case study : the fortune at the bottom of the pyramid c. k. prahald
Post on 05-Jan-2016
76 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Casas Bahia, Cemex, E+Co & Technosol dan Voxiva
Oleh :
Kelompok II
MM USU Angkatan XXIV-2
CASE STUDY :The Fortune At The Bottom Of The
PyramidC. K. Prahald
Mengentaskan Kemiskinan sekaligus memperoleh Laba?
What defines the “Bottom of the Pyramid”?Annual per capita income (1) Population in millions
75-100
1,500 – 1,750
4,000
More than $20,000
$ 1,500 - 20,000
Less than $ 1,500
Source: U.N. World Development Reports
(1) Based on purchasing parity in US $
1. The poor are not our target customers because with our current cost structures, we cannot profitably compete for that market.
2. The poor cannot afford and have no use for the products and services sold in developed markets.
3. Only developed markets appreciate and will pay for new technology. The poor can use the previous generation of technology.
4. The bottom of the pyramid is not important to the long-term viability of our business. We can leave Tier 4 to governments and nonprofits.
5. Managers are not excited by business challenges that have a humanitarian dimension.
6. Intellectual excitement is in developed markets. It is hard to find talented managers who want to work at the bottom of the pyramid.
Source: C.K. Prahalad and Stuart L. Hart, The Fortune at the Bottom of the Pyramid, strategy + business, Issue 26
Asumsi yang salah mengenai BOP
CEMEX
Casas Bahia
e+co &Technosol
Voxiva
1990 -2004 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1%.
Casas Bahia•Dalam 50 tahun,CB berkembang dari pedagang selimut dan sprai dari rumah ke rumah menjadi rantai retail terbesar di Brazil. •Mereka menawarkan alat elektronik, mesin dan furniture bermerek yang melayani dan memenuhi kebutuhan BOP dengan harga yang murah. •CB juga memberikan kredit berdasarkan sejarah pembelanjaan daripada melihat pendapatan formal (70% customer CB adalah berpendapatan tidak tetap). Pendapatan Kotor CB lebih dari 1 milyar Dollar pertahun dan memberikan kepercayaan penuh pada konsumennya.
Casas Bahia – Model Credit
1. If merchandise costs less than R600 ($300), then no proof of income is required, only a permanent address.
2. If merchandise costs more than R600, then Casas Bahia uses its proprietary credit scoring system. Based on income (both formal and informal), occupation and
calculated expenses. Electronic scoring takes less than 1 minute.
3. If the customer is rejected by the IT system, then he or she meets a credit analyst. The analyst sizes up the person to determine trustworthiness. The analysts are considered the linchpin of Casas Bahia’s success.
4. The customer receives a credit limit. The credit limit increases when loans are paid back.
5. Loans are paid monthly. They must be paid in-person at a store. Financing accounts for about 90% of Casas Bahia’s sales.The key: a “co-created” approach to credit with
each customer.
Sebagai produsen penghasil semen nomor tiga terbesar di dunia, Cemex memutuskan untuk berpindah dari menjual material ke menjual solusi:
Dengan biaya rendah (low cost)Penjualan kreditMendesain biaya pra pembangunanMemberikan supervisi service konstruksi
kepada penduduk Mexico yang bekerja diluar negeriCemex membuat perumahan dapat dijangkau bagi BOP.
vramaswamy@eccpartnership.comfgouillart@eccpartnership.com
A win-win solution for Cemex
Microcredit : Based on solidarity of a group of at least 3
people. No collateral required. $4 credit for each $1 saved.Security of supply: Frozen prices for 70-week
periods. Warehousing services to store
materials according to customer needs.
Technical advice: Customized house growth
project for each family, phased one room at a time.
E+ Co’s adalah perusahan financing khusus untuk meningkatkan penetrasi listrik di daerah pedesaan (rural). E+ Co’s bekerjasama dengan pengusaha lokal untuk penetrasi market, seperti investasi di Technosol (Nicaragua) Teknologi Energi Listrik Generator yg dapat digunakan: Solar Photovoltaics (PV), Wind Energy, Biomass Energy, Geothermal Energy, Hydroelectricity.
VOXIVA adalah perusahaan di Peru yang membuat aplikasi informasi tentang penyakit menular (epidemiological application), dengan teknologi telekomunikasi yang murah yaitu dengan teknologi telepon biasa (voicemail system).
Voxiva meluncurkan aplikasi pertama bernama Alerta, memberikan informasi tentang penyakit menular kepada masyarakat di pedesaan Peru melalui Telepon. Alerta menghubungkan penduduk Peru terhubung dengan 135 posyandu, 53 dinas kesehatan, 34 kanwil kesehatan, Departemen kesehatan dan Menteri Kesehatan.
VOXIVA
Voxiva
ConnectivityHealthcareMicroFinanceEnergyEducation
Aspek penting pada pengembangan Pasar BOP
Fokus pada kinerja dibidang harga dan produk jasa seperti yang diterapkan oleh Casas Bahia dan Cemex, dimana perusahaan tersebut melayani pasar BOP tidak hanya tentang penurunan harga, namun juga memberikan supporting dari segi micro finance terhadap konsumen BOP.
Produk-produk yang dihasilkan harus bisa digunakan dalam lingkungan tidak bersahabat seperti yang dilakukan oleh e+Co, dimana pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan tersebut memperhatikan manfaat sosial, linkungan dan pertumbuhan ekonomi.
Inovasi mensyaratkan solusi-solusi hibrida seperti yang dilakukan oleh Voxiva dalam membangun sistem informasi di bidang kesehatan dengan mengadopsi teknologi baru, dimana solusi harga, kinerja dan perbaikan yang secara kreatif diramu dengan infrastruktur yang telah ada dan berkembang cepat.
Pengembangan produk harus berawal dari pemahaman mendalam akan fungsionalitas, seperti yang dilakukan oleh Voxiva dan E+Co dalam menciptakan produknya dengan cara mengakses calon konsumen dan mendidik mereka bagi yang tidak berpengalaman
Bentuk Prinsip Inovasi pada BOP
Peran serta organisasi pemerintah/non pemerintah terhadap keberhasilan praktek entrepeneur pada pasar BOP
Pertumbuhan Ekonomi dan Transformasi
Sosial
Transformasi Sosial: Merubah struktur masyarakat dari piramid menjadi diamond
Caranya: Merubah BOP menjadi BOP Entreupreneur Naik menjadi Middle Class
Suprastruktur: ICT (Connectivity), Health, Microfinance & Energy Meningkatkan Produktifitas
Transformasi Sosial – Tujuan Entrepeneurship pada BOP
BOP Indonesia ?
BPS menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah penduduk miskn, namun secara kualitatif belum menampakkan dampak perubahan yang nyata malahan kondisinya semakin memprihatinkan tiap tahunnya
Sumber : Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia (Analisis Ekonometri), http://wongdesmiwati.files.wordpress.com/2009/10/pertumbuhan-ekonomi-dan-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-_analisis-ekonometri_.pdf, Oktober 2009.
Data Penduduk Miskin Indonesia
InfrastrukturTransportasiIlmu PengetahuanBudayaEnergi ListrikTelekomunikasiKorupsi
Penyebab Kemiskinan di Indonesia
Pengentasan kemiskinan bersifat khusus (targetted) adalah program yang ditujukan kepada masyarakat miskin untuk mendorong daya beli.
Program itu, antara lain, Program Keluarga Harapan (PKH), Program Bantuan Langsung Tunai Bersyarat, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Upaya pengentasan Kemiskinan oleh Pemerintah RI
Micro FinanceBank BRI sebagai pelopor micro finance di IndonesiaCarefour (Kartu belanja)KUR (Kredit Usaha Rakyat)Health CarePosyanduConnectivityUSO – Telkom IndonesiaNokia Life Tools (Informasi di bidang pertanian,
berhasil di India)EnergiEducation
Praktek entrepeneurship pada BOP di Indonesia
Kebutuhan konsumen BOP begitu unik sehingga kesuksesan menembus pasar BOP menuntut inovasi khusus yang menomorsatukan kebutuhan sang miskin sebagai konsumen dan pelaku ekonomi.
Kesuksesan merengkuh konsumen-konsumen BOP ditentukan besarnya perhatian terhadap kebutuhan spesifik mereka itu, mulai dari kebutuhan kredit sampai dengan kebutuhan akan produk berkualitas dan pelayanan yang dapat dipercaya.
Aktivitas swasta di pasar BOP memberdayakan; bahwa pengusaha mendapatkan keuntungan dengan memenuhi kebutuhan sang miskin memberlanjutkan pemberdayaan ini.
KESIMPULAN
BOP adalah pasar yang potensial untuk dijajaki.Kemampuan konsumsi sang miskin harus
diberdayakan, bukan dengan amal, melainkan dengan inovasi pendanaan.
Produk dan pelayanan baru perlu diciptakan untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka.
Penting untuk tidak meremehkan harga diri dan pilihan para pelaku ekonomi BOP.
Perlu dibangun rasa percaya-apalagi mengingat begitu seringnya kepercayaan masyarakat miskin dikecewakan.
SARAN DAN REKOMENDASI
C. K. Prahalad, The Fortune at the bottom of pyramid, 2004 Balai Pusat Statistik (BPS), www.bps.go.id Kementrian Perkonomian dan Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra)
www.menkokesra.go.id Kemiskinan and peran pengusaha,
http://www.csis.or.id/scholars_opinion_view.asp?op_id=302&id=10&tab=2 , Kompas, December 19, 2004
Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia (Analisis Ekonometri), http://wongdesmiwati.files.wordpress.com/2009/10/pertumbuhan-ekonomi-dan-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-_analisis-ekonometri_.pdf, Oktober 2009.
Modul Kemiskinan, http://tobasamosirkab.bps.go.id/download/artikel/modul%20kemiskinan.ppt, Badan Pusat Statistik (BPS)
www.wikipedia.org www.voxiva.com www.casasbahia.com.br www.cemex.com http://eandco.net/
Daftar Referensi
Q & A
Sekian dan Terima Kasih
top related