bab iii metode penelitian a. desain...
Post on 16-Mar-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Tika Kartika Sari, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Sukmadina (2012:315) mendefinisikan bahwa “Desain penelitian
(research desain) merupakan prosedur atau langkah-langkah yang akan ditempuh
dalam penelitian serta analisis data mencangkup metode, sumber, dan teknik
pengumpulan data yang digunakan analisis dan interprestasi data.” Desain yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah desain eksperimen.
Jenis penelitian dalam desain eksperimen yang termasuk dalam kuasi
eksperimen. Sehingga desain penelitian dalam penelitian yang termasuk ke dalam
kuasi eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest Only
Design With Nonequivalenr Groups, yaitu eksperimen terhadap 2 kelompok yang
satu kelompoknya diberi perlakuan dan posttest, sedangkan pada kelompok lain
hanya hanya diberikan posttest saja, tidak ada perlakuan (Darmawan, 2013:242)
Desain penelitian
Kelompok Perlakuan Post Tes
Eksperimen (R) X O1
Kontrol (R) - O2
Keterangan :
𝑂1 = tes akhir/ posttest (sesudah perlakuan) pada kelompok eksperimen
X = Treatment yang diberikan (Model pembelajaran Problem based learning)
𝑂2 = test akhir/ posttest pada kelompok kontrol.
Dalam penelitian ini subjek dibagi menjadi dua kelompok , yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelompok yang
akan diberikan perlakuan dengan menggunakan / menerapkan model problem
based learning ketika proses pembelajaran berlangsung, sedangkan kelas kontrol
adalah kelompok yang tidak diberikan perlakuan/penerapan berupa model
problem based learning. Sehingga, pengaruh perlakuan pada kedua kelompok
41
dipelajari dengan menilai perbedaan hasil belajar yaitu skor posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
1. Prosedur Eksperimen
a. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang berdasarkan Standar
Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD).
b. Guru mengungkapkan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi diperusahaan
mengenai posisi penting ayat jurnal penyesuaian.
c. Guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk merumuskan
permasalahan yang ada pada perusahaan (jika perusahaan tersebut tidak
melakukan penyesuaian terhadap akun-akun yang harus disesuaikan)
d. Guru memotivasi siswa serta mendorong siswa untuk memahami
permasalahan terhadap akun-akun penyesuaian.
e. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari yaitu ayat jurnal
penyesuaian dengan akun-akun adalah Perlengkapan, Aktiva Tetap
(Penyusutan Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih
harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan
yang masih harus dibayar) dan Koreksi Kesalahan.
f. Guru mendemonstrasikan materi ayat jurnal penyesuaian dan memberikan
contoh soal dari mulai akun Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan Aktiva),
Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar),
Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus
dibayar) dan Koreksi Kesalahan.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki dalam memahami
dan mendefinisikan akun-akun penyesuaian.
h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengorganisasikan
informasi-informasi diantarnya : apa yang diketahui tentang ayat jurnal
penyesuaian, serta untuk menganalisis fakta-fakta yang berhubungan dengan
permasalahan tersebut.
i. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari yaitu ayat jurnal
penyesuaian dengan akun-akun Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan
42
Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar),
Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus
dibayar) dan Koreksi Kesalahan.
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
penjelasan yang kurang dipahami/kurang dimengerti.
k. Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi serta memfasilitasi
siswa dengan sejumlah bahan ajar/topic seperti lembar kegiatan siswa (LKS)
yang berbasis masalah.
l. Guru membagi siswa kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri 4-
5 orang yang bersifat heterogen. Yakni, siswa kelompokan antara siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan
rendah.
m. Guru memberikan bantuan dan membimbing kepada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pemecahan masalah dalam setiap
pertanyaan pada lembar lks.
n. Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas.
o. Guru sebagai fasilitator menjelaskan bahwa setiap pemecahan
masalah/pendapat hasil diskusi kelompok menyatakan Setuju atau tidak,
dengan pemaparan kelompok yang mempresentasikan.
p. Guru melakukan evaluasi dengan mengkoreksi dan menjelaskan hasil
pemecahan masalah. Serta guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dipelajari, dan guru memberikan pertanyaan kepada
siswa untuk mengulas dan mengukur kemapuan siswa dalam setiap
pertemuan.
43
Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kegiatan Tahap Pelaksanaan Eksperimen
Tahapan Kegiatan
Tahap 1
Orentasi siswa pada
masalah
- Guru menyampaikan tujuan pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
- Guru mengungkapakan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi diperusahaan mengenai posisi penting
ayatjurnal penyesuaian. - Guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk
merumuskan permasalahan yang ada pada perusahaan
(jika perusahaan tersebut tidak melakukan penyesuaian terhadap akun-akun yang harus
disesuaikan) - Guru memotivasi siswa serta mendorong siswa untuk
memahami permasalahan terhadap akun-akun
penyesuaian.
Tahap 2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
- Guru menjelaskan materi mengenai ayat jurnal
penyesuaian. akun-akun dalam penyesuaian adalah Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban yang masih
harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus dibayar),
dan Koreksi Kesalahan. - Guru mendemonstrasikan materi ayat jurnal
penyesuaian dan memberikan contoh soal dari mulai
akun Perlengkapan, Aktiva Tetap (Penyusutan Aktiva), Beban (Beban dibayar dimuka dan beban
yang masih harus dibayar), Pendapatan (Pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus dibayar) dan Koreksi Kesalahan.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya berdasarkan kemampuan
awal yang dimiliki dalam memahami dan mendefinisikan akun-akun penyesuaian.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat mengorganisasikan informasi-informasi diantarnya : apa yang diketahui tentang ayat jurnal
penyesuaian, serta untuk menganalisis fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
44
Tahap 3
Membimbing
pengalaman individu/kelompok
- Guru memberikan kesempatan untuk siswa dalam pengumpulan informasi serta memfasilitasi siswa
dengan sumber-sumber bahan ajar/topic. - Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri
4-5 orang dengan setiap kelompok bersifat heterogen.
Yakni, membagi siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mencari kejelasan serta solusi untuk pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan sumber-
sumber yang telah diberikan. - Guru memberikan bimbingan kepada
kelompok/individu yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pemecahan dalam setiap pertanyaan pada lembar kegiatan siswa (LKS)
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
- Guru menginstruksikan kepada siswa untuk
menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok. Dengan jalan satu atau dua kelompok yang mewakilinya
sebagai kelompok penyaji, sedangkan kelompok bukan penyaji menanggapinya.
- Guru sebagai fasilitator menjelaskan bahwa setiap
pemecahan masalah/pendapat hasil diskusi kelompok. - Guru memberikan umpan balik kepada kelompok
bukan penyaji untuk mengungkapkan pendapat tentang pemecahan masalah/hasil diskusinya.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
- Guru melakukan evaluasi dengan mengkoreksi dan menjelaskan hasil pemecahan masalah. Serta guru
bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari, dan guru
memberikan umpan balik kepada siswa untuk mengulas dan mengukur kemapuan siswa dalam setiap pertemuan.
B. Operasionalisasi Variabel
Menurut sugiyono (2008:58) variabel merupakan “atribut, sifat, nilai dari
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasional variabel diperlukan
untuk menjabarkan variabel-variabel penelitian agar pengukuran yang dilakukan
menjadi lebih mudah sehingga dapat dijadikan patokan dalam pengumpulan data.
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
45
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikato
r
Skala
Hasil belajar
siswa
Hasil belajar adalah hasil
akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan
itu nampak dalam perubahan yang diamati dan diukur. (Arikunto,
2009:133)
Posttest Interval
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2009:108) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, populasi bukan hanya berarti orang ataupun benda lainnya, tetapi
meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh suatu objek.” Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 26 Bandung tahun ajaran
2013/2014 sebanyak 84 siswa.
2. Sampel
Menurut Furqon (2008:146) mengemukakan bahwa “Suatu sampel adalah
bagian dari suatu populasi”. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-
probality sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel yang tidak memberikan
kesempatan sama bagi setiap anggota untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik
pengumpulan sampel yang lebih mengutamakan tujuan penelitian.
Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri
26 Bandung. karena pihak sekolah tidak memperbolehkan untuk melakukan
random terhadap, maka penelitian ini menggunakan rancangan desain penelitian
dengan menggunakan kuasi eksperimen. Dari populasi yang berjumlah 84 siswa,
maka diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel yang dimana dari 84 siswa
tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen sebanyak 42
siswa dan kelompok kontrol sebanyak 42 siswa.
46
Berdasarkan pertimbangan pemilihan sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.4
kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Jumlah
Siswa
Nilai rata-
rata
Jumlah Siswa
Yang Tidak
Tuntas
Kelompok
XI IPS 1 42 siswa 65,12 34 Kontrol
XI IPS 2 42 siswa 62,18 37 Eksperimen
Sumber : data diolah (pra penelitian)
D. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang
ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan
penelitian. Dalam pengumpulan data tersebut perlu dilakukan dengan teknik
tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dengan benar dan relevan
sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dalam melaksanakan penelitian, penulis mengunakan dokumentasi hasil
nilai ualangan harian (UH) yang diperoleh dari guru akuntansi yang bersangkutan.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar peserta
didik.
2. Tes
Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut
Arikunto (2010: 193) “tes merupakan serentetan pernyataan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.”
Dapat diartikan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan dan alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, serta
kemapuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
47
Dalam penelitian ini tes berbentuk uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian
bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
akuntansi. Instrumen tes ini digunakan pada saat posttest setelah penerapan
Problem Based Learning (PBL).
Menurut Makmum (2003: 196), bahwa test yang baik harus memenuhi
kreteria tes yang baik, antara lain :
1. Memiliki taraf ketetapan (validity) yang memadai
2. Memiliki taraf kemantapan sehingga pengukuran dapat dipercaya.
3. Memiliki kepraktisan
4. Memiliki keampuhan
Cukup jelas bahwa pengukuran kreteria tes yang baik adalah melalui uji validitas,
uji realibilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda dengan dibantu software
anates V4
E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
a. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Validitas adalah ketetapan tes yaitu instrumen yang digunakan untuk
mengukur sesuatu, teliti dan tepat sasaran. Menurut Arikunto (2009: 64) bahwa “
data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid.” Agar dapat
diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid.
Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut
benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.
Ketetapan suatu tes sebagian besar tergantung pada penilaian item (soal)
yang digunakan. Dengan kata lain, suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi (valid) jika teknik atau tes itu dapat mengukur apa yang
sebenarnya akan diukur. Tes yang akan diberikan kepada siswa merupakan tes
dalam bentuk soal uraian. Rumus yang digunakan untuk menentukan valid atau
tidaknya dalam penelitian ini yaitu menggunakan software anates yang
diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono Y agar lebih mudah dan lebih valid.
48
Setelah diperoleh nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kemudian dibandingkan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan
taraf signifikansi yang dipakai α = 0.05
Kaidah keputusan :
- Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya item soal valid
- Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya item soal tidak valid
Tabel 3.5
Kriteria Validitas
Besarnya Koefisien Korelasi Kriteria
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,00 – 0,200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2009:75)
Setelah dilakukan perhitungan data dengan bantuan software Anates V4,
hasil perhitungan yang didapatkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal
Nomor
Soal
R Hitung R Tabel Keterangan Kreteria
1 0,569 0,3044 Valid Cukup
2 0,524 0,3044 Valid Cukup
3 0,772 0,3044 Valid Tinggi
4 0,728 0,3044 Valid Tinggi
5 0,621 0,3044 Valid Tinggi
6 0,621 0,3044 Valid Tinggi
7 0,760 0,3044 Valid Tinggi
8 0,626 0,3044 Valid Tinggi
(sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa 8 soal yang diuji dapat dinyatakan
valid dengan tingkat signifikan 𝐫𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 = 0,3044 dengan df = 42-2 = 40 dan α =
0,05. Dari perhitungan yang dilakukan menggunakan software Anates V4
menunjukan dengan kriteria uji bahwa jika 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 > 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 maka tiap butir soal
dapat dinyatakan valid. sehingga dari 8 soal yang diujikan dinyatakan semua
valid, oleh karena itu semua soal akan digunakan saat pelaksanaan Posttest pada
49
akhir pertemuan setelah melakukan penelitian. Posttest yang digunakan bertujuan
untuk mengukur tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran.
2. Uji Realibilitas
Reabilitas adalah ketetapan tes, merupakan kreteria untuk menetapkan taraf
ketelitian, bila ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Ketetapan ini
berlaku untuk setiap alat ukur yang sama. Reliabilitas ini dinyatakan dalam
koefisien reabilitas. Suatu instrumen dikatakan mempunyai ketetapan apabila hasil
pengukuran sama atau ajeg disegala waktu dan tempat.
Untuk mencari realiabilitas maka peneliti menggunakan software Anates V4
yang diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono Y. software Anates ini
bermanfaat untuk mengetahui dan mempermudah dalam menentukan hasil
reliabilitas, validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
Setelah diperoleh nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kemudian dibandingkan dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
dengan taraf signifikansi α = 0,05.
Kaidah Keputusan:
- Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya item soal reliabel.
- Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya item soal tidak reliabel
setelah perhitungan dilakukan, maka didapatkan perhitungan reliabilitas
dengan cara membandingkan antara 𝐫𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 dengan 𝐫𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 . Nilai 𝐫𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 yang
diperoleh dari reliabilitas soal adalah sebesar 0,80, sedangkan 𝐫𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 sebesar
0, 3044. Maka dilihat dari perolehan 𝐫𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 dengan 𝐫𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 maka dapat dinyatakan
instrumen penelitian dinyatakan Reliabel. Artinya soal tersebut dinyatakan
reliabel karena memiliki nilai 𝐫𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 > 𝐫𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥.
3. Daya pembeda
Adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
lebih (berkemampuan tinggi ) dengan siswa yang kurang (berkemampuan rendah
). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
50
disingkat D (d besar). Indeks diskriminasi (daya pembeda) ini bekisar 0,00
sampai 1,00. Indeks diskriminasi ditandai dengan tanda negative (-).
Maka untuk membedakannya ada tiga titik pada daya pembeda.
-1,00 0,00 1,00
Daya pembeda
negative
Daya pembeda
rendah
Daya pembeda
tinggi (positif)
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :
D = 𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
(Arikunto , 2009 :213)
Keterangan :
J = jumlah peserta tes 𝐽𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah 𝐵𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itudengan
benar
𝐵𝐵 =𝐵𝐴
𝐽𝐴 = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar
𝑃𝐴 = 𝐵𝐵
𝐽𝐵 = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(indeks kesukaran)
𝑃𝐵 = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya pembeda
Skor Kategori
0,00 – 0,20 jelek (poor)
0,21 – 0,40 cukup (satistifactory)
0,41 – 0,70 baik (good)
0,71 – 1,00 baik sekali (excellent)
Negatif semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif
sebaiknya dibuang saja
(Arikunto, 2009:218)
51
Untuk menentukan daya pembeda soal maka dilakukan perhitungan
dengan bantuan software Anates V4, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Daya Pembeda Soal
Nomor Soal Indeks DP (%) Klasifikasi
1 32,73 Cukup
2 32,73 Cukup
3 45,00 Baik
4 41,82 Baik
5 29,09 Cukup
6 40,00 Baik
7 52,27 Baik
8 30,00 Cukup
(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas dengan dibantu
menggunakan software Anates V4 menunjukan empat soal berada pada kategori
baik dan empat soal berkategori cukup. Hal ini menyimpulkan bahwa soal yang
diberikan dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa berkemampuan rendah. Dan 8 soal dinyatakan cukup baik untuk digunakan
pada saat pelaksanaan posttest pada akhir pertemuan sebagai alat ukur untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran yang telah dilakukan.
4. Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto (2009:207) bahwa “ Soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.” Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya jika
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00 indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Sebaliknya
indeks 1,00 menunjukan bahwa soal terlalu mudah.
52
Indeks kesukaran ini diberi symbol P (Proporsi) maka untuk mencari P digunakan
Rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 2009:208)
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.9
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Skor Kategori
P 0,00 sampai 0,30 soal sukar
P 0,31 sampai 0,70 soal sedang
P 0,71 sampai 1,00 soal mudah
(Arikunto, 2009:210)
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan software
Anates V4, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.10
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal
Nomor Soal Indeks Kesukaran (P) Keterangan
1 62,73 Sedang
2 64,55 Sedang
3 39,77 Sedang
4 70,91 Sedang
5 73,64 Mudah
6 70,00 Sedang
7 46,59 Sedang
8 77,73 Mudah
(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)
0,0 1.0
Sukar Mudah
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
53
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software Anates V4,
maka dapat disimpulkan bahwa semua soal yang diuji coba berada pada taraf
kesukaran kategori enam sedang dan dua mudah. Sehingga soal baik digunakan
untuk dilakukan pada saat posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
melaksanakan pembelajaran.
5. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menetukan sampel tersebut apakah kedua
kelas tersebut homogen atau tidak. Apabila kelas tersebut homogen berarti tidak
terdapat perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dengan
kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan/treatment. Uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan data awal dari kedua kelas. Adapun langkah-langkah dalam
menguji homogenitas varians, yaitu sebagai berikut:
1. Mencari nilai varians
Tabel 3.11
Nilai Varians
Nilai Varians Sampel Sampel 1 Sampel 2
Standar Deviasi (s)
Varians (S)
Sampel (n)
(Riduwan, 2013:344)
2. Memasukkan angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel Uji
Bartlet
Tabel 3.12
Uji Bartlet
Sampel dk = (n-1) 𝑺𝒊𝟐 𝑳𝒐𝒈 𝑺𝒊
𝟐 (dk) 𝑳𝒐𝒈 𝑺𝒊𝟐
Jumlah ∑ (ni – 1) ∑ (dk) 𝐿𝑜𝑔 𝑆𝑖2
(Riduwan, 2013:344)
3. Menghitung varians gabungan dari sampel yang diteliti
𝑆2 =(𝑛1.𝑆1
2 )+ (𝑛2.𝑆22 )
𝑛1+𝑛2
54
4. Menghitung log S2
5. Menghitung nilai B
B= (log S2) x ∑ (ni – 1)
(Riduwan, 2013:344)
6. Menghitung nilai 2hitung
2hitung = (lon 10) [B - ∑(db) log Si
2]
(Riduwan, 2013:344)
7. Bandingkan nilai 2hitung dengan 2
tabel, untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (db) = k-1
Kaidah Keputusan:
2hitung ≥ 2
tabel artinya varians tidak homogen.
2hitung ≤ 2
tabel artinya varians homogen.
6. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah chi kuadrat. berikut langkah-
langkah untuk menguji normalitas distribusi data dengan uji Chi kuadrat
(Riduwan, 2011: 187)
Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi
data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah
data yang berdistribusi normal. Selain itu, untuk mengetahui bahwa sampel yang
dijadikan objek penelitian adalah mewakili populasi, sehingga hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada populasi.
Untuk melakukan uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan
distribusi Chi Kuadrat. Berikut langkah- langkah pengujian normalitas data
dengan distribusi Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
1. Menentukan skor besar dan kecil
2. Menentukan rentangan (R)
55
(Riduwan, 2011:188)
3. Menentukan banyaknya kelas (BK)
(Riduwan, 2011:188)
4. Menentukan panjang kelas (i)
(Riduwan, 2011:188)
5. Menentukan tabulasi data penolong
Tabel 3.13
Tabel Penolong
No Kelas
Interval F
Nilai Tengah
(Xi) Xi
2 f. Xi f. Xi2
6. Menentukan rata-rata atau mean
(Riduwan, 2011:188)
7. Menentukan simpangan baku (S)
(Riduwan, 2011:188)
8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a. Menentukkan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5
R= skor terbesar - skor terkecil
BK = 1 + 3,3 log n
I = 𝑅
𝐵𝐾
𝑋 = ∑ 𝑓𝑋𝑖
𝑛
𝑆 = √𝑛. ∑ 𝑓𝑥𝑖
2 − (∑ 𝑓𝑥𝑖)2
𝑛. (𝑛 − 1)
56
b. Mencari nilai Z score untuk batas kelas interval dengan rumus :
𝑍 =𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠−𝑥̅
𝑆
(Riduwan, 2013:181)
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dan 0 – Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0
– Z, yaitu angka baris 1 dikurangi baris 2, angka baris 2 dikurangi angka
baris 3 dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris
paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n).
Tabel 3.14
Tabel Daftar Frekuensi
No Batas Kelas
Z Luas O – Z Luas Kelas
Tiap Interval fe f0
(Riduwan, 2013:182)
9. Menghitung Chi Kuadrat ( ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ) dengan rumus:
2 = ∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑓𝑒
𝑘
𝑖−1
(Riduwan, 2013:182)
10. Membandingkan ( ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ) dengan (
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 )
dimana ∝ = 0,05 dan derajat kebebasan (𝑑𝑘) = 𝑘 − 1
Kaidah keputusan :
- Jika hitung2
≥ tabel2 artinya data berdistribusi tidak normal
- Jika ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2
≤ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 artinya data berdistribusi normal
57
b. Uji Hipotesis
Menurut Sudjana (2004:156) uji beda rata-rata ini dilakukan untuk
mengetahui apakah:
Dua populasi yang kita pelajari itu mempunyai rata-rata yang perbedaannya
tidak berarti, atau apakah terdapat perbedaan yang cukup memberikan kepada kita
untuk menyimpulkan bahwa dua sampel yang kita ambil itu berasal dari populasi
dengan rata-rata yang tidak sama.
Apabila dari pengujian statistika diperoleh keputusan yang mendukung atau
setuju dengan (H0), maka dapat dikatakan bahwa (H0) Diterima. Sebaliknya jika
diperoleh keputusan yang membelot atau bertentangan dengan keputusan (H0),
maka dapat diambil tindakan bahwa (H0) ditolak. Riduwan (2011: 171)
Rumus yang digunakan untuk uji-t adalah :
(Sudjana, 2004:162)
Keterangan :
t : Uji beda rata-rata �̅�1 : Rata- rata kelas eksperimen
�̅�2 : Rata – rata kontrol
s : Simpangan baku gabungan
Simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus :
(Sudjana, 2004:162)
Keterangan :
𝑠12 : varians sampel dari populasi yang berukuran n1
𝑠22 : varians sampel dari populasi yang berukuran n2
𝑡 =�̅�1 − �̅�2
𝑠√1𝑛1
+ 1𝑛2
𝑠 =(𝑛1 − 1)𝑠2
1 + (𝑛2) 𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
58
n1 dan n2 : banyaknya data kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan dengan tabel
distribusi t ( 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙). Taraf signifikansi yang dipakai adalah 0,05.
Kaidah keputusan:
- Jika nilai ttabel ≤ thitung < ttabel, artinya H0 diterima dan H1 ditolak
- Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Keterangan :
- H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat Pengaruh hasil belajar siswa antara kelas
yang mendapat perlakuan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan kelas yang tidak mendapat
perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
- H1 : µ1 ≠ µ2 : Terdapat pengaruh hasil belajar siswa antara kelas yang
mendapat perlakuan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan kelas yang tidak mendapat
perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
top related