asuhan kebidanan balita sakit pada an. s umur 4 … · di klinik pratama an-nuur karanganyar karya...
Post on 02-Mar-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. S UMUR 4 TAHUN
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) RINGAN
DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Fatmara Ayu Plaviana
NIM B13 063
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. S UMUR 4 TAHUN
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) RINGAN
DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR KARANGANYAR
Diajukan Oleh :
Fatmara Ayu Plaviana
NIM B13 063
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2016
Pembimbing
Arista Apriani, SST., M. Kes
NIK. 201188069
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. S UMUR 4 TAHUN
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) RINGAN
DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR KARANGANYAR
Diajukan Oleh :
Fatmara Ayu Plaviana
NIM B13 063
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal Juli 2016
Penguji I Penguji II
Yunia Renny Andhikatias, SST., MPH Arista Apriani, SST., M. Kes
NIK 201188092 NIK. 201188069
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka.Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK. 201188093
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. S Umur 4 Tahun
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di Klinik Pratama An-
Nuur Karanganyar ”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Siti Nurjanah, SST, M. Keb, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Arista Apriani, SST., M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan pada penulisan Karya Tulis Ilmiah.
4. Hj. Sri Surti Mulyani, Amd. Keb selaku Pimpinan Klinik Pratama An-Nuur
Karanganyar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data
awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Ny. R dan An. S yang telah bersedia menjadi subjek studi kasus dalam
penulisan Karya Tulis Imiah ini
7. Semua teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2016
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Fatmara Ayu Plaviana
B13063
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. S UMUR 4 TAHUN
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) RINGAN
DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR KARANGANYAR
xi + 64 halaman + 11 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : ISPA merupakan masalah kesehatan yang penting karena
menjadi penyebab pertama kematian di negara berkembang. Setiap tahun ada dua
juta kematian yang disebabkan oleh ISPA, WHO memperkirakan insiden ISPA di
negara berkembang sebanyak 151 kejadian (0,29%). Studi pendahuluan yang
dilakukan pada tanggal 28 November 2015 di Klinik Pratama An-Nuur
Karanganyar didapatkan data bulan Oktober 2014 – Oktober 2015 didapatkan
balita sakit sebanyak 432 anak, yang terdiri dari balita dengan ISPA sebanyak 230
Anak (53,2%), balita dengan demam, flu, batuk sebanyak 110 anak (25,5%), balita
diare sebanyak 92 anak (21,3%).
Tujuan : Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada An. S Umur 4 Tahun dengan
ISPA di Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar sesuai dengan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney.
Metode Penelitian : Jenis laporan ini adalah penelitian observasionl deskriptif
dengan desain studi kasus. Studi kasus ini dilakukan di Klinik Pratama An-Nuur
Karanganyar dilakukan pada Oktober 2015 – Juli 2016. Subyek dalam studi kasus
ini adalah An. S umur 4 tahun dengan ISPA ringan. Instrumen yang digunakan
format asuhan kebidanan pada balita sakit menurut Varney dan SOAP. Teknik
pengambilan data menggunakan data primer dan seknder.
Hasil Studi Kasus : Evaluasi pada kasus An. S umur 4 tahun dengan ISPA ringan
Ibu mengatakan anaknya sudah tidak pilek, batuk kadang – kadang, Ibu
mengatakan anaknya tidak rewel, nafsu makan baik dan anak sudah tidak panas.
Aktifitas anak sudah bermain dengan teman sebayanya sudah aktif. Keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36 ºC, nadi 120x/menit, R : 32
x/menit dan Hidung tidak ada lendir.
Kesimpulan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An. S umur 4 tahun
dengan ISPA ringan selama 6 hari terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan yaitu pada dan riwayat imunisasi.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan, balita sakit, ISPA ringan
Kepustakaan : 23 literatur (tahun 2007 – 2015)
vii
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS: Al-
Insyiroh: 6)
2. Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu.
3. Orang yang paling sabar diantara kamu adalah orang yang memaafkan
kesalahan orang lain padahal dia berkuasa untuk membalasnya.
4. Janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati.
5. Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti
akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan (Sarah
Caldwell)
PERSEMBAHAN
1. Sujud syukur kepada Allah SWT melimpahkan rahmad dan hidayahNya
sehigga KTI ini bisa terselesaikan
2. Trimakasih Bapak dan Ibu atas sayang, dukungan, kesabaran dan untaian do’a
yang senantiasa mengiring langkahku sungguh tidak ada kata-kata yang lebih
mudah dan lebih pantas terucap untuk membalas semua kasih sayangmu.
3. Kakakku tersayang Singgih Agus Faizal dan semua keluarga besar terima kasih
atas do’a dan perhatiannya selama ini.
4. Sahabatku Bella, Habibi terima kasih atas semangat dan dukungan yang telah
diberikan selama ini.
5. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013, semangat…!!!!
6. Almamater tercinta
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Fatmara Ayu Plaviana
Tempat / Tanggal Lahir : Surakarta, 5 Desember 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Bonsai Raya Sabrang Lor RT 07 RW 08
Mojosongo Jebres Surakarta
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Gulon Surakarta Lulus tahun 2007
2. SMP Negeri 14 Surakarta Lulus tahun 2010
3. SMA Negeri 6 Surakarta Lulus tahun 2013
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................... 3
D. Manfaat Studis Kasus .................................................................. 4
E. Keaslian Studi Kasus .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ................................................................................. 7
1. Balita ..................................................................................... 7
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ............................... 10
3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan .................. 13
B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................................... 15
C. Landasan Hukum ........................................................................ 31
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ........................................................................ 33
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 33
C. Subjek Studi Kasus ..................................................................... 33
D. Waktu Studi Kasus ...................................................................... 33
E. Instrumen Studis Kasus ............................................................... 34
x
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34
G. Alat dan Bahan yang digunakan ................................................. 37
H. Jadwal Studi Kasus ..................................................................... 38
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus ............................................................................. 39
B. Pembahasan ................................................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 64
B. Saran ............................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Ijin Pengambilan Data
Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan pengambilan Data Awal
Lampiran 4. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 7. Lembar persetujuan Responden
Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Balita Sakit
Lampiran 9. SAP dan Leaflet tentang ISPA
Lampiran 10. Dokumentasi
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk balita terbesar keempat
di dunia yaitu sebesar 18.823.667 balita. Angka Kematian Balita (AKABA)
adalah 40 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kategori tersebut, maka
secara nasional Indonesia masuk dalam kategori AKABA sedang. Target
MDGs pada tahun 2015 adalah 32 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup.
Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian balita disebabkan
diare, pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi. Diare merupakan
penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%),
sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke
empat (13,2%). Cakupan penemuan ISPA di Indonesia pada balita tahun 2012
sebesar 23,42% (Depkes RI, 2013).
Angka Kematian Balita provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
11,54 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan pada triwulan 3 tahun 2015
sebesar 4.258 kasus. Prevalensi kasus ISPA di Jawa Tengah pada tahun 2012
sebesar 0,42%. Sedangkan di Kabupaten Karanganyar Angka Kematian
Balita pada triwulan 3 tahun 2015 sebesar 138 dari 4.258 (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2015) (Dinkes Jateng, 2013).
2
ISPA merupakan masalah kesehatan yang penting karena menjadi
penyebab pertama kematian di negara berkembang. Setiap tahun ada dua juta
kematian yang disebabkan oleh ISPA, WHO memperkirakan insiden ISPA di
negara berkembang sebanyak 151 kejadian (0,29%). ISPA menempati urutan
kedua penyakit yang diderita oleh bayi dan balita di Indonesia. Prevalensi
ISPA di Indonesia sebesar 25,5% dengan morbiditas pneumonia pada bayi
2,2% dan balita 3% sedangkan mortalitas pada bayi 23,8% dan balita 15,5%
(Marni, 2014).
Peran bidan dalam melaksanakan profesinya yaitu dengan memberi asuhan
kebidanan pada bayi dan balita dan harus memiliki kompetensi bidan yang
meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan praktik
kebidanan khususnya penanganan balita sakit (Soepardan, 2008).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 November 2015 di
Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar didapatkan data bulan Oktober 2014 –
Oktober 2015 didapatkan balita sakit sebanyak 432 anak, yang terdiri dari
balita dengan ISPA sebanyak 230 Anak (53,2%), balita dengan demam, flu,
batuk sebanyak 110 anak (25,5%), balita diare sebanyak 92 anak (21,3%).
Berdasarkan uraian tersebut ISPA menempati urutan pertama sehingga
penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan
Kebidanan Balita Sakit pada An. S Umur 4 Tahun dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar
dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
3
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan balita sakit pada An. S Umur 4 Tahun dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di Klinik Pratama An-Nuur
Karanganyar dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah
Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada An. S Umur 4 Tahun
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di Klinik Pratama
An-Nuur Karanganyar sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu:
1) Melakukan pengkajian pada balita sakit pada An. S Umur 4 Tahun
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di Klinik
Pratama An-Nuur Karanganyar.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada balita sakit pada An. S Umur 4 Tahun
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di Klinik
Pratama An-Nuur Karanganyar.
3) Menentukan diagnosa potensial pada balita sakit pada An. S Umur
4 Tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di
Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar.
4
4) Mengantisipasi atau tindakan segera pada balita sakit pada An. S
Umur 4 Tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Ringan di Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita sakit pada An. S
Umur 4 Tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Ringan di Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar.
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada balita
sakit pada An. S Umur 4 Tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) Ringan di Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada balita
sakit pada An. S Umur 4 Tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) Ringan di Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar.
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata
di lapangan pada balita sakit pada An. S Umur 4 Tahun dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di Klinik Pratama An-Nuur
Karanganyar.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan balita sakit dengan ISPA.
2. Bagi Profesi
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi profesi bidan
dalam upaya meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan kebidanan
balita sakit balita sakit.
5
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan balita sakit dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) Ringan.
b. Pendidikan
Digunakan sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga dapat
menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan balita sakit dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan.
E. Keaslian Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah tentang asuhan kebidanan balita sakit dengan ISPA pernah
dilaksanakan oleh:
Mega Harmadiyanti (2012), “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada Anak R
Umur 15 Bulan Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di
Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo”. Jenis studi yang digunakan
adalah deskriptif, studi kasus dilakukan di Puskesmas Tawangsari Sukoharjo.
Hasil asuhan kebidanan pada anak dengan ISPA ringan dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau adanya tanda-tanda komplikasi. Asuhan
kebidanan yang dilakukan meliputi pemenuhan kebutuhan makan, istirahat,
kebersihan lingkungan dengan pemberian obat-obatan secara mandiri yaitu
chlorpheniramine (CTM 2 tablet 4 mg), Dexamethasone 2 tablet 0,5 mg, Vit C
2 tablet 25 mg, Glyceryl Guaiacolate (GG 2 tablet 100 mg) dibentuk puyer 10
6
bungkus, siminum 3x1/ hari. Dalam memberikan asuhan kebidanan ini
diperlukan dukungan dari keluarga khususnya ibu agar bersedia melaksanakan
anjuran petugas kesehatan. Setelah dilakukan perawatan selama 7 hari
keadaan umum anak baik, sudah tidak pilek, nafsu makan baik, sudah tidak
batuk.
Perbedaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang penulis lakukan
yaitu tempat, waktu, subjek studi kasus serta judul. Persamaan yaitu sama-
sama melakukan studi kasus tentang ISPA ringan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah anak usia di bawah 5 dengan karakteristik
pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0 – 1 tahun dimana
umur 5 bulan berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan 3 kali berat
badan lahir pada umur 1 tahun menjadi 4 kali pada umur 2 tahun. Anak
balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun atau lebih
populer dengan pengertian usia anak di bawah 5 tahun (Septiari, 2012).
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1
tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada
umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai
lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun,
kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2015).
b. Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatf, yaitu
bertambahanya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ
maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik,
melainkan juga ukuran dan struktur organ tumbuh dan otak
(Soetjingningsih dan Ranuh, 2015).
8
Menurut Susilaningrum dkk (2013), pada masa ini dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia 1 – 3 tahun (masa kanak-
kanak) atau todler dan usia 3 – 5 tahun.
1) Usia 1 – 3 tahun
Pertumbuhan fisik anak usia 1 – 3 tahun relatif lebih lambat
daripada saat bayi. Pada usia 1- 3 tahun ini waktu yang tepat
melatih anak untuk buang air besar dan buang air kecil pada
tempatnya (toilet training). Pada masa ini anak bersifat egosentris
yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu
yang disukainya dianggap miliknya.
2) Usia 3 – 5 tahun
Pada usia 5 tahun pertumbuhan gigi susu sudah lengkap.
Anak kelihatan lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif
lambat. Anak mampu naik turun tangga tanpa bantuan. Pada masa
ini rasa ingin tahu (cuirous) dan daya imaginasi anak yang tidak
diketahuinya. Apabila orang tua mematikan inisiatif anak, akan
membuat anak merasa bersalah.
c. Perkembangan
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek,
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan atau maturitas. Perkembangan menyangkut proses
diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang
9
berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya (Soetjingningsih dan Ranuh, 2015).
Menurut Soetjiningsih dan Ranuh (2015), tahapan perkembangan
kognitif , yaitu:
1) Usia 9 – 12 bulan yaitu mengeksplorasi benda dengan bermacam-
macam cara, menemukan benda yang disembunyikan, menirukan
gerakan tubuh dengan mudah, menyukai minum dengan cangkir,
bermain dengan permainan bola yang simpel, perhatian pada objek
yang permanen, mengulurkan lengan atau badan untuk meraih
mainan yang diinginkan, mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin
menyentuh apa saja, menunjukkan ketertarikan pada buku gambar.
2) Usia 12-18 bulan yaitu dapat menemukan objek yang
disembunyikan, membedakan bentuk dan warna, memberi respon
terhadap instruksi sederhana, menggunakan trial and error untuk
mempelajari tentang objek
3) Usia 18 - 24 bulan yaitu dapat menggelindingkan bola ke arah
sasaran, membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga, dapat
mulai bermain pura-pura, memegang cangkir sendiri, belajar
makan-minum sendiri, menikmati gambar sederhana,
mengeksplorasi lingkungan, mengetahui bagian-bagian dari
tubuhnya.
4) Usia 24-36 bulan dapat menunjukkan atau lebih bagian tubuhnya
ketika diminta, melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar
nama dua benda, dapat bercerita menggunakan paragraf sederhana,
10
menggabungkan 2 – 3 kata menjadi kalimat, menggunakan nama
sendiri untuk menyebutkan dirinya.
5) Usia 36-48 bulan dapat mengenal 2 – 4 warna, menyebutkan nama,
umur, tempat tinggal, mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan,
mencuci dan mengeringkan tangan sendiri, bermain bersama
teman, mengikuti aturan permainan, mengenakan sepatu sendiri
mengenakan celana panjang, kemeja, baju, menghubungkan
aktivitas saat ini dan pengalaman masa lalu, dapat menggambar
orang degan kepala ditambahi bagian-bagian tubuh lainnya, dapat
memilah-milah objek ke dalam kategori sederhana.
6) Usia 48 – 60 bulan dapat menggambar garis lurus, mengenal warna
2 – 4 warna, menyebut nama, umur, tempat tinggal, mengerti arti
kata di atas, di bawah, di depan, mencuci dan mengeringkan tangan
sendiri, mengenakan sepeti sendiri, mengenakan celana panjang,
kemeja, bajubertanya arti kata, menggambar rumah yang dapat
dikenal.
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
a. Pengertian
ISPA adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran
pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bawah. Proses inflamasi
yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikroplasma) atau
aspirasi subtansi asing yang melibatkan suatu atau semua bagian
saluran pernafasan. Saluran pernafasan atas (jalan napas atas) terdiri
11
dari hidung faring dan laring. Saluran pernafasan bawah terdiri dari
bronkus, bronkiolus dan alveoli (Marni, 2014).
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah
yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia
tanpa atau disertai radang parenkin paru (Vietha, 2009).
b. Penyebab
Menurut WHO (2007),terjadinya ISPA tertentu bervariasi menurut
beberapa faktor. Penyebaran dan dampak penyakit yaitu berkaitan
dengan:
1) Kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota
keluarga), kelembaban, kebersihan, musim, temperatur).
2) Ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah
pencegahan infeksi untukmencegah penyebaran (misalnya, vaksin,
akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang
isolasi).
3) Faktor pejamu, seperti usia, kebiasaan merokok, kemampuan
pejamu menularkan infeksi,status kekebalan, status gizi, infeksi
sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan olehpatogen lain,
kondisi kesehatan umum.
4) Karakteristik patogen, seperti cara penularan, daya tular, faktor
virulensi (misalnya, genpenyandi toksin), dan jumlah atau dosis
mikroba (ukuran inokulum).
12
c. Tanda dan Gejala
Menurut Hartono dan Rahmawati (2012), tanda dan gejala jika
terdapat salah satu tanda dan gejala yaitu sakit telinga, pernafasan lebih
cepat dari 50 ke 60 per menit, demam lebih dari >38,30C, lesu,
meningkatnya iritabilitas, baik disertai demam atau tidak, batuk selama
2 hari atau lebih, wheezing, menangis, menolak untuk makan dan
gelisah dan susah tidur.
Tanda dan gejala ISPA untuk anak yang berumur 2 bulan sampai 5
tahun digolongkan menjadi 3 klasifikasi penyakit yaitu :
1) ISPA berat : batuk atau juga disertai kesulitan bernafas, nafas sesak
penarikan dinding dada sebelah bawah kedalam (severe care
indrowing), dahak berwarna kehijauan seperti karet.
2) ISPA sedang : berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian
bawah kedalam saat bernafas).
3) ISPA ringan : sedikit ada tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam, tidak ada nafas cepat umur 2 bulan sampai <12 bulan
kurang 50 kali permenit, umur 1 tahun sampai 5 tahun pernafasan
lebih cepat dari 50 ke 60 permenit disertai demam lebih dari
38,30C.
d. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan foto rontgen: thoraks. Pemeriksaan laboratorium
darah lengkap hemglobin, hematokrit, kultur tenggorok, kadar protein
C reaktif, tes antibody, tes serologi untuk IgM atau peningkatan titer
13
IgG menunjukkan infeksi oleh mycoplasma atau chlamidya
hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis metabolik maupun respiratorik.
e. Komplikasi
Menurut Marni (2014), apabila penyakit ISPA tidak diobati dan
jika disertai dengan malnutrisi maka penyakit tersebut akan menjadi
berat dan akan menyebabkan terjainya brokhitis, pneumonia, otitis
media, sinusitis, gagal napas, cardiac arrest, syok dan sebagainya.
f. Manifestasi Klinis
Bayi dan balita khususnya atara 6 bulan dan 3 tahun memberi
reaksi banyak daripada anak kecil. Balita menunjukkan angka yang
umum dan gejala yang memanifestasi dengan baik dimana berbeda
pada anak kecil dan dewasa (Hartono dan Rahmawati, 2012)
Bahwa tanda bahaya bisa dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis
dan hasil pemeriksan laboratorium. Secara klinis pada pemeriksaan
resporasi akan terdapat tanda gejala sebagai berikut takipnea, napas
tidak teratur (apnea), retraksi dinding thoraks, napas cuping hidung,
sianosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan
wheezing. Sedangkan pada sistem kardiovaskuler akan menunjukkan
gejala takikardi, brakikardi, hipertensi, hipotensi dan cardiac arrest.
Hasil pemeriksaan laboratorium adalah jika ditemukan hiposemia,
hiperkapnea dan asidosis metabolik maun asidosis respiratorik
(Marni, 2014).
g. Pencegahan
Menurut Syafrudin (2011), pencegahan dan pemberantasan
penyakit ISPA, yaitu:
14
1) Suportif yaitu dengan meningkatkan daya tahan tubuh berupa
nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
2) Antibiotik yaitu idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab,
Utama ditujukan pada S. Pneumonia, H. Influenza dan S. Aureus,
sefalosforin, quinolon dan lain-lain
3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut Ringan
a. Pengertian
ISPA ringan adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran
pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bawahdiawali dengan
demam, batuk, hidung tersumbat dan sakit tenggorokan(Marni, 2014)
b. Penyebab
Penyebab ISPA menurut Marni (2014), yaitu bakteri (escherichia coli,
streptococus, pneumoniae, chlamidya, trichomatis, clamidia
pneumonia, mycoplasma pneumoniae dan beberapa bakteri lain) dan
virus (miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikonavirus, virfus
influenza, virus parainfluenza, rhinovirus, respiratorik syncytial virus,
dan beberapa virus lain).
c. Tanda gejala
Menurut Marni (2014) tanda gejala ISPA ringan yaitu diawali dengan
demam, batuk, hidung tersumbat dan sakit tenggorokan.
h. Patofisiologi
Menurut Marni (2014) patofisiologi ISPA yaitu masuknya bakteri
escherichia coli, streptococus, pneumoniae, chlamidya, trichomatis,
15
clamidia pneumonia, mycoplasma pneumoniae dan beberapa bakteri
lain.Virus miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikonavirus, virfus
influenza, virus parainfluenza, rhinovirus, respiratorik syncytial virus,
dan beberapa virus lain ke dalam tubuh manusia melalui partikel udara
(droplet infection), kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung
dengan mengikuti proses pernafasan makan kuman tersebut bisa masuk
ke bronkus dan masuk ke saluran pernafasan yang mengakibatkan
demam, batuk, pilek dan sebagainya.
d. Komplikasi
Menurut Marmi (2014), gejala yang ringan seiring berjalannya waktu
keluhan dan gejala yang ringan tersebut bisa menjadi berat jika tidak
segera diatasi.
e. Penatalaksanaan
Menurut Marni (2014), untuk penderita ISPA ringan cukup
dirawat dengan memberikanobat penurun panas, apabila disertai batuk
bisa diberikan obat tradisional berupa ½ senduk teh jeruk nipis dan ½
sendok madu bisa diberikan 3 – 4 kali sehari. Penanganan yang
dilakukan meliputi terapi suportif dan terapi etiologi. Terapi suportif
yaitu dengan memberikan oksigen sesuai kebutuhan anak,
meningkatkan asupan makanan anak, mengoreksi ketidakseimbangan
asam basa dan elektrolit sesuai kebutuhan anak. Apabila penyebab
ISPA belum diketahui secara pasti dapat diberikan antibiotik secara
empiris yaitu antibiotik secara empiris, yaitu kotrimoksasol, ampicillin,
amoxicillin, gentamicin, dan eritromisin, tetapi kalau sudah diketahui
secara pasti maka tidak perlu diberikan antibiotik.
16
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Menajemen kebidanan adalah metode kerja profesional dengan
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan
alat kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam
suatu urutan yang logis yang menguntungkan bagi pasien maupun bidan
(Varney, 2007).
2. Proses Asuhan Kebidanan
Adapun tujuh langkah proses menajemen menurut Varney (2007),
yaitu :
a. Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien secara lengkap pengkajian balita dengan ISPA antara lain:
1) Anamnesa (Data Subyektif)
Adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2009).
a) Identitas
Adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian(Nursalam 2009).
Identitas tersebut meliputi :
(1) Nama balita :Diperlukan untuk memastikan bahwa
yang diperiksa benar-benar anak yang
17
dimaksud nama harus jelas dan lengkap
serta ditulis juga nama panggilan
akrabnya (Matondang, 2013).
(2) Umur :Perlu diketahui mengingat periode anak
mempunyai kekhasannya sendiri dalam
morbiditas dan martalitas usia anak juga
diperlukan untuk mengintepretasi apakah
data pemerikasaan klinis anak tersebut
normal sesuai umurnya
(Matondang, 2013). Anak yang usianya
lebih muda, kemungkinan untuk
menderita atau terkena penyakit ISPA
ringan lebih besar bila dibandingkan
dengan anak yang usianya lebih tua
karena daya tahan tubuhnya lebih rendah
(3) Jenis Kelamin :Dikaji untuk membedakan dengan bayi
lain (Matondang, 2013).
(4) Alamat :Dikaji untuk mengetahui keadaan sosial
budaya di lingkungan tempat tinggal
(Matondang, 2013).
(5) Nama Orang tua :Di tuliskan dengan jelas agar tidak keliru
dengan orang lain mengingat banyak
nama yang sama (Matondang, 2013).
18
(6) Agama :Menggambarkan pola nilai-nilai spiritual
dan keyakinan orang tua pasien, yang
merupakan pedoman hidup dan
dijadikan pegangan dalam mengambil
keputusan (Matondang, 2013).
(7) Pendidikan :Dikaji untuk mengetahui keakuratan data
yang diperoleh serta dapat di tentukan
pola pendekatan dalam anamnesis.
Tingkat pendidikan orang tua juga
berperan dalam pemeriksaan penunjang
dan penentuan tatalaksana pasien
selanjutnya (Matondang, 2013).
(8) Pekerjaan :Dikaji untuk mengetahui kemampuan
orang tua untuk membiayai perawatan
bayi (Matondang, 2013).
b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan keluhan yang paling
menonjol saat masuk rumah sakit (Marni, 2014). Menurut Marni
(2014) tanda gejala ISPA ringan yaitu diawali dengan demam,
batuk, hidung tersumbat dan sakit tenggorokan.
c) Riwayat Kesehatan yang lalu
(1) Imunisasi
Riwayat Imunisasi yang dikaji yaitu meliputi nama, jumlah
dosis, usia saat diberikan, imunisasi apa yang sudah diberikan
19
dan kapan diberikan. Bayi yang tidak mendapat vitamin A,
beresiko lebih besar terkena ISPA (Marni, 2014).
(2) Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji untuk mengetahui dalam keluargaada atau tidak yang
memiliki riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, DM,
asma dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan AIDS
(Matondang, 2007). Pada kasus keberadaan anggota keluarga
yang merokok dalam rumah dapat meningkatkan resiko ISPA
pada anak (Marmi, 2014).
(3) Riwayat Penyakit yang lalu
Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu
(Matondang, 2013).
(4) Penyakit Sekarang
Hartono dan Rahmawati (2012), tanda dan gejala jika
terdapat salah satu tanda dan gejala yaitu sakit telinga,
pernafasan lebih cepat dari 50 ke 60 per menit, demam lebih
dari >38,30C, lesu, meningkatnya iritabilitas, baik disertai
demam atau tidak, batuk selama 2 hari atau lebih, wheezing,
menangis, menolak untuk makan dan gelisah dan susah tidur.
d) Pola Kebiasan Sehari-hari
(1) Pola Nutrisi
Dikaji tentang kapan biasanya keluarga makan, teratur atau
tidak, seberapa anak makan (porsi) (Marni, 2014). Pada kasus
20
balita dengan ISPA biasanya balita susah makan (Hartono
dan Rahmawati, 2012)
(2) Pola Istirahat atau tidur
Dikaji jam berapa tidur dan bangun, durasi tidur malam dan
siang (Marni, 2014). Pada Balita Sakit dengan ISPA ringan
balita susah tidur (Hartono dan Rahmawati, 2012).
(3) Pola Aktivitas
Pola aktivitas pada balita umur 1-5 tahun aktivitasnya lebih
banyak dan aktif. Mengenai keadaan anak pada ISPA
ringanseperti warna kulit, frekuensi jantung, reaksi terhadap
rangsangan, tonus otot dan usaha napas (Nursalam, 2007).
Balita dengan ISPA sedang aktivitasnya menurun, terlihat
lesu (Hartono dan Rahmawati, 2012).
(4) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta
kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan
jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2) Pemeriksaan Fisik
Adalah data yang dapat di observasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2009).
a) Keadaan umum, bayi meliputi :
(1) Keadaan baik jika pasien memperlihatkan respons yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik tidak
21
mengalami ketergantungan dalam berjalan (Sulistyawati,
2009).
(2) Lemah jika pasien dimasukka dalam kriteria ini jika ibu
kurang atau memberikan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain dan pasien sudah tidak mampu lagi
untuk berjalan sendiri (Sulistyawati, 2009). Pada kasus anak
dengan ISPA ringan yaitu keadaan umum lemah (Hartono
dan Rahmawati, 2012).
b) Kesadaran
Menurut (Prihardjo, 2007), kesadaran meliputi:
(1) Composmentisadalah sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
(2) Apatisadalah kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
(3) Somnolenadalah keadaan kesadaran yang mau tidur saja,
dapat dibangunkan dengan rangsan nyeri tetapi jatuh tidur
lagi.
(4) Delirium (semi koma)yaitu kesadaran yang menyerupai koma
(5) Koma (keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak
dapat dibangunkan dengan rangsang apapun).
Pada kasus Balita dengan ISPA ringan kesadaran composmentis
(Marni, 2014)
c) Tanda-tanda vital, meliputi:
22
(1) Denyut nadi: menilai kecepatan irama, suara jantung jelas dan
teratur. Denyut jantung normal adalah 70 – 110 kali per menit
(Matondang, 2013). Pada kasus Balita dengan ISPA denyut
nadi yaitu 70 – 110 x/menit (Hartono dan Rahmawati, 2012).
(2) Pernafasan: menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1
menit. Respirasi normal 30 – 40 kali per menit
(Matondang, 2013). Pada kasus balita dengan ISPA
pernafasan lebih cepat dari 50 ke 60 per menit
(Hartono dan Rahmawati, 2012).
(3) Temperatur normal kulit 36,50 C. Pada kasus balita dengan
ISPA ringan demam lebih dari >370 C
(Hartono dan Rahmawati, 2012).
3) Antropometri
a) Lingkar Kepala
Dikaji bentuk dan kesimetrisan, postur kepala (Marni, 2014).
b) Lingkar dada
Untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan(normal 30,5 –
33cm).
c) Panjang badan
Pada balita 1-5 tahun normalnya 48 – 53 cm.
d) Karakteristik pertumbuhan fisik balita
Apakah perkembangannya normal atau tidak sesuai dengan
umurnya.
23
4) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis menurut Marni (2014), yaitu:
a) Kulit :Pada kasus balita dengan ISPA ringan tidak
timbul bercak-bercak pada kulit yang
menyerupai bercak campak, turgor kulit kering,
warna merah muda.
b) Kepala : Untuk mengetahui bentuk dan kesimentrisan,
postur kepala.
c) Tenggorokan : Adakah pembesaran kelenjar tiroid..
d) Abdomen : Adakah pembesaran hati atau limfe, tandanya
berupa lemas dan tegang. Pada balita ISPA
sedang kemungkinan terjadi perutnya terasa
kembung.
e) Mata : palbebra, konjungtiva, bagaimana dengan
warnanya, bagaimana kondisi kelopak mata.
Pada kasus balita dengan ISPA ringan mata
cekung.
f) Telinga : Inspeksi hygiene (bau, rasa, warna) apakah ada
pembengkakan, apakah ada infeksi dan adakah
penurunan pendengaran.
g) Hidung : Adakah nafas kotoran yang membuat jalannapas
sesak atau terganggu. Pada balita dengan ISPA
kemungkinan pernafasan mengi (wheezing).
24
h) Mulut : Bibirwarnapucat, kebiruan, kemerahan,
keringpecah-pecah, lidahkemerahan.
i) Dada
Menurut Marni (2014) pemeriksaan dada pada balita dengan
ISPA ringan meliputi :
(1) Inspeksi
Kaji gerakan pernafasan yang meliuti kedalaman, frekuensi,
kualitas irama dan karakter. Dikatakan normal jika irama
reguler, frekuensi normal sesuai usia, tanpa upaya, tenang.
Perlu diperhatikan apabila frekuensi abnormal, irama tidak
teratur, kedalaman dangkal, sulit bernafas atau pernafasan
bising atau mendengkur.
(2) Palpasi
Dikatakan normal jika vibrasi simetris dan paling jelas pada
area thoraksal paling sedikit pada area dasar. Perhatikan
adanyan vibrasi asimetris atau intensitas yang tiba-tiba
menghilang atau menurun, adanya vibrasi normal seperti
friction rub pleura atau krepitasi. Pada kasus balita dengan
ISPA ringan didapatkan retraksi (Marni, 2014).
(3) Perkusi
Hasil yang ditemukan secara umum adalah pekak pada garis
midklavikular kanan antar ruang (interspace) kelima hepar,
timpani antar ruang kelima kiri bawah (lambung) perhatikan
adanya penyimpangan bunyi.
25
(4) Auskultasi
Bunyi napas terdengar pada area intraskapular atas dan
manubrium, inspirasi dan ekspirasi hampir sama dalam
durasi, nada dan intensitas.
j) Anogenital :Jika laki-laki apakah testis sudah turun, jika
perempuan apakah labia mayora sudah
menutupi labia minora(Nelson, 2007).
k) Ekstremitas : pada kasus balita dengan ISPA ringan warna
merah muda, apakah ada tanda sianosis.
5) Pemeriksaan tingkat balita
Tingkat perkembangan balita menurut Riyadi dan
Ratnaningsih (2010), adalah sebagai berikut :
a) Motorik Kasar
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar, seperti :
(1) Anak bisa berdiri.
(2) Anak bisa berjalan sambil berpegangan.
(3) Anak bisa bejalan dengan bantuan.
(4) Anak bisa bermain bola.
(5) Anak bisa naik tangga
26
b) Motorik halus
Adalah aspek yang berhubungan kemampuan anak melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti :
(1) Anak bisa memasukkan benda ke dalam wadah.
(2) Anak bisa bermain dengan mainan yang mengapung di air.
(3) Anak menyusun balok atau kotak.
(4) Anak bisa menggambar.
c) Perkembangan sensorik
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
bersosialisasi dan berintegrasi dengan lingkungannya dan
sebagainya.
(1) Anak bisa minum sendiri dari sebuah cangkir.
(2) Anak ikut makan bersama-sama.
(3) Anak bisa menarik mainan yang letaknya agak jauh.
d) Perkembangan kognitif
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, berbicara, komunikasi,
mengikuti perintah dan sebagainya.
(1) Anak bisa bermain bola
(2) Anak bisa berjalan sendiri
(3) Anak bisa naik tangga.
27
(4) Anak bisa berjala sambil berpegangan.
6) Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui
dengan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium
serta terapi (Nursalam, 2009). Pada kasus Balita dengan ISPA ringan
tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium (Marni, 2014).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Interpretasi data dasar merupakan rangkaian, menghubungkan
data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk
mengetahui kesehatan pasien.Pada langkah ini data diinterpretasikan
menjadi diagnosa, masalah, kebutuhan (Varney, 2007).
1) Diagnosa kebidanan
Adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan
(Nursalam, 2009).An. X Umur ..... tahun dengan ISPA ringan.
Data Dasar :
Data Subyektif :
Data Subyektif menurut Hartono dan Rahmawati (2012), yaitu:
a) Ibu mengatakan balitanya demam, batuk, hidung tersumbat dan
sesak napas (Marni, 2014).
b) Pola Nutrisi pada kasus balita dengan ISPA susah makan
c) Pola Istirahat atau tidur pada Balita Sakit dengan ISPA balita
susah tidur.
28
d) Pola Aktivitas balita dengan ISPA ringan aktivitasnya menurun,
terlihat lesu.
Data Obyektif :
Menurut Hartono dan Rahmawati (2012), data obyektif meliputi:
a) Keadaan umum : lemah
b) Kesadaran :composmentis
c) Tanda-tanda vital: pernafasan lebih cepat dari
50 ke 60 per menit, demam lebih dari >370 C.
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari
hasil pengkajian (Varney, 2007).Masalah yang muncul pada balita
dengan ISPA ringan yaitu anak rewel, menolak untuk makan, gelisah
dan susah tidur (Marni, 2014).
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007).
Kebutuhan pada penanganan balita ISPA menurut Hartono dan
Rahmawati (2012), yaitu
a) Dukungan keluarga
b) Pemberian motivasi pada ibu untuk tidak cemas
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan gejala yang
memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau
mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007).Menurut
29
Marmi (2014), jika tidak segera diatasigejala yang ringan seiring
berjalannya waktu keluhan dan gejala yang ringan tersebut bisa menjadi
berat.
d. Langkah IV : Antisipasi
Mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa balita (Varney,
2007). Menurut Marni (2014), memberikan obat penurun panas, apabila
disertai batuk bisa diberikan obat tradisional berupa ½ senduk teh jeruk
nipis dan ½ sendok madu bisa diberikan 3 – 4 kali sehari
e. Langkah V : Perencanaan
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Menurut Marni (2014), rencana tindakan pada kasus balita dengan
ISPA ringan yaitu:
1) Berikan oksigen sesuai kebutuhan anak
2) Tingkatkan asupan makanan anak
3) Koreksi ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit sesuai kebutuhan
anak.
4) Berikan antibiotik secara empiris
30
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien
dan aman(Varney, 2007).Berdasarkan rencana tindakan dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
5) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan anak
6) Meningkatkan asupan makanan anak
7) Mengoreksi ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit sesuai
kebutuhan anak.
8) Memberikan antibiotik secara empiris
g. Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut
yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).
Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Marni (2014) yaitu:
1) Keadaan umum baik
2) Panas sudah menurun
3) Anak mampu bernafas dengan mudah
4) Anak bisa beristirahat tidur dengan tenang.
31
Data perkembangan
Berdasarkan evaluasi selanjutnya rencana asuhan kebidanan dituliskan
dalam catatan perkembangan yang menggunakan SOAP yang Menurut
Rukiyah (2014), meliputi :
S : Subjektif
Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui
anamnesa, dimana anamnesa ini akan menghasilkan jawaban dari pasien,
suami atau keluarga tentang identitas umum.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
lab dan test diagnostik lain dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan langkah Varney.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dalam suatu identifikasi :
1. Diagnosa atau masalah
2. Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter konsultasi atau
kolaborasi
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.
32
C. Landasan Hukum
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1464 / MENKES / PER / X /
2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan praktek bidan menyebutkan bahwa
1. Pasal 9
Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan
Pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Pasal 11
a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9 huruf b
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah
b. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vit K 1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hr) perawatan
tali pusat
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
5) Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak prasekolah
6) Pemberian konseling dan penyuluhan
33
7) Pemberian surat keterangan kelahiran
8) Pemberian surat keterangan kematian
34
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan desain
studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari,
menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara
natural tanpa adanya intervensi pihak luar (Nasir dkk, 2011). Studi kasus ini
menggambarkan Asuhan Kebidanan pada An. S umur 4 tahun dengan ISPA
ringan.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana interaksi dalam situasi
sosial sedang berlangsung (Sugiyono, 2009). Studi kasus ini dilakukan di
Klinik Pratama An-Nuur Jl.Pakel 33 Baturan Kel. Baturan Kec. Colomadu
Kab. Karanganyar.
C. Subjek Studi Kasus
Penulisan studi kasus ini subyek merupakan hal atau orang yang akan
dijadikan sebagai pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2012). Subyek dalam
studi kasus ini adalah An. S umur 4 tahun dengan ISPA ringan.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan batas waktu dimana pengambilan kasus
diambil (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilakukan pada 6 juni 2016 – 12
Juni 2016.
35
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh,
mengelola dan menginterpretasikan informasi dari responden yang dilakukan
dengan pola pengukurn yang sama (Nasirdkk, 2011). Instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data padakasusAn. S umur 4 tahun dengan
ISPA ringan adalah dengan cara melakukan wawancara kepada keluarga dan
tenaga kesehatan dengan format asuhan kebidanan pada balita sakit menurut
Varney dan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari(Azwar, 2011). Data primer
dalam studi kasus ini diambil dari:
a. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Nursalam, 2009), pemeriksaan fisik dipergunakan untuk
mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara:
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan
sistematik dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran,
danpenciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data.
36
Inspeksi pada pada kasus ini dilakukan secara berurutan mulai dari
kepala sampai ke kaki.
2) Palpasi
Palpasi suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan,
jari, adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk,
kelembaban, vibrasi dan ukuran. Pada kasus ini dilakukan palpasi
meliputi turgor dan perut. Palpasi dilakukan untuk mengetahui
temperature kulit, kelembaban kulit serta memastikan perut jika
dicubit kembalinya lambat atau cepat, ada tidaknya pembengkakan
kelenjar tiroid.
3) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk
untuk membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh
dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
Pada kasus ini perkusi dilakukan pemeriksaan perut untuk
mengetahui perut bali tak kembung atau tidak.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Pada kasus ini auskultasi dilakukan untuk memeriksa frekuensi
jantung.
37
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang
berhubungan dengan kasus yang akan diambil. Observasi dapat berupa
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
(Notoatmodjo, 2012). Pada kasus yaitu dilakukan observasi TTV.
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden)
atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut
(Face to face) (Notoatmodjo, 2012). Wawancara dilakukan pada
keluarga balita dengan ISPA ringan, untuk mengetahui keluhan,
riwayat penyakit sebelumnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar, 2011).
a. Studi Dokumentasi
Studi Dokumen adalah semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi
kasus ini dokumen merupakan buku catatan rekam medik yang
didapatkan dari Klinik Pratama An-Nuur Karanganyar.
38
b. Studi Kepustakaan
Adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan menunjang latar
belakang teoritis dari studi penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus
ini mengambil studi kepustakaan dari buku, laporan penelitian,
majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru yang berhubungan dengan
ISPA terbitan tahun 2005 – 2015.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
a. Format asuhan kebidanan
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Alat pengukur tinggi badan
b. Timbangan berat badan
c. Pita LILA
d. Stetoskop
e. Termometer.
3. Alat dan bahan lainnya
a. Buku KIA
b. Buku rekam medik
39
H. JadwalPenelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012).Jadwal penelitian terlampir
40
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal : 6 juni 2016 Pukul : 08.50 WIB
I. Pengkajian
a. Identitas Anak
1) NamaAnak : An. S
2) Umur : 4 tahun
3) Anak Ke : 1
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Alamat : Sumber Trangkilan 2/XI, Surakarta
b. Identitas Ibu Identitas Ayah
1) Nama : Ny. R Nama : Tn. T
2) Umur : 22 tahun umur :23tahun
3) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
4) Agama : Islam Agama : Islam
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
7) Alamat : Sumber Trangkilan 2/XI, Surakarta
c. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan datang ke RB / RS
Ibu mengatakan anaknya batuk pilek sejak 3 hari yang lalu
disertai panas sejak tadi malam, anak rewel dan susah makan.
41
2) Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi
(1) HiB 1 : Ibu mengatakan imunisasi HiB
tanggal 9 Oktober 2012.
(2) HiB 2 : Ibu mengatakan imunisasi HiB 2
tanggal 6 November 2012.
(3) HiB 3 : Ibu mengatakan imuniasi HiB 3
tanggal 11 Desember 2012.
(4) BCG : Ibu mengatakan imunisasi BCG
tanggal 4 September 2012.
(5) DPT 1 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 1
pada tanggal 9 Oktober 2012.
(6) DPT 2 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 2
pada tanggal 6 November 2012.
(7) DPT 3 : Ibu mengatakan imunisasi DPT 3
pada tanggal 11 Desember 2012.
(8) POLIO 1 : Ibu mengatakan imunisasi Polio 1
pada tanggal 14 Agustus 2012
(9) POLIO 2 : Ibu mengatakan imunisasi Polio 2
pada tanggal 2 Oktober 2012.
(10) POLIO 3 : Ibu mengatakan imunisasi Polio 3
pada tanggal 6 November 2012.
(11) POLIO 4 IPV : Ibu mengatakan imunisasi Polio 4
pada tanggal 11 Desember 2012.
42
42
(12) Hepatitis B1 : Ibu mengatakan imunisasi
Hepatitis B 1 tanggal 9 Oktober
2012.
(13) Hepatitis B2 : Ibu mengatakan imunisasi
Hepatitis B 2 tanggal 6
November 2012.
(14) Hepatitis B3 : Ibu mengatakan imunisasi
Hepatitis B 3 tanggal11
Desember 2012.
(15) Campak : Ibu mengatakan imunsasi campak
tanggal 7 Maret 2013.
(16) Campak 2 : Ibu mengatakan imunsasi campak
tanggal 7 April 2015.
(17) Pentabio : Ibu mengatakan imunsasi
pentabio tanggal 21 April 2015.
(18) Imunisasi yang lain : Tidak ada
b) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita batuk
pilek dan panas.
c) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek sejak tanggal3 Juni
2016 dan demam sejak tadi malam.
d) Riwayat penyakit keluarga / menurun
43
Ibu mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu
tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti
asma, jantung, ginjal, hepatitis, hipertensi, DM dan
penyakit menular seperti TBC dan pneumonia.
3) Riwayat Sosial
(a) Yang Mengasuh
Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami
(b) Hubungan dengan anggota keluarga.
Ibu mengatakan hubungan anak dengan anggota keluarga
hubungannya baik.
(c) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya senang bermain-main dengan
teman sebayanya.
(d) Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan bersih,
letak rumah berdekatan dengan rumah yang lain, terdapat
sungai tempat pembuangan limbah.
4) Pola Kebiasaan Sehari – hari
a) Nutrisi
Makanan yang disukai :Ibu mengatakan makanan yang
disukai anak antaralain nasi,
sayur bayam, sayur kangkung,
tempe, ayam, buah jeruk, apel
dan biskuit.
44
Makanan yang tidak disukai: Tidak ada
(1) Pola makanan dan minum yang digunakan
Pagi jam 06.00 WIB
Sebelum sakit :Ibu mengatakan anaknyamakanpagi
porsisedang 1 piring, jenis nasi,
sayurbayam, tempe,minum air putih
dan susu.
Selama sakit :Ibu mengatakan nafsu
makananaknya berkurang,makan
pagi porsi 1 piring hanya ¼piring
yang dihabiskan. Jenis nasi, sayur
bayam. Air putih saja
Siang jam 12.00 WIB
Sebelum sakit :Ibu mengatakan anaknya
makansiang, porsi sedang 1piring
jenis nasi, sayur soup, telur, buah
jeruk dan air putih.
Selama sakit :Ibu mengatakan nafsu
makananaknya berkurang,makan
siang porsi 1 piring hanya ¼ piring
yang dihabiskan. jenis nasi, sayur
kangkung.
45
Malam jam 18.00 WIB
Sebelum sakit :Ibu mengatakan anaknya makan
malam porsi sedang 1 piring jenis
nasi, sayur bayam, ayam, buah apel.
Selama sakit : Ibu mengatakan nafsu makan
anaknya berkurang, makan malam
porsi 1 piring hanya ¼ piring yang
dihabiskan. Jenisnasi,sayur bayam.
Ibu mengatakan nafsu makan
anaknya susah, setiap makan
porsinya hanya habis ¼ porsi piring.
b) Istirahat / Tidur
Tidur siang
Sebelum sakit :Ibu mengatakan setiap hari anak
tidur siang mulai jam 01.00 WIB,
dan tidur selama ± 2 jam.
Selama sakit :Ibu mengatakan selama sakit susah
tidur.
Tidur malam
Sebelum sakit :Tidur selama ± 10 jam,
kadangterbangununtuk minum dan
kadang ngompol.
46
Selama sakit :Tidur selama ± 10 jam, seringter
bangun karena batuk.
c) Mandi
Pagi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anak mandi pagijam
06.30WIB menggunakan air dingin.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak
dimandikan karena badannya
demam di basuh dengan air hangat.
Sore
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anak mandi sorejam
16.00WIB menggunakan air dingin.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak
dimandikan karena masih demam
hanya di basuh dengan air hangat.
d) Aktifitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anak bermain
dengan teman sebaya di sekitar
halaman rumah.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya
berada di dalam rumah untuk tidur.
e) Eliminasi
Sebelum sakit
47
BAK : 7 – 8 x/hari, warna kuning
jernih,bau khas.
BAB : 1 – 2 x/hari, konsistensi lunak,warna
kecoklatan.
Selama sakit
BAK : 5 - 6 x/hari, warna kuning jernih,
bau khas.
BAB : 1 – 2 x/hari, konsistensi lunak,warna
kuning coklat kehitaman.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : lemah
b) Kesadaran : composmentis
c) TTV : N : 120 x/menit
R : 54 x/menit S : 37,4 ºC
d) BB / TB : 15 kg / 95 cm
e) LK :52 cm
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak
mudahrontok
b) Muka : Bersih, tidak ada oedema, agakpucat
c) Mata : Kanan kiri simetris,
conjungtivaberwarna merah muda,
48
sklera berwarna putih dan bersih,
mata cekung.
d) Telinga : Kanan kiri simetris, tidak adacairan
yangkeluar.
e) Kulit : Kulit terasa hangat, tidak
timbulbercak-bercak campak, turgor
kulitlembab.
f) Mulut : Bibir berwarna merah muda,
tidakadastomatitis, gusi tidak
bengkak/berdarah, mulut tidak
berbau.
g) Leher : Ada pembesaran
kelenjartyroid,tenggorokan
berwarna merah.
h) Hidung : Hidung simetris
terdapatcairan/lendir berwarna
jernih dan encer kulit hidung bagian
luar tampak kemerahan.
i) Dada : Tidak ada tarikan dinding
dadawaktubernafas, tampak
simetris, pernafasan mengorok.
j) Perut : Tidak ada penonjolan
umbilikus,tidak adanyeri tekan,
tidak kembung.
49
k) Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-
jaritangan dan kakilengkap, tidak
ada kelainan.
7. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan
b) Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan
II. Interpretasi Data
Tanggal : 6 juni 2016 Pukul : 09.00 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
An. S, umur 4 tahun dengan ISPA ringan.
Data Dasar
Subjektif
1) Ibu mengatakan anaknya bernama An.S berumur 4 tahun
2) Ibu mengatakan anak batuk, pilek sejak 3 hari yang lalu, anak
panas sejak tadi malam, anak rewel dan susah makan.
Objektif
1) Keadaan umum : Lemah
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : N : 120x/menit R : 54x/menit
S : 37,4 ºC BB : 15 kg
4) TB : 95 cm LK : 52 cm
5) Pemeriksaan sistematis
a) Muka : Bersih, tidak ada oedema, agak
pucat
50
b) Kulit : Kulit terasa hangat, tidak timbul
bercak-bercak campak, turgor
kulitlembab.
c) Leher : Ada pembesaran kelenjartyroid,
tenggorokan berwarna merah.
d) Hidung : Hidung simetris terdapat
cairan/lendir berwarna jernih dan
encer kulit hidung bagian luar
tampak kemerahan.
e) Dada : Tidak ada tarikan dinding dada
waktu bernafas, tampak simetris,
pernafasan mengorok.
b. Masalah
Ibu cemas karena anaknya mengalami batuk dan pilek, panas dan
nafsu makan berkurang.
c. Kebutuhan
Beri support mental pada ibu dan keluarga
III. Diagnosa Potensial
Potensial terjadinya ISPA sedang dan berat.
IV. Antisipasi
Kolaborasi dengan dokter umum untuk memberikan terapiantibiotik
dan obat pereda batuk.
51
V. Perencanaan
Tanggal : 6 juni 2016 Pukul : 09.30 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan anak
3. Tingkatkan asupan makanan anak
4. Berikan antibiotik secara empiris
5. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari lagi
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 6 juni 2016 Pukul : 09.40 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
2. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan anak
3. Meningkatkan asupan makanan anak
4. Memberikan antibiotik secara empiris, yaitu kotrimoksasol 240 mg
2x1 , ampicillin 50 mg 1x1, amoxicillin 50 mg 1x1, gentamicin 2,5
mg 1x1.
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari lagi
VII. Evaluasi
Tanggal : 6 Juni 2016 Pukul : 09.35 WIB
1. Ibu telah mengerti keadaan anaknya
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : N : 120x/menit R : 54x/menit
S : 37,4 ºC
d. BB : 15 kg
52
e. TB : 95 cm
f. LK : 52 cm
2. Telah diberikan oksigen sesuai kebutuhan anak
3. Sudah ditingkatkan asupan makanan anak
4. Telah diberikan antibiotik secara empiris
5. Ibu bersedia untuk kontrol ulang 3 hari lagi
53
DATA PERKEMBANGAN I
( Kunjungan Ulang)
Tanggal :9 Juni 2016 Pukul : 08.30 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan anaknya masih batuk, pilek sudah berkurang dan masih
sedikit panas.
2. Anak sudah tidak rewel, nafsu makan dan minum baik
3. Ibu mengatakan sudah meminumkan obat pada anaknya dan obat masih
sisa 4 bungkus.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV S : 37 ºC, N : 120 x/menit, R : 28 x/menit
A : Assesment
An. S umur 4 tahun dengan ISPA ringan perawatan hari ke-3.
P : Planning
Tanggal : 9 Juni 2016 Pukul : 09.10 WIB
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola pemberianmakanpada
anak usia 4 tahun dengan ISPA ringan termasuk peningkatan asuhan
nutrisi dengan pemberian makanan bergizi 4 sehat 5 sempurna yaitu
nasi, sayur, lauk, buah dan beri susu formula.
2. Menganjurkan pada ibu untuk meneruskan pemberian obat yang masih
tersisa ada 4 bungkus padaanak.
3. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari lagi
54
Evaluasi :
Tanggal : 9 Juni 2016 Pukul : 09.25 WIB
6. Ibu mengerti tentang pola pemberian makanan pada anak usia 4
tahundengan ISPA ringan termasuk asuhan peningkatan nutrisi.
7. Ibu bersedia melanjutkan pemberian obat yang masih tersisa pada
anaknya sampaihabis.
8. Ibu bersedia untuk kontrol ulang 3 hari lagi
55
DATA PERKEMBANGAN II
( Kunjungan Rumah )
Tanggal : 12 Juni 2016 Pukul : 10.25 WIB
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak pilek, batuk kadang - kadang.
2. Ibu mengatakan anaknya tidak rewel, nafsu makan baik dan anak
sudahtidak panas.
3. Ibu mengatakan obatnya sudah habis.
4. Aktifitas anak sudah bermain dengan teman sebayanya sudah aktif.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. S : 36 ºC, N : 120 x/menit, R : 32 x/menit
4. Hidung tidak ada lendir.
A : Assesment
An. S umur 4 tahun dengan riwayat ISPA ringan hari ke-6.
P : Planning
Tanggal : 12 Juni 2016 Pukul : 10.40 WIB
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga
kebersihanlingkungan dan perilaku hidup sehat.
2. Menganjurkan pada ibu untuk memperhatikan asupan gizi pada
anaknya.
3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kondisi anaknya agar dalam
kondisi sehat.
56
4. Menganjurkan pada ibu untuk rutin membawa ke tempat pelayanan
kesehatan atau posyandu untuk memantau tumbuh kembang anak.
5. Menganjurkan ibu untuk segera membawa anaknya bila terjaditanda
bahaya seperti panas, batuk dan muntah.
Evaluasi
Tanggal : 12 Juni 2016 Pukul : 11.10 WIB
1. Ibu mengerti tentang kepentingan menjaga kebersihanlingkungan dan
perilaku.
2. Ibu dapat meningkatkan asupan nutrisi pada anaknya.
3. Ibu bersedia mempertahankan anak tetap dalam kondisi sehat.
4. Ibu bersedia untuk rutin membawa anaknya ke tempat pelayanan
Kesehatan atau posyandu.
5. Ibu bersedia membawa anaknya apabila terdapat tanda bahaya seperti
panas tinggi, batuk dan muntah.
57
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kasus yang penulis ambil
dibandingkandengan teori yang ada. Pelaksanaan studi kasus ini menggunakan
menejemen kebidanan menurut varney yang terdiri dari tujuh langkah, yaitu
Pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Antisipasi, Perencanaan,
Pelaksanaan, Evaluasi, dibawah ini akan diuraikan mengenai pembahasan dan
cara pemecahan berdasarkan kesenjangan antara teori dan praktek.
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
secara lengkap pengkajian balita dengan ISPA ringan antara lain :
a. Anamnesa (Data Subyektif)
Keluhan Utama menurut Marni (2014) tanda gejala ISPA ringan
yaitu diawali dengan demam, batuk, hidung tersumbat dan sakit
tenggorokan.Riwayat Imunisasi bayi yang tidak mendapat vitamin A,
beresiko lebih besar terkena ISPA (Marni, 2014).Riwayat kesehatan
keluarga dikaji untuk mengetahui dalam keluarga ada. Pada kasus
keberadaan anggota keluarga yang merokok dalam rumah dapat
meningkatkan resiko ISPA pada anak (Marmi, 2014).
Pada kasus An. S Alasa datang ke RB / RS IAbum mengatakan
anaknya batuk pilek sejak 3 hari yang lalu disertai panas sejak adi
malam, anak rewel dan susah makan. Riwaayat penyakit sekarang ibu
58
mengatakan anaknya batuk, pilek sejak tanggal 3 Juni 2016 dan
demam sejak tadi malam. Riwayat penyakit keluarga / menurun ibu
mengatakan dalam keluarga yaitu bapak seorang perokok. Sehingga
pada anamnesa didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek, yaitu
pada riwayat An.S telah mendapat vitamin A.
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pada kasus anak dengan ISPA ringan yaitu
keadaan umum lemah (Hartono dan Rahmawati, 2012).
Kesadaran pada kasus Balita dengan ISPA ringan kesadaran
composmentis (Marni, 2014). Menurut Hartono dan Rahmawati,
(2012), Tanda-tanda vital, Pada kasus Balita dengan ISPA ringan
denyut nadi yaitu 70 – 110 x/menit, Pernafasan pada kasus balita
dengan ISPA ringan pernafasan lebih cepat dari 50 ke 60 per menit,
demam dengan suhu >38,30 C. Pada kasus An. S demam dengan suhu
37,40 C. Sehingga pada langkah ini terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan.
Pemeriksaan sistematis menurut Marni (2014), yaitu: kulit pada
kasus balita dengan ISPA ringan tidak timbul bercak-bercak pada kulit
yang menyerupai bercak campak, turgor kulit kering, warna merah
muda.
Abdomen pada balita ISPA ringan kemungkinan terjadi perutnya
terasa kembung. Mata pada kasus balita dengan ISPA ringan mata
cekung. Hidung pada balita dengan ISPA ringan kemungkinan
pernafasan mengi (wheezing). Pemeriksaan Penunjang Pada kasus
59
Balita dengan ISPA ringan tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
(Marni, 2014). Pada kasus An. S pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum lemah, kesadaran composmentis, nadi 120x/menit, respirasi 54
x/menit, BB / TB : 15 kg / 95 cm. Pada kasus An. S pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan. Sehingga pada langkah ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
2. Interpretasi data
Interpretasi data dasar merupakan rangkaian, menghubungkan data
yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui
kesehatan pasien. Pada langkah ini data diinterpretasikan menjadi
diagnosa, masalah, kebutuhan (Varney, 2007).
a. Diagnosa kebidanan
Adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Nursalam,
2009). An. X Umur ..... tahun dengan ISPA ringan.
Pada kasus diagnosa kebidanan didapatkan An. S, umur 4 tahun
dengan ISPA ringan.
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
dari hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah yang muncul pada
balita dengan ISPA yaitu anak rewel, menolak untuk makan, gelisah
dan susah tidur (Marni, 2014).Masalah pada kasus An. S, umur 4
tahun dengan ISPA ringan didapatkan ibu cemas karena anaknya
mengalami batuk dan pilek, panas dan nafsu makan berkurang.
60
c. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007).
Kebutuhan pada penanganan balita ISPA ringan menurut Hartono dan
Rahmawati (2012), yaitu dukungan keluarga dan pemberian motivasi
pada ibu untuk tidak cemas. Kebutuhan pada kasus An. S umur 4
tahun dengan ISPAringan yaitu beri support mental pada ibu dan
keluarga
Sehingga pada langkah interpretasi data tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan
3. Diagnosa potensial
Pada langkah ini yaitu mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan
gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien
mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney,
2007). Menurut Marmi (2014), jika tidak segera diatasi gejala yang
ringan seiring berjalannya waktu keluhan dan gejala yang ringan tersebut
bisa menjadi berat.Diagnosa potensial pada kasus An.S umur 4 tahun
dengan ISPA ringan yaitu terjadiISPA sedang.
4. Antisipasi
Mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa balita (Varney,
2007). Menurut Marni (2014), memberikan obat penurun panas, apabila
disertai batuk bisa diberikan obat tradisional berupa ½ senduk teh jeruk
61
nipis dan ½ sendok madu bisa diberikan 3 – 4 kali sehari.Pada kasus An. S
umur 4 tahun dengan ISPA antisipasi yaitu kolaborasi dengan dokter
umum untuk memberikan therapy antibiotik dan obat pereda
batuk.Sehingga pada langkah ini tidak kesenjangan antara teori dan
praktek di lapangan.
5. Rencana tindakan
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
Menurut Marni (2014), rencana tindakan pada kasus balita dengan
ISPA ringan yaitu:
9) Berikan oksigen sesuai kebutuhan anak
10) Tingkatkan asupan makanan anak
11) Koreksi ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit sesuai kebutuhan
anak.
12) Berikan antibiotik secara empiris
Pada kasus An. S umur 4 tahun dengan ISPA rencana yang dibuat
tanggal 6 juni 2016 yaituberikan oksigen sesuai kebutuhan ana, tingkatkan
asupan makanan anak, berikan antibiotik secara empiris dan anjurkan ibu
untuk kontrol ulang 3 hari lagi.Sehingga pada langkah ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
62
6. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan
aman (Varney, 2007). Berdasarkan rencana tindakan dapat dilaksanakan.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan.
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut
yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Hasil evaluasi
yang diharapkan menurut Marni (2014) yaitu:
a. Keadaan umum baik
b. Panas sudah menurun
c. Anak mampu bernafas dengan mudah
d. Anak bisa beristirahat tidur dengan tenang.
Evaluasi pada kasus An. S umur 4 tahun dengan ISPA ringan Ibu
mengatakan anaknya sudah tidak pilek, batuk kadang –kadang, Ibu
mengatakan anaknya tidak rewel, nafsu makan baik dan anak sudah tidak
panas. Aktifitas anak sudah bermain dengan teman sebayanya sudah
aktif.Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36 ºC, nadi
120x/menit, R : 32 x/menit dan Hidung tidak ada lendir.Sehingga pada
langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
63
BAB V
PENUTUP
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An. S umur 4 tahun dengan
ISPA ringan, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pengkajianpada kasus An. S Alasan datang ke RB / RS ibu mengatakan
anaknya batuk pilek sejak 3 hari yang lalu disertai panas sejak tadi malam,
anak rewel dan susah makan. Riwayat penyakit sekarang ibu mengatakan
anaknya batuk, pilek sejak tanggal 3 Juni 2016 dan demam sejak tadi
malam. Riwayat penyakit keluarga / menurun ibu mengatakan dalam
keluarga baik bapak maupun ibu tidak ada yang mempunyai penyakit
menurun seperti asma, jantung, ginjal, hepatitis, hipertensi, DM dan
penyakit menular seperti TBC dan pneumonia.Pada kasus An. S
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umumlemah, kesadaran
composmentis, nadi120 x/menit, respirasi 54 x/menit, suhu 37,4 ºC, BB /
TB : 13 kg / 95 cm. Pada kasus An. S pemeriksaan laboratorium tidak
dilakukan.
2. Interpretasi data pada kasus diagnosa kebidanan didapatkan An. S, umur 4
tahun dengan ISPA ringan. Masalah pada kasus An. S, umur 4 tahun
dengan ISPA ringan didapatkan ibu cemas karena anaknya mengalami
batuk dan pilek, panas dan nafsu makan berkurang. Kebutuhan pada kasus
An. S umur 4 tahun dengan ISPA ringan yaitu beri support mental pada
ibu dan keluarga
64
3. Diagnosa potensial pada kasus An.S umur 4 tahun dengan ISPA ringan
yaitu terjadi ISPA sedang.
4. Antisipasi pada kasus An. S umur 4 tahun dengan ISPA antisipasi yaitu
kolaborasi dengan dokter umum untuk memberikan therapy antibiotik dan
obat pereda batuk
5. Rencana tindakan pada kasus An. S umur 4 tahun dengan ISPA rencana
yang dibuat tanggal 6 juni 2016 yaitu berikan oksigen sesuai kebutuhan
ana, tingkatkan asupan makanan anak, berikan antibiotik secara empiris
dan anjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari lagi.
6. Implementasi berdasarkan rencana tindakan dapat dilaksanakan.
7. Evaluasi pada kasus An. S umur 4 tahun dengan ISPA ringan Ibu
mengatakan anaknya sudah tidak pilek, batuk kadang – kadang, Ibu
mengatakan anaknya tidak rewel, nafsu makan baik dan anak sudah tidak
panas. Aktifitas anak sudah bermain dengan teman sebayanya sudah aktif.
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 36ºC, nadi
120x/menit, R : 32 x/menit dan hidung tidak ada lendir.
8. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An. S umur 4 tahun dengan
ISPA ringan selama 6 hari terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan yaitu pada teori balita yang tidak mendapat obat vitamin A beresiko
lebih besar terkena ISPA. Sedangkan pada kasus An.S berdasarkan buku
KIA sudah mendapatkan vitamin A tetapi masih terkena ISPA. Kemudian
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan yaitu pada teori
65
penyakit sekarang demam lebih dari >38,30C sedangkan pada kasus An.S
terdapat suhu 37,40C.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan
masukan berupa :
1. Ibu dan keluarga
Diharapkan melakukan perawatan pada anak di rumah sesuai dengan
anjuran petugas kesehatan dan segera membawa anak ke petugas
kesehatan bila mengalami tanda bahaya atau keluhan.
2. Bagi Bidan
Diharapkan mampu memberikan informasi secara jelas dan rinci tentang
apa yang dialami oleh anak sehingga dapat mencegah kegawatdaruratan
sehingga dapat meningkatkan pelayanan khususnya pada balita dengan
ISPA sedang.
3. Bagi RB
Pelayanan yang diberikan RB sudah baik diharapkan untuk tetap
dipertahankan yaitu dengan tetap memberikan dan mempertahankan
mutu pelayanan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :
Mitra Cendikia
Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Depkes, RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Kementerian Kesehatan.
Pusat Data dan Informasi Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013. E-
mail: pusdatin@depkes .go.id. Web site: http://www.kemkes.go.id.
Diakses tanggal 24 November 2015
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015. Buku Saku Kesehatan Triwulan 3
tahun 2015.www.dinkesjatengprov.go.id e-mail :
mi_jateng@yahoo.co.id; mibangkes@dinkesjatengprov.go.id. Diakses 3
Desember 2015
Harmadiyanti M, 2012. Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada Anak R Umur 15
Bulan Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di
Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah
Hartono dan Rahmawati, 2012. ISPA Gangguan Pernafasan Pada Anak. Panduan
Bagi Tenaga Kesehatan Dan Umum. Yogyakarta: Nuha Medika
Marni, 2014. Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dengan Gangguan
Pernafasan.Yogyakarta: Gosyen Publishing
Matondang, C.S, 2013. Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Nasir dkk, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Nelson. 2007. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika
Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Riyadi dan Ratnaningsih, 2012. Tumbang. Cara Praktis Orang Tua untuk
Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Rukiyah, Y. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Tran Info Media
Saputri I.N, 2013. Asuhan Kebidanan pada an. A Umur 4 Bulan dengan ISPA
sedang di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah
Septiari, B.B, 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.
Yogyakarta: Nuha Medika
Soepardan, S. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Soetjingningsih dan Ranuh, 2015. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sulistyawati, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Susilaningrum dkk, 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Vol.1. Jakarta : EGC
top related