budidaya bawang merah dengan biji ( =...
Post on 06-Feb-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 65
Budidaya Bawang Merah Dengan Biji ( = TSS)
Penanaman bawang merah dengan biji (TSS) merupakan cara alternatif yang potensial untuk dikembangkan. Keung-gulannya dibandingkan cara penanaman
dengan umbi adalah:1. Jumlah benih yang diperlukan hanya
3 kg/ha2. Potensi hasil tinggi, yaitu 24 t /ha
(varietas Menteng dan Maja)3. Bebas penyakit tular umbi
daripada benih dalam bentuk umbiStatus:
Ditawarkan untuk komersialisasi
Pengendalian Hama Pengorok Daun pada Tanaman Kentang
Hama pengorok daun dapat menyebab-kan kehilangan hasil pada tanaman ken-tang sebesar 34-45%. Langkah-langkah
pengendalian secara terpadu yang dapatdilakukan adalah:
1. Penggunaan mulsa plastik dengan tinggi guludan 40 cm
2. Pemanfaatan musuh alami , yang mampu
menekan serangga hama sampai dengan 97,52%
3. Perangkap likat warna kuning khususnya untuk imago lalat pengorok
daun sekaligus sebagai alat pantau perkembangan populasi hama tersebut
4. Insektisida selektif, baik insektisida sistemik maupun biorasional
5. Varietas resistenStatus:
Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
TEKNOLOGITanaman Sayuran
66 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan suatu strategi atau model pengelolaan tanaman dalam peningkatan produksi tanaman cabai merah melalui integrasi teknologi yang memiliki efek sinergisme. PTT pada prinsipnya merupakan suatu upaya mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dan memanfaatkan teknologi pertanian. Pengembangan model PTT merupakan salah satu alternatif upaya terobosan dalam meningkatkan produksi cabai merah di masa mendatang. Melalui penerapan teknologi PTT tersebut para petani cabai merah dapat menghemat penggunaan input produksi seperti pupuk dan pestisida dan dapat meningkatkan pendapatan petani
Status:Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Cabai Merah
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 67
Sistem produksi paprika ( var. Grossum) di rumah plastik
Paprika ( var. Grossum) merupakan salah satu jenis sayuran yang dibudidayakan di bawah naungan ( ). Di negara-negara tropis seperti Indonesia, teknik masih harus dikembangkan. Petani di Indonesia menggunakan struktur bangunan rumah plastik yang sederhana untuk produksi sayuran tersebut. Pada beberapa tahun belakangan ini, di Indonesia terdapat peningkatan permintaan sayuran yang diproduksi di rumah plastik. Kualitas produk sayuran yang dihasilkan dari rumah plastik lebih baik daripada yang dihasilkan di lahan terbuka. Ini merupakan penyebab meningkatnya permintaan sayuran yang diproduksi di rumah plastik. Permintaan paprika juga meningkat terus, baik permintaan pasar lokal maupun untuk pasar ekspor. Pada saat ini, paprika dari Indonesia di ekspor ke Singapura. Pada umumnya, tanaman paprika yang dibudidayakan di rumah plastik menggunakan kultivar indeterminate dimana tanaman secara bertahap dan terus menerus tumbuh dan berkembang membentuk daun, batang, bunga, dan buah yang baru. Kultivar indeterminate memerlukan pemangkasan ( ) untuk mempertahankan pertumbuhannya. Dalam rangka untuk mengoptimalkan hasil tanaman paprika pada budidaya tanaman paprika di bawah naungan, keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif ( daun dan batang) dan generatif (bunga dan buah) harus dipelihara dan dipertahankan.
Rumah plastik Rumah plastik yang terbuat dari bambu merupakan rumah plastik yang umum digunakan oleh petani di Indonesia. Rumah plastik dari bambu selain harganya relatif murah, material bambu mudah didapat di hampir semua daerah. Namun demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi rumah plastik bambu dengan konstruksi yang berat banyak mengurangi cahaya matahari yang penting untuk tanaman paprika. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) telah mempekenalkan rumah plastik yang terbuat dari kayu dan metal, dimana rata-rata rumah plastik kombinasi kayu dan metal dapat mengintersepsi cahaya matahari 20% lebih tinggi daripada rumah plastik bambu. Adanya perbedaan dalam intersepsi cahaya matahari di dalam masing-masing rumah plastik menyebabkan adanya perbedaan hasil panen paprika dan bobot buah serta jumlah buah per tanaman. Hasil buah paprika yang ditanam di rumah plastik kombinasi kayu dan metal lebih tinggi daripada yang ditanam di rumah plastik bambu.
68 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Budidaya paprika
Sebelum tanaman paprika ditanam di rumah plastik, benih atau biji paprika perlu disemai terlebih dahulu. Penyemaian benih paprika dapat dilakukan di baki persemaian dengan menggunakan arang sekam atau . Biasanya benih paprika berkecambah pada umur sekitar 7 hari setelah semai yang ditandai dengan tumbuhnya tunas pada lembaga. Pada umur 12-15 hari setelah semai, bibit semaian dipindahkan ke polybag kecil dengan ukuran diameter 15 cm. Bibit semaian dapat juga dipindahkan langsung ke polybag yang besar dengan ukuran diameter 30 cm untuk kemudian ditanam langsung di rumah plastik. Tanaman semaian paprika dapat dipindahkan dan ditanam di rumah plastik setelah mempunyai dua daun atau sekitar 6 minggu setelah semai. Jarak tanam antara polybag 1,2 x 0,4 m. Media tanam yang umum digunakan adalah arang sekam. Dalam sistem penanaman paprika, penggunaan air di integrasikan dengan penggunaan nutrisi atau pupuk. Nutrisi tanaman paprika sudah tersedia di pasaran dalam bentuk paket yang terdiri dari dua campuran pupuk yaitu A dan B sehingga sering disebut juga AB . Nilai EC yang digunakan untuk tanaman paprika tergantung pada tingkat pertumbuhannya. Tanaman kecil, biasanya diberi EC 1,5 dan mulai membesar diberi EC 1,9. Bila lebih besar lagi, diberi EC 1,8-2 atau lebih tinggi lagi. Untuk tanaman paprika, sering ditingkatkan menjadi 2,0-2,1. pH optimum larutan nutrisi 5,5-6,0. Periode pertumbuhan tanaman paprika pada umumnya mencapai 8 bulan. Panen tanaman paprika sebaiknya dilakukan pada saat kematangan buah mencapai 90%. Status : Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 69
merupakan cendawan dan dapat bertahan lama dalam bentuk spora di dalam tanah.
Rotasi tanaman dalam waktu 1 tahun (selang 3 kali periode tanam) dengan tanaman bukan Brasicaceae dapat mengurangi populasi penyakit akar gada.
Penyebaran dapat dilakukan oleh air (irigasi digenangi)Pengendalian :
Pergiliran tanaman bukan dengan famili Brasicaceae.Rotasi tanaman pada lahan yang terkontaminasi :
Kubis – kentang – kacang – jagung – ubi jalar tomat – kubis
atau Kentang – letuce – kubis – beraKentang – letuce – kubis – bera
selama 4 tahunRotasi dengan lobak varietas nipon norin
Status :Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Pengendalian Akar Gada/ ( Wor) Melalui Rotasi Tanaman
70 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Virus kuning gemini tergolong dalam keluarga Geminiviridae. Partikel virus
ini berukuran kecil (20 nm), berbentuk isometrik dan materi genetiknya berupa
DNA utas tunggal. Partikel virus ini muncul dalam bentuk berpasangan atau kembar sebagai akibat fusi parsial dua
partikel isometrik
Gejala yang ditimbulkan oleh isolat virus gemini dapat berbeda-beda, tergantung
pada genus dan spesies tanaman yang terinfeksi.
Gejala pada var. Jatilaba berupa klorosis pada anak tulang
daun dan ukuran daun jadi kecil
Pengendalian :Kultivar cabai tahan virus kuning
induksi ketahanan sistemik dengan Bioactivator (bayam duri dan bunga Pukul
empat)Penggunaan musuh alami
vektor virus
Status:Ditawarkan untuk komersialisasi
Bemisia tabaci
Menochilus sexmaculatus
Pengendalian Penyakit Virus Kuning
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 71
sp. merupakan salah satu nematoda parasit yang mempunyai tanaman inang yang banyak terutama di daerah beriklim tropika. Kehilangan hasil kentang
dapat mencapai 12–20 %. Pengendalian :
1. Sub soiling dan sanitasi lahan2. Solarisasi tanah dengan menggunakan plastik
selama 4 – 6 minggu3. Penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai perangkap
atau penolak ( , bawang daun, dan lobak)Status:
Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman SayuranPenerapan sistem PHT pada tanaman
sayuran memberikan dampak yang positif terhadap keragaman fauna dan populasi
insektisida, dan meningkatkan hasil tanaman.
Penerapan sistem PHT dapat: (1) meningkatkan populasi musuh alami
sampai 83,53%; (2) menghemat penggunaan pestisida sebesar 94,95%; (3) mengurangi biaya produksi sampai
78,89%, meningkatkan populasi agen hayati sebesar 7,11%; dan (4)
meningkatkan hasil panen sampai 57,01%.Satus
Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Pengendalian Nematoda Bengkak Akar sp. pada Tanaman Kentang
72 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
atau pada suhu 50-60oC. Sayuran kering dapat digunakan sebagai sayuran instan (untuk sup, capcay, mie, dsb). Rendemennya 3-8% dan rasio penguapan air (kubis, wortel, dan lobak) sebesar 300-900%.
tidak banyak mengalami perubahan, dapat mengembang kembali seperti semula, penge-masan, pengangkutan dan penyimpanannya mudah.
Status:Ditawarkan untuk komersialisasi
Pengeringan Sayuran
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 73
Benih sayuran khususnya yang diperbanyak dengan umbi seperti kentang, bawang merah, dan bawang putih memerlukan materi umbi bibit yang bebas penyakit, baik untuk dipergunakan dalam sistem perbenihan maupun kegunaan penelitian dasar dan terapan, serta penyimpanan dan pertukaran plasma nutfah.
Pembentukan dan produksi umbi in vitro ( ) memberikan keuntungan antara lain:
Diproduksi dalam lingkungan terkontrol, sehingga menjamin terjaganya status bebas penyakit.
Mempermudah transportasi & distribusi terutama dalam pertukaran plasma nutfah.
Status:Siap untuk dikerjasamakan
Produksi Umbi In Vitro
74 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Tanaman Hias
Budidaya Bunga Krisan Hemat Energi ( )
Di dalam menghadapi era pasar global yang ditandai dengan persaingan ketat antar
harus ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan agar pengusaha mampu mengatasi persaingan pasar, sehingga kegiatan usahatani krisan dapat dipertahankan. Daya saing komoditas
panjang melalui siklus .
Dalam budidaya krisan (yang bersifat hari pendek) untuk bunga potong atau produksi bibit/stek, diperlukan cahaya tambahan untuk menghambat tanaman agar tidak masuk periode generatif. Tambahan cahaya tersebut dikenal dengan istilah . Pada umumnya cahaya yang dianjurkan adalah penerangan lampu pijar 75-100 watt (berjarak 2 m pada ketinggian 1,5 m) dari jam 22.00 s/d 02.00 secara terus menerus.
, dengan cara 10 menit hidup ( ) dan 20 menit mati ( ) menggunakan pewaktu (timer) khusus, pada waktu yang sama diperoleh hasil panen yang sama. Pada pencahayaan dengan , hanya diperlukan waktu pencahayaan selama 80 menit, bukan 4 jam (240 menit). Dengan demikian pola dapat menghemat 65% energi listrik dibandingkan dengan cara konvensional.
Status:Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Kontrol
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 75
Perbanyakan Mawar Secara (Stek dan grafting)Mawar ( L.) biasa
diperbanyak secara vegetatif, sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk
pemuliaan. Perbanyakan bunga potong mawar umumnya diperbanyak secara
okulasi, okulasi mata tunas atau okulasi mata berkayu. Okulasi mata tunas
dilakukan pada saat kulit batang bawah mudah dikelupas. Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel kambium
tersebut sedang dalam keadaan aktif.Pelaksanaan dari teknik okulasi mata berkayu hampir sama dengan okulasi mata tunas, hanya pada okulasi mata
berkayu tidak harus menunggu batang bawah mudah dikelupas. Dengan cara ini
okulasi dapat dilakukan pada stek batang bawah yang belum berakar ataupun
yang sudah berakar. Namun demikian sebaiknya okulasi mata tunas dilakukan
setelah batang bawah berumur lebih dari satu bulan.
Salah satu cara perbanyakan yang
dilakukan pengusaha benih/bibit mawar di luar negeri adalah . Cara ini
merupakan gabungan dari penyetekan dan penyambungan ( ) yang dilakukan
pada saat yang bersamaan.Beberapa keuntungan dari teknik
stenting ialah perbanyakan lebih cepat, karena saat penyambungan tidak
menunggu batang bawah berakar terlebih dahulu; bahan tanaman yang digunakan
lebih sedikit (satu mata tunas + daun dari batang atas dan satu ruas batang bawah
tanpa daun), sehingga pada saat tanaman ditanam di lapang tidak tumbuh tunas liar
dari batang bawah, yang akhirnya akan meringankan biaya pemeliharaan.
Penggunaan mata berdaun pada teknik ini memerlukan penanganan
khusus untuk menghindari kelayuan
76 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Stek siap tanam
Penanaman stek berakar
sampai bertautnya kambium serta tumbuhnya akar dan tunas. Untuk
menjamin keperluan tersebut, maka di sekeliling daun harus dipertahankan agar
selalu dalam keadaan lembab. Cara yang banyak dilakukan untuk mempertinggi
kelembaban ini yaitu dengan pengkabutan secara periodik ( ).
Teknik ini memberi lapisan air pada permukaan daun dan batang,
merendahkan suhu dan meningkatkan kelembaban sekitar daun, sehingga akan
mengurangi laju respirasi dan transpirasi.Keberhasilan penyambungan sebagian besar disebabkan hubungan kambium
yang rapat dari kedua tanaman (batang bawah dan batang atas) yang
disambungkan atau terjadinya pertautan/jalinan meristematik antara keduanya.
Prosedur kerja perbanyakan secara yaitu:
1. Sebagian batang bawah dapat digunakan mawar pagar ( )
atau , terdiri dari 1-2 ruas dengan panjang + 5 cm.
2. Batang atas terdiri dari yang dipotong + 1 cm di atas mata tunas.
3. Batang atas dan batang bawah dikerat dengan pisau/cutter, sehingga
membentuk sudut 30 derajat.4. Batang atas dan bawah disambungkan
satu sama lain dengan penjepit untuk
5. Media tanam yang dipakai yaitu arang sekam atau campuran arang sekam dan
kompos daun bambu (1:1).6. Penanaman dilakukan dengan jarak
tanam 10x10 cm7. Selanjutnya tanaman ditempatkan
dalam rumah plastik atau rumah kaca yang cahayanya dikurangi dengan
pemasangan paranet 55%.8. Periode pengkabutan diatur setiap 8
menit kabut keluar selama 10 detik.
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 77
Bibit jeruk bebas penyakit dicirikan oleh bebas dari patogen sistemik
CVPD, CTV, CVEV, CEV, CPsV, CcaV dan CTLV; dijamin kemurnian varietasnya
baik batang atas maupun bawahnya dan tahapan proses produksinya sesuai
berlaku. Dalam praktek, bibit yang dimaksud adalah bibit jeruk bebas
penyakit berlabel. Bibit jeruk bebas penyakit tidak berarti tahan terhadap
7 patogen sistemik tersebut, tetapi di lapang dapat terjadi reinfeksi
melalui vektor-vektornya. Agar bibit dapat tumbuh dengan optimal maka
pengelolaannya setelah di tanam di lapang harus diikuti dengan penerapan paket
teknologi Pengendalian Terpadu Kebun Jeruk Sehat. Bibit jeruk bebas penyakit
berlabel setelah di tanam di lapangan akan menghasilkan pertumbuhan pohon
buah yang tinggi serta umur produktif yang lama.
StatusDitawarkan untuk komersialisasi.
Indeksing Penyakit Sistemik JerukIndeksing digunakan untuk mengetahui
adanya virus atau patogen sistemik lainnya dan dilakukan pada pohon induk
jeruk bebas penyakit terhadap tujuh penyakit sistemik jeruk yaitu: CVPD,
Tristeza, Vein enation, Exocortis, Psorosis, Tatter leaf, dan Xyloporosis.
Ada empat metode indeksing: 1) Polymerase Chain Reaction (PCR), 2)
Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA), 3) Analisa ds DNA de-ngan
Polyacrilamid gel elektroforesis, dan 4) Metode Uji Tanaman Indikator.
Status:Ditawarkan untuk komersialisasi
Tanaman BuahBibit Jeruk Bebas Penyakit
78 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Okucang : Pembibitan Jeruk di Lahan Pasang Surut
Okucang adalah teknologi pembibitan yang memadukan metode okulasi dan
cangkok dalam proses produksi bibit jeruk bebas penyakit. Bibit yang
dihasilkan selain mempunyai sistem perakaran yang dangkal seperti
bibit cangkokan, juga hemat dalam menggunakan materi perbanyakan. Waktu
yang diperlukan untuk memproduksi bibit okucang lebih lama 2-3 bulan dibandingkan bibit okulasi maupun
cangkokan. Tetapi bibit yang dihasilkan terbukti sesuai untuk lahan berair tanah dangkal seperti lahan pasang surut yang
banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Semaian batang bawah siap okulasi yang ditumbuhkan di bedengan,
ditempel pada ketinggian 25 cm dan setelah dibuka tali okulasinya, dicangkok
pada ketinggian 5 cm di atas pangkal batang. Sekitar 2-3 bulan kemudian bibit
okucang dipanen dan dipindahkan ke dalam polybag hingga mencapai kondisi
siap tanam.Status
Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan.
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 79
Penyeragaman Varietas Alpukat di Lapang ( )
Lebih dari 95% tanaman alpukokat yang tumbuh di Indonesia berasal dari biji, tumbuh secara alamiah dan tidak diketahui asal-usulnya. Tanaman tumbuh dengan ukuran pohon yang tinggi, dan hasil buah yang bervariasi (ukuran, bentuk, dan ̀rasa). Upaya menyeragamkan dan meningkatkan mutu avokad di Indonesia dapat dilakukan dengan teknik , yaitu memadukan antara batang bawah dan batang atas. Batang atas dipilih dari varietas bermutu unggul. Teknik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sambung kulit ( ) dan sambung celah ( ). Teknologi ini akan menghasilkan buah kira-kira 2 tahun setelah .
Status : Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan.
80 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS)
Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) merupakan strategi pengendalian penyakit CVPD yang harus diwaspadai pada setiap upaya rehabilitasi dan pengembangan sentra produksi jeruk di Indonesia. PTKJS terdiri dari 5 komponen teknologi yang meliputi: (1) penggunaan bibit berlabel bebas penyakit; (2) pengendalian vektor CVPD; (3) sanitasi kebun; (4) pemeliharaan yang optimal; dan (5) konsolidasi pengelolaan kebun. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh kedisiplinan petani dalam menerapkan seluruh komponen teknologi tersebut secara benar, utuh, dan serentak. Oleh karena itu, kelompok tani dijadikan sebagai unit terkecil pembinaan penerapan PTKJS sedemikian rupa sehingga konsolidasi pengelolaan kebun-kebun petani yang membentuk kawasan pengembangan sentra produksi dapat dilakukan lebih optimal.
Status : Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan.
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 81
Perbanyakan Masal , Parasitoid Nimfa Kutu Loncat Jeruk
adalah parasitoid nimfa yang merupakan vektor CVPD yang sangat merugikan pada tanaman jeruk. Kemampuan parasitasi di lapang mencapai 60-70%. Perbanyakan masal diawali dengan memelihara
pada tunas tanaman kemuning hingga terdapat jumlah nimfa yang cukup sebagai inangnya. Perbanyakan ditempatkan dalam sangkar plastik maupun sangkar kotak kayu sesuai dengan luasan tempat perbanyakan. Tanaman untuk perbanyakan dapat diletakkan secara tunggal maupun berkelompok. dewasa diinvestasikan pada nimfa instar 3, 4, dan 5 untuk selanjutnya bertelur dan memparasit nimfa Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan satu generasi adalah 10-14 hari setelah investasi. Suhu ideal untuk perbanyakan masal adalah ± 25°C.
Status : Ditawarkan untuk komersialisasi.
Sangkar perbanyakan masal
Parasitoid hasil perbanyakan
82 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami diharapkan mampu
mengurangi penggunaan bahan kimia (pestisida). Predator
merupakan musuh alami yang bersifat polifag, dimana hampir semua hama
potensial tanaman jeruk dimangsa terutama hama aphids, tungau maupun
kutu loncat jeruk. Fase hama yang dimangsa mulai dari telur hingga instar
ke IV. Potensi musuh alami Coccinella baik maupun
yaitu 60-65%.Status :
Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Pengendalian Hama Tanaman Jeruk dengan Saputan Batang
Pengendalian hama penting tanaman jeruk dengan menggunakan bahan kimia sering menimbulkan dampak negatif, terutama
terbunuhnya musuh alami yang ada. Salah satu alternatif pengendalian yang
ramah lingkungan yaitu dengan teknik saputan batang ( ). Teknik ini dapat dilakukan dengan insektisida
yang bekerja secara sistemik serta dilakukan pada saat tanaman menjelang dan saat bertunas atau tanaman jeruk belum berbuah/tidak berbuah dengan mengoleskan bahan aktif imidakloprid murni tanpa dicampur air pada batang utama dibawah percabangan (± 20 cm
dari tempelan/sambungan).Status:
Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Perbanyakan Masal Musuh Alami untuk Hama Potensial pada Tanaman Jeruk
Curinus coeruleus dewasa
Instar I cocci siap dilepas
KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA 83
Penyakit blendok (Diplodia) merupakan salah satu penyakit yang sering terdapat pada
tanaman jeruk besar. Berdasarkan gejalanya, penyakit blendok dibedakan menjadi blendok
basah dan blendok kering. Pembuahan yang lebat, kondisi kekeringan,
dan adanya pelukaan pada jaringan tanaman dapat mempercepat serangan patogen.
Salah satu cara untuk pengendalian penyakit blendok adalah dengan menyaputkan bubur
california ke batang dan cabang tanaman dengan mempergunakan kuas. Tingkat
serangan penyakit blendok mencerminkan tingkat perawatan kebun. Dengan penanganan
dan pengelolaan kebun yang baik terutama kebersihan atau sanitasi, maka serangan
penyakit blendok di kebun jarang ditemui.Status:
Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Pengendalian Penyakit Blendok (Diplodia) pada Tanaman Jeruk dengan Bubur California
84 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Keuntungan :
bulan
surut, rawa dll )
Status :Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
Perbanyakan Jeruk Secara Cepat dengan Metode Stek Langsung Sambung ( )
85 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Penggunaan Amelioran Dan Kalium Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Pisang di Lahan Pasang Surut
Pengembangan areal pertanaman pisang belakangan ini mulai diarahkan pada lahan sub optimal, seperti lahan rawa pasang surut karena terbatasnya ketersediaan lahan subur. Masalah yang menonjol dan sangat perlu dikendalikan antara lain adalah kemasa-man tanah dan kandungan Al tinggi, adanya senyawa yang besifat racun (pirit, phenolik), ketersediaan hara makro dan mikro rendah. Kemasaman tanah dan bahaya pirit dapat diminimalkan dengan penggunaan amelioran, seperti abu sekam padi dan kapur dolomit. Hara yang ketersediaannya rendah di dalam tanah namun dibutuhkan paling banyak oleh pisang adalah kalium sehingga perlu ditambahkan melalui pemupukan.
Setiap tanaman pisang hanya membutuhkan 20 kg/tanaman/tahun abu sekam atau 300 g kapur dolomit/ tanaman/tahun. Pemberiannya dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan cara mencampurkannya dengan tanah secara merata di dalam lubang tanam.
Pertumbuhan pisang yang terbaik yaitu apabila amelioran (abu sekam atau kapur dolomit) dikombinasikan dengan 450 g K2O /tana-man/tahun (A1K3 dan A2K3). Ditunjukan oleh tanaman lebih tinggi, diameter batang besar, perkembangan daun optimal dan jumlahnya banyak.
Status : Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
86 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Teknik Mengendalikan Timbulnya Getah Kuning Manggis
Penyebab timbulnya getah kuning pada buah manggis
sampai panen. Oleh karena itu, teknik pengendalian yang dianjurkan adalah menjaga agar selama fase-fase perkem-bangan tersebut dijaga agar tanah selalu dalam keadaan lembab, dengan memberikan pengairan secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah selalu berada pada kondisi ka-pasitas lapang. Kondisi ini dapat dicapai dengan pemberian air rata-rata 50 l per pohon per hari khususnya pada musim kemarau. Pengairan dilakukan dengan mamasang tong plastik berkapasitas 100 l di kebun. Pada fase-fase pertumbuhan di
Drum penampung air pengairan yang dihubungkan dengan selang atau pipa PVC yang kedua ujungnya terhubung dengan drum. Sisi-sisi selang atau pipa PVC dilubangi dengan jarum dan diletakkan melingkar di tajuk tanaman.
Status : Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
atas, pemberian air disertai dengan pemberian pupuk yang dicampurkan ke dalam tong, diatur sedemikian rupa sehingga konsentrasi pupuk yang diberikan tidak melebihi 0,2%.
87 KATALOG TEKNOLOGI UNGGULAN HORTIKULTURA
Pengendalian Hama Ramah Lingkungan
Pemanfaatan Tanaman
Bahan aktif: senyawa Tiopenik
Ke gunaan : menge nda likan s erangan nematoda pada pertanaman jeruk, menarik hama Thrips, ulat peliang daun dan tungau merah
Keunggulan:
Aman bagi manusia dan lingkungan, dapat dipadukan dengan cara pengendalian lain, mempunyai sifat antagonis dengan nematoda
Pengendalian Nematoda Dan Penyakit Tular Tanah Anggur
Arachis pintonii
Bahan aktif: senyawa Tiopenik
Ke gunaan : menge nda likan s erangan nematoda pada pertanaman jeruk, menarik hama Thrips, ulat peliang daun dan tungau merah
Keunggulan:
Aman bagi manusia dan lingkungan, dapat dipadukan dengan cara pengendalian lain, mempunyai sifat antagonis dengan nematoda
Status : Siap untuk materi pelatihan dan penyuluhan
top related