analisis semiotika makna ukhuwah islamiyah
Post on 02-Oct-2021
25 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA UKHUWAH ISLAMIYAH
DALAM FILM PENDEK CINTA DALAM UKHUWAH
KARYA FILM MAKER MUSLIM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
oleh :
Venny Adella
NIM 111405410000205
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
i
ABSTRAK
Venny Adella
Analisis Semiotika Makna Ukhuwah Islamiyah Pada Film
Pendek Cinta Dalam Ukhuwah Karya Film Maker Muslim
Film pendek Cinta Dalam Ukhuwah adalah film yang
bercerita tentang persahabatan dalam perbedaan dan bagaimana
menyikapi perbedaan dengan cinta yang hakiki. Film ini juga bisa
menjadi alternatif media dakwah, untuk mempererat tali
ukhuwah. Di dalam film ini terdapat konflik yang muncul, dari
konflik tersebut akhirnya memberikan aspek penandaan makna
ukhuwah islamiyah.
Pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya ialah,
bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat
dalam Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah berdasarkan model
Roland Barthes? Serta nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah apa saja
yang terkandung dalam Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah?
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma
konstruktivisme. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan pendekatan kualitatif.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semiotika Roland Barthes yang menjelaskan makna denotasi,
konotasi dan mitos. Makna denotatif adalah interaksi antara
signifier dan signified dalam sign, dan antara sign dengan objek
antara realitas. Makna konotatif adalah interaksi yang muncul
antara sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca atau
pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Mitos adalah
pengkodean makna dan nilai-nilai sosial (yang sebelumnya
arbitrer atau konotatif) sebagai sesuatu yang dianggap alamiah.
Hasil yang diperoleh dari menganalisis rangkaian scene
dengan mencari makna denotasi yaitu kaki yang merenggang,
berdialog, surat permintaan maaf, berkenalan, menggoda dan
mengancam, konotasinya yaitu Ario yang memahami temannya,
Ario memberikan nasihat kepada temannya, Azzam memberikan
bantuan kepada Ario, Najwa memaafkan teman-temanya, Ario
yang membantu Najwa dan membela kebenaran, dan mitosnya
yaitu gambaran dari ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadist Rasulullah.
Nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah yang terkandung ta‟aruf, tafahum,
ta‟awun, tanasur.
Kata kunci: Film, Semiotika, ukhuwah islamiyah, Film Pendek
Cinta Dalam Ukhuwah.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang
senantiasa telah memberikan Rahmat dan Kasih sayang-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Semiotika Makna Ukhuwah Islamiyah
Pada Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah Karya Film Maker
Muslim” tak lupa shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi
Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakara.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penulis dapat melalui kesulitan serta hambatan
selama penyusunan skripsi ini hingga selesai. Secara khusus rasa
terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Dr. Suparto,
M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan I Bidang akademik, Dr.
Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang
iii
Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si,
sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dna Penyiaran
Islam.
3. Zakaria, M.Ag, selaku Dosen Penasihat Akademik KPI E
angkatan 2014 yang telah memberikan masukan-masukan
dan nasihat dalam bidang akademik serta bantuan dalam
penyusunan proposal skripsi.
4. Dr. Ibnu Qoyim, MS, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingannya sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang pernah mengajar dan membagikan ilmu
yang bermanfaat kepada penulis. Semoga ilmu yang
diberikan bermanfaat bagi penulis.
6. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu selama
mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi.
7. Kedua orang tua yang penulis sayangi, Ayahanda Tajudin
dan ibunda Anaria, terimakasih atas jasa-jasanya,
kesabaran, do‟a dan tidak pernah lelah dalam memberikan
bimbingannya serta cinta yang tulus dan ikhlas kepada
penulis sejak kecil hingga sekarang.
iv
8. Kakak dan adikku tercinta, Vicky Hermawan dan
Muhammad Ammar Ramadhan yang telah memberikan
perhatian dan semangatnya kepada penulis.
9. Muhammad Amrul Umami, Sutradara Film Pendek Cinta
Dalam Ukhuwah, terimakasih atas kesediaannya menjadi
nasumber penulis dan telah memberikan data untuk
melengkapi penelitian ini.
10. Guntur Sutrisno Putra, terimakasih telah membantu dan
menyemangati penulis.
11. Sahabat sejak SMA, Kombase. Sekar Alam Hastu
Pawening S.Ikom, Nanda Rahmawati, Risna Meidina
Mabrukah, Trihartanti Andayani, Fani Fadillah
terimakasih telah memberikan dukungan dan hiburan
kepada penulis.
12. Sahabat sejak SMP. Riani Widya Novitasari, Difkha
Zahara Ramadhani, Thalita Diamanta terimakasih selalu
mendukung dan menyemangati penulis.
13. Sahabat sejak kuliah, Univerisitas Intisari. Farhan Surya,
Bayu Tama, Abdul Hadi, M. Zemil, Alfin Pradana, Bayu
Setiawan, Raga Arrizalu, Agus, Gigih dan Waqid
terimakasih atas dukungan dan saran yang telah diberikan
selama ini.
14. Seluruh teman-teman KPI E angkatan 2014, terimakasih
atas do‟a dan bantuannya kepada penulis.
15. Teman seperjuangan KKN Avatar 149 Desa Jaya Raharja.
Abu, Ary, Fadhli, Firda, Ivan, Izzah, Mutiara, Novi,
v
Rezky, Rizki, Tsizy, Sinta, Wildan dan Zaid terimakasih
atas pembelajaran dan pengalaman yang tak terlupakan.
Jakarta, 28 Agustus 2018
Venny Adella
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................. viii
DAFTAR TABEL .........................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................. 6
C. Rumusan Masalah .............................................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 8
F. Metodologi Penelitian ...................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ...................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Semiotika ......................................................................... 18
1. Tinjauan Umum Semiotika ....................................... 18
2. Semiotika Roland Bathes .......................................... 20
B. Film .................................................................................. 24
1. Pengertian Film ......................................................... 24
2. Manfaat Film ............................................................. 27
3. Jenis-jenis Film .......................................................... 29
4. Unsur Film ................................................................. 30
5. Struktur dalam Film ................................................... 31
6. Senimatografi Film .................................................... 32
7. Film Pendek ............................................................... 35
vii
C. Ukhuwah Islamiyah .......................................................... 37
1. Pengertian Ukhuwah Islamiyah.................................. 37
2. Macam-macam Ukhuwah Islamiyah .......................... 39
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Film Maker Muslim............................ 51
1. Profil dan Sejarah Film Maker Muslim ..................... 51
2. Loga dan VISI MISI Film Maker Muslim ................. 52
3. Stuktur Film Maker Muslim....................................... 53
4. Prestasi Film Maker Muslim ...................................... 59
B. Gambaran Umum Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah .. 59
1. Sinopsis Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah ........... 59
2. Tim Produksi Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah ... 61
3. Respon Masyarakat TerhadapFilm Pendek Cinta
Dalam Ukhwuah......................................................... 61
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Makna Denotasi, Konotasi da Mitos Dalam Film Pendek
Cinta Dalam Ukhuwah ..................................................... 65
B. Nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah yang Terkandung Dalam
Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah ............................... 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 89
B. Saran ................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 91
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ...................................... 21
Gambar 2.2 The Orders of Significations .................................... 22
Gambar 3.1 Logo Film Maker Muslim ........................................ 52
Gambar 3.2 Director Film Maker Muslim ................................... 54
Gambar 3.3 Penulis Skenario Film Maker Muslim ..................... 55
Gambar 3.4 Produser Film Maker Muslim .................................. 56
Gambar 3.5 Cenimatographer Film Maker Muslim .................... 58
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penghargaan Film Maker Muslim ............................... 59
Tabel 3.2 Tim Produksi Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah .... 61
Tabel 4.1 Scene 1 ......................................................................... 63
Tabel 4.2 Scene 2 ......................................................................... 69
Tabel 4.3 Scene 3 ......................................................................... 72
Tabel 4.4 Scene 4 ......................................................................... 75
Tabel 4.5 Scene 5 ......................................................................... 78
Tabel 4.6 Scene 6 ......................................................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media komunikasi tak terbendung lagi,
perkembangannya tumbuh begitu pesat. Media komunikasi
merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.1
Media komunikasi yang perkembangananya pesat saat ini
salah satunya adalah film. Film adalah media komunikasi
seorang atau sekelompok orang yang bermaksud
menyampaikan pesan dan makna tertentu kepada penonton
melalui rangkaian gambar atau dasar sekenario.2
Film adalah hasil peradaban manusia yang diciptakan
melalui proses kreatif dengan melahirkan impian (imajinasi)
melalui teknologi yang hasilnya bisa disaksikan semua
orang.3 Proses kreatif yang menggunakan teknologi inilah
yang pada akhirnya menjadi salah satu hiburan yang sangat
representatif sebagai tontonan yang menghibur bagi
penikmatnya. Cerita dan adegan dari sebuah film memberikan
efek senang atau sedih, dapat ditimbulkan saat dan setelah
menonton sebuah film adalah alasan yang paling utama
kemenarikan sebuah film.
1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h.123. 2 Budiono, Aris dan Muchdor, Mustofa, Menafsir Buruan Cium Gue,
(Jakarta: PT Kalan Ina, 2004), h.21. 3 Irianto, Agus Maladi, Haryono Guritno dan Hanindawan,
Memproduksi Film, (Semarang: Dinas Kebudayaan Pariswisata, 2006), h.1.
2
Pada umumnya film merupakan media hiburan bagi
masyarakat. Film sebagai media hiburan yang sangat diminati
masyarakat dibandingkan dengan media yang lain seperti, novel,
radio, majalah dan lain-lain. Dengan menampilkan kelayakan alur
cerita, latar cerita (penggambaran waktu, tempat, dan suasana
terjadinya sebuah cerita) dan sudut kamera, yang disertai dengan
paduan suara dan musik benar-benar dapat dinikmati oleh para
penontonnya, sekaligus dengan mata dan telinga. Sebab itulah
film memiliki daya tarik tersendiri oleh masyarakat.
Selain itu, film selalu mempengaruhi dan membentuk
masyarakat melalui muatan pesan-pesannya (massage).4 Tema-
tema yang diangkat di dalam film menghasilkan sebuah nilai-nilai
yang biasa didapatkan di dalam sebuah pencarian yang panjang
tentang pengalaman hidup, realitas sosial, serta daya karya
imajinatif dari sang penciptanya.
Dalam sebuah film biasanya terdapat beberapa pesan moral
yang dapat diangkat atau diambil maknanya sesuai dengan alur
atau jalan cerita dari isi film. Sebab film memberikan peluang
untuk terjadinya peniruan apakah itu positif ataupun negatif.
Melihat dampak yang ditimbulkan lewat film begitu besar, proses
dakwah pun dilakukan juga melalui film-film. Salah satunya
adalah film pendek Cinta Dalam Ukhuwah karya Film Maker
Muslim.
Film Maker Muslim merupakan sebuah channel yang
menjadi pelopor pembuat film bertemakan islami di
4 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Rosdakarya,
2004), h.127.
3
YouTube.5 Terbentuk pada akhir tahun 2014, Film Maker
Muslim pada tahun 2016 bergabung dengan DAQU Movie
yang merupakan sebuah Production House (PH) yang
dibentuk oleh Pondok Pesantren Daarul Quran asuhan Ustadz
Yusuf Mansyur.6 Dalam channel YouTube milik Film Maker
Muslim tidak hanya terdapat film pendek, tapi ada juga
webseries, tips dan video-video inspiratif lainnya.
Film Maker Muslim telah memiliki subscriber di
YouTube mencapai 228.221, dan jumlah ini akan terus
bertambah. Pada 2017 lalu, Film Maker Muslim terpilih untuk
diundang oleh YouTube sebagai Social Impact Camp yang
diselenggarakan untuk YouTube Creator For Change yang
diadakan di London. Program ini merupakan sebuah program
global untuk mendatangkan perubahan sosial yang positif
melalui media video digital.7 Pada tanggal 7 Maret 2017 lalu
Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah ditayangkan pada
channel YouTube milik Film Maker Muslim. Dan sudah di
tonton lebih dari 150.000 viewers. Film Pendek Cinta Dalam
Ukhuwah ini dibagi menjadi 3 part. Film Pendek Cinta Dalam
Ukhuwah menceritakan tentang persahabatan dalam
5 Internet: Film Maker Muslim, diakses pada tanggal 14 Februari
2018. https://www.famous.id/creator/film-maker-muslim 6 Internet:Berawal Dari Cinta Subuh Sebarkan Nilai Islam Melalui
Audio Visual, diakses pada tanggal 30 Mei 2016.
http://www.gomuslim.co.id/read/komunitas/2016/05/30/495/berawal-dari-
cinta-subuh-sebarkan-nilai-islam-melalui-audio-visual.html 7 Internet: Terpilih Dalam Program Creator for Change Film Maker
Muslim Terbang ke London, diakses pada tanggal 15 September 2017.
https://www.famous.id/video/personality/terpilih-dalam-program-creators-for-
change-film-maker-muslim-terbang-ke-london-1709158.html
4
perbedaan dan bagaimana menyikapi perbedaan dengan cinta
yang hakiki.
Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk menjalin
tali persaudaraan dengan muslim lainnya. Dimana
persaudaraan itu merupakan pertalian persahabatan yang
serupa dengan hubungan kekeluargaan. Rasulullah
memberikan tuntunan bagaimana seharusnya umat menjaga
persaudaraan. Ukhuwah Islamiyah biasanya diartikan sebagai
persaudaraan. Kata Islamiyah yang dirangkai dengan kata
ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektif, sehingga
ukhuwah Islamiyah berarti persaudaraan yang bersifat Islami
atau yang diajarkan umat Islam.8
Perjuangan Islam tidak akan tegak tanpa adanya
ukhuwah Islamiyah. Islam menjadikan persaudaraan dalam
Islam dan iman sebagai dasar bagi aktifitas perjuangan untuk
menegakan agama Allah dan menenangkan hati manusia.
Banyak persaudaraan lain yang bukan karena Islam dan
persaudaraan itu tidak akan kuat dan kekal. Persaudaraan
Islam yang dijalin oleh Allah SWT merupakan ikatan terkuat
tiada tandingannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-
Hujarat ayat 10, sebagai berikut:
8 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 1998),
h.487.
5
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang muslim adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat”
Ayat diatas mengingatkan agar umat Islam tetap
memelihara ukhuwah. Sebab hanya dengan memelihara
ukhuwah inilah umat Islam akan mampu membangun
kekuatan yang utuh dan kukuh. Al-Qur‟an mengingatkan
bahwa setiap individu itu sarat dengan kelebihan dan
kekurangan. Tidak ada yang sempurna. Dengan memelihara
kebersamaan, potensi kelebihan setiap inidvidu itu dapat
dijadikannya sebagai media untuk saling melengkapi,
sekaligus untuk menutupi kelemahan masing-masing. Jadilah
bangunan yang utuh dan dapat memberikan makna bagi
kehidupan.
Dalam film pendek Cinta Dalam Ukhuwah karya Film
Maker ini menyerukan ajakan senantiasa untuk saling
membantu dan menghargai antara satu sama lain dalam
sebuah terapan berukhuwah Islamiyah.
Cerita film ini bertolak belakang pada keprihatinan dan
melemahnya kesadaran akan beragama yang ditandai dengan
semakin banyaknya perselisihan antara umat Islam.
Perselisihan yang terjadi biasanya disebabkan hanya karena
hal-hal kecil yang mengakibatkan umat melupakan masalah-
masalah besar yang menjadi tantangan sesungguhnya bagi
umat Islam. Terkadang perbedaan itu sampai mengakibatkan
permusuhan yang merusak ukhuwah bahkan berujung pada
6
kerawanan sosial di masyarakat luas. Perpecahan ditubuh
umat Islam seringkali diawali dengan sikap ashabiyah atau
fanatik terhadap kelompoknya. Antar ormas Islam saling
mengklaim kelompoknya yang paling benar, sementara
kelompok lain banyak salahnya. Ini tentunya menjadi
fenomena yang janggal bagi umat Islam yang seharusnya
bersatu akan tetapi terpecah belah lantaran persoalan yang
sepele. Hadirnya film ini setidaknya memberikan inspirasi
agar sebagai muslim harus selalu membantu, menghormati
dan bertoleransi dengan muslim yang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Semiotika Makna Ukhuwah Islamiyah Pada Film Pendek
Cinta Dalam Ukhwah Karya Film Maker Muslim”.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian yang dilakukan peneliti,
fokus pada pengambilan adegan-adegan dari Film Pendek
Cinta Dalam Ukhuwah yang memiliki makna simbol
mengenai “Ukhuwah Islamiyah” didalamnya baik secara
konotasi, denotasi dan mitos.
C. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, ialah:
1. Bagaimana makna denotasi yang terdapat dalam Film
Pendek Cinta Dalam Ukhuwah?
7
2. Bagaimana makna konotasi yang terdapat dalam Film
Pendek Cinta Dalam Ukhuwah?
3. Bagaimana makna mitos yang terdapat dalam Film
Pendek Cinta Dalam Ukhuwah?
4. Apa saja nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah yang terkandung
dalam Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan, diantaranya:
a. Untuk mengetahui makna denotasi yang terdapat
dalam Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah.
b. Untuk mengetahui makna konotasi yang terdapat
dalam Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah.
c. Untuk mengetahui makna mitos yang terdapat
dalam Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah.
d. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai Ukhuwah
Islamiyah yang terkandung dalam Film Pendek
Cinta Dalam Ukhuwah.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan memperkaya dan
mengembangkan khazanah dibidang ilmu
komunikasi, khususnya dalam mengembangkan
penelitian skripsi menggunakan teori semiotika
model Roland Barthes.
8
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan
dapat memberi informasi awal bagi penelitian
serupa, sehingga menjadi pelengkap dan
pembanding pada penelitian yang telah ada
sebelumnya.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis melakukan
observasi terhadap hasil penelitian lain yang mempunyai
kemiripan dengan penelitian yang akan penulis lakukan,
diantaranya :
A. Faiz Febryan Hafara mengemukakan bahwa Makna Birrul
Walidain direpresentasi dengan patuh kepada orang tua,
larangan melawan orang tua, pentingnya ridho dari orang
tua, berbakti sejak dini, menafkahi orang tua dan larangan
melawan orang tua. Selain itu, pada penelitian tersebut
dijelaskan pula tentang pesan moral yang terkandung di
dalam film tersebut yaitu bakti kepada orang tua,
pentingnya ridho orang tua, larangan durhaka kepada
orang tua, dan hak orang tua terhadap anaknya. Dan pada
penelitian tersebut juga mengkaji pesan secara denotatif,
konotatif dan mitos. Adapun persamaan dengan penelitian
ini terdapat pada persoalan pendekatan yang digunakan,
yaitu sama-sama menggunakan pendekatan semiotika
Roland Barthes. Sedangkan
perbedaannya dengan penelitian
9
ini terdapat pada makna yang diangkat, skripsi tersebut
memaparkan makna Birrul Walidain dan peneliti
mencoba memaparkan makna Ukhuwah Islamiyah.
Perbedaannya juga terdapat pada objek penelitian dimana
pada penelitian ini tersebut menggunakan Film Ada Surga
di Rumahmu dan penelitian ini menggunakan objek Film
Pendek Cinta Dalam Ukhuwah Karya Film Maker
Muslim.9
B. Siti Aisyah mengemukakan bahwa makna islam
direpresentasikan dalam film Get Married 99% yaitu
dengan diwajibkan menutup aurat sesuai dengan syariat
islam, budaya sapaan salam dalam pergaulan,
mengharamkan minuman yang beralkohol dan
menjelaskan bahwa nikah itu merupakan satu ibadah.
Selain itu, pada skripsi tersebut juga mengkaji pesan
secara denotatif, konotatif dan mitos. Adapun persamaan
dengan penelitian ini terdapat pada persoalan pendekatan
yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan
pendekatan semiotika Roland Barthes. Sedangkan
perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada makna
yang diangkat, pada penelitian tersebut memaparkan
makna Islam dan pada penelitian ini memaparkan makna
Ukhuwah Islamiyah. Selain itu, perbedaan juga terdapat
pada objek penelitian dimana pada penelitian tersebut
9 Faiz Febryan Hafara, Representasi Makna Birrul Walidain Dalam
Film Ada Surga Di Rumahmu, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah, 2015
10
menggunakan Film Get Merried 99% dan penelitian in
menggunakan Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah Karya
Film Maker Muslim.10
C. Ania Febriani Fasya mengemukakan bahwa makna Arti
Kasih Ibu Dalam Film Semesta Mendukung yaitu surga
berada di bawah telapak kaki ibu dan divisualisasikan
dengan adegan dimana tokoh yang bernama Arif berlutut
di kaki ibunya. Persamaan dengan penelitian ini terdapat
pada persoalan pendekatan yang digunakan, yaitu sama-
sama menggunakan pendekatan semiotika Roland
Barthes. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini
terdapat pada makna yang diangkat, pada penelitian
tersebut memaparkan makna Arti Kasih Ibu dan penelitian
ini memaparkan makna Ukhuwah Islamiyah. Selain itu,
perbedaan juga terdapat pada objek penelitian dimana
pada penelitian tersebut menggunakan Film Semesta
Mendukung dan penelitian ini menggunakan Film Pendek
Cinta Dalam Ukhuwah Karya Film Maker Muslim.11
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Salah satu makna paradigma sebagaimana
dikemukakan Anderson, adalah ideologi dan praktik suatu
10
Siti Aisyah, Representasi Islam Dalam Film Get Married 100%
Muhrim, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Jakarta Syarif Hidayatullah, 2016 11
Ania Febriani Fasya, Semiotika Makna Arti Kasih Ibu Dalam Film
Semesta Mendukung, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah, 2015
11
komunitas ilmuan yang menganut suatu pandangan yang
sama atas realitas, memiliki seperangkat kriteria yang
sama untuk menilai aktivitas penelitian dan menggunakan
metode yang sama.12
Bedasarkan pemaparan pengertian
paradigma tersebut, Dijelaskan bahwa paradigma
merupakan sudut pandang yang digunakan peneliti dalam
memahami suatu masalah di dalam sebuah penelitian
yang dibuat.
Menurut Guba Lincoln yang dikutip dari buku Teori
dan Paradigma Penelitian Sosial, Paradigma ilmu sosial
dibagi ke dalam empat jenis: Positivisme, Post
Positivisme, Konstruktivisme, dan kritik. Keempatnya
dimaksudkan untuk menemukan hakikat realitas atau ilmu
pengetahuan yang berkembang.13
Adapun pada penilitian
ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
yakni peneliti berusaha untuk memahami fenomena
sedalam- dalamnya dan membentuk pengertian sesuai
dengan makna yang lazim digunakan oleh subjek
penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengamati gejala pada
12
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2013), h.9.
13Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2006), h.68.
12
keadaan alamiah dan tidak memanipulasi fenomena yang
diamatinya.14
Untuk memahami fenomena tersebut, peneliti harus
mengumpulkan data sedalam- dalamnya dan tidak
menggunakan angka dalam pengumpulan data karena
dalam pendekatan kualitatif, penyampaian data harus
secara naratif perkataan orang atau kutipan, berbagai teks,
atau wacana lain.15
Dalam penelitian ini lebih ditekankan
dalam kualitas data bukan kuantitas data.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Film Maker
Muslim. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah adapun unit analisis
penelitiannya adalah potongan-potongan gambar dari
Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah Film Maker Muslim
yang berkaitan dengan makna Persaudaraan Dalam Islam.
4. Tahapan Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari mengmpulkan
data, mengolah data, dan menganalisa data sebagai
berikut:
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
14
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi,
(Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), h. 28. 15
Septiawan Santana K., Menulis Karya Ilmiah Metode Penelitian
Kualitatif, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h. 30.
13
Observasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2002).16
Adapun pada penelitian ini penulis
menggunakan observasi partisipan yaitu peneliti
tidak terjun langsung dalam pembuatan objek
yang diteliti melainkan dengan cara menonton
objek yang diteliti tersebut. Serta mencermati
setiap makna-makna yang dikemukakan pada
objek penelitian.
2) Wawancara
Wawancara adalah teknik pencarian data
atau informasi mendalam yang diajukan kepada
responden atau informan dalam bentuk
pertanyaan.17
Penulis melakukan wawancara
terhadap pihak terkait, yang dapat membantu
penulis guna menggali informasi lebih
mendalam yang terkait dengan penulisan.
Adapun penulis akan mewawancarai produser
dari Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah karya
Film Maker Muslim.
3) Dokumentasi
16
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Akasra, 2013), h.143. 17
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian: Dalam Perspektif Ilmu
Komunikasi dan Satra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.79.
14
Dokumentasi merupakan kumpulan
sejumlah besar fakta dan data tersimpan. Secara
detail bahan dokumenter terbagi beberapa
macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi,
buku atau catatan harian, memorial, kliping,
dokumen pemerintahan atau swasta, data di
server dan flashdisk, data tersimpan di website
dan lain-lain.18
Adapun dalam penelitian ini
data-data yang dikumpulkan dengan teknik ini
terbagi menjadi dua:
a. Data primer: berupa data yang diperoleh
dari Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah.
b. Data skunder: data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang mendukung data
primer, seperti buku-buku yang sesuai
dengan penelitian, artikel, internet dan
sebagainya.
b. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya data
tersebut diolah dengan melakukan pemeriksaan dan
mencermati setiap data-data yang sudah terkumpul.
Dalam penelitian ini, ditampilkan dalam bentuk
gambar-gambar scene yang mengandung makna
Ukhuwah Islamiyah serta tabel terkait dengan film
pendek Cinta Dalam Ukhuwah.
18
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Akasra, 2013), h.175.
15
c. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.19
setelah data primer dan skunder terkumpul kemudian
diklarifikasikan sesuai dengan pertanyaan yang ada
pada rumusan masalah, kemudian dilakukan analisis
data dengan menggunakan teknik analisis Semiotika
Roland Barthes. Ia mengembangkan semiotik
menjadi demotasi, konotasi dan mitos yang
menghasilkan tanda secara objektif untuk memahami
makna tersirat dalam film pendek Cinta Dalam
Ukhuwah.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang,
Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan
19
Lexy, J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.248
16
Manfaat penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu,
Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai
Tinjauan Umum Semiotika, Semiotika Roland
Barthes, Tinjuan Umum Film dan Tinjauan Umum
Ukhuwah Islamiyah.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Menjelakan tentang gambaran umum Film
Maker Muslim yaitu, Profil dan Sejarah Film Maker
Muslim, Logo dan Visi Misi Film Maker Muslim,
Struktur Komunitas Film Maker Muslim dan Tabel
Prestasi Film Maker Muslim. Selanjutnya Gambaran
umum Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah yaitu,
Sinopsis Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah, Tim
Produksi Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah dan
Respon Masyarakat terhadap Film Pendek Cinta
Dalam Ukhuwah.
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini membahas hasil dari temuan dan analisis
semiotik yakni simbol atau tanda mengenai makna
denotasi, konotasi, dan mitos yang ada dalam adegan-
adegan pada Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah Film
Maker Muslim. Serta nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah
17
apa saja yang terkandung dalam Film Pendek Cinta
Dalam Ukhuwah Karya Film Maker Muslim.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan
Pesan saran.
18
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Semiotika
1. Tinjauan Umum Semiotika
Menurut Eco, 1979 dalam bukunya yang dikutip
oleh Alex Sobur, istilah semiotika secara
epistimologis berasal dari kata Yunani “Semeion”
yang berarti Tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan
sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang
terbangun sebelumnya, dapat mewakili sesuatu yang
lain. Secara terminologis, semiotika dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa, dan seluruh
kebudayaan sebagai tanda.1
Studi sistematis tentang tanda-tanda dikenal
dengan semiologis. Artinya adalah “kata-kata
mengenai tanda-tanda”. Menurut Ferdinan de
Saussuredi dalam bukunya “Course in General
Linguistik”. Bahasa adalah suatu sistem tanda yang
mengekspresikan ide-ide (gagasan-gagasan) dan
karena itu dapat dibandingkan dengan sistem tulisan,
huruf-huruf untuk orang bisu-tuli, simbol-simbol
1 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framming, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004),
h. 95.
19
keagamaan, aturan-aturan sopan santun dan
sebagainya.1
Analisis semiotika modern dikembangkan oleh
Ferdinand De Saussure, ahli linguistik dari benua
Eropa dan Charles Sanders Pierce, seorang filosof asal
benua Amerika. Saussure menyebut ilmu yang
dikembangkannya, “semiology” yang membagi tanda
menjadi dua komponen yaitu penanda (signifier) yang
terletak pada tingkatan ungkapan dan mempunyai
wujud atau merupakan bagian fisik seperti huruf, kata,
gambar, bunyi dan komponen yang lain adalah
petanda (signified) yang terletak dalam tingkatan isi
atau gagasan dari apa yang telah diungkapkan, serta
sarannya bahwa hubungan kedua komponen ini adalah
sewenang-wenang yang merupakan hal penting dalam
perkembangan semiotik, sedangkan bagi Pierce, lebih
memfokuskan diri pada tiga aspek tanda yaitu dimensi
ikon, indeks, dan simbol.2
Sedangkan pusat perhatian semiotika dalam
kajian komunikasi itu sendiri menggali apa yang
tersembunyi dibalik bahasa, karena bahasa beroperasi
sebagai simbol yang mengartikan atau
perepresentasikan makna yang ingin dikomunikasikan
1 Artur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda Dalam
Kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), h.4. 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framming, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004),
h.125.
20
oleh pelakunya. Kalau dalam film yakni bagaimana
sang sutradara menyampaikan maksud atau pesan
yang akan disampaikan pada penonton. Melalui
gambar atau bahasa ilmiahnya melalui media audio
visual, sehingga khalayak mengerti maksud dari film
yang ditonton tersebut.
2. Semiotika Roland Barthes
Barthes lahir tahun 1915 ia dikenal sebagai
salah seorang pemikir strukturalis yang rajin
mempraktikkan model lingustik dan semiologi
Saussure. Ia berpendapat bahasa adalah sebuah system
tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.3
Semiotika dalam pandangan Barthes pada
dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal.
Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to
comunnicate). Memaknai berarti bahwa objek- objek
tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana
objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi system terstruktur dari tanda.4
3Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), h.63. 4Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 15.
21
Gambar 2.1 Peta Roland Barthes
Dari peta di atas terlihat bahwa tanda denotative
(3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan
tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotative adalah
juga penanda konotatif (4) dengan kata lain, hal
tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda
mengenal kata “singa”, barulah konotasi seperti harga
diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.5
Barthes melontarkan konsep tentang konotasi
dan denotasi sebagai kunci analisisnya.6Barthes
menggunakan istilah “orders of signification”. First
order signification adalah denotasi. Sedangkan
konotasi adalah second order of signification.
Lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa
signifikasi tahap pertama merupakan hubungan-
hubungan sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Itu
5Alex sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009),h. 69.
6Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2013), h. 21.
22
yang disebut Barthes sebagai makna denotasi yaitu
makna paling nyata dari tanda.7
Gambar 2.2 The Orders of Significations
Dalam gambar tersebut, tanda panah dari
signified mengarah pada mitos. Ini berarti mitos
muncul pada tataran konsep mental suatu tanda mitos
bisa dikatakan sebagai ideology dominan pada waktu
tertentu. Denotasi dan konotasi memiliki potensi
untuk menjadi ideology yang bisa dikategorikan
sebagai thrid order of signfication (istilah ini bukan
dari Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagai
myth (mitos).8
Dalam konsep Barthes, “tanda konotatif tidak
sekedar memiliki makna tambahan namun juga
mengandung kedua bagian tanda denotatif yang
melandasi keberadaannya. Konotasi identik dengan
7Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi, h. 21. 8 Pappilon Manurung, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h.58-60.
23
operasi ideologi yang disebutnya sebagai mitos, dan
berfungsi untuk mengungkapkan dan memeberikan
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku
dalam suatu periode tertentu. “Mitos, dalam
pemahaman semiotika Barthes adalah “pengkodean
makna dan nilai-nilai sosial sabagai sesuatu yang
dianggap alamiah.”9
Kata “mitos” berasal dari kata bahasa Yunani
mythos yang artinya kata-kata, wicara, kisah tentang
para dewa. Ini bisa didefinisikan sebagai narasi yang
dalam karakter-karakternya adalah para dewa,
pahlawan, dan makhluk-makhluk mistis, dengan
plotnya adalah tentang asal-usul segala sesuatu atau
tentang peristiwa metafisis yang berlangsung didalam
kehidupan manusia.10
Mitos lahir melalui konotasi tahap kedua di
mana rangkaian tanda yang terkombinasikan
sebagaimana dalam film disebut dengan teks akan
membantu pemaknaan tingkat kedua. Ide-ide dari
Barthes banyak digunakan untuk memahami realitas
budaya media kontemporer yang dikonsumsi oleh
9 Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa
Agama, (Malang: UIN-Malang Press), h.23. 10
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.56.
24
manusia setiap harinya seperti film, lagu, novel dan
sebagainya.11
Dalam mitos terdapat pola tiga dimensi, yaitu
penanda, dan tanda yang dibangun oleh suatu rantai
pemaknaan yang telah ada sebelumnya. Jadi, mitos
adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala
alam.12
Dari skema yang diberikan Barthes, kita melihat
bahwa sistem tanda tingkat pertama dijadikan signifier
baru bagi sistem tanda tingkat kedua. Dengan kata
lain, tanda denotatif sebagai tanda tingkat pertama
yang terdiri atas penanda dan petanda, pada saat
bersamaan tanda denotatif juga menjadi penanda bagi
tanda denotatif.
B. Film
1. Pengertian Film
Definisi film menurut UU 8/1992 adalah karya
cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat
berdasarkan asa sinematografi dengan direkam pas
pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk,
11
Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.101. 12
Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa
Agama, (Malang: UIN-Malang Press), h.91.
25
jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik, atau proses lainnya dengan atau tanpa
suara, yang dapat dipertunjukan atau ditayangkan
dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau
lainnya.13
Selanjutnya, Latif dan Ubud dalam bukunya
Kamus Pintar Broadcasting, menjelaskan bahwa film
adalah karya seni yang merupakan pranata sosial dan
media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan
kaidah sinema fotografi, dengan atau tanpa suasana,
dan dapat dipertunjukkan. Karya seni berupa film
memang sangat memungkinkan dapat dipertunjukkan
kepada orang banyak dan dapat dinikmati kapanpun
selama orang tersebut dapat memutar film.14
Lebih lanjut, Guritno dalam bukunya
Memproduksi Film, menjelaskan bahwa film adalah
hasil peradaban manusia yang diciptakan melalui
proses kreatif dengan melahirkan impian (imajinasi)
melalui teknologi yang hasilnya bisa disaksikan
semua orang.15
Proses kreatif yang berbantu teknologi
inilah yang pada akhirnya menjadi salah satu hiburan
yang sangat representatif sebagai tontonan yang
menghibur bagi penikmatnya. Efek senang atau sedih
13
Undang-undang Perfilman No.8 Tahun 1992 Pasal 1 Bab 1. 14
Latief Rusman dan Yusiatie Ubud, Kamus Pintar Broadcasting,
(Bandung: Yrama Widra, 2013), h.22. 15
Irianto, Agus Maladi, Haryono Guritno dan Hanindawan,
Memproduksi Film, (Semarang: Dinas Kebudayaan Pariswisata, 2006), h1.
26
yang dapat ditimbulkan saat dan setelah menonton
sebuah film adalah alasan yang paling utama
kemenarikan sebuah film.
Film adalah salah satu media komunikasi massa,
film merepresentasikan realitas dari kehidupan
masyarakat. Menurut Bittner, dalam Psikologi
Komunikasi Jalaludin Rakhmat, komunikasi massa
adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah orang.16
Sebagaimana media
massa umumnya film merupakan cermin atau jendela
masyarakat dimana media massa itu berada. Nilai,
norma dan gaya hidup yang berlaku menetapkan nilai-
nilai budaya yang “penting” dan “perlu” dianut oleh
masyarakat, bahkan nilai-nilai yang merusak
sekalipun.17
Menurut Cultural Norm Theory, media
tidak berpengaruh langsung terhadap individu-
individu melainkan juga memengaruhi kebudayaan,
pengetahuan, norma-norma dan nilai-nilai suatu
masyarakat. Semuanya ini membentuk citra ide-ide,
evaluasi dimana audiens menentukan tingkah lakunya
sendiri.18
Film juga sebagai salah satu bentuk komunikasi
massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan
16
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2009), h.155. 17
Deddy Mulyana, Komunikasi Massa Kontroversi, Teori dan
Aplikasi, (Bandung: Widya Padjajaran, 2008), h.89. 18
Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011), h.135.
27
dari cerita yang ditayangkan. Unsur instrinsik dan
ekstrinsik adalah untuk memperoleh fungsi informatif
maupun edukatif, bukan persuasif. Hal ini pun sejalan
dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979,
bahwa selain hiburan, film nasional digunakan sebagai
media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam
rangka nation and character building.19
2. Manfaat Film
Sebagai sebuah karya seni yang kompleks, film
tentunya dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Sebelum membuat film, seseorang tentulah
mempertimbangkan apa yang didapatkan dari film itu
sendiri setelah dibuat. Selain memberi manfaat kepada
pembuat film, film juga bisa bermanfaat bagi
penontonya.
Munadi dalam bukunya Media Pembelajaran:
Sebuah Pendekatan Baru, merumuskan beberapa
manfaat film bila dinilai dari sudut pandang pembuat
film. Manfaat-manfaat tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Film dapat digunakan untuk memenuhi
perilaku dan sikap audien secara sungguh-
sungguh.
19
Ardianto, Elvaro & Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.134.
28
2. Dapat dijadikan sebuah alat yang ampuh sekali
bila digunakan ditangan yang
mempergunakannya secara efektif untuk
mendongkrak pertahanan rasionalitas dan
langsung bicara kedalam hatu sanubari
penonton secara menyakinkan.
3. Dapat dijadikan alat propaganda dan
komunikasi politik yang tiada tara.
4. Film yang dibuat dapat memberikan efek yang
kuat terhadap penonton terutama terhadap
perubahan sikapnya.20
Sedangkan Wright dalam buku Film Sebagai
media belajar, menjelaskan beberapa manfaat film
antara lain (1) alat hiburan, (2) sumber informasi, (3)
alat pendidikan, dan (4) cerminan nilai-nilai sosial
suatu bangsa.21
Keempat manfaat film tersebut
tentunya dapat menjadi sebuah acuan, menonton film
tentunya tidak hanya untuk mendapatkan hiburan saja,
melainkan penonton hedaknya juga mengidentifikasi
informasi, ilmu dan nilai-nilai yang terkandung dalam
film tersebut.
20
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru,
(Jakarta: Gaun Persada, 2012), h.114-116.
21 Teguh Trianto, Film Sebagai media belajar, (Yogyakarta; Graha
Ilmu, 2013), h.3.
29
3. Jenis-jenis Film
Seiring perkembangan zaman film pun semakin
berkembang, berbagai jenis film yang sangat beragam.
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Komunikasi
Teori dan Praktik, menyebutkan beberapa jenis film
antara lain (1) film dokumenter (documentary film),
(2) film cerita pendek (short movie), (3) film cerita
panjang (length films), (4) provil perusahaan
(corporate profile), (5) iklan televisi (TV comercial),
(6) program televisi (television program), (7) video
klip (music video).22
Keterangan lebih lanjut
mengenai pengertian beberapa film tersebut sebagai
berikut :
1. Film dokumenter adalah film yang bertujuan
untuk penyebaran informasi pendidikan dan
propaganda bagi orang atau keompok tertentu.
Film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal
yang nyata.
2. Film Pendek, durasi film pendek biasanya
dibawah 60 menit. Dibanyak negara maju film
pendek digunakan sebagai laboratorium
eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang
atau kelompok untuk kemudian menulis film
cerita panjang.
22
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung:
PT Rosdakarya, 2009), h.3.
30
3. Film cerita panjang, biasanya berdurasi 90
menit sampai seratus menit. Film dalam durasi
tersebut biasanya merupakan film yang diputar
di bioskop.
4. Film profil perusahaan, diproduksi untuk
kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan
kegiatan yang mereka lakukan. Film ini sendiri
berfungsi sebagai alat bant presentasi.
5. Film iklan televisi, diproduksi untuk
kepentingan penyebaran produk (iklan produk)
maupun berupa layanan masyarakat (iklan
layanan masyarakat).
6. Film program televisi adalah program
diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi.
7. Film video klip adalah sarana bagi produser
musik untuk memasarkan produknya.
4. Unsur film
Secara garis besar film terbentuk dari dua unsur
utama, yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua
unsur utama ini saling berkaitan dan
berkesinambungan satu sama lain:
a. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita
atau tema film. Dalam hal ini unsur-unsur
31
seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu
adalah elemen-elemennya.23
b. Adapaun unsur senimatik dalam sebuah film
adalah aspek teknis yang mendukung sebuah
produksi film. Terdiri dari: (a) Mise en scene
yang memiliki empat elemen pokok: setting
atau latar, tata cahaya, kostum, dan make-up,
(b) Sinematografi, (c) editting, yaitu transisi
sebuah gambar (shot) ke gambar lainnya, dan
(d) suara yaitu, segala hal dalam film yang
mampu kita tangkap melalui indera
pendengaran.24
5. Struktur dalam Film
Pada film panjang maupun film pendek terdapat
beberapa struktur fisik dalam film, yaitu:
a. Shot
Shot adalah satu bagian dari rangkaian
gambar yang begitu panjang, yang hanya
direkam dalam satu take saja. Secara teknis,
shot adalah ketika kameramen mulai menekan
tombol record hingga menekan tombol record.
b. Scene
23
Himawan Pratista, Memahami Film, (Jakarta: Homerian Pustaka,
2008), h.1-2. 24
Himawan Pratista, Memahami Film, h.1.
32
Adegan adalah suatu segmen pendek dari
keseluruhan yang memperlihatkan satu aksi
berkesinambungan yang diikat oleh ruang,
waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif.
Satu adegan biasanya terdiri dari beberapa shot
yang saling berhubungan.25
c. Squene
Suatu segmen besar yang
memperlihatkan satu peristiwa yang utuh. Satu
squene umunya terdiri dari beberapa adegan
yang saling berhubungan. Dalam karya
literatur, squene dapat diartikan sebuah bab
atau sekumpulan bab atau serangkaian adegan
yang disusun secara serangkai.
6. Senimatografi Film
Senimetografi adalah perlakuan terhadap
kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan
obyek yang diambil. Berikut ini adalah salah satu
aspek framing yang terdapat dalam inemtografi,
yakni jarak kamera terhadap objek (type of shot),
yaitu:26
Big Close Up (BCU) atau Extreme Close Up
(ECU)
25 Himawan Pratista, Memahami Film, (Jakarta: Homerian Pustaka,
2008), h.12. 26
M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S, Bikin Film Itu Mudah!,
(Yoggyakarta: C.V Andi Offset, 2007), h.54-59.
33
Ukuran Close Up dengan framing lebih
memusat/ detail pada salah satu bagian tubuh
atau aksi yang mendukung informasi dalam
jalinan alur cerita disebut Big Close Up.
Fungsinya untuk menonjolkan ekspresi yang
dikeluarkan objek.
Close Up
Close Up adalah framing pengambilan
gambar, di mana kamera berada dekat atau
terlihat dekat dengan subjek sehingga gambar
yang dihasilkan atau gambar subjek memenuhi
ruang frame. Close Up disebut juga close shot.
Fungsinya untuk memberi gambaran yang jelas
terhadap objek.
Medium Close Up
Medium Close Up adalah pengambilan
gambar dengan komposisi framing subjek
lebih jauh dari close up, tetapi lebih dekat dari
medium shot. Fungsingnya untuk mempertegas
profil seseorang sehingga penonton jelas.
Medium Shot (MS)
Medium Shot merekam gambar subjek
kurang lebih setengah badan. Pada
pengambilan gambar dengan medium shot
biasanya digunakan kombinasi dengan follow
shot terhadap subjek bergerak. Hal ini
dimaksudkan untuk memperlihatkan detail
34
subjek dan sedikit memberi ruang pandang
subjek – nose.
Medium Full Shot (Knee Shot)
Disebut knee shot karena memberi
batasan framing tokoh sampai kira-kira ¾
ukuran tubuh. Pengambilan gambar semacam
ini memungkinkan penonton untuk
mendapatkan informasi sambungan peristiwa
dari aksi tokoh tersebut.
Full Shot (FS)
Full Shot memungkinkan pengambilan
gambar dilakukan pada subjek secara utuh dari
kepala hingga kakinya. Secara teknis, batasan
atas diberi sedikit ruang untuk head room.
Fungsi full shot untuk memperlihatkan objek
dnegan lingkungan sekitar.
Medium Long Shot
Framing camera dengan
mengikutsertakan setting sebagai pendukung
suasana diperlukan karena ada kesinambungan
cerita dan aksi tokoh dengan setting tersebut.
Long Shot (LS)
Subyek akan terlihat 2/3 dari tinggi
layar. Dengan mengambil gambar Long Shot
bisa menimbulkan suatu suasana yang dapat
memperlihatkan keseluruhan pemandangan
subyek. Pengambilan gambar secara long shot
35
mempunyai definisi memperlihatkan setting
dan karakter serta makna (pertanda) konteks,
scape, jarak publik.27
Extreme Long Shot (ELS)
Pengambilan gambar dengan Extreme
Long Shot yang hampir tak terlihat membuat
artis tampak berada di kejauhan. Shot yang di
sini, setting ruang ikut berperan. Shot yang
diambil dari jarak sangat jauh, mulai dari kira-
kira 200 meter sampai dengan jarak yang lebih
jauh lagi. Tujuannya antara lain untuk
memperlihatkan situasi geografis.28
7. Film Pendek
Film pendek menurut Panca Javandalasta
yaitu, sebuah karya film cerita fiksi yang berdurasi
kurang dari 60 menit. Di berbagai negara, film
pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu
loncatan bagi para film maker untuk memproduksi
film panjang.29
Seperti yang kita tahu film pendek adalah
bentuk film paling simple tapi juga paling kompleks.
Film pendek pada awal berkembangnya sempat
27
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techiniques, (Yogyakarta:
Universitas Atmajaya, 2000), h.33. 28
Marselli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, (Jakarta: PT.
Gramedia Widiawarna Indonesia, 1996), h.37. 29
Panca Javandalasta, 5 Hari Mahir Membuat Film, (Jakarta: Java
Pustaka Grup, 2011), h.2.
36
dipopulerkan oleh komedia Charlie Chaplin. Dalam
sejarah film dunia, istilah “film pendek” mulai
popular sejak decade 50an. Alur perkembangan
terbesar film pendek dimulai dari Jepang dan
Perancis para penggagas Manifesto Oberhausen di
Jerman dan Jean Mitry di Perancis.
Mengenai cara bertuturnya, film pendek
memberikan kebebasan bagi para pembuat dan
pemirsannya, sehingga bentuknya menjadi sangat
bervariasi. Film pendek dapat saja yang berdurasi 60
detik, yang penting ide dan pemanfaatan media
komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang
menjadi menarik justru variasi-variasi itu
menciptakan cara pandang-cara pandang baru
tentang bentuk film secara umum, dan kemudian
berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi
perkembangan sinema.
Menurut Java Festival International film
pendek memiliki beberapa jenis film, yaitu:
b. Film Pendek Eksperimental
Film pendek yang digunakan sebagai
bahan eksperimen atau uji coba, di Indoneisa
jenis film ini sering dikategorikan sebagai
film indie.
c. Film Pendek Komersial
Film pendek yang diproduksi untuk
tujuan komersil atau memperoleh keuntungan
37
contonya untuk iklan dan profil perusahaan
(company profile).
d. Film Pendek Layanan Masyarakat (Public
Service)
Film pendek yang bertujuan untuk
layanan masyarakat, biasanya ditayangan di
media massa.
5. Film Pendek Entertaiment Hiburan
Film pendek yang bertujuan komersil
untuk hiburan. Film ini anyak kita jumpai di
televisi dengan ragamnya.
C. Ukhuwah Islamiyah
1. Pengertian Ukhuwah Islamiyah
Ukhwah berasal dari kata akhu yang berarti
persaudaraan.30
Sedangkan Islamiyah yang dirangkai
dengan Ukhuwah dipahami sebagai objektifa, bearti
“persaudaraan yang bersifat Islami atau yang
diajarkan secara Islam”.31
Ukhawah Islamiyah merupakan hubungan
sesama muslim tanpa membedakan luas dan
sempitnya kapasitas hubungan, mulai hubungan
keluarga, masyarakat kecil sampai hubungan antara
30
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab
Indonesia, (Surabaya, Pustaka Progersif, 1997), h.12. 31
M. Quraish Shibab, Wawasan Al-Qur‟an Tafsir Maudhu‟i
Atas Berbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 2005), h.486.
38
bangsa. Hubungan ini mempunyai bobot religius
disamping makna dan bobot yang lain.32
Persaudaraan dalam Islam dimaksudkan bukan
sebatas hubungan kekerabatan karena faktor
keturunan, tetapi yang dimaksud dengan persaudaraan
dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat oleh tali
aqidah (sesama muslim) dan persaudaraan karena
fungsi kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah
SWT.). sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-
Hujarat ayat 10 yang berbunyi :
Artinya : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Pada ayat di atas terdapat lafadz ikhwatun
.untuk menyebut persaudaraan antar mukmin (إخوة)
Lafadz ikhwatun dalam bahasa Arab berarti saudara
kandung. Untuk menyebut persaudaraan dengan orang
lain yang bukan saudara kandung, seperti
persahabatan atau pertemanan, di dalam bahasa Arab
digunakan lafadz ikhwanun ( إخوان). Dengan hal ini,
ayat di atas hendak menyatakan bahwa persaudaraan
32 Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam Dalam Menghadapi
Tantangan Zaman, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), h.185.
39
antar mukmin itu lebih kuat dari persaudaraan senasab
atau yang lainnya. Setiap mukmin memperlakukan
dan menanggap mukmin yang lain layaknya saudara
kandungnya sendiri. karena itu, hendaknya setiap
mukmin selalu berusaha menumbuhkan, memupuk
dan menjaga persaudaraan dengan mukmin lainnya.
2. Macam- macam Ukhuwah Islamiyah
Terdapat beberapa macam persaudaraan yang
dikonsepkan Islam. Islam sebagai rahmatan lil‟alamin
menebarkan persaudaraan kepada siapa pun.
Perbedaan suku, agama tidak menjadi halangan bagi
manusia satu dengan yang lainnya untuk tetap
bersaudara. Adapun M.Quraish Shihab membagi
Ukhuwah Islamiyah menjadi beberapa macam:
a. Ukhuwah „ubudiyah atau saudara
kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah.
b. Ukhuwah insaniyah (basyariyah) dalam arti
seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena
mereka semua berasal dari seorang ayah dan
ibu.
c. Ukhuwah wataniyah wa an-nasab, yaitu
persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.
40
d. Ukhuwah fi din al-Islam, persaudaraan
antarsesama muslim.33
Makna dan macam-macam ukhuwah tersebut
di atas adalah berdasarkan pemahaman terhadap Al-
Qur‟an uhkuwah yang secara jelas dinyatakan dalam
Al-Qur‟an adalah persaudaraan antar agama Islam,
dan persaudaraan yang terjalin bukan karena
agama.34
Dalam ukhuwah fi din al-Islam terdapat
beberapa tahapan agar persaudaraan yang terjalin
semakin erat dan penuh kasih sayang. Karena tanpa
adanya jalinan yang kuat dan kasih sayang dalam
bersaudara, sebuah persaudaraan akan hambar
bahkan antara saudara satu dengan yang lainnya
tidak akan ada kepedulian untuk saling membantu.
Adapun tahapan-tahapan tersebut diantaranya:
1. Ta‟aruf berarti saling mengenal sesama
manusia. Misalnya kalimat ta‟araftu ila fulan
artinya: saya memperkenalkan dari kepada
fulan.
2. Ta‟aluf berarti bersatunya muslim dengan
muslim lainnya, atau bersatunya seseorang
33
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu‟i atas
Berbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 2005), h.489. 34
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu‟i atas
Berbagai Persoalan Umat, h.490.
41
dengan orang lain. Ta‟aluf berasal dari kata ilf
yang artinya persatuan. I‟talafa an-nasu
artinya: orang-orang bersatu tersebut dan
bersepakat.
3. Tafahum berarti saling memahami antara
seorang muslim dengan saudaranya sesama
muslim, meliputi kesepahaman prinsip-prinsip
ajaran Islam beserta cabang-cabangnya.
Seperti berpegang teguh kepada tali Allah (Al-
Qur‟an).
4. Ri‟yah dan Tafaqud adalah hendaknya seorang
muslim memperhatikan keadaan saudaranya
agar ia dapat bersegera memberikan
pertolongan sebelum saudaranya agar ia dapat
bersegera memberikan pertolongan sebelum
saudaranya tersebut memintanya.
5. Ta‟awun berarti saling membantu dalam
kebaikan.
6. Tanasur sejenis dengan ta‟awun. Akan tetapi
tanasur lebih menggambarkan makna cinta
dan loyalitas.35
Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah bisa dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
35
Abdul Halim Mahmud, Merajut Benang Ukhuwah Islamiah, (Solo:
Era Intermedia, 2000), h.31-40.
42
Menyadari bahwa Allah SWT.
menciptakan manusia dengan karakter
yang berbeda-beda.
Perbedaan adalah sunnatullah.
Adanya manusia dengan wajah, bentuk,
warna kulit, karakter, watak, dan tabiat
yang berbeda-beda adalah salah satu
kehendak Ilahi yang selayaknya kita
sadari. Hal ini penting agar kita tidak
selalu berharap atau bahkan memaksa
orang lain agar senantiasa sependapat
dengan kita. Justru sebaiknya kita belajar
untuk memahami orang lain; memahami
latar belakang kehidupannya, tabiat dan
wataknya, kesenangannya, hal-hal yang
dia tidak sukai, dan kecenderungannya.
Dengan menyadari bahwa tidak semua
manusia sama dan mencoba memahami
kepribadian orang lain, dalam hal ini
saudara sesama mukmin akan siap
membangun hubungan persaudaraan
dengan setiap orang yang beriman.
Menebar salam
Salam merupakan pembuka pintu
persaudaraan. Salam merupakan simpul
awal dari sebuah tali persaudaraan yang
43
kuat. Salam merupakan sarana untuk
menumbuhkan rasa saling mencintai di
hati orang-orang yang beriman.
Sebagaimana dengan hadits Rasululloh
SAW yang menjelaskan tentang salam
berikut ini:
“Kalian tidak akan masuk surga hingga
kalian beriman. Kalian tidak beriman
hingga kalian saling mencintai. Maukah
aku tunjukkan kepada kalian sesuatu
yang jika kalian mengerjakannya maka
kalian akan saling mencintai?
Tebarkanlah salam di antara kalian”.
(HR. Imam Muslim no. 203)
Itsar
Itsar merupakan mendahulukan
kepentingan orang lain daripada diri
sendiri. Dalam ajaran islam dianjurkan
orang beriman senantiasa untuk saling
memberi. Bahkan ketika dalam keadaan
sulit pun, seorang mukmin dianjurkan
untuk mendahulukan kepentingan
saudaranya sesama mukmin, daripada
dirinya sendiri. sebagaimana firman
Allah SWT di dalam Surat Al Hasyr ayat
9 :
44
Artinya : “Dan orang-orang yang telah
menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan)
mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
„mencintai‟ orang yang hijrah kepada
mereka (Muhajirin). Dan mereka
(Anshor) tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin), atas diri
merka sendiri, sekalipun mereka dalam
kesusahan. Dan siapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
Jika akhlaq itsar ini bisa menjadi
budaya antara sesama mukmin, maka
akan tercipta sebuah persaudaraan yang
kuat dan kokoh. Hal itu karena setiap
mukmin tidak lagi mementingkan
egonya sendiri.
45
Mendamaikan saudara yang bertikai
Allah SWT berfirman di dalam
Surat Al Hujurot ayat 9 :
Artinya : “Dan kalau ada dua golongan
diantara mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan
antara keduanya! Tapi kalau yang satu
melanggar perjanjian terhadap yang
lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai
surut kembali kepada perintah Allah.
Kalau dia telah surut. Damaikanlah
keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil;
sesungguhnya Allah mencintai orang-
orang yang berlaku adil.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa
hendaknya setiap mukmin berusaha
untuk menjaga tali persaudaraan antar
46
sesama mukmin. Jika terjadi pertikaian,
pertengkaran, ataupun permusuhan antar
sesama orang yang beriman, hendaknya
orang mukmin itu berusaha dengan
segenap upaya untuk mendamaikannya.
Tidak memanggil dengan nama yang
buruk
Memanggil seseorang dengan
panggilan yang tidak disenangi kadang-
kadang menimbulkan pertikaian, karena
orang yang dipanggil merasa tidak
dihormati, bahkan merasa dihina.36
Oleh
karena itu, setiap mukmin hendaknya
tidak merendahkan saudaranya sesama
mukmin dengan memanggil panggilan-
panggilan yang buruk. Sebagaimana
firman Allah di dalam surat Al Hujurot
Ayat 11 :
36
Sa‟ad Abdul Wahid, Membersihkan dan Menyembuhkan
Berbagai Penyakit Qalbu, (Yogyakarta: Citra Media, 2006) h.198.
47
Artinya : “Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah suatu kaum
merendahkan/meremehkan kaum yang
lain. Boleh jadi mereka (yang
diremehkan) lebih baik daripada mereka
(yang meremehkan). Jangan pula wanita
merendahkan wanita yang lain. Boleh
jadi wanita (yang diremehkan) lebih baik
daripada wanita (yang meremehkan).
Janganlah kalian saling mencela dan
janganlah kalian saling memanggil
dengan panggilan yang buruk”.
Berdasarkan Ayat inilah an-
Nawawi berpendapat bahwa memanggil
seseorang dengan panggilan yang tidak
menyenangkan adalah haram, baik
panggilan tersebut telah menjadi sifat
orang dipanggil, seperti buta, pincang,
julig dan sebagainya, atau sifat orang
tuanya, sifat bapaknya, ibunya dan
seterusnya. (Ibnu an-Nahhas, Tanbihul-
Ghafilin: 149).
Memaafkan atas kesalahan-kesalahan
yang diperbuat oleh saudaranya
48
Setiap manusia tidak sempurna,
oleh karena itu setiap manusia pasti
mempunyai kesalahan. Sebagaimana
dengan hadits Rasulullah SAW berikut
ini :
“Setiap keturunan Adam (manusia) pasti
melakukan kesalahan, dan sebaik-baik
orang yang bersalah adalah orang yang
bertaubat.” (HR. Ibnu Majah no. 4251)
Saling tolong menolong dengan
saudaranya dalam perkara-perkara
kebaikan.
Adanya kepedulian antar sesama
umat muslim, dengan saling membantu
ketika mereka memerlukan pertolongan
dan bantuan. Tolong menolong ini sangat
dianjurkan dengan syarat tolong
menolong dalam kebenaran. Apabila ada
seorang muslim yang membutuhkan
pertolongan tapi dalam kebatilan, maka
sebagai sesama muslim hendaknya
berusaha menghalanginya dari kebatilan
tersebut. Dan inilah bentuk pertolongan
yang tepat untuknya.37
Hal tersebut
37
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Isani
Press, 2004), h.98.
49
sebagaimana firman Allah dalam Surat
Al-Maidah ayat 2 :
Artinya : “Hai orang-orang beriman,
janganlah kamu melanggar syiar-syiar
Allah dan jangan melanggar
(kehormatan) bulan-bulan haram,
jangan (pula) binatang hadiah, dan
hewan yang diberi kalung, dan jangan
(mengganggu) orang-orang yang
mengunjungi Baitil Haram, mereka
mencari karunia dan keridaan
Tuhannya. Dan apabila kamu telah
selesai mengerjakan haji, maka bolehlah
berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian (mu) kepada suatu kaum
karena mereka menghalang-halangi
kamu dari Masjidil Haram menyebabkan
kamu berbuat melampaui batas (kepada
mereka). Dan tolong menolong lah kamu
50
dalam (mengerjakan) kebaikan dan
taqwa, dan jangan tolong menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat
siksanya.”
Bermusyawarah dan bersikap lemah
lembut terhadap saudaranya.
Janganlah salah seorang di antara
mereka bersendirian dalam memutuskan
suatu perkara, namun hendaklah saling
bermusyawarah. Sebagaimana firman
Allah SWT di dalam Surat Asy Syuura
Ayat 38 tentang musyawarah berikut ini :
Artinya : “Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.”
51
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Film Maker Muslim
1. Profil dan Sejarah Film Maker Muslim
FFM merupakan singkatan dari Film Maker
Muslim, ketika dua orang atau lebih berkumpul dan
memili suatu hobi yang sama, maka mereka namai
perkumpulan tersebut komunitas. Riwayatnya ketika
FMM ini dibuat ternyata banyak orang yang suka
dengan karya-karya. Yotube adalah salah satu sarana
yang FMM gunakan untuk melihat respon terhadap
karya yang dihasilkan.
Film Maker Muslim lahir pada september tahun
2010. Awalnya mereka perusahaan yang bergerak
dibidang pembuatan video musik untuk band indi.
Setelah satu tahun kemudian pada September 2011,
perusahaan ini mencoba sesuatu yang baru yaitu
mengembangkan film pendek dengan biaya produksi
yang cukup rendah. Pada tahun 2012 Want Production
mencari berbagai pemasukan materi melalui webseries
yang disebut “Weappon Man” dan berbagai video
pendek, video kegiatan dan Even Organizing.
Pada akhir 2014 Film Maker Muslim 50 client
yang sudah dilayani dan merasa puas atas kerja dan
52
karya yang dihasilkan. Pada 2015 Want production
fokus pada kampanye video yang menginspirasi
berbasis online itu semua dimulai dari film pendek
“Cinta Subuh”. Film Maker Muslim ingin menjadikan
media yang mengundang banyak orang untuk menjadi
orang yang baik dan jika dia seorang muslim bisa jadi
muslim yang baik.
Film Maker Muslim pada tahun 2016 bergabung
dengan DAQU Movie yang merupakan sebuah
Production House (PH) yang dibentuk oleh Pondok
Pesantren Daarul Quran asuhan Ustadz Yusuf
Mansyur.
2. Logo dan VISI MISI Film Maker Muslim
a. Logo Film Maker Muslim
Gambar 3.1
Logo Film Maker Muslim
Sumber: https://www.famous.id/creator/film-
maker-muslim
53
b. VISI DAN MISI
Film Maker Muslim mengajak orang lain
untuk membagi apapun kepada oranglain seperti
sedekah, pakaian, dan senyuman pengetahuan dan
bakat.
Visi dari Film Maker Muslim dalam motto:
“Kamu tidak perlu kaya untuk berbagi kepada
sesama.”
Sedangkan Misinya:
“Insyaallah memperoduksi video dan film dakwah
untuk mensyiarkan Islam, berakwahlah dengan
entertainment.”
3. Struktur Film Maker Muslim
Film Maker Muslim memiliki lima orang yang
bergantian membagi tugas dikarenakan dan menurut
penuturan penulis kurus kami berempat mewajibkan
semuanya untuk bisa menduduki posisi. Berikut
adalah lima orang yang mencetukan Film Maker
Muslim:
54
a. Muhammad Amrul Umami
Gambar 3.2
Director Film Maker Muslim
Sumber:
https://hellohijabers.wordpress.com/2015/06/16/pr
ofile-orang-orang-di-balik-layar-film-maker-
muslim-2/
Beliau adalah sosok leader di tengah anak-
anak @FilmMakerMuslim. Tanpa gagasannya,
WANT Production atau @FilmMakerMuslim
mungkin takkan pernah ada. Di lapangan, pria
yang lahir tanggal 20 Desember 1987 ini adalah
sosok director yang handal. Kerja cepat, efektif
dan efisien adalah salah satu ciri khasnya saat
men-direct.
Om Amrul (atau beberapa orang
memanggilnya Om Umam) memulai debut
sebagai director pada tahun 2011 dengan film
55
pendek Voice & Light. Pada tahun yang sama,
Voice & Light masuk dalam “official selection”
Ganesha Film Festival yang membuatnya semakin
semangat untuk berkarya.
Pada akhir tahun 2014, om Amrul mulai
memutuskan untuk membuat karya religi. Ia
mengajukan ide film pendek religi pertamanya
yang diberi judul #hubuSainiC.1
b. Muhammad Ali Ghifar
Gambar 3.3
Penulis Skenario
Sumber:https://hellohijabers.wordpress.com/2015/
06/16/profile-orang-orang-di-balik-layar-film-
maker-muslim-2/
1 Profile Oang-orang di Balik Layar Film Maker Muslim,
diakses pada tanggal 16 June 2015,
https://hellohijabers.wordpress.com/2015/06/16/profile-orang-orang-di-
balik-layar-film-maker-muslim-2/
56
Biasa dipanggil Mas Ghifar atau Bang
Ali atau Kak Gopal atau Om Ndut. Silahkan
pilih salah satu. Kak Ghifar lahir di Jakarta
tanggal 2 November 1990. Di antara anak-anak
@FilmMakerMuslim, kak Ghifar ini yang
hafalan Al Quran nya paling banyak dan
wawasannya paling luas. Dari mitologi yunani
sampai sejarah nabi dan sahabat, dia hapal
hingga detilnya.
Karna wawasannya itulah, lahir
skenario-skenario film yang cerdas dan
inspiratif. Selain jago nulis, kak Ghifar juga
jago melatih akting. Bisa dilihat aktingnya
yang keren sebagai Ijat di film pendek
#auSyingSane . 2
c. Muhammad Andre Addin
Gambar 3.4
Produser Film Maker Muslim
2 Profile Oang-orang di Balik Layar Film Maker Muslim,
diakses pada tanggal 16 June 2015,
https://hellohijabers.wordpress.com/2015/06/16/profile-orang-orang-di-
balik-layar-film-maker-muslim-2/
57
Sumber:https://hellohijabers.wordpress.com/2015/
06/16/profile-orang-orang-di-balik-layar-film-
maker-muslim-2/
Lahir di Lhokseumawe, 23 Desember
1988 dengan nama lengkap Andre Muhammad
Addin, yang berarti Lelaki Pembawa Ajaran
Muhammad. Di balik wajahnya yang imut, dia
adalah sosok line produser yang handal.
Cermat dalam mengatur budget produksi, tegas
soal pengeluaran dan disiplin dalam
memanajeri jadwal produksi.
Kak Addin memulai debut aktingnya di
film pendek # auSSubiaSbS .eS tSbniu eS
# TKDO , # SDasSb SSbi uS nS i dS uSd
# hubuSainiC .DS k Addin juga baru
merampungkan syutingnya bersama
@bedasinema dalam film #OSiduSSChubuS.
58
Lulusan IT Binus University angkatan 2008 ini
juga seorang Liverpudlian. Selain suka bola,
dia jago basket dan renang. 3
d. Ryan Kurniawan
Gambar 3.5
Cinematographer Film Maker Muslim
Sumber:https://hellohijabers.wordpress.com/2015/
06/16/profile-orang-orang-di-balik-layar-film-
maker-muslim-2/
Beliau ini putra Bekasi berdarah sunda,
makanya dia kalem dan ganteng. Pria kelahiran
27 November 1987 ini adalah penggemar berat
novel harry potter. Tapi kalau ditanya, siapa
idolanya akang Ryan akan menjawab :
Rasulullah Muhammad SAW.
3 Profile Oang-orang di Balik Layar Film Maker Muslim,
diakses pada tanggal 16 June 2015,
https://hellohijabers.wordpress.com/2015/06/16/profile-orang-orang-di-
balik-layar-film-maker-muslim-2/
59
Pria romantis yang punya ketertarikan
khusus pada langit dan bintang-bintang ini
berperan sebagai DOP, Astrada, Produser,
sekaligus Art Director dalam karya-karya
@FilmMakerMuslim.4
4. Prestasi Film Maker Muslim
Nama Film
Pendek Kategori Tahun
Voice & Light Official Selction
Ganesha Film Festival
2012
Dead Love Best Picture in Dapur
Film Anniversary
2012
Cinta Subuh Most Viral Short Movie 2014
Menghadiri social
Impact Camp dalam
acara Youtube, Creator
for Change
2017
Menjadi Salah Satu
Ambassador Dalam
Acara Yotube, Creator
for Change
2018
Tabel 3.1 Prestasi Film Maker Muslim
4 Profile Oang-orang di Balik Layar Film Maker Muslim,
diakses pada tanggal 16 June 2015,
https://hellohijabers.wordpress.com/2015/06/16/profile-orang-orang-di-
balik-layar-film-maker-muslim-2/
60
B. Gambaran Umum Film Pendek Cinta Dalam
Ukhuwah
1. Sinopsis Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah
Film pendek Cinta Dalam Ukhwah ini
merupakan film yang bergenre religi yang di rilis pada
2 Maret 2017. Film yang disutradari oleh Amrul
Ummami dan di produksi oleh PPPA Darul Qur‟an.
Film yang berdurasi kurang dari 43 menit ini
menceritakan tentang persahabatan, cinta, perdebatan
dan juga ada selingan komedi. Berlatar belakang dan
anggota LDK (Lembaga Dakwah Kampus) kampus
menjadi hal yang begitu relevan. Film ini
menceritakan persahabatan tiga orang lelaki yaitu,
Rio, Azzam dan Sakti sejak zaman dipesantren yang
selalu berbeda pendapat karena fiqih mereka yang
berbeda. Entah kenapa persahabatan antara Rio dan
Azzam tiba-tiba merenggang tak seperti biasanya.
Diceritakan juga sosok Najwa yang menambah
cerita makin berkonflik anggota LDK kampus yang
satu ini tidak berhijab, keadaannya yang tidak berhijab
membuat anggota yang lain masih sulit untuk
menerima kehadirannya di LDK. Dalam adegannya
diperlihatkan beberapa teman yang terkesan
menghindari Najwa yang belum berhijab. Hingga
suatu ketika muncul konflik dimana sikap Kikin yang
keterlaluan terhadap Najwa.
61
Film yang dipremierkan secara eksklusif selama
setahun diberbagai kota di Indonesia ini, baru tayang
di youtube setelah bulan kesepuluh. Di dalam film ini
terdapat banyak konflik yang cukup menguras emosi,
namun film ini juga menghadirkan beberapa hiburan-
hiburan. Film ini menegaskan bagaimana cara
menjaga ukhuwah yang baik dengan keadaan saling
cinta yang membuahkan keikhlasan.
2. Tim Produksi Film Pendek Cinta Dalam
Ukhuwah5
Produksi PPPA Daarul Qur‟an
Sutradara Muhammad Amrul
Umami
Penulis Skenario Muhammada Ali Ghifar
Edit Muhammad Amrul
Umami
Cinematographer Ryan Kurniawan
Tabel 3.2 Tim Produksi Film Pendek Cinta
Dalam Ukhuwah
3. Respon Masyarakat Terhadap Film Pendek Cinta
Dalam Ukhuwah
5 Cinta Dalam Ukhuwah, diakses pada tanggal 21 Juli 2018,
https://www.youtube.com/watch?v=ndUO6ED2WOM
62
Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah ini
dipublikasikan pada channel Youtube Film Maker
Muslim pada tanggal 2 Maret 2017 yang dibagi
menjadi tiga part. Sejak perilisannya tersebut,
beberapa tanggapan dan respon mengenai film ini
muncul dari beberapa penonton, diantaranya:
a. Khairunnisa Ast.
“Movie singkat ini memberikan
pembelajaran kepada saya agar tidak
memandang rendah kepada orang lain.
Sesama muslim hendaklah saling
mendukung kepada saudaranya. Dan saling
menasehati dengan cara yang baik,
bukannya malah mengucilkan.
Adapun untuk kisah utamanya, tentang
persahabatan yang mulai retak, silakan
tonton sendiri untuk jelasnya.
Dalam movie ini juga terdapat beberapa
adegan yang cukup lucu dan menghibur.
Cukuplah untuk memberi hiburan bagi saya.
Saya bahkan meneruskan untuk menonton
movie lain dari channel ini.”6
6 Review Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah, diakses pada
tanggal 04 Agustus 2018,
ohttp://sipunguk.blogspot.com/2017/11/review-film-pendek-cinta-
dalam-ukhuwah.html
63
b. Fachmi Budiansyah7
Gambar 3.6
c. Budi Hartono
Gambar 3.7
Dari beberapa tanggapan dan respon
penonton di atas, bisa memberikan gambaran
bahwa film pendek Cinta Dalam Ukhuwah
merupakan film yang penuh dengan makna akan
pesan Ukhuwah Islamiyah dan hikmah.
7 Cinta Dalam Ukhuwah, diakses pada tanggal 04 Agustus
2018, https://www.youtube.com/watch?v=ndUO6ED2WOM
64
BAB IV
HASIL DAN TEMUAN PENELITIAN
Film sebagai media massa yang merupakan sebuah bentuk
seni selain bertujuan untuk hiburan yang dapat dinikmati, juga
merupakan media yang efektif untuk penyampaian pesan kepada
masyarakat. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak
segmen sosial, sehingga film memiliki potensi untuk
mempengaruhi penontonnya. Film itu sendiri merupakan suatu
makna, sedangkan gambar merupakan bahasanya.
Dalam penelitian menggunakan metode penelitian
semiotika dalam film pendek Cinta Dalam Ukhuwah terdapat
beberapa scene yang mengandung makna Ukhuwah Islamiyah.
Agar penelitian ini tidak melebar luas maka, penulis tidak
memasukan semua scene, melainkan hanya memasukan scene-
scene yang berfokus pada penelitian ini saja.
Dalam penelitian ini penulis menganalisis makna Ukhuwah
Islamiyah dalam film pendek Cinta Dalam Ukhuwah
menggunakan semiotika Roland Barthes, yaitu bagaimana makna
denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam film pendek
Cinta Dalam Ukhwah.
65
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Dalam Film
Pendek Cinta Dalam Ukhuwah
1. Scene 1
Pada scene ini memperlihatkan Azam, Ario dan Sakti
sedang sholat di dalam musholla. Walaupun bersahabat
tetapi mereka mempunyai fiqih yang berbeda-beda terutama
dalam menjalankan sholat. Walaupun begitu mereka saling
memahami.
Tabel 4.1
Shot Dialog/Suara/Teks Visual
Medium
Shot
(Kita emang
nyantri di tempat
yang sama, tapi
fiqih kita beda-
beda)
Gambar 1
Orang Solat
Close
Up
Gambar 2
Kaki Lurus Tegap
Long
Shot
(Kalau ada
pertanyaan kenapa
kita yang beda-
beda gini tetap bisa
akur, jawaban nya
Rio.. Ario Putra
Nusantara anak
Gambar 3
66
kyai yang selalu
bilang) Kaki Merenggang
Medium
Shot
Ario: “Kalau
menurut gua salah
satu ngalah, kalau
elu sadar temen lu
risih kakinya
ditempelin, yaudah
gausah dikejar-
kejar”
Gambar 4
Memberi Masukan
Medium
Shot
Azam: “Itukan
sunnah yo”
Gambar 5
Menyangkal
Medium
Shot
Ario: “Yaa.. dari
pada elu sampe
ngebatalin sholat
gara-gara ngejar
kaki orang”
Sakti: “Tuh..
dengerin!!!”
Ario: “Aaah elu
juga sama sak!
Kalau ada kaki
orang nempel-
nempelin ke elu, ya
wlu tahan risihnya,
jangan malah elu
ngejauh sampe
ngerusak shaf”
Gambar 6
Menegur Rusak Shaf
Denotasi Pada gambar pertama memperlihatkan
orang yang sedang solat. Pada gambar kedua
67
memperlihatkan kaki lurus tegap. Pada gambar
ketiga memperlihatkan kaki yang merenggang.
Pada gambar keempat memperlihatkan seorang
pria memberikan masukan kepada temannya.
Pada gambar kelima memperlihatkan teman
tersebut menyangkal. Pada gambar ke enam
memperlihatkan seorang pria yang menegur
teman karena merusak shaf pada saat solat.
Konotasi Ario, Azzam dan Sakti sudah bersahabat
sejak mereka nyantri ditempat yang sama dan
kuliah pun ditempat yang sama. Walaupun begitu
Ario, Azzam dan Sakti mempunyai fiqih yang
berbeda, terutama fiqih dalam menjalankan sholat.
Azzam mengikuti fiqih dimana saat melaksanakan
sholat berjamaah shaf-shaf diluruskan sampai
tidak ada celah-celah, berbeda dengan Sakti.
Ketika Azzam dan Sakti sholat berjamaah
kaki Azzam menempel pada kaki Ario dan Sakti.
Ario terlihat bisa memahami fiqih yang diyakini
Azzam. Berbeda dengan Ario, Sakti yang merasa
risih menjauhkan kakinya dan Azzam yang terus
mengikuti posisi kaki Sakti hingga merusak shaf.
Kemudian Ario, Azzam dan Sakti berbicara di
kantin tentang perbedaan fiqih tersebut. Ario
selalu mengingatkan Azzam dan Sakti bahwa
walaupun mereka berbeda tetapi harus saling
memahami.
Mitos Islam selalu mengedepankan sifat saling
memahami dan sifat kasih sayang kepada seluruh
ciptaan Allah SWT. Islam adalah satu-satunya
yang dapat menyelamatkan peradaban umat
manusia. Yang sangat dihargai oleh Toynbe dari
ajaran agama Islam ada 2 hal adalah: sifat
68
toleransi yang tinggi dan tidak adanya prasangka
bangsa dikalangan orang Islam.1 Dalam
pernyataan itu merupakan salah satu sikap dan
sifat ciri-ciri orang Islam. Sebagai agama yang
rahmatan lil alamin Islam juga tidak melupakan
hak-hak setiap manusia. Islam adalah agama yang
menganjurkan untuk saling menjaga dan saling
memelihara.
Untuk mengembangkan sikap saling
memahami secara umum, dapat dimulai terlebih
dahulu dengan bagaimana kemampuan untuk
mengelola dan menyikapi perbedaan yang
mungkin terjadi pada keluarga atau saudara
sesama muslim. Sikap saling memahami ini bisa
dimulai dengan cara membangun kebersamaan
atau keharmonisan dan memahami adanya
perbedaan. Dan memahami pula bahwa semua
umat muslim adalah bersaudara. Maka akan
timbul rasa kasih sayang, saling perngertian dan
pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran.
Karakter Dalam scene ini terlihat Ario mempunyai
karakter yang toleran atau sikap yang mau
menerima perbedaan.
2. Scene 2
Pada scene ini menceritakan percakapan antara Ario
dan Najwa disebuah tangga. Najwa dan Ario adalah teman
satu organisasi di kampus yaitu LDK (Lembaga Dakwah
Kampus). Sebelumnya beberapa teman-teman Najwa yang
1 Bey Arifin, Hanya Islam, (Surabaya: PT Bima Ilmu, 1982),
h.49-50.
69
berada di organisasi LDK merasa risih karena Najwa belum
berhijab. Mereka risih karena LDK adalah organisasi yang
islami tetapi salah satu diantaranya tidak berhijab. Ario
sebagai teman yang baik menasihati Najwa untuk
kebaikannya.
Tabel 4.2
Shot Dialog/Suara/Tek
s Visual
Medium
Close Up
Ario: “Gua nanya
personal boleh
ya?”
Najwa:
(mengangguk)
Ario: “Lu kenapa
sih ngga pake
hijab?”
Gambar 1
Bertanya
Medium
Close Up
Najwa: “Alasanku
personal banget
yo”
Ario: “Iyaa.. kan
pertanyannya juga
personal”
Najwa: “Personal
dan klise. Aku
belum siap buat
konsisten”
Ario: “Oohh..”
Najwa: “Yaa akau
belum siap untuk
buka tutup”
Gambar 2
Menjawab Pertanyaan
70
Medium
Close Up
Ario: “Yagapapa
buka tutup aja
dulu”
Najwa: “Nanti
apa kata orang-
orang? Yang ada
mereka malah
lebih parah tau
ngga?”
Ario: “Tuhkan
terlalu mikirin
pendapat orang”
Najwa: “Tapi
kalau.....”
Ario: “Pakai hijab
itukan menuruti
perintah Allah,
bukan ngikutin
pandangan orang”
Gambar 3
Menasehati
Medium
Close Up
Gambar 4
Menunduk dan
Memejamkan Mata
Denotasi Pada gambar pertama memperlihatkan
seorang pria bertanya. Pada gambar kedua
memperlihatkan seorang wanita menjawab
pertanyaan tersebut. Pada gambar ketiga
memperlihatkan pria menasehati wanita
tersebut. Pada gambar terakhir wanita tersebut
71
menunduk sambil memejamkan matanya.
Konotasi Teman-teman Najwa merasa risih karena
Najwa tidak memakai hijab padahal Najwa
mengikuti organisasi LDK di kampus.
Organisasi LDK merupakan organisasi yang
islami, hal itu yang membuat beberapa teman
Najwa tidak menyukainyanya. Teman Najwa
menyampaikan keberatannya kepada Najwa
yang membuat hati Najwa tersakiti. Kemudian
Ario sebagai teman yang baik berbicara
kepada Najwa, menanyakan kenapa Najwa
belum menggunakan hijab. Najwa menjawab
bahwa ia belum siap untuk konsisten dalam
mengenakan hijab, dan Najwa beranggapan
apabila Najwa belum konsisten dalam
mengenakan hijab tanggapan teman-temannya
akan lebih buruk lagi kepadanya.
Kemudian Ario menasehati Najwa
bahwa mengenakan hijab adalah untuk
menuruti perintah dari Allah SWT bukan
teman-temannya. Mendengar nasehat dari
Ario, Najwa menunjukan raut wajah bahwa ia
sadar akan hal tersebut dan menyesal karena
belum mengenakan hijab padahal mengenakan
hijab adalah wajib untuk setiap muslimah.
Mitos Sikap yang ditunjukan Ario merupakan
sikap terpuji. Yang mana Ario menasehati
Najwa bahwa menggunakan hijab adalah
sebuah kewajiban setiap muslimah. Sikap Ario
mencerminkan bahwa sebagai seorang teman
sesama muslim, Ario perlu memberikan
nasihat untuk kebaikan temannya yaitu Najwa.
Nasihat adalah perkara yang penting
sehingga setiap muslim wajib memperhatikan
72
dan melakukannya kepada oranglain. Bahkan
Nabi Muhammad shallallaahu „alaihi wa
sallam mengambil bai‟at atasnya dan selalu
mengikat diri dengannya karena sangat
memperhatikan masalah nasihat ini.
Diriwayatkan dari Jarir radhiyallaahu „anhu:
“Aku berbai‟at (berjanji setia) kepada
Rasulullah shallallaahu „alaihi wa sallam
untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat,
dan memberi nasihat kepada setiap muslim.”
Karakter Dalam scene ini terlihat Ario
mempunyai karakter yang suka menasihati.
3. Scene 3
Pada scene ini menceritakan Ario yang merasa
bingung atas perilaku Azzam. Sebelumnya dengan tiba-tiba
Azzam mengajak Ario mengunjungi rumah Anita dan
mengenalkan Ario kepada keluarga dari Anita. Kemudian
Azzam dan Ario kembali ke kostan Ario dan membicarakan
sikap Azzam terhadap Ario.
Tabel 4.3
Shot Dialog/Suara/Teks Visual
Medium
Long
Shot
Ario: “Lo kenapa
sih Zam?”
Azzam: “Apanya
yang kenapa?”
Ario: “Iya kemarin
lo suruh gua jangan
deket-deket Anita,
sekarang lo malah
jodohin gua
sama...”
Gambar 1
Bertanya
73
Medium
Close Up
Azzam: “Yooo..
ane ini sahabat
antum, yawalaupun
kita ini sering
berbeda pendapat
kalau Anita suka
sama antum, dan
antum pun
sebaliknya,
yakenapa ana harus
salahin kalian
berdua?”
Azzam: “Kalau
antum khawatirin
biaya nikah. Ana
punya tabungan
nikah, niatnya buat
nikahan ana, tapi
kalau antum ngga
keberatan antum
bisa pakai tabungan
nikag ana. Tapi ana
minta satu hal Yo.
Bahagiain Anita.
Gambar 2
Berdialog
Medium
Close Up
Ario: “Makasi
Zam”
Gambar 3
Merangkul
Denotasi Pada gambar pertama memperlihatkan
seorang pria bertanya kepada pria
disebelahnya. Pada gambar kedua
memperlihatkan kedua pria berdialog. Pada
gambar ketiga memperlihatkan kedua pria
74
yang berrangkulan.
Konotasi Pada siang itu, Azzam kembali berbicara
kepada Ario, Ario merasa bingung dengan
Azzam yang tiba-tiba mengajakanya kerumah
Anita dan memperkenalkan Ario kepada
keluarga Anita. Azzam menyadari bahwa pria
yang menjadi keinginan Anita adalah Ario.
Melihat keseriusan Ario yang ingin menikah
dengan Anita, sebagai sahabat yang baik
Azzam memberikan bantuan kepada Ario
bahkan sebelum Ario meminta bantuan kepada
Azzam.
Azzam membantu Ario dengan
memberikan uang tabungan pernikahannya
kepada Ario, jika Ario tidak merasa keberatan
dengan bantuan dari Azzam. Ario merasa
bersyukur mempunyai sahabat seperti Azzam,
walaupun mereka memiliki banyak perbedaan
dan sering berselisih pendapat tetapi Azzam
tetap memabantu Ario.
Mitos Membantu adalah sebuah sikap yang
harus dilakukan antar sesama muslim. Dalam
hal ini, Azzam membantu Ario dengan
memberikan tabungan untuk pernikahannya
kelak kepada Ario. Islam senantiasa
memberikan tuntunan agar senantiasa saling
membantu. Terlebih lagi Ario mempunyai niat
yang baik untuk beribadah yaitu menikah.
Rasulullah Shallalluhu „alahi wa salam
bersabda:
“Barang siapa membantu kebutuhan
saudaranya, maka Allah jazza Wajala
senantiasa akan menolongnya. Barang siapa
melapangkan kesulitan orang muslim , maka
Allah akan melapangkan baginya salah satu
75
kesempitan diakhirat dan barang siapa
menutupi (aib) orang muslim, maka Allah
menutupi (aibnya) dihari kiamat.”
Karakter Dalam scene ini terlihat Azzam
mempunyai karakter penolong.
4. Scene 4
Pada scene ini memperlihatkan tiga orang wanita yang
mana merupakan teman satu organisasi Najwa di LDK
(Lembaga Dakwah Kampus). Mereka berkunjung ke rumah
Najwa dengan maksud ingin meminta permohonan maaf
atas kesalahan yang telah mereka per buat terhadap Najwa.
Tabel 4.4
Shot Dialog/Suara/Teks Visual
Medium
Long
Shot
Teman Najwa:
“udah.. kita cuma
nganter barang
aja?”
Gambar 1
Mengantar
Medium
Shot
Teman Najwa:
“iya.. kan belum
tentu Najwanya
mau menerima
kita.”
Teman Najwa: “iya
sih..”
Teman Najwa:
“udah gausah
dipikirin, ngebakso
Gambar 2
Mengajak
76
yuk!”
Close Up Abang Najwa:
“Najwa, ini ada
titipan!”
Najwa: “dari siapa
bang?”
Abang Najwa:
“gatau..”
Gambar 3
Memberikan Titipan
Close Up Tanpa Dialog
Gambar 4
Surat Permintaan Maaf
Medium
Close Up
Tanpa dialog
Gambar 5
Menunduk dan Tersenyum
Denotasi Dalam gambar pertama memperlihatkan tiga
orang wanita mengantar barang. Gambar kedua
memperlihatkan seorang wanita mengajak temannya
yang lain untuk pergi. Gambar ketiga memperlihatkan
seorang pria mengantar titipan barang tersebut.
Gambar keempat memperlihat sebuah Surat
Permintaan Maaf. Gambar keempat memperlihatkan
wanita yang menunduk dan tersenyum.
Konotasi Konotasi yang muncul dari rangkaian gambar di
atas adalah sebagai sesama muslim harus saling
77
memaafkan, seperti teman-teman Najwa yang merasa
bersalah telah menyakiti hati Najwa karena ucapannya
dan meminta maaf kepada Najwa juga sikap Najwa
yang memaafkan kesalahan teman-temannya. Teman-
teman Najwa merasa bersalah setelah mereka
mengucapkan perkataan yang menyakiti hati Najwa.
Mereka merasa perlu meminta maaf kepada
Najwa dan memutuskan mengunjungi rumah Najwa
untuk memberikan bingkisan sebagai permintaan
maaf. Teman-teman Najwa menitipkan bingkisan
tersebut kepada Abang Najwa, mereka cemas Najwa
mau menerima permintan maaf mereka atau tidak.
Setelah abang Najwa memberikan bingkisan tersebut
kepada Najwa, dan Najwa membukanya. Najwa
memperlihatkan raut wajah tersenyum menandakan
bahwa Najwa menerima permintaan maaf dari teman-
temannya. Artinya Najwa memaafkan ucapan teman-
temannya yang telah menyakiti hatinya.
Mitos Dalam agama Islam memaafkan adalah hal yang
sangat dianjurkan. Akan tetapi masih banyak orang
yang sulit memaafkan kesalahan oranglain, biasanya
hal tersebut terjadi karena sudah melukai hati yang
paling dalam. Walaupun begitu sebagai sesama
manusia kita harus mampu untuk memaafkan. Karena
dengan begitu bisa menghancurkan rasa dendam yang
ada dalam diri. Begitu pun dengan meminta maaf,
dibutuhkan keberanian untuk meminta maaf kepada
orang lain.
Diterangkan dalam ayat Al-Qur‟an surat Al-
Maidah ayat 13 sebagai berikut:
Artinya: “(Tetapi) karena mereka melanggar
78
janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan
hati mereka keras membatu. Mereka suka
merubah perkataan (Allah) dari tempat-
tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan
sebagian dari apa yang merka telah
diperingatkan dengannya. Dan kamu
(Muhammad) senantiasa akan melihat
kekhianatan dari mereka kecuali sedikir
diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka
maafkanlah mereka dan biarkan mereka,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.”
Dalam ayat tersebut diperintahkan seorang
muslim untuk memaafkan dengan lapang dada. Islam
selalu mengajarkan manusia untuk saling memaafkan
karena setiap manusia mempunyai kesalahan.
Karakter Dalam scene ini terlihat Najwa mempunyai
karakter yang pemaaf.
5. Scene 5
Pada scene ini memperlihatkan Azzam dan Rio
bersama-sama mengunjungi rumah Anisa. Azzam
memperkenalkan Rio kepada keluarga Anisa, agar saling
mengenal.
Tabel 4.5
Shot Dialog/Suara/Teks Visual
79
Medium
Long
Shot
Ario: “rumah siapa
ini?”
Azam: “calon istri
kamu io”
Gambar 1
Bertanya
Medium
Shot
Abang Anisa:
“Assalamuailaikum”
Azam& Ario:
“waalaikumsalam”
Gambar 2
Memberikan Salam
Medium
Shot
Abang Anisa: “Ario,
kamu bisa baca Al-
Qur‟an ngga?”
Ario: “saya bisa
bang”
Abang Anisa: “kalau
solat masih suka
bolong-bolong
ngga?”
Azam: “jawab io”
Ario: “Insyaallah
ngga bang”
Abang Anisa: “udah
siap nikah?”
Ario: “nikah. Sama
siapa bang?”
Azam: “sama Anisa
oi”
Gambar 3
Berkenalan
Denotasi Pada gambar pertama memperlihatkan
seorang pria yang bertanya kepada temannya.
Gambar kedua memperlihatkan seorang pria
memberikan salam. Pada gambar ketiga
memperlihatkan tiga orang pria yang sedang
80
berkenalan.
Konotasi Azzam mengajak Ario mengunjungi rumah
Anita. Azzam berniat untuk memperkenalkan Ario
kepada keluarga Anita. Ario yang melihat seorang
yang lebih tua darinya datang, langsung memberi
salam dan mencium tangan seorang laki-laki yang
lebih tua darinya itu, lelaki itu adalah abang Anita.
Kemudian abang Anita yang ingin lebih mengenal
Ario bertanya tentang bagaimana ketaatan nya
menjalankan perintah dari Allah, seperti membaca
Al-Qur‟an dan menjalankan sholat lima waktu.
Scene ini memberi gambaran bahwa Islam
menganjurkan kita untuk saling mengenal antar
umat islam.
Mitos Islam menganjurkan kita untuk saling
mengenal dengan muslim yang lain, hal ini sesuai
dengan firman Allah surat Al-Hujarat ayat 13,
sebagai berikut:
Artinya: “Hai manusia sesungguhnya kami
telah menciptakan kalian dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kalian saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah
adalah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah maha
mengetahui lagi maha mengenal.”
Kata li ta‟aarafuu dalam ayat ini
81
mengandung makna bahwa, aslinya tujuan dari
semua ciptaan Allah itu adalah agar kita semua
saling mengenal yang satu terhadap yang lain. Hal
tersebut sangat dianjurkan untuk mengikat
hubungan persaudaraan antar sesama muslim.
Karakter Dalam scene ini terlihat Azzam dan Ario
mempunyai karakter yang suka bersilahturahmi.
6. Scene 6
Pada scene ini memperlihatkan dimana Najwa
mendapatkan pelecehan dari seorang dosennya. Teman-
teman Najwa yang melihat kejadian tersebut merasa takut.
Kemudian Ario yang melihat Najwa dilecehkan,
membantunya dengan membelanya dan memberikan
peringatan kepada dosen tersebut.
Tabel 4.6
Shot Dialog/Suara/Teks Visual
Medium
Shot
Dosen: “Jangan
pacaran dulu!
langsung pulang”
Gambar 1
Menggoda
Medium
Shot
Mahasiswa:
“Yaelah pak.. ngga
punya pacar juga
kali kita”
Dosen: “Loh.. saya
ngomong sama
Gambar 2
82
Najwa loh bukan
sama kamu”
Mahasiswa:
“Wah.. macem-
macem bapak anak
LDK digodain”
Berbicara
Medium
Shot
Dosen: “Loh
Najwa anak LDK?
Waduh maaf saya
kira yang bening
begini bukan anak
LDK” Gambar 3
Menggoda
Medium
Long
Shot
Tanpa Dialog
Gambar 4
Mencium tangan
Medium
Long
Shot
Ario: “Pak anak
LDK atau bukan
yang tadi itu bisa
masuk pelecehan
loh. Maaf kalau
sekali lagi saya
lihat bapak kaya
begitu, saya
laporin dekan loh
ya pak”
Gambar 5
Membela kebenaran
Denotasi Pada gambar pertama
memperlihatkan dosen yang menggoda
mahasiswi. Gambar kedua
memperlihatkan pria yang berbicara
kepada dosen. Gambar ketiga
83
memperlihatkan kembali dosen yang
menggoda mahasiswi. Gambar keempat
memperlihatkan mahasiswa yang
mencium tangan dosen. Gambar kelima
memperlihatkan mahasiswa tersebut
menegur dosen untuk membela
kebenaran.
Konotasi Pada saat telah berakhirnya kelas,
dosen tersebut melakukan pelecahan
terhadap Najwa. Pelecehan tersebut
dilakukan dengan menggoda Najwa.
Teman-teman Najwa yang melihat
kejadian tersebut merasa terkejut. Mereka
terkejut karena seharusnya dosen
membimbing mahasiswanya, tetapi malah
melakukan perbuatan yang tidak untuk
dicontoh.
Melihat Najwa yang terdzolimi,
Ario membantunya dengan
mangancamkan akan melaporkan
perbuatan dosen tersebut kepada dekan,
apabila Ario melihat dosen tersebut
melakukan hal yang sama. Ario tetap
menunjukan sikap sopannya kepada dosen
tersebut dengan terlihat mencium
tangannya.
Mitos Membantu merupakan sebuah sikap
yang harus dilakukan antar sesama
muslim. Dalam hal ini, Ario membantu
Najwa karena melihat saudaranya sesama
muslim terdholimi. Islam memberikan
tuntunan agar senantiasa saling membantu
baik saat mendholimi atau saat terdholimi.
Terlebih lagi Najwa merupakan wanita.
Karakter Dalam scene ini terlihat Ario
84
mempunyai karakter sebagai seseorang
yang selalu menegakkan kebenaran.
A. Nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah Dalam Film Pendek Cinta
Dalam Ukhuwah
Berikut beberapa nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah yang
terdapat dalam film pendek Cinta Dalam Ukhuwah,
diantaranya:
1. Ta‟aruf
Dalam film ini terdapat nilai-nilai Ukhuwah
Islamiyah, salah satunya adalah ta‟aruf. Ta‟aruf
merupakan usaha untuk lebih tau, lebih mengenal siapa
saja untuk menambah dan memperkuat tali ukhuwah
antara sesama muslim. Seperti pada adegan dimana
Ario berta‟aruf dengan abang Anita. Perkenalan
tersebut berkelanjutan menjadi sebuah persaudaraan
yang kuat dan kokoh, mengingat Ario yang mempunyai
niat untuk menikahi Anita, yang mana apabila ingin
menikah tidak hanya harus mengenal calon istri saja
tetapi harus mengenal baik keluarganya. Oleh karena
itu, menjalin hubungan persaudaraan dengan sesama
muslim yang dimulai dengan ta‟ruf merupakan sebuah
kewajiban.
Ta‟aruf yang disisipkan dalam adegan ini
bercermin dari firman Allah SWT, yaitu surat Al-
Hujurat ayat 13, sebagai berikut:
85
Artinya: “Hai manusia sesungguhnya kami telah
menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah adalah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi
maha mengenal.”
Dari ayat diatas Allah mengingatkan bahwa
manusia diciptakan berbeda-beda baik dari kondisi
ekonomi, sosial budaya hingga kesukubangsaan, hal itu
agar sesama manusia saling menganal. Dari situlah
manusia akan saling menghormati dan menyayangi.
2. Tafahum
Nilai tafahum dalam film ini terlihat pada adegan
Ario berusaha memberikan pemahaman kepada Sakti
dan Azzam mengenai fiqih mereka yang berbeda dalam
menjalankan sholat. Ario memberikan pemahaman
kepada Sakti dan Azzam walaupun mereka memiliki
perbedaan tersebut mereka tidak boleh sampai
mengganggu kekhusyuan sholat mereka. Perbedaan
86
tersebut pada hakikatnya adalah sebagai rahmat Allah
bagi umat Islam, karena semuanya untuk kebaikan umat
Islam dalam melaksanakan perintah Allah, seperti sabda
Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
“Perbedaan paham diantara umatku adalah rahmat.”
Dalam menghadapi hal-hal seperti itu bisa dengan
cara bertafahum. Dan memahami bahwa tujuan
menjalankan perintah Allah itu sama yaitu beribadah
kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya.
3. Ta‟awun
Ta‟awun berarti saling membantu. Ta‟awun dapat
dilakukan dengan hati yaitu mendoakan, dengan
pemikiran yaitu saling menasihati dan dengan amal
yaitu saling bantu-menbantu. Dalam film ini terdapat
dua scene yang memiliki nilai ta‟awun. Pertama, scene
dimana Ario yang bersimpati melihat Najwa sedih
karena perkataan temannya yang tidak suka melihat
Najwa belum mengenakan hijab, kemudian Ario
sebagai teman yang baik memberikan Najwa nasihat
bahwa mengenakan hijab adalah sebuah kewajiban
setiap muslim. Kedua, scene dimana Azzam membantu
Ario dengan memberikan pinjaman tabungannya untuk
Ario yang membutuhkan biaya untuk pernikahannya.
Dalam ajaran Islam sifat ta‟awun ini sangat
diperhatikan, hanya dalam kebaikan dan taqwa, dan
tidak ada tolong menolong dalam hal dosa dan
permusuhan. Oleh karena itu sifat ta‟awun termasuk
87
dalam akhlak terpuji. Hal ini terdapat dalam firman
Allah pada surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut:
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
4. Tanashur
Dalam scene ini memperlihatkan juga nilai
ukhuwah islamiyah lainnya yaitu, tanashur. Tanashur
ini lebih menggambarkan cinta dan kasih sayang antara
sesama muslim. Orang yang berukhuwah dan
bertanashur dalam kebenaran paling banyak
mendapatkan ridho, bantuan dan pertolongan Allah
SWT, yang juga merupakan pertolongan terhadap
agama-Nya beserta kebenaran yang dibawanya. Allah
SWT menjelaskan bahwa pasti menolong siapa saja
yang menolong agamanya, sesuai dengann firman-Nya
dalam surat Al-Hajj ayat 40, sebagai berikut:
88
Artinya: “Orang-orang yang telah diusir dari
kampung halaman mereka tanpa alasan yang
benar, kecuali mereka yang berkata: “Tuhan kami
adalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada
menolak (keganasan) sebagian manusia dengan
sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan
biara-biara nasrani, geraja-geraja, rumah-rumah
ibadat orang Yahudi, dan masjid-masjid, yang di
dalamnya banyak disebut nama Allah.
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang
menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa.”
Pada adegan dimana Ario menolong Najwa
dengan jalan memberikan peringatan kepada dosennya
merupakan hal sangat dianjurkan dalam Islam. Karena
perintah dalam menyampaikan dakwah apabila ada
yang menentang maka tugas semestinya seorang
muslim adalah melawannya guna kebaikan bersama.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada bab-bab
sebelumnya yaitu, dengan menganalisis makna denotasi,
konotasi dan mitos dalam film pendek Cinta Dalam
Ukhuwah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Makna Denotasi
Makna-makna denotasi yang ditemukan dalam
scene-scene film pendek Cinta Dalam Ukhuwah
adalah kaki yang merenggang, berdialog, surat
permintaan maaf, berkenalan, menegur.
2. Makna Konotasi
Makna konotasi yang ada dalam film pendek
Cinta Dalam Ukhuwah yaitu Ario yang memahami
temannya, Ario memberikan nasihat kepada
temannya, Azzam memberikan bantuan kepada Ario,
Najwa memaafkan teman-temanya, Ario yang
membantu Najwa dan membela kebenaran.
3. Makna Mitos
Pada Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah
terlihat karakter-karakter penunjang Ukhuwah
Islamiyah yaitu, toleran atau sikap yang mau
menerima perbedaan, suka menasihati, penolong,
pemaaf, suka bersilahturahmi, seseorang yang suka
selalu menegakkan kebenaran.
90
Sedangkan nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah yang
terkandung dalam film pendek Cinta Dalam Ukhuwah
adalah adalah Ario yang berta‟ruf dengan abang
Najwa, adegan Ario memberikan pemahaman kepada
Sakti dan Azzam, adegan Ario menasihati Najwa dan
sikap Ario pada saat menolong Najwa dari perlakuan
dosennya.
B. Saran
Saran penulis untuk film pendek Cinta Dalam
Ukhuwah ini adalah interaksi antara laki-laki dan
perempuan lebih dibatasi mengingat film ini sangat
berunsur islami. Sedangkan pesannya adalah Film Maker
Muslim kedepannya bisa lebih membuat film-film pendek
yang lebih inspiratif.
91
91
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvaro, & Komala, L. (2007). Komunikasi Massa:
Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arifin, B. (1982). Hanya Islam. Surabaya: PT Bima Ilmu.
Berger, A. A. (2010). Pengantar Semiotika: Tanda-tanda Dalam
Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: 2010.
Budiono, Aris, Muchdor, & Mustofa. (2004). Menafsir Buruan
Cium Gue. Jakarta: 2008.
Cangara, H. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Danesi, M. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta:
Jalasutra.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif . Jakarta: Bumi
Aksara .
Hasan, M. T. (2005). Prospek Islam Dalam Menghadapi
Tantangan Zaman. Jakarta: Lantabora Press.
Hikmat, M. M. (2012). Metode Penelitian: Dalam Perspektif
Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Javandalasta, P. (2011). 5 Hari Mahir Membuat Film. Jakarta:
Java Pustaka Grup.
Jumroni, & Suhaimi. (2006). Metode-metode Penelitian
Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta Press.
K, S. S. (2007). Menulis Karya Ilmiah Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mahmud, A. A. (2004). Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Isani Press.
91
Mahmud, A. H. (2000). Merajut Benang Ukhuwah Islamiah.
Solo: Era Intermedia.
Manurung, P. (2004). Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: Gitanyali.
Mulyana, D. (2008). Komunikasi Massa Kontroversi,Teori dan
Aplikasi. Bandung: Widya Padjajaran.
Mulyana, D. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Paradigma
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Munadi, Y. (2012). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan
Baru. Jakarta: Gaun Persada.
Munawir, A. W. (1997). Kamus Al-Munawir Arab Indonesia.
Surabaya: Pustaka Progresif.
Muzakki, A. (2009). Kontribusi Semiotika dalam Memahami
Bahasa Agama. Malang: UIN-Malang Press.
Pratista, H. (2008). Memahami Film. Jakarta: Homerian Pustaka.
Rakhmat, J. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Seto, I. (2013). Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi . Jakarta : Mitra
Wacana .
Shihab, M. Q. (2005). Wawasan Al-Qur'an Tafsir Maudhu'i Atas
Belbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.
Sihabudin, A. (2008). Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
92
Sobur, A. (2004). Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.
Bandung: PT Rosdakarya.
Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi . Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sumano, M. (1996). Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT
Gramedia Widiawarna Indonesia.
Wahid, S. A. (2006). Membersihkan dan Menyembuhkan
Berbagai Penyakit Qalbu. Yogyakarta: Citra Media.
Widagdo, M. B., & S, W. G. (2007). Bikin Film Itu Mudah!
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Sumber lain:
ID, H. H. (2015, Juni 16). Profile Orang-orang di Balik Layar
Film Maker Muslim. Dipetik Juli 2018, 25, dari
hellohijabers.wordpress.com:
https://hellohijabers.wordpress.com/2015/06/16/profile-
orang-orang-di-balik-layar-film-maker-muslim-2/
Muslim, F. M. (2018, Februari 7). Cinta Dalam Ukhuwah.
Dipetik Juli 25, 2018, dari www.youtube.com:
https://www.youtube.com/watch?v=ndUO6ED2WOM
Muslimah, F. (2016, Mei 30). Berawal dari Cinta Subuh
Sebarkan Nilai Islam Melalui Audio Visual. Dipetik
Februari 14, 2018, dari www.gomuslim.co.id:
http://www.gomuslim.co.id/read/komunitas/2016/05/30/4
93
95/berawal-dari-cinta-subuh-sebarkan-nilai-islam-
melalui-audio-visual.html
Ukhuwahislamiah.com. (2017, Januari 24). Menjaga Persatuan
dan Persaudaraan di Atas Islam. Dipetik Januari 2018,
14, dari ukhuwahislamiah.com:
https://ukhuwahislamiah.com/menjaga-persatuan-dan-
persaudaraan-diatas-islam/
LAMPIRAN
1. Cover Film Pendek Cinta Dalam Ukhuwah
2. Hasil wawancara via email
Nama : Muhammad Amrul Umami
Jabatan : Sutradara
Tanggal wawancara : 19 Juli 2018
1. Kenapa film ini diberi judul Cinta Dalam Ukhuwah?
Karena dalam pertalian persahabatan atau hubungan
sesama manusia harus ada cinta karena Allah.
2. Bagaimana latar belakang pembuatan film pendek
Cinta Dalam Ukhuwah?
Karena banyaknya orang yang tidak bisa menyikapi
perbedaan dan tidak bisa menikmati perbedaan.
3. Film ini menceritakan tentang apa?
Film ini menceritakan hubungan persahabatan Ario,
Sakti dan Azzam yang tadinya damai namun jadi
permasalahan dan saling menyerang ketika ada
maksud dibelakang (adanya kepentingan).
4. Apakah ada pesan dakwah khusus dari film ini?
Bahwa kita harus bersikap secara dewasa dalam
menyikapi perbedaan, bukannya mempertajam
perbedaan yang ada, tapi menghargai dan
menikmatinya.
5. Apa yang dicapai dan atau pencapaian apa yang
menurut anda telah berhasil dari film ini?
Adanya roadshow ke 9 kota dan positifnya tanggapan
orang-orang atas film ini.
6. Kendala apa saja yang dihadapi selama proses
pembuatan film ini?
Kendala yang terjadi saat itu kesulitan dana dan crew.
top related