bab ii landasan teori - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/bab ii landasan teori fix...
Post on 31-Mar-2021
30 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu alat atau kajian yang
digunakan yaitu kajian teori-teori dari disiplin ilmu yang relevan. Berikut road
mapping dari landasan atau kajian teori yang digunakan pada penelitian ini :
Bagan 2.1 Road mapping kajian teori penelitian Pembelajaran Gitar Akustik di
Sekolah Musik Musicaisha Kota Tasikmalaya.
(Sumber : Cecep Saepul Anwar 2019)
Pembelajaran seni
Pembelajaran Musik
Pembelajaran Gitar
Pembelajaran gitar akustik
Pedagogik
Musikologi
Pedagogik
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
8
A. Kajian Teori
1. Analisis
Analisis merupakan penguraian dari keseluruhan sesuatu hal secara
mendetail. Hal ini sesuai dengan pendapat Komaruddin (2001:53), bahwa analisis
adalah aktifitas berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-
komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan
masing-masing komponen dan fungsi setiap komponen dalam satu keseluruhan
yang terpadu.
2. Pembelajaran
a. Konseptual pembelajaran
Pembelajaran merupakan perangkat penting yang dapat menunjang
keberhasilan tujuan pendidikan. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika
pembelajaran dilaksanakan dengan pengajaran yang tepat. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses komunikatif dan interaktif antara sumber belajar, guru,
dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran itu sendiri merupakan
pembahasan pengetahuan dari proses belajar mengajar, sedangkan yang menerima
ilmu disebut sebagai pembelajar.
Menurut Sardiman (2004:125), pembelajaran adalah hubungan interaksi guru
dan murid dalam belajar mengajar. Pernyataan tersebut sebagai penafsiran
pemaknaan konsep pembelajaran dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
9
Seorang pendidik saat memeberikan pembelajaran harus mencapai suatu
objektif yang meliputi pengetahuan (aspek kognitif). Dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif). Serta keterampilan (aspek psikomotor) peserta
didik. Sutikno (2009:28) mengemukakan bahwa, pembelajaran adalah segala
upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi progres belajar pada peserta
didik.
Sehubungan dengan pernyataan diatas menurut Poerwadarminta dalam
kamus Bahasa Indonesia (2003:17) diungkapkan pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Belajar adalah suatu aktivitas
manusia yang tidak pernah berhenti dilakukan sampai akhir hayat. Manusia harus
terus belajar untuk memenuhikebutuhan hidupnya yang tiap waktu selalu berubah.
Dengan belajar, manusia bisa mengembangkan potensi yang dimiliki . Kebutuhan
akan belajar manusia tidak akan berhenti selama manusia ada dimuka bumi ini.
Hal itu disebabkan dunia dan isinya termasuk manusia yang selalu akan
mengalami perubahan.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar, dapat dirumuskan bahwa belajar
adalah proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara berjenjang yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Berkaitan dengan hal
tersebut di atas, ada beberapa orang yang dituntut mampu mengkoordinasi proses
belajar, salah satunya ialah guru. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh guru
dalam mengkoordinasi proses belajar disebut pembelajaran. Pembelajaran lebih
dari sekedar pengajaran, yaitu guru dan murid sama-sama belajar.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
10
b. Komponen-komponen pembelajaran
Komponen-komponen utama dalam pembelajaran seni terdiri dari tujuan,
bahan, metode, media dan evaluasi yang dalam pelakasanaannya menjadi suatu
kegiatan sistemik, karena anatara satu komponen dengan komponen yang lainnya
merupakan suatu kesatuan yang utuh, saling keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Gambar 2.1 Pemetaan Komponen pembelajaran seni yang diadaptasi dari
Budiwati dan Milyartini (2011)
(Sumber : Komalasari, 2011:23)
Pemetaan Komponen pembelajaran seni tersebut diawali dengan aspek
kompetensi sebagai masukan, kemudian dilakukan proses pembelajaran yang
menerapkan kelima komponen-komponen pembelajaran seni dan diakhiri dengan
output sebagai keluaran kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik (afektif,
psikomotorik, kognitif).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sutikno (2009:35-40) yang
mengemukakan bahwa, komponen-komponen pembelajaran terbagi menjadi
tujuh aspek yaitu : tujuan, materi, metode, kegiatan, media, sumber belajar dan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
11
evaluasi pembelajaran. Penjelasan masing-masing komponen pembelajaran
tersebut dirinci sebagai berikut :
1) Tujuan pembelajaran
Pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang
diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata
lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sudjana (2000:35), kemampuan-kemampuan
tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan
(psikomotor). Penguasaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar
yang diinginkan.
Tujuan pembelajaran itu harus memenuhi kriteria yang ditentukan, seperti
yang diungkapkan oleh Hamalik (2010:77), bahwa suatu tujuan pembelajaran
seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya dalam
situasi bermain peran;
b) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
dapat diamati;
c) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya
pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada
sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Pada penjelasan di atas, dengan tujuan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa, sebagaimana dikemukakan
oleh Sutikno (2009:80), bahwa tujuan pembelajaran adalah kemampuan-
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
12
kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman
belajar.
2) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru. Materi pembelajaran merupakan media untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang di “konsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi
pelajaran harus berdasarkan tujuan yang akan dicapai, misalnya berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya.
Berdasarkan konsep yang diungkap Budiwati, materi pembelajaran
merupakan salah satu komponen utama yang dapat menjadi penentu di dalam
pencapaian suatu keberhasilan tujuan pembelajaran seni musik. Materi pelajaran
yang diterima siswa harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi
setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Sebagaimana yang
diungkapkan Sudjana (2000:37) menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, diantaranya:
a) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
b) Materi pelajaran yang ditulis dalam perencanaan pembelajaran terbatas pada
konsep saja, atau berbentuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci.
c) Menetapkan materi pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
d) Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan.
e) Materi pelajaran disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari
yang mudah menuju yang sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak.
Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
13
f) Sifat materi pelajaran, ada yang faktual dan ada yang konseptual.
Begitu pula hal yang terjadi dalam pembelajaran seni musik, dalam penentuan
materi agar diusahakan merujuk pada hal-hal yang dikutip di atas. Salah satu
materi yang diberikan dalam pembelajaran musik adalah pembelajaran instrumen
(bermain alat musik).
3) Metode pembelajaran
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru
dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Budiwati dan Milyartini (2011:79) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran
adalah salah satu komponen utama yang memegang peranan penting dalam proses
belajar mengajar, bahkan metode ini dapat merupakan titik sentral dalam belajar
mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau pelatih seni.
Metode bersifat prosedural, maksudnya penerapan dalam pembelajaran
dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap yang dimulai
dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar. Metode yang berhubungan dengan
pembelajaran gitar akustik adalah sebagai berikut :
a) Metode ceramah
Metode pengajaran ini terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat
dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang
menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan
mendongeng. Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
14
mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kekurangannya
yaitu siswa cenderung pasif dan mudah membuat bosan. Sedangkan
kelebihannnya, guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik dan dapat
menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain.
b) Metode Tanya Jawab
Dalam metode tanya jawab, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
siswa menjawabnya, atau sebaliknya siswa bertanya guru menjelaskan. Dalam
proses tanya jawab, terjadilah interaksi dua arah. Dengan metode tanya jawab
tidak hanya terjadi interaksi dua arah tetapi juga banyak arah. Ketika anak
menanyakan tentang bilangan prima, sebagai misal, guru yang demokratis tidak
akan menjelaskan sampai tuntas tentang apa itu definisi bilangan prima, dan
kemudian memberikan contoh bilangan prima. Dari pertanyaan ini akan muncul
beberap orang yang akan berinteraksi di dalam pertanyaan tersebut. Dalam
penggunaan metode mengajar di dalam kelas, tidak hanya guru saja yang
berbicara seperti halnya dengan metode ceramah. melainkan mencakup
pertanyaan pertanyaan dan penyumbang ide-ide dari pihak siswa, yaitu 5W+1H.
c) Metode Diskusi
Dalam pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang
pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih
menjadi kendali utama. Diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu :
diskusi kelompok kecil (small group discussion) dengan kegiatan kelompok kecil
dan diskusi kelas, yang melibatkan semua siswa di dalam kelas, baik dipimpin
langsung oleh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau beberapa pemimpin
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
15
diskusi yang dipilih langsung oleh siswa dengan tujuan untuk memberikan
motivasi kepada siswa agar dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan informasi
yang telah dimiliki dan mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan
tenggang rasa terhadap keragaman pendapat orang lain, dalam rangka
mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.
d) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan suatu cara penyampaian materi dengan
memperagakan suatu proses atau kegiatan. Metode ini sangat efektif diterapkan
untuk menunjukkan proses suatu kegiatan. Metode ini bisanya digabungkan
dengan metodeh ceramah dan tanya.
e) Metode drill/latihan
Metode drill/latihan merupakan metode mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketegasan atau keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Metode mengajar dengan latihan
ini biasanya digunkan untuk tujuan agar siswa :
(1) Memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,
mempergunakan alat-alat dalam olah raga atau yang lainnya.
(2) Dalam mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi dan lain-lainya
(3) Membentuk siswa memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu
keadaan dengan keadaan yang lain, seperti mnghubungkan hubungan sebab
akibat hujan dengan banjir dan lain-lain.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
16
Dalam strategi pembelajaran, metode drill dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan pembelajaran karena metode drill akan memberikan keterampilan
tertentu secara nyata melalui latihan yang dilakukan, dibandingkan melalui
penuturan (verbalisme)
4) Kegiatan pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajran, terdapat berbagai model pembelajaran yang
bisa digunakan sebagai alternatif untuk melaksanakan interaksi dan komunikasi
anatara guru dan siswa sebagai medianya. Oleh karena itu interaksi dan
komunikasi dikatakan maksimal bila terjadi hubungan anatara guru dengan semua
siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi
pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri. Namun
tetap dalam kerangka mencapapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
5) Strategi pembelajaran
Menurut Hatimah (2014:16-17), bahwa strategi itu merupakan cara penetapan
keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan belajar, termasuk
dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian
proses serta hasil pembelajaran. Strategi dalam pembelajaran dapat ditinjau dari
segi ilmu, seni dan/atau keterampilan yang digunakan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik, sehingga peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran
secara efektif dan efesien.
Menurut J R David dalam Wina (2008:18) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Dengan demikian, bahwa
pada dasarnya strategi pembelajaran bersifat konseptual terkait keputusan yang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
17
akan di ambil dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi
rangkaian kegiatan belajar termasuk penggunaan metode, materi, peserta didik,
bahan ajar maupun waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan prosedur yang direncanakan
oleh guru dan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk dapat
memberikan kemudahan pada peserta didik sehingga tercapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk menerapkan suatu metode pembelajaran diperlukan strategi
agar metode itu benar-benar efektif.
Penggunaan strategi yang tepat oleh guru dapat memperbesar minat belajar
peserta didik dan karenanya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dengan demikian, strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari
guru melaksanakan pengajaran melalui metode tertentu yang di nilai lebih efektif
dan lebih efesien. Dengan kata lain, strategi mengajar adalah taktik yang
digunakan guru dalam melaksanakan praktek mengajar secara sistematis
(langkah-langkah yang dilakukan guru terorganisir).
6) Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab
medoe yang artinya perantara antara pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Menurut Hamidjojo dan Latuheru (dalam Arsyad 2011:4) mengemukakan
bahwa, media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
18
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, pendapat sehingga ide, gagasan atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju.
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Menurut Komalasari (2013:233), media berfungsi membantu siswa
dan pengajar dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan
karakteristik materi yang diajarkan dapat membantu pencapaian tujuan
pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, proses pembelajaran ataupun
hasilnya menjadi lebih berkualitas, karena tujuan pembelajaran tercapai dengan
baik.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik.
a) Kedudukan media dalam sistem pembelajaran
Menurut Komalasari (2011:31), sistem adalah suatu totalitas yang terdiri
sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikaitkan sebagai suatu sistem karena di
dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari komponen yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi.
Kedudukan media sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran
menempati posisi yang sangat penting dalam menyampaikan pesan atau informasi
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
19
terkait materi pembelajaran kepada peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran
sebagai proses komunikasi dapat berlangsung secara optimal.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan sangat membantu
proses penyampaian informasi yang tertuang dalam materi dan disampaikan
melalui suatu metode, sehingga hasil akhir atau kegiatan evaluasi dari kegiatan
pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Dengan demikian, proses pembelajaran sebagai suatu sistem yang
terdiri dari berbagai komponen didalamnya akan berjalan secara optimal.
b) Fungsi dan manfaat media pembelajaran
Menurut Sudjana dan Rivai (2013:2), manfaat media pembelajaran dalam
suatu proses belajar antara lain :
(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
(2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami
oleh para peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga.
(4) Peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar, seperti mengamati atau
melakukan demonstrasi.
c) Macam-macam media pembelajaran
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
20
Menurut Heinich dan molenda (dalam Komalasari 2011:63), media
pembelajaran terbagi menjadi enam macam yaitu :
(1) Teks
Teks merupakan elemen dasar untuk menyampaikan informasi yang
mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik
penyampaian informasi.
(2) Media audio
Audio merupakan suatu media yang mampu membantu dalam menyampaikan
materi lebih berkesan dan membantu meningkatkan daya tarik materi tersebut.
Adapun yang termasuk media audio diantaranya yaitu suara latar, musik, rekaman
suara dan lainnya.
(3) Media visual
Media visual merupakan media yang dapat memberikan rangsangan-
rangsangan visual seperti gambar, foto, sketsa, diagram, bahan, grafik, kartun,
poster, papan bulletin dan lain sebagainya.
(4) Media proyeksi gerak
Beberapa media yang termasuk ke dalam kelompok media ini diantaranya
yaitu film gerak, program TV, video kaset (CD, VCD, dan DVD).
(5) Benda-benda tiruan
Media ini untuk mengatasi keterbatasan, baik objek maupun situasi sehingga
proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Adapun yang termasuk ke dalam
kelompok media ini yaitu seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh
dan diraba oleh peserta didik.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
21
(6) Manusia
Termasuk didalamnya guru, peserta didik dan pakar/ahli di bidang atau materi
tertentu.
Menurut Anderson (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007:26), media
pembelajaran dapat dikelompokan menjadi sepuluh golongan seperti dalam tabel
berikut ini :
Tabel 2.1 Klasifikasi media menurut Anderson
(Sumber : Solihatin dan Raharjo, 2007:26)
No Golongan media Contoh media
1. Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2. Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet dan
gambar
3. Audio cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. Proyeksi visual diam
Overhead Tranparancy (OHP), film bingkai
(slide)
5. Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara
6. Visual gerak Film bisu
7. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video, TV
8. Objek fisik Benda nyata, model, specimen
9. Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
10. Komputer
CAI (Pembelajaran Berbantuan Komputer),
CBI (Pembelajaran Berbasis Komputer)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
22
d) Prinsip-prinsip dan penggunaan media pembelajaran
Menurut Sudjana dan Rivai (2013:4), dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
(1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
(2) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran
(3) Kemudahan memperoleh media
(4) Keterampilan guru dalam menggunakannya
(5) Tersedia waktu untuk menggunakannya
(6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa
7) Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tepat
dimana bahan pengajaran terhadap atau asal untuk belajar seseorang. Dengan
demikian, sumber itu merupakan bahan atau materi untuk menabah ilmu
pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar.menurut Nasution
(2007:39) sumber belajar berasal dari masyarakat dan kebudayaan, pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa.
Sumber belajar itu banyak jenisnya. AECT (Associaton for Education
Corporation and Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi enam,
yaitu :
a) Pesan (message), adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang
dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan,
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
23
pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada seluruh
peserta didik.
b) Orang (people), adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,
pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, tutor, pustakawan,
laboran, instruktur,, peserta didik, tokoh masyarakat dan sebagainya.
c) Bahan (materials/software), dalah perangkat lunak yang mengandung pesan-
pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu
ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya buku teks, modul,transparansi
(OHT), slide, film, audio, video, modul, buku, majalah dan sebagainya.
d) Alat (devices/hardware), adalah perangkat keras yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya OHP,
proyektor slide, tape recorder, video, komputer, proyektor film, dan
sebagainya.
e) Teknik (technique), adalah prosedur atau langkah-langkah tertentuyang
disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang yang
menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum,
pembelajaran mandiri, tutorial tatap muka dan sebagainya.
f) Lingkungan (setting) adalah situasi disekitar terjadinya proses pembelajaran
tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan
menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.
Lingkungan fisik contohnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium,
aula, bengkel, dan lain-lain.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
24
8) Evaluasi
Menurut Sudirman N, Arifin dan Fathoni (1991:251) mengungkapkan bahwa
dalam evaluasi pembelajaran, tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah:
a) Mengambil keputusan tentang hasil belajar.
b) Memahami siswa,
c) Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.
Selanjutnya, mengatakan bahwa pengambilan keputusan tentang hasil belajar
merupakan suatu keharusan bagi seorang guru agar dapat mengetahui berhasil
tidaknya siswa dalam proses pembelajaran. Ketidakberhasilan proses
pembelajaran itu disebabkan antara lain sebagai berikut:
a) Kemampuan siswa yang rendah.
b) Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.
c) Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu
yang diberikan.
d) Komponen proses belajar dan mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan oleh guru itu sendiri.
c. Langkah-langkah pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran tentunya harus dipikirkan langkah-
langkah pembelajaran yang baik dan sistematis sehingga tujuan pembelajran dapat
tercapai. Johari (2013:55-56) mengungkapkan dalam langkah-langkah
pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
kegiatan akhir. Berikut masing-masing penjelasannya :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
25
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa
dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal
dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas- batas
tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukan hubungan anatar
pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a) Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Pada saat siswa memasuki pelajaran, pikiran siswa masih terkait dengan
pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang dialami sebelumnya.
Agar pikaran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam pembelajaran,
guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan
motivasi siswa pada pelajaran yanga akan dilakukan.
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu
dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap
pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatian pada materi yang akan dibahas.
Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian
siswa. misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan,
menunjukan gambar atau alat peraga. Pengajuan atau alat peraga yang menarik
perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. dengan tumbuhnya motivasi
belajar pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
26
b) Memberikan acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan
sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran
umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh
selama pembelajaran berlangsung.
2) Kegiatan Inti
Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi
dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena
pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan pengaplikasian strategi dan
pendekatan belajar. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi dari pertemuan
tersebut sesuai dengan metode yang digunakan.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup dari pertemuan. Pada kegiatan
ibi, guru dan siswa menyimpulkan hasil dari materi pada pertemuan tersebut dan
guru mengevaluasi serta menilai dari masing-masing siswa. Kemudian, guru
memberikan tugas lalu menghentikan kegiatan pembelajaran dan berdo’a.
3. Pembelajaran Gitar Akustik
Pembelajaran musik khususnya gitar akustik, materi pembelajaran bukanlah
hal yang mudah untuk diberikan kepada peserta didik. Guru sebagai pengajar
diharapkan bisa merancang pembelajaran, sehingga memberi kesempatan yang
luas kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran baik
mandiri maupun bersama-sama. Menurut Depdiknas (2011:7), bahwa pendidikan
seni meliputi semua bentuk tentang aktifitas dan cita rasa. Berdasarkan hasil
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
27
wawancara dengan Andri Dinuth pada tanggal 30 November 2019, pembelajaran
gitar akustik terbagi menjadi beberapa komponen, diantaranya yaitu :
a. Kurikulum
Secara umum kurikulum pembelajaran gitar akustik di sekolah-sekolah musik
sama saja, yaitu dibagi menjadi beberapa tingkatan (grade). Untuk melangkah
dari grade satu ke grade selanjutnya atau yang lebih tinggi biasanya dilakukan
ujian yang materinya sudah dipelajari di grade sebelumnya.
b. Media
Dalam pembelajaran gitar akustik media yang digunakan yaitu gitar akustik,
buku panduan atau partitur tergantung grade pencapaian peserta didik.
c. Metode
Metode yang digunakan dalam pembelajaran gitar akustik adalah metode
drill, metode demonstrasi, metode latihan dan metode ceramah.
d. Materi
Materi awal dalam pembelajaran gitar akustik biasanya pengenalan tentang
gitar akustik, setelah itu mempelajari teknik-teknik dan scale bermain gitar
akustik, hal tersebut dapat diterapkan pada sebuah lagu.
e. Guru dan peserta didik
Guru sebagai pengajar atau instruktur dan peserta didik sebagai subjek yang
belajar. Bakat dan minat peserta didik sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
28
f. Evaluasi
Evaluasi dalam pembelajaran gitar akustik biasanya dilakukan oleh instruktur
gitar akustik disekolah musik itu sendiri dan materinya sudah dipelajari
sebelumnya.
Proses pembelajaran gitar akustik secara umum biasanya menggunakan
sistem privat, dimana setiap peserta didik diajarkan langsung oleh instruktur di
sekolah musik tersebut. Secara umum, proses pembelajarannya terbagi menjadi
tiga tahap yaitu tahap awal, tahap isi dan tahap akhir. materi yang diajarkan lebih
cenderung membahas tentang permainan gitar akustik. Waktu yang yang
digunakan untuk pembelajaran gitar akustik biasanya 1 jam untuk satu kali
pertemuan. Faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran gitar akustik yaitu
faktor internal (bakat dan minat peserta didik dalam bermain musik khususnya
gitar akustik, motivasi dari diri peserta didik) dan faktor eksternal (sarana
prasarana dalam pembelajaran gitar akustik, kualitas guru dalam mengajar).
Pembelajaran gitar akustik perlu memperhatikan beberapa tahapan
pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Berikut tahapan-tahapan
pembelajaran gitar akustik :
a. Tahapan Dasar
Pada tahapan ini, peserta didik minimal harus memiliki pengetahuan akor
dasar seperti C, Dm, Em, G, Am. Pelajari cara menggunakan gitar dan
kegunaannya, setelah itu memainkan gitar dan padukan akor sehingga membentuk
sebuah progresi akor yang enak didengar.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
29
b. Tahapan Menengah
Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap dasar, jadi peserta didik harus
menambah pengetahuan seputar akor. memainkan akor lain seperti D, A, B serta
memainkan kurs (#) dan mol (b). Peserta didik juga memperhatikan peletakan jari
kanan dan kiri, hal ini berkaitan dengan bagaimana menekan akor dan petikan
senar gitar. Selanjutnya peserta didik mempelajari pola dan skala dasar mulai dari
major scale dan minor scale.
c. Tahapan Mahir
Pada tingkat ini, terbagi menjadi dua kelompok yaitu teori dan teknik bermain
gitar akustik. Keduanya saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Dalam tahap ini
peserta didik mempelajari teori dan teknik atau cara bermain gitar akustik.
Selain akor dan teknik bermain gitar akustik, pada sekolah-sekolah musik
mengajarkan teori membaca dalam dunia musik dikenal dalam istilah “not” untuk
menunjukan tinggi rendahnya nada, sehingga nada atau lagu akan terdengar
harmonis. Notasi ada yang berupa notasi balok, adapula yang berupa notasi angka.
Notasi angka lebih mudah di pahami untuk seorang pemula, sedangkan notasi
balok biasanya digunakan untuk seniman atau orang-orang yang mahir. Namun,
untuk pembelajaran tidak ada salahnya apabila mengenal atau bahkan
memperdalam notasi balok untuk pemula.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
30
Gambar 2.2 Contoh notasi angka pada lagu
(Sumber : google.com)
Keterangan :
Angka 1 dibaca do
Angka 2 dibaca re
Angka 3 dibaca mi
Angka 4 dibaca fa
Angka 5 dibaca sol
Angka 6 dibaca la
Angka 7 dibaca si
Angka i dibaca do tinggi (oktav selanjutnya)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
31
Gambar 2.3 Contoh notasi balok pada lagu
(Sumber : google.com)
4. Aspek Musikalitas
Jamalus (1988:7-38) mengungkapkan bahwa aspek-aspek musikalitas terbagi
menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut :
a. Irama
Irama adalah urutan rangkaian gerak yang teratur dimana irama selalu
mengikuti jalan melodi yang menjadi unsur dasar musik dan tari. Irama
merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak tampak dalam lagu,
tetapi dapat dirasakan sesudah lagu dialunkan. Irama berkaitan erat dengan
panjang pendeknya not dan berat ringannya aksen (tekanan) pada not.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
32
b. Melodi
Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan
getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan
suatu gagasan.Penggarapan melodi, yaitu : perangkaian bunyi nada menjadi suatu
rangkaian yang mewakili ide musik, selanjutnya akan menjadi sajian yang mantap
dan teratur jika di lengkapi unsur irama.
c. Harmoni
Harmoni yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan musik yang
menggunakan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya dan dibunyikan
secara serentak. Atau susunan gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi
nadanya yang kita dengar serentak. Dasar dan harmoni adalah tri nada atau akor.
Akor adalah bunyi gabungan tiga nada yang terbentuk dari salah satu nada pokok
tangga nada dengan nada ters dan kuinnya, atau dari salah satu nada dengan
tersnya dan berikutnya ters dari nada yang baru, sehingga dikatakan juga ters
tersususun.
d. Bentuk/Struktur Lagu
Bentuk/struktur lagu ialah susunan serta hubungan antara unsur-unsur musik
dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang
bermakna. Dasar pembentukan lagu ini mencakup pengulangan suatu bagian
(repetisi), pengulangan dengan macam-macam perubahan (variasi, sekuensi), atau
penambahan bagianbaru yang berlainan atau berlawanan (kontras), dengan selalu
memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahanya. Untuk
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
33
memudahkan pengertian kita, struktur musik ini dapat diperbandingkan dengan
struktur bahasa yang sudah kita kenal.
e. Ekspresi
Ekspresi dalam musik ialah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup
semua nuansa tempo, dinamik, dan warna nada/unsur-unsur pokok musik, dalam
pengelompokan frase (phrasering) yang diwujudkan oleh seniman musik atau
penyanyi, disampaikan kepada pendengarnya.
5. Teori Dasar Bermain Gitar
Gitar merupakan alat musik yang praktis dan tergolong mudah dibawa
kemanapun sehingga banyak orang yang memainkan gitar sebagai hiburan yang
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Selain berbicara kemampuan
seseorang terhadap bermain gitar, terdapat pula teori-teori dasar yang harus
ditempuh diantaranya yang paling mendasar adalah dengan mengetahui tangga
nada.
Menurut Allen Winold dan Jhon Rehn (1971 206), bahwa tangga nada
merupakan susunan titi nada yang berturut turut dari urutan nada rendah ke nada
tinggi atau nada tinggi ke nada rendah. Ada dua jenis tangga nada diantaranya
tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.
a. Tangga Nada Diatonis
Istilah diatonis berasal dari kata dia yang berarti dua tonis yang berarti hal
yang berhubungan dengan nada Disebut demikian karena dalam sistem tangga
nada diatonis terdapat tujuh nada yang berinterval satu dan setengah nada Tangga
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
34
nada diatonis terbagi menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada
minor.
Gambar 2.4 Tangga nada diatonis mayor dan minor
(Sumber : static.z-dn.net)
Ada dua cara mengubah nada dasar, yaitu dengan menaikkan ½ nada pada
nada yang berinterval ½ pada tangga nada natural. Sering juga disebut dengan
memberikan 1 (satu) tanda kres (#) dan dengan menurunkan nada dengan
memakai tanda mol (b).
Urutan tangga nada dasar 1 = C yang artinya do = C tidak ada kresnya. Untuk
kres (#), pada nada dasar selanjutnya dipakai patokan nada kelima dari urutan
nada tersebut. Maka, nada dasar berikutnya adalah 1 = G dengan satu kres (#).
Adapun urutannya sebagai berikut :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
35
Tabel 2.2 Susunan nada dengan kres
(Sumber:2.bp.blogspot.com)
Hampir sama dengan kres, cara menentukan nada dengan mol juga
berdasarkan urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural dianggap
bernada dasar 1 = C artinya do = C tidak ada molnya. Untuk mol, pada nada dasar
selanjutnya dipakai patokan 1 = F dengan 1 (satu) mol. Adapun urutannya sebagai
berikut :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
36
Tabel 2.3 Susunan nada dengan mol
(Sumber:2.bp.blogspot.com)
b. Tangga Nada Pentatonis
Tangga nada pentatonis banyak digunakan pada musik tradisional atau musik
etnik. Pentatonis berasal dari kata penta yang berarti lima nada, walaupun dalam
gamelan pelog terdapat tujuh nada. Dalam gamelan, susunan nada dengan interval
tertentu dalam satu oktafnya disebut sebagai laras.
Di Indonesia, tangga nada pentatonis terdapat pada musik gamelan, baik
gamelan Jawa, gamelan Bali, maupun gamelan Sunda. Gamelan memiliki dua
sistem laras, yaitu laras Salendro dan laras pelog.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
37
Gambar 2.5 Interval 1 sistem nada pentatonis
(Sumber : 4.bp.blogspot.com)
Selain teori tangga nada, yang wajib ditempuh dalam mempelajari cara
bermain gitar adalah dengan mengetahui akor gitar. Akor merupakan susunan
nada yang terdiri dari tiga nada atau lebih secara vertikal yang dibunyikan secara
bersamaan sekaligus dan akan menghasilkan nada yang harmonis. Akor juga
sering disebut dengan trinada. Nada-nada yang dijadikan sebuah akor dimulai dari
nada utama sebagai dasar akor, kemudian nada kedua berupa nada terts (nada
ketiga dari nada dasar) dan nada ketiga berupa nada kuint (nada kelima dari nada
dasar). Adapun susunan akor sebagai berikut :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
38
Tabel 2.4 Susunan akor
(Sumber : Cecep Saepul Anwar 2019)
Tingkat I : C-E-G disebut tonika diberi nama C mayor
Tingkat II : D-F-A disebut supertonika diberi nama D minor
Tingkat III: E-G-B disebut median diberi nama E minor
Tingkat IV: F-A-C1 disebut subdominan diberi nama F mayor
Tingkat V : G-B-D1 disebut dominan diberi nama G mayor
Tingkat VI: A-C1-E1 disebut submedian diberi nama A minor
Tingkat VII:B-D1-F1 disebut introduktor diberi nama B dim
Akor tingkat I, IV dan V memiliki jarak interval nada dasar dengan nada
tertsnya adalah 2 yang disebut sebagai terts besar (mayor). Misalnya, dari nada C
ke E berjarak 2. Maka, akor tersebut sebagai akor mayor. Akor ini digunakan
dalam gerak akor utama. Oleh karena itu, disebut juga sebagai akor utama atau
mayor.
Nada dasar pada akor II, III dan VI memiliki interval terts kecil (minor)
terhadap nada kedua. Misalnya, nada D ke F berjarak 1 ½. Maka akor-akor
tersebut disebut sebagai akor minor. Akor VII disebut juga dengan akor
diminished karena jarak antara nada dasar dengan nada ketiganya hanya 3 atau
berupa interval kuint kurang (diminished). Adapun diagram akor sebagai panduan
bermain gitar sebagai berikut :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
39
Gambar 2.6 Diagram akor untuk gitar
(Sumber : 4.bp.blogspot.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
40
6. Gitar Akustik
Gitar merupakan instrumen musik yang termasuk dalam kategori alat musik
kordofon. Menurut Kennedy (1985:305) Guitar. Stinged instruments, plucked and
fretted, of ancient otigin, its 16th
century, ancestor being the viheula de mano. Not
unlike the lute but whit flat or sightly rounded back. Now has 6 course, tuned E-A-
d-g-b-e.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Scholes (1980:43)
“Guitar.An instrument somewhat of the lute type (cf. Mandoline)with
fretted fingerboard like the lute, played, as the lute is by plucking the strings with
the fingers:unlike the lute, however, it was flat (or, in some old guitars, slightly
rounded) back and surface of its resonance-chamber is curved inward on each
side somewhat like that of the violin family. The normal modern guitar has six
strings: the early guitar was double stings, like the lute”
Dari dua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa gitar yang ada saat ini
merupakan perkembangan dari dua instrumen terdahulu pada abad ke 16, yaitu
vihuela dan lute. Pada umumnya, instrumen gitar mempunyai enam buah senar
yang masing-masing senarnya menghasilkan nada yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Sumber suara atau bunyi pada gitar dihasilkan oleh getaran
gelombang dari dawai-dawainya melalui badan gitar sebagai ruang resoansinya.
Pada umumnya, gitar akustik terbuat dari kayu yang body atau badan gitarnya
dibentuk menyerupai angka delapan. Selain itu juga ada body gitar yang dibentuk
menyerupai angka delapan tetapi pada bagian samping (side) nya dipotong
sehingga membentuk satu lekukan, model gitar yang seperti itu disebut cutaway
guitar. Model gitar cutaway ini banyak digunakan pada jenis gitar akustik.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
41
Gambar 2.7 Gitar akustik produksi Martin
(Sumber : guitarmusician.co.id)
Gambar 2.8 Gitar akustik produksi Martin (cutaway)
(Sumber : www.americansongwriter.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
42
7. Bagian-bagian Gitar Akustik dan Fungsinya
Gitar akustik jika dilihat bentuknya hampir sama dengan gitar klasik, yaitu
sebuah gitar yang mempunyai badan (body) yang berfungsi sebagai ruang
resonansi sumber suara dari gitar, sehingga tanpa amplifier atau penguat suara
lainnya, gitar akustik dapat bersuara dengan agak keras. Namun jika diperhatikan
lebih detail terdapat perbedaan, salah satunya pada senar yang digunakan. Senar
yang digunakan pada gitar akustik pada umumnya berbahan baja (steel),
sedangkan gitar klasik senarnya berbahan nilon.
Menurut Widodo dan Daud Achroni (2013:23-24) gitar memiliki bagian-
bagiannya sendiri dan fungsinya, diantaranya :
a. Tunning machines atau tuning pegs, berfungsi sebagai alat untuk
menyetem/menyetel/menstem (tunning) senar gitar.
b. Headstock, yaitu bagian yang berfungsi menahan senar dan tunning
machines.
c. Nut, berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada
tempatnya.
d. Neck, berfungsi untuk meletakan fret board, tunners (tunning machines) dan
headstock.
e. Fretboard, yaitu kayu dengan pematang (fret) logam melintang untuk
membagi wilayah nada.
f. Fret atau fretwire, logam melintang yang terletak disepanjang fingerboard
dalam jarak tertentu untuk membagi wilayah nada. Gitar akustik pada
umumnya memiliki fret dengan jumlah fret sebanyak 20 sampai 22 fret.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
43
g. Body, yaitu badan gitar berfungsi sebagai ruang resonansi. Bagian body gitar
terdiri dari :
1) Top Body (badan depan)
2) Slide Body (badan samping)
3) Back Body (badan belakang)
h. Bridge, berfungsi sebagai pengikat/penahan senar ke badan gitar
i. String, dawai atau senar berfungsi sebagai pemicu gelombang/getaran yang
menghasilkan nada.
j. Sound hole, berfungsi mengeluarkan suara getaran senar dan sebagai tempat
sirkulasi udara (resonansi) di dalam badan gitar.
k. Sadle, bagian gitar yang menempel pada bridge berfungsi menopang atau
tempat bersandarnya senar sebelum diikatkan pada bridge.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
44
Gambar 2.9 Bagian-bagian gitar akustik
(Sumber : www.leregines.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
45
8. Postur dan Posisi Badan (sikap) Saat Memainkan Gitar
Menurut Nusantara dalam Mustofa (2015:24), bahwa posisi duduk pada
dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan, bila anda ingin bermain gitar dengan
cara berdiripun tidak menjadi masalah, yang harus kita perhatikan adalah jenis
karya yang akan dimainkan dan bentuk penyajian dan pementasan.
Adapun menurut Irawan dalam Musthofa (2015:24-25), bahwa untuk
mendapatkan hasil permainan gitar yang baik maka haruslah diperhatikan juga
sikap duduk dan memegang gitar dengan baik.
Gambar 2.10 Postur dan posisi (sikap) badan saat memainkan gitar klasik
(Sumber : data:image/jpeg)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
46
Bermain gitar dengan gaya berdiripun tidak jadi masalah, yang harus kita
perhatikan adalah jenis karya yang dimainkan dalam bentuk penyajian atau
pemenatasan.
Gambar 2.11 Postur dan posisi (sikap) badan saat memainkan gitar akustik sambil
berdiri
(Sumber :google.com)
9. Teknik Bermain Gitar
a. Teknik petikan (untuk tangan kanan)
1) Apoyando : teknik memetik dengan menggunakan jari tangan kanan dengan
petikan yang bersandar pada dawai di atasnya setelah memetik.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
47
Gambar 2.12 Teknik apoyando dalam petikan gitar akustik
(Sumber :google.com)
2) Tirando : teknik memetik dengan menggunakan jari tangan kanan dengan
petikan yang tidak bersandar di atas dawai dan diakhiri mendekati telapak tangan.
Teknik petikan tirando sering digunakan untuk memainkan akor, arpeggio, dan
tremolo. Menurut Sri Mudjilah (2004 : 56) “Akor dapat terdiri dari 4 (empat) buah
nada, atau bahkan lebih”. Untuk memainkan akor pada instrumen gitar, jari tangan
kiri yang berfungsi menekan nada-nada di senar gitar. Sedangkan jari tangan
kanan memetik ( p, i, m, dan a) senar secara bersamaan. Menurut Banoe
(2003:31), arpeggio merupakan teknik permainan suatu rangkaian nada atau akord
terurai secara berurutan, mirip petikan harpa.
Untuk memainkan arpeggio pada instrumen gitar, dapat menggunakan
petikan tirando pada jari tangan kanan secara bergantian. Tremolo merupakan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
48
“gesekan pendek bolak-balik pada posisi nada tertentu dengan kecepatan
tinggi”(Banoe, 2003:419). Tremolo yang dimaksud untuk instrumen gitar yaitu
petikan tirando dengan tempo yang cepat dengan membunyikan not yang sama.
Umumnya petikan ini menggunakan a, m, dan i pada not yang sama, sedangkan p
untuk bass pada not atau senar yang berbeda.
Gambar 2.13 Teknik tirando dalam petikan gitar akustik
(Sumber :google.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
49
3) Strumming (teknik genjrengan)
Menurut kristanto (2007:103) strumming yaitu membunyikan beberapa senar
sekaligus secara serentak dengan menggunakan jari atau pletkrum. Ada yang
menyebutnya teknik genjrengan atau kocokan. Strumming merupakan teknik
pokok bagi gitaris pengiring atau rhytm guitarist. Gerakan dasarnya hanya ada
dua yaitu : kearah bawah dawai gitar (down stroke). Teknik ini bisa dengan
mudah dipelajari oleh mereka yang baru pertama kali mencoba bermain gitar.
Dengan demikian, ditangan gitaris yang ahli, strumming bisa menjadi teknik yang
rumit terutama bila sudah melibatkan berbagai pola ritme yang kompleks, dimana
diperlukan gerak ayun lengan dengan pergelangan tangan dengan cepat dan
akurat, dikombinasikan dengan teknik menghentikan bunyi senar oleh tangan kiri
maupun tangan kanan. Perhatikan foto dalam posisi jari saat memainkan teknik
strumming di bawah ini :
Gambar 2.14 Teknik strumming dalam gitar akustik
(Sumber:google.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
50
b. Teknik penjarian (untuk tangan kiri)
Untuk bermain gitar, hal dasar yang perlu dibutuhkan sebenarnya adalah
keterampilan jari kiri dalam memainkan nada-nada yang dihasilkan oleh senar
gitar. Maka dari itu sebelum memulai belajar nada-nada pada gitar, sebaiknya
perlu dilatih pelemasan jari kiri untuk memudahkan dalam bermain/ belajar gitar.
Hal ini lah yang biasanya sangat sering dilupakan oleh pemain gitar pemula. Pada
kali ini kita akan mengenalkan tips untuk pelemasan jari kiri, yaitu dengan senam
jari (bisa disebut apa saja). Perhatikan gambar di bawah :
Gambar 2.15 Senar gitar
(Sumber:google.com)
Sekarang posisi gitar membelakangi kita/saat tangan kiri kita sudah
memegang leher gitar. Berurutan dari bawah ke atas adalah senar 6 – 5 – 4 – 3 – 2
– 1. Posisikan jari telunjuk pada senar 6 fret 1, lalu bunyikan/ petik dengan jari
kanan (boleh menggunakan pick). Selanjutnya perhatikan gambar di bawah :
Gambar 2.16 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari telunjuk
(Sumber:google.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
51
Keterangan
1 = Jari telunjuk
2 = Jari tengah
3 = Jari manis
4 = Jari kelingking
Selanjutnya posisikan jari tengah pada senar 6 fret 2 tanpa mengubah posisi
jari telunjuk, lalu bunyikan lagi/ petik. Dilanjutkan dengan jari manis pada senar 6
fret 3 tanpa mengubah posisi jari telunjuk dan jari tengah, lalu petik.
Gambar 2.17 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari dan jari tengah
(Sumber:google.com)
Gambar 2.18 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari, jari tengah dan jari
manis
(Sumber:google.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
52
Dilanjutkan kembali dengan jari kelingking pada senar 6 fret 4 tanpa
mengubah posisi jari telunjuk, tengah dan kelingking, lalu petik.
Gambar 2.19 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari, jari tengah, jari manis
dan jari kelingking
(Sumber:google.com)
Kemudian ulangi langkah diatas tetapi dimulai pada senar 5 fret 1 hingga fret
4.
Gambar 2.20 Pengulangan penjarian dimulai dari senar 5 fret 1
(Sumber:google.com)
Ulangi langkah di atas pada senar 4, senar 3, senar 2 hingga berakhir pada
senar 1 fret 4.
Gambar 2.21 Pengulangan penjarian diakhiri oleh senar 1 fret 4
(Sumber:google.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
53
Lakukan senam jari ini pelan-pelan, dimulai dari tempo lagu Syukur, jika
dirasa sudah bisa menaikkan tempo, mulailah menaikkan tempo secara perlahan.
Jika latihan ini sering dilakukan dalam waktu 1 atau 2 minggu saja, maka saat
berlatih kord gitar atau bahkan bermain melodi gitar, akan terasa lebih mudah.
Posisi tangan kiri pada fingerboard, ujung-ujung jari menekan pada senar kecuali
ibu jari ditempatkan tepat dibelakang fret. Perhatikan foto dibawah ini :
Gambar 2.22 Posisi tangan kiri tampak dari depan
(Sumber:google.com)
Gambar 2.23 Posisi tangan kiri saat menerapkan jari jempol tangan yang benar
(Sumber:google.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
54
10. Sistem Penalaan Gitar (Tunning)
Gelombang bunyi dapat diukur dalam satuan panjang gelombang, salah
satunya panjang gelombang, frekuensi dan kecepatan rambat. Frekuensi adalah
jumlah atau banyaknya getaran yang terjadi dalam setiap detik.
Menurut Yusreza (2015) perhitungan jarak antar fret yang dibuat pada
fretboard gitar akustik menggunakan teori yang dibuat oleh Pythagoras yang
disebut pythagorean scale. Adapun perhitungan jarak antar fret dengan
menggunakan teori pythagorean scale adalah sebagai berikut :
Skala = Nut Sadle
Nut F1 = Skala
12
F1 F2 = Skala – (Nut – F1)
12
F2 F3 = Skala – (Nut – F1) – (F1 - F2)
12
Untuk fret-fret selanjutnya
Fx Fy = Skala – (Nut – F1) – (F1 - F2) - (F2 – F1) - (F... - F..) ...
12
F = Fret
Fx = Fret sebelum Fy
Fy = Fret yang akan dihitung jaraknya
Untuk aturan frekuensi nada musik, baik vokal maupun instrumen musik
lainnya sebenarnya sudah mengikuti standar yang berlaku secara internasional.
Adapun nada yang dijadikan standar internasional adalah untuk nada A dengan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
55
frekuensi 440 Hz (hertz), sehingga alat modern dimanapun di dunia akan
mengikuti standar tersebut.
Menurut Kristianto (2007:107) tunning merupakan proses menentukan
frekuensi standar dan menyelaraskan frekuensi antar senar pada alat musik
berdawai. Pada gitar, penalaan dilakukan dengan mengatur ketegangan tiap senar
melalui bagian pemutar (tunning machines) pada bagian kepala gitar (head stock).
Urutan penalaan standar pada gitar (standard tunning) dari senar terbesar
maupun senar dengan nada terendah adalah E (82,4 Hz), A (110, Hz), d (146,8
Hz), g (196 Hz), b (246,9 Hz), e (329,6 Hz).
Ada berbagai cara metode tunning. Cara yang bisa dilakukan diantaranya
adalah dengan menggunakan digital guitar tunner. Digital guitar tunner adalah
alat untuk menentukan frekuensi pada alat musik, salah satunya alat musik gitar.
Alat ini mempunyai layar digital yang menampilkan nada serta frekuensi suatu
bunyi dan alat ini pun bisa dijepitkan pada alat musik. Langkah dalam
menggunakan alat ini pada alat musik yaitu dengan cara mendekatkan alat
tersebut pada gitar atau dengan cara menjepit alat tersebut pada head stock
(bagian kepala gitar). Setelah itu, bunyikan gitar tanpa menekan senar pada fret
lalu sesuaikan dengan frekuensi yang terdapat pada layar digitar guitar tunner
satu persatu sampai sesuai dengan frekuensi standar.
Selain menggunakan digitar guitar tunner, cara selanjutnya adalah
menggunakan garpu tala nada A yang berfrekuensi 440 Hz (hertz) atau
menggunakan alat musik lain seperti keyboard atau piano yang sudah di tunning
dengan benar dengan membunyikan nada A oktaf dua yang sama dengan garpu
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
56
tala berfrekuensi 440 Hz. Langkahnya yaitu, bunyikan garpu tala ataupun piano di
nada A oktaf dua lalu tekan fret kelima pada senar satu (senar terkecil), kemudian
dipetik. Bila nadanya belum sama, ada kemungkinan senar dikencangkan bila
nadanya terdengar lebih rendah dari nada A 440 Hz atau di kendurkan bila
nadanya terdengar lebih tinggi. Pastikan senar satu pada fret kelima sudah sesuai
dengan nada A oktaf dua 440 Hz Setelah sesuai proses tunning, dapat dilanjutkan
pada senar yang lainnya. Adapun tahapannya sebagai berikut :
a. Petik senar I tanpa ditekan (open string), tekan fret kelima pada senar dua,
lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum sama dengan nada senar satu,
sesuaikan dengan cara senar dikencangkan atau dikendurkan.
b. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar dua tanpa ditekan (open string),
lalu tekan fret keempat pada senar tiga lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum
sama dengan nada senar dua, maka sesuaikan dengan cara senar
dikencangkan atau dikendurkan.
c. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar tiga tanpa ditekan (open string),
lalu tekan fret kelima pada senar empat lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum
sama dengan nada senar tiga, maka sesuaikan dengan cara senar
dikencangkan atau dikendurkan.
d. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar empat tanpa ditekan (open string),
lalu tekan fret kelima pada senar lima lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum
sama dengan nada senar empat, maka sesuaikan dengan cara senar
dikencangkan atau dikendurkan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
57
e. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar lima tanpa ditekan (open string),
lalu tekan fret kelima pada senar enam lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum
sama dengan nada senar lima, maka sesuaikan dengan cara senar
dikencangkan atau dikendurkan.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa senar yang berada
pada gitar bila ditekan mulai dari open string (tanpa menekan senar pada fret)
kemudian diteruskan melalui satu fret ke fret lain yang berbeda akan
menghasilkan nada yang berbeda pula. Jarak satu fret pada gitar menghasilkan
perbedaan satu semi-tone. Enam buah senar bila dalam keadaan sudah standard
tunning akan mempunyai nada yang berurutan baik dari senar terbesar dengan
nada terendah ke senar terkecil dengan nada tertinggi begitupun sebaliknya, yang
nantinya akan bertemu di satu titik fret yang memiliki nada sama dengan senar
seterusnya dalam keadaan open string (tanpa menekan senar pada fret).
Selanjutnya, cara yang paling praktis adalah menggunakan feeling dan
menggunakan keyboard. Untuk pembelajaran, biasanya menggunakan cara ini.
Teknik men-tunning atau menyetem dengan feeling awalnya peserta didik
diberikan pengarahan oleh pengajar agar peserta didik melatih pendengarannya
tentang nada senar 1 (satu) sampai dengan senar 6 (enam) agar peserta didik
terbiasa dengan nada nada yang dipetiknya. Hal ini berfungsi agar peserta didik
membiasakan dengan nada-nada yang pas dalam setiap menyetem senar gitar.
Peserta didik pun dianjurkan untuk melakukannya langsung.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
58
Gambar 2.24 Cara Menyetem gitar dengan feeling
(Sumber : google.com)
Tentukan dahulu suara senar no 1 pada gitar yang belum di tunning.
Selanjutnya no 2 pada kolom ke lima, suaranya harus sama dengan suara senar 1,
senar no 3 harus sama dengan senar no 2, senar no 4 kolom 5 harus sama dengan
senar no.3, senar no 5 harus sama dengan senar 4 kolom 5 dan senar no 6 kolom
5 harus sama dengan suara senar no.5.
Gambar 2.25 Cara Menyetem gitar dengan keyboard
(Sumber : google.com)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
59
Senar ke-1 disamakan dengan nada E pada keyboard, senar ke-2 disamakan
nada nya dengan B , senar ke-3 disamakan nada nya dengan G, senar ke-4
disamakan nadanya dengan D, senar ke-5 disamakan dengan A dan senar ke-6
disamakan nadanya dengan nada E pada keyboard.
Adapun standard tunning gitar bila digambarkan secara notasi balok adalah
sebagai berikut :
6 5 4 3 2 1
E A d g b e
Gambar 2.26 standard tunning guitar (open string)
(Dokumentasi Cecep 2019)
Senar 1 = e’ (oktaf 2)
Senar 2 = b (oktaf 1)
Senar 3 = g (oktaf 1)
Senar 4 = d (oktaf 1)
Senar 5 = A (oktaf kecil)
Senar 6 = E (oktaf kecil)
Dan bila digambarkan secara diagram fretboard adalah sebagai berikut :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
60
Gambar 2.27 Diagram fretboard guitar
(Sumber : www.ultimate-guitar.com)
B. Penelitan yang Relevan
Peneliti melihat empat kajian penelitian teradahulu yang dianggap relevan.
Penelitian pertama, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya
Agil Ismail tahun 2015 dengan mengangkat judul penelitian “Pembelajaran Gitar
Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di SMP Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
Padalarang”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil
temuannya adalah strategi yang digunakan pelatih dalam memberikan
pembelajaran gitar, yaitu melalui model pembelajaran langsung dan kooperatif
yang dibantu dengan metode ceramah. Langkah-langkah yang dilakukan ada tiga
langkah yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir Kegiatan
pembelajarannya kondusif. Penelitian ini membantu peneliti dalam menyusun
tahapan penelitian serta membantu dalam segi kajian teori.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
61
Penelitian kedua, yaitu skripsi mahasiswa S1 seni musik Institut Seni
Indonesia Yogyakarta., karya Jaka Saputra tahun 2015 dengan mengangkat judul
penelitian “Metode Gitar Elektrik Dengan Tangan Kidal Pada Tangan Normal
(Kanan)”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil
temuannya adalah konsep dari tulisan ini memberikan gambaran bahwa tangan
kidal dengan tangan kanan yang normal bisa memainkan alat musik gitar elektrik
seperti halnya orang memainkan dengan tangan kanan.
Penelitian ketiga, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya
Derry Azizi Rokhman tahun 2015 dengan mengangkat judul penelitian
“Organologi Gitar Akustik Produksi Secco Bandung”. Peneliti dalam
menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil temuannya adalah gitar akustik
dapat dikatakan baik dan berkualitas dilihat dari beberapa aspek, seperti bunyi
yang dihasilkan, kualitas bahan baku, estetika bentuk gitar akustik, pemilihan
senar, kerapihan dalam proses pembuatan dan ketahanan gitar. Dalam penelitian
tersebut diperoleh proses pembuatan gitar akustik yang memperhatikan struktur
pada gitar, sumber bunyi yang dihasilkan, serta sistem penalaan yang tepat.
Penelitian ini, membantu peneliti dari segi teori-teori gitar akustik yang lebih
mendalam.
Penelitian keempat, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya
Rifqi Fathurrahman tahun 2019 dengan mengangkat judul penelitian
“Pembelajaran Gitar Elektrik Grade 1 Melalui Penggunaan Minus One di Sanggar
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
62
Musik Deddy Dores”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data
kualitatif, hasil temuannya adalah materi yang digunakan pada pembelajaran gitar
elektrik grade 1 sudah sesuai dengan tingkatan dalam awal pembelajaran gitar
elektrik, seperti tangga nada dan pengenalan teknik kemudian dengan adanya
iringan minus one siswa mampu melatih kemampuan dalam memainkan sebuah
iringan lagu, selain itu dengan adanya minus one siswa bisa melatih kemampuan
dalam berimprovisasi. Penelitian ini, membantu peneliti dari segi teori-teori
pembelajaran gitar.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
top related