copy pemicu 2
Post on 14-Apr-2018
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 copy pemicu 2
1/25
SIFAT-SIFAT MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
DAN MORFOLOGI GIGI TETAP POSTERIOR
Disusun Oleh
Tutorial 3 Blok 4
1. Rizky Darmawan 0907101070014
2. Hasnanisa 0907101110022
3. Mely Asmitha JZ 0907101070067
4. Lismawati 0907101110005
5. Rahmi Rahmita 0907101070024
6. Alfiana Sukmawati 0907101110017
7. Ria Zahriati 0907101110007
8. Yaumil Shuadza 0907101070016
9. Aldita Dwy Gustya 0907101110010
10. Dalili Adlina Ridwan 0907101110026
11. Ika Kasturi Munandar 0907101070059
Fasilitator :drh. Santi Chismirina, M.Si
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
-
7/30/2019 copy pemicu 2
2/25
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt, yang telah
memberikan kita rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita masih dapat merasakan
nikmat-Nya. Dan tak lupa shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad Saw
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan.
Penghormatan kami kepada Fasilitator Tutorial 3 Blok 4 pada Pemicu 2 yaitu
drh. Santi Chismirina, M.Si yang telah membimbing kami pada diskusi kelompok.
Serta tak lupa, rasa bangga dan saying kepada teman-teman PSKG angkatan 2009,
semoga kita dapat menyelesaikan studi kita dengan memuaskan.
Topik yang kami bahas dalam makalah ini yaitu Sifat-sifat Material
Kedokteran Gigi dan Morfologi Gigi Tetap Posterior.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dalam penyusunan makalah ini.
Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi
untuk menyusun makalah selanjutnya.
Banda Aceh, 30 April 2010
Tutorial 3 Blok 4
-
7/30/2019 copy pemicu 2
3/25
DAFTAR ISI
DFGSAHDJASTDASHKHDFT
-
7/30/2019 copy pemicu 2
4/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan ilmu kedokteran gigi, telah digunakan bahan-bahan
yang berfungsi untuk menambal (restorasi) gigi. Material yang digunakan tidak
boleh sembarangan, harus diperhatikan beberapa sifat yang dimiliki oleh material
tersebut, seperti sifat fisik, mekanik, kima, dan biologi. Hal ini penting agar dalam
penggunaannya, bahan-bahan ini tidak merugikan pemakainya sehingga dapat lebih
aman dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, kita juga harus memahami morfologi dari gigi tetap posterior. Gigi
posterior berperan penting dalam pengunyahan. Gigi posterior memiliki bidang
oklusal yang sangat membantu kita dalam mengunyah makanan.
1.2 Topik yang Dibahas
Topik yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi :
a. Sifat-sifat material kedokteran gigi
b. Morfologi gigi posterior
-
7/30/2019 copy pemicu 2
5/25
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat-sifat Material Kedokteran Gigi
2.1.1 Sifat Fisik
Sifat fisik merupakan sifat yang tampak pada material tersebut. Sifat-sifat ini
didasarkan pada mekanika, akustik, optik, termodinamika, magnet, radiasi, struktur
atom, atau gejala nuklir.
a. Abrasi dan Ketahanan Abrasi
Abrasi merupakan mekanisme kompleks pada lingkungan mulut yang
mencakup interaksi antara sejumlah faktor. Sering kali abrasi digunakan untuk
membandingkan bahan-bahan dengan klasifikasi tertentu, seperti suatu merek logam
tuang dengan merek lain jenis logam tuang campuran yang sama. Kekerasan
seringkali digunakan sebagai petunjuk dari kemampuan suatu bahan menahan abrasi
atau pengikisan. Namun, kekerasan suatu bahan hanyalah satu dari banyak faktor
yang mempengaruhi keausan permukaan email yang berkontak dengan bahan. Faktor
utama lain termasuk gigitan, frekuensi pengunyahan, sifat abrasi makanan,
komposisi cairan, perubahan temperature, kekerasan tiap permukaan, sifat fisik
bahan dan ketidak teraturan permukaan gigi seperti adanya groove, pite dan ridge
anatomis yang kecil.
b. Kekentalan
Kekentalan adalah ukuran konsistensi suatu cairan, beserta
ketidakmampuannya untuk mengalir. Cairan dengan kekentalan tinggi mengalir
lambat katena viakositasinya yang tinggi. Bahan kedokteran gigi mempunyai
kekentalan yang berbeda bila dipergunakan untuk penerapan klinis tertentu.
Kekentalan dari kebanyakan cairan meningkat cepat dengan meningkatnya
temperature. Kekentalan bergantung pada perubahan wujud sebelumnya dari cairan.
Suatu cairan yang menjadi kurang kental dan lebih cair dibawah tekanan, disebut
tiksotropik. Contoh tiksotropik diantaranya pasta profilaksis gigi, plester, semen
resin dan beberapa bahan cetak lainnya. Sifat tiskotropik dari bahan-bahan ini
-
7/30/2019 copy pemicu 2
6/25
menguntungkan karena membuat bahan tidak mengalir dari sendok cetak sampai
dapat diletakkan diatas jaringan mulut. Bila bahan-bahan ini diaduk cepat dan
kekentalannya diukur, nilai yang lebuh rendah diperoleh dibandingkan bila bahan
tersebut tidak di apa-apakan.
c. Struktur dan Relaksasi Tekanan
Setelah suatu senyawa diubah bentuk secara permanen (deformasi plastic),
aka nada tekanan termal yang terjebak. Sebagai contoh, dalam suatu senyawa Kristal,
atom-atom dalam pola ruang geometric berubah tempat dan system tersebut dalam
keseimbangan. Kecepatan relaksasi meningkat dengan meningkatnya temperature,
namun tidak halnya beberapa bahan kedokteran gigi bukan Kristal, seperti malam,
resin dan gel yang ketika dimanipulasi dan diinginkan kemudian dapat mengalami
relaksasi (distorsi) pada temperature yang meningkat.
d. Creep dan Aliran
Creep didefinisikan sebagai besaran plastic yang bergantung waktu dari
suatu bahan dibawah muatan statis atau tekanan konstan. Fenomena yang
berhubungan dengan lingkungan adalah potensi perubahan bentuk dari struktur
logam mahkota jembatan panjang pada temperatur pembakaran porselen dibawahpengaruh massa gigi tiruan. Untuk ketebalan tertentu, massa mahkota tiruan yang
lebih tinggi biasanya mengalami tekanan fleksural yang lebih tebal, jadi lebih besar
fleksural creepnya.
Istilah lainya adalah aliran, aliran dipergunakan dalam diskusi sifat reologi
dari cairan dan sekarang diterapkan pada bahan amorf, yang tidak mengherankan bila
kita mempertimbangkan strukturnya. Meskipun creep atau aliran dapat diukur
dibawah berbagai jenis tekanan, kompresi biasanya digunakan dalam pengujian
bahan kedokteran gigi. Sebuah silinder dengan ukuran tertentu dipanjangkan
terhadap tekanan kompresif tertentu untuk waktu dan temperature tertentu. Creep
atau aliran diukur sebagai sebagai presentase pemendekan yang terjadi dengan
kondisi pengujian ini. Creep adalah pertimbangan penting bagi bahan kedikteran gigi
apapun, yang harus dipertahankan pada temperature yang mendekati titik leleh untuk
periode yang diperpanjang.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
7/25
e. Warna dan Perpepsi Warna
Cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang dapat berdeteksi oleh mata
manusia. Mata sensitif terhadap panjang gelombang lebih kurang 400 (ungu)
700nm (merah gelap). Intensitas cahaya yang dipantulkan dan kombinasi intensitas
panjang gelombang yang ada pada pancaran cahaya menentukan sifat penampilan
(corak, nilai dan kroma). Agar suatu objek dapat dilihat, objek harus memantulkan
atau meneruskan cahaya yang diterimanya dari sumber diluar. Fenomena penglihatan
dan istilah tertentu dapat digambarkan dengan mempertimbangkan respon mata
manusia terhadap cahaya yang datang dari suatu objek. Cahaya dari suatu objek yang
diterima mata difokuskan pada retina mata bertanggung jawab atas penglihatan
warna. Untuk menggambarkan secara akurat persepsi kita terhadap suatu cahaya
yang dipancarkan dari permukaan gigi atau restorasi, ada 3 variabel yang harus
diikuti, Secara kuantitatif, warna dan penampilan harus digambarkan dalam 3
dimensi ruang warna dengan mengukur corak, nilai dan krona.
2.1.2 Sifat Mekanik
Sifat mekanik dibatasi hukum-hukum mekanika, yaitu ilmu fisika yangberhubungan dengan tekanan dan energi pada benda serta efeknya.
Sebelum membicarakan sifat-sifat mekanik material, bila ada suatu
gaya/tenaga yang mengenai dan berusaha untuk mengubah bentuk benda disebut
dengan beban (load). Benda tersebut akan melawan beban untuk mempertahankan
bentuknya yang disebut dengan tekanan (stress). Besarnya pergeseran atau
perubahan dari benda yang diberi beban disebut regangan (strain).
Tekanan dan regangan ini berhubungan dengan kedudukan dan gaya tarik-
menarik atom-atom yang ada di dalam space lattice. Beban akan menyebabkan
perpindahan atom-atom ini dari posisinya semula. Tenaga pada atom-atom yang
menahan perpindahan tersebut adalah tekanan, dan derajat perpindahan atom-atom
tersebut adalah regangan.
Ada 4 tipe tekanan, yaitu :
a. Tekanan tarik, yaitu tekanan yang melawan beban yang akan menarik atau
memperpanjang sebuah benda.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
8/25
b. Tekanan kompres, yaitu tekanan yang melawan beban yang akan menekan
sebuah benda.
c. Tekanan geser, yaitu tekanan yang akan melawan beban yang akan memutar,
memilin, atau meluncur pada sebuah benda.
d. Tekanan fleksural, yaitu tekanan yang akan melawan beban yang akan
menekuk sebuah benda.
Benda yang diberikan beban akan mengalami deformasi, baik secara elastis
maupun plastis. Hal ini bergantung kepada sifat-sifat yang dimiliki suatu material.
a. Elastisitas
Elastisitas adalah sifat suatu benda yang memungkinkan untuk diubah
bentuknya oleh beban, yang bilamana beban tersebut dihilangkan akan kembali ke
bentuk semula. Elastisitas dapat dihitung dengan modulus Young, dengan rumus :
Bila suatu benda A memiliki Modulus Elastisitas (M.E.) lebih besar dua kali
M.E. benda B, maka benda A mempunyai perubahan secara elastis sebesar setengah
dari benda B. ini berarti benda A lebih kaku (rigid) dua kali dari benda B.
2.1.3 Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan sifat penyusun dari material kedokteran gigi. Setiap
material memiliki struktur atom yang berbeda, yang berpengaruh pada kegunaan dan
kemampuannya menahan korosi.
a. Struktur atom
Biasanya benda padat mempunyai struktur yang keras dan tidak mudah
dibengkokkan. Benda-benda tersebut memiliki sifat kristal (kristalin), karena
susunan atom atau molekulnya tersusun secara teratur satu terhadap yang lain.
Susunan atom seperti itu membentuk suatu keadaan dimana setiap titik mempunyai
situasi yang sama terhadap titik-titik atom yang lain yang disebut dengan space
-
7/30/2019 copy pemicu 2
9/25
lattice. Hal ini dapat terjadi karena adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak di
antara atom-atom tersebut.
Sedangkan struktur non kristal tidak memiliki struktur atom seperti struktur
kristal, tetapi memiliki derajat viskositas yang tinggi. Contohnya yaitu :
1) Wax
2) Fused porcelain
3) Kaca
Pada pemanasan, bahan ini melunak dan mencair pada temperatur yang
cukup tinggi tanpa menunjukkan temperatur yang tertentu untuk titik cairnya. Di
bawah suatu beban dengan pemanasan yang cukup, bahan ini akan mengalir seperti
liquid. Dalam keadaan padat, struktur molekulnya tidak teratur.
b. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk
ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, , yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
-
7/30/2019 copy pemicu 2
10/25
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
c. Kelarutan dan Erosi
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada
senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang
benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang
disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
d. Peluluhan Unsur
Banyak material, ketika ditempatkan pada daerah yang berair/lembab, akan
mengabsorpsi melalui proses difusi. Unsur-unsur yang terdapat di dalam material
akan larut ke cairan mulut melalui proses difusi yang sering disebut peluluhan
(leaching). Hal ini sangat berbahaya jika menimbulkan perubahan pada material atau
jika zat yang terlarut memiliki efek toksik.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
11/25
2.1.4 Sifat Biologi
a. Non-iritatif
Iritasi dapat diartikan sebagai suatu radang yang terjadi tanpa campur tangan
antibody dan sistem imun. Contoh iritasi adalah lesi, kemerahan, pembengkakan dan
rasa sakit. Dalam pengaplikasian material kedokteran gigi, material harus bersifat
non-iritatif agar tidak menyebabkan iritasi baik pada pasien maupun tenaga medis.
Resin akrilik sering digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan lepasan,
salah satu jenis resin akrilik adalah resin akrilik rapid heat cured. Berdasarkan
petunjuk pabrik resin akrilik hanya memerlukan waktu 20 menit untuk
polimerisasinya. Proses polimerisasi yang singkat tersebut akan menyebabkan
polimerisasi yang tidak sempurna sehingga kandungan monomer bersisa tinggi.
Apabila monomer tersebut terleas dalam saliva akan menyebabkan iritasi jaringan
mulut yang berupa kemerahan, pembengkakan serta rasa sakit pada mukosa.
Pemakaian gigi tiruan/denture juga memungkinkan terjadi iritasi. Denture
yang tidak pas lagi dengan mukosa rongga mulut anda akan menyebabkan iritasi dan
peradangan pada daerah sekita gusi dan bisa jadi menyebabkan sumber masalah padasaat berbicara. Penggunaan perangkat orthodontic juga menyebabkan terjadinya
iritasi terutama pada awal pemakaian.
b. Sensitivitas
Sensitivitas adalah suatu proses radang yang memerlukan partisipasisuatu
sistem antibody tertentu terhadap bahan allergen yang dipertanyakan.
Kesensitivan gigi terhadap material dipengaruhi ole umur dan jenis kelamin,
umur gigi, jumlah sklerosis yang ada, jarang terhadap pulpa, kedalam lesi karies dan
kekebalan dentin reparative yang terbentuk.
Sensitivitas dapat diantisipasi dan diminimalkan dengan pemberian pasta gigi
desensitizing yang mengandung potassium nitrat dengan berbagai metode pemakaian
tergantung kondisi gigi dan gusi. Efek dari pemakaian pasta gigi ini baru dapat
dirasakan setelah pemakaian 4-6 minggu. Contohnya pada semen kalsium fosfat
sebagai isolator pada tumpatan amalgam. Semen kalsium fosfat mengurangi efek dari
panas dan dingin yang tersalurkan lewat amalgam.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
12/25
c. Alergi
Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan oleh tubuh terhadap masuknya
sebuah benda asing atau kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh seseorang menjadi
hipersensitiv dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya
imunogenik.
Apabila alergen masuk kedalam tubuh seseorang melalui berbagai cara baik
itu terhisap, tertelan ataupun bersentuhan langsung maka sistem kekebalan tubuh
seseorang yang memiliki alergi akan aktif dan menimbulkan reaksi yang berlebihan.
Pada bahan kedokteran gigi yang mengandung banyak komponen yang disebut
sebagai allergen seperti kromium, kobal, merkuri, eugenol, komponen dari bahan
resin, colophonium dan tormaldehid (ggi tiruan).
Selama ini kasus alergi yang terbanyak adalah stomatitis pada rongga mulut
akan timbul luka kecil dalam jumlah yang banyak. Factor pemicu alergi bermacam-
macam : komposisi bahan, komponen toksik, produk degradasi, konsentrasi
komponen yang diserap dan timbun serta faktor lain yang berkaitan dengan
kebocoran substansi bahan-bahan dasar.
Dari pemeriksaan sering diketahui adanya kasus alergi bahan tambal gigiyang bervariasi, dapat menyebabkan gusi menjadi kemerahan dan terasa
perihsehingga panas seperti terbakar. Alergi ini tergantung pada kekebalan setiap
individu. Contoh alergi terhadap lateks, hipersensitivitas pada roduk yang
menggunakan leteks bisa mencerminkan alergi pada lateks yang sebenarnya atau
reaksi terhadap bahan aseletator dan antioksidan yang digunakan dalam proses
pembuatan lateks. Sarung tangan karet lateks yang dipakai oleh dokter gigi
merupakan bahan penyebab alergi.
2.2 Gigi Posterior
2.2.1 Jenis-jenis Gigi Posterior
Gigi posterior merupakan gigi yang terletak di belakang dari arkus dentalis.
Gigi ini terdiri atas :
a. Gigi premolar pertama/P1(Premolaris primus)
b. Gigi premolar kedua/P2 (Premolaris sekundus)
-
7/30/2019 copy pemicu 2
13/25
c. Gigi molar pertama/M1 (Molaris primus)
d. Gigi molar kedua/M2 (Molaris sekundus)
e. Gigi molar ketiga/M3 (Molaris tertius)
2.2.2 Fungsi Gigi Posterior
Gigi posterior berfungsi untuk :
a. Gigi premolar/gigi geraham kecil berfungsi untuk memecahkan makanan dan
menyobek makanan.
b. Gigi molar/gigi geraham besar berfungsi untuk menggiling makanan agar
menjadi halus untuk masuk ke saluran pencernaan selanjutnya,
menghancurkan makanan, melumatkan makanan, dan untuk mengunyah
makanan.
2.2.3 Morfologi Gigi Posterior
a. Maxilla First Premolar (Premolar Satu Atas)
Bukkal
Garis servikal tidak begitu melengkung seperti pada gigi depan. Akarnya
lebih pendek, tetapi garis luarnya seperti garis luar Caninus, kecuali dimensinya.
Bagian sepertiga apical lebih langsing dengan apeksnya yang lebih runcing. Garis
luar mesial dari akar konfeks, konkafitet di bagian distal terdapat pada bagian
sepertiga tengah dan apical.
Garis luar mesial dari korona konkaf di atas daerah kontak yang lebar. Garis
ini dari titik kontak ke ujung cusp sedikit konkaf. Garis luar distal dari korona
hamper lurus dari servikal ke titik kontak. Lalu dari titik kontak ke ujung cusp sedikit
konfeks yang memberi perbedaan dari lereng mesial.
Palatal
Permukaan ini adalah sebaliknya dari permukaan bukal, dengan tambahan
suatu garis lengkung yang menunjukkan cusp palatal, yang 1 mm lebih pendek dari
cusp bukal.
Mesial
-
7/30/2019 copy pemicu 2
14/25
Ujung-ujung cusp berada di dalam lingkungan dasar akar dengan jarak ujung
cusp ke ujung cusp adalah lebih panjang dari pada setengah lebar korona. Lebar
korona P1 atas buko-palatal berbanding dengan jarak ujung cusp bukal ke ujung
palatal.
Distal
Permukaan ini seperti permukaan mesial dengan perbedaan :
1) Garis servikal tidak begitu melengkung.
2) Developmental groove tidak ada atau tidak nyata
Oklusal
Disini terdapat central developmental groove, yang nantinya akan
melanjutkan diri menjadi mesial marginal developmental groove.
Di tepi mesial dan distal marginal ridge terdapat groove yang bertemu dengan
central groove yang disebut dengan mesio bukal developmental groove dan disto
bukal developmental groove.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
15/25
b. Maxilla Second Premolar (Premolar Dua Atas)
Hampir mirip dengan premolar satu atas, dengan perbedaan :
1) Gigi premolar kedua lebih bulat sudut-sudutnya
2) Sulkus pada permukaan oklusal antara cusp-cusp premolar kedua
lebih dangkal, sehingga cusp-cuspnya kelihatan lebih pendek dalam
hubungan terhadap sulkus tersebut
3) Panjang cusp palatal premolar kedua hamper sama dengan cusp bukal,
kadang-kadang panjangnya sama
4) pada permukaan oklusal premolar kedua terdapat lebih banyak
groove-groove tambahan
5) Mesio-marginal developmental groove premolar kedua tidak nyata.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
16/25
c. Mandibula First Premolar (Premolar Satu Bawah)
d. Mandibula Second Premolar (Premolar Dua Bawah)
-
7/30/2019 copy pemicu 2
17/25
e. Maxilla First Molar (Molar Satu Atas)
Bukkal
1) Berbentuk trapezium
2) Permukaan bukal lebih besar dan lebih tinggi dari permukaan palatal3) Terdapat dua cups di permukaan bukal, mesiobukal cusp dan
distobukal cusp.
4) Mesiobukal cusp lebar, sedangkan distobukal cusp tajam.
5) Garis oklusal simetris dari buccal groove
Palatal
1) Terdapat 3 cusp, mesiolingual cusp, distolingual cusp dan cusp of
carabelli.
2) Terdapat carabelli groove
3) Permukaan lingual lebih datar dari pada permukaan bukal.
Oklusal
1) Disetiap cusp memiliki triangular ridge
2) Pada molar adanya oblique ridge, yg berjalan dari distobukal ke
mesiopalatal.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
18/25
3) Ada distobukal triangular groove yang dibentuk oleh groove di
sebelah distobukal cusp.
4) Transversal ridge yang berjalan dari mesiobukal ke mesiopalatal.
Radix
1) Terdapat tiga akar
2) Jika di lihat dari pandangan bukal terdapat bifurkasi
3) Jika dilihat dari pandangan distal, terdapat trifurkasi.
f. Maxilla Second Molar (Molar Dua Atas)
Bukkal
1) Bentuk mahkota lebih kecil dari pada molar pertama
2) Bukal groove berada lebih jauh kearah distal di permukaan bukal
molar yang kedua dari yang pertama.3) Mesiobukal cusp lebih panjang dan tidak begitu tajam dari pada
distobukal cusp.
Lingual
1) Distolingual cusp lebih kecil dan pendek dari molar pertama
2) Mesiolingual cusp lebih besar tetapi tidak tajam seperti distolingual
cusp.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
19/25
Proximal
1) Dari arah mesial, area mesial lebih besar dari daerah distal.
2) Dari arah distal, distobukal cusp dan distolingual cusp lebih kecil
molar kedua dari molar pertama.
Oklusal
1) Distolingual cusp sedikit lebih kecil dari cusp lain
2) Kadang-kadang tidak ada distolingual cusp.
3) Supplemental groove banyak.
4) Ada oblique ridge.
g. Maxilla Third Molar (Molar Tiga Atas)
Bukkal
Ukuran service-okklusal lebih pendek dan mesio-distal lebih sempit dari pada
gigi molar 2 atas.
Palatal
-
7/30/2019 copy pemicu 2
20/25
Dari pandangan ini sering terlihat hanya 1 cusp palatal yang besar sekali dan
tidak mempunyai palatal groove.
Mesial
Selain perbedaan dalam ukurannya dengan molar 2 atas juga akar-akarnya
yang bersatu berbentuk taper dengan bifurcasi terletak pada daerah 1/5 apical.
Distal
Dari padangan ini hampir keseluruhan okklusal terlihat dan ukuran dari
cervical ke marginal ridge sangat pendek.
Oklusal
Bentuknya seperti jantung, cups palatal sangat besar dan tumbuh sempurna
dengan disto-palatal cusp yang sangat kecil sekali atau tidak ada sama sekali
sehingga terlihat bagian palatal seperti setengah lingkaran.
Radix
Gigi ini mempunyai tiga akar yang bersatu dan lebih pendek dari akar molar
2 atas. Akarnya membengkok ke dista jauh dari tengah-tengah crown.
h. Mandibula First Molar (Molar Satu Bawah)
Molar pertama bawah adalah gigi ke-6 dari garis median. Pada umumnya gigi
ini adlah gigi yang terbesar di rahang bawah. Gigi inimempunyai 5 cusp yang
-
7/30/2019 copy pemicu 2
21/25
bertumbuh baik: 2 cusp bukal, (cusp mesio-bukal, cusp disto bukal) distal cusp, dan
2 cusp lingual (cusp mesio-lingual dan disto lingual). Mempunyai 2 akar yang
bertumbuh baik: 1 mesial dan 1 distal, yang lebar buko-lingual dan pada apeksnya
nyata terpisah. Kadang-kadang terdapat 3 akar: 2 mesial dan 1 distal.
Bukkal
Garis servikalnya adalah suatu curve yang membengkok sedikit ke apikal.
Mesial dari korona hampir lurus dari cervix kantak, yang terletak sedikit di atas pusat
dari bagian 1/3 tengah korona. Crest curve pada daerah kontak terletak lebih
rendah,karena cusp distobukal mesio-bukal terpisah oleh groove mesio-bukal. cusp-
cusp lingual lebih tinggi, cusp-cusp tersebut dapat terlihat dari permukaan bukal,jika
posisi gigi vertikal.cusp-cusp bukal tidak begitu meruncing kelihatannya lebih
bundar.
Lingual
Permukaan ini sebaliknya dari permukaan bukal dengan perbedaan di bawah
ini:
1) Garis servikal berombak
2) Sebagian besar dari oklusal adalah 2 cusp lingual. Cusp mesio-lingual
lebih besar dari pada cusp disto-lingual.
3) Sebagian cusp distal dapat di lihat dan sebagian cusp lain cusp bukal
juga dapat di lihat antara 2 cusp-cusp lingual.
4) Satu groove developmental pendek dapat dilihat, yang memisahkan
cusp-cusp lingual itu.
Mesial
Garis servikal hanya bengkok sedikit dan berakhir 1 mm lebih tinggi pada
bagian lingual dari pada bagian bukal. cusp bukal lebih rata dari cusp lingual lebih
tajam dan tinggi. Akar mesial hanya dapat dilihat, karena akar ini lebih lebar
daripada akar distal.
Distal
Sebaliknya dari permukaan mesial.
1) Sebagian permukaan oklusal dapat dilihat dari permukaan ini,
sehingga semua cups dapat di gambarkan.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
22/25
2) Garis servikal tidak rata, membengkok ke akar di bawah pusat korona
buko-lingual.
3) Karena akar distal lebih sempit buko-lingual daripada akar mesial,
suatu garis di gambar sejajar dan tepat di dalam lingual dari akar mesial
untuk memperlihatkan perbedaan dalam lebarnya ini.
Oklusal
1) Terdapat 2 cusp bukal dan 1 cusp lingual
2) Daerah kontak distal terdapat pada cusp disto-bukal
3) Koronanya meruncing ke lingual dari daerah-daerah kontak
4) Terdapat 2 cusp lingual
Radix
Distal akar mesial dan mesial dari akar distal yang bertemu pada titik
bifurkasi 3 atau 4mm di bawah garis servikal. Tiap-tiap akar kurang lebih 4mm
tebalnya pada bifurkasinya dan 2 mm tebalnya pada apeksnya. Garis yang membagi
akar mesial bengkok dan garis yang membagi akar distal lurus.
i. Mandibula Second Molar (Molar Dua Bawah)
Gigi ini adalah gigi ke-7 dari garis median. Karena gigi ini membantu molar
pertama bawah dalam tugasnya, maka bentuk fungsionalnya sama dengan molar
pertama.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
23/25
Bukkal
Korona tidak begitu panjang serviko-oklusal. Cusp bukal hampir sama
besarnya. Dua akarnya tidak begitu besar, akar-akarnya hampir sejajar. Akar distal
seringkali lebih panjang daripada akar mesial.
Lingual
Korona: cusp lingual lebih tinggi daripada cusp bukal, hanya cusp-cusp
lingual yang terlihat. Kedua cusp ini hampir sama besarnya. Cusp mesio-lingual
biasanya sedikit lebih lebar mesio-distal.
Mesial
Permukaan ini berbeda sedikit sekali dari permukaan molar pertama bawah,
kecuali perbedaan dalam panjang dan tinggi korona. Karena bentuk akar mesial
melengkung, sebagian akar distal mungkin dapat terlihat.
Distal
Tidak ada cusp distal. Batas semento-enamel berombak. Sebagian akar mesial
mungkin terlihat pada sisi bukal. pada molar pertama terjadi sebaliknya, dapat
terlihat pada sisi lingual. Hal ini di sebabkan karena hubungan antara korona dan
akar pada molar pertama dan molar kedua berbeda.
Oklusal
1) Mempunyai 4 cusp
2) Developmental groove berbentuk +
3) Groove oklusal molar kedua terletak di tengah-tengah korona,
sehingga sentral pit terletak di pusat korona.
4) Pada ujung cusp dan ridge marginal kira-kira bujur sangkar.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
24/25
j. Mandibula Third Molar (Molar Tiga Bawah)
Bukkal
Bukkal cusp kelihatan pendek dan bulat. Puncak kecembungan daerah mesial
Lingual
Bila gigi ini tumbuh sempurna bentuknya menyerupai molar 2 bawah.
Mesial
Dari pandangan ini, gigi ini jaga menyerupai molar 2 bawah, kecuali
ukurannya.
Oklusal
Disini kelihatan gigi ini mempunyai garis luar yang lebih bulat dengan
ukuran bukko-lingual sebelah distal yang lebih kecil.
RadixBiasanya mempunyai 2 akar dengan ukuran yang lebih pendek dan sering
tumbuh tidak sempurna daripada molar 2 bawah. Biasanya membengkok ke distal
dengan sudut yang sangat besar dibandingkan dengan permukaan okklusalnya. Akar-
akar ini dapat dipisah dengan bifurkasi yang kecil tetapi dapat juga bersatu/berfusi
sepanjang akarnya. Bila dilihat dari mesial kelihatan akar ini seperti segitiga dengan
ujungnya yang runcing.
-
7/30/2019 copy pemicu 2
25/25
top related