cr psoriasis vulgaris
Post on 18-Feb-2015
32 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Presentasi Kasus
I. Identitas pasien
Nama : Tn AS
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Panjang
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Medan
Agama : Kristen Protestan
Status : Menikah
II. Anamnesa
Keluhan Utama : kulit kemerahan gatal hampir di seluruh tubuh
Keluhan tambahan : kulit bersisik
Riwayat Penyakit
Pasien datang dengan keluhan adanya kulit kemerahan gatal yang hilang
timbul sejak 4 bulan yang lalu. Kemerahan pertama kali muncul di kaki
kiri yang kemudian muncul juga di kaki kanan beberapa hari kemudian.
Tiga minggu kemudian, timbul keluhan kulit yang sama di bagian tangan
kanan dan kiri dekat siku. Pasien mengaku setiap kali menggaruk bagian
yang gatal, kulit yang sehat yang terkena garukan juga menjadi
kemerahan. Pasien mengaku memiliki alergi terhadap makanan laut serta
merasa lelah akhir-akhir ini karena kesibukan mengurus pekerjaan. Pasien
juga mengaku sering gelisah karena setelah 8 tahun menikah belum juga
mendapatkan keturunan.
1
Riwayar pengobatan
Pasien telah berobat ke dokter 1 bulan yang lalu saat munculnya keluhan
kulit di kaki dan mengaku diberikan obat salep dengan pemakaian dua kali
sehari. Keluhan kemudian menghilang tapi kemudian muncul lagi.
Riwayat penyakit terdahulu
Pasien mengaku pernah menderita penyakit kulit yang mirip dengan
keluhan ini beberapa kali, diantaranya pada tahun 2006 dan 2008. keluhan
berupa munculnya kulit kemerahan bersisik pada daerah tangan yang
kemudian sebesar uang logam. Keluhan juga sering hilang timbul.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak keluarga yang mengalami kelainan kulit yang serupa.
III. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan Darah : Tidak dilakukan
Nadi : 84x/menit
Suhu : Afebris
Laju Respirasi : 20x/menit
Berat Badan : 63 kg
Tinggi Badan : 168 cm
Toraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
KGB : tidak ada pembesaran
2
Status dermatologis
Regio Genu et Kruris dextra et sinistra:
Makula hipopigmentasi dengan batas kurang tegas dengan likenifikasi
disertai skuama kasar berwarna putih diatasnya.
Regio Cubiti, Palmar, Plantar dextra et sinistra:
Makula eritem multiple dengan likenifikasi disertai skuama kasar
berwarna putih diatas dan sekitarnya
Regio Abdomen:
Pada sekitar umbilikus makula eritema dengan skuama putih diatasnya
Regio Lumbosakral:
Plak eritema dengan skuama kasar berwarna putih diatasnya
Regio aurikular dekstra:
Makula eritema dengan skuama putih disekitarnya
IV. Resume
Pasien datang dengan keluhan adanya kulit kemerahan yang lebar,
menonjol dan gatal pada kaki dan tangan serta pada hampir seluruh tubuh
sejak 4 bulan yang lalu. Kemerahan pertama kali muncul di kaki kiri yang
kemudian muncul juga di kaki kanan beberapa hari kemudian. Tiga
minggu kemudian, timbul keluhan kulit yang sama di bagian tangan kanan
dan kiri. Pasien mengaku setiap kali menggaruk bagian yang gatal, kulit
yang sehat yang terkena garukan juga menjadi kemerahan. Pasien
mengaku memiliki alergi terhadap makanan laut serta merasa lelah akhir-
akhir ini karena kesibukan mengurus pekerjaan. Pasien juga mengaku
sering gelisah karena setelah 8 tahun menikah belum juga mendapatkan
keturunan. Pasien mengaku sempat berobat ke dokter umum, lalu
diberikan obat salep sehingga keluhan sempat menghilang.
Pasien mengaku pernah menderita penyakit kulit yang mirip dengan
keluhan ini beberapa kali, diantaranya pada tahun 2006 dan 2008. keluhan
3
berupa munculnya kulit kemerahan bersisik pada daerah tangan yang
kemudian sebesar uang logam. Keluhan juga sering hilang timbul.
Pada status dermatologis, pada regio genu, kruris, cubiti, palmar dan
plantar tampak makula hipopigmentasi dengan batas kurang tegas dengan
likenifikasi disertai skuama kasar berwarna putih di atas dan sekitarnya.
Pada sekitar umbilikus tampak makula eritema disrtai skuama. Pada regio
lumbosakral terdapat plak eritema dengan skuama diatasnya sedangkan
pada regio aurikularis dekstra terdapat lesi makula eritema dengan skuama
disekitarnya.
V. Diagnosis Banding
1. Psoriasis
2. Dermatitis seboroik
3. lues stadium II
4. Pitiriasis Rosea
VI. Diagnosa Kerja
Psoriasis
VII. Penatalaksanaan
Umum
Menerangkan tentang penyakit ini kepada pasien bahwa penyakit ini
bersifat kronik dan bisa kambuh tergantung faktor pencetus.
Menerangkan bahwa pengobatan penyakit ini tidak sebentar dan
menganjurkan sering kontrol.
4
Khusus
Pada pasien ini diberikan:
Antihistamin (interhistin) 2 dd 1
Kortikosteroid topikal (inerson)
Dan dianjurkan untuk pengobatan dengan preparat Tar jika obat yang
diberikan sekarang telah habis dan tidak ada perbaikan.
VIII. Prognosis
Dubia ad bonam
5
Tinjauan Pustaka
1. Definisi
Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas
berupa bercak-bercak eritem berbatas tegas dengan skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan berwarna putih mengkilat.
2. Etiologi dan Epidemiologi
Etiologi belum jelas namun biasa terjadi pada dewasa muda dengan
frekuensi yang sama pada laki-laki dan perempuan. Diperkirakan
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit
yaitu:
- Bangsa : Kulit putih lebih banyak daripada kulit berwarna
- Daerah : lebih banyak pada daerah dingin
- Iklim : lebih sering di musim hujan
- Keturunan : biasanya diturunkan secara autosom dominan.
Infeksi lokal dan gangguan metabolik dapat
menjadi pencetus penyakit ini
- Lain-lain : stress dan emosi
3. Patogenesis
Faktor genetik
Faktor genetik berperan pada psoriasis. Biasanya diturunkan secara
autosom dominan. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis risiko
mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika orangtuanya menderita
psoriasis risikonya mencapai 34-39%.
Faktor Imunologik
Faktor yang berperan dalam penyakit psoriasis ini berhubungan
dengan faktor imunologik. Defek genetik pada psoriasis diekspresikan
pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji, atau
6
keratinosit. Lesi pada psoriasis matang pada umumnya penuh dengan
sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T
CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan
lesi baru biasanya didominasi CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar
17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel langerhans juga berperan
pada imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi epidermis
diawali dengan adanya gerakan antigen, baik eksogen maupun
endogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis
(turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari sedangkan pada kulit
normal lamanya 27 hari.
Gambar 1. Patogenesis Psoriasis
4. Gejala Klinis
Keadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada psoriasis yang menjadi
eritroderma. Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Tempat
predileksi pada siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki dan tangan,
punggung, tungkai atas dan bawah. Psoriasis dapat juga menimbulkan
kelainan kuku yaitu sebanyak 50 %, yang agak khas adalah yang
disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan- lekukan miliar.
Kelainan yang tidak khas kuku yang keras, tebal, bagian distal
terangkat karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya dan orikolisis.
Psoriasis dapat juga menyebabkan kelainan sendi tapi jarang.
Umumnya bersifat poliartikular terbanyak pada sendi interfalang distal
7
dan sering terdapat pada usia 30 – 50 tahun. Sendi membesar
kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks.
Eflurorisensi terdiri makula eritomatosa yang merata dengan skuama
yang tebal diatasnya berlapis- lapis berwarna putih dan transparan
seperti mika,bentuk bulat atau lonjong, ukurannya bervariasi dari
milier sampai plakat dan sebagian berkofluensi menjadi polisiklik.
Lesi biasanya membesar secara sentrifugal dan biasanya simetris.
Fenomena pada psoriasis ada 3, 2 diantaranya khas untuk psoriasis
yaitu :
1. Fenomena tetesan lilin.
Bila skuama tersebut dengan vaccinustyl atau pinggir alas gelas
objek, maka akan terjadi garis – garis putih seperti tetesan lilin
yang digores disebabkan oleh karena berubahnya indek bias.
2. Fenomena Auspitz
Lesi dikerok sampai skuamanya habis, kemudian dikerok sedikit
lebih dalam lagi akan timbul bintik-bintik perdarahan atau pin
point bliding yang disebabkan oleh papilomatosis.
3. Fenomena Kobner ( isomorfik)
Bila ada trauma pada kulit yang normal dekat dengan tempat
kelainan maka dalam ± 8 – 10 hari kemudian akan timbul lesi baru
pada daerah yang terkena tadi.
Jenis Psoriasis
Menurut ukurannya :
1. Psoriasis punctata
Ukuran lesi milier / titik-titik
2. Psoriasis gutata
Ukuran lebih punctata yaitu seperti titik-titik air.
3. Psoriasis numularis
Ukuran numulare
8
Bentuk Psoriasis
Dibagi beberapa bentuk menurut efluoresensi dan tempat lesinya yaitu:
1. Psoriasis pustulosa
Ada 2 tipe :
- Tipe Barber ( terlokalisasi )
Terdapat pustul-pustul milier dan steril pada telapak tangan
dan kaki
- Tipe Zumbusch ( generalisata )
Pustul terdapat kelainan psoriasisnya pada kulit yang normal
juga pada pustul yang bergerombol dan tampak sakit, demam.
2. Psoriasis seborroica
Gabungan psoriasis dan dermatitis seboroik. Skuama menjadi agak
berminyak dan lunak, predileksinya kecuali ditempat lazimnya
juga ditempat seboroik.
3. Psoriasis fleksural/ inversal
Predileksi di fleksor
4. Psoriasis eksudativa
Sangat jarang, biasanya kelainan psoriasis kering, tapi pada
kelainan ini membasah seperti dermatitis akut.
5. Eritroderma psoriatik
Disebabkan pengobatan yang terlalu kuat atau penyakitnya sendiri
yang meluas, ditemukan eritroma disertai skuama yang tebal
menyeluruh.
9
Gambar 2. predileksi psoriasis
5. Diagnosa Banding
Diagnosa banding pada Psoriasis adalah sebagai berikut :
- Dermatitis seboroik. Tipe dermatitis dapat dilihat sebagai kulit
yang beminyak, bersisik, gatal dan merah. Sering ditemukan pada
kulit berminyak pada tubuh, seperti muka, dada atas dan punggung.
Dapat juga terjadi di kulit kepala dan ketombe.
- Lues stadium II. Skuama berwarna coklat tembaga dan sering
disertai demam pada malam hari
- Pityriasis rosea. Biasanya dimulai dengan daerah besar pada dada,
perut atau punggung yang menjalar. Ruam dari pityriasis rosea
sering meluas keluar dari bagian tengah tubuh, dan sesuai dengan
garis lipatan kulit
10
6. Tatalaksana
Umum
Dengan edukasi terhadap pasien mengenai :
- Patofisiologi kulit psoriasis secara awam, menyatakan bukan
penyakit menular
- Pentingnya menghindari faktor pencetus
- Bila ada pertanyaan mengenai faktor turunan baru dijawab bahwa
psoriasis dapat diturunkan secara genetik
- Pengobatan tidak mampu menghilangkan penyebab dan terdapat
kemungkinan kekambuhan.
- Jika terjadi keluhan, pasien kontrol ulang ke dokter
Khusus
Oleh karena penyebab pasti belum jelas, maka diberikan pengobatan
simtomatis yaitu
1. Pengobatan sistemik
a. Kortikosteroid.
Biasanya dimulai dengan prednison dosis rendah 30-60 mg atau
steroid lain dengan dosis ekuivalen. Jika gejala klinis berkurang,
dilakukan tappering off.
b. Obat sitostatik.
Obat sitostatik yang biasanya diberikan adalah metotreksat. Obat
ini diberikan pada psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat lain.
Kontraindikasinya adalah pasien dengan kelainan hepar, ginjal,
sistem hematopoietik, kehamilan, penyakit infeksi aktif seperti
TBC, ulkus peptikum, kolitis ulserosa, dan psikosis.
Dosis pemberian adalah 2,5-5mg/hari selama 14 hari dengan
istirahat yang cukup. Dapat dicoba juga dengan dosis tunggal 25
mg/mgg dan 50 mg tiap minggu berikutnya.
11
c. DDS (diaminodifenilsulfon)
DDS dipakai sebagai pengobatan psorias pustulosa tipe Barber
dengan dosis 2x100 mg perhari.
d. Etretinat, Asitretin
Efeknya adalah mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi
psoriasis atau kulit normal.
e. Siklosporin
Efeknya adalah imunosupresif
2. Pengobtan topikal
a. Preparat ter 2-5%
Bekerja dengan cara mensupresi sintesis DNA yang berakibat
menurunnya aktivitas mitotik pada lapisan basal epidermis, juga
sebagai anti inflamasi
b. Antralin 0,2-0,8%
Bekerja sebagai antiproliferatif sel keratinosit dan sebagai anti
inlamasi
c. Kortikosteroid
Merupakan obat topikal lini pertama pada psoriasis ringan sampai
sedang. Dipilih kortikosteroid topikal kuat atau sangat kuat untuk
mengharapkan efek antimitotiknya.
d. Fototerapi
Bertujuan melakukan penekanan selektif sel T, terutama di
epidermis
7. Prognosis
Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis
dan residif.
12
Analisa Kasus
1. Apakah penegakkan diagnosis pada pasien ini telah benar?
2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini telah tepat?
Diskusi
1. Penegakkan diagnosis
Pada kasus ini, dignosa kerja psoriasis ditegakkan berdasarkan :
a. anamnesa dari pasien
Pada pasien ini didapatkan keterangan bahwa penyakit kulit yang dirasakan telah
berlangsung selama 4 bulan. Selain itu, pasien juga menyatakan bahwa ppenyakit
serupa pernah ia alami pada tahun 2006 dan 2008. Hal ini menunjukkan bahwa
penyakit yang pasien derita bersifat kronik dan residif serta bersifat rekuren.
Pencetus pada psoriasis masih belum jelas, kemungkinan pada pasien ini
disebabkan karena stress atau perubahan emosional yang dialami pasien karen
masalah hidupnya.
Dari anamnesis juga pasien mengeluh gatal serta kelainan kulit bertambah luas
saat pasien menggaruk bagian kulit yang gatal (Fenomena Kobner)
b. gambaran klinis dengan adanya kelainan kulit
Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi di kedua tungkai bawah, kedua tungkai
atas, perut dan punggung bawah berupa makula eritema yang ditutupi skuama
kasar, berwarna putih, berlapis-lapis yang merupakan gejala dari penyakit
dermatosis eritroskuamosa. Pada beberapa lesi kulit, ditemukan penebalan
(likenifikasi) dan terlihat garis-garis saat digores (goresan lilin). Selain itu tampak
bintik kemerahan saat skuama dibersihkan (Auspitz sign)
Dari anamnesis dan gambaran klinis, maka penegakkan diagnosis Psoriasis telah
tepat
13
2. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien ini sudah baik. Pada penatalaksanaan pasien ini diberikan
pengertian bahwa penyakit ini bersifat kronik dan bisa kambuh tergantung faktor
pencetus, serta pengobatan penyakit ini tidak sebentar dan menganjurkan sering
kontrol. Hal ini bertujuan agar pasien tidak bingung dengan keadaan yang sedang
dialami.
Pada pasien ini juga diberikan antihistamin (interhistin) agar mengurangi gejala
gatal yang dirasakan pasien. Sedangkan kortikosteroid topikal (inerson) diberikan
sebagai lini pertama obat topikal yang diharapkan dapat memberikan efek
antiinflamasi dan antimitotik. Serta dianjurkan untuk pengobatan dengan preparat
Tar jika obat yang diberikan sekarang telah habis dan tidak ada perbaikan.
Preparat Tar merupakan obat topikal yang biasa diberikan sebagai anti radang dan
efektif untuk psoriasis kronik dan dapat menghambat pembentukan keratinosit.
Biasanya preparat tar yang dipakai adalah LCD (liquor carbonic detergens)
dikombinasikan dengan asam salisilat dana kortikosteroid sehingga dapat bekerja
sebagai antipruritus, antimitotik dan antiinlamasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta.
Siregar, R.S. 2005. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC : Jakarta.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 2005. Panduan Pelayanan Medis
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. RSCM : Jakarta.
New Zealand Dermatological Society Incorporated. 2008. Psoriasis.
http://www.dermnetnz.org/scaly/psoriasis-general.html diakses pada
tanggal 6 Juli 2012
Farid. 2008. Kulit Bersisik http://www.ilmukedokteran.net/ pdf /Daftar-
Masalah Individu/ psoriasis . pdf diakses pada tanggal 6 Juli 2012
15
top related