analisis prediksi kebangkrutan perusahaan...
Post on 08-Apr-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SYARIAH
YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
BERDASARKAN METODE ALTMAN Z-SCORE
PERIODE 2013-2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
Desti Nur Azizah
1112046100153
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M/1437 H
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SYARIAH
YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
BERDASARKAN METODE ALTMAN Z-SCORE
PERIODE 2013-2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
Desti Nur Azizah
1112046100153
Pembimbing:
Ir. Aries Koentjoro, M.M
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M/1437 H
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa judul Skripsi “Analisis Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur Syariah yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) Berdasarkan Metode Altman Z-Score Periode 2013-2015” ini beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan/pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko
atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ternyata
terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Tangerang Selatan,
Yang Membuat Pernyataan
Desti Nur Azizah
i
ABSTRAK
Desti Nur Azizah. 1112046100153. Analisis Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan Manufaktur Syariah yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) Berdasarkan Metode Altman Z-Score Periode 2013-2015. Program
Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 1437 H / 2016 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keuangan perusahaan
manufaktur syariah dan memprediksi kebangkrutannya berdasarkan metode
Altman Z’score periode 2013 sampai 2015. Data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur syariah yaitu laporan neraca
dan laporan laba rugi. Metode yang digunakan untuk mempreprediksi
kebangkrutan adalah dengan menggunakan metode Altman Z-score original yang
lebih tepat diterapkan pada perusahaan manufaktur yang telah go publik. Dimana
variabel yang digunakan adalah berupa rasio keuangan perusahaan berdasarkan
rasio keuangan Altman Z-score. Rasio keuangan tersebut adalah modal kerja
dibagi total aktiva (working capital to total asset), laba ditahan dibagi total aktiva
(retained earning to total asset), laba sebelum pajak dibagi total aktiva (earning
before taxes to total asset), nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai buku utang
(market value of equity to book value of liability), penjualan dibagi total aktiva
(sales to total asset).
Metode Altman pada penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut Z = 1,2.X1+ 1,4.X2 + 3,3.X3 + 0,6.X4 + 1.X5 Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tiga perusahaan manufaktur syariah yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil analisis prediksi
kebangkrutan tahun 2013 sampai tahun 2015 tidak ada perusahaan yang diprediksi
mengalami kebangkrutan, dimana nilai Z-Score > 2,99. Rata-rata Z-Score tiga
tahun penelitian pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) adalah
7,60, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) bernilai 15,52 dan PT Kalbe
Farma Tbk (KLBF) 19,13.
Kata kunci : Laporan keuangan, kebangkrutan, Altman Z-score
Pembimbing : Ir. Aries Koentjoro, M.M.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Mumalat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
bantuan moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan
baik. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis ingin menyampaikan banyak
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Program
Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yuke Rahmawati M.A., selaku Dosen Penasehat Akademik.
5. Bapak Ir. Aries Koentjoro, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, ilmu, pengarahan, masukan dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat
selama proses perkuliahaan.
7. Kedua orang tua tercinta, Bunda Siti Mahmudah dan Ayah Adiarso yang
senantiasa memberikan doa yang tulus, motivasi dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
iii
8. Kakak dan Adik tersayang Disti Nur Hidayah, Tri Sutrisno dan Ahmad
Fadillah Zulfikar yang memberikan doa dan motivasi kepada penulis.
9. Keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doa yang tiada henti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman seperjuanganku Iin, Coco, Adah, Ciput, Uci dan teman-teman
mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 yang
telah memberikan motivasi dan menyediakan waktu untuk mendiskusikan
hal-hal terkait dengan masalah skripsi ini.
11. Ustadzah, Ukhti-Ukhti dan Santriwati Ponpes Al-Musyarafah yang terus
memberi Do’a.
12. Sahabat-sahabat SMA yang terus memberi doa dan dukungan.
13. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kata sempurna,
dikarenakan keterbatasannya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu
penulis menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
banyak pihak yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tangerang Selatan, Agustus 2016
Penulis,
Desti Nur Azizah
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6
E. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 8
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................................... 11
2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................. 11
3. Sifat-sifat Laporan Keuangan ........................................................ 12
4. Al-Qur’an dan Hadits Tentang Laoporan Keuangan ..................... 14
B. Kebangkrutan
1. Pengertian Kebangkrutan ............................................................... 24
2. Penyebab Kebangkrutan................................................................. 26
3. Manfaat Informasi Prediksi Kebangkrutan ................................... 29
v
4. Al-Qur’an dan Hadits Tentang Kebangkrutan ............................... 31
C. Analisis Diskriminan ............................................................................ 34
D. Altman Z-Score .................................................................................... 35
E. Peneliti Terdahulu ................................................................................ 37
BAB III METODE DAN PROFIL OBJEK PENELITIAN
A. Jenis Data ............................................................................................... 42
B. Sumber Data .......................................................................................... 42
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 42
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 44
E. Metode Analisis Data ............................................................................ 44
F. Penarikan Kesimpulan ........................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian ......................................................................... 48
1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) .................... 50
2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) ....................... 52
3. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) ................................................. 53
B. Data Penelitian ..................................................................................... 55
C. Proses dan Hasil Analisis Data Variabel X ......................................... 57
1. Modal Kerja Dibagi Total Aktiva (X1) .................................... 58
2. Laba Ditahan Dibagi Total Aktiva(X2) ................................... 60
3. Laba Sebelum Pajak Dibagi Total Aktiva (X3) ....................... 62
4. Nilai Pasar Ekuitas Dibagi Nilai Buku Hutang (X4) ............... 64
5. Penjualan Dibagi Total Aktiva (X5) ........................................ 66
D. Proses dan Hasil Analisis Data Z-Score ............................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 73
B. Saran .............................................................................................. 73
vi
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Analisa Altman Z-Score Original ........................................... 4
Tabel 3.1 Interpretasi Nilai Z-Score................................................................. 47
Tabel 4.1 Data Olahan X1 Periode 2013-2015 ............................................... 59
Tabel 4.2 Data Olahan X2 Periode 2013-2015 ............................................... 61
Tabel 4.3 Data Olahan X3 Periode 2013-2015 ............................................... 63
Tabel 4.4 Data Olahan X4 Periode 2013-2015 ............................................... 65
Tabel 4.5 Data Olahan X5 Periode 2013-2015 ................................................ 67
Tabel 4.6 Interpretasi Nilai Z-Score ............................................................... 69
Tabel 4.7 Data Olahan Z-Score Periode 2013-2015 ....................................... 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 8
Gambar 4.1 Grafik X1 Periode 2013-2015 ..................................................... 60
Gambar 4.2 Grafik X2 Periode 2013-2015 ..................................................... 62
Gambar 4.3 Grafik X3 Periode 2013-2015 ..................................................... 64
Gambar 4.4 Grafik X4 Periode 2013-2015 ...................................................... 66
Gambar 4.5 Grafik X5 Periode 2013-2015 ..................................................... 68
Gambar 4.6 Grafik Z-Score Periode 2013-2015 ............................................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu mengharapkan keuntungan yang
maksimum dan memakmurkan pemilik perusahaan. Dari tujuan tersebut,
maka pihak manajemen harus menghasilkan keuntungan yang optimal
dengan mengambil berbagai keputusan serta pengendalian yang seksama
terhadap kegiatan operasional, terutama berkaitan dengan keuangan
perusahaan.
Namun, dalam perjalanan bisnis pasti terjadi pasang surut dan tidak
ada satu pun perusahaan yang terhindar dari risiko kebangkrutan. Tidak
ada bisnis yang bisa berjaya selamanya. Kombinasi dari melemahnya
prospek industri ke depan digabungkan dengan kesalahan manajemen
(mismanagement) dapat berakibat fatal bagi suatu perusahaan. Potensi
kebangkrutan akan semakin menguat manakala ekonomi berada di ambang
resesi. Melemahnya daya beli masyarakat akan menguji kokohnya suatu
perusahaaan.
Cara agar dapat menghindari hal tersebut yaitu dengan
memperhatikan kondisi keuangan perusahaan.. Kondisi keuangan
merupakan faktor penting untuk mengetahui sejauh mana perusahaan
2
menjaga kelancaran kegiatan bisnisnya yang dapat dilihat melalui laporan
keuangan.
Dari laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio
keuangan yang lazim dijadikan dasar prediksi kebangkrutan. Munculnya
prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini
terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengidentifikasi bahkan memperbaiki kondisi sebelum
sampai pada kondisi kritis kebangkrutan.
Penelitian mengenai alat deteksi kebangkrutan telah banyak
dilakukan sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan
yang digunakan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan
sebelum mengalami kebangkrutan.
Beberapa alat deteksi kebangkrutan yang digunakan yaitu model
Altman Z-Score (1968), model Springate (1978), model Zmijewski (1983).
Peneliti terdahulu menemukan bahwa model prediksi Altman merupakan
prediktor terbaik dibandingkan model Springate dan model Zmijewsky.
Altman(1968) menggunakan metode multiple discriminant analysis
dengan menggunakan lima jenis rasio keuangan. yaitu modal kerja dibagi
total aktiva (working capital to total asset), laba ditahan dibagi total aktiva
(retained earning to total asset), laba sebelum pajak dibagi total aktiva
(earning before taxes to total asset), nilai pasar sekuritas dibagi dengan
3
nilai buku utang (market value of equity to book value of liability),
penjualan dibagi total aktiva (sales to total asset).1
Metode untuk memprediksi kebangkrutan pada penelitian ini
menggunakan teori analisis diskriminan Altman. Dimana Altman
mengembangkan model kebangkrutannya menjadi Altman Pertama
(1968), Altman Revisi dan Altman Modifikasi (1995). Perkembangan
model Altman ini dapat dilihat dari yang pertama yaitu digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan dari sebuah perusahaan publik manufaktur.
Kemudian Altman merevisi model kebangkrutan menjadi sebuah model
yang dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan
bagi perusahaan manufaktur privat dan publik. Selanjutnya Altman
memodifikasi modelnya agar bisa diterapkan pada semua perusahaan
seperti manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi.2
Dalam hal ini penulis menggunakan Altman Z-Score Original yang
lebih tepat untuk perusahaan manufaktur yang go publik, ke relevanan
hasil Altman Z-Score Original ditunjukkan dalam tabel berikut:3
1 Syamsul hadi dan atika Anggraeni, “Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik, (Perbandingan antara
The Zmijewsky Model, Altman Z-Score dan The Springate Model”, Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia, Vol: 12:2. 2008. Hlm. 179 2Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan
Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran
dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas, hlm.16.
4
Tabel 1.1
Hasil Analisa Altman Z-Score Original
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 120 perusahaan yang
diprediksi akan mengalami kebangkrutan pada periode 1997-1999
didapatkan 94% atau 113 perusahaan benar-benar dinyatakan bangkrut
pada tahun 1999 yang diumumkan melalui publisitas mereka di pasar
saham. Hal ini menunjukkan bahwa metode Altman Z-Score 1968 masih
relevan digunakan pada periode-periode berikutnya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
meneliti penggunaan metode Altaman Z-Score untuk memprediksi
kebangkrutan perusahaan manufaktur yang terdaftar di JII periode tiga
tahun terakhir yaitu 2013 s.d 2015 dengan judul Analisis Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur Syariah yang Terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII) Berdasarkan Metode Altman Z-Score
Periode 2013-2015.
5
B. Identifikasi Masalah
1. Benarkah metode Altman Z-Score lebih spesifik dalam menganalisis
prediksi kebangkrutan?
2. Apa perbedaan metode Altman Z-Score dengan metode Springate,
Zmijewski, dan Ohlson?
3. Apa perebedaan Altman Z-Score original, revisi dan modifikasi?
4. Altman Z-Score model apakah yang paling sesuai dengan perusahaan
manufaktur yang go publik?
5. Bagaimana perkembangan perusahaan manufaktur syariah dilihat dari
rasio-rasio Altman Z-Score?
6. Bagaimana perhitungan Altman Z-Score Perusahaan manufaktur
syariah go publik?
7. Bagaimana menginterpretasi angka hasil perhitungan Altman Z-Score?
C. Batasan dan rumusan Masalah
Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, penelitian ini dibatasi pada:
1. Bagaimana memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur
syariah go publik metode Altman Z-Score?
2. Bagaimana perhitungan Altman Z-Score Perusahaan manufaktur
syariah go publik?
6
3. Bagaimana menginterprestasi angka hasil perhitungan Altman Z-
Score?
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah dan penelitian-penelitian
empiris, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana
memprediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur go public yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan menggunakan metode Altman Z-
score.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui tingkat keuangan tiga perusahan manufaktur syariah yaitu
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) , PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
periode 2013-2015.
2. Untuk menganalisis bagaimana prediksi kebangkrutan perusahan
manufaktur syariah tersebut berdasarkan metode Altman Z-Score.
7
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak,
yaitu:
1. Bagi pihak manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan sumbangan pemikiran dalam mempertimbangkan dan
menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan di
masa depan.
2. Bagi peneliti, penelitian ini dimaksudkan sebagai pendalaman ilmu
yang telah peneliti dapatkan di bangku kuliah sehingga dapat
menginterpretasikan teori ke dalam kasus-kasus nyata yang ada.
3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi acuan untuk melakukan
penelitian selanjutnya agar lebih kompleks.
8
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Analisis Prediksi Kebangkrutan
Metode Altman Z -Score
Rumus :
Z= 1,2 X1+ 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1 X5
Keterangan :
Z : Daftar Keseluruhan (Overall index)
X1 : Modal kerja dibagi total aktiva (Working capital to total asset)
X2 : Laba ditahan dibagi total aktiva (Retained earning to total asset)
X3 : Laba sebelum pajak dibagi total aktiva (Earning before interest and taxes to total asset)
X4 :Nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai buku utang (Market value of equity to book
value of liability)
X5 : Penjualan dibagi total aktiva (Sales to total asset)
Perlu
penangananan
Sedikit masalah
keuangan
Tidak mengalami
masalah keuangan
Hasil dan Rekomendasi
Laporan Keuangan
Bursa Efek Indonesia
Masalah
keuangan serius
Jakarta Islamic Index (JII)
Perusahaan Manufaktur Syariah
Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur Syariah yang Terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII) Berdasarkan Metode Altman Z-Score Periode 2013-2015
9
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai pendahuluan dari isi skripsi, yang
merupakan bagian awal dari skripsi. Pada bab ini dibahas mengenai latar
belakang masalah yang menjadi topik skripsi ini, kemudian batasan dan
rumusan masalah, kemudian menentukan tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai dalam skripsi ini, dan pada akhir bab I akan dijelaskan sistematika
pembahasan pada skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan memfokuskan pada landasan teori yang mendasari penelitian
pada skripsi ini. Bab ini dimulai dengan menguraikan secara ringkas teori-
teori yang mendasari masalah yang diteliti. Teori-teori yang dikemukakan
antara lain seputar pengertian laporan keuangan, tujuan dan sifat-sifat
laporan keuangan. Teori kebangkrutan meliputi pengertian kebangkrutan,
penyebab kebangkrutan dan manfaat informasi prediksi kebangkrutan.
Analisis diskriminan dan metode Altman Z-Score. Selanjutnya dibahas
juga mengenai penelitian terdahulu dan kerangka berfikir.
BAB III METODE DAN PROFIL OBJEK PENELITIAN
Bab ini menjelaskan teknis-teknis penelitian yang digunakan pada
penelitian. Penempatan metode penelitian pada bab ini merupakan
kelanjutan tindakan dari pendahuluan dan teori-teori yang telah
10
dikumpulkan peneliti. Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis data,
sumber data, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode analisis
data dan penarikan kesimpulan. Serta melampirkan profil perusahaan
yang diteliti
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab yang menjelaskan mengenai hasil olahan data dari teknik yang
digunakan pada penelitian ini. Secara lengkapnya, bab ini menjelaskan
hasil analisis dari pengolahan dari pengolahan data, baik analisis data
secara deskriptif maupun analisis hasil pengolahan dengan menggunakan
metode Altman. Selanjutnya diuraikan analisis umum serta analisis
kebangkrutan perusahaan-perusahaan yang diteliti.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan, dan saran yang bisa menjadi
masukan bagi berbagai pihak.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. 4
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan
maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik perusahaan,
manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para
investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh
serta pihak-pihak lainnya.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu: 5
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
4 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberti, Yogyakarta, 2004, hlm. 2
5 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013,
hlm. 11
12
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan.
h. Informasi keuangan lainnya.
Laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama
sebagai pengguna laporan keuangan, serta dapat digunakan sebagai
bentuk laporan dan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
3. Sifat-sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari data yang merupakan hasil dari suatu
kombinasi antara:6
6 Opcit, hlm. 6-7
13
1. Fakta yang telah dicatat, berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas
dasar fakta dari catatan akuntansi, dimana pencatatan ini dilakukan dari
pos-pos berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang terjadi
dimasa lampau, dan jumlah-jumlah bunga yang tercatat dalam pos-pos itu
dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat
mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi
perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya bersifat
historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa
akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam
pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data
yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini
dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk
keseragaman.
3. Pendapat pribadi, berarti walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh
konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang mudah ditetapkan dan
menjadi standar pokok pembukuan, namun penggunaan dari konvensi dan
dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau management
perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung pada pendapat
atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang
14
tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui
akan digunakan dalam beberapa hal.
4. Al-Qur’an dan Hadits Tentang Laporan Keuangan
Al-Qur’an
a. Qur‟an Surat Al-Baqarah : 282
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka
15
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengamlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang
yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri
tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada
dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang
lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di
sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
16
1) Tafsir
Perintah menulis utang piutang dipahami oleh banyak
ulama sebagai anjuran, bukan kewajiban. Memang sungguh sulit
perintah itu diterapkan oleh kaum muslimin ketika turun ayat ini
jika perintah utang-piutang bersifat wajib karena kepandaian tulis
menulis pada masa itu sangatlah langka.
Perintah tulis menulis mencakup perintah kepada kedua
orang yang bertransaksi, dalam arti salah seorang menulis dan apa
yang dituliskan di serahkan kepada mitranya jika mitra pandai tulis
baca, dan bila tidak pandai, atau keduanya tidak pandai maka
hendaklah mencari orang ketiga.
Dan Allah menegaskan : dan hendaklah seorang penulis
berlaku adil diantara kamu menulis dengan adil, yakni yang benar,
tidak menyalahi ketentuan Allah dan perundangan yang berlaku
dalam masyarakat. Tidak merugikan salah satu pihak yang
bermuamalah, sebgaimana dipahami dari kata adil diantara kamu.
Dengan demikian, dibutuhkan tiga kriteria bagi penulis, yaitu
kemampuan menulis, pengetahuan, tentang aturan serta tatacara
menulis, dan kejujuran.
2) Kandungan Ayat
Adapun kandungan ayat tersebut terdapat prinsip dasar yang
universal dalam operasional laporan keuangan, yaitu:
17
a. Prinsip pertanggung jawaban
Prinsip pertanggung jawaban (accountability) merupakan
konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim.
Pertanggung jawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Bagi
kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia
dengan sang khaliq mulai dari alam kandungan . manusia diciptakan
oleh Allah sebagai khalifah dimuka bumi. Manusia dibebani amanah
oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi kekhalifahannya. Inti
kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah.
Yang intinya banyak ayat al-Quran yang menjelaskan tentang
proses pertanggung jawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah
dimuka bumi. Dan jika diimplikasikan dalam bisnis adalah bahwa
individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan
pertanggung jawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat
kepada pihak-pihak terkait. Wujud pertanggung jawabannya bisaanya
dalam bentuk laporan keuangan.
b. Prinsip keadilan
Surat al-Baqarah ayat 282 ini mengandung prinsip keadilan
dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan
nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis,
tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah
manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki
18
kapasitas dan energy untuk berbuat adil dalam setiap aspek
kehidupannya.
Dalam konteks laporan keuangan, menegaskan kata adil
secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi
adalah sebesar Rp 100 juta, maka laporan yang diterbitkan Perusahaan
dengan jumlah yang sama.
Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi
laporan keuangan mengandung dua pengertian , yaitu : pertama,
adalah berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran, yang
merupakan factor yang sangat dominan. Dimana tanpa kejujuran ini
informasi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan
masyarakat. Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental (dan tetap
berpijak pada nilai-nilai etika atau syariah dan moral), pengertian
kedua inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong perusahaan
melaporkan kondisi keuangannya.
c. Prinsip kebenaran
Prinsip kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan
dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi
dalam laporan keuangan.
19
b. Q.S . An-Nisa 135
Artinya :“wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu.jika ia kaya ataupun miskin. Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui segala
apa yang kamu kerjakan”
1) Tafsir
Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu benar-benar
penegak keadilan yang sebenar-benarnya, menjadi saksi karena Allah,
yakni selalu merasakan kehadiran Illahi memperhitungkan segala langksh
kamu dan menjadikannya demi karena Allah biarpun keadilan yang
kaummu tegakkan itu terhadap diri-sendiri atau terhadap ibu bapak dan
kaum kerabatmu, misalnya terhadap anak, atau saudara dan paman kamu
sendiri jika ia, yakni pribadi yang di saksikan kaya yang oleh jadi kamu
harapkan bantuannya atau dia disegani dan diakui atau pun miskin yang
bisaanya dikasihi, sehingga menjadikan kamu bertindak tidak adil guna
20
memberikan manfaat atau menolak mudharat yang dapat jatuh atas mereka
maka jangan sekali-kali jadikan kondisi itu alasan untuk tidak menegakkan
keadilan karena Allah lebih utama dan lebih tabu kemaslakhatan mereka
sehingga tegakkan keadilan demi karena Allah.
2) Isi Kandungan Ayat
Akuntan, auditor dan semua pihak yang bertugas melaporkan
keuangan harus memiliki karakter yang baik, jujur, adil dan dapat
dipercaya. Adil dan tidak merugikan pihak manapun, jujur menuliskan apa
yang dia seharusnya tulis. Dan pihak yang melaporkan laporan keuangan
tersebut juga harus dapat menjaga amanah yang diberikan.
c. Qur‟an Surat Al-Isra‟ Ayat 35:
Artinya:
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
21
1) Tafsir
(Dan sempurnakanlah takaran) penuhilah dengan tepat (apabila kalian
menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar) timbangan yang
tepat (itulah yang lebih utama dan lebih baik akibatnya.)
2) Isi Kandungan Ayat:
Kita harus menyempurnakan pengukuran dalam bentuk apapun,
termasuk dalam pos-pos yang disajikan dalam neraca dan laporan laba
rugi yang tertera pada laporan keuangan .
Hadits:
a. Hadis tentang penghitungan dalam laporan keuangan
Umar bin Khattaab Radhiallahu „anhu berkata”Hitunglah diri kalian
sebelum kalian dihitung (hisab) timbanglah diri kalian sebelum kalian
ditimbang. Adalah lebih ringan kalian menghitung diri kalian sebelum
besok dihitung”
1) Tafsir
Hadis diatas mendorong manusia untuk melakukan penghitungan yang
sebenar-benarnya, dan memperbaiki apa yang telah mereka hitung
22
sebelum dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Pada hal ini kejujuran
sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya dalam
penghitungan tersebut.
2) Kandungan Hadis
Semua perbuatan hari ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Maka perbuatan seorang akuntan dan auditor dalam melaporkan
keuangan perusahaan harus melakukan penghitungan yang sebenar-
benarnya karena akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
b. Hadits tentang Kejujuran
Artinya : Dari „Abdullâh bin Mas‟ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Rasûlullâh Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda : Kalian harus jujur
karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan
itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha
untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan
jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan
kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka.
23
Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga
ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim).
1) Tafsir
Dalam hadits ini mengandung isyarat bahwa siapa yang
berusaha untuk jujur dalam perkataan maka akan menjadi karakternya
dan barangsiapa sengaja berdusta dan berusaha untuk dusta maka
dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk
memperoleh, akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk.
Hadits diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran
dimana ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke jannah
serta menunjukan akan besarnya keburukan dusta dimana ujung-
ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka.
2) Kandungan Hadis
Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam,
Diantara petunjuk Islam hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi
hatinya, Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan
akhirat, Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai di sisi Allah
Ta‟ala dan di sisi manusia., Membimbing rekan lain bahwa jujur itu
jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
24
c. Hadits Tentang Ketelitian
التأوي مه هللا و العجلة مه الشيطان
Artinya : Perlahan-lahan itu dari Allah dan tergesa-gesa itu dari setan.
1) Tafsir
Hadis diatas menjelaskan perlahan-lahan memiliki arti bersabar dan
penuh ketelitian dalam menjalankan sesuatu adalah bimbingan Allah.
Dan tergesa-gesa itu diartikan sebagai pengaruh nafsu setan.
2) Kandungan Hadis
Seorang akuntan dan auditor diharapkan mempunyai sifat seperti diatas
yaitu bersabar dan penuh ketelitian dalam mengerjakan tugasnya dalam
hal penghitungan keuangan.
B. Kebangkrutan
1. Pengertian Kebangkrutan
Kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam
menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan
merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi
kewajibannya.7
7 Toto Prihadi, Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : Tujuh Analisis Rasio
Keuangan, PPM, Jakarta, 2008, hlm. 177
25
Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah
perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu :
a. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan
kehilangan uang atau pendapatan, perusahaan tidak mampu
menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil
dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih
kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya
dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan.
Bahkan kegagalan juga dapat berarti bahwa tingkat pendapatan atas
biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal
perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.
b. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik
dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal
kerja. Sebagian asset liability management sangat berperan dalam
pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed.
Kegagalan keuangan biasa diartikan sebagai insolvensi
yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham.
Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu:
26
a. Insolvensi teknis (Technical Insolvency), terjadi apabila
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh
tempo walaupun total aktivanya sudah melebihi total
hutangnya.
b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Insolvency in
bankruptcy) , dimana didefinisikan sebagai kekayaan bersih
negative dalam neraca konvensional atas nilai sekarang dan
arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
2. Penyebab Kebangkrutan
Secara garis besar penyebab kebangkrutan dibagi menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan
faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan
langsung dengan operasi perusahaan atau faktor perekonomian secara
makro.8
Faktor internal yang bisa menyebabkan kebangkrutan
perusahaan meliputi:
a. Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus
menerus yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat
8 Darsono dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi
Kesatu, ANDI, Yogyakarta, 2005, hlm. 101
27
membayar kewajibannya. Ketidakefisienan ini diakibatkan oleh
pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan dan keahlian
manajemen.
b. Ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah
piutang-hutang yang dimiliki. Hutang yang terlalu besar akan
mengakibatkan biaya bunga yang besar sehingga memperkecil
laba. Piutang yang terlalu besar juga akan merugikan karena aktiva
yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak menghasilkan
pendapatan.
c. Moral Hazard oleh manajemen. Kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan bisa mengakibatkan kebangkrutan.
Kecurangan ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
yang pada akhirnya membangkrutkan perusahaan. Kecurangan ini
bisa berbentuk manajemen yang korup atau memberikan informasi
yang salah pada pemegang saham atau investor.
Faktor eksternal tidak berhubungan langsung dengan perusahaan
meliputi kondisi perekonomian secara makro ataupun faktor
persaingan global. Faktor-faktor eksternal yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan :
a. Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi
oleh perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari sehingga
terjadi penurunan dalam pendapatan. Untuk menjaga hal tersebut
28
perusahaan harus mengantisipasi kebutuhan pelanggan dengan
menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
b. Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi
kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi. Untuk
mengantisipasi hal tersebut perusahaan harus selalu menjalin
hubungan baik dengan supplier dan tidak menggantungkan
kebutuhan bahan baku pada satu pemasok sehingga risiko
kekurangan bahan baku dapat diatasi.
c. Faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor
tidak melakukan kecurangan-kecurangan dengan mengemplang
hutang. Terlalu banyak piutang yang diberikan pada debitor
dengan jangka waktu pengembalian yang lama akan
mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus selalu memonitor
piutang yang dimiliki dan keadaan debitor supaya bisa melakukan
perlindungan dini terhadap aktiva perusahaan.
d. Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditor juga bisa
berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Apalagi
dalam Undang-undang no. 4 tahun 1998, kreditor bisa
mempailitkan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
perusahaan harus bisa mengelola hutangnya dengan baik dan juga
membina hubungan baik dengan kreditor.
29
e. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar
selalu memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan
perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Semakin
ketatnya persaingan menuntut perusahaan agar selalu
memperbaiki produk yang dihasilkan, memberikan nilai tambah
yang lebih baik bagi pelanggan.
f. Kondisi perekonomian secar global juga harus selalu diantisipasi
oleh perusahaan. Dengan semakin terpadunya perekonomian
dengan negara-negara lain, perkembangan perekonomian global
juga harus diantisipasi oleh perusahaan.
3. Manfaat Informasi Prediksi Kebangkrutan
Informasi kebangkrutan dapat bermanfaat untuk :
a. Pemberi pinjaman
Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk pengambilan
keputusan siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian
bermanfaat untuk mengambil kebijakan memonitor pinjaman yang
ada.
b. Investor
Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya
kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual
30
surat berharga tersebut. Investor yang menganut strategi aktif akan
mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat
tanda–tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian
mengantisipasi kemungkinan tersebut.
c. Pemerintah
Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai
tanggung jawab untuk mengatasi jalannya usaha tersebut.
Pemerintah mempunyai kepentinganuntuk melihat tanda-tanda
kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan dapat
dilakukan sedini mungkin.
d. Akuntan
Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi
kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai
kemampuan going concern suatu perusahaan.
e. Manajemen
Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-
langkah preventif sehinggga biaya kebangkrutan bisa dihindari
atau dapat diminimalisir.
31
4. Al-Qur’an dan Hadis tentang Kebangkrutan
Ayat Al-Qur’an Tentang Mencegah Kebangkrutan Berbisnis
Al-Qur‟an Surat Faathir ayat 29:
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
(al-Quran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki
yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi”.
1) Tafsir
Dalam al-Tafsir al-Wasith, Muhammad Sayyid Tantawi, Grand
Syaikh al-Azhar terdahulu, menjelaskan maksud dari membaca al-
Quran adalah melanggengkan bacaan al-Quran disertai penghayatan
maknanya dan pengamalan isi kandungannya. Sedangkan maksud dari
mendirikan shalat adalah melaksanakan shalat tepat waktu disertai
kekhusyu‟an dan penuh keikhlasan. Dan maksud dari menginfakkan
harta adalah mendermakan harta yang baik secara sembunyi-
sembunyi atau terang-terangan.
32
2) Isi Kandungan
Ayat tersebut menganjurkan tiga hal yang dijadikan modal
perdagangan yang tidak akan merugi di akhirat kelak, yaitu membaca
Al-Quran, mendirikan shalat, dan menginfakkan harta.
Hadis tentang Kebangkrutan
» ال ق -صلى للا عليه وسلن-عي أبى هزيزة أى رسول للا
قالوا الوفلس فينا هي ال درهن له وال «. أتدروى ها الوفلس
تى يأتى يوم القياهت بصالة » هتاع. فقال إى الوفلس هي أه
ال هذا وسفك وصيام وسكاة ويأتى قد شتن هذا وقذف هذا وأكل ه
دم هذا وضزب هذا فيعطى هذا هي حسناته وهذا هي حسناته فإى
فنيت حسناته قبل أى يقضى ها عليه أخذ هي خطاياهن فطزحت
«.عليه ثن طزح فى النار
Artinya : “Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bertanya kepada para
Sahabat: ”Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu? mereka
menjawab:”Orang yang bangkrut menurut kami yaitu mereka yang tidak
memiliki uang dan perhiasan (hartanya habis)”. Maka Rasulullah
bersabda:” Sesungguhnya orang yang bangkrut itu adalah mereka yang
datang di hari kiamat dengan pahala sholat, puasa dan zakat. Akan tetapi
dia pernah mencaci orang lain, memakan (mengambil) harta orang lain,
melukai orang lain, dan memukul orang lain. Maka, pahala ibadah yang
ia dapatkan akan diserahkan kepada orang-orang yang pernah ia dzalimi.
33
Jika pahalanya habis (untuk membayar tuntutan akibat dosa-dosa yang
pernah ia lakukan) maka dosa orang-orang itu akan diambil kemudian
dibebankan kepadanya, hingga ia dilemparkan ke dalam neraka.”
1) Tafsir
Hakekat ( المفلس ) kebangkrutan yang digambarkan oleh Rasulullah SAW.
Bahwa secara bahasa, muflis berasal dari kata ( إفالس ) yang artinya
bangkrut, ketidak mampuan membayar dan kegagalan. Dalam hadits ini,
kebangkrutan itu bukan karena seseorang tidak memiliki sesuatupun di
dunia ini, namun orang yang bangkrut adalah orang kelak pada hari kiamat
datang menghadap Allah SWT dengan pahala shalatnya, puasanya,
zakatnya maupun pahala amal ibadahnya yang lain, namun di sisi lain ia
juga membawa dosa karena suka mencela orang lain, menuduh, memakan
harta manusia, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Dan karena
perbuatan dosanya kepada orang lain itulah, ia dimintai pertanggung
jawaban dengan cara seluruh khazanah kebaikannya diambil untuk
menutupi perbuatannya terhadap orang-orang yang pernah dizaliminya.
Bahkan seluruh khazanah kebaikannya telah ludes habis, namun belum
dapat memenuhi seluruh kedzalimannya yang dilakukan terhadap orang
lain, maka Allah SWT mengambil dosa-dosa orang yang didzaliminya
tersebut lalu dicampakkan pada dirinya. Sehingga jadilah ia orang yang
muflis (bangkrut), karena kebaikannya tidak dapat menutupi
keburukannya, sehingga ia dilemparkan ke dalam api neraka. Padahal ia
adalah ahli shalat, ahli puasa, ahli zakat maupun ahli ibadah lainnya.
34
2) Isi Kandungan
Kebangkrutan dalam islam bukan kebangkrutan dari sisi finansial,
melainkan kebangkrutan karena ia melakukan ibadah/kebaikan kepada
Allah (Hablumminallah), namun melalaikan kebaikan sesama manusia
(Hablumminannas).
C. Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan adalah metode teknik dependen di mana
variabel dependennya bersifat non metric.9 Analisis diskriminan
mengkombinasi linear dari dua atau lebih variabel independen yang akan
membedakan atau mendiskriminasikan dua objek atau lebih di dalam
sebuah kelompok atau grup.
Model dasar analisis diskriminan mirip seperti regresi berganda,
perbedaanya adalah bila regresi berganda variabel dependennya harus
metrik (interval dan rasio), sedangkan dalam analisis diskriminan variabel
dependennya kategoris. Formula untuk analisis diskriman dapat ditulis
dalam bentuk fungsi diskrimanan sebagai berikut:10
9 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta, 2010, hlm. 167. 10
Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2005, hlm. 144
35
D = b0 + b1 X1 + b2 X2 + B3 X3 + … + bk Xk
Di mana:
D = skor diskriminan
b = koefisien diskriminan atau bobot
X = prediktor atau variabel independen
Fungsi diskriminan tersebut hal yang diestimasi adalah koefisien
„b‟, sehingga nilai „D‟ setiap grup dapat berbeda. Ini terjadi pada saat rasio
jumlah kuadrat antar grup dengan rasio jumlah kuadrat dalam grup
mencapai nilai maksimum. Berdasarkan nilai D itulah keanggotaan objek
diprediksi. Metode analisis diskriminan dikelompokkan ke dalam dua jenis
yaitu metode diskriminan dengan dua kategori (Two-Group Discriminant
Analysis) dan metode diskriminan dengan lebih dari dua kategori (Multiple
Discriminant Analysis).
D. Altman Z-Score
Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan
analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan atau kebangkrutan
suatu perusahaan. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah model
multiple discriminan analysis (MDA) yang telah dijelaskan diatas, dalam
hal ini metode Z-Score model Altman.
Analisis prediksi kebangkrutan merupakan analisis yang dapat
membantu perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan perusahaan
36
akan mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh masalah-masalah
keuangan. Metode Z-Score (Altman) adalah skor yang ditentukan dari
hitungan standar kali rasio keuangan yang akan menunjukkan tingkat
kemungkinan kebangkrutan perusahaan.11
Rasio-rasio keuangan tersebut
didasarkan pada popularitasnya dalam literatur dan relevansi terhadap
penelitian, rasio yang digunakan juga memiliki lima kriteria yaitu rasio
yang dapat mencerminkan likuiditas, profitabilitas, leverage, solvency, dan
rasio aktifitas.
Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat
dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut
dan yang tidak bangkrut.Altman Z-Score dibedakan mnenjadi tiga yaitu
Altman Z-Score original, Altman Z-Score revisi dan Altman Z-Score
modifikasi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Altman Z-Score
original, yang lebih tepat digunakan untuk objek perusahaan manufaktur
yang telah go publik.
11
Supardi dan Sri Mastuti, Validitas Penggunaan Z-Score Altman Untuk Menilai
Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa Efek Jakarta,
2003, Hlm. 73
37
E. Peneliti Terdahulu
Prediksi kebangkrutan sebelumnya pernah diteliti oleh ST Ibrah
Mustafa Kamal dalam judul Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan
Perbankan Go Public di Bursa Efek Indonesia, (dengan menggunakan model
Altman Z-Score) tahun 2012 Pada tahun 2008 ada satu perusahaan perbankan
yang berada pada grey area atau sekitar 5% dan 95% diprediksi akan
mengalami kebangkrutan. Ini ditandai dengan hasil nilai Z-score yang di
bawah 2,99. Hanya Bank Rakyat Indonesia Tbk. yang hasilnya 2,611
mendekati nilai 2,99 berada di grey area. Dilihat bahwa perbankan ada
beberapa yang mulai memperbaiki kondisi keuangan dengan melihat bahwa
pada tahun 2009 sebanyak 40% berada dalam keadaan sehat, 45% diprediksi
akan mengalami kebangkrutan yang berkurang dibanding dengan tahun
sebelumnya, dan 15% berada pada grey area. Tahun 2010 prediksi
kebangkrutan pada perbankan memiliki hasil 55% perbankan sehat, 5%
berada pada grey area dan 40% masih dalam prediksi keadaan bangkrut.
Peluang kebangkrutan ini tentunya akan semakin besar jika pihak manajemen
perusahaan tidak segera melakukan tindakan evaluasi terhadap kondisi
keuangan perusahaan. Selain itu, perbaikan kinerja diperlukan setiap bank
agar semakin kecil kemungkinan mengalami kebangkrutan.12
12
ST Ibrah Mustafa Kamal, Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan
Perbankan Go Public di Bursa Efek Indonesia, (dengan menggunakan model
Altman Z-Score), Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas
Hasanuddin Makassar , 2012
38
Penelitian Maya Damayanti dalam skripsi berjudul Prediksi
Kebangkrutan Asuransi Syariah Berdasarkan Metode Altman Z-Score
memperoleh hasil analisis prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi unit
syariah berdasarkan laporan keuangan pada tahun 2009 sampai tahun 2013,
PT. Asuransi Allianz Life dinyatakan menagalami masalah dalam
manajemen maupun struktur keuangan. Hal tersebut karena nilai Z < 1,23
yaitu sebesar 1,1205. Selisih antara nilai Z yang diperoleh PT. Asuransi
Allianz Life dengan nilai cut off prediksi kebangkrutan Altman Z‟score
adalah sebesar 0,9%. Sehingga perusahaan masih bisa untuk melakukan
perbaikan dalam manajemen maupun struktur keuangan.13
Menurut Ko Kyung dan Siti Khairani dalam jurnal yang berjudul
Analisis Penggunaan Altman Z-score dan Springate untuk Mengetahui
Potensi Kebangkrutan pada PT.Bakrie Telecom Tbk, disimpulkan analisis
prediksi kebangkrutan yang dilakukan pada PT.Bakrie Telecom Tbk tahun
2009-2012 menyatakan bahwa perusahaan mengalami penurunan kinerja
yang signifikan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis kebangkrutan metode
Altman Z-score yang menunjukkan keadaan bangkrut atau adanya masalah
keuangan yang serius pada tahun 2012. Dari hasil analisis prediksi
kebangkrutan yang dilakukan pada PT.Bakrie Telecom Tbk tahun 2009-2012
menyatakan bahwa perusahaan mengalami ancaman kebangkrutan dari tahun
2009-2012. Hal ini diperkuat dengan analisis kebangkrutan metode Springate
13
Maya Damayanti, Prediksi Kebangkrutan Asuransi Syariah Berdasarkan
Metode Altman Z-Score, Skripsi Program Studi Muamalat Konsentrasi Asuransi
Syariah, UIN Syarif Hidayatullah, 2014
39
yang menunjukkan keadaan bangkrut dari tahun 2009-2012. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan hasil prediksi kebangkrutan antara metode
Altman Z-score dan Springate. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
penggunaan rasio keuangan dan kriteria kebangkrutan antara Altman Z-score
dan Springate.14
Penelitian Butet Agrina Kurniawanti yang berjudul Analisis
Penggunaan Altman Z-Score Untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan
Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-
2011. Pada tahun 2007-2011 PT. Cahaya Kalbar, Tbk, PT. Mayora Indah,
Tbk dan PT. Sekar Laut, Tbk berada dalam kategori sehat atau tidak
bangkrut, karena ditinjau dari nilai Z-Score seluruh perusahaan tersebut
nilainya berada didaerah aman dan grey area yaitu antara 1,81 dan 2,99 atau
di atas 2,99 serta tidak ada nilai rasio yang bernilai negatif, hal ini
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan tersebut baik. Sedangkan
perusahaan yang dikategorikan rawan bangkrut atau berada pada grey area
pada tahun 2007-2011 terdapat satu perusahaan yaitu PT. Ultra Jaya Milk,
Tbk, hal ini disebabkan nilai Z-Score selalu berada diantara 1,81 dan 2,99.
Kemudian pada PT. Tiga Pilar Sejahtera menunjukkan hasil yang tidak baik.
Diprediksikan pada tahun 2007-2009 mengalami kegagalan (bangkrut),
karena nilai Z-Score yang diperoleh kurang dari 1,81, yang bisa dikatakan
bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut tidak baik. Berdasarkan rating
14
Ko Kyung dan Siti Khairani, Analisis Penggunaan Altman Z-score dan
Springate untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT.Bakrie Telecom Tbk,
Jurusan Akuntansi , STIE MDP, 2013
40
ekuivalen perusahaan untuk menciptakan model emerging score (EMS)
selama tahun 2007-2011, maka tidak terdapat satu pun perusahaan yang
mempunyai rating menurun dan rating meningkat, jadi seluruh perusahaan
yang diteliti mempunyai nilai rating yang fluktuatif. Adapun perusahaan yang
memiliki rating fluktuatif yaitu PT. Cahaya Kalbar, Tbk, PT. Mayora Indah,
Tbk, PT. Sekar Laut, Tbk, PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk dan PT. Ultra Jaya
Milk, Tbk. 15
Penelitian serupa dilakukan oleh Fithri Aulia Daswir dengan judul
Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan- Perusahaan Yang Listing Di
Daftar Efek Syariah (DES) Menurut Model Z-Altman, hasilnya menunjukkan
bahwa pada perusahaan-perusahaan yang listing di DES periode 2007 sampai
dengan periode 2009 beberapa perusahaan diprediksi mengalami
kebangkrutan pada masa yang akan datang. Tetapi hal ini telah dipatahkan
dengan bukti bahwa pada saat ini perusahaan yang diprediksi bangkrut
tersebut masih listing di DES pada periode ini. Oleh karena itu, metode ini
hanya bisa dipakai sebagai alat early warning (pendeteksi dini), bukan
sebagai alat perhitungan yang akurat dan pasti.16
15
Butet Agrina Kurniawanti, Analisis Penggunaan Altman Z-Score Untuk
Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar di BEI Periode 2007-2011, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma,
2012 16
Fithri Aulia Daswir, Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan- Perusahaan
Yang Listing Di Daftar Efek Syariah (DES) Menurut Model Z-Altman, Program
studi Keuangan Islam, fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga, 2010
41
Dari berbagai penelitian sebelumnya, objek penelitiannya beragam.
Mulai dari perbankan, asuransi syariah, dan perusahaan yang go public. Pada
kesempatan ini, penulis akan menyajikan objek penelitian tiga perusahaan
manufaktur syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan
rentan waktu tiga tahun terakhir (2013-2015).
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Kuantitatif
merupakan data berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi
matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif.17
Hasil analisis kuantitatif
tersebut kemudian dideskripsikan dalam suatu uraian berupa prediksi
kebangkrutan berdasarkan metode Altman Z-score.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder adalah
data yang digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian
lapangannya, baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif.18
Data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013
sampai dengan 2015.
C. Popolasi dan Teknik Penngambilan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
benda- benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau kumpulan
17
V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik Untuk Penelitian, Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2012, hlm. 20 18
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, Rajawali Pers, Jakarta,
2005, hlm. 121/
43
seluruh objek yang menjadi perhatian.19
Polpulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII).
Sampel merupakan bagian dari populasi. Metode yang digunakan
Sampel Purposive (Purposive Sampling) yaitu penarikan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan
atau tujuan penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah:
1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), dan
3. PT Kalbe Farma (KLBF).
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan kriteria sebagai
berikut.
1. Perusahaan manufaktur syariah terdaftar di JII (Jakarta Islamic
Index)
2. Perusahaan merupakan perusahaan manufaktur syariah yang telah
berdiri sejak tahun 2013 sampai 2015
3. Perusahaan yang meneribitkan l aporan keuangan berupa laporan
neraca dan laporan laba rugi.
19
Suharyadi dan Purwanto, Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm. 7.
44
D. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini diperlukan metode-metode yang digunakan
untuk mendapatkan data atau bahan keterangan yang digunakan untuk
perhitungan ketepatan prediksi kebangkrutan, yaitu berupa Metode
Dokumentasi. Pengumpulan data dokumentasi ini berupa:
a. Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasi pada periode 2013 s.d
2015.
b. Harga saham perusahaan periode 2013 s.d 2015.
c. Buku dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian.
E. Metode Anailisis Data
Analisis dilakukan dari data laporan keuangan berupa laporan
neraca dan laporan laba rugi. Data atau hasil perhitungan rasio-rasio tersebut
kemudian dianalisis lebih jauh dengan menggunakan rasio-rasio yang ada
dalam metode Z-score. Formula yang digunakan pada penelitian ini
merupakan yang pertama kali dikembangkan oleh Altman untuk perusahaan
manufaktur yang go public, yaitu Altman Z-Score original (1968) dengan
rumus sebagai berikut:
Z= 1,2 X1+ 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1 X5
Z : Daftar Keseluruhan (Overall index)
X1 : Modal kerja dibagi total aktiva (Working capital to total asset)
45
X2 : Laba ditahan dibagi total aktiva (Retained earning to total asset)
X3 : Laba sebelum pajak dibagi total aktiva (Earning before interest
and taxes to total asset)
X4 : Nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai buku utang (Market value
of equity to book value of liability)
X5 : Penjualan dibagi total aktiva (Sales to total asset)
Rasio-rasio altman z-score yaitu:
1. Modal Kerja dibagi Total Aktiva (X1)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio
ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva.
Modal kerja bersih diperoleh dari selisih laba bruto dengan penjualan
neto. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan
menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya
karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi
kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih
yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi
kewajibannya.
2. Laba Ditahan Dibagi Total Aktiva (X2)
Rasio ini mengukur keuntungan kumulatif terhadap umur perusahaan
yang menunjukkan kekuatan pendapatan. Rasio ini menunjukkan
46
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total
aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan
kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan
menunjukkan berapa banyakpendapatan perusahaan yang tidak
dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham.
3. Laba Sebelum Pajak Dibagi Total Aktiva (X3)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.
4. Nilai Pasar Ekuitas Dibagi Nilai Buku Hutang (X4)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban – kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa).
Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar
saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa.
Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar
dengan kewajiban jangka panjang.
5. Penjualan Dibagi Total Aktiva (X5)
Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis
yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini
mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan
aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
47
Apabila perhitungan metode Z-Score telah dilakukan dengan
serangkaian rasio-rasio keungan yang dimasukkan dalam suatu persamaan
diskriminan maka akan menghasilkan suatu angka atau skor tertentu. Angka
ini memiliki memiliki penjelasan atau interprestasi tertentu.20
Tabel 3.1
Interpretasi Nilai Z-Score:
Nilai Z-Score Interpretasi
Z > 2,99 Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi
keuangan
2,7 < Z < 2,99 Perusahaan mempunyai sedikit masalah keuangan
(meskipun tidak serius)
1,8 < Z < 2,69 Perusahaan akan mengalami permasalahan keuangan jika
tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam
manajemen maupun struktur keuangan.
Z < 1,88 Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius.
F. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data, selanjutnya
penulis akan melakukan penarikan kesimpulan umum yang
berkaitan dengan teori yang mendasari penelitian yaitu analisis
Altman Z-Score yang diperoleh dari perhitungan. Sehingga dapat
diperoleh kesimpulan apakah perusahaan yang diteliti akan
mengalami kebangkrutan atau tidak sesuai dengan kriteria yang
diinterpretasikan dalam model Altman Z-Score.
20
Darsono dan ashari, Pedoman Praktis Memahami laporan Keuangan, Andi,
Yogyakarta, 2005, hlm. 106
48
BAB IV
PROFIL OBJEK DAN HASIL PENELITIAN
A. Profil Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur syariah go
public yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dan menerbitkan
laporan keuangan tahunan selama periode 2013 s.d 2015.
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu
indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata
saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan
investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan
memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariat Islam untuk
melakukan investasi di bursa efek.
Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan
Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII
harus melalui filter syariah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan
Pengawas Syariah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-
saham tersebut dapat masuk ke JII:
1. Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang
tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
49
2. Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba,
termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
3. Usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan
memperdagangkan makanan/minuman yang haram.
4. Tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan
menyediakan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat
Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam JII harus melalui beberapa
proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva
maksimal sebesar 90%.
3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-
rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu)
tahun terakhir.
4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-
rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan
penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya.
Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara
50
terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang
mengubah lini bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan
dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan
diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk
mengeliminasi saham spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham-saham
spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang
tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.
Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat tiga perusahaan yang menjadi
sampel penelitian ini, perusahaan tersebut adalah:
1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02
September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1
Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi
Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF),
pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP berlokasi di
Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav.
76-78, Jakarta 12910, Indonesia, sedangkan pabrik perusahaan dan anak
usaha berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi dan
Malaysia.
Induk usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah
INDF, dimana INDF memiliki 80,53% saham yang ditempatkan dan
51
disetor penuh ICBP, sedangkan induk usaha terakhir dari ICBP adalah
First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong.
Ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi
mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan
ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan,
transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta
penelitian dan pengembangan.
Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
antara lain: untuk produk Mi Instan (Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura,
Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk,
Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan Milkuat),
penyedap makan (bumbu Racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap
Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring Lombok, Bumbu Spesial Indofood
dan Indofood Magic Lezat), Makanan Ringan (Chitato, Chiki, JetZ,
Qtela, Cheetos dan Lays), nutrisi dan makanan khusus (Promina, Sun,
Govit dan Provita)
Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham ICBP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.166.191.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran
Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober 2010.
52
2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP)
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) didirikan tanggal 16
Januari 1985 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun
1985. Kantor pusat INTP berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl.
Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta dan pabrik berlokasi di Citeureup –
Jawa Barat, Palimanan – Jawa Barat, dan Tarjun – Kalimantan Selatan.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, antara lain: Brichwood Omnia
Limited, Inggris (induk usaha) (51,00%) dan PT Mekar Perkasa
(13,03%). Adapun induk usaha terakhir kelompok usaha Indocement
adalah HeidebergCement AG.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan INTP antara lain pabrikasi semen dan bahan-bahan bangunan,
pertambangan, konstruksi dan perdagangan. Indocement dan anak
usahanya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi
pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap
pakai, serta tambang agregat dan trass. Produk semen Indocement
adalah Portland Composite Cement, Ordinary Portland Cement (OPC
Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30
Acian Putih. Semen yang dipasarkan Indocement dengan merek dagang
"Tiga Roda" .
53
Pada tahun 1989, INTP memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
INTP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 89.832.150 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.000,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 05 Desember 1989.
3. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor
pusat Kalbe berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto
Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510, sedangkan fasilitas pabriknya
berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok
A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe
Farma Tbk, antara lain: PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha
Sanadi (9.71%), PT Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta Murni
Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta
Charisma (8.61%). Semua pemegang saham ini merupakan pemegang
saham pengendali dan memiliki alamat yang sama yakni, di Jl.
Let.Jend. Suprapto Kav. 4, Jakarta 10510.
54
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,
perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam
bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi,
produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman
kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan
primer.
Produk-produk unggulan yang dimiliki oleh Kalbe, diantaranya
obat resep (Brainact, Cefspan, Mycoral, Cernevit, Cravit, Neuralgin,
Broadced, Neurotam, Hemapo, dan CPG), produk kesehatan (Promag,
Mixagrip, Extra Joss, Komix, Woods, Entrostop, Procold, Fatigon,
Hydro Coco, dan Original Love Juice), produk nutrisi mulai dari bayi
hingga usia senja, serta konsumen dengan kebutuhan khusus (Morinaga
Chil Kid, Morinaga Chil School, Morinaga Chil Mil, Morinaga BMT,
Prenagen, Milna, Diabetasol Zee, Fitbar, Entrasol, Nutrive Benecol dan
Diva).
Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek
Indonesia, yakni Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). Pada tahun
1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada
masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham
55
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30
Juli 1991.
B. Data Penelitian
Total Assets
Nama Perusahaan 2013 2014 2015
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. (ICBP) 21.267.470 25.029.488 26.560.624
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. (INTP) 26.607.241 28.884.635 27.638.360
PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) 11.315.061 12.439.267 13.696.417
Sumber : Laporan keuangan
Working Capital
Nama Perusahaan 2013 2014 2015
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. (ICBP) 18.668.990 21.922.158 22.121.957
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. (INTP) 10.036.632 10.890.037 9.888.919
PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) 8.323.017 8.892.737 9.295.887
Sumber : Laporan keuangan
56
Retained Earning
Nama Perusahaan 2013 2014 2015
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. (ICBP) 5.963.662 7.032.837 8.825.067
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. (INTP) 17.877.133 19.803.853 19.165.851
PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) 7.538.715 8.779.120 9.872.083
Sumber : Laporan keuangan
Earning Before Interest Tax
Nama Perusahaan 2013 2014 2015
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. (ICBP) 2.966.990 3.445.380 4.009.634
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. (INTP) 6.595.154 6.815.478 5.645.111
PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) 2.572.522 2.763.700 2.720.881
Sumber : Laporan keuangan
Market Value of Equity
Nama Perusahaan 2013 2014 2015
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. (ICBP)
59.475.730 76.385.497 78.572.105
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. (INTP)
73.624.633 92.030.792 82.183.497
PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF)
58.593.902 85.781.473 61.875.161
Sumber : Data diolah
57
Book Value of Liability
Nama Perusahaan 2013 2014 2015
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. (ICBP) 8.001.739 10.445.187 10.173.713
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. (INTP) 3.629.554 4.307.622 3.772.410
PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) 2.815.103 2.607.556 2.758.131
Sumber : Laporan keuangan
Sales
Nama Perusahaan 2013 2014 2015
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. (ICBP) 25.094.681 30.022.463 31.741.094
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. (INTP) 18.691.286 19.996.264 17.798.055
PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) 16.002.131 17.368.532 17.887.464
Sumber : Laporan keuangan
C. Proses dan Hasil Analisis Data Variabel X
Dalam model prediksi Altman Z-score ini, terdapat lima indikator
dari rasio- rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat
perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut, yaitu
modal kerja dibagi total aktiva (working capital to total asset), laba ditahan
dibagi total aktiva (retained earning to total asset), laba sebelum pajak
dibagi total aktiva (earning before taxes to total asset), nilai pasar sekuritas
58
dibagi dengan nilai buku utang (market value of equity to book value of
liability), penjualan dibagi total aktiva (sales to total asset).
1. Modal Kerja Dibagi Total Aktiva (X1)
Modal kerja dibagi total aktiva (working capital to total assets)
merupakan perbandingan antara rasio modal kerja dengan total aktiva,
dimana nilai modal kerja merupakan selisih dari laba bruto dan
penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja operasional
perusahaan dengan aktiva yang tersedia. Modal kerja bersih yang
negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi
kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar
yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan
dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali
menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya.
Untuk mengetahui nilai X1 atau modal kerja dibagi total aktiva
(working capital to total asset) menggukan rumus berikut:
X1 =
Contoh perhitungan nilai variabel modal kerja dibagi total aktiva
(working capital to total assets) pada PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. (ICBP) tahun 2013 adalah sebagai berikut:
59
= 0,877
Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh nilai variabel modal
kerja dibagi total aktiva (working capital to total assets) pada PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF).
Tabel 4.1
Tabel X1 Periode 2013 s.d 2015
Tahun ICBP INTP KLBF
2013 0,877 0,377 0,735
2014 0,875 0,377 0,714
2015 0,832 0,357 0,678
Sumber : Data diolah
Data pada tabel 4.1 menunjukkan tiga perusahaan yang diteliti
memiliki nilai net working capital to total asset periode tiga tahun
terakhir memiliki nilai yang positif, artinya perusahaan tidak
mengalami masalah pada modal kerja nya.
Modal kerja dibagi total aktiva (working capital to total asset)
terbesar selama tahun 2013 sampai dengan 2015 adalah PT Indofood
CBP Sukses makmur Tbk. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan
perusahaan menghasilkan modal kerja bersih yang berakibat semakin
tinggi pula tingkat likuiditas perusahaan tersebut.
60
Untuk lebih jelasnya, X1 atau modal kerja dibagi total aktiva
(net working capital to total asset) pada Perusahaan periode 2013-
2015 dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 4.1
Grafik X1 Periode 2013-2015
2. Laba Ditahan Dibagi Total Aktiva (X2)
Laba Ditahan Dibagi Total Aktiva (Retained earnings to total
assets) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba
ditahan menunjukan berapa banyak pendapatan perusahaan yang
tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang
saham.
Untuk mengetahui nilai X2 dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
ICBP INTPKLBF
2013
2014
2015
61
X2 =
Contoh perhitungan nilai variabel laba ditahan dibagi total aktiva
(retained earnings to total assets) pada PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. (ICBP) tahun 2013 adalah sebagai berikut:
5 963 662
2 267 47 = 0,280
Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh nilai variabel laba
ditahan dibagi total aktiva (retained earnings to total assets) dari PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF).
Tabel 4.2
Tabel X2 Periode 2013 s.d 2015
Tahun ICBP INTP KLBF
2013 0,280 0,671 0,666
2014 0,280 0,685 0,705
2015 0,332 0,693 0,720
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai laba ditahan
dibagi total aktiva (retained earnings to total assets) pada tiga
perusahaan yang diteliti pada tiga tahun terakhir bernilai
positif. Arti nilai ini adalah setiap penggunaan Rp 1 aktiva
62
oleh PT Indofood CBP Sukses makmur Tbk. akan
menghasilkan nilai laba ditahan sebesar Rp 0,280 pada tahun
2013.
Untuk lebih jelasnya, X2 atau laba ditahan dibagi total
aktiva (retained earnings to total assets) pada perusahaan
periode 2013-2015 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.2
Grafik X2 Periode 2013-2015
3. Laba Sebelum Pajak Dibagi Total Aktiva (X3)
Rasio laba sebelum pajak dibagi total aktiva (earning before tax to
total asset) ini merupakan rasio untuk memperlihatkan apakah
perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan
sebelum pajak dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan
efesiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva
perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
ICBP INTPKLBF
2013
2014
2015
63
Untuk mengetahui nilai X3 dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
X3 =
Contoh perhitungan nilai variabel laba sebelum pajak dibagi
total aktiva (earning before tax to total asset) pada PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. (ICBP) tahun 2013 adalah sebagai berikut:
2 966 99
2 267 47 = 0,139
Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh nilai variabel
laba sebelum pajak dibagi total aktiva (earning before tax to total
asset) dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT
Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Tabel 4.3
Tabel X3 Periode 2013 s.d 2015
Tahun ICBP INTP KLBF
2013 0,139 0,247 0,227
2014 0,137 0,235 0,222
2015 0,151 0,204 0,198
Sumber : Data diolah
Dari tabel diatas, rasio X3 bernilai positif dan cenderung stabil.
Nilai terbesar didapat INTP pada tahun 2013. Nilai ini menunjukan
64
kemampuan pendapatan sebelum pajak sebesar 0,247 kali selama periode
2013-2015, nilai ini menunjukan kemampuan total aktiva dalam menahan
laba sebelum pajak selama periode tertentu.
Untuk lebih jelasnya, laba sebelum pajak dibagi total aktiva
(earning before tax to total asset) periode 2013-2015 dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 4.3
Grafik X3 Periode 2013-2015
4. Nilai Pasar Ekuitas Dibagi Nilai Buku Hutang (X4)
Nilai pasar ekuitas dibagi nilai buku hutang (market value of equity
to book value of liabilities) merupakan rasio yang biasanya digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban dari nilai pasar modal sendiri. Nilai pasar modal sendiri
diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar
dengan harga pasar per lembar saham biasa.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
ICBP INTP KLBF
2013
2014
2015
65
Untuk mengetahui nilai X4 dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
X4 =
Contoh perhitungan nilai variabel X4 pada PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. (ICBP) tahun 2013 adalah sebagai berikut:
59 475 73
8 739 = 7,432
Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh nilai variabel X4 dari
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Kalbe Farma
Tbk. (KLBF)
Tabel 4.4
Tabel X4 Periode 2013 s.d 2015
Tahun ICBP INTP KLBF
2013 7,432 20,284 20,814
2014 7,312 21,364 32,897
2015 7,723 21,785 22,433
Sumber: Data diolah
Dari tabel diatas, semua perusahaan bernilai positif setiap
tahunnya. Hal ini berarti perusahaan memiliki kemampuan dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya dari nilai pasar modal sendiri.
66
Untuk lebih jelasnya, nilai pasar ekuitas dibagi nilai buku hutang (market
value of equity to book value of liabilities)periode 2013-2015 dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.4
Grafik X4 Periode 2013-2015
5. Penjualan dibagi Total Aktiva (X5)
Rasio X5 ini merupakan rasio untuk memperlihatkan apakah
perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan
investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efesiensi
manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
Untuk mengetahui nilai X5 dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
X5 =
0
10
20
30
40
ICBP INTPKLBF
2013
2014
2015
67
Contoh perhitungan nilai variabel X5 pada PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. (ICBP) adalah sebagai berikut:
25 94 68
2 267 47 = 1,179
Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh nilai variabel Nilai
pasar ekuitas dibagi nilai buku hutang (market value of equity to book
value of liabilities) pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Tabel 4.5
Tabel X5 Periode 2013-2015
Tahun ICBP INTP KLBF
2013 1,179 0,702 1,414
2014 1,199 0,692 1,396
2015 1,195 0,643 1,305
Sumber: Data diolah
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai X5 terbesar adalah PT
Kalbe Farma Tbk. pada tahun 2014 sebesar 1,396, nilai ini menunjukan
kemampuan total aktiva dalam menciptakan penjualan adalah sebesar
1,396 kali selama tahun 2014. Satu kali perputaran aktiva adalah selama
= 365/1,396 = 261,46. Jadi, dapat diketahui bahwa perputaran aktiva
untuk menghasilkan penjualan adalah selama 261,46 hari. Nilai ini
68
menunjukan kemampuan total aktiva dalam menciptakan penjualan
selama periode tertentu.
Untuk lebih jelasnya, X5 atau sales to total asset pada Perusahaan
periode 2013-2015 dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 4.5
Grafik X5 Periode 2013-2015
D. Proses dan Hasil Analisis Data Z-Score
Setelah diperoleh nilai-nilai rasio keuangan masing-masing
perusahaan, maka langkah penelitian selanjutnya adalah melakukan
perhitungan Z-Score dari hasil interpelasi nila rasio tersebut. Kemudian
nilai Z-Score tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan
Altman agar dapat memprediksi kondisi kesehatan keuangan dari
masing-masing perusahaan. Berdasarkan perusahaan yang diteliti, yakni
perusahaan manufaktur syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII), maka penulis memilih model Altman Z-Score untuk digunakan
0
0.5
1
1.5
ICBPINTP
KLBF
2013
2014
2015
69
dalam penelitian ini.
Adapun rumus dari Model Altman Z-Score adalah sebagai berikut :
Z= 1,2 X1+ 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1 X5
Keterangan :
Z : Daftar Keseluruhan (Overall index)
X1 : Modal kerja dibagi total aktiva (Working capital to total asset)
X2 : Laba ditahan dibagi total aktiva (Retained earning to total asset)
X3 : Laba sebelum pajak dibagi total aktiva (Earning before interest
and taxes to total asset)
X4 : Nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai buku utang (Market value
of equity to book value of liability)
X5 : Penjualan dibagi total aktiva (Sales to total asset)
Dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 4.6
Interpretasi Nilai Z-Score
Nilai Z-Score Interpretasi
Aman
Z > 2,99
Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi
keuangan
Kurang aman
2,7 < Z < 2,99
Perusahaan mempunyai sedikit masalah keuangan (meskipun
tidak serius)
Perlu Penanganan
1,8 < Z < 2,69
Perusahaan akan mengalami permasalahan keuangan jika
tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam manajemen
maupun struktur keuangan.
Bangkrut
Z < 1,88
Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius.
70
Nilai Z-Score untuk masing-masing perusahaan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus persamaan model original Z-Score diatas.
Contoh perhitungannya Nilai Z-Score untuk PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. (ICBP) tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Z = 1.2X1 + 1.4X2 + 3.3X3 + 0.6X4 + 1.0X5
= 1.2 (0,877) + 1.4 (0,280) + 3.3 (0,139) + 0.6 (7,432) + 1.0 (1,179)
= 1,052 + 0,392 + 0,458 + 4,459 + 1,179
Z = 7,546
Setelah kita memasukan seluruh rasio yang akan diuji kedalam
rumus Altman Z- Score kemudian dibagi kedalam kriteria yang telah
disebutkan diatas, maka hasil perhitungan Altman Z-Score pada
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :
71
Tabel 4.7
Z-Score Periode 2013-2015
Sumber : Data diolah
E. Interpretasi Hasil Penelitian
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Z-Score pada perusahaan
manufaktur yang diteliti selama 2013-2015 tidak menunjukkan kriteria
dari model Altman Z-Score yang masuk dalam kategori buruk yang
berarti perusahaan mengalami kebangkrutan.
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan PT Indocement
Tunggal Prakarsa (INTP) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pada tahun
Perusahaan
2013 2014 2015
Z-
Score Prediksi
Z-
Score Prediksi
Z-
Score Prediksi
PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
(ICBP)
7,54 Aman 7,48 Aman 7,79 Aman
PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk
(INTP)
15,08 Aman 15,70 Aman 15,78 Aman
PT Kalbe Farma Tbk
(KLBF) 16,46 Aman 23,71 Aman 17,24 Aman
72
2013 s.d 2015 memiliki nilai Z-Score yang aman dan cenderung stabil,
meskipun nilainya bersifat fluktuatif. Rata-rata Z-Score tiga tahun
penelitian pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) adalah
7,60, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) bernilai 15,52 dan
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 19,13. Perusahaan tidak mengalami
permasalahan keuangan yang berpotensi kebangkrutan. Hal ini sesuai
dengan kriteria sangat baik dengan nilai Z > 2,99. Z-Score yang baik
biasanya juga ditandai dengan rasio solvabilitas yang baik, yakni
kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Untuk lebih jelasnya, nilai Z-Score perusahaan yang diteliti pada
tiga tahun terakhir dapat dilihat melalui grafik berikut:
Gambar 4.6
Grafik Z-Score Periode 2013-2015
0
5
10
15
20
25
ICBPINTP
KLBF
2013
2014
2015
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Indofood CBP
Sukses Makmur (ICBP) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) dan
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pada tahun 2013 s.d 2015 memiliki nilai Z-
Score yang aman dan cenderung stabil, meskipun nilainya bersifat
fluktuatif. Rata-rata Z-Score tiga tahun penelitian pada PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. (ICBP) adalah 7,60, PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. (INTP) bernilai 15,52 dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
19,13. Ketiga perusahaan tersebut tidak mengalami permasalahan
keuangan yang berpotensi kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan kriteria
sangat baik dengan nilai Z > 2,99. Nilai Z Score pada perusahaan INTP
selalu meningkat tiap tahunnya. Sedangkan pada ICBP dan KLBF bersifat
fluktuatif. Meskipun demikian, semua perusahaan yang diteliti dalam
kategori aman.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu berdasarkan hasil penelitian, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
74
1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Diharapkan skripsi ini dapat menjadi tambahan wawasan bagi
pembaca, terutama mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan
penulis berharap, buku ilmiah Perpustakaan diperbaharui dengan buku
tahun terbit terbaru.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan perusahaan memperhatikan besarnya semua aspek
keuangan, baik modal kerja, total aset, laba ditahan, laba sebelum
pajak, nilai pasar sekuritas, nilai buku hutang, dan penjualan, karena
hal tersebut dapat memberi gambaran keberlangsungan usaha dimasa
sekarang dan dimasa mendatang. Dalam hal ini, perusahaan memiliki
nilai Z-Score yang aman dan tidak memiliki permasalahan keuangan,
diharapkan perusahaan dapat selalu mempertahankannya.
3. Bagi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi keuangan PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. (ICBP), Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
(INTP) dan PT Kalbe Farma (KLBF) dikategorikan dalam keadaan
yang sehat dan tidak bangkrut. Selain itu perusahaan tersebut juga
terdaftar di Jakarta Islamic Index yang tentunya sesuai prinsip syariah.
Perusahaan manufaktur syariah yang diteliti juga sudah go publik,
sehingga masyarakat dapat melihat perkembangannya setiap waku
melalui naik-turunnya harga saham. Oleh karena itu masyarakat tidak
perlu lagi ragu untuk menyimpan atau menginvestasikan dananya di
75
Perusahaan manufaktur syariah tersebut.
4. Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau
membandingkan model analisis yang penulis gunakan dengan model
analisis lain yang dapat mengukur permasalahan yang
sama.
76
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an
Hadis
Altman, Edward I. 1968 Financial Ratios, Discriminant Analysis And The
Prediction of Corporate Bankruptcy. The Journal Of Finance. Vol.
23 No. 4.
Damayanti, Maya. 2014. Prediksi Kebangkrutan Asuransi Syariah Berdasarkan
Metode Altman Z-Score. Skripsi Program Studi Muamalat
Konsentrasi Asuransi Syariah, UIN Syarif Hidayatullah.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Edisi Kesatu. Yogyakarta: ANDI.
Daswir, Fithri Aulia. 2010. Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan-
Perusahaan Yang Listing Di Daftar Efek Syariah (DES) Menurut
Model Z-Altman. Skripsi Program studi Keuangan Islam, Fakultas
Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga.
Harahap, Sofyan Syafri. 2012. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali
Pers.
http://www.idx.co.id
http://www.indocement.co.id/v5/id/investor-relations/reports-presentation/annual-
report
http://www.indofoodcbp.com/investor-relation/annual-report
http://www.kalbe.co.id/Investors/FinancialReportsPresentations/AnnualReport.as
px
http://www.sahamok.com/emiten/kapitalisasi-pasar/
Kamal, ST Ibrah Mustafa. 2012. Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada
Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek Indonesia, (dengan
menggunakan model Altman Z-Score). Skripsi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar.
77
Kartika, Shafrina Putri. 2015. Potensi Kebangkrutan Pada Sektor Perbankan
Syariah Untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis Dengan
Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi (Studi Bank Umum
Syariah Di Indonesia Periode 2010-2014). Skripsi Jurusan
Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kokyung dan Siti Khairani. 2013. Analisis Penggunaan Altman Z-score dan
Springate untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT.Bakrie
Telecom Tbk.. Jurnal Jurusan Akuntansi , STIE MDP.
Kurniawanti, Butet Agrina. 2012. Analisis Penggunaan Altman Z-Score Untuk
Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011, Skripsi
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberti.
Muslich, Muhammad. 2000. Manajemen Keuangan Modern (Analisis,
Perencanaan, dan Kebijaksanaan). Jakarta: Bumi Aksara.
Prihadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : Tujuh Analisis Rasio
Keuangan. Jakarta: PPM.
Rahardjo, Budi. 2009. Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami,
dan Menganalisis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Simamora, Bilson. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistik Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supardi dan Sri Mastuti. 2003. Validitas Penggunaan Z-Score Altman Untuk
Menilai Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Publik di
Bursa Efek Jakarta.
Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management)
Konseptual, Problem dan Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia.
78
Teguh, Muhammad. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Teguh, Muhammad. 2014. Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
1
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan rasio X metode Altman Z-Score masing-masing
perusahaan (disajikan dalam jutaan rupiah)
a. Rasio X1
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Tahun Working Capital Total Assets X1
2013 18.668.990 21.267.470 0,877
2014 21.922.158 25.029.488 0,875
2015 22.121.957 26.560.624 0,832
Sumber : Data diolah
PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
Tahun Working Capital Total Assets X1
2013 10.036.632 26.607.241 0,377
2014 10.890.037 28.884.635 0,377
2015 9.888.919 27.638.360 0,357
Sumber : Data diolah
2
PT Kalbe Farma (KLBF)
Tahun Working Capital Total Assets X1
2013 8.323.017 11.315.061 0,735
2014 8.892.737 12.439.267 0,714
2015 9.295.887 13.696.417 0,678
Sumber : Data diolah
b. Rasio X2
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Tahun Retained Earning Total Assets X2
2013 5.963.662 21.267.470 0,280
2014 7.032.837 25.029.488 0,281
2015 8.825.067 26.560.624 0,332
Sumber : Data diolah
PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
Tahun Retained Earning Total Assets X2
2013 17.877.133 26.607.241 0,671
2014 19.803.853 28.884.635 0,685
2015 19.165.851 27.638.360 0,693
Sumber : Data diolah
3
PT Kalbe Farma (KLBF)
Tahun Retained Earning Total Assets X2
2013 7.538.715 11.315.061 0,666
2014 8.779.120 12.439.267 0,705
2015 9.872.083 13.696.417 0,721
Sumber : Data diolah
c. Rasio X3
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
Tahun EBIT Total Assets X3
2013 2.966.990 2.1267.470 0,139
2014 3.445.380 25.029.488 0,137
2015 4.009.634 26.560.624 0,151
Sumber : Data diolah
PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
Tahun EBIT Total Assets X3
2013 6.595.154 26.607.241 0,247
2014 6.815.478 28.884.635 0,236
2015 5.645.111 27.638.360 0,204
Sumber : Data diolah
4
PT Kalbe Farma (KLBF)
Tahun EBIT Total Assets X3
2013 2.572.522 11.315.061 0,227
2014 2.763.700 12.439.267 0,222
2015 2.720.881 13.696.417 0,198
Sumber : Data diolah
d. Rasio X4
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Tahun Market Value of Equity Book Value of Liability X4
2013 59.475.730 8.001.739 7,432
2014 76.385.497 10.445.187 7,312
2015 78.572.105 10.173.713 7,723
Sumber : Data diolah
PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
Tahun Market Value of Equity Book Value of Liability X4
2013 73.624.633 3.629.554 20,284
2014 92.030.792 4.307.622 21,364
2015 82.183.497 3.772.410 21,785
Sumber : Data diolah
5
PT Kalbe Farma (KLBF)
Tahun Market Value of Equity Book Value of Liability X4
2013 58.593.902 2.815.103 20,814
2014 85.781.473 2.607.556 32,897
2015 61.875.161 2.758.131 22,433
Sumber : Data diolah
e. Rasio X5
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Tahun Sales Total Assets X5
2013 25.094.681 21.267.470 1,179
2014 30.022.463 25.029.488 1,199
2015 31.741.094 26.560.624 1,195
Sumber : Data diolah
PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
Tahun Sales Total Assets X5
2013 18.691.286 26.607.241 0,702
2014 19.996.264 28.884.635 0,692
2015 17.798.055 27.638.360 0,644
Sumber : Data diolah
6
PT Kalbe Farma (KLBF)
Tahun Sales Total Assets X5
2013 16.002.131 11.315.061 1,414
2014 17.368.532 12.439.267 1,396
2015 17.887.464 13.696.417 1,306
Sumber : Data diolah
Lampiran 2 : Perhitungan rasio Z metode Altman Z-Score masing-masing
perusahaan (disajikan dalam jutaan rupiah)
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Z-Score
2013 1,053 0,392 0,460 4,459 1,179 7,546
2014 1,051 0,393 0,454 4,387 1,199 7,485
2015 0,999 0,465 0,498 4,633 1,195 7,792
Sumber: Data diolah
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP)
Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Z-Score
2013 0,452 0,940 0,817 12,171 0,702 15,084
2014 0,452 0,959 0,778 12,818 0,692 15,702
2015 0,429 0,971 0,674 13,071 0,644 15,789
Sumber : Data diolah
7
PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Z-Score
2013 0,882 0,932 0,750 12,488 1,414 16,468
2014 0,857 0,988 0,733 19,738 1,396 23,713
2015 0,814 1,009 0,655 13,460 1,305 17,245
Sumber : Data diolah
top related