bab iii metode penelitian 3.1. metode...
Post on 28-Jan-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
31
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam melakukan
penelitian perlu adanya suatu metode, cara atau taktik sebagai langkah-langkah
yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random
, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013: 29) adalah metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti melalui data atau sampel yang telah berkumpul sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan metode survey, dengan alat yang digunakan
adalah kuesioner yang disebarkan kepada responden. Data sekunder dalam
penelitian ini bersumber dari studi pustaka dan peraturan yang mengatur tentang
Izin Mendirikan Bangunan. Penelitian ini merupakan sebuah studi untuk
mengetahui bagaimana proses izin mendirikan bangunan, kendala yang terjadi
serta solusi dari kendala tersebut, serta bagaimana presepsi dari pelaku jasa
konstruksi terhadap proses izin mendirikan bangunan.
-
32
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang pertama yaitu Dinas Tata Ruang serta beberapa proyek
yang ada di Kota Bandung.
Nama Lokasi : Dinas Penataan Ruang Kota Bandung
Alamat : Jl. Cianjur No. 34, Kacapiring, Batununggal, Kota Bandung,
Jawa Barat 40195.
Gambar 3.1. Lokasi Dinas Tata Ruang
Sumber : Google Maps, 2019
3.3. Rancangan Penelitian
1.3.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk
diteliti lebih dalam dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian
ini variable yang digunakan adalah variable bebas. Indikator-indikator
diperoleh dari berbagai referensi seperti studi proses Izin Mendirikan
Bangunan, pengisian kuesioner dan berbagai studi literatur lain. Variabel
pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi kendala saat proses
izin mendirikan bangunan.
U
-
33
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2. Struktur Aspek Penelitian
1.3.2. Populasi dan Sample Penelitian
Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau sampel yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetaptakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang
ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pihak jasa
konstruksi di kota Bandung yang sebelumnya pernah mengurus kegiatan
perizinan mendirikan bangunan. Sedangkan sampel menurut Sugiyono
(2012) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi, meskipun sampel hanya merupakan bagian dari populasi,
kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus dapat
menggambarkan populasi tersebut, karena keterbatasan penelitian
sehingga peneliti memperkecil populasi kedalam sampel yang bersifat
representative (mewakili populasi yang ada).
Kendala Solusi
Dokumen
Proses Izin
Mendirikan
Bangunan
Studi Literatur Kuesioner
-
34
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Cohen, et.al, (2007, hlm. 101) semakin besar sample dari
besarnya populasi yang ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah
batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel.
Penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2010) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu dengan mengambil sampel dari populasi
berdasarkan suatu kriteria sehingga objek penelitian menjadi selektif dan
mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Ciri-ciri spesifik yang digunakan untuk
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah :
1. Kontraktor/konsultan yang pernah membangun gedung komersil
2. Periode pembangunan gedung komersil ini sejak tahun 2017
Responden yang diambil pada penelitian ini yaitu kontraktor atau
konsultan pada 6 perusahaan yang berbeda, dengan masing-masing
perusahaan diambil sampel sebanyak 5 responden. Sehingga pada
penelitian ini menggunakan responden sebanyak 32 responden yang
diuraikan pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Responden
Nama Alamat Jumlah
Responden
PT. Aza Banar JL. Sapujagat No.19A Sukaluyu Cibeunying Kaler -
Bandung (Kota) - Jawa Barat 5
PT. Indah Karya Jl. Golf Raya No. 2A, Cisaranten Bina Harapan, Kec
Arcamanik, Kota Bandung 5
PT. Areabangun Putra Sejati Jl. AH Nasution, Cigending, Kec. Ujung Berung Bandung 5
PT. Sangkuriang Biro Arsitek
dan Insinyur
Jl. Karang Tinggal No. 23, Cipedes, Kec. Sukajadi, Kota
Bandung 5
PT. Titian Usaha Graha Utama Jl. Arcamanik Endah, Ruko IV No. 1, Arcamanik, Kota
Bandung 5
CV. Rajaya Rekayasa Jl. Garut No. 6, Kacapiring, Kec. Batununggal, Kota
Bandung 5
DISPORA Jl. Tamansari No.76 Siliwangi, Kec. Coblong, Kota
Bandung 2
-
35
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah suatu alat bantu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
pengumpulan data. Data-data yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan ini
digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya
telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner.
1.4.1. Kuesioner
Kuesioner adalah lembar yang berisi pertanyaan – pertanyaan
maupun suatu pernyataan yang diajukan kepada responden untuk
membantu menjawab pertanyaan atau masalah yang sedang diteliti oleh
penulis. Dalam penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang dibuat sedemikian rupa sehingga
responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa jawaban atau
satu jawaban saja.
Secara umum teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam
kuesioner penelitian ini adalah teknik skala Likert. Penggunaan skala Likert
menurut Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau sekelompak
orang tentang fenomena sosial.
Tabel 3.2. Skala Tingkat Kemungkinan atau Frekuensi Kendala yang terjadi
Skala Keterangan Deskripsi
5 Sangat Tidak Menjadi Kendala
(Very Unlikely) Sangat kecil kemungkinannya, tidak pernah terjadi
4 Tidak menjadi kendala (Unlikely) Dapat terjadi, namun kecil kemungkinannya
3 Mungkin Menjadi Kendala
(Possible) Dapat terjadi pada kondisi tertentu
2 Menjadi Kendala (Likely) Kemungkinan terjadi secara berkala
1 Sangat Menjadi Kendala
(Almost Certain) Dapat terjadi kapan saja
-
36
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. Kisi-kisi Penelitian
Variabel Sub- Variabel Indikator
Faktor -
faktor
kendala
pada IMB
Ketaatan
Persyaratan yang ada pada Ketentuan Rencanan Kota
Ketentuan teknis lain yang dibutuhkan untuk mendapatkan IMB
Waktu
Keberadaan Petugas di Front Office sesuai jam kerja
Ketepatan waktu penyelesaian IMB
Kesesuaian jam operasional dengan jadwal pelayanan
Pelayanan
Kondisi sarana dan prasarana yang ada pada dinas/badan terkait
kesiapan petugas membantu masyarakat dalam menangani pengaduan
Memberikan informasi yang jelas kepada pemohon IMB
Daya tanggap petugas dalam melayani pengurusan Izin Mendirikan
Bangunan
Birokrasi
Penggunaan sistem pengurusan Izin Mendirikan Bangunan berbasis online
Sistem birokrasi yang perlu ditempuh dalam pengurusan Izin Mendirikan
Bangunan
Kesesuaian alur birokrasi yang ditempuh dengan alur birokrasi yang
seharusnya
Tahap
Prapermohonan
IMB
Permohonan Keterangan Rencana Kota (KRK)
Pengurusan Izin teknis lain sesuai kebutuhan
Pengambilan Formulir IMB serta pelengkapan persyaratan administratif
dan teknis
Pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan teknis
Tahap Proses
Penerbitan
IMB
Penghitungan dan penetapan nilai retribusi
Pembayaran retribusi dengan bukti penyerahan Surat Setoran Retribusi
Daerah (SSRD)
Penerbitan Dokumen IMB
UKL-UPL
Penyusunan dokumen UKL-UPL pada tahap perencanaan sesuai dengan
persyaratan
Pemeriksaan kelengkapan administrasi dan kebenaran teknis formulir isian
UKL-UPL oleh bidang Perencanaan Lingkungan Hidup
Pemeriksaan formulir isian UKL-UPL oleh Tim Teknis Pemeriksa UKL-
UPL
Pemberian rekomendasi mengenai UKL-UPL kepada pemohon oleh
Kepala DLHK
AMDAL
Penilaian Kerangka Acuan oleh Komisi Penilai Amdal Kota
Pengajuan Andal dan RKL-RPL kepada sekretariat Komisi Penilai Amdal
Kota
Pemeriksaan kelengkapan administrasi dokumen Andal dan RKL-RPL oleh
sekretariat Komisi Penilai Amdal
-
37
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.3.
Variabel Sub- Variabel Indikator
Faktor -
faktor
kendala
pada IMB
Penilaian Andal dan RKL-RPL oleh tim teknis yang ditugaskan oleh
Komisi Penilai Amdal
Penyelanggaraan Rapat Komisi Penilai Amdal untuk menyampaikan
rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL kepada pejabat
berwenang
Pemberian rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL dalam
Persyaratan
Keselamatan
Pengkajian teknis mengenai kemampuan struktur yang kokoh serta stabil
dalam memikul beban
Pengkajian teknis mengenai kemampuan gedung mendukung pengaruh-
pengaruh aksi akibat beban tetap atau beban sementara (gempa dan angin).
Pengkajian teknis mengenai kemampuan mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran
Pengkajian teknis mengenai kemampuan mengurangi risiko kerusakan
bahaya petir dengan sistem penangkal petir yang menjamin perlindungan
terhadap bangunan gedung, peralatan, dan manusia.
Pengkajian teknis mengenai kemampuan mencegah bahaya listrik dengan
perencanaan, pemasangan, pemeriksaan, dan pemeliharaan instalasi listrik
yang menjamin keandalan bangunan gedung terhadap ancaman bahaya
kebakaran akibat listrik.
Pengkajian teknis mengenai kemampuan mencegah bahaya akibat bahan
peledak dengan perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem
pengamanan berupa peralatan detektor dan peralatan terkait lainnya yang
mampu mendeteksi dan memberikan peringatan untuk tindakan
pencegahan masuknya bahan peledak ke dalam lingkungan bangunan
gedung.
Persyaratan
Kesehatan
Pengkajian teknis mengenai kemampuan sistem penghawaan berupa
ventilasi alami, bukaan permanen, kisi-kisi, dan ventilasi mekanik yang
menjamin sirkulasi udara yang sehat.
Pengkajian teknis mengenai sistem pencahayaan berupa pencahayaan
alami, buatan, dan darurat yang menjamin tingkat iluminasi sesuai dengan
fungsi ruang.
Pengkajian teknis mengenai sistem air bersih dan sanitasi berupa
penyediaan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, kotoran, dan sampah,
serta penyaluran air hujan yang menjamin kesehatan manusia dan
lingkungannya.
Pengkajian teknis mengenai penggunaan bahan bangunan gedung yang
menjamin kesehatan dan terjaganya baku mutu lingkungan.
-
38
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.3.
Variabel Sub- Variabel Indikator
Faktor -
faktor
kendala
pada IMB
Persyaratan
Kenyamanan
Pengkajian teknis mengenai kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar
ruang yang sesuai dengan kebutuhan luas ruang untuk pengguna dan
perabot/peralatan serta menjamin kelancaran sirkulasi.
Pengkajian teknis mengenai kenyamanan kondisi udara yang menjamin
kenyamanan temperatur dan kelembaban dalam ruang.
Pengkajian teknis mengenai kenyamanan pandangan yang memperhatikan
kaidah perancangan arsitektur, tata ruang-dalam, tata ruang-luar dan
privacy penghuni dan lingkungan sekitarnya.
Pengkajian teknis mengenai tingkat kenyamanan terhadap getaran yang
memperhatikan kaidah perancangan tingkat kenyamanan terhadap getaran.
Pengkajian teknis mengenai tingkat kenyamanan terhadap kebisingan yang
memperhatikan kaidah perancangan tingkat kenyamanan terhadap
kebisingan.
Persyaratan
Akses Gedung
Pengkajian teknis mengenai pencapaian kemudahan ke, dari, dalam
bangunan gedung melalui penyediaan dan perancangan fasilitas dan
aksesibilitas hubungan horizontal dan vertikal, pintu, koridor, tangga, ram,
lif, escalator, dan elevator yang menjamin kemudahan pencapaian dan
pemanfaatan ruang dalam bangunan gedung.
Pengkajian teknis mengenai pencapaian kemudahan evakuasi melalui
penyediaan dan perancangan sistem peringatan tanda bahaya, pintu keluar,
pintu darurat, dan jalur evakuasi yang menjamin kemudahan evakuasi.
Pengkajian teknis mengenai fasilitas dan aksesibilitas bagi penca dan lansia
melalui penyediaan dan perancangan fasilitas dan aksesibilitas minimal
tempat parkir, rambu dan marka, jalur pemandu ram, tangga, lif, pintu, toilet
dan telepon umum yang menjamin kemudahan pencapaian, penggunaan
fasilitas bagi semua orang termasuk penca dan lansia.
Pengkajian teknis mengenai kelengkapan sarana dan prasarana dalam
pemanfaatan bangunan gedung melalui penyediaan dan perancangan
kelengkapan pemanfaatan bangunan seperti ruang ibadah, ruang ganti,
ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, fasilitas komunikasi dan
informasi yang menjamin kenyamanan, kepatutan dan kepantasan serta rasa
keadilan.
-
39
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan metode
wawancara, dan pengisian kuesionner yang dilakukan di lapangan, studi literatur,
dan metode studi proses Izin Mendirikan Bangunan. Adapun data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung berasal dari sumber asli atau
sumber pertama dan bukan merupakan hasil pengolahan dari data
sebelumnya. Data primer juga menjadi data utama yang akan diteliti. Pada
penelitian ini, data primer yang diambil dari lapangan adalah data hasil
pengisian kuesioner .
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak langsung berasal dari sumber
asli atau dapat disebut data yang sudah diolah dari data sebelumnya. Pada
penelitian ini, data sekunder yang diambil adalah data dari studi literatur dan
aturan-aturan yang memuat mengenai proses izin mendirikan bangunan.
1.6. Langkah-langkah penelitian
1. Identifikasi
Proses awal identifikasi dimulai dengan mempelajari proses dari Izin
Mendirikan Bangunan yang terdapat pada peraturan atau perundang-
undangan yang ada. Setelah itu, ditetapkan variable faktor-faktor kendala pada
Izin Mendirikan Bangunan. Setelahnya dilakukan studi literatur untuk
membuat daftar kendala atau variable, sub-variabel, dan indikator. Setelah
sub-variabel dan indikator ditentukan selanjutnya mengelompokan sub-
variabel dan indikator tersebut menjadi 3 bagian antara lain:
a) Pelayanan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan
b) Persyaratan Teknis Lain dalam Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan
c) Persyaratan Teknis pada Kajian Tim Ahli Bangunan Gedung
-
40
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis
Tahapan proses analisis adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis bagaimana proses pembuatan Izin Mendirikan Bangunan.
b. Membuat kuesioner dari identifikasi kendala variabel yang telah diolah
kembali.
c. Menyebarkan kuesioner kepada pihak pelaku jasa konstruksi untuk
mengetahui kendala yang terjadi proses Izin Mendirikan Bangunan.
d. Menganalisis kendala dominan yang mungkin terjadi dari hasil kuesioner
yang telah disebar.
e. Membuat daftar kendala dominan hasil dari analisis kendala.
f. Menarik kesimpulan atau verifikasi dari faktor-faktor yang menjadi
kendala pada proses izin mendirikan bangunan.
-
41
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3. Diagram Alir
1.7. Analisis Data
Analisis data adalah proses untuk mengolah data menjadi informasi yang
mudah dipahami dan dapat menjadi solusi dari permasalahan. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode penelitian
deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
Selesai
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Mulai
Peraturan terkait IMB
Normatif Faktual
Studi Lapangan
Observasi pihak kontraktor
Observasi pihak dinas
Proses dari dinas setempat
Menentukan Rumusan Masalah
Menentukan Tujuan dan Ruang Lingkup
Kajian Pustaka
Pengumpulan Data
Observasi
Kesimpulan dan Saran
Kuesioner
Pengolahan dan Analisis Data
Pemetaan Proses IMB
Pengolahan Kuesioner
-
42
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Tahapan-tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.7.1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah tahap pertama yang dilakukan untuk pengolahan
data pada variabel kendala di dalam kuesioner I. Kuesioner I berupa
kendala yang telah dikumpulkan dari studi literatur, teori-teori, pustaka,
jurnal dan sumber-sumber lainnya yang kemudian dikonsultasikan kembali
dengan narasumber ahli di lapangan. Disini berbagai narasumber ahli
diminta pendapatnya tentang variabel kendala yang telah didapat, apakah
ada perbaikan, tanpa perbaikan ataupun diubah total kendala tersebut.
Tujuan dari validitas adalah untuk mengetahui apakah variabel-variabel
dalam kuesioner dapat dikategorikan valid atau relevan untuk mengukur
variabel yang akan diteliti. Setelah instrument tersebut dianggap valid,
maka selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui
konsistensi instrument penelitian karena instrumen penelitian harus
reliabel saat dilakukan pengulangan.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson
Product Moment, langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut
:
1. Menghitung nilai rhitung dengan rumus :
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛𝑋𝑌𝑖−(𝑋)(𝑌)
√(𝑛.𝑋2−(𝑋)2)(𝑛.𝑌2−(𝑌)2)
Sumber : Riduwan (2015)
Keterangan :
r hitung = Koefisien korelasi
X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden
-
43
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan
responden
N = Jumlah responden
2. Menghitung nilai thitung dengan rumus :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟√𝑛−2
√1−𝑟2
Sumber : Riduwan (2015)
Keterangan :
t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil yang telah dihitung (r hitung)
n = Jumlah responden
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dengan
tingkat kepercayaan 95% (taraf signifikan 5% atau α = 0,05) dan derajat
kebebasan (dk = n – 2). Jika thitung lebih besar dari ttabel maka dapat
dinyatakan item pernyataan tersebut valid, sebaliknya jika thitung lebih kecil
dari ttabel maka item pernyataan tersebut tidak valid.
Apabila instrument tersebut valid, maka dapat dilihat kriteria
penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :
Tabel 3.4. Kriteria Indeks Korelasi
Nilai Korelasi (rxy) Kriteria
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0, 799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup Tinggi
0,200 – 0,399 Rendah
-
44
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rekapitulasi hasil hitung uji validitas faktor-faktor yang menjadi
hambatan izin mendirikan bangunan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No t hitung t tabel Keterangan
1 2,3667 1,7709 valid
2 2,9517 1,7709 valid
3 4,3268 1,7709 valid
4 2,6428 1,7709 valid
5 2,7633 1,7709 valid
6 3,8979 1,7709 valid
7 2,6193 1,7709 valid
8 1,5601 1,7709 tidak valid
9 3,6493 1,7709 valid
10 3,3443 1,7709 valid
11 4,0023 1,7709 valid
12 2,3266 1,7709 valid
13 2,3500 1,7709 valid
14 4,1711 1,7709 valid
15 1,5269 1,7709 tidak valid
16 3,4417 1,7709 valid
17 1,8942 1,7709 valid
18 2,0289 1,7709 valid
19 4,7532 1,7709 valid
20 2,6428 1,7709 valid
21 2,4711 1,7709 valid
22 2,4711 1,7709 valid
23 1,8431 1,7709 valid
24 1,0582 1,7709 tidak valid
25 1,8696 1,7709 valid
26 1,0467 1,7709 tidak valid
27 2,4190 1,7709 valid
28 2,7242 1,7709 valid
29 1,9692 1,7709 valid
30 3,0765 1,7709 valid
31 2,6496 1,7709 valid
32 1,8165 1,7709 valid
33 2,6496 1,7709 valid
-
45
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.5.
No t hitung t tabel Keterangan
34 4,9488 1,7709 valid
35 4,9488 1,7709 valid
36 1,9392 1,7709 valid
37 1,4614 1,7709 tidak valid
38 2,9606 1,7709 valid
39 3,7431 1,7709 valid
40 3,5286 1,7709 valid
41 2,2717 1,7709 valid
42 1,2968 1,7709 tidak valid
43 3,7431 1,7709 valid
44 2,6730 1,7709 valid
45 3,0884 1,7709 valid
46 2,1919 1,7709 valid
47 2,9606 1,7709 valid
48 2,9606 1,7709 valid Sumber : Hasil Analisis (2019)
Berdasarkan hasil uji validitas terdapat 6 item pernyataan yaitu
pernyataan; 8, 15, 24, 26 ,37, dan 42 yang tidak memenuhi syarat atau tidak
valid (thitung ≥ ttabel) dan didapatkan 42 item pernyataan yang valid (thitung ≥
ttabel).
Item indikator atau pernyataan yang tidak valid antara lain:
1. Memberikan informasi yang jelas kepada pemohon Izin Mendirikan
Bangunan
2. Pengambilan formulir Izin Mendirikan Bangunan serta
perlengkaoan persyaratan administratif dan teknis
3. Penilaian Kerangka Acuan oleh Komisi Penilai AMDAL Kota
4. Pemeriksaan kelengkapan administrasi dokumen ANDAL dan
RKL-RPL oleh sekretariat Komisi Penilai AMDAL.
5. Pengkajian teknis mengenai sistem pencahayaan berupa
pencahayaan alami, buatan, dan darurat yang menjamin tingkat
iluminasi sesuai dengan fungsi ruang.
-
46
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Pengkajian teknis mengenai kenyamanan pandangan yang
memperhatikan kaidah perancangan arsitektur, tata ruang dalam,
tata ruang luar dan privacy penghuni dan lingkungan sekitarnya.
Item pernyataan yang valid akan diuji reliabilitas untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan
dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
1.7.2. Uji Reliabilitas
Jika semua item pernyataan ataupun pertanyaan sudah valid, maka
dilakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui konsistensi terhadap alat ukur, hal tersebut dilakukan untuk
melihat apakah alat ukur yang digunakan sudah dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut dilakukan pengulangan.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Alpha. Langkah-langkah yang digunakan dalam uji reliabilitas
metode Alpha adalah sebagai berikut:
a. Menghitung Varians Skor tiap item :
Si = 𝑋𝑖
2−(𝑋𝑖)2
𝑁
𝑁
Sumber : Riduwan (2015)
Keterangan :
Si = Varians skor tiap-tiap item
Xi2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item
(Xi)2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item
dikuadratkan
N = Jumlah responden
-
47
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menjumlahkan Varians semua item
𝑆𝑖 = 𝑆1 + 𝑆2 + 𝑆3 + ... + 𝑆𝑛
Sumber : Riduwan (2015)
Keterangan :
𝑆𝑖 = Jumlah Varians skor tiap-tiap item
𝑆1, 𝑆2, 𝑆3, 𝑆𝑛 = Varians skor tiap-tiap item
c. Menghitung Varians total
St = 𝑌𝑖
2−(𝑌𝑖)2
𝑁
𝑁
Sumber : Riduwan (2015)
Keterangan :
St = Harga varians total
Yi2 = Jumlah kuadrat skor total
(Yi)2 = Jumlah kuadrat dari skor total
N = Jumlah responden
d. Menghitung reliabilitas instrument (𝑟11) dengan rumus Alpha
𝑟11 = (𝑘
𝑘−1)(1 −
𝑆𝑖
𝑆𝑡)
Sumber : Riduwan (2015)
Keterangan :
𝑟11 = Nilai Reliabilitas
𝑆𝑖 = Jumlah Varians skor tiap item
𝑆𝑡 = Varians total
k = Jumlah Item
-
48
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji reliabilitas menghasilkan nilai 𝑟11 yang dikonsultasikan dengan
nilai tabel r Product Moment dengan tingkat kepercayaan 95% (taraf
signifikan 5% atau α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = N – 1). Jika 𝑟11
lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat dinyatakan data yang dianalisis adalah
reliabel, sebaliknya jika 𝑟11 lebih kecil daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data yang
dianalisis adalah tidak reliabel.
Apabila data tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran
mengenai kriteria reliabilitasnya (𝑟11) sebagai berikut :
Tabel 3.6. Kriteria Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas (𝑟11) Kriteria
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup Tinggi
0,200 – 0,399 Rendah
-
49
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pernyataan yang memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Maka,
dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
1.7.3. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik untuk menganalisis data yang
dilakukan dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data-data
yang telah terkumpul. Statistik deskriptif ini adalah penerapan dari metode
statistik untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis
data-data kuantitatif secara deskriptif. Digunakannya analisis deskriptif ini
yaitu untuk menganalisis nilai rata-rata (mean) untuk menetapkan nilai
skala faktor-faktor kemungkinan terjadinya kendala.
1.7.4. Analisis Menggunakan AHP (Analytical Hierarcy Process) dengan
Pendekatan Saaty
Penggunaan AHP pada penelitian ini dikarenakan pada setiap sub-
variable terdapat indicator-indikator yang dijadikan sebagai acuan untuk
menjadi factor kendala pada pelaksanaan pengurusan Izin Mendirikan
Bangunan. Setiap faktor kendala tersebut dapat dianalisis dengan metode
AHP untuk menjadi faktor-faktor kendala utama pada proses pengurusan
Izin Mendirikan Bangunan.
Analisis yang dilakukan yaitu dengan mencari kendala atau
hambatan yang sering terjadi dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan
menggunakan Analytical Hierarcy Process. Menurut Saaty (2008), dalam
menentukan suatu keputusan diperlukan banyak pendapat dan perlu
dirundingkan oleh banyak pakar untuk didapatkan hasil yang objektif dari
permasalahan yang diangkat.
Menurut Darmanto (2014), Analytical Hierarchy Process (AHP)
adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk
menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit
-
50
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maupun kontinyu. AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu peringkat.
Pada penelitian ini digunakan metode Analitycal Hierarchy Process
(AHP) untuk menentukan bobot dari masing-masing option untuk melihat
skala prioritas frekuensi terjadinya kendala dengan memberikan peringkat
pada kendala dan untuk menentukan kendala mana saja yang dapat
dikatakan kendala yang dominan. Metode Analitycal Hierarchy Process
(AHP) yang ada pada penelitian ini memiliki kelebihan antara lain :
1. AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi
suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
2. AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan
sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
3. AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan
prioritas.
4. AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang
digunakan untuk menentukan prioritas.
5. Metode AHP mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten
dibandingkan dengan metode-metode lain.
Suryadi dan Ramdhani (dalam Syaifullah, 2010) menyatakan
langkah-langkah dalam metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.
Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun
level hirarki yang berada dibawahnya yaitu kriteria-kriteria yang
cocok untuk mempertimbangkan atau menilai kendala yang telah
diidentifikasi dan menentukan kendala dominannya. Tiap kriteria
mempunyai intensitas yang berbeda-beda.
-
51
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4 Struktur Hirarki Penentuan Prioritas Kendala Dominan
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau
kriteria yang setingkat diatasnya.
4. Mendefinisikan perbandingan berpasangan matriks. Perbandingan
dilakukan berdasarkan “Judgement” dari pengambil keputusan dengan
menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen
lainnya. Saaty menetapkan skala nilai absolut untuk nilai matriks
perbandingan berpasangan antar elemen yang ditunjukkan pada tabel
berikut :.
Prioritas Kendala Dominan
Sangat
Tidak
Menjadi
Kendala
Tidak
Menjadi
Kendala
Mungkin
Menjadi
Kendala
Menjadi
Kendala
Sangat
Menjadi
Kendala
Kendala
X1 Kendala
X2 Kendala
X3 Kendala
X4 Kendala
X5 Kendala
Xn
-
52
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8. Skala Tingkat Kepentingan Matriks
Intensitas
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Sama Pentingnya Dua faktor memiliki pengaruh yang
sama terhadap sasaran
2 Sama Pentingnya hingga
Sedikit Lebih Penting
3 Sedikit Lebih Penting Salah satu faktor sedikit lebih
berpengaruh dibanding faktor lainnya
4 Sedikit Lebih Penting
hingga Jelas Lebih Penting
5 Jelas Lebih Penting Salah satu faktor lebih berpengaruh
dibanding faktor lainnya
6 Jelas Lebih Penting hingga
Sangat Jelas Lebih Penting
7 Sangat Jelas Lebih Penting Salah satu faktor sangat lebih
berpengaruh dibanding faktor lainnya
8
Sangat Jelas Lebih Penting
hingga Mutlak Lebih
Penting
9 Mutlak Lebih Penting Salah satu faktor jauh lebih
berpengaruh dibanding faktor lainnya
Sumber : Saaty (2008)
Perbandingan tingkat kepentingan ini disajikan dalam bentuk matriks
perbandingan berpasangan dengan nilai skala tingkat kepentingan di atas.
Nilai skala yang dipilih menjadi elemen matriks adalah 1, 3, 5, 7, dan 9,
sedangkan nilai 2, 4, 6 dan 8 diabaikan karena nilai tersebut adalah nilai
rentang antara dua nilai utamanya yang berdekatan.
-
53
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cara pengisian elemen-elemen pada matriks berpasangan adalah :
a. Elemen a[ i,i ] = 1 dimana i = 1,2,3,...,n
b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.
c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus a [j,i] = 1
𝑎 [𝑖,𝑗] untuk
i≠j.
Tabel 3.9. Matriks Perbandingan Berpasangan
Kategori
Sangat
Menjadi
Kendala
Menjadi
Kendala
Kurang
Menjadi
Kendala
Tidak
Menjadi
Kendala
Sangat
Tidak
Menjadi
Kendala
Sangat
Menjadi
Kendala
1 3 5 7 9
Menjadi
Kendala 0,333 1 3 5 7
Kurang
Menjadi
Kendala
0,2 0,333 1 3 5
Tidak
Menjadi
Kendala
0,143 0,2 0,333 1 3
Sangat
Tidak
Menjadi
Kendala
0,111 0,143 0,2 0,333 1
Jumlah 1,787 4,676 9,533 16,333 25
Sumber : Saaty (1993)
5. Menghitung nilai bobot elemen dengan menggunakan eigen vector dan
menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data
diulangi. Menguji konsistensi setiap matriks berpasanga n antar
alternatif dengan rumus masing-masing elemen matriks berpasangan
dikalikan dengan nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris
dijumlah, kemudian hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai
prioritas kriteria sebanyak 1, 2, 3, ..., n.
Menghitung Lamda max dengan rumus
-
54
Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
max =
𝑛
6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan
berpasangan.
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Uji konsistensi hirarki dihitung dari
consistency ratio (CR), nilai CR harus lebih kecil atau sama dengan
10% maka dapat dikatakan hasil penelitian hirarki konsisten. Jika
nilainya lebih dari 10% maka penilaian data harus diperbaiki.
Menghitung Indeks Konsistensi (CRI) dengan rumus :
CRI = 𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑛
𝑛−1
Menghitung Rasio Konsistensi (CRH) dengan rumus :
CRH = 𝐶𝑅𝐼
𝑅𝐼
Tabel 3.10. Nilai Ratio Index (RI)
Sumber : Saaty (1993)
Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada
matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka nilai
perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak
konsisten.
9. Hasil akhirnya berupa nilai prioritas global yang digunakan oleh
pengambil keputusan berdasarkan skor tertinggi untuk menentukan
peringkat kendala. Penjelasan mengenai perhitungan lebih jelas pada
bab IV.
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ratio
Index
(RI)
0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48
top related