bab 5 pengakuan pendapatan prst
Post on 26-Dec-2015
65 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Bab 5. Bab 5. Pengakuan Pengakuan PendapatanPendapatan
Muhammad Bahrul Ilmi, SESolo Business School STIE Surakarta
2011
DEFINISI PendapatanDEFINISI Pendapatan
» PSAK 23 Paragraf 6:Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi:˃ Penjualan barang;˃ Penjualan jasa; dan˃ Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti dan dividen.
Pengungkapan PendapatanPengungkapan Pendapatan
» Pengungkapan Pendapatan menurut PSAK No 34 & 35 Perusahaan harus mengungkapkan:˃ Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan
termasuk metode yang dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa;
˃ Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut;
˃ Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa dimasukkan dalam setiap kategori yang signifikan dari pendapatan;
˃ Pendapatan yang ditunda pengakuannya.
Pengukuran PendapatanPengukuran Pendapatan
» PSAK 23 paragraf 8: diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
Pengakuan PendapatanPengakuan Pendapatan
» Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut tercermin dalam statement keuangan.
» Secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measuribility) dan keterandalan (reliability).
Pengakuan Pendapatan (SFAC No. 5): pendapatan diakui pada saat: (1)direalisasi (realized), dan (2)diperoleh (earned). Empat transaksi pendapatan yang diakui adalah:1.Pendapatan yang berasal dari penjualan diakui pada tanggal terjadinya transaksi. Biasanya diartikan sebagai tanggal penyerahan barang kepada pembeli.2.Pendapatan yang berasal dari penjualan jasa, diakui pada saat jasa telah diselesaikan dan dapat ditagihkan ke pembeli.3.Pendapatan dari pemberian ijin menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sejalan dengan berlalunya waktu atau pada saat aktiva tersebut digunakan.4.Pendapatan dari penjualan aktiva tetap, diakui pada saat terjadinya penjualan
Penjualan Produk dari PersediaanPenjualan Produk dari Persediaan
Jenis Transaksi Pemberian JasaPemberian Jasa Memperbolehkan penggunaan aktiva
Memperbolehkan penggunaan aktiva
Penjualan Aktiva Selain PersediaanPenjualan Aktiva Selain Persediaan
Tanggal Penjualan (tgl penyerahan)
Jasa sudah dilaksanakan dan dapat ditagih
Dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva digunakan
Tanggal Penjualan atau Pertukaran
Keuntungan atau kerugian dari disposisi
Pendapatan dari bunga, sewa dan royalti
Pendapatan dari Fee atau Jasa
Pendapatan dari Penjualan
Uraian Pendapatan
Waktu Pengakuan Pendapatan
Transaksi PendapatanTransaksi PendapatanTransaksi PendapatanTransaksi Pendapatan
Pengakuan Pendapatan Transaksi Pengakuan Pendapatan Transaksi Penjualan ProdukPenjualan Produk
1. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
2. Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan3. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi
penjualan khusus (konsinyasi)
Pengakuan pendapatan pada saat Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)penjualan (penyerahan)Berlaku umum. Namun yang harus diperhatikan :1.Penjualan dengan perjanjian beli kembali. Resiko kepemilikan tetap di penjual. Persediaan “diparkir” di perusahaan lain. Sehingga melanggar prinsip pengakuan pendapatan2.Penjualan dengan hak retur. Bisa terjadi tingkat retur yang tinggi, sehingga terjadi penundaan pelaporan penjualan sampai hak retur habis. Sehingga muncul penjualan konsinyasi Dalam penjualan konsinyasi, pendapatan baru diakui setelah terjadi penjualan dan penyerahan barang dari komisioner (consignee) kepada pembeli.
Pengakuan pendapatan sebelum Pengakuan pendapatan sebelum penyerahanpenyerahan
Contohnya : akuntansi untuk kontrak konstruksi jangka panjang yang memungkinkan penerapan metode prosentase penyelesaian.
Dua metode akuntansi :1. Metode persentase penyelesaian
Konstruksi dlm proses **) xxx Tagihan konstruksi dlm proses xxx
**) Biaya konstruksi + laba sampai hari ini 2. Metode kontrak selesai
Pendapatan dan laba diakui saat kontrak selesaiJurnal sama yang beda
**) Biaya konstruksi diakumulasi
Harus menggunakan metoda Percentage-of-Completion jika estimasi kemajuan pekerjaan, pendapatan, dan kos secara layak dapat dipercaya dan seluruh kondisi berikut ada:
1. Kontrak secara jelas menetapkan enforceable rights (pembeli dan penjual mendapat hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya) terkait dengan barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan serta cara dan syarat penyelesaiannya.
2. Pembeli dapat diharapkan memenuhi seluruh kewajibannya.
3. Kontraktor dapat diharapkan melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak.
Pengakuan Pendapatan Sebelum PengirimanPengakuan Pendapatan Sebelum PengirimanPengakuan Pendapatan Sebelum PengirimanPengakuan Pendapatan Sebelum Pengiriman
Perusahaan harus menggunakan metoda Kontrak Selesai jika satu diantara kondisi berikut ini terpenuhi :
1. Perusahaan memiliki kontrak jangka pendek, atau
2. Perusahaan tidak dapat memenuhi kondisi untuk menggunakan metoda persentase penyelesaian, atau
3. Ada bahaya yang melekat (inherent hazards) dalam kontrak di luar kondisi normal, yang menimbulkan risiko bisnis.
Pengakuan Pendapatan Sebelum PengirimanPengakuan Pendapatan Sebelum PengirimanPengakuan Pendapatan Sebelum PengirimanPengakuan Pendapatan Sebelum Pengiriman
Pengukuran Kemajuan Pekerjaan
Ukuran yang paling populer adalah cost-to-cost basis (dasar biaya terhadap biaya).
Percentage-of-Completion MethodPercentage-of-Completion MethodPercentage-of-Completion MethodPercentage-of-Completion Method
Persentase penyerapan biaya dapat digunakan untuk menaksir persentase pendapatan atau laba kotor kontrak jangka panjang.
Biaya yg tjd sampai tgl ini PersentaseEstimasi paling akhir total biaya selesai Penyelesaian
Rasio % biaya thd estimasi total by diterapkan pd total pendapatan atau estimasi total laba kotor atas kontrak tsb utk mendptkan jml pendapatan atau laba kotor yg akan diakui sampai tgl ini.
% Penyelesaian x estimasi ttl pendptan = Pendapatan (atau laba kotor)(atau laba kotor) yg akan diakui sampai tgl ini
Untuk tahu jml pendapatan dan laba kotor yg diakui tiap periode dengan rumus :
PendapatanYg diakuiSampai tgl ini
Pendapatan Yg diakui Periode sblmnya
PendapatanPeriode berjalan
Contoh 1:
PT Global menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan Juli 2004 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan Oktober 2006, dengan taksiran biaya Rp8.000.000.000. Pada akhir tahun 2005, taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp8.100.000.000. Berikut ini data lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:
Keterangan 2004 2005 2006
Biaya s/d. tahun Taksiran Bi. Peny. Sisa kontrTagihan KontrakKas yang diterima
Rp2.000.000.0006.000.000.0001.800.000.0001.500.000.000
Rp5.832.000.0002.268.000.0004.800.000.0003.500.000.000
Rp8.100.000.000-
2.400.000.0004.000.000.000
2004 2005 2006
Laporan Laba-Rugi:Pendapatan dari Kontrak Jangka panjangBiaya KonstruksiLaba Kotor
Rp2.250.000 2.000.000Rp 250.000
Rp4.230.000 3.832.000Rp 298.000
Rp2.520.000 2.268.000Rp 252.000
Neraca per 31/12:Aktiva Lancar: Piutang Dagang Persediaan: KDP Rp2.250.000 Penagihan KDP 1.800.000 Biaya dan Laba DiakuiKewajiban Lancar: Penagihan (6.600.000) dan Laba Diakui (6.480.000)
Rp300.000
Rp450.000
Rp1.600.000
Rp 120.000Catatan 1.: Ikhtisar Kebijakan AkuntansiKontrak Konstruksi Jangka Panjang. Perusahaan mengakui pendapatan dan melaporkan laba kontrak konstruksi jangka panjang, dengan metoda persentase penyelesaian. Kontrak ini umumnya melebihi jangka waktu satu tahun. Pendapatan dan laba diakui setiap tahun atas dasar perbandingan biaya yang terjadi dengan total estimasi biaya. Biaya yang masuk dalam konstruksi dalam proses adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya administrasi dan umum, dibebankan pada periode terjadinya, dan tidak dialokasikan ke kontrak konstruksi
Perusahaan pengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat
penjualan, yaitu ketika kontrak telah diselesaikan.
Dengan metoda ini, perusahaan mengakumulasi kos kontrak
jangka dalam proses, namun tidak perlu melakukan pengakuan
periodik untuk pendapatan, kos, dan laba kotor.
Metoda Kontrak SelesaiMetoda Kontrak SelesaiMetoda Kontrak SelesaiMetoda Kontrak Selesai
2004 2005 2006
Laporan Laba-Rugi:Pendapatan dari Kontrak Jangka panjangBiaya KonstruksiLaba Kotor
Rp9.000.000 8.100.000Rp 900.000
Neraca per 31/12:Aktiva Lancar: Piutang Dagang Persediaan: KDP Rp2.000.000 Penagihan KDP 1.800.000 Biaya dan Laba DiakuiKewajiban Lancar: Penagihan (6.600.000) di atas biaya konstruksi (5.832.000)
Rp300.000
Rp200.000
Rp1.600.000
Rp 758.000Catatan 1.: Ikhtisar Kebijakan AkuntansiKontrak Konstruksi Jangka Panjang. Perusahaan mengakui pendapatan dan melaporkan laba kontrak konstruksi jangka panjang, dengan metoda kontrak selesai. Kontrak ini umumnya melebihi jangka waktu satu tahun. Biaya kontrak dan penagihan diakumulasi selama periode konstruksi, namun tidak ada pendapatan dan laba diakui sampai diselesaikannya kontrak. Biaya yang masuk dalam konstruksi dalam proses adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya administrasi dan umum, dibebankan pada periode terjadinya.
Rugi Kontrak Jangka PanjangRugi Kontrak Jangka PanjangRugi Kontrak Jangka PanjangRugi Kontrak Jangka Panjang
Dua Metoda:
Rugi periode berjalan pada kontrak yang menguntungkan
Persentase penyelesaian: estimasi kenaikan kos pada periode
sekarang untuk menyesuaikan laba kotor periode sebelumnya.
Rugi pada seluruh proyek
Pada kedua metoda, perusahaan harus mengakui rugi pada
periode sekarang untuk seluruh rugi proyek.
Contoh 2:
PT Global menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan Juli 2004 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan Oktober 2006, dengan taksiran biaya Rp8.000.000.000. Pada akhir tahun 2005, taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp8.769.924.000. Berikut ini data lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:
Keterangan 2004 2005 2006
Biaya s/d. tahun Taksiran Bi. Peny. Sisa kontrTagihan KontrakKas yang diterima
Rp2.000.000.0006.000.000.0001.800.000.0001.500.000.000
Rp5.832.000.0002.937.924.0004.800.000.0003.500.000.000
Rp8.769.924.000-
2.400.000.0004.000.000.000
Contoh 3:
PT Global menandatangani kontrak yang dimulai pada bulan Juli 2004 untuk membuat jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp9.000.000.000. Pekerjaan ini diharapkan selesai pada bulan Oktober 2006, dengan taksiran biaya Rp8.000.000.000. Pada akhir tahun 2005, taksiran biaya penyelesaian naik menjadi Rp9.112.500.000. Berikut ini data lain yang berkaitan dengan kontrak tersebut:
Keterangan 2004 2005 2006
Biaya s/d. tahun Taksiran Bi. Peny. Sisa kontrTagihan KontrakKas yang diterima
Rp2.000.000.0006.000.000.0001.800.000.0001.500.000.000
Rp5.832.000.0003.280.500.0004.800.000.0003.500.000.000
Rp9.112.500.000-
2.400.000.0004.000.000.000
Rugi pada Kontrak RugiRugi pada Kontrak RugiRugi pada Kontrak RugiRugi pada Kontrak Rugi
top related