bab v-acuan

Post on 14-Nov-2015

241 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

amdal

TRANSCRIPT

I

PAGE V - 125Prakiraan Dampak Penting

V. PRAKIRAAN DAMPAK PENTINGPrakiraan terhadap dampak penting ditujukan untuk memprakirakan besaran dampak (magnitude ) dan sifat penting dampak (important) dampak. Prakiraan ini dibedakan atas dua tahap yakni :

a. Prakiraan Besaran Dampak (Magnitude)

Prakiraan terhadap besaran dampak pada prinsifnya adalah untuk memprakirakan besaran dampak (magnitude) yang akan terjadi akibat adanya usaha atau kegiatan pada saat pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi terhadap lingkungan hidup. Nilai besaran dampak dihitung secara kuantitatif menggunakan metode matriks sederhana, yang dapat memberikan gambaran besaran dampak dalam nilai skala kualitas lingkungan, yang merupakan selisih antara nilai skala kualitas lingkungan sebelum dan ketika kegiatan berlangsung. Secara matematis sederhana dirumuskan sebagai berikut :

Prakiraan dampak = KLdP KLtpCatatan :

KLdP=kualitas lingkungan hidup dengan proyek pada waktu Tn

KLtp=kualitas lingkungan hidup tanpa proyek pada waktu Tn

Tn = umur proyek

Perhitungan prakiraan besaran dampak setiap rencana kegiatan terhadap setiap komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak (dalam hal ini dampak besar dan penting hipotetik) merupakan selisih antara kualitas lingkungan dengan proyek berlangsung dengan kualitas lingkungan tanpa proyek.

Skala kualitas lingkungan hidup dari setiap dampak penting hipotetik pada komponen geo-fisik-kimia diperoleh melalui hasil analisis untuk kemudian ditetapkan atau dikonversikan kedalam besaran (angka) skala kualitas lingkungan hidup dengan mengacu pada peraturan atau pedoman formal yang berlaku. Penetapan skala kualitas lingkungan hidup pada komponen biologi dilakukan melalui hasil analisis dan professional judgement yang diantaranya mengacu pada metode Shannon-Wiener. Sementara itu penetapan skala kualitas lingkungan hidup pada komponen sosekbud-kesmas dilakukan menggunakan professional judgement dan mengadopsi atau menganalogikan dengan pedoman formal yang ada yang telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan hidup setempat.

Skala kualitas lingkungan hidup untuk masing-masing komponen lingkungan hidup dan dampak penting hipotetik, digunakan untuk menentukan besar dan pentingnya dampak. Adapun kriteria skala kualitas lingkungan hidup (sangat baik hingga sangat jelek) ditetapkan ke dalam lima kelas yaitu :

1=kualitas lingkungan hidup sangat jelek

2 =kualitas lingkungan hidup jelek

3 =kualitas lingkungan hidup sedang

4 =kualitas lingkungan hidup baik

5 =kualitas lingkungan hidup sangat baik

Angka prakiraan besaran dampak yang diperoleh berkisar antara angka 1 (satu) sampai dengan angka 5 (lima), dengan kriteria besaran dampak sebagai berikut :

Selisih kualitas lingkungan ( +/-) 1 = dampak positif/negatif sangat kecil

Selisih kualitas lingkungan ( +/-) 2 = dampak positif/negatif kecil Selisih kualitas lingkungan ( +/-) 3 = dampak positif/negatif sedang Selisih kualitas lingkungan ( +/-) 4 = dampak positif/negatif besar

Selisih kualitas lingkungan ( +/-) 5 = dampak positif/negatif sangat besar

b. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak (Importance)

Hasil atau Besaran Dampak (Magnitude) sebagaimana diuraikan diatas selanjutnya ditentukan Tingkat Kepentingan Dampaknya berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jumlah manusia yang terkena dampak

b. Luas wilayah persebaran dampak.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.

d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak.

e. Sifat kumulatif dampak.f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

Penetapan tingkat kepentingan dampak ini dikelompokkan kedalam dampak penting (P) dan tidak penting (TP). Pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak apakah dampak tersebut penting (P) atau tidak penting (TP) didasarkan pada kriteria sebagai berikut :

1). Untuk jumlah manusia yang terkena dampak

Kriteria P apabila ada manusia yang terkena dampak.

Kriteria TP apabila tidak ada manusia yang terkena dampak.

2). Luas wilayah persebaran dampak

Kriteria P apabila luas dampak > 0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-tidaknya di daerah tersebut dalam luasan 0,25 dari luas wilayah studi pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga tingkat kepentingannya tinggi, sehingga dampaknya sudah dianggap penting.

Kriteria TP apabila luas dampak < 0,25 kali luas wilayah studi.

3). Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Kriteria P apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang batas baku mutu, dan atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.

Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (di bawah ambang batas baku mutu) dan dampaknya berlangsung hanya sesaat.

4). Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak

Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak.

Kriteria TP apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.

5). Sifat kumulatif dampak

Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi

Kriteria TP apabila dampak tidak akan terakumulasi

6). Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Kriteria P apabila dampak tidak berbalik

Kriteria TP apabila dampak berbalik

Dengan mempertimbangkan bahwa akhir dari hasil pembangunan adalah untuk kepentingan manusia, maka dari ke enam parameter penentu tingkat kepentingan dampak, parameter jumlah manusia yang akan terkena dampak diberi bobot nilai 3, sedang lima parameter lainnya masing-masing diberi nilai 1. Adapun tingkat kepentingan dampaknya adalah seperti disajikan pada Tabel V-1.

Tabel V-1. Tingkat Kepentingan Dampak Besar dan penting

No Nilai Prosentase

P ( %)Skor Skala

Dampak PentingTingkat kepentingan Dampak

10 201Tingkat kepentingan sangat rendah

221 402Tingkat kepentingan rendah

341 603Tingkat kepentingan sedang

461 804Tingkat kepentingan tinggi

581 1005Tingkat kepentingan sangat tinggi

Sub bab berikut menguraikan prakiraan besaran dampak masing-masing komponen lingkungan pada setiap tahapan kegiatan proyek yang diprakirakan terkena dampak besar dan penting.

5.1. Tahap Pra KonstruksiKegiatan pada tahap pra konstruksi meliputi sosialisasi rencana kegiatan dan pembebasan lahan.

5.1.1. Konflik Sosial

Dampak turunan dari munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah mengarah potensi terjadi konflik sosial yang cenderung akan menghambat aktivitas pertambangan batubara (skala 2). Apabila kegiatan ini tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan bersama, diprakirakan akan kemungkinan munculnya konflik sosial di masyarakat dalam hal ketidak puasan dalam proses pembebasan lahan.

Adanya rencana kegiatan penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara diprakirakan akan menambah kesempatan kerja dan lapangan usaha, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam pelaksanaan tahap operasi penambangan, perusahaan harus benar-benar melakukan survai terhadap lokasi-lokasi yang berkaitan dengan lahan masyarakat. Apabila terdapat lahan-lahan masyarakat di lokasi KP PT. Pratama Sumber Bumibara, hal tersebut harus dilakukan pembebasan lahan. Kegiatan pembebasan lahan ini dilakukan dengan prosedur yang benar dan menjadi kesepakatan antara perusahaan dan masyarakat (skala 4).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak konflik sosial pada kegiatan pembebasan lahan tahap pra konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dalam kuasa penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara terdapat lahan masyarakat.2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi beberapa kampung yang berada di sekitar lokasi tambang PT Pratama Sumber Bumibara yaitu Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembebasan lahan berlangsung tahap pra konstruksi.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dapat menimbulkan potensi kecemburuan sosial di masyarakat yang akhirnya akan mengganggu kegiatan perusahaan.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dengan mekanisme pembebasan lahan yang baik dan disepakati oleh kedua belah pihak, maka peluang munculnya konflik sosial dari kegiatan ini adalah kecil. Hal tersebut secara tidak langsung akan berdampak terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara.

6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, apabila dalam pelaksanaan pembebasan lahan yang dilakukan pada tahap persiapan dilakukan dengan benar.

Memperhatikan berbagai kriteria dan penting atau tidak pentingnya dampak tersebut di atas, maka tingkat kepentingan dampak dari konflik sosial pada kegiatan pembebasan lahan pada tahap persiapan dikatagorikan dampak negatif kecil (2-4)= -2 dan penting.

5.1.2. Sikap dan Persepsi Masyarakat

Asumsi terhadap sikap dan persepsi masyarakat terhadap kehadiran perusahaan di daerah mereka pada pada awalnya buruk/jelek (Skala 2). Mereka beranggapan bahwa kehadiran perusahaan tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap keberadaannya. Kegiatan sosialisasi dan pembebasan lahan terhadap lahan masyarakat yang terkena kegiatan penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara akan merubah persepsi negatif menjadi positif. Jika dilihat dari hasil tanggapan persepsi responden di lokasi studi terhadap rencana ini tampak bahwa 56,71% menyatakan setuju, 41,07% menyatakan tidak setuju dan sisanya 2,22% tidak ada pendapat. Hal ini menggambarkan adanya ambivalensi masyarakat yang disatu sisi hampir sebagian masyarakat menganggap bahwa kehadiran PT Pratama Sumber Bumibara akan memberikan manfaat (persespsi positif) dalam hal memberikan peluang terhadap terciptanya kesempatan kerja dan usaha lainnya. Disisi lain kehadiran perusahaan akan memberikan dampak persepsi negatif terutama dalam hal pembebasan lahan dan kehawatiran terhadap kerusakan lingkungan, apabila mekanismenya tidak dijalankan sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan demikian skor kualitas lingkungan persepsi masyarakat terhadap keberadaan PT Pratama Sumber Bumibara adalah baik (skala 4). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak sikap dan persepsi dari kegiatan sosialisasi/penyuluhan pada tahap pra konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikategorikan dampak penting, karena responden yang menyatakan setuju sebesar sebesar 56,71%, tidak setuju 41,07% dan sebanyak 2,22% tidak berpendapat terhadap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PT. Pratama Sumber Bumibara.

2. Luas wilayah persebaran dampak, dikategorikan dampak penting karena kegiatan ini mencakup beberapa wilayah kampung seperti Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikategorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi dari akibat kegiatan sosialisasi/ penyuluhan pada tahap pra konstruksi saja.4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikategorikan dampak penting karena dapat menimbulkan lanjutan perubahan persepsi negatif yang dapat berkembang menjadi konflik sosial.

5. Sifat kumulatif dampak, dikategorikan dampak penting, karena dengan semakin banyaknya perubahan sikap dan persepsi masyarakat yang bersifat positif akan menimbulkan efek saling memperkuat (sinergetik) persetujuan dan aksi positif masyarakat terhadap rencana kegiatan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara ini.

6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikategorikan dampak tidak penting, karena dampak dapat berbalik/pulih atau dengan kata lain sikap dan persepsi negatif masyarakat akan berkurang/hilang nantinya setelah kegiatan pertambangan berakhir dan mampu memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan usahanya sebagai mitra kerja PT Pratama Sumber Bumibara.

Dengan memperhatikan berbagai kriteria dan penting atau tidak pentingnya dampak tersebut di atas, maka tingkat kepentingan dampak dari sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap sosialisasi rencana kegiatan dan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi dikategorikan dampak negatif kecil (2-4)= -2 dan penting.

5.2. Tahap Konstruksi

5.2.1. Penerimaan Tenaga Kerja

a. Kesempatan Kerja dan Berusaha

Sebelum ada kegiatan ini, penduduk di wilayah studi umumnya bekerja sebagai petani, pedagang, swasta, PNS dan lainnya (skala 2). Bila dilihat dari jumlah penduduk dimasing-masing wilayah dengan usia produktif yang ada adalah > 50%, dibandingkan usia tidak produktif.

Proses penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi akan membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat. PT Pratama Sumber Bumibara didalam melaksanakan rekruitmen pegawai menggunakan sistem kontrak. Tenaga kerja dibedakan atas tenaga kerja PT Pratama Sumber Bumibara dan tenaga kerja Kontraktor PT Pratama Sumber Bumibara. Sistem kerjanya dibedakan atas karyawan kontrak dan karyawan permanen. Proses rekruitmen dilakukan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kualifikasi tingkat pendidikan dan ketrampilan. Kualifikasi tenaga yang diperlukan terdiri atas tingkat sarjana, diploma, teknisi, SMA dan SMP dengan jenis pekerjaan manajer, supervisor, labour dan administrasi.

Berdasarkan tabel mengenai kebutuhan tenaga kerja pada saat beroperasinya perusahaan (2010) adalah 133 orang, dimana asumsi 70% adalah tenaga lokal. Dalam kurun waktu 18 tahun PT Pratama Sumber Bumibara memerlukan tambahan tenaga kerja rata-rata per tahun sebanyak + 5 orang/tahun. Apabila dilihat dari prosentase tenaga kerja lokal tersebut maka peluang terserapnya tenaga lokal adalah sangat besar. Sedangkan dengan kehadiran perusahaan di daerah ini akan memberikan peluang berusaha dan kesempatan kerja lebih besar dengan skala Sangat Baik (skala 5).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak kesempatan kerja dan berusaha pada kegiatan penerimaan tenaga kerja tahap konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena peluang kerja di perusahaan adalah cukup besar yaitu + 133 orang dengan penambahan setiap tahunnya adalah sekitar + 5 orang dengan tingkat keterampilan dan keahlian yang disesuaikan, mulai jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi.2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi beberapa kampung yang berada di sekitar lokasi tambang PT Pratama Sumber Bumibara yaitu Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penerimaan tenaga kerja berlangsung tahap konstruksi hingga tahap operasi.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena kegiatan konstruksi dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa muncul peluang kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya dari kehadiran PT Pratama Sumber Bumibara. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kerja PT Pratama Sumber Bumibara.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan di daerah ini.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dengan direkrutnya tenaga kerja yang berasal dari kampung-kampung sekitar, hal tersebut akan memberikan dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat terhadap PT Pratama Sumber Bumibara. Apabila dalam pelaksanaan penerimaan tenaga kerja memperhatikan peluang dan kesempatan kerja bagi tenaga lokal, hal tersebut akan berdampak positif bagi keberlanjutan kegiatan perusahaan.Berdasarkan uraian di atas, maka dampak kegiatan penerimaan kerja pada tahap konstruksi kegiatan penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara terhadap kesempatan kerja dan berusaha dikatagorikan dampaknya bersifat positif kecil (5-3)= 2 dan penting.

b. Konflik Sosial

Kecemburuan sosial cenderung bersifat negatif apabila dalam proses penerimaan tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja lokal. Sikap dan persepsi negatif masyarakat sebelum adanya kegiatan adalah buruk/jelek (skala 2), Kehadiran perusahaan di daerah mereka, memberikan respon positif dan negatif. Hal itu dapat dilihat persepsi masyarakat yang mendukung 56,71% menyatakan setuju, 41,07% menyatakan tidak setuju dan sisanya 2,22% tidak ada pendapat sehingga keadaan ini menggambarkan masyarakat bersikap menunggu apakah akan mendapatkan manfaat atau tidak sehingga dapat dinyatakan skala 4 (baik). Berdasarkan tingkat kepentingan dampak konflik sosial pada kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena peluang kerja di perusahaan adalah cukup besar yaitu + 133 orang dengan penambahan setiap tahunnya adalah sekitar + 5 orang dengan tingkat keterampilan dan keahlian yang disesuaikan, mulai jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi.2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi beberapa kampung yang berada di sekitar lokasi tambang PT Pratama Sumber Bumibara yaitu Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penerimaan tenaga kerja berlangsung tahap konstruksi hingga tahap operasi.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dapat menimbulkan potensi kecemburuan sosial di masyarakat yang akhirnya akan mengganggu kegiatan perusahaan.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan penambangan PT Pratama Sumber Bumibara maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Dengan demikian dapat meminimalkan terjadi konflik sosial dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi.6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dengan direkrutnya tenaga kerja yang berasal dari kampung-kampung sekitar, hal tersebut akan memberikan dampak terhadap sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap perusahaan. Hal tersebut akan berdampak terhadap keberlanjutan kegiatan penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara.Secara keseluruhan dampak konflik sosial dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi adalah bersifat negatif kecil (2-4)= -2 dan penting.5.2.2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang

a. Kualitas Udara

Tahap konstruksi pembangunan sarana dan prasarana penunjang penambangan batubara yang diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara. Kegiatan ini umumnya menggunakan peralatan mekanis. Emisi gas SO2, CO, NO2, dan HC dari pengoperasian alat berat dan debu yang berasal dari jalan angkut yang masih berupa tanah akan mempengaruhi kualitas udara dan kebisingan di lingkungan sekitarnya. Kegiatan konstruksi dengan menggunakan alat-alat berat seperti excavator, backhoe, dump truck, dozer dan alat-alat lainnya akan menimbulkan sebaran debu, sehingga akan menurunkan kualitas udara yang ditandai dengan meningkatnya kadar-kadar SO2,CO, NO2, dan kandungan debu yang terdispersi ke udara.

Dari hasil pengukuran yang dilakukan di 5 lokasi, kondisi unsur kualitas udara pada umumnya memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan menurut Kep. 48/MenLH/11/1996. Parameter kualitas udara yang terukur saat studi seperti suhu udara adalah berkisar antara 28 34 oC, kelembaban antara 79 85%, kecepatan angin antara 0,5 0,9 m/s. Untuk parameter CO berkisar antara 1,1853 1,5075 mg/m3, Nitrogen Dioksida (NO2) berkisar antara 0,1400 0,1705 mg/m3, Sulfur Dioksida (SO2) berkisar antara 0,0459 0,0744 mg/m3, dan TSP (Debu) berkisar antara 0,0283 0,0483 mg/m3. Secara keseluruhan komponen kualitas udara saat studi rona awal dilakukan adalah memenuhi baku mutu yang ditetapkan, hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas lingkungan hidup dalam kondisi sangat baik (skala 5).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak kualitas udara pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena penggaruh terhadap perubahan kualitas udara dirasakan oleh masyarakat yang berada di lokasi proyek yang bersumber dari debu dan gas emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan alat berat.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena terjadi di lokasi proyek dan sepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang berlangsung tahap konstruksi dan akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya perubahan kualitas udara, juga dapat berdampak terhadap terjadinya gangguan kesehatan masyarakat, terutama yang bekerja di lokasi tambang.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena terjadi di lokasi tambang dan sepanjang jalan angkut batubara dan jalan tambang yang melintasi pemukiman penduduk.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027.Pada saat konstruksi, sebaran debu dan gas dari kegiatan ini bersifat temporer, lokal, dan komponen lingkungan yang terkena dampak adalah operator alat berat yang mampu diantisipasi dengan menggunakan alat pelindung diri serta luas persebaran dampaknya adalah kecil. Hal ini akan menyebabkan kualitas udara turun dengan (skala 3). Atas dasar ini, maka dampak kegiatan konstruksi terhadap kualitas udara dapat dikategorikan negatif kecil yakni 5-3= -2 dan sifat dampaknya termasuk katagori penting.b. Kebisingan

Konstruksi pembangunan sarana dan prasarana penunjang penambangan batubara yang menggunakan alat berat akan menimbulkan emisi kebisingan dan getaran. Tingkat kebisingan dan getaran yang dialami bervariasi, tetapi sesuai dengan kegiatan konstruksi normal. Dampak ini diharapkan tidak mencapai tingkat yang tidak dapat diterima oleh penerima. Standar untuk daerah pemukiman berdasarkan Kep-48/MENLH/11/1996 menunjukkan tingkat kebisingan adalah 55-70 dBA, sedangkan pengukuran di 5 lokasi studi berkisar antara 40 49 dBA dengan demikian kualitas kebisingannya di bawah baku mutu lingkungan. Sehingga kondisi tingkat kebisingan yang terukur saat studi rona awal ini adalah sangat baik (skala 5).Berdasarkan tingkat kepentingan dampak tingkat kebisingan pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena penggaruh terhadap perubahan tingkat kebisingan dirasakan oleh masyarakat yang berada di lokasi proyek yang bersumber dari kendaraan alat berat.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena terjadi di lokasi proyek dan sepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang berlangsung tahap konstruksi dan akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya tingkat kebisingan, juga dapat berdampak terhadap terjadinya gangguan kesehatan masyarakat, terutama yang bekerja di lokasi tambang.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena terjadi di lokasi tambang dan sepanjang jalan angkut batubara dan jalan tambang yang melintasi pemukiman penduduk.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027.Kebisingan akan meningkat (melebihi BML=55 dBA) pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan pembersihan lahan dikarenakan hilir mudiknya alat-alat berat (buldozer, loader, excavator dll.). Hal ini akan meningkatkan kebisingan, namun peningkatan kebisingan ini relatif kecil sehingga tingkat kebisingannya menjadi skala 2. Karena itu kegiatan ini berdampak negatif sedang (2-5) = -3 dan sifat dampaknya bersifat penting.

c. Erosi dan Sedimentasi

Kondisi rona awal tingkat erosi di lokasi studi adalah tergolong sangat berat yaitu 33,532 ton/ha/th 227,211 ton/ha/th (> 80 ton/ha/th) dengan status kelas TBE yaitu 21,311 38,031 (Sangat Tinggi). Tingkat erosi yang terjadi sebelum adannya kegiatan penambangan batubara adalah tergolong skala 2 yaitu buruk.

Dampak adanya peningkatan erosi dan sedimentasi berlangsung pada kegiatan pembangunan sarana /prasarana tambang tahap konstruksi. Pada tahap ini kegiatan pembuatan jalan tambang dan jalan angkut batubara akan menimbulkan dampak lingkungan berupa peningkatan erosi tanah dan sedimentasi, terutama terjadi pada saat musim penghujan. Pengaruh erosi ini disamping merusak lahan tempat terjadinya erosi tersebut, juga akan mencemari daerah sekitarnya dengan terjadinya penurunan kualitas air sungai berupa sedimentasi dan kekeruhan. Material erosi yang terjadi pada suatu areal akan dihanyutkan ke badan sungai penerima, dimana material ini akan terendapkan di dasar sungai-sungai terdekat.

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak erosi dan sedimentasi pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena penggaruh dampaknya adalah kondisi fisik-kimia tanah dan kualitas air sebagai dampak lanjutnya.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena terjadi di lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 32 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang berlangsung tahap konstruksi dan akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya erosi dan sedimentasi pada badan perairan, juga dapat berdampak terhadap terjadinya perubahan kualitas air dan tingkat kesuburan tanah.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena tidak terjadi di lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang saja melainkan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027. Upaya meminimalkan dampak selama kegiatan penambangan adalah melakukan reklamasi dan revegetasi pada lokasi pit yang selesai ditambang.Diperkirakan erosi yang akan terjadi pada saat pembangunan sarana dan prasarana tambahan tergolong negatif kecil (2-4)= -2 dan penting.

d. Bentang Lahan

Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana terbatas menimbulkan dampak terhadap bentang lahan, karena telah menghilangkan kelestarian lingkungan (ekosistem dan bentang alam yang ada), terlebih lagi jika keberadaan dan fungsi sarana-prasarana tersebut tidak terlampau banyak bermanfaat untuk infrastruktur pembangunan di wilayah setempat. Pembangunan sarana dan prasarana terbatas tersebut sudah barang tentu akan memotong, merubah dan meratakan bentang alam yang ada, sehingga akan merubah ekosistem dan pola drainase alami yang ada. Namun wilayah untuk sarana dan prasarana tambang ini relatif kecil, maka besarannya dampak terhadap perubahan bentuk lahan adalah skala 1 (sangat jelek).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak bentuk lahan pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena penggaruh dampaknya adalah perubahan bentuk lahan yang semula hutan menjadi areal tambang dengan fasilitasnya.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi kawasan yang digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 32 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi, hal tersebut akan merubah fisiografi lahan kawasan tersebut.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak tidak terjadi selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang saja tetapi akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya erosi dan sedimentasi pada badan perairan, juga dapat berdampak terhadap terjadinya perubahan kualitas air, tingkat kesuburan tanah dan perubahan suhu dan kelembaban.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena tidak terjadi di lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang saja melainkan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027. Dampak yang terjadi dapat diminimalkan dengan melakukan reklamasi dan revegetasi pada lokasi pit yang selesai ditambang.

Berdasarkan kriteria dampak di atas, maka besarannya dampak kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang terhadap perubahan bentuk lahan dengan membandingkan skala kualitas sebelum ada kegiatan adalah negatif kecil (1-3)= -2 dan penting.

e. Vegetasi/ Flora Darat

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap flora darat (vegetasi) pada tahap pembangunan sarana dan prasarana terbatas untuk pembangunan jalan angkutan batubara (jalan tambang di pit phase ). Besarnya dampak pada tahap ini adalah tergolong kecil (skala 2).Berdasarkan tingkat kepentingan dampak terhadap vegetasi pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi pada perubahan struktur dan komposisi jenis vegetasi yang hilang sebagai akibat dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pada tahap konstruksi.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi kawasan yang digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 32 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi, hal tersebut akan merubah menghilangkan jenis dan keanakaragaman vegetasi yang ada di kawasan tersebut.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak yang terjadi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang akan dilanjutkan dengan kegiatan revegetasi lahan pada tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena pengaruh dampak terjadi pada keberadaan satwa liar yang sebelumnya tinggal di kawasan tersebut.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena terjadi di dalam lokasi penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak dapat kembali setelah dilakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan pada tahap operasi dan tahap pasca operasi mulai tahun 2027. Berdasarkan kriteria dampak, kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang akan mengakibatkan hilangnya vegetasi yang meliputi semak belukar dan kawasan hutan sekunder muda. Oleh karena kedua kegiatan tersebut tidak terlampau luas dalam pemanfaatan lahannya, maka dampak terhadap flora darat (vegetasi) dikategorikan sebagai dampak negatif kecil (2-4)= -2 dan tidak penting.f. Fauna darat/satwa liar

Kondisi flora darat di sekitar areal tapak proyek secara umum mempunyai kualitas lingkungan baik (skala 4). Dampak terhadap fauna darat merupakan dampak turunan dari pembukaan lahan yang bervegetasi yang menjadi habitatnya. Areal hutan akan dibuka untuk pembangunan sarana dan prasarana, menyebabkan migrasi fauna terutama yang memiliki mobilitas tinggi seperti burung. Sebagian anggota populasi lainnya yang hidup di areal kegiatan akan mati akibat tidak sempat pindah atau karena mobilitasnya rendah dan waktu pelaksanaan pembuatan konstruksi yang cepat. Dampak penurunan kelimpahan dan keanekaragaman fauna akibat kegiatan ini diprakirakan turun dari skala 3.Berdasarkan tingkat kepentingan dampak terhadap satwa liar pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi pada perubahan jenis dan keanekaragaman jenis satwa lair di lokasi tersebut dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pada tahap konstruksi.

2.Luas wilayah persebaran dampak, dikategorikan dampak penting karena meliputi kawasan yang digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 32 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi. Dengan dibukanya kawasan tersebut untuk kepentingan penambangan batubara, maka jenis dan keanekaragaman jenis satwa liar di kawasan tersebut akan berkurang dan mencari lokasi lain yang tidak terganggu sebagai habitatnya.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak yang terjadi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang akan dilanjutkan dengan kegiatan revegetasi lahan pada tahap operasi penambangan. Hal tersebut akan berdampak terhadap kembalinya jenis dan keanekaragaman jenis satwa liar di kawasan tersebut.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena pengaruh dampak terjadi pada keberadaan satwa liar yang diindikasikan dari jenis dan keanekaragamannya.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena terjadi di dalam lokasi penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak dapat kembali setelah dilakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan pada tahap operasi dan tahap pasca operasi mulai tahun 2027. Secara keselurahan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang terhadap perubahan jenis dan keanekaragaman satwa liar adalah berdampak negatif sangat kecil (3-4) = -1 dan tidak penting.g. Kesempatan Kerja dan Berusaha

Berdasarkan rencana PT Pratama Sumber Bumibara selama 18 tahun (2010 2027) akan merekrut tenaga sebanyak 133 pada tahap awal dan selanjutnya diperkirakan akan dilakukan penambahan tenaga 5 orang per tahun. Penerimaan tenaga kerja akan memprioritaskan tenaga kerja lokal semaksimal mungkin (+ 70%) dapat bekerja di perusahaan dengan berbagai bidang sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Dengan demikian, hal itu akan memberikan peluang kerja yang sangat besar bagi masyarakat di sekitar perusahaan. Apabila angka ini digunakan untuk penentuan kualitas lingkungan sesuai dengan penentuan kualitas lingkungan dikategorikan sangat baik (skala 5). Sedangkan kondisi sebelum adanya kegiatan adalah sedang (skala 3), dimana jumlah yang bekerja lebih kecil dibanding dengan yang tidak bekerja.Berdasarkan tingkat kepentingan dampak kesempatan kerja pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena masyarakat yang dapat bekerja di PT Pratama Sumber Bumibara pertahun adalah 5 orang dengan tingkat keterampilan dan keahlian yang disesuaikan, mulai jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi beberapa kampung yang berada di sekitar lokasi tambang PT Pratama Sumber Bumibara yaitu Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang berlangsung tahap konstruksi.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena kegiatan konstruksi dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa muncul peluang kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya dari kehadiran PT Pratama Sumber Bumibara. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara di maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan di daerah ini.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dengan direkrutnya tenaga kerja yang berasal dari kampung-kampung sekitar, hal tersebut akan memberikan dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat terhadap PT Pratama Sumber Bumibara. Apabila dalam pelaksanaan penerimaan tenaga kerja memperhatikan peluang dan kesempatan kerja bagi tenaga lokal, hal tersebut akan berdampak positif bagi keberlanjutan kegiatan penambangan PT Pratama Sumber Bumibara.Dari uraian di atas, akan banyak sekali tenaga kerja yang memiliki kesempatan kerja baik untuk pekerjaan skill maupun non skill pada perusahaan. Dampak yang terjadi akan berlangsung lama (18 tahun), intensitas dampaknya dapat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga lokal. Berdasarkan keadaan ini maka dampak kegiatan penerimaan kerja terhadap kesempatan kerja dan berusaha dikatagorikan dampaknya bersifat positif kecil (5-3) = 2 dan penting.

h. Pendapatan Masyarakat

Kondisi ekonomi rumah tangga penduduk dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang dapat diperoleh, umumnya pendapatan yang diperoleh selama satu bulan. Berdasarkan hasil analisis terhadap pendapatan perkapita responden di sekitar tapak proyek menurut Sayogyo, menunjukkan bahwa yang masuk kategori miskin sebanyak 12-23% dengan pendapatan < Rp. 3.120.000,- per kapita per tahun dan sisanya tergolong tidak miskin. Apabila kondisi ini diberikan skor kualitas lingkungan maka dikategorikan sedang (skala 3), karena lebih banyak (> 23%) penduduk tergolong tidak miskin.

Pendapatan atau upah minimal yang akan diberikan bagi penduduk yang terlibat sebagai tenaga kerja buruh pada kegiatan proyek adalah sebesar Rp. 37.800,- per hari, sehingga diasumsikan apabila jumlah hari kerjanya adalah 25, upah yang akan diterima oleh seorang buruh di proyek ini dalam satu bulan adalah sebesar Rp. 945.000,- maka jumlah pendapatan per kapita per tahunnya adalah sebesar Rp. 11.340.000,-. Dengan demikian kondisi tingkat pendapatan masyarakat menjadi meningkat lebih baik. Skala kualitas lingkungan yang diberikan pada saat beroperasinya kegiatan adalah tergolong sangat baik (skala 5).Berdasarkan tingkat kepentingan dampak peningkatan pendapatan pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena masyarakat yang dapat bekerja sebanyak 133 orang pada tahap awal dan diprakirakan adanya peningkatan sebanyak 5 orang per tahun dengan tingkat keterampilan dan keahlian yang disesuaikan, mulai jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi beberapa kampung yang berada di sekitar seperti Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang berlangsung tahap konstruksi.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dengan diterimanya masyarakat bekerja pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang, maka hal tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di PT Pratama Sumber Bumibara.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan penambangan PT Pratama Sumber Bumibara di maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan di daerah ini.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dengan direkrutnya tenaga kerja yang berasal dari kampung-kampung sekitar lokasi proyek, hal tersebut akan memberikan dampak positif masyarakat terhadap perusahaan. Atas dasar ini maka dampak pembangunan Sarana dan Prasarana penunjang terhadap peningkatan pendapatan adalah positif sedang (5-3)= 2 dan penting.

i. Perekonomian Lokal

Kegiatan perekonomian lokal di lokasi studi yaitu masih belum banyak adanya usaha atau kegiatan lainnya yang dapat menopang perekonomian di daerah tersebut. Apabila kondisi ini diberikan skor kualitas lingkungannya sesuai dengan penentuan skala kualitas lingkungan maka kualitas lingkungannya dikategorikan menjadi sedang (skala 3). Dengan masih beroperasinya perusahaan di sekitar kampung mereka, diharapkan akan lebih memberikan efek terhadap perkembangan usaha-usaha di masyarakat sehingga dapat sebagai pengerak perekonomian kampung.

Dengan beroperasinya perusahaan PT Pratama Sumber Bumibara di wilayah ini, tentunya akan berdampak terhadap perkembangan perekonomian dan kegiatan usaha di daerah ini. Hal tersebut akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan berkembangnya perekonomian kampung, yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah melalui pemungutan pajak-pajak (kewajiban pihak perusahaan terhadap peraturan yang ada di Kabupaten Berau). Skala kualitas lingkungan yang diberikan pada tahap ini adalah tergolong sangat baik (skala 5).Berdasarkan tingkat kepentingan dampak pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang di tahap konstruksi, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena cukup banyak masyarakat lokal yang diterima di perusahaan dan membuka usaha-usaha baik barang dan jasa di sekitar perusahaan.

2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi beberapa kampung yang berada di sekitar yaitu Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi tidak saja tahap konstruksi tetapi selama perusahaan beroperasi.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dengan diterimanya masyarakat bekerja pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang, maka hal tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di PT Pratama Sumber Bumibara.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara di maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan di daerah ini.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dengan direkrutnya tenaga kerja yang berasal dari kampung-kampung sekitar lokasi proyek, hal tersebut akan memberikan dampak terhadap sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap PT Pratama Sumber Bumibara. Hal tersebut akan berdampak terhadap keberlangsungan kegiatan perusahaan di lokasi tersebut.Atas dasar ini maka dampak pembangunan sarana dan prasarana penunjang terhadap perekonomian lokal adalah positif sedang (5-3)= 2 dan penting.

j. Kesehatan Masyarakat dan Keselamatan Kerja (K-3)

Kondisi kesehatan masyarakat di lokasi studi sebelum adanya kegiatan di kategorikan sedang (skala 3). Hal itu disebabkan belum banyak pengaruh dari mobilisasi peralatan dan kendaraan yang hilir mudik di kampung mereka.

Kegiatan yang akan berdampak terhadap terganggunya kesehatan masyarakat pada tahap ini adalah kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan penambangan batubara. Kegiatan ini yang berasal dari penggunaan alat-alat berat akan menghasilkan debu yang dapat menggangu pernafasan bagi pekerja dan masyarakat yang bermukim di sekitar areal perusahaan. Dampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya bagi pekerja/ karyawan adalah bersifat tidak langsung berupa penurunan kualitas udara yang ditandai dengan meningkatnya debu dan tingkat kebisingan dari pekerjaan pembukaan dan pembersihan vegetasi. Dengan terjadinya peningkatan debu akan mengganggu pernafasan dan meningkatnya penyakit ISPA bagi pekerja/karyawan dan dengan terjadinya peningkatan kebisingan akan menimbulkan gangguan kesehatan berupa berkurangnya daya pendengaran para pekerja/karyawan dan meningkatnya penyakit telinga. Data rona awal kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa jenis penyakit ISPA merupakan jenis penyakit yang paling banyak dialami masyarakat dengan prosentasi tertinggi antara 24,88 42,23%. Dengan hadirnya perusahaan tambang di daerah ini, diprakirakan penderita penyakit ISPA dan tingkat kecelakaan kerja akan meningkat. Dari tingkat aktivitas yang dilakukan pada tahap ini, maka skala kualitas lingkungan dengan adanya kegiatan adalah buruk (skala 2).Berdasarkan hasil analisis terhadap kesehatan masyarakat da keselamatan dan kesehatan kerja (K3), maka penentuan tingkat kepentingan dampaknya didasarkan pada :1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena hampir semua pekerja dam masyarakat akan terkena dampak, baik itu kecelakaan kerja, peningkatan debu dan tingkat kebisingan.

2. Luas wilayah persebaran dampak, maka dikatagorikan dampak tidak penting, karena memusat pada lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang.

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena berlangsung hanya pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana selama 1-2 tahun.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dapat menurunkan produktivitas kerja yang berdampak tidak langsung terhadap tidak pendapatan yang diperoleh.5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak tidak bersifat kumulatif, hanya berlangsung 1-2 tahun.

6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, maka dikatagorikan dampak penting, karena pekerja dan masyarakat yang terganggu kesehatannya dapat permanen dan tidak dapat pulih terutama karena bahaya cacat/kematian akibat kecelakaan kerja, penurunan pendengaran dan karena banyaknya debu yang masuk di dalam paru-paru.

Dengan memperhatikan berbagai kriteria dan penting atau tidak pentingnya dampak tersebut di atas, maka tingkat kepentingan dampak terhadap kesehatan masyarakat dan keselamatan kerja (K3) akibat kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pada tahap konstruksi dikatagorikan dampak adalah negatif kecil (2-3) = -1 dan penting.

5.2.3. Mobilisasi Peralatan dan Materiala. Kualitas Udara

Besarnya dampak yang diakibatkan kegiatan mobilisasi peralatan dan material diprakirakan negatif sangat kecil (-1). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan udara awal (RLA) = skala 5 (sangat baik) dan pada saat kegiatan ada mobilisasi peralatan dan bahan, kualitas lingkungan udara = skala 4 (baik) dengan pertimbangan sebagai berikut : Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan meliputi pemindahan peralatan ke dan dari lokasi proyek, pengangkutan peralatan penambangan, bahan bangunan, dan lain-lain. Peralatan berat yang akan digunakan untuk penambangan batubara antara lain backhoe, truk, bulldozer, dump truck dan lain-lain.

Kualitas udara ambien akan menurun antara lain karena meningkatnya kandungan beberapa parameter udara seperti ; S02, COx, N02, hidrokarbon, peningkatan kandungan PM10. Namun kegiatan ini akan berlangsung sementara dan dampak terlokalisir di dalam lokasi proyek.

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak kualitas udara pada kegiatan mobilisasi peralatan dan material tahap konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena penggaruh terhadap perubahan kualitas udara dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sepanjang jalan angkut dan di lokasi proyek yang bersumber dari debu dan gas emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan alat berat.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong tidak penting karena terjadi disepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan yang berlangsung pada tahap konstruksi.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya perubahan kualitas udara, juga dapat berdampak terhadap terjadinya gangguan kesehatan masyarakat yang tinggal disepanjang jalan angkut.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena terjadi disepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan tahap konstruksi berlangsung.Berdasarkan kriteria dampak, maka dampak kegiatan mobilisasi peralatan pada tahap konstruksi terhadap perubahan kualitas udara dapat dikategorikan negatif sangat kecil yakni 4-5= -1 dan sifat dampaknya termasuk katagori penting.b. Kebisingan Kebisingan dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki atau bunyi pada tempat dan waktu yang salah (Canter and Hill, 1999). Kegiatan mobilisasi peralatan pada tahap konstruksi penambangan batubara diprakirakan akan menimbulkan dampak negatif sedang (skala 3) terhadap kebisingan. Angka ini berasal dari data kebisingan yang terukur di 5 lokasi studi berkisar antara 40,5 49,0 dBA yakni di bawah baku mutu lingkungan yakni 55 dBA. Secara umum kondisi tingkat kebisingan saat studi rona awal adalah baik (skala 4).

Kebisingan akan meningkat pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan pembersihan lahan dikarenakan hilir mudiknya alat-alat berat (seperti buldozer, loader, excavator.). Pada tahap kegiatan mobilisasi peralatan yang menggunakan alat-alat angkut seperti dump truck akan meyebabkan peningkatan kadar kebisingan di wilayah studi. Untuk mengetahui kuantitas kebisingan yang ditimbulkan oleh alat-alat tersebut digunakan formula "Weber" sesuai dengan masing-masing alat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel V-1. Analisis Kebisingan Puncak dan Kebisingan yang Diduga Akibat Kegiatan Proyek Pertambangan pada Tahap Persiapan dan Operasi dengan Jarak yang Berada dari Sumber (Weber 1984)

SumberKebisingan (dBA) PuncakJarak dari Sumber (Meter)

7,615,230,561.0122.0244.0488.0

Konstruksi :

Heavy Trucks9590-9584-8978-8372-7766-7160-6954-59

Pick up Trucks9278726560544842

Dump trucks10894888276706458

Concrete Mixer10591857973676155

Jackhammer108948882670 6458

Scraper9386-9380-8974-8268-7160-7156-6550-59

Dozer107 53-10887-10281-9675-9069-8463-78 57-72

Paver10986-9580-8974-8368-7760-7156-6550-59

Generator96827670 64585246

Shovel11197918579736761

Crane10481-9475-8869-82 63-76 55-70 51-64 45-58

Loader10479-9273-8667-80 61-7456-6849-6243-56

Grader108 94-97 88-91 82-85 76-79 70-73 64-6758-61

Caterpillar10394888278 70 64 58

Dragline10591857973676155

Shovel11097-11391-10785-10179-9573-8967-8361-77

Dredging8985797366605448

Pile driver105101958983777165

Ditcher104105999387817569

Fork lift100101958983777165

Sumber : Weber, Hebert Het al Environmental Guidelines For Over Land Transportation.

East West Environment and Policy HawaiiBerdasarkan tingkat kepentingan dampak tingkat kebisingan pada kegiatan mobilisasi peralatan dan material tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena penggaruh terhadap perubahan tingkat kebisingan dirasakan oleh pekerja di lokasi proyek dan masyarakat disepanjang jalan angkut yang bersumber dari kendaraan alat berat.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong tidak penting karena terjadi disepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan yang berlangsung pada tahap konstruksi.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya perubahan tingkat kebisingan, juga dapat berdampak terhadap terjadinya gangguan keresahan masyarakat yang tinggal disepanjang jalan angkut.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena terjadi disepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan tahap konstruksi berlangsung.

Aktivitas mobilisasi peralatan akan meningkatkan kebisingan sehingga tingkat kualitas kebisingan menjadi turun (Skala 3) dan melebihi rona awal sebesar (Skala 4). Peningkatan kebisingan tersebut akan berpengaruh terhadap penduduk kampung yang terdekat. Berdasarkan hal tersebut di atas, dampak intensitas kebisingan pada kegiatan mobilisasi peralatan ini adalah skala 3 4 = -1, sehingga dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak negatif sangat kecil (-1) dan tidak penting.

c. Kesempatan Kerja dan Berusaha

Dengan adanya aktivitas kegiatan mobilisasi peralatan akan memerlukan tenaga kerja, hal ini memberi kesempatan kerja bagi penduduk di sekitar tapak proyek. Dengan jumlah tenaga kerja yang akan direkruit pada saat beroperasi penambangan adalah 133 orang yang terdiri dari tenaga skill dan non skill, dimana sebanyak 70% adalah berasal dari tenaga lokal. Selama beroperasinya perusahaan, akan diperlukan 5 orang per tahun yang disesuai tingkat keperluannya, maka prosentase tenaga kerja lokal yang kemungkinan akan bisa terserap dalam kegiatan proyek ini terhadap jumlah penduduk lokal merupakan peluang kerja yang sangat besar. Apabila angka ini digunakan untuk penentuan kualitas lingkungan sesuai dengan penentuan kualitas lingkungan dikategorikan sedang (skala 3).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak kesempatan kerja pada kegiatan mobilisasi peralatan dan material tahap konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena sebagian kecil saja yang dapat terserap dapat bekerja dari kegiatan ini.2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong tidak penting karena hanya sebagian kecil kampung yang berada di walayah studi seperti Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan dalam rangka pembangunan sarana dan prasarana penunjang pada tahap konstruksi saja.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena kegiatan konstruksi dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa muncul peluang kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya dari kehadiran PT Pratama Sumber Bumibara. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kerja PT Pratama Sumber Bumibara.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan di daerah ini.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena adanya kesempatan kerja yang tercipta dari kegiatan mobilisasi peralatan bagi masyarakat di sekitar proyek. Hal tersebut akan memberikan dampak terhadap sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap PT Pratama Sumber Bumibara. Berdasarkan keadaan ini maka dampak kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap kontruksi kegiatan penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara terhadap kesempatan kerja dan berusaha dikatagorikan dampaknya bersifat dampak positif kecil (5 - 3) = 2 dan tidak penting.

d. Peningkatan Pendapatan

Berdasarkan hasil analisis terhadap pendapatan perkapita responden di sekitar tapak proyek, menunjukkan bahwa tingkat pendapatan warga kampung yang diamati termasuk kategori tidak miskin yaitu sebanyak > 23% dengan pendapatan > Rp. 3.120.000,- per kapita per tahun. Apabila kondisi ini diberikan skor kualitas lingkungannya sesuai dengan penentuan skala kualitas lingkungan maka kualitas lingkungannya dikategorikan menjadi sedang (skala 3).Dengan beroperasinya perusahaan di wilayah ini, diasumsikan pendapatan masyarakat juga akan meningkat. Pendapatan atau upah minimal yang akan diberikan sebagai tenaga kerja adalah sebesar Rp. 37.800,- per hari, sehingga diasumsikan apabila jumlah hari kerjanya adalah 25, upah yang akan diterima oleh seorang buruh di proyek ini dalam satu bulan adalah sebesar Rp. 945.000,- maka jumlah pendapatan per kapita per tahunnya adalah sebesar Rp. 11.340.000,-. Dengan demikian kondisi tingkat pendapatan masyarakat menjadi meningkat lebih baik. Skala kualitas lingkungan yang diberikan pada saat beroperasinya kegiatan adalah tergolong sangat baik (skala 5).Berdasarkan tingkat kepentingan dampak peningkatan pendapatan pada kegiatan mobilisasi peralatan dan material tahap konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena karena sebagian kecil saja yang dapat terserap dapat bekerja dari kegiatan ini.2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong tidak penting karena hanya sebagian kecil kampung yang berada di walayah studi seperti Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan dalam rangka pembangunan sarana dan prasarana penunjang saja (+ 1-2 tahun).

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dengan diterimanya masyarakat bekerja pada kegiatan mobilisasi peralatan, maka hal tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di PT Pratama Sumber Bumibara.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan di daerah ini.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena adanya kesempatan bekerja bagi masyarakat di sekitar lokasi proyek, hal tersebut akan memberikan dampak terhadap sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap PT Pratama Sumber Bumibara . Hal tersebut akan berdampak terhadap keberlangsungan kegiatan penambangan PT Pratama Sumber Bumibara di lokasi tersebut.Berdasarkan kriteria dampak, dampak kegiatan mobilisasi peralatan terhadap peningkatan pendapatan pada tahap konstruksi adalah berdampak positif kecil (5-3) = 2 dan tidak penting.e. Perekonomian Lokal

Kegiatan perekonomian lokal di lokasi studi yaitu masih belum banyak adanya usaha atau kegiatan lainnya yang dapat menopang perekonomian di daerah tersebut. Apabila kondisi ini diberikan skor kualitas lingkungannya sesuai dengan penentuan skala kualitas lingkungan maka kualitas lingkungannya dikategorikan menjadi sedang (skala 3). Dengan masih beroperasinya perusahaan di sekitar kampung mereka, diharapkan akan lebih memberikan efek terhadap perkembangan usaha-usaha di masyarakat sehingga dapat sebagai pengerak perekonomian kampung.

Dengan beroperasinya perusahaan PT Pratama Sumber Bumibara di wilayah ini, tentunya akan berdampak terhadap perkembangan perekonomian dan kegiatan usaha di daerah ini. Hal tersebut akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan berkembangnya perekonomian kampung, yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah melalui pemungutan pajak-pajak (kewajiban pihak perusahaan terhadap peraturan yang ada di Kabupaten Berau). Skala kualitas lingkungan yang diberikan pada tahap ini adalah tergolong sangat baik (skala 5).Berdasarkan tingkat kepentingan dampak pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang di tahap konstruksi, dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena cukup banyak masyarakat lokal yang diterima di perusahaan dan membuka usaha-usaha baik barang dan jasa di sekitar perusahaan.

2. Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi beberapa kampung yang berada di sekitar yaitu Labanan Makarti, Labanan Makmur, Labanan Jaya, Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur serta Tumbit Dayak dan Long Lanuk Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi tidak saja tahap konstruksi tetapi selama perusahaan beroperasi.

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dengan diterimanya masyarakat bekerja pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang, maka hal tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di PT Pratama Sumber Bumibara.

5. Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena semakin banyaknya masyarakat lokal yang dapat terserap dan diberdayakan dengan keberadaan pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara di maka akan memberikan dampak positif dari masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertambangan di daerah ini.6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dengan direkrutnya tenaga kerja yang berasal dari kampung-kampung sekitar lokasi proyek, hal tersebut akan memberikan dampak terhadap sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap PT Pratama Sumber Bumibara. Hal tersebut akan berdampak terhadap keberlangsungan kegiatan perusahaan di lokasi tersebut.Atas dasar ini maka dampak mobilisasi peralatan dan material terhadap perekonomian lokal adalah bersifat positif sedang (5-3)= 2 dan penting.5.2.4. Pembukaan dan Pembersihan Lahan

a. Iklim Mikro

Keberadaan lokasi studi yang umumnya di dominasi oleh vegetasi hutan sekunder tua dan semak belukar, dimana suhu udara tentunya juga akan terpengaruh. Suhu udara saat dilakukan pengukuran di lokasi studi adalah berkisar antara 28 34 oC (skala 3). Berdasarkan analogi proyek sejenis, pada lahan-lahan terbuka akan terjadi peningkatan suhu udara sekitar 1,5 oC, kecuali di jalan produksi peningkatan suhu hanya 1 oC. karena di kanan kiri jalan masih merupakan hutan belukar sehingga banyak pohon yang tumbuh.

Pembukaan vegetasi hutan untuk daerah fasilitas tambang dan jalan bagi infrastruktur akan menimbulkan perubahan terbatas terhadap iklim mikro di wilayah dimana pohon penutup banyak yang sudah tidak ada lagi. Walaupun pembukaan dan pembersihan lahan tersebut relatif kecil dan bila kita amati lebih lanjut dengan membandingkan dengan kondisi rona awal maka perubahan terhadap komponen iklim terutama suhu dan kelembaban relatif ada, namun dengan kuantitas yang sangat kecil (skala 2).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak iklim mikro pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena penggaruh terhadap perubahan iklim mikro dari terbukanya hutan tidak menimbulkan dampak terhadap masyarakat di sekitar tambang dari perubahan suhu sekitar 1 1,5 oC.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena luasan wilayah yang dibuka saat pembukaan dan pembersihan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang adalah + 32,64 Ha dan rencana pembukaan areal untuk tambang + 32 Ha per tahunnya.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembukaan dan pembersihaan lahan akan berlangsung hingga tahun 2027.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya perubahan suhu udara, juga dapat berdampak terhadap terjadinya erosi dan perubahan kualitas air.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dapat dampak terjadi di lokasi yang dibuka saja untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak akan kembali ke kondisi semula serta tahap konstruksi akan berlangsung + 18 tahun.Dari uraian di atas menunjukkan bahwa perubahan kondisi iklim di daerah studi dapat dipengaruhi oleh kegiatan pembersihan lahan di calon lokasi penanaman. Bila kita tinjau lebih lanjut, kegiatan pembukaan lahan ini berlangsung dalam waktu relatif pendek, serta bersifat sementara, dan diperkirakan peningkatan suhu ini masih dikategorikan normal dan tidak akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan, baik bagi karyawan maupun penduduk yang tinggal disekitar lokasi tambang. Atas dasar hal tersebut, maka dampak yang terjadi akibat perubahan iklim mikro ini dikategorikan dampak negatif sangat kecil (2-4) = -2 dan penting.

b. Kualitas Udara

Kondisi awal kualitas udara di daerah tapak proyek berdasarkan hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kondisi unsur kualitas udara pada umumnya memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan menurut Kep. 48/MenLH/11/ 1996. Parameter kualitas udara yang terukur saat studi seperti suhu udara adalah berkisar antara 28 34 oC, kelembaban antara 79 85%, kecepatan angin antara 0,5 0,9 m/s. Untuk parameter CO berkisar antara 1,1853 1,5075 mg/m3, Nitrogen Dioksida (NO2) berkisar antara 0,1400 0,1705 mg/m3, Sulfur Dioksida (SO2) berkisar antara 0,0459 0,0744 mg/m3, dan TSP (Debu) berkisar antara 0,0283 0,0483 mg/m3. Secara keseluruhan komponen kualitas udara saat studi rona awal dilakukan adalah memenuhi baku mutu yang ditetapkan, hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas lingkungan hidup dalam kondisi sangat baik (skala 5).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak kualitas udara pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena penggaruh terhadap perubahan kualitas udara dirasakan oleh masyarakat di lokasi proyek yang bersumber dari debu dan gas emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan alat berat.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena terjadi di lokasi proyek dan sepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembersihan dan pembukaan lahan berlangsung tahap konstruksi dan akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya perubahan kualitas udara, juga dapat berdampak terhadap terjadinya gangguan kesehatan masyarakat, terutama yang bekerja di lokasi tambang.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena terjadi di lokasi tambang dan sepanjang jalan angkut batubara dan jalan tambang yang melintasi pemukiman penduduk.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027.Berdasarkan kriteria dampak, kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan menghasilkan sebaran debu dan gas dari kegiatan ini bersifat temporer, lokal dan komponen lingkungan yang terkena dampak adalah operator alat berat yang mampu diantisipasi dengan menggunakan alat pelindung diri serta luas persebaran dampaknya adalah kecil. Hal ini akan menyebabkan kualitas udara turun dengan skala 2. Atas dasar ini, maka dampak kegiatan konstruksi terhadap kualitas udara dapat dikategorikan dampak negatif sedang yakni (2-5) = -3 dan penting.

c. Kebisingan

Sumber dampak peningkatan kebisingan yang terjadi pada tahap pembukaan dan pembersihan lahan ditimbulkan oleh suara mesin kendaraan, baik kendaraan kecil maupun kendaraan berat, serta suara mesin alat-alat berat (buldozer, loader dan lain-lain). Rona awal tingkat kebisingan lingkungan di tapak proyek adalah sebesar 40,5 49,3 dBA, sehingga dapat dikategorikan sangat baik (Skala 5), Kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan akan meningkatkan intensitas kebisingan yang dihasilkan di wilayah studi hal ini dikarenakan penggunaan alat-alat berat yang memiliki sumber bunyi cukup keras pada jarak 15.2 m, seperti dump truck (88 dBA) Back Hoe 90 dBA, Bulldozer 87 dBA (skala 2) tentunya hal ini telah melebihi tingkat kebisingan yang diperkenankan untuk para pekerja dan operator alat berat sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 adalah 85 dB(A) . Berdasarkan tingkat kepentingan dampak tingkat kebisingan pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena penggaruh terhadap perubahan tingkat kebisingan dirasakan oleh masyarakat di lokasi proyek yang bersumber dari kendaraan alat berat.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena terjadi di lokasi proyek dan sepanjang jalan angkut yang melintasi pemukiman penduduk.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan berlangsung tahap konstruksi dan akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dapat menimbulkan dampak lainnya berupa gangguan kesehatan masyarakat, terutama yang bekerja di lokasi tambang.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena terjadi di lokasi tambang dan sepanjang jalan angkut batubara dan jalan tambang yang melintasi pemukiman penduduk.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027.Berdasarkan hal tersebut di atas, dampak intensitas kebisingan pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan ini dapat dikategorikan sebagai dampak negatif sedang (2-5) = -3 dan penting.d. Erosi dan Sedimentasi

Kondisi rona awal tingkat erosi di lokasi studi adalah tergolong sangat berat yaitu 33,532 ton/ha/th 227,211 ton/ha/th (> 80 ton/ha/th) dengan status kelas TBE yaitu 21,311 38,031 (Sangat Tinggi). Tingkat erosi yang terjadi sebelum adannya kegiatan penambangan batubara adalah tergolong skala 2 yaitu buruk.

Dampak yang terjadi berupa peningkatan erosi dan sedimentasi pada tahap pembersihan lahan berasal dari kegiatan pembuatan jalan tambang dan jalan angkut batubara dan calon pit tambang batubara akan menimbulkan dampak lingkungan berupa peningkatan erosi tanah dan sedimentasi, terutama terjadi pada saat musim penghujan.

Pengaruh erosi ini disamping merusak lahan tempat terjadinya erosi tersebut, juga akan mencemari daerah sekitarnya dengan terjadinya penurunan kualitas air sungai berupa sedimentasi dan kekeruhan. Material erosi yang terjadi pada suatu areal akan dihanyutkan ke badan sungai penerima, dimana material ini akan terendapkan di dasar sungai-sungai terdekat.

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak erosi dan sedimentasi pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena penggaruh dampaknya adalah kondisi fisik-kimia tanah dan kualitas air sebagai dampak lanjutnya.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena terjadi di lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas + 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 32 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan berlangsung dan akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya erosi dan sedimentasi pada badan perairan, juga dapat berdampak terhadap terjadinya perubahan kualitas air dan tingkat kesuburan tanah.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena tidak terjadi di lokasi pembukaan dan pembersihan lahan saja melainkan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027. Upaya meminimalkan dampak selama kegiatan penambangan adalah melakukan reklamasi dan revegetasi pada lokasi pit yang selesai ditambang.

Berdasarkan kondisi di atas maka dampak dari kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan terhadap erosi dan sedimentasi dikategorikan dampak negatif kecil (2-4) = - 2 dan penting.

e. Bentang Lahan

Kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan diperkirakan menimbulkan dampak terhadap perubahan bentang lahan, karena telah menghilangkan kelestarian lingkungan (ekosistem dan bentang alam yang ada), terlebih lagi jika keberadaan dan fungsi sarana-prasarana tersebut tidak terlampau banyak bermanfaat untuk infrastruktur pembangunan di wilayah setempat. Dalam kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sudah barang tentu akan memotong, merubah dan meratakan bentang alam yang ada, sehingga akan merubah ekosistem dan pola drainase alami yang ada. Namun wilayah untuk sarana dan prasarana tambang ini relatif kecil, maka besarannya dampak terhadap perubahan bentuk lahan adalah skala 2 (jelek).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak bentang lahan pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena penggaruh dampaknya adalah perubahan bentuk lahan yang semula hutan menjadi areal tambang dengan fasilitasnya.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi kawasan yang digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas + 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 32 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi, hal tersebut akan merubah fisiografi lahan kawasan tersebut.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak penting, karena dampak tidak terjadi selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang saja tetapi akan berlanjut pada kegiatan tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya erosi dan sedimentasi pada badan perairan, juga dapat berdampak terhadap terjadinya perubahan kualitas air, tingkat kesuburan tanah dan perubahan suhu dan kelembaban.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak penting, karena tidak terjadi di lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang saja melainkan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan penambangan berlangsung dan berakhir pada kegiatan tahap pasca operasi mulai tahun 2027. Dampak yang terjadi dapat diminimalkan dengan melakukan reklamasi dan revegetasi pada lokasi pit yang selesai ditambang.

Berdasarkan kriteria dampak di atas, maka besaran dampak kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan terhadap perubahan bentuk lahan dengan membandingkan skala kualitas sebelum ada kegiatan adalah negatif kecil (2-4)= -2 dan penting.f. Kualitas Air

Kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan untuk pembuatan jalan angkut batubara dan penambangan batubara diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air pada badan-badan air penerima.

Kegiatan tersebut akan menimbulkan peningkatan air larian yang akan menghanyutkan partikel-partikel tanah lapisan atas, sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi. Erosi ini akan masuk ke badan air sungai-sungai yang ada di dalam areal studi. Erosi dan sedimentasi yang terjadi akan membuat kualitas air sungai-sungai tersebut menjadi keruh dan akan memberikan dampak susulan terhadap kehidupan biota perairan dan juga pada kesehatan masyarakat setempat. Berdasarkan pengukuran kualitas air sungai di beberapa lokasi menunjukkan bahwa kadar padatan tersuspensi tidak terlampau besar. Sifat fisika air (suhu, kecerahan, Warna, DHL, Salinitas, TSS, TDS, Kekeruhan) menunjukkan kualitas air yang baik (memenuhi BML) untuk air bersih maupun kehidupan biota air di Sungai Siduung, Segah dan Kelay. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan kualitas air permukaan di perairan tersebut dalam keadaan sangat baik dengan skala 5.

Kegiatan Pembukaan dan pembersihan lahan diperkirakan mempunyai dampak terhadap kualitas air permukaan di wilayah studi. Kegiatan ini dapat menyebabkan meningkatnya erosi tanah di wilayah studi sebagai akibat penghilangan vegetasi dari pembukaan lahan. Erosi Tanah akan menimbulkan dampak turunan, yaitu meningkatnnya kadar padatan tersuspensi akan membentuk lapisan sedimentasi di dasar perairan sungai yang diakibatkan oleh pengikisan tanah permukaan oleh air hujan, akan menyebabkan terjadinya kekeruhan, semakin tinggi tingkat kekeruhan maka kualitas air sungai akan semakin rendah. Adapun parameter air yang akan ikut terkena dampak terutama pH, COD, BOD dan DO. Penurunan COD, BOD dan DO akan mengganggu kehidupan biota sungai seperti plankton dan benthos yang merupakan sumber pakan bagi ikan-ikan di sungai. Prakiraan dampak akan berlangsung selama kegiatan pembukaan lahan berjalan sampai selesainya kegiatan tersebut yang direncanakan berlangsung 18 tahun.

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak terhadap kualitas air pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena penggaruh dampak langsung adalah perubahan kualitas air pada sungai-sungai di lokasi proyek dan sekitarnya.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena terjadi di lokasi pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas + 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 23 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan berlangsung.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak penting, karena selain terjadinya erosi dan sedimentasi pada badan perairan, juga dapat berdampak terhadap terjadinya perubahan kualitas air dan biota perairan.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena tidak terjadi di lokasi pembukaan dan pembersihan lahan saja.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak penting, karena dampak terjadi selama kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan berlangsung dan berlanjut dengan kegiatan penambangan hingga tahun 2027.

Berdasarkan kriteria dampak di atas, kegiatan kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan untuk penambangan batubara diprakirakan akan terjadi perubahan kualitas air yang cukup signifikan (skala 3). Dengan demikian dampak perubahan kualitas air pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan ini dikategorikan sebagai dampak negatif kecil (3 - 5) = -2 dan penting.

g. Flora darat/vegetasiKegiatan yang akan menimbulkan dampak terhadap flora darat (vegetasi) pada tahap pembukaan dan pembersihan lahan karena adanya pembersihan vegetasi untuk bukaan tambang. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kemajuan penambangan. Dampak pembersihan lahan ini akan mengakibatkan musnahnya vegetasi atau berkurangnya keanekaragaman jenis di lokasi tersebut. Dengan hilangnya vegetasi hutan, maka ekosistem wilayah setempat akan terganggu. Fungsi ekosistem hutan yang ada menjadi hilang dan berubah, baik peranannya sebagai pengatur tata air, perlindungan habitat/satwa liar, penyangga nilai ekologis atau ekonomis hutan.

Berdasarkan data rona lingkungan hidup awal di WKP PT Pratama Sumber Bumibara, terlihat nilai ekonomis vegetasi pada wilayah studi sangat rendah, tetapi nilai fungsi ekologisnya (iklim mikro, hidrologi dan habitat satwa) relatif besar. Mengingat teknik penambangan terbuka (open pit) sangat besar dalam pembukaan lahan dan sudah barang tentu akan memusnahkan vegetasi di atasnya.

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak terhadap vegetasi pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi pertambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak terjadi pada perubahan struktur dan komposisi jenis vegetasi yang hilang sebagai akibat dari kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan pada tahap konstruksi.

2.Luas wilayah persebaran dampak, adalah tergolong penting karena meliputi kawasan yang dibuka untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang seluas + 32,64 Ha. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibuka seluas + 32 Ha pertahun untuk kegiatan penambangan batubara pada tahap operasi, hal tersebut akan merubah menghilangkan jenis dan keanakaragaman vegetasi yang ada di kawasan tersebut.

3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak yang terjadi kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang dan akan dilanjutkan dengan kegiatan revegetasi lahan pada tahap operasi penambangan.

4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena pengaruh dampak terjadi pada keberadaan satwa liar yang sebelumnya tinggal di kawasan tersebut.

5.Sifat kumulatif dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena terjadi di dalam lokasi penambangan batubara PT Pratama Sumber Bumibara.

6.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dikatagorikan dampak tidak penting, karena dampak dapat kembali setelah dilakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan pada tahap operasi dan tahap pasca operasi mulai tahun 2027. Berdasarkan kriteria dampak di atas, dampak kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan terhadap flora darat adalah dikatagorikan dampak negatif sangat kecil (3-4) = -1 dan tidak penting.h. Fauna darat/satwa liarDampak terhadap fauna darat merupakan dampak sekunder dari hilangnya vegetasi akibat dari kegiatan pembersihan lahan. Pembersihan lahan akan menghilangkan vegetasi sebagai habitat fauna/satwa sehingga menimbulkan dampak lanjutan terhadap fauna darat berupa menurunnya populasi dan keanekaragaman jenis satwa. Penurunan populasi ini merupakan tanggap ekologis berupa perpindahan satwa liar terutama jenis burung (aves) yang mempunyai mobilitas tinggi akan mencari habitat lain yang lebih aman dan cocok sebagai habitat. Namun bagi jenis-jenis yang pergerakannya lambat misalnya dari jenis reptil (ular) dan jenis satwa yang pergerakannya melalui tangkai/tajuk-tajuk pohon perpindahannya memerlukan kondisi yang lebih aman. Untuk meminimalkan dampak ini maka perlu adanya koridor pada sisa-sisa lahan yang tidak dibuka dalam keadaan aman. Pada lokasi kegiatan tidak lagi dijumpai jenis satwa yang dilindungi. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak terhadap satwa liar pada kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tahap konstruksi penambangan PT Pratama Sumber Bumibara, dapat dianalisis sebagai berikut :

1.Jumlah manusia yang terkena dampak, dikatagorikan dampak tidak pent

top related