan
menggunakan uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk tingkat signifikansi
5% pada masing-masing sampel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a. Analisis prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1, diperoleh
Lmaks = 0,1024 dan Ltabel = 0,1059, sedangkan daerah kritik
DK = {L | L > 0,1059} sehingga Lmaks = 0,1024 Ï DK. Jadi H0 diterima yang
berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 19).
b. Dari hasil analisis tes prestasi belajar matematika siswa kelompok
eksperimen 2, Lmaks = 0,0984 dan Ltabel = 0,1144, sedangkan daerah kritik
DK = {L | L > 0,1144} sehingga Lmaks = 0,0984 Ï DK. Jadi H0 diterima yang
berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 20).
c. Hasil analisis kemampuan awal siswa kategori tinggi, Lmaks = 0,1007 dan
Ltabel = 0,1266, sedangkan daerah kritik DK = {L | L > 0,1266} sehingga
Lmaks = 0,0936 Ï DK. Jadi H0 diterima yang berarti sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 21).
d. Hasil analisis kemampuan awal siswa kategori sedang, Lmaks = 0,1006 dan
Ltabel = 0,1306, sedangkan daerah kritik DK = {L | L > 0,1306} sehingga
Lmaks = 0,1006Ï DK. Jadi H0 diterima yang berarti sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 22).
e. Hasil analisis kemampuan awal siswa kategori rendah, Lmaks = 0,1312 dan
Ltabel = 0,1498, sedangkan daerah kritik DK = {L | L > 0,1498} sehingga
Lmaks = 0,1312 Ï DK. Jadi H0 diterima yang berarti sampel berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 23).
Tabel 4.2. Hasil Analisis Uji Normalitas
Uji Normalitas Lobs LTabel Keputusan Kesimpulan
Kelompok Eksperimen 1 0,1024 0,1059 H0 diterima Normal
Kelompok Eksperimen 2 0,0984 0,1144 H0 diterima Normal
Kemampuan Awal Tinggi 0,1007 0,1266 H0 diterima Normal
Kemampuan Awal Sedang 0,1006 0,1306 H0 diterima Normal
Kemampuan Awal Rendah 0,1312 0,1498 H0 diterima Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlett.
Uji homogenitas dilakukan dua kali yaitu uji homogenitas antara baris
(uji homogenitas prestasi belajar matematika ditinjau dari pendekatan
konstruktivisme dengan media komputer) dan uji homogenitas antar kolom (uji
homogenitas prestasi belajar matematika ditinjau dari kemampuan awal). Uji
homogenitas antar baris dan uji homogenitas antar kolom tersebut sudah cukup
untuk menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen, sehingga
tidak perlu dilakukan uji homogenitas antar sel pada baris yang sama maupun uji
homogenitas antar sel pada kolom yang sama. Berdasarkan analisis perhitungan
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Uji homogenitas pada pendekatan konstruktivisme dengan suatu media
komputer untuk prestasi belajar siswa diperoleh c2obs = 0,0183 dan c2
tabel =
3,841, sedangkan daerah kritik DK = {c2 | c2 > 3,841} sehingga c2
obs =
0,0183 Ï DK. Jadi H0 diterima, ini berarti variansi-variansi prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pada masing-masing media komputer (kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2) sama atau homogen (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
Lampiran 24).
b. Uji homogenitas pada kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 diperoleh c2obs = 4,2385 dan c2
tabel = 5,991,
sedangkan daerah kritik = {c2 | c2 > 5,991} sehingga c2obs = 2,3025 Ï DK.
H0 diterima, ini berarti ketiga prestasi belajar pada masing-masing variansi
kemampuan siswa (tinggi, sedang dan rendah) sama atau homogen
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat Lampiran 25).
Tabel 4.3. Hasil Analisis Uji Homogenitas
Uji Homogenitas k c2 obs c2
0,05;n Keputusan Kesimpulan
Pendekatan
konstruktivisme dengan
media komputer
2 0,0194 3,841 H0 diterima Homogen
Kemampuan awal 3 4,2385 5,991 H0 diterima Homogen
D. Pengujian Hipotesis
1. Analisi Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan (2x3) dengan sel tidak sama
disajikan dalam Tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak sama
Sumber JK Dk RK Fobs Fα Keputusan Pendekatan
konstruktivisme dengan
media komputer (A)
325,5143 1 325,5143 4,8768 3,9175
5 Ditolak
Kemampuan Awal (B)
1082,8731 2 541,4365 8,1117 3,0692
9 Ditolak
Interaksi (AB) 307,7302 2 153,8651 2,3052 3,0692
9 Diterima
Galat (G) 8276,7086 124 66,7476
Total (T) 9992,8262 129
Berdasarkan hasil analisis variansi seperti disajikan pada rangkuman di atas
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Fa = 4,8768 > Ftabel = 3,91755, maka H0A ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX dan
media microsoft power point mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
prestasi belajar siswa.
b. Fb = 8,1117 > Ftabel = 3,06929, maka H0B ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa.
c. Fab = 2,3052 < Ftabel = 3,06929, maka HAB diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme pada media
komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan
kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar siswa.
(perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2. Uji Komparasi Ganda
Karena H0A ditolak berarti tidak semua kemampuan awal memberikan
efek yang sama terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain pasti terdapat paling
sedikit dua rataan yang tidak sama. Karena variabel kemampuan awal mempunyai
kategori (tinggi, sedang, rendah), maka komparasi ganda perlu dilakukan untuk
melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Scheffe.
Dari hasil perhitungan uji komparasi ganda tersebut dapat dirangkum pada
tabel sebagai berikut:
a. Uji komparasi ganda antar baris
Tabel 4.5. Rataan Masing-Masing Antar Sel
Pendekatan
konstruktivisme
dengan media
komputer
Kemampuan Awal
Tinggi Sedang Rendah Rataan
Marginal
macromedia flash MX 76,0000 66,5769 66,6875 70,3714
Microsoft Power Point 68,5238 66,5500 64,5263 66,6000
Rataan Marginal 72,7959 66,5652 65,5143
Dari tabel di atas, diperoleh rataan marginal untuk pembelajaran pada
pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX adalah
70,3714 dan rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan
konstruktivisme dengan media microsoft power point adalah 66,6000. Karena
rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
media macromedia flash MX lebih tinggi daripada rataan marginal untuk
pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft
power point maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran pada pendekatan
konstruktivisme dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada
Pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft
power point.
b. Uji komparasi ganda antar kolom
Dari hasil analisis variansi dua jalan diperoleh keputusan H0B ditolak
atau setidaknya terdapat sepasang rerata kolom yang tidak sama secara
signifikan. Untuk itu perlu dilakukan uji komparasi ganda antar kolom untuk
melacak lebih lanjut perbedaan rerata setiap pasang pada kolom. Hal ini
berarti tidak semua kategori kemampuan awal memberikan efek yang sama
terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral.
Hasil perhitungan komparasi ganda antar kolom dapat dilihat pada tabel
berikut: (perhitungan terperinci dapat dilihat pada Lampiran 27).
Tabel 4.6. Rangkuman Data Komparasi Ganda Antar Kolom
H0 Fhitung Ftabel Keputusan
µ.1 = µ.2 13,7997 6,13858 H0 ditolak
µ.1 = µ.3 16,2183 6,13858 H0 ditolak
µ.2 = µ.3 0,3939 6,13858 H0 diterima
Dari tabel di atas dapat disimpulkan:
1) Terdapat perbedaan rerata antara kemampuan awal tinggi dengan
kemampuan awal sedang. Ini berarti prestasi belajar pada siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berkemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi siswa yang
berkemampuan awal sedang.
2) Terdapat perbedaan antara rerata secara signifikan antara kemampuan
awal tinggi dengan kemampuan awal rendah. Dilihat dari rataannya
berarti prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal tinggi lebih
baik dari pada prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal rendah.
3) Tidak terdapat perbedaan rerata secara signifikan antara kemampuan
awal sedang dengan kemampuan awal rendah. Dilihat dari rataannya
berarti prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal sedang sama
dengan prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal rendah.
c. Uji komparasi ganda antar sel
Dari hasil analisis variansi dua jalan diperoleh keputusan bahwa
H0AB diterima. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara pendekatan
konstruktivisme dengan media komputer dan kemampuan awal siswa
terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral, sehingga uji
komparasi antar sel tidak perlu dilakukan.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama (H0A)
Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 5 %
diperoleh Fa= 4,8768 dengan F0,05:1,124 = 3,91755. Karena Fa lebih dari F0,05:1,124
sehingga H0A ditolak. Ini berarti pendekatan konstruktivisme dengan media
macromedia flash MX memberikan prestasi yang berbeda dengan pendekatan
konstruktivisme dengan media microsoft power point pada materi pokok integral.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dengan melihat rataan marginal prestasi belajar siswa pada masing-masing
kelompok diperoleh rataan marginal pendekatan konstruktivisme dengan media
macromedia flash MX sebesar 70,3714 sedangkan rataan marginal pendekatan
konstruktivisme dengan media microsoft power point sebesar 66,6000, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dengan pendekatan konstruktivisme
dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa
dengan pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis pertama bahwa
prestasi belajar matematika pendekatan konstruktivisme dengan media
macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar dengan pendekatan
konstruktivisme dengan media microsoft power point pada materi integral.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Joe Garofalo dan
Randy L. Bell (2004) yang menyatakan bahwa Animasi flash dapat membantu
siswa mengembangkan pemahamannya mengenai ide matematika melalui
berbagai macam tampilan (meliputi numerik, aljabar, grafik, pictoral maupun
verbal). Tampilan tersebut dapat tampil secara langsung maupun bertahap
disesuaikan dengan konsep yang akan disampaikan, kebutuhan guru, dan
keinginan pengembang. Flash juga menawarkan lingkungan yang mendorong
kreativitas dan eksplorasi. juga penelitian yang dilakukan oleh oleh Ranty Aditya
Anggriamurti (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika dengan
pendekatan kontruktivisme dapat meningkatkan penalaran logis siswa, respon
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan kontruktivisme
menunjukkan respon positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. Hipotesis Kedua (H0B)
Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 5 %
diperoleh Fb = 8,1117 dengan F0,05;2;124 = 3,06929. Karena Fb lebih dari F0,05;2;124
sehingga H0B ditolak. Ini berarti setidaknya terdapat sepasang rerata antara siswa
yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang tidak sama secara signifikan
terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok integral.
Berdasarkan perhitungan komparasi ganda antar kolom dengan α = 0,05
dengan daerah kritik (DK) = {F|F > 2 F0,05;2;124 = {F|F > 6,13858} diperoleh hasil
sebagai berikut;
a. F.1-.2 = 13,7997 lebih dari F0,05;2;124 = 6,13858 sehingga H0 ditolak. Hal ini
berarti bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan
awal tinggi dengan kemampuan awal sedang terhadap prestasi belajar
matematika.
Selanjutnya dengan melihat rataan marginal yang diperoleh siswa
kemampuan awal tinggi sebesar 72,7959, sedangkan rataan marginal yang
diperoleh siswa kemampuan awal sedang sebesar 66,5652. Karena rataan
marginal siswa kemampuan awal tinggi lebih tinggi dari rataan marginal
siswa kemampuan awal sedang, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
siswa kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi siswa kemampuan
awal sedang.
b. F.1-.3 = 16,2183 lebih dari F0,05;2;124 = 6,13858 sehingga H0 ditolak. Hal ini
berarti terdapat perbedaaan rerata yang signifikan antara kemampuan awal
tinggi dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar matematika.
Selanjutnya dengan melihat rataan marginal yang diperoleh siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
kemampuan awal tinggi sebesar 72,7959, sedangkan rataan marginal yang
diperoleh siswa kemampuan awal rendah sebesar 65,5143. Karena rataan
marginal siswa kemampuan awal tinggi lebih tinggi dari rataan marginal
siswa kemampuan awal rendah, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
siswa kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi siswa kemampuan
awal rendah.
c. F.2-.3 = 0,3939 kurang dari F0,05;2;124 = 6,13858 sehingga H0 diterima. Hal ini
berarti bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara
kemampuan awal sedang dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi
belajar matematika. Sehingga prestasi belajar siswa kemampuan awal sedang
sama dengan prestasi belajar siswa kemampuan awal rendah.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis kedua bahwa
prestasi belajar siswa kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi siswa
kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa kemampuan awal
tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa kemampuan awal rendah dan
prestasi belajar siswa kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa
kemampuan awal rendah.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh I Putu Eka
Wilantara (2003) yang menyatakan bahwa pestasi belajar matematika pokok
bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat meningkat dengan pembelajaran simulasi
komputer, juga penelitian yang dilakukan oleh Elly’s Marsina Mursidik (2008)
yang menyatakan bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
3. Hipotesis Ketiga (H0AB)
Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 5 %
diperoleh Fab = 2,3052 dengan F0,05;2;124 = 3,06929. Karena Fab kurang dari
F0,05;2;124 sehingga H0AB diterima. Ini berarti tidak terdapat interaksi yang
signifikan antara pendekatan konstruktivisme dengan media komputer dan
kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok
integral. Hal ini berarti, perbandingan antara kemampuan awal tinggi, sedang dan
rendah untuk setiap media pembelajaran mengikuti perbandingan marginalnya.
Dengan memperhatikan rataan marginalnya maka prestasi belajar siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa
yang mempunyai kemampuan awal sedang pada masing-masing media komputer,
sedangkan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih
baik daripada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah
dan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang sama
dengan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada
masing-masing media komputer.
Dengan demikian dapat disimpulkan untuk hipotesis ketiga bahwa pada
masing-masing pendekatan konstruktivisme dengan media komputer
(macromedia flash MX dan microsoft power point) prestasi belajar siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa
yang mempunyai kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa
yang mempunyai kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
mempunyai kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa dengan
kemampuan awal rendah.
Karena Fab kurang dari Ftabel sehingga H0AB diterima. Ini juga berarti tidak
terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan konstruktivisme dengan
media komputer dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar matematika pada
materi pokok integral. Hal ini berarti, perbandingan antara pendekatan
konstruktivisme dengan macromedia flash MX dan pendekatan konstruktivisme
dengan microsoft power point untuk setiap tingkatan kemampuan awal mengikuti
perbandingan marginalnya. Dengan memperhatikan rataan marginalnya maka
prestasi belajar dengan macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar
siswa dengan microsoft power point. Hal ini berlaku untuk siswa dengan
kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing tingkatan
kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) prestasi belajar siswa pada
pendekatan konstruktivisme dengan macromedia flash MX lebih baik daripada
prestasi belajar siswa pada pendekatan konstruktivisme microsoft power point.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Terdapat pengaruh media komputer terhadap prestasi belajar matematika
pada materi integral. Prestasi belajar siswa pada pendekatan konstruktivisme
dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar
siswa pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point
pada materi integral.
2. Terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa
pada materi integral. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi
lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal sedang,
sedangkan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik
daripada prestasi siswa dengan kemampuan awal rendah dan prestasi belajar
siswa dengan kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa
dengan kemampuan awal rendah pada materi pokok integral.
3. Tidak ada interaksi antara media pembelajaran yang digunakan dengan
kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok
integral. Pada pendekatan konstruktivisme dengan suatu media komputer
(macromedia flash MX dan microsoft power point) prestasi belajar siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa
yang mempunyai kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar
siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa
yang mempunyai kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar
siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada materi pokok integral.
Sedangkan pada kategori kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah)
prestasi belajar siswa pada pendekatan konstruktivisme dengan media
macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa pada
pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point materi
pokok integral.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan konstruktivisme pada
media pembelajaran dengan menggunakan macromedia flash MX materi pokok
integral menghasilkan prestasi lebih baik jika dibandingkan dengan pendekatan
konstruktivisme pada media microsoft power point. Hal ini dikarenakan
pembelajaran matematika menggunakan media macromedia flash MX memiliki
keunggulan utama yaitu animasi. Membuat animasi dengan macromedia flash MX
dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa dalam memahami konsep
matematika, terutama dapat menyajikan simulasi atau tampilan menarik bahkan
dapat dilihat lebih jelas. sehingga media komputer dengan program macromedia
flash MX dapat dipakai sebagai salah satu alternatif guru matematika dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Kemampuan awal ternyata juga berpengaruh terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Hal ini berarti bahwa kemampuan awal juga berperan penting
dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan awal yang tinggi maka siswa
dapat mengikuti pelajaran dengan baik dibandingkan siswa yang memiliki
kemampuan awal matematika sedang. Hal ini dikarenakan siswa dengan
kemampuan awal tinggi lebih aktif mencari penyelesaian suatu masalah dan
mereka cenderung lebih kritis daripada siswa dengan kemampuan awal sedang.
Dengan adanya pemilihan media yang tepat dengan mempertimbangkan
aspek yang terdapat pada diri siswa serta ditunjang dengan adanya kemampuan
awal tinggi dari siswa maka dapat dipastikan hasil belajar siswa akan dapat
ditingkatkan secara optimal.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pendidik dalam
upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar yang
dicapai siswa. Pengajaran dengan media komputer dengan menggunakan
macromedia flash MX dan microsoft power point dapat dijadikan suatu
pertimbangan bagi guru sebagai alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa. Selain itu guru juga harus memperhatikan kemampuan awal siswa
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar matematika karena kemampuan awal
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.
C. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Saran bagi kepala sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
a. Kepala sekolah sebaiknya menyarankan kepada guru matematika, agar
dalam dapat memperoleh hasil yang optimal harus memilih media
pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah menggunakan media
komputer dengan macromedia flash MX.
b. Agar proses pembelajaran matematika dengan menggunakan media
komputer dengan macromedia flash MX dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan prestasi belajar yang optimal, sebaiknya kepala sekolah
memfasilitasi guru-guru yang memang memperdalam model pembelajaran
ini melalui pelatihan-pelatihan baik lokal maupun nasional bahkan
internasional.
c. Sebaiknya kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan media macromedia flash MX, sehingga
memperoleh hasil yang optimal.
2. Saran bagi para guru
a. Seorang guru hendaknya memperhatikan aspek-aspek penting yang dapat
meningkatkan keberhasilan siswa dalam prestasi belajar, salah satunya
adalah dengan macromedia flash MX. Oleh karena itu guru diharapkan
dapat mengembangkan kreativitas guna inovasi dalam pembelajaran agar
anak tidak bosan dan jenuh.
b. Dalam menggunakan media komputer yang menggunakan program
macromedia flash MX, guru hendaknya mengadakan persiapan sebaik
mungkin, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
3. Saran bagi siswa
Sebaiknya siswa-siswa mengikuti dengan aktif dan sungguh-sungguh jalannya
pembelajaran dari awal sampai akhir, agar tercapai apa yang dicita-citakan.
4. Saran bagi para peneliti / calon peneliti
Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini dalam lingkup yang
lebih luas. Penulis berharap, para peneliti dapat meneruskan atau
mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel lain yang sejenis atau
media-media pembelajaran lain yang lebih inovatif, sehingga dapat menambah
wawasan dan dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya
pada pembelajaran matematika.
top related