bab i pendahuluan -...
Post on 05-Aug-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkaran cincin api (ring of fire) Pasifik atau sabuk gempa Pasific (sircum-
Pasific seismic belt) yang mencakup wilayah panjang mencapai 40.000 km
merupakan daerah dimana terdapat aktifitas kegempaan dan gunung berapi
akibat dari pertemuan tiga lempeng tektonik. Indonesia yang secara geografis
termasuk dalam lingkaran api mempunyai 129 gunung api dimana jumlah
tersebut adalah 13 % dari keseluruhan gunung api di dunia. Oleh karena itu
secara geologi Indonesia berpotensi untuk memiliki deposit sumber daya mineral
yang cukup besar, salah satu dari mineral tersebut ialah zeolit alam yang ada di
Provinsi Lampung.
Diperkirakan deposit zeolite berupa sedimentasi dari mineral alam terdapat
dalam skala besar tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Pemanfaatan zeolite
dapat dilakukan secara sinergis antara perguruan tinggi, lembaga penelitian,
instansi pemerintah, industri dan masyarakat umum. Dengan demikian timbul
ide positif dari pemanfaatan zeolite sebagai bahan baku (raw materials) yang
mampu meningkatkan nilai ekonomi maupun pengembangan teknologi,
termasuk penting dan strategisnya pengembangan teknologi dari fungsi
infrastruktur jalan. Berkembangnya infrastruktur jalan diharapkan dapat
mendorong perekonomian nasional maupun daerah dengan menyediakan akses
distribusi dan pelayanan kepada masyarakat.
Penggunaan campuran beraspal di Indonesia pada umumnya menggunakan
Laston (Lapis Aspal Beton/AC/Asphalt Concrete) dengan panjang lebih dari
287.926 km yang menuntut penggunaan material dengan kualitas yang baik
berupa agregat maupun bahan pengikat, mengingat meningkatnya jumlah
kendaraan, tidak berfungsinya drainase yang baik, dan alih fungsi lingkungan.
Dengan mengacu kondisi di atas, bagian dari agregat yang mempunyai
PERANCANGAN LABORATORIUM PERKERASAN LENTURASPAL BETON LAPIS AUS (AC-WC)MENGGUNAKAN ZEOLITE ALAM(LAMPUNG)AVE EMDA PRESETIO KUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
persentase volumetrik terkecil dalam campuran yaitu filler mempunyai peranan
yang besar pada karakteristik kinerja campuran terhadap beban lalu lintas.
Dengan demikian menimbulkan suatu ide penelitian “Apakah pengaruh
penggunaan zeolite alam sebagai bahan pengganti yang berasal dari daerah
Provinsi Lampung pada campuran aspal?”. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat
dijawab dengan melalui sebuah penelitian dengan judul “Perancangan
Laboratorium Perkerasan Lentur Aspal Beton Lapis Aus (AC-WC) dengan
Menggunakan Zeolite Alam (Lampung)”.
1.2. Rumusan Masalah
Laju peningkatan ekonomi dan pemerataan pembangunan harus ditunjang
dengan infrastruktur jalan yang baik, sehingga produksi aspal untuk memenuhi
kebutuhan program pemeliharaan, rehabilitasi, maupun pembuatan jalan baru
sangat signifikan. Hal tersebut mempunyai hubungan yang linier terhadap
penggunaan material alternatif produksi campuran aspal, seperti yang kita
ketahui bahan pengisi yang sering digunakan di AMP (asphalt mixing plant)
ialah debu batu. Zeolite adalah salah satu material yang pada umumnya
digunakan di bidang pertanian, perikanan, dan industri kimia diharapkan dapat
memberikan peluang alternatif sebagai material bahan penyusun campuran
aspal.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1) Seberapa besar pengaruh zeolite sebagai bahan pengganti filler
debu batu pada karakteristik campuran beton aspal?
2) Berapa besaran nilai kekuatan campuran beraspal yang
menggunakan zeolite sebagai bahan pengganti filler debu batu
menggunakan aspal pen 60/70?
PERANCANGAN LABORATORIUM PERKERASAN LENTURASPAL BETON LAPIS AUS (AC-WC)MENGGUNAKAN ZEOLITE ALAM(LAMPUNG)AVE EMDA PRESETIO KUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui :
1) Pengaruh penggunaan bahan tambah zeolite sebagai fine aggregate
pengisi rongga campuran (filler) terhadap karakteristik Marshall
campuran beraspal.
2) Besaran nilai kekuatan campuran beraspal dengan mengunakan
bahan tambah zeolite sebagai fine aggregate pengisi rongga
campuran (filler) berdasarkan karakteristik Marshall
1.4. Batasan Masalah
1. Bahan bahu course aggregate dan fine aggregate yang digunakan
diambil dari wilayah Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY.
2. Zeolite sebagai bahan pengganti filler debu batu yang berasal dari
produksi PT.MINA TAMA di wilayah Kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung.
3. Bahan pengikat aspal dengan pen 60/70 produk PT. Pertamina.
4. Menggunakan desain campuran beraspal beton lapis atas (AC-WC).
5. Variasi penambahan kadar bahan pengganti filler zeolite dari 0%,
25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap volumetrik filler debu batu.
6. Temperatur pencampuran 150-160 ⁰C dan temperatur pemadatan
130-140 ⁰C.
7. Variasi perkiraan kadar aspal optimum -1%; -0,5%, Pb +0,5%; +
1%.
8. Uji Marshall Standar dan pengujian durabilitas menggunakan Uji
Marshall modifikasi perendaman 24 jam.
9. Uji Indirect Tensile Strenght (ITS) penyimpanan sampel pada suhu
ruang 25⁰C selama 24 jam (unconditioned) dan perendaman 24 jam
(conditioned).
10. Uji laboratorium akan dilakukan di Laboratorium Transportasi
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada.
PERANCANGAN LABORATORIUM PERKERASAN LENTURASPAL BETON LAPIS AUS (AC-WC)MENGGUNAKAN ZEOLITE ALAM(LAMPUNG)AVE EMDA PRESETIO KUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang didapat dari penelitian ini ialah :
1) Usaha pemanfaatan bahan mineral alam berupa zeolite yang dapat
memberikan kontribusi ilmiah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang perkerasan jalan.
2) Mengetahui pengaruh penggunaan zeolite sebagai bahan pengganti
fine aggregate pengisi rongga campuran (filler) pada campuran
beraspal.
3) Mengetahui besaran nilai dan karakteristik campuran beraspal dengan
mengunakan bahan tambah zeolite sebagai bahan pengganti fine
aggregate pengisi rongga campuran (filler).
1.5.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini ialah :
1) Menambah alternatif penggunaan bahan pengganti fine aggregate
pengisi rongga campuran (filler) pada perkerasan yang lebih
ekonomis dan ramah lingkungan.
2) Dengan penggunaan bahan pengganti fine aggregate pengisi rongga
campuran (filler) zeolite diharapkan dapat mempertahankan kualitas
karakteristik campuran beraspal yang memenuhi standar.
1.6. Keaslian Penelitian
a. “Evaluation of Selected Warm Mix Asphalt Additives” (Nishant
Mukeshkumar Sheth, 2010). Campuran aspal hangat menggunakan bahan
additive CECABASE RT, Asphalt-min, Advera, kumho, dan kontrol
terhadap campuran aspal panas, dimana evaluasi dilakukan terhadap
karakteristik dasar seperti rongga udara dan uji tarik tidak langsung. Untuk
memprediksi kemampuan campuran dalam jangka panjang sebagai
perbandingan dilakukan dengan pendekatan melalui nilai modulus dinamik
dan pembebanan berulang menggunakan alat test.
PERANCANGAN LABORATORIUM PERKERASAN LENTURASPAL BETON LAPIS AUS (AC-WC)MENGGUNAKAN ZEOLITE ALAM(LAMPUNG)AVE EMDA PRESETIO KUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Tabel 1.1. Peringkat ITS, TSR, modulus dinamik, dan deformasi permanen
dengan kontrol campuran aspal hangat dan campuran aspal panas
Type of Mix
Rangking
Total Average
Overall Rangking Indirect Tensile
Strength Tensile
Strength Ratio Dynamic Modulus
Permanent Deformation
CECABASE RT®
5 3 4 3 3,75 4
Asppha-min® (Granular)
3 4 3 2 3,00 3
Advera WMA 4 6 2 4 4,00 5
Control HMA 1 1 1 1 1,00 1
Asppha-min® (powder)
6 5 - - 2,75 6
Kumho 2 2 - - 1,00 2
(Nishant Mukeshkumar Sheth, 2010)
b. “The Use of Warm Mix Asphalt” (EAPA - European Asphalt Pavement
Association, 2010). Penggunaan zat tambah baik organik, kimia, maupun
menggunakan teknik pembusaan pada aplikasi campuran aspal akan
menurunkan temperatur pada produksi dan pemadatan sebesar 20ᵒ
- 40ᵒ
C
dibandingkan dengan campuran aspal panas. Penggunaan Campuran aspal
hangat memberikan beberapa keuntungan seperti :
a) Lingkungan : membutuhkan energi yang lebih sedikit sehingga
menghasilkan emisi gas buang yang lebih sedikit.
b) Pelaksanaan pemadatan : pengerjaan yang lebih mudah dan aman,
memperpanjang waktu pelaksanaan dan mempercepat waktu mulai
pelayanan setelah jalan diperbaiki/dibangun.
c) Ekonomi : kebutuhan bahan bakar yang digunakan lebih sedikit
sehingga pelaksanaan dan produksi lebih ekonmis.
c. “Campuran Beraspal Hangat Untuk Perkerasan Jalan (Campuran Beraspal
Hangat Dengan Zeolit Alam)” (Furqon Afandi, 2010). Zeolite alam yang
diaktivasi dapat digunakan sebagai bahan tambah pada campuran beraspal
hangat, dan dapat diaplikasikan pada temperatur pemadatan pada kisaran
120-130 ⁰C tanpa merubah dari karkateristik spesifikasi campuran beraspal.
PERANCANGAN LABORATORIUM PERKERASAN LENTURASPAL BETON LAPIS AUS (AC-WC)MENGGUNAKAN ZEOLITE ALAM(LAMPUNG)AVE EMDA PRESETIO KUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
top related