biografi dewi sartika

Post on 21-Jul-2015

269 Views

Category:

Education

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Dewi sartika

BIOGRAFI

HAL MENARIK DARI TOKOH

HAL YANG DAPAT DITELADANI

SEKILAS TENTANG DEWI

SARTIKA

Dewi Sartika Lahir pada tanggal 4 Desember 1884. Ayahnya adalahPatih bandung, R. RanggaSomanagara dan Ibunya R.A Raja Permas, putri Bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusumah IV.

Dewi Sartika merupakan Putripertama dan Anak kedua dari 5 bersaudara yaitu R.Somamur, R.Junus, R.Entis, dan R.SariPamerat.

Pada pertengahan bulan juli 1893, dewi sartika dititipkan ke keluarga di

cicalengka. Hal ini karenasomanagara, ayahnya di tuduh

terlibat dalam pemasangan dinamit, dan diberi hukuman buangan ke

ternate bersama ibunya yang turutmenemani.

Pada bulan itu juga, dewi sartikaberhenti belajar menulis dan

membaca dari sekolah kelas satu. Sekolah itu merupakan sekolahnya

yang hanya diperuntukkan bagianak-anak priyai dan anak yang pendapatan orang tuanya f. 100

(seratus gulden).

Dewi mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan fikiran yang cerdas, apapunyang ia tangkap telah menambah dan

memperkaya pengetahuanya. Di Cicalengka, dewi sering diminta tolong

para gadis yang mendapat surat darikeluarga atau calon suami untukmembacakan suratnya. Alasanya,

karena diantara para gadis itu, hanyadewi yang bisa menulis dan membaca.

Mengetahui banyak gadis yang tidakbisa menulis dan membaca, timbul

kesedihan dalam diri Dewi Sartika, Iamerasa wanita terutama aspek sosialnya

perlu menghendaki perbaikan. Iamelihat satu kekurangan saja yaitu buta

huruf, telah menimbulkan kerugianpada teman sejenisnya. Ia pun mulaibercita-cita untuk memperbaiki nasib

kaumnya.

Pada tahun 1902, Dewi kembali keBandung. Ia menyadari bahwa selamaIa masih berdiam bersama Pamannya, Ia tidak mungkin melaksanakan cita-citanya untuk berbuat sesuatu bagi

kaumnya. Kembalinya Ia ke Bandung juga disebabkan karena ibunya, R.A

Rajapermas kembali ditengah keluargabandung

Sekembalinya Dewi Sartika di Bandung, hasratnya untuk

melaksanakan cita-cita berbuatsesuatu bagi kaumnya yaitu

memberikan pendidikan kepadaperempuan di Priangan semakinbesar. Ia pun memberanikan diri

menghadap Bupati Bandung, Martanagara, yang kebetulan juga

pamannya sendiri.

Pada mulanya, sang paman tidakmenyetujui niat Dewi untuk

membuka sekolah karenadikhawatirkan mendapat tantangandari Masyarakat. Katanya : “Entong, awewe mah entong sekola! Asal bisa

nutu-ngejo, bisa kekerod, bisangawulaan salaki, geus leuwih ticukup, ganjaranana ge manjing

sawarga”.

Artinya : “Jangan, perempuan tidak usahsekolah! Asal bisa menanak nasi, bisa

menjahit, bisa mengabdi kepada suami, sudah lebih dari cukup, pahalanyasurga. Tetapi pada akhirnya, berkat

usaha Dewi yang tidak mudah putusasa, sang paman luluh hatinya dan

pada tanggal 16 Januari 1904 didirikan“Sekolah Istri” di Paseban

Awalnya sekolah istri hanya memiliki 20 orang murid yang kesemuanya itu berasal

dari golongan rakyat biasa. Jumlahkelasnya hanya 2 kelas

dan tenaga yang mengajar pun hanyaterdiri dari 3 orang, yaitu dewi sartika, ibu

purma dan ibu uwit

Setelah penyempurnaan dalam rencanapendidikan dilakukan, dimana

pedomannya menekankan padapelajaran-pelajaran ketrampilan wanita, yang tidak lain tujuanya mendidik gadis-

gadis untuk menjadi istri yang utama, murid sekolah istri bertambah

Puncaknya, pada bulan syawal, permulaan tahun pelajaran yang baru,

banyak calon murid yang datangberbondong-bondong untuk mendaftar

masuk ke sekolah kautamaan istri. Iniberarti dewi Sartika telah berhasil

mengembangkan sekolahnya

Pada tahun 1906 Dewi Sartika menikahdengan R.Kanduruan Agah Suriawinata, seorang guru kemudian menjadi KepalaSekolah Kelas Satu, Karang Pamulang. Suaminya itu memiliki visi dan cita-cita

yang sama dan sejalan dengan DewiSartika sehingga Ia slalu mendukung dan

membantu dewi dalam melaksanakancita-citanya.

Setelah menikah, Dewi Sartika masihaktif mengajar di sekolah kautamaan istri.

Dewi yang memiliki perawakan tinggibesar, namun gerak tindakanya gesit dan

cepat setiap pagi sudah bersiap untukmengajar muridnya, tak jarang demi

datang tepat waktu dewi melewatkanmakan pagi dengan keluarganya.

Pada tahun 1910 Sekolah Istri digantinamanya menjadi “Sekolah Kautamaan

Istri”. Dan mulai tahun 1913, dibukaSekolah Kautamaan Istri II di Bandung dan Sekolah Kautamaan Istri lainya di

Pasundan dan Minangkabau. Pada tahun1929, sekolah istri dikenal dengan

“Sekolah Raden Dewi”

Pada tanggal 25 Juli 1939, suami dewiSartika meninggal, kesehatan Dewi Sartika

menjadi menurun, beliau menderitapenyakit diabetes. Badannya sering merasa

lemas sehingga tidak dapat lagi bekerjaseperti sedia kala.

Pada tanggal 11 September 1947, penyakitdiabetes beliau kambuh dan pukul 09.00

dirumah sakit Cineam, beliau wafat dalamusia 63 tahun. Jenazahnya dimakamkan di

Cineam sesudah berakhirnya perangkemerdekaan pada tahun 1951

top related