bk belajar
Post on 05-Aug-2015
253 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BIMBINGAN KONSELING BELAJAR
Pertemuan 1: PENGANTAR
1. Identitas Mata Kuliah
2. Bobot Penilaian
mm
3. Metode Kuliah
1
Nama MK: BIMBINGAN KONSELING BELAJARSandi MK: PKP 408SKS/JS: 2/2KLA/OFF: A-A/B-BHARI/JAM/RUANG: Rabu/1-2/C1.105
Rabu/3-4/C1.104
2ASPEK PENILAIAN
1. Aktivitas setiap kuliah 25% 2. Evaluasi individu dalam Tugas kelompok 20%3. Tugas Individu 25% 4. Ujian 30%
31. Konstruktivisme: mahasiswa membentuk suatu bangunan
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya berdasarkan literatur, tugas-tugas, masukan-masukan.
2. Aktif mengerjakan tugas3. Learning by doing khususnya dalam metode-metode
belajar yang kelak akan diberikan dalam bimbingan belajar di kelas
4. Belajar mengalami (experiental learning)
KAITAN PENGERTIAN BK DENGAN BK BELAJAR 5
4DAFTAR PUSTAKA
1. Anastasi, A. & Urbina, S. Psychological testing. 7 Ed. London: Prentice-Hall International Inc.
2. Bugelski. 1964. The psycholgy of learning applied to teaching. Indianapolis. The Robbs-Merril Company Inc,
3. DePorter, B. & Hernacki, M. 1999. Quantum learning. Bandung: Kaifa4. Dryden & Vos, J. 1999. Revolusi cara belajar. Jakarta: CV Rajawali.5. Hamachek, D. 1990. Psychology in teaching, learning and growth. Boston: Allyn
and Bacon6. Heimberg, D.M. 2006. Strategi meningkatkan kecerdasan, memori & kreativitas.
Terjemahan Adiloka Sujono & Dewantoro Wahyu Gutomo. Jakarta: Prestasi Pustaka.
7. Klausmeler, H.J. & Goodwin, W. 1975. Learning and human abilities: eduacational psychology. New York: harper & Row Publisher.
8. Partowisastro, K. 1982. Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga.
9. Rimm, S. 1997. Mengapa anak pintar memperoleh nilai buruk: Apa yang bisa anda lakukan untuk mengatasinya? Jakarta: Grassindo.
10. Romlah, T. Zen, E.F. 1991. Keterampilan-keterampilan Belajar. Malang: Depdikbud IKIP MALANG.
11. Rose, C. & Nichol, M.J. 2002. Accelerated learning for the 21 century. Terjemahan Dedy Ahimsa. Bandung: Nuansa Cendikia.
12. Smith, C. Strick, L. 1997. Learning disabilities: a parent’s complete guide to
Bimbingan Konseling Proses Bantuan Masalah biasa/keseharian Teknik Konseling
BK Belajar Proses Bantuan Belajar Masalah Belajar pada anak normal Teknik Belajar
ISTILAH-ISTILAH BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN BELAJAR 8
1. Learning disability: A child with learning disabilities is one with adequate mental ability, sensory processes, and emotional stability who has a limited number of specific deficits in perceptual, integrative or expressive processes which severly impair learning efficiency. Most of learning disability students describe the type of child whose academic achievement falls bellow his intelectual potential. Most children classified as having disabilities have associated with social and emotional problems. (L.J. Peter, 1975, hal. 222).
7
BANTUAN Mempelajari siswa Mengidentifikasi faktor-faktor kesulitan Mendiagnosis Memberi informasi tentang hakekat belajar Megajarkan cara belajar Memberi motivasi tentang pentingnya belajar Membentuk pribadi siswa yang cinta akan belajar
6DEFINISI
BK Belajar adalah bantuan belajar yang diberikan pada anak-anak normal/relatif--baik yang mengalami masalah kesulitan belajar maupun tidak-- agar mereka dapat mencegah atau mengatasi kesulitan tersebut.
Ketidakmampuan Belajar:
Anak yang normal TETAPI ada Keterbatasan Akibat: mentalnya - Pengamatan Nilai rendah Pemrosesan indra - Proses integrasi di bawah potensi Emosi (stabil) - Proses Ekspresi intelektual - Berhubungan dgn
Masalah Sosial Ekonomi
2. A learning difficulty represents a discrepancy between a child’s estimated academic potential and his actual level of academic potential and his actual level of academic performance (Allan & Rose).
3. Children with special learning disabilities exhibit a disorder in one or more of the basic psychological processes involved in understanding or in using spoken in language, listening, thinking, talking, reading, writing, spelling or arithmetic. They have been referred to as athough they do not included:. (National Advisory Committee for Bureau of Education for Handicapped).
Anak yang terganggu: Satu atau lebih pemrosesan psikologis yang mendasar
Ketidaksesuaian
Tingkat Prestasi Akademik
Perkiraan PATingkat PA Aktual
observasi Berpikir Mencamkan Mengkoding Mengingat Mengabstrak
Terganggu: Pemahaman Bahasa Berbahasa Mendengar Berpikir Bercakap-cakap Membaca Menulis Mengeja Berhitung
Mereka disebut: perceptual handicaps brain injury minimal brain
disfunction dyslexia aphasia
Tetapi bukan termasuk anak
motor handicaps mental retardation emotional
disturbance
4. Children who have a learning disorder are those who manifest an educationally significant discrepancy between their estimated intellectual potential and (their) actual level of performance related to basic disorder in the learning processes which may or may not be accompanied by demonstrable central nervous dysfunction, and which not secondary to generalized mental retardation educational or cultural deprivation, severe emotional disturbance or sensory lose. (L.J. Peter, 1975).
5. Slow learner: a non technical term variously applied to children who are some what mentally retarted or who are developing at a slower than normal rate. (J. P. Chaplin, 1986, hal. 461).
6. Minimal brain disfunction: Kelainan/tidak berfungsinya otak pada taraf minimal.
7. Aphasia: gangguan berbahasa karena kerusakan otak
8. Disleksia: kesulitan membaca sehingga juga menyebabkan kesulitan menulis, kesulitan lain: mengeja, mengingat, mendengar, bahkan berimajinasi.
9MASALAH BELAJAR ANAK NORMAL
Masalah kondisi belajarMasalah motivasi belajar/rendah cita-citaMasalah kurang informasi ttg cara belajarMasalah Kebiasaan buruk dalam belajarMasalah kurang terampil dalam belajar
Masalah self manage
MASALAH ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN BELAJAR
1. Short attention span2. Difficulty following directions3. Social immaturity4. Difficulty to conversation5. Inflexibility6. Poor planning and organizational skills7. Absent mindedness8. Clumsiness9. Lack of impulse control
ANAK YANG MENGALAMI KERUSAKAN OTAK1. Bereaksi sembarangan, tak sebanding stimulus2. Pengaturan tindakan menjadi kacau3. Mudah beralih perhatian4. Persepsinya keliru berulang kali5. Hiperaktif yang sulit berubah6. Gerakan motorik canggung dan secara konstan jelek
Tingkat Prestasi Akademik
Perkiraan PATingkat PA Aktual
gangguan belajar yang sebab-sebabnya bisa berhubungan atau tidak dengan tidak berfungsinya sistem syaraf pusat
which not secondary to generalized mental retardation, educational or cultural deprivation, severe emotional disturbance or sensory lose.
DAFTAR CEK ADANYA ADHDKurang perhatian dapat terjadi dengan atau tanpa hiperaktivitas. Terdapat juga anak yang hanya hiperaktif dan impulsif dan hanya mempunyai masalah sedikit dengan perhatian. Menurut pedoman yang seringkali digunakan oleh profesioional untuk mengidentifikasi
ADHD, 6 atau lebih gejala
11ADHD
(Attention Deficit Hiperactivity Disorder)1. Inattention2. Hiperactivity and Impulsivity3. Visual Perception Disability
WritingReadingMathRelated Problems
4. Language Processing DisabilitySpeech and Language ComprehensiveReadingWritingMathRelated problems
5. Fine Motor DisabilityAt homeAt school
BELAJAR
Pokok-pokok Pikiran tentang Belajar1. Manusia itu makhluk belajar
2. Kemajuan individu, kelompok, golongan, bangsa dan negara bergantung banyak/mutu belajar.
Apakah BELAJAR itu?
Learning is a change in performance as a result of practice. (McGeoh)
Learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedures (whteher in labroratory or in the natural environment) as distinguished from change by factors not attributable to training (Hilgard)
Belajar adalah kemampuan organisme/individu untuk mengadakan adaptasi (akomodasi) terhadap stimulus yang baru dan sulit sehingga ia dalam keadaan seimbang (Piaget).
Aspek-aspek dalam definisi belajar: Proses Perubahan tingkah laku Sebagai akibat dari praktek atau pengalaman Kapan dan dimana saja Dengan berbagai cara (khususnya cara yang efektif)
Jenis-jenis Belajar Menurut A. De Blocka. Berdasarkan fungsi psikis b. Menurut materi ajar c. Bentuk belajar tak disadari
Menurut Van Pereren: 8 Tipe Belajar dari Robert M. Gagne1. Membentuk otomatisme2. Belajar insidental3. Menghafal4. Belajar pengetahuan5. Belajar arti kata-kata6. Belajar konsep7. Belajar memecahkamn masalah8. Belajar berpkir9. Belajar untuk belajar10. Belajar dinamik
FAKTOR-FAKTOR BELAJAR
1. Belajar dinamik2. Belajar afektif3. Belajar kognitif; mengingat;
berpikir4. Belajar sensori-motorik:
mengatamati, bergerak,
1. Belajar teoretis2. Belajar teknik3. Belajar sosial4. Belajar estetis
1. Belajar sinyal2. Belajar stimulus-reaksi3. Belajar membentuk rangkaian gerak-gerik4. Belajar asosiasi verbal5. Belajar diskriminasi6. Belajar konsep7. Belajar kaidah8. Belajar memecahkan masalah
1. Belajar insdidental2. Belajar dengan mencoba-coba3. Belajar tersembunyi
INTERNAL: 1. Fisiologis
Brain Injuries/Damagesa. birth complicationsb. accidentc. brain hemorrhages and tumorsd. illnesses such as encephalitis and meningitise. untreated glandular disorders in infancyf. infant hypoglycemiag. malnutrition h. exposure to toxic chemicals: pesticidesi. radiation to skull and chemotherapy treatments for cancerj. incidents k. smoke inhalationl. carbon monoxide poisoning
2. Psikologisa. Intelligenceb. Interetsc. Motivation (internal)d. Aptitudee. Attitudef. Self-efficationg. Self-managementh. Berbudaya suka maju
PERISTIWA INTERN 7YANG TERJADI SELAMA SUBYEK BELAJAR
EKESTERNAL1. Sosial
a. Anggota keluargab. Guru/teman di sekolahc. Motivasi (eksternal)d. Memperbaiki keadaan ekonomi keluarga
2. Nonsosiala. Iklimb. Letak rumahc. Fasilitas belajard. Persyaratan kelulusan
RECEPTOR
LONG TERM MEMORY/LTM
SHORT TERM MEMORY/STM
RESPONSE GENERATOR
STM (wor- king memory)
SENSORY REGISTER
EFFECTOR
Menerima stimulus (penjelasan guru) dan mengubahnya menjadi stimulus neural (WSOsRW
Menampung kesan-kesan sensoris, mengolah, menseleksi kesan yang bermakna dan tidak.
Kesan-kesan tersebut disimpan dalam berbagai bentuk: tanggapan, konsep, skema, grafik, rumusan verbal dsb.
Menampung hasil pengolahan informasi yang ada di STM sebagai info siap pakai dan diolah untuk menemukan maknanya
Menampung hasil perencanaan dan melaksanakan rencana dalam bentuk tindakan atau perbuatan.
Subyek mendapat umpan balik via observasi terhadap efek tindakan atau komentar org lain
Menampung informasi yang tersimpan dalam LTM dan mengubahnya menjadi rencana reaksi/jawaban
Motivasi Konsen.
Simpan /Panggil
Mengolah
Umpan balik
Prestasi
Menggali
Simpan
LIMA DIMENSI BELAJAR: Marzano, Pickering, dan McTighe
KERANGKA KERJA DIAGNOSIS DAN PEMECAHAN KESULITAN BELAJAR
1. Penelaahan Status Metode dokumen Metode wawancara Metode observasi tes mempelajari kompetensi dan memeriksa ketercapaiannya.
2. Perkiraan sebaba. Banyak sebab menimbulkan gejala yang samab. Banyak gejala yang ditimbulkan oleh sebab yang samac. Sebab-sebab saling bergantungan satu sama laind. Kondisi fisiologis yang permanene. Kondisi fisiologis temporerf. Kondisi lingkungan sosial yang permaneng. Kondisi lingkungan sosial yang temporerh. Masalah yang lebih komplek
3. Pemecahan kesulitan belajar dan Penilaian: bekerja sama dengan kepala sekolah, guru, tim medis.
KERANGKA KERJA DIAGNOSIS DAN PEMECAHAN KESULITAN BELAJAR
Carilah contoh kasus seorang murid yang menjadi underachiever. Ikutilah ketiga langkah di samping. Diskusi-kan dalam kelompok dan laporkan hasilnya.
1. Penelaahan Status Metode dokumen Metode wawancara Metode observasi tes mempelajari kompetensi dan memeriksa ketercapaiannya.
2. Perkiraan sebaba. Banyak sebab menimbulkan gejala yang samab. Banyak gejala yang ditimbulkan oleh sebab yang samac. Sebab-sebab saling bergantungan satu sama laind. Kondisi fisiologis yang permanene. Kondisi fisiologis temporerf. Kondisi lingkungan sosial yang permaneng. Kondisi lingkungan sosial yang temporerh. Masalah yang lebih komplek
3. Pemecahan kesulitan belajar dan Penilaian: bekerja sama dengan kepala sekolah, guru, tim medis.
REVOLUSI CARA BELAJAR(LEARNING REVOLUTION)
Globalisasi Informasi Pemanfaatan Potensi Otak
Indikator Globalisasi Informasi Penenelitian Neuroscience: Telekomunikasi canggih Informasi cepat dan mengglobal Perubahan sikap mental, cara berpikir Timbul jaringan kecerdasan
Materi Belajar dan Informasi Belajar
Carilah contoh kasus seorang murid yang menjadi underachiever. Ikutilah ketiga langkah di samping. Diskusi-kan dalam kelompok dan laporkan hasilnya
Otak memiliki 1 triliun sel otak Ada 4 lobus otak yang berbeda Memiliki 2 sisi/hemisfer Menjalankan pertukarann telpon (switching
& relay) Memiliki pusat2 kecerdasan Mengirim pesan kimiawi ke seluruh tubuh Berperan dalam e/revolusi belajar belajar
SATU-SATUNYA CARA UNTUK MERAMALKAN MASA DEPAN
ADALAH DENGAN MENCIPTAKANNNYA(ALAN KAY)
OTAK MANUSIA
PERKEMBANGAN OTAK MANUSIA
Dimulai sejak konsepsi dan berlangsung sepanjang masa dewasa.
9 bulan sebelum lahir, semua struktur dasar otak sudah terbentuk.
Umur 5 – 7 bulan terjadi periode perkembangan kritis yakni ketika sel-
sel bergerak ke posisi yang tepat dalam korteks.
Kesehatan dan gizi ibu sangat penting bagi pertumbuhan otak
Faktor latihan, lingkungan yang kaya rangsangan sesudah lahir dapat
menimbulkan adaptasi yakni asimilasi dan akomodasi otak.
Terdapat dalam rongga tulang tengkorak (skull)
Dibungkus oleh selaput meninges.
Meninges terdiri dari 3 lapisan yang dari dalam ke luar:
- Selaput pia meter yang tipis
- Selaput arachnoid yg berbentuk seperti sarang laba-laba
- Selaput durameter yang agak tebal dan keras
Otak digenangi oleh cairan khusus yang terdapat di otak dan sumsum
tulang belakang yg disebut cairan serebrospinal.
LOBUS-LOBUS PADA KORTEKS
1. Lobus occipital adalah bagian belakang bawah dari otak. Berisi
korteks visual dimana signal visual diproses. Kerusakan pada korteks
visual dapat menyebabkan terhambatnya rekognisi visual atau
kebutaan.
2. Lobus Parietal adalah bagian atas otak yang berisi somatosensory
cortex, yang menerima informasi ttg tekanan, rasa sakit, sentuhan dan
temperatur dari badan.
3. Temporal lobes adalah bagian otak yang terletak di sisi otak, hanya
sedikit di atas telinga, di belakang pelipis. Ia berhubungan dengan
memori, persepsi, emosi dan berisi auditory cortex yang memproses
bunyi. Pada area lobus temporal kiri terdapat sebuah daerah yang
dikenal sebagai Wrenicke’s area yang berhubungan dengan
pemahaman bahasa.
4. Frontal lobes. Lokasinya di depan otak, hanya dibawa tengkorak pada
daerah dahi. Berisi motor cortex yg mengatur 600 otot badan yg
menghasilkan gerakan dengan sengaja. Dalam lobus frontal bagian
kiri, sebuah daerah yang dikenal sebagai Broca’s area menghasilkan
percakapan. Selama tugas STM, area Broca ini aktif. Frontal lobe juga
melibatkan emosi, dan kemampuan untuk membuat perencaaan
berpikir kreatif dan inisiatif.
PEMBAGIAN OTAK SECARA UMUM
Otak manusia secara garis besar ada 2 bagian: CORTEX dan SUBCORTEX
Cortex: Bagian otak yang memproses kegiatan belajar dan berpikir. Bagian
ini menerima informasi dari sensory receptor kemudian diolah, disimpan,
dan direproduksi lagi.
Subcortex berisi hal-hal yang tak disadari.
PEMBAGIAN OTAK SECARA EVOLUSI
Dari segi evolusi, otak manusia ada tiga tingkatan.
1. Otak belakang. Bagian paling bawah dari otak bersifat otomatis dan tak
disadari. Ada 3 bagian utama dalam otak belakang:
1.1. Medulla oblongata (tangkai otak): adalah bagian yang paling bawah
berfungsi mengatur kegiatan vital: pernafasan, denyut jantung, kerja
hati, pencernaan, dan mengatur tinggi badan. Ketergantungan ini
dipakai sebagai metode eksekusi karena jika leher putus maka jalur
syaraf dari medula terputus sehingga nafas berhenti.
1.2. Cerebellum (otak kecil): terletak di atas medulla yang berfungsi
memperlancar gerak dan mempertahankan rasa keseimbangan.
Gerakan kaki dan tangan dikordinasi oleh cerebellum misalnya
dalam bermain golf, piano dsb. Jika serebelum anda rusak, anda
betul-betul menjadi kaku dan tanpa koordinasi. Anda mengalami
masalah menggunakan pensil, memasang benang pada jarum, atau
bahkan berjalan. Selain itu, struktur ini terlibat dalam mengingat
keterampialan sederhana, dan refleks. Bukti yg telah dikumpulkan
adalah bahwa serebelum tidak hanya sebagai pusat gerakan, tetapi
juga bertugas pada tingkat kognitif yang lebih tinggi seperti
menganalisis informasi sensori,memecahkan masalah, dan
memahami kata-kata.
1.3. Pons Varolii: bagian tengah batang otak yang merupakan sebuah
jembatan dalam otak belakang karena memiliki jalur lintas naik-
turun dan serabut yang menyilang pons untuk menghububungkan
kedua lobus serebelum dan menghubungkan serebelum dengan
korteks serebri. Bagian otak ini terlibat dalam tidur, mimpi, dan
bangun.
Agak ke atas dari pusat batang otak adalah the Reticular Activity System
(RAS). Jaringan syaraf yang padat ini yang meluas di atas batang otak
masuk ke dalam pusat otak dan telah berhubungan dengan area-area yang
lebih tinggi/atas, menyaring informasi yang datang, membangunkan pusat2
otak yang lebih tinggi apabila terjadi sesuatu yang menuntut perhatian.
Tanpa RAS, kita tak dapat berubah atau bahkan tidak sadar.
2. Lapisan kedua adalah otak tengah/kuno. Lokasinya antara otak belakang
dan otak depan, yg di dalamnya merupakan suatu area dimana banyak
sistem syaraf naik dan turun untuk menghubungi bagian atas dan bawah
otak. Khusunya otak tengah terlibat dalam relay informasi antara otak dan
mata dan telinga. Bagian bawah otak tengah rusak ketika/jika individu
menderita Parkinson atau kaku dan tremor ketika tua. Ia juga merupakan
kumpulan syaraf yg terlibat dalam pola2 stereotip tingkah laku seperti
berjalan, tidur atau menoleh pada suatu keributan yang tiba-tiba.
Berfungsi mepertahankan hidup: makan, seks, dan agresi.
3. Lapisan ketiga adalah otak depan/baru/atas. Berfungsi: mengontrol otak
tengah dan belakang, perencanaan, berpikir, belajar, berbahasa,
berimaginasi,gerakan yang kompleks.
THALAMUS
Masuk ke dalam interior otak, yakni menohok pada pusat otak, kita dapat
melihat thalamus petugas pengatur lalu lintas yang begitu sibuk. Ketika
pesan sensori datang ke dalam otak, thalamus mengarahkannya ke pusat-
pusat otak yg lebih tinggi. Sebagai contoh, pemandangan mata hari terbenam
mengirim signal sehingga thalamus mengarahkannya ke vision area, dan
sebuah bunyi suling mengirimkan signal shg thalamus mengarahkannya pd
auditory area. *Hanya jalan raya thalamaus adalah sense of smell ini adalah
stasion swtiching khusus yg bernama olfactory bulb (organ alat pencium).
Terletak pada daerah2 yg melibatkan emosi. Barangkali itu maka mengapa
particular odors (bau busuk—bau londre segar, kebun bunga, stik—sering
membangkitan ingatan2 penting pengalaman pribadi.
*Satu-satunya perasaan yang benar-benar melewati thalamus adalah rasa
membaui yg mempunyai stasiun switching/tombol perubahan yg khusus
HYPOTHALAMUS DAN PITUITARY GLAND
Di bawah tahalamus terletak sebuah susunan yang disebut hypothalamus
(hypo berarti di bawah). Ia terlibat dalam drive (dorongan2) yg berkaitan dg
pertahanan diri baik individual maupun spesies—lapar, haus, emosi, seks,
dan reproduksi. Ia mengatur temperatur tubuh dg menceteuskan/mengelurkan
keringt atau menggigil, dan ia mengontrol operasi yg kompleks dari sistem
syaraf otonomi. Ia juga berisi jam biologis yg mengontrol ritme badan setiap
hari.
Terletak di bawah dari hipothalamus, yg dihubungkan dg sebuah
tangkai pendek adalah sebuah kelenjar endokrin seperti buah cherri yang
disebut kelenjar pituitary. Kelenjar ini sering disebut kelenjar pituitary.
Pituitary sering disebut ”master gland” karena hormon ini mengeluarkan
banyak pengaruh terhadap kelenjar endokrin lain. Akan tetapi master gland
ini betul-betul hanya sebagai seorang supervisor. Bos sesungguhnya hanya
hypothalamus, yg mengirimkan kimia-kimia ke pituitary yg menyuruhnya
untuk ”berkata” ke kelenjar endokrin lain. Pada gilirannya, pituitary
mengirim pesan-pesan hormonal yg keluar ke kelenjar-kelenjar ini.
Bertahun-tahun yang lalu, dalam sebuah studi yang darinya
menjadikan terkenal James Olds dan Peter Milner melaporkan temuan
”pusat-pusat kenikmatan” dalam hipothalamus. Olds dan Milner melatih
tikus2 untuk menekan sebuah lever untuk mendapat sebuah buzzer
(dengungan) elektrik dikirim melalui elektrode/penghantar kecil. Beberapa
tikus menekan batang/jeruji ribuan kali dalam sejam, selama 15 atau 20 jalm
kwetika itu sampai merka koleps dari kelelahan, exhaustion. Ketika mereka
segar kembali/siuman, mereka kembali lagi ke batang tadi itu.
AMIGDALA
Amigdala bertanggung jawab untuk menilai informasi sensori, menetapkan
secara cepat pentingnya emosi dan berkontribusi terhadap keputusan awal
untuk mendekati atau lari dari seseorang atau situasi. Sebagai contoh menilai
bahaya atau ancaman.
HIPOCAMPUS
Daerah penting lain yg secara tradisional diklasifikasikan sebagai ”limbik”
adalah hippocampus, yg memililiki sebuah bentuk yg dibayangkan seseorang
sebagai seekor kuda laut. Bagian ini membandingkan informasi sensori dg
apa yg otak telah pelajari unttuk mengharapkan ttg dunia. Ketika harapan itu
ditemukan, bagian ini menceritrakan sistem pengaktivan retikular untuk
”mendinginkannya.” Tidak perlu bel alarm syaraf meletupsetiap waktu
sebuah mobil berangkat, seekor burung mengerik, atau anda merasa air liur
turun ke kerongkongan.
Hipocampus juga disebut ’jalan raya ke ingatan.’ Ia memampukan kita untk membentuk ingatan spasial shgga kt dpt secara tepat berlayar di lingkungan kita. Dan sepanjang berdekatan dgn daerah2 otak, ia memampukan kita utk membentuk memori baru ttg kenyataan dan peristiwa2 –jenis informasi yg anda buthkan untuk mengidentifikasi sebuah bunga, menceritrakan sebuah ceritra, atau mengingat sebuah perjalanan liburan. Informasi ini kemuidan disimpan dalam cortex cerebral. Sebagai contoh, ketika anda mengingat seorang yang dijumpai kemarin, berbagai aspek ingatan—informasi ttg pertemuan pribadi, nada suara, penapilan, dan lokasi—mungkin disimpan dalam lokasi berbeda dalam korteks. Tetapi, tnapa hipocampus, informasi itu tdak akan pernah ke sasaran/mencapai tujuan.
CEREBRUMCerebrum dibadi dua bagian terpisah:
1. The right hemisphere berurusan dgn sisi kiri badan2. The left hemisphere berurusan dgn sisi kanan badanKeduanya memiliki tugas yg berbeda2 disebut lateralisasi
Pemrosesan Kegiatan===================================================== Intrahemisfer
Pendengaran Mengulang kata-kata secara lisanPenglihatan Mencontoh gambar Taktil Membandingkan permukaan benda ---------------------------------------------------------------------------------------------Pemrosesan Kegiatan===================================================== Interhemisfer
Pendengaran ke Penglihatan Menulis kata-kata lisanPendengaran ke taktil meraba teskstur permukaanPenglihatan ke pendengaran Membaca lisan
Taktil ke pendengaran Secara lisan menggambarkan permukaan tekstur yang dirabaTaktil ke penglihatan Menggambar permukaan tekstur yang diraba
---------------------------------------------------------------------------------------------Pemrosesan Kegiatan===================================================== Integratif hemisfer
Integratif Pemahaman dengan berbagai cara/ kemampuan dan diekspresikan dengan berbagai cara pula. ---------------------------------------------------------------------------------------------
CEREBELLUM
Berdiri di atas batang otak dan tampak dari belakang bagian otak, kita
melihat sebuah struktur yang ukurannya segenggaman kecil. Ini adalah
Cerrebelum atau ”otakkecil” yang mengkontribusi rasa keseimbangan dan
mengkoordinasi otot2 shg bergerak lancar dan tepat. Jika serebelum anda
rusak, anda betul-betul menjadi kaku dan tanpa koordinasi . Anda
mengalami masalah menggunakan pensil, memasang benang pada jarum,
atau bahkan berjalan. Selain itu, struktur ini terlibat dalam mengingat
keterampialan sederhana, dan refleks. Bukti yg telah dikumpulkan adalah
bahwa serebelum tidak hanya sebagai pusat gerakan, tetapi juga bertugas
pada tingkat kognitif yang lebih tinggi seperti menganalisis informasi
sensori,memecahkan masalah, dan memahami kata-kata.
BATANG OTAK
Kita mulai pada dasar dari tengkorak dengan batang otak, yang berkembang
500 juta tahun yang lalu. Batang otak itu menyerupai sebuah batang yang
muncul dari spinal cord (urat syaraf tulang belakang). Jalan pintas/jalur
antara spinal cord dan bagian atas dari otak melalui 2 susuan utama batang
otak: medulla dan pons. Pons terlibat dalam (antara lain): tidur, bangun, dan
mimpi. Medulla bertanggung jawab untuk fungsi tubuh yang tidak disadari
seperti bernafas dan kerja hati. Kertagantungan ini dipakai sebagai metode
eksekusi karena jika leher putus maka jalur syaraf dari medula berkurang dan
nafas berenti.
SEL SYARAF
Sel syaraf atau neuron berfungsi sebagai penerus informasi.Ada 3 jenis neuron:
1.Neuron sensorik: penerus informasi jarak jauh seperti mata, telinga, ke
otak.
2.Neuron motorik: penerus informasi jarak panjang dari otak ke otot-otot
dan kelenjar-kelenjar.
3.Neuron asosiasi/konektor: neuron yang menghubungkan neuron-neuron
motorik dan sensorik yang berada di luar sistem syaraf pusat.
Setiap neuron terdiri dari bagian:
1. Badan sel adalah bagian yang memelihara dan mengelola neuron agar
dapat berfungsi.
2. Nucleus sell: Inti sel
3. Dendrit adalah bagian yang mencuat dari badan sel dan kemudian
bercabang-cabang.
4. Axon adalah cuatan yang paling jelas dan panjang setelah dendrit.
3.1 Lymbic system: jaringan hubungan yang longgar dari struktur di
bawah korteks serebral. Ia memainkan peranan penting baik dalam
memori maupun emosi. Ada dua struktur dasar adalah amigdala dan
hipocampus.
3.2 Amigdala3.3 Hippocampus3.4 Thalamus3.5 Ganglia3.6 Hypothalamus3.7 Neokorteks
5. Ranting-ranting akhir adalah bagian yang paling kecil dalam bentuk
serabut-serabut.
SEBUAH PERJALANAN DALAM OTAK
Kebanyakan teori otak modern berasumsi bahwa bagian-bagian otak tertentu (walau tumpang tindih) menjalankan tugas-tugas berbeda. Kosep ini dikenal sebagai lokalisasi fungsi kembali pada paling tidak Joseph Gall (1758-1828), ahli Anatomi Austria yang berpendapat bahwa sifat-sifat seseorang merupakan cerminan dari perkembangan daerah
khusus/tertentu pada otak. Teori Gall tentang Phrenology ini salah tetapi ia berjasa karena menelurkan gagasan pembagian otak.
Untuk belajar tentang struktur utama otak, silakan membuat suatu bayangan perjalanan anda dalam otak. Dengan maksud, sekarang, bahwa anda telah melihat sebuah ukuran mikroskop dan bahwa perjalanan anda sedang melalui ”rumah kediaman jiwa yang lemah” mulai dari bagian bawah, hanya di atas tulang belakang. Gambar 4.9 menunjukkan susunan utama yg akan kita jumpai selama perjalanan kita. Meskipun begitu, ingatlah bahwa penjelasan kita betul-betul umum, dan dalam setiap kegiatan—merasakan suatu emosi, berpikir, mengerjakan sebuah tugas, --bergai struktur lain terlibat.
Bagian korteks terdiri dari: motoryc, sensory, spatial coordinates, visual processing of words, naming object, auditory, vision, planning complex movement and elaborations to thought, area Wernicke yang merupakan pusat pemahaman bahasa area Broca yang merupakan pusat pembentukan kata.
BELAJAR ITU TERJADI APABILA ORGANISME MENERIMA STIMULUS/INFORMASI, MEMPROSES/MENGOLAH, MENYIMPAN, DAN MEREPRODUKSINYA.
Gambar Neuron
JALAN RESPON BIASA, GERAK REFLEKS, DAN BERPIKIR
Respon Biasa: Jika haus:
Stimulus rasa haus reseptor saraf sensorik saraf
konektorotaksaraf konektorsaraf motorik ototgerak
Gerak refleks: kaki kena paku:
Stimulus reseptor saraf sensorik saraf konektorsum-sum
tulang belakangsaraf konektorsaraf motorikototgerak
Berpikir:
Ketika impuls syaraf datang merambat dalam serabut saraf maka
saraf sensorik datang dari tubuh, masuk ke sum-sum tulang
belakang, masuk ke otak.
Stimulus reseptorsaraf sensorik dendritsel axonsum-
sum tulang belakangmedulla oblongataotak.?
SUSUNAN SYARAF PUSAT
Susunan Syaraf Pusat Susunan Syaraf Otonom
Otak Sumsum Tulang Belakang
Subcortex Cortex
Otaka Belakang Otak tengah Otak depan
Pons M O Serebelum Atap Jlr Mtrk Belahan otak striatum talami varoli
BAB 2WHAT CAUSES LEARNING DISABLITIES
1. Multiple factors contribute to learning disabilities.2. In recent years, the relative of important of these causes has become a matter of increasing
research and debate.2.1 Investigator have used sophisticated imaging techniques:
2.1.1 positron emission tomography (PET)2.1.2 magnetic resonance imaging (MRI)
2.2 Goal2.2.1 to watch living brains at work2.2.2 to compared structure and activity levels in brains in normal subjects and subjects
with learning problems.2.3 Sicientist have autopsied the brains of deceased persons with LD.2.4 Goal: looking for anatomical differencies 2.5 geneticists have been searching evidence that some kinds of LD are inherited.
3. Finding of research is not always easy to apply this information to an individuals. 4. Children’s intellectual development is also heavily influenced by their famili\y, school, and
community environment.5. Experience has shown that modifying the environment: making changes at home and
educational program can make a remarkable difference in educational progress.6. Biological factors contributions:
6.1 brain injury6.2 error in brain development6.3 neurochemical imbalances6.4 heredity-----------------------------------------------------------------------------------------------
BRAIN INJURY
1 It was assumed that students with LD had experienced some kind of brain damage.
2 Now we know that head injure are common among typical achievers who has brain injure or
not.
3 Investigator estimated that 20% student suffer a serious insult to the brain by age six, yet
most of these children do not develop learning problems.
4 There is no doubt, however, that some children’s learning disabilities do arise from injures to
the brain.
5 It caused by
5.1 birth complications
5.2 accident
5.3 brain hemorrhages and tumors
5.4 illnesses such as encephalitis and meningitis
5.5 untreated glandular disorders in infancy
5.6 infant hypoglycemia
5.7 malnutrition
5.8 exposure to toxic chemicals: pesticides
5.9 radiation to skull and chemotherapy treatments for cancer
5.10 incidents involving choking,
5.11 suffocation,
5.12 drowning,
5.13 smoke inhalation
5.14 carbon monoxide poisoning
6. Brain injuries can occur before birth:
6.1 certain illnesses occur during pregnancy
6.1.1 diabetes
6.1.2 kidney disease
6.1.3 measles among them –brain damage to the fetus
6.2 Prenatal exposure to drugs: alcohol, nicotine
7. Brain injure can associated with a variety of learning difficulties:
7.1 cognitive delays
7.2 attention deficits
7.3 hyperactivity
7.4 memory problems
8. Teddy’s strory demonstrate effect of brain injury can be sudden and dramatic
9. Sometimes children recover from an injury but deficits become apparent when life become
more complex and demanding.
10. Ed. Programing involve coordinating several different kinds of support: physical need and
speech therapy.
PEMBAGIAN TUGAS
WAKTU KELOMPOK TUGAS
23-10-08 I Langkah-langkah Diagnosis: Menelaah status siswa dan memperkirakan sebab-sebab kesulitan belajar
30-10-08 II Langkah-langkah Diagnosis: Menelaah masalah yang kompleks dan merencanakan kegiatan pemecahan masalah
6-10-08 III Mengenal gejala umum gangguan perceptual motor dan gejala-gejala psikoneurologis
13-11-08 IV Peranan otak serta kecerdasan majemuk dalam belajar
20-11-08 V VI
Cara-cara meningkatkan hasil belajarCara-cara membaca buku
4-12-08 VIII Peranan kesehatan: pernafasan dalam meningkatkan hasil belajar
11-12-08 IX Membuat peta konsep terhadap informasi-informasi yang telah diperoleh
18-12-08 X Metode belajar berdaya ungkit besar
PEMBAGIAN TUGAS
Nama Judul Keterangan
WAKTU KELOMPOK TUGAS
24-10-08 I Langkah-langkah Diagnosis: Menelaah status siswa dan memperkirakan sebab-sebab kesulitan belajar
31-10-08 II Langkah-langkah Diagnosis: Menelaah masalah yang kompleks dan merencanakan kegiatan pemecahan masalah
7-10-08 III Mengenal gejala umum gangguan perceptual motor dan gejala-gejala psikoneurologis
14-11-08 IV Peranan otak serta kecerdasan majemuk dalam belajar
21-11-08 V
VI
Cara-cara meningkatkan hasil belajarCara-cara membaca buku
28-11-08 VII Tipe-tipe memori dan Teknik mencatat
pelajaran
5-12-08 VIII Peranan kesehatan: pernafasan dalam meningkatkan hasil belajar
12-12-08 IX Membuat peta konsep terhadap informasi-informasi yang telah diperoleh
19-12-08 X Metode belajar berdaya ungkit besar
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Pertemu-
an ke
KOMPETENSI MATERI SUMBER METODE
1 Mahasiswa memahami hakekat mata kuliah “BK Belajar” dan kaitannya dengan kompetensi konselor.
1.1 Hakekat ”BK Belajar” Konsep BK Belajar
dan konsep-konsep sejenis
Kaitan BK Belajar dengan BK
Kaitan BK Belajar dengan kompetensi konselor
Cara Belajar BK Belajar
1.Kurikulum SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 1975: Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Buku: III C Pedo-man Bimbingan dan Penyu-luhan. Deparemen Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia. 1975. Jakarta. h. 80-90.2. Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharuan Sistem Pendi-dikan Tenaga Kependidikan di Indonesia Suplemen 1 Buku II Tentang kurikulum inti pendidikan tenaga kependidikan program S1. Departemen pendidikan dan kebudayaan Dirjen Dikti, 1982. h 15, 77, 96. 3. Prayitno. Kurikulum Program S1 Bimbingan dan Konseling. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti, 1982, h.
Ekspositori
Ekspositori
Ekspositori
2
3
4
5
6
Mahasiswa memahami terjadi-nya kesulitan belajar dari segi teori belajar
Mahasiswa memahami faktor-faktor yang menim-bulkan kesulitan belajar
Mahasiswa dapat mengadakan diagnosa kesulitan belajar
Mahasiswa dapat mengenal masalah-masalah kompleks yang mempenga-ruhi kesulitan belajar
Mahasiswa dapat memahami cara-cara mempersiap-kan diri untuk belajar atau mengi-kuti pelajaran/ kuliah
1.1 Kesulitan belajar ditinjau dari teori-teori belajar
1.2 Kesulitan belajar ditinjau dari teori pemrosesan informasi
1.1 Faktor internal Fisiologis:
kesehatan pancaindra
Tidak berfungsinya neurologis
Psikologis (IQ, bakat, minat, motivasi).
Sosial budaya
Situasi sekolah
1.1 Penelaahan status1.2 Menghubungkan
kompetensi pembelajaran dan prestasi belajar
1.3 Memperkirakan sebab-sebab kesulitan belajar
5.1 Masalah-masalah kompleks kesulitan belajar
5.2 Mengenal ciri-ciri siswa yang mengalami masalah “learning disabilities”
6.1 Mempersiapkan diri
6.2 Cara-cara mengikuti/mencatat
pelajaran
Bugelski. 1964. Pp 51-55.Piaget, Robert M.GagneWilson. 1971. Pp 1- 36.
Hamachek. 1990. Pp187 -214
Wilson. 1971. Pp 37-60; 97-108
Wilson, 1971. 109-134.
Hamachek. 1990. Pp 167-168Hamachek. 1990. Pp 259 -298Anastasi, A. & Urbina, S.. 1997. Pp 294-297Wilson. 1971. Pp 189-227.
Klausmeler & Goodwin. P. 13.
Partowisastro dan Hadisuparto. 1982. Jilid 1. H 45 – 90
Partowisastro dan Hadisuparto. 1982. Jilid 2. H 95 - 115
Partowisastro dan Hadisuparto. 1982. Jilid 2, H 18 - 34
Smith. 1997. Hal 32 -63 danPartowisastro dan Hadisuparto. 1982. H 56-66.
Hernacki dan De Porter
Mackinu: 1999: Hal 95-113
Ekspositori
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
7
8
9
10
11
12
13
14
Cara mengatur waktu belajar
Mahasiswa dapat memahami cara-cara membaca buku teks
Mahasiswa dapat memahami cara menandai dan membuat catatan dari buku bacaan
Mahasiswa dapat memahami mind mapping sebagai teknik belajar
Mahasiswa dapat memahami cara memberdayakan otak untuk belajar
Mahasiswa dapat memahami cara-cara pernapasan yang dapat meningkakan hasil belajar
Metode-metode belajar dengan akses mendalam dan berdaya ungkit besar
Mengenal dan memberdayakan memori dalam belajar
7.1 Cara menyusun jadwal belajar
1.1 SQ3R1.2 PQRST1.3 OK5R1.4 Skimming dan scanning
9.1 Cara menandai bahan bacaan
9.2 Cara membuat catatan
15.2Mind mapping untuk membuat catatan
10.2 Mind mapping untuk mengembangkan gagasan
11.1 Otak sebagai komputer terhebat di dunia
11.2 Cara otak menyimpan informasi
11.3 Prinsip-prinsip kerja otak
11.4 Memberdayakan “multiple intelligence”
12.1 Hubungan pernafasan dan kerja otak
12.1 Hubungan pernafasan dan daya tahan belajar
13.1 Prinsip dan skema umum
13.2 Metode berdaya ungkit besar
14.1 Macam-macam memori
14.2 Memberdayakan
Mike and Smith 8-15
Ali Saukah: 1999: 114-127
Ali Saukah: 1999. H 128 -137
idem
Tony Buzan. 2008. H 22-32 dan 50-94.
Dryden dan Vos: 1999 h. 113-141Heimberg 2006. H 1 -18
Win Wenger. 2001. H 183-229
243-277
Heimberg. 2005. 171-224
Idem
idem
idem
idem
Idem
idem
idem
idem
15
16
Mahasiswa dapat memahami cara belajar Quantum learning
Mahasiswa dapat memahami cara-cara menghadapi ujian
memori dalam belajar
15.1 Prinsip-prinsip bejalar quantum
15.2 Metode-metode belajar quantum
16.1 Memmeriksa dan memepelajari materi kuliah
16.2 Mengenal jenis soal dan kiat-kiat mengerjakannya
16.3 Mempersiakan fisik dan mental
Hernacki
Hernacki
Mohamad Adnan Latief. 1999. H 138-151
idem
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER
Matakuliah : Bimbingan Konseling Belajar Pembina : Blasius Boli Lasan
NO Waktu Kompetensi Materi
1 17 -8- 10 Memahami hakekat BK Belajar
1. Mereview Hakekat BK
2. Ciri siswa layanan BK dan beberapa konsep seperti ”under-achiever, slow learner, dsb)
3. Istilah-istilah yang berhubungan dengan masalah belajar: learning disabilities, learning disorder dsb.
4. Ruang lingkup BK Belajar
5. Pengertian BK Belajar
6. Kaitan matakuliah BK Belajar dengan Kompetensi Konselor
2 25 -8- 10 Memahami proses dan kondisi terja-dinya belajar serta kaitan timbulnya
1. Mereview pengertian/makna belajar dan jenis-jenis belajar
2. Faktor-faktor yang mengkondisi terjadinya belajar: fisiologis, psikologis, sosial-budaya
gang-guan belajar 3. Mengenal masalah-masalah belajar yang timbul dari kondisi/faktor-faktor belajar itu.
3 1 -9- 10 Mengenal teori-teori pemrosesan infor-masi belajar atau teori terjadinya be-lajar dan hubungan-nya dengan gang-guan belajar.
1. Pemahaman belajar dari teori pemrosesan informasi
2. Pemahaman belajar menurut Robert M. Gagne
3. Pemahaman belajar dari teori Piaget
4. Kaitan dari bahasan no 1 s.d 3 dengan gangguan belajar
4 8 -9- 10 Mendiagnosis Kesulitan belajar
1. Mengenal kompetensi pembelajaran suatu matapelajaran dan mengecek penguasaannya.
2. Penggunaan metode tes dan non-tes untuk mengetahui kesulitan belajar
3. Mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh pada no 1 dan 2
4. Memperkirakan sebab-sebab terjadinya kesulitan
4 15-9-10 Mengenal masalah-masalah yang kompleks dan ADHD
Gabungan dari beberapa masalah:
1. Inteligensi
2. Panca-indera
3. Masalah persepsi
4. Masalah gizi
5. kelelahan
6. Harapan orangtua
7. disharmoni keluarga
8. penguasaan materi
9. minat
10. ADHD
5 22-9-10 Melakukan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah
1. Mempelajari masalah/kasus
2. Menggali informasi dari pihak terkait
3. Bekerja sama dengan pihak lain terkait
4. Konseling
6 29-9-10 Bimbingan Belajar 1. Menyadarkan tujuan-tujuan belajar
dari dalam internal siswa
2. Belajar tentang cara belajar
3. Menanamkan motivasi belajar
4. Membina kepribadian yang ingin maju melalui belajar.
5. Membina pribadi yang mandiri yang mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui belajar
7 6-10-10 Bimbingan belajar: mengenal kekuatan otak dan memberdayakannya dalam belajar
1. Otak sebagai komputer terhebat
2. Bagian-bagian otak dan multiple intelligence
3. Hemisfer kiri-kanan
4. Gelombang otak
5. Cara otak menyimpan informasi
8 13-10-10 Mengenal cara mengikuti pelajaran
1. Pentingnya membuat catatan
2. Menyiapkan sistem catatan
3. Pencatatan selama dan sesudah pelajaran
Menggunakan singkatan dan atau simbol
9 20-10-10 Menata lingkungan belajar
1. Menata ruangan fisik
2. Menata ruangan psikologis
3. Menata musik
4. Meletakkan slogan, sertifikat atau kata-kata mutriara pemacu belajar
10 27-10-10 Memahami cara membaca buku
1. Skiming
2. Scaning
3. Membaca dengan teknik SQ3R
4. Teknik PQRST
5. Fast Reading
11 3-11-10 Mengenal cara menandai dan membuat catatan dari bacaan
1. Manfaatnya2. Kaidah dan petunjuk memberi catatan pada
buku3. Membuat catatan penting setelah membaca
buku
12 10-11-10 Teknik mencatat dengan peta pikiran
1. Manfaat peta pikiran
2. Mencacatat dengan peta pikiran
3. Langkah-langkah mencatat dengan peta
pikiran
13 24-11-10 Mengenal peranan pernafasan untuk peningkatan proses belajar
1. Hubungan olah raga dan pernafasan
2. Hubungan pernafasan dan otak
3. Mempelajari beberapa pola pernafasan yang meningkatkan kinerja otak
14 1-12-10 Belajar menulis dengan baik
1. Mengadakan clustering dan fastwriting
2. Tahap-tahap penulisan yang lengkap
3. Kiat-kita memperlanacar tulisan
15 8-12-10 Meningkatkan kinerja memori
1. Mengadakan asosiasi
2. Mengadakan hubungan
3. Mengadakan sistem cantol
4. Akronim dan singkatan kreatif
5. Kiat-kiat lain
16 idem Mengenal cara mempersiapkan diri mengikuti ujian
1. Manfaatnya
2. Mempersiapkan catatan
3. Mempersiapkan buku
4. Mengenal kompetensi/standar kelulusan
5. Mengorganisasi catatan
6. Persiapan fisik dan mental
7. Mengerjakan tes objektif dan subjektif
8. Kiat-kiat penting
DAFTAR PUSTAKA
1. DePorter, B. & Hernacki, M. 1999. Quantum learning. Bandung: Kaifa2. Dryden & Vos, J. 1999. Revolusi cara belajar. Jakarta: CV Rajawali.3. Heimberg, D.M. 2006. Strategi meningkatkan kecerdasan, memori & kreativitas.
Terjemahan Adiloka Sujono & Dewantoro Wahyu Gutomo. Jakarta: Prestasi Pustaka.4. Partowisastro, K. 1982. Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar. Jilid 1 dan 2.
Jakarta: Erlangga.5. Rimm, S. 1997. Mengapa anak pintar memperoleh nilai buruk: Apa yang bisa anda
lakukan untuk mengatasinya? Jakarta: Grassindo.
6. Romlah, T. Zen, E.F. 1991. Keterampilan-keterampilan Belajar. Malang: Depdikbud IKIP MALANG.
7. Rose, C. & Nichol, M.J. 2002. Accelerated learning for the 21 century. Terjemahan Dedy Ahimsa. Bandung: Nuansa Cendikia.
8. Smith, C. Strick, L. 1997. Learning disabilities: a parent’s complete guide to learning disabilities from preschool to adulthood. New York: McGraw Hill-Book.
9. Sukadji, S. 1989. Kumpulan naskah kuliah kesulitan belajar. Jakarta: Jurusan Psikologi Pendidikan UI.
10. Wilson, J. (Ed.). 1971. Diagnosis of learning difficulties. New York: McGraw Hill-Book.
*Pustaka lain menyusul sesuai dengan pokok bahasan
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER
Matakuliah : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Pembina : Blasius Boli Lasan
NO Waktu Kompetensi Materi1 2 -9- 09 Mengenal gagasan-
gagasan awal tentang belajar
1. Plato2. Aristoteles3. Pengaruh historis dari tokoh-tokoh: Thomas
Reid, Darwin, Ebbinghaus4. Psikologi sekolah-sekolah awal5. Hubungan Epistemologi dan Teori Belajar
2 9-9-09 Memahami hakekat teori belajar
1. Apakah teori itu dan apa ciri-ciri teori yang baik?
2. Apakah belajar dan apakah teori belajar itu?3. Mengapa mempelajari teori belajar dan apa
manfaatnya?4. Metode-metode penetapan teori belajar: studi
sistematis dan melalui eksperimen5. Mengenal pandangan Thomas Kuhn tentang
revolusi ilmu pengetahuan dan kaitannya dengan pembentukan teori belajar
3 16-9-09 Memahami Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran
1. Prinsip-prinsip belajar2. Penerapan Prinsip-prinsip belajar dalam
pembelajaran
4 23-9-09 Memahami motivasi 1. Pentingnya Motivasi
belajar 2. Jenis-jenis Motivasi3. Motivasi dalam belajar
5 30-9-09 Mengenal Jenis-Jenis Belajar
1. Jenis Belajar menurut A de Block2. Jenis Belajar menurut C. Van Parreren3. Jenis Belajar menurut Robert M.Gagne4. Tingkat-tingkat belajar: Trial and error,
imitasi, kondisioning, discovery, konseptualisasi, dan belajar berpikir.
6 7-10-09 Lanjutan Lanjutan ketiga teori di atas
7 14 -10-09 Memahami Teori-Teori Belajar Asosiasi
1. Teori Ivan Pavlov2. Teori Edwin Ray Guthrie3. Teori William K. Estes
8 21-10-09 Lanjutan Lanjutan ketiga teori tersebut
9 28 -10-09 Mengkaji Teori-teori Belajar Fungsional
1. Teori Edward Lee Thorndike2. Teori B. Frederick Skinner3. Clark Leonard Hull
10 4-11-09 Lanjutan Lanjutan ketiga teori tersebut
11 11-11-09 Mempelajari Teori-teori Belajar Kognitif
1. Teori Gestalt2. Teori Jean Piaget3. Teori Edward Tolman4. Teori Albert Bandura5. Teori Bruner
12 18-11-09 Lanjutan Lanjutan Teori Gesatlt dan Piaget
13 25 – 11 -09 Lanjutan Lanjutan teori Tolman, Bandura, dan Bruner
14 2 – 12 - 09 Memahami Teori-teori belajar Neuroscience
1. Donald Odding Hebb2. Howard Gardner: Belajar dengan
memberdayakan multiple intelligence
16 9-12-09 Lanjutan Lanjutan kedua teori tersebut
17 16-12-09 Mengenal Teori Belajar Pemrosesan Informasi
1. Persepsi dan Memori2. Sistem-sistem Memori3. Tahap-tahap pengolahan informasi dalam
sistem memori
18 23-12- 09 Lanjutan Lanjutan pembahasan teori belajar pemrosesan informasi
19 30-12-09 Mengenal Teori-teori Belajar Mem-berdayakan Inteligensi
1. Teori Sternberg 2. Vigotzi
20 6-1-2010 Mengkaji teori-teori belajar kontemporer
1. Quantum Learning2. Revolution of Learning
SILABUS
a. Identtas Perguruan TinggiPerguruan Tinggi : UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANGFakultas : Keguruan dan Ilmu PendidikanProgram Studi : Bimbingan Konseling
a. Identitas Mata KuliahMatakuliah : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Kode Mata Kuliah : ......... Bobot Sks/Js : 2/2
B. KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami hakekat, landasan, dan karakteristik teori-teori belajar dan pembelajaran.
C. STANDAR KOMPETENSI : 1. Mahasiswa memahami pngertian belajar menurut aliran-aliran psikologi.
2. Mahasiswa memahami teori-teori belajar dan pembelajaran yang telah dikembangkan (Teaching theory and models).
Kompetensi Dasar
Indikator Pokok Bahasan dan subpokok bahasan
Pengalaman Belajar Alo.Wakt
u
Media dan Sumber Belajar
Mahasiswa memahami pengertian belajar dan pembe-lajaran
Mahasiswa dapat
1. Memahami pengertian belajar dan pembelajaran secara populer
2. Memahami pengertian belajar yang baku
1. Memahami teori Classical
1.1 Pengertian belajar dan pembelajaran populer dan baku
2.1 Pengertian Belajar dari aliran-aliran psikologi: Behavio-risme, kognitivis-me, konstruktivis-me, dan humanis-me.
1.1 Peristiwa belajar menurut CC.
Mengkaji pengertian belajar dan pembe-lajaran
Menjabarkan definisi-definisi belajar
Menjabarkan arti teori belajar CC.
2 kali pertemuan
Bahan ajar
Hergenhahn, B.R. Pp. 3-14
Travers, R.M. Pp. 3-13
memahami pandangan Behaviorisme
Mahasiswa dapat mema-hami pan-dangan Kog-nitif-Kons-truktivisme
Mahasiswa da-pat memahami pandangan Humanistik
Mahasiswa dapat mema-hami pan-dangan Neuroscience
Conditioning (CC)
2. Memahami Operan Con-ditioning (OC)
3. Memahami Observational Learning dan Experiental Learning (OL & EL)
1. Memahami teori-teori Klasik
2. Memahami teori-Teori sesudahnya.
1. Memahami Carl Rogers
2. Memahami Abraham Maslow
1. Teori Neuro-Science
2. Teori Multip- le Intelligence (MI)
3. Kecerdasan emosional
2.1 Terjadinya belajar menurut OC.
2.1 Terjadinya belajar menurut OL dan EL.
1.1 Teori Gestalt
1.2 Ciri-ciri Belajar Getalt
2.1 Teori Piaget
2.2 Belajar menurut Piaget.
2.2 Teori Vigotsy2.3 Belajar menurut
Vigotsy
1.1 Teori Fenomeno-logis Carl Rogers
1.2 Teori Maslow
1.1 Bagian-bagian otak dan cara kerjanya dalam belajar
2.1 Jenis-jenis kecer-dasan dan kemampuan belajarnya
3.1 Belajar menurut kecerdasan emo- sional
4.1 Peranan otak kiri dan kanan
Mengkaji peristiwa belajar CC
Mengkaji terjadinya belajar OL dan EL
Mengkaji teori GestaltMengkaji ciri-ciri belajar Gestalt.Membahas teori
Piaget dan pokok-pokok pikirannya.
Membahas teori Piaget dan pokok-pokok pikirannya.
Membahas teori Piaget dan pokok-pokok pikirannyaMengkaji teori Rogers
Mengkaji teori Maslow
Mengkaji proses kerjanya otak
Mendiskusikan jenis-jenis kecerdasan
Mendiskusikan ke-cerdasan emosional
Bower dan Hilgard p. 49
Kolb, D.A. Pp. 20-37.
Bower dan Hilgard p. 299
Hergenhahn, B.R. Pp. 280-287.
Vigotsy
Dimyati dan Mudjiono, h. 15.
Dimyati dan Mudjiono, h. 76-77.
Dryden dan Vos 113-141.Gardner 27-40.
Amstrong, T. Pp 41-47
Goleman, G. H. 267-283 dan 430.
Mahasiswa dapat mema-hami teori-teori pembe-lajaran
Pengembangan pembelajaran
4. Hemisfer Otak
5. Teori Belajar Quantum
1. Memahami Cooperative learning2. Case-based
learning3. Problem based
learning (PBL)4. Pembelajaran
quantum
Mengidentifikasi: 1. komponen-
kompo-nen pembelajaran
2. komponen/model pembelajaran lokal
3. komponen/ model pembela-jaran nusantara
5.1 Prinsip-prinsip Quantum Learning
Teori pembelajaran Cooperative Learning2.1 Teori Case-based Learning3.1 Teori problem based
learning.4.1 Teori pembelajaran
quantum
1.1 Mengkaji kompo-nen pembelajaran umum
1.2 Komponen lokal
1.3 Komponen nusantara
Membandingkan peranan otak kiri dan kanan
Mengkaji prinsip-prinsip Quantum LearningMengkaji CL.
Mengkaji CBL
Mengkaji PBL
Mengkaji QL
Mengakaji kemungkinan adanya model pembelajaran local/nasional
Westen, D. 127-136.
De Porter & Hernacki. H. 1- 14 dan 45-60.
Briggs, L. & Wager, W. 39-75.
idem
idem
idem
Bahan ajar
idem
idem
REFERENSI
Amstrong, T. 1994. Multiple Intelligences. Alexandria: ASCD.
Bigge, Morris L. 1982. Learning theories for teachers. Fourth ed. New York: Harper & Row Publisher.
Briggs, Leslie J. and Wager, Walter W. 1981. Handbook of procedures for the design of instruction, 2Ed. Englewood Cliffs, N.J.
Brower, Gordon H. & Hilgard, Ernest R. 1981. The Nature of learning theory. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs N.J.
DePorter, B. Hernacki, M. 1999. Quantum learning. Bandung Kaifa
Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dryden & Vos, J. 1999. Revolusi cara belajar. Jakarta: CV Rajawali.
Fontana, David. 1981. Psychology for teachers. London: Macmillan Press.
Gagne, Robert M. 1977. The conditions of learning. 3Ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences: the Theory in practice. New York: Basic Books.
-------------. 1999. The Disclipine mind: What all students should understand? New York: Simon & Schuster.
Goleman, D. Emotional Intelligence. 1995. Jakarta: Gramedia.
Hergenhahn, B.R. 1982. An Introduction to Theories of Learning. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Hernacki, M. & DePorter B. 1999. Quantum Learning. Bandung Mizan.
Houston, John P. 1985. London: Motivation. London: Macmillan Publishing Company.
Kolb, D.A. 1984. Experiental learning. Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs.
Kolesnik. 1976. Learning: Educational Applications. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Santrock. Psikologi pendidikan. 2008. Jakarta: kencana
Slavin, Robert E. 1991. Educational psychology: theory into practice. Boston: Allyn and Bacon
Sternberg, RJ., &Lubart, TL. 1986. Beyond IQ: A triachic theory of human intelligence. Cambridge, Massachusetts: Cambridge University Press.
Travers, Robert M. 1982. Essentials of learning: The new cognitive learning for students of education. Fifth ed. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.
Westen, D. 1996. Psychology: mind, brain, & culture. NY: John Willey & Sons.
Winkel, W.S. 1987. Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia.
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER
b. IDENTTASMatakuliah : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Sandi : ......... Sks/Js : 2/2
B. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa memahami hakekat belajar dan pembelajaran, teori-teori yang melandasi proses belajar dan pembelajaran,
pendekatan-pendekatan dan model-model pembelajaran.
C. KOMPETENSI DASAR : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat ’belajar dan pembelajaran’
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang teori-teori belajar
3. Mahasiswa dapat menjelaskan determinan yang berpengaruh terhadap belajar dan pembelajaran
4. Mahasiswa dapat menjelaskan model-model pembelajaran sesuai rumpunnya
5. Mahasiswa dapat menjelaskan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran 6. Mahasiswa dapat menjelaskan pendekatan- pendekatan belajar kontemporer
Perte-muan
ke
Kompetensi Dasar
Indikator Pengalaman Belajar Metode pembelajaran Media, sumber belajar
1 dan 2
Mahasiswa dapat men-jelaskan ha-kekat bela-jar dan pembela-jaran
1.Memahami sumbangan mata kuliah Belajar dan Pembelajaran terhadap kompetensi guru/konselor.
2.Memahami hakekat be-lajar, prinsip-prinsip belajar dan pembela-jaran
1.1 Mengkaji sumbangan-sumbangan mata kuliah Relajar dan Pembelajaran terhadap komnpetensi guru.
1.2 Menyikapi bahwa mengajar sebagai suatu profesi:
2.1 Mengkaji definisi-definisi belajar - Aliran Skolastik - Aliran behavioral - Aliran kognitif - Belajar sosial - Konstruktivisme2.2 Variabel-variabel belajar2.3 Prinsip-prinsip belajar
2.4 Hakekat manusia: makhluk belajar.
EkspositoriDiskusi
Ekspositori: penjabaran dan perbandingan definisi dari setiap aliran.
Tanya jawab: tentang unsur-unsur pokok dalam definisi belajar
Ekspositori
Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, h. 2-9
Ornstein. Pp 4-5..
Hergenhahn, B.R. Pp. 3-14
Travers, Robert M.
Dimyati dan Mudjiono, h. 39-60.
Hergenhahn, B.R. Pp. 3-14
Delors, J. h. 63-69
3.Mengenal Jenis-jenis dan tingkat Belajar
2.5 Pengertian pembelajaran 2.6 Pembelajaran sebagai suatu Sistem
2.7 Penerapan Prinsip-prinsip belajar dalam pem- belajaran
2.1 Jenis Belajar: kognitif, afektif, psikomotor, sosial, teoretis, estetis, belajar dinamik, belajar untuk belajar.
2.1 Tingkat-tingkat belajar: Trial and error, imitasi, kondisioning, discovery, konseptualisasi, dan belajar berpikir.
Reflektif. Empat pilar belajar: learning to know, learning to do, learning to live toge-ther, learning to be.
Ekspositori
Ekspositori
EkspositoriDiskusi
EkspositoriDiskusi
Winataputra dan Rosita, h. 35-43.
Gagne. P 16 dan 28.
Winkel, h. 38-63.
Hergenhahn, B.R. Pp. 57-60
3 Mahasiswa dapat menje-laskan teori belajar dan pembelajaran konvensional
1. Menyebutkan teori belajar rumpun Behavioristik
1.1 Teori belajar Classical Conditioning
1.2 Teori belajar Operant Conditioning
Ekspositori Hillgard p. 49
Hillgard p. 169
4 2. Menyebutkan teori belajar rumpun kognitif
2.1 Teori perkembangan kognitif Piaget
2.2 Teori perkembangan kognitif Bruner
Ekspositori David Fontana. Pp 64-78.
5 3. Menjelaskan teori belajar rumpun humastik.
3.1 Teori Maslow3.2 Teori Carl Rogers
Ekspositori 3.3 Dimyati dan Mudjiono, h. 39-60.
6 4. Mengenal Teori Pembelajaran Konstruk-tivisme
5. Menjelaskan teori pembelajaran melalui modifikasi perilaku
1. Karakteristik pembelajaran konstruktivisme
2. Implementasi prinsip pembelajaran konstruktivisme
3. Karakteristik pembelajaran melalui modifikasi perilaku
Implementasi dalam pembelajaran
Ekspositori
9 6. Menjelaskan teori pembelajaran melalui konstruksi kognitif
1. 2.
10 Mahasiswa dapat menje-laskan deter-minan yang berpengaruh terhadap proses belajar dan pembelajaran
1. Menjelaskan peranan mo-tivasi dalam belajar dan pembelajaran.
1. Pengertian motivasi2. Jenis-jenis motivasi3. Unsur-unsur statis dan
dinamis dalam pembelajaran
4. Upaya peningkatan motivasi belajar siswa
Ekspositori Houston p. 5-7Houston, 253-256
11 2. Menjelaskan peranan bebeberapa modalitas jiwa: perhatian, pengamatan, ingatan dalam belajar dan pembelajaran
2.2 Perhatian2.3 persepsi2.4 ingatan2.5 retensi
5. 6.
3. Menjelaskan transfer dalam belajar dan pembelajaran
8. 9.
4. Menjelaskan faktor dan kondisi dalam belajar dan pembelajaran
11. 12.
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang model-model pembelajaran menurut rumpunnya
1. Menyebutkan rumpun model pembelajaran pengolahan informasi
2. Menjelaskan masing-masing model pembelajaran pengolahan informasi
1. Menyebutkan
rumpun pembelajaran personal
2. Menjelaskan masing-ma-sing model pembelajaran personal
14. 15.17. 18.20. 21.23. 24.26. 27.29. 30.32. 33.35. 36.38. 39.41. 42.44. 45.47. 48.
Perte-muan
ke
Kompetensi Dasar
Indikator Pengalaman Belajar Waktu Media, sumber belajar
1 dan 2
Mahasiswa dapat men-jelaskan ha-kekat bela-jar dan pembela-jaran
4.Memahami sumbangan mata kuliah Belajar dan Pembelajaran terhadap kompetensi guru.
5.Memahami hakekat be-lajar, prinsip-prinsip belajar dan pembela-jaran
1.1 Sumbangan: prinsip, teori belajar, pendekatan dan model pembelajaran terhadap kompetensi pedagogis, pribadi, sosial, dan profesional.
1.3 Mengajar sebagai suatu profesi: science and the art
2.1 Definisi-definisi belajar - Aliran Skolatik - Aliran behavioral - Aliran kognitif - Belajar sosial - Konstruktivisme2.2 Variabel-variabel belajar2.3 Prinsip-prinsip belajar
2.4 Hakekat manusia: makhluk belajar.
EkspositoriDiskusiBrain storming: mengapa guru butuh teori belajar?
Ekspositori: penjabaran dan perbandingan definisi dari setiap aliran.
Tanya jawab: tentang unsur-unsur pokok dalam definisi belajar
Ekspositori
Reflektif. Empat pilar belajar: learning to know, learning to do, learning to live toge-ther, learning to be.
Ornstein. Pp 4-5. Undang-undang RI
No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, h. 2-9.
Hergenhahn, B.R. Pp. 3-14
Travers, Robert M.
Dimyati dan Mudjiono, h. 39-60.
Hergenhahn, B.R. Pp. 3-14
Delors, J. h. 63-69
Winataputra dan
6.Mengenal Jenis-jenis dan tingkat Belajar
2.5 Pengertian pembelajaran 2.6 Pembelajaran sebagai suatu Sistem
2.7 Penerapan Prinsip-prinsip belajar dalam pem- belajaran
2.1 Jenis Belajar: kognitif, afektif, psikomotor, sosial, teoretis, estetis, belajar dinamik, belajar untuk belajar.
2.1 Tingkat-tingkat belajar: Trial and error, imitasi, kondisioning, discovery, konseptualisasi, dan belajar berpikir.
Ekspositori
Ekspositori
EkspositoriDiskusi
EkspositoriDiskusi
Rosita, h. 35-43.
Gagne. P 16 dan 28.
Winkel, h. 38-63.
Hergenhahn, B.R. Pp. 57-60
3 Mahasiswa dapat menje-laskan teori belajar dan pembelajaran konvensional
2. Menyebutkan teori belajar rumpun Behavioristik
1.1 Teori belajar Classical Conditioning
2.2 Teori belajar Operant Conditioning
Ekspositori Hillgard p. 49
Hillgard p. 169
4 6. Menyebutkan teori belajar rumpun kognitif
6.1 Teori perkembangan kognitif Piaget
6.2 Teori perkembangan kognitif Bruner
Ekspositori David Fontana. Pp 64-78.
5 7. Menjelaskan teori belajar rumpun humastik.
7.1 Teori Maslow7.2 Teori Carl Rogers
Ekspositori 7.3 Dimyati dan Mudjiono, h. 39-60.
6 8. Mengenal Teori Pembelajaran Konstruk-tivisme
9. Menjelaskan teori pembelajaran melalui modifikasi perilaku
4. Karakteristik pembelajaran konstruktivisme
5. Implementasi prinsip pembelajaran konstruktivisme
6. Karakteristik pembelajaran melalui modifikasi perilaku
Implementasi dalam pembelajaran
Ekspositori
9 7. Menjelaskan teori pembelajaran
5. 6.
melalui konstruksi kognitif
10 Mahasiswa dapat menje-laskan deter-minan yang berpengaruh terhadap proses belajar dan pembelajaran
2. Menjelaskan peranan mo-tivasi dalam belajar dan pembelajaran.
50.Pengertian motivasi51.Jenis-jenis motivasi52.Unsur-unsur statis dan
dinamis dalam pembelajaran
53.Upaya peningkatan motivasi belajar siswa
Ekspositori Houston p. 5-7Houston, 253-256
11 2. Menjelaskan peranan bebeberapa modalitas jiwa: perhatian, pengamatan, ingatan dalam belajar dan pembelajaran
4.1 Perhatian4.2 persepsi4.3 ingatan4.4 retensi
54. 55.
5. Menjelaskan transfer dalam belajar dan pembelajaran
57. 58.
6. Menjelaskan faktor dan kondisi dalam belajar dan pembelajaran
60. 61.
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang model-model pembelajaran menurut rumpunnya
3. Menyebutkan rumpun model pembelajaran pengolahan informasi
4. Menjelaskan masing-masing model pembelajaran pengolahan informasi
3. Menyebutkan rumpun pembelajaran personal
4. Menjelaskan
masing-ma-sing model pembelajaran personal
63. 64.66.
67. 68.70. 71.73. 74.76. 77.79. 80.82. 83.85. 86.88. 89.91. 92.94. 95.
REFERENSI
Bigge, Morris L. 1982. Learning theories for teachers. Fourth ed. New York: Harper & Row Publisher.
Briggs, Leslie J. and Wager, Walter W. 1981. Handbook of procedures for the design of instruction, 2Ed. Englewood Cliffs, N.J.
Brower, Gordon H. & Hilgard, Ernest R. 1981. The Nature of learning theory. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs N.J.
DePorter, B. Hernacki, M. 1999. Quantum learning. Bandung Kaifa
Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dryden & Vos, J. 1999. Revolusi cara belajar. Jakarta: CV Rajawali.
Fontana, David. 1981. Psychology for teachers. London: Macmillan Press.
Gagne, Robert M. 1977. The conditions of learning. 3Ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences: the Theory in practice. New York: Basic Books.
-------------. 1999. The Disclipine mind: What all students should understand? New York: Simon & Schuster.
Hergenhahn, B.R. 1982. An Introduction to Theories of Learning. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Houston, John P. 1985. London: Motivation. London: Macmillan Publishing Company.
Kolesnik. 1976. Learning: Educational Applications. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Santrock. Psikologi pendidikan. 2008. Jakarta: kencana
Slavin, Robert E. 1991. Educational psychology: theory into practice. Boston: Allyn and Bacon
Sternberg, RJ., &Lubart, TL. 1986. Beyond IQ: A triachic theory of human intelligence. Cambridge, Massachusetts: Cambridge University Press.
Travers, Robert M. 1982. Essentials of learning: The new cognitive learning for students of education. Fifth ed. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.
Winkel, W.S. 1987. Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia.
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER
Matakuliah : Bimbingan Konseling Belajar Pembina : Blasius Boli Lasan
Pertemuan Waktu Kompetensi Materi1 dan 2 1-3-’10
8-3-’10
Memahami hakekat BK Belajar
1. Hakekat BK2. Kaitan matakuliah BK Belajar dengan
Kompetensi Konselor 3. Ciri siswa layanan BK dan beberapa
konsep seperti ”under-achiever, slow learner, dsb)
4. Istilah-istilah yang berhubungan dengan masalah belajar: learning disabilities, learning disorder dsb.
5. Ruang lingkup BK Belajar6. Pengertian BK Belajar
Memahami proses dan kondisi terja-dinya belajar serta kaitan timbulnya gang-guan belajar
1. Mereview pengertian/makna belajar dan jenis-jenis belajar
2. Faktor-faktor yang mengkondisi terjadinya belajar: fisiologis, psikologis, sosial-budaya
3. Mengenal masalah-masalah belajar yang timbul dari kondisi/faktor-faktor belajar itu.
3 dan 4 15 - 3 - ’10
22-3-’10
Mengenal teori-teori pemrosesan infor-masi belajar atau teori terjadinya be-lajar dan hubungan-nya dengan gang-guan belajar.
1. Pemahaman belajar dari teori pemrosesan informasi
2. Pemahaman belajar dari segi Robert M. Gagne
3. Pemahaman belajar dari teori Piaget4. Kaitan dari bahasan no 1 s.d 3 dengan
gangguan belajar
Mendiagnosis Kesulitan belajar
1. Mengenal kompetensi pembelajaran suatu matapelajaran dan mengecek penguasaannya.
2. penggunaan metode tes dan non-tes untuk mengetahui kesulitan belajar
3. Mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh pada no 1 dan 2
5. Memperkirakan sebab-sebab terjadinya kesulitan
5 dan 6 29-3-’10
5-4-’10
Mengenal masalah-masalah yang kompleks dan ADHD
Gabungan dari beberapa masalah:1. Inteligensi2. Panca-indera3. Masalah persepsi4. Masalah gizi5. kelelahan6. Harapan orangtua7. disharmoni keluarga8. penguasaan materi9. minat10. ADHD
Melakukan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah
1. Mempelajari masalah/kasus2. Menggali informasi dari pihak terkait3. Bekerja sama dengan pihak lain terkait4. Konseling
7 12-4-10 Bimbingan Belajar dari dalam internal siswa
1. Menyadarkan tujuan-tujuan belajar2. Belajar tentang cara belajar3. Menanamkan motivasi belajar4. Membina kepribadian yang ingin maju
melalui belajar.5. Membina pribadi yang mandiri yang
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui belajar
8 19-4 –’10 Bimbingan belajar: mengenal kekuatan otak dan memberdayakannya dalam belajar
1. Otak sebagai komputer terhebat2. Bagian-bagian otak3. Hemisfer kiri-kanan4. Gelombang otak5. Cara otak menyimpan informasi
9 dan 10 26 -4 –’10 Mengenal cara 1. Pentingnya membuat catatan
3-5-’10
mengikuti pelajaran 2. Menyiapkan sistem catatan3. Pencatatan selama dan sesudah pelajaran4. Menggunakan singkatan dan atau simbol
Menata lingkungan belajar
1. Menata ruangan fisik2. Menata ruangan psikologis3. Menata musik4. Meletakkan slogan, sertifikat atau kata-
kata mutriara pemacu belajar
11 10 – 5- ’10 Memahami cara membaca buku
1. Skiming2. Scaning3. Membaca dengan teknik SQ3R4. Teknik PQRST5. Fast Reading
12 dan 13 17 - 5 –’10
24-5-’10
Mengenal cara menandai dan membuat catatan dari bacaan
1. Manfaatnya2. Kaidah dan petunjuk memberi catatan
pada buku3. Membuat catatan penting setelah
membaca buku
Teknik mencatat dengan peta pikiran
1. Manfaat peta pikiran2. Mencacatat dengan peta pikiran3. Langkah-langkah mencatat dengan peta
pikiran
14 31-5 –’10 Mengenal peranan pernafasan untuk peningkatan proses belajar
1. Hubungan olah raga dan pernafasan2. Hubungan pernafasan dan otak3. Mempelajari beberapa pola pernafasan
yang meningkatkan kinerja otakBelajar menulis dengan baik
4. Mengadakan clustering dan fastwriting5. Tahap-tahap penulisan yang lengkap6. Kiat-kita memperlanacar tulisan
15 7 -6 –’10
14-5-09
Meningkatkan kinerja memori
1. Mengadakan asosiasi2. Mengadakan hubungan3. Mengadakan sistem cantol4. Akronim dan singkatan kreatif5. Kiat-kiat lain
Mengenal cara mempersiapkan diri mengikuti ujian
1. Manfaatnya2. Mempersiapkan catatan 3. Mempersiapkan buku4. Mengenal kompetensi/standar kelulusan5. Mengorganisasi catatan6. Persiapan fisik dan mental7. Mengerjakan tes objektif dan subjektif8. Kiat-kiat penting
DAFTAR PUSTAKA
1. DePorter, B. Hernacki, M. 1999. Quantum learning. Bandung Kaifa2. Dryden & Vos, J. 1999. Revolusi cara belajar. Jakarta: CV Rajawali.3. Kolb, D.A. 1984. Experiental Learning: Experience as the source of learning and
development. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.4. Partowisastro, H.K. 1982. Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar. Jakarta:
Erlangga.5. Romlah, T. Zen, E.F. 1991. Keterampilan-keterampilan Belajar. Malang: Depdikbud
IKIP MALANG.6. Rose, C. & Nichol, M.J. 2002. Accelerated learning for the 21 century. Terjemahan
Dedy Ahimsa. Bandung: Nuansa Cendikia.7. Smith, C. Strick, L. 1997. Learning disabilities: a parent’s complete guide to learning
disabilities from preschool to adulthood. New York: McGraw Hill-Book.8. Sukadji, S. 1989. Kumpulan naskah kuliah kesulitan belajar. Jakarta: Jurusan Psikologi
Pendidikan UI.9. Wilson, J. (Ed.). 1971. Diagnosis of learning difficulties. New York: McGraw Hill-
Book.
*Pustaka lain menyusul sesuai dengan pokok bahasan
Children who have a learning disorder are those who manifest an educationally
significant discrepancy between their estimated intellectual potential and (their) actual
level of performance related to basic disorder in the learning processes which may or may
not be accompanied by demonstrable central nervous dysfunction, and which not
secondary to generalized mental retardation educational or cultural deprivation, severe
emotional disturbance or sensory lose. (L.J. Peter, 1975).
Another group of children should be included under the heading of learning disabilities.
There are children who avoid learning or refuse to attend school because these behavior
are reinforced by the attention and concern this elicits from their parent. (Allan O. Ross,
1974, hal. 103)
Most of learning disability students describe the type of child whose academic
achievement falls bellow his intelectual potential. Most children classified as having
disabilities have associated with social and emotional problems. (L.J. Peter, 1975, hal.
222).
When a child does not manifest general mental subnormality, does not show an impairment of visual or auditory functions, is not prevented from attending to his educational task by unrelated psycological disorders and is provided whith cultural and educational advantages that are average for his social environment but is non theless severely impaired in his learning efficiency, we shall consider him to fall into the category of learning dysfunction. (Allan O. Ross, 1974, hal ).
PERTEMUAN I
Hakekat Bimbingan Konseling di sekolah adalah membantu siswa agar ia dapat membantu dirinya sendiri. Membantu atau memberi bantuan (helping) merupakan esensi dari bimbingan dan konseling.
Adanya profesi yang menawarkan bantuan,--salah satunya adalah konselor—mengandaikan adanya seseorang atau sekelompok orang yang memerlukan bantuan. Para siswa di sekolah diduga memiliki sejumlah masalah, beberapa di antaranya adalah masalah belajar, tentu saja.
Masalah belajar itu komplek. Tidak hanya soal yang berhubungan dengan pemahaman suatu pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran. Tetapi jika dikupas, banyak soal yang berhubungan dengan kondisi fisik, sosial-psikologis seorang siswa.
Sehubungan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan belajar konselor perlu memberikan bantuan terhadap siswa-siswa tersebut. Jenis bimbingan yang kiranya tepat adalah bimbingan belajar.
Jika konselor memberikan bimbingan belajar, pertanyaan yang segera muncul adalah: ”apakah konselor berkompeten memberikan bimbingan belajar?” Jika ia kompeten, sejauh mana? Mata kuliah apa yang mempersiapkannya?
BK BELAJAR
Pengertian BK Belajar tentu saja masih diwarnai oleh pengertian bimbingan itu sendiri sebagai induknya. BK Belajar adalah bantuan yang diberikan kepada siswa normal/relatif agar ia dapat mencegah dan atau mengatasi masalah-masalah yang menghambat keefektifan belajarnya. Apa yang dimaksudkan dengan bantuan dalam definisi tersebut? Apakah konselor menjelaskan pokok bahasan Listrik agar siswa dapat memahaminya? Apakah konselor mengajarkan diferensial/turunan dalam pelajaran Matematika?
Bantuan yang dimaksud adalah bantuan yang bersifat edukasional-psikologis. Konselor menelaah siswa, mendiagnosis, memberikan informasi tentang cara belajar, memberi motivasi, membentuk pribadi siswa yang suka belajar dan sebagainya.
TIPE-TIPE DASAR KELEMAHAN BELAJAR
Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan belajar. Sebagai orang dewasa, sebagian dari kita mengakui kelemahan-kelemahan tersebut. Kita lemah dalam Matematika atau memiiki kemampuan-kemampuan yang buruk dalam memahami bahasa-bahasa asing. Kita juga sulit menarik garis lurus ketika ada pelajaran seni. Kita juga sulit mengingat tanggal-tanggal dalam pelajaran sejarah, tidak pernah mendapat nilai Rapor yang memuaskan, memiliki telinga yang kurang peka terhadap musik atau tersandung kaki sendiri ketika pelajaran olah raga.
Meskipun kita memiliki kelemahan, kita masih ceria walau yakni kita masih berusaha sukses di bidang-bidang
top related