bab iii metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2012-1-00468-mn bab...
Post on 20-Mar-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
39
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi deskriptif.
Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk
menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam situasi. Tujuan deskriptif
adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan
aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang,
organisasi, orientasi industri, atau lainnya (Sekaran, 2007, p158-159)
Horizon waktu yang digunakan adalah Cross Sectional. Sebuah studi dapat
dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode
harian, mingguan atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan peneliti
(Sekaran 2007, p177).
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian Desain Penelitian
Jenis dan Metode
Penelitian
Unit Analisis Time Horizon
T1 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan
Stand Vorm Sahabat
Cross Section
40
T2 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan
Stand Vorm Sahabat
Cross Section
T3 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan
Stand Vorm Sahabat
Cross Section
T4 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan
Stand Vorm Sahabat
Cross Section
T5 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan
Stand Vorm Sahabat
Cross Section
Sumber: Pengolahan Data 2011
Keterangan :
• T1 : Menganalisis Faktor-faktor yang menentukan lingkungan bisnis di percetakan Stand Vorm Sahabat
• T2 : Menganalisis Faktor-faktor yang menentukan kepemimpinan di percetakan Stand Vorm
• T3 : Menganalisis pengaruh lingkungan bisnis terhadap strategi operasi di percetakan Stand Vorm Sahabat
• T4 : Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap strategi operasi di percetakan Stand Vorm Sahabat
• T5 : Menganalisis pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan secara simultan terhadap strategi operasi dan dampaknya pada kinerja perusahaan
3.2 Operasional Variabel
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variable
yang sedang diteliti. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p182) memberikan
pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur variable. Dengan kata lain, definisi operasional adalah
semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur sebuah variabel.
41
Definisi operasional juga memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak
dijadikan suatu operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan
pengukuran (sarwono, 2006, p27).
Skala pengukuran pada penelitian ini adalah skala interval. Menurut
Indriantoro dan Supomo (1999, p99) skala interval merupakan skala pengukuran
yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak contruct yang diukur. Skala interval
dapat dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5 atau angka 1 sampai dengan 7.
Skala pengukuran ini menggunakan konsep jarak atau interval yang sama karena
skala ini tidak menggunakan angka 0 (nol) sebagai titik awal perhitungan. Nilai skala
interval bukan angka absolute. Berikut merupakan tabel operasional variabel dari
penelitian ini :
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Pengukuran
Lingkungan
Bisnis
Biaya Bisnis
- Biaya gaji dan bonus
karyawan
- Biaya bahan baku
operasionalisasi perusahaan
Interval
Likert
Ketersedia-
an Tenaga
- Staf manajerial mengatur
pembagian kerja dan posisi
42
Kerja masing-masing karyawan.
- Tenaga ahli dalam menjaga
mesin-mesin dan kelistrikan.
- Operator mesin yang
berkualitas.
- staf desain melakukan
pekerjaan dengan baik,
sehingga` desain dapat di
aplikasikan dengan mudah.
Interval Likert
Tingkat
Persaingan
- Adanya penurunan
permintaan jasa
- Tidak ada / berkurangnya
waktu lembur
Interval
Likert
Dinamisme
Pasar
- Permintaan atau perubahan
spesifikasi yang belum
pernah dilakukan
sebelumnya
- Penggunaan mesin baru
yang lebih canggih dari
mesin sebelumnya
Interval
Likert
Kepemimpin
-an
Pengaruh
dan
Kekuasaan
- kemampuan memberikan
pengarahan dan koordinasi
kepada karyawan dalam
mencapai tujuan perusahaan
Interval
Likert
43
- Pengarahan memberikan
solusi positif pada masalah
pekerjaan
- Kepemimpinan pemilik dapat
diterima
- Tidak ada tekanan atas
kepemimpinan
Strategi
Operasi
Kualitas
- Menurunkan tingkat
kecacatan produk dan jasa
- Pelatihan karyawan pada
bidangnya masing-masing.
- Komitmen karyawan untuk
selalu menghasilkan produk
yang berkualitas.
Interval Likert
Kinerja
Perusahaan
Kemampuan
Kerja
perusahaan
- Motivasi karyawan untuk
mencapai target perusahaan
- Lingkungan kerja yang
kondusif
- Kesejahteraan karyawan
Interval Likert
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
44
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Menurut Istijanto (2005, p36), jenis dan sumber data dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian. Pengumpulan data dibagi
atas dua macam, yaitu:
1. Data Primer, ialah data yang langsung didapatkan dari sumber yang
bersangkutan dan belum dikelola oleh orang lain. Dalam penelitian ini, data
didapatkan secara langsung dengan melakukan penyebaran kuesioner, dimana
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner akan dijawab langsung
oleh pemilik dan karyawan percetakan Sahabat.
2. Data sekunder, ialah data yang didapatkan tidak secara langsung dari sumber
yang bersangkutan, dan mungkin juga telah dikelola oleh orang lain. Data ini
dipergunakan untuk menunjang landasan teori yang akan dipergunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari data ekternal
dan internal seperti : studi kepustakaan, internet, dan data dari percetakan
Sahabat.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Analisis kuantitatif mencoba mengolah data menjadi informasi dalam
bentuk angka. Penggunaan angka memudahkan penginterpretasian hasil secara
objektif.
45
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Tujuan
Penelitian
Data Jenis Data Sumber Data
T1 Pemilik dan Karyawan
Percetakan Sahabat
Kuantitatif Data Primer dari
Kuesioner
T2 Pemilik dan Karyawan
Percetakan Sahabat
Kuantitatif Data Primer dari
Kuesioner
T3 Pemilik dan Karyawan
Percetakan Sahabat
Kuantitatif Data Primer dari
Kuesioner
T4 Pemilik dan Karyawan
Percetakan Sahabat
Kuantitatif Data Primer dari
Kuesioner
T5 Pemilik dan Karyawan
Percetakan Sahabat
Kuantitatif Data Primer dari
Kuesioner
Sumber: Pengolahan Data 2011
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data digunakan penulis untuk merealisasikan
penelitian ini, diantaranya :
46
a. Observasi. Pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan.
Melalui observasi penulis dapat memperoleh pandangan-pandangan realita
mengenai bisnis finishing percetakan dan berbagai latar belakang guna
menunjang penelitian ini.
b. Survei Literatur. Merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap
karya publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat
khusus bagi peneliti (Sekaran, p82)
c. Wawancara. Suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan
menggunakan format tanya jawab yang terencana. Peneliti mewawancara
secara langsung Bapak Andreas, selaku pemilik percetakan Sahabat.
d. Kuesioner. merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
melalui angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau direspon oleh responden. Kuesioner dibagikan kepada pemilik dan
karyawan selaku pemegang kepentingan yang dapat mempengaruhi kinerja
pada Stand Form Sahabat.
3.5 Populasi dan Sampel
Elemen adalah unit dimana data yang diperlukan akan dikumpulkan.
(Kuncoro, 2003, p103)
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003, p103)
47
Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi dan anggota sampel
disebut dengan subyek. (Indriantoro dan Supomo, 1999, p116)
Populasi dari penelitian ini adalah sumber daya manusia pada Stand Vorm
Sahabat yakni, pemilik dan seluruh karyawan percetakan Sahabat yang berjumlah 41
orang, sehingga penelitian ini menggunakan keseluruhan dari populasi.
3.6 Metode Analisis Data
Analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang
bermanfaat dalam menjawab masalah statistic. Dalam desain riset atau penelitian,
perlu direncanakan dengan baik alat analisis yang akan diterapkan untuk
menganalisis data. Setelah kuesioener disebarkan dan dikumpulkan kembali, tahap
selanjutnya adalah mengolah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.
Tabel 3.4
Metode Analisis Data
Metode Analisis
Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Teknik Analisis
T1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor
T2 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor
T3 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis
T4 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis
T5 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
48
3.6.1 Skala Likert
Menurut Riduwan (2007, p20) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel
dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-
indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen
yang berupa pertanyaan atau pernyataaan yang perlu dijawab oleh responden.
Skala Likert pada umumnya menggunakan lima angka untuk menentukan
point. Bobot dan kategori pengukuran atas tanggapan responden dapat diuraikan
dalam tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.5
Skala Likert
Kategori Point
Sangat Setuju (ss) 5
Setuju (s) 4
Ragu-Ragu (r) 3
Tidak Setuju (ts) 2
Sangat Tidak Setuju (sts) 1
Sumber: Riduwan (2007, p20)
49
Sedangkan nilai dan kategori batas penelitian dapat dilihat dengan memperhitungkan:
• Nilai terendah : 1, yaitu jika jawaban responden adalah “sangat tidak setuju”.
• Nilai tertinggi : 5, yaitu jika jawaban responden adalah “sangat setuju”.
Besar interval dapat ditentukan sebagai berikut:
Interval
= = = 0.80
Berdasarkan interval diatas, maka batas-batas penelitian terhadap aspek-aspek
yang akan dievaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 3.6
Nilai dan kategori Batas Penelitian
Nilai Kategori
0,99-1,79 Sangat Tidak Setuju
1,80-2,60 Tidak Setuju
2,61-3,41 Ragu-Ragu
3,42-4,22 Setuju
4,23-5,03 Sangat Setuju
Sumber : Hasil pengolahan data 2011
3.6.2 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro menyatakan bahwa mentransformasi
data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat
analisis statistik parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval.
50
Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of
Succesive Interval).
Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval sebagai berikut :
• Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
• Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5
yang disebut frekuensi.
• Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dari hasilnya disebut
roporsi.
• Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan perkolom.
• Gunakan tabel distribusi normal, itung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif
yang diperoleh.
• Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel tinggi densitas).
• Tentukan nilai sala dengan menggunakan rumus :
NS =
• Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1+(NSmin)]
(Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2007, p:30)
51
3.6.3 Uji Validitas
Salah satu instrument yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah
kuesioner. Bila data hasil kuesioner itu telah terkumpul, peneliti melakukan uji
validitas dan reabilitas, karena itu merupakan dua syarat penting yang berlaku pada
sebuah kuesioner.
Menurut Riduwan (2004, p109-p110), menjelaskan bahwa validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur,
dimana alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika setiap butir-butir pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p181-182), menjelaskan bahwa
validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena
itu, jika kata sinonim dari reabilitas yang paling tepat adalah konsistensi, maka esensi
dari validitas adalah akurasi. Suatu instrument pengukur dikatakan valid jika
instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.
R-hitung = ∑ ∑ . ∑
.∑ ∑ . .∑ ∑
Dimana:
R hitung = Koefisien Korelasi
∑Xi = Jumlah Skor Item
∑Yi = Jumlah Skor Total (seluruh item)
N = Jumlah responden
52
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :
t-hitung = √
Dimana:
t = nilai t-hitung
r = Koefiesien Korelasi hasil r-hitung
n = Jumlah responden
Distrbusi (Tabel t) untuk α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-2)
Kaidah keputusan : jika t-hitung > t-tabel berarti valid dan sebaliknya
Jika t-hitung < t-tabel berarti tidak valid.
Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
:
1. Menentukan nilai r tabel
Untuk memperoleh r tabel dengan jumlah 41 respoden, maka df=n-2=42-
2=40. Dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh r tabel sebesar 0,316
2. Mencari r hasil
Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software spss 16.0.
disisni r hasil untuk tiap item bisa dilihat pada kolom corrected item – total
correlation dari tampilan software SPSS 16.0
3. Mengampil Keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika r hasil positif, dan r hasil > r tabel maka butir tersebut valid
53
• Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel maka butir tersebut tidak valid
Jika ada instrumen pertanyaan yang tidak valid, maka instrumen pertanyaan
tersebut dibuang lalu diuji kembali hingga pertanyaan bisa dinyatakan semua
valid dan selanjutnya dapat dilakukan uji reliabilitas.
3.6.4 Uji Reliabilitas
Reliable artinya konsisten atau stabil. Pengujian reliabilitas instrument dapat
dilakukan secara eksternal maupun internal. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana
suatu skala dapat memberikan hasil yang konsisten jika pengukuran diulang
(dilakukan beberapa kali). Reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara
berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Sedangkan suatu angket dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk
menghitung validitas alat ukur digunakan Person Product Moment sebagai berikut:
rb = ∑ ∑ . ∑
.∑ ∑ . .∑ ∑
Untuk menguji reliabilitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Menentukan nilai r tabel
54
Pada software SPSS, metode ini dilakukan dengan metode cronbach’s alpha
dimana suatu kuesioner dianggap reliabel apabila Cronbach’s alpha > dari 0.5
b) Mencari r hasil
Disini r hasil merupakan angka Alpha dari tampilan software SPSS.
c) Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika r alpha positif, dan r alpha > r tabel maka butir tersebut reliabel
• Jika r alpha tidak positih, dan r alpha < r tabel maka butir tersebut
tidak reliabel
Menurut Triton, tingkat reliabilitas dengan metode cronbach’s alpha diukur
dengan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan
menjadi lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha
dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Tabel 3.7
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Tingkat Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 s/d 0.20 Kurang Reliabel
>0.20 s/d 0.40 Agak Reliabel
>0.40 s/d 0.60 Cukup Reliabel
>0.60 s/d 0.80 Reliabel
>0.80 s/d 1.00 Sangat Reliabel
Sumber : Triton 2006
55
3.6.5 Analisis Faktor
Analisis faktor dipergunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel
teramati dengan variabel laten setiap konstruk. Analisis faktor dipakai untuk melihat
apakah variabel yang teramati memang dapat mengukur variabel laten yang
bersangkutan serta untuk melihat kelayakan indikator-indikator dalam membentuk
masaing-masing konstruknya melalui uji validitas da reliabilitas.
Analisis faktor (factor analysis) termasuk pada interdependence technique,
yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun variabel independen. Proses analisis
faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-
variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau
beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari variabel awal.
Pada dasarnya, tujuan faktor analisis adalah
• Data Summarization, yaitu mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel
dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel (dalam
pengertian SPSS adalah kolom), analisis tersebut dinamakan R factor
analysis. Namun jika korelasi antar responden atau sampel (dalam pengertian
SPSS adalah baris), analisis disebut Q Factor Analysis atau Cluster Analysis.
• Data Reduction. Setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat
sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah
variabel tertentu.
56
Oleh karena prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-
asumsi akan terkait dengan metode statistik korelasi:
• Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat,
misalnya diatas 0,5
• Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap
variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi
parsial diberikan lewat Anti-Image Correlation.
• Pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel), yang diukur
dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy
(MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara
paling sedikit beberapa variabel.
Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, langkah selanjutnya adala
melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi:
• Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
• Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett Test
of Sphericity serta Measure Sampling Adequacy (MSA)
• Melakukan proses Factor Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah
terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam
faktor tertentu.
57
Beberapa metode rotasi:
o Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 90°. Proses rotasi dengan
metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi Quartimax,
Varimax, dan Equimax.
o Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus
90°. Proses rotasi dengan metode Oblique masih bisa dibedakan
menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique, dan lainnya.
• Interpretasi atas faktor yang telah telah terbentuk, khususnya memberi nama
atas faktor yang terbentuk yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel
anggota tersebut
• Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk
telah valid.
3.6.6 Analisis Regresi
Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, regresi merupakan suatu
proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi
dimasa yang akan dating berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki
agar kesalahan data diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha
memprediksi perubahan. Jadi regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang
terjadi dimasa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan yang
teraik.
58
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan
atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila Variabel bebas (X) diketahui.
3.6.7 Path Analysis (Analisis Jalur)
Metode yang akan berguna dalam menguji besarnya kontribusi yang ditujukan
oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kasual antar variabel X1
dan X2 terhadap Y. Teknik Path Analysis yang dikembangkan oleh Sewal Wright
pada tahun 1934, sebenarnya merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi
beberapa intepretasi akibat yang ditimbulkan. Lebih lanjut, Path analysis memiliki
kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merupakan
bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab-akibat
(causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur
memungkinkan penggunanya dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan
sebab-akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel. Asumsi dasar model ini adalah
beberapa variabel yang sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat dekat antara
satu dengan yang lainnya (Sarwono, 2006, p1-p2)
Manfaat lain dari Path analysis adalah:
• Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti
• Prediksi nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas, dan prediksi ini
bersifat kualitatif
59
• Pengujian model, menggunakan teori trimming, baik untuk uji reliabilitas
konsep yang sudah ada maupun uji pengembangan konsep baru.
• Analisis Path (model Trimming)
Model Trimming
Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu
model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen
yang koefisien jalurnya tidak signifikan. (Kuncoro, 2008, p127)
Cara menghitung model trimming yaitu menghitung ulang koefisen jalur
tanpa menyertakan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.
Berdasarkan Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro ada beberapa langkah
pengujian path analysis yaitu sebagai berikut :
1.Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural
Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu :
2.Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
Untuk menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi regresi
sebaiknya melalui tahapan sebagai berikut :
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan
rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.
60
Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel eksogen (X).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung
koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan persamaan regresi
sederhana : : Y= a+ + .
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang
distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset
dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan dinilai rata-rata = 0 dan
standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient)
digunakan dalam menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel
bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat
(endogen).
Koefisien path ditunjukkan dengan output yang dinamakan Coefficient yang
dinyatakan sebagai Standarized Coefficient atau dikenal dengan nama Beta. Jika ada
diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen
dengan variabel endogen, makan koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien
relasi r sederhana.
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
Ha : pyx1 =……..=pyxk≠0≥
H0 : pyx2 =……..=pyxkk=0
61
a. Kaidah pengujian secara signifikan secara manual: menggunakan tabel F
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen
Hipotesis :
Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya signifikan
dan jika F hitung ≤dari F tabel, maka Ho diterima yang artinya tidak signifikan.
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05
Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus :
Cara mencari F tabel : nilai (dk=k) atau v1disebut nilai pembilang
nilai (dk=n-k-1) atau v2 dsebut nilai penyebut
Kaidah pengujian signifikasi : program SPSS
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05≥Sig], maka ho diterima dan Ho ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05≥Sig], maka ho ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan.
62
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus :
Statistik seρ , diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi
setelah data ordinal ditransformal ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur bandingan antara nilai
probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut :
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
sig atau [0.05≥Sig], maka Ho diterima dengan Ha, ditolak, artinya tidak
signifikan.
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig atau [0.05≥Sig], maka Ho ditolan dengan Ha, diterima, artinya tidak
signifikan.
Tabel 3.8
Kategori Hubungan Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis
Kategori Hubungan Pengaruh Variabel
0.05 – 0.09 Lemah
0.10-0.29 Sedang
63
0.30 keatas Kuat
Sumber : Engkos Achmad Kuncoro
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Merumuskan hipotesis merupakan proses merumuskan suatu penyebab yang
belum terbukti mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang dibuat dengan
dasar kerangka teori atau model analisis. Kadang-kadang hipotesis merupakan
jawaban dan pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, bentuk hipotesis sebaiknya
bersifat netral dan didasarkan asumsi. Berikut ini merupakan model pengembangan
hipotesis menurut Eddy Soeryanto Soegoto
Sumber : Eddy Soeryanto Soegoto
Gambar 3.1
Model Pengembangan Hipotesis
Model pengembangan hipotesis didasarkan pada dua elemen pokok, yaitu
landasan teori dan model analisis yang kita gunakan. Dari kedua elemen tersebut kita
dapat menentukan komponen-komponen apa saja dalam riset pemasaran yang ada,
Landasan Teori Model Analisis
Komponen Dalam
Riset Pemasaran
Pertanyaan
Penelitian
Hipotesis
64
kemudian menyususn pertanyaan penelitian, dan pada akhirnya mengembangkan
hipotesis. (Eddy Soeryanto Soegoto, 2007, 32-33)
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang
mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau
pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan atau
asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena kemunkinan bisa
salah, maka apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji
terlebih dahulu dengan menggunakan data hasil observasi.
Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif.
Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat
dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang
diuji.
Variabel yang akan diuji adalah lingkungan bisnis (X1), kepemimpinan (X2),
strategi operasi (X), kinerja karyawan (Z)
• Ho diterima jika tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dan dependen ( Pvalue > 0.05 ).
• Ha diterima jika terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ( Pvalue <
0.05 ).
65
Hipotesis pada penelitian ini adalah :
o Untuk T-3
Ho = Ada pengaruh lingkungan bisnis terhadap strategi operasi di
percetakan Stand Vorm Sahabat.
Ha = Tidak ada pengaruh lingkungan bisnis terhadap strategi operasi
di percetakan Stand Vorm Sahabat.
o Untuk T-4
Ho = Ada pengaruh kepemimpinan terhadap strategi operasi di
percetakan Stand Vorm Sahabat.
Ha = Tidak ada pengaruh kepemimpinan terhadap strategi operasi di
percetakan Stand Vorm Sahabat.
o Untuk T-5
Ho = Ada pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan secara
simultan terhadap strategi operasi dan dampaknya pada kinerja
perusahaan.
Ha = Tidak ada pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan secara
simultan terhadap strategi operasi dan dampaknya pada kinerja
perusahaan.
66
Dasar Pengambilan Keputusan :
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig
atau [0.05≤sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig
atau [0.05≥sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Percetakan Stand Vorm Sahabat yang
berlokasi dijalan Fajar no 40, Jelambar. Unit analisis ini dipilih karena perusahaan ini
sangat jarang dilakukan penelitian, sehingga penulis merasa tertantang untuk
memberikan masukan atau saran yang berharga melalui penelitiannya. Penelitian ini
membahas tentang: pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan terhadap strategi
bisnis dan dampaknya terhadap kinerja karyawan.
Rancangan implikasi penelitian ini yaitu dengan menyebarkan kuesioner
kepada seluruh karyawan dan hasilnya akan dilakukan pengolahan dan analisis data
dengan menggunakan deskriptif analisis untuk memperoleh bagaimana respon dari
karyawan terhadap masing-masing variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk
memberikan masukan bagi pihak pemilik dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan.
Selanjutnya dilakukan uji asumsi menggunakan analisis jalur. Untuk
menganalisis Pengaruh Lingkungan Bisnis dan kepemimpinan terhadap Strategi
67
Operasi dan dampaknya pada Kinerja Perusahaan, maka dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu sub struktur 1 (menghitung Lingkungan Bisnis dan Kepemimpinan terhadap
Strategi Operasi) guna melihat apakah terdapat pengaruh antara Lingkungan Bisnis
maupun Kepemimpinan terhadap Strategi Operasi, dan pada sub struktur 2
(menghitung Lingkungan Bisnis, Kepemimpinan, dan Strategi Operasi terhadap
Kinerja Perusahaan) guna melihat pengaruh simultan antara ketiga variabel tersebut
terhadap kinerja perusahaan, setelah itu dari kedua sub struktur dihitung total
pengaruh terhadap Kinerja Perusahaan guna melihat persentase pengaruh yang
akhirnya dapat disimpulkan bagaimana dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan.
top related