analisis ke mampuan observasi siswa pada konsep …
Post on 15-Oct-2021
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI SISWA PADA KONSEP WUJUD
ZAT DAN PERUBAHANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
EKSPERIMEN
(Penelitian Deskriptif di SMP 2 Mei Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
RENI HANDAYANI
NIM : 107016301070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2013 M
iii
ABSTRAK
RENI HANDAYANI (107016301070). Analisis Kemampuan Observasi Siswa
pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya dengan Menggunakan Metode
Eksperimen. Skripsi Program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kemampuan observasi siswa setelah
menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei
2012, di kelas VII-2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Mei Ciputat. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen nontes berupa lembar
observasi dan instrumen tes berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama rata-rata kemampuan observasi
siswa masih rendah sebesar 57.70%, akan tetapi pada pertemuan selanjutnya
terjadi peningkatan yang signifikan. Pada pertemuan terakhir rata-rata
kemampuan observasi siswa meningkat menjadi 81.14%. Rata-rata Hasil LKS
kelompok memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dan meningkat pada setiap
pertemuan.
Kata Kunci : Metode Eksperimen, Kemampuan Observasi.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia yang tidak terhingga. Salah satu nikmat dan
karunia-Nya adalah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat teriring salam senantiasa tersampaikan kepada nabi tercinta, nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat akademis untuk
menyelesaikan studi Strata 1 (S1) program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dengan judul “Analisis Kemampuan Observasi Siswa
pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya dengan Menggunakan Metode
Eksperimen”.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak
yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Junaengsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih
atas doa, bimbingan dan saran, ilmu serta dorongan semangatnya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Erina Hertanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan
mengarahkan peneliti dalam penelitian skripsi ini. Terima kasih atas ilmu serta
dorongan semangatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Guru dan Kepala Sekolah SMP 2 Mei Ciputat-Tangerang Selatan,
yang telah memberikan informasi dan penerimaan yang hangat selama proses
pengumpulan data.
iv
6. Indrawan, S.Pd., Suami tercinta sekaligus rekan yang selalu memberikan
semangat, inspirasi dan motivasi selama penulisan skripsi dan telah banyak
membantu dalam teknik penulisan dan penyusunan.
7. Secara khusus, peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu
dan Bapak, yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu,
segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT. atas karunia yang Allah
berikan melalui Ibu dan Bapak. Do’a, didikan, nasehat, dan semangat yang
diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa
melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik untuk membuat Ibu
dan Bapak bangga. Semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana
keduanya menyayangi ku.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, maka secara terbuka peneliti menerima segala kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan penelitian
selanjutnya.
Jakarta, Januari 2013
Peneliti
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3
C. Batasan Masalah ..................................................................... 3
D. Rumusan Masalah .................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.............................. 4
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ...... 5
A. Deskripsi Teoritis ................................................................... 5
1. Pengertian, prinsip-prinsip, keterampilan dan tahapan serta
kelebihan dan kekerangan Metode Eksperimen .............. 5
2. Kedudukan suatu metode dalam pembelajaran ............... 14
3. Pengertian, jenis-jenis dan Karakteristik Keterampilan
Proses Sains ..................................................................... 17
4. Kemampuan Observasi ................................................... 25
5. Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Fisika .............. 28
6. Wujud zat dan Perubahannya .......................................... 30
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................... 33
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 36
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 39
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 39
B. Metode Penelitian ................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 40
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40
E. Instrumen Penelitian ............................................................... 41
F. Uji coba instrumen Penelitian ................................................ 42
G. Teknik Analisis Data .............................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47
A. Hasil Penelitian....................................................................... 47
B. Pembahasan ............................................................................ 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 58
A. Kesimpulan ............................................................................. 58
B. Saran ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 59
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Proses dan Indikatornya .................................... 21
Table 3.1 Uji Validitas Ahli .................................................................... 42
Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan .................................................... 44
Tabel 3.3 Skala Kategori Kemampuan .................................................... 44
Tabel 4.1 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada
Pertemuan Pertama .................................................................. 48
Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada
Pertemuan Kedua..................................................................... 49
Tabel 4.3 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada
Pertemuan Ketiga .................................................................... 50
Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada
Pertemuan Keempat................................................................. 51
Tabel 4.5 Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap
Pertemuan ................................................................................ 52
Tabel 4.6 Hasil Lembar Kerja Siswa pada Setiap Pertemuan ................. 53
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Wujud Zat dan Perubahannya ........................... 30
Gambar 2.2 Perubahan Wujud Zat ............................................................. 32
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksana Pembelajaran .......................................... 61
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ............................................................... 80
Lampiran 3 Pedoman Observasi ................................................................ 93
Lampiran 4 Rubrik Penilaian ..................................................................... 99
Lampiran 5 Analisis Data Lembar Obsrvasi .............................................. 109
Lampiran 6 Analisis Data Lembar Kerja Siswa ........................................ 121
Lampiran 7 Lembar Uji Validitas ............................................................. 123
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 125
Lampiran 9 Uji Referensi........................................................................... 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sains mencakup kajian tentang biologi, kimia dan fisika
merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan
keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Pernyataan ini sejalan
dengan Implementasi hakekat sains yang diwujudkan dalam pembelajaran IPA
yang disusun melalui suatu kurikulum yang menekankan pembelajaran sains pada
pemberian pengalaman secara langsung dengan tidak melepaskan konsep dengan
kerja ilmiah. 1
Panduan Kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah menjelaskan bahwa
sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
sains bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pelaksanaan
pendidikan sains harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung
kepada siswa, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah Keterampilan
Proses Sains (KPS) untuk menjelajahi alam sekitar dan memahaminya agar dapat
meningkatkan kualitas mereka dalam keilmuan.
Keterampilan proses sains adalah sejumlah kemampuan atau keterampilan
fisik dan mental yang digunakan para ilmuwan untuk menemukan semua fakta
dan konsep. Keterampilan Proses Sains (KPS) terdiri atas melakukan observasi,
menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang dan waktu,
membuat hipotesa, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel,
menginterpretasikan, interferensi, meramalkan, menerapkan dan
mengkomunikasikan.2
Observasi merupakan salah satu bagian dari Keterampilan Proses Sains
(KPS) yang dianggap sebagai langkah pertama dalam melakukan suatu kegiatan
1 Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009) h. 46. 2 Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986)
h.17.
1
2
ilmiah atau memecahkan suatu masalah. Informasi yang diperoleh melalui
observasi akan menuntun untuk mengetahui lebih lanjut, mempertanyakan,
memikirkan, menginterpretasikan dan menyelidiki. Terkumpulnya fakta yang
relevan dalam suatu permasalahan sangat dipengaruhi oleh ketelitian dalam
mengobservasi.
Untuk mempelajari IPA khususnya fisika, penguasaan kemampuan observasi
sangat penting sebagai modal bagi siswa, mengingat banyak sekali objek serta
fenomena yang membutuhkan kemampuan mengobservasi untuk mempelajarinya.
Keterampilan observasi merupakan salah satu bagian dari keterampilan proses
yang menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan proses lainnya. Melalui
observasi segala objek dan fenomena alam dapat diketahui dengan menggunakan
kelima indera yaitu penglihatan, pendengaran, pengecap, pembau dan peraba.
Pengembangan kemampuan observasi siswa dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis praktikum yang terdapat pada metode eksperimen. Metode
eksperimen adalah suatu penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan
untuk mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dengan
menggunakan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan Keterampilan Proses Sains dengan cara memperoleh sendiri
konsep-konsep fisika yang dipelajari, sehingga lebih mudah dipahami.
Salah satu konsep fisika yang meminta siswa untuk mencari jawaban dengan
usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar adalah konsep wujud zat dan
perubahannya. Melalui metode eksperimen yang diterapkan pada konsep wujud
zat dan perubahannya siswa tidak hanya belajar tentang konsep, tetapi juga belajar
bagaimana suatu konsep diperoleh melalui metode ilmiah. Siswa juga diharapkan
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinisiatif dan dapat
mengembangkan kemampuan observasi yang terdapat dalam dirinya.
Materi pada pokok pembahasan wujud zat dan perubahannya merupakan
salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Materi ini
membutuhkan keterampilan dalam menggunakan alat indera, keterampilan
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan keterampilan mencari persamaan dan
perbedaan yang merupakan indikator dari kemampuan observasi. Materi ini
3
biasanya disampaikan dengan metode ceramah sehingga siswa kurang tertarik dan
jiwa observasi kurang dimiliki, hal ini didasarkan pada pengamatan yang
dilakukan di SMP 2 Mei Ciputat. Oleh karena itu, materi ini akan disampaikan
dengan menggunakan metode eksperimen. Diharapkan siswa lebih tertarik dalam
mempelajarinya dan dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
hari serta akan melatih siswa agar memiliki keterampilan observasi yang lebih
baik.
Belajar fisika melalui metode eksperimen ini juga dipilih mengingat siswa
yang menjadi subjek penilitian adalah kelas VII dan sebagian besar belum pernah
melakukan metode eksperimen selama duduk dibangku Sekolah Dasar, sehingga
diharapkan minat siswa untuk belajar fisika juga ikut berkembang karena salah
satu fungsi dari metode eksperimen yang dilakukan oleh siswa adalah dapat
mengembangkan semangat belajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik
untuk meneliti “Analisis Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat
dan Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah berikut ini:
1. Penguasaan kemampuan observasi sangat penting sebagai modal bagi
siswa, mengingat banyak sekali objek serta fenomena yang
membutuhkan kemampuan mengobservasi untuk mempelajarinya.
2. Pengembangan kemampuan observasi siswa dapat dilakukan melalui
pembelajaran berbasis praktikum yang terdapat pada metode
eksperimen.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah maka permasalahannya dibatasi sebagai berikut:
1. Eksperimen yang dilakukan adalah eksperimen mengenai wujud zat dan
perubahannya.
4
2. Kemampuan observasi yang diteliti meliputi keterampilan menggunakan
alat indera, keterampilan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan
keterampilan mencari persamaan dan perbedaan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan diungkapkan adalah
“Bagaimanakah Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat dan
Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen?”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kemampuan
observasi siswa pada konsep wujud zat dan perubahannya dengan menggunakan
metode eksperimen.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
berbasis metode eksperimen.
2. Sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengajarkan fisika dan mengembangkan keterampilan observasi siswa.
3. Sebagai sumbangan pemikiran pada peneliti lain yang ingin mengkaji
masalah serupa.
5
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis
1. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
suatu yang dipelajari dalam proses belajar mengajar. Dengan metode
pelajaran ini siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran, mencoba, mencari suatu hukum/dalil dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.1
Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan
sendiri sesuatu pernyataan atau hipotesis yang telah dipelajari. Orang
seringkali menggabungkan pengertian eksperimen dengan kerja
laboratorium, meskipun kedua pengertian ini mengandung prinsip yang
hamper sama namun berbeda dalam konotasinya. Eksperimen adalah
percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.
Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar
laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk
berbuat sehingga dapat dimasukan ke dalam metode pembelajaran.2
Metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara
mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikkan suatu
konsep yang sedang dipelajari. Metode ini diyakini sebagai metode
yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains
1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 84 2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005) h.220.
5
6
berasal dari hal-hal yang bersifat fakta. Metode eksperiman dalam
prakteknya juga memerlukan alat dan bahan.3
Suatu eksperimen merupakan salah satu kegiatan yang dimaksudkan
untuk memperoleh informasi atau data dalam memecahkan suatu
masalah. Suatu eksperimen dilaksanakan terutama untuk mempelajari
dan memecahkan suatu problem, dimana penelitinya sendiri belum
mengetahui jawabannya, atau baru mengetahui jawaban sementaranya.
Bahan dan alat yang digunakan untuk melaksanakan eksperimen harus
diusahakan sesederhana mungkin.4 Dengan melakukan eksperimen,
siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima
dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan
sikap ilmiah dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan
siswa. Kekurangan metode eksperimen ini adalah menuntut beerbagai
peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh.5
Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting khususnya
berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi
kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen yang
dilaksanakan pada proses pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip Metode Eksperimen
Eksperimen merupakan bagian sangat penting dalam pembelajaran
sains, karena hal eksperimen itulah yang membedakan sains dengan
mata pelajaran lain. Dengan menggunakan metode eksperimen siswa
dapat dilatih untuk menggunakan metode ilmiah yang meliputi
3 Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009). h.104 4 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode
“Discovery” dan Inquiry”, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h..105 5 Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre, 2005)
h.109
7
observasi, penemuan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis
dan penarikan kesimpulan. Karena dalam pelaksanaan eksperimen itu
banyak keterampilan proses yang perlu digunakan, maka metode ini
merupakan strategi yang penting untuk membelajarkan keterampilan
proses pada siswa, terutama keterampilan proses terintegrasi.6 Siswa
dilatih untuk membaca data secara objektif menurut apa adanya,
mengambil kesimpulan hanya berdasarkan fakta-fakta yang mendukung,
menyadari keterbatasan sains, keterbatasan ketelitian suatu pengukuran,
keterbatasan suatu hukum atau teori, memahami makna dari suatu teori
dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sukar untuk dimengerti hanya
dengan cara mendengarkan melalui ceramah.
c. Keterampilan Menjalankan Metode Eksperimen
Sama dengan demonstrasi, eksperimen dpat dilaksanakan pada tahap
awal pelajaran dan inti pelajaran. Bahkan, eksperimen dapat
dilaksanakan pada akhir atau penutupan pelajaran. Eksperimen pada
awal pelajaran digunakan untuk menampilkan fenomena, menggali
pengetahuan awal siswa dan menarik motivasi belajar siswa. Eksperimen
pada inti pelajaran berfungsi untuk menjelaskan konsep atau memberi
fasilitas kepada siswa untuk menemukan jawaban dari masalah yang
ingin dipecahkan. Dengan kata lain, eksperimen pada inti pelajaran
digunakan untuk membantu siswa menemukan konsep yang dipelajari.
Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan pada pembelajaran dengan
eksperimen:7
1) Eksperimen mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu
variabel terikat.
2) Kegiatan eksperimen dilakukan sendiri oleh siswa
3) Siswa dapat melakukan kegiatan inkuiri bebas, hal ini berbeda
dengan pembelajaran demonstrasi. Demonstrasi biasanya
6 Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2002) h.65 7 Ibid., h.68.
8
dilakukan oleh guru, inkuiri yang dijalani oleh siswa adalah
inkuiri terbimbing.
d. Tahapan mengajar Eksperimen
Keterampilan mengajar eksperimen dapat dipisahkan menjadi tiga
tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.
1) Keterampilan Menyiapkan Eksperimen
a) Menentukan tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen
b) Mengidentifikasi variabel-variabel eksperimen yang akan
diselidiki sesuai dengan topik pelajaran.
c) Merancang percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini
guru menterjemahkan informasi dan prinsip verbal dari topik
yang dipelajari menjadi informasi dan prinsip yang
tervisualisasikan melalui eksperimen.
d) Merancang prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah
kegiatan pembelajaran dalam eksperimen yang meliputi
kegiatan awal, inti dan penutup.8
2) Pelaksanaan Eksperimen
a) Pada kegiatan awal, eksperimen dimaksudkan untuk
menyajikan fenomena dalam rangka menimbulkan konflik
kognitif, menggali pengetahuan awal siswa dan menarik
memotivasi belajar siswa. Keterampilan guru yang
diperlukan diantaranya adalah:
Memandu siswa untuk menjalankan eksperimen.
Keterampilan ini diperlukan karena eksperimen biasanya
dilaksanakan oleh beberapa kelompok kecil.
Memandu siswa untuk memusatkan perhatiannya pada
informasi yang essensial khusunya yang menimbulkan
konflik kognitif.
8 Ibid
9
Menggali pengetahuan awal siswa dan memotivasi siswa,
kegiatan ini didahului dengan meminta siswa untuk
menghentikan eksperimen. selanjutnya, guru mengajukan
masalah yang dapat menimbulkan konflik kognitif, dan
mengevaluasi jawaban siswa. Dengan begitu pengetahuan
awal siswa dapat digali.9
b) Pada kegiatan inti, guru:
Membimbing penemuan masalah dan hipotesis. Tanya
jawab pada penggalian pengetahuan awal diteruskan ke
Tanya jawab untuk menemukan masalah yang terkait
dengan konsep/prinsip yang dipelajari, dan diteruskan
lagi sampai ditemukan hipotesis.
Membimbing kerja kelompok. Setelah hipotesis
dirumuskan, siswa dipandu untuk melanjutkan
eksperimen lanjutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan
kerja kelompok kecil atau perseorangan.
Membimbing diskusi kelompok kecil, untuk pencatatan
data, analisis data dan penariakan kesimpulan. Kegiatan
ini dapat dilakukan di kelompok kecil atau secara
klasikal.
3) Mengakhiri eksperimen
a) Memberikan pemantapan. Setelah kegiatan eksperimen
berakhir guru memberi pemantapan, dapat berupa
pertanyaan aplikatif atau memberi masalah baru untuk
dipecakan melalui eksperimen di luar jam pertemuan.
b) Mengevaluasi tes belajar. Tes formatif dapat dilaksanakan
secara formal (Tanya-jawab) atau formal (tertulis). Tes
sebaiknya mengukur hasil belajar melalui pengalaman
langsung (tes penampilan)
9 Ibid., h.69
10
c) Membimbing siswa untuk mengemas, mengembalikan
peralatan dan membersihkan ruang belajar secara rapi. Ini
merupakan kegiatan untuk latihan pengembangan sikap.10
e. Macam-macam Metode Eksperimen
1) Eksperimen Sederhana
Banyak masalah IPA yang dapat dipecahkan dengan
eksperimen sederhana, sehingga tidak memerlukan tahap-tahap
kerja yang terpisah untuk menyelesaikannya. Langkah dari
eksperimen sederhana itu adalah pengajuan masalah,
pelaksanaan percobaan untuk pengamatan dan pengambilan
kesimpulan. Dalam eksperimen sederhana ini tidak perlu
dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel bebas yang
tidak dipelajari, karena pengaruhnya terhadap variabel terikat
dapat diabaikan atau memang tidak ada variabel lain yang
berpengaruh kecuali variabel yang sedang dipelajari.11
Sebagai contoh masalah yang dipecahkan adalah : “Apakah
tepung beras mengandung amilum?” masalah itu cukup
dipecahkan dengan percobaan, yang dilakukan dengan
meneteskan larutan YKY (Yodium) pada tepung beras,
kemudian mengamati bahwa zat tersebut berubah warna biru.
Untuk mengambil kesimpulan, siswa cukup diminta untuk
melakukan 2-3 kali percobaan, untuk mengambil kesimpulan
bahwa tepung beras mengandung amilum berdasarkan
perubahan warna yodium menjadi biru.
2) Eksperimen Terkontrol
Hubungan antara suatu variabel bebas dan terikat dalam
fenomena-fenomena alam banyak yang tidak dapat diamati
10
Ibid 11
Ibid., h.65
11
karena adanya variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel
terikat yang diamati. Misalnya, pada suatu tanaman pot baru
yang tanahnya diberi urea, pertumbuhannya subur, tetapi tidak
dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang menyebabkan subur
adalah zat urea, karena orang berpikir bahwa faktor lain juga
berpengaruh. Hubungan antara variabel-variabel seperti itu
dapat diajarkan kepada siswa dengan metode eksperimen
terkontrol. Dalam metode ini dibuat eksperimen dengan
menggunakan dua kelompok tanaman pot yang medium
tanahnya sama, tetapi pada satu kelompok tanaman tanahnya
diberi urea sementara kelompok tanaman yang lain tidak diberi
urea.
Dalam pelaksanaan metode eksperimen terkontrol, langkah-
langkah yang perlu dilaksanakan adalah:
a) Pengajuan masalah
b) Pengajuan hipotesis
c) Pengontrolan variabel (membuat perlakuan variabel bebas
dan mengendalikan variabel terkontrol)
d) Pelaksanaan eksperimen
e) Pengolahan data
f) Pengambilan kesimpulan, dalam metode eksperimen
terkontrol kesimpulan yang diambil bersifat tertutup, artinya
kesimpulan itu merupakan jawaban yang pasti (tidak perlu
dipertanyakan kebenarannya, atau tidak mengundang
munculnya masalah baru).12
3) Eksperimen Berujung-terbuka
Metode eksperimen berujung-terbuka mempunyai langkah-
langkah yang sama dengan metode eksperimen terkontrol. Hal
yang berbeda adalah pada eksperimen berujung-terbuka
12
Ibid., h.66
12
kesimpulan dari jawaban masalah masih terbuka untuk
dipermasalahkan lagi. Dengan kata lain jawaban dari masalah
dapat menimbulkan masalah baru atau hipotesis baru, sementara
pada eksperimen berujung-tertutup kesimpulan yang dihasilkan
merupakan jawaban yang tidak perlu dipermasalahkan lagi
kebenarannya. Lebih dari itu, tingkat kesukaran dari metode
eksperimen terbuka dapat dibuat lebih kompleks. Di samping
itu, kalau pada metode eksperimen sederhana dan tertutup
masalah, hipotesis dan rancangan eksperimen diresepkan oleh
guru, pada metde eksperimen terbuka siswa dapat diminta untuk
menemukan masalah, menyusun hipotesis dan membuat
rancangan eksperimen sendiri.
Sebagai contoh, pada eksperimen pengaruh urea terhadap
kesuburan tanaman padi yang dicontohkan, setelah ada
kesimpulan bahwa urea menyebabkan daun menjadi lebih hijau
dan pertumbuhan lebih cepat, siswa diberi kesempatan untuk
mengamati gejala-gejala lain yang muncul pada tanaman padi
dalam penggunaan urea. Misalnya, batang padi menjadi lemas
dan roboh. Berdasarkan fakta tersebut, siswa diminta untuk
menemukan masalah baru: “Apakah urea menyebabkan batang
padi menjadi lemas dan mudah roboh?” Seterusnya, masalah
tersebut dapat dibiarkan berada dalam benak siswa, sampai
mereka mempunyai minat untuk memecahkan sendiri. Artinya,
untuk topik pelajaran yang sedang dibahas, masalah bari itu
tidak harus dijawab sekaligus.
f. Kelebihan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:13
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
13
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc. Cit. h.84
13
2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru
dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi
kehidupan bagi kehidupan manusia.
3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
Kelebihan Metode eksperimen, antara lain:14
1) Siswa diransang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama,
terbuka dan objektif.
2) Siswa dirangsang untuk memiliki Keterampilan Proses Sains (KPS)
seperti mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan
pertanyaan, merencanakan percoabaan, menggunakan alat dan
bahan, mengkomunikasikan dan melakukan eksperimen.
3) Siswa belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, sehingga
pemahamannnya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan
bertahan lama.
4) Siswa ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan,
sehingga tidak mudah bosan.
5) Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegaitan pembelajaran.
6) Siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.
g. Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen ini mengandung beberapa kekurangan, antara
lain:15
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
14
Zulfiani, dkk. Loc-Cit. h.104 15
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc. Cit. h.84.
14
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Kelemahan metode eksperimen antara lain:16
5) Memerlukan waktu yang relatif lama.
6) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit
ditemukan atau mahal harganya.
7) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang
matang, hal ini menuntut guru menguasai konsep yang akan diuji
atau dibuktikkan dalam kegiatan eksperimen.
8) Siswa dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga
mengetahui secara jelas tujuannnya melakukan eksperimen dan
kesimpulan yang diambilnya relevan dengan konsep yang sedang
diuji.
9) Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium) untuk lebih
leluasa melakukan eksperimen.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode eksperimen
akan melatih siswa menggunakan alat sains untuk meneliti, mengamati dan
menganalisa suatu proses. Siswa akan mengalami proses belajar yang efisien.
Diharapkan dengan metode eksperimen siswa akan memperoleh kesempatan
untuk mengembangkan berbagai keterampilan baik kemampuan psikomotor
maupun intelektual, menghayati prosedur ilmiah dan sikap ilmiah. Sehingga
siswa menyadari bahwa ilmu bersifat dinamik dan berkembang secara
kontinu.
2. Kedudukan suatu metode dalam pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar
bergairag bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang
16
Zulftiani, dkk. Loc-Cit. h. 104
15
dimiliki, guna gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program
pengajaran dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang
demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang betul-betul
dipikirkan oleh seorang guru.
Dari hasil analisa yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang
kedudukan metode sebagai alat motivasi entrinsik, sebagai strategi
pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.17
Berikut adalah
penjelasannya.
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan
yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar yang tidak menggunakan
metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan
kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.
Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam memilih metode.
Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat
diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang
bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah
dirumuskan tersebut.18
Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena
mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan kekurangannya.
Penggunaan satu metode cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar
yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku.
17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc-Cit. h.72 18
Ibid., h.73
16
Anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan
menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak
menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan
dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
b. Metode sebagai strategi pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik
terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada
yang sedang dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya
serap anak didik terhadap bahan pelajaran yyang diberikan menghendaki
pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas,
memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metode lah salah satu
jawabannya.untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah
menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode Tanya jawab,
tetepi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap
pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau eksperimen.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan
belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar
mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah
dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah
komponen metode. Metode adalah suatu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
17
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika
tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka
metode yang digunakan akan disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan
tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang
pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan
tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
tanpa mengindahkan tujuan. Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang
menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat
yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
3. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Sains didefinisikan secara berbeda oleh
beberapa ahli, diantaranya menurut W. Harlen:
“Process skills are described in various ways, all of which suffer
from the problem of trying to draw boundaries round things which
are not separable from each other.”19
Keterampilan proses sains adalah sejumlah kemampuan atau
keterampilan fisik dan mental yang digunakan para ilmuwan untuk
menemukan semua fakta dan konsep.20
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual,
intelektual dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
bukan hanya fakta, konsep, prinsip saja namun menekankan pada
penemuan.21
Terdapat beberapa kesimpulan mengenai keterampilan proses, yaitu:
19
W. Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education. (London: David
Fulthon Publishing Company, 1992) h.18. 20
Conny semiawan.Op- Cit., h.17 21
Zulfiani, dkk. Op- Cit., h.52
18
1) Pendekatan keterampilan proses merupakan wahana penemuan dan
pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri
siswa.
2) Fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan
dikembangkan siswa berperan dalam menunjang pengembangan
keterampilan proses pada diri siswa.
3) Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan pada akhirnya akan
mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri sendiri.
b. Kemampuan-kemampuan Yang Terdapat Dalam Keterampilan
Proses Sains
Kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilan yang
terdapat dalam Keterampilan Proses Sains yaitu:22
1) Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah
yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan
melihat. Dalam mengobservasi atau mengamati kita memilah-
milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting.
2) Penghitungan
Banyak kegiatan menghitung yang menyita waktu seorang ilmuwan.
Keterampilan ilmuwan anak biasanya dilatih dan dibina melalui
pelajaran matematika, namun dalam pelajaran IPA, Ilmu-ilmu Sosial
dan bahasa keterampilan dapat pula dikembangkan.
3) Pengukuran
Keterampilan mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Dasar
dari pengukuran adalah pembanding. Kita pelu membandingkan luas,
kecepatan, suhu, volume dan sebagainya. Para guru dapat melatih
anak-anak agar trampil mengukur. Pertama-tama tentu saja mereka
diarahkan untuk membanding-bandingkan satu benda dengan benda
22
Conny semiawan. Op- Cit., h.19
19
lainnya. Lama-kelamaan mereka diperkenalkan dengan satuan
ukuran, seperti centimeter, kilogram dan liter. Semakin tinggi tingkat
sekolah anak, semakin rumit tugas-tugas pengukuran yang dapat
diberikan kepadanya.
4) Klasifikasi
Ketrampilan mengklasifikasikan atau menggolong-golongkan adalah
salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Dalam
kehidupan sehari-hari kita perlu mengenal perbedaan dan pesamaan
antara benda-benda. Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan
dasar klasifikasi, misalnya menurut suatu ciri khusus, tujuan, atau
kepentingan tertentu.
5) Hubungan Ruang/Waktu
Mencari hubungan ruang dan waktu adalah salah satu ketrampilan
yang penting dalam kerja ilmiah. Mereka dapat dilatih agar mampu
mengenal-mengenal bentuk-bentuk, mengenal arah, menggambarkan
arah dan jarak.
6) Pembuatan Hipotesis
Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu ketrampilan yang
sangat mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu
perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau
pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya
membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen.
7) Perencanaan Penelitian/Eksperimen
Para ilmuwan biasanya terbiasa dengan pekerjaan eksperimentasi.
Namun, kegiatan eksperimen tidak hanya merupakan hak mutlak
para ilmuwan. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau
mengetes melalui penyelidikan praktis. Sering kita menguji atau
mengetes gagasan-gagasan kita dengan kegiatan coba dan ralat (Trial
and error) saja. Anak kecil paling gemar mengadakan mengadakan
kegiatan coba dan ralat dengan hewan pelihaaan dirumah, serangga
yang bertebrangan di sekitarnya ataupun mainannya.
20
8) Pengendalian Variabel
Pengendalian variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit,
namun sebenarnya tidak sesulit seperti yang kita bayangkan. Yang
penting adalah bagaimana guru menggunakan kesempatan yang
tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan
variabel.
9) Interpretasi Data
Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah satu
ketrampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan.
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran,
eksperimen atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan
dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, histogram atau diagram.
Data yang disajikan tersebut dapatlah diinterpretasi atau ditafsirkan.
10) Kesimpulan Sementara (Interferensi)
Para guru dapat melatih anak-anak dalam menyusun suatu
kesimpulan sementara dalam proses penelitian sederhana yang
dilakukan. Pertama-tama data dikumpulkan, kadang-kadang melalui
eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara
berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu.
Kesimpilan tersebut bukan merupakan kesimpulan akhir, hanya
merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada
saat itu.
11) Peramalan
Para guru dapat melatih anak-anak dalam membuat peramalan
kejadian-kejadian yang akan datang, berdasarkan pengetahuan,
pengalaman atau data yang dikumpulkan.
12) Penerapan (Aplikasi)
Para guru dapat melatih anak-anak untuk menerapkan konsep yang
telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu, atau
menjelaskan suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang
telah dimiliki.
21
13) Komunikasi
Setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil penemuannya
kepada orang lain. Ia mungkin menyusun laporan penelitian,
membuat paper, atau menyusun karangan. Ia mungkin pula
menyampaikan penemuannya kepada orang lain secara lisan.
Adapun indikator-indikator dari Keterampilan Proses Sains terdapat
pada tabel 2.1 di bawah ini
Tabel 2.1 Keterampilan Proses dan Indikatornya23
No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses
1 Observasi a. Menggunakan sebanyak mungkin
indera
b. Menggunakan fakta relevan
2 Klasifikasi a. Mencatat setiap pengamatan
b. Mencari perbedaan/persamaan
c. Mengontraskan ciri-ciri
d. Membandingkan
e. Mencari dasar pengelompokkan
f. Menghubungkan hasil pengamatan
3 Interpretasi a. Menghubungkan hasil pengamatan
b. Menemukan pola dalam satu seri
pengamatan
c. Menyimpulkan
4 Prediksi a. Menggunakan hasil pengamatan
b. Mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
5 Mengajukan pertanyaan a. Bertanya apa, bagaimana,
mengapa
23
Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre, 2005)
h.86.
22
No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses
b. Bertanya untuk meminta
penjelasan
c. Mengajukan pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis
6 Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari
satu kemungkinan penjelasan dari
suatu kejadian
b. Menyadari bahwa suatu
penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh
bukti lebih banyak atau melakukan
cara pemecahan masalah
7 Merencanakan percobaan a. Menentukan alat/bahan/sumber
yang akan digunakan
b. Menentukan variabel/faktor
penentu
c. Menentukan apa yang akan
diukur, diamati, dicatat
d. Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja
8 Menggunakan alat/bahan a. Memakai alat/bahan
b. Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat dan bahan
c. Mengetahui bagaimana
menggunakan alat dan bahan
9 Menerapkan konsep a. Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
b. Menggunakan konsep pada
pengalaman baru untuk
23
No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses
menjelaskan apa yang sedang
terjadi
c. Menerapkan hukum teori pada
situasi praktis
d. Menerapkan rumus-rumus pada
pemecahan soal-soal baru
10 Berkomunikasi a. Memberikan/menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan
grafik/tabel/diagram
b. Menyusun dan menyampaikan
laporan secara sistematis
c. Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian
d. Membacar grafik/table/diagram
e. Mendiskusikan hasil kegiatan,
suatu masalah atau suatu
peristiwa.
11 Melaksanakan
percobaan/Eksperimentasi.
-
c. Pengembangan Keterampilan Proses Sains
Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya keterampilan proses
sains dilatih dan dikembangkan di sekolah, diantaranya dikemukakan
oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut:
1) Menurut W. Harlen, bahwa keterampilan proses sains sangat penting
untuk dilatihkan kepada siswa karena perkembangan pemahaman
tentang sains bergantung pada kemampuan untuk melakukan
keterampilan proses sains.
24
2) Nuryani Y. Rustaman dkk, dalam setiap tujuan instruksional atau
tujuan pembelajaran (umum) untuk masing-masing pokok bahasan
terdapat kata kerja berkenaan dengan perilaku dan cara mencapainya
yang sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam
Keterampilan Proses Sains. 24
3) Menurut Conny Semiawan dkk, bahwa keterampilan proses sangat
penting dilatihkan dalam pembelajaran di sekolah karena:
a) Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat tidak
memungkinkan guru untuk mengajarkan fakta atau konsep.
Oleh karena itu, siswa harus dibekali dengan keterampilan
proses agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan sendiri tanpa
bergantung pada guru.
b) Para ahli psikologi berpendapat bahwa anak-anak akan lebih
mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh-contoh konkret yang wajar dan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, sehingga tugas guru
bukanlah memberikan pengetahuan melainkan menyiapkan
situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati,
mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta atau konsep
sendiri.
c) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak melainkan
relatif.
d) Dalam proses belajar mengajar seharusnya pengembangan
konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai
dalam diri anak didik.25
d. Karakteristik Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu
sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan
24
Ibid., h.77 25
Conny semiawan.Op- Cit., h.16
25
khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual
terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam
keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan
alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan
keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan
sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
Seperti SAPA (Science A Process Approach) pendekatan
keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan
pelaksanaannya terdapat perbedaan. SAPA tidak mementingkan konsep.
Selain itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan secara utuh yaitu
metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan KPS dapat
dikembangkan secara terpisah-pisah, bergantung metode yang
digunakan. Contohnya dalam metode demonstrasi dapat dikembangkan
keterampilan proses tertentu yaitu observasi, interpretasi, komunikasi
dan aplikasi konsep.26
4. Kemampuan Observasi
Observasi merupakan salah satu keterampilan yang mendasar dalam
keterampilan proses sains. Ada beberapa ahli yang menjelaskan pengertian
observasi, diantaranya adalah:
Observasi adalah dasar atau podasi ilmu pengetahuan, dan belajar untuk
mengobservasi atau mengamati secara sistematik dan disiplin adalah langkah
awal untuk menjadi ilmuwan. Observasi atau pengamatan adalah salah satu
keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak
sama dengan melihat, dalam mengobservasi kita memilah-milahkan mana
26
Y. Nuryani Rustaman, dkk. Op- Cit., h.78
26
yang penting dari yang kurang atau tidak penting. Kita menggunakan semua
indera untuk melihat, mendengar, mengecap, merasa dan mencium.27
Observasi adalah melakukan pengamatan terhadap fakta-fakta yang
dapat dipisah-pisahkan, mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan
dengan tujuan pengamatan. Mengamati merupakan kemampuan mengambil
informasi dari suatu obyek atau peristiwa dengan cara memperhatikan obyek
atau peristiwa tersebut melalui salah satu indera yaitu penglihatan,
penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan.
Keterampilan proses observasi adalah proses pemasukan persepsi
mengenai sesuatu yang dapat diamati dari obyek atau peristiwa mengenai
kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang
bersifat obyektif dan realistis. Dengan demikian, kemampuan observasi
mencakup kemampuan yang melibatkan semua alat indera, untuk
menyatakan sifat yang dimiliki oleh satu atau lebih obyek, persamaan dan
perbedaan dengan obyek yang lain. Jadi, apa yang dikemukakan melalui
indera merupakan pencarian fakta yang penting dalam observasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan mendasar dalam memperoleh ilmu
pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses lainnya.28
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa
observasi adalah proses pengumplan informasi mengenai objek atau peristiwa
dengan menngunakan sebagian atau semua indera. Keterampilan observasi
adalah proses pemasukan persepsi mengenai sesuatu yang diamati dari objek
atau peristiwa mengenai kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya
pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realitas.
Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu sifat kualiatif dan kuantitatif.
Mengamati bersifat apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan
panca indera untuk memperoleh informasi, dan bersifat kuantitatif apabila
27
Conny semiawan.Loc- Cit., h.19 28
Mudjiono Dimyati. Op. Cit., h.142
27
dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera juga menggunakan
peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.29
Siswa yang melakukan observasi dapat di lihat dari beberapa aktifitas di
bawah ini:30
a. Menggunakan berbagai perasaan untuk mengenali suatu objek.
b. Mencatat dengan detail fakta yang relevan dari objek dan segala sesuatu
di sekitarnya.
c. Mengidentifikasikan persamaan dan perbedaan.
d. Menggunakan alat dan bahan untuk memahami objek dengan detail.
Adapun penjelasan dari indikator kemampuan observasi yang diambil
dari penelitian ini adalah
a. Kemampuan menggunakan indera
Pengamatan pertama yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan
panca indera manusia. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar,
hidung untuk membaui, kulit untuk merasa dan lidah untuk mengecap.
Pada kondisi tertentu, panca indera manusia dengan segala
keterbatasannya tidak dapat mengamati atau mengobservasi lebih jauh.
Pada kondisi ini diperlukan adanya alat bantu yang peka terhadap
perubahan yang sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.
b. Kemampuan mencari fakta-fakta yang relevan
Observasi merupakan proses seleksi, demi tercapainya tujuan dari
suatu pengamatan. Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dipengaruhi
oleh harapan, pengalaman dan pengetahuan pengamat mengenai apa
yang sedang diamatinya. Fakta-fakta yang diperoleh berasal dari hasil
tulisan, gambar dan pola tertentu sebagai hasil penjabaran dari observasi.
Harapan yang ada dalam pikiran pengamat akan mempengaruhi
pengamatan yang dilakukan. Untuk menghindari hal tersebut pengamat
hendaknya dalam netral atau perlu adanya kejujuran dengan apa yang
dilihatnya. Selain itu, pengamat perlu menguasai terlebih dahulu
29
Ibid 30
W. Harlen.Loc- Cit.,h.30.
28
kerangka konseptual mengenai apa yang sedang diamatinya. Dengan
demikian, pengamat akan mampu membaca fakta-fakta dari hasil
pengamatan.
c. Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan
Setelah pengamat mengumpulkan data yang tepat mengenai hal
yang diamati, langkah selanjutnya pengamat perlu menelaah data hasil
pengamatan. Kecenderungan dari hasil pengamatan perlu diketahui agar
dapat dengan mudah mengambil kesimpuulan dari hasil pengamatan.
Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan dari objek
atau peristiwa yang diamati dapat memandu pengamat untuk
menemukan hubungan diantara fakta-fakta yang telah diamatinya.
Dalam mencari persamaan dan perbedaan dari suatu objek atau peristiwa
akan melibatkan keterampilan membandingkan sesuatu. Hal ini akan
turut memberikan kesempatan kepada siswa sebagai pengamat untuk
mengembangkan kemampuan observasi.
Kemampuan mengidentifikasikan perbedaan diantara objek atau
peristiwa yang sama dan mampu mengidentifikasikan persamaan
diantara objek atau peristiwa yang berbeda dengan yang lainnya
merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam penyelidikan.
Guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam
mengobservasi dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa
menggunakan alat-alat indera untuk memperoleh fakta dari objek atau
fenomena yang diselidiki. Selain itu sangatlah baik apabila guru menarik
minat siswa dengan menggunakan objek yang dipersiapkan di meja untuk
diamati dan secara esensi dari objek-objek yang ditampilkan atau mengajak
siswa untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana.
5. Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Fisika
Membicarakan hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan
hakikat sains karena fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains.
29
Oleh sebab itu, karakteristik fisika pada halnya sama dengan karakteristik
sains pada umumnya.
Banyak orang menyatakan bahwa sains adalah pengetahuan, khususnya
fakta atau prinsip yang diperoleh melalui kajian sistematik. Sebuah cabang
khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau kebenaran yang
diatur secara sistematis. Definisi tersebut lebih menekankan hasil daripada
cara memperoleh hasil. Akan tetapi banyak yang menentang pendapat
tersebut dan mendefinisikan bahwa sains itu lebih lebih kepada sebuah cara
berpikir daripada satu kumpulan pengetahuan.
Dengan menelaah pandangan Feynman dan Sagan tentang definisi sains,
kita dapat menangkap hakikat fisika, yakni bukan hanya sekedar kumpulan
fakta dan prinsip tetapi lebih dari itu fisika juga mengandung cara-cara
bagaimana memperoleh fakta dan prinsip tersebut beserta sikap fisikawan
dalam melakukannya. Hakikat fisika terdiri atas produk, proses dan sikap
sehingga sudah menjadi keharusan bahwa dalam pembelajran fisika memiliki
paling tidak dua dimensi yakni belajar materi sains dan bagaimana
melakukan kegiatan sains.
Pengajaran fisika dilakukan mulai dari Sekolah Dasar yang termuat
dalam sains hingga ke perguruan tinggi. Di Sekolah Dasar, anak mulai
diperkenalkan dengan sains untuk meransang keingintahuan mereka tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Di sekolah lanjutan pengajaran ilmu
fisika bertujuan untuk memperdalam hukum-hukum dan konsep dasar fisika
dan di perguruan tinggi pengajaran dan pendidikan ilmu fisika
diselenggarakan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang memiliki minat
dan bakat terhadap ilmu fisika.
Di tingkat SMP fisika diajarkan secara terpadu bersama biologi dan
kimia dalam mata pelajaran sains. Dalam pembelajaran sains tingkat SMP
diharapkan ada penekanan pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep sains dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran sains di SMP
30
dilaksanakan dengan memberikan pengalaman dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
6. Wujud Zat dan Perubahannya
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi wujud zat dan
perubahannya, materi ini secara garis besar dapat dilihat pada peta konsep
yang terdapat pada bagan 2.1 di bawah ini:
Bagan 2.1 Peta Konsep Wujud Zat dan Perubahannya
Wujud Zat dan Perubahannya
Massa Jenis
Zat
Wujud Zat Teori
Partikel Zat
Gas Cair
Padat
Susunan dan
Gerak Partikel
Gaya Adhesi
dan Kohesi
Kapilaritas
Meniskus Cekung
Meniskus Cembung
Perubahan
Wujud Zat
Membeku
Menguap
Melebur
Menyublim
Mengembun
Mengkristal
Terdapat
Dapat Berupa
Bentuk
Tetap
Volume
Tetap
Bentuk
Tidak Tetap
Volume
Tidak Tetap
31
a. Wujud Zat
Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-
hari. Misalnya pensil, kacamata, batu, kursi, air, balon berisi udara,
tabung LPG berisi gas, es, baja, dan daun. Berbagai macam benda yang
kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut memerlukan
ruang atau tempat untuk keberadaannya. Zat adalah sesuatu yang
memiliki massa dan menempati ruangan. Menurut wujudnya zat
digolongkan menjadi tiga yaitu.
1) Zat Padat
Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya
kelereng yang berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap
berbentuk bulat. Begitu pula dengan volumenya. Hal ini disebabkan
karena daya tarik antar partikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat
padat berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf
(seperti kaca dan batu granit).
2) Zat Cair
Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai
dengan yang ditempatinya. Hal ini disebabkan partikel-partikel
penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih
bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah.
3) Gas
Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan
kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu
berubah.
b. Perubahan Wujud Zat
Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es
dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air
(gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi
32
air. Air didinginkan menjadi es. Proses perubahan wujud zat tersebut
dapat diamati pada diagram.
Gambar 2.2 Perubahan Wujud Zat
Berdasarkan diagram tersebut, zat dari wujud yang satu ke wujud
yang lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat
2) Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair
3) Menyublim (mengkristal) yaitu perubahan wujud zat dari gas ke
padat
4) Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas
5) Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas
6) Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair
c. Massa Jenis
Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan
merupakan ciri khas setiap jenis benda. Massa jenis tidak tergantung
pada jumlah benda. Apabila jenisnya sama maka nilai massa jenisnya
juga sama. Misalnya, setetes air dan seember air mempunyai nilai massa
jenis sama yaitu 1 gram/cm3 Berbagai logam memiliki nilai massa jenis
33
besar dikarenakan atom-atom dalam susunan molekulnya memiliki
kerapatan yang besar. Gabus atau sterofoam mempunyai massa jenis
kecil karena susunan atom-atom dalam molekulnya memiliki kerapatan
kecil.
Massa jenis dilambangkan dengan simbol ρ (dibaca rho), salah satu
huruf Yunani.
Keterangan:
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm
3)
M = massa benda (kg atau gram)
V = volume benda m3 atau cm
3)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Astri Novita Simalango dan zainudin Muchtar dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Laju Reaksi” Memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan nilai
rata-rata hasil belajar siswa diperoleh pada kelas eksperimen dan pada kelas
kontrol, menjelaskan bahwa pemakaian metode praktikum dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Didapatkan hasil bahwa hasil belajar siswa yang diajar
memamkai metode praktikum lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak
memakai metode praktikum.31
Haryono dalam jurnalnya yang berjudul “Model Pembelajaran Berbasis
Peningkatan Keterampilan Proses Sains” memberikan kesimpulan bahwa model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah bentuk
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam
rangkaian proses belajar mengajar guna mengarahkan siswa pada proses
konstruksi pengetahuan secara mandiri. Proses pembelajaran dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun
31
Astri novita simalango dan Zainuddin muchtar, Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. (Jurnal Pendidikan Matematika
dan Sains ISSN : 1907-7157)
34
konsep, teori, dan sikap tertentu melalui proses sains secara mandiri. Model
pembelajaran berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam
meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil
belajarnya secara keseluruhan.32
Amalia sapriati dalam jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Instrument
Penilaian Praktikum Fotosintesis” Memberikan Kesimpulan Bahwa kesimpulan
dari kegiatan pengembangan adalah prosedur pengembangan instrument melalui
tahapan mengkaji teori untuk merumuskan dimensi dan aspek penilaian, membuat
kisi-kisi dan instrumen, serta mengkonsultasikan draft instrumen kepada ahli
(panelis yaitu guru inti dan dosen) dan merevisinya. Kegiatan pengembangan ini
menghasilkan instrumen dan perangkatnya, yang terdiri atas petunjuk dan tugas
praktikum, format pengamatan, pedoman penskoran, serta format pemberian skor
dan rekap nilai.33
Diena nurhasanah dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran
Fisika Berbasis Praktikum Terhadap Keterampilan Observasi Siswa SMP”
memberikan kesimpulan bahwa efektivitas pembelajaran fisika berbasisi
praktikum ini dinilai cukup karena IPK yang dicapai siswa dalam pembelajran
mengenai peningkatan dari kurang terampil menjadi kategori cukup terampil.34
Susiwi, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses
Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran Praktikum D-E-H” memberikan
kesimpulan bahwa melalui pembelajaran MPP D–E–H: kemampuan
“merumuskan hipotesis”, kemampuan “mengendalikan variabel” dan kemampuan
“merancang percobaan” dapat dicapai secara tuntas baik pada kelompok SMA
dengan prestasi akademik sedang maupun kelompok SMA dengan prestasi
akademik tinggi. Untuk itu perlu diadakan diskusi dengan asisten untuk menindak
lanjuti hasil rancangan yang dibuat siswa, terutama untuk mengevaluasi
32
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. 33
Amalia sapriati, Pengembangan Instrument Penilaian Praktikum Fotosintesis, Jurnal
Pendidikan IPA Universita Terbuka 2004. h.10 34
Diena Nurkhasah, Efektivitas Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Terhadap
Keterampilan Observasi Siswa SMP, (Sripsi S1: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Pendidikan Indonesia) 2008.
35
perencanaan alat dan bahan, serta cara kerja sehingga percobaan tersebut aman
dan efisien untuk dilaksanakan.35
Gebi Dwiyanti dalam penelitiannya yang berjudul Keterampilan Proses Sains
Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode
Praktikum memberikan kesimpulan bahwa siswa mempunyai nilai baik untuk
keterampilan observasi, nilai cukup untuk keterampilan menafsirkan hasil
pengamatan dan untuk keterampilan berkomunikasi Urutan keterampilan proses
siswa dan yang paling baik adalah keterampilan observasi, berkomunikasi dan
menafsirkan hasil pengamatan. 36
Widayanto dalam jurnalnya yang berjudul Pengembangan Keterampilan
Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik memberikan
kesimpulan bahwa Keterampilan proses dan pemahaman siswa kelas X SMA N 3
Sragen dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan Kit optik dalam pembelajaran
pembiasan cahaya. Faktor penting dalam peningkatan keterampilan proses sains
dan pemahaman adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum. Semakin
tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum semakin tinggi pencapaian
pemahaman dan ketrampilan proses sains siswa.37
Redno Kartikasari dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Pendekatan
Kontekstual (Contextual teaching Learning) dengan Menggunakan Metode
Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas VIII C SMP N
14 Surakarta memberikan kesimpulan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa
kelas VIII C SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.38
35
Susiwi, dkk.Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran
Praktikum D-E-H. (Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009. ISSN: 1412-0917). 36
Gebi Dwiyanti, dkk, Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran
Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum (FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung, 2003) 37
Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X melalui
kit optic. (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1, Januari. Semarang, 2009) 38
Redno Kartikasari, Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching Learning)
dengan Menggunakan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas
VIII C SMP N 14 Surakarta, (Jurnal Skripsi Program Pendidikan Biologi UNS Surakarta 2011)
36
An Nuril Maulidan F dan Tutut Nurita dalam jurnalnya yang berjudul
Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku
Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar memberikan kesimpulan bahwa
Simpulan pada penelitian ini adalah pembelajaran fisika menggunakan metode
eksperimen dapat digunakan untuk melatihkan sikap berkarakter ilmiah pada
siswa man tlogo blitar.39
Sudadi Mulyono dalam jurnalnya yang berjudul Penggunaan Metode
Eksperimen Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran reproduksi Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta memberikan
kesimpulan bahwa penggunaan metode eksperimen secara signifikan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Adanya peningkatan nilai hasil belajar dari
pretest sampai posttest (diasumsikan sebagai prestasi belajar siswa) pada siklus I,
II, dan III menunjukkan penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode eksperimen yang
disertai Tanya jawab, diskusi dan pembimbingan kepada kelompok siswa dalam
pembelajaran, dapat menimbulkan berbagai peningkatan meliputi: keaktifan
siswa, motivasi belajar siswa dan kemauan bertanya serta peningkatan penguasaan
materi pelajaran.40
C. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan pendidikan sains harus menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung kepada siswa, siswa perlu dibantu untuk
mengembangkan sejumlah keterampilan proses untuk menjelajahi alam sekitar
dan memahaminya agar dapat meningkatkan kualitas mereka dalam keilmuan. Hal
ini sesuai dengan hakikat IPA yang disampaikan oleh Depdiknas yang meliputi
empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi.
39
An Nuril Maulidan F dan Tutut Nurita. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen
untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar. (Pensa E-Jurnal FMIPA
UNESA). 40
Sudadi Mulyono, Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran reproduksi Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta.
37
Kenyataannya kegiatan pembelajaran hanya mengutamakan mengenai produk
sains yang berupa fakta (konsep), prinsip, teori dan hukum saja. Salah satu
penyebab tidak tercapainya tujuan pendidikan sains karena penerapan metode
pengajaran yang kurang tepat. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan
menerapkan metode pembelajaran yang tepat, yaitu dengan menggunakan metode
eksperimen. Metode eksperimen merupakan suatu metode yang dapat
mengembangkan keterampilan proses.
Metode eskperimen merupakan suatu metode mengajar yang dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat menemukan sendiri fakta-
fakta yang diperlukan dan ingin diketahui. Metode ini menekankan siswa pada
kegiatan yang harus dialami sendiri, dicari dan ditemukan sendiri data dan
pemecahannya. Dengan metode eksperimen perhatian siswa akan lebih dipusatkan
pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain serta siswa berkesempatan
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang terlibat dalam proses
serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
Metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam
belajar. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan praktikum siswa dapat lebih
aktif dan terlibat secara langsung dalam usaha memperoleh pengetahuan dan
pemahaman teori-teori berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan. Keberhasilan
penggunaan metode eksperimen didukung oleh ketersediaan alat dan bahan di
laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum. Disamping
itu keberhasilan metode ini juga bergantung pada tingkat motivasi siswa yang
memadai untuk mengamati hasil metode eksperimen yang dilakukannya.
Metode eksperimen merupakan metode yang sering dilakukan oleh scientist.
Untuk dapat melakukan eksperimen diperlukan keterampilan dasar seperti
mengamati. Dalam rangka mengembangkan kemampuan eksperimen pada diri
siswa pada metode eksperimen perlu dilatihkan kemampuan observasi secara
cermat, agar mereka mampu melihat kesamaan dan perbedaan serta menangkap
sesuatu yang essensial dari fenomena yang diamatinya.
38
Salah satu kemampuan dari Keterampilan Proses Sains (KPS) yang dapat
dikembangkan melalui metode eksperimen adalah kemampuan observasi.
Kemampuan observasi merupakan kemampuan mendasar dalam KPS. Melalui
observasi segala objek dan fenomena alam dapat diketahui yaitu dengan
menggunakan kelima indera kita yaitu penglihatan, pendengaran, pengecap,
pencium dan peraba. Observasi dianggap sebagai langkah pertama dalam suatu
kegiatan ilmiah atau memecahkan suatu masalah.
Materi fisika pada pokok pembahasan wujud zat dan perubahannya
merupakan salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
akan tetapi materi ini sering dianggap sulit dan membosankan oleh karena itu
materi ini akan disampaikan dengan menggunakan metode eksperimen agar dapat
menumbuhkan keterampilan observasi yang merupakan dasar dalam
Keterampilan Proses Sains.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP 2 Mei, penelitian ini dilakukan pada semester
genap tahun ajaran 2011/2012, yang dilaksanakan pada tanggal 14, 21, 23 dan 28
Mei 2012.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.
Disamping itu, penelitian ini juga merupakan penelitian dimana pengumpulan
data dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan
keadaan dan kejadian sekarang.
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan suatu gejala, peristiwa dan
kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini melibatkan deskripsi,
pencatatan, analisis dan interpretasi yang terjadi pada saat ini. Karena memotret
kejadian yang terjadi pada saat penelitian ini belaku, maka di waktu yang akan
datang penelitian ini belum tentu berlaku. Penelitiian deskriptif tidak selalu
menuntut adanya hipotesa, demikian pula manipulasi variabel ttidak diperlukan,
sebab gejala dan peristiwa telah ada, tinggal dideskripsikan. 1
Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis
sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
Sehubungan dengan penelitian deskriptif ini, sering dibedakan atas dua jenis
penelitian menurut proses sifat dan analisis datanya yaitu riset deskriftip yang
bersifat eksploratif dan riset deskriptif yang bersifat developmental.2
1 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan PIPA
UIN Jakarta, 2008), h. 10. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1998), h.245
39
40
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajai, tetapi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.3 Populasi dalam
penelitian dibedakan dalam dua jenis, yaitu populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi target yaitu seluruh siswa SMP 2 Mei yang terdaftar pada
tahun ajaran 2011-2012. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP 2 Mei.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampel yang merupakan pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-
ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel dengan teknik
bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri
sehingga dapat mewakili populasi. Keuntungannya terletak pada ketepatan
peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti.5 Adapun
sampel dalam penelitian ini adalah Kelas VII-2 yang berjumlah 31 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
pengumpulan data non-tes berupa lembar observasi. Untuk data pendukung
digunakan pula pengumpulan data tes berupa Lembar Kerja Siswa. Kedua data
tersebut digunakan untuk menganalisis kemampuan observasi dengan
menggunakan metode eksperimen.
3 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.117.
4 Ibid., h.118
5 Suharsimi Arikunto, Op. Cit h.128
41
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Observasi digunakan untuk melihat secara langsung aktivitas guru dan
menilai kinerja siswa selama proses pembelajaran. Instrumen ini berupa
lembar observasi yang digunakan sebagai alat pengumpul data melalui
pengamatan secara objektif. Untuk mengamati kegiatan siswa selama
melaksanakan pembelajaran maka disusunlah pedoman observasi. Pedoman
observasi merupakan pedoman yang berisikan penilaian aspek afektif dan
aspek psikomotor. Dari peneliti berpengalaman dipeoleh suatu petunjuk
bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam skala
bertingkat.6
Lembar observasi digunakan untuk mengukur kemampuan afektif dan
psikomotor siswa. Instrument observasi ini berupa tanda checklist (√) artinya
observer hanya memberikan tanda checklist (√) jika criteria yang dimaksud
dalam format observasi ditunjukkan oleh siswa pada setiap pembelajaran.
Lembar observasi yang telah disusun tidak diujicobakan tetapi
dikoordinasikan kepada para observer yang terlibat dalam proses penelitian
agar tidak terjadi kesalahan dalam proses observasi dan pengisian format
observasi.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS yang dipergunakan merupakan petunjuk praktikum alternatif yang
telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbimg. LKS tersebut dijadikan
panduan siswa dalam melaksanakan praktikum wujud zat dan perubahannya
yang didalamnya berisi judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur
percobaan, tabel pengamatan, pertanyaan dan kesimpulan. Selain itu, LKS
yang digunakan untuk mengukur kemampuan observasi pada aspek
kemampuan menggunakan alat indera, kemampuan mengumpulkan fakta-
fakta yang relevan dan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan.
6 Ibid., h. 234.
42
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data
penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang baik.
Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen pedoman observasi adalah dengan
uji validitas ahli atau isi. Validitas ini berkaitan dengan butir-butir pertanyaan
yang akan diajukan pada siswa. Validitas isi dan keterukuran tujuan dilakukan
oleh ahli bidang studi. Bagi mahasiswa pendidikan sains ahli bidang studi bisa
melibatkan guru mata pelajaran, dosen pembimbing, dan dosen mata kuliah sains
(sesuai topik yang diteliti).7 Pada uji validitas ahli, instrumen pedoman observasi
yang telah dibuat divalidasi kepada ahli bidang, validitas yang dilakukan yaitu
validitas kesesuaian konsep dan validitas bahasa.
Tabel 3.1 Uji Validitas Ahli
No Aspek Yang Diuji Kriteria
Baik Cukup Kurang
1 Pengembangan indikator kemampuan observasi
setiap tahap pembelajaran
2 Pernyataan dirumuskan dengan singkat, padat
dan jelas
3 Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh
indikator yang dikembangkan
4 Penskoran terhadap tiap-tiap indikator
kemampuan observasi
5 Pemilihan kata dan kalimat dalam
pengembangan indikator kemampuan observasi
6 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang
digunakan
7 Yanti Herlanti, Op. Cit., h.32
43
G. Teknik Analisis Data
Sebagaimana dalam penelitian deskriptif pada umumnya, maka setelah data
terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, yaitu teknik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekeunsi dan
jumlah persentasenya.
1. Lembar Observasi
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung skor mentah terhadap pedoman observasi berdasarkan
kriteria penilaian yang telah dibuat;
b. Mengubah skor mentah ke dalam bentuk persentase berdasarkan
rumus:
𝐴 = 𝑝
𝑞𝑥100%
Keterangan:
A : Nilai persentase kemampuan observasi
𝑝 : Skor mentah kemampuan observasi
𝑞 : Skor maksimal kemampuan observasi
c. Menentukkan nilai rata-rata yang diperoleh tiap kelompok siswa
untuk masing-masing:
1) Kategori kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
2) Indikator yang terdapat pada kemampuan observasi.
d. Menentukkan kategori kemampuan observasi berdasarkan skala
kategori kemampuan yang dapat dilihat pada tabel 3.2.
44
Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan8
Nilai (%) Kategori Kemampuan
80 – 100 Sangat Baik
66 – 79 Baik
56 – 65 Cukup
40 –55 Kurang
30 – 39 Gagal
e. Menentukkan persentase sebaran kelompok siswa pada setiap
kategori kelompok (tinggi, sedan dan rendah) untuk masing-masing
kategori kemampuan pada tiap indikator dalam kemampuan
observasi dengan rumus:
𝑎 = 𝑥
𝑦𝑥100%
Keterangan:
a : Sebaran kelompok siswa pada kategori kemampuan.
∑x : Jumlah kelompok siswa pada kategori kelompok (tinggi,
sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.
∑y : Jumlah maksimum pada setiap kategori kelompok (tinggi,
sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.
f. Menafsirkan nilai persentase sebaran kelompok siswa dalam tiap
kategori kemampuan ke dalam bentuk deskriptif berdasarkan tabel
harga tafsiran persentase seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Skala Kategori Kemampuan
Nilai (%) Kategori Kemampuan
0 Tidak ada
1 – 25 Sebagian kecil
26 – 49 Hampir separuhnya
50 Separuhnya
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.
245
45
51 – 75 Sebagian besar
76 – 99 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
g. Menggambarkan persentase tiap indikator dalam kemampuan
observasi masing-masing kategori kelompok dalam bentuk grafik.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung skor mentah terhadap jawaban siswa pada LKS
berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat.
b. Menghitung skor rata-rata tiap kelompok.
c. Mengubah skor rata-rata tiap kelompok ke dalam bentuk persentase
dengan rumus:
𝐴 = 𝑝
𝑞𝑥100%
Keterangan:
A : Nilai persentase kemampuan observasi
𝑝 : Skor mentah kemampuan observasi
𝑞 : Skor maksimal kemampuan observasi
d. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh kelompok siswa untuk
masing-masing:
1) Kategori kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
2) Indikator yang terdapat pada kemampuan observasi.
e. Menentukkan kategori kemampuan observasi berdasarkan skala
kategori kemampuan pada Tabel 3.2
f. Menentukkan persentase sebaran kelompok siswa pada setiap
kategori kelompok (tinggi, sedang dan rendah) untuk masing-
masing kategori kemampuan pada tiap indikator dalam kemampuan
observasi dengan rumus:
46
𝑎 = 𝑥
𝑦𝑥100%
Keterangan:
a : Sebaran kelompok siswa pada kategori kemampuan.
∑x : Jumlah kelompok siswa pada kategori kelompok (tinggi,
sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.
∑y : Jumlah maksimum pada setiap kategori kelompok (tinggi,
sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.
g. Menafsirkan nilai persentase sebaran kelompok siswa dalam tiap
kategori kemampuan ke dalam bentuk deskriptif berdasarkan table
harga tafsiran persentase pada Tabel 3.2.
h. Menggambarkan persentase tiap indikator dalam kemampuan
observasi masing-masing kategori kelompok dalam bentuk grafik.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Siswa
Kemampuan observasi siswa selama pembelajaran diukur melalui observasi
yang dibantu oleh beberapa orang observer selama pembelajaran berlangsung.
Temuan penelitian kemampuan observasi dalam pembelajaran secara umum dapat
diuraikan sebagai berikut.
a. Praktikum Pertemuan Pertama
Pada pembelajaran di pertemuan pertama ini, siswa mempelajari sub materi
tentang pengertian zat, persamaan dan perbedaan dari masing-masing wujud zat.
Pembelajaran diawali dengan penyajian fenomena sederhana mengenai jenis
wujud zat yang berbeda, yaitu padat, cair dan gas yang diamati bersama seluruh
kelas yang diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan
yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan
praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.
Indikator kemampuan observasi pada praktikum pertama untuk setiap
kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.
47
48
Tabel 4.1 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada
Pertemuan Pertama
Indikator Kemampuan
Observasi
Kelompok (%) Rata-Rata
(%) 1 2 3 4 5 6
Kemampuan menggunakan
alat indera 56.4 51.3 56.4 58.2 58.2 57.5 56.30
Kemampuan
mengumpulkan fakta-fakta
yang relevan
61.1 50.3 59.7 61.7 68.9 53.1 59.14
Kemampuan
mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan
58 56 64 60 62 46 57.67
Rata-rata 58.5 52.5 60 60 63 52.2 57.70
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada
praktikum pertama masih rendah rata-rata indikator masih dibawah 60%. Rata-
rata kemampuan observasi tiap kelompok pun masih rendah masih banyak
kelompok yang memiliki rata-rata di bawah 60%.
b. Praktikum Pertemuan Kedua
Pada pembelajaran di pertemuan kedua ini, siswa mempelajari materi sub
materi tentang perubahan wujud serta pola susunan dan gerak partikel.
Pembelajaran diawali dengan penyajian fenomena sederhana mengenai hilangnya
es yang setelah beberapa lama dibungkus kertas yang diamati bersama seluruh
kelas dan diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang
dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum
sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.
Indikator kemampuan observasi pada praktikum kedua untuk setiap
kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini.
49
Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada
Pertemuan Kedua
Indikator Kemampuan
Observasi
Kelompok (%) Rata-Rata
(%) 1 2 3 4 5 6
Kemampuan menggunakan
alat indera 60.4 59.6 60.4 60.7 63.6 59.6 60.72
Kemampuan
mengumpulkan fakta-fakta
yang relevan
59 61 59 63.3 59 60 60.22
Kemampuan
mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan
64 60 66 65 58 58 61.83
Rata-rata 61.1 60.2 61.8 63 60.2 59.2 60.92
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada
praktikum kedua sudah mulai meningkat dari praktikum pertama, walaupun rata-
rata indikator kemampuan observasi masih tergolong rendah akan tetapi rata-rata
indikator sudah tidak ada yang dibawah 60%. Rata-rata kemampuan observasi
tiap kelompok pun sudah meningkat walaupun terdapat 1 kelompok yang
memiliki rata-rata kemampuan observasi dibawah 60%.
c. Praktikum Pertemuan Ketiga
Pada praktikum dipertemuan ketiga ini, siswa mempelajari sub materi
tentang kohesi-adhesi serta kapilaritas. Pembelajaran dimulai dengan penyajian
fenomena sederhana tentang air di atas daun talas dan diatas kertas buram
bersama seluruh kelas dan diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan
pengamatan yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan
kegiatan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.
Indikator kemampuan observasi pada praktikum ketiga untuk setiap
kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.3 di bawah ini.
50
Tabel 4.3 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada
Pertemuan Ketiga
Indikator Kemampuan
Observasi
Kelompok (%) Rata-Rata
(%) 1 2 3 4 5 6
Kemampuan menggunakan
alat indera 64 62.4 63.2 65.3 65.6 64 64.08
Kemampuan
mengumpulkan fakta-fakta
yang relevan
56 57.3 56 60 57.3 61.3 57.98
Kemampuan
mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan
68 68 64 70 68 68 67.67
Rata-rata 62.7 62.6 61.1 65.1 63.6 64.4 63.24
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada
praktikum ketiga sudah mulai meningkat dari praktikum kedua. Akan tetapi pada
pertemuan ketiga ini terjadi penurunan rata-rata indikator kemampuan observasi
yaitu pada indikator kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan. Rata-
rata kemampuan observasi tiap kelompok meningkat, akan tetapi pada indikator
kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan terdapat 4 kelompok yang
memiliki rata-rata di bawah 60%, indikator kemampuan mengumpulkan fakta-
fakta yang relevan memiliki rata-rata di bawah 60%.
.
d. Praktikum Pertemuan Keempat
Pada pembelajaran dipertemuan keempat ini, siswa mempelajari sub materi
tentang massa jenis. Pembelajaran dimulai dengan penyajian fenomena sederhana
tentang es batu yang mengapung di atas air bersama seluruh kelas dan diikuti
dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan
bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai
dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.
51
Indikator kemampuan observasi pada praktikum keempat untuk setiap
kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada
Pertemuan Keempat
Indikator Kemampuan
Observasi
Kelompok (%) Rata-Rata
(%) 1 2 3 4 5 6
Kemampuan
menggunakan alat indera 78 80.5 81.5 83.8 86.5 81 81.88
Kemampuan
mengumpulkan fakta-
fakta yang relevan
76 80 81.3 85 83.3 84 81.60
Kemampuan
mengidentifikasi
persamaan dan
perbedaan
78 78 74 81.7 80 88 79.95
Rata-rata 77.3 79.5 78.9 83.5 83.3 84.3 81.14
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada
praktikum keempat mengalami peningkatan yang cukup tinggi, semua indikator
kemampuan observasi memiliki rata-rata mencapai 80%. Rata-rata kemampuan
observasi tiap kelompok pun memiliki rata-rata yang cukup tinggi, rata-ratanya
mencapai 75% bahkan terdapat 3 kelompok yang memiliki rata-rata di atas 80%.
e. Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi
Rekapitulasi indikator kemampuan observasi siswa pada setiap pertemuan
dapat dilihat pada tabel 4.5
52
Tabel 4.5 Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap
Pertemuan
Indikator Kemampuan
Observasi
Pertemuan Rata-
Rata Kategori
1 2 3 4
Kemampuan menggunakan
alat indera 56.30 60.72 64.08 81.88 65.75 Cukup
Kemampuan
mengumpulkan fakta-fakta
yang relevan
59.14 60.22 57.98 81.60 64.74 Cukup
Kemampuan
mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan
57.67 61.83 67.67 79.95 66.78 Baik
Rata-rata 57.70 60.92 63.24 81.14 65.75 Cukup
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi
memiliki nilai yang tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 65-66. Sedangkan
rata-rata indikator kemampuan observasi meningkat pada pertama hingga
pertemuan keempat.
2. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Keja Siswa (LKS) ini dijadikan panduan siswa dalam melaksanakan
praktikum wujud zat dan perubahannya yang didalamnya berisi judul, tujuan,
dasar teori, alat dan bahan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, pertanyaan dan
kesimpulan. LKS yang digunakan untuk mengukur kemampuan observasi pada
aspek kemampuan menggunakan alat indera, kemampuan mengumpulkan fakta-
fakta yang relevan dan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan. Hasil LKS
tiap kelompok secara umum disajikan pada tabel 4.5 di bawah ini
53
Tabel 4.6 Hasil Lembar Kerja Siswa pada Setiap Pertemuan
LKS Kelompok Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6
Pertemuan 1 70 65 70 70 70 65 68.33
Pertemuan 2 73 70 74 70 73 72 72.00
Pertemuan 3 80 78 80 75 80 80 78.83
Pertemuan 4 80 80 83 80 83 85 81.83
Rata-rata 75.75 73.25 76.75 73.75 76.50 75.50 75.25
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa rata-rata skor LKS tiap kelompok tidak jauh
berbeda, yaitu berkisar antara 70-77. Terlihat juga rata-rata LKS mengalami
peningkatan dari tiap pertemuan.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan observasi siswa pada
konsep wujud zat dan perubahannya mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan.
Pada pertemuan pertama, rata-rata kemampuan observasi kelompok masih
memiliki kemampuan observasi yang rendah dan kurang merata pada setiap
indikator. Indikator kemampuan observasi yang memiliki persentase terendah
adalah kemampuan menggunakan alat indera. Hal ini disebabkan Lembar Kerja
Siswa yang digunakan oleh siswa pada pertemuan pertama terdiri dari kegiatan
praktikum sederhana tetapi jumlahnya cukup banyak. Selain itu, pengukuran dasar
yang seharusnya telah dipelajari siswa pada bahasan sebelumnya ternyata
sebagian besar belum dikuasai. Misalnya pada pengukuran massa benda
menggunakan neraca. Kegiatan ini menuntut guru untuk memberikan bimbingan
lebih. Hal ini sesuai juga dengan rata-rata skor LKS mereka pada pertemuan
pertama yang masih rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
54
Widayanto, bahwa belum tercapainya ketuntasan belajar dapat dikarenakan siswa
masih belum terbiasa dengan pendekatan atau metode yang digunakan.1
Pada pertemuan pertama, kelompok yang memiliki rata-rata kemampuan
observasi dan rata-rata skor LKS paling rendah ada 2 kelompok. Hal ini
disebabkan masih terdapat kelompok-kelompok siswa yang belum bisa
menyelesaikan seluruh kegiatan, tepat waktu sehingga terdapat sebagian persoalan
dalam LKS yang belum terjawab. Hal ini terjadi karena jumlah kegiatan yang
harus dilakukan siswa memang cukup banyak. Walaupun tergolong kegiatan yang
sederhana, seperti melakukan pengukuran massa, volume serta panjang,
tampaknya siswa belum terbiasa melakukannya, sehingga membutuhkan waktu
lebih lama untuk menyelesaikannya. Sebagian siswa juga terlihat belum bisa
bekerjasama dengan rekan kelompoknya karena belum terjadi komunikasi yang
baik antar anggota
Pada pertemuan kedua, rata-rata kemampuan observasi siswa mengalami
peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama akan tetapi peningkatannya
masih relatif sedikit. Rata-rata persentase indikator kemampuan observasi tidak
jauh berbeda. Kegiatan praktikum pada LKS pembelajaran dipertemuan 2
melibatkan beberapa alat yang cukup beresiko, seperti pembakar spitus, tetapi
tidak terdapat kegiatan yang rumit. Sebelum memulai praktikum, guru
mengingatkan agar siswa sangat berhati-hati dalam melakukan kegiatan
pengamatan agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan. Pengarahan serta
bimbingan terhadap siswa saat melakukan pengamatan, mengolah data dan
mengisi lembar kerja berlangsung lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.
Pada pertemuan kedua ini rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok tidak
jauh berbeda, semua kelompok mampu menyelesaikan kegiatannya tepat waktu.
Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa tampaknya lebih sesuai dengan
waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini didukung pula oleh adaptasi siswa
yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai terbiasa menghadapi rekan dalam
kelompoknya sehingga kegiatan praktikum berjalan lebih lancar dan proses
1 Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X melalui
kit optic. (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1, Januari. Semarang, 2009)
55
pengamatan menjadi lebih baik. Di pembelajaran kedua siswa disajikan materi
perubahan wujud dengan kegiatan praktikum yang cukup menarik perhatian.
Salah satu kegiatan yang menurut siswa menarik dilakukan yaitu menyelidiki
perubahan wujud pada kapur barus. Siswa memanaskan kapur barus pada tabung
Erlenmeyer di atas api, kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
Pada pertemuan ketiga, rata-rata kemampuan observasi siswa mengalami
peningkatan dibandingkan dengan pertemuan kedua, akan tetapi pada pertemuan
ketiga terjadi penurunan rata-rata indikator kemampuan observasi pada indikator
kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dibandingkan dengan
pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan siswa masih belum dapat menghubungkan
kegiatan praktikum yang mereka lakukan dengan materi yang sudah mereka
pelajari. Tampaknya untuk siswa kelas VII SMP masih sulit untuk menuangkan
pemikirannya sendiri tanpa mendapat pengarahan yang cukup. Meskipun apa
yang terdapat dalam pikiran mereka tepat, sebagian mereka tidak yakin sebelum
menanyakan ke observer.
Pada pertemuan ketiga, rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok tidak
jauh berbeda, semua kelompok mampu menyelesaikan kegiatannya tepat waktu.
Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa tampaknya lebih sesuai dengan
waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini didukung pula oleh adaptasi siswa
yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai terbiasa menghadapi rekan dalam
kelompoknya sehingga kegiatan praktikum berjalan lebih lancar dan proses
pengamatan menjadi lebih baik. Pada pertemuan ketiga ini walaupun indikator
kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan mengalami penurunan akan
tetapi indikator kemampuan observasi yang lain mengalami peningkatan.
Pada pertemuan keempat, Rata-rata indikator kemampuan observasi
mengalami peningkatan cukup tinggi karena rata-ratanya di atas 75 bahkan
mencapai 80. Walaupun kegiatan praktikum yang dilakukan cukup banyak, tetapi
karena mereka sudah mulai terbiasa dalam menggunakan alat dan melakukan
pengamatan siswa dapat melakukan kegiatan praktikum dengan baik.
Pembelajaran berlangsung lebih baik karena pembimbingan siswa saat melakukan
pengamatan, pengambilan data, pencatatan hasil pengamatan dan pengolahan data
56
berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil praktikum yang
lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Haryono, bahwa Model pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam meningkatkan
kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil belajarnya secara
keseluruhan.2
Indikator kemampuan observasi yang memiliki persentase terbesar pada
pertemuan keempat adalah kemampuan menggunakan alat indera. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dkk, bahwa indera yang
digunakan hanya indera penglihatan. Siswa melihat/mengamati perubahan-
perubahan yang terjadi kemudian mencatat dalam tabel yang telah disediakan.3
Kemampuan menggunakan alat indera dilatihkan melalui berbagai kegiatan
pengamatan, diantaranya pengukuran, baik itu pengukuran massa, panjang
maupun volume serta pada pengamatan proses perubahan bentuk. Indikator utama
yang satu ini dilatihkan melalui kegiatan dengan jumlah paling banyak pada setiap
serinya. Selain itu, dalam praktikum mengenai wujud zat ini, fenomena yang
paling jelas diamati adalah perubahan bentuk atau volume benda.
Rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok pada pertemuan keempat
mengalami peningkatan cukup tinggi karena rata-ratanya di atas 75 bahkan
mencapai 80. Pada pembelajaran ini semua kelompok mampu menyelesaikan
kegiatannya tepat waktu. Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa
tampaknya lebih sesuai dengan waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini
didukung pula oleh adaptasi siswa yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai
terbiasa menghadapi rekan dalam kelompoknya sehingga kegiatan praktikum
berjalan lebih lancar dan proses pengamatan menjadi lebih baik.
Pada tabel 4.6 terlihat hasil skor LKS siswa dari pertemuan pertama hingga
pertemuan terakhir mengalami peningkatan yang stabil. Pada pertemuan pertama
masih banyak siswa yang tidak mengisi LKS mereka dengan penuh hal ini
2 Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. (Jurnal
Pendidikan dasar, 2006), Volume 7 No 1. 3 Gebi Dwiyanti, dkk, Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran
Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum (FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung, 2003)
57
dikarenakan mereka belum terbiasa dan terdapat beberapa praktikum yang belum
selesai dikerjakan, hal ini mengakibatkan terdapat beberapa siswa yang belum
selesai mengerjakan LKS. Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mengerjakan
LKS mereka dengan baik sehingga nilai LKS mereka meningkat disetiap sesinya.
Dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
ini memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif dalam pembentukan
konsep serta pemahaman materi yang disajikan melalui rangkaian kegiatan
praktikum. Karena itu, metode eksperimen menjadi hal yang sangat penting serta
keterlaksanaan tahapan kegiatan praktikum menjadi faktor utama penentu
keberhasilan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunyono dan Siti
maryatun, bahwa pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.4
Meskipun catatan observer terhadap pembelajaran menunjukkan bahwa
kegiatan praktikum berlangsung sangat baik, karena hampir seluruh tahapan
praktikum terlaksana, namun penulis yang sekaligus bertindak sebagai pengajar
merasa ada beberapa tahapan yang belum terlaksana secara optimal.
Walaupun ada beberapa kendala dalam kegiatan pembelajaran, secara umum
pembelajaran ini diterima cukup baik oleh siswa. Sesuai dengan hasil
perbincangan dengan beberapa siswa dan guru. Menurut guru bidang studi yang
secara umum melihat kegiatan praktikum yang berlangsung dengan diterapkannya
pembelajaran ini, siswa dilatih untuk terlibat aktif dan berinteraksi dengan
rekannya. Sedangkan siswanya sendiri beranggapan bahwa dengan pembelajaran
ini dirinya menjadi lebih mudah memahami materi karena dapat terlibat langsung
mengamati fenomena dalam materi yang dipelajari.
4 Sunyono dan Siti maryatun, Penerapan Metode eksperimen Berbasis Lingkungan dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar (Proceeding of
The First International Seminar of Science Education UPI, 2007).
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis kemampuan observasi siswa dengan
menggunakan metode eksperimen pada konsep wujud zat dan perubuhannya,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan observasi siswa dengan
menggunakan metode eksperimen pada kelas kelas VII-2 SMP 2 Mei dinilai
sangat baik dengan pencapaian rata-rata kemampuan observasi pada pertemuan
keempat sebesar 81.14%, sedangkan rata-rata kemampuan observasi pada setiap
pertemuan sebesar 65.75%.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat beberapa saran yang
dapat dikemukakan, antara lain sebagai berikut:
1. Pada peneliti yang melibatkan cukup banyak observer, usahakan untuk
menyamakan persepsi mengenai sasaran observasi serta rambu-rambu
pelaksanaan sebelum penelitian berlangsung agar data yang diperoleh lebih
akurat.
2. Penentuan materi serta kegiatan praktikum hendaknya memperhitungkan jenis
kemampuan yang hendak dilatihkan.
3. Pembagian kelompok pada kegiatan praktikum hendaknya dilakukan secara
heterogen.
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Amien, Moh. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan
Metode “Discovery” dan Inquiry., Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1987.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2005.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia,
1986.
Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Dwiyanti, Gebi. Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada
Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum
FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,
2003.
Haryono. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains,
Jurnal Pendidikan Dasar Vol.7, No.1, 2006: 1-13.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sain., Jakarta:
Jurusan PIPA UIN Jakarta, 2008.
Kartikasari, Redno. Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching
Learning) dengan Menggunakan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas VIII C SMP N 14
Surakarta. Jurnal Skripsi Program Pendidikan Biologi UNS Surakarta.
2011.
Maulidan, An Maulidan dan Tutut Nurita. Pembelajaran Fisika Melalui Metode
Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN
Tlogo Blitar. Pensa E-Jurnal FMIPA UNESA.
Mulyono, Sudadi. Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran reproduksi
Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta.
60
Nurkhasah, Diena. Efektivitas Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Terhadap
Keterampilan Observasi Siswa SMP. Sripsi S1: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.
Novita Simalango, Astri dan Zainuddin muchtar, Pengaruh Pemakaian Metode
Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju
Reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157.
2008.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2005.
Sapriati, Amalia. Pengembangan Instrument Penilaian Praktikum Fotosintesis,
Jurnal Pendidikan IPA Universita Terbuka 2004.
Sugiono. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif R&B. Bandung: Alfabeta.
Sunyono dan Siti maryatun, Penerapan Metode eksperimen Berbasis Lingkungan
dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA
Swadhipa Natar. Proceeding of The First International Seminar of
Science Education UPI, 2007.
Susanto, Pudyo. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktuvisme.
Malang: Universitas Negeri Malang, 2002.
Susilawati, dkk. Penerapan Model Siklus Belajar Hipotetikal Deduktif 7E Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Konsep
Pembiasan Cahaya. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010.
Susiwi, dkk.Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model
Pembelajaran Praktikum D-E-H. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2
Oktober 2009. ISSN: 1412-0917.
W. Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education. London:
David Fulthon. 1992.
Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X
melalui kit optic. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1,
Januari. Semarang, 2009.
Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UNM
Pre, 2005.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta. 2009.
61
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Identitas
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian zat secara benar
2. Siswa dapat menyebutkan fakta-faka yang relevan dari hasil percobaan secara benar
3. Siswa dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan ketiga wujud zat secara benar
4. Siswa dapat mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujud zatnya sesuai dengan fakta-fakta
yang ada secara benar.
C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya
D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen
E. Langkah – langkah Pembelajaran:
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
1. Pendahuluan
Memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan melakukan absensi siswa.
Menjawab salam dan menjawab panggilan
guru selama absensi.
10
Menit
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan KD dan indikator yang
akan dipelajari..
Menyimak penjelasan guru
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
melalui beberapa pertanyaan mengenai
pengertian zat dan pengelompokkan zat,
kemudian menunjuk salah satu siswa secara
acak untuk menjawab pertanyaan tersebut,
misalnya:
Menyimak dan berperan aktif dalam
pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan kepada guru dan menjawab
pertanyaan guru.
Nama Sekolah : SMP 2 Mei Ciputat
Mata Pelajaran : IPA – Fisika
Kelas/Semester : VII/I
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya
Indikator : 1. Mengamati percobaan untuk menyelidiki pengertian zat
2. Menemukan fakta-fakta yang relevan dari hasil percobaan
3. Mengamati Persamaan dan perbedaan ketiga wujud zat
4. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujud zatnya sesuai
dengan fakta-fakta yang ada
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 1 (Satu)
Lampiran 1
Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP)
62
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
Apa yang saya pegang? (menunjukkan
sebuah balok dan gelas berisi air) jika
dipegang bagaimana rasanya? Terbuat dari
apa? Bentuknya bagaimana? Jika air dalam
gelas dibalik perlahan-lahan apa yang
terjadi?
Menunjukkan sebuah balon kosong dan balon
yang berisi udara lalu memberikan
pertanyaan
apa isi balon tersebut? Bagaimana rasanya
kalau balon ini dipegang? Jika udara dari
balon dikeluarkan, apakah udara tersebut
dapat kita pegang? Bagaimana bentuknya?
Tadi ada berapa benda yang ditunjukkan?
Apa saja? Apa saja contoh lain yang mirip
dengan masing-masing benda tadi?
Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
yang menjawab dengan menginstruksikan
seluruh siswa untuk bertepuk tangan.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Seluruh siswa bertepuk tangan.
Mengarahkan siswa untuk mengingat bahwa
ketiga benda yang ditunjuk tadi merupakan
perwakilan dari ketiga wujud zat.
Mengikuti arahan dari guru dan mengingat
bahwa perwakilan dari ketiga benda tadi
merupakan perwakilan dari ketiga wujud
zat.
Menjelaskan materi yang akan dipelajari
pada hari itu, yaitu mengenai pengertian, ciri
– ciri dan sifat – sifat partikel zat padat, cair
dan gas.
Menyimak penjelasan dari guru
2. Kegiatan Inti
Memberi masalah mengenai apa itu zat, apa
yang menjadi persamaan dari ketiga wujud
zat serta apa yang membedakan ketiganya?
Dan menunjuk beberapa siswa secara acak
untuk memberikan jawaban.
Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
yang menjawab dengan menginstruksikan
seluruh siswa untuk bertepuk tangan.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Seluruh siswa bertepuk tangan 55
Menit
63
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
Membagikan LKS kepada masing-masing
siswa dan menginstruksikan untuk duduk
secara berkelompok sesuai dengan
pembagian kelompok yang sudah dibuat
sebelumnya.
Menerima LKS dan duduk sesuai
kelompok yang sudah dibuat.
Memberi penjelasan mengenai apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan selama
kegiatan praktikum demi keselamatan kerja.
Mendengar penjelasan dari guru
Memberikan waktu kepada siswa untuk
bekerjasama dengan rekan-rekan
sekelompoknya melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan langkah kerja yang
terdapat pada LKS dan menjawab setiap
pertanyaan yang terdapat pada LKS tersebut.
Melakukan percobaan secara
berkelompok sesuai dengan langkah kerja
yang terdapat pada LKS dan menjawab
setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS
tersebut.
Dibantu oleh guru dan observer, peneliti
membimbing siswa dalam melakukan
percobaan, memberikan arahan jika petunjuk
yang ada di LKS kurang jelas.
Melakukan percobaan dibimbing oleh
guru, observer dan peneliti dan bertanya
apabila ada hal yang kurang dimengerti.
Membimbing siswa dalam merumuskan
penjelasan untuk menjawab pertanyaan –
pertanyaan yang ada di dalam LKS,
bimbingan yang diberikan bukan dalam
bentuk penjelasan mengenai jawaban dari
pertanyaan akan tetapi dalam bentuk arahan
bagaimana mendapatkan jawaban tersebut.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
ada di dalam LKS dan bertanya apabila
ada hal yang kurang dimengerti.
Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
yang telah dilakukan.
Bertanya kepada seluruh kelompok, apakah
setuju dengan jawaban yang dikemukakan
oleh kedua kelompok yang ditunjuk, bertanya
apakah ada kelompok yang memiliki jawaban
yang berbeda.
Meluruskan pendapat dari masing-masing
kelompok dengan menjelaskan jawaban yang
sebenarnya (esensi konsep yang dipelajari
hari itu)
Perwakilan kedua kelompok berdiri untuk
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
yang telah dilakukan.
Kelompok yang memiliki jawaban yang
berbeda mengemukakan pendapatnya.
Memperhatikan penjelasan dari guru dan
bertanya apabila ada hal yang kurang
dimengerti.
64
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
3. Penutup
Menginstruksikan siswa untuk
mengumpulkan LKS.
Mengumpulkan LKS
1
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengemukakan pendapatnya
mengenai materi yang telah disampaikan.
Memberi pendapat mengenai materi yang
telah dipelajari dan bertanya apabila ada
yang kurang dimengerti
Mengajak siswa untuk merefleksikan hasil
pembelajaran melalui kegiatan Tanya jawab
dengan menunjuk beberapa siswa untuk
bertanya.
Siswa yang telah ditunjuk mengemukakan
pertanyaan kepada guru.
Memberi informasi mengenai materi yang
akan dipelajari minggu depan yaitu
pergerakan partikel pada berbagai wujud zat.
Mendengarkan informasi yang telah
diberikan oleh guru
Menginstruksikan siswa untuk merapikan
kembali peralatan praktikum yang telah
digunakan
Merapikan kembali alat – alat praktikum
yang telah digunakan.
Menginstruksikan siswa untuk membaca
Hamdalah dalam menutup pelajaran hari itu
dan menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Membaca Hamdalah dan mengucapkan
salam untuk menutup pelajaran.
F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :
a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).
d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
65
G. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti
Siti Rokasiah Reni Handayani
Kepala Sekolah
SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
66
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Identitas
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengetahui macam-macam perubahan wujud zat secara benar.
2. Siswa dapat memahami susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat
C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya\
D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen
E. Langkah – langkah Pembelajaran:
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
1. Pendahuluan
Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan melakukan
absensi siswa.
Menjawab salam dan menjawab
panggilan guru selama absensi.
10 Menit
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan KD dan indikator
yang akan dipelajari..
Menyimak penjelasan guru
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
melalui beberapa pertanyaan mengenai
materi yang telah dipelajari, kemudian
menunjuk salah satu siswa secara acak
untuk menjawab pertanyaan tersebut,
misalnya:
Apa itu zat? Ada berapa wujud zat yang
kita kenal, apa saja? Bagaimana sifat
masing-masing wujud zat?
Menggali konsepsi awal siswa dengan
mengajukan beberapa pertanyaan,
diantaranya:
Menyimak dan berperan aktif dalam
pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan kepada guru dan
menjawab pertanyaan guru.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Nama Sekolah : SMP 2 Mei – Ciputat
Mata Pelajaran : IPA – Fisika
Kelas/Semester : VII/I
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya
Indikator : 1. Mengamati perubahan wujud suatu zat
2. Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 2 (Dua)
67
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
Ketika sebuah kertas kita gunakan untuk
membungkus es batu kecil, tiba-tiba
setelah beberapa lama es menghilang.
Yang ada hanya kertas basah. Sebetulnya
apa yang terjadi pada es?
Memberikan penghargaan untuk setiap
siswa yang menjawab dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk
bertepuk tangan.
Seluruh siswa bertepuk tangan.
Menjelaskan materi yang akan dipelajari
pada hari itu, yaitu mengenai sifat-sifat
zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari
Menyimak penjelasan dari guru
Membagikan LKS kepada masing-masing
siswa dan menginstruksikan untuk duduk
secara berkelompok sesuai dengan
pembagian kelompok yang sudah dibuat
sebelumnya.
Menerima LKS dan duduk sesuai
kelompok yang sudah dibuat.
2. Kegiatan Inti
Memberi penjelasan mengenai apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan selama
kegiatan praktikum.
Mendengar penjelasan dari guru
55 Menit
Memberikan waktu kepada siswa untuk
bekerjasama dengan rekan-rekan
sekelompoknya melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan langkah kerja
yang terdapat pada LKS dan menjawab
setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS
Melakukan percobaan secara
berkelompok sesuai dengan langkah
kerja yang terdapat pada LKS dan
menjawab setiap pertanyaan yang
terdapat pada LKS tersebut.
Dibantu oleh guru dan observer, peneliti
membimbing siswa dalam melakukan
percobaan, memberikan arahan jika
petunjuk yang ada di LKS kurang jelas.
Melakukan percobaan dibimbing
oleh guru, observer dan peneliti dan
bertanya apabila ada hal yang
kurang dimengerti.
Membimbing siswa dalam merumuskan
penjelasan untuk menjawab pertanyaan –
pertanyaan yang ada di dalam LKS,
bimbingan yang diberikan bukan dalam
bentuk penjelasan mengenai jawaban dari
pertanyaan akan tetapi dalam bentuk
arahan bagaimana mendapatkan jawaban
tersebut.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang ada di dalam LKS dan
bertanya apabila ada hal yang
kurang dimengerti.
68
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
yang telah dilakukan.
Bertanya kepada seluruh kelompok,
apakah setuju dengan jawaban yang
dikemukakan oleh kedua kelompok yang
ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok
yang memiliki jawaban yang berbeda.
Meluruskan pendapat dari masing-masing
kelompok dengan menjelaskan jawaban
yang sebenarnya (esensi konsep yang
dipelajari hari itu)
Perwakilan kedua kelompok berdiri
untuk menyebutkan kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan.
Kelompok yang memiliki jawaban
yang berbeda mengemukakan
pendapatnya.
Memperhatikan penjelasan dari
guru dan bertanya apabila ada hal
yang kurang dimengerti.
Menginstruksikan siswa untuk
mengumpulkan LKS.
Mengumpulkan LKS
3. Penutup
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang telah
disampaikan.
Memberi pendapat mengenai materi
yang telah dipelajari dan bertanya
apabila ada yang kurang dimengerti
15 Menit
Mengajak siswa untuk merefleksikan
hasil pembelajaran melalui kegiatan
Tanya jawab dengan menunjuk beberapa
siswa untuk bertanya.
Siswa yang telah ditunjuk
mengemukakan pertanyaan kepada
guru.
Memberi informasi mengenai materi yang
akan dipelajari minggu depan yaitu
kohesi dan adhesi dan gejala kapilaritas.
Mendengarkan informasi yang telah
diberikan oleh guru
Menginstruksikan siswa untuk merapikan
kembali peralatan praktikum yang telah
digunakan
Merapikan kembali alat-alat
praktikum yang telah digunakan.
Menginstruksikan siswa untuk membaca
Hamdalah dalam menutup pelajaran hari
itu dan menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Membaca Hamdalah dan
mengucapkan salam untuk menutup
pelajaran.
F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :
a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
69
c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).
d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
G. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti
Siti Rokasiah Reni Handayani
Kepala Sekolah
SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
70
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Identitas
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan perbedaan antara kohesi dan adhesi secara benar.
2. Siswa dapat memahami peristiwa kapilaritasndalam kehidupan sehari-hari secara benar.
C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya
D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen
E. Langkah – langkah Pembelajaran:
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
1. Pendahuluan
Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan melakukan
absensi siswa.
Menjawab salam dan menjawab
panggilan guru selama absensi.
10 Menit
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan KD dan indikator
yang akan dipelajari..
Menyimak penjelasan guru
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
melalui beberapa pertanyaan mengenai
pengertian dan susunan gerak partikel
kemudian menunjuk salah satu siswa
secara acak untuk menjawab
pertanyaan tersebut, misalnya:
Apa itu partikel?
Bagaimana susunan gerak partikel
pada berbagai wujud zat?
Menyimak dan berperan aktif dalam
pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan kepada guru dan
menjawab pertanyaan guru.
Nama Sekolah : SMP 2 Mei – Ciputat
Mata Pelajaran : IPA – Fisika
Kelas/Semester : VII/I
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya
Indikator : 1. Membedakan kohesi dan adhesi
2. Mengkaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 3 (Tiga)
71
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
Menggali konsepsi awal siswa melalui
sebuah fenomena sederhana yaitu
tetesan air di atas daunt alas. Siswa
diminta untuk mengemukakan
perbedaannya dengan tetesan air di atas
kertas serta mengapa perbedaan itu bisa
terjadi melalui pertanyaan berikut :
Apa yang sedang saya pegang? Guru
memegang daun alas dan selembar
kertas buram. Lalu kertas dan daun
talas diberi tetesan air, siswa diminta
mengamati dan mengemukakan apa
yang terjadi.
Perbedaan apa yang bisa diamati?
Memberikan penghargaan untuk setiap
siswa yang menjawab dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk
bertepuk tangan.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Seluruh siswa bertepuk tangan.
Menjelaskan materi yang akan
dipelajari pada hari itu, yaitu mengenai
kohesi dan adhesi dan gejala
kapilaritas.
Menyimak penjelasan dari guru
Membagikan LKS kepada masing-
masing siswa dan menginstruksikan
untuk duduk secara berkelompok sesuai
dengan pembagian kelompok yang
sudah dibuat sebelumnya.
Menerima LKS dan duduk sesuai
kelompok yang sudah dibuat.
2. Kegiatan Inti
Memberi masalah mengenai bagaimana
membedakan kohesi dan adhesi, serta
apa itu kapilaritas dan peristiwa apa
saja dalam kehidupan yang
menunjukkan gejala kapilaritas? Dan
menunjuk beberapa siswa secara acak
untuk memberikan jawaban.
Memberikan penghargaan untuk setiap
siswa yang menjawab dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk
bertepuk tangan.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Seluruh siswa bertepuk tangan
55 Menit
72
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
Memberi penjelasan mengenai apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan
selama kegiatan praktikum demi
keselamatan kerja.
Mendengar penjelasan dari guru
Memberikan waktu kepada siswa untuk
bekerjasama dengan rekan-rekan
sekelompoknya melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan langkah kerja
yang terdapat pada LKS dan menjawab
setiap pertanyaan yang terdapat pada
LKS tersebut.
Melakukan percobaan secara
berkelompok sesuai dengan langkah
kerja yang terdapat pada LKS dan
menjawab setiap pertanyaan yang
terdapat pada LKS tersebut.
Dibantu oleh guru dan observer,
peneliti membimbing siswa dalam
melakukan percobaan, memberikan
arahan jika petunjuk yang ada di LKS
kurang jelas.
Melakukan percobaan dibimbing oleh
guru, observer dan peneliti dan
bertanya apabila ada hal yang kurang
dimengerti.
Membimbing siswa dalam
merumuskan penjelasan untuk
menjawab pertanyaan – pertanyaan
yang ada di dalam LKS, bimbingan
yang diberikan bukan dalam bentuk
penjelasan mengenai jawaban dari
pertanyaan akan tetapi dalam bentuk
arahan bagaimana mendapatkan
jawaban tersebut.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang ada di dalam LKS dan bertanya
apabila ada hal yang kurang
dimengerti.
Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
menyebutkan kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan.
Bertanya kepada seluruh kelompok,
apakah setuju dengan jawaban yang
dikemukakan oleh kedua kelompok
yang ditunjuk, bertanya apakah ada
kelompok yang memiliki jawaban yang
berbeda.
Meluruskan pendapat dari masing-
masing kelompok dengan menjelaskan
jawaban yang sebenarnya (esensi
konsep yang dipelajari hari itu)
Perwakilan kedua kelompok berdiri
untuk menyebutkan kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan.
Kelompok yang memiliki jawaban
yang berbeda mengemukakan
pendapatnya.
Memperhatikan penjelasan dari guru
dan bertanya apabila ada hal yang
kurang dimengerti.
Menginstruksikan siswa untuk
mengumpulkan LKS.
Mengumpulkan LKS
73
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
3. Penutup
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang
telah disampaikan.
Memberi pendapat mengenai materi
yang telah dipelajari dan bertanya
apabila ada yang kurang dimengerti
15 Menit
Mengajak siswa untuk merefleksikan
hasil pembelajaran melalui kegiatan
Tanya jawab dengan menunjuk
beberapa siswa untuk bertanya.
Siswa yang telah ditunjuk
mengemukakan pertanyaan kepada
guru.
Memberi informasi mengenai materi
yang akan dipelajari minggu depan
yaitu pergerakan partikel pada berbagai
wujud zat.
Mendengarkan informasi yang telah
diberikan oleh guru
Menginstruksikan siswa untuk
merapikan kembali peralatan praktikum
yang telah digunakan
Merapikan kembali alat – alat
praktikum yang telah digunakan.
Menginstruksikan siswa untuk
membaca Hamdalah dalam menutup
pelajaran hari itu dan menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
Membaca Hamdalah dan
mengucapkan salam untuk menutup
pelajaran.
F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :
a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).
d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
74
G. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti
Siti Rokasiah Reni Handayani
Kepala Sekolah
SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
75
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Identitas
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyimpulkan massa jenis merupakan cirri khas suatu zat secara benar.
2. Siswa dapat menyelidiki pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat secara benar.
3. Siswa dapat menhitung massa jenis suatu zat secara benar.
C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya
D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen
E. Langkah – langkah Pembelajaran:
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
1. Pendahuluan
Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan melakukan
absensi siswa.
Menjawab salam dan menjawab
panggilan guru selama absensi.
10
Menit
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan KD dan indikator
yang akan dipelajari..
Menyimak penjelasan guru
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
melalui beberapa pertanyaan mengenai
pengertian, sifat dan karakter dari suatu
zat dan menunjuk salah satu siswa
secara acak untuk menjawab pertanyaan
tersebut, misalnya:
Apa itu zat?
Bagaimana sifat dan karakter dari suatu
zat?
Menyimak dan berperan aktif dalam
pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan kepada guru dan menjawab
pertanyaan guru.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Nama Sekolah : SMP 2 Mei – Ciputat
Mata Pelajaran : IPA – Fisika
Kelas/Semester : VII/I
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar : 3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 1. Menyimpulkan massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.
2. Menyelidiki pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat.
3. Menghitung maasa jenis suatu zat.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 4 (Empat)
76
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
Menggali konsepsi awal siswa melalui
sebuah fenomena sederhana yaitu es
batu yang selalu mengapung dalam air.
Siswa diminta untuk mengemukakan
perbedaannya dengan logam yang selalu
tenggelam di air serta mengapa
perbedaan itu bisa terjadi melalui
pertanyaan berikut :
Apa yang akan terjadi bila minyak
goreng ini di masukkan ke dalam
segelas air?Lalu apa yang terjadi bila
uang logam ini dimasukkan ke dalam
segelas air? Guru memegang minyak
goreng lalu mencampurkannya ke dalam
segelas air. Lalu guru memasukkan
uang logam ke dalam segelas air. Siswa
diminta mengamati dan mengemukakan
apa yang terjadi.
Perbedaan apa yang bisa diamati?
Memberikan penghargaan untuk setiap
siswa yang menjawab dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk
bertepuk tangan.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Seluruh siswa bertepuk tangan.
Memberi masalah mengenai bagaimana
cara mengetahui massa jenis dari suatu
zat? Dan menunjuk beberapa siswa
secara acak untuk memberikan jawaban.
Memberikan penghargaan untuk setiap
siswa yang menjawab dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk
bertepuk tangan.
Siswa yang ditunjuk, menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Seluruh siswa bertepuk tangan
Menjelaskan materi yang akan dipelajari
pada hari itu, yaitu mengenai Massa
jenis.
Menyimak penjelasan dari guru
Membagikan LKS kepada masing-
masing siswa dan menginstruksikan
untuk duduk secara berkelompok sesuai
dengan pembagian kelompok yang
sudah dibuat sebelumnya.
Menerima LKS dan duduk sesuai
kelompok yang sudah dibuat.
77
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
2. Kegiatan Inti
Memberi penjelasan mengenai apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan selama
kegiatan praktikum demi keselamatan
kerja.
Mendengar penjelasan dari guru
55
Menit
Memberikan waktu kepada siswa untuk
bekerjasama dengan rekan-rekan
sekelompoknya melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan langkah kerja
yang terdapat pada LKS dan menjawab
setiap pertanyaan yang terdapat pada
LKS tersebut.
Melakukan percobaan secara
berkelompok sesuai dengan langkah
kerja yang terdapat pada LKS dan
menjawab setiap pertanyaan yang
terdapat pada LKS tersebut.
Dibantu oleh guru dan observer, peneliti
membimbing siswa dalam melakukan
percobaan, memberikan arahan jika
petunjuk yang ada di LKS kurang jelas.
Melakukan percobaan dibimbing oleh
guru, observer dan peneliti dan
bertanya apabila ada hal yang kurang
dimengerti.
Membimbing siswa dalam merumuskan
penjelasan untuk menjawab pertanyaan
– pertanyaan yang ada di dalam LKS,
bimbingan yang diberikan bukan dalam
bentuk penjelasan mengenai jawaban
dari pertanyaan akan tetapi dalam bentuk
arahan bagaimana mendapatkan jawaban
tersebut.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
ada di dalam LKS dan bertanya apabila
ada hal yang kurang dimengerti.
Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
yang telah dilakukan.
Bertanya kepada seluruh kelompok,
apakah setuju dengan jawaban yang
dikemukakan oleh kedua kelompok yang
ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok
yang memiliki jawaban yang berbeda.
Meluruskan pendapat dari masing-
masing kelompok dengan menjelaskan
jawaban yang sebenarnya (esensi konsep
yang dipelajari hari itu)
Perwakilan kedua kelompok berdiri
untuk menyebutkan kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan.
Kelompok yang memiliki jawaban
yang berbeda mengemukakan
pendapatnya.
Memperhatikan penjelasan dari guru
dan bertanya apabila ada hal yang
kurang dimengerti.
Menginstruksikan siswa untuk
mengumpulkan LKS.
Mengumpulkan LKS
78
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid
3. Penutup
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang telah
disampaikan.
Memberi pendapat mengenai materi
yang telah dipelajari dan bertanya
apabila ada yang kurang dimengerti
15
Menit
Mengajak siswa untuk merefleksikan
hasil pembelajaran melalui kegiatan
Tanya jawab dengan menunjuk beberapa
siswa untuk bertanya.
Siswa yang telah ditunjuk
mengemukakan pertanyaan kepada
guru.
Menginstruksikan siswa untuk
merapikan kembali peralatan praktikum
yang telah digunakan
Merapikan kembali alat – alat
praktikum yang telah digunakan.
Menginstruksikan siswa untuk membaca
Hamdalah dalam menutup pelajaran hari
itu dan menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Membaca Hamdalah dan mengucapkan
salam untuk menutup pelajaran.
F. Sumber Belajar
1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :
a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).
d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
79
G. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti
Siti Rokasiah Reni Handayani
Kepala Sekolah
SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
80
A. Tujuan Percobaan : Menyelidiki pengertian zat serta kesamaan dan perbedaan
masing – masing wujud zat.
B. Alat dan Bahan :
C. Prosedur Percobaan
Percobaan 1 (Bentuk Zat Padat)
1. Siapkan sebuah balok, ukur massanya, amati bentuknya dan gambarkan!
2. Masukkan balok ke dalam gelas, amati bentuknya.
3. Pindahkan balok dari gelas ke atas piring kertas, amati bentuknya.
Pengamatan:
a. Apakah balok memiliki massa? Berapa massa balok yang terukur?
b. Bagaimana bentuk balok mula-mula, ketika berada dalam gelas serta ketika
berada di atas piring kertas?
Bentuk balok mula –
mula
Bentuk balok dalam
gelas
Bentuk balok dalam
piring
Gambar 1 Bentuk Balok Pada Tempat yang Berbeda
c. Bagaimana bentuk balok ketika disimpan dalam tempat yang berbeda?
Air sirup
Balok
Benda elastis
dengan berbagai
bentuk
Gelas plastik
Gelas ukur
Gunting
Neraca
Piring kertas
Penggaris
Tabung erlenmeyer
Nama :………………………………….
Kelompok :………………………………….
LEMBAR KERJA SISWA – 1
MATERI WUJUD ZAT
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa (LKS)
81
Percobaan 2 (Volume Zat Padat)
Ukur panjang, lebar serta tinggi balok. Hitung volumenya
Pengamatan:
a. Berapakah volume balok mula-mula?
Taruh balok di atas pring kertas. Ukur kembali panjang, lebar serta tingginya.
Lalu hitung volumenya. Berapa volume balok saat berada di atas piring kertas?
b. Bandingkan hasil perhitungan volume balok pada kedua pengamatan di atas,
apa yang kamu dapat amati?
c. Dari pengamatan b, bagaimana volume balok jika disimpan pada tempat yang
berbeda?
Percobaan 3 (Bentuk dan Volume Zat Cair)
Siapkan gelas ukur dan air berwarna.
Pengamatan:
a. Timbang massa gelas ukur saat kosong. Berapakah massa gelas ukur saat
kosong?
__________________________________________________________
b. Isi gelas ukur dengan air sebanyak 1/2 volume kemudian timbang kembali
massanya! Berapa massa gelas ukur berisi air?
__________________________________________________________
c. Bandingkan massa gelas ukur ketika kosong dan setelah diisi air? Apa yang
dapat kamu amati?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
82
d. Amati bentuk air dalam gelas ukur. Gambarkan dalam tabel serta catat
volume air yang terukur. Pindahkan air dari gelas ukur ke dalam tabung
Erlenmeyer. Amati bentuknya dan gambarkan dalam tabel. Ukur kembali
volume air dari tabung Erlenmeyer menggunakan gelas ukur. Lakukan hal yng
sama pada gelas. Bagaimana bentuk air dalam gelas ukur, tabung Erlenmeyer
dan gelas? Serta berapa volumenya?
Jenis
Wadah Gelas ukur Tabung erlenmeyer Gelas
Bentuk air
Volume air
(ml)
Tabel 1 Bentuk dan Volume Air Pada Tempat yang Berbeda
e. Perhatikan hasil pengamatan pada tabel 1! Apa yang dapat kamu amati?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Percobaan 4 (Bentuk Gas)
Siapkan balon elips dan bakon kelinci, lalu tiup. Amati bentuk keduanya.
Pengamatan:
a. Bagaimana bentuk udara dalam balon elips?
__________________________________________________________
Bagaimana bentuk udara dalam balon kelinci?
__________________________________________________________
b. Bagaimana bentuk udara jika disimpan ditempat yang berbeda?
__________________________________________________________
c. Dari pecobaan yang telah dilakukan, gabungkan data hasil pengamatan dalam
tabel berikut :
83
Nama
Benda
Wujud
Zat
Memiliki
Massa
Menempati
Ruang
(Memiliki
Volume)
Ketika Menempati Wadah yang
Berbeda
Volumenya Bentuknya
Y T Y T Tetap Berubah Tetap Berubah
Balok
Air Sirup
Udara
Dari tabel di atas, bandingkan persamaan dan perbedaan dari ketiga wujud
zat. Apa yang dapat kamu amati?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, apa yang dapat kalian simpulkan?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
84
A. Tujuan Percobaan : Menyelidiki perubahan wujud zat.
B. Alat dan Bahan :
C. Prosedur Percobaan
Percobaan 1
1. Siapkan lilin dan ukur panjangnya.
2. Nyalakan lilinnya. Gunakan gelas plastik sebagai alas
3. Amati bagian lilin yang terbakar.
4. Kemudian matikan api lilinnya dan biarkan hingga beberapa saat.
Ukur kembali panjang lilinnya, amati perubahan yang terjadi. Catat di lembar
pengamatan.
Pengamatan:
Hal yang diamati Hasil Pengamatan
Keadaan lilin sebelum dibakar
Keadaan lilin saat terbakar
Keadaan lilin setelah dimatikan
apinya dan didiamkan beberapa
saat.
a. Termasuk zat berwujud apakah lilin?
b. Perubahan apa yang sedang kamu amati pada lilin yang belum dibakar, lilin
yang sedang terbakar dan lilin yang telah dimatikan apinya serta didiamkan
beberapa saat?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Lilin
Gelas alas (plastik)
Gelas kimia
Kaki tiga
Kapur barus
Kawat Kasa
Korek api
Pembakar spirtus
Piring kertas
Nama :………………………………….
Kelompok :………………………………….
LEMBAR KERJA SISWA – 2
MATERI WUJUD ZAT
85
c. Saat lilin terbakar, dari mana asal cairan di sekitar apinya?
__________________________________________________________
d. Setelah api mati dan lilin didiamkan beberapa saat, apa yang terjadi pada
cairan tersebut?
__________________________________________________________
Percobaan 2 (Volume Zat Padat)
Pengamatan:
a. Termasuk zat berwujud apakah kapur barus?
b. Ketika dipanaskan, apa yang terjadi pada kapur barus?
c. Matikan apinya kemudian tutup gelas kimia dengan menggunakan piring kertas.
Setelah beberapa lama, buka piring kertas lalu amati.
Apa yang terjadi?
d. Persamaan apa yang bisa kamu lihat dari kedua peristiwa wujud pada
percobaan 1 dan 2?
__________________________________________________________
1. Siapkan kapur barus, masukkan ke dalam gelas
kimia dan taruh di atas kaki tiga yang telah
dialasi kawat kasa.
2. Nyalakan pemanas spirtus. Amati apa yang terjadi
86
__________________________________________________________
e. Apakah ada peristiwa perubahan wujud lain yang berbeda dan pernah kamu
temukan dalam kehiddupan sehari-hari?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
f. Apakah setiap zat dapat berubah wujud? Perubahan wujud apa saja?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
87
A. Tujuan Percobaan : Menyelidiki gejala kapilaritas.
B. Alat dan Bahan :
C. Prosedur Percobaan
Percobaan 1
1. Isi selang air dengan air berwarna sebanyak 10 ml. Letakkan melengkung
vertical di atas meja. Amati permukaan airnya
Gambar 1 Bejana Berhubungan Sederhana
2. Isi mangkuk dengan air berwarna hingga hampir penuh. Masukkan pipa kapiler
kecil dan besar dengan posisi vertical. Amati permukaan air pada pipa kapiler.
Pengamatan:
a. Bagaimana permukaan air pada selang (bejana berhubungan)?
Keadaan 1
Permukaan air dalam selang
Air berwarna
Gelas ukur
Mangkuk bening
Pipa kapiler kecil
Pipa kapiler besar
Selang bening
Nama :………………………………….
Kelompok :………………………………….
LEMBAR KERJA SISWA – 3
MATERI WUJUD ZAT
Posisi Selang
88
b. Bagaimana permukaan air pada pipa kapiler?
Keadaan 2
Permukaan air dalam pipa kapiler
c. Mana permukaan air yang lebih tinggi pada keadaan 2?
__________________________________________________________
d. Bandingkan hasil pengamatanmu pada keadaan 1 dan 2. Perbedaan apa yang
dapat kamu amati?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
e. Disebut apakah gejala naiknya permukaan air pada pipa kapiler tersebut?
__________________________________________________________
f. Dapatkah kalian menyebutkan peristiwa yang menunjukkan gejala serupa
dalam kehidupan sehari-hari?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
89
A. Tujuan Percobaan : Menentukkan massa jenis zat padat dan zat cair.
B. Alat dan Bahan :
C. Prosedur Percobaan
Percobaan 1
1. Timbanglah massa setiap batu dengan menggunakan neraca
2. Masukkan air ke dalam gelas ukur sampai ketinggian tertentu. Tinggi air ini
merupakan volume awal.
3. Masukkan batu ke dalam gelas ukur sehingga ketinggian air berambah. Tinggi
air ini merupakan volume akhir.
Volume Batu = Volume akhir – Volume awal
4. Hitunglah volume setiap batu dengan menghitung selisih antara volume awal
dan volume akhir.
5. Ulangi langkah - langkah di atas untuk batu ke 2 dan 3.
Pengamatan:
No Benda Massa (g) Volume (cm3) Massa Jenis (g/cm
3)
a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis batu?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. Apakah massa jenis semua batu yang kamu hitung sama?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Gelas ukur
Neraca
Minyak goreng
Air secukupnya
Tiga buah batu atau benda padat
lain yang berbeda ukuran
Nama :………………………………….
Kelompok :………………………………….
LEMBAR KERJA SISWA – 4
MATERI WUJUD ZAT
90
Percobaan 2
1. Timbanglah gelas ukur yang kosong. Catatlah hasilnya dalam tabel.
2. Masukkan 1 gelas air ke dalamnya.
3. Dengan menggunakan neraca ukur massa gelas ukur tersebut setelah diisi air.
Catatlah volume air dan massa gelas ukur yang berisi air dalam tabel.
4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk air sebanyak dua gelas dan tiga gelas.
Pengamatan:
Diketahui : Massa gelas ukur kosong (MG) = ……………………… gr
Jumlah air
(Gelas)
Massa Gelas
Ukur + air
MGA (gr)
Massa air
MA = MGA-MG (gr)
Volume Air
V (ml)
Massa Jenis Air
𝝆 =𝑴𝑨
𝑽 (𝒈 𝒎𝒍)
a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis air?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. Berapakah massa jenis air satu gelas, air dua gelas dan air tiga gelas? Apakah
memiliki massa jenis yang sama? Jika sama, apa yang dapat kamu simpulkan
dari kegiatan tersebut?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Percobaan 2
1. Timbanglah gelas ukur yang kosong. Catatlah hasilnya dalam tabel.
2. Masukkan 1 gelas minyak goreng ke dalamnya.
3. Dengan menggunakan neraca ukur massa gelas ukur setelah diisi minyak
goreng. Catatlah volume minyak goreng dan massa gelas ukur yang berisi
minyak dalam tabel.
4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk minyak sebanyak dua gelas dan tiga gelas.
Pengamatan:
91
Diketahui : Massa gelas ukur kosong (MG) = ……………………… gr
Jumlah
Minyak
(Gelas)
Massa Gelas
Ukur +
Minyak
MGM (gr)
Massa Minyak
MM = MGM-MG (gr)
Volume
Minyak
V (ml)
Massa Jenis
Minyak
𝝆 =𝑴𝑴
𝑽 (𝒈 𝒎𝒍)
a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis minyak
goreng?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. Berapakah massa jenis minyak goreng satu gelas, minyak goreng dua gelas dan
minyak goreng tiga gelas? Apakah memiliki massa jenis yang sama? Jika sama,
apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Dengan jumlah yang sama, yaitu masing-masing satu gelas berapakah massa
jenis air dan minyak goreng? Apakah massa jenisnya berbeda? Jika berbeda,
jelaskan mengenai benda-benda dengan jumlah yang sama akan tetapi memiliki
massa jenis yang berbeda.
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
d. Persamaan apa yang bisa kamu lihat dari peristiwa wujud pada percobaan 1, 2
dan 3?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
e. Perbedaan apa yang bisa kamu lihat dari kedua peristiwa wujud pada
percobaan 1, 2 dan 3?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
92
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
93
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT
PERTEMUAN 1
Kelompok :
Indikator
Kemampuan
Observasi
Percobaan Kegiatan Siswa
Siswa
1 2 3 4 5
Keterampilan
Menggunakan
Alat Indera
1. Menggunakan neraca untuk mengukur massa
balok
1. Mengamati dan menggambarkan bentuk balok
mula-mula
1. Mengamati dan menggambarkan bentuk balok
setelah dipindahkan ke dalam gelas
1. Mengamati dan menggambarkan bentuk balok
setelah dipindahkan ke dalam piring kertas
2. Mengukur panjang, lebar dan tinggi balok
menggunakan penggaris
3. Mengukur massa gelas ukur saat kosong
3. Mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
3. Mengamati massa gelas ukur saat kosong dan
setelah diisi air
3. Mengamati dan mencatat volumedan bentuk air
berwarna yang terukur dalam beberapa wadah
4. Mengamati dan mencatat bentuk udara dalam
benda elastis 1
4. Mengamati dan mencatat bentuk udara dalam
benda elastis 2
Kemampuan
Mengumpulkan
Fakta-fakta Yang
Relevan
1.
Mengetahu fakta bahwa balok memiliki bentuk
yang tetap walaupun disimpan ditempat yang
berbeda.
2. Menggunakan satuan dari massa yang sesuai
2. Menghitung volume balok menggunakan rumus
yang tepat
2. Menggunakan satuan dari volume yang sesuai
2.
Membandingkan hasil perhitungan volume balok
mula-mula dan pada saat dipindahkan ke piring
kertas.
Lampiran 3
Pedoman Observasi
94
3.
Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk
yang berubah-ubah dan memiliki volume yang
tetap.
4.
Menyadari fakta bahwa bentuk udara berubah
ketika dimasukkan ke dalam tempat yang
berbeda.
4. Menyadari fakta bahwa isi dan volume dari
benda elastis setelah ditiup.
R Menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa
R Menyadari fakta bahwa zat padat memiliki
bentuk yang tetap
R Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa
R Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki
memiliki bentuk berubah-ubah sesuai tempatnya
R Menyadari fakta bahwa gas memiliki massa
R Menyadari fakta bahwa gas memiliki bentuk dan
volume berubah-ubah sesuai tempatnya
Kemampuan
Mengidentifikasi
Persamaan dan
Perbedaan
R Mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud
zat
R Membedakan sifat-sifat yang dimiliki ketiga
wujud zat
Kriteria :
1 = Sangat Tidak Baik
2 = Tidak Baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Ciputat, 21 Desember 2011
Observer
( )
95
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT
PERTEMUAN 2
Kelompok :
Indikator
Kemampuan
Observasi
Percobaan Kegiatan Siswa
Siswa
1 2 3 4 5
Keterampilan
Menggunakan
Alat Indera
1. Mengukur dan mencatat panjang lilin mula-mula
1. Mengamati dan mencatat keadaan lilin mula-mula
1. Mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
1. Mengamati dan mencatat keadaan lilin setelah api
dimatikan dan didiamkan beberapa saat
1. Mengukur dan mencatat panjang lilin akhir
2. Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus mula-
mula
2. Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus saat
terbakar
2. Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus setelah
api dimatikan dan didiamkan beberapa saat
2. Mengamati dan mencatat adanya Kristal-kristal kapur
barus yang menempel pada dinding gelas kimia
Kemampuan
Mengumpulkan
Fakta-fakta Yang
Relevan
1. Mengamati perubahan panjang lilin
1. Mengamati dan mencatat jenis perubahan wujud yang
terjadi pada lilin.
2. Mengamati dan mencatat jenis perubahan wujud yang
terjadi pada kapur barus
2. Menyadari fakta bahwa setiap zat dapat berubah wujud
Kemampuan
Mengidentifikasi
Persamaan dan
Perbedaan
2 Mengidentifikasi persamaan dari kedua perubahan
wujud zat
2 Membedakan peristiwa perubahan wujud karena
dipanaskan dan didinginkan
Kriteria :
1 = Sangat Tidak Baik
2 = Tidak Baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Ciputat, 21 Desember 2011
Observer
( )
96
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT
PERTEMUAN 3
Kelompok :
Indikator
Kemampuan
Observasi
Percobaan Kegiatan Siswa
Siswa
1 2 3 4 5
Keterampilan
Menggunakan
Alat Indera
1. Mengatur kesejajaran posisi selang berisi air
membentuk bejana berhubungan
1.
Mengukur volume air berwarna yang akan
dimasukkan ke dalam selang (sebanyak 10 ml)
menggunakan gelas ukur
1. Mengamati dan mencatat keadaan permukaan air
pada bejana berhubungan
1. Mengamati dan mencatat keadaan permukaan air
pada pipa kapiler
1.
Mengamati permukaan air pada pipa kapiler kecil
lebih tinggi daripada permukaan air pada pipa
kapiler besar
Kemampuan
Mengumpulkan
Fakta-fakta Yang
Relevan
1. Menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan
tidak berlaku untuk pipa kapiler
1. Menyimpulkan pengertian kapilaritas
1. Menyebutkan contoh gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari
Kemampuan
Mengidentifikasi
Persamaan dan
Perbedaan
1. Membedakan keadaan 1 dan keadaan 2
Kriteria :
1 = Sangat Tidak Baik
2 = Tidak Baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Ciputat, 21 Desember 2011
Observer
( )
97
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT
PERTEMUAN 4
Kelompok :
Indikator
Kemampuan
Observasi
Percobaan Kegiatan Siswa
Siswa
1 2 3 4 5
Keterampilan
Menggunakan
Alat Indera
1 Menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan
1 Mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas
ukur
1 Mengamati batuan sebelum dan setelah dimasukkan
ke dalam gelas ukur
2 & 3 Menggunakan neraca untuk mengukur gelas ukur
kosong
2 Mengamati volume air setelah dimasukkan ke dalam
gelas ukur
2
Mengamati dan mengukur massa air setelah
dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan
menggunakan neraca
3 Mengamati volume minyak goreng setelah
dimasukkan ke dalam gelas ukur
3
Mengamati dan mengukur massa minyak goreng
setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan
menggunakan neraca
Kemampuan
Mengumpulkan
Fakta-fakta Yang
Relevan
1 Mengetahui volume batu dengan menghitung
selisihnya
1 Menggunakan satuan dari massa jenis yang sesuai
1 Menggunakan satuan dari volume yang sesuai
1 Menggunakan satuan dari massa yang sesuai
1,2 &3 Mengetahui besaran-besaran apa saja yang diperlukan
untuk menghitung massa jenis batu
1,2 & 3 Menyadari fakta bahwa massa jenis merupakan ciri
khas dari suatu zat
Kemampuan
Mengidentifikasi
Persamaan dan
Perbedaan
13 Mengidentifikasi persamaan dari ketiga percobaan
yang telah dilakukan
14 Mengidentifikasi perbedaan dari ketiga percobaan
yang telah dilakukan
98
Kriteria :
1 = Sangat Tidak Baik
2 = Tidak Baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Ciputat, 2012
Observer
( )
99
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa
Pertemuan 1
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Keterampilan
menggunakan
Alat Indera
Siswa dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
balok dengan
terlebih dahulu
mengkalibrasi, dan
mengukur dengan
tepat dan membaca
pengukuran dengan
tepat.
Siswa dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
balok dengan
terlebih dahulu
mengkalibrasi, dan
mengukur dengan
tepat.
Siswa dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
balok dengan
terlebih dahulu
mengkalibrasinya.
Siswa belum
dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
balok dan
mencoba meminta
guru pembimbing
untuk mengajari.
Siswa tidak dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
batuan.
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok mula-
mula dengan benar
dan teliti
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok mula-
muladengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam
menggambarkan
bentuk balok mula-
muladengan benar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggambarkan
bentuk balok
mula-muladengan
benar
Siswa tidak dapat
menggambarkan
bentuk balok
mula-muladengan
benar.
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam gelas dengan
benar dan teliti
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam gelas dengan
benar.
Siswa kurang teliti
dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam gelas
dengan benar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam gelas
dengan benar
Siswa tidak dapat
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam gelas
dengan benar
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam piring kertas
dengan benar dan
teliti
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam piring kertas
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam piring kertas
dengan benar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam piring
kertas dengan
benar
Siswa tidak dapat
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam piring
kertas dengan
benar
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa tidak dapat
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Lampiran 4
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa
100
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
massa gelas ukur
saat kosong
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong
Siswa tidak dapat
mengukur massa
gelas ukur at
kosong
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
massa gelas ukur
setelah diisi air
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air
Siswa tidak dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air
Siswa dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan setelah
diisi air dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan setelah
diisi air dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
massa gelas ukur
saat kosong dan
setelah diisi air
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan
setelah diisi air
Siswa tidak dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan
setelah diisi air
Kemampuan
mengumpulka
n fakta-fakta
yang relevan
Siswa mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengetahui fakta
bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa tidak dapat
mengetahui fakta
bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
menggunakan
satuan massa yang
sesuai
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Siswa tidak dapat
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Siswa dapat
menghitung volume
balok menggunakan
rumus yang tepat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
menghitung volume
balok menggunakan
rumus yang tepat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa tidak dapat
menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa dapat
menggunakan
satuan volume yang
sesuai dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menggunakan
satuan volume yang
sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
Siswa tidak dapat
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
101
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-ubah
dan volume yang
tetap dengan baik
dan benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-ubah
dan volume yang
tetap dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
cair memiliki
bentuk yang
berubah-ubah dan
volume yang tetap
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-
ubah dan volume
yang tetap
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-
ubah dan volume
yang tetap
Siswa menyadari
fakta bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat yang
berbeda dengan baik
dan benar
Siswa menyadari
fakta bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat yang
berbeda dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat yang
berbeda
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat
yang berbeda
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat
yang berbeda
Siswa menyadari
fakta bahwa zat
padat memiliki
massa dengan baik
dan benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat
padat memiliki
massa dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
padat memiliki
massa
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat padat
memiliki massa
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat padat
memiliki massa
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki massa
dengan baik dan
benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki massa
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
cair memiliki
massa
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki massa
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki massa
Siswa menyadari
fakta bahwa zat gas
memiliki massa
dengan baik dan
benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat gas
memiliki massa
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
gas memiliki
massa
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat gas
memiliki massa
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat gas
memiliki massa
Kemampuan
mengidentifika
si persamaan
dan perbedaan
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
102
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa
Pertemuan 2
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Keterampilan
menggunakan
Alat Indera
Siswa dapat
mengukur dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
dengan tepat dan
benar.
Siswa dapat
mengukur dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
dan mencatat
panjang lilin mula-
mula .
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur dan
mencatat panjang
lilin mula-mula.
Siswa tidak dapat
mengukur dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
dengan tepat dan
benar.
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
dan mencatat
panjang lilin mula-
mula .
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula.
Siswa tidak dapat
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan tepat dan
benar.
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
dan mencatat
keadaan lilin saat
terbakar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan tepat dan
benar.
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
dan mencatat
keadaan lilin saat
terbakar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa tidak dapat
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
massa gelas ukur
saat kosong
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong
Siswa tidak dapat
mengukur massa
gelas ukur at
kosong
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
massa gelas ukur
setelah diisi air
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air
Siswa tidak dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air
103
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Siswa dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan setelah
diisi air dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan setelah
diisi air dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
massa gelas ukur
saat kosong dan
setelah diisi air
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan
setelah diisi air
Siswa tidak dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan
setelah diisi air
Kemampuan
mengumpulka
n fakta-fakta
yang relevan
Siswa mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengetahui fakta
bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa tidak dapat
mengetahui fakta
bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
menggunakan
satuan massa yang
sesuai
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Siswa tidak dapat
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Siswa dapat
menghitung volume
balok menggunakan
rumus yang tepat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
menghitung volume
balok menggunakan
rumus yang tepat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa tidak dapat
menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa dapat
menggunakan
satuan volume yang
sesuai dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menggunakan
satuan volume yang
sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
Siswa tidak dapat
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
Kemampuan
mengidentifika
si persamaan
dan perbedaan
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
104
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa
Pertemuan 3
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Keterampilan
menggunakan
Alat Indera
Siswa dapat
mengatur
kesejajaran posisi
selang berisi
membentuk bejana
berubungan dengan
tepat dan benar.
Siswa dapat
mengatur
kesejajaran posisi
selang berisi
membentuk bejana
berubungan dengan
benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengatur
kesejajaran posisi
selang berisi
membentuk bejana
berubungan
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengatur
kesejajaran posisi
selang berisi
membentuk
bejana
berubungan.
Siswa tidak dapat
mengatur
kesejajaran posisi
selang berisi
membentuk
bejana
berubungan
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
dengan tepat dan
benar.
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
dan mencatat
panjang lilin mula-
mula .
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula.
Siswa tidak dapat
mengamati dan
mencatat panjang
lilin mula-mula
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan tepat dan
benar.
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
dan mencatat
keadaan lilin saat
terbakar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan tepat dan
benar.
Siswa dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
dan mencatat
keadaan lilin saat
terbakar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat
mengamati dan
mencatat keadaan
lilin saat terbakar
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa tidak dapat
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Kemampuan
mengumpulka
n fakta-fakta
yang relevan
Siswa dapat
menyatakan bahwa
prinsip bejana
berhubungan tidak
berlaku untuk pipa
kapiler dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menyatakan bahwa
prinsip bejana
berhubungan tidak
berlaku untuk pipa
kapiler dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyatakan
bahwa prinsip
bejana
berhubungan tidak
berlaku untuk pipa
kapiler
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyatakan
bahwa prinsip
bejana
berhubungan
tidak berlaku
untuk pipa kapiler
Siswa tidak dapat
menyatakan
bahwa prinsip
bejana
berhubungan
tidak berlaku
untuk pipa kapiler
105
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
menggunakan
satuan massa yang
sesuai
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Siswa tidak dapat
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Kemampuan
mengidentifika
si persamaan
dan perbedaan
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
106
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa
Pertemuan 4
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Keterampilan
menggunakan
Alat Indera
Siswa dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
batuan dengan
terlebih dahulu
mengkalibrasi, dan
mengukur dengan
tepat dan membaca
pengukuran dengan
tepat.
Siswa dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
batuan dengan
terlebih dahulu
mengkalibrasi, dan
mengukur dengan
tepat.
Siswa dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
batuan dengan
terlebih dahulu
mengkalibrasinya.
Siswa belum
dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
batuan dan
mencoba meminta
guru pembimbing
untuk mengajari.
Siswa tidak dapat
menggunakan
neraca untuk
mengukur massa
batuan.
Siswa dapat
mengamati air
setelah dimasukkan
ke dalam gelas ukur
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengamati air
setelah dimasukkan
ke dalam gelas ukur
dengan baik.
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
air setelah
dimasukkan ke
dalam gelas ukur
dengan baik.
Siswa masih
mengalami
kesulitan dalam
mengamati air
setelah
dimasukkan ke
dalam gelas ukur
dengan baik.
Siswa tidak dapat
mengamati air
setelah
dimasukkan ke
dalam gelas ukur
dengan baik
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam gelas dengan
benar dan teliti
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam gelas dengan
benar.
Siswa kurang teliti
dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam gelas
dengan benar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam gelas
dengan benar
Siswa tidak dapat
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam gelas
dengan benar
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam piring kertas
dengan benar dan
teliti
Siswa dapat
menggambarkan
bentuk balok setelah
dipindahkan ke
dalam piring kertas
dengan benar.
Siswa kurang teliti
dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam piring kertas
dengan benar
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam piring
kertas dengan
benar
Siswa tidak dapat
menggambarkan
bentuk balok
setelah
dipindahkan ke
dalam piring
kertas dengan
benar
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur panjang,
lebar dan tinggi
balok menggunakan
penggaris dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
Siswa tidak dapat
mengukur
panjang, lebar dan
tinggi balok
menggunakan
penggaris
107
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
massa gelas ukur
saat kosong
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur massa
gelas ukur saat
kosong
Siswa tidak dapat
mengukur massa
gelas ukur at
kosong
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengukur
massa gelas ukur
setelah diisi air
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air
Siswa tidak dapat
mengukur massa
gelas ukur setelah
diisi air
Siswa dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan setelah
diisi air dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan setelah
diisi air dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengamati
massa gelas ukur
saat kosong dan
setelah diisi air
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan
setelah diisi air
Siswa tidak dapat
mengamati massa
gelas ukur saat
kosong dan
setelah diisi air
Kemampuan
mengumpulka
n fakta-fakta
yang relevan
Siswa mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda dengan
sangat baik dan
teliti
Siswa mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda dengan
sangat baik
Siswa kurang teliti
dalam mengetahui
fakta bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengetahui fakta
bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa tidak dapat
mengetahui fakta
bahwa balok
memiliki bentuk
yang tetap
walaupun
disimpmpan
ditempat yang
berbeda
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menggunakan
satuan massa yang
sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
menggunakan
satuan massa yang
sesuai
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Siswa tidak dapat
menggunakan
satuan massa
yang sesuai
Siswa dapat
menghitung volume
balok menggunakan
rumus yang tepat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
menghitung volume
balok menggunakan
rumus yang tepat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa tidak dapat
menghitung
volume balok
menggunakan
rumus yang tepat
Siswa dapat
menggunakan
satuan volume yang
sesuai dengan baik
dan benar
Siswa dapat
menggunakan
satuan volume yang
sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
Siswa tidak dapat
menggunakan
satuan volume
yang sesuai
108
Indikator
Kemampuan
Observasi
Penilaian
5 4 3 2 1
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-ubah
dan volume yang
tetap dengan baik
dan benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-ubah
dan volume yang
tetap dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
cair memiliki
bentuk yang
berubah-ubah dan
volume yang tetap
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-
ubah dan volume
yang tetap
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki bentuk
yang berubah-
ubah dan volume
yang tetap
Siswa menyadari
fakta bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat yang
berbeda dengan baik
dan benar
Siswa menyadari
fakta bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat yang
berbeda dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat yang
berbeda
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat
yang berbeda
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bentuk udara
berubah ketika
dimasukkan ke
dalam tempat
yang berbeda
Siswa menyadari
fakta bahwa zat
padat memiliki
massa dengan baik
dan benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat
padat memiliki
massa dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
padat memiliki
massa
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat padat
memiliki massa
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat padat
memiliki massa
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki massa
dengan baik dan
benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat cair
memiliki massa
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
cair memiliki
massa
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki massa
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat cair
memiliki massa
Siswa menyadari
fakta bahwa zat gas
memiliki massa
dengan baik dan
benar
Siswa menyadari
fakta bahwa zat gas
memiliki massa
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam menyadari
fakta bahwa zat
gas memiliki
massa
Siswa mengalami
kesulitan dalam
menyadari fakta
bahwa zat gas
memiliki massa
Siswa tidak dapat
menyadari fakta
bahwa zat gas
memiliki massa
Kemampuan
mengidentifika
si persamaan
dan perbedaan
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
persamaan dari
ketiga wujud zat
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik dan
benar
Siswa dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
dengan baik
Siswa kurang teliti
dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat
mengidentifikasi
perbedaan dari
ketiga wujud zat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 84 62.22
2 Andara Rizkia P 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81 60.00
3 Andre 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 71 52.59
4 Anis Chairunisa 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 80 59.26
5 Bagus Sukarno 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 73 54.07
6 Dhea Amelia 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 85 62.96
7 Dyah Ratu H 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 88 65.19
8 Egi Zidan Balian 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 81 60.00
9 Eka Saputra 1 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 74 54.81
10 Emay S 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 79 58.52
11 Fauziyah Dhita 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 87 64.44
12 Firman 1 2 2 3 2 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 51 37.78
13 Fitri Ayu Lestari 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74 54.81
14 Haekal Rifqi 1 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 65 48.15
15 Inapa Aji 1 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 3 2 76 56.30
16 Meidina C. A 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 70 51.85
17 Muhammad Alif 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 79 58.52
18 M. Daffa R 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 73 54.07
19 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 92 68.15
20 M. Rio Bimo 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 88 65.19
21 N. Hartono 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 69 51.11
22 Novrian 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 51 37.78
KO-3
Nilai Persentase Kemampuan Observasi
Pertemuan Pertama
Nama SiswaNo ∑Daya Serap
Siswa (%)
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2
23 Nugraha Alvin 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 86 63.70
24 Rakhmat Setiadi 1 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 58 42.96
25 Rino Fahrian 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 85 62.96
26 Risda yanti 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 82 60.74
27 Rizki Ananda P 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 76 56.30
28 Sarah Sadiah 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 87 64.44
29 Selina 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 84 62.22
30 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 83 61.48
31 Widya N. Aida 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 85 62.96
68 92 92 94 90 73 75 93 98 94 92 92 87 85 87 95 87 89 84 95 96 89 94 84 93 89 90 2397
56,36Ketercapaian
Rata-rata
Jumlah Total
57,92 58
57.28
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Risda yanti 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
2 Fauziyah dhita 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
3 Dyah ratu h 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
4 Inapa aji 1 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 3 2
5 Haekal rifqi 1 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
10 15 15 15 15 12 12 13 17 16 15 15 14 14 18 16 14 15 14 16 18 13 16 13 18 15 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Emay s 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
2 Sarah sadiah 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
3 Meidina C. A 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
4 Rakhmat setiadi 1 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3
5 Novrian 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
9 14 13 14 14 10 11 14 16 13 13 13 10 12 11 13 12 12 13 14 16 13 13 11 13 14 14
51.27 50.29
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
56.00
Ketercapaian KO 51.11
Kelompok Einstein
Jumlah Total
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Pertama
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Ketercapaian 56.36 61.14 58.00
58.96
Kelompok Faraday
Ketercapaian KO
Jumlah Total
Ketercapaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Nugraha Alvin 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4
2 Egi zidan balian 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4
3 Muhammad alif 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3
4 Rizki ananda P 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3
5 Eka saputra 1 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3
11 14 15 16 15 11 12 16 15 15 15 15 15 13 12 17 16 15 14 14 15 15 17 16 15 15 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
2 Rino Fahrian S 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 M. Daffa R 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3
4 M. Rio Bimo 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
5 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
6 Fitri Ayu 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 18 18 18 18 17 17 17 18 18 18 18 18 18 18 19 18 21 17 18 18 19 22 17 18 18 18
Jumlah Total
Ketercapaian
Ketercapaian 56.36 59.71 64.00
Ketercapaian KO 58.67
Kelompok Lorentz
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Jumlah Total
58.18 61.67 60
Ketercapaian KO 60.12
Kelompok Galileo
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Pertama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Andara Rizkia 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Bagus sukarno 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
3 Anis chairunisa 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
4 Dhea Amelia 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
5 Widya N aida 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
12 18 19 19 20 18 19 24 26 25 25 28 29 28 29 31 32 33 34 38 36 37 37 39 41 41 43
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Selina 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
2 N. Hartono 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2
3 Andre 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2
4 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
5 Firman 1 2 2 3 2 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1
11 15 15 16 13 11 11 17 15 17 17 15 14 14 14 15 12 11 11 15 14 14 12 12 13 12 11
KO-1 KO-2 KO-3
Kelompok pascal
Kelompok Newton
Ketercapaian KO 115.70
KO-2 KO-3
Ketercapaian KO 54.37
KO-1
Jumlah Total
Ketercapaian 57.45 53.14 46
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
Ketercapaian
Jumlah Total
81.82 134.86 168
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Pertama
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 50 66.67
2 Andara Rizkia P 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 58.67
3 Andre 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43 57.33
4 Anis Chairunisa 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 45 60.00
5 Bagus Sukarno 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 39 52.00
6 Dhea Amelia 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 52 69.33
7 Dyah Ratu H 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 51 68.00
8 Egi Zidan Balian 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 53 70.67
9 Eka Saputra 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 39 52.00
10 Emay S 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 47 62.67
11 Fauziyah Dhita 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 54 72.00
12 Firman 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 35 46.67
13 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 42 56.00
14 Haekal Rifqi 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 41 54.67
15 Inapa Aji 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 36 48.00
16 Meidina C. A 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 57.33
17 Muhammad Alif 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 58.67
18 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 60.00
19 M. Rian R 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 55 73.33
20 M. Rio Bimo 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 53 70.67
21 N. Hartono 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 57.33
22 Novrian 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 36 48.00
KO-1 KO-2 KO-3
Nilai Persentase Kemampuan Observasi
Pertemuan Kedua
∑
Daya
Serap
Siswa
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
23 Nugraha Alvin 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 52 69.33
24 Rakhmat Setiadi 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 58.67
25 Rino Fahrian 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 50 66.67
26 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 60.00
27 Rizki Ananda Putra 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 40 53.33
28 Sarah Sadiah 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 55 73.33
29 Selina 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 48 64.00
30 Sri Ratna Sari 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 39 52.00
31 Widya N. Aida 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 51 68.00
78 93 83 100 98 99 98 104 94 99 95 86 94 95 98 1414
60,72 60,32
60,82
62,25Ketercapaian Indikator (%)
Jumlah Total
Rata-rata ketercapaian
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Fauziyah dhita 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
3 Dyah ratu h 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 Inapa aji 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3
5 Haekal rifqi 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
12 13 13 16 15 16 17 17 17 15 16 13 15 16 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Emay s 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
2 Sarah sadiah 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
3 Meidina C. A 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Rakhmat setiadi 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 Novrian 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2
13 15 13 15 15 16 16 17 14 17 15 14 15 15 15
60
Ketercapaian Indikator KO 59.56 61 60
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
60,53
Ketercapaian Indikator KO 60.44 59 64
Kelompok Einstein
Jumlah Total
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Kedua
No Nama Siswa
No Nama Siswa
Ketercapaian KO (%)
Kelompok Faraday
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nugraha Alvin 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4
2 Egi zidan balian 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4
3 Muhammad alif 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Rizki ananda P 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
5 Eka saputra 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3
12 15 13 17 17 15 15 16 16 16 15 13 15 16 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4
2 Rino Fahrian S 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3
3 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 M. Rio Bimo 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
5 Sri Ratna Sari 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2
6 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
16 18 17 19 20 19 19 19 17 20 19 18 19 20 19
Kelompok Galileo
Pertemuan Kedua
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
58.13
60.74 63.33 65
60.8
60.44 59 66
Kelompok Lorentz
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%)
Ketercapaian Indikator KO
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%)
Ketercapaian Indikator KO
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Andara Rizkia 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Bagus sukarno 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3
3 Anis chairunisa 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3
4 Dhea Amelia 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
5 Widya N aida 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3
13 17 14 17 16 17 15 18 16 15 15 14 15 13 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Selina 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3
2 N. Hartono 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 Andre 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
4 M. Rian R 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
5 Firman 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
12 15 13 16 15 16 16 17 14 16 15 14 15 15 15
Ketercapaian KO (%) 59.73
Ketercapaian Indikator KO 59.56 60 58
Ketercapaian KO (%) 61.6
Kelompok pascal
Jumlah Total
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Ketercapaian Indikator KO 63.56 59 58
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Kedua
Kelompok Newton
Jumlah Total
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Alfiyah Shinta 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 34 68.00
2 Andara Rizkia P 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 58.00
3 Andre 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00
4 Anis Chairunisa 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 56.00
5 Bagus Sukarno 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28 56.00
6 Dhea Amelia 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00
7 Dyah Ratu H 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36 72.00
8 Egi Zidan Balian 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36 72.00
9 Eka Saputra 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 26 52.00
10 Emay S 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 34 68.00
11 Fauziyah Dhita 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36 72.00
12 Firman 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 25 50.00
13 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 58.00
14 Haekal Rifqi 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27 54.00
15 Inapa Aji 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27 54.00
16 Meidina C. A 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 58.00
17 Muhammad Alif 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00
18 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00
19 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00
20 M. Rio Bimo 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33 66.00
21 N. Hartono 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 62.00
22 Novrian 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 25 50.00
23 Nugraha Alvin 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 34 68.00
24 Rakhmat Setiadi 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 30 60.00
25 Rino Fahrian 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00
26 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00
27 Rizki Ananda Putra 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27 54.00
28 Sarah Sadiah 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00
29 Selina 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00
30 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 31 62.00
31 Widya N. Aida 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00
84 104 103 106 100 83 86 101 105 105 977Jumlah Total
Ketercapaian
Indikator (%)
Rata-rata
ketercapaian
64.13 58.06
63.03
67.74
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
Nilai Persentase Kemampuan Observasi
Pertemuan Ketiga
∑
Daya
Serap
Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Fauziyah dhita 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
3 Dyah ratu h 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4
4 Inapa aji 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
5 Haekal rifqi 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
13 17 17 17 16 13 13 16 17 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Emay s 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4
2 Sarah sadiah 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
3 Meidina C. A 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Rakhmat setiadi 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
5 Novrian 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3
13 16 17 17 15 14 13 16 17 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nugraha Alvin 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3
2 Egi zidan balian 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4
3 Muhammad alif 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Rizki ananda P 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
5 Eka saputra 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3
13 17 17 17 15 13 13 16 16 16
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Ketercapaian
Kelompok Einstein
Ketercapaian KO (%)
Kelompok Galileo
Kelompok Faraday
62.4 57.33 68
56 64
62
Jumlah Total
Ketercapaian 64 56
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%) 62.4
No
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%) 61.2
Ketercapaian 63.2
68
Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Ketiga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Alfiyah Shinta 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
2 Rino Fahrian S 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
3 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 M. Rio Bimo 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
5 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4
6 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 20 20 21 20 17 18 19 21 21
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Andara Rizkia 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 Bagus sukarno 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 Anis chairunisa 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
4 Dhea Amelia 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
5 Widya N aida 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
14 17 17 17 17 12 14 17 17 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Selina 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
2 N. Hartono 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 Andre 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
5 Firman 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3
14 17 15 17 17 14 15 17 17 17
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
No Nama Siswa
No Nama Siswa
Nama Siswa
Ketercapaian 65.33 60 70
Kelompok Lorentz
Ketercapaian KO (%) 0
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Ketiga
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%) 13.2
Kelompok pascal
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%) 64.67
Kelompok Newton
Ketercapaian 65.6 57.33 68
Ketercapaian 64 61.33 68
Jumlah Total
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Alfiyah Shinta 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 4 71 88.75
2 Andara Rizkia P 3 4 5 5 5 4 4 4 4 1 5 4 3 4 4 4 63 78.75
3 Andre 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62 77.5
4 Anis Chairunisa 4 5 5 4 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 65 81.25
5 Bagus Sukarno 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 65 81.25
6 Dhea Amelia 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 72 90
7 Dyah Ratu H 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 68 85
8 Egi Zidan Balian 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 73 91.25
9 Eka Saputra 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 5 4 4 4 3 3 57 71.25
10 Emay S 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 71 88.75
11 Fauziyah Dhita 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 66 82.5
12 Firman 3 3 4 3 5 3 5 4 4 1 5 4 3 4 3 3 57 71.25
13 Fitri Ayu Lestari 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 63 78.75
14 Haekal Rifqi 3 4 4 3 4 4 4 1 3 1 4 4 3 3 4 4 53 66.25
15 Inapa Aji 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 4 55 68.75
16 Meidina C. A 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 5 4 4 4 4 4 61 76.25
17 Muhammad Alif 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 68 85
18 M. Daffa R 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 64 80
19 M. Rian R 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 72 90
20 M. Rio Bimo 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 71 88.75
No Nama Siswa KO-1 KO-2 KO-3
Kegiatan Siswa
Nilai Persentase Kemampuan Observasi
Pertemuan Keempat
∑Daya Serap
Siswa (%)
21 N. Hartono 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 74 92.5
22 Novrian 3 4 4 3 5 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 58 72.5
23 Nugraha Alvin 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68 85
24 Rakhmat Setiadi 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 70 87.5
25 Rino Fahrian 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 70 87.5
26 Risda yanti 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 67 83.75
27 Rizki Ananda Putra 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 56 70
28 Sarah Sadiah 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 4 60 75
29 Selina 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 67 83.75
30 Sri Ratna Sari 3 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 64 80
31 Widya N. Aida 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 73 91.25
109 135 137 118 135 124 138 120 129 103 134 136 127 131 122 126 2024Jumlah Total
Ketercapaian Indikator
(%)
Rata-rata ketercapaian
Indikator81.61
81.93 81.72 80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Risda yanti 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
2 Fauziyah dhita 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4
3 Dyah ratu h 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4
4 Inapa aji 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 4
5 Haekal rifqi 3 4 4 3 4 4 4 1 3 1 4 4 3 3 4 4
18 20 20 18 20 20 22 18 21 14 21 20 18 20 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Emay s 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4
2 Sarah sadiah 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 4
3 Meidina C. A 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 5 4 4 4 4 4
4 Rakhmat setiadi 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4
5 Novrian 3 4 4 3 5 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4
17 22 21 17 22 19 23 20 19 16 21 21 21 22 19 20
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Ketercapaian Indikator 80 78
Kelompok Einstein
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%) 61.8
Ketercapaian Indikator
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Keempat
Kelompok Faraday
Jumlah Total
Ketercapaian KO (%) 80
78 76 78
80.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Nugraha Alvin 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
2 Egi zidan balian 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4
3 Muhammad alif 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 Rizki ananda P 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3
5 Eka saputra 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 5 4 4 4 3 3
17 22 22 18 22 23 21 18 20 15 21 22 22 22 18 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Alfiyah Shinta 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 4
2 Rino Fahrian S 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
3 M. Daffa R 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 M. Rio Bimo 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5
5 Sri Ratna Sari 3 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4
6 Fitri Ayu Lestari 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4
21 27 28 24 26 24 27 24 28 23 26 27 25 24 24 25
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Ketercapaian KO (%)
Kelompok Lorentz
Jumlah Total
Jumlah Total
81.67
Ketercapaian Indikator 81.5 81.3 74
Kelompok Galileo
80.5
Pertemuan Keempat
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Ketercapaian Indikator 83.75 85.0
No Nama Siswa
Ketercapaian KO (%) 83.96
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Andara Rizkia 3 4 5 5 5 4 4 4 4 1 5 4 3 4 4 4
2 Bagus sukarno 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4
3 Anis chairunisa 4 5 5 4 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4
4 Dhea Amelia 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4
5 Widya N aida 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4
18 23 24 23 24 20 21 20 21 16 23 23 21 21 20 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Selina 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5
2 N. Hartono 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
3 Andre 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 M. Rian R 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5
5 Firman 3 3 4 3 5 3 5 4 4 1 5 4 3 4 3 3
18 21 22 18 21 18 24 20 20 19 22 23 20 22 22 22
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
Ketercapaian KO (%) 83
Ketercapaian KO (%) 84.5
Kelompok pascal
Jumlah Total
Ketercapaian Indikator 81 84.0 88
Ketercapaian Indikator 86.5 83.3 80
Kelompok Newton
Jumlah Total
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok
Pertemuan Keempat
No Nama Siswa
Kegiatan Siswa
KO-1 KO-2 KO-3
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Risda yanti 70 75 80 80 1 Emay s 70 70 80 80
2 Fauziyah dhita 70 75 80 80 2 Sarah sadiah 70 70 80 80
3 Dyah ratu h 70 75 80 80 3 Meidina C. A 66 70 80 80
4 Inapa aji 70 70 80 80 4 Rakhmat setiadi 60 70 75 80
5 Haekal rifqi 70 70 80 80 5 Novrian 60 70 75 80
70 73 80 80 65 70 78 80
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Nugraha Alvin 70 75 80 85 1 Alfiyah Shinta 70 70 75 80
2 Egi zidan balian 70 75 80 85 2 Rino Fahrian S 70 70 75 80
3 Muhammad alif 70 75 80 85 3 M. Daffa R 70 70 75 80
4 Rizki ananda P 70 75 80 80 4 M. Rio Bimo 70 70 75 80
5 Eka saputra 70 70 80 80 5 Sri Ratna Sari 70 70 75 80
70 74 80 83 6 Fitri Ayu Lestari 70 70 75 80
70 70 75 80
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Andara Rizkia 70 75 80 85 1 Selina 70 75 80 85
2 Bagus sukarno 70 75 80 85 2 N. Hartono 60 70 80 85
3 Anis chairunisa 70 75 80 85 3 Andre 60 70 80 85
4 Dhea Amelia 70 70 80 80 4 M. Rian R 70 75 80 85
5 Widya N aida 70 70 80 80 5 Firman 66 70 80 85
70 73 80 83 65 72 80 85Rata-rata
No NamaPertemuan
Rata-rata Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
PertemuanNo Nama
Pertemuan
No NamaPertemuan
Kelompok pascal
No Nama
Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok
Kelompok Einstein Kelompok Faraday
Kelompok Galileo Kelompok Lorentz
Kelompok Newton
PertemuanNo Nama No Nama
Pertemuan
Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok
Lampiran 5
Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok
top related