analisis potensi obyek wisata kampoeng penjawi …eprints.ums.ac.id/67244/12/naskah...
Post on 27-Apr-2019
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA KAMPOENG
PENJAWI MANDIRI DI KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Program Studi Geografi Fakultas Geografi
Oleh :
ISMI TARWIYAH
E100140131
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA KAMPOENG PENJAWI
MANDIRI DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Ismi Tarwiyah
E100140131
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si
ii
HALAMAN PENGESAHAN
JURNAL NASKAH PUBLIKASI ILMIAH MAHASISWA
Oleh:
Ismi Tarwiyah
E100140131
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 15 Agustus 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Dewan Penguji:
1. Dr. Kuswaji Dwi P., M.Si (..............................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Priyono, M.Si (..............................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dra. Umrotun, M.Si (..............................)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan Fakultas Geografi
(Drs. Yuli Priyana, M.Si)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,
maka saya akan pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 15 Agustus 2018
Penulis
ISMI TARWIYAH
E100140131
1
ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA KAMPOENG PENJAWI
MANDIRI DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
Abstrak
Kampoeng Penjawi Mandiri merupakan salah satu wisata yang memiliki potensi
untuk dikembangkan di Kecamatan Susukan, namun keberadaannya masih baru
dan belum dikenal publik. Adanya Kampoeng Penjawi ini diharapkan dapat
mengembangkan potensi wisata yang ada di Kecamatan Susukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persepsi pengunjung mengenai sapta pesona yang
ada, menganalisis potensi wisata yang ada serta mengetahui strategi
pengembangan yang tepat untuk wisata ini. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini berupa survei, observasi lapangan dan wawancara. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa sapta pesona yang ada sudah cukup baik, hanya saja
masih kurang maksimal di beberapa aspek. Kampoeng Penjawi Mandiri memiliki
kelas potensi internal tinggi dan kelas potensi eksternal sedang. Strategi
pengembangan diperoleh melalui analisis SWOT Kampoeng Penjawi Mandiri
yang meliputi, pengembangan dan peningkatan kualitas obyek wisata,
peningkatan atraksi yang dapat menyerap wisatawan, melakukan koordinasi
dengan pihak swasta untuk menanamkan modal, peningkatan promosi pariwisata,
meningkatkan serta mengoptimalkan potensi alam dan keunikan obyek wisata,
serta peningkatan pemberdayaan dalam keterlibatan masyarakat sekitar lokasi
wisata.
Kata Kunci : Potensi Internal, Potensi Eksternal, Pengembangan Pariwisata
Abstract
Kampoeng Penjawi Mandiri is one of tourism that has potential to be developed
in Susukan Sub-district, but its existence is new and not yet known public. The
existence of Kampoeng Penjawi is expected to develop the existing tourism
potential in Kecamatan Susukan. This study aims to determine the perception of
visitors about the charm of existing charms, analyze the potential of existing
tourism and know the right development strategy for this tour. The method used in
this research is survey, field observation and interview. The results of this study
indicate that sapta charm is good enough, it's just not maximal in some aspects.
Kampoeng Penjawi Mandiri has high internal potential class and moderate
external potential grade. The development strategy is obtained through the SWOT
Kampoeng Penjawi Mandiri analysis which includes, the development and
improvement of the quality of the tourism object, the increase of attractions that
can absorb tourists, coordinate with private parties to invest, increase tourism
promotion, increase and optimize the natural potential and the uniqueness of
tourism increased empowerment in community involvement around tourist sites.
Keywords: Internal Potential, External Potential, Tourism Development
2
1. PENDAHULUAN
Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka
bumi, baik yang menyangkut fisik maupun makhluk hidup beserta
permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan wilayah untuk
kepentingan, proses dan permasalahan keberhasilan pembangunan (Bintarto,
1977). Sujali (1989) menyatakan bahwa dalam mempelajari geografi pariwisata
tidak akan lepas dari faktor geografi yang meliputi faktor fisik dan non fisik.
Faktor fisik meliputi unsur iklim, tanah, geologi, hidrologi, vegetasi dan topografi.
Faktor non fisik meliputi unsur sosial, ekonomi dan budaya.
Kampoeng Penjawi Mandiri merupakan sebuah obyek wisata yang berada di
Desa Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini
merupakan suatu usaha pribadi yang didukung oleh Staff Desa masyarakat sekitar
yang dikelola secara profesional sebagai tempat usaha Pariwisata yang
menonjolkan panorama alam yang asri dan dan alami. Kampoeng Penjawi
Mandiri bergerak di bidang jasa pariwisata dan dirancang untuk kegiatan
kecintaan dan pengenalan alam, outbound, camping ground dan kids education.
Obyek wisata ini masih tergolong baru karena baru di buka sekitar 1,5 tahun
yang lalu, tepatnya pada 7 Januari 2017. Sebagai obyek wisata yang baru, belum
banyak pengelolaan serta pengembangan untuk dijadikan lokasi wisata yang maju.
Sarana dan prasarana yang ada masih bersifat sederhana. Jumlah wisatawan yang
berkunjung pun masih tergolong sedikit yaitu sekitar 5-10 wisatawan pada hari
biasa dan untuk akhir pekan dapat mencapai tiga kali lipat hari biasa. Sebagian
besar wisatawan yang berkunjung ialah masyarakat sekitar desa tersebut.
Wisata yang dimiliki Kecamatan Susukan sangatlah sedikit. Adanya
Kampoeng Penjawi ini diharapkan dapat mengembangkan pariwisata yang ada di
Kecamatan Susukan, dengan menganalisa potensi dari Kampoeng Penjawi ini
diharapkan dapat memunculkan serta mengembangkan wisata-wisata lain yang
ada di Kecamatan Susukan. Melihat hal tersebut penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Potensi Obyek Wisata
Kampoeng Penjawi Mandiri di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang”.
3
Tujuan penelitian ini mencakup tiga hal yaitu, untuk mengetahui sapta pesona
(keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahtamahan dan
kenangan), mengenalisa potensi obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri yang
meliputi potensi internal dan potensi eksternalnya, dan merumuskan strategi
pengembangan yang tepat untuk obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri.
Menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2012) sapta pesona
merupakan kondisi yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang
kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat
yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Sapta Pesona
sendiri terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah
tamah dan kenangan. Sujali (1989) menyebutkan bahwa potensi wisata
merupakan kemampuan dalam suatu wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan, seperti alam, manusia serta hasil karya manusia itu sendiri.
Menurut Yoeti (1996) ada tiga faktor yang dapat menentukan berhasilnya
pengembangan pariwisata sebagai industri. Ketiga faktor tersebut adalah berikut
ini:
a. tersedianya obyek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah wisata,
b. adanya accessibility yaitu prasara dan sarana dengan segala fasilitas sehingga
memungkinkan para wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata
tersebut, dan
c. tersedianya amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan
pelayanan kepada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dapat
dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
2. METODE
Metode penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini adalah analisis data
primer yang diperoleh melalui survei, observasi lapangan dan wawancara.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung obyek wisata Kampoeng
Penjawi Mandiri di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Metode
pengambilan sampel dilakukan secara Non Probability Sampling dengan
menggunakan metode accidental quota sampling. Metode tersebut merupakan
4
penggabungan antara metode accidental sampling yang merupakan teknik
pengambilan sampel secara kebetulan dan quota sampling yang merupakan teknik
pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang
harus dipenuhi dalam pengambilan dari populasi. Jumlah total smpel dari
penelitian ini adalah 35 sampel yang tiap harinya akan di ambil 5 sampel.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga
meliputi:
a. Metode pertama yang digunakan ialah pengumpulan data melalui kuesioner
yang diberi nilai skor 1 dan 2. Hasil dari skoring kemudian di analisa untuk
mengetahui persepsi pengunjung mengenai sapta pesona yang ada di
Kampoeng Penjawi Mandiri.
b. Metode kedua menggunakan metode pengumpulan data melalui lembar
observasi yang diberi nilai skor relatif 1 sampai 3 untuk beberapa variabel
penelitian. Skor diberikan untuk melakukan identifikasi potensi internal dan
potensi eksternal dari obyek wisata. Kemudian akan menghasilkan klasifikasi
potensi internal dan eksternal obyek wisata. Metode ini digunakan untuk
menganalisa potensi obyek wisata di Kampoeng Penjawi Mandiri.
c. Metode analisis yang terakhir digunakan ialah metode analisis SWOT yang
datanya diperoleh dari wawancara mendalam terhadap informan kunci. Metode
ini menganalisis berdasarkan aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang terdapat pada obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri.
Metode ini digunakan untuk menentukan arahan pengembangan obyek wisata
di Kampoeng Penjawi Mandiri.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sapta Pesona di Kampoeng Penjawi Mandiri
Pengembangan pariwisata memerlukan peran dan kontribusi dari semua pihak,
baik dari unsur pemerintah, pengelola maupun masyarakat sekitar lokasi
pariwisata. Masing-masing pihak memiliki peran dan kontribusinya masing-
masing. Pihak masyarakat sekitar pariwisata sendiri haruslah dikembangkan
perannya sehingga tidak hanya sebagai penerima pengembangan pariwisata
saja melainkan juga menjadi pelaku aktif yang mendorong keberhasilan
pengembangan pariwisata. Masyarakat sekitar lokasi wisata harus dapat
memahami pentingnya sadar wisata dan sapta pesona sehingga dapat ikut
5
berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata itu sendiri. Adanya sebuah
wisata akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya,
sehingga diharapkan masyarakat sekitar lokasi dapat memanfaatkan hal
tersebut.
Sapta pesona pengunjung diperoleh melalui wawancara mengenai sapta
pesona terhadap 35 orang responden yang merupakan pengunjung obyek
wisata Kampoeng Penjawi Mandiri. Hasil wawancara sapta pesona tersebut
terangkum dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Data Pengamatan Sapta Pesona
Indikator Variabel Sapta Pesona Score
1 2
Aman Pengunjung tidak mengalami kehilangan barang disekitar lokasi wisata 0 35
Pengunjung tidak mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh alat
perlengkapan maupun fasilitas yang ada 3 32
Masyarakat sekitar lokasi wisata tidak mengganggu kenyamanan
pengunjung 1 34
Tertib Bangunan di lokasi wisata sudah ditata teratur dan rapi 11 24
Pengelola maupun masyarakat sekitar memberikan informasi yang
diperlukan pengunjung 13 22
Bersih Kawasan lokasi wisata bersih dari sampah 16 19
Terdapat tempat sampah di lokasi wisata 4 31
Tempat sampah disediakan di berbagai tempat strategis 16 19
Bebas dari polusi udara 0 35
Sejuk Terdapat berbagai macam pohon dan tumbuhan di sekitar lokasi wisata 0 35
Pohon dan tumbuhan di lokasi wisata di rawat dengan baik 5 35
Indah Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam disekitar lokasi
wisata 7 28
Keramahtamahan Pengelola/petugas menunjukkan sikap ramah/bersahabat terhadap
pengunjung 3 32
Masyarakat sekitar lokasi wisata menunjukkan sikap ramah/bersahabat
terhadap pengunjung 4 31
Kenangan Obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri menyediakan berbagai
macam cendera mata 24 11
Sumber : Kuesioner, 2018
Berdasarkan data penelitian sapta pesona pada tabel 1 di atas dapat diketahui
bahwa penerapan sapta pesona telah dilakukan di wisata Kampoeng Penjawi
Mandiri, hanya saja penerapan sapta pesona belum begitu maksimal karena masih
ada beberapa aspek yang persentasenya masih cukup rendah seperti aspek
ketertiban, kebersihan dan kenagan. Terutama pada aspek kenangan, masih sedikit
sekali pengunjung yang dapat menemukan / melihat adanya tempat penjualan
cinderamata. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya kekurangan jumlah petugas
dalam hal penjagaan terhadap toko cenderama. Kurangnya petugas dapat terjadi
karena pengunjung wisata Kampoeng Penjawi ini yang jumlahnya masih sedikit,
sehingga dari pihak pengelola masih meminimalisasikan jumlah petugas, seperti
6
petugas untuk menjaga toko cenderamata hanya efektif di hari sabtu minggu yang
lebih banyak pengunjungnya dibandingkan hari biasa. Selain aspek kenangan,
yang masih kurang maksimal adalah aspek kebersihan, dimana masih terdapat
beberapa sampah yang mengganggu pengunjung. Sampah tersebut sebenarnya
bukanlah sampah yang di baung sembarangan, melainkan sampah alami dari
dedaunan kering yang berjatuhan. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan
menambah petugas kebersihan maupun melalui gotong royong masyarakat dalam
membersihkan area lokasi wisata sehingga lebih terlihat bersih.
3.2 Potensi Obyek Wisata
Potensi suatu wisata merupakan daya tarik yang dimiliki oleh wisata tersebut agar
wisatawan tertarik untuk berkunjung. Terdapat 2 jenis potensi obyek wisata yang
diteliti oleh penulis, yaitu tentang potensi internal dan potensi eksternal wisata
Kampoeng Penjawi Mandiri. Terdapat beberapa indikator yang termuat dalam
potensi internal dan eksternal obyek wisata yang meliputi kualitas obyek wisata,
kondisi obyek wisata, dukungan pengembangan obyek, aksesibilitas, fasilitas
penunjang obyek dan fasilitas pelengkap. Setiap indikator memuat beberapa
variabel yang akan di berikan skor antara 1-3. Pemberian skor digunakan untuk
pengklasifikasian obyek wisata. Klasifikasi dilakukan berdasarkan total skor pada
variabel yang ada. Terdapat tiga klasifikasi potensi, baik potensi internal maupun
potensi eksternalnya yaitu kelas potensi rendah, kelas potensi sedang dang kelas
potensi tinggi. Data penilaian potensi internal Kampoeng Penjawi dapat dilihat
pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Data penilaian potensi internal Kampoeng Penjawi Mandiri
No. Indikator Variabel Skor
1 Kualitas
obyek wisata
Kampoeng Penjawi Mandiri menyajikan panorama alam yang
indah serta berbagai macam wahana yang dapat di nikmati. 2
Kombinasi komponen alami (flora & fauna) dan buatan
(kandang satwa, taman, sarana bermain anak-anak) dapat
mempertinggi kualitas obyek .
2
Wisatawan dapat menikmati/mencoba fasilitas maupun wahana
yang ada seperti memberi makan hewan, menaiki flying fox, dll. 2
Pementasan reog pada hari / acara tertentu 2
2 Kondisi
obyek wisata
Obyek wisata masih baru sehingga belum ada kerusakan 3
Terdapat tempat sampah, toilet, lahan parkir dan petugas
kebersihan 2
Total Skor 13
Sumber : Pengamatan Langsung, 2018
Potensi internal Kampoeng Penjawi Mandiri tergolong dalam kelas potensi
tinggi, dimana total skor yang diperoleh sebanyak 13. Kualitas obyek wisata dan
kondisi obyek wisata di Kampoeng Penjawi Mandiri cukup baik, dimana terdapat
7
berbagai macam atraksi, wahana, pemandangan alam serta fasilitas dan sarana
lainnya.
Hasil potensi eksternal obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri
tergolong dalam kelas potensi sedang. Aspek terendah dalam penilaian ini ialah
pada aspek dukungan pengembangan obyek wisata terutama keterkaitan antar
obyek wisata dan dukungan paket wisata. Hal tersebut karena wilayah kecamatan
susukan sangat minin tempat wisata sehingga dukungan pengembangan wisata
Kampoeng Penjawi Mandiri menjadi rendah. Perlu di kembangkan lagi tempat-
tempat yang berpotensi sebagai tempat wisata supaya menjadi pendukung
pengembangan obyek Kampoeng Penjawi Mandiri. Berkembangnya wisata lain di
wilayah Kecamatan Susukan juga dapat di dukung dengan adanya Kampoeng
Penjawi Mandiri ini. Dibutuhkan dukungan pemerintah dan warga untuk
memajukan / mengembangkan wisata-wisata lain yang ada di Kecamatan
Susukan. Aspek lainnya sudah cukup baik, tinggal di kembangkan lagi supaya
makin baik dan makin menarik wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini.
Tabel 3 Data penilaian potensi eksternal Kampoeng Penjawi Mandiri
No. Indikator Variabel Skor
1 Dukungan
pengembangan
obyek
Obyek tunggal 1
Tidak masuk agenda paket kunjungan wisata 1
Sudah dikembangkan dan di publikasikan 2
2 Aksesibilitas 15 – 25 menit 3
Tersedia angkutan umum hanya sampai jalan utama saja 1
Tersedia kondisi jalan beraspal baik 3
3 Fasilitas
penunjang
obyek
Tersedia rumah makan dan bangunan untuk menikmati obyek 2
Tersedia taman terbuka dan tempat ibadah 2
4 Fasilitas
pelengkap
Tersedia tempat parkir, toilet, pusat informasi dan souvenir shop 3
Total Skor 18
Sumber : Pengamatan Langsung, 2018
3.3 Strategi Pengembangan Obyek Wisata Kampoeng Penjawi Mandiri
Strategi pengembangan melalui analisis SWOT menghasilkan beberapa strategi
yang meliputi strategi S-O (Strength and Opportunities), strategi W-O (Weakness
and Opportunities), strategi S-T (Strength and Treats) dan strategi W-T
(Weakness and Treats). Strategi tersebut dihasilkan dengan cara menganalisa
masing-masing unsur SWOT yang ada di Kampoeng Penjawi Mandiri, kemudian
dimasukkan kedalam matrix SWOT seperti tabel 4 berikut.
Tabel 4 Matrix SWOT pengembangan pariwisata di Kampoeng Penjawi Mandiri
STRENGTHS (S)
Panorama alam yang indah
WEAKNESS (W)
Kurang terkenalnya obyek
INTERNAL
8
Udara yang sejuk
Kondisi yang aman
Aspek sejarah berupa gua dan
sumber air Jambeyan
Permainan edukasi
Adanya atraksi pendukung
berupa pementasan reog
wisata di kalangan publik
Keterbatasan biaya
pengembangan obyek wisata
Belum adanya sistem
promosi yang baik
Objek yang disuguhkan
belum lengkap
OPPORTUNITIES (O)
Adanya pemanfaatan teknologi
informasi dalam sektor
pariwisata
Tingginya keinginan untur
berwisata dan berekreasi
Belum banyak wisata lain di
sekitar lokasi
Terbukanya lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar
STRATEGI S-O
Peningkatan dan
pengembangan kualitas produk
wisata
Peningkatan atraksi yang dapat
menyerap banyak wisatawan
STRATEGI W-O
Melakukan koordinasi
dengan pihak swasta untuk
menanamkan modal
Peningkatan promosi
pariwisata
THREATS (T)
Berkembangnya wisata lain
yang serupa
Kurangnya peran serta
pemerintah daerah
STRATEGI S-T
Mengoptimalkan potensi alam
STRATEGI W-T
Peningkatan pemberdayaan
dalam keterlibatan
masyarakat
Sumber : Wawancara, 2018
Strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan obyek wisata
Kampoeng Penjawi Mandiri sesuai analisis SWOT adalah dengan menghasilkan
empat alternatif strategi yaitu sebagai berikut ini.
1) Strategi S-O (Strength and Opportunities)
Strategi S-O yaitu strategi yang mengoptimalkan kekuatan (Strength) untuk
memanfaatkan peluang (Opportunities), alternatif dari strategi S-O adalah sebagai
berikut ini.
a. Pengembanagan dan peningkatan kualitas produk wisata
Panorama alam yang indah dan wahana-wahana yang ada menjadikan kekuatan
bagi Kampoeng Penjawi Mandiri untuk menarik minat wisatawan yang ada.
Mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk wisata memerlukan upaya
ters-menerus guna mengembangkan dan memelihara obyek wisata.
Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi yang ada dapat mendorong
pengembangan pariwisata secara signifikan.
b. Peningkatan atraksi yang dapat menyerap wisatawan
9
Area modern sekarang ini kemajuan teknologi internet sangat mempengaruhi
tingkat perkembangan pengunjung di suatu obyek wisata. Tingkat keinginan
berekreasi dan berpariwisata di Indonesia sangat tinggi, sehingga untuk dapat
menarik para wisatawa dan penikmat wisata haruslah dilakukan penambahan
terhadap atraksi yang menarik dan unik. Atraksi yang menarik dan unik akan
menarik minat wisatawan yang lebih besar, dan secara tidak langsung mereka
pula lah yang akan melakukan promosi terhadap Kampoeng Penjawi Mandiri
melalui akun-akun media sosial mereka.
2) Strategi W-O (Weakness and Opportunities)
Strategi W-O yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan (Weakness) dengan
memanfaatkan peluang (Opportunities), alternatif dari W-O adalah sebagai
berikut ini.
a) Melakukan koordinasi dengan pihak swasta untuk menanamkan modal
Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendukung kelanjutan
pembangunan agar dapat membantu membangun sarana dan prasarana,
akomodasi, atraksi obyek wisata dan saranan lainnya. Diperlukan koordinasi
untuk menarik minat investor atau pihak swasta maupun pemerintah.
Koordinasi dengan pihak swasta untuk menanamkan modalnya melalui
pembentukan ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan rasa saling
membutuhkan.
b) Peningkatan promosi pariwisata
Strategi meningkatkan promosi bertujuan untuk memanfaatkan peluang yang
ada dalam mengurangi kelemahan belum berkembangnya dan terkenalnya
obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri. peningkatan promosi dapat
dilakukan melalui media elektronik, surat kabar, spanduk, pamflet serta media
sosial.
3) Strategi S-T (Strength and Treats)
Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan (strength) untuk
mengatasi ancaman (treats), alternatif dari strategi S-T adalah dengan cara
meningkatkan serta mengoptimalkan potensi alam dan keunikan obyek wisata
dengan mempertahankan dan memelihara obyek wisata secara berkesinambungan
untuk menghadapi persaingan antar obyek wisata.
4) Strategi W-T (Weakness and Treats)
Strategi W-T merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan (weakness) dan
menghindari ancaman(treats), alternatif strategi W-T adalah dengan cara
peningkatan pemberdayaan dalam keterlibatan masyarakat. Keterlibatan
masyarakat sekitar lokasi wisata merupakan salah satu aspek yang dapat
mengembangkan pariwisata. Penumbuhan partisipasi masyarakat dapat
dilaksanakan dengan menciptakan suasana yang kondusif dimana situasi ini
10
diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk menaruh perhatian dan
kepedulian pada kegiatan wisata.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di obyek wisata Kampoeng Penjawi
Mandiri dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini.
1) Sapta pesona di Kampoeng Penjawi Mandiri sudah cukup baik, hanya saja
masih kurang maksimal di beberapa aspek seperti:
a. ketertiban, beberapa pengunjung masih beranggapan bangunan yang ada di
area wisata Kampoeng Penjawi Mandiri belum tertata teratur dan rapi
sehingga membutuhkan perbaikan lagi,
b. kebersihan, masih banyak pengunjung yang melihat sampah di area lokasi
wisata Kampoeng Penjawi Mandiri serta masih banyak juga pengunjung
yang susah untuk menemukan tempat sampah karena letaknya yang kurang
strategis, dan
c. kenangan, cenderamata merupakan aspek yang erat kaitannya dengan
kenangan. Tetapi di Kampoeng Pnjawi ini sebagian besar pengunjungnya
tidak mengetahui bahwa disini terdapat tempat penjualan cenderamata.
2) Potensi yang ada di Kampoeng Penjawi Mandiri mendukung untuk
dikembangkan berdasarkan dengan potensi internal dan potensi eksternal
yang dimilikinya.
a. Potensi internal obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri memiliki kelas
potensi tinggi yang berarti memiliki daya tarik yang tinggi pula. Daya tari
tersebut berupa pemandangan alamnya yang indah, berbagai macam wahana
yang dapat di coba, memiliki atraksi pendukung berupa reog, dll.
b. Potensi eksternal obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri memiliki kelas
potensi sedang. Berklasifikasi sedang karena adanya aspek yang kurang
mendukung potensi yang dimiliki seperti pada aspek dukungan
pengembangan obyek yang mana terjadi karena kurangnya wisata lain di
Kecamatan Susukan yang dapat mendukung pengembangan wisata
Kampoeng Penjawi Mandiri.
3) Strategi pengembangan obyek wisata Kampoeng Penjawi Mandiri di
Kecamatan Susukan meliputi strategi-strategi yang diperoleh dari SWOT nya
yang meliputi:
a. pengembangan dan peningkatan kualitas obyek wisata,
b. peningkatan atraksi yang dapat menyeram wisatawan,
c. melakukan koordinasi dengan pihak swasta untuk menanamkan modal,
d. peningkatan promosi pariwisata,
e. meningkatkan serta mengoptimalkan potensi alam dan keunikan obyek
wisata, dan
f. peningkatan pemberdayaan dalam keterlibatan masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R. 1977. Pengantar Geografi Kota. Yogyakarta : Spring
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Buku Pedoman Kelompok
Sadar Wisata. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sujali. 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta : Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.
top related