bab ii tinjauan pustakarepository.ump.ac.id/5813/3/didik arifin bab ii.pdf · mengurangi konsumsi...
Post on 22-Nov-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah
yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila
tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan
tersebut untuk orang dewasa diatas 18 tahun) (Adib, 2009).
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari
140 mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan istirahat (Depkes,
2010).
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11
Menurut Bustan (2007), hipertensi merupakan faktor resiko dari
berbagai penyakit seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
untuk pembuluh darah jantung.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dan dapat
mengakibatkan terjadinya stroke atau penyakit jantung koroner.
2. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia tahun
2007, menggunakan klasifikasi WHO dan JNC 7 sebagai klasifikasi
hipertensi yang digunakan di Indonesia.
Klasifikasi hipertensi menurut WHO dan JNC 7 terdapat pada tabel
2.1 dan tabel 2.2.
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO Kategori Tekanan Darah Sistolik
(mmHg)
Tekanan Darah Diastolik
(mmHg)
Optimal 120 80
Normal 130 85
Tingkat 1
(HT Ringan)
140-159 90-99
Tingkat 2
(HT Sedang)
160-179 100-109
10
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
12
Tingkat 3
(HT Berat) 180 110
Tingkat 4
(HT Maligna) 210 120
(Sumber: Arif M, 2009).
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut The joint National comittee 7 Kategori Tekana Darah Sistolik
(mmHg)
Tekanan Darah Diastolik
(mmHg)
Normal 120 80
Pre Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 90-99
Hipertensi tahap 2 160 100
(Sumber: Kuswardhani, 2007).
Klasifikasi hipertensi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
klasifikasi hipertensi menurut World Health Organization (WHO).
3. Jenis Hipertensi
Menurut Sustrani (2006), hipertensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer ialah hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya, namun dipengaruhi oleh faktor
keturunan (gen), umur, jenis kelamin, pola makan, obesitas, perilaku
merokok, kurangnya berolahraga, dan stress. Sedangkan hipertensi sekunder
ialah hipertensi yang diketahui penyebabnya yaitu karena adanya penyakit
lain seperti penyakit jantung, diabetes, gagal ginjal.
Menurut Bustan (2007) jenis hipertensi dapat juga dibedakan menurut
gangguan tekanan darah yaitu hipertensi sistolik dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik saja, umumnya ditemukan pada usia lanjut.
Sedangkan hipertensi diastolik yaitu peningkatan tekanan darah diastolik
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13
tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya terjadi pada anak-anak
atau dewasa muda.
Mahalul Azam (2005) Hipertensi menurut gejala, hipertensi benigna
yaitu keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya
ditemukan pada saat penderita di chek up. Sedangkan hipertensi maligna
adalah keadaan hipertensi yang membahayakan, biasanya disertai dengan
keadaan kegawatan yang merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti
otak, jantung, dan ginjal.
Dari uraian tentang jenis hipertensi diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi dapat menimpa siapa saja dari anak-anak sampai lansia dan bisa
dipengaruhi oleh faktor umur, aktivitas fisik, diet (pola makan).
4. Gejala Hipertensi
Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda
atau gejala, meskipun tekanan darah mencapai level tinggi yang
membahayakan kesehatan. Tetapi beberapa orang dengan hipertensi tahap
awal ada yang mengalami pusing, sakit kepala, kelelahan, wajah kemerahan
bahkan sampai mimisan. Tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul sampai
hipertensi mencapai tahap yang berat bahkan tingkat yang mengancam
nyawa (Marliana, 2007).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun penderita
hipertensi ada yang tidak mengalami tanda dan gejala hipertensi, tetapi kita
harus tetap waspada. Jika seseorang mengalami pusing atau sakit kepala
sebaiknya memeriksakan ke dokter.
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14
5. Patofisiologi Hipertensi
Menurut Yusuf (2008), Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung
dan tahanan perifer. Didalam tubuh, terdapat sistem yang berfungsi
mencegah perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang
bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada juga yang bereaksi
lebih lama. Sistem yang cepat tersebut antara lain refleks kardiovaskular
melalui baroreseptor, refleks kemoreseptor, respon iskemia susunan saraf
pusat, dan refleks yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis, dan otot polos.
Sistem lain yang kurang cepat merespon perubahan tekanan darah
melibatkan respon ginjal dengan pengaturan hormon angiotensin dan
vasopresor.
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosklerosis yang
merupakan bentuk dari arteriosklerosis (pengerasan arteri). Atherosklerosis
ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif pada dinding arteri
sehingga mengurangi volume aliran darah ke jantung, karena sel-sel otot
arteri tertimbun lemak yang kemudian membentuk plak, maka terjadi
penyempitan pada arteri dan penurunan elastisitas arteri sehingga tidak
dapat mengatur tekanan darah kemudian mengakibatkan hipertensi.
Kekakuan arteri dan kelambanan aliran darah menyebabkan beban jantung
bertambah berat yang dimanifestasikan dalam bentuk hipertrofi ventrikel
kiri (HVK) dan gangguan fungsi diastolik karena gangguan relaksasi
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
15
ventrikel kiri sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah dalam
sistem sirkulasi. Hull, (1996; dalam Panggabean 2006, Bustan 2007).
Dari uraian patofisiologi hipertensi diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi dimulai adanya pengerasan arteri. Pada dinding arteri terdapat
penimbunan lemak yang mengakibatkan berkurangnya volume aliran darah
ke jantung. Dari penimbunan itu membentuk plak yang kemudian terjadi
penyempitan dan penurunan elastisitas arteri sehingga tekanan darah tidak
dapat diatur yang artinya beban jantung bertambah berat dan terjadi
gangguan diastolik yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
6. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi menurut Sustrani (2006) adalah:
a. Penyakit Jantung koroner
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah ditubuh
akan semakin mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal.
b. Payah Jantung
Payah Jantung (Congestive Heart Failure) adalah kondisi dimana
jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh.
Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung.
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
16
darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah
yang berhenti dipembuluh yang sudah menyempit.
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti
orang bingung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu
bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan misalnya wajah, mulut,
lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas (Santoso, 2006).
d. Kerusakan pada ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang
menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan
adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan
membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan
diperlukan cangkok ginjal baru.
e. Gangguan pada Mata
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,
Sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.
B. Pencegahan Hipertensi
1. Pencegahan hipertensi menurut Marliana (2007) yaitu :
a. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan
jantung berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil
yang menyebabkan jantung terpaksa memompa lebih kuat untuk
memenuhi keperluan tubuh kita.
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
17
b. Mengurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat
menyebabkan lebih banyak air disimpan dan mengakibatkan tekanan
darah menjadi tinggi.
c. Mengurangi lemak, lemak yang berlebihan akan terkumpul disekeliling
pembuluh darah dan menjadikannya tebal dan kaku.
d. mempertahankan berat badan ideal.
e. Olahraga secara teratur.
f. Menghindari konsumsi alkohol
g. Mengkonsumsi makanan sehat, rendah lemak kaya vitamin dan mineral
alami.
2. Pencegahan hipertensi menurut Bustan (2007) ada 3 yaitu:
a. Prepatogenesis
Pada tahap prepatogenesis level pencegahan dapat berupa promotif
(mempromosi kesehatan), proteksi spesifik (mengurangi garam sebagai
salah satu faktor resiko) dengan intervensi pencegahan yaitu
meningkatkan derajat kesehatan gizi dan perilaku hidup sehat, serta
menghindari faktor resiko.
b. Pathogenesis
Pathogenesis dalam tahap ini dibagi dalam 2 level pencegahan yaitu
diagnosa awal dan pengobatan yang tepat. Pengobatan yang tepat artinya
segera mendapatkan pengobatan yang komprehensif pada awal keluhan.
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
18
Intervensi pencegahan pathogenesis meliputi pemeriksaan fisik tekanan
darah.
c. Post Pathogenesis
Pada tahap post pathogenesis level pencegahan dengan upaya
rehabilitasi yaitu perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bisa
diobati.
C. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanan hipertensi menurut Junaidi (2010) dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
Merupakan pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan yang
diterapkan untuk hipertensi. Pengobatan dengan cara ini penurunan
tekanan darah diupayakan melalui merubah kebiasaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya hipertensi antara lain:
1) Penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk mengurangi berat
badan sampai batas ideal dengan cara diit yang diatur porsi makannya.
2) Mengurangi penggunaan garam sampai kurang dari 2-3 gram natrium
per hari.
3) Membatasi konsumsi alkohol dan kopi.
4) Melakukan olahraga secara teratur.
5) Berhenti merokok.
6) Managemen stress agar tidak terlalu mempengaruhi pikiran.
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
19
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Pengobatan yang didasarkan pada obat-obatan medis. Pengobatan
ini dilakukan pada hipertensi dengan tekanan sistolik 140 mmHg, dan
tekanan darah diastolik 90 mmHg. Perlu diingat pengobatan
farmakologis merupakan pengobatan jangka panjang bahkan mungkin
sampai seumur hidup.
2. Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan hipertensi dengan
farmakologis (Sanif, 2009).
a. Diuretik
1) Aldosteron Antagonis
Obat ini akan memblokir reseptor aldosteron di jantung, ginjal,
otak, dinding pembuluh darah. Obat ini akan mengakibatkan sering
kencing, berkeringat yang akan membawa lebih banyak garam dan
air keluar dari tubuh, Sehingga volume darah berkurang dan
berakibat turunnya tekanan darah. Contoh obat dari aldosteron antara
lain: aldactone, carpiatone, letonal, spirolactone).
2) Thiazide
Merupakan diuretik pada tahap awal, namun jangka panjang
dapat melebarkan dinding pembuluh darah. Efek sampingnya yaitu
impotensi, beberapa contoh obat thiazide antara lain: Chlorthalidone
(hygroton), chlorthiazide (diuril), H.C.T (hyrochlorthyazide),
Triamterene (maxzide).
b. Beta Blocker
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
20
Penyekat reseptor adrenergik mengurangi tekanan darah melalui
penurunan curah jantung, karena reduksi kecepatan detak jantung dan
kontraktilitas mekanisme lain yang diajukan mengenai bagaimana beta
blocker mengurangi tekanan darah efek pada sistem darah pusat dan
inhibisi pelepasan renin. Beta blocker terutama efektif pada pasien
hipertensi dengan takikardi, dan hipotensi. Mereka dikuatkan oleh
pemberian dengan diuretik. Beberapa contoh antihipertensi golongan
Bete blocker adalah Amlodipine, Cardivask, felodipine, Nicardipine.
3. Cara alami menurunkan tekanan darah (tanpa obat), menurut Kuntaraf
(2009) yaitu:
a. Biasakan berjalan kaki
Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan
tekanan darahnya dengan cepat 6-8 mmHg. Berjalan akan membuat
jantung lebih banyak menggunakan oksigen dengan lebih efisien,
Sehingga tidak berupaya keras memompa darah. Melakukan latihan
sedikitnya 30 menit setiap hari, mencobalah meningkatkan kecepatan
atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.
b. Tarik napas panjang
Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti yoga dapat
mengurangi stress. Melakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi
dan malam hari. Menarik napas dalam-dalam. Membuang napas dan
melepaskan semua ketegangan.
c. Pilih produk kaya kalium
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
21
Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran
merupakan bagian penting dalam program penurunun tekanan darah,
Usahakan untuk mendapatkan asupan kalium 2.000-4.000 mg per hari.
Sumber kalium terdapat pada ubi jalar, tomat, jus jeruk, pisang, melon,
kentang, kacang merah.
d. Batasi konsumsi garam
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
lebih besar kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi, terutama
yang sensitif terhadap garam atau sodium. Karena tidak ada cara untuk
mengetahui apakah seseorang sensitif terhadap sodium, maka setiap
orang harus mengurangi asupan sodiumnya. Batas penggunaan garam
adalah 1.500 mg per hari, Sedangkan setengah sendok teh garam
mengandung sekitar 1.200 mg sodium. Untuk cara mengatur makanan
dapat ditumis untuk memperbaiki rasa, membubuhkan garam saat diatas
meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang
berlebihan. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan
penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari
e. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu akan meningkatkan risiko
hipertensi sebesar 15%. Sebab kerja lembur membuat tubuh jarang
berolahraga dan makan sehat. Mengusahakan menyelesaikan pekerjaan
pada jam yang tepat sehingga dapat berolahraga dan dapat memasak
makanan yang sehat.
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
22
f. Makan bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak
hanya melindungi anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat
mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam
dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan kimia
berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam
amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
4. Cara mengatur menu makanan yaitu:
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi
untuk menghindari meningkatnya tekanan darah. Makanan yang harus
dihindari atau dibatasi adalah:
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, minyak
kelapa, gajih.
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti
biskuit, keripik dan makanan kering yang asin.
c. Makanan dan minuman dalam kaleng misalnya sarden, sosis, soft drink.
d. Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan sayur dan buah, abon,
ikan asin, udang kering, telur asin.
e. Sumber protein yang tinggi kolesterol seperti daging merah, kuning telur,
kulit ayam, dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Gaya hidup seperti ini tidak baik untuk tubuh dan kesehatan, tubuh
kita menjadi rusak karena makanan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi
lemah dan rentan terhadap penyakit (Depkes RI, 2008).
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
23
D. Faktor Resiko
Elsanti (2009), mengelompokan menjadi 2 yaitu faktor resiko yang
dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol.
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol.
a. Umur
Menurut Hurlock (2007) membagi masa dewasa menjadi 3 bagian
yaitu :
1). Masa dewasa awal yaitu dimulai pada usia 21-40 tahun. Seseorang
yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima
kedudukanya didalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainya.
2). Masa dewasa madya yaitu dimulai pada usia 41-60 tahun. Masa
tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan mental dan jasmani.
Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik dan daya
ingatan
3). Masa tua ( lansia ) yaitu dimulai pada usia 61- sampai keatas. Periode
penutupan dalam rentang hidup seseorang ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik, psikologis yang semakin menurun
Kenaikan umur seseorang sebanding dengan kenaikan tekanan
darah. Penambahan usia menyebabkan semakin hilang daya elastisitas
dari pembuluh darah yang mengakibatkan arteri dan aorta kehilangan
daya untuk menyesuaikan diri dengan aliran darah. Oleh karena itu orang
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
24
yang lebih tua akan lebih cenderung terkena penyakit hipertensi daripada
orang yang berumur lebih muda (Wolff, 2008).
Tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja dan mulai
meningkat pada masa dewasa awal. Kemudian meningkat lebih nyata
selama masa pertumbuhan dan pematangan fisik diusia dewasa akhir
sampai usia tua, dikarenakan sistem sirkulasi darah akan terganggu,
karena pembuluh darah sering mengalami penyumbatan dinding
pembuluh darah menjadi keras dan tebal serta berkurangnya
elastisitasnya pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah
menjadi tinggi (Guyton, 2007).
Menurut Susilo (2011), seiring dengan bertambahnya usia
kepekaan orang bertambah tehadap hipertensi. Individu yang berumur
lebih dari 60 tahun mempunyai tekanan darah yang lebih besar dari orang
lain sebesar 50-60%.
b. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi
daripada wanita. Perbedaan resiko hipertensi pada gender ini dipengaruhi
oleh faktor psikologis, faktor perilaku, dan pekerjaan (Basha, 2004 dalam
Rundengan, 2006).
Pada dasarnya tidak ada perbedaan prevalensi antara wanita dan
laki-laki tetapi wanita setelah menopause menjadi lebih berpotensi
terserang penyakit hipertensi. Karena wanita yang belum menopause
dilindungi oleh hormon esterogen yang berperan aktif dalam peningkatan
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
25
kadar High Density Esterogen (HDL). HDL merupakan faktor yang
penting dalam melindungi terjadinya arterosklerosis. Pada wanita yang
sudah mencapai umur 45 tahun ke atas maka sedikit demi sedikit hormon
esterogen akan mengalami penyusutan baik kuantitas maupun
kualitasnya sehingga berdampak pada banyaknya kasus hipertensi pada
wanita (Elsanti, 2009).
2. Faktor resiko yang dapat dikontrol.
a. Kegemukan (obesitas)
Obesitas merupakan salah satu ciri khas penderita hipertensi.
Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan
obesitas, namun terbukti bahwa pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari pada
penderita hipertensi dengan berat badan normal. Pada orang yang
terlalu gemuk, tekanan darahnya cenderung tinggi karena seluruh organ
tubuh dipacu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan energi yang
lebih besar jantung pun bekerja ekstra karena banyaknya timbunan
lemak yang menyebabkan kadar lemak darah juga tinggi, sehingga
tekanan darah menjadi tinggi. Obesitas dapat meningkatkan kejadian
hipertensi primer, hal ini disebabkan lemak menimbulkan sumbatan
pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
(Anggraini dkk, 2009).
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
26
Menurut Sustrani (2006), cara mudah untuk mengetahui termasuk
obesitas atau tidak yaitu dengan mengukur Indeks Masa Tubuh ( IMT),
Rumus IMT =
Adapun kategori penilaian berat badan menurut IMT adalah:
1) IMT 20 kg/m2 = Berat badan kurang.
2) IMT 20-24 kg/m2 = Normal atau sehat.
3) IMT 25-29 kg/m2 = gemuk atau kelebihan berat badan.
4) IMT 30 kg/m2 = sangat gemuk atau obesitas.
b. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah intensitas kegiatan jasmani yang dilakukan
sehari-hari, yang meliputi bidang kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan, perjalanan, dan kegiatan diwaktu senggang. Jenis aktivitas
fisik meliputi aktivitas berat, yaitu aktivitas yang menggunakan tenaga
fisik dan membuat nafas lebih cepat dari biasanya, yang dilakukan
minimal 10 menit setiap harinya. Aktivitas sedang, yaitu aktivitas yang
menggunakan tenaga fisik yang sedang dan membuat nafas sedikit
lebih cepat dari biasanya. Serta aktivitas ringan yaitu aktivitas yang
sedikit menggunakan tenaga fisik yang dilakukan minimal 10 menit
setiap harinya (Purwanti, 2005).
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27
Melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan tubuh, salah
satunya berolahraga. Olahraga adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang
terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-
ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Prinsip
berolahraga yaitu mengacu pada FITT singkatan dari frekuensi
(seberapa sering berolahraga), intensitas (seberapa berat aktifitas fisik
dilakukan), time (waktu), type (jenis olahraga). Aktivitas fisik secara
teratur minimal 30 menit. Aktivitas sedang pada setidaknya 5 hari
perminggu atau 20 menit, aktivitas fisik berat setidaknya 3 hari
perminggu atau 10 menit. Ini dapat melancarkan aliran darah karena
pembuluh darah menjadi lebar (vasodilatasi) dan membakar lemak
(Setiawan, 2008).
Aktivitas fisik sangat mengganggu stabilitas tekanan darah. Pada
orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras
usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan
yang dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan
perifer yang menyebabkan kenaikan tekanan darah. Kurangnya aktivitas
fisik juga dapat meningkatkan resiko kelebihan berat badan yang akan
menyebabkan resiko hipertensi meningkat (Elsanti, 2009).
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
28
Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik menyebabkan
tubuh kurang menggunakan energi yang tersimpan didalam tubuh. Oleh
karena itu, jika asupan energi berlebihan tanpa diimbangi dengan
aktivitas fisik yang sesuai maka secara berkelanjutan dapat
mengakibatkan meningkatnya tekanan darah. Cara yang paling mudah
untuk meningkatkan pengeluaran energi yaitu melakukan latihan fisik
atau gerak tubuh (Adisapoetra, 2010).
Menurut Respati (2007) menyatakan aktivitas fisik bermanfaat
bagi tubuh karena kebiasaan tubuh bergerak dalam intensitas sedang
dalam kegiatan sehari-hari dan pada waktu bekerja membuat tubuh
lebih sehat, proses perkembangan lebih baik. Sebaliknya apabila tubuh
tidak di biasakan untuk bergerak, maka akan mudah sakit, terjadi
gangguan perkembangan dan proses penuaan yang lebih cepat.
c. Diet (Pola makan)
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosklerosis yang
merupakan bentuk dari arteriosklerosis (pengerasan arteri).
Atherosklerosis ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif pada
dinding arteri sehingga mengurangi volume aliran darah ke jantung,
karena sel-sel otot arteri tertimbun lemak yang kemudian membentuk
plak, maka terjadi penyempitan pada arteri dan penurunan elastisitas
arteri sehingga tidak dapat mengatur tekanan darah kemudian
mengakibatkan hipertensi.
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
29
Makanan yang dimakan dapat berpengaruh terhadap kestabilan
tekanan darah. Kandungan zat gizi seperti lemak dan sodium memiliki
kaitan erat dengan munculnya hipertensi. Pelaksanaan diet yang teratur
dapat menormalkan hipertensi, yaitu dengan mengurangi makanan
dengan tinggi garam, makanan yang berlemak, mengonsumsi makanan
yang tinggi serat (Julianti, 2008).
Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang
memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap
pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial sebagai bagian yang
mempengaruhi pola makan. Pola makan individu meliputi bahan
makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan (Nurporida, 2004).
Makanan yang berkontribusi meningkatkan resiko hipertensi
adalah makan-makanan seperti lobster (udang besar), otak, jeroan, keju,
gorengan dan santan kental. Makanan ini dapat meningkatkan resiko
hipertensi karena ini mengandung kadar kolesterol tinggi yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Kolesterol adalah zat kimia yang
termasuk golongan lipid. Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat
menyebabkan penyakit jantung (Kuntaraf, 2009).
Konsumsi garam yang tinggi mengakibatkan seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah seiring dengan bertambahnya
usia. Jika kadar garam dalam tubuh tinggi, maka otomatis tubuh akan
berusaha menetralkan dengan air melalui dua proses mekanisme.
Pertama, kadar garam yang tinggi akan merangsang pusat haus diotak,
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
30
sehingga seseorang akan minum air dengan kadar lebih banyak. Kedua,
kadar garam yang tinggi juga menyebabkan pelepasan hormon
antidiuretik, yaitu hormon yang menyebabkan ginjal menyerap kembali
sebagian besar air yang telah disaring, sebelum dikeluarkan menjadi air
kemih. Sehingga menjadikan sejumlah besar air masuk kembali
kedalam pembuluh darah. Kedua mekanisme diatas menyebabkan
volume darah didalam tubuh bertambah. Hindari pemakaian garam
yang berlebihan atau makanan yang diasinkan tetapi bukan berati
menghentikan pemakaian garam, sebaiknya konsumsi garam tidak lebih
dari 3 gram sehari (Marliana, 2007).
Kandungan garam yang tinggi dalam tubuh dapat menganggu
kerja ginjal. Garam harus dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal, tetapi
karena natrium sifatnya mengikat banyak air, maka makin tinggi garam
membuat volume darah meningkat. Volume darah semakin
tinggisedangkan lebar pembuluh darah tetap, maka aliranya jadi deras,
yang artinya tekanan darah menjadi semakin meningkat, ini juga dapat
meningkatkan risiko hipertensi (Ferdy, 2011).
Tabel 2.3 Pendekatan Diet Untuk Menghentikan Hipertensi. Kelompok
makanan
Frekuensi
makan per hari
Ukuran hidangan Jenis makanan
Produk 2-3 ½ mangkuk nasi, 1 Semua roti
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
31
padi-
padian
potong roti. gandum.
Sayur-
sayuran
2-3 ½ mangkuk sayuran
matang,
Kangkung,bayam,
buncis,brokoli,
kentang.
Buah-
buahan
1-2 6 ons jus buah, 1
buah ukuran sedang.
Pisang,alpukat,
jeruk,kurma,
mangga, melon.
(Sumber: Kuntaraf, 2009).
d. Perilaku Merokok
Rokok mempunyai pengaruh langsung yang membahayakan
jantung. Apabila pembuluh darah yang ada pada jantung dalam keadaan
tegang karena tekanan darah tinggi, maka rokok dapat memperburuk
keadaan tersebut. Merokok dapat merusak pembuluh darah,
menyebabkan arteri menyempit dan lapisan menjadi tebal dan kasar.
Nikotin, CO dalam asap rokok terbukti merusak dinding pembuluh
endotel (dinding dalam pembuluh darah), mempermudah
penggumpalan darah sehingga dapat merusak pembuluh darah perifer.
Keadaan paru-paru dan jantung mereka yang merokok tidak dapat
bekerja secara efisien (Soeharto, 2007).
Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung, yang akan
meningkatkan tekanan darah arteri pada jangka waktu yang pendek,
selama dan setelah merokok (Black & Hawks, 2005).
Merokok tidak terlalu meningkatkan prevalensi hipertensi karena
ketika seseorang berhenti merokok tekanan darah hanya menurun
sedikit saja karena mantan perokok akan menjadi lebih gemuk
dibandingkan ketika dia merokok. Akan tetapi, kematian karena
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
32
hipertensi banyak terjadi pada kelompok perokok dan peningkatan
insiden hipertensi maligna pada kelompok perokok dibandingkan
kelompok bukan perokok (Siburian, 2004).
E. Kerangka Teori
Kerangka teori mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
hipertensi. Menurut Elsanti (2009), ada 2 faktor yaitu faktor resiko yang tidak
dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Seperti pada gambar
2.1.
(Sumber: Elsanti, 2009).
Gambar 2.1 kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
hipertensi.
Faktor resiko yang tidak
dapat dikontrol:
1. Umur
2. Jenis kelamin
Faktor resiko yang dapat
dikontrol:
1. Kegemukkan (obesitas)
2. Aktivitas Fisik
3. Diet (Pola Makan)
4. Perilaku Merokok
5.
6.
Tekanan darah tinggi
( hipertensi )
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
33
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
tingkat hipertensi, Seperti pada gambar 2.2.
Variabel yang akan diteliti
Gambar 2.2 Kerangka konsep faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
hipertensi pada pasien yang berobat di puskesmas.
G. Hipotesis
1. Ada hubungan antara umur dengan tingkat hipertensi pada pasien yang
berobat di Puskesmas I Wangon.
2. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat hipertensi pada pasien
yang berobat di Puskesmas I Wangon
3. Ada hubungan antara diet (pola makan) dengan tingkat hipertensi pada
pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon.
Variabel Independent
Umur
Aktivitas Fisik
Tingkat
Hipertensi
Variabel Dependent
Diet (Pola Makan)
Faktor-Faktor yang..., Didik Arifin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
top related