dasar-dasar perilaku kelompok
Post on 13-Apr-2017
4.755 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Dasar-DasarPerilaku Kelompok(Bab 9 Perilaku Organisasi, Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge)
Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Kelompok:Dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Kelompok Formal vs Kelompok Informal
Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Kelompok Formal: Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan
oleh struktur organisasi. Kelompok Informal:
Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara organisasional; timbul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Subklasifikasi Kelompok
Kelompok Formal Kelompok Komando
Kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melaporkan secara langsung kepada seorang manajer.
Kelompok Tugas Mereka yang bekerja
bersama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kelompok Informal Kelompok Kepentingan
Mereka yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan dengan kepentingan masing-masing
Kelompok Persahabatan Mereka yang berkumpul
bersama karena memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.
Mengapa Orang-orang Bergabung dalam Suatu Kelompok? Rasa Aman Status Harga Diri Afiliasi Kekuatan Pencapaian Tujuan
Tahap Perkembangan Kelompok
Model Lima Tahap (Five Stage Group Development Model)
Model Alternatif --> Model Ekuilibrium Tersebar (Punctuated Equilibrium Model)
Model Lima Tahap
Lima Tahap Perkembangan Kelompok1. Tahap Pembentukan (Forming)
Ditandai dengan banyaknya ketidakpastian2. Tahap Timbulnya Konflik (Storming)
Terjadi konflik di antara anggota kelompok3. Tahap Normalisasi (Norming)
Ditandai dengan hubungan yang dekat dan kohesifan4. Tahap Berkinerja (Performing)
Struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima5. Tahap Pembubaran (Adjourning)
Perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugas.
Kritik Terhadap Model Lima Tahap
Asumsi: Kelompok menjadi lebih efektif seiring kelompok tersebut bergerak melalui empat tahap pertama. Asumsi secara umum benar, namun apa yang membuat sebuah
kelompok efektif adalah lebih kompleks Pada kondisi tertentu, konflik tingkat tinggi mungkin baik untuk kinerja
kelompok yang tinggi Tahapan proses tidak selalu berurutan Beberapa tahapan dapat berjalan secara bersamaan Suatu kelompok terkadang mundur ke tahap sebelumnya
Mengabaikan konteks organisasional
Model Alternatif Perkembangan KelompokKelompok-kelompok sementara dengan tenggat waktu tidak mengikuti Model Lima Tahap
Model Ekuilibrium Tersebar:Transisi kelompok-kelompok sementara yang melalui inersia dengan aktivitas—pada titik tengah, mereka megalami peningkatan produktivitas.
Model Ekuilibrium Tersebar
Model Ekuilibrium Tersebar
Urutan tindakan pada Model Ekuilibrium Tersebar1. Penentuan arah kelompok2. Fase pertama inersia3. Transisi4. Perubahan besar5. Fase kedua inersia6. Akselerasi aktivitas
Hal-hal Terkait Kelompok
Kinerja Kelom
pok
Norma
Status
Ukuran
Kekohesifan
Peran
Peran
Peran Serangkaian pola perilaku yang diharapkan
dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati posisi tertentu dalam sebuah unit sosial.
Identitas Peran Sikap-sikap dan perilaku-perilaku tertentu yang
konsisten dengan sebuah peran. Persepsi Peran
Pandangan seorang individu atas bagaimana ia harus bertindak dalam situasi tertentu.
Peran
Ekspektasi Peran Apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana
Anda harus bertindak dalam sebuah situasi tertentu.
Kontrak psikologis: sebuah perjanjian tidak tertulis yang menentukan apa yang diharapkan oleh manajemen dari karyawan dan sebaliknya.
Konflik Peran Sebuah situasi di mana seorang individu
diharapkan dengan ekspektasi-ekspektasi peran yang berlainan.
Eksperimen Penjara Zimbardo
Penjara bohongan dengan menggunakan mahasiswa sebagai sukarelawan
Penugasan peran ‘penjaga’ dan ‘tahanan’ seara acak
http://www.prisonexp.org/
Eksperimen Penjara Zimbardo
Eksperimen Penjara Zimbardo
Eksperimen harus dihentikan ketika baru berjalan enam hari karena. ‘Penjaga’ berhasil meruntuhkan moral
‘tahanan’ ‘Tahanan’ patuh Sangat memahami peran masing-masing Tidak ada perlawanan
Norma
Norma Standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam
sebuah kelompok yang dianut oleh para anggota kelompok. Kelas Norma
Norma Kinerja Norma Penampilan Norma Pengaturan Sosial Norma Alokasi Sumber Daya
Penelitian Hawthorne
Penelitian Hawthorne
Temuan Perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat. Pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada
perilaku individu. Standar kelompok menentukan hasil kerja masing-
masing karyawan. Uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila
dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.
Norma dan Perilaku
Konformitas Menyesuaikan perilaku seseorang agar selaras
dengan norma-norma kelompok. Kelompok Referensi
Kelompok-kelompok penting di mana individu-individu menjadi anggota atau berharap untuk menjadi anggotanya dan dengan norma-norma yang kemungkinan akan disesuaikan oleh individu tersebut.
Norma dan Perilaku
Penelitian Asch Menunjukkan kekuatan
konformitas Tingkat konformitas telah
menurun sejak penelitian Asch Konformitas pada norma-
norma sosial lebih tinggi di dalam kultur kolektivitas dibandingkan di dalam kultur individualistis.
Perilaku Menyimpang di Tempat KerjaDisebut juga perilaku antisosial atau ketidaksopanan di tempat kerja.
Merupakan perilaku yang disengaja yang melanggar norma-norma organisasional signifikan, dan dengan cara melakukannya, mengancam kesejahteraan organisasi atau anggota-anggotanya.
Perilaku Menyimpang di Tempat KerjaTipologi: Produksi: pulang lebih awal, bekerja dengan lambat secara sengaja, memboroskan sumber daya
Properti: sabotase, mencuri BMN Politikus: favoritisme, bergosip, menyalahkan rekan kerja Agresi Pribadi: pelecahan seksual, berkata kasar, mencuri dari rekan kerja
Pengaruh Kelompok terhadap Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang di tempat kerja kemungkinan
akan berkembang di tempat yang didukung oleh norma-norma kelompok.
Menjadi bagian dari suatu kelompok dapat meningkatkan perilaku menyimpang seorang individu.
Menjadi bagian dari kelompok memungkinkan individu untuk bersembunyi – menciptakan rasa percaya diri semu yang dapat menimbulkan perilaku yang lebih agresif.
Status
Sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok orang lain
merupakan faktor penting dalam memahami perilaku manusia.
Motivator signifikan
Status
Teori Karakteristik StatusPerbedaan dalam karakteristik status menciptakan hierarki-hierarki dalam kelompok.
Status didapatkan dari salah satu dari tiga sumber:a. Pengaruh kekuasaan seseorang terhadap orang lainb. Kemampuan seseorang untuk berkontribusi terhadap
tujuan sebuah kelompok.c. Karakteristik personal.
Efek Status
Status dan Norma Anggota kelompok dengan status tinggi sering kali diberi
kebebasan lebih untuk menyimpang dari norma. Anggota kelompok dengan status tinggi juga lebih mampu
untuk menolak tekanan konformitas. Status dan Interaksi Kelompok
Orang-orang berstatus tinggi cenderung lebih tegas. Perbedaan status menghalangi keragaman ide dan
kreativitas
Efek Status
Ketidaksetaraan Status Ketika terjadi ketidaksetaraan, akan tercipta
ketidakseimbangan yang menghasilkan berbagai jenis perilaku korektif.
Status dan Kultur Memahami siapa dan apa yang menentukan status
ketika berinteraksi dengan orang dari kultur yang berbeda dari kultur kita.
Ukuran
Ukuran kelompok akan memengaruhi perilaku.
Pengelompokan ukuran: Dua belas atau lebih anggota merupakan
kelompok ‘besar” Tujuh atau kurang anggota merupakan
kelompok “kecil”
Ukuran
Besar vs Kecil:Atribut Kecil Besar
Kecepatan X
Kinerja Individu X
Pemecahan Masalah X
Variasi Masukan X
Penemuan Fakta X
Kinerja Keseluruhan X
Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok
Kemalasan Sosial (Social Loafing)Kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual.
Ringelmann’s Rope Pull: kinerja kelompok meningkat seiring dengan ukuran kelompok, tetapi penambahan anggota baru ke dalam kelompok tersebut mempunyai hasil yang justru mengurangi produktivitas.
Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok
Kemalasan Sosial (Social Loafing)Disebabkan oleh keyakinan bahwa orang lain di dalam kelompok tidak memikul bagian secara adil. Penjelasan lain adalah adanya penyebaran tanggung jawab (free riders)
Implikasi Manajerial Pembuatan target kinerja individu Mencegah kemalasan sosial dengan:
Membuat tujuan kelompok Meningkatkan kompetisi antar kelompok Menggunakan penilaian peer atau bahkan 360 derajat
Pembagian penghargaan kelompok berdasarkan usaha individual.
Kekohesifan
Tingkat di mana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal di dalam kelompok tersebut.
Implikasi ManagerialCara meningkatkan kekohesifan: Membuat kelompok lebih kecil. Mendorong kepaduan terhadap tujuan kelompok.
Kekohesifan
Implikasi ManagerialCara meningkatkan kekohesifan: Menghabiskan waktu bersama lebih banyak di antara
anggota kelompok. Meningkatkan status kelompok dan kesulitan untuk masuk
ke dalam kelompok. Mendorong kompetisi dengan kelompok lainnya. Memberikan penghargaan kepada kelompok, bukan individu. Mengisolasi kelompok secara fisik.
Pengambilan KeputusanKelompok vs Individual
Pengambilan KeputusanKelompok vs Individual Keunggulan Pengambilan Keputusan Kelompok:
Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap
Menawarkan peningkatan keberagaman pandangan
Meningkatkan penerimaan atas solusi Umumnya lebih akurat
Pengambilan KeputusanKelompok vs Individual Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok:
Memakan waktu lebih banyak Terdapat tekanan-tekanan konformitas dalam
kelompok Diskusi dapat didominasi oleh satu atau
beberapa anggota saja. Adanya tanggung jawab ambigu.
Fenomena Pengambilan Keputusan Kelompok Pemikiran Kelompok
Fenomena yang menunjukkan norma konsensus melampaui penilaian atas sejumlah alternatif tindakan yang lebih realistis.
Pergeseran Kelompok Perubahan risiko keputusan antara keputusan
kelompok dan keputusan individu yang dibuat oleh anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar.
Teknik Pengambilan Keputusan
Dibuat di dalam kelomok yang berinteraksi, di mana anggota kelompok bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal maupun non verbal. Tukar Pikiran (Brainstorming)
Pembangkitan ide yang secara khusus mendorong semua alternatif apa pun, sementara itu menahan kritik atas alternatif-alternatif tersebut.
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Nominal KelompokPara anggota bertemu tatap muka untuk menyatukan penilaian mereka dengan cara sistematis tapi independen.
Pertemuan dengan Media ElektronikPara anggota berinteraksi dengan menggunakan komputer.
Evaluasi Efektivitas Kelompok
Kriteria EfektivitasTipe Kelompok
Interaksi Brain-storming Nominal Elektronik
Jumlah dan Kualitas Ide Rendah Sedang Tinggi TinggiTekanan Sosial Tinggi Rendah Sedang RendahBiaya Rendah Rendah Rendah Tinggi Kecepatan Sedang Sedang Sedang Sedang
Orientasi Tugas Rendah Tinggi Tinggi TinggiPotensi Konflik Antar Personal
Tinggi Rendah Sedang Sedang
Komitmen untuk Solusi Tinggi N/A Sedang SedangPengembangan Kekohesifan Kelompok Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Ringkasan dan Implikasi untuk Manajer Kinerja
Pemahaman peran yang jelas, norma yang tepat, perbedaan status yang kecil, jumlah kelompok yang lebih kecil, dan kelompok yang lebih kohesif dapat menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.
Ringkasan dan Implikasi untuk Manajer Kepuasan
Dapat ditingkatkan dengan: Tingginya kesamaan persepsi terhadap pekerjaan
bawahan antara pimpinan dan bawahan. Meminimalkan interaksi dengan individu-individu yang
mempunyai status lebih rendah daripada mereka sendiri.
Ukuran kelompok yang lebih kecil.
Terima Kasih
top related