channel 9 edisi agustus 2011
Post on 21-May-2015
271 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kemerdekaan Bukan Cuma Milik KamiTapi Kemerdekaan Hanya Milik Orang-Orang Konsisten Di jalannya,Karena Yang Mengerti Hanyalah Orang yang sudah menjalankannya,Terus Berkarya atau Mati,Merdeka Atau Mati,Karena Hanya Itu Pilihannya,Keep On Fighting Till The End!!!
LAPANGAN MerahEdisi III, Agustus 2011
“Pena Perjuangan Kritis dan Kreatif”
BULETIN
Salut Utama : “ Idealitas Indonesia”Kemerdekaan
Zcreening : “ Buat Apa Merdeka?”
Kopi : “ Warna uzur Kemerdekaan kita; “Benci dan Tragedi Kemanusiaan”
Channel 09SMFT-UH
Biar Bagaimana Kau tetap Indonesiaku
Merdeka !!!
Dari Hitam Untuk PutihMerah Merah
2
Kopi
3
Tidak seorang pun pernah benar-benar
kehilangan cinta. Karena itu, pembunuhan
sesungguhnya tak pernah dipahami. Jika orang
sudah menjadi ter-jahat, ter-bandit, ter-
pengkhianat, ter-kakap, bahkan ter-binatang atau
ter-setan, kita yang menikamkan pedang di
dadanya mencatat suatu tingkat kebinatangan
yang lebih tinggi dari sang mayat.
Juga ketika Tuhan mengucap Kun! dan
mencipta, temanya adalah drama cinta kasih,
termasuk kepada siapa pun yang sampai akhir
hayatnya gagal berkenalan dengan-Nya. Tuhan
mungkin menghukum atau memaafkannya, dan
itu urusan-Nya. Tetapi kita mampu berbuat
melebihi-Nya. Karena tiada jaminan keamanan
untuk meyakini hukum-hukum, kemudian juga
meyakini hukuman-hukuman. Pada gilirannya ia
menjadi yakin akan pembunuhan-pembunuhan.
Bisa atas nama-Nya, bisa pura-pura atas nama-
Nya, bisa juga untuk hal-hal yang tak terlalu
berhubungan dengan-Nya. Manusia mampu
membunuh saudaranya.
Membunuhnya, mengusirnya, mencabut
dari ibunya, tanahnya, raganya. Membunuhnya,
bahkan beratus, beribu, berjuta-juta. Untuk
mengamankan kekuasaan, menertibkan
keadaan, memelihara ketegangan antar
komunitas, mengadu domba golongan-
golongan, menjaga harga satuan mata uang,
menstabilkan penindasan --- atau orang juga
membunuh saudaranya karena tak dianggap
saudara dan dipojokkan oleh kekuasaan dan
permusuhan.
M a n u s i a m a m p u m e m b u n u h
saudaranya. Dan makin mampu ketika ia makin
pintar, terpelajar, berkembang dan maju,
memegahkan peradabannya dengan alat
pendeteksi langit, filsafat yang menukiki
kebenaran, dan puisi yang mengindahkan nurani
kemanusiaan, pun dengan rumus-rumus bertinta
emas yang memadatkan bumi menjadi sebutir
kerikil diujung lobang pantat.
Lokomotif sejarah yang bernama politik,
yang menyeret dan menentukan arah gerbong-
gerbong kemanusiaan, telah dan akan terus
menjadi begitu penting, juga untuk membunuh
para penumpangnya. Asap lokomotif mampu
menyebar ke dalam gerbong, merasukkan bau
dan kuman yang membuat penumpang mabuk,
mengamuk, lalu saling bunuh-membunuh.
Perang di Aceh, Ambon atau Poso, Kesenjangan
di Papua, diskriminasi di Cikeusik, dan sejumlah
t ragedi kemanusiaan la inya mungkin
berlangsung bisa hanya sebulan-dua bulan, atau
setahun-dua tahun. Tapi kuman yang tertanam
disel-sel otak dan perasaan bisa tak hilang untuk
seabad bahkan selamanya.
Ada kemungkinan, kebanyakan orang
tidak tahu secara tepat apa yang sebenarnya
berlangsung di dalam sejarah, karena sejarah
ialah buku roman yang bergantung pada
pengarangnya, atau beberan panggung sandiwara
yang di tentukan oleh sutradara . Ada
kemungkinan, kebanyakan orang tidak begitu
peduli pada itu semua. Ada kemungkinan para
cerdik pandai hanya menjadi tinta sejarah, yang
terserah pada pulpen penulisnya. Ada
kemungkinan, para cendekiawan sejarah, dengan
rela atau terpaksa, berperan hanya sebagai
sesuatu yang disejarahkan.
Warna uzur Kemerdekaan kita; “Benci dan Tragedi Kemanusiaan”
post-D panjankADari Channel
Bulan Agustus ini ada dua momen penting. Pertama adalah hari kemerdekaan Indonesia
yang ke -66. Kedua adalah hadirnya mahasiswa baru angkatan 2011 di kampus merah. Momen
pertama juga berkaitan dengan edisi Channel 09 kali ini, yakni tentang arti kemerdekaan di mata
mahasiswa teknik. Ini adalah edisi ke-3 dan kami menamakannya edisi merah putih. Tema ini
berangkat dari kegalauan kami tentang kondisi bangsa. Sebuah pertanyaan besar menggangu benak ,
benarkah kita sudah merdeka?kami coba ulas itu pada edisi ini.
Momen kedua berkaitan dengan kampus merah hitam. Tak lama lagi, calon-calon antek
akan datang dan bersiap menjadi bagian di bumi merah hitam. Semangat antek untuk menyambut
adik-adik baru kian membuncah. Berbagai persiapan telah dilakukan. Semua demi kembalinya
kejayaan fakultas teknik. Untuk itu, kita sambut calon generasi baru dengan ucapan, Zlamad Datang
Engineer Muda !!! Red
Zlamad Datang di Bumi Merah Hitam
Box RedaksiPimpinan Redaksi : Abdul Rahman Reporter : Rony Rompon, Andi Arifin, Nandar Kolewora Haqriarno, Suwaril Dzahab, Ashar Sukma, Agusalim, Annisa Junaid, M. Reza Do. Bagus, Zulkifli Malik, Ashadi Amir, Mursyida Nur fadillahLayouter : Rizal MallawaFotografer : Iman Sujahri,Rahmayani RahmanMagangerz : Jabal, Ani, Dio, Atti, Sita,Dani, RyoRahmat, Swandi
Box ChannelPimpinan Umum : Agus SalimSekretaris : Nandar KoleworaBendahara : Nitha IndrianaPimpinan Perusahaan : HaqriarnoPimpinan Redaksi : Abdul Rahman Kordinator Jurnalistik : Mursyida Nur FaradillahKordinator Kepenulisan : Andi ArifinKordinator Iklan : St. Rahmayani RahmanKordinator Sirkulasi : Rony Rompon
22
Zlamat Datang:Spanduk zlamat datang yang dibuat oleh mahasiswa FT untuk menyambut mahasiswa baru. Tanggal(13/8) Mahasiswa Baru Telah resmi di terima oleh universitas.
Kopi
24
Juga ada kemungkinan, amat sedikit di antara
mereka yang bisa menjawab pertanyaan Anda,
misalnya, berapa orang persisnya yang mati dan
hilang di negeri ini selama akhir 1965 –
pertengahan 1998 karena kekejaman Rezim.
Anda juga barangkali menginginkan analisa
kualitatif yang megklasifikasikan sebab-sebab
kematian-kematian itu, untuk menjadi bahan
Anda membenarkannya, untuk bergembira atau
berduka.
Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Orang mati gampang dilupa, terutama oleh para
pembunuh atau orang-orang yang mensyukuri
kematiannya. Namun barangkali tidak oleh
mereka yang berada di pihak kematiannya,
apalagi oleh anak-anak yang dibesarkan dengan
kenangan kematian seseorang yang, meskipun
dianggap sampah, amat dicintainya.
Tahukah kita, demi kejujuran sejarah,
berapa jumlah anak-anak yang seperti ini? Jiwa-
jiwa putih yang kita muncrati darah, sehingga
sangat membenci bukan hanya kepada pedang
dan senapan saja, tapi juga tampang kita, baju
kita, kalimat-kalimat kita, agama kita, atau
bahkan Tuhan kita. Kejiwaan mereka bergerak
didasar lautan, arus bisu endapan sejarah, dengan
selalu mendekap dosa-dosa kita di relung
kenangannya yang kekal.
Anak-anak kita sendiri menjadi begitu
terbiasa dengan pembunuhan yang dikehendaki,
kematian yang disyukuri, juga dendam yang
berkarat. Mungkin melihat, mungkin mendengar.
Tapi jelas, anak-anak itu meniru, dan memang
kita ajari, untuk menyukai apa yang kita sukai dan
membenci apa yang kita benci. Pada titik
selanjutnya, anak-anak berdoa dan mengutuk,
mengikuti seperti doa dan serapah kita.
Anak-anak disiapkan Tuhan untuk
mencintai dan membenci apa-apa yang pantas
dicintai dan dibenci. Kita yang mengajari,
meluruskan, membelokkan, atau membalikkan
kepantasan itu. Besok pagi, ada kemungkinan,
mereka lalu merasa kaget dengan ajaran kita.
Lusa mereka kemudian berhimpun dan
bergerak meluruskan kita, atau justru
membelokkan, membalikkan, memasukkan
kita kebawah nisan terkutuk, sama peris seperti
yang kita lakukan atas hari demi hari yang
menyuruk ke masa silam. Wassalam.
“Duduk sama rata, berdiri sama tinggi, Peace,
Love, Unity, Respect…!!!”
I am
Mahasiswa Teknik Angkatan 2007
Kopipost-D panjankA
25
?Zcreening
17 Agustus tahun 45. Itulah hari
kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan
bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia.
Meeerrrdeeekaaaaa...
Lagu 'klasik' gubahan H. Mutahar ini
masih kerap dinyanyikan saat perayaan 17
Agustus. Tak terkecuali di tahun 2011 ini. Masih
banyak yang berbangga diri dan dengan lantang
meneriakkannya. Dengan berlelah-lelah,
bahkan rela bermandi peluh dibawah teriknya
panas matahari hanya untuk menyanyikan lagu
itu dalam sebuah ritual
ceremonial tahunan. Apakah
yang sebenarnya mereka
banggakan? Sementara
mereka mendiami sebuah
negeri yang karut marut
dengan para pemangku
kekuasaan bagai batu yang
berdiam diri menyaksikkan
penindasan di negeri ini.
Buat Apa Merdeka?
Ketika palu sidang dan surat ketetapan bisa
diketuk dan diubah semaunya hanya untuk
kemerdekaan orang-orang yang berada. Ketika
pendidikan hanya bisa dinikmati oleh kaum-
kaum elite, sementara uang menjadi jurang yang
memisahkan rakyat berekonomi lemah untuk
bersentuhan kulit dengan seragam putih merah,
putih biru, dan putih abu-abu. Ketika banyak
rakyat menghabiskan waktu di lampu merah
hanya untuk menyambung hidup. Lalu sia-
sialah segala rutinitas tahunan yang selama ini
dilaksanakan.
Tidak sadarkah diri kita bahwa semua
ceremonial itu hanyalah ritual belaka. Sebuah
formalitas yang diada-adakan oleh para
elit negeri yang 'sok' ingin menanamkan semangat
nasionalisme ke dalam darah kita yang disebut
rakyat jelata. Sementara diri mereka? Masihkah
mereka bangga jika lantunan itu membahana
sewaktu-waktu di luar ceremonial upacara
bendera? Masihkah mereka mau mengangkat
sikap hormat pada benda merah-putih di luar
momen-momen sakral itu? Hanya mereka yang
tahu! Hanya kebusukan yang bermain cantik di
layar televisi rumah kita.
Itulah potret para elit
negeri kita ini yang dahulu pernah
hidup dalam idealisme seperti diri
kita, mahasiswa. Mereka bukanlah
o r a n g - o r a n g b o d o h y a n g
kebetulan menjabat di gedung
parlemen sana. Mereka adalah
senior-senior kita. Mereka adalah
pendiri organisasi kita. Mereka
pernah menjadi motor himpunan
kita. Mereka tidak bodoh.
Pernah ku bermimpi,
karena aku seorang engineer, kenapa tidak
kuciptakan saja mesin waktu dan kembali ke 17
agustus 1945 lalu kulangkahkan kakiku menuju
jalan Pegangsaan Timur no. 56. Kemudian
kurobek teks proklamasi dan berteriak dengan
lantang ,“Hey Soekarno! Untuk apa kau bersusah-
susah membacakan teks itu kalau hanya di simpan
d i b u k u s e j a r a h m e r e k a ? ” .
(Red/RM/RIL/Chnl09)
Buat Apa Merdeka?
26
Karikatur
Red/Dio/Chnl0927
SaluranUtama
I n d o n e s i a s e k a r a n g t e l a h
menginjakkan usia ke 66 tahun, semenjak
Bapak negara Indonesia mengumandangakan
kemerdekaan Indonesia lewat Proklamasi 17
Agustus 1945. Di sinilah catatan kemerdekaan
indonesia terus tercatat dalam sejarah dunia.
Namun ada yang terlihat aneh, bahkan ganjil
dari usianya yang telah lewat separuh abad.
kata merdeka yang telah berkumandang selama
usianya itu, ternyata hanya dirasakan oleh
beberapa pihak saja, tidak di seluruh rakyat
indonesia.
Secara jelas dalam pembukaan UUD
1945, disebutkan bahwa kemerdekaan itu
adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka pemjajahan diatas dunia harus
dihapuskan. Sangat jelas bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangasa. Kemerdekaan
dalam konteks kebangsaan adalah terbebasnya
segala aspek kehidupan dari semua tekanan
e k s t e r n a l , y a m g k e m u d i a n m a m p u
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.
Kemerdekaan disini adalah seluruh aspek
kehindupan bangsa, aspek politik, hukum,
sosial, ekonomi, budaya, keamananan dan
sebagainya.
Konsep ideal dalam sebuah kemerdekaan
yaitu bahwa politik harus digunakan untuk
m e n i n g k a t k a n k e s e j a h t e r a a n r a k y a t ,
menumbuhkembangkan petumbuhan ekonomi,
peningkatan keadilan dalam bentuk hukum dan
perundang-undangan, serta pelestarian ciri khas
Indonesian dalam bentuk budaya.
Selain itu, Kemerdekaan adalah suasana
hati yang damai dan harapan-harapan yang manis.
Kemerdekaan merupakan asasi yang melekat
dalam setiap diri manusia apapun latar belakang
sosialnya, jenis kelaminya, agamanya,
keyakinannya, warna kulitnya dan seterusnya.
Kemerdekaan merupakan essensi kemanusiaan itu
sendiri. Ia tak dapat dan tidak boleh dirampas oleh
siapapun. Ia merupakan anugerah Allah kepada
manusia. Karena manusia adalah mahluk yang
telah dimuliakan-Nya. Sebab itu segala bentuk
kebudayaan dan sistem kehidupan yang
menghalangi, membatasi dan mengekang
kemerdekaan manusia harus dihapuskan dan
dilenyapkan dari muka bumi, karena tidak sesuai
dengan hakikat manusia.
Kabinet Indonesia Bersatujilid II
Sampai Jilid berapa?
Idealitas Kemerdekaan Indonesia
28 29
SaluranUtama
SaluranUtama
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan Indonesia
Hal-hal yang mengenai hak asasi
manusia, utang-piutang dan lain-lain
Yang tak habis-habisnya
Insya-Allah akan habis
diselenggarakan dengan saksama dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, 25 Maret 1992
Atas nama bangsa Indonesia
Boleh – Siapa Saja
(Hamid Jabbar)
Syair kemerdekaan yang ditulis oleh
penyair Indonesia Hamid Jabbar di atas berjudul
“Proklamasi,2”. Syair ini menyindir dengan
tajam bahwa kemerdekaan Indonesia belum
tercapai sepenuhnya. Sekalipun sejarah mencatat
kemerdekaan Indonesia telah diproklamirkan
sejak 17 Agustus 1945, namun hal ini hanya
menjadikan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan
negara yang diakui de jure dan de facto saja.
Dulu “Merdeka atau Mati” menjadi
slogan kuat para pahlawan bangsa sebagai
interpretasi dari rasa nasionalisme para pejuang
untuk mencapai kemerdekaan dari penjajah. Hal
ini menjadi simbol betapa semangat untuk
memerdekakan bangsa dari kolonialisme terus
membara di darah para pejuang. Namun sampai
saat ini kemerdekaan atau kebebasan belum
sepenuhnya dirasakan di tanah air kita tercinta.
Tengok saja kota Makassar. Sebagai
kota metropolitan ternyata masih banyak wilayah
yang masih menjadi daerah kumuh. Data dari
UPEKSonline.com, masih ada sekira 64 daerah
kumuh di Makassar. Salah satunya adalah
kecamatan Lette. Kecamatan ini berdampingan
dengan salah satu lokasi elit kota
Makassar yakni Tanjung Bunga. Disaat
pembangunan gedung-gedung pencakar langit
tengah berlangsung di lokasi ini, di Lette terjadi
sebaliknya.
Memasuki Lette kita akan disambut oleh
bau ikan yang berasal dari pasar. Beberapa meter
dari situ terlihat kanal yang sangat kotor. Air tidak
lagi berwarna bening, melainkan berwarna hijau
berbau dan dipenuhi sampah- sampah plastik.
Bahkan rumah yang seharusnya menjadi temapt
p a l i n g n y a m a n k o n d i s i n y a s a n g a t
memprihatinkan. Kalau begitu dimana arti
kemerdekaan?benarkah mereka yang tinggal
ditempat kumuh benar-benar merasa merdeka?
Kita sebagai mahasiswa, seharusnya
melihat hal ini dari berbagai sisi, mahasiswa
dapat mengambil langkah nyata dalam hal ini,
karena kita adalah generasi yang menjadi ujung
tombak berdirinya negara dan bangsa.
Salah satu musuh besar kita saat ini
adalah lahirnya budaya baru yang telah mendarah
daging di pemerintahan Indonesia. Pemikiran
bahwa uang di atas segala-galanya membawa
Indonesia melahirkan budaya korupsi. Janji-janji
untuk memberantas korupsi tidak lantas
menjadikan negeri ini lepas dari tangan-tangan
iblis berwajah malaikat, namun ini diperparah
dengan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan
dalam arti bahwa ketika rakyat telah percaya
sepenuhnya pada pemerintahan, perlahan tapi
pasti pemerintah kembali mewarnainya dengan
catatan merah yang memperburuk citra
pemerintahan saat ini.
Kemiskinan dan kebodohan menjadi
akar kuat yang menumbuhkan kebudayaan ini.
Jangankan di pemerintahan, pada usaha makro
yang sangat sederhana pun tidak pernah bisa
lepas dari budaya yang satu ini. Budaya yang
mengotori kepercayaan dan menumbuhkan bibit
baru, sebab jika pasrah dan terlindas oleh tindak
korupsi orang lain justru dipandang sebagai
sesuatu yang merugikan. Pemikiran saat ini,
kenapa orang lain menikmati, sedang kita tidak
ikut menikmati? Sehingga kita tidak pernah bisa
merdeka dari kemiskinan, kebodohan, utang
piutang yang tidak ada akhirnya, belenggu
investasi asing yang justru menjadikan kita
sebagai negara yang berdiri di atas tanah negara
lain. Sebab semua kekayaan negara menjadi
milik pribadi perorangan yang mengambil
keuntungan secara sepihak. Adakah kita bangga
menjadi orang Indonesia ketika keadaan telah
menjadi seperti ini?
Konstitusi dalam bentuk perundang-
undangan telah menjelaskan secara jelas.
Namun tidak tersentuh pada rakyat kecil.
Kondisi kecamatan Lette dan daerah kumuh
lainnya adalah buktinya. Para pemimpin negara
ini seakan menutup mata dengan hal ini.
Anggaran Pendidikan yang katanya 20% dari
APBN ternyata hanya omong kosong. Para
pemimpin negara ini memang tidak mengerti
tentang sebuah kemerdekaan.
John F.Kennedy, salah satu presiden
Amerika pernah berbicara di hadapan para
pendukungnya, “Jangan pernah bertanya apa
yang sudah negara berikan untukmu. Tetapi,
tanyakanlah, apa yang sudah engkau berikan
untuk negara.” Kalimat yang sangat sederhana
tapi mampu membuat rakyat Amerika sangat
mencintai negaranya. Terbukti hal ini
menjadi akar kokoh yang menumbuhkan
semangat rakyat Amerika untuk lebih mencintai
negaranya.
Pertanyaannya kemudian, apa yang
telah kita berikan kepada ibu pertiwi kita, Negara
Indonesia? Negara yang telah mencatat prestasi
terbesarnya sebagai negara koruptor pada urutan
atas di dunia. Atau negara yang telah mencatat
kemerdekaan selama 66 tahun namun tetap pada
posisi krisis finansial dan tentunya krisis
kemanusiaan. Apa yang telah kita berikan, media
justru mencatat keberhasilan rakyat Indonesia
dalam mencetak koruptor-koruptor termahsyur
pada setiap masa-masa kejayaannya. Mari kita
dengan bangga memberikan cinta yang tulus pada
tanah air kita yang telah susah payah direbut dari
tangan penjajah. Terimalah warisan para pejuang
ini dengan bangga. Bangga bertanah air Indonesia.
Tidaklah mudah menjadi merdeka dan
tidaklah mudah juga mempertahankannya.
Syukuri apa yang ada dan sepenuhnya menyadari
bahwa kemerdekaan itu adalah proses tanpa henti
yang bermula dari sebuah perjuangan bangsa.
Mulai dari mencintai negeri ini dengan apa
adanya, tanpa pamrih. Perjuangan ini adalah
warisan yang harus kita terima dengan bangga.
Perjuangkan kemerdekaan sesungguhnya.
Kemerdekaan dari kebodohan, kemiskinan, KKN
(Korupsi, Kolusi, Nepotisme) kemerdekaan dari
intervensi asing, kemerdekaan dari penjajahan
bangsa sendiri dan kemerdekaan atas bumi
pertiwi,sebagai tanah tumpah darah bangsa kita,
Bangsa Indonesia. Seberapa besarkah kita
mencintai negeri ini? Apa yang telah kita berikan
pada negeri ini? Dan jangan bertanya apa yang
telah negeri ini berikan.
Benturan Realitas Dan Idealitas Kemerdekaan di Indonresia.
Kopi
210
Saluran Khusus
Mendengar kata pembangkit listrik
mungkin sudah lumrah bagi kita, tapi kalau
pembangkit listrik tenaga belut mungkin akan
terdengar aneh. Saya pun berpikir demikian
awalnya, sampai saya menonton tayangan salah
satu stasiun televisi swasta tentang hewan yang
memiliki kemampuan menghasilkan lisrik.
Hewan itu bernama latin ectrophorus electricus
atau biasa disebut belut listrik. Bentuknya kurang
lebih sama dengan belut pada umumnya, tapi
tegangan listrik yang dihasilkan luar biasa. Bisa
mencapai 600 volt. Sekedar informasi, tegangan
listrik yang digunakan di rumah-rumah rata-rata
hanya 220 volt.
Hampir 7/8 bagian tubuh belut ini adalah
ekor. Nah, listrik dihasilkan menggunakan alat
khusus yang terletak di ekornya. Alat itu berupa
lempengan-lempengan kecil yang horizontal dan
vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari
5.000 buah. Fungsinya mirip seperti baterai.
Tegangan listrik tiap baterai kecil ini memang
tidak besar, tetapi kalau semua baterai
dihubungkan secara berderet (seri), akan
diperoleh tegangan listrik sekitar 600 volt. Kuat
arus yang di hasilkan mencapai 1 ampere. Ujung
ekor bertindak sebagai kutub positif baterai dan
ujung kepala bertindak sebagai kutub negatif.
Belut listrik juga dapat mengatur hubungan antar
baterai kecil dalam tubuhnya itu untuk mendapat
tegangan listrik kecil dan tegangan listrik besar.
Terlintas ide di benak saya. Jika mampu
manampung listrik yang dihasilkan oleh belut
tersebut, mungkin saja akan jadi salah satu
alternatif penghasil listrik. Ada dua cara yang
mungkin bisa dilakukan. cara pertama dengan
memasangkan kenop penghantar listrik
di bagian kepala dan ekor belut. Teknisnya, belut
dimasukkan kedalam wadah yang membuatnya
tidak leluasa bergerak. Setelah itu belut
dirangsang untuk mengeluarkan listrik. Caranya,
mendekatkannya dengan hewan musuhnya.
Sebab listrik pada belut memang digunakan
untuk mempertahankan diri dari serangan
musuhnya. Listrik kemudian dialirkan melalui
kedua penghantar tersebut dan disimpan di
dalam baterai atau aki.
Cara kedua dengan memasang alat
peresap listrik semacam anoda dan katoda di
pinggir-pinggir akurium misalnya, dimana kita
bisa memanfaatkan air sebagai penghantarnya
Ketika belut mengeluarkan listrik maka akan ada
ion-ion positif dan negatif yang menyebar di air
dan ion-ion tersebut yang akan di tangkap oleh
alat peresap listrik, dan hasilnya bisa langsung di
konver menjadi listrik dan energinya bisa
langsung di simpan di aki.
Itu untuk satu belut. Bayangkan jika
lebih banyak belut yang digunakan. Tentu energi
listrik yang diserap juga lebih banyak. Saat ini,
teknologi untuk itu mungkin belum ada dan
belum teruji secara ilmiah. Namun ide untuk
menghasilkan listrik dari belut bukan mustahil.
Bukankah ide-ide yang mampu mengubah dunia
terkadang dianggap mustahil. Orang-orangnya
dianggap kurang waras. Kalau begitu, tak ada
salahnya menjadi kurang waras. Rm/chnl09
Pembangkit Listrik Tenaga Belut ?
211
Plazgoz
Lahir dengan k o n d i s i m i s k i n m u n g k i n s u d a h takdirku, tetapi impian untuk membersihkan l i n g k u n g a n d a n masyarakat adalah tugas bagiku karena aku adalah mahluk ciptaan-Nya. Setiap hari yang aku jalani s e b a g a i s e o r a n g pemulung memang sangat berat. Hidup d e n g a n s e r b a
keterbatasan membuatku sulit untuk melangkah maju, untuk hidup yang lebih baik. Aku tinggal di bawah kolong jembatan yang beralaskan lembaran koran. Sejak lahir aku tidak tahu mana yang namanya Ibu dan yang namanya bapak. Jadi, sudah kuputuskan jembatan ini adalah Ibuku, Ibu yang selalu melindungiku dari hujan, panas dan menjaga tidurku dari malam yang kelam. Dan sampah-sampah yang berserakan di masyarakat adalah Ayahku, Ayah yang selalu mengajariku betapa pentingnya hidup dan ayah yang selalu memberikanku uang untuk makan dan minum. Dibawah jembatan ini aku hidup bersama teman-teman yang senasip dengan diriku. Wajah-wajah polos yang mau berbuat apa saja untuk mendapatkan sesuap nasi.
Ku jalani……………….Hari-hariku……........Menjadi…………………Seorang pemulung…
Lagu ini yang selalu menemaniku ketika mencari sampah di sudut-sudut kota. Dibawah kepulan asap kendaraan yang lalu-lalang, aku melihat anak-anak sebayaku berpakaian putih
merah tergesa-gesa, seakan-akan tidak ingin melewatkan sesuatu. Oh……… rupanya hari ini tanggal 17 agustus. Kata mereka hari ini adalah hari kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan posisi tegak dan tangan hormat sambil di selingi lagu Indonesia Raya, mereka menghadap ke tiang bendera sambil berharap akan melakukan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Tetapi lain halnya dengan diriku, apa yang bisa aku berikan untuk negeri ini, paling-paling aku cuma mengumpulkan sampah. Kalau hari ini adalah hari kemerdekaan, entah kenapa aku tidak merasakannya...
Hidup ini begitu rumitSatu dan yang lain tak saling mengertiHujan air mata ku laluiTeriknya pengorbanan kurasakanKenapa hidupku seperti ini yah………
Sang matahari dari timur sudah redupDunia mulai menjadi gelap gulitaSampah-sampah bertebaran di plosok duniaBaunya menusuk jiwa-jiwa pemimpi
Sekarang jiwa itu matiMimpi kita dihiasi dengan darah dan air mata…….
Seandainya Aku pemimpin negeri iniKan kumusnakan sampah ituLalu……..Kan kuhapus air mata anak ituDan ku obati luka pengorbanan itu
Tetapi………….tetapi…………., yah……..Aku hanya seorang Pemulung.
Sebuah Cerpen Dari:Nandar Kolewora
Mahasiswa Teknik angkatan 2008 Elektro
Impian Pemulung
Kopi
212
Plazgoz
Selamat datang ditempat yang dimitoskan sebagaimata air ilmu pengetahuan…
Tapi tahu kah engkau apa itu Universitas…?Universitas adalah gudang pemberitahuan yang serba ragam tentang segala persoalan,yang mampu memilah-milahkan bagian-bagian sekaligus memberikan keseluruhan,yang siap memperdalam spesialisasinya sekaligus memperluas cakrawalanya.
Siapakah Universitas itu?Universitas adalah komunitas unggul yang tidak pernah sedetik pun terpisah dari lingkungan.Adalah para dosen yang tidak punya waktu untuk berhenti mengamati gerak zaman,yang tidak punya alasan untuk mapan dan jumud terhadap pengetahuan,yang tidak memiliki peluang sedikit pun untuk tidak melihat persoalan di sekeliling,sebab senantiasa berkarya untuk kemaslahatan dan kemajuan zaman.
Siapa Universitas?Universitas adalah Mata Bayi, yang bening dan jujur menatap setiap kebenaran dari kenyataan.Adalah Mata Orang Dewasa yang tegar, yang selalu dipertahankan untuk tidak terkatup kelopaknya, agar tetap menjadi sahabat setia dari kebenaran, meskipun itu menyakitkan.Adalah Mata Orang Tua yang Bijak, yang sesudah mengalami rintangan dan beban sepanjang jalan, menjumpai bahwa kebenaran saja yang layak dipertahankan.
Siapa Uniersitas?Universitas adalah kertas-kertas tulisan yang tersusun diatas timbangan yang adil,yang setia mengenban idealisme intelektualnya,yang senantiasa berusaha berusaha mengatasi godaan untuk menyembunyikan kebenaran dan manipulasi kenyataan.
Siapa Universitas?Universitas adalah Mahasiswa-Mahasiswi yang
senantiasa melahap persediaan informasi,yang senantiasa berusaha menemukan ilmu alam semesta dan ilmu kehidupan yang mengaturnya, lewat mulut informasi yang melimpah persediaanya.Adalah para Kader yang lebih mengutamakan pengolahan informasi dibanding dengan konsumsi-konsumsi superficial yang ampuh daya rangsangnya.Adalah para Anak Bangsa yang menginsyafi dirinya sebagai pemegang amanat kewajiban pendidikan masyarakatnya, agar hari depan bangsa yang cemerlang tidak lolos dari genggaman.Adalah Mandataris dan Pemegang Toga yang Agung, tingkah laku yang penuh kecerdasan, gengsi, prestise, serta harapan tentang cahaya terang dihari-hari depan.Tapi yang terjadi adalah berbeda,Universitas adalah tempat bagi Kutu-kutu yang lebih rajin membaca dibanding mahasiswanya.Perpustakaan bekerja amat santai, bahkan ada hari ketika perpustakaan menganggur sama sekali.Mahasiswanya hanyalah konsumen komoditas eceran di pasaran ilmu.Sebab waktu ke pasar hanya membawa kantung telinga, dan otaknya disimpan dalam almari besi.Mereka kemudian menjadi tumpukan kertas di mesin cetak,Onderdil yang ditumpuk dalam tabung-tabung, diberi minyak pelumas untuk suatu saat dipakai di mesin-mesin industri.Mereka lalu menjadi korban,Begitu banyak yang telah tereduksi cakrawala pemikirannya, pelan-pelan terbingkai kreativitasnya,Lalu terkapar menjadi suku cadang baling-baling raksasa, yang sama sekali tidak mereka pahami makhluk apa gerangan itu.“ Begitu banyak yang tidak mencintai Universitasnya, kecuali nama dan ijazah yang diberikannya.”
Sekian, Terimakasih, hari hampir Maghrib….Selamat datang adik-adik ku.
Puisi Karya:Iam Mahasiswa Teknik Angkatan 2007
post-D panjankA
Universitas
213
Gaptek
Banyak hal yang menarik dari negeri
Jepang. Salah satunya adalah ide-ide unik
yang rasanya tak pernah kering. Masih ingat
GAPTEK edisi lalu, “Agar Tinja dapat di
Makan” juga merupakan salah satu ide unik
dari negeri sakura. Untuk GAPTEK edisi kali
ini pun idenya masih berasal dari Jepang.
Salah satu produk negeri sakura yang
cukup banyak di gemari di Indonesia adalah
komik. Pada artikel kali ini kita akan
membahas fungsi lain dari komik. Ternyata,
komik bekas dapat digunakan sebagai media
tanam. Artis Jepang bernama Koshi Kawachi
telah membuktikan hal itu. Komik bekas telah
disulapnya menjadi sebuah pot. Karyanya ini
dinamakan Manga Farming , Sebuah karya
yang unik dan menarik bukan?
Untuk media tanam yang normal, kita
menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
Tanah yang telah disiapkan di masukkan ke
dalam pot. Namun untuk media tanam karya
Koshi Kawachi, kita kita hanya membutuhkan
komik bekas tanpa perlu menggunakan tanah
dan pot lagi. Caranya mudah, cari tatakan,
setumpuk komik, dan segenggam benih. Benih
lobak, basil, brokoli, atau kemangi bisa
ditanam. Tanam benih di atas komik, pastikan
mendapat siraman air, lalu taruh di tempat
yang terkena sinar matahari dan berangin.
Beberapa hari kemudian kecambah akan mulai
tumbuh.
Karya Koshi Kawachi ini juga dipajang
di Matsuzakaya department store di Nagoya.
Nah, untuk teman-teman yang ingin
menggunakan media tanam yang beda dan unik,
tidak ada salahnya mencoba menggunakan pot
komik ini. Pot ini bisa diletakkan di dalam
ruangan, baik itu di ruang tamu atau di dalam
kamar tidur. Walaupun tanpa terpapar sinar
matahari, tanaman masih dapat tumbuh dengan
b a n t u a n s i n a r b u a t a n . S e l a m a t
mencoba!(Red/Jbl/chnl09)
Komik Bekas pun disulap Menjadi Pot
Kopi
214
Studio
09 Merah Putih (Red/RM/Chnl09)
Don’t AcrossTEKNIK AREA
(Red/Zul/Chnl09)
215
Antek Corner
Lagi-lagi antek membuat gebrakan. Selasa 9 Agustus 2011, enam orang anak teknik yang
tergabung dalam UKMT Mapala 09 SMFT-UH berangkat menuju provinsi Papua untuk
menaklukkan puncak tertinggi di Indonesia,Cartens Piramid, 4884 mdpl. Pelepasan Tim Ekspedisi
EWAKO IX Mapala 09 SMFT-UH ini dilaksanakan di Lapangan Merah fakultas teknik Unhas. Hadir
pada acara ini perwakilan dari pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah kota, universitas
hasanuddin, mahasiswa teknik dan utusan dari organisasi pecinta alam se-Makassar . Ir. Nasaruddi
Salam MT mewakili Universitas Hasanuddin sangat mengapresiasi kegiatan ini. Diharapkan,
keberangkatan mahasiswa teknik ini menuju Papua dapat mengharumkan nama Unhas .ag/chnl09
Antek Menuju Puncak Indonesia
Setelah sebelumnya dilakukan pemilu raya (1-4/8), Kamis 4 Agustus 2011 Organisasi
Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (OKFT-UH) resmi memiliki pemimpin
baru. Sekira 50 mahasiswa teknik hadir dalam perhitungan suara yang dilaksanakan di Lantai dasar
gedung POMD fakultas teknik. Terpilih sebagai ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik (SMFT-UH)
adalah Therry Al Ghifary , mahasiswa jurusan teknik elektro angkatan 2007. Sedangkan ketua
Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM FT-UH) dipegang oleh Zulkarnain dari jurusan teknik mesin
angkatan 2007. Keduanya akan memimpin OKFT-UH selama periode kepengurusan
2011/2012.ag/chnl09
Pemimpin Baru OKFT-UH
Selamat Kepada!
Kanda Therry Al Ghifary E’07
Kanda Zulkarnain M’07
&
Sebagai Ketua BPM FT-UHPeriode 2011-2012
Sebagai Ketua Umum SMFT-UHPeriode 2011-2012
Perhatian ! Teknik!Mantap Menktonk Kabulampe!
We Are The Champion!
Bravo Bravo Bravo !Keep On Fighting Till The End!
Now And Forever !
Yeah !!!
Lembaga PERS Dan KepenulisanFakultas Teknik UNHAS membukaKesempatan Untuk Bergabung.
Ketentuan Umum:1)Berminat dalam bidang Jurnalistik,kepenulisan, Fotografi, dan Layout2) Suka Menantang waktu, bekerja keras,dan berdedikasi.3) Mahasiswa Teknik Angkatan 2009-2010
Ketentuan Khusus :1) Membuat Tulisan Tentang Kondisikekinian di Teknik. (Maksimal 2 LembarA4)2) Pas FOTO 4x6 2 lembar.
Formulir Dapat Diambil langsung di Terminal Redaksi Channel 09 SMFT-UHMulai tanggal 7 September#2011 sampai 14 september 2011.
“
“
“Ikatlah Ilmumu dengan tulisan”Ali Bin Abi Thalib RA
CP: Ifink 085255837294
top related