dr. fadhil nugraha
Post on 13-Apr-2016
293 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Fadhil Nugraha
Referat
Hemotoraks
Preseptor : dr. Indra Buana, Sp.P
OLEH NIM : 090610001
Paru-paru adalah organ yang terletak di bawah tulang rusuk di dalam dada yang terdiri dari banyak kantung kecil berisi udara yang disebut alveoli. Fungsi utama dari paru-paru adalah membawa oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar dari darah. Pertukaran oksigen dan karbon ini terjadi dalam alveoli. Tulang rusuk membantu melindungi paru-paru ketika paru mengembang dan mengempis saat bernafas
Pendahuluan
Hemotoraks diklasifikasikan menurut jumlah darah yang ada: minimal, sedang, atau besar. Hemotoraks dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau tembus pada dada. Pada cedera dada, tulang rusuk bisa mencabik jaringan paru-paru atau arteri, menyebabkan darah mengumpul di rongga pleura.
Pendahuluan
Akumulasi darah dalam dada atau hemotoraks adalah masalah yang relatif umum dan paling sering akibat cedera pada intrathoracic struktur atau dinding dada. Hemotoraks yang tidak berhubungan dengan trauma jarang terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab. Identifikasi dan pengobatan traumatik hemotoraks adalah bagian penting dari perawatan pasien yang terluka
Pendahuluan
Anatomi ToraksRongga toraks dibatasi oleh iga-iga, yang bersatu di bagian belakang pada vertebra thoracalis dan di depan pada sternum. Kerangka rongga toraks, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga
TINJAUAN PUSTAKA Fisiologi Sistem Pernafasan
Hemotoraks adalah terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat trauma tumpul atau tembus pada dada. Hemotoraks biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah pecahnya sebuah pembuluh darah atau kebocoran aneurisma aorta yang kemudian mengalirkan darahnya ke rongga pleura
TINJAUAN PUSTAKA
Sekitar 150.000 kematian terjadi karena trauma tiap tahunnya. Sekitar 450.000 individu menjadi cacat permanen karena trauma, dan sebagian besar dari grup ini adalah korban dari politrauma. Chest injury terjadi sekitar 60% dari politrauma, karena itu perkiraan kasar dari kejadian hemotoraks di Amerika Serikat mendekati 300.000 kasus tiap tahunnya
TINJAUAN PUSTAKAEpidemiologi
Mortalitas trauma toraks dengan hemopneumotoraks adalah 26,7% dan hemotoraks adalah 57,1%. Hemotoraks non-traumatik memiliki angka mortalitas yang lebih rendah
TINJAUAN PUSTAKAKlasifikasi
Hemotoraks ringanJumlah darah kurang dari 400 ccTampak sebagian bayangan kurang dari 15 % pada foto toraksPerkusi pekak sampai iga IX
Hemotoraks sedangJumlah darah 500 cc sampai 2000 cc15% - 35% tertutup bayangan pada foto toraksPerkusi pekak sampai iga VI
Hemotoraks beratJumlah darah lebih dari 2000 cc35% tertutup bayangan pada foto toraksPerkusi pekak sampai iga IV
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan penyebab, hemotoraks dapat dibagi menjadi:
Hemotoraks spontan : primer (ruptur blep), sekunder (infeksi keganasan), neonatal.
Hemotoraks yang didapat : iatrogenik, barotrauma, trauma.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Magerman (2010) penyebab hemotoraks antara lain:Penetrasi pada dadaTrauma tumpul pada dadaLaserasi jaringan paruLaserasi otot dan pembuluh darah intercostalLaserasi arteri mammaria interna
Etiologi
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi
• Nyeri dada yang berkaitan dengan trauma dinding dada• Tanda-tanda syok, seperti hipotensi, nadi cepat dan lemah, pucat, dan akral
dingin• Tachycardia• Dyspnea• Hypoxemia• Takipneu• Anemia
TINJAUAN PUSTAKA
Manifestasi Klinis
• Deviasi trakea ke sisi yang tidak terkena.• Gerak dan pengembangan rongga dada tidak
sama (paradoxical).• Penurunan suara nafas atau menghilang pada
sisi yang terkena• Dullness pada perkusi (perkusi pekak)• Adanya krepitasi saat palpasi
Chest x-ray : Adanya gambaran hipodense pada rongga pleura di sisi yang terkena dan adanya mediastinum shift. Chest x-ray sebagi penegak diagnostik yang paling utama dan lebih sensitif dibandingkan lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan Penunjang
TINJAUAN PUSTAKA
CT Scan : Diindikasikan untuk pasien dengan hemotoraks untuk evaluasi lokasi clotting (bekuan darah) dan untuk menentukan kuantitas atau jumlah bekuan darah di rongga pleura.
TINJAUAN PUSTAKA
USG : USG yang digunakan adalah jenis FAST dan diindikasikan untuk pasien yang tidak stabil dengan hemotoraks minimal.
• Nilai BGA : Hipoksemia mungkin disertai hiperkarbia yang menyebabkan asidosis respiratori. Saturasi O2 arterial mungkin menurun pada awalnya tetapi biasanya kembali ke normal dalam waktu 24 jam.
• Cek darah lengkap : Menurunnya Hb menunjukan jumlah darah yang hilang pada hemotoraks.
• Torakosentesis : Menunjukkan darah/cairan serosanguinosa (hemotoraks).
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA Diagnosa dan Diagnosa Banding
KONDISI PENILAIAN
Tension pneumothorax • Deviasi Tracheal
• Distensi vena leher
• Hipersonor
• Bising nafas (-)
Massive hemothorax • ± Deviasi Tracheal
• Vena leher kolaps
• Perkusi : dullness
• Bising nafas (-)
Cardiac tamponade • Distensi vena leher
• Bunyi jantung jauh dan lemah
• EKG abnormal
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan utama terapi dari hemotoraks adalah untuk menstabilkan hemodinamik pasien, menghentikan perdarahan dan mengeluarkan darah serta udara dari rongga pleura. Langkah pertama untuk menstabilkan hemodinamik adalah dengan resusitasi seperti diberikan oksigenasi, cairan infus, transfusi darah, dilanjutkan pemberian analgetik dan antibiotik
Penatalaksanaan
TINJAUAN PUSTAKALangkah selanjutnya untuk penatalaksanaan pasien dengan hemotoraks adalah mengeluarkan darah dari rongga pleura yang dapat dilakukan dengan cara :
1. Chest tube (Tube thoracostomy drainage) : Tube thoracostomy drainage merupakan terapi utama untuk pasien dengan hemotoraks. Insersi chest tube melalui dinding dada untuk drainase darah dan udara. Pemasangannya selama beberapa hari untuk mengembangkan paru ke ukuran normal.
TINJAUAN PUSTAKA
Thoracotomy : Merupakan prosedur pilihan untuk operasi eksplorasi rongga dada ketika hemotoraks massif atau terjadi perdarahan persisten. Thoracotomy juga dilakukan ketika hemotoraks parah dan chest tube sendiri tidak dapat mengontrol perdarahan sehingga operasi (thoracotomy) diperlukan untuk menghentikan perdarahan. Perdarahan persisten atau berkelanjutan yang segera memerlukan tindakan operasi untuk menghentikan sumber perdarahan di antaranya seperti ruptur aorta pada trauma berat.
Trombolitik agent : Trombolitik agent digunakan untuk memecahkan bekuan darah pada chest tube atau ketika bekuan telah membentuk massa di rongga pleura, tetapi hal ini sangat berisiko karena dapat memicu terjadinya perdarahan dan perlu tindakan operasi
TINJAUAN PUSTAKA
Fibrinolysis intrapleural digunakan untuk mengevakuasi hemotoraks residual dalam kasus dimana drainase dengan torakostomi inisial tidak adekuat. Dosis yang digunakan adalah streptokinase (250.000 IU) atau urokinase (100.000 IU) dalam 100 ml saline steril. Dalam studi mengenai penggunaan fibrinolysis intrapleural dalam kasus hemotoraks clotted traumatic, dengan memasukkan agen fibrinolysis secara harian dalam jangka waktu 2-15 hari, memberikan hasil penyembuhan sebanyak 92%.
TINJAUAN PUSTAKA
Komplikasi dapat berupa:1.Kegagalan pernafasan (paru-paru kolaps sehingga terjadi gagal nafas dan meninggal).2.Fibrosis pada membran pleura.3.Pneumotoraks.4.Pneumonia.5.Septisemia.6.Syok.
Komplikasi
Prognosis berdasarkan pada penyebab dari hemotoraks dan seberapa cepat penanganan diberikan. Apabila penanganan tidak dilakukan segera maka kondisi pasien dapat bertambah buruk karena akan terjadi akumulasi darah di rongga toraks yang menyebabkan paru-paru kolaps dan mendorong mediastinum serta trakea ke sisi yang sehat.
TINJAUAN PUSTAKA
Prognosis
Prognosis umum pada pasien dengan hemotoraks cukup baik. Mortalitas berhubungan dengan berat ringannya cedera pada trauma toraks. Empyema dapat terjadi pada 5% kasus, sedangkan fibrotoraks dapat terjadi pada 1% kasus. Prognosis jangka pendek dan jangka panjang pada pasien dengan hemotoraks non-traumatik bergantung pada penyebab hemotoraks.
KESIMPULAN
Hemotoraks biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah pecahnya sebuah pembuluh darah atau kebocoran aneurisma aorta yang kemudian mengalirkan darahnya ke rongga pleura.
Hemotoraks dapat dibagi berdasarkan penyebabnya, yaitu oleh trauma dan non-trauma. Penanganan dan tujuan pengobatan hemotoraks adalah untuk menstabilkan pasien, menghentikan pendarahan, dan menghilangkan darah serta udara dalam rongga pleura. Penanganan pada hemotoraks dapat berupa resusitasi cairan, pemasangan chest tube ( WSD ), sampai Thoracotomy, tergantung dari derajat keparahannya.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui penyebab serta menangani dengan cepat kasus ini karena sangat menentukan prognosis yang akan terjadi.
top related