buku komunikasi agribisnis (uwi) don't read it uwi
Post on 31-Jan-2016
165 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan buku
yang berjudul “ DON’T READ IT “UWI” “.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Agribisnis,
Bapak Prof. Dr. Ir. Sugianto, M.S. atas bimbingan yang
telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan
buku ini. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan
buku ini.
Harapan saya semoga buku yang berjudul “DON’T
READ IT “UWI” “ ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca, khususnya bagi pembudidaya uwi dan orang
yang bergerak dalam bidang agribisnis tanaman uwi.
Saya juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif.
Kediri, Januari 2015
Penyusun
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................. i
Daftar Isi ................................................................................. ii
Pengertian Agribibisnis dan Cangkupan System
Agribisis ................................................................................. 1
JENIS JENIS UWI ................................................................. 8
1. Uwi Beras ...................................................................... 9
2. Uwi Ungu ....................................................................... 9
3. Uwi Ulo ......................................................................... 10
4. Uwi Kelapa .................................................................. 10
5. Uwi Butul (Gembili) ................................................... 11
6. Uwi Blicik (Gembolo) ............................................... 12
7. Uwi Dewata (Tomboreso) ........................................ 14
8. Uwi Bangkulit ............................................................. 15
9. Uwi Jengking .............................................................. 15
10. Uwi Rondo Sluku .................................................... 15
Uwi Potensi Agribisnis Masa Depan ............................ 15
Klasifikasi Uwi .................................................................... 17
Aspek Histori Uwi .............................................................. 17
1. Iklim .............................................................................. 19
2. Jenis Tanah ................................................................ 21
Entisols ........................................................................ 22
Inceptisols ................................................................... 23
Alfisols ......................................................................... 24
iii
Ultisols ......................................................................... 24
Mollisols ....................................................................... 25
Vertisols ....................................................................... 26
Spodosols ................................................................... 26
Oxisols ......................................................................... 27
Aridisols ....................................................................... 27
Andisols ....................................................................... 28
Histosols ...................................................................... 28
Gelisols ........................................................................ 29
3. Persiapan Lahan ....................................................... 30
4. Penyediaan Bibit dan Pembibitan ........................ 34
5. Penanaman Tanaman Uwi ...................................... 35
6. Pengajiran ................................................................... 37
7. Pemeliharaan ............................................................. 39
8. Pemanenan ................................................................. 41
Aspek Budaya .................................................................... 42
1. Tingkepan ................................................................... 43
2. Pendirian Rumah....................................................... 45
3. Upacara Sesaji Anak Gunung Kelud.................... 45
Aspek Ekonomi .................................................................. 47
Aspek Pohon Industri ....................................................... 53
1. Cake Uwi ...................................................................... 56
2. Talam Uwi .................................................................... 57
3. Kelepon Uwi ............................................................... 58
4. Tepung Uwi ................................................................. 58
iv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 59
Biodata Penulis Buku ....................................................... 61
1
Pengertian Agribibisnis dan Cangkupan System
Agribisis
Pengertian agribisnis menurut Davis & Golberg
tahun 1957 memberikan suatu konsep dan wawasan
yang sangat dalam tentang pertanian modern
menghadapi milenium ke 3. Agribisnis merupakan suatu
sistem, bila akan dikembangkan harus terpadu dan
selaras dengan semua subsitem yang ada didalamnya.
Sedang para ahli lain seperti Downey and
Erickson (1987) menyebutkan bahwa Agribisnis adalah
kegiatan yang berhubungan dengan penanganan
komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian
dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud
dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang
ditunjang oleh kegiatan pertanian. Oleh karena itu,
Downey dan Erickson (1987) mendefinisikan agribisnis
sebagai tiga sektor secara ekonomi saling berkaitan.
Ketiga sektor agribisnis tersebut adalah (a) the input
supply sector, (b) the farm production sector, dan (c) the
product marketing sector.
2
Austin menyatakan bahwa agribisnis adalah
kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan
usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana
dan prasarana produksi pertanian, transportasi,
perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan
lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-
seratan kepada konsumen. Dalam pernyataanya
tersebut Austin lebih menitik beratkan agribisnis pada
pelayanan atau produk jadi yang diberkan pada
konsumen.
Di dalam pernyataan mengenai agribisnis yang
diungkapkan oleh Downey and Erickson mencangkup
tentang pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti
luas yang dimaksud adalah pertanian yang berupa
bercocok tanam pada lahan sawah dan perkebunan,
perternakan yang meliputi pembesaran hewan dan
pengembang biakan hewan termasuk dengan tujuan
dikonsumsi ataupun hanya dimanfaatkan bagian lainya,
perikanan yaitu sector pertanian yang membudidayakan
semua hasil laut baik ikan, ketam, tiram, bahkan kerang
mutiara untuk keperluan manusia, perhutanan yang
mencangkup semua pengolahan hasil hutan baik untuk
kertas, hitan lindung, hutan tebang tanam dll dan
pemanfaatan mikro organisme, pemanfaatan mikro
organisme ini meliputi pembuatan vaksin, pembuatan
3
enzim, atau pun penmbuatan zat pengawet dan adiktif
bagi makanan.
Seedangkan pertanian dalam arti sempit adalah
mengenai yang hanya meliputi bercocok tanam dalam
membudidayakan tanaman, baik itu disawah maupun di
perkebunan. Meskipun demikian agribisnis juga sangat
diperlukan didalam pelaksanaan pertanian dalam arti
sempit ini.
Selain itu agribisnis menurut Downey dan
Erickson agribisnis merupakan system. System
agribisnis mencangkup 3 sektor meliputi (a) the input
supply sector atau subsistem hulu, (b) the farm
production sector atau proses budidaya, dan (c) the
product marketing sector atau subsistem hilir. Namun
ada beberapa pandangan yang menyebutkan bahwa
subsistem utama tersebut membutuhkan subsistem
penunjang.
The input supply sector atau subsistem hulu,
merupakan proses awal dalam proses agribisnis.
Subsistem ini mempunyai tugas untuk menyuplai
persediaan dalam produksi. Persediaan ini dapat
disuplay oleh perorangan bahkan sampai keindustri
besar. industri-industri yang menghasilkan barang-
barang modal bagi pertanian, seperti industri
perbenihan/pembibitan, tanaman, ternak, ikan, industri
4
agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak./ikan),
industri alat dan mesin pertanian (agro-otomotif).
The farm production sector atau proses
budidaya, merupakan langkah selanjutnya untuk proses
agribisnis. Dalam subsistem ini pengalokasian dana
sepeti tenaga kerja, lahan dan teknik budidaya sangat
dibutuhkan utnuk dapat mencapai hasil yang optimal.
Kegiatan budiya dalam subsistem ini meliputi kegiatan
budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer
(usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura,
usahatani tanaman obat-obatan (biofarmaka), usaha
perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan
usaha kehutanan). Apabila dalam subsistem ini
didapaykan hasil yang baik dan berkualitas tinggi maka
akan didapatkan hasil penjualan yang tinggi pula. Dan
dari hasil ini didapatkan hasil pertanian primer.
Subsistem ketiga adalah the product marketing
sector atau subsistem hilir dalam sub system ini
pemasaran dalam hasil pertanian di tampakkan. Produk
dalam sub system ini sudah merupakan produk jadi dan
siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. Dalam
pengolahan sampai barang jadi dapat dilaksanakan oleh
perorangan, organisasi, bahkan sampai industry.
Industri-industri yang mengolah komoditi pertanian
primer menjadi olahan seperti industri
5
makanan./minuman, industri pakan, industri barang-
barang serat alam, industri farmasi, industri bio-energi
dll.
Sub system penunjang, pada subsistem
penunjang ini dapat berupa subsistem penyedia jasa.
Tugas dari subsistem ini adalah membantu atau
menyempurnakan ketiga cakupan system agribisnis
tersebut. Dengan adanya system ini maka akan
memperkuat subsistem agribisnis yang telah dijelaskan.
Sub-sistem penyedia jasa agribisnis (services for
agribusiness) seperti perkreditan, transportasi dan
pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan
ekonomi. Dengan lingkup pembangunan sistem
agribisnis tersebut, maka pembangunan industri,
pertanian dan jasa saling memperkuat dan konvergen
pada produksi produk-produk agribisnis yang dibutuhkan
pasar.
Agribisnis (Agribusiness Led Development) yakni
suatu strategi pembangunan ekonomi yang
mengintegrasikan pembangunan pertanian (termasuk
perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan) dengan
pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta
sektor-sektor jasa yang terkait di dalamnya. Dilihat dari
berbagai aspek, seperti potensi sumberdaya yang
dimiliki, arah kebijakan pembangunan nasional, potensi
6
pasar domestik dan internasional produk-produk
agribisnis, dan peta kompetisi dunia, Indonesia memiliki
prospek untuk mengembangkan sistem agribisnis.
Prospek ini secara aktual dan faktual ini didukung
oleh hal-hal sebagai berikut: Pertama, pembangunan
sistem agribisnis di Indonesia telah menjadi keputusan
politik. Rakyat melalui MPR telah memberi arah
pembangunan ekonomi sebagaimana dimuat dalam
GBHN 1999-2004 yang antara lain mengamanatkan
pembangunan keunggulan komparatif Indonesia sebagai
negara agraris dan maritim. Arahan GBHN tersebut tidak
lain adalah pembangunan sistem agribsinis.
Kedua, pembangunan sistem agribisnis juga
searah dengan amanat konstitusi yakni No. 22 tahun
1999, UU No. 25 tahun 1999 dan PP 25 tahun 2000
tentang pelaksanaan Otonomi Daaerah. Dari segi
ekonomi, esensi Otonomi Daerah adalah mempercepat
pembangunan ekonomi daerah dengan
mendayagunakan sumberdaya yang tersedia di setiap
daerah, yang tidak lain adalah sumberdaya di bidang
agribinsis. Selain itu, pada saat ini hampir seluruh
daerah struktur perekonomiannya (pembentukan PDRB,
penyerapan tenagakerja, kesempatan berusaha, eskpor)
sebagian besar (sekitar 80 persen) disumbang oleh
7
agribinsis. Karena itu, pembangunan sistem agribisnis
identik dengan pembangunan ekonomi daerah.
Ketiga, Indonesia memiliki keunggulan
komparatif (comparative advantage) dalam agribisnis.
Kita memiliki kekayaan keragaman hayati (biodivercity)
daratan dan perairan yang terbesar di dunia, lahan yang
relatif luas dan subur, dan agroklimat yang bersahabat
untuk agribisnis. Dari kekayaan sumberdaya yang kita
miliki hampir tak terbatas produk-produk agribisnis yang
dapat dihasilkan dari bumi Indoensia. Selain itu,
Indonesia saat ini memiliki sumberdaya manusia (SDM)
agribisnis, modal sosial (kelembagaan petani, local
wisdom, indegenous technologies) yang kuat dan
infrastruktur agribisnis yang relatif lengkap untuk
membangun sistem agribisnis.
Keempat, pembangunan sistem agribisnis yang
berbasis pada sumberdaya domestik (domestic
resources based, high local content) tidak memerlukan
impor dan pembiayaan eksternal (utang luar negeri)
yang besar. Hal ini sesuai dengan tuntutan
pembangunan ke depan yang menghendaki tidak lagi
menambah utang luar negeri karena utang luar negeri
Indonesia yang sudah terlalu besar.
Kelima, dalam menghadapi persaingan ekonomi
global, Indonesia tidak mungkin mampu bersaing pada
8
produk-produk yang sudah dikuasai negara maju.
Indonesia tidak mampu bersaing dalam industri otomotif,
eletronika, dll dengan negara maju seperti Jepang,
Korea Selatan. Kemampuan indonesai adalah pada
sector pertnian, salah satu potensi pertanian yang dapat
diekspor adalah yang belum banya diketahui seperti
misal tanaman uwi.
JENIS JENIS UWI
Uwi atau Dioscorea alata adalah anggota
Dioscorea yang paling banyak dijumpai di Indonesia.
Jenis ini juga telah lama dikenal oleh masyarakat
pedesaan. Uwi memiliki banyak varietas lokal dan rasa
umbinya beragam mulai dari yang tawar hingga manis.
Habitus uwi berupa perdu memanjat yang dapat
mencapai ketinggian 3-10 m. Batang bersayap 4, tidak
berbulu dan jarang berduri. Daun berbentuk bulat telur.
Umbi umumnya majemuk, bentuknya sangat beragam
dari bulat, panjang hingga menjari/bergerombol. Uwi
mempunyai daging umbi berwarna putih, ungu dan
kuning muda. Uwi dapat tumbuh di daerah dengan
ketinggian hingga 800 m. dpl, tetapi kadang-kadang
dijumpai tumbuh di ketinggian 2700 m. dpl. Beberapa
varietas lokal Uwi antara lain :
9
1. Uwi Beras
Daging umbi berwarna putih kekuningan, pada
penampang daging umbi terlihat struktur berbentuk
lonjong yang lebih pekat dan tersebar di tengah daging
umbi. Daging umbi keras, bergetah sedang, jika diremas
daging pecah seperti pasir. Amilum berbentuk triangular,
tunggal, ukuran rata-rata 26,2 ± 3,28 µm. Jika direbus
umbi ini akan enak dimakan dengan taburan garam.
Sumber: https://www.google.com
2. Uwi Ungu
Daging umbi berwarna ungu seperti ubi jalar tapi
teksturnya lebih keras, irisan segar daging umbinya
menunjukkan struktur bulat-lonjong berwarna lebih putih
yang tersebar di tengah daging umbi. Daging umbi
bergetah sedang, jika diremas daging pecah seperti
pasir. Amilum berbentuk perisai atau kipas (bulat telur
yang salah satu kutubnya rata, tunggal, ukuran rata-rata
30,0 ± 5,139 µm.
10
Sumber: https://www.google.com
3. Uwi Ulo
Daging umbi berwarna putih, irisan segar
umbinya memperlihatkan struktur bulat berwarna lebih
putih yang tersebar di tengah daging umbi. Daging umbi
keras, bergetah sedang, jika diremas daging pecah
seperti pasir. Amilum berbentuk bulat telur terbalik,
tunggal, ukuran rata-rata 31,3 ± 2,87 µm. Amilum lebih
banyak tersimpan di dalam parenkim dekat berkas
pengangkut bertipe kolateral dan tersebar.
Sumber: https://www.google.com
4. Uwi Kelapa
Nama lainnya adalah uwi payau, uwi batang
bersayap, atau uwi ubi. Berasal dari Asia Tenggara,
11
tetapi sekarang merupakan spesies yang paling tersebar
luas. Batangnya membelit ke kanan. Daunnya ovate
(bundar telur) dan tersusun saling berhadapan. Umbinya
tunggal atau jamak, bermacam
macam ukuran, bentuk dan warnanya, dan
memiliki masa dormansi yang panjang (Rubatzky dan
Yamaguci, 1998). Untuk memperoleh panen yang
maksimum, curah hujan yang baik adalah kisaran 100-
1500 mm dan ini harus terbagi rata dalam7-8 bulan.
Curah hujan dibawah 1000 mm biasanya menghambat
pertumbuhan normal (Tindal, 1983).
Sumber: https://www.google.com
5. Uwi Butul (Gembili)
Gembili atau Dioscorea esculenta, mempunyai
nama daerah uwi butul atau ubi jae. Habitus berupa
perdu memanjat, daun berbentuk ginjal, batang kuat,
bulat, berbulu halus dan berduri. Umbi bentuk bulat
12
panjang, daging berwarna putih sampai putih
kekuningan. Bunga tersusun dalam bulir berwarna hijau.
Gembili dapat tumbuh di tanah datar sampai ketinggian
700 m. dpl. Gembili adalah jenis Dioscorea yang telah
lama dibudidayakan oleh masyarakat desa meski tidak
secara massal. Umbi yang masih mentah jika dimakan
rasanya gatal, tetapi jika direbus enak dan agak lekat
seperti ketan. Daging umbi lunak namun jika diremas
hancur seperti pasir. Amilum berbentuk polihedral,
ukuran rata-rata 6,18 ± 0,933 µm, di dalam sel parenkim
amilum sebagian besar berada dalam struktur agregat.
Sumber: https://www.google.com
6. Uwi Blicik (Gembolo)
Gembolo atau Dioscorea bulbifera, mempunyai
nama daerah uwi buah, uwi blicik atau jebubug. Secara
morfologi Gembolo sangat mirip dengan Gembili. Hal ini
membuat kebanyakan masyarakat yang menanamnya
menganggap keduanya sebagai tumbuhan yang sama
13
meski secara taksonomi keduanya berbeda. Perbedaan
Gembili dan Gembolo yang paling nyata adalah dalam
hal ukuran umbinya. Umbi Gembolo bisa berkembang
sangat besar seperti ukuran bola sepak. Sementara
habitusnya berupa perdu memanjat yang dapat
mencapai ketinggian 3-10 m. Daun tunggal berbentuk
jantung, umbi berbentuk bulat, besar dengan rambut
akar yang pendek dan kasar. Daging umbi sangat
bergetah namun lunak, berwarna kekuningan dan keras,
tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1800 m.
dpl. Amilum berbentuk polihedral, ukuran rata-rata 3,36
± 0,447 µm, di dalam sel parenkim sebagian besar
berada dalam struktur agregat. Selain ditanam, Gembolo
juga masih dapat ditemukan sebagai tumbuhan liar.
Sumber: https://www.google.com
14
7. Uwi Dewata (Tomboreso)
Tomboreso atau Dioscorea pentaphylla,
mempunyai nama daerah huwi sawut, uwi mantri atau
uwi dewata. Habitus berupa perdu memanjat yang
dapat mencapai ketinggian 5-10 m. Umbi berbentuk
bulat panjang dengan serabut akar yang halus. Daging
umbi berwarna putih, kuning dan kadang-kadang terlihat
bercak ungu, tidak bergetah, keras tapi jika diremas
hancur seperti pasir. Warna daging umbi sangat cepat
berubah menjadi coklat lalu hitam setelah terkena udara
dan alkohol 70%. Daging umbi keras, jika diremas
hancur seperti pasir. Amilum berbentuk bulat telur
terbalik memanjang, tunggal, berukuran rata-rata 42,1 ±
5,494 µm. Daun majemuk dengan 3-7 helai anak daun
yang berbentuk jorong. Tomboreso tumbuh di daerah
dengan ketinggian 500-1050 m. dpl. Selain telah
dibudidayakan, Tomboreso juga dapat ditemukan
sebagai tumbuhan liar.
Sumber: https://www.google.com
15
8. Uwi Bangkulit
Dikenal juga dengan nama uwi punuk banteng
atau juga uwi sono. Umbi uwi bangkulit berwarna merah
keunguan dengan daging umbi berwarna putih.
9. Uwi Jengking
Dinamakan demikian karena bentuk umbinya
memanjang, sehingga orang harus jengking (nungging,
bahasa jawa) untuk mengambilnya. Ciri khas lain, uwi ini
selalu mempunyai umbi gantung yang disebut becicing,
yang bisa dimakan atau digunakan sebagai alat
perkembang biakan.
10. Uwi Rondo Sluku
Memiliki umbi memanjang menghujam ke dalam
tanah membentuk sudut dengan sebagian umbinya yang
masih mencuat ke atas permukaan tanah.
Uwi Potensi Agribisnis Masa Depan
Uwi (Dioscorea alata), atau dikenal dengan
sebutan uwi saja. tanman ini sudah sangat jarang di
temui pada daerah perkotaan, mengingat tanaman ini
hanya merupakan tanaman pangan khas desa, terutama
desa plosok. Ditambah lagi dengan trend beras organik
akhir-akhir ini sebagai makanan pokok yang
menyebabkan makanan ini hamper terlupakan. Padahal
16
makanan ini sangat baik untuk dikonsumsi. Sebelum
melangkah lebih jauh lagi dalam membahas tanaman
uwi ini dan umbi uwi yang berpotensi untuk prospek
agribisnis di masa mendatang, terlebih dahulu perlu
dikenalakna siapa sebenarnya uwi ini.
Uwi merupakan perdu yang memanjat dan dapat
mencapai ketinggian 3-10 m.Tumbuhan ini semusim dan
memiliki masa panen yang cukup lama yaitu 1 kali dalam
1 tahun. Tanaman dengan bunga berumah 2, tanaman
pemanjat artinya tanam ini butuh pohon atau ajir dalam
perkembangannya, sistem perakarannya serabut.
Umbinya beragam, bulat, pipih panjang, bercabang, atau
menjari.
Uwi dinamai berdasarkan bentuk umbinya. Kulit
umbi berwarna coklat hingga coklat-kehitaman. Kulit
umbi beralur kasar. Daging umbinya ada yang putih
ungu atau warna gading (putih kekuningan). Daging
umbinya berlendir. Bunganya berwarna dua macam,
yang jantan berwarna kuning/kuning kehijauan,
sementara yang betina berwarna kuning saja.
Perbungaannya majemuk, terletak di ketiak daun, bulir
jantan tersusun rapat dengan ukuran 1-3 cm, sementara
betina tidak. Panjangnya 12-50 cm, mahkotanya hijau,
panjangnya ± 2 mm. Batangnya bersayap 4, memanjat
ke kanan tapi terkadang juga keatas, tidak berduri tetapi
17
kadangkala kasar atau berbintik di bagian dasar,
batangnya menyerupai persegi dan berwarna hijau
sampai keunguan. Daunnya berbentuk bulat telur,
tunggal, berseling di bagian dasar, berhadapan dibagian
atas, agak seperti anak panah atau melonjong seperti
tombak, hijau terang atau seringkali agak keunguan.
Berukuran 15-20 cm × 10-15 cm. Bentuk pertulangannya
melengkung, dan licin.
Klasifikasi Uwi
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Dioscoreales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Spesies : Dioscorea alata
Aspek Histori Uwi
Uwi (Discorea alata) merupakan tanaman umbi
yang berasal dari daerah tropis. Aslinya berasal dari
Asia Tenggara. Lalu tersebar ke India, Semenanjung
Malaya, dan Pasifik. Selanjutnya, oleh orang Portugis
dan Spanyol dibawa ke Amerika pada tahun 1500-an.
Catatan terbaru menunjukkan, ia tersebar pula ke
18
Florida dibawa oleh tukang bunga. Ia juga
dinaturalisasikan ke utara Florida dalam jumlah banyak.
Selain itu, di selatan Florida bisa didapati di wilayah
pesisir, serta di Karibia, uwi ditanam sebagai spesies
yang penting.
Penyebaan uwi ini didukung kemudahan akses
perdagangan oleh sebagain besar Negara Eropa.
Ditambah lagi pada waktu itu sebagian besar Negara di
Asia Tenggara masih dijajah oleh bangsa Eropa. Jadi
untuk memperoleh keuntungan yang banyak, para
penjajah tersebut membawa sebagian besar hasil bumi
dari masyarakat pribumi untuk dijual dinegara lain yang
menjadi patner bisnis mereka.
Secara tidak langsung melalui merekalah
pengenalan pengenalan tanaman uwi kepada banyak
Negara. Dengan adanya perdagangan ini uwi semakin
menyebar diberbagai daerah dibelahan dunia. Namun
kembali lagi uwi merupakan tanaman tropis, sehingga
uwi tidak bisa tumbuh optimal bahkan bisa mati jika
ditanam pada daerah non tropis. Sentra produksi uwi
masih di daerah tropis, yaitu di Nigeria. Namun Negara
Indonesia juga memiliki potensi yang baik untuk menjadi
pusat produksi uwi di dunia, sebab Negara Indonesia
mempunyai iklim tropis dan mempunyai tanah yang
subur, seperti lagu yang mengatakan “Tongkat kayu dan
19
batu ditanam jadi tanaman” yang menggambarkan
bahwa tanah Indonesia memang sagat cocok untuk
pertanian.
Aspek Budidaya Uwi
Untuk budidaya uwi, sebenarnya sagatlah
mudah, namun sangat membutuhkan kesabaran dalam
budidayanya, terlebih lagi tanaman uwi hanya berbuah 1
kali dalam 1 tahun. Namun agar diperoleh hasil yang
maksimal, maka ada beberapa syarat yang harus di
penuhi. Apabila syararat untuk mencapai hasil tersebut
tidak dapat dipenuhi, maka hasil yang akan dicapai
adalah umbi uwi yang kecil dan kurang berisi. Adapun
syarat dalam budidaya uwi adalah sebagai berikut:
1. Iklim
Istilah iklim dan cuaca merupakan istilah yang
tidak asing lagi bagi kita, walaupun terkadang ada yang
rancu dalam memahaminya, namun yang pasti kedua
istilah tersebut berbeda pengertiannya. Untul lebih
jelasnya berikut ini saya sampaikan mengenai
pengertian cuaca dan iklim.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu
dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada
jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari
gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa
20
hanya beberapa jam saja dan mudah untuk diprediksi.
Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca
disebut meteorologi.
Iklim merupakan keadaan rata-rata dari cuaca di
suatu daerah dalam periode tertentu. Adapun faktor
yang mempengaruhi keadaan iklim antara lain suhu,
kelembaban, curah hujan, angin dan penyinaran
matahari. Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang
iklim disebut klimatologi.
Iklim yang berada di Indonesia terdiri dari tiga,
yaitu, iklim tropis (iklim panas), iklim musim (muson),
dan iklim laut.
Iklim Laut, Negara Indonesia adalah negara
kepulauan yang sebagian besar tanah daratan di
Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudera. Itulah
kenapa di Indonesia terdapat iklim laut. Iklim Laut sendiri
bersifat lembab dan banyak mendatangkan hujan.
Iklim Tropis (Iklim Panas). Letak Indonesia yang
berada disekitar garis khatulistiwa, mengakibatkan
Indonesia menjadi daerah tropis (panas). Iklim tropis
(panas) mengakibatkan banyak hujan.
Iklim Musim (Iklim Muson). Pengaruh angin
musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah
tahun sekali mengakibatkan terjadinya iklim ini. Di
Indonesia, angin musim terdiri atas angin musim barat
21
daya dan angin musim timur laut. Angin Musim Barat
Daya, bersifat basah, bertiup antara bulan Oktober
sampai dengan April. Biasanya, pada bulan-bulan
tersebut Indonesia mengalami musim penghujan. Angin
Musin Timur Laut, bersifat kering, bertiup antara bulan
April sampai dengan Oktober. Biasanya, pada bulan-
bulan tersebut di Indonesia mengalami musim kemarau.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa
Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk bercocok
tanam. Mengigat lagi bahwa uwi merupakan tanaman
beriklim tropis dengan demikian Indonesia memenuhi
syarat untuk tumbuh dan berkembanya tanaman uwi
secara maksimal.
2. Jenis Tanah
Di seluruh permukaan bumi terdapat aneka
macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai
yang paling subur, berwarna putih, merah, coklat,
kelabu, hitam, dengan berbagai ragam sifatnya. Untuk
mempermudah mengenal masing-masing jenis tanah
serta kemampuannya dalam usaha mempelajari dan
menggunakan tanah, perlu masing-masing jenis tanah
diberi nama.
Pemberian nama atau istilah suatu jenis tanah
dengan sendirinya berarti pula mengenal sifat
kemampuan jenis tanah tersebut, sehingga
22
memudahkan dalam memperbandingkan jenis tanah
yang satu dengan jenis tanah yang lain. Di dunia
berdasarkan klasifikasi FAO terdapat 12 jenis ordo
tanah, yang juga sering dikenal jadi jenis tanah. Jenis-
jenis tanah di Indonesia pertama kali disusun dalam
klasifikasi oleh Mohr. Kemudian Dudal dan
Soepraptohardjo menyususn klasifikasi tanah
berdasarkan sistem USDA tahun 1938. Dua belas jenis
tanah yang ada di dunia dapat digambarkan
berdasarkan profil tanah (bukaan lapisan tanah).
1.Entisols
2.Inceptisols
3.Alfisols
4.Ultisols
5.Mollisols
6.Vertisols
7.Spodosols
8.Oxisols
9.Aridisols
10.Andisols
11.Histosols
12.Gelisols
Entisols
Merupakan jenis tanah yang paling muda,
biasanya berasal dari abu vulkan dan endapan sedimen.
23
Di Indonesia tanah ini banyak terdapat di sekitar daerah
gunung berapi, biasanya ditandai dengan dominasi
pasir.
Warnanya dominan kelabu dan biasanya lapis olahnya
dangkal dan kadang sudah bertemu batuan di
bawahnya. Keunggulan jenis tanah ini secara fisik
adalah memiliki drainase dan aerasi yang baik.
Kelemahan tanah ini adalah
miskin bahan organik dan juga hara tanah khususnya
nitrogen. Pengelolaan untuk jenis tanah ini sebaiknya
perlu memperkaya bahan organiknya untuk memperbaiki
struktur tanah yang porous dan juga sebagai sumber
hara N. Disamping itu juga meminimalkan kehilangan
hara karena sifat porous tanah ini.
Inceptisols
Tanah ini sudah lebih berkembang dibandingkan
dengan Entisols.Tanah Inceptisols menyebar paling luas
dibandingkan jenis tanah lainnya, yaitu sekitar 70,5 juta
ha atau sekitar 37,5% dari luas daratan Indonesia.
Tanah ini dapat dijumpai terutama di pulau-pulau besar
seperti: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua. Yang
perlu diperhatikan pada tanah ini adalah miskin K dan
biasanya pH tanah sangat masam-agak masam.
24
Pengelolaan untuk tanah ini lebih pada memperkaya K
dan menetralkan pH tanah.
Alfisols
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum
sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah,
tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut,
konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga
agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi
sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal
dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis
bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub humid,
bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi
Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m.
Kendala tanah ini adalah miskin N, P dan bahan organik,
sehingga pengelolaannya lebih diarahkan pada
memperkaya N, P dan bahan organik.
Ultisols
Tanah ini sering dikenal dengan PMK (Podsolik
Merah Kuning). Memiliki lapisan akumulasi lempung.
Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman)
dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur
gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH
kurang dari 5.5),
25
kesuburan rendah hingga sedang, kejenuhan basa
rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir
kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah
beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari
2500 mm/tahun. Kendala tanah ini adalah selain bersifat
masam juga miskin hara. Pengelolaan lebih diarahkan
untuk meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P.
Mollisols
Tanah ini berkembang pada vegetasi padang
rumput atau lereng gunung, memiliki solum tanah yang
dangkal. Bahan induk tanah ini berasal dari batuan
kapur, sehingga kebanyakan ditemukan di daerah karst
(berkapur). Keunggulan tanah ini adalah kaya bahan
organik, struktur remah dan aerasi yang baik. Bisa
dikatakan inilah tanah yang ideal, karena secara fisik
dan kimia baik.Kendala pada tanah ini adalah topografi
yang berbukit serta solum yang dangkal. Sehingga jika
akan digunakan sebagai lahan budidaya sangat riskan
terjadinya erosi. Kalaupun untuk budidaya tanaman lebih
diarahkan sebagai tanaman tumpang sari dengan
tanaman hutan rakyat (agroforestry). Biasanya pada
tanah ini lebih diarahkan untuk hutan konservasi atau
padang rumput.
26
Vertisols
Tanah ini termasuk jenis yang unik diantara
tanah mineral yang berkembang dari batuan kapur.
Keberadaan mineral montmorilonit menyebabkan tanah
ini mampu mengembang dan mengkerut. Pada musim
penghujan akan mengembang, sementara pada musim
kemarau tanah akan kering dan retak-retak. Kaya akan
lempung, relatif memiliki pH netral sampai alkalin.
Kendala dalam budidaya tanaman adalah sifat kembang
kerut tanaman ini menyebabkan kerusakan pada
perakaran tanaman (putus), selain miskin P, karena
terikat mineral liat dan kandungan Ca yang tinggi. Jika
akan digunakan untuk budidaya tanaman sangat perlu
dipertimbangkan keberadaan irigasi.
Spodosols
Tanah ini mungkin termasuk salah satu tanah
yang kurang baik untuk budidaya tanaman pertanian.
Tingginya kandungan pasir kuarsa menyebabkan tanah
ini relatif masam dan miskin hara. Selain itu juga adanya
lapisan padas (akumulasi besi, aluminium dan bahan
organik) menjadi kendala bagi perakaran tanaman yang
sulit untuk menembusnya. Jika akan dikembangkan
untuk budidaya pertanian, maka diperlukan tanaman
yang memiliki perakaran dalam dan kuat menembus
lapisan padas, disamping itu juga memerlukan input
27
hara yang cukup tinggi. Lebih disarankan sebagai hutan
konservasi.
Oxisols
Banyak ditemukan di hutan hujan tropis,
merupakan tanah khas tropis dan termasuk yang sudah
tua. Sering dikenal sebagai tanah laterit, mengalami
pelapukan lanjut, warna merah dan kekuningan.
Termasuk tanah yang kurang subur karena didominasi
oksida-oksida besi dan aluminum serta tingginya
pelindian pada tanah ini sehingga miskin hara disamping
kapasitas tukar kation rendah. Defisiensi P sangat tinggi
karena terjadi fiksasi oleh mineral liat serta kemasaman
tanah. Untuk budidaya sangat cocok untuk tanaman
karet dan kelapa. Jika akan dibudidayakan perlu usaha
untuk menetralkan pH tanah, penambahan bahan
organik serta pemupukan P.
Aridisols
Jenis ini hanya ditemukan di daerah yang
memiliki iklim kering yang tegas, kondisi tanah lebih
banyak kekurangan air, sangat rendah kandungan
bahan organik, serta mengarah pada akumulasi garam
pada permukaan. Termasuk tanah yang tidak subur,
hanya tanaman yang toleran kekeringan dan kadar
garam tinggi yang bisa bertahan pada jenis tanah ini.
28
Andisols
Jenis tanah mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik
tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi
gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-
kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa
tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi,
permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini
berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
Termasuk tanah yang subur,biasanya dimanfaatkan
untuk persawahan terutama di pulau Jawa. Sementara
untuk tanaman lain seperti teh, tembakau, kopi, jagung
dan buah-buahan. Kendala pada tanah ini adalah
terikatnya P pada mineral tanah sehingga tidak tersedia.
Pemupukan P sangat diperlukan pada tanah ini lewat
daun sehingga tidak terikat mineral liat tanah. Tanah ini
juga tanah yang paling baik untuk budidaya uwi.
Histosols
Dikenal sebagai tanah organik (gambut), karena
hampir 80% merupakan lapisan seresah tanaman.
Kendala pada tanah ini adalah kemasaman yang
ekstrim, kelarutan Al dan Fe yang tinggi serta
keberadaan pirit. Pengelolaan pada tanah ini lebih
diarahkan bagaimana memanfaatkan gambut yang
29
dangkal dan bukan yang dalam. Juga pengolahan tanah
yang mempertimbangkan kedalaman pirit, kesalahan
dalam pengolahan tanah bisa berakibat munculnya
kemasaman ekstrim akibat oksidasi pirit. Serta upaya
untuk menetralisir kemasaman tanah untuk menciptakan
suasana ketersediaan hara.
Gelisols
Jenis tanah ini hanya terdapat pada daerah yang
memiliki iklim dingin (tundra). Kendala pada tanah ini
adalah kekurangan hara K dan Ca karena hilang akibat
kondisi temperatur yang sangat dingin. Budidaya
diarahkan pada tanaman toleran suhu rendah.
Tanah yang dapat digunakan untuk budidaya uwi
dari keduabelas jenis tanah tersebut adalah tanah
entisols, inceptisols, alfisols, ultisols, oxisols, dan
andisols. Tanah tersebut banyak mengandung unsur
hara dan bertekstur lempung berpasir, sehingga umbi
dari tanaman uwi dapat berkembang dengan baik.
Selain itu tanah tersebut juga merupakan tanah yang
sudah mempunyai kandungan unsur hara yang banyak
menyebabkan tanaman uwi tidak perlu mendapat
pemupukan yang banyak.
30
3. Persiapan Lahan
Sebelum menanam tanaman uwi, terlebih dahulu
lahan yang akan digunakan untuk menanam harus
dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 cm ×
30 cm dengan dalam 1 mata cangkul. Lubang tanam
tersebut diisi dengan pupuk kandang, kompos atau
pupuk hijau atau juga bisa mengisi dengan bahan
organik lainya. Kemudian ditutup bagian atas dari lubang
tanam tersebut dengan menggunakan pelepah pisang
setebal 5cm – 8 cm.
Dalam pengolahan lahan sebaiknya diolah
secara manual, sebab apabila diolah menggunakan
mesin dikhawatirkan akan terjadi pemadatan tanah,
pemadatan tanah tersebut dapat mengganggu
perkembangan umbi uwi. Selain itu pengolan secara
manual juga dapat lebih terperinci mengetahui tekstur
dan struktor tanah yang akan ditanami uwi, dan dengan
mudah dapat menentukan besarnya bahan organik yang
dimasukkan kedalam lubang tanam.
Bahan organik yang dimasukkan didalam lubang
tanam berupa pupuk kandang, kompos ataupun pukuk
hijau, semua itu tergantung dari minat pemilk. Selain itu
pemilik juga dapat mengunakan mulsa hitam perak
untuk mengganti pelepah pisang dalam budidaya
tanamn uwi.
31
Manfaat dari pupuk kandang (pupuk yang terbuat
dari kotoran hewan) sendiri adalah untuk menyediakan
unsur hara makro dan mikro serta mempunyai daya ikat
ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-
bahan anorganik didalam tanah, termasuk pupuk
anorganik yang diberikan pada tanah tersebut. Selain itu
pupuk kandang juga dapat memperbaiki struktur tanah,
sehingga pertumbuhan tanaman uwi bisa optimal.
Pupuk kandang yang siap untuk dijadikan isian
pada lubang tanam hasus sudah memiliki ciri dingin,
remah, wujud aslinya tidak tampak lagi dan baunya telah
berkurang. Jika belum memiliki ciri tersebut, sebaiknya
pupuk kandang jangan digunakan karena justru akan
menghambat pertumbuhan unmbi uwi atau bahkan bisa
mematikan tanaman uwi tersebut.
Pupuk kandang yang dapat diaplikasikan untuk
isian lubang tanam pada uwi bisa pupuk kandang kering
dan pupuk kandang cair. Pupuk kandang kering adalah
pupuk kandang yang sudah dikeringkan terlebih dahulu,
pengeringan pupuk kandang dengan cera pencampuran
dengan debu, lumpur kering, abu bakaran dapur dan
abu bakar sampah organik.komposisi dari pupuk
kandang organik adalah 40% pupuk kandang, 30%
debu, dan 30%lumpur kering.
32
Pupuk kandang cair, penggunaan pupuk
kandang cair untuk tanaman uwi bisa dicampur dengan
isian pupuk lain semisal pupuk hijau atau kompos, pupuk
kandang cair ini cenderung tidak memakan banyak
tempat karena pupuk ini hanya berupa cairan.
Pembuatan dari pupuk kandang cair ini dengan cara
mencampur kotoran hewan dengan air lalu
menyimpanya selama kurang lebih 4 minggu ditempat
yang terlindung dari penyinaran sinar matahari secara
langsung, biarkan mikroba didalam kotoran hewan
tersebut menguraikan unsur yang ada didalam kotoran
hewan tersebut. Untuk pengaplikasianya adalah dengan
mngguyurkan pupuk kandang cair pada lubang tanam
uwi secara langsung, namun untuk pengaplikasian
pupuk kandang cair ini mempunyai resiko yang lebih
besar dibanding dengan pupuk kandang kering, kerena
pupuk kandang ini mudah menguap dan mudah panas,
namun memiliki keunggulan cepat diserap tanaman dan
tidak memakan banyak tempat.
Disarankan untuk budidaya tanamn uwi langsung
pada lahan menggunakan pupuk kandang kering pada
lubang tanam. Namun untuk pengaplikasian budidaya
tanaman uwi denganmenggunakan tanaman muda, lebih
baik menggunakan pupuk kandang cari karena unsur
hara dapat diserap dengan cepat.
33
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari
sisa tanaman legum. Karena kemampuan tanaman
legum mengikat N udara dengan bantuan bakteri
penambat N menyebabkan kadar N dalam tanaman
relatif tinggi. Akibatnya pupuk hijau dapat diberikan
dekat waktu penanaman tanpa harus mengalami proses
pengomposan lebih dulu sebagaimana sisa-sisa
tanaman pada umumnya.Pupuk hijau merupakan pupuk
yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan. Pupuk ini cocok
untuk isian lubang tanaman uwi, karena kandungan N
yang berada pada pupuk ini dapat membantu tumbuh
dan perkembangan tanaman uwi.
Pupuk kompos adalah campuran antara sisa
tumbuhan dan kotoran hewan yang dicerna oleh cacing,
dan kotoran cacing itulah yang menjadi pupuk kompos.
Pupuk ini sangat baik digunakan sebagai isian lubang
tanam, mengingat unsur hara yang banyak terkandung
didalamnya serta pupuk ini mempunyai suhu yang
relative rendah.
Pengunaan isian pada lumbang tanam sebaiknya
dicampur antara pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk
kompos. Pencampuran ketiga jenis pupuk tersebut
sebagai isian lubang tanam yang ditnaman bersamaan
dengan benih uwi bisa menjadikan benih uwi tumbuh
secara optimal. Karena umbi uwi mendapatkan ruang
34
tumbuh dan berkembang yang optimal yang optimal
pada lubang tanam, terlebuh lagi komposisi dari lubang
tanam dengan isian ketiga bahan tersebut juga berguna
untuk memudahkan tanaman uwi dalam mencari nutrisi
dan memperbesar umbinya. Tidak hanya itu umbi uwi
dapat tumbuh mencapai 3 kg lebih jika metode ini
dijalankan dengan benar.
Penggunaan pelepah pisang dan mulsa hitam
perak pada permukaan tumbuh bertujuan untuk menjaga
kelembapan tanah dan suhu yang tepat untuk
pertumbuhan dan perkembangan umbi tanamn uwi.
Disarankan untuk penutupan lubang tanam
menggunakan pelepah pisang yang dipasang lengitari
lubang tanam mulai dari dalam lubang tanam sampai
kepermukaan dan menutupi permukaanya. Karena
dengan demikian ruang untuk tumbuh umbi uwi lebih
luas.
4. Penyediaan Bibit dan Pembibitan
Pembibitan tanamn uwi sangatlah gampang dan
juga sangat murah. Untuk penyediaan bibit cukup
dengan menggunakan umbi uwi yang sudah besar dan
sudah dipanen, kemudian umbi uwi tersbut dipotong-
potong pada setiap mata tunasnya pemotongan
dilakukan dengan panjang kira-kira 8 cm – 10 cm
dengan menggunakan pisau. Untuk 1 umbi uwi dewasa
35
dengan berat 3 kg bisa diperoleh bibit sebanyak 8 – 15
buah, tergantung dari jenis dan banyaknya mata tunas
pada uwi tersebut.
Untuk periapan penanam benih uwi yang berupa
tanaman muda, benih uwi bisa ditanam pada polybag
setelah berumur kurang lebih 3-4 MST benih tersebut
dapat dibindahkan pada lubang tanam yang sudah
disiapkan sebagaimana yang sudah dijelaskan.
Pada pembudidayaan tanaman muda pemidahan
harus dilakukan dengan hati-hati mengigat tanaman uwi
tersebut sudah merambat, pada penanaman di polybag
pengajiran cukup dengan kayu setinggi 1 meter saja,
kemudian dipindah kelahan bersamaan dengan ajirnya.
5. Penanaman Tanaman Uwi
Untuk penanaman tanaman uwi lebih baik
dilakuakan pada awal musim hujan yaitu pada bulan
Oktober atau November. Pada awal musim hujan
kelembapan udara serta pengairan untuk perkembangan
tanaman uwi mudah untuk didapat. Serta dengan
adanya air hujan yang menjaga kelembapan udara
dapat mengoptimalkan perkebangan mikroba yang
terdapat pada isian media tanam dan berakibat gizi atau
nutrisi yang dibutuhkan uwi dapat terpenuhi.
Selain itu penanaman tanaman uwi pada awal
musim hujan juga sangat membantu dalam masa
36
pemanenan, Karen umbi uwi dapat besar secara optimal
pada akhir musim kemarau. Tanaman uwi hanya dapat
dipanen 1 kali saja dan waktu panenya 1 kali dalam 1
tahun. Pada musim kemarau terutama akhir kemaru
umbi-umbian cenderung menyimpan cadangan
makananya pada umbinya.
Penanaman tanaman uwi dilakuakan dengan
meletakkan tanaman uwi kira-kira ¼ dalam lubang
tanam dan diletakkan agak kepinggir kira-kira 20 cm dari
pinggir lubang tanam, hal ini bertujuan untuk
memanipulasi perkembangan umbi uwi aga menjadi
panjang dan besar. Umbi tersebut akan berkemabng
kearah tempat yang gembur yaitu pada lubang tanam
yang kosong. Bila diletakkan pada tengah lubang tanam
umbi uwi akan menekan kearah bawah dan melebar
keluar lubang tanam, dikhawatirkan pertumbuhan uwi
kurang optimal.
Penanamn ini dapat dilakukan dengan
menerapkan 3 cara jarak tanam. Jarak tanam yang
digunakan terserah pada pemilik lahan, namun ada
baiknya untuk meninjau jenis tanah dan juga luas lahan.
Untuk lahan yang gembur dan luas serta mengiginkan
bertumpang sari dengan tanaman pohon, bisa
menggunakan jarak tanam dengan metode lubang
dengan jarak tanam yang dipakai adalah 200-300 cm
37
atau mengikuti tanaman penumpang sarian, pada
metode ini umumnya digunakan untuk tupang sari
dengan tanaman lain semisal sengon atau kapas atau
mangga dan tanamn tersebut bisa digunakan untuk
pengajiran.
Metode kedua adalah metode larikan, digunakan
pada lahan yang cukup gembur dan luas. Metode ini
tidak jauh berbeda dengan meted lubang. Namun pada
metode ini yang dibudidayakan murni tanaman uwi saja.
tanaman uwi tanam dengan pola tanam monokultur
degan jarak tanam antar lubang tanam berbeda baris
adalah sepanjang 100-130 cm. dan jarak antar lubang
dalam sebaris adalah 75-100 cm.
Metode ketiga adalah metode guludan,
digunakan pada tanah yang kurang gembur atau bisa
juga tanah yang agak keras, metode ini bertujuan
menyediakan ruang gerakatau pori-pori tanah untuk
tumbuh dan berkembanya umbi uwi pada tanah
tersebut. Cara penanaman dari metode ini adalah
dengan membuat guludan dengan jarak antara tanaman
1.7m dan jarak anatara guludan 0.75-1m.
6. Pengajiran
Pengajiran dilakkukan saat tanaman sudah mulai
menjulur atau berumur sekitar 3 MST, untk budidaya
yang memakai tanaman muda pengajiran hanya perlu
38
dengan menyambung ajir dari tanaman yang sudah
terpasang sebelumya dan disambung dengan dengan
dengan ajir baru atau cukup dirambatkan pada tanaman
pohon yang tinggi.
Ajir sebaiknya terbuat dari bambu atau kayu yang
lurus, panjang ajir bisa sekitar 5- 10 m semakin panjang
semakin bagus, tanaman uwi adalah tanaman yang
merambat untuk memperoleh sinar matahari. Jadi untuk
mendapaykan jasil yang optimal, semakin tinggi dan luas
bidang rambat tanaman uwi maka pertumbuhan uwi
akan semakiin optimal. Dan bila pertumbuhan tanamn
uwi optimal, besar kemunkinan umbi uwi yang dihasilkan
juga semakin besar.
Bila menanan tanman uwi bertumpang sari
dengan tanman pohon seperti sengon, papaya atau
kapas, itu lebih bagus lagi, karena dengan adanya
naungan tanaman pepohonan, kelemp=bapan dan
penyinaran matahari dapat terkontrol secara tidak
langusung, tanamn uwi akan terpacu tumbuh lebih cepat
dan tinggi, selain itu jika kelembapan terjaga
mikroorganisme dan organisme tanah yang hidup
dibawah pohon juga dapat membantu dalam
penyuburan tanah dan membuat umbi uwi semakin
tumbuh besar.
39
Sedan gbila menanam tanpa tumpang sari atau
dengan metode guludan atau larikan maka ajir harus
benar-benar disiapkan, karena bila tanaman uwi kurang
meramba ke atas atau kurang pengajiran maka umbi uwi
yang dihasilkan tidak optimal. Pengajiran pada metode
ini menggunakan bambu atau kayu yang lurus yang
ditancapkan didalam tanah sedalam 1m.
Disarankan dalam budidaya uwi sebaiknya
ditumpang sarikan bersama dengan pohon sengon,
kapas atau mangga. Penanaman dengan metode
lubang. Karena pada metode ini biaya untuk pengajiran
bisa diminalkan sehingga keuntungan untuk penjualan
umbi uwi bisa ditingkatkan, ditamabha lagi dengan
keuntungan dari tanaman penumpang sarian.
7. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada pada tanaman uwi berupa
pemupukan, penyiangan dan penyemprotan pestisida
(bila diperlukan). Tanman uwi tidak terlalu membutuhkan
perawatan yang rutin. Karena tanaman ini pada
pembudidayaan konvesional dibiarkan tumbuh secara
liar.
Pemupukan pada tanam uwi diberikan pada
tanaman yang berusia kira-kira 3 bulan. Pupuk
disebarkan di sekitar tanaman sedalam 5 cm. Jumlah
pupuk kandang yang diperlukan tiap hektar berkisar
40
antara 12-15 ton. Sedangkan bila dibantu dengan pupuk
buatan diperlukan urea sebanyak 112 – 135 kg atau 30
gr : 2 : 2 :3 NPK masing-masing lubang atau tiap
tanaman. Pemupukan hanya dilakukan 1 kali saja,
karena nutrisi dari isian bahan tanam dinilai masih
mampu untuk memenuhi unsur hara tanaman uwi
sampai masa panen.
Penyiangan tanaman uwi bisa dilakukan dengan
menggunakan caraa manual atau konvesional
tergantung luas lahan den kemampuan pembudidaya.
Gulma yang diambil adalah gulama yang mengganggu
dan melebihi ambang batas ekonomi, namun untuk
tanaman uwi yang bertumpang sari dengan pohon,
biasanya gulma jarang ditemui.
Pengendalian Hama dan Penyakit. Untuk
pemberantasan jenis-jenis kumbang kecil dan cacing
yang merugikan agak sulit diketahui untuk taraf awal
karena terimbun tanah, hanya akan terlihat jika tanaman
sudah mulai menguning. Untuk mencegahnya hama
menyerang ke lokasi lain hendaknya tanmaan yang
terinfeksi dibakar dan lubang-lubang diberi insektisida
dan dibiarkan terbuka.
Bintik-bintik coklat atau hitam pada daun dan
batang bisa disebabkan oleh jenis jamur Cerocospora
carbonacea, terdapat pula jenis jamur yang menyerang
41
batang dan daun. Jamur tersebut dapat diberantas
dengan menggunakan fungisida.
Pada penanaman uwi dengan metode lubang
dan tumpang sari, hama dan penyakit sagat jarang
dijumpai, karena tanman pada lahan tidak homogen.
Pada system penanaman uwi secara konvesional,
kebanyakan diterapkan metode ini namun tidak
menggunakan jarak tanam yang teratur.
8. Pemanenan
Uwi dipanen pada umur 6-12 bulan dengan masa
panen yang tergantung dari jenis uwinya. Uwi aung
dipanen sekitar 8-9 bulan, jenis-jenis yang sekerabat
dengan uwi kelapa biasanya dipanen pada usia 8-10
bulan. Ciri pohon uwi dapat dipanen adalah daunnya
yang sudah mulai menguning dan kering, keadaan
demikian biasanya terjadi pada musim kemarau. dan
juga pemanena pada musim kemarau merupakan masa
panen optimal karena uwi yang dihasilkan tanaman uwi
sangat besar pada musim ini.
Pemanenan dilakukan dengan memotong
pangkal batang dari tanaman uwi, kemudian menggali
tanam uwi dari dalam tanah secara hati-hati, bisa
menggunkan cangkul atau alat bantu lainya. Tanaman
uwi yang sudah dipanen dapat disimpan terlebih dahulu
sebelum dipanen.
42
Sebelum disimpan atau diproses uwi dibersihkan
dari kotoran-kotoran, kemudian membuang akarnya tan
tanah yang masih menempel pada uwi. Uwi dapat
disimpan setelah dikeringkan pada ruangan yang
memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak terlalu gelap.
Aspek Budaya
Tanaman uwi merupakan tanaman yang
termasuk polo pendem, pada beberapa budaya di
Indonesia polo pendem memiliki posisi sendiri untuk
mengisi upacara-upacara adat. Polo pendem ini bisa
digunakan untuk suguhan, berkatan, hantaran bahkan
sampai digunakan untuk sesaji.
Bagi masyarakat jawa sendiri polo pendem
mempunyai filosofi yang begitu melekat, berikut adalah
filosofi polo pendem bagi masyarakat jawa. Bagi
sebahagian masyarakat jawa tanah itu merupakan
sesuatu yang sangat sakral,karena dari dalam tanah
manusia bisa mengambil atau mendapat makanan
untuk hidup sehari-hari seperti umbi-umbian. Tanah
adalah melambangkan asal muasal kehidupan (
Manusia berasal /diciptakan dari tanah ) begitupun yang
namanya polo pendem juga berasal dari dalam tanah.
Mengajarkan generasi penerus agar tidak terlalu
bergantung pada satu makanan poko saja ,karena
43
yang namanya polo pendem itu sangat banyak
macamnya.dan salahsatu diantarnya dapat dijadikan
makanan pokok. Mengajarkan kepada generasi yang
akan datang agar bisa hidup lebih sederhana,artinya
hidup tidak terlalu mewah dan menghaburkan uang.
Dalam adat jawa telo memiliki filosofi yaitu “netheli
barang sing olo” artinya menanggalkan hal-hal yang
buruk, sedangkan ketela pohon atau kaspe memiliki
filosofi “karepe sepi ing pamrih” yang artinya berniat
melakukan sesuatu tanpa pamrih, dan uwi sendiri
mempunyai arti “urip tansah seng gemi” artinya hidup itu
harus hemat atau irit.
1. Tingkepan
Dalam agama islam adat jawa ada acara yang
disebut tingkepan, dan polo pendem juga digunakan
untuk tingkepan sebagai syarat berkatan dan untuk
hidangan juga. Upacara tingkepan disebut juga mitoni
berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga
upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh
bulan, dan pada kehamilan pertama. Dalam
pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil
tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman,
disertai dengan doa-doa khusus.
Yang unik dari acara tingkepan tersebut adalah
hidangan yang diberikan pada tamu undangan. Ada
44
beberapa yang khas. Diantaranya adalah : harus ada
sayuran urap-urap yang terdiri dari 7 macam sayuran,
kemudian pada kue juga harus ada 7 macam polo
pendem (bahan makanan yang asalnya ditimbun di
tanah seperti uwi, ubi, singkong, jelarut, ganyong, garut,
dan lain-lain). Ada juga kue-kue khusus yang dijadikan
perlambang harapan untuk ibu hamil seperti kue procot
(ketan yang dikukus campur santan kemudian dibungkus
memakai daun pisang yang tidak dilipat, konon menurut
sesepuh itu maksudnya adalah agar nanti bayi yang
dilahirkan bisa mrocot dalam bahasa jawa artinya mudah
keluar), kue pasung (kue yang adonannya mirip apem
atau serabi namun dibungkus daun nangka yang
dibentuk kerucut, katanya biar anak yang terlahir nanti
hidungnya bisa mancung). Ada lagi rujak dari serutan 7
macam buah-buahan seperti mentimun, belimbing,
mangga, jeruk bali, dan lain-lain, ada kepercayaan
seperti di Kediri misalnya jika rujak buatanya enak maka
anak yang lahir peremuan, namun bila rujak rasanya
kurang sedap maka ananknya laki-laki.
Dalam acara tingkepan ini, semua persyaratan
harus dilakuakn dan tidak boleh ada yang ketinggalan.
Tingkepan ini juga dipercaya bagi sebagian masyarakat
untuk keselamatan bayi didalam kandungan juga
sebagai perantara pengharrapan agar anak yang lahir
45
kelap lengkap anggota tubunya serta mempunyai akhlak
baik seperti filosofi yang sudah dibahas.
2. Pendirian Rumah
Polo pendem juga digunakan saat mau
mendirikan rumah sebagai sesaji, namun dalam budaya
islam yang masih kejawen biasanya sesaji ini diganti
dengan acara selamatan. Polo pendem diyakini
perantara dalam memberi kesalamatan bagi pemilik
rumah.
3. Upacara Sesaji Anak Gunung Kelud
Diderah Kediri polo pendem juga dimanfaatkan
dalam upacara adat. Upacara adat di daerah Kediri
berupa ritual sesaji anak gunung kelud yang dilakukan
pada gunung kelud. Pada pelaksanaan upacara adat
dibutuhkan ubo rampen atau sesaji. Sesaji merupakan
aktualisasi dari pikiran, keinginan, dan perasaan pelaku
untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Sesaji juga
merupakan wacana simbol yang digunakan sebagai
sarana untuk negosiasi spiritual kepada hal-hal gaib. Hal
ini dilakukan agar makhluk-makhluk halus di atas
kekuatan manusia tidak mengganggu. Dengan
pemberian makan secara simbolik kepada roh halus,
diharapkan roh tersebut akan jinak, dan mau membantu
hidup manusia.
46
Gunung Kelud merupakan salah satu Gunung
berapi di Jawa Timur yang memiliki upacara adat karena
kepercayaan masyarakat yang begitu kuat terhadap
kekuatan gaibnya. Setiap tahunnya di Gunung Kelud
diadakan upacara adat yang disebut dengan ritual
sesaji. Acara ini merupakan tradisi tahunan yang ada
sejak zaman nenek moyang dan diwariskan kepada
generasi penerus untuk dilestarikan.
Asal usul upacara adat ritual adalah dari sejarah
terjadinya kawah Gunung Kelud. Masyarakat sekitar
Gunung Kelud secara turun temurun mengadakan
upacara adat ritual yang dahulunya disebut larung sesaji
Gunung Kelud dan kini menjadi upacara adat ritual
sesaji Anak Gunung Kelud.
Dalam acara ini terdapat salah satu sesajen yang
disebut keleman, kaleman adalah simbol keselamatan
dalam bercocok tanam. Penggunaan keleman bertujuan
agar tanaman tidak diganggu hama dan untuk
memberitahu among tani (sosok yang dipercaya
menjaga tanam dan merawat tanaman). Perlengkapan
keleman terdiri dari dua macam, yaitu polo gemandul
dan polo pendem yang dikukus. Polo gemandul yaitu
kacang panjang, pisang rebus, dan waluh. Polo pendem
yaitu kacang tanah, garut, ketela rambat, ganyong,
gothe, uwi, ketela pohon.
47
Aspek Ekonomi
Dalam budidaya tanam uwi tentunya hal yang
paling diinginkan adalah adanya profit bagi pembudidaya
itu sendiri, namun apabila budidaya tanaman uwi ini
tidak dilakukan dengan benar dan pemasaran tanaman
uwi ini juga masih sembarang bukan profit yang akan
didapatkan namun malah kergian yang akan di peroleh.
Profit ialah Laba / keuntungan. Dalam melakukan
budidaya tanaman uwi pasti terdapat motif ekonomi.
Apapun kegiatannya budidaya tanaman uwi tau
budidaya tanaman lain pasti semuanya menginginkan
keuntungan. Prinsip dasar yang biasanya dipakai adalah
modal yang digunakan haruslah kembali penuh
ditambah lagi dengan untung yang dicapai.
Jika seorang produsen/ pembudidaya mengerti
apa selera pasar yang sedang disenangi maka
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih banyak akan bisa terwujud. Tentu saja unutk
meningkatkan keuntungan produk uwi perlu diolah
sesuai dengan trend dan minad konsumen. Terlebih lagi
bila terdapat produsen/ pembudidaya yang bisa
memprediksi keinginan, kebutuhan dan selera
masyarakat, ia juga bisa menahan suatu barang yang
memang sangat dicari oleh konsumen dan
menjadikannya barang yang langka, hal ini akan
48
membuat harga menjadi naik, dan keuntungan bisa
dicapai lebih banyak.
Pengertian profit sendiri adalah keuntungan atau
nilai lebih yang diperoleh oleh pelaku ekonomi dari hasil
penjualan setelah dikurangi modal dan biaya produksi
lainnya.
Untuk tanaman uwi yang dipanen hanya 1 kali
dalam 1 tahun biasanya mempunyai banyak peminat,
terutama untuk acara adat. Harga umbi uwi bila dijual
pada pedesaan tanpa adanya pengolahan yang artinya
masih mentah per kg uwi mempunyai arga Rp. 8.000,-
sedang kita mengetahui bahwa bila uwi dibudidayan
dengan benar akan mempunyai umbi seberata rata-rata
3 kg dan setiap tanaman uwi mampu memproduksi umbi
uwi rata-rata 2-3 umbi. Bila pola tanam yang digunakan
adalah metode larikan maka dalam 1 ha lauas lahan
akan terdapat tanaman uwi sebanyak 10.000 m2 ÷ 0,75
m2 = 13.333 tanaman uwi. Dengan produksi umbi uwi
angap saja 2 buah maka ana didapatkan umbi uwi
sebnayak 26.666.Dengan berat masing-masing uwi
adalah 3 kg maka berat total yang akan didapat adalah
26.666 × 3 kg = sekitar 80.000kg atau 80 ton. Dan bila
dikalikan dengan harga uwi pada daerah desa akan
diperoleh pendapatan sebesar 80.000 × 8000 =
Rp.640.000.000. jadi dalam satu kali panen atau dalam
49
waktu rata-rata satu tahun pembudidaya uwi yang
membudidayakan uwi dengan benar akan memperoleh
pendapatan sebesar 640 juta/tahun atau Rp 53.333.000/
bulan jika pendapatan itu dibuat untuk setiap bulan.
Bayangkan jika tanaman uwi tersebut dipasarkan
pada tempat strategis semisal di daerah beberapa kota
yang berpotensi untuk penjualan komoditas uwi ini.
Harga uwi di perkotaan rata-rata adalah Rp.15.000,-.
Sebagai mana kita tahu bahwa dalam 1 ha bisa
menghasilkan uwi sebanyak 80 ton bila jumlah tersebut
dikalikan dengan harga uwi pada tingkat perkotaan akan
didapatkan jumlah sebesar 80.000 × 15.000= Rp.
1.200.000.000,- atau 1,2 m/ tahun untuk pendapatan
pembudidaya tanaman uwi yang menjual umbi uwinya
ke kota. Dan bila dibuat pendapatan perbulan, maka
akan dihasilkan pendapatan perbulan adalah 100
jt/bulan.
Seperti yang telah dipaparkan bahwa
pembudidaya tanaman uwi bisa menjadi jutawan pada
sitiap panennya, namun hal tersebut masih mempunyai
masalah, yaitu pemasaran. Kebanyakan produksi uwi
secara konvesional mengkonsumsi sendiri hasil atau
hanya dijual pada pasar setempat, hal seperti itu dapat
dimaklumi karena produksi uwi hanya sebagai selingan
dan dalam jumlah sedikit. Namun bila pembudidaya
50
hanya berkonsentrasi pada tanaman uwi masalah
pemasaran akan dijumpai, terlebih tanaman uwi ini
mempunyai peminat yang sangat sedikit di Indonesia.
Masalah pemasaran tak ayal akan memberi
paradigma yang buruk pagi para petani dan
pembudidaya tanaman uwi untuk lebih mengembangkan
usaha tani pada tanaman uwi tersebut. Bila kita sadar,
tanaman uwi ini bisa kita jadikan sebagai prospek
agribisnis yang kompeten sebagai komoditas unggulan.
Namun dalam hal ini peran serta pemerintah sangat
diperlukan.
Cara pertama dalam mengatasi permasalahan
pemasaran tanaman uwi adalah dengan adanya promosi
produk uwi. Dalam agribisnis terutama saat pemasaran,
promosi merupakan hal yang sangat penting. Promosi
adalah segala macam bentuk komunikasi persuasi yang
dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang
produk atau jasa dan untuk memengaruhi mereka agar
membeli barang atau jasa tersebut yang mencakup
publisitas, penjualan perorangan dan periklanan.
Dalam hal ini agribisni pada subsistem hilir akan
sangat berperan. Peran tersebut data berupa
mempromosikan uwi mulai dari dalam negri sampai
keluar negri. Namun tidak usah terlalu khawatir bagi
para pembudidaya tanaman uwi karena beberapa
51
Negara seperti Jepang, Korea, Cina, dan juga beberapa
Negara di Eropa juga sudah mengenal umbi uwi dan
menjadikanya sebagai salah satu alternative tanaman
pangan. Jadi prospek agribisnis tanaman uwi ini untuk
ekspor sudah terbuka luas.
Cara yang kedua adalah pengemasan.
Pengemasan. Packaging (pengemasan) merupakan
wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi
produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,
getaran). Di samping itu pacaging (pengemasan)
berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan
atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk
yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan
dan distribusi.
Dari segi promosi wadah atau pembungkus
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.
Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan
perlu diperhatikan dalam perencanaannya. Selain itu
kemasan juga dapat digunakan untuk menambah harga
barang, bila umbi uwi dicucibersih dan dikemas dengan
baik dan semenarik mungkin, bisa jadi 1 kg umbi uwi
dapat dijual dengan harga mencapai Rp. 30.000,-
bahkan bisa lebih. Bayangkan keuntungan yang
52
diperoleh bila semua produksi uwi seluas 1 ha yang
mempunyai berat 80 ton dikemas dengan baik dan
semenarik mungkin, semakin besar pula tentunya
pendapatan para pembudidaya uwi dan juga orang yang
bergerak pada bidang agribisnis uwi ini akan semakin
besar, bahkan dalam 1 tahun bisa mencapai lebih dari 1
milyar Rupiah.
Cara yang ketiga adalah memperioritaskan uwi
sebagai komoditi ekspor. Sebagaimana kita tahu bahwa
peminat uwi didalam Negeri sagatlah sedikit. Namun
peminat uwi diluar Negeri bisa dibilang cukup banyak.
Daripada memusatkan penjualan uwi didalam negri, ada
baiknya produk uwi diekspor keluar Negeri. Negara
peminat umbi uwi meliputi Negara seperti Jepang,
Korea, Cina, beberapa Negara di Eropa seperti Belanda,
Itali, Swedia, dan Negara Amerika Serikat.
Di luar Negeri Umbi Uwi lebih dikenal dengan
nama Yam. Yang berperan disini bukan lagi
pembudidaya, namun orang-orang yang bergrak pada
bidang agribisnis. Keuntungan yang diperoleh bagi para
pelaku agribisnis umbi uwi ini sagat besar mengigat
harga uwi didalam negri sudah sagat baik. Sehingga
dapat dikatakan bahwa agribisnis uwi mempunyai
potensi yang sangat menjajikan di dunia pengeksporan.
53
Cara yang keempat untuk pemasaran uwi adalah
dengan menentukan pasar tujuan. Bagi pelaku agribisnis
umbi uwi yang memasarkan produk mereka di pasar
dalam Negeri ada baiknya untuk melihat konsumen
terlebih dahulu. Masayarakat Indonesia belum mengenal
dan masih jarang yang tertarik dengan umbi uwi. Namun
bila kita memperkenalkan pada turis asing atau turis
domestic pada kawasan wisata terkenal, maka besar
kemungkinan mereka akan lebih tertarik untuk
membelinya. Namun tentunya uwi yang dijual pada
daerah pasar ini harus berkualitas tinggi dan mempunyai
kemasan yang menarik minat konsumen.
Apabila turis baik domestic atau asing jatuh cinta
terhadap cita rasa umbi uwi, maka mereka akan
melakukan pembelian ulang. Dengan adanya pembelian
ulang tersebut, lambat laun uwi diharapkan akan dikenal
banyak kalangan di seluruh penjuru dunia, dan kesulitan
dalam memasarkan uwi akan teratasi.
Aspek Pohon Industri
Sebagai seorang pengusaha agribisnis yang
menggunakan uwi sebagai komoditi utamanya, tentunya
tidak akan puas hanya dengan menjual berupa umbi
saja. sebagai pengusaha agribisnis yang kreatif pastilah
terpikirkan untuk menjadikan tanaman uwi ini dari
54
produduk mentah ke produk olahan yang sedang trend
dikalangan masyarakat dan lebih mudah diterima oleh
masyarakat luas. Dengan adanya pengolahan ini,
diharapkan pertambahan nilai dari umbi uwi ini sagat
besar.
Untuk jenis uwi yang tidak mengandung racun
seperti Dioscorea alata dan Dioscorea aculeata, dapat
disimpan dalam bentuk potongan-potongan kering atau
dalam bentuk tepung. Untuk uwi memiliki kadar racun
yang tinggi umbinya tidak dapat dimakan langsung,
tetapi perlu pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
dengan cara pemberian abu atau kapur.
Lengkah-langkah sebagai berikur: umbi
dibersihkan dari tanah kemudian dikupas dan diiris. Hasl
irisan tersebut kemudian dicampur dengan abu.
Pencampuran ini dilakukan pada keranjang yang
beranjam jarang. Lalu campuran diinjak-injak sampai
keluar cairan yang mengandung racun. Selanjutnya uwi
diperam selama 2 x 24 jam dan hasil peraman tersebut
dijemur sampai kering. Uwi yang telah kering kemudian
dicuci kembali untuk dikonsumsi.
Bertujuan untuk melakuakan pengolahn umbi uwi
lebih lanjut, sebagi pelaku agribisnis yang baik dan
benar, perlu untuk mengetahui kandungan Gizi dari
tanaman uwi ini. Agar pada waktu pegolahan umbi uwi
55
menjadi makan olahan atau produk lain, gizi yang
terkandung didalamnya tidak ikut rusak atau dapat
diminimalisir kerusakanya. Dengan terjaganya nilai gizi
dari olahan umbi ini konsumen tidak akan dirugikan.
Dampak lebih jauh lagi bila konsumen sudah
mengetahui kandungan gizi dari umbi uwi ini, besar
kemungkinan masarakat akan merubah pola konsumsi
mereka dari konsumsi beras menjadi konsumsi makanan
olhan atau produk olahan dengan bahan dasar umbi uwi.
Berikut adalah table nilai gizi umbi uwi per 100 g.
Memang tidak mudah untuk dapat menjadikan
umbi uwi yang mejadi produk olahan. Mengigat bahwa
umbi uwi merupakan makanan yang kurang popular di
masyarakat Indonesia. Namun bukan berarti tidak
mudah itu menjadi mustahil, “Jika ada kemauan pasti
ada jalan” begitu kata pepatah yang memberi harapan
56
bahwa uwi dapat diolah menjadi produk olahan. Berikut
ini akan dipaparkan beberpa produk olahan uwi dalam
sekala kecil, yang berpotensi dapat dikembangkan
menjadi industri baik sekala kecil maupun besar serata
UMKM di Indonesia.
1. Cake Uwi
Ceke uwi merupakan salah satu bentuk cake
yang mungkin sudah akrab di sebagian kalangan
masyarakat di Indonesia khususnya kalangan umumnya
menengah keatas. Bentuk caka ini tidak berbeda dengan
cake pada umumnya. Sehingga melalui penggunaan
bahan baku uwi yang murah cake tersebut dapat lebih
memasyarakat.
Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah 500 gr
uwi yang sudah direbus dan diulek atau digiling sampai
halus: 50 cc susu; 200 gr mentega cair: 200 gr gula
pasir; 5 butir telur ayam; 200 gr terigu, gilingan/lumpang,
loyang, kompor, mixer, dan oven.
Uwi halus dicampur dengan susu sampai rata
kemudian telur dikocok dengan gula sampai
mengembang; lalu uwi dimasukkan ke dalam kocokan
telur, diaduk sampai rata sambil ditambahkan terigu
sedikit demi sedikit sampai habis; terakhir cairan
mentega cair dimasukkan dan diaduk sampai rata.
Selanjutnya loyang disiapkan dengan diolesi mentega
57
dan ditaburi terigu sesudah itu adonan dituangkan ke
dala loyang; kemudian dipanggang selama kurang lebih
dari 30 menit di atas api sedang; adonan diangkat dari
oven kemudian didinginkan.
2. Talam Uwi
Talam ini merupakan talam dengan bahan baku
alternatif dari uwi. Bentuk makanan ini diharapkan dapat
meningkatkan penggunaan uwi di kalangan masyarakat
Indonesia tanpa mengurangi gizinya.
Bahan dan alat yang diperlukan adalah 1 kg uwi
yang telah direbus dan diulek atau digiling sampai halus;
1 gelas gula pasir; 1 gelas sgu; 1 ons mentega cair 4
butir telur ayam; 50 lembar daun suji ditumbuk; 1 butir
kelapa parut diambil santannya sebanyak 2 gelas,
lumpang gelas belimbing, mixer, loyang, dandang,
komporku, kukusan
Dua gelas santan dicampur dengan daun suji
yang telah ditumbuk halus kemudian disaring dan
diambil airnya; uwi dicampur dengan gula pasir, sagu
dan telutr, campuran diaduk sampai rata dan air daun
suji dituang sedikit demi sedikit, demikian pula mentega
cair, adonan diaduk sampai rata; loyang atau cetakan
disiapkan (diolesi dengan mentega); adonan
dimasukkan ke dalamnya dan dikukus selama 45-60
menit; loyang dari kukusan dan didinginkan.
58
3. Kelepon Uwi
Kelepon merupakan makanan khas Jawa dan
termasuk salah satu jajan pasar yang sekarang ini
dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Penggunaan uwi sebagai pengganti tepung terigu tidak
mengurangi rasa dari kelepon yang asli atau yang sudah
lebih dahulu dikenal.
Satu kg uwi yang telah dikukus dan dihaluskan; 1
butir kelapa parut dan campurkan dengan sedikit garam
; 1 kg gula merah diiris halus; 1 gelas sagu ¾ gelas air
perasan dari 50 lembar daun suji, gilingan, gelas
belimbing; dandang, pisau, panci.
Didihkan air dalam panci, kemudian uwi dengan
sagu dicampur, air suji dituangkan sedikit demi sedikit
sampai rata; adonan dibentuk bulatan-bulatan sedang
dan tengahnya diberi gula merah; bulatan-bulatan
tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih, setelah
mengapung bulatan diangkat dan dimasukkan ke dalam
air dingin dan ditiriskan, kue yang telah digulingkan ke
dalam parutan kelapa dan siap dihidangkan.
4. Tepung Uwi
Uwi dalam bentuk tepung ini mempunyai prospek
yang baik untuk dikembangkan karena tepung uwi dapat
digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan
tradisional maupun modern.
59
Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah uwi
segar, mangkuk, pisau, alas/talenan, gilingan, dan
saringan/ayakan.
Uwi dikupas, dibersihkan kemudian diiris setebal
2-3 mm. Irisan uwi kemudian dijemur sampai kadar air
10% selama 7 jam. Setelah itu digiling dan di ayak (100
mesh).
Jika uwi sudah diolah menjadi tepung, maka uwi
dapat diolah menjadi berbagai macam makanan lagi,
yang tentunya lebih memiliki nilai jual yang tinggi.
Beberapa makanan yang dapat dibuat dari tepung uwi
adalah mie uwi, brownis uwi, dan masih banyak lagi
olahan dari tepung uwi yang dapat dijadikan sebagai
makanan yang tentunya enak, terjangkau bagi
masayarakat dan dapat lebih diterima untuk
masayarakat Indonesia.
59
DAFTAR PUSTAKA
Annisaul Dzikrun Ni ‘mah, Dwi Sulistyorini, Musthofa Kamal. 2012. Makna Simbolik Ritual Sesaji Anak Gunung Kelud.Malang: Universitas Negri Malang
Austin,J.E 1981. Agroindustrial Project Analysis. Baltimore and London: The John Hopkins. Univ.Press. Manajemen Agribisnis: Ghalia Indonesia.
Catur Herison, Edhi Turmudi dan Merakati Handajaningsih. 2010. Studi Kekerabatan Genetik Aksesi Uwi (Dioscorea Sp) Yang Dikoleksi Dari Beberapa Daerah Di Pulau Jawa Dan Sumatera. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Davis ,H.H.and R.A Goldberg.1987. A Concept of Agribusiness. Boston: Graduate school of business, Havard University. Manajemen Agribisnis: Ghalia Indonesia.
Downey ,W. D. Dan S.P. Erickson 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi ke2.Terjemahan R . Ghanda S . Dan A.Sirait. Jakarta : Erlangga.
Endraswara, S. 2003. Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa. Jogjakarta: Narasi.
Endraswara, S. 2003a. Falsafah Hidup Jawa.Tangerang: Cakrawala.
FAO. 1994. Tropical Root and Uber Crops; Production, prespectives and Future Prospects.FAO. Rome.
Gabby Lionora, Dian Retno Sari Dewi, Dini Endah Setyo Rahaju. 2013. Analisis Kelayakan Bisnis Kue Muffin Dari Tepung Uwi. Universitas Widya Mandala: Surabaya.
Hadisutrisno, B. 2009. Islam Kejawen. Yogyakarta: Eule Book.
Lingga, P., B. Sarwono, F. Rahardi, P. C. Rahardja, J. J. Afriastini, R. Wudianto dan W. H. Apriadji. 1986. Bertanam ubi-ubian. Penebar Swadaya, Jakarta
60
Malhotra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran. Edisi Keempat. Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Orkwor, G.C. and I.J. Ekanayake. 1998. Growth and development. In: Orkwor GC, Asiedu R, Ekanayake IJ, Eds. Food yams: advances in research. Nigeria: NRCRI and IITA Ibadan, 39–62.
Peter J. Paul dan Jerry C. olson. 1996. Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Pursegllove, J. W. 1972. Tropical Crops; Monoctyledons. Longman. UK. Tropical Product Institute. 1973. Root Crops. The Tropical Product Institute. London.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sastrapradja, Setijati; Soetjipto, Niniek Woelijarni; Danimihardja, Sarkat; Soejono, Rukmini (1981). Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi:Ubi-Ubian 7:103. Jakarta:LBN – LIPI bekerja sama dengan Balai Pustaka.
Suyono, C. R. P. 2009. Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis. Yogyakarta: Lkis.
Zannou, A., 2006. Socio-economic, agronomic and molecular analysis of yam and cowpea diversity in the Guinea-Sudan transition zone of Benin. PhD Thesis Wageningen University, Wageningen, The Netherlands. With summaries in English, French and Dutch.
61
Biodata Penulis Buku
Nama saya Muhamad Arif
Hidayatullah tapi biasanya rekan
saya memanggila saya dengan
sebutan Arif atau Ipin. Saya sekarang
adalah mahasisawa semester 3 di
Universitas Brawijaya Fakultas
Pertanian pada program studi
Agribisnis, itulah mengapa saya
menulis buku tentang potensi
agribisnis uwi ini yang saya beri judul DON’T READ IT
“UWI".
Saya mengawali perjalanan sebagai pencari ilmu
di SDN Ngebrak I di kabupaten Kediri, kemudian
melanjutkan di MTsN Purwoasri di kabupaten Kediri.
Selepas di MTSN saya mencoba peruntungan di SMA 7
Kota Kediri, dimana waktu itu sagant sulit masuk ke
sekolah tersebut. Selepas dari SMA saya melanjutkan di
Universitas Brawijaya dengan Program studi Agribisnis.
Mengenai buku yang saya buat, saya
menghabiskan waktu yang banyak untukmenyusun buku
ini. Dan kesulitan dalam menyusun buku ini terletak
pada refrensinya. Sangat sedikit refrensi tanaman uwi
yang berbahasa Indonesia atau kebanyakan refrensi
yang saya dapat justru berasal dari luar Negeri yang
memakai Bahasa inggris. Namun saya tetap berusaha
dengan keras meski Bahasa inggris saya masih pas-
pasan tidak menghalagi saya menyelesaikan buku ini.
Mengenai judul buku ini “ DON’T READ IT “UWI”
“ sebenarnya dari judul itu saya ingin menyampaikan
pesan bahwa buku ini bukan hanya sebagai bahan
bacaan. Namun apa yang didapat dari buku ini dapat
dipraktikan di kehidupan nyata. Don’t only READ IT but
you must DO IT.
top related