bab iii metode penelitian 3.1. setting dan karakteristik...
Post on 03-Mar-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan
mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat
akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu
membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul
karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan
sebagai subjek penelitian. Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini
akan diuraikan mengenai setting penelitian, variabel penelitian dan definisi
operasional,prosedur penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, indikator keberhasilan,
dan analisis data.
3.1.1. Setting Penelitian
Dalam setting penelitian akan dijelaskan tentang tempat penelitian dan waktu
penelitian.
3.1.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Genengmulyo 02 Juwana suatu sekolah yang
berlokasi di desa Genengmulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Propinsi Jawa
Tengah. Lokasinya berada di tengah desa Genengmulyo, berdekatan dengan SDN
Genengmulyo 01. Secara fisik SDN Genengmulyo 01 lebih bagus dibanding SDN
Genengmulyo 02, begitu juga dengan mutu dan kwalitas pendidikannya ini menurut
pendapat masyarakat di sekitar SDN Genengmulyo 02 dan masyarakat desa
Genengmulyo pada umumnya. Hal ini yang membuat peneliti merasa tertarik serta lebih
bersemangat dalam melakukan penelitian serta berusaha agar menjadi lebih baik
khususnya dalam proses pembelajaran.
Sarana dan prasarana di SDN Genengmulyo 02 sudah cukup lengkap. Prasarana
fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah,
28
29
1 ruang perpustakaan dengan bermacam-macam buku penunjang, 1 kantin sekolah,
tempat parkir, kamar mandi siswa dan guru, serta halaman sekolah yang cukup luas untuk
menunjang setiap aktivitas siswa.
3.1.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester 1, tahun ajaran 2015/2016 di SDN
Genengmulyo 02 Juwana. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender
akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus.
Pertimbangan lain adalah mengenai Pokok Bahasan Hubungan Sesama Makhluk Hidup
dan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya.Rincian alokasi waktu penelitian dapat
dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
Penelitian
September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal PTK
2. SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3. SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4. Pelaporan
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
selama empat bulan yaitu dari bulan September sampai Desember 2015. Pada bulan
30
September dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian. Perencanaan
lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada bulan Oktober. Selanjutnya pada
bulan Nopember minggu I peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I,
dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan Nopember minggu II. Pelaksanaan tindakan
penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I,
pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan penelitian. Selanjutnya pada bulan Nopember minggu III sampai
dengan bulan Desember peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan
penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.
3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 Juwana tahun
pelajaran 2015/2016. Siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 Juwana berjumlah dua puluh
lima siswa terdiri dari lima belas siswa laki-laki dan sepuluh siswa perempuan dengan
karakteristik siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 10-11 tahun. Jarak
terjauh yang ditempuh oleh siswa dari rumah ke sekolah tidak lebih dari 3 Km. Tingkat
kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan ada pula
beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi di atas rata-rata. Latar belakang siswa
berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah, kebanyakan orang tua siswa
bekerja sebagai buruh tambak garam sehingga sebagian besar waktunya dipergunakan
untuk bekerja, kondisi yang demikian menjadikan siswa kurang mendapat perhatian dari
orang tua khususnya dalam hal mengatur jam belajar di rumah, kontrol orang tua terhadap
kegiatan siswa di rumah juga sangat kurang sehingga sering kali porsi waktu yang
digunakan siswa untuk bermain jauh lebih banyak daripada waktu untuk belajar. Pada saat
kegiatan belajar di kelas siswa merasa takut karena mereka tidak menguasai materi yang
guru berikan dengan baik, hal yang demikian menjadikan mereka kurang aktif dalam
proses pembelajaran sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang cenderung
rendah.
31
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi fokus penelitian untuk menjawab permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran di sini adalah variabel output
dari kegiatan pembelajaran atau dalam istilah penelitian ilmiah secara umum dikenal
sebagai variabel terikat (dependent variable), Sedangkan variabel inputnya, atau dalam
istilah penelitian ilmiah secara umum dikenal sebagai variabel penentu atau variabel bebas
(independent variable). Dalam Penelitian ini variabel yang digunakan yaitu :
1) Variabel Independent ( variabel bebas) :
Variabel independent sering disebut juga variabel bebas, yaitu variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas merupakan gejala
yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat (Slameto, 2012:140). pembelajaran IPA
berusaha untuk menguji sampai dimana pemahaman yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya
guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang berdiskusi tentang
penyelesaian suatu masalah dan hasil diskusi mereka tampilkan di depan kelas. Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Discovery Learning.
2) Variabel dependent ( variabel terikat) :
Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi
variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto, 2012:140).
Sehubungan dengan hal itu pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil
belajar muatan IPA pada pokok bahasan Hubungan Sesama Makhluk Hidup dan Antara
Makhluk Hidup dengan Lingkungannya siswa kelas 4. Hasil belajar dalam hal ini
merupakan nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukan proses
pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
3.2.2. Definisi Operasional
Hasil belajar siswa berupa kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati,
kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi, dan kemampuan untuk menguji
tindak lanjut hasil eksperimen, dengan model pembelajaran Discovery Learning.
32
Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di kehidupan sehari – hari, yang didasarkan pada metode ilmiah.
SK 5.Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
Lingkungannya, dan KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis)
dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan). Peningkatan
hasil belajar siswa dinyatakan berhasil apabila dengan KKM 70 siswa mencapai
ketuntasan 80% atau minimal 20 dari 25 anak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
3.3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan untuk perbaikan
peningkatan hasil belajar siswa dalam dua siklus, siklus I dan siklus II. Penelitian
dinyatakan berhasil apabila persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan
penelitian sesuai target yang ditentukan. Bila ternyata belum mencapai target yang
ditentukan akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research), sering disingkat dengan PTK. PTK adalah penelitian tindakan (Action
Research) yang dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki tindakan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di kelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran
(Arikunto, 2012:58). Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kasbolah, 1998) penelitian
tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin
diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti
telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman)
sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki
seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan
refleksi.
33
Gambar 3.1
Diagram Alur PTK Kemmis dan Taggart (Kasbolah,1998/1999:144).
Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan dapat menemukan
penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain
itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu
mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK
merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-
masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK,
diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.
Mengacu pada uraian di atas, penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terhadap
siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 Juwana.
34
3.3.1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi :
a) menyusun rencana pembelajaran yang di dalamnya tercakup tujuan pembelajaran.
b) menyusun lembaran observasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang sedang
berlangsung
c) mempersiapkan alat dan bahan.
d) menyusun soal evaluasi setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar setelah
tindakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
3.3.2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan ini dilakukan pada pembelajaran tema tugasku sehari-hari yang
dilakukan dua siklus:
a) siklus Pertama : Memberikan materi pembelajaran sehari-hari di rumah.
b) siklus Kedua : Memberikan materi di sekolah
3.3.3. Observasi
Observer mengamati aktivitas siswa saat proses belajar mengajar, berdasarkan
pengamatan dan model yang telah dilakukan. Adapun yang perlu diamati adalah aktivitas
positif siswa yang meliputi keterampilan bertanya siswa.
Evaluasi dilakukan untuk umpan balik guru sebagai dasar memperbaiki proses
belajar mengajar dan menjadikan program perbaikan. Untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya siswa tentu dengan melihat ketuntasan daya imajinasi mereka terhadap
pemahaman dalam materi tema tugasku sehari-hari.
3.3.4. Refleksi
Refleksi merupakan diskusi hasil siklus I, untuk merumuskan kekurangan-
kekurangan yaitu yang hendak diperbaiki di siklus berikutnya. Refleksi diambil berdasarkan
evaluasi dan observasi yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya.
35
Gambar 3.2 Prosedur PTK
3.4. Data dan Cara Pengumpulan
3.4.1. Teknik Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar IPA setelah proses belajar dengan penerapan model
pembelajaran Discovery Learning. Adapun teknik non tes berupa lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui perubahan sikap atau perilaku siswa setelah diadakan
proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.
Jenis data yang digunakan dalam PTK berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif menjelaskan data berupa angka-angka, sedangkan data kualitatif
menjelaskan data berupa informasi tentang subjek yang diteliti atau dalam hal ini ialah
minat siswa, aktivitas siswa dan keterampilan guru. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
data kuantitatif dan kualitatif.
Masalah
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Siklus II Refleksi
Pengamatan
Ke siklus selanjutnya
jika tujuan belum
tercapai
36
3.4.1.1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah hasil penelitian yang mendasarkan pada perhitungan
matematis, sehingga dapat memberikan gambaran atas fenomena hasil penelitian. Data
kuantitatif yang dikumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh melalui hasil
Ulangan Tengah Semester dan evaluasi akhir pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
3.4.1.2. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang objek penelitian. Data kualitatif penelitian ini adalah lembar pengamatan
sebagai penilaian kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan saintifik.
Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik
keterampilan guru maupun aktivitas belajar siswa. Data aktivitas belajar siswa dapat
diamati melalui aktivitas belajar siswa dari awal hingga akhir pembelajaran.
3.4.2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes dan non tes.
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, sedangkan non tes dilakukan
dengan cara observasi, dan dokumentasi.
3.4.2.1. Teknik tes
Menurut Poerwanti (2008:1.5) yang dimaksud dengan tes adalah seperangkat
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan
tertentu. Model tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan
pencapaian atau prestasi belajar siswa. Untuk model tes, alat pengumpulan datanya
berupa lembar tes evaluasi. Tes evaluasi diberikan kepada siswa secara individu untuk
mengetahui hasil belajar muatan IPA siswa. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir
pembelajaran siklus I dan siklus II.
3.4.2.2. Teknik Non Tes.
Adapun beberapa teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
37
a) Observasi
Menurut Poerwanti (2008:2.26) observasi merupakan kegiatan mengevaluasi
proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara formal yaitu dengan menggunakan
instrument yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan peserta
didik, maupun dapat dilakukan secara informal yaitu tanpa menggunakan instrument
observasi.
Dalam penelitian ini model observasi digunakan untuk mengamati keterampilan
guru dalam kegiatan pembelajaran muatan IPA dengan model pembelajaran Discovery
Learning.
b) Dokumentasi
Sukardi (2005:81) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan cara untuk
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden. Berdasarkan sumbernya, dokumen terdiri atas dokumen resmi dan tidak
resmi. Dokumen resmi merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh suatu lembaga dan
dapat berupa surat keputusan dan surat bukti pelaksanaan kegiatan. Dokumen tidak resmi
dapat berupa catatan pribadi dan nota dinas yang memberikan informasi terhadap suatu
kejadian. Seorang peneliti sebaiknya menggunakan kedua sumber dokumentasi secara
intensif agar memperoleh informasi secara maksimal dan dapat menggambarkan kondisi
subyek atau obyek penelitian dengan benar (Sukardi, 2005:81). Dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 4 SDN Genengmulyo
02 dan nilai awal hasil belajar muatan IPA sebelum dilakukan penelitian, sehingga dapat
digunakan untuk membandingkan antara hasil belajar sebelum dengan setelah penelitian
dilakukan.
1) Butir Soal Tes
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa
tes kemampuan menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi berupa tes tertulis
berbentuk pilihan ganda dan uraian. Kisi – kisi instrumen hasil belajar IPA kelas 4 siklus I
dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
38
Tabel. 3.2
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Kelas 4 Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi dasar Materi Pokok dan
Uraian Materi Indikator
5. Memahami
hubungan
sesama
makhluk hidup
dan antara
makhluk hidup
dengan
lingkungannya.
5.1.Mengidentifikasi
beberapa jenis
hubungan khas
(simbiosis) dan
hubungan “makan
dan dimakan” antar
makhluk hidup
(rantai makanan).
A. Makhluk Hidup
dan Lingkungannya
A. Hubungan antar
makhluk hidup
o Simbiosis
mutualisme
o Simbiosis
komensalisme
o Simbiosis
parasitisme
B. Rantai
makanan
annya
Menyebutkan jenis-
jenis hubungan khas
antar makhluk hidup
(simbiosis)
Menjelaskan
keuntungan dan
kerugian dari
hubungan khas
antar makhluk hidup
(simbiosis)
Menuliskan contoh
hubungan khas
antar
39
Kisi – kisi instrumen hasil belajar IPA kelas 4 siklus II dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut:
Tabel. 3.3
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPA kelas 4 SD Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
dasar
Materi Pokok dan Uraian
Materi
Indikator
5. Memahami
hubungan
sesama
makhluk hidup
dan antara
makhluk hidup
dengan
lingkungannya
5.1.Mengidentifi
kasi beberapa
jenis hubungan
khas (simbiosis)
dan hubungan
“makan dan
dimakan” antar
makhluk hidup
(rantai
makanan).
5.2.Mendeskrips
ikan hubungan
antara makhluk
hidup dengan
lingkungannya
Makhluk Hidup dan Lingkungannya C. Hubungan makhluk hidup dalam ekosistem o Ekosistem hutan o Ekosistem sawah o Ekosistem kebun D. Pengaruh perubahan lingkungan o Pencemaran
o Penebangan dan kebakaran hutan
o Mengamati
anggota ekosistem
o Menyebutkan
anggota ekosistem
o Menyebutkan
kegiatan yang
menyebabkan
terjadinya
perubahan
lingkungan
o Menyebutkan
dampak
Pencemaran,
Penebangan dan
kebakaran hutan
bagi makhluk hidup
2) Lembar Pengamatan
Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan
siswa saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi indikator
penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA
melalui model pembelajaran Discovery Learning. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk
memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA, perolehan skor dapat
dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan pembelajaran yang dilakukan
sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun serta mengukur peningkatan proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
40
Lembar observasi diisi oleh observer dengan melingkari skor pada setiap indikator
penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu
skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang berupa
angka ditafsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan pada masing-
masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik,
skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan
oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator
penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila
pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan
siswa dengan kurang.
Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi
instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning. Kegiatan observasi
dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik siklus I maupun siklus II.
Instrumen observasi pada siklus I dan siklus II baik observasi guru maupun observasi
siswa adalah sama. Pada instrumen observasi aktivitas siswa terdapat 6 aspek yang
diamati yaitu: kesiapan belajar siswa (pra pembelajaran), melakukan eksplorasi sumber
bacaan dan memperhatikan penjelasan guru, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran,
respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran, melaksanakan tugas guru,
membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. pada instrumen aktivitas guru
terdapat 5 aspek yang diamati yaitu: memeriksa kesiapan belajar siswa (pra
pembelajaran), kelompok, penggunaan bahasa, membuat kesimpulan dan melakukan
kegiatan refleksi.
41
Kisi–kisi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran Discovery Learning sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran
Aspek yang Diamati Indikator
Kesiapan siswa
belajar
1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)
2) Menjawab apersepsi dari guru 3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan
tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan
Melakukan
eksplorasi dan
memperhatikan
penjelasan guru
1) Melakukan eksplorasi 2) Menyimak materi yang guru sampaikan (melalui model
Discovery Learning)
Partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran
2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran
Respon siswa dalam
pemanfaatan
pembelajaran
1) Mencatat materi yang disampaikan guru 2) Menunjukkan respon positif kepada guru 3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan 4) Berfikir kreatif
Melaksanakan tugas
guru dalam kegiatan
1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru 2) Bersemangat dan antusias dalam belajar bersama kelompok 3) Melakukan kegiatan secara kondutif 4) Melakukan kegiatan sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan 5) Aktif mengemukakan pendapat 6) Antusias berdiskusi dengan kelompoknya
Membuat kesimpulan
dan melakukan
kegiatan refleksi
1) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari 2) Bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan 3) Memberikan salam penutup
42
Kisi–kisi observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran Discovery Learning sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Aspek yang diamati Indikator
Memeriksa kesiapan
pembelajaran
1) Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran 2) Membimbing siswa berdoa 3) Melakukan kegiatan presensi 4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
Melakukan apersepsi,
motivasi, dan
menyampaikan tujuan
1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Membimbing siswa
melakukan eksplorasi
sumber bacaan dan
menyampaikan materi
1) Membimbing siswa melakukan eksplorasi Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2) Menyajikan materi 3) Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan
Petunjuk pembelajaran
singkat dan jelas
1) Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa 2) Memberikan jawaban atas pertanyaan siswa dengan
singkat dan jelas
Mengorganisasikan siswa
dalam kegiatan
1) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran 2) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa 3) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 4) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan 5) Meluruskan miskonsepsi dan kesalah pahaman yang
terjadi dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
Pelaksanaan
pembelajaran digunakan
secara efektif
1) Pemilihan ilustrasi dan contoh secara hati – hati sehinggaefektif
2) Latihan diberikan secara efektif
Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar 3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dipahami
Membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan
refleksi
1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang
2) Membimbing siswa membuat simpulan pembelajaran 3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi
pembelajaran 4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya 5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup
43
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian
kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh
peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan
(validitas) dan keajegan (reliabilitas).
3.4.3.1. Uji Validitas Instrumen
Setelah menyusun instrument selanjutnya peneliti melakukan uji coba soal (try
out). Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah
disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan
buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga
sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 4 SDN Genengmulyo 01 dengan jumlah
siswa 30 anak. Dengan jumlah responden (N) = 30, maka nilai rtabel = 0,361 dengan taraf
signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total
correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. dasar pengambilan keputusan validitas
adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, maka anget tersebut dinyatakan valid;
jika rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid
(spssindonesia.com). Adapun hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I
Jenis Soal No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid
Jumlah
Pilihan Ganda
2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15
10 1, 5, 6, 7, 9
5
Uraian 1, 4, 5, 6, 7 5 2, 3, 8 3
Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari
tabel 3.6 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 5, 6, 7, dan 9
sedangkan 10 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0
for Windows dan hasil uji 8 item soal pada soal uraian terdapat 3 soal yang tidak valid yaitu
44
nomor 2, 3, dan 8 sedangkan 5 soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid tersebut
kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II
Jenis Soal No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid
Jumlah
Pilihan Ganda
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11,15
10 6, 10, 12, 13, 14
5
Uraian 3, 5, 6, 7, 9 5 1, 2, 4, 8
4
Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari
tabel 3.7 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 6, 10, 12,13,dan 14
sedangkan 10 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0
for Windows dan hasil uji 9 item soal pada soal uraian terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu
nomor 1, 2, 4, dan 8 sedangkan 5 soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid
tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat keajegan jawaban
siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha
(Cronbach’s). Besarnya koofesien alpha merupakan tolak ukur dari tingkat reliabilitasnya.
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows.
Adapun interpretasi mengenai besarnya skala korelasi menurut Arikunto (2010)
dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini:
45
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0 for
Windows pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Bentuk soal pilihan ganda
b. Bentuk soal uraian
Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 809 Sangat Tinggi
Uraian 0, 900 Sangat Tinggi
46
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0 for
Windows pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Bentuk soal pilihan ganda
b. Bentuk soal Uraian
Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 818 Sangat Tinggi
Uraian 0, 778 Tinggi
Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 16.0 for Windows di
atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I soal pilihan ganda
mencapai 0,809 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori
sangat tinggi dan soal uraian mencapai 0,900 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas
tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sementara koefisien reliabilitas pada
siklus II soal pilihan ganda mencapai 0,818 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut
termasuk dalam kategori sangat tinggi dan soal uraian mencapai 0,778 yang berarti bahwa
tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen yang digunakan mempuntai tingkat reliabilitas tinggi.
3.4.3.3. Uji Taraf Kesukaran
Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa tingkat
kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat kesukaran (TK)
suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil
47
menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
∑
∑
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
∑ B = jumlah siswa menjawab benar
∑ P = jumlah siswa peserta tes.
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0
(nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi
apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar.
Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir
soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah
atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut
pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:
101) sebagai berikut:
Tabel 3.11
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
48
Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 4 SDN
genengmulyo 01 dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 10, 15 2
0,33 – 0,66 Sedang 2, 4, 8, 11, 13, 14 6
0,67 – 1,00 Mudah 3, 12 2
Jumlah 10
Urian 0,00-0,32 Sukar 6 1
0,33-0,66 Sedang 1, 5, 7 3
0,67-1,00 Mudah 4 1
jumlah 5
Dari data tabel 3.12 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 10 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar, 6 soal dengan kategori sedang,
dan 2 soal dengan kategori mudah. Sedangkan untuk soal uraian dengan jumlah soal
sebanyak 5 soal, 1 soal kategori sukar, 3 soal kategori sedang dan 1 soal termasuk
kategori mudah.
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan
jumlah 14 soal yaitu soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 9 soal dan uraian berjumlah 5
soal, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.13
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 8 1
0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 9, 11,15 8
0,67 – 1,00 Mudah 7 1
Jumlah 10
Urian 0,00-0,32 Sukar 6 1
0,33-0,66 Sedang 3, 7, 9 3
0,67-1,00 Mudah 5 1
Jumlah 5
49
100maksimalskor
diperoleh yangskor akhir evaluasi Nilai
Dari data tabel 3.13 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 15 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 8 soal dengan kategori sedang,
dan 1 soal dengan kategori mudah. Sedangkan untuk soal uraian dengan jumlah soal
sebanyak 5 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 3 soal kategori sedang dan 1 soal
kategori mudah.
3.5. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan meliputi Indikator Kinerja dan Indikator Hasil Tindakan.
Berikut merupakan penjabaran dari indikator kinerja dan indikator hasil tindakan:
3.5.1. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
3.5.2. Indikator Hasil tindakan
Indikator Hasil Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah 80% siswa
kelas 4 SDN Genengmulyo 01 Kecamatan Juwana mengalami ketuntasan belajar
individual sebesar ≥ 70 dalam pembelajaran IPA.
3.6. Analisis Data
Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi,
mengorganisasi, data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan
yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban. Analisis data dilakukan selama dan
sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi dan lembar jawaban
siswa serta catatan selama observasi, kemudian dilakukan analisis.
Semua data dibagi dan dibahas bersama peneliti dengan teman sejawat.
Selanjutnya dilakukan refleksi dan ditarik kesimpulan.
a. Analisis data hasil tes
50
Analisis persentase ketuntasan pembelajaran:
Persentase ketuntasan siswa =
100
b. Analisis data hasil observasi
Hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi.
Kriteria hasil observasi secara klasikal dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel 3.14
Kriteria Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Rentang (skor) Kriteria
0 – 20 Sangat Kurang
21 – 38 Kurang
39 – 56 Cukup Baik
57 – 74 Baik
75 - 92 Sangat Baik
Pada tabel 3.14 di atas dapat dilihat bahwa apabila hasil observasi keaktifan siswa
memperoleh skor 0-20 maka termasuk dalam kriteria sangat kurang, apabila hasil
observasi keaktifan siswa memperoleh skor 21-38 maka termasuk dalam kriteria kurang,
apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 39-56 maka termasuk dalam
kriteria sangat cukup baik, apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 57-74
maka termasuk dalam kriteria sangat baik, serta apabila hasil observasi keaktifan siswa
memperoleh skor 75 - 92 termasuk dalam kriteria sangat sangat baik.
Untuk mengetahui tingkat persentase keaktifan siswa secara klasikal dalam
pembelajaran digunakan rumus:
B = ∑
x 100%
Ket:
∑ = Banyaknya skor yang diperoleh
N = Jumlah skor secara keseluruhan
B = Persentase tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran
51
Tabel 3.15
Kriteria Hasil Observasi Guru
Rentang (skor) Kriteria
0 – 26 Sangat Kurang
27 – 52 Kurang
53 – 78 Cukup Baik
79 – 105 Baik
106 – 132 Sangat Baik
Pada tabel 3.15 di atas dapat dilihat bahwa apabila hasil observasi keaktifan siswa
memperoleh skor 0-26 maka termasuk dalam kriteria sangat kurang, apabila hasil
observasi keaktifan siswa memperoleh skor 27-52 maka termasuk dalam kriteria kurang,
apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 53-78 maka termasuk dalam
kriteria sangat cukup baik, apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 79-
105 maka termasuk dalam kriteria sangat baik, serta apabila hasil observasi keaktifan
siswa memperoleh skor 106-132 termasuk dalam kriteria sangat sangat baik.
Untuk mengetahui persentase peningkatan proses pembelajaran secara klasikal
dalam pembelajaran digunakan rumus:
B = ∑
x 100%
Ket:
∑ = Banyaknya skor yang diperoleh
N = Jumlah skor secara keseluruhan
B = Persentase peningkatan proses pembelajaran
52
top related