antologi cerpen smansa 2011 -...
Post on 08-Apr-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Vikriyaturohmah, Ana Nur,
Maya Destiani, Dkk
ANTOLOGI CERPEN
SMANSA 2011
Penerbit
Rumah Tulis Community
2
Antologi Cerpen Smansa 2011
Oleh: Vikriyaturohmah, Ana Nur, Maya Destiani, dkk
Copyright © 2012 by Rumah Tulis Community
Penerbit
Rumah Tulis Community
Website : Rumah Tulis Community (Grup FB)
Email : rtc.story@yahoo.com
Desain Sampul:
Vina V Katerwilson
Diterbitkan melalui:
www.nulisbuku.com
3
Ucapan Terimakasih:
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah
SWT yang sudah memberikan kesempatan untuk
menciptakan karya-karya di dalam antologi ini.
Antologi Cerpen Smansa 2011 berisi kumpulan cerpen yang
sudah diseleksi dalam perlombaan HUT SMAN 1 Tumijajar
ke-27. Tema di dalam antologi ini meliputi kisah
persahabatan, cinta, keluarga sampai misteri.
Tujuan kami menerbitkan antologi ini adalah untuk memacu
para penulis muda agar terus berkarya dan mau
menampilkannya di depan publik. Amat disayangkan kalau
karya-karya tersebut harus berakhir di tong sampah atau
bahkan tidak pernah disalurkan oleh penulis itu (hanya
berupa imajinasi).
Semoga antologi ini dapat memberikan hikmah tersendiri
bagi para pembaca. Sekiranya ada kesalahan dalam
pengetikkan di dalam cerita, kami mohon maaf. Karena
memang tidak ada satu pun yang sempurna di dunia ini.
Terima kasih.
Penulis Antologi Cerpen Smansa 2011
4
DAFTAR ISI
Friendship is Everything ..................................... 5
Catatan Tentang Tiga Sahabat ............................. 13
Blooding Clothes ................................................. 18
Sebatas Cita ........................................................ 25
Sulaman Senja .................................................... 32
Sayap-Sayapku ................................................... 41
Ketulusan Cinta Kesembilan ............................... 47
Truth or Dare ...................................................... 57
Meraih Mimpi Dengan Ridho Orangtua .............. 66
Awal Percintaan .................................................. 71
Kisah Cinta Di Sekolah ....................................... 79
Blue Prince ......................................................... 84
Misteri Hantu Ruang UKS .................................. 98
5
Friendship is Everything Vikriyaturohmah
“Hai-hai..? Ada informasi terbaru nih. Agaknya peluang yang
harus dicoba’ geh friends,” kata Riska memberi informasi
kepada temannya.
“Apa’an sih? Mau tau dong Ris..!” kata Mela penasaran.
“Iyya ni Lazy Girl, cepet geh enggak usah pake basa-basi, to
the point ajja!!” kataku jengkel.
“Iiih, kalian ini, mau dikasih info terhangat apa enggak sih?
Malah ngatain ge kaya’ gitu!” kata Riska membela diri.
“Hahaha.... Iyya-iya.. sorry deh Ris, jangan marah ya,” aku
pun meminta maaf sama Riska.
“Yayaya..., okelah gak papa. Jadi gini loh friends... tiga hari
lagi kan ada acara pelepasan Kepala Sekolah. Bisa dibilang
Kepala Sekolah kita ganti’, and.. mau tau lagi enggak??!!”
Riska lagi-lagi membuat aku dan Mela penasaran.
“Isshh, Riska ini loh..? Ya gak aulah kita. Lo gimana sih?!”
bentak kami berdua.
“Ok.Ok...! Sabar bu’ jangan emosi, peace men.. haha. So
gini, pak Wono lagi nyari siswa-siswi SMA kita untuk mengisi
acara pelepasan Kepala Sekolah, getoh!” kata Riska dengan
ekspresi sok sweet and gaya lebaynya itu.
6
“Wah... yang bener Ris?! Gue mau ikut ah. Siapa tau, bisa
jadi kenang-kenangan buat Kepala Sekolah tercinta, terus bisa
ikut lomba Porseni. Ahay... boleh-boleh. Hehe..,” kataku
senang.
“He’em, gue juga ikut ah,” sahut Mela.
Teeet... Teeet....
Tak terasa bel pertama menghampiri tanpa permisi. Pagi itu
suasana kelas ramai oleh perbincangan dan canda tawa kami bak
keramaian kota. Kami un mengakhiri percakapan kami. “Yaah,
bel udah bunyi tuh! Kita lanjutin ntar lagi ya,” kata Mela sambil
berjalan meninggalkan kursinya.
“Yupzt,” kataku dan Riska.
Teeet... Teet... Teeet.....
Dering bunyi memberikan isyarat seluruh kelas bahwa pelajaran
hari ini telah berakhir semua siswa kelas XI IPA 1 berhamburan
keluar dengan tertib, tiba-tiba Vira datang menghampiri Mela
and Riska.
“Ey, sobat, by the way topiknya tadi apa ya!?”
7
“Dung-dung banget tho mbak Vira, udah tau Kepala
Sekolahnya mau pergi. Hadeh-hadeh,” kata Riska sambil
membuka bungkus permen dan memakannya.
“Oiyaya... Gampanglah. (Tiba-tiba.....). “What???!!!”
DUG!!! “Dalam waktu 3 hari ya gue nyari tu’ puisi!” terdengar
bunyi dari punggung Riska hingga permen yang baru diemutnya
keluar.
“Aaggh, apa-apaan sih lo Vir? Ngagetin aja sampek permen
gue jatoh!!! Awas lo gak mau ganti’in!” Suara Riska terdengar
sangar.
“Upzt, forgive me pelase... hehehe maap yha.. Riska cantik
geh, imut juga.”
“Huh, iya! Tapi harus diganti’ lo...,” kata Riska.
*****
Keesokan harinya Mela sudah mendapat puisi yang
sesuai topik. Sebelum 5 menit bel berbunyi, aku pun datang
dengan langkah yang tergesa-gesa.
“Hei Vir, gimana puisi lo?” tanya Mela penasaran.
“Em, punya gue pendek kok Mel. Ntah ni baal kepilih apa
enggak,” jawabku.
8
“Udahlah Vir gak papa lagi yang penting kita nyoba’ dulu
and membuktikan kalau kita bisa!” Riska menghibur dan
memberi semangat kepada sahabatnya.
Tak lama kemudian Riska dipanggil Pak Wono untuk
menginformasikan kepada aku dan Mela agar segera menghadap
beliau. Setelah menghadap keruangan pak Wono, Riska kembali
ke kelas dan memberikan informasinya kepada kami.
“Mel, Vir, tuh di panggil pak Wono!” mungkin mau diseleksi
kali ya... Wah berjuang-berjuang!” Riska memberi semangat
empat lima dan mengepalkan jemari tangan kanannya.
“Ya, makasih,” jawab kami berdua.
*****
Setelah sampai diruangan Pak Wono, kami dicoba satu
persatu untuk membaca puisi yang kami bawa. Hatiku berdebar-
debar dengan detak jantung yang semakin cepat. Aku pun
berfikir, apakah aku yang terpilih atau Mela.
“Duh Vir, gue deg-degkan banget nih!” kata Mela.
“Ah sama aja. Malahan tubuh gue panas dingin gini,”
jawabku.
Akhirnya Pak Wono memilih kami berdua. Kami pun
disuruh belajar membaca dengan Pak Oman. Keesokan harinya,
kami berdua menuju ruangan Pak Oman untuk belajar membaca
9
puisi. Ketika dites menggunakan puisi masing-masing Pak
Oman mengatakan kepada kami dengan suara yang lembut.
“Ndok.., begini aja, lebih baik pake; puisi Mela, nanti bapak
rubah sedikit biar enggak kepanjangan.”
Kami hanya menganggukan kepala. Setelah itu, kami
berdua maju satu per satu dan membaca dengan penuh
semangat. Setelah dipertimbangkan dengan cermat, Pak Oman
memutuskan kami berdua membacanya bersama-sama. Dari
segi ekspresi, tekanan, tempo, cara membaca, dan lain
sebagainya juga dinilai. Setelah detik, menit, jam terlwati
akhirnya Pak Oman memberi keputusan yang benar-benar akan
membuat salah satu dari kami harus terpisah.
“Ndok.., bapak minta maaf kalau keputusan ini akan
menyinggung salah satu dari kalian. Keputusan ini bukan murni
dari bapak, tapi keputusan ini sudah kami pertimbangkan
matang-matang dengan alasan tertentu. Dan bapak harus
memilih Vira dalam acara perpisahan sekolah. Jadi, Mela
enggak usah kecil hati. Mungkin amsih ada peluang di lain
kesempatan.”
Ketika itu Mela lari dan pergi ke kelas XI IPA 1. aku
gak tau kenapa Mela tiba-tiba lari gitu aja. Dan pada saat itu aku
mengejar dia sambil berkata, “Mel, lo kenapa sih!? Lo marah
ma gue ya?? Mel, kalo lo gak marah ma gue, kenapa sikap lo
kayak gini ma gue? Tolong jelasin Mel!”
10
“Gak!!! Gue gak marah ma lo!!” Mela menjawab dengan
nada kasar bahkan dia gak mau menatap wajahku apalagi
bertemu. Aku sangat sedih dan meminta maaf padanya.
“Mel, tolong maafin gue. Maafin gue kalo’ gue salah ma lo.
Gue sebenernya enggak tau, kenapa pak......”
“Stop!!! Dah cukup! Gue enggak mau dengerin penjelasan
lo! Sekarang gue minta lo pergi!! Pergi!!!!!!”
top related