bab ii kajian pustaka a. penelitian...
Post on 06-Nov-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dasar atau acuan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya merupakan
hal yang sangat penting kerena dapat membantu peneliti dalam pemecahan
masalah sehingga dapat menjadi data pendukung dalam penelitian. Adapun
beberapa penelitian yang menjadi perbandingan yang tidak terlepas dari tema
penelitian sebagai berikut :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Firman Syarifulloh
(Universitas Brawijaya Malang) pada tahun 2016. Yang membahas tentang
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita Indonesia
Untuk Bekerja Ke Luar Negeri (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)”,
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang
menggunakan angka-angka dalam penelitiannya dengan meneliti analisis yang
mempengaruhi TKW bekerja ke luar negeri. Populasinya menggunakan cluster
sampling yaitu responden Tenaga Kerja Wanita (TKW) di wilayah Kabupaten
Banyuwangi yang akan bekerja ke luar negeri, atau yang sedang mengurusi
proses keberangkatan untuk bekerja ke negara tujuan. Penentuan Negara tujuan
migrasi responden tidak dibatasi ke beberapa negara tertentu saja. Teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan pengisian angket. Hasil
penelitian ini menunjukan faktor-faktor TKW bekerja ke luar negeri yaitu
faktor usia, faktor status pernikahan, faktor beban keluarga yang harus
ditanggung dan upah yang tinggi.
12
Dalam penelitian ini, Firman memberikan saran kepada Pemerintah
yang diharapkan menaikkan kualitas pendidikan agar mengurangi
pengangguran yang ada di Daerah Banyuwangi dan membuka lapangan
pekerjaan. Supaya masyarakat khususnya para wanita tidak bekerja menjadi
TKW.
Persamaan dan perbedaan, penelitian di atas dengan penelitian dengan
peneliti lakukan memiliki kesaman yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat menjadi TKI. Perbedaannya terletak pada fokus yang diambil dan
lokasi penelitian. Penelitian di atas mengambil fokus analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi menjadi buruh TKW di luar negeri dengan sumber para
TKW yang ada di Banyuwangi. Sedangkan, penelitian ini mengambil fokus
motivasi masyarakat desa menjadi buruh TKI di Taiwan. Namun penelitian
Firman memberikan gambaran yang hampir sama dengan tema penelitian yang
peneliti lakukan, sehingga dapat menjadi referesin untuk penulisan tugas akhir
peneliti
Kedua, Penelitian yang disusun oleh Agustina Puspita A (Universitas
Jember) pada tahun 2013. Yang membahas tentang ”Perubahan Perilaku Sosial
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Pasca Kepulangan Dari Luar Negeri Di
Kabupaten Blitar”, dilakukan dengan menggunakan metode Kualitatif deskripsi
dengan meneliti perubahan perilaku sosial yang dialami TKI. Populasinya
menggunakan purposing sampling yaitu mantan buruh TKI yang pernah
bekerja di Taiwan dan Hongkong, Keluarga mantan buruh TKI yang pernah
bekerja di Taiwan dan Hongkong, Disnakertran Kab. Blitar, Pegawai Lapangan
PTPJTKI yang pernah bekerja sebagai TKI, dan tetangga TKI. Teknik
13
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukan perubahan sosial yang terjadi dalam perilaku sosial,
gaya hidup, budaya konsumtif dan pergeseran orientasi keagamaan dalam diri
mantan TKI yang pernah bekerja di Taiwan dan Hongkong.
Dalam penelitian ini. Puspita memberikan saran kepada Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) dan Keluarga TKI untuk tidak terpengaruh oleh budaya dari
luar dan menjunjung budaya asa yang penuh dengan sikap sopan santun.
Persamaan dan perbedaan, penelitian di atas dengan penelitian yang
peneliti lakukan memiliki kesamaan yaitu perubahan sosial. Perbedaannya
terletak pada fokus yang diambil dan lokasi penelitian, penelitian di atas
mengambil fokus pada perubahan sosial dengan sumber Data Disnakertran
Kabupaten Blitar sedangkan penelitian ini mengambil fokus perubahasan
sosial ekonomi setelah menjadi buruh TKI. Namun penelitian Puspita
memberikan gambaran yang hampir sama dengan tema penelitian yang peneliti
lakukan, sehingga dapat menjadi referesin untuk penulisan tugas akhir peneliti.
B. Konsep Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “moveers” yang berarti menggerakan.
Definisi motivasi menurut Atkinson (1997) dalam (Wahyuni, 2009:12) yang
menyatakan motivasi adalah sebuah istilah yang mengarah kepada adanya
kecenderungan bertindak untuk menghasilkan satu atau lebih pengaruh-
pengaruh. Istilah motivasi dalam kamus Ilmiah Populer (2006:330) „dorongan,
alasan, tujuan tindakan’. Menurut Kamus Ensiklopedia Pekerjaan Sosial
Indonesia (2004:87) merupakan suatu proses yang disadari dan berencana
untuk mengfungsikan dan atau memperkuat motif-motif alamiah yang karena
14
alasan-alasan tertentu kurang berfungsi atau berada dalam keadaan lemah.
Sedangkan menurut Fillmore H. Stanford (1969:173) dalam (Sukmana, 2005:
108) memberikan pengertian motivasi sebagai berikut “ Motivation as an
energizing of the organisme that serve to direct that organisme to ward the
goal of a certain class” (Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan
manusia ke arah suatu tujuan tertentu).
Adapun istilah motivasi menurut Uno (2013: 3) berasal dari kata motif
yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
mengakibaktkan individu tersebut melakukan tindakan atau berbuat. Motif
tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterprestasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga
munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi dapat diartikan dorongan yang
terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah
laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasi sebagai
konstruk hepotetis yang digunakan untuk menjelaskan keinginan, arah,
intensitas, dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh tujuan. Dalam motivasi
tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi kebutuhan
berafiliasi, kebiasaan dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu.
Berdasarkan konsep motivasi yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan, bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri maupun dari luar
diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Setiap motivasi
memiliki tujuannya tersendiri. Di dalam motivasi terdapat berbagai konsep
yang diusung sesuai dengan kebutuhan setiap individu yang ingin dicapainnya.
15
C. Macam-Macam Motivasi
Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang, untuk mencapai sebuah
tujuan yang dikehendaki maka harus berusaha untuk mencapainya. Motivasi
terdapat beberapa kategori yang digunakan untuk mengetahui motivasi
seseorang. Dalam hal ini, peneliti menggunakan dua kategori motivasi yakni 1)
motivasi berasas kebutuhan dan 2) motivasi mencapai harapan.
1. Motivasi Asas Kebutuhan
Motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan (need) menyebabkan
seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. Motivasi adalah suatu proses
yang menjelaskan tentang tingkah laku seseorang. Perilaku sendiri adalah
orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang
untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sebuah
proses interaksi dari berbagai unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya
berbagai macam kebutuhan, seperti 1) keinginan yang hendak dipenuhinya,
2) tingkah laku, 3) tujuan, 4) umpan balik. Jadi proses untuk mendapatkan
kebutuhan yang diiginkan melalui sebuah proses interaksi yang dapat
digambarkan dengan model proses dasar (basic motivations process)
sebagai berikut (Uno, 2013:5) :
16
Gambar 2.1
Proses Motivasi Dasar
Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan-kebutuhan dasar manusia
karena kuat lemahnya motivasi tergantung pada erat hubungannya dengan
keresahan atau kegelisahan dan harapan. Menurut Goerge R. Terry dalam
(Kamus Ensiklopedia Pekerjaan Sosial Indonesia (2004:88) merumuskan
motivasi sebagai keinginan yang ada dalam diri individu yang
mendorongnya untuk melakukan bahwa faktor-faktor yang penting dalam
mempengaruhi motivasi ini yakni 1) Keinginan-keinginan dan kebutuhan-
kebutuhan pribadi, 2) Tujuan-tujuan dan persepsi-persepsi orang tersebut
atau sebuah kelompok, 3) Cara bagaimana merealisasikan kebutuhan-
kebutuhan dan tujuan-tujuan. Guna mencapai kebutuhan yang diinginkan
maka seseorang harus berusaha atau bertindak.
Dari berbagai teori tentang motivasi yang dikemukakan, terdapat
berbagai teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan yang berbeda satu
sama lain. ada teori motivasi yang bertitik tolah pada dorongan dan
pencapaian kepuasaan, ada pula yang bertitik pada asas kebutuhan. motivasi
menurut asas kebutuhan ini lebih banyak diminati pada zaman
sekarang(Uno, 2013:5). Sekarang masyarakat berlomba-lomba untuk
memenuhi segala kebutuhan yang ada, dan untuk mencapainya masyarakat
akan menggunakan segala cara. Contohnya bekerja menjadi buruh TKI di
Feedback Goals
Need, desires, or
expectation Behavior
17
Taiwan guna untuk memenuhi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua ketegori yang berasaskan
kebutuhan, yakni 1) kebutuhan akan prestasi dan kebutuhan dasar manusia
berdasarkan intensitas. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Kebutuhan akan prestasi (need of achievement)
Menurut David C. McClelland dalam (Goldthorpe, 1992:378)
ialah untuk menentukan bahwa ada kebutuhan untuk berhasil atau
mengacu pada achievement yang dapat dibedakan dari kebutuhan dan
naluri lain, yang besarnya berbeda-beda pada individu-individu dan juga
dalam berbagai kebudayaan. Kebutuhan akan mencapai prestasi dimuali
sejak kita masih kanak-kanak dilihat dari kebutuhan yang diinginkan.
Motivasi keberhasilan juga berhubungan dengan perkembangan ekonomi
setiap individu-individu. Motivasi keberhasilan bukan konsep sederhana,
akan tetapi mengandung banyak konsep, dan hubungannya satu dengan
yang lain tidak jelas. Kesedian untuk mengambil suatu usaha dapat
memuaskan diri sendir yang bisa menjadi sebuah prestasi tersendiri.
Kebutuhan berprestasi harus memiliki hasrat yang kuat untuk
keberhasilan dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Kebutuhan
untuk berprestasi merupakan kebutuhan dasar manusia, dan sama dengan
motif-motif lain pada umumnya, kebutuhan untuk berprestasi ini adalah
hasil dari pengalaman sosial sejak masa kecil. Jadi kebutuhan untuk
berprestasi sudah dilantih sejak kita masih kecil yang akan membantu
kita menghadapi rintangan untuk mencapai sebuah keinginan yang
diharapkan. Bila kebutuhan untuk berprestasi ini sangat berkembang,
18
maka individu akan menunjukkan perilaku yang tepat, mewujudkan
semangat untuk melakukan hal yang diinginkan dan mengaju pada
perkembangan ekonomi (Lauer, 2001:138). Motivasi ditujukan untuk
menentukan pilihan dan atau menggerakkan kemauan sebagai salah satu
prasyarat untuk meningkatkan prestasi. Prestasi merupakan hasil
perkalian dari beberapa unsur, diantaranya adalah unsur motivasi ini
(Kamus Ensiklopedia Pekerjaan Sosial Indonesia , 2004:87). Jelasnya
lihat rumus di bawah ini:
P=K x M x P
i,e i,e
keterangan :
P = Prestasi i = internal
K = Kemampuan e = eksternal
M = Motivasi P = Peranan
Penjelasan rumus di atas yakni sebuah prestasi didapatkan atas
dasar kemampuan seseorang untuk mencapainya. Kemampuan
didapatkan karena ada motivasi yang kuat. Motivasi menandakan
seseorang berperan penting untuk bertindak dalam mencapai keinginan.
keinginan dipengaruhi oleh sebuah keadaan yang ada dalam diri
seseorang maupun dari luar orang tersebut. Jadi motivasi timbul karena
peranan yang ada dalam diri maupun dari luar yang akan mempengaruhi
kita dalam mencapainya. Untuk mencapai semua itu harus ada usaha, jika
kita suda mencapai keinginan kita, maka hasilnya adalah sebuah prestasi.
19
Kebutuhan akan prestasi juga dilakukan oleh buruh TKI yang
bekerja di luar negeri. Khususnya Taiwan. Para TKI bekerja dengan giat,
menaati semua aturan yang berlaku dan menghadapi semua rintangan
yang ada guna mencapai prestasi yakni menyelesaikan tugasnya dengan
baik dan dapat mewujudkan segala keinginan mereka. Contohnya
motivasi masyarakat desa menjadi buruh TKI di Taiwan yakni untuk
mendirikan usaha di kampung halaman. Dengan pergi menjadi TKI dan
bekerja di sana selama tiga tahun, maka TKI itu dapat mengumpulkan
pundi-pundi uang untuk mendirikan usahanya.
b. Kebutuhan Dasar Manusia berdasarkan intensitas
Pengetian kebutuhan adalah suatu hal yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan manusia pada
dasarnya tidak ada yang sama. Kebutuhan orang dewasa, anak-anak,
lansia dan remaja berbeda. Karena itu, manusia berupaya untuk
memenuhi kebutuhan dan tidak pernah berakhir. Pada dasarnya
kebutuhan manusia sangatlah beragam. Secara garis besar kebutuhan
manusia dapat dibedakan ke dalam empat kelompok, yaitu berdasarkan
intensitas kegunaannya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan waktu
pemenuhannya dan berdasarkan subjeknya. Yang di maksud dengan
kebutuhan berdasarkan intensitasnya yaitu kebutuhan primer, kebutuhan
sekunder dan kebutuhan tersier (Anashir. “Jenis-jenis Kebutuhan Dan
Faktor Yang Mempengaruhinya” (Online)
http://edu.anashir.com/2013/09/jenis-jenis-kebutuhan-dan-faktor-
yang.html (diakses Maret 2017))
20
Kebutuhan primer, adalah kebutuhan utama atau penting yang
harus dipenuhi oleh setiap manusia untuk dapat bertahan hidup.
Sedangkan menurut ILO (International Labour Organization) bahwa
kebutuhan primer adalah kebutuhan fisik minim masyarakat, berkaitan
dengan kecukupan kebutuhan pokok setiap masyarakat, baik masyarakat
kaya maupun miskin. Contoh kebutuhan primer meliputi sandang,
pangan, perumahan, pendidikan dan lain-lain. Kebutuhan primer yang
dimaksud oleh buruh TKI yakni memenuhi kebutuhan pokok seperti
membiayai pendidikan anak-anak mereka, membangun rumah mereka
dengan layak dan memenuhi setiap kebutuhan sandang pangan mereka
dari hasil gaji yang didapatkan selama bekerja di luar negeri ( Hadi,
Syamsul “Pengertian Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier” (Online)
Http://www.cafependidikan.com/2016/12/pengertian-kebutuhan-primer-
sekunder.html (diakses Maret 2017))
Kebutuhan Sekunder, adalah kebutuhan yang bisa melengkapi
kebutuhan primer dan kebutuhan ini dapat dilaksanakan jika kebutuhan
primer sudah terpenuhi. Kebutuhan ini juga penting bagi kehidupan
manusia, sebab sebagai manusia yang memiliki budaya, yang hidup
didalam masyarakat, sangat memerlukan berbagai hal yang lebih dan
sempurna, baik mengenai mutu, jumlah dan jenisnya. Kata sekunder dari
Bahasa latin “secundus” yang artinya kedua. Contohnya TKI yang telah
membangun rumah mereka dengan bagus otomatis akan membutuhkan
perabotan yang bagus untuk mengisi rumahnya. Perabotan itu berupa
lemari es, alat-alat dapur yang bagus dan berkualitas, membeli sofa yang
21
indah, dan lain-lain (Anashir. “Jenis-jenis Kebutuhan Dan Faktor Yang
Mempengaruhinya” (Online) http://edu.anashir.com/2013/09/jenis-jenis-
kebutuhan-dan-faktor-yang.html (diakses Maret 2017))
Kebutuhan Tersier, adalah kebutuhan setelah kebutuhan primer
dan sekunder terpenuhi. Kebutuhan tersier termasuk kebutuhan mewah,
karena pemenuhi kebutuhan ini tertuju pada barang-barang mewah.
Pemenuhan kebutuhan ini lebih bersifat untuk menjaga prestasi
seseorang di tengah masyarakat. Pemenuhan kebutuhan tersier tegantung
pada kedudukan dan strata ekonomi seseorang dalam masyarakat. Contoh
kebutuhan ini dalam buruh TKI yakni hasil pendapatan mereka guna
untuk membeli perhiasaan, sepeda motor bahkan mobil setelah
kebutuhan primer dan sekunder mereka dapatkan. Kebutuhan tersier
perlu untuk meningkatkan status TKI dalam masyarakat, agar mereka
tidak dianggap strata kelas bawah (Anashir. “Jenis-jenis Kebutuhan Dan
Faktor Yang Mempengaruhinya” (Online)
http://edu.anashir.com/2013/09/jenis-jenis-kebutuhan-dan-faktor-
yang.html (diakses Maret 2017))
2. Motivasi Mencapai Harapan
Motivasi dalam mencapai harapan ini dapat diartikan sebagai
“proses” dari pemikiran satu tujuan, dengan motivasi untuk mendapatkan
tujuan-tujuan tersebut (agency), dan cara-cara untuk meraih tujuan-tujuan
tersebut (pathways). Harapan juga berisi sistem sebuah motivasi yang
menjadi cara bagi seseorang menghargai dan mengejar hasil dari tujuan
mereka ketika sudah menguasainya ataupun tidak. Harapan menunjukkan
22
bahwa tujuan tidak menghasilkan kebiasaan, tapi lebih mengarah pada sudut
pandang seseorang kepada diri mereka sebagai orang yang mampu memulai
dan menerapkan suatu perilaku menuju keinginan pribadi yang bernilai dan
menghasilkan respon untuk menguasai dan respon yang biasa saja(Istiani,
2014:18-23).
Menurut David McClelland dalam (Uno, 2014:9) berpendapatan
bahwa: A motive is the redintegration by a cue of change in an affective
situation, yang artinya motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan
yang telah dipelajari (redintergration) dengan ditandai suatu perubahan
pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan
(stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan,
sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif
saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi
ini memiliki dua aspek, yaitu adanya dorongan dari dalam diri dan dari luar
untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang
diharapkan dan usaha untuk mencapai harapan tersebut.
Kaitannya sasaran dan TKI untuk mencapai harapan yakni motif
atau dorong-dorongan dari dalam diri sendiri. lingkungan dan kebutuhan
yang menghimpit, menyebabkan mereka menjadi buruh TKI di Taiwan.
Bekerja menjadi TKI merupakan harapan terbesar atau terkecil yang dapat
mengeluarkan mereka dari masalah perekonomian. Menjadi TKI juga
membawa mereka mencapai keinginan yang selama ini didambakan.
Keinginan itu bisa berupa kebutuhan pokok maupun kebutuhan barang
mewah yang tidak bisa tercapai ketika mereka bekerja di desa. Itu yang
23
membuat mereka berbondong-bondang bekerja ke luar negeri, karena
bekerja di sana membuat mereka bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan
dari kebutuhan pokok maupun kebutuhan barang mewah.
Menurut Snyder dalam Fransisca harapan terdiri dari 3 komponen
yaitu sasaran (goal), daya kehendak (willpower/agency), dan strategi
(waypower/pathway), dapat membantu kita dalam mencapai harapan yang
diinginkan (Istiani, 2014:18-23). Urainya sebagai berikut:
a. Sasaran (goals)
Sasaran merupakan obyek pengalaman, atau hasil yang
dibayangkan dan diinginkan individu dalam benaknya, namun yang pasti
sasaran tersebut harus merupakan sesuatu yang penting untuk dicapai.
Harapan akan pencapaian dan pentingnya sasaran adalah penentu
keberadaan motivasi. Semakin besar penantian dan semakin penting
sasaran bagi seseorang, maka usaha mencapai sasaran juga semakin
besar. Sasaran (goal) yang dimaksud disini yakni kebutuhan-kebutuhan
yang ingin dicapai oleh masyarakat desa sehingga mereka memutuskan
menjadi TKI. Contoh kebutuhan tersebut, kebutuhan untuk membenahi
rumah yang layak huni, uang pendidikan anak, membeli kendaraan, dan
lain-lain.
b. Daya kehendak (willpower/agency)
Harapan adalah daya kehendak (willpower/agency) mengacu pada
motivasi yang mendorong individu untuk memulai dan mempertahankan
segerakan menuju tujuan mereka. Daya kehendak adalah sumber tekad
dan komitmen yang mendorong individu untuk mencapai sasaran. Snyder
24
dkk menyatakan bahwa daya kehendak bersifat selfreferential, yaitu
individu memiliki pemikiran bahwa dirinya sendirilah yang memulai dan
terus bergerak untuk mencapai sasarannya. Daya untuk mempertahankan
motivasi dan mendorong individu untuk bergerak kearah tujuan tersebut.
daya kehendak yang dimaksud disini, adalah aksi mereka atau dorongan
dalam dalam diri masyarkat desa untuk mencapai sasaran atau keinginan
mereka untuk menjadi TKI. Sehingga, menjadi buruh TKI adalah salah
satu keputusan yang tepat untuk bisa mencapai sasaran.
c. Strategi (waypower/pathway)
Harapan adalah strategi (waypower/pathway). Strategi
merefleksikan rencana atau jalan yang menuntun pada pencapaian
harapan. Strategi adalah kemampuan kita menemukan satu atau beberapa
cara yang efektif untuk mencapai sasaran. Keberadaan sasaran yang
penting membantu individu untuk merencanakan dengan lebih baik cara-
cara untuk mencapainya. Kemampuan merencanakan strategi turut
diperngaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran menemukan cara-cara
tertentu untuk mencapai sasaran. Pengalaman individu akan kemampuan
menemukan strategi dan cara-cara untuk mencapai tujuan individu
tersebut meskipun dalam keadaan tertekan. Strategi yang dimaksud disini
adalah masyarakat yakin dan tepat menjadi buruh TKI yang dapat
memenuhi sasarannya. Mereka sudah memutuskan dan mmendaftarkan
diri menjadi buruh TKI. Strategi ini juga dibutuhkan para TKI, ketika
mereka bekerja di luar negeri. Strategi ini digunakan untuk mendapatkan
kepercayaan dan kelayakan bekerja dengan majikan. Sehingga mereka
25
dapat leluasa mengerjakan pekerjaan dengan baik tanpa ada dalam
tekanan dari majikan
D. Konsep Masyarakat Desa
Istilah masyarakat dalam Bahasa Inggris disebut society, asal katanya
socius yang berarti kawan. Kata “masyarakat” berasal dari Bahasa Arab, yaitu
syirk, artinya bergaul. Saling bergaul tentu ada karena bentuk-bentuk aturan
hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan
oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan
kesatuan. Para ahli seperti Maclver, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin sepakat, bahwa
adanya saling bergaul dan interaksi Karena mempunyai nilai-nilai, norma-
norma, cara-cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga
masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama (Soelaeman, 2005: 122).
Desa diartikan sebagai suatu kesatuan hukum, dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
Desa mungkin hanya terdiri dari satu tempat kediaman masyarakat saja, atau
terdiri dari pendukuhan-pendukuhan yang bergabung dan mempunyai induk
Desa (induk desa ditambah beberapa tempat kediaman masyarakat hukum yang
terpisah beserta tanah pertaniannya, perternakan, perikanan, dan lain-lain.
Sedangkan Pedesaan adalah daerah-daerah masyarakat hukum terbawah, yang
berada dibawah kecamatan dengan sumber ekonomi utamanya adalah usaha
pertanian dengan usaha sampingan memelihara ternak sedangkan masyarakat
ditandai dengan pergaulan yang akrab dan memegang teguh adat istiadat
26
setempat. Masyarakat pedesaan adalah suatu masyarakat yang bersifat
homogen, tertib, dan tentram dalam kehidupan sosialnya, menerima keadaan
dan hidup tanpa ada perselisihan serta menolak segala bentuk pembaharuan,
meskipun dalam kenyataannya anggapan-anggapan tersebut tidak selalu benar
(Wisadirana, 2005: 21-24)
Menurut Bouman (dalam I Nyoman Beratha, 1982) Desa adalah salah
satu bentuk kehidupan bersama beberapa ribu orang, hampir semuanya saling
mengenal, kebanyakan yang termasuk di dalamnya hidup dari pertanian, dan
sebagainya, usaha-usaha yang dapat dipengaruhi oleh hukum dan kehendak
alam. Di desa, menurut Bouman selanjutnya terdapat banyak ikatan-ikatan
keluarga yang rapat, taat pada tradisi dan kaidah-kaidah sosial. Masyarakat
desa sebagian sistem sosial berbeda dengan contoh sistem sosial lain seperti
kelompok sosial atau organisasi sosial. Masyarakat desa merupakan sistem
sosial yang komprehensif, artinya di dalam masyarakat desa terdapat semua
bentuk pengorganisasian atau lembaga-lembaga yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.
Namun ini tidak berarti 100% masyarakat itu secara ekonomi betul-betul dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Ibrahim, 2003:31)
Masyarakat desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih
mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat. Sistem
kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Pendudukan
masyarakat pendesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat
adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula dan
bahkan tukang catut, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian.
27
Pekerjaan-pekerjaan disamping pertanian, hanya merupakan pekerjaan
sambilan saja, oleh karena bila tiba masa panen atau masa menanam padi,
pekerjaan-pekerjaan sambilan tadi segera ditinggalkan (Soekanto, 2005:153)
Jadi masyarakat desa dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang
memiliki sistem kekerabatan seperti keluarga yang membentuk komunitas kecil
disuatu wilayah. Dimana ada orang-orang penting yang menjalankan
peranannya sebagai orang yang di anggap mampu menjadi pemimpin desa.
Pada umumnya masyarakat desa bekerja di bidang pertaniaan yakni sebagai
buruh tani atau pemilik lahan pertanian itu sendiri. Hasil dari bercocok tanam
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi seiringnya dengan waktu
berjalan, keberahli fungsi lahan menyebabkan masyarakat desa berpindah dari
sektor agraris menjadi ke sentro industri yang lebih maju dan tertata.
Masyarakat desa juga memiliki rasa kekerabatan yang sangat terikat kepada
sesama. Mereka memiliki jiwa saling tolong menolong kepada sesama tetangga
yang membutuhkan, jiwa gotong royong, rasa paguyuban, menghormati orang
yang lebih tua, menjunjung tinggi nilai, norma dan budaya tradisi nenek
moyang. Sehingga terciptanya kerukunan dan sikap saling mengasih anatara
satu dengan yang lain. Dan tidak memandang hal-hal yang dapat merugikan
keutuhan kesatuan didalam diri masyarakat.
E. Konsep Migran
1. Pengertian Buruh Migran
Migran adalah perpindahan penduduk dari wilayah asal ke wilayah
baru untuk mencari pekerjaan atau untuk menentap dalam jangka yang
relatif lama. Perdefinisi, pekerja migran (migrant workers) adalah orang
28
yang bermigrasi dari wilayah kelahirannya ke tempat lain dan kemudian
bekerja di tempat yang baru tersebut dalam jangka waktu relatif menetap
(Suharto, 2010:177-178). Pekerja Migran adalah orang yang bermigrasi
dari wilayah kelahirannya ketempat lain dan kemudian bekerja ditempat
baru tersebut dalam jangka waktu relatif menetap. Migran yang dilakukan
banyak orang dilihat sebagai fenomena demografis. Menurut Everst S. Lee
dalam Muhadjir Darwin bahwa keputusan berpindah tempat tinggal dari
suatu wilayah ke wilayah lain adalah merupakan konsekuensi dari
perbedaan dalam nilai kefaedahan antara daerah asal dari daerah tujuan.
Pekerja migran mencakup 2 tipe, yaitu pekerja migran internal dan
pekerja migran internasional. Pekerja migran internal berkaitan dengan
urbanisasi. Sedangkan pekerja migran internasional tidak dapat dipisahkan
dari globalisasi. Pekerja migran internal (dalam negeri) adalah orang yang
bermigrasi dari tempat asalnya untuk bekerja di tempat lain yang masih
termasuk dalam wilayah Indonesia. Pekerja migran internasional (luar
negeri) adalah mereka yang meninggalkan tanah airnya untuk mengisi
pekerjaan di negera lain. Di Indonesia, pengertian ini menunjuk pada orang
yang bekerja di luar negeri atau yang dikenal dengan istilah Tenaga Kerja
Indonesia (TKI). Karena persoalan TKI ini seringkali menyentuh para buruh
wanita yang menjadi pekerja kasar di luar negeri, yang biasanya disebut
dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW atau Nakerwan). Sedangkan pekerja
laki-laki di luar negeri disebut dengan TKI (Farhana, 2010: 32-33).
29
2. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia
Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat dapat meliputi setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain atau setiap orang yang
bekerja sendiri dengan tidak menerima upah atau imbalan. Tenaga kerja
meliputi pekerja informal, pekerja formal dan orang yang belum bekerja
atau pengangguran. Dengan kata lain, pengertian tenaga kerja adalah lebih
luas dari pada pekerja atau buruh (Wijayanti, 2010:1). Tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Pekerja/buruh adalah setiap orang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain (L, Rukiyah dan Syahrizal, 2013:03).
Jadi tenaga kerja adalah seseorang individu yang sedang mencari pekerjaan
untuk menghasilkan barang atau jasa yang memiliki persyaratan batas usia
yang sudah ditentukan oleh pemerintah maupun syarat dari pihak yang
menyediakan pekerjaan bertujuan untuk menghasilkan upah.
Menurut UU Republik Indonesia No 39 Tahun 2004 dan Peraturan
Presiden RI Tahun 2011 tentang Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri
(TKI). Isi dari UU Republik Indonesia Tahun 2014 tentang TKI tidak
mengalami perubahan isi, karena peneliti tidak menemukan naskah
publikasi yang lengkap, maka peneliti tetap menggunakan UU Republik
Indonesia No 39 Tahun 2004. Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Tenaga
Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap warga
30
Negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam
hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menimpah upah.
Selanjutnya Pasal 1 ayat 2 disebutkan Calon Tenaga Kerja Indonesia adalah
setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja
yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah
Kebupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjan. Pasal
ayat 3 berbunyi Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk
mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan
pemberi kerja di luar negeri yang meliputi proses perekrutan, pengurus,
dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan
pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan
pemulangan dari negara tujuan. Untuk ayat 6 Mitra Usaha adalah istansi
atau badan usaha berbentuk badan hukum di negara tujuan yang
bertanggung jawab menempatkan TKI pada pengguna. Dan ayat 7 Pengguna
Jasa TKI yang selanjutnya disebut pengguna adalah instansi Pemerintah,
Badan Hukum Pemerintah Swasta, dan/atau Perseorangan di negara tujuan
yang mempekerjakan TKI.
Pelaksana penempatan TKI swasta yang akan menempatkan TKI ke
luar negeri harus terlebih dahulu membuat perjanjian kerja sama
penempatan yang dibuat secara tertulis dengan mitra usaha atau pengguna
yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal ini penting bagi
calon TKI tentang adanya jaminan kepastian penempatan yang akan
dilakukan oleh pelaksana penempatan TKI dengan mitra usaha atau
pengguna jasa TKI di luar negeri. Calon TKI juga harus membuat perjanjian
31
penempatan TKI yang dibuat secara tertulis antara pelaksanaan penempatan
TKI swasta dengan calon TKI yang memuat hak dan kewajiban masing-
masing pihak dalam rangka penempatan TKI di negara tujuan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan antara TKI dengan pengguna
jasa membuat perjanjian kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban masing-masing pihak (Abdurrahman, 2006:33).
Selain uraian di atas, para TKI juga harus mencari informasi tentang
negara yang akan dituju. Dalam penelitian ini peneliti memilih Negara
Taiwan sebagai negara tujuan masyarakat Desa Sidorejo menjadi buruh
Tenaga Kerja Indonesia. Taiwan dikenal sebagai “The Beautiful Formosa”,
sebuah pulau di Asia Timur dengan luasan 160 kilometer terbentang dari
pantai Tenggara Cina Daratan. Pegunungan yang luas dan subur di sebelah
timur, garis pantai cukup lurus dan beberapa pelabuhan dengan nuansa
alami, sungai pendek yang terkelola untuk pembangkit listrik. Seluruh
tenaga kerja asing yang bekerja di Taiwan harus mengikuti undang-undang
ketenagakerjaan yang berlaku di sana, dengan demikian mereka akan
memperoleh perlindungan hukum, seperti masalah gaji, jam kerja, izin libur,
lembur, dan pemutusan hubungan kerja berdasarkan undang-undang
ketenagakerjaan, sehingga bila terjadi hal-hal di luar ketentuan dalam
kontrak kerja, maka akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku di
Taiwan.
TKI yang bekerja di Taiwan dibagi menjadi dua kategori yaitu: (1)
TKI formal yang bekerja di pabrik atau industri, jenis pekerjaannya dapat
dilakukan oleh TKI laki-laki dan perempuan; (2) TKI informal pada umunya
32
mereka adalah bekerja sebagai care giver merawat orang tua dan anak,
pekerjaan ini mayoritas dilakukan oleh perempuan. Adapaun beberapa
kewajiban TKI setiba di Negara Taiwan sebagai berikut :
Pemeriksaan Kesehatan. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi
awal kondisi kesehatan TKI sebelum bekerja. Pemeriksaan ini dilakukan
4 kali pemeriksaan kesehatan setelah TKI tiba di Taiwan. Pemeriksaan
ini dilakukan secara berkala.
Pemeriksaan Sidik Jari. Pemeriksaan ini berguna untuk setiap pekerja
asing yang akan pekerja di Taiwan. Pemeriksaan ini dilakukan di kantor
polisi setempat.
Mengurus Alien Resident Certificate (ARC). Setelah pemeriksaan sidik
jari, TKI harus mengurus ARC yakni semacam KTP di kepolisian
setempat. Pembuatan ARC sebagai tanda pekerja asing legal yang
bekerja di Taiwan.
Mengurus Surat Izin Kerja (SIK). Setelah tiba di Taiwan TKI
diperbolehkan menguruh SIK ke Council of Labour Affairs (CLA) yaitu
lembaga pemerintah Taiwan yang membidangi tenaga kerja. Pembuatan
SIK dilakukan oleh agen. SIK di buat untuk mengurus kontrak kerja
antara majikan dan TKI, serta mengurus perpanjangan kontrak dan
mengganti majikan baru.
Selanjutnya Prosedur yang harus dilaksanakan oleh TKI yang
bekerja menjadi buruh di negara Taiwan yakni sebagai berikut:
Perjanjian kerja. Perjanjian kerja ini dilakukan oleh majikan dan TKI
yang sudah disahkan oleh BP3TKI dan KDEI Taipei yang sudah di
33
legalisir dan tidak boleh dirubah oleh berbagai pihak. Jika ingin
mengajukan perubahan maka harus ada negosiasi dari majikan dan TKI.
Poin penting dalam surat berjanjian yakni : ketentuan kerja, hari libur
cuti, gaji pokok dan lembur.
Perselisihan atau Sengketa. Apabila terjadi perselisihan antara majikan
dan TKI, maka TKI dapat menghubungi kantor dagang Ekonomi
Indonesia (KDEI) di Taipei, kepada ”Consumer Protection Commission,
Executive Yuana” (nomor telepon khusus 1950) dan pada pihak agensi.
Asuransi. Asuransi diperuntukan untuk setiap TKI yang bekerja di
Taiwan yang sudah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan
Taiwan yang dibagi menjadi dua sektor yakni sektor pekerja formal dan
pekerja sektor informal.
Pajak. Pajak pendapatan TKI ini sesuai dengan undang-undang
perpajakan Taiwan yakni : TKI dari sektor formal dan informal yang
menetap kurang dari 183 hari maupun yang lebih (Rachman, Fika
Muardiana. “Taiwan, Negara Tujuan Para TKI” (online)
https://buruhmigran.or.id/2011/11/08/informasi-negara-tujuan-tki-
taiwan/. (diakses Maret 2017))
top related