bab ii tinjauan teori a. konsep dasar teori 1. saka bakti ...repository.ump.ac.id/4259/3/sinta...
Post on 25-Aug-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR TEORI
1. SAKA BAKTI HUSADA
a. Pengertian Saka Bakti Husada
Menurut keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 53 Th.
1985, Satuan Karya Pramuka Bakti Husada yaitu salah satu jenis
Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang
kesehatan.
b. Tujuan Saka Bakti Husada
Menurut keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 53 Th.
1985, tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk
mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam bidang kesehatan,
yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi
semua anggota Gerkan Pramuka dan masyarakat dilingkungannya.
c. Sasaran
Menurut keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 53 Th.
1985, sasaran dibentuknya Saka Bakti Husada adalah agar para
anggota Gerakan Pramuka yang telah mengikuti kegiatan Saka
tersebut :
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
14
1) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
bidang kesehatan.
2) Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada
masyarakat khususnya tentang :
a) kesehatan lingkungan
b) kesehatan keluarga
c) penanggulangan berbagai penyakit
d) gizi
e) manfaat dan bahaya obat
3) Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para
Pramuka di gugusdepannya.
4) Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di
lingkungannya.
5) Memiliki sikap dan perilaku yang lebih mantap.
d. Sifat dan Lingkup Kegiatan
Menurut keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 53 Th.
1985, untuk memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan
dibidang kesehatan sehingga memiliki sikap dan perilaku sesuai
dengan kode kehormatan.Gerakan Pramuka, Saka Bakti Husada
melaksanakan kegiatan yang meliputi :
1) Kesehatan secara umum.
2) Kesehatan secara khusus sesuai dengan macam Krida dan
kecakapan-kecakapan khususnya. Bakti kepada masyarakat,
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
15
antara lain untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup sehat
dengan jaan memberi contoh, mangadakan penyuluhan, dan
menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan dibidang
kesehatan.
e. Keanggotaan
Menurut keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 53 Th. 1985,
keanggotaan dalam saka bakti husada:
1) Anggota
Anggota Saka Bakti Husada terdiri atas:
a) Peserta Didik
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, Pramuka
Penggalang berusia 14 – 15 tahun dengan syarat-syarat
khusus yang mempunyai minat kesehatan.
b) Anggota Dewasa
Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka
c) Calon Anggota Pemuda berusia antara 16 sampai dengan 25
tahun (syarat khusus).
2) Peminat
Peminat Saka Bakti Husada terdiri dari para Pramuka Siaga dan
Pramuka Penggalang yang menyenangi bidang kesehatan.
3) Syarat Anggota
a) Menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota Saka Bakti
Husada secara sukarela dan tertulis
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
16
b) Bagi pemuda calon anggota Gerakan Pramuka, diharapkan
menyerahkan izin tertulis dari orang tua/walinya, dan
bersedia menjadi anggota Gugus depan Pramuka terdekat.
c) Bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan Pramuka
Penggalang berusia 14 -15 tahun diharapkan menyerahkan
izin tertulis dari Pembina Satuan dan pembina Gugus
depannya.
d) Bagi Pramuka Penggalang telah memenuhi Syarat Kecakapan
Umum tingkat Pengalang Terap.
e) Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina
Gugus depannya dan telah mengikuti sedikitnya Kursus
Pembina Pramuka Mahir tingkat Dasar.
f) Bagi Instruktur tetap, telah memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kecakapan dibidang kesehatan.
g) Sehat jasmani dan rohani serta dengan sukarela sanggup
mentaati segala ketentuan yang berlaku di dalam Saka Bakti
Husada.
h) Pamong Saka dan Instruktur tetap, diangkat dan dilantik oleh
Kwartir Ranting.
f. Organisasi
Menurut keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 53 Th. 1985,
keorganisasian dalam saka bakti husada:
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
17
1) Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, pemuda berusia 16 – 23
tahun dan Pramuka Penggalang berusia lebih dari 14 tahun dari
beberapa gugus depan di satu wilayah ranting/kecamatan yang
mempunyai minat, bakat dan kegemaran di bidang kesehatan,
dihimpun oleh Kwartir Ranting bersama Dewan Kerja Penegak
dan Pandega yang bersangkutan, untuk membentuk Saka Bakti
Husada.
2) Di tiap ranting dibentuk satu Saka Bakti Husada putri secara
terpisah, yang jumlah anggotanya tidak terbatas.
3) Saka Bakti Husada terdiri dari 6 krida yaitu :
a) Krida Bina Lingkungan Sehat, terdiri atas 5 (lima) SKK :
SKK Penyehatan Perumahan, SKK Penyehatan Makanan dan
Minuman, SKK Pengamanan Pestisida, SKK Pengawasan
Kualitas Air, dan SKK Penyehatan Air.
b) Krida Bina Keluarga Sehat, terdiri atas 6 (enam) SKK : SKK
Kesehatan Ibu, SKK Kesehatan Anak, SKK Kesehatan
Remaja, SKK Kesehatan Usia Lanjut, SKK Kesehatan Gigi
dan Mulut, dan SKK Kesehatan Jiwa.
c) Krida Penanggulangan Penyakit, mempunyai 8 (delapan)
SKK : SKK Penanggulangan Penyakit Malaria, SKK
Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah, SKK
Penanggulangan Penyakit Anjing Gila, SKK Penanggulangan
Penyakit Diare, SKK Penanggulangan Penyakit TB. Paru,
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
18
SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan, SKK Imunisasi,
SKK Gawat Darurat, dan SKK HIV / AIDS.
d) Krida Bina Gizi, mempunyai 5 (lima) SKK : SKK
Perencanaan Menu, SKK Dapur Umum Makanan/Darurat,
SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu, SKK Penyuluh
Gizi, dan SKK Mengenal Keadaan Gizi.
e) Krida Bina Guna Obat, meliputi 5 (lima) SKK : SKK
Pemahaman Obat, SKK Taman Obat Keluarga, SKK
Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat
Adiktif, SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan, dan SKK
Pembinaan Kosmetik.
f) Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, meliputi 5 ( lima )
SKK : SKK Bina PHBS di Rumah, SKK Bina PHBS di
Sekolah, SKK Bina PHBS di Tempat umum, SKK Bina
PHBS di Instansi Pemerintah, dan SKK Bina PHBS di
Tempat kerja
4) Tujuan SKK Gawat Darurat
(a) Dapat mengaplikasikan tanda-tanda SKK Gawat Darurat.
(b) Dapat mengaplikasikan cara melakukan resusitasi oleh 1
penolong atau 2 penolong .
(c) Mengaplikasikan keadaan patah tulang dan dapat memasang
bidai.
(d) Menggunakan alat komunikasi radio
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
19
5) Materi SKK Penanggulangan Penyakit Gawat Darurat
(1) Alamat
(2) Cara menyampaikan laporan
(3) Cara menilai pernafasan dan nadi
(4) Cara menghentikan pendarahan
(5) Membalut luka
(6) Tanda-tanda shock
(7) Tindakan untuk mengatasi shock
(8) Sistimatika penanggulangan penderita gawat darura
(9) Resusitasi
(10) Cara meminta pertolongan segera
(11) Cara mengamankan penderita/korban dan tidak
memperberat keadaannya
(12) Bidai
(13) Transportasi penderita
(14) Dalam memperagakan cara pemimpin regu Pramuka.
6) Setiap Krida beranggota 5 s/d 10 orang, sehingga dalam satu
Saka Bakti Husada dimungkinkan adanya beberapa krida yang
sama.
7) Jika satu jenis krida peminatnya lebih dari 10 orang, maka nama
krida itu diberi tambahan angka di belakangnya; misalnya, Krida
Bina Gizi1, Krida Bina Gizi2, dan Krida Bina Gizi3.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
20
8) Saka Bakti Husada putra dibina oleh Pamong Saka putra dan
Saka Bakti Husada putri dibina oleh Pamong Saka putri, serta
dibantu oleh beberapa orang instruktur.
9) Jumlah Pamong Saka di tiap saka disesuaikan dengan keadaan,
sedangkan jumlah instruktur disesuaikan dengan
kebutuhan/lingkup kegiatannya.
10) Pengurus Saka Bakti Husada disebut Dewan Saka terdiri atas
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa orang
anggota, yang dipilih diantara para Pemimpion Krida dan Wakil
Pemimpin Krida.
11) Tiap Krida dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantu oleh
seorang Wakil Pemimpin Krida.
12) Saka Bakti Husada dibina oleh Kwartir Ranting dibantu oleh
Dewan kerja Penegak dan Pandega Tingkat Ranting.
13) Masa bakti Pengurus Saka Bakti Husada sama dengan masa
bakti Kwartirnya.
2. PENDIDIKAN KESEHATAN
a. Pengertian
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan, secara
umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
21
pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Batasan ini tersirat
unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses
(upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan
output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan
dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan
(Notoadmojo, 2012).
Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.
Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat
menyadari atau mengetahui bagaimana bagaimana cara
memelihara kesehatan, bagaimana menghindari atau mencegah hal-
hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, ke
mana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
b. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan secara umum menurut
Notoatmodjo (2003) dalam Hidayat (2015) yaitu untuk mengubah
perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan. Selain
hal tersebut, tujuan pendidikan kesehatan ialah:
1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di
masyarakat.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
22
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau
berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan
hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
4) Agar penderita (masyarakat) memiliki taggung jawab yang
lebih besar pada kesehatan (dirinya).
5) Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam
mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit
menjadi parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui
rehabilitas cacat yang disebabkan oleh penyakit.
6) Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik twntang
eksistensi perubahan-perubahan sistem, cara memanfaatkannya
dengan efisien dan efektif.
7) Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri
dan bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan
kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal.
c. Faktor –faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikankesehatan
dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu:
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang
terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya,
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
23
semakin mudah seseorang menerima informasi yang
didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin
mudah pula dalam menerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap
adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan
oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
5) Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan
tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat
kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan menurut Mubarak
(2009) yaitu:
1) Dimensi Sasaran
a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.
b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran
masyarakat.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
24
2) Dimensi Tempat Pelaksanaannya
a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah
dengan sasaran murid yang pelaksanaannya diintegrasikan
dengan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).
b) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, di Pusat
Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit
Umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga
pasien.
c) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan
sasaran buruh atau karyawan.
3) Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
a) Promosi Kesehatan (Health Promotion).
b) Perlindungan Khusus (Specific Protection).
c) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis
and Prompt Treatment).
d) Pembatasan cacat (Disability Limitation).
e) Rehabilitasi (Rehabilitation).
e. Misi Pendidikan Kesehatan
Misi pendidikan kesehatan secara umum menurut
Notoatmodjo (2012), dapat dirumuskan menjadi:
1) Advokat (Advocate)
Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa
program kesehatan yang di tawarkan perlu didukung melalui
kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
25
2) Menjembatani (Mediate)
Diperlukan kerja sama dengan lingkungan maupun sektor lain
yang terkait dalam melaksanakan program-program kesehatan
maupun sektor lain yang terkait.
3) Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan dan keterampilan kepada masyarakat
agar mereka dapat mandiri untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka.
f. Metode Pendidikan Kesehatan
Metode pendidikan kesehatan menurut Achjar (2009), yaitu:
1) Metode ceramah
Ceramah ialah menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan langsung.
2) Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok ialah percakapan yang dipersiapkan
diantara tiga orang atau lebih membahas topik tertentu dengan
seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan
serta membuat suatu keputusan.
3) Metode panel
Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan
pengunjung atau peserta tentang sebuah topik dan diperlukan
tiga panelis atau lebih serta diperlukan seorang pemimpin.
4) Metode permainan peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa
sejarah, aktual, atau kejadian yang akan datang.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
26
5) Metode demonstrasi
Demonstrasi ditunjukan untuk mengevaluasi perubahan
psikomotor dengan memperliatkan cara melaksanakan suatu
tindakan atau prosedur dengan alat peraga dan tanya jawab.
g. Media dan alat bantu pendidikan kesehatan
Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan
oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran dan
biasanya dengan menggunakan alat peraga pengajaran. Alat peraga
pada dasarnya dapat membantu sasaran pendidik untuk menerima
pelajaran dengan menggunkan panca inderanya. Semakin banyak
indera yang digunakan dalam menerima pelajaran semakin
peajaran semakin baik penerimaan pelajaran (Sulihan , 2003 dalam
Hidayat, 2015). Macam-macam media atau alat bantu pendidikan
kesehatan yaitu :
1) Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
hanya memiliki unsur suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur bentuk berbagai bahan cetak seperti media
grafis.
3) Media audio visual, yaitu jedis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dianggap
lebih menarik.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
27
4) Media alat bantu, ada dua jenis yaitu alat bantu eletronik yang
rumit, misalnya film yang memerlukan alat proyeksi khusus
seperti film projector, slide projector, operhead projector
(OPH). Serta alat bantu sederhana, misalnya leaflet, model
buku bergambar, benda-benda nyata, papan tulis, poster,
boneka, phantom, dan spanduk.
3. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
a. Pengertian
Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari petugas kesehatan. Ini
berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan
sementara yang dilakukan oleh petugas (petugas medik atau orang
awam) yang pertama kali melihat korban (Suharni, 2011 dalam
Firdaus, 2015).
Pertolongan pertama adalah memberikan pertolongan dan
pengobatan darurat dengan sementara yang dilaksanakan secara
tepat dan cepat. Tujuan utama bukan untuk memberikan
pengobatan akhir, tapi suatu usaha untuk mencegah dan
melindungi korban dari keparahan yang lebih lanjut akibat suatu
kecelakaan (Sucipto, 2009 dalam Lutfiasari, 2016).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
28
b. Kewajiban Seorang Penolong
Swasanti & Putra (2014) menyatakan bahwa kewajiban
seorang penolong adalah :
1) Menjaga keselamatan diri. Dalam melakukan tindakan
pertolongan, seorang penolong wajib memperhitungkan resiko
dan mengutamakan keselamatan diri.
2) Meminta bantuan. Upayakan meminta bantuan, terutama
kepada tenaga medis.
3) Memberikan pertolongan sesuai kondisi korban. Kondisikan
tindakan pertolongan sesuai kebutuhan dan tingkat keseriusan
kondisi.
4) Mengupayakan transportasi menuju fasilitas medis terdekat.
c. Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan menurut
Smith (2005), adalah sebagai berikut :
1) Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
a) Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam
korban.
b) Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau
diperlukan.
c) Mencari dan mengatasi perdarahan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
29
2) Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi
memburuk)
a) Mengadakan diagnosa.
b) Menangani korban dengan prioritas yang logis.
c) Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang
tersembunyi.
3) Menunjang penyembuhan
a) Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.
b) Mencegah infeksi.
c) Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban
dengan tepat.
d. Faktor yang mempengaruhi praktek PPPK
Faktor yang mempengaruhi praktik pertolongan pertama
pada kecelakaan adalah faktor perilaku. Menurut Lawrence Green
dalam Notoatmodjo (2007) faktor perilaku khususnya perilaku
kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :
1) Faktor Predisposisi (Presdiposing Factors)
Faktor yang mencakup sikap dan pengetahuan masyarakat
terhadap kesehatan, keyakinan, nilai-nilai dan kepercayaan
masyarakat terhadap hal–hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi. Faktor ini lebih bersifat
dari dalam diri individu tersebut.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
30
2) Faktor Pendukung (Enabling Factors)
Mencakup yang terwujud dalam lingkungan fisik, termasuk
didalamnya ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit. Fasilitas umum seperti media
massa, media pendidikan kesehatan, transportasi, fasilitas,
kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.
3) Faktor Penguat (Reinforcing Faktors)
Meliputi sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agama,
tokoh masyarakat dan keluarga. Untuk perilaku sehat,
masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan,
sikap dan pendukung positif, melainkan memerlukan perilaku
contoh (acuan) dari tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga
lebih-lebih petugas kesehatan.
e. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Prinsip yang harus ditanamkan dalam melaksanakan tugas
PPPK menurut Margareta (2012), Andryawan dan Amin (2013)
dalam Firdaus 2015 adalah :
1) Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum
menolong :
a) Bersikap tenang, jangan perna panik
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
31
Jangan panik tidak berarti boleh lamban. Ketika
menghadapi keadaan darurat, senantiasalah bekerja
dengan rencana jelas dan terkendali, agar bisa berjalan
efektif (Smith, 2005 dalam firdaus 2015).
b) Perhatikan jalan nafas korban (Airway)
Sebelum melakukan tahapan A (Airway), harus terlebih
dahulu dilakukan prosedur awal, yaitu :
a)) Memastikan keamanan bagi penolong
b)) Memastikan kesadaran dari korban, penolong harus
melakukan upaya agar memastikan kesadaran korban,
dapat dengan cara menyentuh atau menggoyangkan bahu
korban dengan lembut untuk mencegah pergerakan yang
berlebihan.
c)) Meminta pertolongan
Jika ternyata korban tidak memberikan respon terhadap
panggilan segera minta bantuan dengan cara berteriak
“tolong”.
d)) Memperbaiki posisi korban
Jika korban ditemukan dengan posisi miring atau
tengkurap ubahlah posisi korban ke posisi terlentang.
e)) Mengatur posisi penolong
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
32
Penolong berlutut sejajar dengan bahu agar saat
memberikan bantuan napas dan sirkulasi, penolong tidak
perlu mengubah posisi atau pergerakan lutut.
f)) Jalan nafas berarti apakah pernafasan korban tidak
lancar atau bebas. Hal ini dapat dengan mudah diketahui
apakah korban masih berhembus nafasnya melalui hidun
atau mulut.
c) Perhatikan pernafasan (Breathing)
Pernafasan berarti apakah pernafasan korban masih ada
atau tidak. Tindakan yang dilakukan adlah meraba
keluarnya nafas korban, dari hidung atau mulut. Hal ini
yang diperhatikan adalah pada bagian perut dan dada.
d) Perhatikan peredaran darah (Circulation)
Setelah melakukan langkah A dan B, perhatikan denyut
jantung korban atau saluran pernafasannya. Hal ini dapat
diketahui dengan memperhatikan apakah penderita sadar
atau tidak.
e) Hentikan perdarahan
Letakan bagian perdarahan lebih tinggi daripada bagian
tubuh yang lain, kecuali kalau keadaan tidak mengizinkan.
Dengan menggunakan sapu tangan ataupu kain yang
bersih, tekanlah tempat perdarahan kuat-kuat dengan sapu
tangan tersebut. Kemudian ikatlah sapu tangan tadi dengan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
33
dasi, baju, ikat pinggang atau apapun yang bisa untuk
mengikat, agar sapu tangan tadi tetap menekan luka atau
pedarahan tersebut.
f) Perhatikan tanda-tanda shock
Apabila ada tanda-tanda shock, korban di telentangkan
dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang
lain. Apabila korban mengalami cedera di bagian dada,
dan menderita sesak nafas (masih sadar), letakanlah
korban dalam sikap setengah duduk.
g) Jangan memindahkan korban secara terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum
dapat dipastikan jenis serta keparahan cidera yang dialami.
Apabila korban tidak hendak diusung, terlebih dahulu
perdarahan harus dihentikan, serta tulang tulang tang patah
harus dibidai. Saat akan mengusung korban, usahakan
supaya kepala korban tetap terlindungi dan setiap kali
harus diperhatikan jangan sampai saluran pernafasannya
tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
h) Teliti, tanggap dan melakukan gerakan dengan tangkas
dan tepat tanpa menambah kerusakan.
2) Memberikan perasaan tenang dan mencegah atau mengurangi
rasa takut dan gelisah korban kecelakaan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
34
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
35
f. Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Fraktur/
Patah Tulang
1) Pengertian
Patah tulang atau fraktur yaitu patah atau retak pada
bagian tulang ( Thygerson, 2011). Fraktur adalah patah tulang,
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price dan
Wilson, 2006).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di
tentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang di
kenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang,
kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur
sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis,
yangmenyebabkan fraktur yang patologis (Mansjoer, 2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di
tandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan
fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2002).
2) Penyebab fraktur
Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (2006)
ada 3 yaitu:
a) Cidera atau benturan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
36
b) Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang
telah menjadi lemah oleh karena tumor, kanker dan
osteoporosis.
c) Fraktur beban
Fraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang-
orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas mereka,
seperti baru di terima dalam angkatan bersenjata atau
orang- orang yang baru mulai latihan lari.
3) Gejala dan tanda klinis fraktur
Menurut Thygerson (2011), tanda yang muncul apabila
terdapat fraktur :
a) Deformitas yaitu perubahan bentuk tulang jadi memendek
karena kuatnya tarikan otot-otot ekstremitas yang menarik
patahan tulang, untuk mengetahuinya dengan
membandingkan bagian yang cedera dengan bagian yang
tidak cedera pada sisi lain.
b) Luka terbuka (Open wound) dapat menunjukan adanya
fraktur dibawahnya.
c) Nyeri tekan (Tenderness), nyeri tersebut sering ditemukan
hanya di tempat fraktur. Korban biasanya dapat
menunjukan tempat nyeri atau merasa nyeri bila disentuh.
d) Pembekakan (Swelling) disebabkan oleh perdarahan yang
terjadi secara cepat setelah suatu fraktur.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
37
e) Korban tidak mampu menggunakan bagian yang cedera
secara normal.
f) Rasa tidak nyaman atau gemeretak dapat dirasakan dan
kadang- kadang bahkan terdengar ketika ujung- ujung
tulang yang patah bergesekan.
g) Korban dapat mendengar atau meraskan tulang berderak.
4) Jenis-jenis fraktur
a) Menurut Mansjoer (2002) ada tidaknya hubungan antara
patahan tulang dengan dunia luar di bagi menjadi 2 antara
lain :
(1) Fraktur terbuka (open/compound fraktur) yaitu patah
tulang disertai kerusakan kulit diatasnya, hingga bagian
tulang yang patah berhubungan langsung dengan dunia
luar. Dikatakan terbuka bila tulang yang patah
menembus otot dan kulit yang memungkinkan / potensial
untuk terjadi infeksi dimana kuman dari luar dapat
masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah.
(2) Fraktur tertutup (closed) yaitu patah tulang tanpa
disertai kerusakan kulit diatasnya. Dikatakan tertutup
bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
38
b) Menurut Mansjoer (2002) derajat kerusakan tulang dibagi
menjadi 2 yaitu:
(1) Patah tulang lengkap (Complete fraktur)
Dikatakan lengkap bila patahan tulang terpisah satu
dengan yang lainya, atau garis fraktur melibatkan seluruh
potongan menyilang dari tulang dan fragmen tulang
biasanya berubak tempat.
(2) Patah tulang tidak lengkap ( Incomplete fraktur )
Bila antara oatahan tulang masih ada hubungan
sebagian. Salah satu sisi patah yang lainya biasanya
hanya bengkok yang sering disebut green stick.
Menurut Price dan Wilson (2005) kekuatan dan
sudut dari tenaga fisik,keadaan tulang, dan jaringan lunak
di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang
terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap
terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur
tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
c) Menurut Mansjoer (2002) bentuk garis patah dan
hubungannya dengan mekanisme trauma ada 5 yaitu:
(1) Fraktur Transversal : fraktur yang arahnya malintang
pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau
langsung.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
39
(2) Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya
membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan
akibat dari trauma angulasi juga.
(3) Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya sepiral
yang di sebabkan oleh trauma rotasi.
(4) Fraktur Kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma
aksial fleksi yang mendorong tulang kea rah permukaan
lain.
(5) Fraktur Afulsi : fraktur yang di akibatkan karena trauma
tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang
d) Menurut Smeltzer dan Bare (2001) jumlah garis patahan
ada 3 antara lain:
(1) Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari
satu dan saling berhubungan.
(2) Fraktur Segmental : fraktur dimana garis patah lebih
dari satu tapi tidak berhubungan.
(3) Fraktur Multiple : fraktur diman garis patah lebih dari
satu tapi tidak pada tulang yang sama.
5) Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan fraktur
a) Menurut Thygerson (2011), perawatan untuk cedera tulang:
(1) Buka dan periksa area tempat cedera.
(a) Cari deformitas, luka terbuka, memar dan
pembekakan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
40
(b) Rasakan area yang cedera untuk memeriksa adakah
deformitas dan nyeri tekan saat disentuh.
(c) Tanyakan apakah korban merasakn nyeri dan
mampu menggunakan bagian yang cedera secara
normal.
(2) Stabilkan bagian yang cedera untuk mencegah gerakan.
(a) Ikuti tindakan pencegahan.
(b) Jika layanan medis darurat secara tiba, stabilkan
bagian yang cedera dengan tangan anda sampai
bantuan tiba.
(c) Jika layanan medis darurat terlambat, atau jika anda
membawa korban ke perawatan medis, stabilkan
bagian yang cedera dengan bidai.
(3) Jika cedera adalah fraktur terbuka, jangan mendorong
tulang yang protrusi. Tutup luka dan tulang yang terpajan
dengan kasa di sekitar tulang, dan perban cedera tanpa
meneka tulang.
(4) Kompres degan es atau kantong dingin (cold pack) jika
memungkinkan untuk membantu mengurangi
pembengkakan dan nyeri.
(5) Ari pertolongan medis. Telpon 118 atau layanan medis
darurat setempat untuk setiap fraktur terbuka atau fraktur
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
41
tulang besar (seperti paha) atau bila membawa
korbansulit atau akan memperberat cedera.
b) Menurut Junaidi (2011), tindakan pertolongan pada fraktur
dengan pemasangan bidai. Pemasangan bidai pada tulang
panjang diusahakan melewati 2 atau lebih persendian.
(1) Fraktur tulang paha bagian atas
(a) Sebelum memasang bidai usahakan meluruskan
tulang seanatomis mungkin
(b) Pasang bidai luar dari tumit hingga pinggang
(c) Pasang bidai dalam dari tumit hingga selangkangan
(d) Ikat dengan pembalut dasi lipatan 2 kali diatas dan
diawah bagian yang patah
(e) Tulang betis diikat dengan pembalut dasi lipatan 1
kali
(f) Kedua lutut diikat dengan pembalut dasi lipatan 2
kali
(g) Tumit diikat dengan pembalut dasi lipatan 3 kali
(h) Bagian yang patah ditinggikan
Gambar 2.1 Pembidaian pada fraktur tulang paha bagian atas
(2) Fraktur tulang paha bagian bawah
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
42
(a) Sebelum memasang bidai usahakan meluruskan
tulang seanatomis mungkin
(b) Pasang bidai luar dan dalam sepanjang tungkai
(c) Pasang bidai dalam dari tumit hingga selangkangan
(d) Ikat dengan pembalut dasi lipatan 2 kali diatas dan
diawah bagian yang patah
(e) Tulang betis diikat dengan pembalut dasi lipatan 1
kali
(f) Kedua lutut diikat dengan pembalut dasi lipatan 2
kali
(g) Tumit diikat dengan pembalut dasi lipatan 3 kali
(h) Bagian yang patah ditinggikan
Gambar 2.2 Pembidaian pada fraktur tulang paha bagian bawah
(3) Fraktur pada sendi lutut/ tempurung lutut
Gejala dan tandanya adalah korban tidak mampu
meluruskan kakinya dan nyeri pada lutut sangat hebat.
Terkadang teraba tempat kosong atau cekungan di
tempat tempurung lutut. Jika ada perdarahan di dalam
lutut, akan timbul pembengkakan yang terjadi dengan
cepat.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
43
Tindakan pertolongannya adalah sebagai berikut:
(a) Balut denga pembalut tekan diatas lutut.
(b) Pasang bidai dibawah lutut, dengan posisi agak
dibengkokkan.
(c) Beri bantalan dibawah lutut dan pergelangan kaki.
(d) Untuk mengurangi rasa sakit pergunakan kompres
es atau air dingin.
Gambar 2.3 Pembidaian pada fraktur pada sendi lutut/ tempurung lutut
(4) Fraktur tungkai bawah
Tungkai memiliki dua buah tulang panjang, yaitu
tulang kering dan tulang betis. Letaknya yang tidak
begitu terlindung, membuat tulang kering lebih mudah
patah jika terbentur benda keras. Kecelakaan atau
terkilir di pergelangan kaki biasanya disertai patah
tulang. Gejala dan tandanya adalah nyeri tekan, nyeri
sumb dan nyeri saat digerakan.
Tindakan pertolongannya adalah sebagai berikut:
(a) Pasang bidai yang sudah dibungkus selimut dari
tumit sampai paha bagian bawah
(b) Berikan bantalan dibawah lutut dan pergelangan
kaki
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
44
Gambar 2.4 Pembidaian pada fraktur tungkai bawah
(5) Fraktur pada pergelangan kaki dan telapak kaki
(a) Pasang pembalut tekan
(b) Pasang bidai dibawah telapak kaki
(c) Berikan bantalan dibawah tumit
Gambar 2.5 Pembidaian pada fraktur pergelagan kaki dan telapak kaki
(6) Fraktur tulang lengan atas
Tulang lengan atas hanya ada satu buah dan
berbentuk tulang panjang (tulang pipa). Tanda-tanda
patah tulang pipaa ialah nyeri tekan pada tempat yang
patah dan terdapat nyeri tekan sumbu (rasa nyeri akan
timbul bila tulan ditekan di kedua ujungnya).
Tindakan pertolongan fraktur lengan atas adalah
sebagai berikut:
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
45
(a) Pasang bidai luar dari bawah siku hingga melewati
bahu dan bidai dalam sampai ketiak
(b) Ikat dengan 2 pembalut dasi lipatan 3
(c) Lipat siku yang sudah dibidai ke dada dan
gantungkan ke leher dengan pembalut segitiga
(d) Apabila patah tulang terjadi didekat sendi siku,
biasanya sikut tidak dapat dilipat.
(e) Pasang bidai yang juga meliputi lengan bawah.
Biarkan lengan dalam keadaan lurus tanpa perlu
digantungkan ke leher.
Gambar 2.6 Pembidaian pada fraktur tulang lengan atas
(7) Fraktur tulang lengan bawah
Lengan bawah memiliki dua batang tulang panjang, satu
yang searah dengan ibu jari dan sebatang lainnya di sisi
yang searah dengan kelingking. Apabila salah satu ada
yang patah yang lainnya akan bertindak sebagai bidai
sehingga tulang yang patah itu tidak pindah dari
tempatnya. Apabila cedera terjadi di dekat pergelangan
tangan maka biasanya kedua-duanya akan patah.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
46
Tindakan pertolongan fraktur lengan bawah adalah
sebagai berikut:
(a) Pasang bidai luar dan dalam sepanjang lengan
bawah
(b) Ikat dengan pembalut dasi
(c) Siku dilipat ke dada dan gantungkan ke leher dengan
pembalut segitiga
Gambar 2.7 Pembidaian pada fraktur tulang lengan bawah
(8) Fraktur tulang pergelangan tangan dan telapak tangan
Sendi pergelangan tangan tersusun oleh beberapa
tukang yang kecil-kecil. Jika ada satu saja yang patah
maka pergelangan tangan akan sakit bila digerakan.
Kadang-kadang patah tulang pergelangan tangan juga
diikuti oleh patah ujung kedua tulang lengan bawah.
Tindakan pertolongannya adalah sebagai berikut:
(a) Pasang bidai dari ujung lengan bawah sampai
telapak tangan.
(b) Jari-jari tangan agak melengkung
(c) Siku dilipat dan digantungkan ke leher.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
47
(d) Antara bidai dan telapak tangan diberi bantalan
lembut padat. Bidai dipasang lurus dan meliputi
ujung lengan bawah.
Gambar 2.8 Pembidaian pada fraktur tulang pergelangan tangan
dan telapak tangan
(9) Fraktur tulang rusuk (Costae)
Tanda-tanda patah tulang iga ialah dada terasa sakit
saat bernafas, batuk atau bersin. Nyeri terutama akan
terasa bila bagian tulang yang patah ditekan. Nyeri
sumbu juga terdapat patah tulang iga. Nyeri sumbu yaitu
iga yang patah akan terasa sakit apabila ditekan dari
arah tulang punggung dan tulang dada. Iga yang patah
dapat berbahaya bagi paru-paru karena paru-paru dapat
tertusuk bagian tulang yang patah.
Tindakan pertolongan fraktur rusuk adalah sebagai
berikut:
(a) Iga yang patah difiksasi (ditopang agar tidak
bergerak), kemudian pasang bidai plester
(strapping).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
48
(b) Tempelkan plester saat mengeluarkan nafas
(c) Plester dipasang mulai tulang punggung sampai
tulang dada yang dimulai dari iga bawah dan
dipasang saling berhimpitan
Gambar 2.9 Pembidaian pada fraktur tulang rusuk (Costae)
(10) Fraktur tulang tengkorak
(a) Bersihkan jalan nafas
(b) Baringkan korban posisi miring/ telungkup
(c) Bila fraktur tertutup, bersihkan daerah tersebut
(d) Bila ada perdarahan segera hentikan
(e) Bila fraktur terbuka, tutup luka dengan kasa steril
dan balut dengan balutan longgar
(11) Fraktur tulang rahang
Patah pada tulang rahang biasanya mudah
diketahui, dimana akan terlihat bentuknya tidak lagi
lurus atau simetris, nyeri kalau menggerakannya dan
ada pembekakan.
Tindakan pertolongan fraktur rahang adalah sebagi
berikut:
(a) Hilangkan rasa sakit dengan kompres es
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
49
(b) Balut pakai pembalut segitiga dengan lipatan 2-3
kali, lalu bagian ujung dipotong memanjang
ditengah untuk mengikatkan
Gambar 2.10 Pembidaian pada fraktur tulang rahang
(12) Fraktur tulang leher
(a) Sangat berbahaya karena didalamnya ada
MS(Medula spinalis/ SSTB) dan pembuluh darah
(b) Cegah terjadinya shock
(c) Bersihkan jalan nafas
(d) Pasang Colar spine (penyangga leher)
(e) Angkat ke atas tandu (Stretcher)
(f) Baringkan dengan dipasang ganjal sekeliling leher
Gambar 2.11 Pembidaian pada fraktur tulang leher
(13) Fraktur tulang punggung
(a) Sangat berbahaya karena bisa merusak SSTB
(Sumsum Tulang Belakang)
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
50
(b) Biarkan penderita dalam posisi berbaring
(c) Pasang bidai “Long spine board”
(d) Angkat ke tandu, pasang ganjal di pinggang
(e) Kedua kaki diikatkan
Gambar 2.12 Pembidaian pada fraktur tulang punggung
(14) Fraktur tulang selangka
Tulang selangka adalah tulang yang
menghubungkan pangkal tulang dada dengan tulang
bahu. Tulang ini terletak dangkal dibawah kulit
sehingga mudah diraba. Fraktur pada tulang selangka
menyebabkan bahu akan condong keluar, daerah yang
patah akan terasa nyeri. Dekat dibawah tulang selangka,
terdapat pembuluh- pembuluh darah yang cukup besar
sehingga apabila tulang selangka patah harus dipikirkan
adanya bahaya pembuluh- pembuluh tersebut terlukai
oleh tulang yang patah.
Tindakan pertolongan fraktur selangka adalah
sebagai berikut:
(a) Tindakan pertolongan yang pertama adalah kenakan
baluta “ransel’ kepada korban.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
51
(b) Dari pundak kiri pembalut disilangkan melalui
punggung ke ketiak kanan. Selanjutnya dari ketiak
kanan ke depan dan ke atas pundak kanan. Dari
pundak kanan disilangkan lagi ke ketiak kiri lalu ke
pundak kanan.
Gambar 2.13 Pembidaian pada fraktur tulang selangka
4. PENGETAHUAN
a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil
“tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Peginderaan terhadap objek terjadi
melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba itu sendiri. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
b. Tingkat Pengetahuan
Hal lain juga diungkapkan oleh Notoatmodjo (2012)
tentang tingkat pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif
yang mempunyai 6 tingkat, yaitu :
1) Tahu (Know)
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
52
Bila seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar
apa yang telah di pelajarinya, misalkan istilah-istilah.
2) Memahami (Comprehention)
Seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar ide dapat
menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Telah ada kemampuan untuk menggunakan apa yang telah
dipelajarinya dari situasi lainnya.
4) Analisis (Analysis)
Kemampuan meningkatkan diana seseorang telah mampu
menerangkan bagian-bagian yang menyusun suatu bentuk
pegetahun tertentu dan menganalisis satu sama lain.
5) Sintesis (Synhesis)
Mampu menyusun kembali ke bentuk semula ataupun ke
bentuk lainnya.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
53
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pengalaman
Pengalaman dalah hal yang pernah dialami oleh seseorang
ataupun orang lain sebab itu pengalaman dapat bersumber dari
diri sendiri dan orang lain.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang dapat membawa seseorang
untuk memiliki ataupun meraih pengetahuan dan wawasan
yang seluas-luasnya.
3) Keyakinan
Keyakinan diperoleh secara turun-temurun dan biasanya tidak
memiliki pembuktian yang kuat terlebih dahulu. Keyakinan
yang dimiliki seseorang akan sangat mempengaruhi
pengetahuan.
4) Fasilitas
Fasilitas dapat diartikan sebagai sumber informasi yang dapat
digunakan seseorang untuk mendapatkan informasi untuk
memperluas pengetahuan.
5) Latar belakang finansial
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
54
Latar belakang finansial seseorang akan berpengaruh pada
kemampuan seseorang untuk melengkapi hidupnya dengan
sumber-sumber informasi yang memadai.
6) Sosial budaya
Kebudayaan, adat istiadat dan kebiasaan yang dianut seseorang
ataupun masyarakat yang ada disekitarnya akan sangat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan perilaku seseorang
terhadap suatu hal.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2010) dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi :
a) Cara coba salah ( Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini
gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
55
dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan
keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
sengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Kekuasaan atau otoritas
Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari
generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini
bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Sumber
pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin- pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, para pemuka
agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
e) Akal sehat (common sense)
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
56
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misal dengan pemberian
hadiah dan hukuman masih dianut oleh banyak orang untuk
mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
57
B. KERANGKA TEORI
Kerangka teori penelitian merupakan kumpulan teori yang
mendasari topik penelitian, yang disusun berdasarkan pada teori yang
sudah ada dalam tinjauan teori dan mengikuti kaedah input , proses dan
output (Saryono, 2011)
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.14 Kerangka teori
Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007)
Faktor yang mempengaruhi praktik
P3K:
1. Faktor Predisposisi (Presdiposing
Factors)
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Kepercayaan, Nilai-nilai
d. Pendidikan
e. Sosial Ekonomi
2. Faktor Pendukung (Enabling
Factors)
a. Sarana, Prasarana Atau
Fasilitas
b. Fasilitas Umum: Media
Massa/ Media Pendidikan
Kesehatan.
3. Faktor Penguat (Reinforcing
Faktors)
a. Dukungan Petugas Kesehatan
b. Dukungan Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat
c. Dukungan Keluarga
KECELAKAAN
PPPK
Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
1. Pengalaman
2. Pendidikan
3. Keyakinan
4. Fasilitas
5. Latar belakang finansial
6. Sosial budaya
Pendidikan
Kesehatan
Metode
Penyuluhan
Faktor yang mempengaruhi
pendidikan kesehatan:
1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat social ekonomi
3. Adat istiadat
4. Kepercayaan
masyarakat
5. Ketersediaan waktu di
masyarakat
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
58
C. KERANGKA KONSEP
D.
E.
Gambar 2.15 Kerangka konsep
D. HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang kebenarannya perlu
diteliti lebih lanjut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H0 : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK) terhadap tingkat pengetahuan anggota Saka Bakti
Husada di Kwarcab Banyumas.
Ha : Ada pengaruh pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK) terhadap tingkat pengetahuan anggota Saka Bakti
Husada di Kwarcab Banyumas.
Pendidikan
Kesehatan
P3K
Post-Test
Pengetahuan
P3K
Pre-Test
Pengetahuan
P3K
Variabel Terikat
(Sebelum Intervensi)
Variabel Bebas
(Intervensi)
Variabel Terikat
(Sesudah Intervensi)
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Sinta Aprianingsih , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
top related