analisis hubungan persepsi modernisasi … · analisis hubungan persepsi modernisasi administrasi...
Post on 06-Mar-2019
254 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MODERNISASI
ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN PERSEPSI
PENCAPAIAN AKUNTABILITAS PELAYANAN
PUBLIK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)
PRATAMA
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fabiola Desylita Christanti
NIM: 122114035
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MODERNISASI
ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN PERSEPSI
PENCAPAIAN AKUNTABILITAS PELAYANAN
PUBLIK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)
PRATAMA
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Fabiola Desylita Christanti
NIM: 122114035
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan
dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak!
(Mazmur 37:5)
“Usaha yang kamu lakukan tidak akan dikecewakan-Nya”
~Fabiola Desylita Christanti~
In Nomine Jesu
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda-Nya
Bapak FX. Suwarli dan Mama Anastasia Warjiyah
Mba Justina Septiani Wulandari, S.Kom
Bulik Theodora Suwarni
FX. Reza Yunanto, S.E
Franz Himawan Ardianto, S.Mn., S.Ak
Keluarga Besar Akuntansi 2012
Keluarga Besar Akuntansi 2012 Kelas A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Analisis Hubungan Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan
dengan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama (Studi Kasus di KPP Pratama Sleman). Penulisan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian.
2. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A selaku Pembimbing
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Segenap dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmu dan
pengalamannya kepada penulis.
4. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
pelayanan terbaik.
5. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………….………. . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………… . ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. . iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………….. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ……………………………………... . vii
HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………………. . ix
HALAMAN DAFTAR TABEL …………………………………………. . xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ……………………………………… . xii
ABSTRAK ……………………………………………………………….. . xiii
ABSTRACT ………………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. . 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………. . 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….. . 4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………… . 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………. . 5
E. Sistematika Penulisan …………………………………. . 6
BAB II LANDASAN TEORI ……………..……………………….. . 7
A. Pajak …………....……………………………………... . 7
1. Pengertian Pajak ……………………………………. . 7
2. Fungsi Pajak ………………………………………... . 8
3. Sistem Pemungutan Pajak …………………………. . 9
B. Reformasi Perpajakan dan Modernisasi Administrasi
Perpajakan …………………………...……………….. . 11
1. Reformasi Perpajakan ……………………………… . 11
2. Modernisasi Administrasi Perpajakan ……………... . 12
a. Restrukturisasi Organisasi ………………….…. . 15
b. Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi …………………………………..... . 20
c. Manajemen Sumber Daya Manusia ………....… . 21
d. Penerapan Kode Etik sebagai Pelaksanaan
Good Governance ……………………………... . 22
C. Good Governance ……………………………………... . 24
1. Pengertian Good Governance ……………………… . 24
2. Karakteristik Good Governance …………………… . 25
D. Akuntabilitas ………………………………………….. . 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
E. Persepsi …………………………………………........... . 30
F. Penelitian Terdahulu ………………………………...... . 32
G. Kerangka Pemikiran …………………………………... . 33
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………........ 35
A. Jenis Penelitian ………………………………………... . 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………… . 35
C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………….. . 35
D. Desain Penelitian ……………………………………… . 36
E. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... . 37
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data …………………. . 39
G. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ........... . 41
H. Pengukuran Data ……………………………………… . 48
I. Teknik Pengujian Instrumen ………………………….. . 48
1. Uji Validitas …………………………………… . 48
2. Uji Reabilitas ………………………………….. . 49
J. Teknik Analisis Data ………………………………….. . 50
1. Analisis Deskriptif …………………………….. . 50
2. Analisis Korelasi Spearman …………………… . 50
BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN ……… . 52
A. Sejarah ………………………………………………… . 52
B. Visi, Misi, dan Motto Pelayanan ……………………… . 53
C. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Sleman ……………… . 53
1. Tugas KPP Pratama Sleman …………………... . 53
2. Fungsi KPP Pratama Sleman ………………….. . 54
3. Fungsi Organisasi ……………………………... . 55
D. Struktur Organisasi ……………………………………. . 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………... . 60
A. Deskripsi Data ………………………………………… . 60
B. Pengujian Inatrumen ………………………………….. . 63
1. Uji Validitas …………………………………… . 63
2. Uji Reliabilitas ………………………………… . 65
C. Analisis Data …………………………………………... . 66
1. Analisis Deskriptif …………………………….. . 66
2. Analisis Korelasi ………………………………. . 67
D. Pembahasan …………………………………………… . 70
BAB VI PENUTUP………………………………………………….. . 79
A. Kesimpulan ……………………………………………. . 79
B. Keterbatasan Penelitian ……………………………….. . 79
C. Saran…………………………………………………… . 80
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. . 81
LAMPIRAN ……………………………………………………………… . 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Operasional Variabel ………………………………………….. . 46
Tabel 2 Pengukuran Terhadap Pertanyaan Kuesioner …………………. . 48
Tabel 3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... . 51
Tabel 4 Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman ………... . 58
Tabel 5 Persentase Hasil Pendistribusian Kuesioner ………………...... . 60
Tabel 6 Persentase Responden Berdasarkan Seksi …………………….. . 61
Tabel 7 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………… . 62
Tabel 8 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……... . 62
Tabel 9 Hasil Uji Validitas …………………………………………….. . 64
Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas Modernisasi Administrasi Perpajakan …. . 65
Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama .. . 65
Tabel 12 Hasil Uji Deskriptif …………………………………………….. 66
Tabel 13 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... . 68
Tabel 14 Hasil Uji Korelasi Spearman Modernisasi Administrasi Perpajakan
Dengan Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama ……………... . 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I Kerangka Pemikiran ………….……………………………. . 34
Gambar II Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman ………………… . 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MODERNISASI ADMINISTRASI
PERPAJAKAN DENGAN PERSEPSI PENCAPAIAN AKUNTABILITAS
PELAYANAN PUBLIK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)
PRATAMA
(Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman)
Fabiola Desylita Christanti
NIM: 122114035
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Modernisasi administrasi perpajakan merupakan kelanjutan dari reformasi
perpajakan yang diterapkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di bidang
administrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan
persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian
akuntabilitas pelayanan publik di KPP Pratama Sleman.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara
mendistribusikan kuesioner kepada semua pegawai KPP Pratama Sleman.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi
modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik di KPP Pratama Sleman. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh
sebesar +0,638 menunjukkan hubungan positif kuat. Hubungan positif kuat
artinya hubungan kedua variabel bersifat searah, yaitu semakin baik pelaksanaan
modernisasi administrasi perpajakan maka semakin baik pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik di KPP Pratama Sleman.
Kata kunci: modernisasi administrasi perpajakan, akuntabilitas pelayanan publik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PERCEPTION
OF MODERNIZATION OF TAXATION ADMINISTRATION AND THE
PERCEPTION OF PUBLIC SERVICE ACCOUNTABILITY
ACHIEVEMENT AT TAX OFFICE
A Case Study in Sleman Tax Office
Fabiola Desylita Christanti
Student Number : 122114035
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Modernization of tax administration is the next step of tax reform applied by
Directorate General of Taxation (DGT). This research aims to grasp the
relationship between the perception of modernization of taxation administration
and the perception of public service accountability achievement at tax office.
This is a case study research. The data were collected by distributing the
questionnaire to all employees at Sleman Tax Office. Spearman Correlation Test
was used to analyze the data.
The result of this research shows that there is a relationship between the
perception of modernization of taxation administration and the perception of
public service accountability achievement in Sleman Tax Office. The correlation
coefficient value is +0,638, which means a strong positive relationship. It
indicates that a better the implementation of tax administration modernization,
the public service accountability achievement in Sleman Tax Office tend to be
better also.
Keywords: modernization of taxation administration, public service
accountability achievement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 28
Tahun 2007). Berdasarkan pengertian tersebut, pajak merupakan salah satu
sumber pendapatan negara sekaligus menjadi sektor yang potensial dalam
rangka mensukseskan pembangunan nasional. Peran masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakan merupakan hal yang penting untuk
menunjang pembangunan nasional.
Peran masyarakat khususnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pembangunan melalui pemenuhan kewajiban perpajakan masih
tergolong rendah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesadaran
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, salah satunya adalah
persepsi masyarakat terhadap pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal
Pajak (DJP). Tingginya angka korupsi, kegaduhan sejumlah elit politik di
ruang publik, dan amburadulnya kualitas pelayanan publik merupakan
sejumlah fenomena yang dianggap paling bertanggung jawab dalam
pembentukan persepsi publik yang negatif terhadap pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(Wijaya,2016). Salah satu persepsi publik yang negatif adalah hilangnya rasa
percaya terhadap instansi perpajakan.
Persepsi negatif publik perlu dihilangkan. Hal ini membuat perbaikan dan
perubahan dalam segala aspek perpajakan perlu dilakukan melalui
pengeluaran kebijakan-kebijakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Salah
satu perubahan yang ingin dicapai dalam perpajakan adalah terciptanya good
governance di instasi perpajakan. Hal ini diwujudkan dengan dilakukannya
reformasi perpajakan dari waktu ke waktu.
Reformasi perpajakan yang dilakukan mencakup dua bidang yaitu
reformasi di bidang kebijakan perpajakan dan reformasi di bidang
administrasi perpajakan (DJP,2007). Reformasi perpajakan dilakukan supaya
basis pajak dapat semakin diperluas sehingga potensi penerimaan pajak yang
tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan
sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Reformasi
kebijakan sudah dilakukan sejak tahun 1983, yaitu dengan mengadopsi sistem
perpajakan modern yang memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak
untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri kewajiban
perpajakannya atau yang disebut dengan self assessment system (DJP,2007).
Pada tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) meluncurkan program
perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut dengan
modernisasi administrasi perpajakan (DJP, 2007). Modernisasi administrasi
perpajakan memiliki ciri khusus antara lain: struktur organisasi berdasarkan
fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
account representative dan complaint center untuk menampung keberatan
Wajib Pajak, penyempurnaan sumber daya manusia di setiap kantor pajak.
Modernisasi administrasi perpajakan juga merangkul kemajuan teknologi
dengan berbagai modul otomatisasi kantor serta berbagai pelayanan berbasis
e-system seperti e-SPT, e-Filling, e-Payment, Taxpayer’s Account, e-
Registration, dan e-Counceling. Melalui modernisasi ini diharapkan kontrol
menjadi lebih efektif ditunjang dengan adanya penerapan kode etik pegawai
DJP yang mengatur pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan diharapkan mampu
menciptakan good governance. Menciptakan good governance adalah
mengubah cara kerja state, membuat pemerintah accountable, dan
membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk ikut berperan membuat
sistem baru yang bermanfaat secara umum. Salah satu prinsip yang sangat
penting dan merupakan kunci tercapainya good governance adalah prinsip
akuntabilitas (BPPN,2003).
Akuntabilitas ditandai oleh adanya akses yang mudah terhadap informasi,
standar profesional dan integritas personal yang tinggi dari badan publik dan
mekanisme umpan balik dari masyarakat. Prinsip akuntabilitas harus
dilaksanakan dalam kegiatan pelayanan publik. Berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 26 tahun 2004, akuntabilitas
dalam pelayanan publik utamanya diwujudkan pada aspek-aspek pembiayaan,
waktu, persyaratan, prosedur, informasi, pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab, mekanisme pengaduan masyarakat, standar, dan lokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pelayanan. Pelayanan publik dalam perpajakan utamanya dilaksanakan oleh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP). KPP merupakan instansi vertikal DJP yang
berada di bawah dan tanggung jawab langsung kepala Kantor Wilayah (PMK
01). KPP Pratama merupakan salah satu instansi perpajakan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat atau Wajib Pajak.
Terselenggaranya akuntabilitas di lingkungan KPP Pratama diharapkan
mampu meningkatkan kepercayaan dan kesadaran masyarakat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Hubungan Persepsi Modernisasai Administrasi
Perpajakan dengan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama”. Penelitian ini dilaksanakan di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan persepsi modernisasi
administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan
publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana hubungan persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan
persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membacanya. Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama berkaitan dengan pelaksanaan modernisasi administrasi
perpajakan dan pencapaian akuntabilitas KPP Pratama, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan akuntabilitas Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama.
2. Bagi Penulis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan penulis.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur atau bahan acuan
bagi penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian dan
menjadi dasar dalam pembahasan.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini terdiri atas: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
dan objek penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian,
data dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan operasional
variabel, pengukuran data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis
data.
Bab IV : Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman
Bab ini menjelaskan secara garis besar KPP Pratama Sleman seperti:
sejarah, visi, misi, dan motto pelayanan, tugas dan fungsi KPP Pratama
Sleman, fungsi organisasi, dan struktur organisasi di KPP Pratama
Sleman.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan
hasil penelitian.
Bab VI : Penutup
Bab ini terdiri atas: kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Banyak pihak mengemukakan pendapatnya tentang definisi atau
pengertian pajak, diantaranya para tokoh pendidikan dan negara (melalui
peraturan perundang-undangan). Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
yang dikutip dari buku karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1), “Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.” Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak
memiliki unsur-unsur:
a) Iuran dari rakyat kepada negara
b) Berdasarkan undang-undang
c) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
dapat ditunjuk.
d) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut Prof. Dr. PJA Adriani dalam Rahayu (2010:22), sebagai berikut:
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali, yang langsung
dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Pengertian pajak yang dikemukakan oleh dua tokoh tersebut tidak jauh
berbeda dengan pengertian pajak yang ada dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan. Menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007,
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
2. Fungsi Pajak
Menurut Madiasmo (2011:1) terdapat dua fungsi pajak, yaitu :
a) Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Terdapat beberapa faktor yang berperan
penting dalam mempengaruhi dan menentukan optimalisasi
pemasukan dana ke kas Negara melalui pemungutan pajak kepada
warga Negara, yaitu :
1) Kejelasan, kepastian dan kesederhanaan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2) Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan undang-
undang perpajakan.
3) Sistem administrasi perpajakan yang tepat.
4) Pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
5) Kesadaran dan pemahaan warga Negara.
6) Kualitas petugas pajak (intelektual, keterampilan, integritas, moral
tinggi).
b) Fungsi Mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi utama
pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah, sehingga pemerintah
melakukan upaya pemungutan pajak dari warga negaranya.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Negara memerlukan sistem pemungutan yang baik supaya pemungutan
yang dilakukan dapat berjalan secara optimal. Menurut Mardiasmo
(2011:7), sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga:
a) Official Assesment System, yaitu sistem pemungutan yang
memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Cirri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b) Self Assesment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri pajak yang
terutang.
Cirri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
2) Wajib Pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c) With Holding System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak
yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada
pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Reformasi Perpajakan dan Modernisasi Administrasi Perpajakan
1. Reformasi Perpajakan
Menurut Gunadi (2010), pajak mengikuti fonemena kehidupan sosial
ekonomi masyarakat. Kehidupan sosial perekonomian masyarakat selalu
mengalami perubahan. Hal ini membuat perbaikan dan perubahan dalam
segala aspek perpajakan perlu dilakukan. Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
melakukan reformasi perpajakan dari waktu ke waktu untuk melakukan
perbaikan dan perubahan di bidang perpajakan.
Reformasi perpajakan merupakan perubahan mendasar yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dari segala aspek. Reformasi
perpajakan dilakukan agar sistem perpajakan dapat lebih efektif dan efisien
sehingga dapat memberikan kesadaran dan kepercayaan yang lebih tinggi
kepada Wajib Pajak. Reformasi perpajakan juga dilakukan supaya basis
pajak dapat semakin diperluas sehingga potensi penerimaan pajak yang
tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan
sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Indonesia
melaksanakan reformasi perpajakan sejak tahun 1983, yaitu berubahnya
sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self
Assesment System. Peningkatan penerimaan menjadi tuntutan pemerintah,
akan tetapi perbaikan dalam aspek perpajakan menjadi alasan mengapa
reformasi perpajakan dilakukan dari waktu ke waktu, baik itu
penyempurnaan dalam kebijakan maupun dalam administrasinya, (DJP,
2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Reformasi di bidang kebijakan adalah penyempurnaan kebijakan
perpajakan untuk menciptakan suatu sistem perpajakan yang sehat dan
kompetitif dalam mendorong kegiatan investasi di Indonesia, menciptakan
keseimbangan hak dan kewajiban antara Wajib Pajak dan aparat pajak,
memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk melakukan pemenuhan
hak dan kewajiban perpajakan, serta memberikan keadilan dan kepastian
hukum. Reformasi kebijakan telah ditempuh melalui amandemen Undang-
Undang Perpajakan yang meliputi Undang-Undang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (UU KUP), Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU
PPh), Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (UU PPN dan PPnBM), serta menyempurnakan peraturan
pelaksanaannya.
2. Modernisasi Administrasi Perpajakan
Tidak hanya reformasi pada aspek kebijakan, reformasi perpajakan
juga mencakup aspek administrasi yang biasa disebut sebagai modernisasi
administrasi perpajakan. Pandiangan (2008) mengemukakan modernisasi
administrasi perpajakan sebagai bagian dari reformasi perpajakan menjadi
hal yang menarik dan trend di lingkungan DJP. Modernisasi administrasi
perpajakan memiliki nuansa tersendiri yang membuatnya menjadi lebih
teknis, fokus, dan dinamis sejalan reformasi perpajakan itu sendiri.
Sejak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan
program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa
disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang
transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem teknologi
informasi yang handal dan terkini. Tujuan modernisasi yang ingin dicapai
adalah meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak, meningkatkan
kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas serta integritas
aparat pajak. Untuk mewujudkan itu semua, maka program reformasi
administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara
menyeluruh dan komprehensif. Perubahan-perubahan yang dilakukan
meliputi bidang-bidang: struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi
informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia, pelaksanaan
good governance dalam hal penerapan kode etik (DJP,2007).
Menurut Purwono (2010:17), reformasi perpajakan di Indonesia telah
dimulai sejak tahun 2002 dengan menerapkan sistem administrasi
perpajakan modern di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar (Large
Tax Office). Beberapa sasaran dari penerapan sistem administrasi
perpajakan modern adalah tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang
tinggi, tercapainya tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap
administrasi perpajakan, dan tercapainya produktivitas aparat perpajakan
yang tinggi. Hal mendasar dalam modernisasi perpajakan adalah terjadinya
perubahan paradigma perpajakan, yaitu dari semula berbasis jenis pajak
menjadi berbasis fungsi, dan lebih mengedepankan aspek pelayanan
kepada masyarakat. Sistem modernisasi perpajakan juga didukung oleh
fungsi pengawasan, pemeriksaan, maupun penagihan pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menurut Pandiangan (2008), konsep umum modernisasi administrasi
perpajakan yang dilakukan pada dasarnya terdiri dari:
a) Restrukturisasi organisasi, dengan konsep: debirokratisasi, struktur
organisasi berbasis fungsi terkait dengan perpajakan, dilakukan
pemisahan antara fungsi pemeriksaan dengan fungsi keberatan,
adanya segmentasi Wajib Pajak yang dikelola KPP, adanya internal
audit, dan lebih efisien dan customer oriented.
b) Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi, dengan konsep: berbasis teknologi
komunikasi dan informasi, efisien dan customer oriented, sederhana
dan mudah dimengerti dan adanya built-in control.
c) Penyempurnaan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan konsep:
berbasis kompetensi, optimalisasi teknologi komunikasi dan
informasi, customer driven dan continous improvement.
Menurut Pandiangan (2008), berdasarkan konsep umum modernisasi
perpajakan tersebut, sebagai outcome yang diharapkan adalah:
a) Terjadinya perubahan paradigma, pola pikir dan nilai organisasi yang
tercermin pada perilaku setiap pegawai.
b) Terciptanya proses bisnis dari setiap jenis pekerjaan yang lebih
efisien, dan
c) Mampu menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar
(good governance).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berikut ini dijelaskan secara lebih mendalam mengenai perbaikan
yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal modernisasi
administrasi perpajakan:
a) Restrukturisasi Organisasi
Salah satu tujuan reformasi perpajakan adalah memperbaiki sistem
administrasi perpajakan sejalan dengan sistem administrasi perpajakan
nasional. Konsekuensi logis dari tanggung jawab Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) sebagai instasi pemungut pajak adalah DJP harus
memiliki kecakapan untuk mengelola atau melakukan
pengadministrasian pemungutan pajak daerah secara efektif dan
efisien.
Sebagai langkah pertama, ketiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu
Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karikpa), dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini
dilakukan untuk memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakan atau menyelesaikan permasalahan perpajakan
dengan datang ke satu kantor saja, DJP (2007).
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202.2/PMK.01/2014,
Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini disebut KPP adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menjadi 3 jenis, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak
Besar, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya dan Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama.
Penelitian ini akan membahas Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
202.2/PMK.01/2014 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan
pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak
Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202.2/PMK.01/2014
(Pasal 60). Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama terdiri dari :
1) Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal.
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal memiliki tugas
melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah
tangga, dan pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian
intern, pemantauan pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan
terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan,
serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen
perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan,
pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan dukungan
teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling,
pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja
organisasi.
3) Seksi Pelayanan.
Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan
penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen
dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan
pendaftaran Wajib Pajak.
4) Seksi Penagihan.
Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan
penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan
pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta
penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
5) Seksi Pemeriksaan.
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak dan
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk oleh
kantor.
6) Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan.
Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan
pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,
pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak
baru, serta penyuluhan perpajakan.
7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tugas melakukan
proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembetulan
ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan
kepada Wajib Pajak, serta usulan pengurangan Pajak Bumi dan
Bangunan.
8) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, dan IV.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV masing-masing
mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis
kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka
melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
9) Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan
kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Sebagai langkah kedua struktur organisasi berbasis fungsi
diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan sistem
administrasi modern untuk merealisasikan debirokratisasi pelayanan
sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap Wajib Pajak secara
lebih sistematis berdasarkan analisis risiko. Unit vertikal dibedakan
berdasarkan segmentasi Wajib Pajak, yaitu Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Wajib Pajak Besar (LTO – Large Taxpayers Office), Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Madya (MTO- Medium
Taxpayers Office) dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama (STO –
Small Taxpayers Office). Dengan pembagian seperti ini, diharapkan
strategi dan pendekatan terhadap Wajib Pajak dapat disesuaikan
dengan karakteristik Wajib Pajak yang ditangani, sehingga berjalan
lebih optimal. Langkah ketiga dan hanya ada khusus di kantor
operasional, adalah posisi baru yang disebut Account Representative,
yang mempunyai tugas antara lain memberikan bantuan konsultasi
perpajakan kepada Wajib Pajak, menginformasikan peraturan
perpajakan yang baru serta mengawasi kepatuhan Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b) Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perbaikan proses bisnis yang mencakup metode, sistem, dan
prosedur kerja merupakan kunci perbaikan birokrasi. Perbaikan proses
bisnis merupakan pilar penting terlaksananya program modernisasi
administrasi perpajakan. Proses bisnis diarahkan pada penerapan full
automation dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, terutama untuk pekerjaan yang bersifat
administratif/kerikal. Pelaksanaan full automation diharapkan akan
menciptakan suatu proses bisnis yang efisien dan efektif karena proses
administrasi menjadi lebih cepat, mudah, akurat, dan paperless,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak baik
dari segi kualitas maupun waktu. Proses bisnis yang dilakukan dalam
modernisasi administrasi perpajakan dirancang sedemikan rupa
sehingga dapat mengurangi kontak langsung antara pegawai DJP
dengan Wajib Pajak untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).
Langkah awal perbaikan proses bisnis adalah penulisan dan
dokumentasi Sandard Operating Procedures (SOP) untuk setiap
kegiatan di seluruh unit DJP. Selain itu, DJP telah meluncurkan 8
layanan unggulan bagi masyarakat yang di dalamnya terdapat janji
waktu pelayanan, kejelasan persyaratan dan prosedur. Perbaikan proses
bisnis yang juga dilakukan dalam modernisasi administrasi perpajakan
antara lain melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pemanfaatan teknologi informasi dilakukan untuk mempermudah
Wajib Pajak dan administrasi perpajakan bagi aparatur pajak itu
sendiri. Pemanfaatan ini terlihat dengan dibukanya fasilitas e-filling
(pengiriman SPT secara online melalui internet), e-payment (Modul
Penerimaan Negara), dan e-registration (pendaftaran NPWP secara
online melalui internet), (DJP, 2007).
c) Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
DJP menjelaskan bahwa untuk mendukung struktur, sistem,
teknologi informasi, metode, alur kerja suatu organisasi harus
didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki integritas dan
profesionalisme. Hal ini juga sangat mempengaruhi keberhasilan
modernisasi administrasi perpajakan. Sejalan dengan keinginan untuk
melakukan perubahan serta memperbaiki citra dan meningkatkan
kinerja, reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
langkah yang sangat penting untuk dilakukan DJP. Reformasi di
bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan untuk mendukung
sistem administrasi perpajakan modern melalui SDM berbasis
kompetensi dan kinerja.
Sebelum melakukan langkah perbaikan di bidang SDM, DJP
melakukan pemetaan kompetensi (competency mapping) terhadap
seluruh pegawai DJP guna mengetahui distribusi kuantitas dan kualitas
kompetensi pegawai. Meskipun program mapping ini masih terbatas
mengidentifikasikan “soft competency”, tetapi hasil program tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menjadi informasi yang membantu DJP dalam merumuskan kebijakan
kepegawaian yang lebih tepat.
Unsur SDM di DJP mempunyai nilai strategis sebagai faktor
penentu organisasi. Dalam Rencana Strategis DJP, pengelolaan SDM
yang berbasis kompetensi merupakan salah satu sasaran yang ingin
dicapai DJP. Langkah-langkah atau strategi akan dilakukan oleh DJP
untuk mensinkronkan antara kebutuhan organisasi dengan kemampuan
dan kompetensi pegawai.
Sistem dan manajemen sumber daya manusia yang lebih baik dan
terbuka akan menghasilkan sumber daya manusia yang juga lebih baik,
khususnya dalam hal produktifitas dan profesionalisme. Untuk
mendukung sumber daya manusia yang semakin baik, DJP
memberikan pelatihan dan pengembangan kepada pegawai. Menurut
DJP, pelatihan dan pengembangan pegawai merupakan hal yang
sangat penting bagi peningkatan mutu pegawai dan kantor.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut
diwujudkan dalam bentuk pengadaan berbagai macam diklat, training,
short course, seminar, pengiriman pegawai tugas belajar baik dalam
maupun luar negeri.
d) Penerapan Kode Etik sebagai Pelaksanaan Good Governance
Sejalan dengan reformasi perpajakan yang dilaksanakan Direktorat
Jenderal Pajak (DJP), perubahan nilai organisasi juga ditandai dengan
diterapkannya Kode Etik pegawai DJP. Bagi pegawai DJP, kode etik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
memberikan panduan bagaimana mereka mengelola situasi dan
mengambil sikap atau pilihan yang tepat dalam melaksanakan
tugasnya. Keberhasilan penerapan kode etik dipengaruhi oleh beberapa
faktor di antaranya pemahaman pegawai terhadap kode etik,
keteladanan atasan dan pengawasan. Pelaksanaan kode etik akan lebih
efektif dan bermanfaat apabila didukung dengan komitmen untuk
menanamkan, menyebarluaskan, melaksanakan dan mengawasi
pelaksanaan kode etik pada semua tingkatan sehingga akan
mempengaruhi perilaku organisasi secara keseluruhan. Visi dan misi
DJP secara jelas menjadi pijakan bagi DJP dalam menjadikan kode
etik sebagai instrumen untuk mendorong dan mempertahankan
terwujudnya kepatuhan pegawai, (DJP,2007).
Untuk mempermudah pegawai dalam memahami ketentuan kode
etik, telah disusun buku panduan Kode Etik Pegawai DJP yang berisi
penjelasan yang lebih nyata tentang kode etik dan dilengkapi dengan
contoh-contoh situasi atau kasus yang sering dihadapi pegawai beserta
panduan sikap atau tindakan untuk menyikapi situasi atau kasus
tersebut. Pemahaman pegawai terhadap kode etik juga dilakukan DJP
dengan cara penyampaian informasi melalui website, rapat, program
internalisasi, dll. Kegiatan internalisasi bertujuan untuk
mensosialisasikan kode etik sekaligus untuk membangkitkan
kesadaran dan memotivasi pegawai untuk menjadi aparatur DJP yang
bersih, profesional serta menjunjung nilai-nilai moral dan etika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. Good Governance
1. Pengertian Good Governance
Sumarto (2004:1) Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek
dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta
memecahkan masalah-masalah publik. Implikasinya merupakan peran
pemerintah sebagai pembangun maupun penyedia jasa pelayanan dan
infrastruktur akan bergeser menjadi badan pendorong terciptanya
lingkungan yang mampu memfasilitasi pihak lain di komunitas dan sektor
swasta untuk ikut aktif melakukan upaya tersebut. Governance yang baik
hanya dapat tercipta apabila dua kekuatan yakni warga negara dan
pemerintah saling mendukung: warga yang bertanggung jawab, aktif dan
memiliki kesadaran, bersama dengan pemerintah yang terbuka, tanggap,
mau mendengar, dan mau melibatkan (inklusif). Selain kekuatan yang
saling mendukung, governance juga dikatakan baik apabila sumber daya
dan masalah-masalah publik dikelola secara efektif, efisien, yang
merupakan respon terhadap kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan pedoman Good Public Governance 2010 yang disusun
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good Public
Governance (GPG) merupakan sistem atau aturan perilaku terkait dengan
pengelolaan kewenangan oleh para penyelenggara negara dalam
menjalankan tugasnya secara bertanggungjawab dan akuntabel. GPG pada
dasarnya mengatur pola hubungan antara penyelenggara negara dengan
lembaga negara serta antar lembaga negara. Penerapan GPG mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pengaruh yang sangat besar terhadap perwujudan Good Corporate
Governance oleh dunia usaha dan penyelenggara negara. Sinergi di
antaranya diharapkan keduanya dapat menciptakan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa, yang pada gilirannya mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat.
2. Karakteristik Good Governance
Menurut (United Nations Development Programme) UNDP dalam
buku karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2009:18) Good Governance
memiliki 8 karakteristik, yaitu :
a) Participation
Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang
dapat menyalurkan aspirasinya. Aspek partisipasi dalam governance
menuntut adanya hubungan langsung antara pemerintah dengan
warganya, tidak semata-mata melalui perantara, wakil dalam dewan
perwakilan rakyat, atau partai politik saja.
b) Rule of Law
Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
c) Transparancy
Transparancy dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi
yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dan dapat
diperoleh mereka yang membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d) Responsiveness
Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani
stakeholder.
e) Consensus orientation
Berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.
f) Equity
Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesetaraan dan keadilan.
g) Efficiency and Effectiveness
Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif).
h) Accountability
Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang
dilakukan.
D. Akuntabilitas
Banyak pihak berpendapat tentang definisi atau pengertian akuntabilitas.
Menurut Turner and Hulme,1997 yang dikutip dari buku karangan Prof. Dr.
Mardiasmo (2002:17), Akuntabilitas merupakan konsep yang kompleks yang
lebih sulit mewujudkannya daripada memberantas korupsi. Terwujudnya
akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Tuntutan
akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk
lebih menekankan pada pertanggungjawaban horizontal (horizontal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
accountability) bukan hanya pertanggungjawaban vertikal (vertical
accountability).
Deklarasi Tokyo dalam Khabibi, 2011 juga berpendapat mengenai
pengertian dari akuntabilitas, yakni kewajiban-kewajiban dari individu-
individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber
daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal
yang menyangkut pertanggungjawaban fiskal, manajerial, dan program.
Berdasarkan pedoman Good Public Governance 2010 yang disusun oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), akuntabilitas mengandung
unsur kejelasan fungsi dan organisasi dan cara mewujudkannya. Akuntabilitas
diperlukan agar setiap lembaga negara dan penyelenggara negara
melaksanakan tugasnya secara bertanggungjawab. Untuk itu, setiap
penyelenggaran negara harus melaksanakan tugasnya secara jujur dan terukur
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan kebijakan publik yang
berlaku serta menghindarkan penyalahgunaan wewenang.
Menurut Anti Corruption Clearing House (ACCH:2014), ciri-ciri
pemerintah yang accountable dalam akuntabilitas publik adalah yang mampu
menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara terbuka, cepat, dan
tepat kepada masyarakat, mampu memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi publik, mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap
kebijakan publik secara proporsional, mampu memberikan ruang bagi
masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan, dan
adanya sarana publik untuk menilai kinerja pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pengertian akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas, akuntabilitas
merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan visi, misi, strategi organisasi. Sedangkan
responsibilitas menyangkut pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan
prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan
organisasi baik secara eksplisit maupun implisit.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
akuntabilitas merupakan kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau
penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik
dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang
menyangkut pertanggungjawabannya.
Selain pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, negara juga
mengemukakan pendapatnya yang berkaitan dengan akuntabilitas dalam
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/26/M.PAN/2/2004. Keputusan tersebut menyatakan bahwa
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan, baik
kepada publik maupun kepada atasan/pimpinan unit pelayanan instansi
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pertanggungjawaban pelayanan publik yang dimaksud meliputi :
1. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
a) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan
proses yang antara lain meliputi: tingkat ketelitian (akurasi),
profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan perundang-
undangan) dan kedisiplinan.
b) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus sesuai dengan standar
atau Akta/Janji Pelayanan Publik yang telah ditetapkan.
c) Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka, baik kepada publik maupun kepada atasan atau pimpinan unit
pelayanan instansi pemerintah. Apabila terjadi penyimpangan dalam
hal pencapaian standar, harus dilakukan upaya perbaikan.
d) Penyimpangan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja pelayanan
publik harus diberikan kompensasi kepada penerima pelayanan.
e) Masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan
secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku.
f) Disediakan mekanisme pertanggungjawaban bila terjadi kerugian
dalam pelayanan publik, atau jika pengaduan masyarakat tidak
mendapat tanggapan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik
a) Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan.
b) Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan biaya
pelayanan publik, harus ditangani oleh Petugas/Pejabat yang ditunjuk
berdasarkan Surat Keputusan/Surat Penugasan dari Pejabat yang
berwenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik
a) Persyaratan teknis dan administratif harus jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk
pelayanan.
b) Prosedur dan mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
c) Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah.
E. Persepsi
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008:1061) persepsi adalah;
1. Tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu: serapan.
2. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
Menurut Slameto (2010:109) menyatakan bahwa, “Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia”. Melalui
persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar,
peraba, perasa dan pencium.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut sensoris stimulus. Stimulus merupakan faktor yang berperan
dalam persepsi. Menurut Walgito (2010:101), faktor-faktor yang berperan
dalam persepsi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai
syaraf penerima yang berkerja sebagai reseptor.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di
samping itu juga harus ada syarat sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai
pusat kesadaran.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan
objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Dianasari dan Rima Rachmawati (2008)
dengan judul “Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap
Pencapaian Akuntabilitas pada KPP Modern”. Penelitian ini dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak Modern Bandung. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa penerapan modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh terhadap
pencapaian akuntabilitas. Hal ini dikarenakan penerapan modernisasi sudah
memadai.
Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh Depi Detiyani (2014) dengan
judul “Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Pencapaian
Akuntabilitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama”. Penelitian ini dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Muara Teweh. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa modernisasi administrasi perpajakan memiliki pengaruh
positif terhadap pencapaian akuntabilitas Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Muara Teweh. Kedua penelitian ini membuktikan bahwa modernisasi
administrasi perpajakan memiliki pengaruh terhadap pencapaian akuntabilitas
Kantor Pelayanan Paajak (KPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
G. Kerangka Pemikiran
Modernisasi administrasi perpajakan merupakan kelanjutan dari reformasi
perpajakan yang ditetapkan DJP di bidang administrasi. Modernisasi administrasi
perpajakan memiliki ciri-ciri khusus antara lain restrukturisasi organisasi, proses
bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sumber daya
manusia dan penerapan kode etik pegawai di lingkungan DJP.
KPP Pratama merupakan salah satu instansi perpajakan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat atau Wajib Pajak. Akuntabilitas dalam penelitian ini
menggunakan akuntabilitas pelayanan publik yang ditandai oleh adanya akses
yang mudah terhadap informasi, standar profesional dan integritas profesional
yang tinggi dari badan publik dan mekanisme umpan balik. Berdasarkan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.26 tahun 2004,
akuntabilitas dalam pelayanan publik utamanya diwujudkan dalam hal
akuntabilitas kinerja pelayanan publik, akuntabilitas biaya pelayanan publik dan
akuntabilitas produk pelayanan publik. Pecapaian akuntabilitas pelayanan publik
yang baik di KPP Pratama diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan dan
kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan persepsi pegawai di
KPP Pratama Sleman. Untuk mengetahui bagaimana hubungan persepsi
modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik KPP Pratama dilakukan pengujian statistik menggunakan uji
korelasi spearman.
Penjelasan di atas dituangkan dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
G. Kerangka Pemikiran
Persepsi Pencapaian Akuntabilitas
Pelayanan Publik KPP Pratama
Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan
Restrukturisasi Organisasi
Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Penyempurnaan Sumber Daya Manusia
Kode Etik Pegawai
Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik
Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik
Analisis
Korelasi
Gambar I
Kerangka Konseptual
Hubungan Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan dengan Persepsi Pencapaian
Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan pada satu subjek penelitian
untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan masalah yang dirumuskan,
(Sugiyono 2013). Tujuan dari studi kasus adalah untuk melakukan pengamatan
mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan informasi dan
gambaran yang berkaitan dengan subjek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman
yang terletak di Jalan Ringroad Utara No. 10 Maguwoharjo, Depok,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda,
ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya akan diteliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(Amirin, 2009). Subjek dari penelitian ini adalah pegawai Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
2. Objek penelitian
Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang ataupun
lembaga (organisasi), yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian
(Amirin, 2009). Objek dari penelitian ini adalah modernisasi administrasi
perpajakan dan pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan persepsi
modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. Data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah gambaran modernisasi
administrasi perpajakan dan gambaran akuntabilitas KPP Pratama Sleman.
Akuntabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan petunjuk
teknis transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Data tersebut dikumpulkan dengan cara mendistribusikan kuesioner.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis indikator-indikator
yang dimiliki oleh variabel persepsi modernisasi administrasi perpajakan dan
variabel persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama. Peneliti melakukan analisis terhadap indikator yang
sudah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada awal mulainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
modernisasi administrasi perpajakan yang merupakan kelanjutan dari
reformasi perpajakan. Peneliti juga melakukan analisis terhadap indikator
akuntabilitas dalam penyelenggaraan publik yang diterapkan di instansi
perpajakan, khususnya KPP Pratama Sleman. Indikator-indikator variabel
dirumuskan dalam bentuk pernyataan-pernyatan kuesioner yang
didistribusikan kepada pegawai di KPP Pratama Sleman.
Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis bagaimana
hubungan antara modernisasi administrasi perpajakan dengan pencapaian
akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Sleman. Hubungan dianalisis menggunakan pengujian statistik yaitu Uji
Korelasi Spearman Rank. Kesimpulan diambil dengan melihat nilai koefisien
korelasi yang dihasilkan dari pengujian korelasi Spearman.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau
benda yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti, (Hermawan
2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010). Jumlah sampel yang semakin banyak semakin
baik karena akan mewakili populasi yang diteliti, (Suparno,2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sampel dari penelitian ini diambil menggunakan metode nonprobality
sampling dengan teknik purposive sampling. “Sampling purposive atau
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu” (Sugiyono:2010). Adapun pertimbangan atau kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah :
a) Pegawai KPP Pratama Sleman yang terdaftar aktif bekerja di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman sampai April
2016.
b) Pegawai bekerja di seksi yang berhubungan dengan modernisasi
administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman.
Jumlah minimum sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan berdasarkan rumus Slovin , sebagai berikut:
(dibulatkan menjadi 93)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan (error tolelance) = 5%
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100% jumlah populasi
yaitu 120 pegawai KPP Pratama Sleman. Sampling yang dilakukan
menghasilkan 120 sampel. Hal ini dikarenakan semua pegawai memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah minimum sampel ditentukan
berdasarkan jumlah perhitungan menggunakan rumus Slovin yang
dibulatkan dan `menghasilkan jumlah 93 sampel. Jumlah minimum sampel
digunakan karena data penelitian diperoleh dari distribusi kuesioner. Ada
kemungkinan kuesioner tidak kembali atau dianggap cacat.
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan
metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi, (Hermawan,
2009). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan
cara mendistribusikan kuesioner kepada pegawai di KPP Pratama Sleman
sebagai responden. Kuesioner yang didistribusikan berisi pernyataan-
pernyataan mengenai modernisasi administrasi perpajakan dan
akuntabilitas di KPP Pratama. Pernyataan dalam kuesioner yang
didistribusikan bersifat tertutup.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara mendistribusikan
kuesioner. Kuesioner merupakan pengumpulan data yang sering tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar
pertanyaan yang sudah disusun secara cermat terlebih dahulu, (Sanusi,
2011). Kuesioner didistribusikan kepada pegawai yang ada di KPP Pratama
Sleman. Kuesioner tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang
berhubungan dengan modernisasi administrasi perpajakan dan akuntabilitas
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman yang sifatnya tertutup.
Sebelum dilakukan pendistribusian kuesioner kepada responden yang
sebenarnya peneliti melakukan uji coba (pilot testing) terlebih dahulu. Pilot
testing ini dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner kepada 15
pegawai yang berasal dari KPP Madya Tangerang dan KPP Pratama
Wates. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana responden
dapat mengerti dan memahami komponen-komponen yang terdapat
didalam kuesioner. Hasil dari pilot testing ini menyatakan bahwa semua
pernyataan dalam kuesioner sudah valid dan reliabel. Responden dapat
memahami pernyataan-pernyataan yang ada di dalam kuesioner, sehingga
kuesioner dapat didistribusikan kepada responden yang sebenarnya.
Kuesioner yang didistribusikan pada penelitian ini terbagi menjadi
2 bagian, yaitu :
a) Bagian pertama, berisi tentang pernyataan yang berkaitan dengan
identitas pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
b) Bagian kedua, berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan
modernisasi administrasi perpajakan dan pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1) Modernisasi Administrasi Perpajakan yang meliputi:
(a) Restrukturasi organisasi.
(b) Proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi.
(c) Penyempurnaan sistem manajemen sumber daya manusia.
(d) Kode etik pegawai
2) Akuntabilitas di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang
meliputi :
(a) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik.
(b) Akuntabilitas biaya pelayanan publik.
(c) Akuntabilitas produk pelayanan publik.
G. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono
2010).
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
a) Variabel independen atau variabel bebas (X) adalah persepsi
modernisasi administrasi perpajakan.
Indikator variabel ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1) Aspek Restrukturasi Organisasi.
Perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP Pratama
berkaitan dengan tingkat profesionalitas, efektifitas, dan efisiensi
organisasi di KPP Pratama dalam melaksanakan fungsi dan tugas
pokoknya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran
strategis untuk dapat membantu Wajib Pajak dengan cepat dan
memudahkan tugas pegawai pajak. Restrukturasi juga berkaitan
dengan pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang
sesuai dengan struktur organisasi serta penugasan pekerjaan sesuai
dengan tingkat pendidikan pegawai. Restrukturisasi organisasi juga
dilakukan melalui pembentukan Account Representatif (AR) yang
mempunyai tugas antara lain memberikan bantuan konsultasi
perpajakan kepada Wajib Pajak, menginformasikan peraturan
perpajakan yang baru serta mengawasi kepatuhan Wajib Pajak.
2) Aspek Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan cara penulisan dan
dokumentasi Standard Operating Procedures (SOP) untuk setiap
kegiatan di seluruh unit Direktorat Jenderal Pakal (DJP). Fasilitas
pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
merupakan pemanfaatan teknologi informasi terutama dalam
pekerjaan yang bersifat administratif. Fasilitas yang digunakan
bertujuan untuk memudahkan Wajib Pajak dan proses administrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bagi aparatur pajak sehingga dapat berlangsung secara efektif dan
efisien. Penerapan modernisasi dilakukan melalui penyempurnaan
proses bisnis dengan tersedianya fasilitas e-system.
3) Aspek Penyempurnaan Sumber Daya Manusia.
Perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak mengarah
pada aspek penyempurnaan sumber daya manusia dengan
melakukan pemetaan kompetensi (competency maaping) terhadap
semua pegawai guna mengetahui distribusi dan kualitas kompetensi
pegawai. Penyempurnaan sumber daya manusia juga dilakukan
dengan pelatihan dan pengembangan pegawai demi meningkatnya
mutu pegawai.
4) Aspek Kode Etik Pegawai
Kode etik memberikan panduan tentang bagaimana pegawai
mengelola situasi dan mengambil sikap atau pilihan yang tepat
dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik pegawai berisikan
larangan yang harus dihindari oleh pegawai pajak, seperti: ucapan,
tulisan, atau perbuatan yang bertentangan dengan kode etik dan
diharapkan tidak membebani pegawai di KPP Pratama karena kode
etik yang diterapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b) Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah persepsi
pencapaian akuntabilitas pelayanan publikKantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama.
Indikator variabel ini adalah :
1) Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
(a) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat
berdasarkan proses yang antara lain meliputi: tingkat ketelitian
(akurasi), profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan
prasarana, kejelasan aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau
peraturan perundang-undangan) dan kedisiplinan.
(b) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus sesuai dengan
standar atau Akta/Janji Pelayanan Publik yang telah
ditetapkan.
(c) Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan
secara terbuka, baik kepada publik maupun kepada atasan atau
pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah. Apabila terjadi
penyimpangan dalam hal pencapaian standar, harus dilakukan
upaya perbaikan.
(d) Masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja
pelayanan secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2) Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik
(a) Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan.
(b) Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan
biaya pelayanan publik, harus ditangani oleh Petugas/Pejabat
yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan/Surat Penugasan
dari Pejabat yang berwenang.
3) Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik
(a) Persyaratan teknis dan administratif harus jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan
produk pelayanan.
(b) Prosedur dan mekanisme kerja harus sederhana dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
2. Operasional Variabel
Definisi operasional suatu concept atau construct merupakan suatu
definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana
suatu concept atau construct tersebut diukur (Hermawan, 2009).
Operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 1 : Operasional Variabel
Variabel
Penelitian Indikator
Skala
Pengukuran
Nomor
Kuesioner Item
Persepsi
Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
(X)
1. Restrukturisasi
organisasi.
Likert
1 s/d 3
1. Struktur organisasi disesuaikan berdasarkan fungsi.
2. Sistem pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai
dengan struktur organisasi.
3. Pembentukan Account Representatif (AR).
2. Proses bisnis
dan teknologi
informasi dan
komunikasi.
4 s/d 7
4. Standard Operating Procedures (SOP) menjadi acuan bagi
pegawai.
5. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi memudahkan
pekerjaan pegawai.
6. Fasilitas e-system memudahkan Wajib Pajak.
7. E-system memudahkan manajemen pemeriksaan.
3. Penyempurnaan
SDM. 8 s/d 9
8. Sistem pemetaan kompetensi (competency mapping).
9. Pelatihan dan pengembangan kepada pegawai KPP Pratama.
4. Kode etik
pegawai 10 s/d 12
10. Pegawai memahami tata cara kode etik.
11. Kode etik mampu meningkatkan kinerja pegawai.
12. Pegawai tidak terbebani dengan adanya kode etik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Persepsi
Pencapaian
Akuntabilitas
Pelayanan
Publik KPP
Pratama (Y)
1. Akuntabilitas
kinerja
pelayanan
publik.
Likert
13 s/d 17
13. Pegawai memberikan pelayanan maksimal kepada Wajib Pajak.
14. KPP Pratama menyediakan sarana dan prasarana serta
menyusun kebijakan-kebijakan untuk membuat Wajib Pajak
mendapatkan pelayanan yang maksimal.
15. Pelaksanaan pelayanan sesuai dengan standar atau Akta/Janji
Pelayanan Publik.
16. Standar pelayanan publik dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka.
17. KPP Pratama menyediakan sarana yang dapat digunakan Wajib
Pajak untuj memberikan penilaian terhadap pelayanan KPP.
2. Akuntabilitas
biaya
pelayanan
publik.
18 s/d 19
18. Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
19. Pengaduan masyarakat terkait penyimpangan biaya pelayanan
ditangani oleh petugas yang telah ditunjuk berdasarkan
peraturan.
3. Akuntabilitas
produk
pelayanan
publik.
20 s/d 21
20. Persyaratan teknis dan administrasi yang diterapkan di KPP
Pratama dirumuskan dengan jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
21. Prosedur dan mekanisme kerja yang diterapkan di KPP Pratama
dilaksanakan dengan sederhana.
Sumber: Data diolah,2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
H. Pengukuran Data
Kuesioner yang didistribusikan diukur menggunakan skala likert. Skala
Likert yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan
skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Responden
diminta untuk menyatakan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan
berdasarkan persepsi responden. Pengukuran pada masing-masing pernyataan
yang terdapat di dalam kuesioner dilakukan menggunakan skala yang
memiliki nilai pada masing-masing jawaban sebagai berikut:
Tabel 2 : Pengukuran Terhadap Pernyataan Kuesioner
Alternatif Jawaban Skor Penilaian
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Data diolah,2016.
I. Teknik Pengujian Istrumen
1. Uji Validitas
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data, (Sanusi,
2011). Data yang diperoleh harus mempunyai tingkat akurasi dan
konsistensi yang tinggi sehingga instrumen penelitian yang digunakan
harus valid dan realibel. Validitas instrumen ditentukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mengorelasikan antara skor yang diperoleh setiap butir pertanyaan atau
pernyataan dengan skor total. Skor total adalah jumlah dari semua skor
pertanyaan dan pernyataan. Jika skor tiap butir pertanyaan berkolerasi
secara signifikan dengan skor total pada tingkat alfa tertentu (misalnya 1%)
maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid, (Sanusi 2011). Uji
validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS
Versi 16.0. Berikut ini rumus dengan teknik korelasi pearson product
moment:
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
2. Uji Reabilitas
Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan atau
pernyataan yang sudah valid, dimana sudah dilakukan uji validitas
sebelumnya. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel reliable jika memberikan Alpha
Cronbach’s > 0,60 Ghozali (2005:42). Uji reabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan melihat Koefisien Alpha. Uji reabilitas dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
J. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Deskriptif
Deskripsi data dalam penelitian ini menggambarkan tentang variabel
yang digunakan berkaitan dengan data statistik dasar berupa rata-rata
(mean), simpangan baku (standard deviation), dan skor minimum serta
skor maksimum.
2. Analisis Korelasi Spearman
Teknik analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan
masalah adalah analisis asosiatif atau korelasi. Analisis ini digunakan
untuk mengukur variabel bebas (X) persepsi modernisasi administrasi
perpajakan dengan variabel terikat (Y) persepsi pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik KPP Pratama. Korelasi adalah salah satu teknik statistik
yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih
yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif (Departemen Birostatistik FKM UI,
2009). Pengujian korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasi Spearman Rank. Pengujian korelasi menggunakan korelasi
Spearman Rank karena data yang digunakan merupakan data ordinal.
Korelasi Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau
untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel
yang berbentuk ordinal (Sugiyono,2007:356). Pedoman yang digunakan
untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3 : Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
Sumber: (Sugiyono,2007:250)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN
A. Sejarah
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman dibentuk berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007. Sesuai
Keputusan Direktur Jendereal Pajak Nomor KEP-141/PJ/2007 tentang
Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kantor
Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa
Tengah I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, dan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta,
ditetapkan bahwa Sistem Administrasi Modern pada KPP Pratama Sleman
dimulai sejak tanggal 30 Oktober 2007.
KPP Pratama Sleman bersama KPP Pratama Wates dan KPP Pratama
Wonosari merupakan pemecahan dari KPP Pratama Yogyakarta Dua. Selain
itu, KPP Pratama Sleman juga merupakan penggabungan dari Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai fungsi Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan Pajak Yogyakarta. KPP Pratama Sleman menempati lantai I, lantai
IV, dan lantai V Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Istimewa Yogyakarta yang diresmikan oleh Ibu Sri Mulyani selaku Menteri
Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2007. Wilayah kerja
KPP Pratama Sleman mencakup seluruh wilayah Kabupaten Sleman yang
terdiri dari 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1212 Dusun.
B. Visi, Misi, dan Motto Pelayanan
1. Visi
Menjadi Kantor Pelayanan Pajak terbaik dalam memberikan pelayanan di
bidang perpajakan.
2. Misi
Memberikan pelayanan prima di bidang perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Motto
Simpatik: siap melayani dengan tepat dan ikhlas
C. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Sleman
1. Tugas KPP Pratama Sleman
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak
Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Fungsi KPP Pratama Sleman, yaitu:
a) Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan
subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan.
b) Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
c) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemeberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.
d) Penyuluhan perpajakan.
e) Pelaksanaan regristrasi Wajib Pajak.
f) Pelaksanaan ekstensifikasi.
g) Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
h) Pelaksanaan pemeriksaan pajak.
i) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
j) Pelaksanaan konsultasi perpajakan.
k) Pelaksanaan Intensifikasi.
l) Pembetulan ketetapan pajak.
m) Pelaksanaan administrasi kantor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
D. Fungsi Organisasi
KPP Pratama Sleman memiliki beberapa seksi dengan tugasnya masing-
masing, yaitu:
1. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal
Bertugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan
rumah tangga, serta pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko,
pengelolaan kinerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak
lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses
bisnis.
2. Seksi Pelayanan
Bertugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, penerimaan surat lainnya, penyuluhan
perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama
perpajakan.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Bertugas melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data,
penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan
tata usaha penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer,
pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan i-SISMIOP dan
SIG, serta penyiapan laporan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Seksi Penagihan
Bertugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang
pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
5. Seksi Pemeriksaan
Bertugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, melakukan
pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya.
6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Bertugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan
subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak
dalam menunjang ekstensifikasi serta melaksanakan bimbingan dan
pemantauan penyuluhan perpajakan.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Bertugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak, membimbing/menghimbau kepada Wajib Pajak dan konsultasi
teknis perpajakan, melakukan penyusunan profil Wajib Pajak,
menganalisis kinerja Wajib Pajak, merekonsiliasi data Wajib Pajak dalam
rangka melakukan intensifikasi, melakukan usulan pembetulan ketetapan
pajak, serta melakukan evaluasi hasil banding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Struktur Organisasi
Gambar II
Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman
Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman
Kepala Kantor
Seksi Pelayanan
Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Penagihan
Seksi Pemeriksaan
Seksi Ekstensifikasi dan
Penyuluhan
Sub Bagian Umum dan
Kepatuhan Internal
Seksi Pengawasan dan
Konsultasi I
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
Seksi Pengawasan dan
Konsultasi III
Seksi Pengawasan dan
Konsultasi IV
Kelompok Fungsional
Pemeriksa Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4 : Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman
No Seksi Jumlah
1 Kepala Kantor 1
2 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal 11
3 Seksi Pelayanan 18
4 Seksi Penagihan 6
5 Seksi Pengolahan Data dan Informasi 7
6 Seksi Pemeriksaan 4
7 Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 8
8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 9
9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 15
10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 14
11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 13
12 Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak 14
JUMLAH 120
Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman
Berikut jumlah Sumber Daya Manusia berdasarkan penggolongannya:
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
a) Laki-laki : 68 orang
b) Perempuan : 52 orang
2. Berdasarkan Pendidikan
a) SMP : 2 orang
b) SMU dan sederajat : 13 orang
c) Diploma 1 : 12 orang
d) Diploma 3 : 17 orang
e) S1/Diploma IV : 62 orang
f) S2 : 14 orang
3. Berdasarkan Tingkat Golongan
a) Golongan II A : 2 orang
b) Golongan II B : 1 orang
c) Golongan II C : 14 orang
d) Golongan II D : 7 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
e) Golongan III A : 16 orang
f) Golongan III B : 45 orang
g) Golongan III C : 16 orang
h) Golongan III D : 11 orang
i) Golongan IV A : 7 orang
j) Golongan IV B : 1 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian yang
diperoleh dari distribusi kuesioner kepada pegawai KPP Pratama Sleman.
Jumlah kuesioner yang didistribusikan sesuai dengan jumlah sampling yang
telah dilakukan sebelumnya, yaitu 120 kuesioner. Dari 120 kuesioner yang
didistribusikan, hanya 119 yang kembali kepada peneliti dan hanya 98
kuesioner yang dapat digunakan untuk dilakukan analisis. Kuesioner yang
dianggap cacat sebanyak 21 kuesioner dikarenakan responden tidak menjawab
semua butir pertanyaan dengan lengkap. Persentase hasil pendistribusian
kuesioner adalah sebagai berikut :
Tabel 5 : Persentase Hasil Pendistribusian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang didistribusikan 120 100%
Kuesioner yang kembali 119 99,17%
Kuesioner yang cacat 21 17,5%
Kuesioner yang dapat diolah 98 81,67%
Sumber : Data diolah, 2016
Hasil kuesioner dalam penelitian ini dideskripsikan berdasarkan karakteristik
responden. Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari
seksi, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Ringkasan hasil analisis
karakteristik responden adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1. Karakteristik Responden berdasarkan Seksi
Persentase responden berdasarkan seksi di KPP Pratama Sleman dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 6 : Persentase Responden Berdasarkan Seksi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ektensifikasi dan
Penyuluhan 6 6.1 6.1 6.1
Fungsional 14 14.3 14.3 20.4
PDI 5 5.1 5.1 25.5
Pelayanan 18 18.4 18.4 43.9
Pemeriksaan 3 3.1 3.1 46.9
Penagihan 3 3.1 3.1 50.0
Pengawasan dan
Konsultasi 44 44.9 44.9 94.9
Sub Bagian Umum
dan Kepatuhan 5 5.1 5.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
Sumber: data diolah, 2016
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini terdiri
dari 8 seksi kerja, yaitu: 3 atau 3,1% berasal dari seksi pemeriksaan, 3 atau
3,1% berasal dari seksi penagihan, 5 atau 5,1% berasal dari seksi
pengolahan data dan informasi, 5 atau 5,1% berasal dari seksi sub bagian
umum dan kepatuhan internal, 14 atau 14,3% berasal dari seksi fungsional,
18 atau 18,4% berasal dari seksi pelayanan, dan 44 atau 44,9% berasal dari
seksi pengawasan dan konsultasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Persentase responden berdasarkan jenis kelamin di KPP Pratama
Sleman dapat dilihat sebagai berikut:
Sumber: data diolah,2016
Tabel 7 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini terdiri
dari 45 atau 45,9% perempuan dan 53 atau 54,1% laki-laki.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan di KPP Pratama
Sleman dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8 : Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid D1 8 8.2 8.2 8.2
D3 13 13.3 13.3 21.4
S1 55 56.1 56.1 77.6
S2 10 10.2 10.2 87.8
SMP 2 2.0 2.0 89.8
SMU 10 10.2 10.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
Sumber: data diolah, 2016
Tabel 7 : Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 53 54.1 54.1 54.1
Perempuan 45 45.9 45.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 8 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini terdiri
dari 6 tingkat pendidikan, yaitu: 2 atau 2% lulusan SMP, 8 atau 8,2%
lulusan D1, 10 atau 10,2% lulusan S2, 10 atau 10,2% lulusan SMU, 13
atau 13,3% lulusan D3, dan 55 atau 56,1% lulusan S1.
B. Pengujian Instrumen
Pengujian dilakukan berdasarkan pada data yang telah diperoleh. Data
merupakan gambaran dari variabel yang diteliti. Data memegang peranan
penting dalam penelitian ini. Sebelum melakukan olah data, instrumen diuji
terlebih dahulu dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas agar
memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program Pearson
Correlation SPSS versi 16,0. Kriteria pengambilan keputusan dalam
pengujian ini adalah jika nilai rhitung > nilai rtabel pada taraf 0,05 atau 5%
maka dikatakan valid, sebaliknya jika nilai rhitung < nilai rtabel pada taraf 0,05
atau 5% maka instrumen dikatakan tidak valid. Nilai rtabel dengan taraf
nyata 5% dan df = 98 – 2 = 96 adalah 0.1986. Hasil uji validitas variabel
persepsi modernisasi administrasi perpajakan dan variabel persepsi
perncapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama dapat dilihat
pada tabel 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 9 : Hasil Uji Validitas
Variabel Butir
Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
Persepsi Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
1 0.588 0.1986 Valid
2 0.659 0.1986 Valid
3 0.593 0.1986 Valid
4 0.661 0.1986 Valid
5 0.514 0.1986 Valid
6 0.598 0.1986 Valid
7 0.611 0.1986 Valid
8 0.645 0.1986 Valid
9 0.448 0.1986 Valid
10 0.517 0.1986 Valid
11 0.582 0.1986 Valid
12 0.604 0.1986 Valid
Persepsi
Pencapaian
Akuntabilitas
Pelayanan
Publik KPP
Pratama
13 0.554 0.1986 Valid
14 0.676 0.1986 Valid
15 0.660 0.1986 Valid
16 0.615 0.1986 Valid
17 0.617 0.1986 Valid
18 0.598 0.1986 Valid
19 0.636 0.1986 Valid
20 0.428 0.1986 Valid
21 0.426 0.1986 Valid Sumber: data diolah, 2016
Hasil dari uji validitas pada tabel 9 menunjukkan bahwa indikator-
indikator pernyataan dalam kuesioner baik variabel persepsi modernisasi
administrasi perpajakan maupun variabel persepsi pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik KPP Pratama adalah valid. Hal ini ditunjukkan dari
nilainya r hitung lebih besar dari nilai r tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sunjoyo, 2013). Uji
reliabilitas diukur dengan menggunakan Cronbach’s Alpha (α) dimana
hasil yang ditunjukkan lebih besar dari 0,60, maka dapat dikatakan reliabel.
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan sebagai berikut:
Tabel 10 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Modernisasi Administrasi
Perpajakan
Sumber: data diolah, 2016
Hasil uji reliabilitas persepsi modernisasi administrasi perpajakan pada
tabel 10 menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach sebesar 0,824 lebih
besar dari 0,60. Berdasarkan hasil tersebut, maka 12 butir pernyataan
terkait dengan persepsi modernisasi administrasi perpajakan adalah
reliabel.
Tabel 11 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Pencapaian Akuntabilitas
Pelayanan Publik KPP Pratama
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
.727 .762 9
Sumber: data diolah,2016
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
.824 .826 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Hasil uji reliabilitas persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan
publik KPP Pratama pada tabel 11 menunjukkan bahwa nilai alpha
cronbach sebesar 0,727 lebih besar dari 0,60. Berdasarkan hasil tersebut,
maka 9 butir pernyataan terkait persepsi pencapaian akuntabilitas KPP
Pratama adalah reliabel.
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas dapat disimpulkan bahwa
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel.
C. Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Analisis Deskriptif
Deskripsi data dalam penelitian ini menggambarkan tentang
variabel yang digunakan berkaitan dengan data statistik dasar berupa
rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), dan skor
minimum serta skor maksimum. Hasil analisis deskriptif disajikan
pada tabel 12 di bawah ini:
Tabel 12 : Hasil Uji Deskriptif
Sumber: data diolah, 2016
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Persepsi Modernisasi
Administrasi Perpajakan 98 38.00 60.00 50.7857 4.57751
Persepsi Pencapaian
Akuntabilitas 98 28.00 45.00 37.2245 3.75961
Valid N (listwise) 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
a) Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan
Tabel 12 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap
persepsi modernisasi administrasi perpajakan memiliki total nilai
rata-rata sebesar 50,7857 dengan total nilai tertinggi sebesar 60,00
dan total nilai terendah sebesar 38,00. Nilai rata-rata sebesar
50,7857 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap 12
butir pernyataan yang berkaitan dengan persepsi modernisasi
administrasi perpajakan yang diterapkan di KPP Pratama Sleman
adalah setuju (skor 4).
b) Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP Pratama
Tabel 12 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap
persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama
memiliki total nilai rata-rata sebesar 37,2245 dengan total nilai
tertinggi sebesar 45,00 dan total nilai terendah sebesar 28,00. Nilai
rata-rata sebesar 37,2245 menunjukkan bahwa tanggapan
responden terhadap 9 butir pernyataan yang berkaitan dengan
persepsi pencapaian akuntabilitas KPP Pratama Sleman adalah
setuju (skor 4).
2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
bagaimana hubungan variabel bebas (X) persepsi modernisasi
administrasi perpajakan dengan variabel terikat (Y) persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama. Analisis
korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Spearman’s Rank Order Correlation. Adapun pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 13 : Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2007
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 14 : Hasil Uji Korelasi Spearman Persepsi Modernisasi
Administrasi Perpajakan dengan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas
Pelayanan Publik KPP Pratama
Correlations
Persepsi
Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
Persepsi
Pencapaian
Akuntabilitas
Pelayanan
Publik
Spearman's
rho
Persepsi
Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
Correlation Coefficient 1.000 .638**
Sig. (2-tailed) . .000
N 98 98
Persepsi
Pencapaian
Akuntabilitas
Pelayanan
Publik KPP
Pratama
Correlation Coefficient .638**
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N
98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: data diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 14, menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi
pencapaian akuntabilitas KPP Pratama Sleman. Nilai koefisien korelasi yang
diperoleh sebesar +0,638. Bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan antara
persepsi modernisasi administrasi perpajakan (X) dengan persepsi pencapaian
akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama (Y) adalah positif. Hal ini berarti jika
modernisasi administrasi perpajakan yang mencakup aspek restrukturisasi
organisasi, aspek proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, aspek
penyempurnaan sumber daya manusia, aspek kode etik pegawai dilaksanakan
dengan baik, maka pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama yang
mencakup akuntabilitas kinerja pelayanan publik, akuntabilitas biaya pelayanan
publik, dan akuntabilitas produk pelayanan publik juga baik. Nilai 0,638 berarti
kekuatan hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan (X)
dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama (Y)
memiliki korelasi yang kuat karena berada pada rentang 0,60-0,799.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis korelasi yang telah dilakukan menunjukkan
adanya hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan
persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman.
Nilai koefisien korelasi antara kedua variabel adalah +0,638. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat antara kedua variabel.
Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan akan mendukung
pencapaian akuntabilitas pelayanan publik yang baik di KPP Pratama Sleman.
Semakin baik pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di KPP
Pratama Sleman maka semakin baik pula pencapaian akuntabilitas KPP
Pratama Sleman. Hasil pengujian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dianasari di KPP Modern Bandung dan Depi Detiani di KPP Pratama
Muara Teweh yang menyimpulkan modernisasi administrasi perpajakan
memiliki pengaruh terhadap pencapaian akuntabilitas di KPP.
Berdasarkan persepsi pegawai KPP Pratama Sleman, modernisasi
administrasi perpajakan yang dilaksanakan memberikan dampak yang baik
terhadap pencapaian akuntabilitas pelayanan publik semua pegawai pajak
dalam hal pelayanan kepada Wajib Pajak (WP) yang berbasis fungsi seperti
pengawasan, pemeriksaan, dan penagihan. Hasil pengujian hubungan positif
yang kuat menunjukkan bahwa persepsi pegawai KPP Pratama Sleman
terhadap pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan dapat mendukung
pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman yang baik.
Akuntabilitas merupakan kunci dari tercapainya good governance. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
berarti modernisasi administrasi perpajakan dapat mewujudkan good
governance.
Persepsi modernisasi administrasi perpajakan yang dapat menciptakan
akuntabilitas pelayanan public yang dimaksud adalah:
1. Restrukturisasi Organisasi
Perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP Pratama Sleman
berkaitan dengan tingkat profesionalitas, efektifitas, dan efisiensi
organisasi. Berdasarkan persepsi pegawai di KPP Pratama Sleman,
perubahan ini dilakukan dalam pelaksanaan fungsi dan tugas pokoknya.
Sistem pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang diterapkan
di KPP Pratama Sleman telah sesuai dengan struktur organisasi. Hal ini
bertujuan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran-sasaran
strategisnya untuk bergerak cepat merespon dinamika Wajib Pajak dan
memudahkan pekerjaan pegawai. Rektrukturisasi organisasi berbasis fungsi
yang juga diterapkan adalah pembentukan Account Representative yang
memiliki tugas antara lain memberikan bantuan konsultasi perpajakan
kepada Wajib Pajak, menginformasikan peraturan perpajakan yang baru
serta mengawasi kepatuhan Wajib Pajak. Pembentukan Account
Representative yang diterapkan di KPP Pratama Sleman mampu
memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak. Hal ini
dikarenakan Wajib Pajak menjadi lebih mudah untuk melaksanakan
kewajiban perpajakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Perbaikan Proses Bisnis dan Fasilitas Pelayanan yang Memanfaatkan
Teknologi Informasi
Perbaikan proses bisnis dilakukan melalui penulisan dan
pendokumentasian Standard Operating Procedures (SOP) untuk setiap
kegiatan di seluruh unit Direktorat Jenderal Pajak (DJP). DJP juga
meluncurkan 8 layanan unggulan bagi masyarakat yang di dalamnya
mencakup janji waktu pelayanan, kejelasan persyaratan dan prosedur.
Berdasarkan persepsi pegawai, SOP dan layanan unggulan telah ditetapkan
dan diterapkan di KPP Pratama Sleman. SOP dan layanan unggulan yang
ditetapkan dan diterapkan di KPP Pratama Sleman sangat membantu
pekerjaan pegawai pajak. Hal ini dikarenakan tugas dan tanggungjawab
pegawai menjadi lebih terarah dan terkontrol sehingga mampu
meningkatkan kinerja pegawai di KPP Pratama Sleman.
Perbaikan proses bisnis juga dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi dalam modernisasi administrasi perpajakan.
Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman
dilakukan melalui perbaikan proses bisnis yang mengutamakan fasilitas
pelayanan yang efektif dan efisien. Fasilitas pelayananan yang
memanfaatkan teknologi informasi dilakukan untuk mempermudah Wajib
Pajak dan proses administrasi perpajakan bagi pegawai pajak itu sendiri
dengan menggunakan fasilitas e-system. Fasilitas e-system yang digunakan
di KPP Pratama Sleman juga membuat manajemen pemeriksaan menjadi
lebih mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Penyempurnaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di lingkungan kantor DJP harus memiliki
integritas dan profesionalitas yang tinggi. Oleh sebab itu, DJP
mengutamakan adanya penyempurnaan sumber daya manusia sehingga
mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak.
Berdasarkan persepsi pegawai, penyempurnaan sumber daya manusia juga
sudah dilakukan di KPP Pratama Sleman.
Penyempurnaan SDM dilakukan melalui pemetaan kompetensi
(competency mapping). Pemetaan kompetensi telah dilakukan di KPP
Pratama Sleman dan bertujuan untuk mengetahui sebaran kuantitas dan
kualitas kompetensi pegawai. Selain itu, KPP Pratama Sleman juga selalu
memberikan pendidikan dengan cara pelatihan dan pengembangan bagi
pegawainya guna meningkatkan kualitas SDM yang ada.
4. Kode Etik Pegawai
Kode etik pegawai yang diterapkan di lingkungan DJP, khususnya di
KPP Pratama Sleman memberikan panduan bagaimana pegawai mengelola
situasi dan mengambil sikap atau pilihan yang tepat dalam melaksanakan
tugasnya. Kode etik diharapkan tidak membebani pegawai dan dapat
diterapkan dengan baik oleh pegawai. Pegawai di KPP Pratama Sleman
memahami dan tidak merasa terbebani dengan adanya kode etik di KPP
Pratama Sleman. Kode etik yang diterapkan justru dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kinerja pegawai sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal
kepada Wajib Pajak.
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-
individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber
daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal
yang menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas juga merupakan
suatu perwujudan dan kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi
yang diberikan oleh pegawai pajak terhadap modernisasi administrasi
perpajakan memiliki hubungan positif yang kuat dengan pencapaian
akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman. Artinya, pelaksanaan
modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman telah berjalan
dengan baik dan mendukung pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP
Pratama Sleman. Modernisasi administrasi perpajakan yang dilaksanakan
dengan baik membuat pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di KPP
Pratama Sleman juga baik.
KPP Pratama merupakan instansi pemerintah di bidang pelayanan publik.
Akuntabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman
pelaksanaan akuntabilitas pelayanan publik. Persepsi akuntabilitas pelayanan
publik yang dimaksud dalam hal ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
1. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat dari proses kinerja
pegawai di KPP Pratama Sleman. Berdasarkan persepsi pegawai, proses
kinerja yang dilakukan di KPP Pratama Sleman sudah baik. Proses kinerja
yang dimaksud antara lain: pegawai selalu mengedepankan ketelitian,
profesionalitas dan kedisiplinan guna memberikan pelayanan yang optimal
kepada Wajib Pajak. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik juga harus
sesuai dengan standar atau akta/janji pelayanan publik yang ditetapkan dan
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa standar pelayanan publik tercermin di dalam SOP
yang menjadi salah satu program pelaksanaan modernisasi administrasi
perpajakan di KPP Pratama Sleman. SOP yang ditetapkan dalam
modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman memicu
kinerja pegawai menjadi lebih terstruktur. Di dalam SOP juga terdapat janji
pelayanan kepada Wajib Pajak.
Akuntabilitas kinerja pelayanan publik ditandai dengan tersedianya
sarana bagi Wajib Pajak untuk dapat melakukan penilaian terhadap kinerja
pelayanan secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku. Sesuai dengan
hal tersebut, KPP Pratama Sleman memiliki sarana yang dapat digunakan
Wajib Pajak untuk melakukan penilaian terhadap pelayanan yang
diberikan. Sarana tersebut antara lain adalah kotak saran yang diletakkan di
ruang pelayanan terpadu yang langsung berhubungan dengan Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Selain itu, Wajib Pajak juga dapat memberikan masukan, menyampaikan
pendapat maupun pengaduan melalui kring pajak.
2. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik
Akuntabilitas biaya pelayanan publik dapat dinyatakan baik jika biaya
pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang telah ditetapkan. Berdasarkan persepsi pegawai, biaya
pelayanan yang ada di KPP Pratama Sleman adalah gratis atau tidak
dipungut biaya sesuai yang tertulis dalam SOP maupun peraturan
perundang-undangan. Tidak dipungut biaya dikarenakan pajak merupakan
iuran wajib kepada negara dan KPP Pratama Sleman mempunyai tugas
memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak. Jika terjadi
penyimpangan yang terkait dengan biaya pelayanan publik di KPP Pratama
Sleman akan ditangani oleh petugas/pejabat yang ditunjuk berdasarkan
Surat Keputusan/Surat Penugasan dari pejabat yang berwenang.
3. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik
Akuntabilitas produk pelayanan publik harus memiliki persyaratan
teknis dan administratif yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari
segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan. Selain itu, prosedur dan
mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Produk pelayanan yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak
antara lain permohonan penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF). Produk pelayanan yang
dikeluarkan oleh KPP Pratama harus sesuai dengan prosedur dan
mekanisme yang ada di SOP sehingga menghasilkan akuntabilitas produk
yang baik.
Berdasarkan persepsi pegawai di KPP Pratama Sleman, persyaratan
teknis dan administrasi yang diterapkan di KPP Pratama Sleman sudah
dirumuskan secara jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi
kualitas dan keabsahan produk pelayanan. Selain itu, prosedur dan
mekanisme kerja yang diterapkan di KPP Pratama Sleman juga telah
dilaksanakan dengan sederhana dan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif kuat antara persepsi
modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas
pelayanan publik KPP Pratama Sleman. Hal ini berarti pelaksanaan
modernisasi administrasi perpajakan yang baik akan mendukung pencapaian
akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama yang baik. Akuntabilitas
pelayanan publik KPP Pratama yang baik juga akan menghilangkan persepsi
negatif masyarakat terhadap instansi perpajakan. Kepercayaan masyarakat
khususnya Wajib Pajak akan semakin membaik jika instansi perpajakan
terutama KPP Pratama yang berhubungan langsung dengan Wajib Pajak
melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas pelayanan publik. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
demikian, kesadaran masyarakat khususnya Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya akan menjadi lebih tinggi. Modernisasi administrasi
perpajakan yang merupakan kelanjutan dari reformasi perpajakan perlu selalu
dikembangkan dan dilaksanakan dengan baik oleh KPP Pratama Sleman dan
seluruh kantor atau instansi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak supaya
pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama dapat lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
persepsi modernisasi administrasi perpajakan memiliki hubungan positif kuat
dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Sleman. Hal ini didukung dengan hasil analisis data
pada pengujian korelasi Spearman yang menghasilkan nilai koefisien korelasi
sebesar +0,638. Hubungan positif kuat artinya hubungan kedua variabel
bersifat searah, yaitu semakin baik pelaksanaan modernisasi administrasi
perpajakan maka semakin baik pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di
KPP Pratama Sleman.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini meneliti mengenai modernisasi administrasi perpajakan dan
akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
dengan pegawai pajak sebagai responden. Beberapa pernyataan dalam
kuesioner akan lebih objektif jika diambil dari persepsi Wajib Pajak. Karena
responden dalam penelitian ini adalah pegawai pajak, ada kemungkinan
persepsi yang diberikan terhadap pernyataan-pernyataan tersebut akan
berbeda jika diisi oleh Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat beberapa saran yang dapat
dijadikan pertimbangan untuk waktu yang akan datang sebagai berikut:
1. Bagi DJP dan KPP Pratama
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modernisasi administrasi
perpajakan telah dilaksanakan dengan baik dan mampu memberikan
pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama yang baik.
Direktorat Jenderal Pajak disarankan untuk terus mengembangkan
kebijakan dan program yang berkaitan dengan modernisasi administrasi
perpajakan sehingga iklim perpajakan di Idonesia akan terus semakin baik.
KPP Pratama disarankan untuk mengimplementasikan setiap kebijakan
dan program yang diterapkan secara maksimal.
2. Bagi Wajib Pajak
Wajib Pajak disarankan untuk berperan aktif dalam mensukseskan
modernisasi administrasi perpajakan, salah satunya dengan memanfaatkan
fasilitas e-system.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan juga menggunakan Wajib Pajak sebagai
responden untuk mengetahui persepsi Wajib Pajak mengenai pelayanan
publik yang diberikan oleh KPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M.2009. “Subjek Penelitian, Responden Penelitian, dan Informan
(Narasumber) Penelitian.”
https://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-
informan-penelitian/ Diakses tanggal 10 Mei 2016.
Anti Corruption Clearing House. 2014. Transparansi dan Akuntabilitas Melalui E-
Governance.
http://acch.kpk.go.id/penyidikan//blogs/28068;jsessionid=4AA65B200FB4
C584514E58D79C3023BB. Diakses tanggal 15 Mei 2016.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2003. Indikator & Alat Ukur Prinsip
Akuntabilitas, Transparansi & Partisipasi.
Bungin, Burhan. 2011. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Edisi Kedua. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Departemen Birostatistik FKM UI. 2009. Statistik Non Parametrik.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/7263bdba0cd59d61cd2ced60b
c3c4cf035dd81ae.pdf. Diakses tanggal 20 Februari 2016.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Detiyani, Depi 2014. “Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap
Pencapaian Akuntabilitas pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama”,
Skripsi. Universtas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dianasari, Rima Rachmawati 2010. “Pengaruh Modernisasi Administrasi
Perpajakan terhadap Pencapaian Akuntabilitas pada KPP Modern”, Jurnal.
Universtas Widyatama, Bandung.
Direktorat Jenderal Pajak. 2007. Laporan Tahunan 2007. Departemen Keuangan
Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor:
KEP – 167/PJ/2015 tentang Standar Operasional Prosedur Baru, Revisi,
dan Hapus Semester I Tahun 2015 di Ligkungan Direktorat Jenderal Pajak.
Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
Gunadi. 2004. Reformasi Administrasi Perpajakan dalam Rangka Kontribusi
Menuju Good Governance, Pidato Pengukuhan Guru Besar Perpajakan,
FISIP, Universitas Indonesia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Profil Tahun 2013.
Khabibi, Fuad Setiawan. 2011. Konsep Akuntabilitas (Accountability Theory).
https://id.scribd.com/doc/91725005/Konsep-Akuntabilitas. Diakses tanggal
5 Juni 2016.
KNKG. (2010). Pedoman Umum Good Public Governance. Jakarta: KNKG
.
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. CV. Andi Offsett, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Nomor:
206.2/PMK.01/20142014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Keputusan Nomor:
KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan
Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi Administrasi Perpajakan. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Priyatno, Dwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. ANDI,
Yogyakarta.
Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak:
ERLANGGA, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 2. Salemba Empat, Jakarta.
Sumarto, SJ Hetifah. 2004. Inovasi Partisipasi dan Good Governance. 20 Prakarsa
Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Edisi Kedua: Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sanusi, Anwar. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.
Slameto.2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Edisi Revisian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono 2007. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Alfabeta, Bandung.
Sugiyono 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Alfabeta, Bandung.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2006. Pengolahan Data
Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek, Jakarta.
Trihendradi 2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik menggunakan
SPSS 17. ANDI, Yogyakarta.
Umar Husein. 1996. Metode Penelitian : Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT
Grafindo Persada, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas Undang-
Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Walgito, Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Edisi Kelima. C.V. Andi
Offset, Yogyakarta.
Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Buku I Edisi 9. Salemba Empat, Jakarta.
Wijaya, Erikson. 2016. “Ada Pajak dalam Hubungan Antara Masyarakat dan
Pemerintah”. Klinik Pajak.
http://www.klinikpajak.co.id/artikel+detail/?id=artikel+pajak+-
+ada+pajak+dalam+hubungan+antara+masyarakat+dan+pemerintah.
Diakses tanggal 20 April 2016.
Wikipedia. 2013. Akuntabilitas. http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntabilitas.
Diakses tanggal 20 Maret 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Responden Seksi Jenis Kelamin Pendidikan
1 Pemeriksaan Perempuan D3
2 PDI Perempuan S1
3 Penagihan Laki-laki D3
4 Penagihan Laki-laki SMU
5 Ektensifikasi dan Penyuluhan Laki-laki SMU
6 Ektensifikasi dan Penyuluhan Laki-laki S1
7 Ektensifikasi dan Penyuluhan Laki-laki S2
8 Ektensifikasi dan Penyuluhan Laki-laki D3
9 Ektensifikasi dan Penyuluhan Perempuan D3
10 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Perempuan S1
11 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Perempuan D3
12 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Perempuan D3
13 Pelayanan Laki-laki S2
14 Pelayanan Laki-laki SMP
15 Pelayanan Perempuan S1
16 Pelayanan Laki-laki SMU
17 Pelayanan Perempuan D1
18 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan D1
19 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S2
20 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S2
21 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S2
22 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
23 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan D3
24 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki D3
25 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
26 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki D3
27 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki D1
28 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki D3
29 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
30 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
31 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
32 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
33 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
34 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
35 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
36 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
37 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
38 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
39 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
40 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
41 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
42 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Responden Seksi Jenis Kelamin Pendidikan
43 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
44 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
45 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
46 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
47 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki D3
48 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
49 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki D3
50 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
51 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
52 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
53 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S1
54 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
55 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan S1
56 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan SMU
57 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan SMU
58 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan D1
59 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan D3
60 Pengawasan dan Konsultasi Perempuan D1
61 Pengawasan dan Konsultasi Laki-laki S2
62 Pemeriksaan Perempuan S1
63 PDI Perempuan S1
64 PDI Laki-laki S1
65 PDI Laki-laki S1
66 PDI Laki-laki S1
67 Penagihan Perempuan S1
68 Ektensifikasi dan Penyuluhan Perempuan S1
69 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Laki-laki S2
70 Pelayanan Perempuan S1
71 Pelayanan Laki-laki SMU
72 Pelayanan Perempuan D1
73 Pelayanan Laki-laki S1
74 Pelayanan Laki-laki D1
75 Pelayanan Perempuan S1
76 Pelayanan Perempuan S1
77 Pelayanan Laki-laki S1
78 Pelayanan Laki-laki S1
79 Pelayanan Perempuan S1
80 Pelayanan Perempuan SMU
81 Pelayanan Laki-laki SMU
82 Pelayanan Perempuan SMU
83 Fungsional Perempuan S1
84 Fungsional Perempuan S1
85 Fungsional Perempuan S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Responden Seksi Jenis Kelamin Pendidikan
86 Fungsional Perempuan S1
87 Fungsional Laki-laki S2
88 Fungsional Laki-laki S1
89 Fungsional Laki-laki S1
90 Fungsional Laki-laki S2
91 Fungsional Laki-laki S1
92 Fungsional Laki-laki SMP
93 Fungsional Laki-laki S1
94 Fungsional Laki-laki SMU
95 Fungsional Perempuan D1
96 Fungsional Laki-laki S1
97 Pemeriksaan Laki-laki S2
98 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Laki-laki S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Responden Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
1 2 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 38
2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 56
3 4 3 5 4 3 4 3 4 5 4 4 3 46
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 43
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
7 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 58
8 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 47
9 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48
10 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 50
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
12 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 52
13 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 53
14 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
16 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 44
17 5 5 5 4 2 3 4 4 2 5 4 5 48
18 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 52
19 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 55
20 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
21 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 56
22 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 51
23 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 47
24 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 46
25 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 43
26 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 54
27 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 45
28 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Responden Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
30 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 43
31 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 46
32 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 57
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
35 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 53
36 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 43
37 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
38 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 56
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
40 3 2 4 3 5 4 3 2 2 4 3 4 39
41 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 55
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
44 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 51
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
46 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 47
47 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 54
48 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 56
49 3 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 4 48
50 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 50
51 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 55
52 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 54
53 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 54
54 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 5 5 52
55 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 5 3 45
56 4 4 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 47
57 5 5 5 4 5 5 3 4 4 4 3 4 51
58 4 4 3 5 5 5 3 4 3 5 5 4 50
59 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Responden
Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
60 4 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 54
61 4 3 3 3 4 5 5 5 5 4 5 3 49
62 4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 46
63 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
64 5 4 2 3 4 4 3 4 5 4 3 4 45
65 4 3 3 4 3 4 4 5 5 4 4 5 48
66 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 57
67 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 53
68 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 56
69 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 52
70 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 50
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
72 5 5 3 5 5 4 4 5 4 5 5 5 55
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
74 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
75 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 55
76 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 54
77 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 54
78 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 56
79 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 55
80 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 5 51
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 50
82 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 52
83 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 53
84 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
85 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
86 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 55
87 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 54
88 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 52
89 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Responden
Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
90 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 49
91 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 53
92 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 53
93 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 51
94 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 52
95 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 55
96 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 54
97 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 54
98 3 4 3 4 5 1 3 3 5 4 2 3 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Responden Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama
13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah
1 4 4 2 3 4 2 3 3 3 28
2 5 4 4 5 5 4 4 5 5 41
3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 35
4 5 4 4 4 2 5 5 4 4 37
5 4 3 3 4 4 1 4 3 4 30
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
8 4 4 4 4 5 3 4 4 3 35
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38
11 3 4 4 4 4 3 3 3 4 32
12 4 4 5 5 5 4 4 4 5 40
13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
14 5 5 5 5 5 3 5 5 5 43
15 5 4 4 4 4 1 4 5 4 35
16 4 4 4 3 4 3 3 4 4 33
17 5 4 3 2 5 1 4 5 5 34
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
19 5 4 4 4 4 1 3 5 5 35
20 4 4 4 4 4 1 4 3 3 31
21 4 5 5 4 4 1 1 5 5 34
22 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
23 4 4 4 4 4 4 4 3 3 34
24 3 3 4 4 4 4 4 3 3 32
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
26 5 4 4 4 4 3 3 5 4 36
27 5 3 4 4 3 3 3 4 4 33
28 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Responden
Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama
13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah
30 4 4 4 4 2 3 3 4 4 32
31 4 4 4 4 4 4 4 3 3 34
32 5 4 4 4 5 5 5 4 5 41
33 4 4 4 4 4 1 1 4 4 30
34 4 4 4 4 4 1 3 4 4 32
35 4 4 4 4 4 1 2 4 4 31
36 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
37 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
38 5 5 5 5 5 5 5 1 1 37
39 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
40 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
41 5 4 4 4 4 4 4 5 5 39
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
43 5 5 5 5 5 1 5 5 5 41
44 5 4 4 4 3 1 4 4 4 33
45 4 4 4 4 4 2 4 4 4 34
46 3 4 4 4 3 4 4 4 4 34
47 4 4 5 4 5 4 5 5 4 40
48 4 4 4 4 5 5 5 4 5 40
49 3 4 5 4 3 3 4 5 4 35
50 4 4 5 4 4 4 3 5 5 38
51 5 5 4 5 5 5 5 4 4 42
52 4 4 4 4 3 5 4 4 5 37
53 4 4 4 4 5 5 5 3 3 37
54 4 5 4 5 4 4 5 4 3 38
55 5 3 4 4 4 4 3 3 4 34
56 5 5 4 4 4 5 4 4 4 39
57 5 5 5 5 5 5 5 4 4 43
58 4 5 4 3 5 5 4 5 4 39
59 4 5 4 5 4 4 4 3 3 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Responden
Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama
13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah
60 4 4 3 3 5 5 5 4 4 37
61 4 4 5 5 4 4 5 4 4 39
62 4 3 4 5 4 4 3 4 3 34
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
64 4 5 4 4 3 3 4 4 4 35
65 4 5 4 4 3 5 5 4 5 39
66 4 4 3 4 5 4 5 4 3 36
67 3 3 4 3 5 5 3 4 5 35
68 5 5 5 4 5 4 4 5 5 42
69 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
70 5 4 4 4 3 4 4 4 3 35
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
72 5 4 5 4 4 3 3 3 3 34
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
74 4 5 5 5 5 4 4 4 4 40
75 4 4 4 4 5 4 4 5 4 38
76 5 5 4 5 5 4 5 4 4 41
77 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40
78 4 4 5 5 4 5 4 5 4 40
79 5 5 5 4 5 5 5 5 5 44
80 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
82 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
83 4 4 5 4 4 5 5 4 5 40
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
85 3 3 3 3 3 4 4 4 4 31
86 5 5 5 5 5 5 5 4 4 43
87 5 5 5 5 5 5 4 4 4 42
88 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
89 5 5 5 5 5 4 4 4 5 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Responden
Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama
13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah
90 4 5 5 4 5 4 4 5 5 41
91 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
92 5 5 5 5 5 5 5 4 4 43
93 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
94 5 5 5 5 5 4 5 4 4 42
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
96 5 5 4 5 5 3 5 5 4 41
97 4 4 3 4 5 5 5 4 4 38
98 5 5 4 5 4 1 4 4 4 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Uji Validitas Variabel X
Correlations
Correlations
Pernyataan_1 Pernyataan_2 Pernyataan_3 Pernyataan_4 Pernyataan_5 Pernyataan_6 Pernyataan_7 Pernyataan_8 Pernyataan_9 Pernyataan_10 Pernyataan_11 Pernyataan_12 total
Pernyataan_1 Pearson
Correlation 1.000 .693** .294** .368** .216* .200* .175 .408** .012 .197 .191 .291** .588**
Sig. (2-tailed)
.000 .003 .000 .032 .048 .084 .000 .904 .052 .059 .004 .000
N 98.000 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_2 Pearson
Correlation .693** 1.000 .482** .488** .311** .158 .269** .360** .107 .220* .157 .289** .659**
Sig. (2-tailed) .000
.000 .000 .002 .120 .007 .000 .296 .030 .122 .004 .000
N 98 98.000 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_3 Pearson
Correlation .294** .482** 1.000 .371** .196 .290** .300** .179 .163 .311** .211* .328** .593**
Sig. (2-tailed) .003 .000
.000 .053 .004 .003 .077 .110 .002 .037 .001 .000
N 98 98 98.000 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_4 Pearson
Correlation .368** .488** .371** 1.000 .508** .222* .287** .271** .239* .243* .402** .315** .661**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
.000 .028 .004 .007 .018 .016 .000 .002 .000
N 98 98 98 98.000 98 98 98 98 98 98 98 98 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Pernyataan_5 Pearson
Correlation .216* .311** .196 .508** 1.000 .388** .263** .093 .187 .191 .220* .091 .514**
Sig. (2-tailed) .032 .002 .053 .000
.000 .009 .363 .065 .059 .030 .374 .000
N 98 98 98 98 98.000 98 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_6 Pearson
Correlation .200* .158 .290** .222* .388** 1.000 .537** .316** .162 .160 .371** .376** .598**
Sig. (2-tailed) .048 .120 .004 .028 .000
.000 .002 .110 .114 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98.000 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_7 Pearson
Correlation .175 .269** .300** .287** .263** .537** 1.000 .338** .333** .178 .263** .335** .611**
Sig. (2-tailed) .084 .007 .003 .004 .009 .000
.001 .001 .080 .009 .001 .000
N 98 98 98 98 98 98 98.000 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_8 Pearson
Correlation .408** .360** .179 .271** .093 .316** .338** 1.000 .457** .319** .408** .357** .645**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .077 .007 .363 .002 .001
.000 .001 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98.000 98 98 98 98 98
Pernyataan_9 Pearson
Correlation .012 .107 .163 .239* .187 .162 .333** .457** 1.000 .199 .146 .127 .448**
Sig. (2-tailed) .904 .296 .110 .018 .065 .110 .001 .000
.050 .150 .214 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98.000 98 98 98 98
Pernyataan_10 Pearson
Correlation .197 .220* .311** .243* .191 .160 .178 .319** .199 1.000 .392** .318** .517**
Sig. (2-tailed) .052 .030 .002 .016 .059 .114 .080 .001 .050
.000 .001 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98.000 98 98 98
Pernyataan_11 Pearson
Correlation .191 .157 .211* .402** .220* .371** .263** .408** .146 .392** 1.000 .418** .582**
Sig. (2-tailed) .059 .122 .037 .000 .030 .000 .009 .000 .150 .000
.000 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98.000 98 98
Pernyataan_12 Pearson
Correlation .291** .289** .328** .315** .091 .376** .335** .357** .127 .318** .418** 1.000 .604**
Sig. (2-tailed) .004 .004 .001 .002 .374 .000 .001 .000 .214 .001 .000
.000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98.000 98
total Pearson
Correlation .588** .659** .593** .661** .514** .598** .611** .645** .448** .517** .582** .604** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Uji Validitas Variabel Y
Correlations
Correlations
Pernyataan_13 Pernyataan_14 Pernyataan_15 Pernyataan_16 Pernyataan_17 Pernyataan_18 Pernyataan_19 Pernyataan_20 Pernyataan_21 total
Pernyataan_13 Pearson Correlation 1.000 .512** .361** .448** .348** .025 .253* .188 .138 .554**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .804 .012 .064 .175 .000
N 98.000 98 98 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_14 Pearson Correlation .512** 1.000 .540** .540** .431** .173 .322** .200* .123 .676**
Sig. (2-tailed) .000
.000 .000 .000 .089 .001 .048 .228 .000
N 98 98.000 98 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_15 Pearson Correlation .361** .540** 1.000 .635** .325** .246* .148 .229* .227* .660**
Sig. (2-tailed) .000 .000
.000 .001 .015 .146 .023 .025 .000
N 98 98 98.000 98 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_16 Pearson Correlation .448** .540** .635** 1.000 .325** .218* .316** -.003 -.022 .615**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
.001 .031 .002 .977 .831 .000
N 98 98 98 98.000 98 98 98 98 98 98
Pernyataan_17 Pearson Correlation .348** .431** .325** .325** 1.000 .248* .336** .143 .122 .617**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001
.014 .001 .161 .230 .000
N 98 98 98 98 98.000 98 98 98 98 98
Pernyataan_18 Pearson Correlation .025 .173 .246* .218* .248* 1.000 .542** -.038 .045 .598**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Sig. (2-tailed) .804 .089 .015 .031 .014
.000 .711 .657 .000
N 98 98 98 98 98 98.000 98 98 98 98
Pernyataan_19 Pearson Correlation .253* .322** .148 .316** .336** .542** 1.000 .051 .031 .636**
Sig. (2-tailed) .012 .001 .146 .002 .001 .000
.620 .761 .000
N 98 98 98 98 98 98 98.000 98 98 98
Pernyataan_20 Pearson Correlation .188 .200* .229* -.003 .143 -.038 .051 1.000 .715** .428**
Sig. (2-tailed) .064 .048 .023 .977 .161 .711 .620
.000 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98.000 98 98
Pernyataan_21 Pearson Correlation .138 .123 .227* -.022 .122 .045 .031 .715** 1.000 .426**
Sig. (2-tailed) .175 .228 .025 .831 .230 .657 .761 .000
.000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98.000 98
total Pearson Correlation .554** .676** .660** .615** .617** .598** .636** .428** .426** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Uji Reliability Variabel X
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 98 100.0
Excludeda 0 .0
Total 98 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.824 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan_1 46.54 17.715 .476 .812
Pernyataan_2 46.59 17.028 .552 .805
Pernyataan_3 46.38 17.763 .484 .811
Pernyataan_4 46.58 17.813 .581 .804
Pernyataan_5 46.41 18.430 .404 .817
Pernyataan_6 46.46 17.674 .488 .811
Pernyataan_7 46.60 17.747 .511 .809
Pernyataan_8 46.78 17.537 .550 .805
Pernyataan_9 46.64 18.603 .316 .825
Pernyataan_10 46.48 18.541 .414 .816
Pernyataan_11 46.57 18.062 .482 .811
Pernyataan_12 46.61 17.745 .500 .809
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Uji Reliability Variabel Y
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 98 100.0
Excludeda 0 .0
Total 98 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.727 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan_13 32.90 12.031 .431 .701
Pernyataan_14 32.95 11.492 .576 .680
Pernyataan_15 32.99 11.495 .553 .682
Pernyataan_16 32.99 11.701 .499 .690
Pernyataan_17 32.95 11.327 .477 .690
Pernyataan_18 33.56 10.125 .321 .748
Pernyataan_19 33.18 10.914 .478 .688
Pernyataan_20 33.13 12.446 .269 .724
Pernyataan_21 33.14 12.412 .260 .725
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil Uji Analisis Karakteristik Responden
Frequencies
Statistics
Bidang Jenis Kelamin Pendidikan
N Valid 98 98 98
Missing 0 0 0
Frequency Table
Bidang
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ektensifikasi dan
Penyuluhan 6 6.1 6.1 6.1
Fungsional 14 14.3 14.3 20.4
PDI 5 5.1 5.1 25.5
Pelayanan 18 18.4 18.4 43.9
Pemeriksaan 3 3.1 3.1 46.9
Penagihan 3 3.1 3.1 50.0
Pengawasan dan
Konsultasi 44 44.9 44.9 94.9
Sub Bagian Umum
dan Kepatuhan 5 5.1 5.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 53 54.1 54.1 54.1
Perempuan 45 45.9 45.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid D1 8 8.2 8.2 8.2
D3 13 13.3 13.3 21.4
S1 55 56.1 56.1 77.6
S2 10 10.2 10.2 87.8
SMP 2 2.0 2.0 89.8
SMU 10 10.2 10.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Descriptives Staistics
Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan dan Persepsi Pencapaian
Akuntabilitas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Persepsi Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
98 38.00 60.00 50.7857 4.57751
Persepsi Pencapaian
Akuntabilitas 98 28.00 45.00 37.2245 3.75961
Valid N (listwise) 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Uji Korelasi Spearman’s rho
Nonparametric Correlations
Correlations
Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
Pencapaian
Akuntabilitas
KPP Pratama
Sleman
Spearman's rho Persepsi
Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
Correlation
Coefficient 1.000 .638
**
Sig. (2-tailed) . .000
N 98 98
Persepsi
Pencapaian
Akuntabilitas
KPP Pratama
Sleman
Correlation
Coefficient .638
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related