direktorat buah dan florikultura 2018sakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakin buflo 2018.pdf ·...
Post on 19-Nov-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA
DIREKTORAT BUAH DAN FLORIKULTURA
2018
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
perkenanNya maka Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura 2018 dapat kami
selesaikan. Laporan Kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola
mandat tupoksi, visi dan misi, serta pertanggungjawaban dalam mengelola anggaran
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2018. Dokumen Laporan
Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018 ini tidak hanya
mencakup keberhasilan yang sudah dicapai namun juga kegagalan dalam pelaksanaan
kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura sebagai bahan dalam melakukan
evaluasi terhadap hal-hal yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja
Direktorat Buah dan Florikultura ke depan.
Kami berharap Laporan Kinerja ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan menetapkan
tindaklanjut untuk pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019. Kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan kinerja ini
sehingga dapat diselesaikan pada waktunya.
Jakarta, 29 Desember 2018
Direktur Buah dan Florikultura,
Dr. Sarwo Edhy, SP., MM
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pengembangan agribisnis buah dan florikultura nasional telah menunjukkan pertumbuhan
yang nyata dalam memberikan sumbangsih perekonomian masyarakat Indonesia. Indikator
tersebut antara lain dapat dilihat dari sumbangan PDB untuk sektor Pertanian, peningkatan
penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat sebagai dampak positif dari
pengembangan agribisnis buah dan florikultura. Dalam perkembangannya, komoditas buah
dan florikultura nasional selain diperdagangkan di dalam negeri, juga dipasarkan di tingkat
internasional ke beberapa negara, sehingga memberikan sumbangan devisa. Berbagai
upaya telah dan akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja industri buah dan florikultura
nasional yang berdaya saing baik di pasar domestik maupun internasional.
Fasilitasi yang dialokasikan untuk pengembangan kawasan, utamanya diprioritaskan
untuk komoditas yang memiliki potensi ekspor seperti mangga, manggis, pisang, salak,
nenas, durian atau subtitusi impor seperti jeruk maupun komoditas yang memiliki potensi
besar dalam menyumbang perekonomian daerah. Pada tahun 2018 pengembangan
kawasan buah juga diperuntukkan mendukung kegiatan Bedah Kemiskinan Rakyat
Sejahtera (#Bekerja) berbasis Hortikultura, yang dilaksanakan di beberapa kabupaten,
dengan sasaran Rumah Tangga Miskin (RTM). Berdasarkan Renstra Kementerian
Pertanian 2015 – 2019, Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai tanggung jawab
pencapaian Sasaran Strategis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk
Hortikultura. Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Buah dan Florikultura
bertanggungjawab meningkatkan produksi komoditas buah dan florikultura,
meningkatkan rasio volume ekspor terhadap produksi produk pertanian serta
menurunkan volume impor produk buah dan florikultura. Tujuan tersebut dicapai melalui
kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura secara berkelanjutan, melalui
pengembangan kawasan terintegrasi.
Sejalan dengan kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura, maka salah satu
target kinerja utama yang ditetapkan adalah terbangunnya kawasan sentra produksi
tanaman buah dan florikultura melalui fasilitas sarana dan prasarana budidaya yang
dapat dimanfaatkan untuk perluasan lahan maupun optimalisasi lahan melalui perbaikan
pengelolaan usaha maupun pemeliharaan tanaman.. Selain itu didukung pula dengan
pelaksanaan Bimbingan Teknologi dalam rangka transfer inovasi teknologi untuk
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
iii
peningkatan produksi dan memperbaiki mutu produk buah dan florikultura yang
dihasilkan.
Anggaran yang dialokasikan untuk Keiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura
sebesar Rp. 59.787.732.000,-. Sebagian besar anggaran dari anggaran tersebut,
sebesar Rp. 57.435.296.000 dialokasikan di daerah dalam bentuk dana dekonsentrasi
(Dekon) dan dana tugas pembantuan (TP) pada 57 (lima puluh tujuh) satker yang
tersebar di Indonesia, untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan buah dan
florikultura, sebagai berikut : 1) Pengembangan Kawasan Jeruk, 2) Pengembangan
Kawasan Mangga, 3) Pengembangan Kawasan Manggis, 4) Pengembangan Kawasan
Pisang, 5) Pengembangan Kawasan Buah Lainnya dan 6) Pengembangan Kawasan
Florikultura.
Alokasi dana di Satker Pusat sebesar Rp. 2.352.436.000,- yang digunakan untuk
mendukung kegiatan peningkatan produksi buah dan florikultura secara nasional, agar
dapat terlaksana sesuai target outputnya, dalam bentuk : 1) Pelaksanaan Bimbingan
Teknis/Pendampingan/Sosialisasi; 2) Penyusunan Pedoman-Pedoman; 3) Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018 disusun
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola mandat tupoksi, visi
dan misi, serta pertanggungjawaban dalam mengelola anggaran terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan selama tahun 2018. Dokumen Laporan Kinerja Direktorat Buah dan
Florikultura Tahun Anggaran 2018 ini tidak hanya mencakup keberhasilan yang sudah
dicapai namun juga kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan Produksi
Buah dan Florikultura sebagai bahan dalam melakukan evaluasi terhadap hal-hal yang
telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja Direktorat Buah dan Florikultura.
Ukuran keberhasilan kinerja Direktorat Buah dan Florikultura TA. 2018 dapat diketahui
dari beberapa hal sebagai berikut :1). Capaian kinerja yang diukur dari realisasi volume
output dibandingkan dengan target dalam RKT, sesuai dengan anggaran yang
dialokasikan; 2). Efisiensi kinerja; dan 3). Capaian kinerja yang diukur dengan
keberhasilan pencapaian outcome yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK)
Direktorat Buah dan Florikultura 2018.
Pengukuran kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang berdasarkan
kepada capaian target kawasan buah dan florikultura dari 6 (enam) indikator kinerja
>100%), kategori berhasil untuk kawasan jeruk, manggis dan buah lainnya (80-100%);
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
iv
dengan kategori cukup berhasil untuk kawasan mangga (60-79%); dan kategori kurang
berhasil untuk kawasan pisang (< 60%). Target kawasan yang tidak tercapai terutama
dalam mendukung program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) berbasis
Hortikultura. Beberapa permasalahannya karena lokasi RTM tidak sesuai dengan
pengembangan buah dan tidak tersedianya benih buah bersertifikat dalam waktu
pelaksanaan yang sangat terbatas.
Hasil pengukuran terhadap efisiensi penggunaan anggaran dengan pencapaian target
output dapat dikatakan efisien dengan rincian kegiatan kawasan buah 4,48%, kawasan
flori 1,51% dan fasilitasi teknis dukungan pengembangan buah dan florikultura 0,70%.
Berdasarkan pengukuran kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang
berdasarkan kepada capaian produksi buah dan florikultura dari 7 (tujuh) indikator
kinerja utama, menunjukkan kinerja yang sangat berhasil dalam pengembangan
manggis (130,50); mangga (129,88%), nenas (113,67%), salak (114,55%), dan krisan
(112,88%), sedangkan pengembangan pisang dan jeruk dapat dikatakan berhasil,
masing-masing menunjukkan capaian 96,62% dan 94,57%.
Capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang diukur dari
peningkatan volume ekspor menunjukkan capaian yang sangat berhasil dibanding
volume ekspor tahun 2017. Capaian yang sangat fantastis terutama peningkatan ekspor
manggis sebesar 323,60%; pisang sebesar 67,10%; dan salak 27,64%. Peningkatan
ekspor lainnya adalah nenas, 8,8% dan mangga 1,9%. Peningkatan ekspor yang
sangat besar merupakan keberhasilan dalam peningkatan mutu buah melalui bimbingan
dalam penerapan GAP, serta pendampingan dalam percepatan Registrasi Kebun,
sehingga akses pasar lebih terbuka lebar. Sedangkan komoditas krisan, volume ekspor
turun 3,19%; namun secara total ekspor florikultura meningkat 1,36%. Dan peningkatan
ekspor yang cukup besar adalah dracaena, yaitu meningkat 417,96% dibanding tahun
2017.
Pengembangan kawasan jeruk yang telah dilakukan dalam 5 tahun terakhir, dan
terutama untuk mengembangkan jeruk dari varietas yang jenisnya berwarna kuning,
seperti Batu 55, RGL, Soe dan Terigas, ternyata dapat mengurangi volume impor jeruk
sebesar 20,27%.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
v
Alokasi anggaran yang diterima oleh Direktorat Buah dan Florikultura dalam rangka
melaksanakan kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura tahun 2018 adalah
Rp. 59.787.732.000,-. Realisasi akuntabilitas keuangan kegiatan di Satker Pusat dan
Satker Daerah sebesar Rp 45.307.735.613,- atau 75,78%. (realisasi s.d 22 Januari
2018).
Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak telah membantu dan berkontribusi besar
dalam pencapaian output, keberhasilan dalam peningkatan produksi buah dan
florikultura serta upaya efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya dalam pelaksanaan
kegiatan Tahun 2018.
Pengembangan ke depan perlu lebih direncanakan secara baik dengan melakukan
koordinasi dan sinkronisasi dari berbagai pihak terkait baik di tingkat Pusat dan Daerah,
agar semua pihak dapat berkolaborasi dalam pencapaian kinerja yang lebih baik untuk
meningkatkan produksi dan mutu buah dan florikultura agar berdaya saing di pasar
ekspor.
Disadari bahwa dukungan dana dari pemerintah terhadap pengembangan buah dan
florikultura secara nasional masih relatif rendah. Diharapkan dukungan tersebut dapat
ditingkatkan sehingga agribisnis buah di dalam negeri semakin meningkat untuk
meningkatkan kesejahteraan petani serta menjadikan buah nusantara raja di negerinya
sendiri.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi .................................................. 2
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja .......................................... 3
1.4. Dukungan Sumberdaya Manusia ............................................... 5
1.5. Dukungan Anggaran .................................................................. 5
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................... 7
2.1. Rencana Strategis 2016-2019 ................................................... 7
2.2. Perjanjian Kinerja ....................................................................... 17
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................... 18
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan ..................................................... 18
3.2. Pencapaian Kinerja Tahunan .................................................... 19
3.3. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja .............................. 40
3.4. Akuntabilitas Keuangan ............................................................ 47
3.5. Permasalahan dalam Pengembangan Buah dan Florikultura ... 48
3.6. Rencana Aksi dan Tindak Lanjut ................................................ 49
BAB IV. PENUTUP .............................................................................. 53
LAMPIRAN ........................................................................................... 54
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
vii
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura ...................................
9
2 Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018 ................................................................................
16
3 Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018 setelah Refocusing .................................................
16
4 Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018.. 17
5 Tabel 5. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Jeruk per Lokasi Tahun 2018 .....................................................................
19
6 Tabel 6. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Mangga per Lokasi Tahun 2018 ....................................................................
21
7 Tabel 7. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Manggis per Lokasi Tahun 2018 .............................................................
23
8 Tabel 8. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Pisang per Lokasi Tahun 2018 ...................................................................
24
9 Tabel 9. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Durian per Lokasi Tahun 2018 ...................................................................
27
10 Tabel 10. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Salak di Magelang Tahun 2018 .............................................................
28
11 Tabel 11. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Duku di Ogan Komering Ilir Tahun 2018 ...............................................
29
12 Tabel 12. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Lengkeng per Lokasi Tahun 2018 .............................................................
30
13 Tabel 13. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Srikaya di Gresik Tahun 2018 ...................................................................
31
14 Tabel 14. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Sukun di Sorong Tahun 2018 ..................................................................
32
15 Tabel 15. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Nenas di Prabumulih Tahun 2018 ............................................................
33
16 Tabel 16. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Pepaya per Lokasi Tahun 2018 ...................................................................
35
17 Tabel 17. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Krisan per Lokasi Tahun 2018 ...................................................................
37
18 Tabel 18. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Florikultura Lainnya per Lokasi Tahun 2018 ...............................................
38
19 Tabel 19. Capaian Kinerja berdasarkan Output Kegiatan ........................ 40
20 Tabel 20. Daftar Lokasi dan Permasalahan Belum Tercapainya Target Pengembangan Kawasan Buah ..............................................
40
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
viii
21 Tabel 21. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya dalam mencapai Output Kegiatan ....................................................................................
42
22 Tabel 22. Capaian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018..... 42
23 Tabel 23a. Peningkatan ekspor komoditas buah dan florikultura ................. 43
24 Tabel 23b. Ta Tabel 23 . Peningkatan ekspor komoditas dracaena .................................... 43
25 Tabel 24. Penurunan volume impor jeruk .................................................. 46
26 Tabel 25. Perbandingan Data Target Kinerja Tahunan dalam 5 tahun......... 46
27 Tabel 26. Perbandingan Capaian Produksi dalam Periode 5 Tahun ......... 47
28 Tabel 27. Realisasi Keuangan Berdasarkan Output Kegiatan Kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura Tahun 2018 (realisasi s/d 14 Januari 2018) .................................................
47
29 Tabel 28. Faktor yang Berpengaruh pada Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura, Solusi dan Rencana Aksi 2019 ...............................................................
50
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
ix
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 1. Pengembangan Kawasan Jeruk ............................................ 21
2 Gambar 2. Pengembangan Kawasan Mangga ......................................... 23
3 Gambar 3. Pengembangan Kawasan Manggis ........................................ 24
4 Gambar 4. Pengembangan Kawasan Pisang ......................................... 25
5 Gambar 5. Pengembangan Kawasan Lengkeng .................................... 30
6 Gambar 6. Pengembangan Kawasan Srikaya ........................................ 31
7 Gambar 7. Pengembangan Kawasan Sukun ......................................... 32
8 Gambar 8. Pengembangan Kawasan Nenas ......................................... 33
9 Gambar 9. Pengembangan Kawasan Pepaya ....................................... 35
10 Gambar 10. Dokumentasi Pengembangan Kawasan Krisan .................. 37
11 Gambar 11. Dokumentasi Pengembangan Kawasan Florikultura Lainnya.. 39
12 Gambar 12. Ekspor Perdana Pisang Mas Tanggamus ke Singapore dan
Tiongkok ...............................................................................
45
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
x
DAFTAR LAMPIRAN
1 Uraian Sebaran SDM dan Pendidikan ASN Direktorat Buah dan
Florikultura Tahun 2018 .....................................................................
56
2 Perjanjian Kinerja Eselon III Tahun 2018 di Direktorat Buah dan
Florikultura .......................................................................................
57
3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Tahun 2018 di Direktorat Buah dan
Florikultura .........................................................................................
60
4 Daftar Kelompoktani Penerima Bantuan APBN 2018 untuk
Pengembangan Kawasan Buah dan Florikultura .............................
67
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan agribisnis buah dan florikultura nasional telah menunjukkan pertumbuhan
yang nyata dalam memberikan sumbangsih perekonomian masyarakat Indonesia. Indikator
tersebut antara lain dapat dilihat dari sumbangan PDB pada sektor pertanian, peningkatan
penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat sebagai dampak positif dari
pengembangan agribisnis buah dan florikultura. Pengembangan agribisnis buah dan
florikultura mulai dari hulu seperti penyediaan agro input (pupuk, bahan pengendali opt, benih,
sarana pasarana); sampai dengan kegiatan di hilir seperti industri pengolahan buah dan
industri kreatif berbasis komoditas florikultura, akan menggerakkan perekonomian
masyarakat, baik di daerah sentra produksi sampai ke perkotaan yang menjadi tujuan pasar
untuk produk buah dan florikultura nasional. Dalam perkembangannya, komoditas buah dan
florikultura nasional selain diperdagangkan di dalam negeri, juga dipasarkan di tingkat
internasional ke beberapa negara, sehingga memberikan sumbangan devisa. Berbagai upaya
telah dan akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja industri buah dan florikultura nasional
yang berdaya saing baik di pasar domestik maupun internasional.
Fasilitasi yang dialokasikan untuk pengembangan kawasan, utamanya diprioritaskan
untuk komoditas yang memiliki potensi ekspor atau subtitusi impor maupun komoditas
yang memiliki potensi besar dalam menyumbang perekonomian daerah. Pada tahun
2018 pengembangan kawasan buah juga diperuntukkan mendukung kegiatan Bedah
Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) berbasis Hortikultura, yang dilaksanakan di
beberapa kabupaten, dengan sasaran Rumah Tangga Miskin (RTM). Berdasarkan
Renstra Kementerian Pertanian 2015 – 2019, Direktorat Jenderal Hortikultura
mempunyai tanggung jawab pencapaian Sasaran Strategis Peningkatan Nilai Tambah
dan Daya Saing Produk Hortikultura. Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat
Buah dan Florikultura bertanggungjawab meningkatkan produksi komoditas buah dan
florikultura, meningkatkan rasio volume ekspor terhadap produksi produk pertanian serta
menurunkan volume impor produk buah dan florikultura. Tujuan tersebut dicapai melalui
kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura secara berkelanjutan, melalui
pengembangan kawasan terintegrasi.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
2
Sejalan dengan kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura, maka salah satu
target kinerja utama yang ditetapkan adalah terbangunnya kawasan sentra produksi
tanaman buah dan florikultura melalui fasilitas sarana dan prasarana budidaya yang dapat
dimanfaatkan untuk perluasan lahan maupun optimalisasi lahan melalui perbaikan
pengelolaan usaha maupun pemeliharaan tanaman. Selain itu didukung pula dengan
pelaksanaan Bimbingan Teknologi dalam rangka transfer inovasi teknologi untuk
peningkatan produksi dan memperbaiki mutu produk buah dan florikultura yang
dihasilkan.
Untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan program/kegiatan Peningkatan Produksi
Buah dan Florikultura, setiap tahunnya Direktorat Buah dan Florikultura menyusun
laporan kinerja yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang tercantum dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Permentan Nomor 43/Permentan/
OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, setelah adanya perubahan organisasi dari Direktorat Budidaya dan
Pascapanen Buah, dan Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura, menjadi
Direktorat Buah dan Florikultura, maka pada pasal 423 disebutkan bahwa tugas pokoknya
adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan produksi aneka jeruk, tanaman buah lain serta florikultura.
Sedangkan fungsi dari Direktorat Buah dan Florikultura yang disebutkan pada Pasal
423 adalah sebagai berikut:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk,
perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan
pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura;
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
3
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi
tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta
florikultura;
d. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Buah dan Florikultura.
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/8/2015 tersebut, selain
Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Buah dan Florikultura, tercantum pula Rincian Tugas
Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura.
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Buah dan Florikultura
memiliki 3 (tiga)subdirektorat(Eselon III), 1 (satu) subbagian tata usaha (Eselon IV) dan
kelompok jabatan fungsionalyaitu :
a. Subdirektorat Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon;
b. Subdirektorat Tanaman Terna dan Tanaman Merambat;
c. Subdirektorat Florikultura;
d. Subdirektorat Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Fungsi dari masing-masing subdirektorat, subbagian tata usaha dan kelompok jabatan
fungsional tersebut sebagai berikut:
a. Subdirektorat Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan
pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan
pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan tanaman jeruk, perdu dan pohon;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu
dan pohon;
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
4
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman jeruk, perdu
dan pohon.
b. Subdirektorat Tanaman Terna dan Tanaman Merambat
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan
pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan tanaman
merambat;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan
pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan tanaman
merambat;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan tanaman terna dan tanaman merambat;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan
tanaman merambat;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan tanaman terna dan
tanaman merabat.
c. Subdirektorat Florikultura
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan
pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penerapan teknologi dan
pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan penerapan teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan
kawasan florikultura;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penerapan
teknologi dan pemberdayaan serta pengembangan kawasan florikultura.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
5
d. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah
tangga dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Buah dan Florikultura.
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia
Jumlah Sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Direktorat Buah dan Florikultura
dalam rangka mendukung pengembangan buah dan florikultura tahun 2018 adalah
sebanyak 41 orang, dengan golongan I tidak ada, golongan II sebanyak 5 orang,
golongan III sebanyak 29 orang dan golongan IV sebanyak 7 orang.Komposisi pegawai
berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sejumlah 22 orang, dan perempuan sebanyak
19 orang. Sedangkan, rekapitulasi SDM berdasarkan tingkat pendidikan yaitu; Doktor
(S3) 1orang, Master/Pasca Sarjana (S2) sebanyak 14 orang, Sarjana (S1) sebanyak 13
orang, Diploma (D3) sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 9 orang dan SLTP sebanyak
2 orang.
Potensi SDM yang dimiliki oleh Direktorat Buah dan Florikultura ini tersebar pada masing-
masing subdirektorat lingkup Direktorat Buah dan Florikultura dalam rangka mendukung
pencapaian kinerja sasaran Direktorat Buah dan Florikultura dan Direktorat Jenderal
Hortikultura. Sebaran pegawai per unit Eselon III adalah sebagai berikut Subdirektorat
Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon sebanyak 9 orang, Subdirektorat Tanaman Terna dan
Tanaman Merambat sebanyak 10 orang, Subdirektorat Florikultura sebanyak 8 orang,
Subbagian Tata Usaha sebanyak 14 orang. Rincian komposisi pegawai Direktorat Buah
dan Florikultura berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Lampiran 1.
1.5. Dukungan Anggaran
Pagu awal yang diterima untuk mendukung kegiatan Direktorat Buah dan Florikultura
tingkat pusat dan daerah pada tahun 2018 adalah sebesar Rp 80.909.881.000,-. Namun,
seiring dengan pencanangan program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja)
berbasis Hortikultura, terjadi perubahan anggaran pada tahun 2018 sehingga menjadi Rp
59.787.732.000,-.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
6
Sebagian besar anggaran yang diterima oleh Direktorat Buah dan Florikultura, sebesar
Rp. 57.435.296.000 dialokasikan di daerah dalam bentuk dana dekonsentrasi (Dekon)
dan dana tugas pembantuan (TP) pada 57 (lima puluh tujuh) satker yang tersebar di
Indonesia, untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan buah dan florikultura,
sebagai berikut : 1) Pengembangan Kawasan Jeruk, 2) Pengembangan Kawasan
Mangga, 3) Pengembangan Kawasan Manggis, 4) Pengembangan Kawasan Pisang, 5)
Pengembangan Kawasan Buah Lainnya dan 6) Pengembangan Kawasan Florikultura.
Alokasi dana di Satker Pusat sebesar Rp. 2.352.436.000,- yang digunakan untuk
mendukung kegiatan peningkatan produksi buah dan florikultura secara nasional, agar
dapat terlaksana sesuai target outputnya, dalam bentuk : 1) Pelaksanaan Bimbingan
Teknis/Pendampingan/Sosialisasi; 2) Penyusunan Pedoman-Pedoman; 3) Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
7
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa
komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain;
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja.
Komponen Perencanaan Kinerja meliputi: a) Rencana Strategis (Renstra), b) Rencana
Kinerja Tahunan (RKT), dan c) Perjanjian Kinerja (PK). Berikut dipaparkan komponen
terkait Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura.
2.1. Rencana Strategis 2016 - 2019
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Buah dan Florikultura 2016-2019 disusun dengan
mengacu kepada Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015-2019(Edisi
Revisi).Renstra Direktorat Buah dan Florikultura menjabarkan visi, misi, tujuan dan
sasaran, strategi serta kebijakan sebagai berikut:
2.1.1. Visi
Memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika lingkungan strategis, visi
Direktorat Jenderal Hortikultura, maka Direktorat Buah dan Florikultura 2015 – 2019
mempunyai visi meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas buah dan florikultura.
2.1.2. Misi
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, Direktorat Buah dan Florikultura mengemban
misi yang harus dilaksanakan yaitu:
a. Melakukan pengembangan kawasan buah dan florikultura;
b. Meningkatkan penerapan inovasi teknologi budidaya buah dan florikultura;
c. Meningkatkan penerapan registrasi kebun buah dan lahan usaha florikultura sesuai
GAP;
d. Mengembangkan pelaku usaha dan kelembagaan buah dan florikultura yang
professional;
e. Mewujudkan tata kelola pengembangan buah dan florikultura yang bersih, transparan,
dan profesional;
f. Mendorong terciptanya kebijakan dan regulasi untuk pengembangan agribisnis buah
dan florikultura;
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
8
g. Mendorong terwujudnya kerjasama dan kemitraan usaha serta perdagangan
komoditas buah dan florikultura yang transparan, jujur dan berkeadilan.
2.1.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pengembangan buah dan florikultura:
a. Meningkatkan ketersediaan buah dan florikultura di pasar domestik;
b. Meningkatkan ekspor komoditas buah dan florikultura unggulan;
c. Meningkatkan sistem usaha budidaya buah dan yang baik dan benar;
d. Meningkatkan mutu dan daya saing produk buah dan florikultura.
Sasaran yang akan dicapai dalam pengembangan buah dan florikultura adalah:
a. Terbangunnya kawasan jeruk, mangga, manggis, pisang dan buah lainnya, serta
kawasan florikultura.
b. Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu produk buah dan florikultura
c. Meningkatnya rasio volume ekspor terhadap produksi buah dan florikultura
d. Meningkatnya penerapan GAP/SOP
e. Meningkatnya profesionalisme pelaku dan petugas pembina buah dan florikultura
f. Meningkatnya nilai tambah dan , daya saing produk
g. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani atau produsen, pekerja serta pelaku
usaha buah dan florikultura.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
9
Tabel 1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura
VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya
produksi dan nilai
tambah komoditas
buah dan
florikultura
1. Melakukan pengembangan
kawasan buah dan florikultura
1. Meningkatkan
ketersediaan buah dan
florikultura di pasar
domestik
1. Terbangunnya kawasan
jeruk, mangga, manggis,
pisang dan buah lainnya ,
serta kawasan florikultura
1. Luas kawasan jeruk 1.870ha
2. Luas kawasan mangga 2.095 ha
3. Luas kawasan manggis 1.165 ha
4. Luas kawasan pisang 416 ha
5. Luas kawasan buah lainnya 350ha
6. Luas kawasan florikultura 22.100m2
2. Meningkatkan penerapan
inovasi teknologi budidaya buah
dan florikultura
2 Meningkatkan ekspor
komoditas buah dan
florikultura unggulan
2. Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu
produk buah dan florikultura
3. Meningkatkan penerapan
registrasi kebun buah dan lahan
usaha florikultura sesuai GAP
3 Meningkatkan sistem
budidaya buah dan
florikultura yang baik
dan benar
3 Meningkatnya penerapan
GAP/SOP
4. Mengembangkan pelaku usaha
dan kelembagaan buah dan
florikultura yang profesional
4. Meningkatnya
profesionalisme pelaku dan
petugas Pembina buah dan
florikultura
5. Mewujudkan tata kelola
pengembangan buah dan
4 Meningkatkan mutu dan
daya saing produk buah
dan florikultura
5. Meningkatnya nilai tambah
dan daya saing produk
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
10
florikultura yang bersih,
transparan dan profesional
6. Mendorong terciptanya
kebijakan dan regulasi untuk
pengembangan agribisnis buah
dan florikultura
6 Meningkatnya pendapatan
dan kesejahteraan
petani/produsen, pekerja
serta pelaku usaha buah
dan florikultura
7. Mendorong terwujudnya
kerjasama dan kemitraan usaha
serta perdagangan komoditas
buah dan florikultura yang
transparan, jujur dan
berkeadilan
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
11
2.1.4. Strategi
Strategi pengembangan buah dan florikultura sejalan dengan strategi pembangunan
pertanian tahun 2015 – 2019 yang telah diselaraskan dengan arah kebijakan Direktorat
Buah dan Florikultura, yaitu:
a. Mengembangkan kawasan buah dan florikultura berbasis Good Agriculture Practices
(GAP), secara ekstensifikasi dan intensifikasi melalui penumbuhan kawasan baru,
pengutuhan kawasan sentra, rehabilitasi kawasan, dan pemeliharaan kawasan yang
sudah terbentuk. Untuk florikultura fokus pada pengembangan kawasan berorientasi
ekspor yaitu krisan, dracaena dan melati dengan skala industri secara bertahap;
b. Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu buah dan florikultura berorientasi
ekspor yaitu manggis, salak, mangga, krisan, dracaena dan melati melalui penerapan
SOP berbasis GAP dan GHP dengan pendekatan sekolah lapang;
c. Menata rantai pasok dengan pendekatan membangun jejaring kerja dan menjalin
kerjasama sinergis antar pelaku usaha buah dan florikultura melalui pola kemitraan
dengan meningkatkan akses informasi pasar dan permodalan.
d. Melakukan penguatan dan pemberdayaan kelembagaan dengan mendorong dan
memperbanyak terbentuknya Kelompok tani, Gapoktan, Asosiasi, Koperasi melalui
peningkatan kompetensi petani/pelaku usaha buah dan florikultura memperkuat
modal usaha dan manajemen pengelolaan usaha yang mandiri dan lebih berdaya
saing.
2.1.5. Arah Kebijakan
Kebijakan yang dilakukan dalam mencapai sasaran tersebut adalah melalui
pengembangan kawasan baik dengan perluasan areal tanam maupun perbaikan
pengelolaan budidaya tanaman dengan menerapkan sistem budidaya yang baik dan
benar. Komoditas buah yang dikembangkan adalah yang memiliki potensi ekspor seperti
mangga, manggis, salak, durian, nanas dan pisang; maupun komoditas untuk subtitusi
impor seperti jeruk; sedangkan komoditas florikultura yang dikembangkan selain memiliki
potensi ekspor seperti krisan, dracaena dan melati; juga tanaman pot dan lansekap untuk
menyediakan kebutuhan penataan taman kota sekaligus memberikan kontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi daerah.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
12
Secara rinci, arah kebijakan tersebut ditempuh melalui:
a. Penumbuhan dan pengembangan kawasan jeruk, mangga, manggis, pisang dan
buah lainnya serta florikultura yang dibangun atas dasar kesesuaian lahan dan
agroklimat, didukung oleh infrastruktur yang memadai terutama untuk akses pasar
dan lembaga petani yang kuat;
b. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk buah dan florikultura
berorientasi ekspor dengan penerapan budidaya pertanian yang baik (Good
Agricultural Practices/GAP)
c. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk buah dan florikultura yang dilakukan
dengan perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana prasarana
budidaya;
e. Peningkatan koordinasi dan sinergi para stakeholders baik pemerintah maupun non
pemerintah, untuk bersama-sama mengembangkan kawasan buah dan florikultura;
f. Peningkatan kapabilitas petugas dan petani;
g. Pendampingan penerapan teknologi maju.
2.1.6. Program dan Kegiatan
Kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura merupakan bagian dari Program
“Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura.” Untuk mewujudkan kemandirian
industri buah dan florikultura dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik, mensubtitusi
dan mengurangi impor buah, meningkatkan ekspor dengan meningkatkan mutu dan daya
saing produk. Tujuan tersebut dicapai melalui rincian kegiatan sebagai berikut :
1) Kawasan Jeruk (5886.027)
Pengembangan kawasan jeruk dilakukan melalui pengembangan kawasan baru maupun
pengutuhan kawasan yang sudah ada, rehabilitasi, dan pemeliharaan lanjutan, sehingga
kawasan yang sudah terbangun dapat lebih terjamin keberlanjutannya. Fokus utama
pengembangan kawasan jeruk adalah untuk subtitusi impor. Oleh karena itu varietas
jeruk yang dikembangkan terutama yang berwarna oranye seperti Keprok Batu 55, RGL
dan varietas unggul lainnya agar dapat menggantikan jeruk impor. Selain itu juga
melakukan upaya untuk transfer hasil inovasi teknologi dalam meningkatkan mutu jeruk
nasional agar menjadi raja di negeri sendiri.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
13
2) Kawasan Mangga (5886.066)
Pengembangan kawasan mangga dilakukan melalui pengembangan kawasan baru
maupun pengutuhan kawasan yang sudah ada, rehabilitasi, dan pemeliharaan lanjutan,
sehingga kawasan yang sudah terbangun dapat lebih terjamin keberlanjutannya. Fokus
utama adalah pengembangan kawasan mangga sebagai komoditas ekspor.
3) Kawasan Manggis (5886.067)
Pengembangan kawasan manggis dilakukan melalui pengembangan kawasan baru
maupun pengutuhan kawasan yang sudah ada, rehabilitasi, dan pemeliharaan lanjutan,
sehingga kawasan yang sudah terbangun dapat lebih terjamin keberlanjutannya. Fokus
utama adalah pengembangan kawasan manggis sebagai komoditas ekspor.
4) Kawasan Pisang (5886.068)
Pengembangan kawasan manggis dilakukan melalui pengembangan kawasan baru
maupun pengutuhan kawasan yang sudah ada, rehabilitasi, dan pemeliharaan lanjutan,
sehingga kawasan yang sudah terbangun dapat lebih terjamin keberlanjutannya. Fokus
utama adalah pengembangan kawasan manggis sebagai komoditas ekspor.
5) Kawasan Buah Lainnya (5886.24)
Pengembangan kawasan buah lainnya dilakukan melalui pengembangan kawasan baru
maupun pengutuhan kawasan yang sudah ada, rehabilitasi, dan pemeliharaan lanjutan,
sehingga kawasan yang sudah terbangun dapat lebih terjamin keberlanjutannya.
Kawasan buah lainnya yang dikembangkan terutama komoditas potensi ekspor seperti
durian, salak, dan nenas; serta komoditas yang memiliki potensi dalam menyediakan
kebutuhan masyarakat serta berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah seperti
lengkeng, duku, srikaya, sukun dan pepaya.
6) Pengembangan Kawasan Tanaman Florikultura (5886.054)
Kegiatan pengembangan kawasan florikultura diprioritaskan pada komoditas berorientasi
ekspor, seperti krisan, anggrek, dracaena dan melati; juga tanaman pot dan lansekap
untuk menyediakan kebutuhan penataan taman kota sekaligus memberikan kontribusi
bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Kegiatan dilaksanakan melalui fasilitasi sarana
prasarana untuk memperluas areal tanam dan optimalisasi lahan usaha.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
14
7) Kawasan Buah di Wilayah Perbatasan (5886.065)
Mengacu pada Nawacita yang terkait dengan upaya membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, maka
akan dilaksanakan kegiatan pengembangan kawasan buah di wilayah perbatasan.
Namun dengan adanya program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) berbasis
Hortikultura, dan keterbatasan alokasi anggaran untuk kegiatan peningkatan produksi
buah dan florikultura, maka alokasi anggaran untuk kegiatan kawasan buah di wilayah
Perbatasan direlokasi untuk mendukung Program Bedah Kemiskinan.
8) Fasilitasi Teknis Dukungan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura
Fasilitasi teknis dilakukan dalambentuk pembinaan, pendampingan, bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi serta membuat pedoman pelaksanaan pengembangan kawasan
buah dan florikultura, sebagai berikut :
a) Pelaksanaan bimbingan teknis/pendampingan/sosialisasi
Pembinaan pengembangan produksi dilakukan melalui bimbingan teknis untuk
memperbaiki teknik serta pengembangan usaha yang dilakukan oleh petani. Kegiatan
pembinaan dilakukan dalam bentuk identifikasi lokasi kawasan, temu koordinasi dengan
para pelaku usaha buah dan florikultura, bimbingan teknis dan koordinasi dengan instansi
terkait yang berkepentingan dalam pengembangan kawasan. Kegiatan ini dilakukan di
tingkat pusat dan daerah.
b) Penyusunan Pedoman-Pedoman
Pedoman dalam bentuk informasi teknis maupun pedoman tentang kebijakan teknis
merupakan acuan bagi petani, pelaku usaha buah dan florikultura maupun petugas dalam
peningkatan pemahaman teknis tanaman, mengelola usaha produksi serta kebijakan
pengembangan buah dan florikultura.Pedoman-pedoman tersebut merupakan bahan
penyuluhan dan sosialisasi kepada para pelaku usaha sebagai upaya meningkatkan
kompetensi teknis produksi, produktivitas produkbuah dan florikultura.
c) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan kegiatan pengembangan Buah dan Florikultura perlu dilakukan monitoring
dan evaluasi terhadap sasaran yang diharapkan, diidentifikasi permasalahan yang terjadi,
jika tidak mencapai sasaran tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
perencanaan di tahun selanjutnya.
d) Layanan Perkantoran
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
15
Dalam rangka penyelenggaran suatu organisasi tentunya memerlukan dukungan/
fasilitasi layanan kantor yang didukung oleh kemampuan dan kecekatan sumberdaya
manusia yang baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan kinerja institusi,
disamping tersedianya sumber dana dan sarana yang memadai serta prosedur tata kelola
administrasi yang baik.
Proses dan pengelolaan kegiatan Direktorat Buah dan Florikultura didukung oleh layanan
perkantoran yang dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi keperluan sarana
administrasi, Pembinaan kegiatan lapangan, surat menyurat, rapat-rapat/koordinasi
dengan instansi terkait, verifikasi, evaluasi serta pendampingan kegiatan terkait fasilitasi
barang kekayaan Negara, fasilitasi sarana administrasi, penggandaan laporan,
pendataan, serta kepegawaian di lingkungan perkantoran.
Agar kinerja perkantoran dapat tercapai dengan baik dan efisien, maka perlu dukungan
kemampuan SDM yang handal, tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai,
prosedur tata kelola administrasi yang baik dan dukungan dana yang optimal.
2.1.7. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ditetapkan setiap tahunnya bersama dengan
penyusunan anggaran sebagai penjabaran dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional,
bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga berkewajiban untuk menyiapkan Rencana
Tahunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tersebut ditetapkan bertujuan untuk memberikan acuan
bagi pelaksana kegiatan agar dalam melaksanakan kegiatan dapat mencapai RKT
tersebut secara tertib, efisien, efektif, transparansi dan akuntabel. Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
Terpenuhinya kebutuhan
tanaman buah dan florikultura
untuk komoditas ekspor dan
pengendali impor
Kawasan Jeruk (ha) 2.500
Kawasan Mangga (ha) 1.200
Kawasan Manggis (ha) 1.200
Kawasan Pisang (ha) 1.000
Kawasan Buah Lainnya (ha) 240
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
16
Kawasan Tanaman Florikultura (m2) 22.100
Kawasan Buah di Wilayah Perbatasan (ha) 500
Fasilitasi Teknis Dukungan Produksi Buah dan
Florikultura (bulan)
12
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2017
Pada kenyataannya RKT yang telah disusun tidak serta merta dapat dilaksanakan melalui
dukungan APBN. Dengan berjalannya waktu serta refokusing anggaran dan kebijakan di
Kementerian Pertanian, seperti Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja),
yang harus didukung oleh semua Eselon I, termasuk Direktorat Jenderal Hortikultura,
maka beberapa komponen kegiatan yang telah disusun dalam RKT tidak dapat
dilaksanakan, seperti Pengembangan Kawasan Buah di Wilayah Perbatasan. Sedangkan
beberapa kegiatan yang lain pun mengalami perubahan target output disesuaikan dengan
anggaran yang telah ditetapkan. Sehingga penyesuaian indikator dan target output
setelah ada refokusing menjadi sbb :
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018 setelah
Refocusing
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
REGULER #BEKERJA
Terpenuhinya kebutuhan
tanaman buah dan florikultura
untuk komoditas ekspor dan
pengendali impor
Kawasan Jeruk (Ha) 1.870 -
Kawasan Mangga (ha) 1.095 1.000
Kawasan Manggis (ha) 285 880
Kawasan Pisang (ha) 140 275
Kawasan Buah Lainnya (ha) 150 200
Kawasan Tanaman Florikultura (m2) 22.100 -
Fasilitasi Teknis Dukungan Produksi
Buah dan Florikultura (bulan)
12
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018
Setelah dilakukan Refocusing, masih ada penambahan kawasan pisang seluas 1 ha untuk
program #Bekerja di Kabupaten Cianjur berdasarkan surat permohonan dari Dinas
Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur nomor
521.23/2371/PTH tanggal 29 Juni 2018 perihal pemanfaatan sisa anggaran dari hasil
efisiensi lelang untuk mendukung program #Bekerja di Cianjur (Lampiran 2). Sehingga
pengembangan kawasan pisang untuk program #Bekerja dalam RKT refokusing yang
awalnya 275 ha menjadi 276 ha.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
17
2.2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara pimpinan unit tertinggi
beserta jajarannya. Direktorat Jenderal Hortikultura telah menetapkan dokumen
Penetapan Kinerja awal Tahun 2018 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal
Hortikultura dan Direktur Buah dan Florikultura pada Juli 2018.Dalam dokumen
Penetapan Kinerja Ditjen Hortikultura tercantum beberapa indikator yang berkaitan
dengan penetapan kinerja Direktorat Buah dan Florikultura pada tahun 2018. Data
mengenai Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura terdapat pada Tabel 4
berikut, sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Direktur
Buah dan Florikultura dengan Direktur Jenderal Hortikultura (Lampiran 3).
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Terpenuhinya kebutuhan tana-
man buah dan florikultura untuk
komoditas ekspor dan
pengendali impor
1.Produksi mangga untuk komoditas
ekspor
1.991.004 ton
2. 2. Produksi nenas untuk komoditas
ekspor
1.481.131 ton
3. Produksi manggis untuk komoditas
ekspor
175.136 ton
4. Produksi salak untuk komoditas
ekspor
778.779 ton
5. Produksi pisang untuk komoditas
ekspor
7.105.914 ton
6. Produksi krisan untuk komoditas
ekspor
441.367.161
tangkai
7. Produksi jeruk untuk komoditas
subtitusi impor
2.301.651 ton
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2018
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Buah dan Florikultura tahun 2018 tersebut dilakukan
cascading untuk Level 3 yang ditandatangani antara Direktur Buah dan Florikultura
dengan Kasubdit lingkup Direktorat Buah dan Florikultura, dan kemudian dilakukan
cascading untuk level 4. Perjanjian Kinerja (PK) untuk level 3 dan 4 lingkup Direktorat
Buah dan Florikultura dikemukakan pada lampiran 4 dan 5.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
18
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan
Ukuran keberhasilan kinerja Direktorat Buah dan Florikultura TA. 2018 dapat diketahui
dari beberapa hal sebagai berikut :
1). Capaian kinerja yang diukur dari realisasi volume output dibandingkan dengan target
dalam RKT, sesuai dengan anggaran yang dialokasikan.
2). Efisiensi kinerja
3). Capaian kinerja yang diukur dengan keberhasilan pencapaian outcome yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Buah dan Florikultura 2018.
Untuk mengukur tingkat capaian kinerja tahun 2018 digunakan metode yang mengacu
pada Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2016 yang menggunakan
metode scoring. Metode tersebut mengelompokkan capaian kinerja kedalam 4 (empat)
kategori, yaitu: 1) sangat berhasil (capaian >100%), 2) berhasil (capaian 80 - 100%), 3)
cukup berhasil (capaian 60 - 79%), dan 4) kurang berhasil (capaian < 60%) terhadap
sasaran yang telah ditetapkan.
Sedangkan untuk mengukur efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan
menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output kegiatan dengan rumus
sebagai berikut :
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
20
Semakin sedikit anggaran untuk mencapai output maksimal berarti nilai efisiensi semakin
tinggi, atau dapat dikatakan kalau rasio penggunaan anggaran lebih rendah dari rasio
pagu anggaran untuk menghasilkan satu satuan capaian output kegiatan berarti
penggunaan anggaran efisien.
3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Pengukuran capaian kinerja atas kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura
yang telah difasilitasi melalui dukungan dana APBN pada Tahun 2018 dilakukan dengan
membandingkan target kinerja yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasi target
tersebut.
Pengukuran realisasi indikator kinerja Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura
diperoleh dengan cara sebagai berikut:
3.2.1 Pengembangan Kawasan Jeruk
Target pengembangan kawasan jeruk pada tahun 2018 sebanyak 1.870 ha, sedangkan
realisasinya mencapai 100%. Secara rinci pengembangan kawasan jeruk tahun 2018
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Jeruk per Lokasi Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
(ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Aceh Aceh Tengah 25 25 100 Berhasil
Bener Meriah 25 25 100 Berhasil
2 Sumatera Utara Karo 25 25 100 Berhasil
3 Sumatera Barat Agam 35 35 100 Berhasil
Lima Puluh Kota 35 35 100 Berhasil
4 Lampung Lampung
Selatan
25 25 100 Berhasil
Pesawaran 25 25 100 Berhasil
Lampung Barat 25 25 100 Berhasil
Mesuji 25 25 100 Berhasil
5 Bengkulu Kepahiyang 40 40 100 Berhasil
Rejang Lebong 25 25 100 Berhasil
6 Kepulauan
Bangka Belitung
Bangka Tengah 25 25 100 Berhasil
7 Jawa Barat Bandung Barat 35 35 100 Berhasil
Bandung 25 25 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
21
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
(ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
8 Jawa Tengah Blora 25 25 100 Berhasil
9 Jawa Timur Banyuwangi 35 35 100 Berhasil
Tuban 25 25 100 Berhasil
10 Kalimantan
Barat
Sambas 1.100 1.100 100 Berhasil
11 Bali Buleleng 40 40 100 Berhasil
12 Nusa Tenggara
Barat
Lombok Timur 25 25 100 Berhasil
13 Sulawesi Utara Minahasa 35 35 100 Berhasil
14 Sulawesi
Tenggara
Konawe Selatan 40 40 100 Berhasil
15 Maluku Utara Halmahera
Tengah
25 25 100 Berhasil
Tidore
Kepulauan
25 25 100 Berhasil
Halmahera
Barat
25 25 100 Berhasil
16 Gorontalo Pohuwato 25 25 100 Berhasil
17 Papua Nabire 25 25 100 Berhasil
Mimika 25 25 100 Berhasil
TOTAL 1.870 1.870 100 Berhasil
Sumber: Direktorat Buah dan Florikultura, 2018
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Buah dan
Florikultura khususnya dalam pengembangan kawasan jeruk dapat dikatakan berhasil
karena target output tercapai 100%. Seluruh Kabupaten yang mendapatkan alokasi
anggaran untuk pengembangan kawasan jeruk melaksanakan kegiatan dengan baik
tanpa kendala yang berarti. Salah satu tujuan pengembangan kawasan jeruk adalah untuk
meningkatkan produksi jeruk nasional, agar dapat mencukupi kebutuhan dan konsumsi
masyarakat Indonesia, sekaligus sebagai subsitusi impor. Dengan adanya
pengembangan jeruk tahun 2018, diharapkan kawasan jeruk dapat bertambah luas dan
dengan pengelolaan kebun yang lebih baik sesuai prinsip GAP, sehingga produksinya
meningkat dengan mutu yang lebih baik dan berdaya saing dalam mengurangi jeruk
impor.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
22
Pengembangan Kawasan Jeruk di Kabupaten
Garut, Jawa Barat
Pengembangan Kawasan Jeruk di Kabupaten
Malang, Jawa Timur
Pengembangan Kawasan Jeruk di Kabupaten
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Pengembangan Kawasan Jeruk di Kabupaten
Mimika, Papua
Gambar 1. Pengembangan Kawasan Jeruk
3.2.2 Mangga
Tabel 6. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Mangga Per Lokasi Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target (ha) Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
Reguler #Bekerja
1 Jawa Barat Sumedang 50 50 100 Berhasil
Cirebon - 275 50 18.18 Kurang
Berhasil
Majalengka 75 - 75 100 Berhasil
Indramayu 250 0 0 Kurang
Berhasil
2 Jawa
Tengah
Pemalang 75 75 100 Berhasil
Wonogiri 35 35 100 Berhasil
Batang 25 25 100 Berhasil
3 Jawa Timur Probolinggo 85 85 100 Cukup
Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
23
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target (ha) Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
Reguler #Bekerja
Situbondo 60 60 100 Berhasil
Lamongan 25 25 100 Berhasil
Gresik 75 75 100 Berhasil
Lumajang 250 250 100 Berhasil
4 DIY Gunung
Kidul
45 45 100 Berhasil
5 Bali Karangasem 25 25 100 Berhasil
6 NTT Rote Ndao 30 30 100 Berhasil
Sumba Barat
Daya
50 50 100 Berhasil
Belu 35 35 100
7 Sulawesi
Tengah
Donggala 25 25 100 Berhasil
8 Sulawesi
Selatan
Takalar 100 100 100 Berhasil
Bone 100 78 78 Berhasil
Jeneponto 60 60 100 Berhasil
Bantaeng 75 75 100 Berhasil
Soppeng 150 150 100 Berhasil
9 Kalimantan
Selatan
HSU 50 50 100
10 Papua Jayapura 35 35 100 Berhasil
11 Papua Barat Teluk Bintuni 35 35 100 Berhasil
Total 2.095
1.598 76,28 Cukup
Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura
untuk pengembangan kawasan mangga dapat dikatakan cukup berhasil. Namun,
kegiatan pengembangan kawasan mangga yang merupakan program #Bekerja di
Kabupaten Cirebon dan Indramayu tidak dapat dilaksanakan 100%. Kendala di
Kabupaten Cirebon adalah adanya keterbatasan lahan dan keterbatasan warga rumah
tangga miskin (RTM) di salah satu desa untuk mengembangkan mangga program Bekerja
sehingga untuk pengembangan kawasan mangga hanya dapat terpenuhi seluas 50 ha.
Sedangkan kendala di Kabupaten Indramayu adalah tidak tersedianya lahan di lokasi
RTM yang sudah ditentukan sehingga tidak dapat terlaksana.
Mangga juga merupakan salah satu komoditas yang berpotensi untuk diekspor. Dengan
adanya pengembangan kawasan mangga tahun 2018, diharapkan pengembangan
kawasan mangga dapat terbentuk dan semakin berkembang luas, dalam upaya
memenuhi kebutuhan masyarakat dan peningkatan ekspor.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
24
Benih kegiatan Pengembangan Kawasan
Mangga di Kabupaten Lumajang, Jawa
Timur
Benih kegiatan Pengembangan Kawasan Mangga
di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat
Gambar 2. Pengembangan Kawasan Mangga
3.2.3 Manggis
Tabel 7. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Manggis per Lokasi Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target (ha) Realisasi
(ha)
Persen-
tase (%) Kategori
Reguler #Bekerja
1 Jawa Barat Ciamis 65 - 65 100 Berhasil
Tasikmalaya 314 - 314 100 Berhasil
Garut - 497 340 68.41 Cukup
Berhasil
2 Jawa Timur Banyuwangi 75 - 75 100 Berhasil
3 Sumatera Barat Lima Puluh
Kota
40 - 40 100 Berhasil
4 Lampung Tanggamus 80 - 80 100 Berhasil
5 Bali Tabanan 25 - 25 100 Berhasil
6 Banten Pandeglang - 69 69 100 Berhasil
Total 1.165 1.008 86.52 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura
khususnya dalam pengembangan kawasan manggis dapat dikatakan berhasil. Salah
satu Kabupaten yang tidak dapat merealisasikan seluruh target output kawasan manggis
adalah Kabupaten Garut, yang hanya terealisasi sebanyak 340 ha dari target 497 ha
(68,41%). Pengembangan manggis di Kabupaten Garut merupakan program Bekerja.
Kendala yang dialami adalah kondisi lokasi RTM, yang tidak semua lokasi RTM sesuai
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
25
untuk pengembangan manggis karena ketinggiannya lebih dari 1.000 meter dpl, dan
hanya terdapat 340 ha yang sesuai untuk pengembangan manggis.
Manggis menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia karena kekhasannya dan
dikenal sebagai the queen of tropical fruit. Selama ini manggis telah banyak diekspor ke
berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan Perancis
dengan volume ekspor per tahunnya yang cenderung meningkat. Peluang ekspor untuk
komoditas ini semestinya dapat dimanfaatkan melalui peningkatan produksi dan mutu
salah satunya dengan dukungan pengembangan kawasan manggis melalui APBN.
Pengembangan Kawasan Manggis Kabupaten
Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
Pengembangan Kawasan Manggis
Kabupaten Tabanan-Bali
Gambar 3. Pengembangan Kawasan Manggis
3.2.4 Pisang
Tabel 8. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Pisang per Lokasi Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target (Ha) Realisasi
(Ha)
Persenta
se (%)
Kategori
Reguler #Bekerja
1 Jawa Barat Ciamis 45 - 45 100 Berhasil
Cianjur - 1 1 100 Berhasil
2 Sulawesi Selatan Bone - 54 0 0 Kurang
berhasil
3 Sulawesi Utara Minahasa Utara 25 - 25 100 Berhasil
4 Jawa Tengah Purworejo 25 - 25 100 Berhasil
Banyumas - 39 0 0 Kurang
berhasil
Purbalingga - 44 44 100 Berhasil
Brebes - 122 0 0 Kurang
Berhasil
5 Sulawesi Tengah Donggala 25 - 25 100 Berhasil
6 Sumatera Utara Langkat - 16 16 100 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
26
7 Lampung Provinsi
Lampung
20 - 20 20 Berhasil
Total 140 276 201 48,32 Kurang
berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pengembangan kawasan pisang Tahun 2018 terdiri dari pengembangan kawasan reguler
seluas 140 Ha dan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#BEKERJA) Berbasis
Hortikultura seluas 276 Ha. Bantuan pengembangan kawasan reguler dialokasikan
kepada kelompoktani, sedangkan bantuan Program #Bekerja dialokasikan kepada rumah
tangga miskin-petani (RTMP). Pengembangan kawasan pisang reguler seluas 20 Ha di
Provinsi Lampung yang diinisiasi mulai tahun 2016 dan dibiayai hingga tahun 2019.
Pengembangan kawasan pisang reguler seluruhnya dapat terealisasi. Sedangkan untuk
pengembangan kawasan pisang #Bekerja hanya terealisasi sebanyak 22,10%. Sehingga
secara keseluruhan, pengembangan kawasan pisang Tahun 2018 yang terealisasi adalah
sebanyak 48,32%. Pengembangan kawasan pisang yang tidak terealisasi adalah
pengembangan kawasan pisang program #Bekerja di Kabupaten Bone, Brebes dan
Banyumas. Hal tersebut disebabkan oleh gagalnya pengadaan kegiatan #Bekerja
khususnya untuk pengadaan benih pisang bersertifikat. Beberapa kondisi seperti waktu
pengadaan untuk benih pisang bersertifikat yang terlalu singkat serta tidak adanya pihak
ketiga yang mengikuti lelang menyebabkan terjadinya gagal lelang.
Pengembangan Kawasan Pisang diKabupaten
Ciamis PenyerahanBenih Pisang pada Keltan di
Kabupaten Donggala
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
27
Penanaman Benih Pisang oleh kelompoktani
penerima bantuan di Kabupaten Purworejo
Benih Pisang Barangan bantuan
pengembangan kawasan reguler di
Kabupaten Minahasa Utara
Penyerahan Benih Pisang pada RTMP di
Kabupaten Langkat Penyerahan Benih Pisang pada RTMP di
Kabupaten Cianjur
Benih pisang yang telah ditanam oleh RTM di
Kabupaten Purbalingga
Lahan pisang milik kelompoktani penerima
bantuan kebun komersial Prov. Lampung
telah berproduksi
Gambar 4. Pengembangan Kawasan Pisang TA. 2018
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
28
Pisang merupakan komoditas buah yang produksinya paling tinggi di Indonesia. Budidaya
pisang sangat mudah, selain itu dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Produksi pisang
yang tidak mengenal musim diharapkan dapat menjadikan pisang sebagai salah satu
komoditas substitusi impor dan komoditas ekspor.
Perluasan kawasan atau ekstensifikasi melalui alokasi pengembangan kawasan pisang
baik reguler maupun program #Bekerja merupakan salah satu upaya pengembangan
pisang guna menyediakan suplai buah sepanjang tahun. Peningkatan mutu dan
produktivitas dilakukan melalui upaya intensifikasi dan penerapan budidaya yang benar
(GAP). Upaya tersebut didukung dengan mendorong pelaksanaan registrasi kebun oleh
dinas pertanian provinsi dilakukan oleh pemerintah pusat. Pada tahun 2018, jumlah kebun
pisang teregistrasi sebanyak 128 kebun.Dengan mendukung peningkatan produksi, mutu
serta produktivitas pisang diharapkan Indonesia dapat membuka akses pasarnya ke
pasar internasional.
3.2.5 Pengembangan Kawasan Buah Lainnya
Pengembangan kawasan buah lainnya meliputi durian, salak, duku, lengkeng, srikaya,
sukun, nenas, dan pepaya. Berikut rincian per komoditas untuk pengembangan kawasan
buah lainnya.
1) Durian
Durian dianggap sebagai king of tropical fruit dan merupakansalah satu kekayaan alam
tropis Indonesia dengan beragam varietas lokal yang tersebar di seluruh Indonesia,
seperti Bawor, Petruk, Bokor, Tembaga, dsb. Tahun 2018, alokasi pengembangan durian
hanya untuk 2 kabupaten, yaitu Kebumen dan Trenggalek.
Tabel 9. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Durian per Lokasi Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten
/
Kota
Target
kawasan
reguler (ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Jawa Tengah Kebumen 10 10 100 Berhasil
2 Jawa Timur Trenggalek 10 10 100 Berhasil
Total 20 20 100 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Direktorat Buah dan
Florikultura khususnya pengembangan kawasan durian dapat dikatakan berhasil dimana
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
29
100% target output yang telah ditetapkan dapat terealisasi. Dalam meraih daya saing
pasar durian baik untuk domestik maupun internasional, perlu mengembangkan varietas-
varietas yang memiliki keunggulan. Adanya pengembangan kawasan durian tahun 2018,
diharapkan pengembangan kawasan durian dapat terbentuk dan semakin berkembang
luas. agar mampu mendorong berkembangnya durian unggulan nusantara yang memiliki
daya saing dengan durian dari negara lain.
2) Salak
Salak merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia dimana negara tujuan
ekspor salak Indonesia terbesar adalah Tiongkok, Singapura, Hong Kong, Timur Tengah
(Uni Emirat Arab) dan Kamboja. Permintaan yang besar terutama adalah salak pondoh
yang sentranya ada di Kabupten Magelang dan Sleman. Tahun 2018 alokasi
pengembangan salak untuk Kabupaten Magelang.
Tabel 10. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Salak di Magelang Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
kawasan
reguler(ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Jawa Tengah Magelang 25 0 0 Kurang
Berhasil
Total 25 0 0 Kurang
Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Capaian kinerja dalam pengembangan kawasan salak mencapai 0% dan dapat dikatakan
kurang berhasil. Permasalahan yang menyebabkan target output dalam kegiatan
pengembangan kawasan salak di Kabupaten Magelang tidak dapat terealisasi karena
tidak tersedianya benih salak bersertifikat. Pengadaan benih tidak dapat dilakukan karena
penangkar yang ada belum terdaftar di BPSB.
3) Duku
Duku merupakan tanaman tropis Indonesia, dan hanya tumbuh di beberapa daerah.
Sentra duku terutama di Sumatera Selatan. Pengembangan duku pada tahun 2018
merupakan program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) berbasis
Hortikultura untuk Rumah Tangga Miskin (RTM).
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
30
Tabel 11. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Duku di Ogan Komering Ilir
Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
#Bekerja (ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Sumatera
Selatan
Ogan
Komering Ilir
100 0 0 Kurang Berhasil
Total 100 0 0 Kurang
Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan duku dalam rangka mendukung Program
Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) hanya difokuskan di Kabupaten Ogan
Komering Ilir yang merupakan kawasan sentra duku. Jadi penerima bantuannya adalah
Rumah Tangga Miskin (RTM). Namun kegiatan ini tidak dapat terlaksana, karena tidak
tersedianya benih bersertifikat. Dinas Pertanian Kabupaten ogan Komering Ilir sudah
berusaha mencari benih duku berkualitas, namun BPSB tidak dapat menjamin bahwa
benih tersebut terbebas dari penyakit sehingga tidak memberikan jaminan sertifikat. Oleh
karena itu Pencapaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura dalam pengembangan
kawasan duku dapat dikatakan kurang berhasil.
4) Lengkeng
Dalam rangka mengurangi lengkeng impor, pada tahun 2018 Ditjen Hortikultura telah
mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dengan mengatur jadwal
masuknya lengkeng yaitu selain bulan Juli dan Agustus, hal ini berdasarkan hasil
identifikasi di lapangan bahwa musim panen lengkeng di sentra-sentra produksi terjadi
pada bulan Juli-Agustus. Lengkeng akan menjadi salah satu prioritas dalam
pengembangan buah masa depan, dengan mengurangi komoditas-komoditas yang sudah
mulai surplus neraca perdagangannya seperti mangga dan manggis.
Pengembangan kawasan lengkeng dari dana APBN tahun 2011 hingga 2018 baru
mencapai 313 Ha, namun demikian berdasarkan hasil identifikasi di lapangan,
pengembangan lengkeng secara swadaya telah mencapai 300.000 pohon atau setara
dengan 1.500 Ha.
Pada tahun 2018, pengembangan lengkeng dialokasikan untuk 4 kabupaten dari 2
propinsi dengan luas 50 ha.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
31
Tabel 12. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Lengkeng per Lokasi
Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
Kawasan
Reguler (ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Jawa Tengah Jepara 10 10 100 Berhasil
Wonogiri 10 10 100 Berhasil
Blora 10 10 100 Berhasil
2 Jawa Timur Tuban 20 20 100 Berhasil
Total 50 50 100 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pencapaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura khususnya dalam pengembangan
kawasan lengkeng dapat dikatakan berhasil. Pengembangan kawasan lengkeng
diharapkan dapat meningkatkan produksi lengkeng nusantara sehingga dapat
mengurangi impor (substitusi impor). Dengan adanya pengembangan kawasan lengkeng
TA. 2018, diharapkan pengembangan kawasan lengkeng dapat terbentuk dan semakin
berkembang luas.
Tantangan dalam pengembangan lengkeng kedepan diantaranya bagaimana menjamin
penyediaan benih yang bermutu, inovasi teknologi dalam budidaya lengkeng untuk
menghasilkan buah yang bermutu dan produktivitas tinggi, teknologi pascapanen untuk
memperpanjang daya simpan, sistem pemasaran yang efisien dan harga yang bersaing,
namun tetap menguntungkan petani serta perlu dilakukan identifikasi daerah-daerah yang
sesuai untuk pengembangan lengkeng.
Pengembangan Kawasan Lengkeng di
Kabupaten Tuban-Jawa Timur
Pengembangan Kawasan Lengkeng di
Kabupaten Blora, Jawa Tengah
Gambar 5. Pengembangan Kawasan Lengkeng
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
32
5) Srikaya
Srikaya merupakan buah tropis yang sudah mulai langka, namun adanya pengembangan
teknologi, terutama dalam aspek pemuliaan, saat ini sudah mulai dikembangkan srikaya
tanpa biji. Oleh karena itu buah srikaya sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pada
tahun 2018, pengembangan srikaya dialokasikan untuk Kabupaten Gresik seluas 10 ha.
Tabel 13. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Srikaya di Gresik Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
kawasan
reguler (ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Jawa Timur Gresik 10 10 100 Berhasil
Total 10 10 100 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pencapaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura untuk pengembangan kawasan
srikaya dapat dikatakan berhasil. Pada tahun 2018 ini, srikaya hanya dikembangkan di
Kabupaten Gresik melalui APBN. Pengembangan tersebut agar dijadikan stimulasi
sebagai upaya pengembangan kawasan srikaya yang lebih luas dalam meningkatkan
keberagaman buah nusantara.
Pengembangan Kawasan Srikaya di Kabupaten Gresik
Gambar 6. Pengembangan Kawasan Srikaya
6) Sukun
Buah sukun banyak dikembangkan di daerah Papua dan Papua Barat, sebagai sumber
pangan masyarakat. Pada Tahun 2018, alokasi anggaran untuk pengembangan sukun
di Kota Sorong dialihkan ke Kabupaten Sorong.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
33
Tabel 14. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Sukun di Sorong Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
kawasan
reguler (ha)
Realisasi
(ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Papua Barat Sorong 20 20 100 Berhasil
Total 20 20 100 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pencapaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura untuk pengembangan kawasan
sukun dapat dikatakan berhasil. Pengembangan kawasan sukun tersebut agar dapat
menstimulasi pengembangan kawasan yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan
keberagaman buah nusantara.
Distribusi Bantuan Pengembangan Kawasan Sukun di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat
Gambar 7. Pengembangan Kawasan Sukun
7) Nenas
Indonesia sebagai produsen terbesar nenas di Asia, memiliki peluang besar untuk meraih
permintaan pasar ekspor nenas. Beberapa negara seperti Amerika juga sudah mulai
melirik akan mengimpor nenas dari Indonesia. Beberapa daerah yang menjadi sentra
nenas adalah Lampung, Subang, Pemalang, dan Prabumulih. Namun pada Tahun 2018,
pengembangan kawasan nenas fokus dialokasikan untuk kabupaten Prabumulih seluas
25 ha.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
34
Tabel 15. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Nenas di Prabumulih
Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target Kawasan
Reguler (Ha)
Realisasi
(Ha)
Persentase
(%)
Kategori
1 Sumatera
Selatan
Kota
Prabumulih
25 25 100 Berhasil
Total 25 25 100 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Target pengembangan kawasan nenas Tahun 2018 seluas 25 Ha yang merupakan
pengembangan kawasan reguler telah terealisasi. Pengembangan kawasan nenas tahun
ini hanya dilakukan di 1 (satu) wilayah yaitu Kota Prabumulih karena terbatasnya
anggaran pengembangan nenas.
Dilihat dari trend pasar nenas internasional, saat ini permintaan pasar global terhadap
nenas segar mengalami peningkatan. Sebagai salah satu produsen nenas terbesar di
Asia, Indonesia memiliki potensi untuk mengambil peluang tersebut. Dengan adanya
pengembangan kawasan nenas tahun 2018, diharapkan dapat berkontribusi terhadap
pengembangan nenas sehingga dapat meningkatkan produksi nenas nasional. Selain itu,
melalui penerapan teknologi budidaya dan pascapanen di kawasan sentra nenas, ke
depannya diharapkan Indonesia dapat menjawab peluang sebagai pemasok nenas segar
ke pasar internasional.
Pengembangan Kawasan Nenas TA. 2018 di Kota Prabumulih
Gambar 8. Pengembangan Kawasan Nenas TA. 2018
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
35
Pengembangan nenas Indonesia tidak hanya didorong melalui ekstensifikasi atau
perluasan kawasan, namun juga melalui intensifikasi dengan mengacu pada cara
budidaya yang baik (good agricultural practices/GAP). Melaksanakan bimbingan
penerapan teknologi budidaya di kawasan sentra nenas serta mendorong registrasi kebun
menjadi upaya pemerintah dalam meningkatkan penerapan GAP.
Pada tahun 2018 ini, sebanyak 27 kebun nenas telah diregistrasi. Upaya mendorong
registrasi kebun ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam membuka akses
pasar ke berbagai negara salah satunya pasar Amerika Serikat. Pada tahun 2018 ini,
pemerintah Amerika Serikat melirik nenas segar Indonesia untuk diekspor ke negaranya
dan telah melakukan kunjungan lapang ke kebun nenas Indonesia yang telah diregistrasi.
adanya registrasi kebun menunjukkan bahwa kebun tersebut telah melakukan budidaya
yang baik sehingga membuka kesempatan nenas segar Indonesia diterima pasar Amerika
Serikat.
8) Pepaya
Pepaya merupakan komoditas buah yang memiliki potensi untuk dikembangkan karena
dapat berbuah sepanjang tahun sehingga dapat menjamin ketersediaannya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, varietas pepaya yang bervariasi, seperti
varietas Calina, menjadikannya komoditas buah yang cukup diminati. Alasan tersebut
mendorong pemerintah untuk mendukung pengembangan papaya melalui ekstensifikasi
atau perluasan kawasan. Pada tahun 2018, pengembangan kawasan pepaya untuk
mendukung program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja), yang
dikembangkan pada skala pekarangan untuk Rumah Tangga Miskin (RTM), sehingga
hasilnya dapat dikonsumsi untuk bahan pangan sehat, sekaligus dapat dijual untuk
menambah pendapatan rumah tangga miskin. Pengembangan kawasan pepaya TA.
2018 dilaksanakan di 4 (empat) provinsi yaitu Provinsi Lampung Selatan, Banten, Jawa
Barat dan Nusa Tenggara Barat di 5 (lima) kabupaten yaitu Lampung Selatan,
Pandeglang, Cirebon, Tasikmalaya dan Lombok Tengah, dengan target luasan
seluruhnya 100 ha.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
36
Tabel 16. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Pepayaper Lokasi Tahun
2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target
kawasan
#Bekerja
Realisasi
(Ha)
Persentase
(%) Kategori
1 Lampung Lampung Selatan 20 20 100 Berhasil
2 Banten Pandeglang 9 9 100 Berhasil
3 Jawa Barat Cirebon 18 14 77,78 Cukup
Berhasil
Tasikmalaya 27 27 100 Berhasil
4 Nusa Tenggara
Barat Lombok Tengah 26 26 100
Berhasil
Total Pepaya 100 96 96 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pencapaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura untuk pengembangan kawasan
pepaya dapat dikatakan berhasil, hanya di Cirebon yang hanya mencapai 77,78% dari
target.
Benih Pepaya untuk dibagikan kepada RTMP di
Kabupaten Tasikmalaya
Benih Pepaya untuk dibagikan kepada RTMP di
Kabupaten Pandeglang
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
37
SerahTerima Benih Pepaya di Kabupaten
Lampung Selatan Serah Terima Benih Pepaya di
Kabupaten Cirebon
Persiapan pembagian benih papaya kepada
RTMP di Kabupaten Lombok Tengah Benih pepaya yang telah ditanam oleh
RTMP di Kabupaten Lombok Tengah
Gambar 9. Pengembangan Kawasan Pepaya TA. 2018
3.2.6. Kawasan Florikultura
Pada Tahun 2018, dengan keterbatasan anggaran, maka pengembangan kawasan
florikultura dialokasikan untuk 10 kabupaten di 6 Provinsi, dengan komoditas yang
memiliki potensi ekspor seperti krisan, anggrek, dracaena, melati serta tanaman pot dan
lanskap untuk memenuhi kebutuhan di pasar domestik.Target dan realisasi
pengembangan kawasan florikultura pada tahun 2018 dikemukakan pada tabel berikut :
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
38
a. Krisan
Tabel 17. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Krisan per Lokasi Tahun
2018 No Provinsi Kabupaten/
Kota
Target Kawasan
Reguler (m2)
Realisasi
(m2)
Persentase
(%)
Kategori
1 Jawa Barat Cianjur 1.500 1.500 100 Berhasil
Bandung Barat 1.000 1.000 100 Berhasil
2 Jawa Timur Batu 1.000 1.000 100 Berhasil
3 Sulawesi Selatan Gowa 1.500 1.500 100 Berhasil
Bantaeng 1.100 1.100 100 Berhasil
4 Sulawesi Utara Kota Tomohon 1.500 1.500 100 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pengembangan kawasan krisan dilakukan melalui ekstensifikasi dengan membangun
rumah lindung yang baru untuk budidaya krisan, maupun melakukan optimalisasi kebun
dengan perbaikan rumah lindung yang sudah rusak, seperti atap plastik UV yang sudah
sobek karena terkena angin dan hujan, atau screen net/dinding rumah lindung, maupun
untuk melengkapi fasilitas kebun yang dibutuhkan untuk optimalisasi lahan agar dapat
melakukan budidaya sesuai dengan prinsip GAP.
Capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura dalam pengembangan kawasan krisan
dapat dikatakan berhasil, dari target luasan 7.600 m2 dapat terealisasi 7.600 m2 (100%),
dan beberapa kelompoktani yang menerima bantuan seperti di Cianjur dan Tomohon,
sudah berproduksi saat menjelang perayaan Hari Besar Natal dan Tahun Baru, sehingga
mendapat harga yang lebih tinggi di banding hari-hari biasa. Daftar kelompoktani
penerima bantuan pengembangan kawasan krisan terlampir.
Bantuan APBN 2018 di Kabupaten
Gowa GH Krisan di KT. Cemara Kab.
Bantaeng
Bantuan APBN 2018 di Tomohon yg
sudah berbunga untuk Kebutuhan
Perayaan Natal
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
39
Bantuan APBN 2018 di Kab.
Bandung Barat Bantuan APBN 2018 di Kota Batu
Bantuan APBN 2018 berupa GH
Krisan di KT. Rosalina Kec.
Cugenang Kab. Cianjur
b. Florikultura Lainnya
Tabel 18. Capaian Output Kegiatan Pengembangan Kawasan Florikultura Lainnya per
Lokasi Tahun 2018
No Provinsi Kabupaten/
Kota
Komoditas Target Kawasan
Reguler (m2)
Realisasi
(m2)
Persentase
(%)
Kategori
1 Jawa Barat Sukabumi Dracaena 1.500 1.500 100 Berhasil
2 Jawa Tengah Batang Melati 10.000 10.000 100 Berhasil
3 Banten Tangerang
Selatan
Anggrek 2.000 2.000 100 Berhasil
4 Sulawesi
Selatan
Kota Makassar Tanaman
Pot dan
Lanskap
1.000 1.000 100 Berhasil
Sumber : Direktorat Buah dan Florikultura, 2018 (data diolah)
Pengembangan kawasan dracaena dialokasikan untuk kelompoktani Alamanda di
Kabupaten Sukabumi dalam mendorong pengembangan ekspor. Bantuan yang diberikan
antara lain dalam bentuk screen net, benih dracaena, mulsa dan pupuk. Capaian kinerja
untuk pengembangan dracaena berhasil memenuhi target 100%.
Pengembangan kawasan melati pada Tahun 2018, dialokasikan untuk kelompoktani
Serbaguna seluas 4.000 m2 dan kelompoktani Ngantingan seluas 6.000 m2 dikabupaten
Batang sebagai salah satu sentra melati. Bantuan yang diberikan antara lain benih
melati,pupuk, fungisida, insektisida dan handsprayer. Potensi melati di Jawa Tengah
termasuk Kabupaten Batang dipasar ekspor cukup besar. Capaian kinerja untuk
pengembangan melati berhasil memenuhi target 100%.
Pengembangan kawasan anggrek pada Tahun 2018, dialokasikan untuk KWT. Seruni di
Kabupaten Tangerang Selatan. Bantuan dalam bentuk rumah lindung dan benih anggrek.
Capaian kinerja untuk pengembangan anggrek berhasil memenuhi target 100%.
Gambar 10. Dokumentasi Pengembangan Kawasan Krisan
Tahun2018
2018
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
40
Pengembangan kawasan pot dan lanskap pada Tahun 2018, dialokasikan untuk
kelompoktani Puspa Pesona Anggrek, Perintis, Selasih, Citra di Kota Makassar, masing-
masing seluas 250 m2. Pengembangan kawasan tanaman pot dan lansekap di Kota
Makassar terutama ditujukan dalam menyediakan kebutuhan industri pertamanan
perkotaan. Capaian kinerja untuk pengembangan tanaman pot dan lansekap berhasil
memenuhi target 100%.
Bantuan Pengembangan Kawasan Dracaena 2018 untuk KT. Alamanda Kab. Sukabumi
Penyerahan bibit melati untuk Pengembangan Kawasan Melati 2018 di KT. Serba Guna Kab. Batang
Bantuan Pengembangan Kawasan Tanaman Pot dan Lanskap 2018 di Kota Makassar
Bantuan Pengembangan Kawasan Anggrek 2018 di Kab. Tangerang Selatan
3.2.7.Fasilitasi Teknis Dukungan Produksi Buah dan Florikultura
Fasilitasi teknis dukungan produksi buah dan florikultura dilaksanakan oleh Direktorat
Buah dan Florikultura baik dalam bentuk pembinaan, pendampingan, bimbingan teknis
dalam penerapan GAP, Penyusunan Pedoman maupun pelaksanaan monitoring dan
evaluasi, dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
Kegiatan bimbingan teknis yang telah dilaksanakan antara lain untuk komoditas krisan di
Kulonprogo dan Bandung Barat, komoditas pisang di Buleleng dan komoditas nenas di
Prabumulih.
Pedoman yang telah disusun antara lain : Buku Saku Pisang, Buku Panduan
Pengembangan Kawasan Lengkeng, Buku Data Statistik Buah dan Florikultura,
serta pencetakan ulang buku Tanaman Hias Potensial Penyerap Polutan.
Gambar 11. Dokumentasi Pengembangan Kawasan Florikultura Lainnya Tahun
2018
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
41
3.3. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
3.3.1. Evaluasi Capaian Kinerja Berdasarkan Capaian Output Kegiatan
Tabel 19. Capaian Kinerja berdasarkan Output Kegiatan
No Indikator Output Target Realisasi % Kategori
1. Kawasan Jeruk 1.870 1.870 100,00 Berhasil
2. Kawasan Mangga 2.095 1.620 77,33 Cukup
berhasil
3. Kawasan Manggis 1.165 1.008 86,52 Berhasil
4. Kawasan Pisang 416 201 48,32 Kurang
Berhasil
5. Kawasan Buah lainnya 350 321 91,71 Berhasil
6. Kawasan Florikultura 22.100 22.100 100 Berhasil
7. Fasilitasi Teknis Dukungan
Produksi Buah dan Florikultura
12 12 100 Berhasil
Kegiatan pengembangan kawasan buah dan Florikultura umumnya berhasil
dilaksanakan, akan tetapi ada di beberapa daerah yang tidak terealisasi atau
dilaksanakan namun tidak dapat mencapai target output, terutama untuk mendukung
Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) berbasis Hortikultura. Berikut
daftar lokasi dan permasalahan yang menyebabkan belum tercapainya target dalam
pengembangan kawasan Buah :
Tabel 20. Daftar Lokasi dan Permasalahan Belum Tercapainya Target Pengembangan
Kawasan Buah
No Kabupaten Komoditas Target
Realisa-
si (ha)
Persen-
tase
(%)
Permasalahan yang
Dihadapi Reguler #Bekerja
1 Garut Manggis - 497 340 68,41 Lokasi RTMP secara
agroklimat tidak
semuanya cocok untuk
pengembangan manggis,
karena ketinggiannya
lebih dari 1.000 m dpl.
2 Cirebon Mangga - 275 50 18,18 Terbatasnya jumlah RTMP
dan lahan yang memenuhi
syarat untuk menerima
bantuan pengembangan
mangga dan pepaya.
Pepaya 18 14 77,78
3 Indramayu Mangga - 250 0 0,00 Berdasarkan hasil survey,
jumlah RTMP yang
memenuhi syarat untuk
menerima bantuan tidak
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
42
No Kabupaten Komoditas
Target Realisa-
si (ha)
Persen-
tase
(%)
Permasalahan yang
Dihadapi Reguler #Bekerja
sesuai dengan data awal
RTMP sebagai dasar
perhitungan alokasi
anggaran
4 Brebes Pisang 122 - 0 0,00 Terjadinya gagal lelang
sampai dengan 3 (tiga)
kali lelang ulang untuk
pengadaan bantuan benih
dan saprodi pisang karena
tidak ada calon penyedia
yang memenuhi syarat.
5 Banyumas Pisang 39 - 0 0,00 Dinas Kabupaten SDM
yang tidak mencukupi dan
padatnya jadwal proses
pengadaan yang ada di
ULP.
6 Bone Pisang 54 - 0 0,00 Terjadinya gagal proses
pengadaan karena setelah
2 (dua) kali dilakukan
pengumuman lelang,
tidak ada calon penyedia
yang mendaftar.
7 Ogan Komering
Ilir
Duku - 100 0 0,00 Belum tersedia benih
bersertifikat, karena
penangkar belum
terdaftar di BPSB,
sehingga tidak dapat
melakukan pengadaan
benihnya
8 Magelang Salak 25 - 0 0,00 Belum tersedia benih
bersertifikat, karena
penangkar belum
terdaftar di BPSB,
sehingga tidak dapat
melakukan pengadaan
benihnya
3.3.2. Evaluasi Capaian Kinerja Berdasarkan Efisiensi Penggunaan Sumberdaya
Parameter keberhasilan kinerja juga diukur dari efisiensi penggunaan sumberdaya dalam
hal ini besarnya anggaran yang digunakan untuk mencapai target output kegiatan,
sebagaimana dikemukakan pada Tabel dibawah ini.
Tabel 21.Efisiensi Penggunaan Sumber Daya dalam mencapai Output Kegiatan
No Kegiatan Pagu Target Vol Realisasi Keu Realisasi Vol
Efisiensi
1 Pengembangan kawasan jeruk
16.346.893.000 1.870 15.978.000.750 1.870 2,26
2 Pengembangan kawasan mangga
14.250.200.000 2.095 9.707.700.196 1.598 10,69
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
43
3 Pengembangan kawasan manggis
10.972.638.000 1.165 7.539.307.278 1.008 20,59
4 Pengembangan kawasan pisang
9.220.675.000 416 4.443.973.588 201 0,25
5 Pengembangan kawasan buah lainnya
4.413.770.000 350 3.104.082.491 221 -11,38
6 Kawasan Buah wilayah perbatasan
31.120.000 0 25.430.000 0 -
7 Pengembangan kawasan florikultura
2.200.000.000 22.100 2.173.180.750 22.100 1,51
8 Fasilitasi Teknis Dukungan Produksi Buah dan Florikultura
2.352.436.000 12 2.336.060.910 12 0,70
Angka realisasi keuangan pada tabel di atas, berdasarkan aplikasi SMART per tanggal
22 Januari 2019; sedangkan realisasi fisik berdasarkan hasil validasi ke daerah. Hasil
pengukuran terhadap efisiensi penggunaan anggaran dengan pencapaian target output
dapat dikatakan efisien dengan rincian kegiatan kawasan buah 4,48%, kawasan flori
1,51% dan fasilitasi teknis dukungan pengembangan buah dan florikultura 0,70%.
3.3.3. Evaluasi Capaian Kinerja Berdasarkan Capaian Produksi dan Peningkatan
Ekspor
Capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, selain diukur dari capaian
target pengembangan kawasan sesuai dalam RKT, juga diukur dari capaian outcomenya
dengan parameter target produksi dari beberapa komoditas potensi ekspor, yaitu mangga,
manggis, salak, pisang dan krisan, serta komoditas jeruk sebagai subtitusi impor.
Capaian tersebut dikemukakan pada tabel di bawah ini :
Tabel 22. Capaian Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja TARGET CAPAIAN *) Persentase
(%)
Kategori
Terpenuhinya kebutuhan
tanaman buah dan
florikultura untuk
komoditas ekspor dan
pengendali impor
1.Produksi mangga untuk
komoditas ekspor
1.991.004 ton 2.585.854 ton 129,88
Sangat
berhasil
2. Produksi nenas untuk
komoditas ekspor
1.481.131 ton 1.683.577 ton 113,67 Sangat
berhasil
3. Produksi manggis untuk
komoditas ekspor
175.136 ton 228.547 ton 130,50
Sangat
berhasil
4. Produksi salak untuk
komoditas ekspor
778.779 ton 892.075 ton 114,55 Sangat
berhasil
5. Produksi pisang untuk
komoditas ekspor
7.105.914 ton 6.865.555ton 96,62 Berhasil
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
44
Sasaran Strategis Indikator Kinerja TARGET CAPAIAN *) Persentase
(%)
Kategori
6. Produksi krisan untuk
komoditas ekspor
441.367.161
tangkai
498.227.249
tangkai
112,88 Sangat
berhasil
7. Produksi jeruk untuk
komoditas subtitusi impor
2.301.651 ton 2.176.597 ton 94,57 Berhasil
Sumber : *) Angka Sementara BPS RI, 2018
Capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang diukur dengan
parameter capaian produksi menunjukkan kinerja yang sangat berhasil dalam
pengembangan manggis (130,50%), mangga (129,88%), salak (114,55%), nenas
(113,67%), dan krisan (112,88%), sedangkan pengembangan pisang dan jeruk dapat
dikatakan berhasil, masing-masing menunjukkan capaian 96,62% dan 94,57%.
Capaian lain yang dapat dikemukakan pada tahun 2018 adalah peningkatan ekspor
komoditas buah dan florikultura, seperti dikemukakan pada tabel dibawah ini :
Tabel 23a. Peningkatan ekspor komoditas buah dan florikultura
No Komoditas 2017 2018 Peningkatan Vol
Vol (ton) Vol (ton) ton %
1 Mangga 2.520 2.568 48 1,90
2 Manggis 9.167 38.831 29.664 323,60
3 Salak 966 1.233 267 27,64
4 Pisang 18.177 30.373 12.196 67,10
5 Nenas 210.046 228.537 18.491 8,80
6 Krisan 61 59 -2 -3,19
Sumber : BPS RI
Tabel 23b. Peningkatan ekspor komoditas dracaena
No Komoditas
Tahun 2017 Tahun 2018 Peningkatan Vol
Vol (pieces)
Vol (pieces)
pieces %
1 Dracaena*) 3.904.010 20.221.200 16.317.190 417,96
Sumber : Ditjen Hortikultura
Capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang diukur dari
peningkatan volume ekspor menunjukkan capaian yang sangat berhasil dibanding volume
ekspor tahun 2017. Capaian yang sangat fantastis terutama peningkatan ekspor manggis
sebesar 323,60%; pisang sebesar 67,10%; dan salak 27,64%. Peningkatan ekspor
lainnya adalah nenas, 8,8% dan mangga 1,9%. Peningkatan ekspor yang sangat besar
merupakan keberhasilan dalam peningkatan mutu buah melalui bimbingan dalam
penerapan GAP, serta pendampingan dalam percepatan Registrasi Kebun, sehingga
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
45
akses pasar lebih terbuka lebar. Sedangkan komoditas krisan, volume ekspor turun
3,19%; namun secara total ekspor florikultura meningkat 1,36%. Dan peningkatan ekspor
yang cukup besar adalah dracaena, yaitu meningkat 417,96% dibanding tahun 2017.
Beberapa upaya dalam peningkatan ekspor buah nusantara antara lain manggis dan
pisang. Salah satu negara yang menjadi peluang tujuan ekspor manggis terbesar adalah
Tiongkok (Cina). Namun, sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 manggis Indonesia
dilarang masuk ke Tiongkok. Penolakan ekspor manggis Indonesia tersebut terjadi pada
tahun 2010, diawali dengan adanya informasi dari Pemerintah Tiongkok yang menyatakan
manggis Indonesia mengandung Kadmium (Cd). Sejak kejadian tersebut manggis
Indonesia masuk ke Tiongkok melalui pihak ketiga, dimana ironisnya manggis Indonesia
yang masuk ke Tiongkok akhirnya tercatat sebagai produk ekspor Malaysia dan Thailand.
Dengan berbagai usaha, akhirnya, upaya pemerintah Indonesia mengalami
perkembangan dimana pada tahun 2017 telah ditandatangani protokol impor antara
Pemerintah Indonesia dengan Tiongkok, sehingga manggis Indonesia dapat kembali
diekspor ke negara tersebut, dengan mempersyaratkan manggis yang diekspor berasal
dari kebun yang telah teregistrasi GAP.
Hasil dari penandatangan protokol impor tahun 2017 adalah dibukanya kembali ekspor
manggis Indonesia ke Cina/Tiongkok pada awal tahun 2018, dan peresmian launching
ekspornya dilaksanakan di bandara Soekarno Hatta. Ekspor perdana manggis dipasok
dari Purwakarta dan Subang (Jawa Barat), selanjutnya dipasok dari Tabanan (Bali) dan
Lima Puluh Kota (Sumatera Barat). Harapannya kawasan manggis dari daerah lain dapat
diekspor. Dalam rangka mendukung dan mempersiapkan ekspor manggis ke Tiongkok,
dimulai dari tahun 2016 sampai dengan sekarang Direktorat Buah dan Florikultura
bersama Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten sentra manggis telah melakukan
kegiatan registrasi kebun manggis dan surveilance kebun-kebun manggis yang telah
habis masa berlakunya (lebih dari 2 tahun).
Selain manggis, pada tahun 2018, Indonesia telah berhasil memperluas pangsa pasar
pisangnya,khususnya Pisang Mas. Keberhasilan ini didukung oleh pemerintah yang telah
mengalokasikan anggaran bantuan pengembangan kebun komersial mulai Tahun 2016
hingga Tahun 2019. Bantuan ini mendukung penyediaan benih dan saprodi untuk
budidaya berbagai komoditas di beberapa kabupaten di Provinsi Lampung, termasuk
Pisang Mas di KabupatenTanggamus. Selain itu melalui dukungan ini, dilakukan inisiasi
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
46
kerjasama kemitraan dengan pihak swasta (PT. Great Giant Food). Hasilnya, Pisang
Mas dari Kabupaten Tanggamus ini dapat menembus pasar Singapura dan Tiongkok.
Pelepasan ekspor perdana Pisang Mas
Tanggamus ke Singapura
Pelepasan ekspor perdana Pisang Mas
Tanggamus ke Tiongkok
Gambar 12. Ekspor Perdana Pisang Mas Tanggamus ke Singapura dan Tiongkok
Komoditas lain yang berpotensi ekspor adalah salak. Upaya penjajakan untuk
mengekspor salak ke berbagai negara telah dilakukan salah satunya ke New Zealand.
Hasilnya, pada akhir Oktober 2017 telah dilakukan ekspor perdana salak dari Kabupaten
Sleman sebagai salah satu sentra utama komoditas salak ke New Zealand dengan
menggunakan moda transportasi pesawat. Keberhasilan salak pondoh menembus pasar
New Zealand merupakan prestasi tersendiri bagi produk hortikultura Indonesia sebab New
Zealand terkenal sangat selektif dan mengutamakan standar kualitas dan kesehatan
dalam menerima produk hortikultura dari negara lain. Tahun 2018 ekspor salak masih
tetap berlanjut dengan negara tujuan Tiongkok dan Singapura. Untuk itu tujuan
pengembangan kawasan salak tahun 2018 adalah sebagai upaya perluasan produksi dan
peningkatan mutu komoditas salak sekaligus menjawab peluang ekspor salak ke
mancanegara.
Selain peningkatan volume ekspor, Capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura
Tahun 2018 terutama untuk pengembangan jeruk, diukur dari penurunan volume impor
jeruk, sebagaimana dikemukakan pada tabel berikut :
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
47
Tabel 24. Penurunan Volume Impor Jeruk
No Komoditas 2017 2018 Penurunan Vol
Vol (ton) Vol (ton) ton %
1 Jeruk 120,355 95,962 -24.393 -20,27
Pengembangan kawasan jeruk yang telah dilakukan dalam 5 tahun terakhir, dan terutama
untuk mengembangkan jeruk dari varietas yang jenisnya berwarna kuning, seperti Batu
55, RGL, Soe dan Trigas, ternyata dapat mengurangi volume impor jeruk sebesar 20,27%.
3.3.4. Perbandingan Target Kinerja TA. 2018 dengan Tahun Sebelumnya
Pada tahun 2018 indikator kinerja terdiri dari luas kawasan jeruk 1870 ha, luas kawasan
mangga 2.095 ha, luas kawasan manggis 1.165 ha, luas kawasan pisang 416 ha, luas
kawasan buah lainnya 350 ha, dan luas kawasan florikultura 22.100 m2. Selain indikator
tersebut, penetapan RKT pada awal tahun 2018 juga memasukkan indikator luas
kawasan buah wilayah perbatasan, namun selanjutnya dengan kebijakan pelaksanaan
program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera, maka indikator tersebut direvisi/relokasi,
meskipun sebagian anggarannya di beberapa satker telah diserap untuk pelaksanaan
cpcl. Apabila membandingkan RKT tahun 2018 dengan tahun sebelumnya, maka terjadi
perbedaan indikatornya. Pada tahun 2017, luas kawasan mangga, manggis, pisang
masuk di dalam kawasan buah lainnya.
Tabel 25. Perbandingan Data Target Kinerja Tahunan dalam 5 tahun
No Indikator Kinerja
Target Kinerja
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
1 Kawasan Tanaman Buah (ha) 5.475 6.524 4.642 6.290 5.896
a. Kawasan Jeruk (ha) 2.923 2.358 1.870
b. Kawasan Mangga (ha) 2.095
c. Kawasan Manggis (ha) 1.165
d. Kawasan pisang (ha) 416
e. Kawasan Buah Lainnya (ha) 1.719 3.932 350
f. Kawasan Florikultura (m2) 542.600 465.100 61.200 8.836 22.100
Sumber : Direktorat Buah Tahun 2014 dan 2015; Direktorat Florikultura Tahun 2014dan 2015; Direktorat
Buah dan Florikultura Tahun 2016, 2017 dan 2018 (data diolah)
Target RKT untuk pengembangan kawasan buah pada tahun 2018 turun 6,26% dibanding
tahun 2017, namun untuk kawasan florikultura meningkat 117,20%.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
48
Tabel 26. Perbandingan Capaian Produksi dalam Periode 5 (Lima) Tahun
Indikator Kinerja Satuan Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1. Produksi mangga untuk komoditas ekspor
ton 2.236.786 2.178.826 1.814.540 2.203.789 2.585.854
2. Produksi nenas untuk komoditas ekspor
ton 1.851.342 1.729.600 1.396.141 1.795.982 1.683.577
3. Produksi manggis untuk komoditas ekspor
ton 142.394 203.100 162.862 161.751 228.547
4. Produksi salak untuk komoditas ekspor
ton 1.038.451 965.198 702.345 953.845 892.075
5. Produksi pisang untuk komoditas ekspor
ton 6.392.306 7.299.266 7.007.117 7.162.678 6.865.555
6. Produksi krisan untuk komoditas ekspor
tangkai 218.910.706 442.698.194 433.100.145 480.685.420 498.227.249
7. Produksi jeruk untuk komoditas subtitusi impor
ton 1.587.103 1.744.330 2.014.206 2.165.184 2.176.597
Sumber : *) Angka Sementara SPH 2018, BPS RI
3.4. Akuntabilitas Keuangan
Berdasarkan pencapaian realisasi keuangan kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan
Florikultura di Satker Pusat dan Satker Daerah dapat diketahui bahwa realisasi
akuntabilitas keuangan sebesar Rp 45.307.736.000,- atau 75,78% dari pagu anggaran
sebesar Rp. 59.787.732.000,- (realisasi s.d 22 Januari 2018). Data realisasi anggaran
tersebut secara lengkap terdapat pada tabel berikut.
Tabel 27. Realisasi Keuangan Berdasarkan Output Kegiatan Kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura Tahun 2018 (realisasi s/d 22 Januari 2018)
No Output Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Persentase
(%)
A Pusat 2.353.436.000 2.336.060.910 99,30
1 Fasilitasi Teknis Dukungan
Produksi Buah dan Florikultura 2.353.436.000 2.336.060.910 99,30
B Daerah 57.435.296.000 42.971.674.703 74,82
1 Kawasan jeruk 16.346.893.000 15.978.000.750 97,74
2 Kawasan Mangga 14.250.200.000 9,707.700.196 68,12
3 Kawasan Manggis 10.972.638.000 7.539.307.278 68,71
4 Kawasan Pisang 9.220.675.000 4.443.973.588 48,20
5 Kawasan buah lainnya 4.413.770.000 3.104.082.491 70,33
6 Kawasan Buah Wilayah
Perbatasan 31.120.000 25.430.000 81,72
7 Kawasan tanaman florikultura 2.200.000.000 2.173.180.400 98,78
Total 59.787.732.000 45.307.735.613 75,78
Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2018
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
49
Realisasi keuangan dari Satker Pusat dan Daerah (Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan) tidak terlepas dari berbagai hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan baik di pusat maupun daerah antara lain :
1. Beberapa Dinas Pertanian baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota memiliki
keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani bidang kesatkeran
sehingga penyelesaian proses SPJ menjadi lambat.
2. Adanya beberapa kabupaten yang mengalami revisi SK Pengelolaan Satker (KPA,
PPK, bendahara) sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan.
3. Proses pengadaan melalui sistem lelang untuk seluruh instansi di lingkungan
pemerintah daerah, hanya dilakukan oleh 1 (satu) Pokja ULP sehingga memerlukan
waktu tunggu cukup lama untuk diproses.
4. Adanya keterlambatan pengajuan SPM ke KPPN oleh Dinas Pertanian sampai akhir
tahun sehingga tidak dapat dilakukan pencairan pada tahun yang sama.
5. Belum selarasnya koordinasi antara satker provinsi dan satker kabupaten untuk dana
yang ada di provinsi (TP Provinsi).
3. D. 3.5. Permasalahan dalam Pengembangan Buah dan Florikultura
Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan
buah dan florikultura antara lain :
1. Pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi buah dan florikultura yang banyak
mengalami hambatan terutama dalam mendukung kebijakan Program Bedah
Kemiskinan Rakyat Sejahtera (#Bekerja) berbasis Hortikultura, dikarenakan hal-hal
sebagai berikut :
a. Adanya proses revisi dan relokasi anggaran Tahun 2018 pada tahun berjalan,
karena adanya kebijakan pelaksanaan Program Bedah Kemiskinan Rakyat
Sejahtera, sehingga terjadi perubahan struktur alokasi anggaran dalam kegiatan
peningkatan produksi buah dan florikultura. Hasil revisi tersebut juga baru terbit di
pertengahan tahun, sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi sangat singkat.
b. Proses verifikasi Rumah Tangga Miskin(RTM) yang berdasarkan SK Kemensos
Tahun 2014, banyak yang sudah berubah, sehingga proses pelaksanaan verifikasi
memerlukan waktu yang panjang dengan target RTM yang cukup banyak di setiap
kabupaten.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
50
c. Ketersediaan benih buah bersertifikat tidak mencukupi kebutuhan secara tepat
waktu sehingga pengadaan barang tidak bisa dilaksanakan, sementara waktu
pelaksanaan kegiatan Program #Bekerja sangat terbatas.
d. Penetapan target RTM yang sangat banyak dan menyebar lokasinya, menyebabkan
beberapa RTM yang lokasinya secara agroklimat tidak sesuai dengan jenis
komoditas buah yang akan dikembangkan, tidak dapat dialokasikan untuk
pengembangan buah.
e. Tingginya harga benih komoditas varietas lokal yang bersertifikat, yang sesuai
dengan kondisi agroklimat daerah, sehingga satuan biaya umum tidak mencukupi.
2. Permasalahan secara umum dalam kegiatan peningkatan produksi buah dan
florikultura, adalah :
a. Pengembangan produksi benih buah bersertifikat belum dikawal secara baik,
sehingga sering terjadi kekurangan benih dalam pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan, seperti salak, pisang dan duku.
b. Belum terjadi koordinasi yang baik antara penangkar, BPSB dan pihak yang akan
menggunakan benih, terkait mapping kebutuhan benih dengan jaminan akan
diserap pada satu tahun kedepan, sehingga setahun sebelumnya penangkar sudah
mulai menyiapkan benihnya dan proses sertifikasi oleh BPSB.Terjadinya alih fungsi
lahan dari pertanian ke sarana publikyang menyebabkan terjadinya pengurangan
luas pengembangan kawasan buah dan florikultura.
c. Terjadinya bencana di beberapa wilayah seperti angin puting beliung, longsor,
erupsi dan gempa bumi terutama yang merusak kawasan buah dan florikultura,
mengakibatkan penurunan produksi.
1. 3.6. Rencana Aksi dan Tindak Lanjut
Beberapa faktor yang berpengaruh pada tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan
kegiatan peningkatan produksi buah dan florikultura pada tahun 2018, solusi untuk
permasalahan yang dihadapi maupun rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun
2019, dikemukakan pada Tabel berikut :
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
51
Tabel 28. Faktor yang Berpengaruh pada Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura, Solusi dan Rencana Aksi 2019
No Indikator Capaian (%)
Faktor keberhasilan/ kegagalan
Solusi Rencana Aksi 2019
Faktor Keberhasilan: a.Fasilitasi dalam
pengembangan kawasan buah dan florikultura
b.Pengembangan varietas buah unggulan nusantara seperti :
- Jeruk (Batu 55, RGL) sebagai subtitusi impor
- Mangga (Gedong gincu, Garifta)
- Manggis (Kaligesing, Wanayasa, Ratu Kamang dll)
- Durian (Bawor, Bokor, Matahari dll)
- Pisang (mas kirana)
c.Sosialisasi dan pendampingan penerapan GAP
d.Mendorong percepatan Registrasi Kebun
e.Koordinasi dengan Litbang, PKHT, Perguruan Tinggi, Asosiasi dan Karantina dalam mensosialisasikan hasil kajian dalam meningkatkan mutu buah dan florikultura.
Faktor penyebab Kegagalan :
a.Belum fokus mengembangkan benih bermutu dari varietas yang unggul sesuai kebutuhan dalam pengembangan kawasan.
b.Pengawalan kebun yang dalam proses registrasi maupun telah registrasi, kurang intensif,
a. Mendorong pengembangan benih bermutu dari varietas yang unggul, dengan membuat kesepakatan varietas yang dikembangkan bersama lembaga terkait perbenihan dan sertifikasi.
b.Melakukan prioritas pengembangan buah varietas unggulan yang potensi ekspor di lokasi/kawasan yang tepat, yang didukung oleh SDA dan SDM yang sesuai.
c.pengawalan intensif untuk kebun-kebun yang memiliki potensi dalam memasok pasar ekspor, seperti kebun yang sudah teregistrasi maupun dalam proses akan diregistrasi.
d.Lebih mendorong kemitraan usaha antara petani dengan perusahaan eksportir dalam memasok produk bermutu sesuai persyaratan dengan harga yang disepakati.
e.Membuat instrumen yang tepat dalam melakukan
Secara umum Rencana aksi 2019, sebagai berikut : a. Penetapan varietas buah
dan florikultura unggulan yang akan dikembangkan secara nasional, melalui koordinasi dan sinkronisasi dengan pihak terkait (Litbang, Perguruan Tinggi, Pelaku Usaha, Lembaga Perbenihan)
b.Mendorong pengembangan benih bermutu dari varietas unggul yang telah ditetapkan bersama untuk dikembangkan secara nasional.
c. Membuat prioritas alokasi pengembangan kawasan untuk tujuan ekspor dengan pendampingan intensif, dan prioritas berikutnya kawasan reguler untuk memenuhi pasar domestik.
d.Membangun kelembagaan petani buah dan florikultura yang mandiri/koorporasi untuk dapat bermitra dengan perusahaan.
e.Membuat instrumen yang tepat untuk melakukan evaluasi keberhasilan pencapaian kinerja dalam pengembangan buah dan florikultura. Instrument tersebut sudah dicantumkan dalam Pedoman Teknis Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura 2019.
f. Rencana aksi per komoditas secara rinci dikemukakan sebagai berikut :
a.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
52
sehingga beberapa tidak konsisten dalam menjaga mutu produk yang dihasilkan.
c. Belum membuat instrumen yang tepat dalam melakukan evaluasi keberhasilan pengembangan kawasan buah dan florikultura pada tahun sebelumnya.
d.Kurang mendorong kerjasama/kemitraan dengan perusahaan eksportir untuk memasok produk sesuai persyaratan ekspor.
Faktor Keberhasilan : a.Prioritas
pengembangan varietas buah unggulan potensi ekspor di lokasi yang tepat, yang didukung oleh SDA dan SDM yang sesuai.
b.Pengembangan kemitraan dengan perusahaan eksportir dalam memasok buah dan florikultura untuk pasar ekspor
c.Kurang Berkoordinasi secara intensif terutama dengan Karantina dalam melakukan pendampingan intensif dalam penerapan budidaya yang baik dan benar, sesuai yang dipersyaratkan oleh negara pengimpor.
evaluasi keberhasilan pengembangan buah dan florikultura.
1 Produksi Mangga
129,88 - Pengembangan varietas unggulan mangga yaitu Jenis Gedong Gincu, contohnya Cirebon, Majalengka, Karawang, Sumedang, Kuningan;
Jenis Arumanis, con-tohnya di Batang,
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
53
Pemalang, Wonogiri, Pekalongan, Blora, Kendal, Gresik, Lamongan, Probolinggo dan Bondowoso;
- Pengembangan kawasan untuk tujuan ekspor yaitu di Cirebon, Majalengka, Sumedang, Probolinggo, Pasuruan, Lombok Utara, Pemalang
- Pengembangan kawasan reguler antara lain di Pidie, Bungo, Bengkulu Selatan, Ogan Komering Ulu, Lampung Utara, Cirebon, Pemalang, Bondowoso, Minahasa Utara, Jeneponto;
- Penerapan GAP di Cirebon, Majalengka dan Probolinggo
- Registrasi kebun di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat.
2 Produksi Manggis
130,50 - Pengembangan varietas unggulan manggis, yaitu Wanayasa, contoh Pur-wakarta; Kaligesing, con-tohnya Blitar, Ponorogo dan Trenggalek; Puspa-hiyang, contohnya Tasik-malaya,Sukabumi; Ratu Kamang, contohnya Lima Puluh Kota, Agam, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Solok Selatan
- Pengembangan kawasan manggis untuk tujuan ekspor di Lima Puluh Kota, Tabanan, Purwa-karta, Sukabumi, Lombok Barat, Tasikmalaya.
- Pengembangan kawasan reguler antara lain : Sijunjung, Kerinci, Kepahiang, Pandeglang, Subang, Trenggalek, Lombok Barat, Minahasa Selatan, Bengkayang;
- Penerapan GAP manggis mendorong ekspor di Sukabumi, Tasikmalaya, Agam, Lima Puluh Kota, Tabanan;
- Registrasi kebun di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumater
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
54
Barat, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi Utara, Banten.
3 Produksi Nenas
113,67 - Penetapan varietas buah unggulan yang akan dikembangkan, yaitu jenis Smooth Cayenne contohnya PK I, Subang, Banasari dan Jenis Queen contohnya Suska Kualu, Ratu Raya, dan Palembang;
- Varietas unggulan tersebut akan dikembangkan untuk benih bersertifikat yang akan digunakan dalam pengembangan kawasan;
- Pengembangan kawasan untuk tujuan ekspor yaitu di Kabupaten Karimun (wilayah perbatasan);
- Pengembangan kawasan reguler di sentra nenas, yaitu Kota Prabumulih, Siak, Subang, Blitar, Kediri, Mempawah, Kubu Raya;
- Penerapan GAP kebun buah untuk mendukung ekspor di Subang, Kediri, Kota Prabumulih;
- Registrasi kebun nenas di Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung.
4 Produksi Salak
114,55 Registrasi Kebun untuk mendorong ekspor di DI. Jogjakarta dan Bali
5 Produksi Pisang
96,62 - Penetapan varietas buah unggulan yang akan dikembangkan, yaitu jenis Mas Kirana, Barangan, Raja Buluh, Ambon Kuning,Kepok Manurun.
- Varietas unggulan tersebut akan dikembangkan untuk benih yang disertifikasi yang akan digunakan dalam pengembangan kawasan;
- Pengembangan kawasan untuk tujuan ekspor yaitu di Kabupaten Tang-gamus;
- Pengembangan kawasan reguler di sentra pisang, anta-ra lain : Kota Pariaman, Langkat, Lampung Selatan,, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Cilacap, Purworejo, Grobogan, Gunung kidul, Lumajang, Buleleng,
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
55
Tabanan, Dompu, Banjar, Bengkayang, Minahasa, Maros, Donggala, Kaimana;
- Pengembangan Kawasan Perbatasan yaitu di Belu, Keerom, Raja Ampat, Nunukan dan Kep. Talaud;
- Penerapan GAP kebun buah untuk mendukung ekspor di Cianjur, Lumajang dan Tanggamus;
- Registrasi kebun pisang di Jawa Barat, Jawa Timur, Jateng, Lampung, Bali dan Sulut
6 Produksi Krisan
112,88 - Pengembangan kawasan reguler antara lain di Cianjur, Kulonprogo, Tomohon, dan Gowa,
- Penerapan GAP untuk mendorong ekspor di Cianjur dan Tomohon
- Sosialisasi varietas krisan baru untuk pengembangan varietas unggulan nasional.
7 Produksi Jeruk
94,57 - Pengembangan varietas unggulan seperti Keprok Batu 55 di Malang; Keprok Terigas di Sambas, Rimau Gerga Lebong di Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Lebong; Jenis Siam di Tanah Karo, Mandailing Natal, Simalungun, Banjar, Barito Kuala dan Tapin; Jeruk Siem Gunung Omeh (Jesigo) di Sumbar.
- Pengembangan benih bermutu dari varietas tersebut diatas untuk disertifikasi oleh BPSB;
-Pengembangan kawasan jeruk untuk tujuan subtitusi impor di Malang, Limapuluh Kota, Agam, Solok Selatan, Dharmasraya, Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Lebong, Timur Tengah Selatan, Buton;
-Pengembangan kawasan reguler antara lain di Bener Meriah, Simalungun, Kampar, Mesuji, Garut, Karanganyar,Tuban, Sambas, Palangkaraya, Tapin, Kutai Kertanegara;
-Penerapan GAP jeruk di Malang dan Banyuwangi.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
56
8 Peningkatan vol ekspor buah dan flori lainnya
- Pengembangan kawasan buah untuk subtitusi impor seperti durian di Kulonprogo, Kebumen, Pati, Banyumas, Minahasa Selatan; jambu kristal di Bogor; kelengkeng di Jepara, Wonogiri, Tuban
- Pengembangan kelembagaan petani durian di Pati dan Kebumen menjadi korporasi untuk dimitrakan dengan PT. Obor Tani; dan kelembagaan petani lengkeng di Tuban untuk bermitra dengan Wijaya Fruits.
- Pengembangan kawasan dracaena di Sukabumi dan melati di Batang untuk mendorong ekspor
- Pengembangan kawasan reguler untuk mawar di Bandung Barat dan Anggrek di Denpasar dan Buleleng.
Selain upaya strategis seperti rencana aksi yang dikemukakan di atas, perlu dilakukan
upaya tindak lanjut lainnya dalam mengatasi permasalahan teknis maupun administratif
dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi buah dan florikultura , antara lain :
1. Melakukan koordinasi yang lebih baik dan intensif dengan pihak terkait khususnya
dalam penyediaan benih buah bersertifikat, seperti para penangkar/produsen benih
dan lembaga sertifikasi benih, sehingga ada jaminan ketersediaan benih bersertifikat
secara tepat waktu, mutu dan jumlah.
2. Meningkatkan koordinasi dengan ULP untuk mempercepat proses pengadaan.
3. Menyusun perencanaan yang baik dalam pelaksanaan pengembangan kawasan buah
untuk mengurangi permasalahan yang terjadi baik secara teknis maupun administratif.
Beberapa langkah perencanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penyiapan KAK spesifikasi teknis segera setelah CPCL.
b. Melakukan pengajuan proses lelang pada akhir triwulan IV setelah pagu tetap
diterima.
c. Mempercepat penetapan pejabat pengelola Satker (PPK, bendahara, penguji
SPM dan lain-lain).
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
57
d. Melakukan koordinasi dengan penangkar benih dan BPSB setahun sebelum
pelaksanaan kegiatan pengembangan buah, untuk melakukan mapping bersama
kebutuhan benihnya.
e. Melakukan identifikasi CPCL pada akhir tahun 2018 untuk CPCL tahun 2019.
f. Mempercepat pengadaan yang belum lelang dan proses penyelesaian SPJ.
4. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan penangkar benih untuk menghasilkan
benih bermutu sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
5. Melakukan pembinaan/pendampingan penerapan teknologi budidaya yang baik dan
benar (Good Agricultural Practices/ GAP), dan sosialisasi serta pembinaan secara
intensif dalam registrasi kebun buah/lahan usaha pada lokasi pengembangan
kawasan buah dan florikultura.
6. Mempercepat pelaksanaan registrasi kebun/lahan usaha pada tanaman buah dan
florikultura, terutama yang memiliki potensi ekspor cukup besar.
7. Melakukan percepatan dalam pengiriman Pedoman Teknis Pengembangan
Kawasan Buah dan Florikultura lebih cepat sehingga mempercepat pelaksanaan.
8. Menjalin koordinasi dengan instansi terkait , baik secara vertikal maupun horisontal,
seperti Dinas Pertanian Provinsi; Dinas Pertanian Kab/Kota, Seluruh eselon I lingkup
Kementerian Pertanian, Lembaga Penelitian, Perguruan tinggi, Lembaga dan
Kementerian terkait lainnya, agar dapat berkolaborasi dalam upaya peningkatan
produksi dan daya saing produk buah dan florikultura nasional.
9. melakukan sosialisasi intensif kepada petani/kelompok tani/gapoktan/asosiasi
melalui pembinaan dan pendampingan intensif.
10. Meningkatkan kompetensi SDM melalui pembinaan, penyuluhan, pelatihan,
sosialisasi, apresiasi, bimbingan teknologi dan pelatihan manajemen baik di tingkat
pusat maupun di daerah.
11. Menyediakan teknologi tepat guna dalam mengantisipasi kondisi iklim (kelebihan
hujan dan kekeringan).
12. Meningkatkan produksi buah yang berkualitas dan berdaya saing untuk
meningkatkan ekspor dan sebagai subtitusi impor.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
58
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018 disusun
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola mandat tupoksi, visi
dan misi, serta pertanggungjawaban dalam mengelola anggaran terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan selama tahun 2018. Dokumen Laporan Kinerja Direktorat Buah dan
Florikultura Tahun Anggaran 2018 ini tidak hanya mencakup keberhasilan yang sudah
dicapai namun juga kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan Produksi
Buah dan Florikultura sebagai bahan dalam melakukan evaluasi terhadap hal-hal yang
telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja Direktorat Buah dan Florikultura.
Pengukuran kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang berdasarkan
kepada capaian target kawasan buah dan florikultura dari 6 (enam) indikator kinerja
utama, menunjukkan kinerja dengan kategori sangat berhasil untuk kawasan florikultura,
kategori berhasil untuk kawasan jeruk, manggis dan buah lainnya; dengan kategori cukup
berhasil untuk kawasan mangga; dan kategori kurang berhasil untuk kawasan pisang.
Target kawasan yang tidak tercapai terutama dalam mendukung program Bedah
Kemiskinan Rakyat Sejahtera berbasis Hortikultura.
Hasil pengukuran terhadap efisiensi penggunaan anggaran dengan pencapaian target
output dapat dikatakan efisien dengan rincian kegiatan kawasan buah 13,37%, kawasan
flori 1,51% dan fasilitasi teknis dukungan pengembangan buah dan florikultura 0,70%.
Berdasarkan pengukuran kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang
berdasarkan kepada capaian produksi buah dan florikultura dari 7 (tujuh) indikator kinerja
utama, menunjukkan kinerja yang sangat berhasil dalam pengembangan manggis
(130,50); mangga (129,88%), nenas (113,67%), salak (114,55%), dan krisan (112,88%),
sedangkan pengembangan pisang dan jeruk dapat dikatakan berhasil, masing-masing
menunjukkan capaian 96,62% dan 94,57%.
Capaian kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun 2018, yang diukur dari
peningkatan volume ekspor menunjukkan capaian yang sangat berhasil dibanding volume
ekspor tahun 2017. Capaian yang sangat fantastis terutama peningkatan ekspor manggis
sebesar 323,60%; pisang sebesar 67,10%; dan salak 27,64%. Peningkatan ekspor
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
59
lainnya adalah nenas, 8,8% dan mangga 1,9%. Peningkatan ekspor yang sangat besar
merupakan keberhasilan dalam peningkatan mutu buah melalui bimbingan dalam
penerapan GAP, serta pendampingan dalam percepatan Registrasi Kebun, sehingga
akses pasar lebih terbuka lebar. Sedangkan komoditas krisan, volume ekspor turun
3,19%; namun secara total ekspor florikultura meningkat 1,36%. Dan peningkatan ekspor
yang cukup besar adalah dracaena, yaitu meningkat 417,96% dibanding tahun 2017.
Pengembangan kawasan jeruk yang telah dilakukan dalam 5 tahun terakhir, dan terutama
untuk mengembangkan jeruk dari varietas yang jenisnya berwarna kuning, seperti Batu
55, RGL, Soe dan Terigas, ternyata dapat mengurangi volume impor jeruk sebesar
20,27%.
Alokasi anggaran yang diterima oleh Direktorat Buah dan Florikultura dalam rangka
melaksanakan kegiatan Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura tahun 2018 adalah
Rp. 59.787.732.000,-. Realisasi akuntabilitas keuangan kegiatan di Satker Pusat dan
Satker Daerah sebesar Rp 45.307.735. 613,- atau 75,78%. (realisasi s.d 22 Januari 2018).
Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak telah membantu dan berkontribusi besar
dalam pencapaian output, keberhasilan dalam peningkatan produksi buah dan florikultura
serta upaya efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya dalam pelaksanaan kegiatan
Tahun 2018.
Pengembangan ke depan perlu lebih direncanakan secara baik dengan melakukan
koordinasi dan sinkronisasi dari berbagai pihak terkait baik di tingkat Pusat dan Daerah,
agar semua pihak dapat berkolaborasi dalam pencapaian kinerja yang lebih baik untuk
meningkatkan produksi dan mutu buah dan florikultura agar berdaya saing di pasar
ekspor.
Disadari bahwa dukungan dana dari pemerintah terhadap pengembangan buah dan
florikultura secara nasional masih relatif rendah. Diharapkan dukungan tersebut dapat
ditingkatkan sehingga agribisnis buah di dalam negeri semakin meningkat untuk
meningkatkan kesejahteraan petani serta menjadikan buah nusantara raja di negerinya
sendiri.
Laporan Kinerja Direktorat Buah dan Florikultura Tahun Anggaran 2018
60
LAMPIRAN
top related