bab iii metode penelitian a. metode dan desain...
Post on 28-Oct-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
39
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Menurut Arikunto (2009) “metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Lebih lanjut
Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa “metode penelitian diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Dari dua kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk menjawab
masalah penelitian dengan menggunakan cara dan alat tertentu yang telah
ditentukan oleh peneliti.
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (Eksperimen
Semu). Metode penelitian ini merupakan pengembangan dari True Experiment
yang memiliki kelemahan dalam menentukan kelas kontrol. Metode penelitian
eksperimen semu mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek,
yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang
relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Dalam penelitian ini,
pengontrolan variabel tidak dilakukan terhadap seluruh variabel, tetapi hanya
pada variabel tertentu yang dianggap paling dominan dalam penelitian,
sehingga kemampuan pemahaman konsep siswa seolah-olah hanya dapat
diperoleh dari penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self
assessment yang diterapkan pada pembelajaran fisika.
Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest Only. Dalam desain ini,
kelompok yang menjadi subjek penelitian kelas eksperimen tanpa ada kelas
pembanding atau kelas kontrol. Kelompok ini hanya diberi posttest (tes akhir)
setelah diberi perlakuan yang diberikan pada siswa sebanyak satu kali. Jika
digambarkan maka akan seperti ini:
40
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Desain Penelitian Posttest Only
Treatment (X) Posttest (T’)
X T’
(Sugiyono,2010)
Keterangan:
X : perlakuan (treatment) pembelajaran model inkuiri terbimbing
dengan self assessment
T’ : tes akhir (posttest) setelah perlakuan pembelajaran diberikan
B. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII A salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung, sebanyak 36
siswa. Sedangkan sampel diambil secara metode sampel bertujuan (purposive
sampling). Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu sehingga relevan dengan tujuan penelitian (Sugiyono,
2010).
C. Prosedur Penelitian
Secara umum penelitian ini diselenggarakan dalam tiga tahapan besar
yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir
penelitian. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Tahap persiapan penelitian
Persiapan-persiapan yang akan dilakukan peneliti sebelum melakukan
penelitian adalah sebagi berikut:
1) Studi pendahuluan, perumusan masalah, menentukan tujuan
penelitian;
2) Penyusunan proposal dan perbaikan;
3) Kajian literatur dan diskusi dengan dosen
Setelah perumusan masalah dan tujuan, pada tahap ini peneliti
mengkaji literatur mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing,
41
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
self assessment, aspek-aspek pemahaman konsep, dan materi SMP.
Literatur tersebut akan digunakan untuk penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian dan
penentuan kriteria self assessment yang akan dilakukan penilaian.
4) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian;
5) Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah
tempat penelitian akan dilaksanakan;
6) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan
kemudian mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing;
7) Membuat instrumen penelitian berdasarkan hasil kajian literatur dan
diskusi dengan dosen tentang self assessment dan tes pemahaman
konsep. Instrumen penelitian ini terdiri dari rubrik pelaksanaan self
assessment, rubrik self assessment siswa, tes pemahaman konsep,
wawancara, dan lembar observasi;
8) Melakukan judgment kepada dosen-dosen yang ditunjuk oleh dosen
pembimbing untuk menguji validitas dari instrumen yang akan
dilakukan;
9) Melakukan revisi instrumen untuk memperbaiki instrumen setelah
melalui proses judgment;
10) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan dalam penelitian;
11) Pembuatan surat-surat perijinan yang diperluakan untuk penelitian;
12) Melakukan uji coba tes pemahaman konsep. Uji coba ini
digunakan untuk menghitung kelayakan butir soal yanga akan
digunakan dalam penelitian;
13) Melakukan analisis butir soal terhadap soal pemahaman konsep.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda soal;
14) Melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan self assessment
sebagai upaya untuk mengenalkan self assessment, mulai dari
42
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengertian self assessment hingga melakukan pelatihan penggunaan
self assessment;
15) Menentukan sampel dan tanggal pelaksanaan penelitian.
Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP);
2) Melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran dan
mendokumentasikannya sebagai catatan peneliti;
Tahap Akhir
1) Melakukan penilaian terhadap kemampuan pemahaman konsep
siswa melalui self assessment dan tes pemahaman konsep;
2) Melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran dan
mendokumentasikannya sebagai catatan peneliti;
3) Memberikan angket kepada siswa dalam penggunaan self
assessment;
4) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa dalam penggunaan
self assessment;
5) Melakukan pengolahan terhadap hasil penilaian menggunakan
rubrik self assessment, tes pemahaman konsep dan wawancara
guru serta catatan peneliti;
6) Mentabulasikan hasil pengolahan rubrik self assessment, tes
pemahaman konsep dan wawancara guru serta catatan peneliti ke
dalam rubrik penilaian pelaksanaan self assessment;
7) Melakukan analisis data;
8) Membuat kesimpulan dan rekomendasi;
9) Membuat laporan hasil penelitian.
43
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menyusun proposal penelitian
Melaksanakan seminar proposal Menyusun instrumen penelitian
Melakukan revisi proposal
Menentukan subjek penelitian
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Menyusun instrumen
Melakukan judgment
instrumen penelitian
Melakukan uji coba
instrumen penelitian Memperbaiki instrumen
Membuat surat izin penelitian
Melakukan sosialisasi dan pelatihan
penggunaan self assessment
Penggunaan self assessment
pada pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran dengan
model inkuiri
terbimbing
Pemantauan Refleksi Test
Mengumpulkan seluruh data penelitian
Tahap
Persiapan
Tahap
Pelaksanaan
Wawancara guru
Tahap
Akhir
44
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari lembar self
assessment, wawancara, dan lembar observasi guru dan siswa. Data
tersebut digunakan untuk melengkapi informasi mengenai kemampuan
pemahaman konsep dan kejujuran siswa dalam mengisi lembar self
assessment.
2. Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dari tes dan lembar self assessment, digunakan
untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa setelah
penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self
assessment dalam pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self
assessment. Lembar ini berupa check list yang dinilai oleh observer
dengan kriteria yang disesuaikan dengan fase atau tahapan-tahapan dari
model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self assessment.
2. Lembar self assessment
Lembar self assessment ini digunakan untuk mengungkap penilaian
diri siswa tentang kemampuan pemahaman konsepnya, mengungkap
Menarik kesimpulan Melakukan analisis data
45
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kejujuran dan percaya diri. Lembar self assessment yang digunakan berupa
check list yang diisi oleh siswa dengan kriteria dan pernyataan self
assessment yang mencakup ranah kognitif pada aspek menafsirkan
(interpreting), menerapkan dengan contoh (exemplifying), menyimpulkan
(concluding), dan menjelaskan (explaning). Prosedur penilaian dilakukan
dengan cara apabila siswa menjawab merasa paham maka siswa diberi
nilai 1 dan merasa tidak paham diberi nilai 0.
3. Tes
Tes ini berisi soal-soal dalam bentuk multiple choice yang digunakan
untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap suatu
materi dengan jumlah soal yang digunakan 27 soal. Prosedur penilaian
dilakukan dengan cara apabila siswa menjawab dengan benar maka siswa
diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Instrumen untuk tes pilihan ganda ini
mencakup ranah kognitif pada aspek menafsirkan (interpreting),
menerapkan dengan contoh (exemplifying), menyimpulkan (concluding),
dan menjelaskan (explaning).
4. Wawancara
Wawancara yang digunakan untuk mengungkap saran, masukan dan
respon baik siswa maupun guru dalam penggunaan self assessment.
F. Teknik Analisis Uji Coba Tes
Kualitas instrumen sebagai alat pengambil data harus teruji kelayakannya,
misalnya segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukarannya.
1. Validitas Butir Soal
Anderson (Arikunto, 2009:65) mengemukakan “A test is valid if it
measures what is purpose to measure”. Pernyataan Anderson tersebut jika
diartikan yaitu sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur
apa yang hendak diukur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa analisis
validitas tes merupakan analisis tes yang dilakukan untuk menunjukkan
tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur sasaran yang
46
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hendak diukur. Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi produk momen yang dikemukakan Pearson (Pearson
Product Moment), yaitu sebagai berikut:
(3.1)
(Arikunto, 2009)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan
X = skor tiap butir soal
Y = skor total tiap butir soal
N = jumlah siswa
Untuk interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari
perhitungan, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang
ditinjukkan pada tabel dibawah ini
Tabel 3.2
Interpretasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Kriteria
0,81 < rxy 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < rxy 0,80 Tinggi
0,41 < rxy 0,60 Cukup
0,21 < rxy 0,40 Rendah
0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2009)
2. Reliabilitas Tes
“Realibilitas adalah ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa
yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan
memberikan hasil ukur yang sama” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2010).
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
….. (3.1)
47
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk pengujian reliabilitas instrumen dari satu kali pengukuran,
digunakan metode Belah dua (split – half method). Pada saat pemberian
skor, tes dibelah menjadi dua sehingga tiap siswa memperoleh dua macam
skor, yakni skor yang diperoleh dari soal – soal yang bernomor ganjil dan
skor yang diperoleh dari soal – soal yang bernomor genap. Selanjutnya
skor ganjil dikorelasikan dengan skor genap, hasilnya adalah koefesien
korelasi ggr , atau koefesien korelasi ganjil – genap. Koefisien korelasi
ganjil – genap tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefisien reliabilitas
tes, dengan menggunakan rumus Spearman – Brown :
gg
gg
r
rxr
1
211
(Arikunto, 2009)
Keterangan :
ttr koefisien reliabilitas tes
ggr = koefisien korelasi ganjil – genap
Untuk menentukan koefisien korelasi ganjil - genap digunakan teknik
korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson,
yaitu:
2222
YYNXXN
YXYXNrgg
(Arikunto, 2009)
Keterangan :
ggr = koefesien korelasi ganjil - genap
N = jumlah peserta tes
X = Skor siswa menjawab benar bernomor ganjil
Y = Skor siswa yang menjawab benar bernomor genap
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrumen digunakan kriteria seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas Tes
r11 Interpretasi
….. (3.2)
….. (3.3)
48
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r11 Interpretasi
0,81 < r11 1,00 Sangat tinggi
0,61 < r11 0,80 Tinggi
0,41 < r11 0,60 Sedang
0,21 < r11 0,40 Rendah
0,00 < r11 0,20 Sangat rendah
(Arikunto,2009)
3. Daya Pembeda
“Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2009). Daya
pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:
A BA B
A B
B BDP P P
J J
Keterangan :
DP = Daya pembeda butir soal
AJ = Banyaknya peserta kelompok atas
BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah
AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
AP = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
BP = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria seperti pada tabel
dibawah ini
Tabel 3.4
Interpretasi Daya Pembeda Tes
….. (3.4)
49
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2009)
4. Tingkat Kesukaran Butir Soal
“Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan
siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut” (Syambasri Munaf,
2001). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk
mempertinggi usaha memecdahkannya. “Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan” (Arikunto, 2009).
Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :
BP
JS
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.5
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,00 < P 0,30 Sukar
0,31 P 0,70 Sedang
0,71 P < 1,00 Mudah
Nilai DP Kriteria
Negatif Soal Dibuang
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
….. (3.5)
50
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1,00 Terlalu Mudah
(Arikunto,2009)
G. Teknik Pengolahan Data
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Aktivitas guru dan siswa dapat dilihat dari keterlaksanaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self assessment yaitu
diketahui dengan cara mencari persentase keterlaksanaan model
pembelajaran tersebut. Untuk menghitung persentase keterlaksanaan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self assessment dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase keterlaksanaan model tersebut kemudian diinterpretasikan
ke dalam tabel dibawah:
Tabel 3.6
Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Kategori
Keterlaksanaan Model
(%)
Interpretasi
0,0 - 24.9 Sangat Kurang
25,0 - 37,5 Kurang
37,6 - 62,5 Sedang
62,6 - 87,5 Baik
87,6 - 100 Sangat Baik
(Mulyadi dalam Usep Nuh, 2007)
2. Lembar self assessment siswa digunakan untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa, pengolahan datanya dilakukan dengan cara:
a. Penjumlahan skor yang diperoleh siswa pada setiap skala dari
masing-masing kriteria.
….. (3.6)
51
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pengubahan skor mentah siswa ke dalam nilai persentase dengan
menggunakan rumusan berikut (Sudjana, 2010):
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari
f = jumlah skor dari item yang benar
N = skor maksimum
c. Hasil perhitungan persentase yang diperoleh ditafsirkan dengan
mengacu pada Koentjaraningrat (Ornelia, 2009) sebagai berikut:
Tabel 3.7
Tafsiran Harga Persentase
Harga (%) Tafsiran
0 Tidak satupun
1 - 25 Sebagian kecil
26 – 49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51 – 75 Sebagian besar
76 – 99 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
3. Data dari hasil Tes
a) Skor untuk tes ditentukan berdasarkan metode tanpa denda,
jawaban benar diberi skor satu, jawaban salah atau tidak menjawab
diberi skor nol. Pemberian skor dihitung menggunakan rumus
berikut (Arikunto, 2009).
….. (3.7)
….. (3.8)
52
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan:
S = skor siswa
R = jumlah jawaban benar
b) Untuk mengetahui nilai persentase pemahaman siswa digunakan
rumus berikut (Purwanto, 2008).
Dengan:
S = nilai yang dicari
R = jumlah skor dari item yang dijawab benar
N = skor maksimum tes
c) Kemudian hasil perhitungan yang telah diperoleh, diinterpretasi
pada kategori pemahaman siswa terhadap materi berdasarkan skala
kategori pemahaman (Arikunto, 2009).
Tabel 3.8
Skala Kategori Pemahaman
Skala (%) Kategori Pemahaman
80 – 100 Sangat baik
66 – 79 Baik
56 – 65 Cukup
40 – 55 Kurang
30 – 39 Kurang sekali
H. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang diujicobakan berupa tes pemahaman konsep yang
digunakan terdiri dari soal-soal yang mencakup dimensi proses kognitif
kategori memahami yang berorientasi pada taksonomi Anderson yang
meliputi menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Distribusi soal berdasarkan aspek-aspek tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.9
Tabel 3.9
Distribusi Soal Uji Coba Instrumen
….. (3.9)
53
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Aspek Nomor Soal Jumlah
Soal
1 Menafsirkan 1,4, 6, 7, 8 5
2 Mencontohkan 11, 17, 19, 20, 23, 26 6
3 Menjelaskan 2, 3,10, 12, 14, 15, 16, 18, 22, 25 10
4 Menyimpulkan 5, 9, 13, 21, 24, 27 6
Uji coba tes dilkukan untuk menghasilkan alat tes yang benar-benar baik
dan dapat dipertanggungjawabkan (Nurgiyantoro, 2010). Sebelum tes
pemahaman konsep yang berupa pilihan ganda digunakan, terlebih dahulu
diuji cobakan pada siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten
Bandung yang telah mempelajari materi pemuaian. Adapun analisis hasil uji
coba tes terdiri dari analisis tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir
soal, validitas tes dan reliabilitas tes. Untuk rekapitulasi analisis tingkat
kesukaran, daya pembeda dan validitas tes pada setiap butir soal,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.10
Rekapitulasi Analisis
Hasil Uji Coba Instrumen
No
Soal
Klasifikasi
Tingkat
Kesukaran
Klasifikasi
Daya Pembeda
Klasifikasi
Validasi Soal Keterangan
1 Mudah Jelek Rendah Dipakai
2 Sedang Jelek Rendah Direvisi
3 Sukar Jelek Rendah Dipakai
4 Sedang Cukup Rendah Dipakai
5 Mudah Jelek Rendah Direvisi
6 Mudah Jelek Sangat Rendah Dipakai
7 Sedang Jelek Rendah Dipakai
8 Mudah Cukup Cukup Dibuang
9 Mudah Jelek Sangat Rendah Direvisi
10 Mudah Jelek Cukup Dipakai
11 Sukar Jelek Rendah Direvisi
12 Sedang Jelek Rendah Direvisi
54
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13 Sukar Jelek Sangat Rendah Dibuang
14 Sukar Jelek Cukup Direvisi
15 Sedang Dibuang Sangat Rendah Dibuang
16 Mudah Jelek Rendah Dipakai
17 Sedang Jelek Rendah Direvisi
18 Sedang Cukup Rendah Dipakai
19 Sukar Jelek Sangat Rendah Direvisi
20 Sedang Baik Tinggi Dibuang
21 Mudah Jelek Sangat Rendah Dipakai
22 Sedang Cukup Cukup Direvisi
23 Sedang Jelek Rendah Direvisi
24 Sukar Jelek Rendah Direvisi
25 Sedang Cukup Rendah Dipakai
26 Mudah Jelek Rendah Dipakai
27 Sukar Dibuang Sangat Rendah Direvisi
28 Sedang Cukup Rendah Dipakai
29 Sedang Jelek Sangat Rendah Direvisi
30 Sedang Cukup Cukup Dipakai
1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran untuk tiap butir soal yang
terdiri dari 30 soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.10 di atas,
diperoleh data bahwa yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori
sukar adalah 7 soal, 14 soal kategori sedang, dan 9 soal termasuk
kategori mudah. Dengan demikian, dapat dikatakan pada umumnya
tingkat kesukaran soal tes pemahaman konsep yang digunakan
memiliki tingkat kesukaran sedang.
2. Daya Pembeda Soal
Berdasarkan analisis daya pembeda yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu dengan siswa yang kurang mampu atau lemah.
Berdasarkan hasil rekapitulasi Tabel 3.10 di atas, jumlah butir soal
yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik berjumlah 1 butir
soal, 7 butir soal termasuk kategori cukup, 10 butir soal termasuk
kategori jelek dan 2 butir soal termasuk kategori harus dibuang. Maka,
secara umum seluruh soal dapat dikatakan kurang dapat membedakan
55
Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antara kelompok siswa berkemampuan tinggi dan rendah dikarenakan
daya pembeda soal berada pada kategori jelek.
3. Validitas Tes
Validitas tes diperoleh dengan menentukan koefisien korelasi
product moment. Berikut hasil rekapitulasi validitas soal yang
ditunjukkan pada Tabel 3.10 di atas, diperoleh 1 soal kriteria tinggi, 5
soal kriteria cukup, 16 soal kriteria rendah, dan 8 soal kriteria sangat
rendah. Sehingga secara umum tes pemahaman konsep memiliki
validasi dengan kriteria sedang dan dapat digunakan sebagai instrumen
untuk mengukur kemampuan yang akan diukur.
4. Reliabilitas Tes
Dalam menentukan reliabilitas perangkat instrumen, pada
penelitian ini digunakan metode belah dua awal-akhir. Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai reliabilitas perangkat
instrumen sebesar 0,12. Nilai tersebut dapat dikategorikan reliabilitas
perangkat instrumen rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen
yang digunakan memiliki keajegan yang rendah.
Hasil uji coba tes pemahaman konsep pada 35 siswa di kelas memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan kelas yang dijadikan objek penelitian
menunjukkan tingkat reliabilitas yang rendah dan mayoritas soal yang
diujiakan memiliki tingkat validitas yang rendah. Hal tersebut dimungkinkan
karena siswa yang dijadikan objek uji coba tidak siap denga tes yang
dilakukan. Siswa tidak diberi tahu sebelumnya bahwa pada hari uji coba,
mereka akan melakukan tes. Siswa tidak diberi kesempatan untuk
mempersiapkan tes terlebih dahulu. Soal tes pilihan ganda yang diberikan pun
terlalu banyak untk bisa dikerjakan dalam waktu 40 menit.
top related