bab iii laporan studi kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/bab iii.pdf · laporan studi kasus...
Post on 06-Nov-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
34
BAB III
LAPORAN STUDI KASUS
A. Pengkajian
1. Pengkajian dan demografi
Identifikasi
Kamar/ruang : Kamar 2/4 Ruang Bedah
Tangggal masuk RS : 10 Mei 2019
No Rekam Medis : 23.84.19
Nama inisial medis : Tn. S
Umur : 68 tahun
Alamat : Tanjung Harapan, Cabang Empat, Abung Selatan
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Buta Huruf
Pekerjaan : Petani
Tanggal pengkajian :14 Mei 2019
Waktu pengkajian :09.00 WIB
2. Data Medik
Dikirim oleh : Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Diagnosa Medis :BPH
35
3. Sumber Informasi (Penanggung Jawab)
Nama :Tn. S
Umur : 33 tahun
Hubungan dengan klien : Anak Mantu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Cabang Empat
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Masuk Rumah Sakit
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mayjend HM
Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 10 Mei 2019 pukul
12.07 WIB diantar oleh keluarganya dengan keluhan tidak bisa buang
air kecil sejak Rabu pagi, saatbuang air kecil terasa nyeri, kandung
kemih terasa penuh serta nyeri pada bagian suprapubik, sebelumnya
pasien sering mengalami sulit buang air kecil.
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang
(PQRST)
Pasien mengatakan keluhan utama yang dirasakan olehnya
adalah tidak bisa buang air kecil. Pasien mengatakan sering
mengalami kesulitan saat buang air kecil sebelumnya, pasien
mengatakan sebelum terpasang kateter rasa kandung kemih dan
daerah sekitar abdomen bagian bawah seperti tertekan benda berat dan
hal tersebut berkurang setelah dipasang kateter.
36
Pasien mengatakan selain keluhan utama yang dirasakan tadi
terkadang dirinya merasakan nyeri saat ingin buang air kecilserta
nyeri tekan pada daerah suprapubik atau perut bagian bawahnya.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan
dan makanan, pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan
namun tidak sampai masuk RS hanya luka-luka lecet dan hanya
menjalani perawatan di puskesmas saja. Pasien mengatakan tidak
memiliki penyakit berat/kronis, tidak ada riwayat pengobatan dan
tidak pernah menjalani operasi sebelumnya.
5. Riwayat Psikososial – Spiritual
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sumber stres yang
dialaminya berasal dari keluarga dan penyakit yangdideritanya, pasien
mengatakan khawatir karena akan menjalani tindakan operasi. Pasien
mengatakan jika merasakan stres dirinya hanya diam dan beristirahat saja.
Keluarga inti pasien mendukung dalam proses pengobatan pasien.
Sebelum sakit dan saat sakit pasien dapat berkomunikasi dengan baik
kepada orang-orang disekitarnya. Tentang sistem nilai kepercayaan pasien
dan keluarga tidak ada yang bertentangan mengenai tindakan medis yang
dijalani pasien, namun pada saat sakit pasien sering meninggalkan
ibadahnya.
37
6. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit :
a. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan saat sebelum sakit pasien buang air kecil ± 3-
4x/hari, pasien buang air kecil saat pagi saat mandi, siang, sore
saat mandi, dan malam sebelum tidur, warna urin kuning, bau
khas urin, pasien buang air kecil secara mandiri dan tidak ada
keluhan saat buang air kecil.
Saat Sakit
Pasien mengatakan buang air kecil sedikit dan nyeri saat
berkemih, pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak
Rabu pagi dan kandung kemih terasa penuh dan seperti tertekan.
2) Buang Air Besar
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan saat sebelum sakit buang air besar 1x/hari,
pasien buang air besar secara mandiri dan tidak ada keluhan saat
buang air besar, pasien tidak mengalami gangguan dalam buang
air besar.
Saat Sakit
Pasien mngatakan tidak ada masalah dalam buang air besar, tetapi
pasien membutuhkan batuan oleh keluarganya.
38
b. Pola Personal Hygiene
1) Mandi
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2x/hari pada pagi
dan sore hari dan dapat melakukan secara mandiri.
Saat Sakit
Pasien mandi 2x/hari pada pagi dan sore dengan bantuan
keluarga.
2) Oral Hygiene
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan oral hygiene
2x/hari dilakukan pada saat mandi yaitu pagi dan sore hari dan
pasien dapat melakukan secara mandiri.
Saat Sakit
Pasien melakukan oral hygiene 2x/hari dilakukan pada saat mandi
yaitu pagi dan sore hari.
3) Cuci Rambut
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien cuci rambut 2x/minggu,
pada saat mandi yaitu pagi dan sore hari.
Saat Sakit
Pasien mencuci rambut 2x/minggu dilakukan pada saat mandi
yaitu pagi dan sore hari.
39
c. Pola istirahat dan tidur
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur ±8 jam/hari, pasien
tidur siang ±2 jam dan pada waktu malam±6jam, pasien mengatakan
tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat tidur dan pasien tidak
memiliki gangguan pada tidur.
Saat Sakit
Pasien mengatakan saat dirumah sakit pasien tidur ±6 jam, pasien juga
mengatakan tidak bisa tidur pada siang hari karena situasi dan kondisi
ruangan.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak memiliki kesulitan
dalam beraktivitas. Dalam melakukan aktivitas makan, minum,
menggunakan pakaian, mandi, buang air kecil dan buang air
besarpasien melakukannya secara mandiri, selain itu pasien masih
mampu untuk bekerja.
Saat Sakit
Pasien tidak melakukan pekerjaan selama sakit. Pasien masih mampu
untuk makan, minum, menggunakan pakaian secara mandiri tetapi
untuk mandi dan buang air besar pasien membutuhkan bantuan
keluarganya.
40
e. Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit yang dideritanya,
pasien hanya mengetahui kalau dirinya sulit buang air kecil, pasien
menunjukkan prilaku yang kurang sesuai dan presepsi yang keliru
terhadap maslahnya, pasien tampak tidak mengetahui persiapan
sebelum operasi. Pasien memiliki kebiasaan merokok, biasanya pasien
dalam sehari menghabiskan rokok ±5-6 batang/hari. Pasien tidak
minum minuman keras dan tidak ada ketergantungan obat apapun.
Pasien mengatakan bingung ketika melihat pasien lain keluar dari
ruang operasi membawa hasil operasinya masing-masing, pasien
mengatakan sedikit khawatir akan dioperasi, pasien tampak gelisah,
tegang, dan keluar keringat.
7. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan umum
- Kesadaran : Composmetis
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- FrekuensiNadi : 84x/menit
- Frekuensi Pernafasan : 20x/menit
- Suhu axila : 37.0ºC
- TB/BB : 155cm/56kg
b. Pemeriksaan fisik persystem
1) Sistem Penglihatan
Pasien masih dapat melihat tulisan dengan jelas meskipun pasien
tidak dapat membaca, posisi mata simetris, konjungtiva tidak
41
anemis, pergerakan bola mata normal, pupil isokor, reaksi pupil
terhadap cahaya normal, lapang pandang baik dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
2) Sistem Pendengaran
Pasien dapat mendengar dengan baik, telinga pasien simetris,
tidak ada peradangan pada telinga, pasien tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
3) Sistem Wicara
Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami kesulitan ataupun
gangguan dalam berbicara.
4) Sistem Pernapasan
Tidak ada sumbatan pada jalan nafas, tidak ada tanda-tanda sesak,
RR : 20x/menit, irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, pasien
tidak batuk, pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan dan
alat bantu nafas.
5) Sistem Kardiovaskuler
Nadi : 84x/menit, irama nadi teratur, denyut nadi kuat, tidak ada
distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, CRT <2 detik,
tidak ada edema pada tubuh,bunyi jantung lupdup, tidak ada nyeri
pada dada.
6) Sistem Neurologi
Kesadaran Composmetis dengan GCS : E4V5M6, kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
42
Tidak ada masalah pada sistem neurologi.
7) Sistem Pencernaan
Pasien mengatakan tidak ada masalah saat menelan, pasien
mengatakan tidak ada masalah gigi dan mulut meskipun kondisi
gigi sudah tidak lengkap, pasien mengatakan tidak mual dan
muntah, pasien mengatakan tidak ada masalah pada buang air
besar, bising usus 15x/menit.
8) Sistem Immunologi
Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami pembesaran
kelenjar getah bening.
9) Sistem Endokrin
Nafas tidak berbau keton, pasien tidak mengalami pembesaran
kelenjar tiroid, pasien tidak mengalam peningkatan gula darah,
saat dilakukan pengkajian gula darah terakhir Tn. S 123 mg/dl.
10) Sistem Urogenital
Pasien mengalami distensi pada kandung kemih, pasien
mengatakan tidak bisa buang air kecil dan buang air kecil sedikit,
pasien mengatakan terkadang nyeri saat bekemih, pasien
mengalami nyeri tekan pada bagian suprapubik atau perut bagian
bawahnya, pasien menggunakan kateter menetap ukuran 18 sejak
hari jumat.
11) Sistem Integumen
Keadaan rambut bersih, kekuatan rambut pasien baik, warna
rambut hitam keputihan, keadaan kuku bersih, keadaan kulit
43
pasien masih tampak elastis, tidak ada luka pada tubuh pasien,
tidak ada tanda-tanda perdarahan pada tubuh pasien.
12) Sistem Muskuloskeletal
Pasien mengatakan terbatas dalam beraktivitas karena ada nya
selang kateter yang terpasang, pasien mengatakan tidak
mengalami sakit-sakit pada sendi dan tulang, tidak ada tanda-
tanda fraktur, tonus otot baik, pasien tidak menggunakan alat
bantu.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaanlaboratorium
Hasil laboratorium pada Tn. S adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Hasil laboratorium pada Tn. S pada tanggal 13 Mei 2019 di Ruang
Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Normal 1. Ureum 50 mg/dL 15-39 mg/dL
2. Kreatinin 1,9 mg/dL L : 0,9-1,2 ; P : 0,6-1,1
3. Glukosa Sewaktu 123 mg/dL 100-200 mg/dL
4. SGOT/AST 16 U/L 5-40 U/L 5. SGPT/ALT 15 /L 5-41 /L
b. EKG
Irama sinus normal
c. Pemeriksaan radiologi
Foto thorax (rontgen) : Tidak ada kelainan pada thorax.
44
9. Pengobatan
Terapi yang diberikan pada Tn. S adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Terapi pengobatan Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara
14 Mei 2019 15 Mei 2019 16 Mei 2019 - Ceftriaxone
2x10mg/12 jam/ intravena.
- Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.
- Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.
- Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.
- Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.
- Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.
- AsamTranex 3x1 amp/ 8 jam/intravena.
B. Data Fokus
Dari hasil pengkajian diatas dapat ditentukan data-datayang menjadi
masalah dan keluhan pasien. Adapun data yang ditemukan dapat dilihat
dalam data fokus dibawah ini:
Tabel 3.3
Data fokus pada Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara
Tanggal Data Subjektif Data Objektif 1 2 3
14/05/2019 - Pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak Rabu pagi.
- Pasien mengatakan sering sulit buang air kecil. Pasien mengatakan buang air kecil sedikit.
- Pasien mengatakan merasakansensasi penuh pada kandung kemih.
- Skala nyeri : 4 - TD :130/80 mmHg. - N : 84x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.0ºC. - Pasien tampak
menggunakan kateter. - Kandung kemih pasien
teraba penuh. - Urin berbau amonia.
45
1 2 3 - Pasien mengatakan beberapa
hari sebelum tidak bisa buang air kecil setelah sesesai buang air kecil urin terus menetes.
- Keluarga mengatakan urin berbau khas.
- Pasien mengatakan nyeri saat buang air kecil.
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubik saat tidak dapat buang air kecil.
- Pasien mengatakan bingung. - Pasien mengatakan akan
melakukan tindakan pembedahan. Pasien mengatakan merasa khawatir akan menjalani tindakan operasi.
- Pasien tampak tidak mengetahui persiapan sebelum operasi
- Pasien menanyakan mengapa dirinya tidak bisa buang air kecil.
- Volume urin ±500-600 ml/24 jam.
- Pasien meringis kesakitan saat ditekan bagian suprapubiknya.
- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.
- Pasien mendapat terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.
- Pasien mendapat terapi obat AsamTranex 3x1 amp/ 8 jam/intravena.
- Kadar ureum 50 mg/dL.
- Kadar kreatinin 1,9 mg/dL. Pasien tegang.
- Pasien gelisah. - Pasien berkeringat. - TD pasien meningkat. - Pasien menujukan
perilaku tidak sesuai anjuran tentang penggunaan kateter.
- Pasien menunjukan presepsi yang keliru terhadap masalahnya.
- Dilakukan tindakan prosedur invasif (pemasangan kateter dan infus).
46
C. Analisa Data
Dari hasil pengkajian dan telah dilakukan pengelompokkan data,
selanjutnya dilakukan analisa data, adapun analisa dataadalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Analisa Datapada Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara
No. Tanggal Data Masalah Etilogi 1 2 3 4 5 1 14/05/2019 Data Subjektif
- Pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak Rabu pagi.
- Pasien mengatakan sering sulit buang air kecil.
- Pasien mengatakan buang air kecil sedikit.
- Pasien mengatakan merasakan sensasi penuh pada kandung kemih.
- Pasien mengatakan beberapa hari sebelum tidak bisa buang air kecil setelah selesai buang air kecil urin terus menetes.
- Keluarga mengatakan urin berbau khas.
Data Objektif - Pasien terpasang kateter. - Urin berbau amonia. - Kandung kemih pasien
teraba penuh. - Kadar ureum 50 mg/dL. - Kadar kreatinin 1,9
mg/dL. - Volume urin ±500-600
ml/24 jam.
Retensi Urin Peningkatan Tekanan Uretra
47
1 2 3 4 5 2. 14/05/2019 Data Subjektif
- Pasien mengatakan bingung.
- Pasien akan melakukan tindakan pembedahan.
- Pasien mengatakan merasa sedikit khawatir akan menjalani tindakan operasi.
- pasien tampak tidak mengetahui persiapan sebelum operasi
Data Objektif - Pasien tegang. - Pasien gelisah. - Pasien berkeringat - TD pasien meningkat
TD : 130/80 mmHg.
Ansietas Kurang terpapar
informasi
3. 14/05/2019 Data Subjektif - Pasien mengatakan nyeri
saat buang air kecil. - Pasien mengatakan nyeri
pada perut bagian bawah saat tidak dapat buang air kecil.
Data Objektif - Skala nyeri : 4. - TD :130/80 mmHg. - N : 84x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.0ºC. - Pasien meringis
kesakitan saat ditekan perut bagian bawahnya.
- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.
Nyeri Akut Agen Pencedera fisilogis
4. 14/05/2019 Data Subjektif - Pasien menanyakan
mengapa dirinya tidak bisa buang air kecil.
Defisit Pengetahuantentang BPH.
Ketidaktahuan
Menemukan Sumber
48
1 2 3 4 5 Data Objektif
- Pasien menujukan perilaku tidak sesuai anjuran tentang penggunaan kateter.
- Pasien menunjukan presepsi yang keliru terhadap masalahnya.
Informasi
5. 14/05/2019 Data Subjektif -
Data Objektif - Adanya prosedur
invasif yang dilakukan (pemasangan infus dan kateter).
- Pasien mendapat terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.
Resiko Infeksi
Adanya prosedur
invasif yang dilakukan
(pemasangan infus dan kateter).
D. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil analisa data diatas dapat ditegakkan diagnosa keperawatan,
yang dimana diagnosa keperawatan tersebut telah diprioritaskan sebagai
berikut :
Diagnosa pre operasi (14 Mei 2019)
1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra ditandai
dengan sensasi penuh pada kandung kemih,buang air kecil sedikit,
dribbling, sering sulit buang air kecil sebelumnya, urin berbau khas,
distensi kandung kemih, ureum 50 mg/dL, kreatinin 1,9 mg/dL, volume
urin ±500-600 ml/24 jam.
49
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan mengeluh nyeri, ekspresi wajah tampak meringis, skala nyeri :
4,pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena,
tekanan darah dan nadi meningkat, TD :130/80 mmHg, N : 84x/menit.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dan kondisi yag
dihadapi, pasien tampak tidak mengetahui tindakan sebelum operasi,
pasien gelisah, pasien tegang, tekanan darah dan nadi meningkat, TD
:130/80 mmHg, N : 84x/menit, diaforesis.
4. Defisit pengetahuan tentang BPH berhubungan dengan ketidaktahuan
menemukan sumber informasi ditandai dengan menanyakan masalah
yang dihadapinya, menujukan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukan
presepsi yang keliru terhadap masalahnya.
5. Risiko infeksi ditandai dengan adanya efek prosedur invasif yang
dilakukan, pasien mendapat terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/
intravena.
Diagnosa post operasi (16 Mei 2019)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisikditandai dengan
mengeluh nyeri pada daerah sekitar bekas operasi, ekspresi wajah
meringis, sulit tidur, pasien memegangi daerah bekas operasi, nadi
meningkat, skala nyeri 6, pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/
8 jam/ intravena.
50
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis
(tindakan pembedahan) ditandai dengan mengatakan ada luka bekas
operasi pada perut bagian bawah, terdapat luka pada perut bagian bawah,
terasa nyeri pada luka.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
mengeluh nyeri saat bergerak, gerakan tampak terbatas, fisik lemah.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa bingung, takut untuk makan dan minum terlalu banyak karena
cemas perut bagian dalamnya mengalami masalah akibat tindakan operasi
yang telah dilakukan, pasien gelisah.
5. Risiko infeksi ditandai dengan adanya efek prosedur invasif yang
dilakukan, kerusakan integritas kulit akibat pembedahan, pasien mendapat
terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.
6. Risiko perdarahan ditandai dengan adanya tindakan pembedahan, pasien
mendapat terapi obat AsamTranex 3x1 amp/ 8 jam/intravena.
51
E. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan dari tiga diagnosa utama dari diagnosa yang telah
ditemukan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Rencana Keperawatan pada Tn. S dengan BPH di Ruang Bedah RSD Mayjend
HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Rencana Tindakan
1 2 3 4 1. Retensi Urin
berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra ditandai dengan sensasi penuh pada kandung kemih, dribbling, distensi kandung kemih, residu urin 150 ml atau lebih. Data Subjektif : - Pasien
mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak Rabu pagi.
- Pasien mengatakan sering sulit buang air kecil.
- Pasien mengatakan buang air kecil sedikit.
- Pasien mengatakan merasakan
Eliminasi Urin Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak terganggu eliminasi urinnya dengan kriteria hasil : - Pola eliminasi
tidak terganggu (5).
- Jumlah urin tidak terganggu (5).
- Warna urin tidak terganggu (5).
- Tidak ada nyeri saat kencing (5).
- Tidak ada retensi urin (5)
Manajemen Eliminasi Perkemihan 1. Monitor eliminasi urin
termasuk frekuensi, bau, volume, dan warna.
2. Pantau tanda-tanda retensi urin.
3. Bantu pasien untuk mengembangkan rutinitas eliminasi dengan tepat.
4. Anjurkan pasien untuk mengkonsusmsi cairan yang cukup.
Perawatan Selang : Perkemihan 1. Pertahankan kepatenan
sistem kateter kemih. 2. Lakukan perawatan rutin
meatus dengan sabun dan air selama mandi setiap hari.
3. Bersihkan kateter urin eksternal pada meatus.
4. Bersihkan daerah sekitar kulit secara berkala.
52
1 2 3 4 sensasi penuh
pada kandung kemih.
- Pasien mengatakan beberapa hari sebelum tidak bisa buang air kecil setelah selesai buang air kecil urin terus menetes.
- Keluarga mengatakan urin berbau khas.
Data Objektif : - Pasien terpasang
kateter. - Kandung kemih
pasien teraba penuh.
- Urin berbau amonia.
- Volume urin ±500-600 ml/24 jam.
- Kadar ureum 50 mg/dL.
- Kadar kreatinin 1,9 mg/dL.
5. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai perawatan kateter yang tepat.
6. Lakukan modifikasi pada post operasi dengan irigasi kandung kemih.
Irigasi Kandung Kemih 1. Jelaskan tindakan yang
akan dilakukan pada pasien.
2. Bersihkan sambungan kateter atau ujung-Y dengan kapas alkohol.
3. Monitor dan pertahankan kecepatan aliran yang tepat.
4. Catat jumlah cairan yang digunakan, karakteristik cairan, jumlah cairan yang keluar, dan respon pasien sesuai dengan prosedur yang ada.
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan mengeluh nyeri, ekspresi wajah tampak meringis, tekanan darah dan nadi meningkat. Data Subjektif : - Pasien
Kontrol Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyerinya dengan kriteria hasil : - Dapat
mengenali
Manajemen Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
yang komprehensif yang meliputi lokasi, frekuensi, kualitas, beratnya nyeri.
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan.
3. Berikan informasi
53
1 2 3 4 mengatakan nyeri
saat buang air kecil.
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubik saat tidak dapat buang air kecil.
Data Objektif : - Skala nyeri : 4 - TD :130/80
mmHg - N : 84x/menit - P : 20x/menit - T : 37.0ºC - Pasien tampak
meringis kesakitan saat ditekan bagian suprapubiknya.
- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x30 mg/ml (IV).
kapan nyeri terjadi (5)
- Dapat menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (5)
- Menggunakan analgesik yang direkomendasikan (5)
- Dapat melaporkan nyeri yang terkontrol (5).
Tingkat Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : - Tidak ada nyeri
yang dilaporkan (5).
- Tidak ada eskpresi nyeri yang ditunjukan (5).
- Denyut nadi dalam rentan normal (60-80x/menit) (5).
mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri.
4. Ajarkan penggunaan teaknik nonfarmakologi
5. Berikan obat farmakologi untuk menurunkan nyeri.
6. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.
Pemberian Analgesik 1. Cek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis
2. Tentukan analgesik pilihan dan rute pemberian.
3. Monitor tanda-tanda vital.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
Tingkat Kecemasan Setelah dilakukan tindakan
Pengurangan Kecemasan 1. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan.
54
1 2 3 4 dengan merasa
bingung, merasa khawatir dengan akibat dan kondisi yag dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, tekanan darah meningkat, diaforesis. Data Subjektif - Pasien
mengatakan bingung.
- Pasien mengatakan akan melakukan tindakan pembedahan.
- Pasien mengatakan sedikit khawatir akan menjalani operasi.
Data Objektif - Pasien tampak
tegang. - Pasien tampak
gelisah. - Pasien tampak
berkeringat. - Tekanan Darah
tampak meningkat.
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kecemasan pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil : - Distress tidak
ada (5). - Perasaan gelisah
tidak ada (5). - Tidak ada wajah
tegang (5). - Tidak ada rasa
cemas yang disampaikan secara lisan (5).
- Tidak ada peningkatan tekanan darah (5).
- Tidak ada peningkatan frekuensi nadi (5).
- Tidak ada keringat dingin yang muncul (5).
2. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang mungkin akan dialami selama prosedur.
3. Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis.
4. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.
5. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
6. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.
7. Kaji tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital klien.
Persiapan Pembedahan 1. Identifikasi tingkat
kecemasan/ketakukan pasien mengenai prosedur pembedahan.
2. Lengkapi cheklist preoperatif.
3. Periksa lembar persetujuan tindakan pembedahan yang telah ditandatangani dengan benar.
4. Periksa bahwa darah transfusitelah tersedia.
5. Periksa gelang identifikasi pasien, gelang alergi dan gelang darah dapat terbaca.
6. Pastikan bahwa uang dan barang berharga telah ditempatkan dengan aman.
55
1 2 3 4 7. Lakukan pencukuran area
pembedahan, penggosokan, mandisesuai kebutuhan, anjurkan pasien untuk puasa.
8. Bantu pasien dipindahkan ke brankar, dan bantu pasien ke ruang operasi.
9. Bawa obat-obatan pasien dari ruangan menuju ruang operasi.
10. Pimpin pasien untuk berdoa sebelum memasuki ruang operasi.
Pengajaran Perioperatif 1. Informasikan pada pasien
dan keluarga untuk penjadwalan tanggal, waktu dan lokasi operasi.
2. Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan operasi.
3. Jelaskan prosedur persiapan pre-operasi.
4. Berikan informasi yang lengkap pada pasien mengenai apa saja yang akan dilihat, dirasakan selama operasi berlangsung.
5. Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami pasca operasi.
6. Jelaskan peralatan dan perawatan pasca operasi.
Kordinasi Perioperatif 1. Review operasi yang akan
direncanakan. 2. Perkuat informasi yang
diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.
1 2 3 4
56
3. Berikan waktu pada pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan kekhawatirannya.
F. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan Tn. S adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Implementasi dan Evaluasi pada Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 14 – 16 Mei 2019
No. Dx
Implementasi Evaluasi
1 2 3 1. Tanggal : 14 Mei 2019
Pukul 10.00 WIB 1. Mengecek kepatenan
kateter yang terpasang. Pukul 10.05 WIB 2. Membersihkan meatus
pasien menggunakan air dan sabun dengan waslap serta menganjurkan pasien membersihkannya setiap mandi.
Pukul 10.25 WIB
3. Membersihkan selang kateter yang terpasang pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Pukul 10.35 WIB 4. Membersihkan daerah
sekitar kulit pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Tanggal : 14 Mei 2019 S :
Pukul 16.20 WIB - Pasien mengatakan akan
membersihkan setiap mandi - Keluarga mengatakan pasien
sudah membersihkan pada saat mandi.
Pukul 10.45 WIB - Pasien mengatakan sudah
mengerti cara membersihkan, merawat dan membawa urin bag dengan benar.
Pukul 15.45 WIB - Pasien mengatakan buang air
kecil dalam jumlah sedikit. - Pasien mengatakan warna
urinnya kuning tua. - Keluarga mengatakan urin berbau
khas. Pukul 14.00 WIB - Pasien mengatakan terasa nyeri
saat berkemih, walau sudah terpasang kateter.
1 2 3
57
Pukul 10.45 WIB 5. Mengajarkan pasien dan
keluarga mengenai cara membersihkan dan merawat kateter serta membawa urin bag ke kamar mandi dengan benar.
Pukul 15.30 WIB 6. Memantau pengeluaran
urin. Pukul 13.45 WIB
7. Memantau tanda-tanda retensi urin.
Pukul 10.30 WIB 8. Memberikan pasien
minum secara oral untuk meningkatkan rutinitas eliminasi.
Pukul 10.30 WIB
9. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi air putih ± 8 gelas perhari.
Pukul 20.30 WIB - Pasien mengatakan minum ±5
gelas air putih. Pukul 10.35 WIB - Pasien tampak mengerti anjuran
perawat tentang mengkonsumsi caiaran yang cukup dalam sehari.
O :
Pukul 10.05 WIB - Kateter masih terpasang dengan
benar pada tempatnya. Pukul 10.35 WIB - Selang kateter sudah bersih dan
kondisinya baik. Pukul 10.45 WIB - Kulit disekitar genital pasien
tampak bersih dan tidak ada alergi pada kulit.
Pukul 10.45 WIB - Pasien sudah mulai mengerti cara
membersihkan kateter. - Pasien tampak membawa urin
bag melebihi area genital dan masih membutuhkan pengajaran untuk merawat kateter.
Pukul 15.45 WIB - Volume urin ±500-600 ml/24
jam. Warna urin pasien kuning tua.
- Urin berbau amonia. Pukul 20.30 WIB - Pasien menghabiskan minumnya. A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi
- Monitor eliminasi urin. - Pantau tanda-tanda retensi
urin. Pantau konsumsi cairanpasien.
1 2 3
58
- Lakukan perawatan kateter. - Ajarkan pasien dan keluarga
dalam perawatan kateter.
Dinda Emilita 1. Tanggal : 15 Mei 2019
Pukul 08.10 WIB 1. Mengecek kepatenan
kateter yang terpasang. Pukul 08.15 WIB 2. Membersihkan meatus
pasien menggunakan air dan sabun dengan waslap serta menganjurkan pasien membersihkannya setiap mandi.
Pukul 08.25 WIB 3. Membersihkan selang
kateter yang terpasang pada meatus.
Pukul 08.30 WIB
4. Membersihkan daerah sekitar kulit pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Pukul 08.50 WIB
5. Mengajarkan pasien dan keluarga mengenai cara membersihkan dan merawat kateter serta membawa urin bag ke kamar mandi dengan benar.
Tanggal : 15 Mei 2019 S : Pukul 09.05 WIB
- Pasien mengatakan mengerti cara membersihkan, merawat kateter.
- Pasien mengatakan membiarkan urin bag tergeletak begitu saja saat mandi.
Pukul 08.05 WIB - Pasien mengatakan buang air
kecil dalam jumlah sedikit. - Pasien mengatakan warna
urinnya kuning tua. - Keluarga mengatakan urin berbau
khas. Pukul 08.50 WIB - Pasien mengatakan masih terasa
nyeri saat berkemih, walau sudah terpasang kateter.
Pukul 20.30 WIB - Pasien mengatakan minum ±6
gelas air putih. O : Pukul 08.15 WIB - Kateter masih terpasang dengan
benar pada tempatnya. Pukul 08.25 WIB - Pasien tampak membersihkan
meatus uretra menggunakan air dan sabun dengan bantuan keluarga.
1 2 3
59
Pukul 08.00 WIB 6. Memantau pengeluaran
urin. Pukul 08.45 WIB 7. Memantau tanda-tanda
retensi urin. Pukul 08.00 WIB 8. Memantau konsumsi
cairan pasien.
Pukul 08.30 WIB - Selang kateter sudah bersih dan
kondisinya baik. Pukul : 08.40 WIB - Kulit disekitar genital pasien
tampak bersih dan tidak ada kemerahan pada kulit.
Pukul : 09.05 WIB - Pasien sudah mulai mengerti cara
membersihkan kateter. - Pasien masih membawa urin bag
melebihi area genital. - Pasien masih membutuhkan
pengajaran untuk merawat kateter dengan benar.
Pukul 08.05 WIB - Volume urin ± 600-700 ml/24
jam. - Warna urin pasien kuning tua. - Urin berbau amonia. Pukul 20.30 WIB - Pasien menghabiskan minumnya. A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi
- Monitor eliminasi urin. - Pantau tanda-tanda retensi
urin. - Pantau konsumsi cairan
pasien. - Lakukan perawatan kateter. - Tindakan pembedahan
prostatektomi. - Lakukan irigasi kandung
kemih.
Dinda Emilita
1 2 3
60
1. Tanggal : 16 Mei 2019 Pukul 07.00 WIB 1. Mengecek kepatenan
kateter yang terpasang. Pukul 07.05 WIB 2. Membersihkan meatus
pasien menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Pukul 07.15 WIB 3. Membersihkan selang
kateter yang terpasang pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Pukul 07.20 WIB 4. Membersihkan daerah
sekitar kulit pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.
Pukul 07.30 WIB 5. Mengajarkan pasien dan
keluarga cara membawa urin bag ke kamar mandi dan menempatkan urin bag dengan benar.
Pukul 08.00 WIB 6. Memantau pengeluaran
urin. Pukul 11.45 WIB 7. Memantau tanda-tanda
retensi urin. Pukul 11.45 WIB 8. Menjelaskan pada pasien
bahwa akan dilakukan irigasi pada kandung
Tanggal : 16 Mei 2019 S : Pukul 07.35 WIB - Pasien mengatakan saat mandi
urin bag dipegangi oleh anaknya dan sudah tidak digeletakkan lagi.
Pukul 08.05 WIB - Pasien mengatakan buang air
kecil sudah mulai banyak. - Pasien mengatakan warna
urinnya kuning muda. - Keluarga mengatakan urin berbau
khas. Pukul 11.50 WIB - Pasien mengatakan sudah tidak
nyeri lagi saat berkemih. Pukul 11.45 WIB - Pasien mengatakan mengerti
akan dilakukan irigasi kateter. Pukul 11.45 WIB - Keluarga mengatakan warna
urinnya sedikit kuning kemerahan.
O : Pukul 07.05 WIB - Kateter masih terpasang dengan
benar pada tempatnya. Pukul 07.15 WIB - Meatus uretra bersih. Pukul 07.20 WIB - Selang kateter sudah bersih dan
kondisinya baik dan terpasang pada tempatnya.
Pukul 07.25 WIB - Kulit disekitar genital pasien
bersih dan tidak ada kemerahan pada kulit.
Pukul 07.35 WIB - Pasien membawa urin bag
dengan tepat. 1 2 3
61
kemihnya. Pukul 11.45 WIB 9. Membersihkan sambungan
kateter dengan kapas alkohol.
Pukul 11.45 WIB 10. Memantau kecepatan aliran
irigasi. Pukul 11.45 WIB 11. Mencatat warna cairan yang
keluar dari irigasi.
Pukul 08.05 WIB - Volume urin ±400-500 ml/12
jam. - Warna urin pasien kuning muda. - Urin berbau amonia. Pukul 11.45 WIB - Pasien terpasang kateter threeway
dan sambungan kateter sudah bersih.
Pukul 11.45 WIB - Pasien dirawat di ICU dan
dilakukan irigasi pada kandung kemihdengan menggunakan cairan NaCl sebanyak 50-60 tpm.
Pukul 11.45 WIB - Warna cairan irigasi pasien
tampak kuning kemerahan. A : Masalah Retensi Urin teratasi. P : Hentikan intervensi
Dinda Emilita 2. Tanggal 14 Mei 2019
Pukul 14.15 WIB 1. Melakukan pengkajian
nyeri.
Pukul 14.25 WIB 2. Melihat tanda nonverbal
pada pasien akibat nyeri.
Pukul 13.25 WIB 3. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 13.30WIB 4. Memberikan analgesik
ketorolak untuk mengurangi nyeri.
Tanggal 14 Mei 2019 S : Pukul 14.30 WIB - Pasien mengatakan nyeri saat
baung air kecil. - Pasien mengatakan nyeri
bertambah jika bagian perut bagian bawahnya ditekan.
- Pasien mengatakan terkadang nyeri saat ingin buang air kecil seperti tertekan.
- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah menggunakan kateter.
- Pasien mengatakan sekarang nyerinya hilang timbul dan tidak menentu.
- Pasien mengatakan nyeri terasa 1 2 3
62
Pukul 17.30 WIB 5. Memeriksa tanda-tanda
vital.
Pukul 17.30 WIB 6. Memberi tahu pasien
tentang penyebab nyeri.
Pukul 14.30 WIB 7. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi (tarik nafas dalam) saat nyeri datang.
Pukul 21.00 WIB Mendukung istirahat/tidur yang adekuat dengan menyarankan yang menunggu pasien hanya 2 orang untuk membantu penurunan nyeri.
Pukul 18.30WIB 8. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 19.00WIB 9. Memberikan therapi
analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).
Pukul 17.30 WIB 10. Memantau tanda-tanda
vital.
disekitaran perut bagian bawah. Pukul 15.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri
berkurang. Pukul 18.00 WIB - Pasien mengatakan sudah
mengerti mengapa nyeri saat buang air kecil.
Pukul 14.45 WIB - Pasien mengatakan sudah sedikit
mengerti bagaimana melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang datang.
Pukul 21.35 WIB - Pasien mengatakan nyeri masih
ada. O : Pukul 14.30 WIB
- Pasien kesakitan saat perut bagian bawah ditekan.
- Skala nyeri 4. Pukul 14.30 WIB - Pasien meringis kesakitan saat
ditekan pada perut bagian bawahnya.
Pukul 13.30 WIB - Pasien diberikan obat Ketorolak
30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.
Pukul 18.00 WIB - TD :130/80 mmHg. - N : 82x/menit. - P : 20x/menit. - T : 36.5 ºC. Pukul 14.45 WIB - Pasien masih membutuhkan
bimbingan melakukan teknik tarik nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.
1 2 3
63
Pukul 22.00 WIB - Pasien ditunggu oleh satu
anaknya. - Pasien dapat beristirahat Pukul 18.35 WIB - Pasien diberikan obat Ketorolak
30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.
Pukul : 21.35 - Pasien masih meringis kesakitan. Pukul 18.00 WIB - TD :120/80 mmHg. - N : 80x/menit. - P : 18x/menit. - T : 36.5 ºC.
A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan Intervensi
- Lakukan pengkajian ulang untuk mengetahui perkembangan pasien.
- Observasi tanda nonverbal pada pasien.
- Ajarkan kembali teknik non farmakologi.
- Berikan obat farmakologi. - Monitor tanda-tanda vital
pasien.
Dinda Emilita 2. Tanggal : 15 Mei 2019
Pukul 11.00 WIB 1. Melakukan pengkajian
nyeri. Pukul 11.10 WIB 2. Melihat adakah tanda
ketidaknyamanan akibat nyeri.
Tanggal : 15 Mei 2019 S : Pukul 11.20 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang. Pasien mengatakan nyeri bertambah jika bagian bawahnya ditekan.
- Pasien mengatakan terkadang nyeri saat ingin buang air kecil.
1 2 3
64
Pukul 05.30WIB 3. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 05.50WIB
4. Memberikan therapi analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).
Pukul 05.20 WIB
5. Memantau tanda-tanda vital.
Pukul 08.30 WIB 6. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi (nafas dalam) saat nyeri datang.
Pukul 12.15WIB 7. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 12.30WIB 8. Memberikan therapi
analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).
Pukul 12.00 WIB 9. Memantau tanda-tanda
vital. Pukul 13.15 WIB 10. Menganjurkan pasien
beristirahat.
- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah menggunakan kateter.
- Pasien mengatakan sekarang nyerinya hilang timbul.
- Pasien mengatakan nyeri terasa disekitaran perut bagian bawah.
Pukul 07.30 WIB - Pasien mengatakan nyeri
berkurang. Pukul 09.45 WIB - Pasien mengatakan sudah
mengerti melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri.
Pukul 13.30 WIB - Pasien mengatakan nyeri masih
ada. Pukul 20.20 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang. O : Pukul 11.20 WIB - Pasien masih kesakitan saat
perut bagian bawahnya ditekan. - Skala nyeri 2. Pukul 11.10 WIB - Pasien masih meringis kesakitan
saat perut ditekan bagian. Pukul 05.30WIB - Pasien mendapatkan obat
Ketorolak 30 mg/ amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.
Pukul 07.30 WIB - Pasien terkadang masih meringis
kesakitan.
1 2 3
65
Pukul 18.30WIB 11. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 19.00WIB 12. Memberikan therapi
analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).
Pukul 17.30 WIB 13. Memantau tanda-tanda
vital. Pukul 21.00 WIB 14. Membicarakan pada
pasien dan keluarga untuk yang menunggu pasien hanya 2 orang guna membantu penurunan nyeri.
Pukul 05.30 WIB - TD :120/80 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.5 ºC. Pukul 09.45 WIB - Pasien sudah dapat melakukan
teknik distraksi nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.
Pukul 05.30WIB - Pasien mendapatkan obat
Ketorolak 30 mg/ amp/8jam secara IVuntuk mengurangi nyerinya.
Pukul 13.30 WIB - Pasien masih sedikit meringis
kesakitan. Pukul 12.10 WIB - TD :120/70 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 18x/menit. - T : 36.5 ºC. Pukul 13.30 WIB - Pasienmendengarkan anjuran
perawat. Pukul 18.35 WIB - Pasien mendapatkan obat
Ketorolak 30 mg/ amp/8jam secara IVuntuk mengurangi nyerinya.
Pukul 20.20 WIB - Pasien sudah tidak meringis. Pukul 17.40 WIB - TD :110/80 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 18x/menit. - T : 37.0 ºC. Pukul 22.00 WIB - Pasien dapat beristirahat.
1 2 3
66
A : Masalah tertasi sebagian. P : Lanjutkan Intervensi
- Lakukan pengkajian ulang untuk mengetahui perkembangan pasien.
- Observasi tanda nonverbal pada pasien.
- Ajarkan kembali teknik non farmakologi.
- Berikan obat farmakologi. Monitor tanda-tanda vital pasien.
- Tindakan pembedahan prostatektomi.
Dinda Emilita 2. Tanggal : 16 Mei 2019
Pukul 05.30 WIB 1. Memantau tanda-tanda
vital. Pukul 05.45WIB 2. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 05.50WIB 3. Memberikan therapi
analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).
Pukul 11.00 WIB 4. Melakukan pengkajian
nyeri.
Tanggal : 16 Mei 2019 S : Pukul 07.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri
berkurang. Pukul 11.30 WIB - Pasien mengatakan ada bekas
luka operasi pada perut bagian bawahnya.
- Pasien mengatakan terasa nyeri pada bagian bekas operasi diperut bagian bawah.
- Pasien mengatakan pada bagian luka terasa panas dan pedih dan terkadang seperti ditusuk-tusuk.
- Pasien mengatakan nyeri saat bergerak.
- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah diberikan obat. Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul.
- Pasien mengatakan nyeri terasa 1 2 3
67
Pukul 11.10 WIB 5. Melihat tanda nonverbal
pada pasien akibat nyeri.
Pukul 12.00 WIB 6. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi (nafas dalam) untuk mengurangi nyeri.
Pukul 12.15 WIB 7. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 12.30WIB 8. Memberikan therapi
analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).
Pukul 12.00 WIB 9. Memantau tanda-tanda
vital. Pukul 15.30 WIB 10. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi (nafas dalam) untuk mengurangi nyeri.
Pukul 18.30 WIB 11. Mengecek instruksi dokter
terhadap jenis obat dan dosis.
Pukul 19.00 WIB 12. Memberikan therapi
analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).
disekitaran perut bagian bawah bekas luka operasi.
Pukul 12.10 WIB - Pasien mengatakan sudah
mengerti bagaimana melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang datang.
Pukul 15.00 WIB - Pasien mengatakan masih terasa
nyeri. Pukul 16.00 WIB - Pasien mengatakan sudah
mengerti bagaimana melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang datang.
Pukul 20.30 WIB - Pasien mengatakan masih terasa
nyeri. O : Pukul 05.35 WIB - TD :120/70 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.5 ºC. Pukul 05.45 WIB - Pasien mendapatkan obat
Ketorolak 30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.
Pukul 07.00 WIB - Pasien masih sedikit meringis. Pukul 11.30 WIB
- Ada luka pada perut bagian bawah pasien.
- Pasien kesakitan. - Skala nyeri : 6.
1 2 3
68
Pukul 17.00 WIB 13. Memantau tanda-tanda
vital.
- Pasien terbatas saat bergerak. - Fisik pasien lemah.
Pukul 11.20 - Pasien meringis kesakitan dan
memegangi perut bagian bawahnya.
Pukul 12.10 WIB - Pasien sudah dapat melakukan
teknik distraksi nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.
Pukul 12.30 WIB - Pasien mendapatkan obat
Ketorolak 30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.
Pukul 15.00 WIB - Pasien meringis kesakitan
kesakitan. Pukul 12.10 WIB - TD :100/70 mmHg. - N : 71x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.5 ºC. Pukul 16.00 WIB - Pasien melakukan teknik
distraksi nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.
Pukul 18.35 WIB - Pasien mendapatkan obat
Ketorolak 30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.
Pukul 20.30 WIB - Pasien masih meringis kesakitan. Pukul 17.10 WIB - TD :110/80 mmHg. - N : 76x/menit. - P : 22x/menit. - T : 37.0 ºC.
1 2 3
69
A : Masalah belum teratasi Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik
P : Lanjutkan intervensi - Lakukan pengkajian ulang
untuk mengetahui perkembangan pasien.
- Observasi tanda nonverbal pada pasien.
- Ajarkan kembali teknik non farmakologi.
- Berikan obat farmakologi. - Monitor tanda-tanda vital
pasien. - Lakukan perawatan luka.
Dinda Emilita 3. Tanggal 14 Mei 2019
Pukul 09.15 WIB 1. Melakukan pendekatan dan
menjalin hubungan kepercayaan kepada pasien serta memberikan keyakinan pada pasien.
Pukul 09.30 WIB 2. Menjelaskan kepada pasien
bahwa akan dilaksanakan operasi di ruang operasi, pasien harus menjalani pemeriksaan EKG dan Rontgen Thorax terlebih dahulu.
Pukul 09.40 WIB 3. Memberikan informasi
kepada psien tentang perrawatannya sehingga pasien tidak khawatir lagi
Tanggal 14 Mei 2019 S : Pukul 09.35 WIB - Pasien mengerti apa saja
prosedur yang harus dijalani psien
Pukul 20.00 WIB - Pasien merasa lebih aman dan
tenang setelah didampingi oleh perawat.
Pukul 09.35 WIB - Keluarga mengerti saran yang
diberikan perawat. Pukul 20.30WIB - Pasien mengatakan sudah
sedikit mengerti tentang teknik relaksasi guided imagery.
Pukul 20.15WIB - Pasien mengatakan masih
sedikit cemas.
1 2 3
70
melihat pasien lain di operasi.
Pukul 09.50 WIB 4. Berada disisi pasien untuk
meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.
Pukul 09.30WIB 5. Mengatakan kepada
keluarga untuk mendampingi pasien.
Pukul 20.00 WIB 6. Memberi motivasi untuk
pasien agar semangat menjalani pembedahan.
Pukul 20.15 WIB 7. Mengatakan pada pasien
untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mengatasi kecemasan.
Pukul 20.30 WIB 8. Mengkaji tanda verbal,
nonverbal dari pasien tetang kecemsan dan juga tanda-tanda vital.
O : Pukul 09.30 WIB - Bina hubungan saling percaya
pasien sudah ada, pasien sudah mau menyatakan keluhannya kepada pasien.
Pukul 09.35 WIB - Menghantarkan pasien untuk
EKG dan rontgen. Pukul : 09.50 WIB - Pasien masih gelisah dan
khawatir akan dilakukan pembedahan.
Pukul 20.15 WIB - Pasien mulai sedikit termotivasi. Pukul 20.15WIB - Pasien masih cemas. - Wajah pasien tegang ketika
membicarakan tindakan pembedahan.
- Pasien berkeringat dingin. - TD :120/80 mmHg. A : Masalah Belum Teratasi. P : Lanjutkan Intervensi
- Informasikan pada pasien dan keluarga untuk penjadwalan tanggal, waktu dan lokasi operasi.
- Jelaskan prosedur persiapan pre-operasi.
- Berikan informasi yang lengkap pada pasien mengenai apa saja yang akan dilihat, dirasakan selama operasi berlangsung.
- Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami pasca operasi.
- Jelaskan peralatan dan perawatan pasca operasi.
- Lakukan pencukuran area 1 2 3
71
pembedahan, penggosokan dan mandi.
- Review operasi yang akan direncanakan.
- Perkuat informasi yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.
- Berikan waktu pada pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan kekhawatirannya.
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.
- Kaji ulang tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien.
Dinda Emilita 3. Tanggal 15 Mei 2019
Pukul 08.30 WIB 1. Memberi tahu pasien dan
keluarga tanggal 16 Mei 2019 pukul 08.00 WIB akan dilakukan tindakan operasi pada perut bagian bawah pasien.
Pukul 09.30 WIB 2. Menjelaskan persiapan pre-
operasi, nanti malam harus mulai puasa dari pukul 22.00 WIB.
Pukul 07.45 WIB 3. Memberikan informasi
tentang kondisi ruang operasi, pasien akan
Tanggal 15 Mei 2019 S : Pukul 08.35 WIB - Pasien mengatakan paham akan
jadwal tersebut. Pukul 22.00 WIB - Keluarga mengatakan pasien
sudah mulai puasa. Pukul 07.50 WIB - Pasien mengatakan mengerti apa
yang disampaikan perawat. Pukul 08.00 WIB - Pasien dan keluarga mengerti
akan informasi yang diberikan. - Keluarga mengatakan akan
menunggu keluarganya. Pukul 20.00 WIB - Pasien mengatakan hal-hal yang
harus dipersiapkan untuk operasi 1 2 3
72
disuntikannya bius pada tulang belakang.
Pukul 07.30 WIB 4. Membicarakan pada pasien
setelah dilakukan operasi dan reaksi bius habis akan terasa panas dan nyeri pada daerah luka, menyarankan pada pasien saat itu terjadi sebaiknya pasien melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri.
Pukul 07.40 WIB 5. Menjelaskan bahwa pasca
operasi nanti pasien akan dirawat di ruang ICU dengan menggunakan kateter threeway serta dilakukan irigasi kandung kemih, dan keluarga diharapkan untuk menjaga pasien.
Pukul 15.40 WIB 6. Melakukan pencukuran area
pembedahan, beri tahu pasien untuk mandi dan membersihkan diri sebelum operasi.
Pukul 19.40 WIB 7. Mengingatkan kembali
operasi yang akan direncanakan besok.
Pukul 19.45 WIB 8. Menanyakan ulang apa saja
yang harus dipersiapkan untuk operasi besok.
besok yaitu puasa, pencukuran area sekitar yang akan dioperasi, dan mandi sebelum operasi.
- Pasien mengatakan kekhawatirannya sudah berkurang.
Pukul 20.45 WIB - Pasien mengatakan akan
menggunakan teknik relaksasi guided imagery .
Pukul 08.05 WIB - Pasien mengatakan masih sedikit
cemas. O : Pukul 07.50 WIB - Pasien mengerti dan dapat
menunjukkan lokasi tulang belakang yang akan disuntikan bius.
- Pasien dapat mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang muncul besok pasca operasi.
Pukul 16.00 WIB - Area sekitar pembedahan sudah
bersih. Pukul 20.00 WIB - Pasien sudah mengerti apa saja
yang harus dipersiapkan untuk besok operasi.
Pukul 20.45 WIB - Pasien sudah menggunakan
guided imagery, tetapi masih perlu diingatkan untuk menekan kecemasannya.
Pukul 08.05 WIB - Cemas pasien berkurang.
Wajah pasien sudah sedikit rileks ketika membicarakan tindakan pembedahan.
1 2 3
73
Pukul 19.50 WIB 9. Menanyakan pada pasien
dan keluarga adakah kekhawatiran yang dirasakan lagi.
Pukul 20.10 WIB 10. Mengatakan serta
mengingatkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mencegah terjadinya kecemasan.
Pukul 08.00 WIB 11. Mengkaji tanda verbal,
nonverbal dari pasien tetang kecemsan dan juga tanda-tanda vital.
- TD :120/80 mmHg. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan Intervensi
- Identifikasi tingkat kecemasan/ketakukan pasien mengenai prosedur pembedahan.
- Lengkapi cheklistpreoperatif. - Periksa lembar persetujuan
tindakan pembedahan yang telah ditandatangani dengan benar.
- Periksa gelang identifikasi pasien, gelang alergi dapat terbaca.
- Pastikan bahwa uang dan barang berharga telah ditempatkan dengan aman.
- Bantu pasien dipindahkan ke brankar, dan bantu pasien ke ruang operasi.
- Bawa obat-obatan pasien dari ruangan menuju ruang operasi.
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.
- Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.
- Pimpin pasien untuk berdoa sebelum memasuki ruang operasi.
Dinda Emilita 3. Tanggal 16 Mei 2019
Pukul 07.00 WIB 1. Mengkaji kecemasanpasien
mengenai prosedur pembedahan.
Tanggal 16 Mei 2019 S : Pukul 08.20 WIB - Pasien merasa lebih aman dan
tenang setelah mendapatkan 1 2 3
74
Pukul 07.05 WIB 2. Mengecek dan melengkapi
cheklist preoperatif pasien termasuk dokumen yang diperlukan.
Pukul 07.20 WIB 3. Memeriksa informed
consent atas tindakan pembedahan yang telah ditanda tangani.
Pukul 07.25 WIB 4. Memeriksa gelang
identifikasi pada pasien. Pukul 07.05 WIB 5. Memastikan bahwa uang
dan barang berharga milik pasien telah disimpan keluarga.
Pukul 08.10 WIB 6. Membantu pasien
dipindahkan ke kursi roda lalu mengantarnya ke ruang operasi.
Pukul 08.15 WIB 7. Membawa obat-obatan
pasien dari ruangan menuju ruang operasi.
Pukul 08.20 WIB 8. Mendampingi pasien untuk
meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.
Pukul 08.20 WIB 9. Mengatakan serta
mengingatkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mencegah terjadinya kecemasan.
- penjelasan dan didampingi oleh perawat.
Pukul 08.25 WIB - Pasien mengatakan akan
melakukan teknik relaksasi guided imagery .
Pukul 18.00 WIB - Pasien mengatakan takut untuk
makan dan minum terlalu banyak karena cemas perut bagian dalamnya mengalami masalah akibat tindakan operasi yang telah dilakukan.
O : Pukul 07.05 WIB - Kecemasan pasien sudah
berkurang dari sebelumnya. - Pasien sudah tidak gelisah. Pukul 07.15 WIB - Dokumen, pemeriksaan dan
persiapan yang dibutuhkan pasien sudah lengkap.
Pukul 07.25 WIB - Informed consentsudah ada dan
suah ditandatangani oleh keluarga.
Pukul 07.25 WIB - Gelang identitas pasien sudah ada
dan terpasang pada pasien. Pukul 07.15 WIB - Uang dan barang berharga pasien
sudah tidak ada di pasien. Pukul 08.20 WIB - Pasien sudah dipindahkan ke
ruang operasi. - Obat-obatan pasien yang di
ruangan sudah dibawa ke ruang operasi.
Pukul 08.30 WIB - Pasien lebih tenang setelah
1 2 3
75
Pukul 08.25 WIB 10. Memimpin pasien untuk
berdoa telebih dahulu sebelum masuk ruang operasi.
Pukul 18.45 WIB 11. Mengkaji ulang tanda
verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital klien,karena pasien tampak cemas.
berdoa. Pukul 18.00 WIB - Pasien cemas. - Pasien tidak banyak minum dan
tidak menghabiskan makanannya. - TD : 100/70 mmHg. A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
- Berikan informasi faktual terkait perawatannya.
- Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.
- Berikan motivasi pada pasien untuk menghabiskan makanannya.
- Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
- Kaji tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital klien.
Dinda Emilita
top related