efektivitas penerapan sistem penyaluran kredit
Post on 13-Jan-2017
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN
KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan
Oleh :
YASMINE F3607100
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul:
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN
KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA
Surakarta, 31 Juli 2010
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
JOHADI, S.E
NIP. 360700002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan Judul:
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN
KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Juli 2010
Tim Penguji Tugas Akhir
Ariyanto Adhi Nugroho, S.E. ( )
NIP. 360800002 Penguji
Johadi, S.E ( )
NIP. 360700002 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
LEMBAR MOTTO
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap “
(QS. Alam Nasyrah : 6-8)
Happiness doesn’t depend upon who you are or what you have,
it depends solely upon what you think
“Kebahagiaan tidak tergantung pada siapa Anda atau apa yang Anda miliki, kebahagiaan semata-mata tergantung
pada apa yang Anda pikirkan”
Let’s others lead small lives, but not you.. let’s other argue over small things, but
not you.. let’s others cry over small hurts, but not you.. let’s other leave future in
somenone else’s hands, but not you.
(Jim Rohn)
LEMBAR PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Ketika sebuah pengharapan besar dalam hati ini ada,
ketika mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh,
ketika hati ini memiliki rasa takut,
Ketika tubuh dan pikiran ini memiliki rasa tanggung jawab,
Pengharapan mendapat ridho sang Khalik yang memang mengalahkan segala
kebimbangan ini. Dan memang sudah sepantasnya bagi diri kita untuk
mengerjakan segala sesuatunya hanya untuk-Nya,
termasuk Tugas Akhir dan kelulusanku ini.
Puji syukur hanya kepada Allah SWT
Kupersembahkan tugas akhir dan kelulusanku ini untuk untuk seorang wanita yang dengan
kelembutan tangannya membelai dan memberi kasih sayang
yang tiada hentinya hingga batas zaman berakhir.
Kupersembahkan pula seorang lelaki yang membisikkan “kalimat yang sangat indah” ketika
sesaat setelah aku meninggalkan alam rahim.
Untuk Mamah Athikah dan Abi Mansyur kupersembahkan karyaku
ini sebagai wujud kesungguhanku.
Juga untuk ketiga saudaraku dan my best friend yang sangat aku sayangi
: Muhammmad Fikri, Nabilla, Nikhayah, Tri Hasih yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhir serta selalu memberikan motivasi yang tak pernah surut hingga
akhirnya dapat terselesaikanlah Tugas Akhir ini.
KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul
“EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT
PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) CABANG SURAKARTA” .
Tugas Akhir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Keuangan Dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam
pembuatan Tugas Akhir ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, yang berupa material maupun spiritual, oleh karena itu dengan
penuh rasa cinta dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Nurul Istiqomah, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Dan Perbankan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Johadi, SE, selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya.
5. Drs.Sutomo,MS. selaku Dosen Pembimbing Akademis.
6. Bapak dan ibu dosen DIII Keuangan Dan Perbankan UNS yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Bapak Bangun Sulistiyo, Ibu Susyana Andriyani, Ibu Afida Susilowati, dan
Bapak Wahyana, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu yang
berguna bagi penulis selama menjalani proses magang di bagian Loan
Service.
8. Bapak Heru Setiyanto, selaku pembimbing Institusi Mitra yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam melaksanakan
Kegiatan Magang Mahasiswa.
9. Bapak Hendratno, selaku Branch Manager Bank Tabungan Negara (BTN)
yang telah memberikan izin pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa ini.
10. Ibu Tuty Lestari, Ibu Siti Sulistiyati, Bapak Djatmiko, Bapak Hadi Wasono,
Bapak Aris, Bapak Cuk, Ibu Rini, Bapak Baehaqi, Bapak Sehono Bapak
Syahroni, Bapak Toni, Ibu Elli, Ibu Ismini, Ibu Prapti, Ibu Purwani, Bapak
Heri Kristiawan, Ibu Tri Hastuti, Bapak Agus, Bapak Darmastoto, Bapak Ari,
Mas Anton, Mas Nova, Mas Sumarsono, Mbak Isna, Mbak Yani, dan
pegawai staf lainnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga
bagi penulis.
11. My beloved family Mamah ku yang paling ku SAYANG, Abi ku paling
SABAR, Adik-adikku Nikhayah & Nabila Alias Cat & Mouse, Kakak-
kakakku Kak Ria, Qiqi, Syarif, Kak Eva, Kak Nina, Kak Fitriah Saleh
makasih buat supportnya baik financial maupun moril. Keponakan-
ponakanku Zidane, Najwa, Shyrien, Simona, Sarah, Dania and Michael, I
love you all. Pokoknya buat semua keluarga besar Asseweth & Alkatiri yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk semua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
12. Buat yang terkasih dan mengasihi aku, yang tersayang dan menyayangi aku,
tempat tawa dan air mata ku, tempat asset dan liabilies ku, my soulmate, my
love, you are the best i ever had. “Yankdutzz”
13. Buat keluarga Hasih, Bapak Mudo Sugiyoto, Ibu Mulyani, Mas Dodo, Mbak
Atik, Dek Wulan, Mas Didit dan keluarga, dan seluruh keluarga besar Ayam
Goreng Kampung “Mbak Mul”, terimakasih untuk candatawa nya,
pengalaman dan support nya.
14. Pak Mey, petugas Perpustakaan Fakultas Ekonomi yang loyal dalam
memberikan ilmu-ilmu yang ada di perpustakaan tanpa pamrih.
15. Teman-teman seperjuangan D3 Keuangan Perbankan 2007, Heni, Ratih,
Suyanti, Yuli, Fika, Ita, Listia, Nita, Yani, dll terima kasih untuk
persahabatannya.
16. Teman sepermainan Nila, Fitri, Iid, Efi, Gayuh, Wening, dll terima kasih
sobat buat persahabatannya.muach..
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas
Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Namun demikian Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Surakarta, Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAKSI .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
LEMBAR MOTTO ..................................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Perumusan masalah ................................................................................... 14
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 14
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 15
E. Metode Penelitian...................................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
A. Pengertian Bank ......................................................................................... 27
B. Jenis Bank ................................................................................................... 29
C. Kredit .......................................................................................................... 34
D. Efektivitas, Sistem dan Prosedur, serta Prosedur Kredit ........................... 45
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 64
B. Kegiatan Magang Kerja .............................................................................. 79
C. Pembahasan Masalah ................................................................................ 91
1. Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank
Tabungan Negara cabang Surakarta ...................................................... 93
2. Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah
Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta ............... 131
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 139
B. Saran ........................................................................................................ 142
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Jumlah Debitur KPR di Bank Tabungan Negara Surakarta .....................................7
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu ..............................................................................................13
Tabel 3.1
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Pada Bank BTN ................................74
Tabel 3.2
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN ................................76
Tabel 3.3
Kelompok Sasaran KPRS ......................................................................................94
Tabel 3.4
Skim Subsidi ..........................................................................................................95
Tabel 3.5
Batas Maksimum Harga Rumah KPRS .................................................................96
Tabel 3.6
Persyaratan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR Dan Maksimum Jangka
Waktu Kredit (Tenor) .............................................................................................97
Tabel 3.5
Persyaratan atas Skim Subsidi Selisih Bunga ........................................................97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Bentuk Dasar Suatu Sistem ....................................................................................18
Gambar 1.2
Sistem dengan Sistem Pengumpan Balik ...............................................................18
Gambar 1.3
Sistem Penyaluran Kredit Bank BTN Surakarta ....................................................19
Gambar 1.4
Efektivitas Sistem Penyaluran Kredit ....................................................................20
Gambar 2.1
Bank Sebagai Financial Intermediary ....................................................................28
Gambar 3.1
Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Surakarta Kondisi
Februari 2010 .........................................................................................................73
Gambar 3.2
Kerangka Penelitian ...............................................................................................92
Gambar 3.3
Prosedur Umum Kredit Bank BTN Surakarta .....................................................121
Gambar 3.4
Prosedur Pengambilan Keputusan Kredit oleh KPK dan Realisasi Kredit ..........122
Gambar 3.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Target dan Realisasi KPRS BTN Surakarta tahun 2008 -2010 (per Semester) ...124
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Surat Persetujuan Magang Kerja
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Magang Kerja
Lampiran 4. Lembar Penilaian Magang Kerja
Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan
Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon
Lampiran 7. Surat Kepada Kepala Desa
Lampiran 8. Surat Perincian Penghasilan Untuk Pemohon Berpenghasilan Tetap
Lampiran 9. Surat Keterangan Penghasilan Pemohon Berpenghasilan Tidak Tetap
Lampiran 10. Surat Kuasa Pemotongan Gaji
Lampiran 11. Surat Keterangan Mengenai Rumah dan Penjual Rumah/Developer
Lampiran 12. Surat Pernyataan Format A1dan Surat Pernyataan Format A2
Lampiran 13. Checklist Data/Syarat Kelengkapan Data Untuk Permohonan Kredit
Lampiran 14. Lembar Hasil Wawancara
Lampiran 15. Memo On The Spot (OTS)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT PEMILIKAN
RUMAH SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
CABANG SURAKARTA
YASMINE
NIM F3607100
KPR Subsidi adalah salah satu jenis produk kredit pemilikan rumah yang diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. KPR Subsidi menjadi produk unggulan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta karena banyak diminati oleh calon debiturnya. Untuk mendukung kelancaran proses kredit KPRS diperlukan adanya penerapan sistem penyaluran KPRS yang efektif dan optimal. Penelitian ini mengambarkan tentang efektivitas penerapan sistem penyaluran kredit pemilikan rumah subsidi pada Bank BTN cabang Surakarta dalam rangka memperoleh keluaran (output) yang sesuai dengan diharapkan. Penelitian ini menggunakan tipe diskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan Studi Lapangan (Field Research) yakni observasi, wawancara, praktek langsung di lapangan dan telaah dokumen, teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan Studi Kepustakaan (Library Research) atas teori-teori yang mendukung penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya permasalahan-permasalahan yang muncul pada tahap input dan proses sistem yang diakibatkan oleh kurang optimalnya penerapan sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta, sehingga keluaran (output) yang diharapkan dari dijalankannya sistem belum terpenuhi yakni belum berjalannya Layanan Kredit 151 dan tidak tercapainya target realisasi KPRS dari tahun 2008-2010. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan dari sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta belum efektif. Untuk mendukung usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan sistem penyaluran KPRS pada PT. Bank BTN cabang Surakarta, penulis memberikan saran agar disediakannya brosur KPRS sebagai sarana promosi dan peningkatan layanan, pemberian batas waktu kepada nasabah untuk melengkapi berkas-berkas demi kelancaran proses kredit, peningkatan sarana dan prasana untuk kelancaran jalannya proses On The Spot (OTS) dan disediakannya akses langsung untuk pengecekan BI Checking bagi Loan Service Unit. Kata kunci:Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran KPRS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah menjadi salah satu kepentingan utama bagi masyarakat
karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam
meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan serta
sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup,
kepribadian dan peradaban bangsa. Rumah juga merupakan pusat
pendidikan keluarga, selain juga berfungsi sebagai persemaian budaya,
penyiapan generasi muda serta menjadi roda penggerak pembangunan
ekonomi nasional. Kualitas generasi bangsa Indonesia di masa yang akan
datang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan kualitas perumahan dan
permukiman.
Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, menyatakan bahwa perumahan adalah kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana\lingkungan, sedang
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik yang berupa kawasan perkotaan, maupun perdesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pentingnya pemenuhan perumahan dan permukiman sebagai salah
satu kebutuhan dasar manusia dan peningkatan taraf hidup rakyat ini
tersurat dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 disebutkan bahwa setiap
orang berhak bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik
dan sehat. Di samping itu, pemenuhan atas perumahan dan permukiman
juga dituangkan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia pada pasal 40 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk
bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak. Dan secara lebih khusus
juga diperkuat dengan UU Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai
hak untuk menempati dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang
layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Rangkaian
perundangan tersebut secara eksplisit mempertegas bahwa rumah atau
papan maupun permukiman menjadi kebutuhan vital manusia yang sangat
mendasar. Sehingga disini pemenuhan kebutuhan perumahan dan
permukiman akhirnya menjadi tanggungjawab bersama yakni antara
pemerintah dengan masyarakat itu sendiri.
Perwujudan hak-hak masyarakat untuk mendapatkan perumahan
dan pemukiman yang layak akan mudah terwujud bagi masyarakat yang
dipandang mampu secara ekonomi / financial. Tetapi bagi kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah dan masyarakat yang
berpenghasilan informal tentunya akan sulit untuk memiliki rumah yang
layak, yakni syarat akan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Disinilah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
peran pemerintah penting dalam mendorong tercapainya pemenuhan
kebutuhan akan perumahan ini untuk mewujudkan pembangunan dan
kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk itu perlu adanya usaha
pemerintah menyelenggarakan program kredit perumahan yang
berorientasi pada masyarakat menengah ke bawah.
Penyelenggaraan program tersebut dilakukan pemerintah
bekerjasama dengan pihak perbankan, dimana bank berperan sebagai
perantara keuangan masyarakat (financial intermediary) dan sebagai alat
pembangunan (agent of development). Bank sebagai financial
intermediary tertuang dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 Tentang Perbankan,
yakni definisi bank yang berbunyi:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurknnya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Bank sebagai agent of development bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.1
Dengan menjalankan kedua fungsi diatas dalam pelaksanaan
program kredit perumahan untuk rakyat ini diharapkan masyarakat
1 Muhamad Djumhana, 2000, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
terbantu, sehingga keinginan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan
perumahan dan pemukiman ini tidak lagi sulit untuk diwujudkan. Program
kredit perumahan bagi masyarakat yang dijalankan oleh kalangan
perbankan ini biasa disebut Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kredit
Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh
perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR, yakni
KPR Bersubsidi dan KPR Non Subsidi.
KPR Subsidi adalah suatu kredit yang diperuntukkan pada
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi
kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk
subsidi yang diberikan berupa subsidi meringankan kredit (subsidi selisih
bunga) dan subsidi untuk menambah dana pembangunan atau perbaikan
rumah (subsidi uang muka). Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh
Pemerintah, khususnya oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat yang
regulasi-regulasinya ada dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan
Rakyat Tentang Pengadaan Perumahan dan Pemukiman Dengan
Dukungan Failitas Subsidi Perumahan Melalui KPRS/KPRS Mikro
Bersubsidi. Secara umum Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
terdiri dari pasal-pasal yang mengatur tentang skim subsidi, bunga subsidi,
maksimum KPRS, tenor KPRS, minimun uang muka, minimum dan
maksimum pinjaman, serta kelompok sasaran subsidi berdasarkan
penghasilan dan harga jual rumah, sehingga melalui regulasi ini tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas
subsidi.
KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi
seluruh masyarakat yang ingin membeli rumah atau memperbaikinya.
Ketentuan KPR Non Subsidi ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan
besarnya maksimal kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan
bank yang bersangkutan.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu bank
penyalur kredit pemilikan rumah saat ini. BTN adalah bank fokus, dengan
fokus bisnis pembiayaan perumahan yang sejalan dengan ktriteria
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang menggolongkan bank-bank di
Indonesia menjadi bank internasional, bank nasional, bank fokus dan bank
dengan operasional terbatas. BTN mempunyai visi “Menjadi bank yang
terkemuka dalam pembiayaan perumahan.”
Perwujudan komitmen BTN sebagai bank fokus dalam pembiayaan
perumahan salah satunya dapat dilihat dari pelepasan sebagian sahamnya
melalui pasar modal atau go public, yang bertujuan dengan proses IPO
(Initial Public Opening) ini bank BTN dapat menambah modalnya
sehingga dapat meningkatkan pembiayaan perumahan. Selain itu, menurut
Data Biro Riset Infobank, BTN masuk kategori bank dengan modal Rp1
triliun sampai dengan Rp10 triliun yang menempati peringkat enam dalam
rating bank versi Infobank 2010. Pencapaian kinerja PT Bank Tabungan
Negara Tbk (BTN) yang gemilang ini berasal dari realisasi ekspansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kredit. Selama 2009 sekitar 96% kredit BTN disalurkan ke sektor
perumahan. Selain hal tersebut diatas, dalam hal layanan KPR BTN
menerapkan standar yang disebut 151, yaitu pada hari pertama pengajuan
permohonan kredit, konsumen sudah bisa mengetahui apakah mereka bisa
mendapat KPR atau tidak, lima hari berikutnya proses memenuhi syarat-
syarat administratif, dan satu hari kemudian pencairan. Jadi, dalam waktu
tujuh hari kerja kredit perumahan ini sudah dapat dicairkan.
Fokus bank BTN sebagai bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang mengajukan
KPR. Khusus di wilayah Solo sendiri, salah satu produk KPR yang paling
banyak diminati oleh konsumen di BTN cabang Solo adalah KPR Subsidi
atau biasa disebut dengan pembiayaan Rumah Sederhana Sehat disingkat
RSH. Seperti yang telah dijelaskan penulis diatas, KPR Subsidi/RSH
merupakan program kredit perumahan yang diperuntukkan untuk
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, perumahan ini
dikembangkan oleh developer yang memiliki tipe maksimal 30 dengan
harga jual sebesar Rp. 55 juta. Kredit untuk perumahan sederhana sehat
(RSH) ini lebih banyak diminati oleh sebagian besar konsumen di wilayah
Solo karena bunganya yang ringan dibandingkan dengan kredit perumahan
komersil. Hal ini dapat dilihat dari jumlah debitur RSH dibandingkan
dengan produk KPR yang lain (non-subsidi) di BTN Solo pada triwulan I
dan II di tahun 2010 ini, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Tabel 1.1
Jumlah Debitur KPR di Bank Tabungan Negara Surakarta
Produk
KPR
Suku Bunga Jumlah Debitur
Triwulan 1 Tahun
2010
Triwulan 2 Tahun
2010
RSH 7% 331 414
KGU 12.5% 145 147
KGM 13,5% 67 92
(Sumber: Bank Tabungan Negara bagian Loan Administration, 2010.)
Keterangan: RSH : Rumah Sederhana Sehat (Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi) KGU : Kredit Griya Multi (KPR Komersil) KGM : Kredit Griya Multi
Untuk memenuhi kebutuhan perumahan calon debitur yang akan
melakukan proses kredit perumahan di BTN khususnya pada produk
subsidi RSH ini, diperlukan sistem pembiayaan dalam penyediaan
perumahan yang dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat
berpenghasilan rendah tersebut. BTN perlu menerapkan suatu sistem,
dimana sistem ini dipandang efektif untuk mendukung kelancaran proses
kredit dan pemenuhan kebutuhan debitur KPRS dari segi palayanannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif merupakan
sesuatu yang berpengaruh dan dapat membawa hasil atau berhasil guna
(KBBI, 2001). Menurut Dunn, efektivitas adalah suatu kriteria yang
menunjukkan bahwa suatu alternatif yang direkomendasikan mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
hasil yang baik atau memberikan pengaruh sesuai yang diinginkan (Dunn,
1999:272). Selain itu, efektivitas juga dapat dilihat dari kemampuannya
untuk memecahkan masalah dan kemampuannya untuk bisa dilaksanakan
(Chapin dan Kaiser, 1979:485). Kedua definisi diatas menunjukkan bahwa
efektivitas mencerminkan sebuah kondisi yang merupakan hasil dari
sebuah penilaian dengan tolok ukur tertentu. Hasil dari suatu penilaian
efektivitas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan keputusan di masa mendatang. Jadi efektivitas mencerminkan
kinerja suatu hal (kebijakan, sistem, pedoman, dan lain-lain) yang dapat
berpengaruh pada keberlanjutan pelaksanaannya pada masa mendatang2.
Istilah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa
Yunani (sustēma) yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang
saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada komponen atau elemennya dan yang menekankan
pada prosedurnya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen
atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut3 :
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”
Secara sederhana kumpulan dari elemen-elemen tersebut
diantaranya input (masukan), output (keluaran), dan process (pengolah),
2 Erma kusumaningsih. 2005. Efektivitas Sistem Pembiayaan KPR Dalam Penyediaan Rs/Rss Di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang 3 Jogiyanto H. M. 1988. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer : Buku Kesatu “Konsep Dasar dan Komponen”. Yogyakarta: BPFE, hal 4-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
serta sasaran atau tujuan. Input atau masukan sistem adalah energi yang
dimasukkan ke dalam sistem, energi ini dimasukkan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi. Output atau keluaran sistem adalah hasil dari
energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna
dan sisa pembuangan apabila keluaran dari sistem tidak berguna. Process
(pengolah sistem) merupakan bagian yang melakukan perubahan atau
transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih
bernilai. Bagian dari elemen sistem lain yang paling penting dan harus ada
adalah sasaran atau tujuan sistem dikarenakan tujuan inilah yang akan
menjadi pemotivasi untuk mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem
menjadi tak terarah dan tak terkendali. Sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang
akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuannya.
Di dalam sistem dikenal istilah mekanisme pengendalian dan
umpan balik. Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan
dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran.
Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun
proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai
dengan tujuan. Umpan balik ini dapat memberikan dampak yang baik bagi
keberlangsungan suatu sistem, apabila masukan-masukan yang diberikan
di follow-up dengan baik pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pendekatan sistem lain yakni yang menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai berikut ini:
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.”
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari
jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan
klerikal, sebagaimana Richard F. Neusche mendifinisikan prosedur
sebagai berikut:
“Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-
menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih
departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam
dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.”
Dari definisi kata efektif, efektivitas, sistem dan prosedur diatas,
dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem yang dapat dikatakan efektif
adalah sistem yang terdiri dari prosedur-prosedur, dimana implementasi
dari prosedur ini akan memudahkan proses kegiatan suatu usaha dan
berguna untuk pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan yang ingin dicapai BTN secara umum adalah untuk
menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, yakni tidak
hanya untuk perumahan komersil tetapi juga untuk kredit perumahan
bersubsidi. Untuk mewujudkan tujuan diatas salah satu cara yang bisa
digunakan adalah dengan cara mengevaluasi sistem dan prosedur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
penyaluran kredit yang selama ini digunakan BTN cabang Surakarta,
kemudian melihat efektivitas penerapan dari sistem dan prosedur tersebut,
hasil dari analisa efektivitas ini selanjutnya dapat berperan sebagai
feedback dari penerapan sistem tersebut yakni sebagai bahan evaluasi atau
perbaikan sistem yang dirasa akan dapat memberi sumbangan pada
tercapainya tujuan perusahaan.
Pada penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa sistem penyaluran
kredit yang efektif dapat dilihat dari ketersediaan sumber daya,
kemudahan mekanismenya, keterjangkauan, ketepatan sasaran, dan
kemampuannya dalam memecahkan masalah dari keluaran sistem yang
digunakan akan mempengaruhi kinerja dari sistem tersebut, kelima kriteria
ini tentunya akan berpengaruh juga pada performance perusahan
khususnya apabila dilihat dari sisi manajemennya. Di dalam manajemen
sebuah bank terdapat penerapan sistem manajemen resiko, yang mencakup
pengawasan, kecukupan kebijakan, prosedur dan limit, kecukupan proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian resiko, serta
sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Secara umum sistem
manajemen ini akan mengevaluasi sistem, kebijakan, prosedur-prosedur
yang di tetapkan apakah sudah sejalan dengan tujuannya, dengan demikian
performa dari berjalannya sistem-sistem yang ada akan memberikan
masukan pada penerapan sistem yang lain pada bank. Demikian pula
dengan sistem penyaluran kredit pada bank, berjalannya sistem ini akan
memberikan feedback pada perusahaan sebagai bahan evaluasi atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dijalankan. Hal ini
penting bagi pengembangan performance perusahaan, apalagi apabila
perusahaan menerapkan praktek sebagai Good Corporate Governance.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimanakah efektivitas dari penerapan sistem atau prosedur yang
digunakan Bank BTN cabang Solo dalam menyalurkan kredit untuk
perumahan bersubsidi demi tercapainya tujuan atau visi Bank BTN.
Efektivitas penerapan sistem ini dapat diidentifikasi dari penerapan proses
sistem penyaluran kredit melalui prosedur kredit yang ada di BTN
berdasarkan Standart Operating Proceduresnya (SOP) yang ada dan
penulis melihat efektivitas penerapan sistemnya berdasarkan bagaimana
keluaran (output) yang dihasilkan dari dijalankannya sistem tersebut. Ide
ini penulis sajikan dalam bentuk laporan Tugas Akhir dengan judul
“EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENYALURAN KREDIT
PEMILIKAN RUMAH SUBSIDI PADA BANK TABUNGAN
NEGARA (PERSERO) CABANG SURAKARTA.”
Studi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas
penerapan sistem penyaluran kredit pemilikan rumah bersubsidi di Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Surakarta. Sampai saat ini penelitian
mengenai penyediaan perumahan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan
rendah telah banyak dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian
yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
Peneliti Erma Kusumaningsih Niken Devi Agustina
Judul Efektivitas Sistem Pembiayaan
KPR dalam Penyediaan RS/RSS di
Kota Semarang
Sistem Pemberian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi
pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) cabang Surakarta
Materi
Penelitian
Pengidentifikasian sistem
pembiayaan KPR dalam
penyediaan RS/RSS di Kota
Semarang dan analisis terhadap
sistem tersebut berdasar kriteria
yang ditetapkan.
Pengidentifikasian sistem
pelaksanaan pemberian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi
pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) cabang Surakarta dan
mengevaluasi kelebihan serta
kelemahan dari sistem tersebut
Lokasi Semarang, 2005 Surakarta, 2009
Hasil
Penelitian
Tingkat efektivitas sistem
pembiayaan KPR dalam
penyediaan RS/RSS di Kota
Semarang.
Pemenuhan unsur sistem dalam
Sistem Pemberian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi
dan temuan penulis mengenai
kelemahan dan kelebihan dari
sistem tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
B. Perumusan masalah
Perumusan masalah diperlukan untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai objek penelitian dan untuk menghindari terjadinya
pengaburan dan perluasan masalah sebagai akibat luasnya ruang lingkup
tentang objek yang akan dikaji, perumusan masalah juga dimaksudkan
agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai.
Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya,
maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi di
Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta?
2. Bagaimanakah efektivitas penerapan sistem penyaluran Kredit
Pemilikan Rumah Subsidi di Bank Tabungan Negara (Persero) cabang
Surakarta dilihat dari keluaran (output) yang dihasilkan dari
dijalankannya proses sistem ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang peneliti kemukakan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem
penyaluran KPRS di Bank Tabungan Negara cabang Surakarta dan
menganalisa efektivitas penerapan sistem penyaluran Kredit Pemilikan
Rumah Subsidi di Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta
dilihat dari keluaran (output) yang dihasilkan dari dijalankannya proses
sistem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat
diambil baik bagi penulis sendiri, perusahan yang diteliti, maupun bagi
akademisi atau peneliti yang lain.
a. Bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan feedback atas
sistem penyaluran kredit yang digunakan perusahaan, yakni sebagai
bahan pertimbangan dalam pengevaluasian penerapan sistem dan
prosedur penyaluran Kredit Pemilikan Rumah bersubsidi di Bank
Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta yang akan digunakan
selanjutnya.
b. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana proses
penerapan sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi di
Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Surakarta, serta
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan
dunia kerja.
c. Bagi akademisi dan peneliti
Memberikan sumbangan pengetahuan praktis mengenai sistem
penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada prakteknya dan
dapat dijadikan sebagai sumber informasi serta menambah daftar
pustaka baru bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
E. Metode Penelitian
Metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara untuk pedoman
melakukan penelitian, sedangkan penelitian adalah suatu cara yang
didasarkan kepada metode, sistematika, pemikiran tertentu yang bertujuan
untuk memecahkan suatu masalah yang bersifat ilmiah.
Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka
diperlukan suatu metode penelitian yang benar, sehingga penelitian dapat
berjalan dengan baik sesuai rencana. Adapun metode penelitian yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe diskriptif kualitatif yang diartikan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan atau deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati4. H. B. Sutopo (2002:35) mengemukakan bahwa dalam
hubungannya dengan riset kualitatif yang memusatkan pada diskriptif
data yang dikumpulkan merupakan data yang berwujud kata-kata
dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar
angka atau jumlah.
Dalam penelitian penulis berusaha untuk membaca data-data yang
diperoleh baik berupa bagan, kata-kata atau gambar kemudian
berusaha untuk mengintepretasikannya dengan arti yang sedekat
mungkin dengan data aslinya seperti pada waktu didapat atau dicatat.
4 Bogman dan Taylor (dalam Lexy J. Moleong, 2002:3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dimana perhatian dipusatkan pada kasus tunggal secara mendetail
yaitu mengenai efektivitas penerapan sistem penyaluran kredit
pemilikan rumah bersubsidi di Bank Tabungan Negara (Persero)
cabang Surakarta. Penggunaan penelitian ini dimaksudkan untuk
mengambarkan secara lengkap tentang bagaimana sistem penyaluran
kredit pemilikan rumah subsidi pada Bank BTN cabang Surakarta dan
melihat efektivitas penerapannya berdasarkan keluaran (output) yang
dihasilkan.
Adapun desain penelitian yang penulis susun sesuai dengan gejala
yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya dan permasalahan
yang ingin penulis analisa. Desain penelitian ini penulis gunakan
sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan berbagai konsep
dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, serta hubungannya
dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan. Desain penelitian
disini menjelaskan tentang proses berfikir peneliti dalam rangka
mengadakan penelitian tentang efektivitas penerapan sistem
penyaluran kredit pemilikan rumah bersubsidi di Bank Tabungan
Negara (Persero) cabang Surakarta. Mengacu pada teori dan latar
belakang masalah diatas, maka penulis membuat desain penelitian
berdasarkan bentuk dasar dari suatu sistem untuk menggambarkan
sistem penyaluran kredit adalah sebagai berikut5:
5 Jogiyanto. 1988. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Yogyakarta: Anggota IKAPI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 1.1
Bentuk Dasar Suatu Sistem
Bentuk dasar dari suatu sistem terdiri dari masukan, pengolah, dan
keluaran. Untuk maksud pengendalian bisa ditambahkan sistem
pengendalian umpan balik, seperti pada Gambar 1.2 berikut:
Gambar 1.2
Sistem dengan Sistem Pengumpan Balik
Sistem pengendalian umpan balik digunakan untuk mengendalikan
kinerja suatu sistem apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan atau
perbedaan-perbedaan dalam keluaran yang dihasilkan atau dalam
proses sistem secara keseluruhan, sistem pengendalian ini akan
menngkoreksi penyimpangan-penyimpangan tersebut dengan
memberikan feedback (umpan balik) untuk memperbaiki masukan
sistem selanjutnya.
INPUT (Masukan)
PROCESS (Pengolah)
OUTPUT (Keluaran)
Masukan Pengolah Keluaran
Sistem pengendalian umpan balik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Penulis menggunakan bentuk dasar dari suatu sistem dengan
pengendalian untuk menganalisa efektivitas penerapan sistem
penyaluran kredit yang digunakan, untuk melihat efektivitasnya
penulis perlu mengetahui proses dari penyaluran kredit terlebih dahulu,
untuk itu langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan
mengidentifikasi sistem penyaluran kredit yang digunakan perusahaan,
yang di dalamnya meliputi komponen input yang digunakan dalam
proses kredit, proses kredit itu sendiri, dan keluaran (output) yang
dihasilkan. Sistem penyaluran kredit ini dapat dilihat dari Gambar 1.3
berikut:
Gambar 1.3
Sistem Penyaluran Kredit Bank BTN Surakarta
· Regulasi · Persyaratan Kredit · Dokumen yang
digunakan · SDM
Proses Kredit (Sistem &
Prosedur Kredit)
INPUT (Masukan)
PROCESS (Pengolah)
OUTPUT (Keluaran)
· Tercapaianya Target Realisasi KPRS
· Praktik Layanan Kredit151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Setelah penulis mengidentifikasi input, proses, serta output dari
elemen-elemen yang tertera di atas, selanjutnya penulis akan melihat
efektivitas dari penerapan sistem penyaluran kredit tersebut, sesuai
dengan Gambar 1.4 di bawah ini:
Gambar 1.4
Efektivitas Sistem Penyaluran Kredit
Penulis akan melihat dan menganalisa efektivitas sistem
penyaluran kredit dengan indikator diatas berdasarkan teori mengenai
efektivitas berikut ini6:
a) Pendapat Dunn
Efektivitas adalah suatu kriteria yang menunjukkan bahwa suatu
alternatif yang direkomendasikan mempunyai hasil yang baik atau
memberikan pengaruh sesuai yang diinginkan.
6 Erma kusumaningsih. 2005. Efektivitas Sistem Pembiayaan KPR Dalam Penyediaan Rs/Rss Di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang
EFEKTIVITAS
Keluaran Sistem (Output Sistem)
· Evaluasi Ouput · Pengotimalan dan Perbaikan
Sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Efektif merupakan sesuatu yang berpengaruh dan dapat membawa
hasil atau berhasil guna.
Berdasarkan teori diatas, sistem dapat dikatakan efektif apabila
hasil (output) dari dijalankannya suatu sistem sesuai dengan yang
diinginkan atau diharapkan. Jadi, suatu sistem penyaluran kredit
pemilikan rumah subsidi dapat dikatakan efektif apabila hasil (output)
yang diharapkan dari berjalannya sistem ini dapat tercapai dimana
output yang ingin dihasilkan dari sistem ini sesuai dengan Gambar 1.3
diatas. Setelah penulis mengetahui bagaimana penerapan sistem
penyaluran KPRS dari keluaran (output) yang dihasilkan, penulis akan
menyimpulkan dan mengevaluasi apakah penerapan sistem penyaluran
KPRS efektik ataukah tidak, serta memberikan alternatif solusi atau
upaya yang dapat dilakukan untuk pengoptimalan dan perbaikan
sistem yang ada.
Setelah melihat, menganalisa, dan diperoleh kesimpulan dari
efektivitas penerapan sistem penyaluran kredit melalui output yang
dihasilkan dari sistem tersebut, penulis mencoba untuk memberikan
feedback kepada perusahaan, berupa masukan-masukan atau saran
yang mungkin berguna bagi penerapan atau perbaikan sistem
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Solo tepatnya pada divisi Loan Services. Pemilihan objek
penelitian adalah dengan pertimbangan bahwa penulis merupakan
mahasiswa program studi Keuangan dan Perbankan di mana penulis
banyak dibekali berbagai teori dan praktik di bidang keuangan maupun
perbankan, selain itu penulis juga telah melakukan kegiatan Magang
Mahasiswa di bagian Loan Services, sehingga pihak BTN cabang Solo
juga memberikan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian
ini, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo sendiri
merupakan salah satu bank bonafit dan bank fokus dirasa tepat sebagai
tempat pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kemampuan
penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah penulis dapatkan di
bangku perkuliahan dengan dunia kerja.
3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis data
1) Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber
pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil
observasi, wawancara, praktek langsung di lapangan, dan
telaah dokumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Data Sekunder
Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh
pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-
diagram. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui studi
kepustakaan, studi dokumenter, dan perundang-undangan yang
ada hubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk melaksakan
penelitian pada Bank Tabungan Negara (Persero) penulis
melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1) Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu studi atau penelitian untuk mendapatkan data primer
dengan mengadakan peninjauan langsung pada lokasi
perusahaan dengan maksud untuk memperoleh data dan
informasi yang diperlukan, dengan cara sebagai berikut:
- Observasi
Yaitu pengamatan secara langsung pada objek penelitian
untuk mengamati secara kualitatif sebagai kegiatan yang
termasuk dalam kajian permasalahan. Observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi yang
penulis lakukan adalah observasi partisipasi (participant
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
observation) yaitu mengumpulkan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar
terlibat dalam keseharian responden.7 Observasi yang
penulis lakukan khususnya mengenai proses penyaluran
kredit pemilikan rumah di BTN, serta dokumen-dokumen
yang dibutuhkan dalam proses tersebut.
- Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab
atau responden8. Teknik ini dilakukan secara mendalam
dengan mempersiapkan garis besar pertanyaan yang akan
diajukan kepada informan untuk memperoleh informasi
yang jelas dan mendalam tentang berbagai aspek yang
sesuai dengan penelitian ini, disini informasi penulis
dapatkan dari petugas bagian layanan kredit (Loan Service)
Bank Tabungan Negara cabang Solo, petugas bagian
administrasi kredit ( Loan Administration ) Bank Tabungan
Negara cabang Solo, petugas bagian pembinaan dan
penyelematan kredit (Collection & Work Out) Bank
Tabungan Negara cabang Solo.
7 Lexy J. Moleong. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. 8 Moh. Nazir.1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 234
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
- Praktek Langsung di Lapangan
Yakni pengamatan yang penulis lakukan secara langsung di
lapangan, serta aktivitas yang penulis lakukan selama
menjalani kegiatan magang di Bank Tabungan Negara
cabang Solo di bagian Loan Service. Pengamatan
khususnya dilakukan kepada Petugas bagian layanan kredit
( Loan Service ) Bank Tabungan Negara cabang Solo untuk
melihat sistem atau prosedur palayanan kreditnya,
kemudian praktek magang yang dilakukan penulis yang
berhubungan dengan penelitian ini, misalnya memberikan
informasi kepada nasabah tentang kredit, menerima berkas
pengajuan kredit nasabah, melakukan pekerjaan yang
merupakan bagian dari proses kredit ( konfirmasi gaji calon
debitur, menulis memo On The Spot (OTS) instansi atau
pekerjaaan, menyimak wawancara, menjurnal realisasi
kredit,dll). Selain itu, untuk mendukung penelitian ini,
penulis juga melakukan pendekatan kepada petugas CWO
(Collection and Work Out), Bookeping and Control dan
Loan Administration untuk menambah pengetahuan penulis
tentang layanan kredit itu sendiri dan mendapatkan data
yang relevan dengan penelitan penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
- Telaah Dokumen
Merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen atau arsip
tersebut adalah sejarah BTN Solo, visi dan misi BTN, nilai-
nilai dasar, etika perorangan, dan pedoman pegawai,
produk dan jasa BTN, Standart Operating Procedures
Kredit Pemilikan Rumah, Surat Edaran Direksi tentang
Kredit Bersubsidi, serta data Time series (data deret waktu)
mengenai target realisasi kredit bersubsidi BTN Solo,
jumlah pemohon kredit, serta jumlah realisasi Kredit
Pemilikan Rumah BTN Solo per semester dari tahun 2008-
2010.
2) Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan yaitu studi atau penelitian yang dilakukan
untuk mendapatkan data sekunder dengan jalan membaca buku,
hasil karya ilmiah, hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta
referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Studi kepustakaan ini dilakukan atas teori-teori yang
mendukung penelitian ini. Dari penelitian kepustakaan ini
dapat diperoleh data sekunder yang diperlukan oleh penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usaha. Sedangkan bank itu sendiri adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan hidup rakyat banyak.9
Dari pengertian bank diatas dapat disimpulkan bahwa peranan
bank dalam masyarakat adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat,
penyalur dana dalam bentuk kredit (fungsi intermediasi), dan
memperlancar transaksi perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat.
Sistem moneter di sektor perbankan menunjukkan bahwa bank
merupakan lembaga keuangan tertua di Indonesia dalam fungsinya sebagai
Financial Intermediary. Fungsi utama bank sebagai Financial
Intermediary dapat dilihat dari Gambar 2.1 di bawah ini:10
9 Undang-undang Nomor 7 tahun 1992, pasal 1 ayat 1 dan 2 10 Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media, hal 11-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 2.1
Bank Sebagai Financial Intermediary
Berikut ini adalah penjelasan arus perputaran uang yang ada di
bank dari masyarakat kembali ke masyarakat, di mana bank sebagai
perantara (Financial Intermediary):
1. Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di
bank dalam bentuk simpanan Giro, Tabungan, atau Deposito. Bagi
bank dana yang disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan
membeli dana. Dalam hal ini nasabah sebagai penyimpan dan bank
sebagai penerima titipan simpanan. Nasabah dapat memilih sendiri
untuk menyimpan dana apakah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau
Deposito.
2. Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa
bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah. Besarnya jasa bunga dan bagi hasil
tergantung dari besar kecilnya dana yang disimpan dan faktor lainnya.
FUNGSI BANK
Beli Dana Jual Dana
Giro Tabungan Deposito
Pinjaman (kredit)
Masyarakat yang Kelebihan Dana
Masyarakat yang Kekurangan Dana
1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Kemudian oleh bank dana yang disimpan oleh nasabah di bank yang
bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang
kekurangan atau membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman/kredit.
4. Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit dari bank,
diwajibkan kembali untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta
bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian antara bank dengan
nasabah. Khusus bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah
pengembalian pinjaman disertai dengan sistem bagi hasil sesuai hukum
Islam.
B. Jenis Bank
1. Menurut fungsinya bank dapat dibedakan menjadi:11
a. Bank Sentral, yaitu Bank Indonesia sebagaimana dimaksudkan
dalam UUD 1945 dan diatur dengan UU No. 13 Tahun 1968.
Bank Indonesia memiliki tugas pokok membantu pemerintah
dalam hal-hal:
- Mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai Rupiah.
- Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta
memperluas kesempatan kerja.
11 Faisal Abdullah. 2003. Manajemen Perbankan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, hal 20-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Bank Umum, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk Giro dan deposito dan
dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
Contohmya Bank BTN, Bank Duta, Bank Niaga, Lippo Bank,
Panin Bank, dan lain-lain.
c. Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan, dan dalam
usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas
berharga. Contoh Bank Tabungan Pensiunan Nasional.
d. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau
mengeluarkan kertas berharga jangka panjang dan menengah
dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan
jangka panjang di bidang pembangunan. Contoh Bapindo, BPD
(Bank Pembangunan Daerah).
2. Dari sudut kepemilikannya, Bank dapat dibedakan menjadi:
a. Bank Pemerintah/Bank Negara, yaitu Bank yang bagian terbesar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah atau negara. Contoh BTN,
BRI, BNI 46.
b. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki
oleh pihak swasta. Contoh Bank Bali, Bank BCA dan Paninbank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Bank swasta nasional ini dapat dibedakan menjadi dua golongan
lagi berdasarkan kemampuannya melakukan transaksi internasional
dan transaksi valas, yaitu:
- Bank Devisa, yaitu Bank yang dapat mengadakan transaksi
internasional seperti ekspor-impor, jual beli valuta asing, dan
lain-lain. Contoh Bank Bali, Bank BCA, Bank Duta, Bank
Niaga,dan lain-lain.
- Bank Non-Devisa, yaitu bank yang tidak dapat mengadakan
transaksi internasional. Contoh Bank Nusantara, Bank Arta
Graha, Bank Djasa Arta, dan lain-lain. Bank devisa ini dapat
meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah syarat-
syaratnya terpenuhi.
c. Bank Asing, yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing.
Untuk jenis ini, mereka hanya membuka cabang di Indonesia.
Kantor pusatnya di luar negeri. Contoh Citibank, Chase Manhattan
Bank, standard Chatered, dan lain-lain.
d. Bank Campuran, yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan sebagian lagi dimiliki oleh pihak swasta nasional.
Contoh Sanwa Indonesia Bank (Bank Bali Indonesia dengan
Sanwa Bank Jepang), Fuji Internasional Bank (Bank Internasional
Indonesia dengan Fuji Bank, Jepang), dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Jenis bank menurut visi Arsitektur Perbankan Indonesia,
berdasarkan stuktur permodalannya di kelompokkan menjadi:12
a. 2 sampai 3 bank yang rnengarah kepada bank internasional dengan
kapasitas dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah
internasional serta memiliki modal di atas Rp 50 triliun;
b. 3 sampai 5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang
sangat luas dan beroperasi secara nasional serta memiliki modal
antara Rp 10 triliun sampai dengan Rp 50 triliun;
c. 30 sampai 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada
serangkaian usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan
kompetensi masing-masing bank. Bank-bank tersebut memiliki
modal antara Rp 100 miliar sampai dengan Rp 10 triliun;
d. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha
terbatas yang memiliki modal di bawah Rp 100 miliar.
4. Jenis Bank Menurut Target Pasar
Sebagian bank memfokuskan pelayanan dan transaksinya pada
jenis-jenis nasabah tertentu. Dengan pemfokusan ini diharapkan bank-
bank tersebut dapat lebih menguasai karakteristik nasabahnya sehingga
kegiatan usahanya dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan
12 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat, hal 30-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Kegiatannya dapat
lebih efisien antara lain karena:13
1. pelayanan, jasa-jasa, dan iklan yang diberikan oleh bank lebih
sesuai dengan karakteristik nasabah
2. proporsi kredit bermasalah lebih sedikit
3. manajemen dan karyawan lebih terbiasa dan berpengalaman
berinter-aksi dengan nasabahnya.
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat
digolongkan menjadi:
a. Retail Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah-nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah
nasabah-nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang
skalanya kecil. Meskipun pengertian dari kata 'kecil' atau 'retail'
adalah relatif, namun biasanya apabila ditinjau dari jasa kredit yang
diberikan nasabah debitur yang dilayani adalah yang memerlukan
fasilitas kredit tidak lebih besar daripada Rp.20 milyar. Angka
tersebut bukan merupakan angka yang standar atau baku, tapi
setidaknya dapat memberikan gambaran tentang kelompok nasabah
yang dilayani oleh bank jenis ini.
13 Ibid, hal 59-60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Corporate Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah-nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah
yang berskala besar ini biasanya berbentuk suatu korporasi, maka
bank kelompok ini disebut Corporate Bank. Meskipun namanya
adalah Corporate Bank tidak berarti seluruh nasabahnya berbentuk
suatu perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang diberikan kepada
suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa
pelayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan, direksi dan
komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan
yang diberikan secara perorangan di sini diarahkan untuk menjalin
kerjasama yang lebih baik dengan nasabah-nasabah korporasi.
c. Retail Corporate Bank
Di samping kedua jenis bank di atas, terdapat juga bank
yang tidak memfokuskan pada kedua pilihan jenis nasabah di atas.
Bank jenis ini memberikan pelayanannya tidak hanya kepada
nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi.
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Pengertian kredit dalam bahasa Yunani "Credere" yang berarti
"kepercayaan" atau dalam bahasa latin "Creditum" yang berarti
kepercayaan akan kebenaran. Pengertian kredit berdasarkan Undang-
undang nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan
kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa
mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah
dijanjikan (barang, uang atau barang).14
2. Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh
bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan
tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan
penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap
nasabah pemohon kredit.
14 Thomas Suyatno, dkk. 1995. Dasar-dasar Perkreditan. Edisi Empat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima
kredi. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mancakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka
menengah atau jangka panjang.
d. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu resiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula
sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang
disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam
atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan dan
lainnya.
e. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan
keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Tujuan Kredit
Ditinjau dari segi tujuan kredit adalah sebagai berikut:
a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi
dan pembangunan
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin,
dan dapat memperluas usahanya. (Thomas Suyatno, dkk, 1997:14)
Adapun tujuan utama pemberian utama suatu kredit adalah sebagai
berikut:
a. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang
diterima oleh pihak bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi
yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk
kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita
kerugian, maka besar kemungkinan akan di likuidasi atau
dibubarkan.
b. Membantu usaha nasabah
Yaitu tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluas usahanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c. Membantu pemerintah
Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan
kepada pihak perbankan, maka semakin baik, meningkat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan
diberbagai sektor.
Dari tujuan tersebut tersimpul adanya kepentingan yang seimbang
antara kepentingan pemerintah, masyarakat (rakyat), dan kepentingan
pemilik modal (pengusaha).
4. Manfaat Kredit
Manfaat kredit ditinjau dari masing-masing pihak yaitu :
a. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitur:
1) Debitur dapat memperluas dan mengembangkan usahanya
dengan lebih leluasa.
2) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana
bagi perusahaan debitur.
3) Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindungi karena
adanya ketentuan rahasia bank dalam Undang-undang Pokok
Perbankan
b. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang perbankan:
1) Memperoleh pendapatan bunga kredit
2) Menjaga solvabilitas usaha bank
3) Membantu memasarkan jasa-jasa perbankan yang lain
4) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
5) Untuk merebut pasar (market share) dalam industri perbankan
6) Memungkinkan pihak perbankan untuk mendidik para staffnya
untuk mengenal kegiatan industri yang lain secara mendetail.
c. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang pemerintah
1) Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu
pertumbuhan ekonomi
2) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter
3) Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha
atau kegiatan, alat peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat
4) Perkreditan sumber pendapatan negara
d. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas:
1) Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan
akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan
membuka lapangan usaha atau lapangan kerja baru, sehingga
akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan
pemerataan pendapatan dimasyarakat.
2) Terbukanya kemungkinan keterlibatan golongan profesi
tertentu atas suatu proses pemberian kredit oleh bank yang
dapat meningkatkan penghasilannya seperti konsultan, akuntan
publik, notaris, aset apreisal
3) Masyarakat dapat menikmati hasil dari proyek yang di biayai
oleh kredit bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5. Fungsi Kredit
Fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut : (Thomas Suyatno,
dkk, 1997:16-18)
a. Untuk meningkatkan daya guna uang.
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang
maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna dengan diberikannya kredit uang tersebut
menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si
penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar
dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah
kekurangan uang dengan kredit maka daerah tersebut akan
memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
c. Untuk meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si
debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi
berguna atau bermanfaat.
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari
satu wilayah ke wilayah lainnya sebingga jumlah barang yang
beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit
dapat pula meningkat jumlah barang yang beredar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
d. Sebagai stabilitas ekonomi.
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas
ekonomi karena adanya kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat
pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri
ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.
e. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha apalagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
f. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit
diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu
membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi
pengangguran. Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga
akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung
atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.
g. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman intemasional akan dapat meningkatkan
hubungan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si
pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan
meningkatkan kerja sama antar negara satu dengan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
6. Jenis-jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara
lain sebagai berikut :
a. Dilihat dari segi tujuan kredit
1) Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sebagai contoh, kredit untuk membangun pabrik
yang nantinya akan menghasilkan barang. Kredit pertanian
akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan
menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.
2) Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi dalam
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh
seseorang atau bidang usaha. Sebagai contoh kredit untuk
perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah
tangga, dan kredit konsumtif lainnya.
3) Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan
dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering
diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang
akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini
misalnya kredit ekspor dan impor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Dilihat dari segi jangka waktunya
Berdasarkan Undang-undang Nomor 14/1967 Tentang Pokok-
Pokok Perbankan, jenis-jenis kredit dilihat dari sudut jangka
waktunya terdiri atas:
1) Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan)
Kredit jangka pendek (short term loan), yaitu kredit yang
berjangka waktu maksimum 1 tahun. Dalam kredit jangka
pendek juga termasuk kredit untuk tanaman musiman yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun. Kredit jangka pendek ini
meliputi Kredit Rekening Koran, Kredit Eksploitasi, Kredit
Pembeli (Afnemers Credict), Kredit Wessel, Kredit Penjualan
(Leveranciers Credict).
2) Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan)
Kredit jangka menengah (medium term loan), yakni kredit
yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun, kecuali kredit
untuk tanaman musiman sebagaimana tersebut di atas. Kredit
modal kerja dapat diberikan oleh bank untuk membiayai
kegiatan-kegiatannya, misalnya untuk membeli bahan baku,
upah buruh, dan suku cadang (spare parts) dan lain-lain.
Kredit yang berjangka waktu menengah ini di antaranya adalah
kredit kerja permanen (KMKP) yang diberikan oleh bank
kepada pengusaha golongan lemah yang berjangka waktu
maksimum 3 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan)
Kredit Jangka panjang (long term loan) yaitu kredit yang
berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini
pada umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan
menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan
rehabilitasi, ekspansi (perluasan) dan pendirian proyek baru.
(Thomas Suyatno, dkk, 1997: 25-27)
c. Jenis kredit menurut kegunaan kredit
1) Pinjaman komersial
Untuk tujuan perdagangan komersial
2) Pinjaman konsumen
Untuk tujuan konsumtif
3) Pinjaman investasi
Untuk tujuan investasi
4) Pinjaman modal kerja
Untuk tujuan modal kerja usaha
5) Pinjaman usaha kecil
Untuk perdagangan golongan menengah ke bawah
6) Pinjaman pemilikan rumah (KPR)
Untuk tujuan pembelian rumah
7) Pinjaman pemilikan mobil (KPM)
Untuk tujuan pembelian mobil
8) Pinjaman likuiditas Bank Indonesia
Kredit dari bank Indonesia yang diperuntukan bagi bank-bank
dan swasta guna disalurkan lagi ke berbagai sektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
D. Efektivitas, Sistem dan Prosedur, serta Prosedur Kredit
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif merupakan
sesuatu yang berpengaruh dan dapat membawa hasil atau berhasil
guna. Sedangkan menurut Dunn, efektivitas adalah suatu kriteria yang
menunjukkan bahwa suatu alternatif yang direkomendasikan
mempunyai hasil yang baik atau memberikan pengaruh sesuai yang
diinginkan. Selain itu, efektivitas juga dapat dilihat dari
kemampuannya untuk memecahkan masalah dan kemampuannya
untuk bisa dilaksanakan (Chapin dan Kaiser, 1979:485). Kedua
definisi diatas menunjukkan bahwa efektivitas mencerminkan sebuah
kondisi yang merupakan hasil dari sebuah penilaian dengan tolok ukur
tertentu.
Hasil penilaian efektivitas dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan keputusan di masa mendatang. Hal
ini senada dengan pendapat Sawicki yang menyebutkan bahwa
efektivitas dapat digunakan sebagai alat evaluasi di masa mendatang.
Jadi, efektivitas mencerminkan kinerja suatu hal (kebijakan, sistem,
pedoman, dan lain-lain) yang dapat berpengaruh pada keberlanjutan
pelaksanaannya pada masa mendatang15. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh Erma Kusumaningsih tahun 2005 tentang
efektivitas sistem pembiayaan KPR dalam penyediaan RS/RSS
15 Erma kusumaningsih. 2005. Efektivitas Sistem Pembiayaan KPR Dalam Penyediaan Rs/Rss Di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(Rumah Sederhana/ Rumah Sederhana Sehat) di kota Semarang,
peengukuran dan penilaian efektivitas dapat dilihat dari:
a. Pengukuran Efektivitas
Efektivitas biasanya digunakan sebagai alat dalam melakukan
evaluasi yang mencerminkan kondisi berdasarkan tolok ukur
tertentu. Untuk mengukur efektivitas maka digunakan beberapa
kriteria, yaitu:
1) Ketersediaan sumber daya
2) Kemudahan mekanisme
3) Keterjangkauan
4) Ketepatan sasaran
5) Kemampuan memecahkan masalah
b. Penilaian Efektivitas
1) Ketersediaan sumber daya (Bertrand Renaud, 1998: 67)
Sistem dikatakan efektif jika didukung ketersediaan sumber
daya. Ketersediaan sumber daya tersebut dapat dilihat
berdasarkan ketersediaan infrastruktur finansial pendukung
sistem pembiayaan tersebut yang mencakup:
- sumber pembiayaan perumahan jangka panjang
- lembaga keuangan yang terlibat dalam sistem pembiayaan
KPR
- kebijakan atau regulasi yang mengatur pembiayaan KPR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2) Kemudahan mekanisme (Chapin dan Kaiser, 1979:485).
Suatu sistem dikatakan efektif jika mekanisme pembiayaan
untuk penyediaan RS/ RSS dalam sistem tersebut mudah
dijalankan oleh stakeholder yang terkait dalam sistem
pembiayaan ini. Stakeholder yang dimaksud yaitu:
- Lembaga keuangan (bank penyalur KPR)
- Pengembang (Perumnas dan pengembang swasta)
- Masyarakat (kelompok sasaran RS/RSS)
3) Keterjangkauan (Reksohadiprodjo & Karseno, 1994:65; Keane
dalam Yusminar, 2002)
Suatu sistem pembiayaan dikatakan efektif jika terjangkau oleh
masyarakat. Keterjangkauan terhadap rumah merupakan
kemampuan dan kemauan suatu rumah tangga untuk untuk
mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk biaya perumahan
(Yusminar, 2002). Menurut Turner keterjangkauan ini
memperhatikan beberapa hal diantaranya :
- Pendapatan masyarakat yang berkaitan dengan kemampuan
membayar
- Harga yang harus dibayar untuk pengadaan perumahan
Sistem pembiayaan KPR RS/RSS dapat dikatakan efektif jika
pengeluaran masyarakat untuk perumahan berkisar antara 15-
20% dari penghasilan, hampir sama dengan pengeluarannya
untuk makan (Reksohadiprodjo & Karseno, 1994:65).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4) Ketepatan sasaran (Dunn, 1999:272)
Sistem pembiayan KPR RS/RSS dapat dikatakan efektif jika
memiliki kemampuan ketepatan sasaran, yaitu tepatnya
penyediaan RS/RSS bagi keluarga/rumah tangga yang baru
pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah. Kelompok sasaran dibagi
menjadi 3 berdasarkan tingkat penghasilan, yaitu (Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat, 2004):
- Kelompok I berpenghasilan Rp 900 ribu-Rp 1,5 juta
- Kelompok II berpenghasilan Rp 500 ribu-Rp 900 ribu
- Kelompok III berpenghasilan Rp 350 ribu-Rp 500 ribu.
5) Kemampuan memecahkan masalah (Chapin dan Kaiser,
1979:485)
Sistem pembiayaan KPR RS/RSS dapat dikatakan efektif jika
memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan dalam
penyediaan RS/RSS, yaitu :
- Belum beroperasinya sumber pembiayaan perumahan
jangka panjang
- Adanya mismatch dalam mekanisme pembiayaan, yaitu
dana jangka pendek
- Digunakan untuk membiayai kredit perumahan (KPR)
jangka panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
- Terbatasnya lembaga keuangan yang terlibat pada sistem
pembiayaan KPR dalam penyediaan RS/RSS
- Rendahnya posisi tawar dan akses masyarakat
berpenghasilan rendah terhadap sistem pembiayaan dalam
penyediaan RS/RSS.
2. Sistem dan Prosedur
a. Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan
bahasa Yunani (sustēma) yang artinya adalah himpunan bagian
atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai
tujuan bersama. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam
mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada komponen
atau elemennya dan yang menekankan pada prosedurnya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut16 :
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”
Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-
elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem
merupakan definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima
karena pada kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa
subsitem atau sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau
16 Jogiyanto H. M. 1988. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. “Konsep Dasar dan Komponen”. Buku Kesatu. Yogyakarta: BPFE, hal 4-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri,
semuanya saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk
satu kesatuan sehingga sasaran sistem dapat tercapai.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai berikut ini:
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu.”
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari
prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi didalam sistem.
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali
masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuannya. Para ahli mendefinisikan sistem sebagai
berikut:
1) John F. Nash dan Martin B. Roberts
Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan dan keutuhan yang
komplek di dalam tingkat tertentu untuk mengejar tujuan yang
umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2) Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis.
Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen (orang,
perangkat keras, informasi dan lain lain) diorganisasikan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
3) Menurut Richard F. Neuschel
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan dikembangkan sesuai dengan suatu skema
yang terintegrasi untuk melaksanakan suatu kegiatan utama di
dalam bisnis.
Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
erat kaitannya dengan prosedur.
b. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah sebuah perintah yang dapat digunakan
untuk membagi beberapa kejadian dalam suatu kumpulan perintah
yang lebih kecil dangan berbagai kelengkapan di dalamnya baik itu
pengecekan kondisi, fungsi matematika manpun fungsi string.
Dengan menggunakan prosedur atau fungsi dapat menghemat
banyak ruang dalam dan menghindari pengetikan kode yang
berulang-ulang. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard
F. Neuschel sebagai berikut:
“Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal
(tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu
atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin
penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang
terjadi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Lebih lanjut Jerry FitzGerald, Ardra F. FitsGerald dan
Warren D. Stallings, Jr, mendefinisikan prosedur sebagai berikut:
“Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari
tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang
harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan
(when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya.”
Dari definisi sistem dan prosedur diatas, secara implisit
prosedur juga mengandung elemen-elemen atau komponen-
komponen dari system, yaitu apa dan siapa, serta dapat pula
diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan
prosedur, sedangkan jaringan prosedur merupakan urutan kegiatan
klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan menulis,
menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih/
mensortir, memindah, dan membandingkan yang dilakukan untuk
mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.
c. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk satu
kesatuan. Berikut adalah komponen-komponen umum dalam suatu
sistem17:
17 Ibid, hal 7-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1) Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi
antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan
lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
2) Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan
luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang
menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan
demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan
luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau
tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.
3) Penghubung (Interface) Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu
subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem
lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu
subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
membentuk satu kesatuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4) Masukan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam
sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan
(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya
sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi
yang diproses untuk didapatkan keluaran.
5) Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain atau kepada supersistem.
6) Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang
akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem
produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan
bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi
laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang
dibutuhkan oleh manajemen.
7) Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan
sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang
akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuannya.
d. Pengendalian Sistem
Pengendalian sistem diwujudkan dengan menggunakan
umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini
digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses.
Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai
dengan tujuan18. Ada tiga jenis pengendalian sistem, yaitu:
1) Pengendalian Sistem Umpan Balik Mundur (Feedback Control
System)
Pengendalian umpan balik merupakan proses mengukur
keluaran dari sistem yang dibandingkan dengan suatu standart
tertentu. Bilamana terjadi perbedaan-perbedaan atau
penyimpangan-penyimpangan akan dikoreksi untuk
memperbaiki masukan sistem selanjutnya.
2) Sistem pengendalian umpan maju (Feed Forward Control
System)
Sistem pengendalian umpan maju disebut juga dengan istilah
positive feedback (umpan balik positif). Positive feedback
mencoba mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan
hasil balik yang positif. Sistem pengendalian umpan maju ini
18 Ibid, hal 13-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
merupakan perkembangan dari sistem pengendalian umpan
balik. Di dalam sistem pengendalian umpan balik,
pengendalian dilakukan setelah keluaran dihasilkan. Supaya
keluaran dapat dihasilkan umpan balik yang positif, maka
pengendalian tidak boieh diukur dari keluarannya, tetapi diukur
dan dikendalikan dari prosesnya. Selama proses terjadi di
dalam sistem, selalu dilakukan pengamatan dan cepat-cepat
diatasi bila rnulai terjadi penyimpangan sebelum terlanjur fatal
pada keluarannya.
3) Sistem Pengendalian Pencegahan (Preventive Conrol System)
Bila sistem pengendalian umpan balik dikendalikan
keluarannya dan sistem pengendalian maju mengendalikan
prosesnya, maka sistem pengendalian pencegahan mencoba
untuk mengendalikan sistem di muka sebelum proses dimulai
dengan pencegahan hal-hal yang merugikan untuk masuk ke
sistem.
3. Prosedur Kredit
a. Pengertian prosedur kredit
Prosedur kredit adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui
sebelum suatu kredit tersebut diputuskan dikeluarkan dengan
tujuan untuk mempermudah kreditur dalam menentukan kelayakan
pemberian kredit.19
19 Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Prinsip-prinsip prosedur kredit
Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek
penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang
ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya
kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk nasabah
yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan 5C dan 7P.
Adapun penjelasan untuk analisis 5 C kredit adalah sebagai
berikut:
1) Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang
akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini
tercemin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara
hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, loby
dan social standingnya. Ini semua merapakan ukuran
"kemauan" membayar.
2) Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang
bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan
bisnis yang juga diukur dengan kemampuannya dalam
memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu
pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya
selama ini. Pada akhimya akan terlihat "kemampuannya" dalam
mengembalikan kredit yang disalurkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3) Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat
laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan
melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari
sumber mana saja modal yang ada sekarang ini
4) Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi
jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga haras diteiiti
keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka
jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat
mungkin.
5) Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
dan politik sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor
masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia
jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. (Kasmir,
2008:108-110)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah
sebagai berikut:
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga
mencakup sikap, ernosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah
dalam menghadapi suatu nasabah.
2) Party
Yaitu mengklasifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
atau golongan golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas
serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke
golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda
dari bank.
3) Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh
apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau
produktif dan lain sebagainya.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek bukan
hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana
untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika
salah satu usahanya gagal akan dapat ditutupi oleh sektor
lainnya.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode
apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi
dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau orang atau jaminan asuransi. (Kasmir, 2008:100-
101)
c. Prosedur Umum Perkreditan
Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman
perseorangan dan badan hukum, yang secara umum dapat di
jelaskan sebagai berikut (Kasmir, 2008:115-119):
1) Pengajuan berkas-berkas
Pengajuan proposal kredit berisi antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
- Latar belakang perusahaan
- Maksud dan tujuan
- Besarnya kredit dan jangka waktu
- Cara pengembalian kredit
- Jaminan kredit
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang
telah dipersyaratkan seperti :
- Akte notaris
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
- Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP)
- Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir
- Bukti diri dari pimpinan perusahaan
- Foto copy sertifikat jaminan
2) Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman
yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah
benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau
cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan
apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak sanggup
melengkapi kekurangannya, maka sebaiknya permohonan
kredit dibatalkan saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3) Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan
langsung berhadapan dengan calon peminjam.
4) On the Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan
meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau
jaminan. Kemudian hasilnya dicocokan dengan hasil
wawancara I.
5) Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di
lapangan.
6) Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah
kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka
dipersiapkan administrasinya. Biasanya mencakup :
- jumlah uang yang diterima
- jangka waktu
- dan biaya-biaya yang harus dibayar
7) Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit,
maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon
nasabah menandatangani akad kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
8) Realisasi kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
bersangkutan.
9) Penyaluran/penarikan
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai
realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai
ketentuan dan tujuan kredit yaitu :
- sekaligus atau
- secara bertahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara (Persero)
BTN lahir pada masa yang cukup sulit. Lahirnya BTN juga
mempunyai sejarah yang cukup panjang dalam memperjuangkan
keberadaanya. Perjuangan BTN telah dimulai sejak Belanda
menginjakkan kakinya pertama kali di Indonesia. Puncak dari
perjuangan itu adalah pada tahun 1897, dimana pada saat itu
dikenal sebagai masa keramat. Para pelaku dalam pengembangan
BTN pada saat itu yakin bahwa tahun itulah sebagai puncak
daripada cikal bakal pendirian BTN. Hal ini didasari oleh adanya
Koninklijk Besluit No. 27 di Hindia Belanda atau dalam istilah
Indonesia istilah ini lebih familiar dikenal dengan nama surat
keputusan yang menyatakan adanya pendirian
POSTSPAARBANK.
POSTSPAARBANK didirikan pada tanggal 16 Oktober
1897 oleh pemerintah Hindia Belanda, bank ini bertujuan untuk
mendidik masyarakat agar gemar menabung, yang kemudian
berjalan lancar dan berkembang hingga tercatat pada tahun 1939
telah memiliki empat cabang yaitu, Jakarta, Medan, Surabaya, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu akibat
penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan
terjadinya penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang
singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan
POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941. Kemudian
pada tahun 1942, Belanda menyerah pada Jepang yang berakibat
kegiatan POSTSPAARBANK dibekukan oleh pemerintahan
Jepang dan kemudian pemerintah Jepang mendirikan sebuth bank
bernama TYOKIN KYOKO sebuah bank yang bertujuan menarik
dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini
tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKO
hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.
Sejalan dengan kemerdekaan Republik Indonesia tahun
1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto
untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN KYOKO dari
pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian
nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS yang dipimpin oleh
Bapak Darmosoetanto sebagai direktur yang pertama oleh
pemerintah RI. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS
adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik
Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS
tidak berlangsung lama akibat adanya agresi Belanda (Desember
1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat
KANTOR TABUNGAN POS dibuka lagi pada tahun 1949,
namanya diganti menjadi BANK TABUNGAN POS RI dan
lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Perhubungan.
Kejadian yang paling subtantif bagi sejarah BTN adalah
dikeluarkannya UU Darurat No. 9 Tahun 1950 yang mengubah
nama POSTSPAARBANK IN INDONESIA berdasarkan staatblat
No.295 Tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan
memindahkan induk kementerian dari Kementerian Perhubungan
ke Kementerian Keuangan di bawah menteri Urusan Bank Sentral.
Walaupun dengan UU darurat tersebut masih bernama BANK
TABUNGAN POS tetapi pada tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan
sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA.
Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat dikukuhkan
dengan UU No. 36 Tahun 1053 tanggal 18 Desember 1953.
Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK
TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun
1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU
No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.
Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai
bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang
sebelumnya (sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA
menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BANK TABUNGAN
NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan
dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK
TABUNGAN NEGARA ditambahi tugasnya yaitu memberikan
palayanan KPR dan untuk petama kalinya penyaluran KPR terjadi
pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.
Perkembangannya terus melejit, sampai sekarang sudah memiliki
1.102 kantor di seluruh Indonesia.
Sampai sekarang BTN dikenal sebagai salah satu bank yang
bergerak di bidang keuangan yang terkemuka dibidang
pembiayaan peruamahan, baik dalam hal penguasaan pasar,
layanan maupun produk yang ditawarkan, kerana PT. Bank
Tabungan Negara (Persoro) juga merupakan bank fokus pada
pembiayaan perumahan, sesuai dengan Arsitektur Perbankan
Indonesia (API) yang menggolongkan bank-bank di Indonesia
menjadi bank internasional, bank nasional, bank fokus dan bank
dengan operasional terbatas. Bank BTN merupakan bank yang
memegang komitmen untuk mensukseskan program pemerintah di
bidang perumahan melalui pemberian Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah sesuai dengan
keinginan dan kemampuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Solo
PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo
merupakan perpanjangan dari kantor pusat, di mana kantor cabang
Solo pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang merupakan
pemekaran dari BTN kantor cabang Jakarta. Pertimbangan
pembukaan kantor cabang Solo karena dinilai mempunyai potensi
yang baik dalam pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 1990 BTN
kantor cabang Solo telah mengalami perpindahan sebanyak tiga
kali.
Awalnya BTN kantor cabang Solo terletak di jalan Slamet
Riyadi Nomor 228, kemudian pada tahun 1993, pindah ke Ruku
Beteng Blok A11-12 Jalan Kapten Mulyadi. Akhirnya pada tahun
1997 BTN kantor cabang Solo pindah ke gedung milik sendiri
yaitu di Jalan Slamet Riyadi 282 Solo yang dipakai melaksanakan
aktivitas perkantorannya hingga saat ini.
3. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun
1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 yang
merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk badan
hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu
nama BTN menjadi PT BANK TABUNGAN NEGARA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
(PERSERO) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian
konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, pemerintah
menteri BUMN dalam surat No. S-544/M-MBU/2002 tanggal 21
Agustus 2002 memutuskan BTN sebagai Bank Umum dengan
fokus bisnis pembiayaan rumah tanpa subsidi.
Kerahasiaan Bank Tabungan Negara adalah berupa pasiva
bank. Seperti misalnya tabungan, deposito, kredit nasabah, dll.
Bank harus menjaga kerahasiaan tersebut demi menjaga
kepercayaan nasabah terhadap bank. Karena kepercayaan nasabah
pada pihak bank adalah faktor yang paling penting dan paling
utama dalam kemajuan bank.
4. Sumber dana
BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
berbentuk Persero. BUMN adalah badan usaha seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dan kekayaan negara yang
dipisahkan. Sedangkan Persero BUMN yang berbentuk Perseroan
Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara RI. Saham BTN
51% memang dimiliki oleh negara, sedangkan sisanya dijual lewat
obligasi dan sekarang dimiliki oleh beberapa organisasi seperti
Jamsostek dan Galangan Kapal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Namun seiring dengan berjalannya waktu, selain sokongan
dana dari pemerintah, BTN menghimpun dana secara mandiri
melalui penghimpunan dana dari pihak ketiga (masyarakat). Dana
tersebut dihimpun dalam bentuk tabungan, deposito maupun
produk-produk dana lainnya. Selain itu BTN juga menambah
sumber danannya setelah proses go public yang dilakukan
Desember 2009 lalu, yang direspon positif oleh masyarakat.
5. Visi Misi Bank BTN
a. Visi
Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan
b. Misi
a) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan
perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan
produk dan jasa perbankan lainnya.
b) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan professional dan memiliki integritas
yang tinggi.
c) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
d) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai
dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate
Government untuk meningkatkan Stakeholder Value.
e) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
6. POLA PRIMA
a. Pelayanan Prima (Service Excellence)
b. InOvasi (Innovation)
c. KeteLAdanan (Role Model)
d. PRofesionalisme (Professionalism)
e. Integritas (Integrity)
f. KerjasaMA (Teamwork)
7. Nilai-Nilai Dasar Budaya Dan 12 Perilaku Utama
a. Pelayanan prima :
- Ramah, sopan dan bersahabat
- Peduli, pro aktif dan cepat tanggap
b. Inovasi :
- Berinisiatif melakukan penyempurnaan
- Berorientasi menciptakan nilai tambah
c. Keteladanan :
- Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar
- Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja
d. Profesionalisme :
- Kompeten dan bertanggungjawab
- Bekerja cerdas dan tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
e. Integritas :
- Konsisten dan disiplin
- Jujur dan berdedikasi
f. Kerjasama :
- Tulus dan terbuka
- Saling percaya dan menghargai
8. Struktur Organisasi
Dalam pembentukan struktur organisasi, Bank Tabungan
Negara menerupakan prinsip divisionalization / departementisasi.
George R. Terry mendefinisikan departementisasi sebagai aktivitas
untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi
bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu
kantor cabang yang membawahi Kantor Cabang Pembantu UNS,
Klaten, Sukoharjo, Palur, dan Mojosongo. BTN cabang Solo ini
sendiri dipimpin oleh Branch Manager dan di bawahnya terdapat
beberapa kepala seksi yaitu Accounting & Control, Operation,
Retail Service dan Spv. Collection Work Out. Selain membawahi
kepala seksi, Branch Manager juga membawahi Kantor Cabang
Pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Gambar 3.1
Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor
Cabang Surakarta Kondisi Februari 2010
Branch Manager BRCO
Operations
GBA Logistik
Sarju Darmawan
Loan Admin Dok. Pokok
R. Tonny Wahyu Aris Budi Santoso
Trans Prosessing Kliring
Heri Kristiawan
Back Office
Ritel Service
Loan Service Wawancara
Bangun S.
Wahyono
Susyana A.
Analisis Teller Service Head Teller
Tjuk Sugiarto
Cash Room
Herini Puji H.
Customer Service
E. Heliyarti
Selling Officer
Kunthi
Accounting
Reporting
Sujatmiko
CWO
Legal
Baehaqi
Kolektif
Sehono
LAO
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 3.1
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan
Pada Bank BTN
No Jabatan Jumlah
1 Branch Manager 1
2 Teller 5
3 Staf General Branch Administrasion 2
4 Staf Operation 1
5 Staf Selling Officer 2
6 Staf Loan Administration 3
7 Staf Tansaction Processing 4
8 Staf Ritel Service 1
9 Staf Loan Service 6
10 Staf Teller Service 2
11 Staf Customer Service 4
12 Staf Accounting 3
13 Staf Colletion Work Out 8
14 StafKas 1
Jumlah 43
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia, 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berdasarkan tabel diatas jabatan pegawai pada kantor Bank
BTN terdiri dari :
1. Branch Manager : 1 orang
selaku kepada cabang
2. Teller : 5 orang selaku
layanan nasabah
3. Staf GBA : 2 orang selaku
bidang umum
a) protocol/logistic : 1orang
b) personalia : 1 orang
4. Staf Operation : 1 orang
selaku kepala operational
5. Staf Selling Officer : 2
orang selaku selling
6. Staf Loan Administrasi : 3 orang
selaku administrasi kredit
a) Dokumen pokok : 2 orang
b) LPA : 1 orang
7. Staf Trans Processing : 4
orang selaku proses transaksi
a) Kliring : 1 orang
b) Back Office : 1 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
c) Fanding AO : 1 orang
8. Staf Retail Service : 1
orang selaku kepala layanan ritel
9. Staf Loan Service : 6 orang
layanan kredit
a) Wawancara : 2 orang
b) Analisis : 4 orang
10. Staf Teller service : 2
orang selaku layanan nasabah
a) Head Teller : 1 orang
b) Cash Room : 1 orang
11. Staf Customer service : 4 orang
selaku staf layanan nasabah
12. Staf Accounting : 3 orang
selaku staf akuntansi
a) Reporting : 1 orang
b) Bookeping : 1 orang
13. Staf CWO : 8 orang selaku
kepala CWO
a) Legal : 1 orang
b) Supervisor CWO : 1 orang
c) Kolektif : 1 orang
d) LAO : 6 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
14. Staff Kas : 1 orang selaku staff kas
Tabel 3.2
Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN
No Gender Jumlah
1 Laki-laki 37
2 Perempuan 39
Jumlah 76
(Sumber : Bank BTN Sub Personalia, 2010)
Dari tabel III.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan gender pegawai
perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Tidak terjadi perbedaan
perlakuan kepada mereka, seluruh karyawan BTN diberi kesempatan
untuk berkarya, mengembangkan perusahaan, diri dan kemampuan
sebagai wujud loyalitas mereka terhadap BTN dan pengembangkan karir
mereka ke depan.
9. Produk-Produk/Jenis-Jenis Simpanan Bank Tabungan Negara
(BTN)
Produk dan jasa yang ada di BTN dibedakan menjadi :
a. Produk Dana
1) Tabungan BATARA
2) Tabungan eBATARAPos
3) Tabungan BATARA PRIMA
4) Tabungan Haji Nawaitu
5) Sertifikat Deposito
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
6) Deposito Berjangka
7) Giro
b. Produk Jasa
1) ATM Batara
2) Kiriman Uang
3) Inkaso
4) Inkaso Luar Negeri
5) Safe Deposit Box
6) Money Changer
7) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)
8) Bank Garansi
9) SMS BATARA
10) Batara Payroll
11) SPP Perguruan Tinggi
12) RTGS (Reak Time Gross Settlement)
13) Payment Point
14) Remittance Service
15) Penerimaan Pembayaran Pajak
16) Penerimaan Pembayaran Tagihan
c. Produk Kredit
1) KPR BERSUBSIDI
2) KPR GRIYA UTAMA
3) KPR PLATINUM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
4) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)
5) Kredit Kepemilikan Ruko
6) Kredit Griya Multi
7) Kredit Swa Griya
8) Kredit Swadana
9) Kredit Perumahan Perusahaan
10) Real Chash
11) Kredit Ringan Batara
12) Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)
13) Kredit Yasa Griya
14) Kredit Pendukung Perumahan
15) Kredit Modal Kerja
16) Kredit Modal Kerja Kontraktor
17) Kredit Investasi
B. Kegiatan Magang Kerja
1. Lokasi Kegiatan Magang
Institusi atau instansi mitra yang menjadi tempat penulis
menjalankan kegiatan magang adalah Bank Tabungan Negara
(BTN) kantor cabang Solo, yang terletak di Jalan Slamet Riyadi
Nomor 282 Solo 57141 Jawa Tengah, dengan nomor telepon 0271-
726930, serta dengan luas tanah ± 2.300 m2 dan luas bangunan ±
1.500 m2, yang pada pelaksanakan kegiatan magang dipimpin oleh
Bapak Hendratno.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gedung kantor ini mempunyai fasilitas-fasilitas kantor
seperti pada umumnya antara lain yaitu tempat parkir, mushola,
sistem alarm keamanan serta ruang kerja yang terdiri dari:
a. Lantai 1:
Customer service, teller service dan ruang processing, ruang
accounting dan control unit, bagian marketing, serta ruang
selling officer.
b. Lantai 2:
Ruang pimpinan, ruang rapat (meeting room), ruang sekretaris,
loan service, ruang loan administration, dan ruang general
branch administration.
c. Lantai 3:
Ruang Loan Recover / Collection Work Out dan ruangan aula.
2. Aktivitas Magang
Penulis melaksanakan Kegiatan Magang Mahasiswa ini
selama bulan, yakni pada bulan Mei mulai dari tanggal 3 Mei
sampai dengan tanggal 31 Mei. Dalam pelaksanaan Kegiatan
Magang Mahasiswa, penulis di tempatkan pada salah satu unit dari
BTN yaitu divisi Loan Service. Loan Service merupakan bagian
dari Unit Retail Service, di mana bagian ini merupakan divisi
layanan kredit yang mengakomodir kebutuhan pembiayaan
nasabah baik kredit untuk pembiayaan perumahan, kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
konsumtif, kredit modal kerja, maupun layanan kredit lainnya yang
lebih spesifik (khusus).
Dilihat dari struktur organisasinya, divisi ini di bagi
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian interview dan bagian analis,
yang hubungan diantara keduanya bersifat korelatif dan
koordinatif. Ada 4 (empat) Loan Servicer yang bertugas disini,
yang menurut pengamatan penulis mereka memiliki tugas-tugas
tersendiri, walaupun pada saat-saat tertentu mereka dapat saling
membantu perkerjaan satu sama lain. Berikut Loan Servicer
tersebut :
a. Pak Bangun Sulistyo
Menangani interview, analis kredit, dan realisasi.
b. Ibu Susiana Indriyani
Menangani interview dan analis kredit.
c. Ibu Afida
Menangani Akad Kredit (realisasi), berkoordinasi dengan
notaris dan developer, mengentry akad dan memantau debitur
yang telah melakukan akad.
d. Pak Wahyana
Memberikan informasi kredit kepada nasabah, melayani
pertanyaan seputar produk kredit di BTN atau pertannyann
yang berupa kasus yang dihadapi nasabah, mencetak rekening
koran, menerima complaine/saran dari nasabah, serta melayani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
nasabah yang akan melakukan pelunasan kredit, sekaligus
pengambilan dokumennya.
Keempat Loan Servicer diataslah yang menangani tugas
dan fungsi dari pelayanan kredit di BTN, mulai dari diterimanya
berkas permohonan kredit, proses kredit, sampai pada
pelunasannya. Tentunya dalam menjalankan tugasnya masing-
masing mereka saling membantu karena permohonan pengajuan
kredit yang begitu banyak membutuhkan adanya kerja sama dan
kekompakan diantara masing-masing pihak yang melayani
permohonan kredit, sehingga proses pengajuan kredit tidak terlalu
lama yang berimbas pada cepatnya pelayanan kredit sebagai
bentuk kepuasan terhadap pelayanan kepada nasabah.
Pada saat magang di bulan ini penulis bersama teman
penulis ditempatkan di bagian yang sama, tetapi teman penulis
tersebut di tempatkan untuk membantu Pak Wahyana, penulis
sendiri banyak menjalani akvitas magang penulis bersama Pak
Bangun, Ibu Susi, dan Ibu Afida, karena penulis ditempatkan pada
bagian mereka. Seperti yang telah ditulis diatas kekompakan dalam
suatu pekerjaan itu penting, ditambah kita ditempatkan pada bagian
yang didatangani banyak nasabah, yang dalam melayaninya
dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan kecekatan, jadi penulis dan
teman penulis sepakat untuk menjadi team work dalam
menjalankan aktivitas magang sehari-harinya. Sehingga tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
menutup kemungkinan bahwa penulis juga dapat berperan untuk
menangani tugas teman penulis dalam melayani nasabah, begitu
pula sebaliknya.
Awal magang pada tanggal 3 Mei 2010, pertama-tama
penulis dibekali penjelasan singkat oleh Pak Wahyana mengenai
produk-produk kredit di BTN, khususnya untuk produk KPR
(Kredit Pemilikan Rumah) dan KGM (Kredit Griya Multi) yang
mana kedua produk tersebut yang paling banyak diminati dan
ditanyakan oleh calon debitur, penulis juga diberi penjelasan
singkat mengenai cara mengkonfirmasi gaji calon debitur yang
telah melakukan wawancara. Dengan pembekalan singkat tersebut
penulis diharapkan dapat melakukan tugas penulis dengan baik dan
dapat melayani pertanyaan-pertanyaan dari nasabah, baik dalam
memberikan informasi mengenai produk kredit BTN ataupun
melayani kebutuhan kredit nasabah itu sendiri.
Di hari berikutnyanya sampai dengan hari terakhir magang,
penulis bersama teman penulis langsung dipercaya untuk
menghadapi nasabah, melayani kebutuhan dan keingingan mereka,
tentunya dengan arahan yang telah diberikan dengan baik oleh
Loan Servicer di BTN, penulis dapat melayani kebutuhan dan
keingingan nasabah tersebut dengan baik pula, baik langsung
maupun by phone, selain itu penulis juga diberi kesempatan untuk
membantu tugas-tugas Loan Servicer.
Untuk produk-produk kredit BTN sendiri sangatlah banyak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
mulai dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Griya Multi
(KGM), Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi (RSH), Kredit
Pemilikan Rumah Toko atau Ruko, Kredit Swa Griya, kredit modal
kerja,dan masih banyak lagi. Menurut pengalaman penulis selama
magang di bagian Loan Service, penulis melihat bahwa dari sekian
banyak produk-produk kredit yang banyak diminati oleh calon-
calon debitur BTN Cabang Solo adalah Kredit Pemilikan Rumah
(KPR). Hal ini sejalan dengan visi bank BTN, yakni ” Menjadi
Bank Yang Terkemuka Dalam Pembiayaan Perumahan.”
Mengingat KPR merupakan produk kredit unggulan BTN, maka di
sini penulis akan membahas secara khusus mengenai KPR dan tak
lupa produk KGM yang juga cukup diminati oleh calon nasabah,
sebagai berikut:
a. KPR Griya Utama adalah adalah fasilitas kredit yang diberikan
untuk pembelian rumah atau apartemen baru atau lama dengan
keunggulan :
- Produk bervariasi, Ready Stock dan Indent
- Maksimal kredit adalah 80% dari transaksi bank untuk
debitur non kolektif dan 90% untuk debitur kolektif
- Jangka waktu kredit maksimal 15 tahun
- Lokasi rumah marketable
- Suku bunga bersaing
- Persyaratan ringan dan proses cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
b. KPR Bersubsidi adalah fasilitas kredit subsidi untuk
masyarakat berpenghasilan rendah untuk kepemilikan rumah
sederhana sehat (RHS) yang memiliki karakteristik yang sama
dengan KPR Griya Utama namun yang membedakannya
adalah :
- Calon debitur belum pernah memiliki rumah sendiri
- Penghasilan calon debitur tidak boleh melebihi Rp
2.500.000,-
- Harga jual rumah maksimal Rp 55.000.000,-
- Luas tanah minimal 60
- Rumah tersebut dibangun oleh developer atau pengembang
- Uang muka yang dibayar oleh calon debitur 7,5% dari
harga jual rumah
- Suku bunga yang berlaku berdasarkan penghasilan atau
harga jual rumah
c. Kredit Griya Multi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk
berbagai keperluan seperti renovasi rumah, modal kerja,
sekolah atau kebutuhan konsumtif yang lainnya dengan
keunggulan :
- Maksimal kredit adalah 75% dari transaksi bank untuk
debitur kolektif dan 70% dari debitur non kolektif
- Jangka waktu kredit maksimal 10 tahun
- Persyaratan ringan proses cepat
- Suku bunga bersaing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Ketiga produk di atas merupakan produk-produk kredit
yang dikonsentrasikan oleh pihak Loan Service kepada penulis
untuk dapat menguasainya sehingga apabila ada nasabah yang
ingin mengetahui informasi tentang ketiga produk tersebut, penulis
dapat membantu. Secara umum tugas seorang Loan Service adalah
sebagai berikut :
- Memberikan pelayanan kepada nasabah
- Memproses pengajuan kredit
- Menganalisa permohonan kredit
- Menyelenggarakan realisasi kredit
- Memproses pelunasan kredit.
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak Loan
Service sesuai dengan SOP (Standart Operating Prosedur) yang
ada, penulis dipercaya melakukan atau membantu beberapa tugas
mereka, tentunya dengan dibekali pengetahuan yang didapat di
bangku perkuliahan dan pembelajaran yang penulis dapat dari staff
Loan Service setiap harinya, yang kemudian kegiatan-kegiatan ini
mengisi aktivitas magang sehari-hari penulis, diantaranya :
a. Memberikan Informasi Kredit
1) Menerima kedatangan calon Debitur yang ingin
memperoleh informasi kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
2) Menanyakan kepada calon debitur mengenai jenis kredit
yang diminati.
3) Memberikan penjelasan tentang :
§ Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan kredit
§ Pembukaan rekening Tabungan Batara
§ Kewajiban biaya administrasi untuk paket non A/B
4) Menyerahkan formulir kepada calon pemohon kredit :
§ Calon debitur yang merupakan Karyawan Tetap,
formulir yang diberikan adalah :
ü Formulir Aplikasi Permohonan
ü Formulir Keterangan Instansi
ü Surat Kuasa Pemotongan Gaji apabila calon
debitur berencana mengangsur kreditnya
dengan cara langsung dipotong dari gaji dan
instansi tempat calon debitur bekerja sudah
bekerja sama dengan BTN untuk kolektif
ü Surat Kerangan Berpenghasilan Tetap
ü Formulir Check List data yang diperlukan
5) Berikan penjelasan mengenai cara pengisian formulir-
formulir.
b. Menerima Berkas Permohonan KPR/KGM
1) Menerima kedatangan calon debitur yang telah membawa
map permohonan berikut kelengkapan data.
2) Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.
3) Menyerahkan aplikasi yang tidak lengkap kepada calon
debitur untuk dilengkapi kembali.
4) Mengkonfirmasikan rencana tanggal dan lokasi wawancara
dengan calon Debitur kemudian meletakkan map
permohonan wawancara pada Box Wawancara.
c. Pada saat mempersiapkan wawancara
1. Memintakan CIF (Customer Information File) ke bagian
Customer Service apabila petugas Loan Service belum
menemukan CIF pada programnya sendiri atau belum
terpantau.
2. Mengentry data pemohon yang telah menyerahkan berkas
permohonan wawancara, untuk keperluan BI Checking
pada Buku Besar dengan melihat KTP pemohon.
3. Mencetak SID (Sistem Informasi Debitur) lewat Bagian
Bookkeping and Control melalui website Bank Indonesia,
yang akan digunakan sebagai pendukung pada saat
wawancara dan konfirmasi gaji calon debitur setelah
wawancara.
4. Memasukan catatan-catatan di atas ke dalam berkas
permohonan calon debitur.
5. Menginformasikan kepada calon debitur perihal waktu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
lokasi wawancara.
6. Menyiapkan perlengkapan standar wawancara, seperti
berkas-berkas permohonan, surat permohonan wawancara,
dan form wawancara.
d. Saat wawancara akan dilakukan
1. Memanggil calon debitur untuk proses wawancara dengan
memperhatikan nomor urut pada daftar hadir.
2. Memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai
proses lanjutan setelah wawancara, apabila :
- DISETUJUI, akan diterbitkan SP3K
- DITOLAK, akan diterbitkan surat penolakan
- OBSERVASI USAHA, tanggal dan waktu observasi
usaha akan dikonfirmasikan kemudian.
3. Menyortir berkas permohonan setelah wawancara tersebut,
menurut hasil rekomendasi :
- Belum (batal) wawancara
- Disetujui
- Di-Observasi Usaha
- Ditolak
e. Yang dilakukan Pasca Wawancara
1) Mengkonfirmasi gaji calon debitur yang telah
diwawancarai oleh petugas interview dari Loan Service.
2) Membuat Memo Permohonan On The Spot (OTS) atau
Tasaksi Agunan, dan memintakan tandatangan ke Loan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Service Head, kemudian menyerahkan memo-memo
tersebut kepada Loan Administration.
f. Yang dilakukan apabila permohonan kredit Ditolak
1) Apabila permohonan kredit calon debitur ditolak, maka
penulis memisahkan berkas yang tidak untuk dikembalikan
kepada pemohon dan yang dapat diserahkan kembali
kepada pemohon.
Berkas yang tidak dapat diserahkan pada pemohon
diantaranya, persetujuan penolakan kredit, formulir hasil
wawancara dan SID.
2) Menyerahkan surat penolakan kepada petugas General
Branch Administration untuk dikirim kepada pemohon
yang ditolak kreditnya.
3) Membuat register tolakan pada buku yang telah
dipersiapkan, meliputi Nama Pemohon, Jenis Kredit, dan
Nama Developernya.
4) Mengarsip berkas-berkas permohonan kredit yang ditolak
ke dalam Box Tolakan.
5) Menyerahkan surat-surat dan berkas permohonan tersebut
kepada petugas developer atau pemohon, apabila diminta
dan meminta tandatangan sebagai bukti penyerahan
dokumen kredit yang ditolak.
g. Yang dilakukan apabila permohonan yang Disetujui
1) Meinginformasikan kepada petugas developer perihal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
waktu dan lokasi Akad Kredit serta calon debitur yang
akan Akad Kredit.
2) Setelah akad, penulis menulis jumlah debitur yang
melakukan akad di SPD-5 dan telah ditandatangani oleh
debitur serta membubuhi tanggal akad.
3) Melakukan cross check jumlah tanda tangan di SPD-5
dengan jumlah akta pada notaris.
4) Meminta paraf petugas akad pada SPD-5, meminta
tandatangan PK dan SPD-5 ke Retail Service Head yang
kemudian berkas tersebut diserahkan kepada bagian
Laporan Penilaian Akhir.
5) Memberi stempel dan meterai pada SP3K (Surat
Pemberitahuan Persetujuan Permohonan Kredit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
C. Pembahasan Masalah
Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang
diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan
membeli atau memperbaiki rumah. Bank yang dikenal fokus pada
pembiayaan permahan ini adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero),
didukung dengan visinya produk KPR ini menjadi program unggulan dari
BTN daripada program kredit lainnya. Salah satu produk dari KPR adalah
KPR Subsidi yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan
perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Pada PT. Bank
Tabungan Negara cabang Surakarta, produk ini yang paling banyak
diminati, seperti yang diungkapkan oleh staff bagian Loan Services yang
menangani KPR di Bank Tabungan Negara Surakarta.
“Dari sekian produk kredit perumahan yang ada, memang produk RSH (KPR Subsidi) lah yang paling banyak diminati oleh pemohon kredit” (Bangun Sulistyo, Staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010)
Dari pengalaman penulis selama penulis magang di bagian Loan
Service BTN Surakarta, penulis tertarik untuk menganalisa tentang
bagaimana sistem atau prosedur kredit yang dijalankan BTN Surakarta
selama ini pada produk unggulannya yakni KPR Bersubsidi (RSH) dan
melihat bagaimana efektivitas dari penerapan sistem berdasarkan keluaran
(output) yang dihasilkan dari dijalankannya sistem tersebut, sesuai dengan
perumusan masalah yang telah penulis buat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Agar lebih sistematik dalam menguraikan perumusan masalah
penulis membuat kerangka penelitian yang penulis gambarkan dalam
Gambar 3.2 berikut:
Gambar 3.2
Kerangka Penelitian
Sistem Pengendalian Umpan Balik
(Feedback)
EFEKTIVITAS
Keluaran Sistem (Output Sistem)
· Evaluasi Ouput · Pengotimalan dan Perbaikan
Sistem
· Regulasi · Persyaratan Kredit · Dokumen yang
digunakan · SDM
Proses Kredit (Sistem &
Prosedur Kredit)
INPUT (Masukan)
PROCESS (Pengolah)
OUTPUT (Keluaran)
· Tercapaianya Target Realisasi KPRS
· Praktik Layanan Kredit151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Penulis akan menginterpretasikan kerangka pemikiran diatas dalam
uraian pembahasan berikut ini:
1. Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT.
Bank Tabungan Negara cabang Surakarta
a) Masukan (input) dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah
Subsidi (KPRS) pada PT. Bank Tabungan Negara cabang
Surakarta.
Masukan atau input adalah energi yang dimasukkan ke
dalam sistem supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Supaya
sistem penyaluran KPRS ini beroperasi, maka input (masukan)
yang diperlukan diantaranya adalah peraturan atau regulasi,
persyaratan kredit KPRS, dokumen-dokumen kredit dan Sumber
Daya Manusia, hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Bapak
Bangun selaku staff bagian Loan Service.
“agar proses kredit bisa berjalan menurut saya itu didasarkan pada peraturan tentang RSH, pemenuhan syarat-syarat kredit, dokumen-dokumen kredit dan SDM atau karyawan dari pihak BTN nya sendiri..” (Bangun Sulistyo, staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010).
Masukan dari sistem penyaluran kredit tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Regulasi
Regulasi merupakan kebijakan serta peraturan yg berkaitan
dengan peraturan perundangan. Kebijakan mengenai Kredit
Pemilikan Rumah Subsidi ini diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Perumahan Rakyat No. 07/Permen/M/2008 Tentang
Pengadaan Perumahan dan Pemukiman. Peraturan ini terdiri
dari pasal-pasal yang mengatur diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
a. Kelompok sasaran KPRS, yakni keluarga/rumah tangga
termasuk perorangan baik yang berpenghasilan tetap
maupun tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum
pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk ke
dalam kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah
yang berpenghasilan sebulan sampai dengan 2.500.000,-.20
Tabel 3.3
Kelompok Sasaran KPRS
Dengan ketentuan:
- Penghasilan dimaksud adalah penghasilan pemohon
yang didasarkan atas gaji pokok pemohon atau
pendapatan pokok pemohon per bulan.
- Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran yang
memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas
kredit sesuai dengan ketentuan Bank.
20 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 07/Permen/M/2008. Bab II. Pasal 3-4
Kel.
Sasaran
Batasan Penghasilan (Rp. / Bulan)
I 1.7000.000 Penghasilan 2.500.000
II 1.000.000 Penghasilan 1.700.000
III Penghasilan 1.000.000\
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
b. Skim/ bentuk Subsidi
Pilihan skim subsidi yang diberikan lewat KPR Bersubsidi
dapat berupa salah satu dari:
- Subsidi Selisih Bunga, yaitu subsidi untuk membantu
menurunkan angsuran yang harus dibayarkan oleh
debitur melalui pengurangan suku bunga angsuran
dalam kurun waktu tertentu.
- Subsidi Uang Muka
Subsidi untuk membantu menambah uang muka
sehingga jumlah keseluruhan uang muka yang dibayar
debitur mampu menurunkan pagu (limit) kredit yang
akan diangsur setiap bulan.
Besaran nilai Subsidi untuk masing – masing kelompok
sasaran sebagai berikut:21
Tabel 3.4 Skim Subsidi
Kelompok
Sasaran
Maksimum Nilai Subsidi / Rumah
Tangga (Rp.)
Subsidi Selisih
Bunga
Subsidi Uang
Muka
I 8.500.000 8.500.000
II 11.500.000 -
III 14.500.000 -
21 Ibid, Bab II. Pasal 4 ayat 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
c. Batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR
Bersubsidi
Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun / diperbaiki
oleh masing – masing kelompok sasaran mencakup seluruh
pilihan jenis Rumah Sederhana Sehat / RSH dan sesuai
dengan batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR
Subsidi sebagai berikut:22
Tabel 3.5
Batas Maksimum Harga Rumah KPRS
Kel Sasaran Batas Maksimum Harga Rumah (Rp)
I 55.000.000
II 41.500.000
III 28.000.000
d. KPR Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran untuk
memiliki rumah yang memenuhi batasan harga rumah dan
memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas Minimum
Uang Muka, Maksimum KPR, Maksimum Jangka Waktu
Kredit (Tenor) dan Skim Subsidi.23
22 Ibid, Bab III. Pasal 5 ayat 3. 23 Ibid, Bab III. Pasal 6 ayat 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel 3.6
Persyaratan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR Dan Maksimum
Jangka Waktu Kredit (Tenor)
Tabel 3.5
Persyaratan atas Skim Subsidi Selisih Bunga
Kel.
Sasaran
Suku Bunga Bersubsidi (% / Tahun)
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I 7 7 7 10,5 11,75 11,75 @ @ @ @ @
II 4,5 4,5 4,5 5 7,5 10 11 11 @ @ @
III 1 1 1 2 2,5 3 3 3,75 4,5 5,5 @
@ : Sesuai bunga pasar yang berlaku.
Kel.
Sasaran
Subsidi Selisih Bunga Subsidi Uang Muka
Min.
Uang
Muka
(%)
Maks. KPR
(Rp.)
Maks.
Tenor
(Thn)
Min.
Uang
Muka
(%)
Maks. KPR
(Rp.)
Maks.
Tenor
(Thn)
I 7,5 50.875.000 20 0 46.500.000 20
II 7,5 38.387.500 20 - - -
III 5,0 26.600.000 20 - - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
2) Persyaratan Kredit Pemilikan Rumah Subsidi
Mengacu pada regulasi yang ada, maka Bank Tabungan Negara
menetapkan syarat-syarat kredit yang harus dipenuhi oleh
masyarakat yang ingin mengajukan permohonan Kredit
Pemilikan Rumah Subsidi, persyaratan kredit tersebut meliputi:
a. Persyaratan umum pemohon
Adalah persyaratan yang harus dimiliki semua calon
debitur, meliputi:
- Warga Negara Indonesia
- Usia minimal 21 tahun atau telah menikah
- Minimal kerja pada perusahaan/ tempat bekerja selama
1 tahun
- Belum memiliki rumah sendiri
- Belum pernah menerima subsidi perumahan
- Memiliki penghasilan dan cukup terjamin
kelangsungannya
- Untuk pemohon yang masih menjadi debitur di Bank
BTN, minimal track record atau performance kreditnya
selama 2 tahun terakhir baik dan tidak ada tunggakan
- Jumlah angsuran per bulan tidak boleh lebih dari 1/3
(sepertiga) dari gaji atau penghasilan
- Telah memiliki tabungan di Bank BTN (Tabungan
BATARA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
b. Kelengkapan Data Pemohon
Adalah pengisian form-form persyaratan kredit yang telah
disiapkan Bank BTN dan dokumen-dokumen yang harus
dilengkapi calon debitur sebelum proses wawancara,
meliputi:
- Bagi pemohon yang memiliki penghasilan Tetap/
Karyawan
ü Mengisi Form Pemohonan KPRS, Surat Keterangan
Potong Gaji bila pembayaran angsuran langsung
dipotong dari gaji (kolektif) dan melampirkan Surat
Keterangan Instansi tempat calon debitur bekerja
ü Fotocopy Identitas Diri seperti KTP, Kartu
Keluarga dan Surat Nikah / Cerai
ü Fotocopy Identitas Kerja seperti, Kartu Pegawai,
NIP, Slip Gaji yang telah disyahkan.
ü Pasphoto terbaru Pemohon dan Pasangan
(suami/istri)
ü Fotocopy Tabungan BATARA
- Bagi pemohon yang berpenghasilan tidak tetap /
Wiraswasta
ü Mengisi form permohonan KPRS
ü Fotocopy Identitas Diri seperti seperti KTP, Kartu
Keluarga dan Surat Nikah / Cerai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
ü Fotocopy Tabungan BATARA
ü Fotocopy SIUP/TDP/NPWP ü Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan / Anggaran
Dasar Perusahaan ü Fotocopy Neraca / Laba Rugi Usaha / Kwitansi
Penjualan ü SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak
Tetap minimal dari Kades / Mengisi Form
Keterangan Penghasilan Tidak Tetap
ü Denah Lokasi Tempat Usaha
Keterangan: Disesuaikan dengan jenis usaha debitur.
Jadi, tidak semua dokumen yang tertera di persyaratan
harus dipenuhi pemohon, hal ini disesuaikan dengan
jenis usaha debitur dan kebutuhan data analis kredit.
3) Dokumen yang digunakan dalam sistem penyaluran kredit
KPRS
a. Form-form Data Calon Debitur
- Form Permohonan Kredit Perorangan
Form ini berisi tentang identitas diri pemohon/calon
debitur untuk mengajukan permohonan kredit.
- Surat Kepada Pimpinan Instansi/Perusahaan Pemohon
Form ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
tempat kerja pemohon baik instansi pemerintah maupun
perusahaan swasta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
- Form Perincian Penghasilan Untuk Pemohon
Berpenghasilan Tetap
Form yang digunakan untuk mengisi besarnya
penghasilan calon debitur yang bekerja sebagai
karyawan di sebuah instansi yang disyahkan oleh
instansi calon debitur.
- Kuasa Pemotongan Gaji
Form ini berisi mengenai kuasa calon debitur kepada
kreditur. Bahwa calon debitur atau pemohon telah
memberi kuasa kepada pihak Bank untuk melakukan
pemotongan gaji calon debitur untuk pembayaran
angsuran per bulan.
- Surat Pernyataan Format A1
Adalah surat yang berisi pernyataan dari calon debitur
KPRS bahwa yang bersangkutan tidak memiliki rumah
dan tidak pernah menerima subsidi perumahan
sebelumnya.
- Surat Pernyataan Format A2
Surat yang berisi pernyataan dari calon debitur bahwa
calon debitur tidak akan memindahtangankan rumah
subsidi sebelum 5 tahun terhitung sejak perjanjian
kredit dilakukan.
- Keterangan mengenai Rumah dan Developer
Form ini berisi lokasi rumah yang akan di KPR kan
oleh pemohon yang diiisi oleh pemohon dan developer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
b. Memo On The Spot (OTS)
Memo yang digunakan Loan Service Unit untuk
mentaksaksi agunan/rumah, melakukan survei usaha dan
survei kantor, yang berisi nama calon debitur, alamat
agunan/usaha/kantor, dan nomor telepon yang dapat
dihubungi.
c. Laporan Penilaian Agunan dan Laporan hasil OTS
usaha/kantor
Laporan yang dibuat oleh staff Loan Administration
sehubungan dengan memo OTS yang dikeluarkan oleh
Loan Service Unit, berupa hasil dari observasi atau survei
lansung ke tempat agunan, usaha, atau kantor calon debitur.
d. Daftar Usulan Pemohon
Data berupa rekomendasi permohonan kredit calon debitur
yang dibuat oleh Loan Service Unit berdasarkan hasil
wawancara, BI Checking, dan berkas-berkas calon debitur
yang akan diusulkan ke Kelompok Pemutus Kredit (KPK).
e. Surat Penolakan
Surat yang dibuat oleh Loan Service Unit sehubungan
dengan ditolaknya permohonan kredit calon debitur. Surat
penolakan dibuat rangkap yang didistribusikan kepada
calon debitur dan Loan Service Unit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
f. Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K)
Surat yang dikeluarkan oleh Loan Service Unit sehubungan
dengan disetujuinya permohonan kredit calon debitur.
g. Surat Perjanjian Kredit (SPK)
Surat yang dibuat untuk mengikat pemohon kredit sebagai
debitur dan pihak bank sebagai kreditur untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing.
h. Surat Persetujuan Debitur Rangkap Lima (SPD5)
Surat yang dibuat Loan Service Unit setelah dilakukannya
penandatangan realisasi atau akad kredit, sebagai bukti
bahwa pada hari tersebut telah dilakukan akad kredit antara
debitur dan pihak bank dihapan notaris.
i. BI Checking
Dokumen hasil pengecekan track record calon debitur
dengan bank-bank lain yang merupakan Sistem Informasi
Debitur (SID) yang diakses melalui Bank Indonesia.
4) Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yang dimaksudkan disini adalah pihak-
pihak intern perusahaan yang tersangkut dalam proses
penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) di Bank
BTN, pihak-pihak ini adalah Loan Service Unit, Loan Service
Head dan Retail Service Head, Loan Administration Unit dan
Branch Manager, yang sesuai Standart Operating Procedur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
(SOP) memiliki tugas dalam penyaluran KPRS sebagai
berikut24:
a. Loan Service Unit
Loan Services Unit adalah pihak-pihak (staff) yang secara
langsung melayani kebutuhan debitur maupun calon
debitur, tugas dan kewenangan secara umum adalah:
- Memberikan informasi kredit kepada calon debitur.
- Menerima berkas permohonan KPR dari calon debitur.
- Membuat memo On The Spot (OTS) penilaian agunan
dan usaha kemudian menerima dan mempelajari
hasilnya.
- Menentukan tanggal wawancara dan mewawancarai
calon debitur.
- Menganalisa dan membuat rekomendasi hasil
wawancara yakni Daftar Usulan Pemohon (DUP)
apabila permohonan kredit direkomendasikan atau
Surat Penolakan apabila ditolak.
- Sebagai anggota KPK (Kelompok Pemutus Kredit)
yang ikut dalam pengambilan keputusan kredit.
- Mempersiapkan akad kredit, membuat SP3K, SPK dan
SPD5, serta melaksanakan akad kredit.
24 Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Petugas Loan Services di Bank BTN Surakarta berjumlah 4
orang yang menurut struktur organisasi dibagi menjadi 2
(dua) bagian, yakni:
- Wawancara, yaitu staff yang melayani wawancara calon
debitur.
- Analis kredit, yaitu staff yang bertugas menganalis
permohonan kredit calon debitur.
Di dalam prakteknya keempat staff Loan Service ini yang
bertugas sebagai petugas wawancara dan analis adalah 2
(dua) orang staff, kemudian 2 (dua) orang staff lainnya
melakukan fungsi pemantauan dan pelayanan umum
kepada debitur atau calon debitur.
b. Loan Service Head dan Retail Service Head
Posisi Loan Service Head dan Retail Service Head di Bank
BTN Surakarta diduduki oleh orang yang secara umum
tugas dan wewenangnya dalam proses kredit adalah:
- Otorisasi memo OTS, kemudian menerima dan
memeriksa hasil OTS untuk didisposisikan ke Loan
Service Unit.
- Otorisasi berkas yang direkomendasikan Loan Service
Unit, yakni DUP atau Surat Penolakan.
- Sebagai anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK)
yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
- Otorisasi SP3K kemudian mendisposisikan ke Branch
Manager.
- Menerima dan meneliti SPK dan SDP5, kemudian
memberi paraf pada SPD5 untuk didisposisikan ke
Branch Manager.
c. Loan Administration Unit
Loan Administration Unit di Bank BTN yang terlibat di
dalam proses kredit KPRS terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu
Loan Administration Head dan Loan Administration Staff,
yang masing-masing tugasnya dalam proses kredit adalah:
- Loan Adminstration Head
ü Otorisasi memo OTS dan mendisposisikan ke Loan
Administration Staff.
ü Menerima, memeriksa dan memberikan
rekomendasi atas hasil OTS kemudian
menyerahkannya ke Branch Manager.
- Loan Administration Staff
ü Menerima memo OTS dari Loan Administration
Head dan membuat surat penugasan kepada
appraiser untuk melakukan evaluasi agunan untuk
OTS agunan.
ü Menerima hasil dari peninjauan agunan dari
appraiser dan membuat Laporan hasil Peninjauan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Agunan (LPA) kemudian menyerahkannya kepada
Loan Administration Head untuk diperiksa.
ü Menerima LPA yang diserahkan Loan
Administration Head ke Branch Manager dan
menyerahkannya ke Loan Service Unit.
ü Menerima memo OTS usaha, melakukan OTS /
survei, membuat hasil OTS usaha kemudian
menyerahkannya ke Loan Adminstration Head dan
Loan Service Unit.
d. Branch Manager
Secara umum tugas dan wewenang Branch Manager dalam
proses kredit adalah sebagai berikut:
- Menerima hasil OTS agunan (LPA) atau OTS usaha
dan memberikan otorisasi yang kemudian
didisposisikan ke Loan Administration Staff.
- Sebagai anggota KPK (Kelompok Pemutus Kredit)
yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit
- Menerima SP3K, memeriksa dan memberi otorisasi
yang kemudian akan didisposisikan ke Loan Service
Unit.
- Menerima, meneliti, dan menandatangani dokumen
akad kredit yakni SPK dan SPD5 yang kemudian
didisposisikan ke Loan Serrvice Unit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
b) Proses dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi
pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.
Proses sistem merupakan bagian yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Proses di dalam sistem penyaluran
kredit KPRS ini dapat dilihat dari penerapan prosedur penyaluran
kredit KPRS di Bank BTN. Proses permohonan kredit dimulai
sejak berkas permohonan kredit diterima oleh pihak Loan Service
sampai dengan realisasi kredit atau pencairan kredit. Proses sistem
panyaluran yang sekarang berusaha diterapkan oleh KPR BTN
Surakarta adalah Layanan Kredit 151 yakni dalam waktu tujuh hari
kerja kredit perumahan ini sudah dapat dicairkan, tetapi jangka
waktu maksimum dalam memproses setiap permohonan kredit
menurut Standart Operating Procedure (SOP) di Bank BTN
Surakarta adalah 10 hari kerja, seperti yang dikemukakan oleh
interviewer dan kredit analis Bank BTN.
“untuk lama proses kredit kami berusaha menerapkan layanan kredit 151, tetapi kalau menurut SOP jangka waktu maksimum proses kredit adalah 10 hari kerja..”(Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010)
Proses kredit menurut Standart Operating Procedure (SOP)
di Bank BTN Surakarta ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
a. Informasi Kredit dan Penerimaan Berkas Permohonan KPR
Pemohon dapat meminta penjelasan kepada bagian Loan
Services untuk pengajuan berkas-berkas permohonan kredit,
penjelasan yang akan diberikan kepada debitur diantaranya:
- Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Kredit
- Pembukaan rekening Tabungan Batara
- Kewajiban biaya administrasi
- Staff Loan Service akan memberikan Formulir Aplikasi
Permohonan dan Formulir Check List data yang diperlukan
berikut penjelasan mengenai cara pengisian formulir-
formulir pengajuan kredit.
Setelah form dan berkas-berkas dilengkapi calon debitur,
staff Loan Service akan melakukan pemeriksaan pada berkas-
berkas tersebut, meliputi:
- Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan
kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.
- Apabila berkas belum lengkap, maka staff Loan Service
akan meminta calon debitur untuk melengkapi berkas yang
kurang.
- Apabila berkas sudah lengkap maka pihak Loan Service
akan mengkonfirmasikan waktu wawancara dengan calon
debitur.
- Dilakukan pencatatan nama dan tanggal penerimaan berkas
permohonan yang telah diterima dalam buku register
penerimaan berkas calon debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
b. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh petugas Loan Service unit
kepada pemohon kredit yang bertujuan untuk penyidikan
apakah berkas-berkas yang telah diberikan tersebut sesuai fakta
atau rekayasa. Sebelum proses wawancara dilakukan, pihak
Loan Service melakukan BI Checking kepada calon debitur
melalui bagian Bookkeping and Control untuk mengetahui
apakah calon debitur termasuk dalam black list BI atau tidak,
apakah calon debitur mempunyai hutang di bank lain atau
tidak, serta dapat digunakan untuk mengetahui track record
atau kolektibilitas debitur apabila pernah melakukan kredit di
bank lain sebelumnya, BI Checking juga dapat digunakan
seorang analis untuk mengetahui kejujuran calon debitur dalam
memberikan informasi mengenai sejarah kreditnya pada bank
lain dan sebagai bahan pertimbangan oleh Kelompok Pemutus
Kredit.
Proses wawancara dilakukan dengan menggunakan prinsip
kredit 5C dan 7P, 5C yaitu character, capital, capacity,
collateral, dan condition sedangkan 7P yaitu personality, party,
purpose, prospect, payment, profitability dan protection.
Adapun materi wawancara dan verifikasi data kepada calon
debitur beserta istri atau suami (bagi yang sudah menikah)
dalam proses wawancara diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
- Materi Wawancara:
ü Penghasilan/prospek calon debitur
ü Biaya hidup calon debitur
ü Penyertaan dana calon debitur
ü Hak dan kewajiban debitur
- Verifikasi Data:
ü Maksimal penghasilan keluarga
ü Maksimal harga rumah
ü Surat keterangan penghasilan
ü Minimal uang muka yang harus disiapkan calon debitur
ü Maksimal KPR yang diperoleh
ü Surat pernyataan belum memiliki rumah.
Setelah proses wawancara selesai, Loan Service akan
menindaklanjuti hasil dari wawancara dengan memberikan
rekomendasinya pada formulir hasil wawancara setelah data-
data dan permohonan calon debitur ini di analisis oleh pihak
analis kredit di Loan Service, rekomendasi ini dapat berupa:
- Membuat DUP (Daftar Usulan Pemohon) apabila calon
debitur dinilai sudah memenuhi syarat-syarat kelayakan
untuk diberikan rekomendasi, kemudian akan diajukan
pada Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk keputusan
kreditnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
- Membuat memo On The Spot (OTS) apabila pihak Loan
Service membutuhkannya sebagai bahan pendukung dalam
memberikan rekomendasi kredit.
- Menerbitkan surat penolakan, apabila dinilai dalam proses
wawancara, analis kredit dan hasil OTS bila ada, calon
debitur tidak memenuhi kriteria-kriteria tertentu untuk
layak diberikan kredit maupun untuk diberikan
rekomendasi kredit.
c. On The Spot (OTS)
On The Spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan
dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha
atau jaminan. Pihak loan service setelah melakukan proses
wawancara akan membuat memo On The Spot, memo-memo
OTS ini dapat berupa:
- OTS tempat usaha calon debitur bagi pemohon
wiraswasta, untuk melihat prospek usaha debitur dan
menghitung penghasilan yang diperoleh debitur apakah
sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh calon
debitur.
- Memo OTS kantor bagi pemohon yang berpenghasilan
tetap, peninjauan akan dilakukan terhadap tempat calon
debitur yang bekerja apabila dinilai perusahaan tempat
calon debitur bekerja kurang familiar atau perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
tersebut baru saja berdiri, untuk melihat prospek
perusahaan nantinya dan mengkonfirmasi penghasilan
serta jabatan dari calon debitur apakah sudah sesuai
dengan keterangan yang diberikan calon debitur.
- Memo OTS untuk penilaian agunan yakni penilaian
rumah yang akan disubsidikan apakah sudah sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur oleh Keputusan
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403
/KPTS/M/2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana
Sehat (Rs. Sehat), beserta perubahan – perubahannya.
Pada dasarnya kebutuhan OTS dilihat dari hasil wawancara
dan kebutuhan seorang analisis kredit dalam menganalisa
kemampuan dan kebenaran penghasilan calon debitur, apabila
dalam analisa dan wawancara pihak Loan Service sudah yakin
akan keadaan dan penghasilan calon debitur dengan didukung
oleh data-data yang ada, maka proses OTS tidak perlu
dilakukan, melainkan langsung direkomendasikan ke
Kelompok Pemutus Kredit dengan dibuatnya Daftar Usulan
Pemohon.
Untuk OTS usaha dan kantor Bank BTN Surakarta
menggunakan tim survei sendiri, yakni tim survei dari pihak
bank yaitu Staff Loan Adminstration, sedangkan untuk OTS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
agunan atau rumah yang akan di KPRS kan Bank BTN
menggunakan tim survei dari PT. Ada dan PT. Doli yang
memang memiliki tim khusus untuk mentaksasi harga rumah
subsidi, penggunaan tim survei dari luar ini dimaksudkan agar
tidak ada dugaan taksasi rumah tersebut ditinggikan harganya
atau sebaliknya oleh bank selaku pemberi kredit25.
Waktu pelaksanaan OTS baik OTS usaha, kantor dan
rumah, tidak akan diberitahukan kepada calon debitur/pemohon
agar tim survei dapat melihat kondisi sebenarnya di lapangan.
Hasil dari survei ini akan di laporkan kepada Loan Service
melalui Laporan Penilaian Agunan untuk OTS rumah atau
Laporan Penilaian Akhir untuk OTS usaha atau OTS kantor
calon debitur, kemudian laporan-laporan OTS ini dicocokkan
dengan hasil wawancara untuk mengetahui apakah keterangan
yang disampaikan calon debitur pada saat wawancara sesuai
dengan hasil OTS yang ada.
Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu hasil dari OTS ini
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Loan Service
untuk merekomendasikan calon debitur yang telah di OTS ini
apakah permohonannya akan diajukan ke Kelompok Pemutus
Kredit (KPK) dengan diterbitkan Daftar Usulan Pemohon
ataukah permohonan kreditnya ditolak dengan dibuatnya Surat
Penolakan kepada pemohon.
25 Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
d. Keputusan kredit
Apabila permohonan kredit direkomendasikan maka
petugas Loan Service Unit membuat Dafttar Usulan Pemohon
(DUP). Pengajuan DUP disertai dengan BI Checking, hasil
wawancara dan berkas pemohon kredit secara bertahap
diberikan kepada Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk
diteliti dan diberikan keputusan kredit apakah kredit diterima
atau ditolak. Anggota KPK tersebut antara lain Loan and Retail
Service Head, Branch Manager dan Loan Service Unit sendiri.
DUP dan dokumen-dokumen lain tersebut akan diberikan
terlebih dahulu kepada Loan and Retail Service Head untuk
diteliti dan diberikan pendapat, setelah itu dikembalikan ke
Loan Service Unit / Analyst untuk diperbaiki berdasarkan saran
dari Loan and Retail Service Head atau diteruskan langsung ke
Branch Manager apabila tidak ada koreksi dari Loan and
Retail Service Head. Hal yang sama akan dilakukan oleh
Branch Manager yani menganalisa dan memberikan pendapat
terhadap DUP dan dokumen-dokumen lain yang diusulkan dan
dikembalikan ke Loan Service Analyst untuk ditindaklanjuti.
Loan Service Analyst akan memeriksa DUP dan pendapat dari
anggota Branch Manager yang tertera di dalam kolom
pendapat KPK. Berkas permohonan kredit dan DUP yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
diterima kembali oleh pihak Loan Service biasanya akan
ditindak lanjuti dengan:
- Apabila terdapat kekurangan data-data pendukung terhadap
DUP , berkas pemohon yang dibutuhkan dan persyaratan -
persyaratan tertentu dalam keputusan kredit maka Loan
Service Analyst akan merevisinya dan mengajukannya
kembali ke Anggota KPK.
- Apabila diminta untuk melakukan OTS ulang maka akan
dibuat memo OTS ulang oleh Loan Service Unit / Analyst.
- Apabila berkas permohonan dan DUP ditolak oleh anggota
KPK maka Loan Service Unit akan menerbitkan Surat
Penolakan Kredit rangkap 2 yang akan dikirimkan kepada
pemohon kredit dan untuk arsip Loan Service.
- Apabila disetujui, maka Loan Service Unit akan
menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian
Kredit (SP3K) yang akan ditandatangani oleh pemohon
kredit pada saat dilakukan akad kredit dan disyahkan oleh
Branch Manager.
Sebagai bukti bahwa kredit telah disetujui oleh KPK
dikeluarkan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit
(SP3K). Kemudian pihak loan service akan menginformasikan
kepada calon debitur bahwa kredit yang diajukan telah disetujui
dan memberitahukan tanggal realisasi / akad kredit serta biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
administrasi yang harus dibayarkan pada saat akad. Apabila
calon debitur telah menyetujui semua persyaratan-persyaratan
untuk melakukan proses akad, maka Loan Service Unit
menerbitkan Surat Perjanjian Kredit (SPK) rangkap 3 yang
berisi perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan kredit
yang harus ditandatangai calon debitur saat akad kredit untuk
mengikat para pihak yaitu Bank Tabungan Negara sebagai
kreditur dan pemohon kredit sebagai debitur agar saling
melaksanakan kewajiban.
Surat perjanjian yang harus ditandatangani oleh pemohon
kredit adalah Surat Perjanjian Kredit (SPK) dan Surat
Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) diatas
materai Rp 6.000,00. Penandatanganan akad kredit dan
perjanjian lainnya dilakukan oleh pemohon kredit didepan
pihak Bank, Notaris dan pihak pnjual atau developer serta tidak
boleh diwakilkan.
e. Realisasi kredit
Realisasi kredit dihadiri oleh pemohon dan istri, pihak yang
menjual rumah / developer, notaris, pihak bank. Proses realisasi
ini akan dilakukan setelah penandatanganan akad kredit serta
surat perjanjian kredit oleh pemohon dan pihak bank
dihadapan notaris. Pemohon diharuskan membayar biaya
fasilitas kredit seperti diawal persyaratan yang telah disepakati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
meliputi biaya angsuran bulan pertama, provisi bank maksimal
0,5 % dari maksimal kredit, biaya notaris, biaya APHT (Akta
Pemasangan Hak Tanggungan), biaya penilai/ appraiser, biaya
premi asuransi kebakaran, biaya asuransi jiwa, saldo tabungan
yang diblokir, dan biaya administrasi.
Setelah penandatangan akad dan perjanjian kredit dana
kredit yang dicairkan oleh pihak bank akan langsung diberikan
kepada penjual atau ditransfer ke rekening developer,
kemudian Loan Service Unit menerbitkan Surat Perjanjian
Debitur Rangkap 5 (SPD5), yang ditujukan kepada :
- SPD5 lembar 1, diberikan kepada Loan Administration Unit
- SPD5 lembar 2, diberikan kepada Kantor Divisi Retail
- SPD5 lembar 3, diberikan kepada bagian Collection and
Work out
- SPD5 lembar 4, diberikan kepada bagian Accounting
- SPD5 lembar 5, diberikan kepada Notaris
f. Pembayaran Angsuran dan Pelunasan Kredit
Pembayaran angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi
dapat dilakukan dengan 6 cara, yaitu:
- Pembayaran angsuran dipotong langsung dari gaji.
Pembayaran ini dapat dilakukan atas persetujuan debitur
dengan bagian keuangan instansi yang mengurus gaji
debitur untuk melakukan pemotongan gaji senilai angsuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
yang disepakati. Fasilitas pembayaran seperti ini bisa
dilakukan bagi debitur yang bekerja sebagai pegawai tetap
dan pihak instansi telah bekerja sama dengan BTN.
- Pembayaran langsung ke loket BTN
Debitur datang langsung ke BTN terdekat dan langsung
membayar angsuran KPR subsidi di Teller Service.
- Pembayaran melalui ATM BATARA
Debitur yang mempunyai tabungan BATARA dan
mempunyai ATM BATARA dapat membayar angsuran
KPR subsidi dengan menggunakan fasilitas dengan ATM
BATARA.
- Pembayaran dengan tranfer
Debitur dapat membayar angsuran KPR subsidi dengan
melakukan tranfer dari bank manapun kepada BTN.
- Pembayaran melalui kantor POS
BTN kerjasama dengan kantor POS untuk memudahkan
debitur dalam pembayaran angsuran KPR subsidi, dengan
cara debitur datang langsung ke kantor POS terdekat di
loket tersedia.
- Pembayaran dengan cara pemindahbukuan
Pembayaran angsuran KPR subsidi dilakukan dengan cara
pemindahbukuan jika telah mendapatkan persetujuan dari
pemilik rekening.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi dapat
dilakukan dengan cara, sebagai berikut :
- Dengan angsuran bulanan atas dasar perhitungan yang telah
dilakukan setiap bulannya. Di dalam pembayaran angsuran
terdapat Skim Pembayaran Ekstra yang bisa dilakukan oleh
debitur apabila debitur mempunyai uang ekstra untuk
membayar angsurannya beberapa bulan sekaligus pada
waktu yang sama, minimal angsuran ekstra adalah 5 bulan
angsuran.
- Pelunasan dapat dilakukan sebelum jatuh tempo kredit
dengan pinalti sebesar 1% dari sisa kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Gambar 3.3
Prosedur Umum Kredit Bank BTN Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Gambar 3.4
Daftar Usulan Pemohon
(BI Checking, Hasil Wawancara dan Berkas Pemohon Kredit)
Kekompok Pemutus Kredit
(KPK)
Loan And Retail Service Head
Loan Service Unit
Branch Manager
Kurang Data Atau
Persyaratan
Tolak Disetujui OTS Ulang
Surat Penolakan
SP3K
SPK
Realisasi Kredit
SPD 5
Pembayaran Angsuran
Informasi Kredit
Penerimaan Berkas
Permohonan KPR
Loan Service
BI Checking Bookkeping And Control
Wawancara
OTS
Laporan Penilainan Agunan & Laporan Penilaian Akhir
Loan Administration Staff
Analis Kredit
(Berkas Lengkap / OTS)
Tolak
Daftar Usulan Pemohon
(BI Checking, Hasil Wawancara dan Berkas Pemohon Kredit)
Kelompok Pemutus Kredit
(KPK)
Surat Penolakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Prosedur Pengambilan Keputusan Kredit oleh KPK dan Realisasi Kredit
c) Keluaran (output) dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah
Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.
Output atau keluaran sistem adalah hasil dari energi yang
diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan apabila keluaran dari sistem kurang berguna.
Keluaran yang diharapkan dari adanya sistem ini, tersirat dari hasil
wawancara penulis dengan Staff Loan Service, sebagai berikut:
“Tujuan dari prosedur dan proses kredit ini, atau keluaran dari sistem penyaluran kredit seperti yang Adik bilang tadi tentunya adalah harapan bahwa dengan proses kredit RSH ini semakin banyak masyarakat Surakarta yang bisa memenuhi kebutuhan papan mereka, hal ini dikarenakan produk RSH bukan produk kredit komersil melainkan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terpenuhinya kebutuhan papannya yaitu rumah yang layak. Tujuan ini dapat tercapai apabila terget realisasi terpenuhi. Di Bank BTN ada yang namanya layanan kredit 151 Dik,.......... layanan kredit merupakan salah satu cara yang bisa mendukung tercapainya target itu, selain bisa menciptakan image bagi bank BTN sesuai dengan visi kita yakni menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, jadi terbentuk trademark di masyarakat kalau ingat rumah ingat BTN kira-kira seperti itu, walupun terkadang dalam penerapannya layanan kredit 151 tidak selalu bisa dipenuhi, kadang bisa ada yang kurang dari 7 hari kerja Dik, tapi juga ada yang lebih dari 7 hari kerja..” (Bangun Sulistyo, Staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010)
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis mengambil
kesimpulan bahwa keluaran (output) dari sistem penyaluran kredit
KPRS ini dapat dilihat dari berjalannya tercapainya target realisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
KPRS dan layanan kredit 151 yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pencapaian Target Realisasi KPRS
Keluaran (output) dari sistem penyaluran kredit KPRS pada
Bank BTN Surakarta dapat dilihat dari pencapaian target
realisasi untuk debitur KPRS pada grafik di bawah ini.
Target realisasi Bank BTN cabang Surakarta ditentukan
oleh Kantor Pusat Bank BTN di Jakarta dimana penentuan
jumlah target didasarkan pada animo masyarakat di wilayah
Solo, anggaran subsidi yang dikucurkan pemerintah,
ketersediaan Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang dibangun
oleh pengembang, dan peringkat atau kelas dari Bank BTN
I '08 II '08 I '09 II '09 I '10
Target Rp62,116,170 Rp62,116,170 Rp35,000,000 Rp58,382,727 Rp38,500,000
Realisasi Rp17,779,877 Rp40,842,326 Rp24,508,605 Rp49,130,180 Rp30,992,491
Rp0
Rp10,000,000
Rp20,000,000
Rp30,000,000
Rp40,000,000
Rp50,000,000
Rp60,000,000
Rp70,000,000
Dalam Milyar Rupiah
Gambar 3.5Target dan Realisasi KPRS BTN Surakarta tahun 2008-2010
(per Semester)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Surakarta pada periode tersebut. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh bapak Aris selaku staff Loan Administration
sebagai berikut.
“Target realisasi itu ditentukan dari pusat Dik...biasanya target ditentukan oleh peringkat masing-masing cabang BTN, dana yang dikucurkan pemerintah, jumlah Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang dibangun developer..”(Aris B. S., staff Loan Administration Unit : 15 Juli 2010).
Gambar 3.5 menunjukkan jumlah target dan realisasi Bank
BTN cabang Solo periode tahun 2008 sampai dengan
pertengahan tahun 2010 yang disajikan dalam per semester.
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa antara garis realisasi
dan garis target tidak pernah terjadi titik temu, di mana garis
realisasi selalu menempati posisi di bawah garis target. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa target penyaluran KPRS yang
telah ditetapkan Bank BTN cabang Surakarta per semester
belum bisa terealisasikan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak
Bangun selaku staff Loan Service dan menanggapi naik
turunnya jumlah target dan realisasi ini adalah sebagai berikut.
“Sampai saat ini kami belum bisa mencapai target realisasi terutama dikarenakan faktor Sumber Daya Manusia (SDM) nya kurang, jadi yang idealnya saya dengan bu Susi melayani sepuluh wawancara calon debitur sehari, tetapi karena banyaknya calon debitur yang datang untuk wawancara, kami berdua tidak bisa menolak mengingat terkadang ada calon debitur yang sudah jauh-jauh datang ke sini. Kan itu juga membuat waktu kita untuk menganalis kurang Dik......sehingga proses kredit menjadi lebih lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
yang juga dapat berakibat pada pencapaian target realisasi yang seharusnya bisa lebih dari jumlah ini tidak terpenuhi. Selain faktor SDM, faktor regulasi juga berpengaruh, jadi harga rumah RSH untuk wilayah Solo sebesar Rp 55 juta itu sudah tidak relevan mengingat harga rumah tersebut hanya senilai rumah batako dan itu sama saja kurang layak untuk disebut RSH. Kendala lain yang juga berpengaruh terhadap target realisasi ini adalah banyaknya calon debitur yang tidak memiliki syarat untuk mendapatkan rumah subsidi, misalnya ternyata calon debitur sudah memiliki rumah, penghasilannya setelah dikonfirmasi atau di OTS lebih dari Rp 2,5 juta.....ya kira-kira secara keseluruhan seperti itu Dik.....” (Bangun Sulistyo, staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010).
Berdasarkan data berupa grafik di atas dan hasil wawancara
penulis dengan staff Loan Service, penulis menyimpulkan
bahwa tidak terpenuhinya target realisasi diantaranya
dikarenakan point-point di bawah ini :
- Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)
- Regulasi yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini
- Banyaknya calon debitur yang tidak memenuhi syarat
untuk diberikan fasilitas KPRS
b. Layanan Kredit 151
Layanan kredit 151 adalah layanan kredit pada Bank BTN
secara umum, yakni pada hari pertama pengajuan permohonan
kredit, konsumen sudah bisa mengetahui apakah mereka bisa
mendapat KPR atau tidak, lima hari berikutnya proses
memenuhi syarat-syarat administratif, dan satu hari kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
pencairan. Jadi, dalam waktu tujuh hari kerja kredit perumahan
ini sudah dapat dicairkan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Susyana
Andriyani selaku staff bagian Loan Service yang menangani
wawancara dan menganalisa permohonan kredit calon debitur
standart layanan 151 ini dapat dilakukan apabila proses
kreditnya berjalan, sebagai berikut:
- Hari Pertama Proses Kredit
Pada hari pertama target yang harus dipenuhi adalah pada
saat pengajuan permohonan kredit calon debitur sudah bisa
mengetahui apakah mereka bisa mendapat KPRS atau
tidak. Komponen-komponen didalamnya yang dapat
mendukung tercapainya target tersebut adalah sebagai
berikut:
ü Berkas permohonan kredit debitur sudah lengkap sesuai
dengan persyaratan kredit secara umum.
ü Tidak diperlukan OTS rumah atau pun OTS usaha calon
debitur dikarenakan developer/pengembang sudah
bekerjasama dengan Bank BTN.
ü Calon debitur adalah pegawai tetap dan pembayaran
angsuran dilakukan dengan cara potong gaji.
ü BI Checking calon debitur sudah keluar sebelum atau
pada saat proses wawancara, sehingga interviewer
mengetahui track record calon debitur dengan bank lain
apakah baik atau buruk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
ü Saat wawancara dilakukan, persyaratan 5C dan 7P
dinilai oleh analis sudah dipenuhi oleh calon debitur.
Apabila menurut seorang analis komponen-komponen
diatas sudah saling mendukung, maka calon debitur bisa
mendapat kepastian kalau permohonan kreditnya di
rekomendasikan oleh pihak Loan Service pada saat
wawancara berlangsung.
- Hari Kedua sampai dengan Hari Kelima Proses Kredit
Pada hari kedua sampai ke lima dilakukan proses
pemberian keputusan kredit dan proses memenuhi syarat-
syarat administratif bagi calon debitur. Komponen-
komponen yang dapat mendukung proses ini adalah
ü DUP (Daftar Usulan Pemohon) yang diajukan Loan
Service Analyst kepada Kelompok Pemutus Kredit
lainnya yakni Loan and Retail Service Head dan
Branch Manager disetujui tanpa kendala yang berarti,
sehingga dapat dilakukan penerbitan Surat Penegasan
Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) dan Surat
Perjanjian Kredit (SPK).
ü Calon debitur telah memenuhi syarat-syarat dan biaya-
biaya administratif, biaya tersebut meliputi angsuran
pertama, biaya provisi, biaya notaris, biaya appraissal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
asuransi jiwa dan kebakaran, serta calon debitur telah
membuka rekening tabungannya di Bank BTN.
ü Calon debitur menyetujui pasal-pasal, hak dan
kewajibannya yang tercantum dalam SP3K dan SPK
sehingga dapat dilakukan penjadwalan untuk
akad/realisasi kreditnya.
- Hari Ketujuh Proses Kredit
Hari ketujuh proses kredit adalah saat akad kredit/realisasi
kredit/pencairan kredit. Proses akad ini dapat berjalan
lancar apabila:
ü Pihak-pihak yang terlibat dalam akad dapat hadir, yakni
pemohon dan istri, pihak yang menjual rumah /
developer, notaris dan pihak bank.
ü Penandatanganan akad kredit serta surat perjanjian
kredit oleh pemohon dan pihak bank dihadapan notaris,
kemudian dana kredit yang dicairkan oleh pihak bank
dapat langsung diberikan kepada penjual/developer atau
ditransfer ke rekeningnya.
ü Diterbitkannya Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5
(SPD5) oleh pihak Loan Service Unit sebagai tanda
bahwa pemohon sudah resmi menjadi debitur Bank
BTN dan Bank BTN resmi sebagai kreditur dengan hak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
dan kewajibannya masing-masing seperti apa yang
tertera di dalam perjanjian kredit.
Layanan kredit 151 akan dapat berjalan dengan baik apabila
proses diatas terpenuhi. Terpenuhinya layanan kredit 151
dinilai dapat meningkatkan citra atau image BTN dimata
masyarakat khususnya masyarakat Surakarta sebagai bank yang
benar-benar fokus dalam pembiayaan perumahan. Tetapi di
dalam prakteknya penerapan layanan kredit 151 ini
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan staff loan service
menemui kendala-kendala. Kendala-kendala tersebut secara
umum diungkapkan oleh ibu Susyana Andriyani, sebagai
berikut.
“Biasanya layanan kredit 151 tidak terpenuhi karena data pemohon kurang lengkap, pemohon juga belum mebuka tabungan, hasil OTS belum keluar, kadang menunggu BI Checking juga Mbak....”(Susyana Andriyani, staff Loan Services : 15 Juli 2010)
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan staff Loan
Service, penulis menyimpulkan bahwa belum berjalannya
Layanan Kredit 151 secara konsisten, diantaranya dikarenakan
point-point di bawah ini:
- Kurangnya kelengkapan data dan persyaratan administratif
calon debitur.
- Lamanya proses On The Spot (OTS.)
- Belum dikeluarkannya BI Checking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
2. Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan
Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang
Surakarta
Keluaran (output) dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah
pada Bank BTN cabang Surakarta merupakan indikator yang penulis
jadikan dasar untuk menentukan efektivitas penerapan sistem
penyaluran KPRS di Bank BTN. Berdasarkan data-data yang penulis
dapat dari pihak-pihak internal Bank BTN, serta didukung oleh hasil
pembahasan, dan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
beberapa pihak Bank BTN yang terlibat langsung dalam sistem
penyaluran KPRS ini, dapat dikatakan bahwa penerapan sistem
penyaluran KPRS pada Bank BTN cabang Surakarta belum bisa
dikatakan efektif atau belum berhasil mencapai tujuan dan sasaran dari
diterapakannya sistem tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa
permasalahan yang muncul dalam penerapan tahap-tahap sistem pada
saat dijalankan, sehingga hasil yang diharapkan dari output sistem
tidak terpenuhi yakni belum berhasilnya penerapan Layanan Kredit
151 yang dijalankan Bank BTN cabang Surakarta dan tidak
tercapainya target realisasi KPRS yang diharapkan. Permasalahan-
permasalahan yang mempengaruhi efektivitas dari penerapan sistem
penyaluran KPRS ini penulis jabarkan dalam tahapan-tahapan proses
berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
1) Permasalahan yang terjadi pada Tahap Input Sistem
Tahap input sistem terdiri dari regulasi, persyaratan kredit dan
sumber daya manusia, kendala atau masalah yang dihadapi dari
diterapkannya input sistem diantaranya:
a. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.
07/Permen/M/2008 tentang Batas harga rumah yang dapat
dibeli melalui KPR Bersubsidi di dalam penerapannya sulit,
karena untuk wilayah Surakarta rumah senilai Rp. 55 juta ke
bawah adalah rumah batako, dengan kata lain belum dinilai
layak untuk memenuhi syarat-syarat kesehatan. Hal ini dapat
menyebabkan calon pemohon KPRS akan kesulitan untuk
mencari rumah yang sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan regulasi tersebut.
b. Banyak calon debitur yang mengajukan KPRS sudah
mempunyai rumah, sedangkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Subsidi hanya diperuntukkan yang belum memiliki rumah.
c. Kurangnya SDM untuk mengakomodir kebutuhan calon
debitur khususnya untuk proses interview. Calon debitur
terkadang complaine karena harus menunggu lama gilirannya
untuk di interview.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
2) Permasalahan pada Tahap Proses Sistem
Pada tahap penerapan proses kredit permasalahan utama yang
dihadapi oleh Loan service unit adalah lamanya waktu proses
kredit, hal ini sering disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
a. Kurangnya berkas-berkas dan persyaratan administratif calon
debitur, yakni:
- Penyerahan berkas yang tidak lengkap dari debitur
dikarenakan calon debitur tidak mengerti dengan benar
pesyaratan yang harus dilengkapi
- Diterimanya berkas walaupun tidak lengkap oleh Loan
Service, seperti belum membuka tabungan, tidak ada photo,
copy sertifikat dan IMB belum dilampirkan, hal ini terjadi
disamping dari kelalaian calon debitur juga dapat
dikarenakan calon debitur tidak mendapatkan check list
untuk kelengkapan data dari Loan Service.
b. BI checking calon debitur belum diterima
Sebelum wawancara dilakukan BI Checking seharusnya telah
disiapkan terlebih dahulu, BI Checking ini berguna dalam
pengenalan calon debitur yang dapat membantu analis dalam
pengambilan keputusan kredit. Tetapi terkadang pihak
Bookkeping and Control mengeluarkan BI Checking ini
sesudah proses wawancara berlangsung. Hal ini menyebabkan
proses wawancara menjadi kurang efektif karena analis tidak
dapat langsung mengetahui apakah keterangan dari calon
debitur mengenai track record kreditnya memang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
c. Proses OTS (On The Spot)
Apabila dilakukan proses OTS maka pihak Loan Service dalam
menentukan atau merekomendasikan suatu permohonan kredit
kepada Kelompok Pemutus Kredit perlu menunggu hasil OTS
yang akan dibuat oleh pihak Loan Administration. Terkadang
proses OTS ini memerlukan waktu yang cukup lama,
diantaranya dikarenakan:26
- Terbatasnya sarana dan prasarana yang disediakan oleh
perusahaan, misalnya mobil dan kamera untuk
mendokumentasikan hasil OTS.
- Alamat yang tertera dalam memo OTS yang dibuat oleh
Loan Service kurang jelas atau bahkan salah sehingga
proses OTS tertunda, bahkan pihak Loan Administration
membuat Laporan Penilaian Akhir atau Laporan Penilaian
Agunan yang salah karena kesalahan penulisan alamat.
3) Permasalahan yang ada dalam keluaran (output) sistem
Setelah proses dari suatu sistem dijalankan tentunya diharapkan
hasil yang sesuai dengan sasaran atau tujuan dari penerapan sistem
tersebut. Apabila keluaran atau hasil dari suatu sistem tidak seperti
yang diharapkan atau menyimpang dari sasaran dan tujuan sistem
maka hal ini disebabkan oleh permasalahan yang terjadi dalam
26 Hasil wawancara degan Bapak Aris Staff Loan Administration. 15 Juli 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
penerapan input sistem (masukan) dan proses sistem (pengolah).
Keluaran yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dari suatu
sistem KPRS ini yakni tidak terpenuhinya Layanan Kredit 151 dan
tidak tercapainya target realisasi debitur KPRS yang menjadi
tujuan dan sasaran dari produk ini.
Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penerapan sistem
diatas seharusnya dapat diatasi dengan mengoptimalkan atau
memperbaiki sistem penyaluran KPRS pada Bank BTN cabang
Surakarta, perbaikan dan pengoptimalan sistem tersebut merupakan
penindaklanjutan dari permasalahan-permasalahan yang muncul
didalam penerapan sistem. Penindaklanjutan ini dari kurang
berhasilnya penerapan sistem ini dapat dijadikan sebagai feedback
bagi suatu sistem untuk perbaikan sistem dimasa yang akan datang,
agar tercipta sistem yang lebih bisa mendorong tercapainya sasaran
dan tujuan dari diterapkannya sistem tersebut. Usaha-usaha
pengoptimalan dan perbaikan sistem yang dapat dilakukan agar di
dalam penerapan sistemnya dapat berjalan lebih efektif adalah dengan
penindaklanjutan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam
penerapan tahap-tahap sistem penyaluran KPRS pada PT BTN cabang
Surakarta, diantaranya adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
1) Tahap Input Sistem
a. Perbaikan pada input sistem yang mengatur tentang regulasi,
khususnya mengenai batas harga rumah yang dapat dibeli
melalui KPR bersubsidi. Perbaikan sistem mengenai Batas
Harga Rumah oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat dapat
dilakukan dengan menyesuaikan batas harga rumah yang layak
untuk disubsidikan dan wilayah sasarannya. Selain perbaikan
pada input sistem lewat penyesuaian regulasi usaha-usaha yang
dapat dilakukan oleh pihak intern BTN untuk mengatasinya
adalah dengan mengadakan kerjasama dengan beberapa
developer (pengembang) untuk penyediaan Rumah Sederhana
Sehat agar dapat memfasilitasi calon debitur KPRS.
b. Untuk mengatasi permasalahan calon debitur telah memiliki
rumah atau tidak, dapat dilakukan OTS (on the spot) yang
merupakan bagian dari proses sistem dengan melakukan survei
langsung kerumah calon debitur.
c. Peningkatan jumlah SDM bank BTN yang merupakan input
dari suatu proses sistem diperlukan untuk mengakomodir
banyak nya debitur yang berminat pada produk KPRS ini,
khususnya untuk staff interviewer dan analis kredit, dengan
dukungan SDM yang berkualitas dan berpengalaman akan
dapat berperan dalam membantu jalannya sistem dan proses
kredit Bank BTN serta dapat meningkatkan layanan kredit
kepada debitur dengan proses kredit yang berjalan lebih cepat
dan tentunya berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
2) Tahap Proses Sistem
a. Kurangnya berkas-berkas debitur ini dapat dikarenakan kurang
optimalnya proses sistem khususnya pada saat pemberian
informasi kredit kepada calon debitur dan kelengkapan data
yang diperlukan, kelengkapan data calon debitur ini penting
dalam proses kredit dan mendukung layanan kredit, apabila
data-data calon debitur kurang maka proses kredit akan
berjalan lama. Untuk itu diperlukan pengoptimalan dalam
proses sistem saat pemberian informasi kredit kepada calon
debitur ini, pengoptimalan ini dapat dilakukan oleh staff Loan
Service dengan memberikan penjelasan yang benar-benar
dapat dimengerti oleh debitur tentang berkas dan form yang
harus dilengkapi oleh calon debitur, menjelaskan dengan detail
pengisian form-form tersebut, dan tidak lupa memberikan
check list data kepada calon debitur, serta menanyakan
kembali kepada calon debitur apabila ada yang kurang jelas.
b. Untuk mendukung pengoptimalan sistem yang berjalan
diperlukan adanya koordinasi yang lebih baik antara pihak
Loan Service dangan bagian Bookkeping and Control
mengenai kebutuhan data BI Checking calon debitur agar
dipersiapkan sebelum wawancara berlangsung .
c. Koordinasi yang lebih baik juga dapat dilakukan oleh pihak
Loan Service dan Loan Administration dalam pelaksanaan
proses OTS mulai dari menulis memo OTS sampai dengan
dikeluarkannya hasil dari OTS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
3) Tahap Output Sistem
Keluaran yang diharapkan dari sistem yang dijalankan adalah
terpenuhinya Layanan Kredit 151 dan pencapaian target realisasi
debitur KPRS. Apabila hal ini tidak tercapai, maka diperlukan
perbaikan atau pengoptimalan penerapan sistem pada input dan
prosesnya. Usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan
input sistem dan proses sistem diatas dapat digunakan agar dapat
menghasilkan keluaran (output) yang lebih diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab III yang membahas tentang
hasil penelitian Efektivitas Penerapan Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan
Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta, dapat
diambil kesimpulan bahwa
1. Sistem penyaluran KPRS yang digunakan PT. BTN cabang Surakarta
adalah terdiri dari dari tahap-tahap berikut:
a. Tahap Input Sistem, terdiri dari regulasi KPRS oleh Menteri
Perumahan Rakyat, persyaratan permohonan kredit, dokumen yang
dibutuhkan dalam permohonan kredit, dan sumber daya manusia
yang menjalankan proses penyaluran kredit KPRS.
b. Tahap Proses Sistem, terdiri dari tahap pemberian Informasi Kredit
dan Penerimaan Berkas Permohonan KPR, tahap Wawancara,
tahap On the Spot (OTS), tahap pengambilan Keputusan Kredit,
tahap Realisasi Kredit, dan tahap Pembayaran Angsuran serta
Pelunasan Kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
c. Tahap Output Sistem, terdiri dari keluaran yang diharapkan dari
diterapkannya sistem penyaluran KPRS ini yakni tercapainya
terget realisasi KPRS dan berjalannya Layanan Kredit 151.
2. Efektivitas Penerapan Sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah
Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta
Penerapan Sistem penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi
pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta ini belum bisa
dikatakan efektif karena keluaran (output) yang diharapkan dapat
dihasilkan dari diterapkannya sistem tersebut belum tercapai, yakni
belum berjalannya Layanan Kredit 151 secara konsisten dan tidak
tercapainya target realisasi yang telah ditentukan pada tiap semester.
Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa permasalahan yang muncul
di dalam penerapan pada tahap-tahap sistem penyaluran KPRS PT.
Bank Tabungan Negara cabang Surakarta, sebagai berikut:
a. Permasalahan pada Tahap Input Sistem, terdiri dari:
- Kurang relevannya lagi penetapan Batas Harga Rumah KPRS
yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan
Rakyat No. 07/Permen/M/2008 pada Bab III pasal 5 ayat 3
untuk wilayah Surakarta
- Calon debitur yang mengajukan KPRS sudah mempunyai
rumah
- Kurangnya Sumber Daya Manusia untuk mengakomodir
kebutuhan calon debitur, khususnya untuk proses interview.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
b. Permasalahan pada Tahap Proses Sistem, yakni lamanya proses
sistem yang dikarenakan:
- Kurangnya berkas-berkas dan persyaratan administratif calon
debitur
- BI Checking yang dibutuhkan dalam merekomendasikan
permohonan calon debitur belum diterima
- Proses On The Spot (OTS) yang berjalan lama
c. Permasalahan pada Tahap Proses Sistem, terdiri dari:
- Tidak tercapainya target realisasi KPRS
- Belum berjalannya Layanan Kredit 151 secara konsisten
Penindaklanjutan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam
penerapan tahap-tahap sistem penyaluran KPRS pada PT BTN cabang
Surakarta yang seharusnya dapat dilakukan agar dalam penerapan
sistem lebih efektif, usaha-usaha penindaklanjutan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Input Sistem
- Penyesuaian input sistem mengenai Batas Harga Rumah yang
dapat dibeli melalui KPR bersubsidi untuk wilayah Solo.
- Pengoptimalan OTS (On The Spot) yang merupakan bagian dari
proses sistem dengan melakukan survei langsung kerumah
calon debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
- Peningkatan jumlah SDM bank BTN yang merupakan input
dari suatu proses untuk staff interviewer dan analis kredit.
b. Tahap Proses Sistem
- Pengoptimalan dalam proses sistem yaitu saat pemberian
informasi kredit kepada calon debitur.
- Pengoptimalan proses sistem dengan koordinasi yang lebih
baik antara pihak Loan Service dangan bagian Bookkeping and
Control mengenai kebutuhan data BI Checking
- Pengoptimalan proses sistem dengan koordinasi yang lebih
baik antara Loan Service dan Loan Administration dalam
pelaksanaan proses OTS.
c. Tahap Output Sistem
Usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan input sistem
dan proses sistem diatas dapat digunakan agar penerapan sistem
dapat menghasilkan keluaran (output) yang lebih diharapkan.
B. Saran
Dalam upaya mendukung dan mengantisipasi hambatan dalam
usaha-usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan sistem penyaluran
KPRS pada PT. Bank BTN cabang Surakarta agar dapat menghasilkan
keluaran (output) sesuai dengan yang diharapkan, penulis memberikan
saran untuk input dan proses pada sistem sebagai berikut:
1. Pada Tahap Input Sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
a. Kurangnya informasi mengenai KPRS dapat menyebabkan calon
debitur tidak mengetahui secara jelas persyaratan-persyaratan
umum pengajuan KPRS pada Bank BTN berdasarkan pengamatan
penulis belum menyediakan brosur untuk produk KPRS, brosur
yang disediakan adalah brosur-brosur dari developer yang
menawarkan perumahan subsidi, pengenalan KPRS pada calon
debitur dilakukan secara on-line atau langsung kepada calon
debitur pada saat calon debitur mengajukan permohonan kredit.
Agar lebih efektif dan efisien dalam penyaluran kredit KPRS ini
hendaknya pihak marketing dapat membuat brosur KPRS tersebut,
selain lebih akan lebih komunikatif brosur ini juga dapat digunakan
pihak BTN untuk meningkatkan jumlah pemohon KPRS, karena
selain berguna untuk memberikan informasi yang jelas kepada
callon debitur, brosur ini juga berguna untuk mempromosikan
produk KPRS. Kegiatan promosi juga dapat diintensifkan baik
melalui advertising, sales promotion, serta publisistas.
b. Pemberian batas waktu kepada nasabah untuk melengkapi
kekurangan persyaratan kreditnya diperlukan agar proses kredit
tidak berkepanjangan. Jadi, jika menurut pihak perbankan data
yang calon debitur belum lengkap atau cukup dan nasabah sudah
diminta untuk segera melengkapinya tetapi sampai batas waktu
tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka
sebaiknya permohonan kredit ditolak. Pemberian batas waktu ini
berguna dalam mendukung Layanan Kredit 151 yang berusaha
dijalankan oleh BTN Solo yakni calon debitur harus melengkapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
datanya setelah 1 hari sejak pihak Loan Services memberitahukan
kekurangan data tersebut.
2. Tahap Proses Sistem
a. Bank BTN sebagai bank yang berpengalaman khususnya dalam
pemberian kredit perumahan, seyogyanya tidak menjadikan proses
OTS ini menjadi suatu kendala yang berarti dalam
pelaksanaannnya. Untuk perbaikan ke depan kendala yang ada
tersebut dapat diatasi dengan penambahan sarana dan prasarana
OTS khususnya mobil dan kamera, untuk pihak Loan Service
sendiri sebaiknya lebih teliti dan hati-hati dalam penulisan memo
terutama pada bagian alamat OTS dan nomer rumah agunan karena
kesalahan penulisanya dapat membuat proses kredit menjadi lama.
Usaha lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi lamanya
proses OTS ini adalah penyediaan fasilitas motor/mobil khusus
untuk OTS, atau penyediaan fasilitas kantor yang sesuai dengan
jenjang kepangkatan/posisi jabatan.
b. Pihak Loan Service sebagai pewawancara dan penganalis kredit
seharusnya memiliki akses untuk mendapatkan BI Checking calon
debitur secara langsung, sehingga tidak perlu menunggu bagian
Bookkeping and Control, mengingat BI Checking merupakan data
yang penting untuk pengambilan keputusan kredit, maka penulis
menilai hal ini diperlukan agar BI Checking tidak menghambat
layanan proses kredit.
top related