perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileapabila bahan organik dalam air sedikit, ... penyaringan...
Post on 03-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Limbah Cair Industri Tahu
Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-
bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun
tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan dan
perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air
tanah, air permukaan, atau air hujan (Soeparman dan Suparmin, 2002)
Limbah cair tahu mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi.
Karakteristik fisika meliputi kandungan total padatan yang terdiri dari bahan
terapung, tersuspensi, koloid, dan terlarut. Karakteristik kimiawi meliputi
bahan anorganik, air buangan industri tahu mengandung nitrit (NO2-), nitrat
(NO3-), amonia (NH3), dan sulfida (SO4), gas nitrogen (N2), oksigen (O2)
hidrogen sulfida ( H2S), dan metan (CH4) (Pranoto, 1999).
Menurut Nurhasan dan Pramudyanto (1997) Molekul organik dalam
limbah cair industri tahu secara garis besar mengalami perombakan terutama
karbohidrat, lemak, dan protein yang dilakukan oleh mikroorganisme pengurai.
Bahan organik kompleks berupa karbohidrat, lemak dan protein mula-mula
diubah menjadi bentuk persenyawaan yang lebih sederhana glukosa, gliserol,
asam lemak dan asam amino. Asam amino yang merupakan hasil dari
perombakan protein akan dioksidasi menjadi nitrogen amonia (NH3-) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
senyawa karboksil. Senyawa (NH3-) akan dioksidasi lagi menjadi nitrit (NO2
-).
Apabila oksigen tersedia akan dioksidasi lagi menjadi nitrat (NO3-).
Karakteristik limbah cair industri tahu dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Industri Tahu
No. Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Cair Tahu
Nilai
1 Padatan Terendap 170-190 mg/l 2 Padatan Tersuspensi 638-660 mg/l 3 Padatan Total 668-703 mg/l 4 Warna 2225-2250 pt Co 5 Kekeruhan 524-585 FTU 6 Amonia-Nitrogen 23,3-23,5 mg/l 7 Nitrit-Nitrogen 0,1-0,5 mg/l 8 Nitrat-Nitrogen 3,5-4,0 mg/l 9 pH 4,0-6,0 10 BOD 6000-8000 mg/l 11 COD 7500-14000 mg/l 12 Abu 0,19 % 13 Protein 0,08 % 14 Karbohidrat 0,51 % 15 Pati 0,46 %
Sumber : Nurhasan dan Pramudyanto ( 1997)
Herlambang (2002) menyatakan bahwa, dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran bahan organik limbah industri tahu adalah gangguan terhadap
kehidupan biotik yang disebabkan oleh meningkatnya kandungan bahan
organik. Selama proses metabolisme oksigen banyak dikonsumsi, sehingga
apabila bahan organik dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari air akan
segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh reaerasi dari
udara. Apabila konsentrasi beban organik terlalu tinggi, maka akan tercipta
kondisi anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi berupa amonia,
karbondioksida, asam asetat, hirogen sulfida, dan metana. Senyawa-senyawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
tersebut sangat toksik bagi sebagian besar hewan air, dan akan menimbulkan
gangguan terhadap keindahan (gangguan estetika) yang berupa rasa tidak
nyaman dan menimbulkan bau.
2. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu
Berbagai upaya untuk mengolah limbah cair tahu telah banyak diteliti
dan dikembangkan. Secara umum, metode pengolahan yang banyak
dikembangkan tersebut dapat digolongkan dalam 3 jenis metode pengolahan,
yaitu secara fisik, kimiawi, dan biologis.
Secara fisik, pengolahan limbah cair tahu biasanya dilakukan dengan
metode pemisahan sebagian dari beban pencemaran, khususnya padatan
tersuspensi atau koloid dari limbah cair. Dalam pengolahan limbah cair industri
tahu secara fisik, proses yang digunakan antara lain adalah filtrasi dan
pengendapan (sedimentasi). Filtrasi (penyaringan) menggunakan media
penyaringan terutama bertujuan untuk menjernihkan dan memisahkan partikel-
partikel kasar dan padatan tersuspensi dari limbah cair. Padatan tersuspensi
yang lolos dari penyaringan selanjutnya disisihkan dalam unit sedimentasi dan
ditambahkan koagulan sehingga terbentuk flok. Proses ini termasuk proses
kimiawi. Dalam sedimentasi, flok-flok padatan dipisahkan dari aliran dengan
memanfaatkan gaya gravitasi (Pohan, 2008)
Secara kimiawi, metode yang dilakukan adalah penghilangan atau
konversi senyawa-senyawa polutan dalam limbah cair dengan penambahan
bahan-bahan kimia atau reaksi kimia lainnya (MetCalf dan Eddy,2003). Salah
satu proses dalam pengolahan limbah cair secara kimiawi adalah koagulasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid dalam limbah cair dengan
menambahkan bahan kimia (koagulan). Koagulan ditambahkan untuk
menetralkan keadaan atau mengurangi partikel kecil yang tercampur dalam
limbah cair melalui pengendapan (Sugiharto, 1987).
Secara biologis, metode yang dilakukan adalah dengan cara
menurunkan kadar senyawa kimia terlarut dengan memanfaatkan
mikroorganisme atau tumbuhan air. Pada dasarnya pengolahalan secara
biologis apabila menggunakan mikroorganisme adalah pemutusan molekul
kompleks menjadi molekul sederhana sedangkan apabila menggunakan
tanaman air dengan cara penyerapan senyawa kimia oleh tumbuhan air
tersebut. Proses ini sangat peka terhadap faktor suhu, pH, oksigen terlarut (DO)
dan zat-zat inhibitor terutama zat-zat beracun (Pohan, 2008). Ritman dan
McCarty (2001) menyebutkan bahwa, mikroorganisme yang digunakan untuk
pengolahan limbah adalah bakteri, alga, dan protozoa. Sedangkan menurut
Lisnasari (1995) tumbuhan air yang mungkin dapat digunakan termasuk gulma
air (aquatic weeds).
3. Paku Air (Azolla pinnata)
Simanjuntak (2005) menyatakan bahwa tumbuhan A. pinnata dalam
taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Leptosporangiopsida (heterosporous)
Ordo : Salviniales
Family : Salviniaceae
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Genus : Azolla
Spesies : Azolla pinnata (Gambar 1)
Gambar 1. Azolla pinnata (dokumentasi pribadi)
Tanaman A. pinnata mempunyai akar yang muncul pada sisi bawah
batang utama yang berfungsi sebagai pengambil air dan mineral-mineral, serta
nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Panjang akar bervariasi
sesuai dengan varietasnya yaitu sekitar 1,5-11 cm. Akar A. pinnata
menggantung di dalam air (Arifin, 1996).
A. pinnata tidak mempunyai batang, tetapi berupa rimpang. Pada
cabang tanaman ini terdapat akar-akar yang menempel yang tersusun rapi
seperti rambut yang lebat tumbuh secara horisontal dipermukaan air. Batang
(rimpang) utama tidak bercabang secara bergantian, setiap cabang terdapat
daun yang saling menindih (Djojosuwito, 2000).
Daun A. pinnata terdiri atas 2 cuping, cuping bagian tengah sirip
belakang dan sirip perut tipis tetapi berukuran agak besar. Pada bagian
siripbelakang ada klorofil, kecuali pada bagian tepi atau pinggir yang
transparan terisioleh koloni Anabaena azollae. Cuping yang berklorofil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
merupakan tempatberlangsungnya proses fotosintesis dan simbiosis
denganAnabaena. Cuping bagian bawah tidak berwarna dan fungsinya sebagai
pengapung (Lumpkin dan Plucknet, 1982).
Anabaena azollae diketahui berperan dalam memfiksasi nitrogen. Di
dalam sel heterosis, Anabaena azollae mengandung enzim nitrogenase yang
memfiksasi N2 udara. Dengan enzim nitrogenase tersebut Anabaena azollae
mampu mengubah nitrogen menjadi amonia, sehingga amonia yang dihasilkan
dapat diangkut ke tumbuhan inang (A. pinnata). (Jiwintarum dan Fikri, 2013).
Suatu penelitian internasional dimana BATAN ikut terlibat yang
disponsori oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menggunakan 15N
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan A. pinnata adalah 0,355-0,390 gram per
hari di laboratorium dan 0,144-0,890 gram per hari di lapangan. Pada
umumnya biomassa A. pinnata maksimum tercapai setelah 14-28 hari setelah
inokulasi. Dari hasil penelitian Batan diketahui bahwa dengan
menginokulasikan 200 g Azolla segar per m2 maka setelah 3 minggu, Azolla
tersebut akan menutupi seluruh permukaan lahan tempat A. pinnata tersebut
ditumbuhkan. ( Anonim, 1998)
Unsur hara sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan A. pinnata, terutama
unsur fosfor (P). Kekurangan fosfat pada A. pinnata ditandai oleh penampilan
tumbuhan yang kecil, warna daun agak merah tua, vigor rendah. Kekurangan
total nitrogen (N) tanaman A. pinnata menyebabkan daun mengerut
danberwarna merah kehitam-hitaman, pertumbuhan akar menjadi keriting.
Bilakebutuhan unsur hara kurang tersedia dalam kultur air maka akar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tanamanmengalami pemanjangan untuk mengambil unsur hara yang
dibutuhkan (Arifin,1996).
Pada paku air A. pinnata hidup sekelompok mikroorganisme rizosfer
yang telah diketahui mampu menguraikan bahan-bahan organik yang ada
didalam air buangan. A. pinnata akan menyerap hasil dekomposisi senyawa
organik dalam limbah tahu yang didekomposisi oleh mikroorganisme dari
protein berupa karbon, hidrogen, dan nitrogen melalui akar yang berguna bagi
pertumbuhannya (Suriawiria, 1986).
Azolla pinnata juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Hasil
penelitian di Srilanka menunjukkan bahwa A. pinnata sangat mudah dicerna
oleh anak sapi. Kemampuan mencernak mencapai 68%. A. pinnata dapat
dimakan dalam keadaan basah atau kering. Apabila disimpan sebagai
persediaan pakan sebaiknya dalam keadaan kering (Sutanto,2002).
Konsentrasi nitrat yang tinggi dalam badan air menyebabkan kualitas
air menurun. Limbah cair yang berasal dari pemukiman dan industri yang
terkonsentrasi di suatu tempat dapat disehatkan kembali dengan perlakuan
tertentu untuk menurunkan kandungan nitrat. A. pinnata dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki kualitas air, karena tumbuh secara cepat dan mampu
menyerap N2-udara untuk kebutuhannya sendiri. Di samping itu, meskipun
menyerap dan menambat N2-udara, tetapi nitrat yang dikandung air buangan
kemungkinan besar dapat dimanfaatkan oleh A. pinnata (Sutanto, 2002)
Menurut penelitian yang dilakukan Jiwintarum dan Fikri (2013), rata-
rata terdapat penurunan kadar nitrat dan nitrit pada limbah cair tahu sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan setelah penambahan aquatic plant treatment menggunakan Tumbuhan
Paku Air A. pinnata kadar rata-rata nitrat sebelum perlakuan sebesar 15,26
mg/l dan setelah perlakuan sebesar 6,46 mg/l sedangkan kadar rata – rata nitrit
sebelum perlakuan sebesar 0,346 mg/l dan setelah perlakuan sebesar 0,046
mg/l. Dari penelitian di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan konsentrasi
senyawa nitrogen berupa nitrat dan nitrit. Penelitian di atas juga menunjukkan
bahwa A. pinnata memiliki potensi untuk menurunkan konsentrasi nitrat, nitrit,
dan amonia limbah cair industri tahu.
Kemampuan aquatic plant treatment menggunakan tanaman paku air A.
pinnata disebabkan karena A. pinnata akan menyerap hasil dekomposisi
senyawa organik dalam limbah tahu yang didekomposisi oleh mikroorganisme
dari protein berupa karbon, hidrogen, dan nitrogen melalui akar yang berguna
bagi pertumbuhannya sehingga meningkatkan kadar oksigen terlarut yang
secara tidak langsung dapat menurunkan BOD (Jiwintarum dan Fikri, 2013).
Dari penelitian yang dilakukan Singh dkk,(2014) menunjukkan Azolla
merupakan agen bioremediasi yang baik dan dapat digunakan untuk
pengolahan air limbah seperti limbah cair industri, limbah cair domestik, dan
lain-lain dalam skala besar. Proses bioremediasi limbah cair dengan dengan
Azolla lebih menguntungkan dibandingkan dengan metode bahan kimia,
karena penggunaan Azolla lebih ramah lingkungan dan mudah diaplikasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4. Nitrat, Nitrit, dan Amonia
Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang
sangat cepat dari ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya
nitrogen anorganik dalam perairan aerobik terdapat dalam keadaan bilangan
oksidasi +5, yaitu sebagai NO3-,dan dengan bilangan oksidasi +3 sebagai NO2
-,
dan dalam keadaan anaerob, sebagai NH4+ yang stabil (Achmad, 2004).
Nitrogen terdapat dalam limbah organik dalam berbagai bentuk yang
meliputi empat spesifikasi, yaitu nitrogen organik, nitrogen amonia (ion
amonium dan amonia bebas), nitrogen nitrit, dan nitrogen nitrat. Dalam air
limbah yang dingin dan segar, biasanya kandungan nitrogen organik lebih
tinggi daripada nitrogen amonia. Sebaliknya dalam air limbah yang hangat
kandungan nitrogen organik lebih rendah daripada nitrogen amonia (Siregar,
2005).
a. Nitrat
Nitrat di dalam air berkaitan erat dengan siklus nitrogen di alam. Dalam
siklus tersebut diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfer
maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2- oleh bakteri
dari kelompok nitrobakter. Nitrat yang terbentuk dari proses-proses tersebut
merupakan pupuk bagi tanaman. Nitrat yang lebih dari yang dibutuhkan oleh
kehidupan tanaman akan terbawa oleh air yang merembes melalui tanah. Tanah
tidak memiliki kemampuan untuk menahan nitrat sehingga konsentrasi nitrat
pada aliran badan perairan menjadi tinggi (Sutrisno, 1991).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari amonia melalui proses
oksidasi katalitik. Nitrat adalah komponen yang mengandung nitrogen
berkaitan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom nitrogen. Sumber
pencemar nitrat umumnya berasal dari limbah industri, septic tank, limbah
hewan, dan limbah dari angkutan air. Selain itu limbah dari lahan-lahan
pertanian akibat aktivitaspemupukan, penggunaan pestisida, dan lain-lain
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap polusi nitrat di dalam air
permukaan dan air bawah tanah (Steenvoorden, 1989)
Nitrat yang terdapat di dalam sumber air seperti sumur dan sungai
umumnya berasal dari pencemaran bahan-bahan kimia (pupuk urea, ZA, dll) di
bagian hulu. Pencemaran ini disebabkan oleh tingkat kehilangan pupuk N yang
cukup tinggi, di antaranya melalui proses pencucian dan aliran permukaan.
Besarnya kehilangan dari pupuk N yang diberikan, diperkirakan sekitar 20-
40% di India, 37 % di California, 68 % di Lousiana, 25 % di Filipina, 52-71 %
di Indonesia (Riyanto, 2009)
Nitrat merupakan bentuk senyawa nitrogen yang merupakan senyawa
yang stabil. Nitrat adalah salah satu unsur penting untuk sintesis protein hewan
dan tumbuh -tumbuhan. Nitrat juga adalah salah satu jenis senyawa kimia yang
sering ditemukan di alam, seperti dalam tanaman dan air (Thompson, 2004).
McKee (1962) menyatakan bahwa sumber utama unsur hara yang
dimanfaatkan oleh tumbuhan air adalah ammonia, nitrat, dan fosfat total.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Nitrit
Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara
proses oksidasi antara amonia dan nitrat, yang dapat terjadi pada instalasi
pengolahan air buangan, dalam air sungai dan sistem drainase, dan sebagainya.
Nitrit sendiri membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan
hemoglobin dalam darah, hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut
oksigen lagi. Di samping itu, NO2 juga menimbulkan nitrosamin pada air
buangan yang tertentu, nitrosamin tersebut dapat menyebabkan kanker (Alaert
dan Sumestri, 1984).
Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang
sangat sedikit, lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan
kaberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara
amonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi).
Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anaerob. Pada denitrifikasi, dan N2
dilepaskan dari dalam air ke udara. Ion nitrit dapat berperan sebagai sumber
nitrogen bagi tanaman. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya
proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen
terlarut sangat rendah (Effendi, 2003)
Bakteri pereduksi nitrat dalam usus manusia atau hewan akan
mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit tersebut akan mengoksidasi hemoglobin
pada darah menjadi methemoglobin yang tidak dapat mengikat oksigen. (Jenie
dan Rahayu, 1993).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Nitrit ditentukan secara kolorimetris dengan alat spektrofotometer UV-
Vis. Pada pH 2,0 – 2,5 berkaitan dengan hasil reaksi antara diazo asam
sulfanilat dan N-1-naftil-etilendiamin dihidroklorida (NED dihidroklorida),
maka akan terbentuk larutan berwarna ungu kemerah-merahan. Warna tersebut
mengikuti hukum Lambert-Beer dan menyerap sinar pada panjang gelombang
543 nm. Metoda kolorimetris tersebut sangat peka, sehingga biasanya perlu
pengenceran sampel. Selain dari metoda ini, tidak ada cara analisa lain yang
dapat dianggap bersifat baku (Alaert dan Sumestri, 1984).
c. Amonia
Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion
amonium adalah bentuk transisi dari amonia. Amonia banyak digunakan dalam
proses produksi urea, industri bahan kimia (asam nitrat, amonium fosfat,
amonium nitrat, dan amonium sulfat), serta industri bubur kertas dan kertas
(pulp dan paper). Sumber amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen
organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah
dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan biota
akuatik yang telah mati) oleh mikroba dan jamur. Proses ini dikenal dengan
istilah amonifikasi (Effendi, 2003).
Amonia bebas (NH3) yang tidak terionisasi bersifat toksik terhadap
organisme akuatik. Toksisitas amonia terhadap organisme akuatik akan
meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu.
Avertebrata air lebih toleran terhadap toksisitas amonia daripada ikan. Ikan
tidak dapat bertoleransi terhadap kadar amonia bebas terlalu tinggi karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dapat mengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah dan pada akhirnya
mengakibatkan sufokasi(Effendi, 2003)
Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/l. Kadar
amonia bebas yang tidak terionisasi pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih
dari 0,2 mg/l. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/l, perairan bersifat
toksik bagi beberapa jenis ikan. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan
indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik,
industri, dan limpasan pupuk pertanian. Kadar amonia yang tinggi juga dapat
ditemukan pada dasar danau yang mengalami kondisi tanpa oksigen atau
anoxic (Effendi, 2003).
B. Kerangka Pemikiran
Penanganan terhadap limbah cair industri tahu di masyarakat masih sangat
kurang hal ini dapat menyebabkan pencemaran terhadap badan air. Karena dalam
limbah cair tahu banyak terkandung bahan-bahan pencemar termasuk senyawa
nitrogen seperti nitrat nitrit amonia yang apabila konsentrasinya melebihi ambang
batas, akan dapat menggangu kehidupan makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
Penggunaan tanaman air A. pinnata dirasa dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif pengolahan limbah cair tahu. Karena tanaman ini dalam aktivitas
hidupnya banyak memanfaatkan nitrogen di perairan sebagai nutrisi untuk
kehidupannya. Dengan demikian diharapkan A. pinnata mampu mengurangi
konsentrasi senyawa nitrogen (nitrat, nitrit, dan amonia) pada limbah cair industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tahu. Selain itu juga dapat digunakan sebagai alternatif pengolahan limbah cair
tahu (Gambar 2)
Limbah cair industri tahu kaya akan senyawa nitrogen
Senyawa nitrogen meliputi : nitrat (NO3), nitrit (NO2), dan amonia (NH3)
Dapat menimbulkan Azolla pinnata dapat digunakan Pencemaran untuk menurunkankonsentrasi
nitrat, nitrit dan amonia dengan perlakuan:
- Optimasi waktu pertumbuhan - Biomassa pertumbuhan
Terjadi penurunan konsentrasi nitrat, nitrit, dan amonia
Limbah cair Industri tahu dengan konsentrasi nitrat, nitrit, amonia yang aman
Gambar 2. Bagan Alir Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
1. Semakin lama perlakuan A. pinnata dalam limbah cair industri tahu semakin
besar pula penurunan konsentrasi nitrat, nitrit, dan amonia. Semakin besar
pemberian bobot biomassa A. pinnata dalam limbah cair tahu semakin cepat
pula penurunan konsentrasi nitrat, nitrit, amonia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Pertumbuhan A. pinnata pada limbah cair industri tahu dapat menurunkan
konsentrasi nitrat, nitrit, dan amonia
top related