bab 4 konsep dalam desain interior
Post on 11-Aug-2015
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 4 KONSEP DALAM DESAIN INTERIOR
Konsep Desain Interior
Konsep desain interior adalah pemikiran desainer didalam memecahkan permasalahan
atau problem desain. Yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi masalah desain yang
terjadi dan menyimpulkannya. Setelah mendapatkan hasil dari analisa data yang didapat dari
pemberi tugas atau klien, konsep desain dapat ditetapkan.
Untuk menghasilkan konesep desain yang baik, data-data yang diperoleh haruslah lengkap
dan akurat. Klien harus memberi kejelasan tentang kebutuhan atau masalah yang ada.
Misalnya, apakah klien ingin membuat kesan ruang yang nyaman, hangat, atau sesuatu yang
elegen atau sederhana. Selain itu, desainer juga harus memiliki kemampuan dalam
menangkap informasi, baik dengan cara wawancara atau observasi langsung. Desainer juga
harus mampu menyimpulkan problem desain.
Jika dalam konsep desain terdapat pernyataan yang mengandung unsur solusi, itu masih
bersifat programatik. Programatik maksudnya adalah tanggapan langsung beserta pemecahan
masalahnya. Ini dinamakan konsep programatik. Contoh: atas dasar analisa data, sebuah
ruang kerja yang luas memerlukan pembagian ruang. Maka, ketetapan untuk membagi ruang
menjadi dua atau lebih disebut konsep programatik. Ketetapan selanjutnya adalah bahwa
ruangan tersebut harus dipisah secara semi transparan. Kemudian ruangan tersebut dipisah
dengan partisi. Ini lah yang disebut konsep desain.
A. Konsep Ruang
1. Organisasi Ruang.
a. Centralized (terpusat)
Centralized merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang
sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.
Pola sirkulasi dan
pergerakan dalam suatu
organisasi terpusat mungkin
berbentuk radial, loop, atau
spiral. Hampir dalam setiap
kasus pola tersebut akan
berakhir di dalam atau di
sekeliling ruang pusat.
b. Linier
Organisasi linier pada dasarnya
terdiri dari sederetan ruang.
Ruang-ruang ini dapat
berhubungan secara langsung satu
dengan yang lain atau
dihubungkan melalui ruang linier
yang berbebeda atau terpisah.
Linier biasanya terdiri dari
ruang yang berulang, serupa dalam
ukuran, bentuk, dan fungsi.
Bentuk Linier bersifat fleksibel dan dapat
menanggapi terhadap macam kondisi dan
bentuk tapak. Bentuknya dapat lurus,
bersegmen, atau melengkung. Konfigurasinya
dapat berbentuk horizontal, sepanjang tapak,
diagonal menaiki suatu keminringan,
atauberdiri tegak seperti sebuah menara.
Bentuk-bentuk lengkung
bersegmen pada Linier melingkupi
daerah ruang eksterior pada sisi
cekungnya dan mengarahkan
ruang-ruangnya menghadap ke
pusat daerah. Pada sisi
cembungnya bentuk ini tampak
menghadang dan memisahkan
ruang di hadapannya terhadap lingkungannya.
c. Radial
Radial memadukan unsur-unsur terpusat dan linir. Organisasi ini terdiri dari
ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut
arah jari-jarinya. Apa bila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang
introvert yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah
organisasi radial adalah sebuah
bentuk yang ekstrovert yang
mengembang keluar lingkupnya.
Ruang pusat pada suatu
organisasi radial pada umumnya
berbentuk teratur. Lengan-lengan
liniernya, mungkin mirip satu sama
lain dlaam hal bentuk dan panjang
untuk mempertahankan keteraturan
bentuk organisasi secara
keseluruhan. Lengan-lengan
radialnya juga dapat berbeda stu
sama lain untuk menanggapi
kebutuhan-kebutuhan akan fungsi dan konteksnya.
d. Cluster
Cluster ini mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu
ruang lainnya. Sering kali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang yang berulang yang
memiliki fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan
orientasi.
Didalam komposisinya, organisasi ini
juga dapat menerima ruang-ruang yang
berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya,
tetapi berhubungan satu dengan yang lain
berdasarkan penempatan atau alat penata
visual seperti simetri atau sumbu.
Karena polanya tidak bersifat kaku,
betuk ini bersifat fleksibel dan adapat
menerima pertumbuhan dan perubahan
langsung tanpa mempengaruhi
karakternya.
e.
Grid
Grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang
dan hubungan anatar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi. Sebuah
grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk
sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam
dimensi ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set ruang modular berulang.
2. Bloking
Konsep blocking adalah dasar pembagian kelompok ruang yang dikembangkan atas
dasar:
a. Kesamaan fungsi ruang. Dalam hal ini, bisa dimaksudkan dalam kegiatan yang sama
dalam satu ruang.
b. Kesamaan sifat ruang akibat kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Contohnya
seperti, dinamis-statis, kotor-bersih, terbuka-tertutup.
c. Kesamaan hirarki ruang, berkaitan dengan status sosial penggunanya.
Contoh:
Konsep blocking pada kamar mandi yang membagi menjado tiga daerah yaitu, area
kering, area basah, dan area semi basah. Area kering digunakan untuk menaruh pakaian
kotor dan baju yang akan digunakan. Area semi basah digunakan untuk closet, sikat gigi,
dll. Sementara area basah, digunakan untuk shower dan berendam.
Sumber: http://raftorigin.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-ja-x.html
3. Bentuk Ruang
~. Keteraturan (teratur atau tidak teratur)
~ Bentuk dasar ruang dalam pengertian shape
~ Bentuk-bentuk piatonic (seperti: bola, piramid, kubus)
Denah adalah gambar yang menunjukkan letak sesuatu.
a. Prinsip Komposisi Estetik Ruang
~ axis : pengaturannya seimbang terhadap garis tengah sumbu.
~ simetri: kanan kiri sama.
~ hierarki atau kontras : pusat perhatian (ukuran, garis, warna, tekstur dan cahaya)
~ Repetisi atau irama: pengulangan yang teratur sehingga menimbulkan kesan berpola
b. Derajat Pembentukan Ruang
c. Bentuk Sirkulasi
Melewati ruang
Menembus Ruang
Berakhir dalam ruangan
Sumber: http://kencurz-by.blogspot.com/2010_03_01_archive.html
d. Bentuk hubungan antar ruang
~ ruang dalam ruang
~ ruang yang saling mengikat
~ ruang yang berdekatan
~ ruang umum yang menghubungkan ruang lain
4. Tata Letak Furniture
5. Fungsi Ruang
6. Bentuk Ruang
7. Sifat Ruang
8. Skala dan Proporsi Ruang (dimensi)
B. Konsep Warna dan Material
~ sifat warna (visual effect)
~ makna warna (simbolisasi/konvensi)
~ material alam atau buatan
~ kualitas permukaan material (matt atau glossy)
~ Bentuk atau pola penerapan material
C. Konsep Pencahayaan
~ Natural atau artificial
~ Jenis lampu
~ Direct atau indirect light
D. Konsep Mebel
~ Built in atau loose furniture (flexibility)
~ Furniture sebagai bagian dari interior atau terpisah
~ Standart vs costum-made
~ Style dalam furniture
E. Konsep Pengendalian Lingkungan
~ Natural atau cross air sirculation vs artificial AC
~ Energy saving system
Tujuan Penetapan Konsep Desain
Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko kegagalan di dalam tahap pemecahan
masalah desain. Konsep desain membuat terarahnya desainer dalam memcahkan masalah.
Namun, masih membuka kemungkinan alternatif pemecahannya.
Bagaimana Konsep Desain Interior Ditetapkan
Di butuhkan cara berpikir logika analisis dan kreatifitas. Selain itu, dibutuhkan
pemikiran yang kritis atau nalar yang tinggi sehingga mampu menangkap makna-makna
yang ada. Diperlukan juga kemampuan pemahaman tentang prinsip desain interior yang
ada, sehingga dapat menimbulkan bayangan gambaran efek visual bila suatu keputusan
desain diambil
Konsep-konsep desain yang pernah di perkenalkan sering kali melibatkan beberapa unsur:
1. citra atau image dari suatu obyek
2. sifat kegiatan
3. gaya desain
KONSEP DALAM DESAIN INTERIOR
makalah untuk memenuhi tugas studio kria 4
Disusun Oleh:
Cikita Wildainy (17210028)
Prodi Kria Tekstil
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
2012
top related