analisis hubungan faktor-faktor antecedent … · dan penyalahgunaan internet (internet abuse) oleh...
Post on 04-Apr-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Seediscussions,stats,andauthorprofilesforthispublicationat:https://www.researchgate.net/publication/262923682
ANALISISHUBUNGANFAKTOR-FAKTORANTECEDENTPEMANFAATANSISTEMINFORMASITERHADAP...
ConferencePaper·November2010
CITATIONS
0
READS
179
1author:
Someoftheauthorsofthispublicationarealsoworkingontheserelatedprojects:
PenelitianDosenPemulaViewproject
PenelitianInternalViewproject
KristoforusJawaBendi
UniversitasKatolikMusiCharitas
22PUBLICATIONS4CITATIONS
SEEPROFILE
AllcontentfollowingthispagewasuploadedbyKristoforusJawaBendion09June2014.
Theuserhasrequestedenhancementofthedownloadedfile.
0k Lo'
E-Governmentdi lndonesia
=lana5
Pengembangsn
1?8-tge-15?9E-D-8
ilfl il ililil ilIil t]llllllll11785029115792O81t
lSBN
9
ANALISIS H U BU NGAN FAKTOR.FAKTO R AN T EC E DEIVT PE MAN FAATANSISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI
R. Kristoforus Jawa Bendil
kristojb@gmait.com
ABSTRACT
lnformation sysfem (tS) can be used to improve organization,s pefiormance. tt isdetermined by the users of ls- Previous researches found that the used or is oy tne users areinfluenced by its antecedent factors: sociat factor, affect, facititating condition, ioipiextty, tong-term consequences, and habit. The objective of inis research is to find the corretation betweenthe antecedent factors of ts and the organization's performance. The result shours that affectand facilitating condition have the positiie corelation with orginization,s performance, while thecgmpl exity ha s negative correlati an with organization,s perfoim ance.Keywords: information system, antecedenl factors, organization,s pertormance
Pemanfaatan sistem infomasi llll?^[:ningkatkan kinerja organisasi. Namunpencapaian kinefla sangat ditentukan oleh pengguna *sistem
inforynasi teiseoui- Beberapapenelitian sebelumnya menemukan bahwa pemanfaatan sistem informasi oleh penggunadipengaruhi oleh faktor-faktor antecedentnya, yakni faktor sosial, affect, kondisi pendukung,kompleksitas sistem,.konsekuensijangka panjang, dan kebiasaan. Tujuan penelitian ini adalahuntuk melihat bagaimana hubungan antari fJktor-faktor antecedent pemanraatan sisteminformasi dengan kinerja organisasi. Hasil penelitian menunjrtrrn bahwa, affect dan kondisipendukung berkorelasi positif dengan kinerja organisasi, sedangkan komptetsitas sistemberkorelasi negatif dengan kinerja organisasi.Kata kunci: sistem informasi, faktor-faktor antecedent, kinerja organisasi.
PENDAHULUAN
Teknologi informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam menunjangkeberhasilan operasional suatu organisasi, mulai dari membantu pengembangan produk barusampai penyediaan market intettigence sebagai alat analisis dalam pembuatan keputusan. Hatini khususnya untuk organisasi dengan pasar global yang semakin menuntut organisasi untukselalu tampilwell informed (setianingsih, 1997). oleh karena itu keputusan untuk berinvestasidalam bidang teknologi informasi menjadi suatu hal yang penting. lnvestasi ini secara agregatdiharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasisecara keseluruhan (Reich dan lzak, 1996).
Penelitian mengenai kontribusi sistem informasi terhadap kinerja organisasi dankontribusinya dalam meraih keunggulan kompetitif telah banyak dilakukan (premkumar danKing, 1992; Delone dan Mclean,1992; Raghunathan dan Raghunathan, 19go). pemanfaatan
sistem informasi dalam oganisasi merupakan salai satu kunci untuk meningkatkan kinerjaorganisasi.
I Program Studi reknik Informatika sekolah Tinggi reknik Musi, palembang
237
Pencapaian kinerja organisasisangat ditentukan oleh pengguna sistem informasidalam
qrcasitersebut (Davis, 1989; Venkatesh ef aL.,2003). Penggunaan sistem informasidalam
lpsaian tugas operasional perusahaan dapat dijelaskan dari elemen kemanusiaan yang
E;a di belakang pemanfaatan sistem informasitersebut (lgbaria dan Guimares, 1999 dalam
}n- 2006). Hal ini dikarenakan operasionalisasi sistem informasi sebagian besar
tenaga manusia, dan dengan demikian penting untuk memperhatikan
faktor manusia dalam penerimaan teknologi.
Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa pemanfaatan sistem informasi
i oleh beberapa faktor antecedentnya, antara lain faktor sosial, affecf (sikap)
sistem bersangkutan, kondisi pendukung, kompleksitas sistem bersangkutan,
i jangka panjang, kebiasaan serta kecocokan antara tugas dan teknologi (Baroudi
19E6; Davis, 1989; Thompson et.al., 1991; Moore dan Benbasal, 1992; Hartwick dan
1994; Compeau dan Higgins, 1995; Taylor dan Todd, 1995; lgbaria et. al., 1996;
et.a1.,1999; Venkatesh et.a\.,2003). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti
hhwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor antecedent pemanfaatan
nturnasi dan kinerja organisasi, khususnya institusi pendidikan tinggi. Objek penelitian
Sekolah Tinggi Teknik Musi, sebuah institusi pendidikan tinggi yang berada di kota
PUSTAKA
Triandis (1980) dalam Thompson et. al. (1991) berpendapat bahwa perilaku
oleh norma sosial, yang merupakan pesan yang dirasakan dari sesuatu yang lain
inkan pemikiran individu mengenai apa yang harus mereka perbuat. Selanjutnya
rnemperluas istilahnya dan disebut dengan faktor sosial (socral factors), yang
sebagai 'The individual's internalization of the reference group's subjective culture,
interpersonal agreements that the individual has made with others, in specifrc
"(-l-hompson et. a\.,1991) Budaya subyektif berisinorma, peran, dan nilai.
Drtungan empiris terhadap hubungan faktor sosial dan perilaku ditemukan dalam
studi (Pavri, 1988) melaporkan hubungan positif antara faktor sosial dan penggunaan
oleh pimpinan dalam lingkungan penggunaan yang bersifat voluntary. Lim, et. al.
-remukan bahwa faktor sosial mempengaruhi para CEO dalam memanfaatkan NSS
Support Sysfem) Penggunaan MS-Exchange oleh pegawai rumah sakit (Malhotra
.1999), dan penggunaan spreadsheet (Yang dan Choi,2001) juga dipengaruhi
sosial. Woon dan Pee (2004) bahkan menemukan hubungan yang signifikan antara
dan penyalahgunaan internet (internet abuse) oleh karyawan. Sebaliknya, Davis ef
rnelaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor sosial dan
teknologi informasi. Mereka berpendapat bahwa pemanfaatan sistem secara
238
mandatory alau voluntary mempengaruhi hubungan antara faktor sosial dan pemanfaatm
teknologi informasi.
Affect merupakan "feelings of ioy, elation, ar pleasure, or depression, dtsgust
displeasure, or hate associaled by an individual with a particular acf" (Iriandis, 1980 dalam
Thompson et. at.,1991). Aspek-aspek teknologi (seperti; sistem yang berkualitas tinggi) sangd
mempengaruhi sikap pemakai sistem (attec't) terfiadap sistem yang bersangkutan. Sik4
pemakai bersama-sama dengan faktor sosial dan faktor situasional lainnya akan
mempengaruhi intensitas pemanfaatan teknologi dan akhirnya akan meningkatkan
pemanfaatan teknologi. Davis (1989) menemukan bahwa affect memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pemanfaatan komputer. Woon dan Pee (2004) dalam penelitiannya
mengenai penyalahgunaan internet oleh para pekerja menemukan bahwa faktor atreci
berpengaruh secara signifikan pada perilaku dan intensitas penyalahgunaan internet.
Triandis (1980) dalam Thompson et. al. (199'i) menyatakan bahwa perilaku tidak dapd
terjadi apabila tidak ada kondisi obyektif yang mendukungnya. Kondisi pendukung (facilitating
condition) didefinisikan sebagai .objective factors, 'out there' in the environment, that severd
judges or observers can agree make an act easy to do" (Thompson et. al., 1991). Dalam
konteks pemanfaatan komputer, komputer merupakan salah satu tipe dari kondisi pendukurB
yang dapat mempengaruhi pemanfaatan komputer. Pelatihan yang diberikan untuk membantu
user dalam mengurangi dan mengeliminasi hambatan potensial merupakan bentuk lain dari
kondisi pendukung. Schultz dan Stevin (1975) dalam Thompson et. al. (1991)
mempertimbangkan bahwa dukungan atau penolakan sebagai salah satu faktor yarp
mempengaruhi pemanfaatan. Woon (2004) melaporkan adanya korelasi negatif antara kondisi
pendukung dan penyalahgunaan internet.
Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Thompson et. al. (1991), kompleksitas
didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang relatif untuk memahami dan menggunakan sesuatu
hal. Jika pemanfaatan komputer dipandang dalam konteks adopsi inovasi, maka hasil ini
menunjukkan suatu hubungan negatif antara kompleksitas dan pemanfaatan sistem. Merujuk
pada definisi kompleksitas tersebut, istilah kompleksitas (complexity) yang dimaksud sama
dengan istilah perceived ease of use (PEU) dalam TAM, ease of use (EU) dalam lDT, dan
effoft expectancy (EE) dalam UTAUT (Venkatesh,2003). Thompson et. al. (1991), juga
menemukan bahwa ada korelasi negatif antara kompleksitas dan pemanfaatan komputer. Davb
(19S9) menemukan bahwa PEU memiliki korelasi positif dengan pemanfataan sistem dan
manfaat yang dirasakan pengguna (perceived usefulness-PU). Liao dan Landry (2000)
melaporkan bahwa PEU memiliki pengaruh yang signifikan dalam penerimaan sistem informasi
yang baru pada lingkungan perbankan. Dalam penelitian mengenai penggunaan komputer oleh
para guru, yuen dan Will (2002) menemukan pengaruh yang signifikan antara PEU dan
penggunaan komputer. Hasil yang sama juga dilemukan oleh Jantan dan Ramayah (2001)
pada Perusahaan Kecildan Menengah di Malaysia.
239
Faktor penting yang mempengaruhi perilaku adalah konsekuensi yang diharapkan dari
Fr (triandis, 1980 dalam Thompson et. al, 1991). Menurutnya setiap tindakan dirasakan
ry konsekuensi potensial yang memiliki nilai, bersama dengan suatu kemungkinan bahwa
tsrtgensi lain yang akan terjadi. Hal ini berarti setiap individu akan mengevaluasi
-truensi perilakunya dan menentukan pilihan perilakunya atas kemungkinan adanya
t-Et dariperilaku yang dia lakukan.
Benbasat et. al. (1986), dalam penelitiannya yang menyelidiki penggunaan computer-
G design/computer-aided machine (CAD/CAM) dalam sistem manufaktur, menemukan
ItrEan yang kuat antara pengharapan dan penggunaan aktual. la menunjukkan, jika
:Eetuensi yang diharapkan dari penggunaan suatu komputer aftractive, dan kemungkinan
F6lan konsekuensi tinggi, maka pemanfaatan suatu komputer akan lebih besar.
Kebiasaan merupakan determinan yang penting dari perilaku. Menurut Triandis (1980)
lEfn Thompson et. al. (1991), kebiasaan adalah situasi rangkaian perilaku yang terjadi tanpa
Gmrksi pribadi. lndividu biasanya tidak sadar terhadap rangkaian ini. Dalam penelitian
r:Oetumnya telah ditunjukkan bahwa kebiasaan adalah prediktor perilaku yang kuat (Sugar,
r$7 dalam Thompson et. a\.,1991). Pada konteks pemanfaatan komputer, kebiasaan dapat
lp1nainkan peran dalam penggunaan komputer, komputer mungkin digunakan untuk
rrnngerjakan tugas-tugas sederhana dan pasti karena komputer telah biasa digunakan
=Oelumnya. Kebiasaan dapat diukur dengan frekuensi terjadinya perilaku. Hal ini identik
f,ngan ukuran pemanfaatan. Woon dan Pee (2004) menemukan bahwa perilaku dan intensitas
enyalahgunaan internet oleh para karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor kebiasaan.
irnayem et. at. (2001) menemukan bahwa pengaruh pada intensitas dan penggunaan (aplikasi
*b board) akan bervariasi tergantung tingkat kebiasaan seseorang'
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada Sekolalr Tinggi Teknik Musi, dengan sampelnya adalah
dosen dan karyawan yang secara langsung menggunakan sistem informasi berbasis komputer.
pengambilan sampel dilakukan dengan metoda sampeljenuh. Hal ini dilakukan karena jumlah
populasi yang sedikit, sehingga memungkinkan seluruh populasi menjadi sampel dalam
penelitian ini. Data diperoleh dengan mengirimkan kuesioner kepada responden. Kuesioner
terdiri atas tujuh bagian pertanyaan dimana setiap bagian mewakili variabel penelitian. Bagian
pertama memuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan variabel faktor sosial, bagian kedua
berkaitan dengan variabel affect, bagian ketiga berkaitan dengan variabel kondisi pendukung,
bagian keempat berkaitan dengan variabel kompleksitas sistem, bagian kelima berkaitan
dengan variabel konsekuensi jangka panjang, bagian keenam berkaitan dengan variabel
kebiasaan dan bagian terakhir berkaitan dengan variabel kinerja organisasi.
Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Untuk menentukan hubungan
antara faktor-faktor antecedent dengan kinerja organisasi, digunakan lima point skala Likert.
240
,,lrynrnrtpr:yysayattidaksep)uotwarlgg)w)@.2@2-2.?_
setu[u diwakiti oteh point 5 (tima). Setetah semua data terkumput, tertebrh dahutru akrd\\akukan u\r va\rsr\as dan re\rabr\r\as un\uk me\r\afi. va\rdr\as dan konsrs\ensr \n\ema\ arEvariabel dalam alat ukur. Terdapat enam hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini, antalain:
fiiafu*? 4: lefuar slsh( m€mpufiya(' 1ubungan posft( (an sQnffkan dengan kheryorganlsasr.
Hipotesis 1s: Affecf mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kineria organisasi.
Hipotesis 1": Kondisi pendukung yang ada dalam organisasi mempunyai hubungan positif dan
signifikan dengan kinerja organisasi.
tfta.otaq.i.e. 't*'- KornoLakdltas m,am,qlr-o-v=al huktttnctq-o nqa.el(-cl.ao- eierrtltLka-o- dqrs+:_tci=gQ+organisasi.
Hipotesis 1.: Konsekuensijangka panjang mempunyai hubungan positif dan signifikan dengankine{a organisasi.
Hipotesis 11: Kebiasaan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja organisasi.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi pearson. Hasil pengujiananalisis korelasi ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel { : Hasil Analisis Korelasi
FS o,220 0,1552 AF 0,648* 0,0003 KP 0,599*" 0,0004 KS -0,537* 0,0005 KJ -0,033 0,8366 KB 0,257 0,104
*signifikan pada 0,05**signifikan pada 0,01
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa:
1' Hasil pengujian koretasi menunjukkan bahwa hanya variabel affect, kondisi pendukungdan variabel kompleksitas sl'stem yang memiliki hubungan yang signifikan dengankinerja organrisasi.
2' Faktor affect memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja organisasi.Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) = 0,6+A, p = 0,000, signifikan pactap < 0,0'1. Berdasarkan hasir tersebut, maka hrpofesris 16 diterima.
3' Faktor kondisi pendukung memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerjaorganisasi. Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nirai korerasi (r) = 9,599, p = 0,000,signifikan pada p < 0,01. Berdasarkan hasiltersebut, maka hipatesis 1" diterima.
241
Kornpleksitas ssfem memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan kinerjatganisasi. Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nirai korerasi (r) = -g,537, p = 0,000,s{nffikan pada p < 0,01 . Berdasarkan hasil tersebut, maka hrpotes is 16 diterima.fuktor soslal, konsekuensi iangka panjang dan faktor kebiasaan tidak memilikilrubungan yang signifikan dengan kinerja organisasi. Berdasarkan hasil tersebut makafirfesrs 1", hipotesis 1" dan hipotesis 1r ditotak.
Tabel2 : Hasil pengujian Hipotesis Model I
t Hipotesis 1u
2 Ffirctesis 16
! Hirctesis 1"
Faktor sosial telah menjadi konstruk yang kontroversial dalam penelitian sebelumnya.hmpe peneliti menemukan bahwa faktor sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadapF pemanfaatan (Fishbein dan Ajzen, 1975; Triandis, 1980 dalam Thompson et. at.,1991;rE ' '1991; Thompson e/- al., 1991; Todd dan Taylor, 1995). sebatiknya hasil penetitian ini
-pkkan bahwa faktor sosial tidak memiliki hubungan terhadap kinerja organisasi.
(1991) dan Davis et- ar- (1gg9) tidak menemukan hubungan yang signifikan antarartan tujuan pemanfaatan. Kemungkinan perbedaan hasil penelitian ini dengan beberapa
sebelumnya disebabkan oleh perbedaan variabel dependennya. peneliti-peneliti
melihat signifikansi hubungan antara faktor sosiar dengan tujuan pemanfaatanfo use), sedangkan penelitian ini melihat signifikansi hubungan dan pengaruh faktor
trhadap kinerja organisasi.
Fbrtwick dan Barki (1994) dan Venkatesh dan Davis (2000) menunjukkan bahwa jikasistem bersifat mandatory, faktor sosial secara signifikan memiliki hubungan
pemanfaatan sistem, sebaliknya faktor sosial tidak memiliki hubungan signifikanpenggunaan sistem yang bersifat voluntary. Penemuan inisekaligus dapat menjelaskan
rnehian ini. Konteks sistem informasi dalam penelitian ini adalah sistem informasi yangsecara voluntary.
|bil pengamatan menunjukkan bahwa seluruh responden yang dilibatkan dapattelah memiliki pengalaman dalam pemanfaatan sistem informasi (dalam konteksai). Hartwick dan Barki (1994) menemukan bahwa pengaruh faktor sosiar akan
242
berkurang seiring bertambahnya pengalaman menggunakan sistem. Mereka berpenda@
bahwa bahwa sebelum sistem digunakan pengetahuan dan keyakinan pemakai akan sistem
bersifat vaque and ill-formed, namun setelah kekuatan dan kelemahan sistem diketahui melahi
pengalaman langsung menggunakan sistem, pengaruh sosial akan berkurang. Pendape
tersebut, setidaknya dapat mendukung hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa affect memiliki korelasi positif terhadap kineri
organisasi. Hasil ini sejalan dengan penemuan Triandis (1980) dalam Thompson ef. a/ ('1991)-
Fishbein dan Ajzen (1975), dan Davis et. al. (1989). Sebaliknya Thompson ef. a/. (1991) yarp
dijadikan acuan penelitian ini, justru tidak menemukan hubungan yang signifikan antara aHdan tingkat utilisasi PC.
Sebuah penjelasan yang mungkin untuk hasil ini adalah karena konteks pemanfa*rsistem informasi dalam penelitian ini bersifat voluntary. Kondisi ini memungkinkan responhmempersepsikan sistem informasi berdasarkan software atau hardware yang seridigunakannya. Seseorang yang sering menggunakan komputer untuk mengakses intemet dr
"
menjalankan game komputer, akan melihat komputer sebagai sesuatu yang menyenangfir.
Faktor affect berperan pada kondisi tersebut. Pada sisi lain ketika seseorang menggun&aplikasi perkantoran seperti Microsoft Office, maka pemanfaatan aplikasi ini lebih
sebagai sebuah kebutuhan akan tugas (performing faks). Pada kondisi seperti ini, faktor
tidak banyak berpengaruh.
Penjelasan di atas diperkuat oleh Yang dan Choi (2001) yang dalam
mengenai pengaruh sosial (social influence) terhadap teknologi menemukan
pemanfaatan spreadsheef dipandang untuk tujuan performing fasks, sedang
lnternet dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya fun and sympafhy. Sehingga
berargumen bahwa perbedaan sifat alami teknologi akan menentukan pengaruh
d itimbu lkan pada pemanfaatan teknolog i tersebut.
Penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan faktor kondisi pendukung
kinerja organisasi. Hasil ini konsisten dengan Teori Triandis dan TPB (TBP
istilah perceived behavioral control), namun bertolak belakang dengan penemuan Thomga/. (1991) yang justru menjadi acuan penelitian ini. Mereka belum menyimpulkan
mereka. Tetapi mereka memberikan argumen bahwa hasil tersebut mungkin diakibatlran
pengukuran yang dilakukan terhadap kondisi pendukung hanya pada satu aspek saja
serupa juga dilaporkan oleh Davis et. al. (1989), bahwa accessibiltiy (konstruk ini mirip
facilitating condition) tidak berpengaruh pada perilaku pemanfaatan. Namun
berargumen bahwa accessibility bukan merupakan masalah bagi responden
penelitiannya.
Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa sebagian besar karyawan atau
hampir tidak melakukan aktivitas apa pun yang berkaitan dengan tugas dan
ketika terjadi gangguan atau masalah pada komputer yang digunakannya. Bahkan
beberapa kasus dosen membatalkan kuliahnya karena ketiadaan fasilitas pendukurp
243
i
i
n
a
Aizen, l. (1991). "The Theory of Planned Behavior". organizationat Behavior andHtmtan Decision Processes. 50:2. pp. 179-211.Baroudi, J.J., olson, M.H., dan lves, B. (19s6). "An Empiricat study in The lmpact ofUser lnvolvement on System lJsage and lnformation Satisfaction". Communication afTtre AC M. 29:3. pp.232-238.
I knbasat, 1., Derter, A.s., dan Todd, p. (19s6). "An Experimentat programhvestigating Color-Exhanced and Graphicat Information Presentaiion: An lntegratin otTtre Finding". Communication of The ACM. pp. 1094-1105.
Jt bptop)' Fenomena ini mungkin dapat menjadi sebuah penjelalasan atas hasildalam penelitian ini.
pi- venkatesh ef. a/. (2003) menemukan bahwa kondisi pendukung berpengaruhn hanya ketika faktor tersebut dipengaruhi oleh faktor umur dan pengalaman
Ge moderat' Namun penelitian ini belum melihat mekanisme pengaruh tersebut
penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas sistem memiliki korelasi negatif dancngan kinerja organsiasi. penemuan ini konsisten dengan Davis ef. a/. (19gg) danct d (1991). Venkatesh et. at. (2003) iuga menemukan hubungan anrara effort(nip dengan comprexity) dengan periraku pemanfaatan. simpuran yang dapat
bahwa semakin kompreks sebuah sistem informasi, maka ada kecenderungankineIa organisasi.
pengujian menunjukkan bahwa baik konsekuensi jangka panjang maupunreduanya tidak memiriki hubungan yang signifikan dengan kinerja organisasi.
kompleksitas sistem, belum ada penjelasan yang cukup kuat untuk hasil yang- Konsekuensi jangka panjang diduga memiliki korerasi karena respondenlomputer sebagai sebuah alat bantu sederhana yang digunakan untuk
sebuah pekerjaan tertentu. sehingga keinginan untuk meningkatkanrcnggunakan komputer tidak menjadi perhatian utama bagi responden.
Hlan ini bertujuan untuk menemukan hubungan dan pengaruh antara faktor-faktorprnanfaatan sistem informasi terhadap kinerja organisasi. Hasil yang didapat
bahwa faktor affecf, kondisi pendukung dan kompleksitas sistem memilikiyang signifikan dengan kinefia organisasi. Namun hanya affect dan kondisisaja yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Sedangkan faktor sosial,i jangka panjang dan kebiasaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
PUSTAKA
244
4) Compeau, D., dan Hinggins, C. A. (1995). "Computer Self-Efficacy: Development AMeasure and lnitial Test". MIS Quarterly. 19:2. pp. 189-211.
5) Compeau, D., dan Hinggins, C. A. (1995b). 'Application Social Cognitive Theory toTraining Computer Sk//s". lnformation Sysfems Research. 6:2. pp. 1'18-143.
6) Compeau, D., Hinggins, C. A., dan Huff, S. (1999). "Social Cognitive Theory andlndividual Reactions To Computing Technology: A Longitudinal Study". MIS Quarterly.23:2. pp.145-158.
7) Davis, F. D. (1989). "Perceives Usefu/ness, Perceives Ease of Use, and UserAcceptance of lnformation Technology". MIS Quaftely. 13:3. pp. 319-339.
8) Davis, F. D., Bagozzi, R. P., dan Warchaw, P. R. (1989). "User Acceptance ofComputer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models". ManagementScience. 35:8. pp. 982-1442.
9) Delone W.H., dan Mclean, E.R. (1992). "lnformation System Succes.' The Quest forThe Dependent Variable". lnformation Sysfem Research. 3:1. pp.60-95.
10) Fishbein, M., dan Ajzen, l. (1975). Belief, Attitude, lntention, and Behavior: Anlntroduction to Theory and Research. Addison-Wesley. Reading, MA.
11) Hartwick, J. dan Barki, H. (1994). "Explaining The Role of User Partisipation inlnformation Sysfem Usage". Management Science.40:4. pp. 440-465.
12) lgbaria, M., Prasuraman, S., dan Baroudi, J. J. (1996). "A Motivational Model ofMicrocomputer Usage". Jurnalof Management lnformation Sysfems. 13:1. pp. 127-143.
13) Jantan, M., dan Ramayah, T. (2001). "Personal Computer Acceptance by Small andMedium Sized Company Evidence from Malaysia". Jurnal Manajemen & Bisnr's.Program Magister Manajemen Universitas Syah Kuala. 3:1. pp. 1-14.
14) Liao, Z.dan Landry, R. Jr. (2000). "4n Empirical Study on Organization Acceptance ofNew lnformation Systems in a Commercial Bank Environment". Proceedings of the 3tHawaii lnternational Conference on System Sciences.
15) Lim, J., Gan, B., dan Ting-Ting Chang. (2002). "A Survey on /VSS Adoption lntention".Proceedings of the 35tn Hawaii tnternational Conference on System Sciences.
16) Limayem M., Hirt, S. G., dan Chin, W. W. (2001). "lntention Does IVof Always Matter.The Contingent Role Of Habit on tT usage Behavior", The 9'' European Conference onI nform ati o n Sysfems. pp. 27 4-286
17) Malhotra, Y., dan Galletta, D. F. (1999). "Extending Acceptance Model to AccountforSociat lnfluence: TheoreticatBases and Empirical Validation". Proceeding of the 3fAnnual Hawaii lnternational Conference on System Scr'ence.
18) Mathieson, R. (1991). 'Predicting User lntentions: Computing the TechnologyAcceptance model with the Theory of Planned Behavior". lnformation SysfemsResearch. 2:3. pp. 173-191.
19) Moore, G. C., dan Benbasat, l. (1991). "Development of A lnstrument to Measure ThePerceptions of Adopting An lnformation Technology lnnovation". lnformation SysfemsResearch. 2:3. pp. 192-222.
20) Moore, G.C., dan Benbasat, l. (1992). "An Empirical Examination of A Model of TheFactors Affecting Utilization of lnformation Technology by End Users". Working Paper ofThe Bristish Colombia, Vocounver, B.C.
21) Pavri, F. (1988). "An Empirical lnvestigation of The Factors Contributing to Micro-Computer Usage". Dissertation. University of Western Ontario.
22) Premkumar, G., dan King, W. R. (1992). 'An Empirical Assessment of lnformationSystems Planning and The Role of lnformation Sysfems in Organizations". Journal ofMlS.9:2. pp.92-126.
23) Raghunathan, B., dan Raghunathan T.S. (1990). "Planning lmplications of Thelnformation Sysfems Strategic Grid: An Empiricallnvestigation". Decision Sciences.2:2-pp.287-300.
24) Reich, B. H., dan Benbasat, l. (1996). "Measuting The Linkage Between Eusrness andlnformation Technology Objectives". MIS Quaftely.20:1. pp. 55-81 .
25) Setianingsih, S. (1997). "Pemanfaatan Teknologi lnformasi dan Hubungannya DenganPe ningkatan Kinerja I ndivid u al", Telaah. 1 :3.
26) Susanti, V. A., (2006). "Teknologi Tugas yang Fit dan Kinerja lndividual", JumalAkuntansi dan Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. 8:1 . pp.24-34.
245
Zl Taylor, s., dan Toqg, i A. (1995/. "rJnderstanding rnfarmation Technorogy usage: A^- I9"r of competing Moders". tnforiation sysfems R-esearch.6:4. pp. 144-176.23r Thompson, R.L., Higgins, c.A., dan Howett, J M (1sst; ;e"r"o
nat computing: Toward^_ of conceptuar Modet of LJtilization". Mrs Quaftery.i5,i. ;p. izs-t+s.29r Venkatesh, v., dan javis, F. D. (2ooo). ,A rneoreiai Extension of rechnorogy
i3E:!1T", Modet: Four Lonsitudinat Fietd study". ianagement science. 46:2. pp.
3cr venkatesh, v., Morris, M. G., Davis, G. B., dan Davis, F. D. (2003) . ,,rJser Acceptanceof lnformation Technotogy". MtS euarterly.2T:3. pp. iiS-+la"311woon, l' M. Y., dan Pee, L. G. (2004). ;Behavioirat
Factors nrfecting lnternet Abuse inthe workplace - An Empiricat tnvestigation". Proceedingsirtn" tniio annual*ii*"nopon HCI Research in MtS.Pr Yang, Hee-Dong dan ctroi, rn-young. {209J)
,,Revisiting Technotogy AcceptanceModel with sociat lnfluence Factors;. http://ranvw.rcacis-net.orqffile/2001/050.pdf.diakses 22106/2006.
33r Yuen, A. H. K., dan wiil_w. K. MA. eaaz). ',Gender Differences in Teacher computerAc'ceptance". Journar of rechnorogy and reacher Eduiitioi,' rc,3. pp.365_3g2.
246
View publication statsView publication stats
top related