analisis break even point sebagai alat...
Post on 14-Mar-2019
320 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS BREAK EVENPOINT SEBAGAI ALATPERENCANAAN LABA
JANGKA PENDEK PADADEPOT AIR MINUM ISI
ULANG AN-NUR
Nama : Ibnu Abdillah
NPM : 23212518
Jurusan : Akuntansi
Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM
LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperolehkeuntungan atau laba. Untuk mencapai laba yang optimal dapatditentukan oleh manajemen yang baik terutama dalamperencanaan laba dan pengambilan keputusan. Alat analisis yangdapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusannya,diantaranya yaitu dengan mempergunakan analisis break evenpoint (titik impas). Analisis break even point mempelajari hubunganantara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volumepenjualan. Dengan melakukan analisis break even point makamanajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimalyang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian
1. Berapakah volume penjualan agar perusahaan tidak mengalamikeuntungan maupun kerugian /titik impas (BEP).
2. Berapakah batas maksimal volume penjualan yang direncanakanboleh turun agar perusahaan tidak mengalami kerugian (MOS).
3. Berapakah volume penjualan yang harus dicapai perusahaanagar mencapai laba yang diharapkan.
Batasan masalah hanya menyangkut pada perhitungan breakeven point, margin of safety dan perencanaan laba pada depotair minum isi ulang An-Nur.
RUMUSAN & BATASAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian /titik impas (BEP).
2. Untuk mengetahui batas maksimal volume penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak mengalami kerugian (MOS).
3. Untuk mengetahui volume penjualan yang harus dicapai perusahaan agar mencapai laba yang diharapkan.
TUJUAN PENELITIAN
PEMBAHASAN
Berikut adalah rincian penjualan dalam bulan Maret 2015 :
KETERANGAN JUMLAH
Volume Penjualan 4.800 Unit
Harga Jual Rp 4.000 /Unit
Total Penjualan Rp 19.200.000
PEMBAHASAN
Tabel Biaya Variabel dan Biaya Tetap NO JENIS BIAYA B. VARIABEL B. TETAP
1 B. Bahan Baku Rp 4.120.000
2 B. Bahan Penolong Rp 672.000
3 BTKL Rp 3.680.000
4 B. Gaji Pegawai Mandor Rp 1.500.000
5 B. Sewa Gedung Rp 1.666.667
6 B. Administrasi Umum Rp 150.000
7 B. Perawatan Rp 450.000
8 Total Depresiasi Rp 1.500.001
9 B. Listrik & Telfon Tetap Rp 75.000
10 B. Listrik & Telfon Variabel Rp 342.000
11 B. Transportasi Rp 816.000
TOTAL Rp 9.630.000 Rp 5.341.668
BREAK EVEN POINT
Break Even Point dalam unit
BEP (unit) = BT
P – V
= Rp 5.341.668
( Rp 4.000 – Rp 2.006,25 )
= Rp 5.341.668
Rp 1.993,75
= 2.679, 2065203762 atau
= 2.679 unit
Break Even Point dalam Rupiah
BEP (Rp)= BT
1 - VP
= Rp 5.341.6681 – ( Rp 2.006,25 / Rp 4.000)
= Rp 5.341.6680, 4984375
= Rp 10.716.826, 08
MARGIN OF SAFETY
Margin of Safety (unit)= Penjualan – Penjualan BEP
Harga jual /unit
= Rp 19.200.000 – Rp 10.716.826,08
Rp 4.000
= 2.120,79348 atau
= 2.121 unit
Margin of Safety (Rupiah)= Penjualan – Penjualan BEP
= Rp 19.200.000 – Rp 10.716.826, 08
= Rp 8.483.173, 92
Margin of Safety ( %)
= Penjualan – Penjualan BEP x 100 %Penjualan
= Rp 19.200.000 – Rp 10.716.826,08 x100%Rp 19.200.000
= 0,441831975
= 44,18 %
LABA SASARAN
1. Perencanaan Laba periode selanjutnya (April 2015) :110% x laba bersih periode maret 2015110% x Rp 4.228.332 = Rp 4.651.165,2
2. Penjualan dalam unit dan rupiah yang direncanakan :
Penjualan (unit) = Biaya Tetap + Laba sasaranHarga jual /unit – Biaya variabel /unit
= Rp 5.341.668 + Rp 4.651.165, 2Rp 1.993, 75
= 5.012, 0793479624 atau 5.012 unit
Penjualan (Rp) = Q x P= 5.012, 0793479624 x Rp 4.000= Rp 20.048.317
GRAFIK
KESIMPULAN
1. Volume penjualan saat perusahaan tidak mengalami keuntungan maupunkerugian/ titik impas (BEP) pada periode Maret 2015 adalah 2.679 unit galonatau sebesar Rp 10.716.826,08.
2. Batas maksimal volume penjualan yang direncanakan boleh turun agarperusahaan tidak mengalami kerugian (MOS) pada periode Maret 2015adalah sebesar 2.121 unit galon dengan nilai Rp 8.483.173,92 atau 44,18%dari total penjualan.
3. Volume penjualan yang harus dicapai perusahaan agar mencapai laba yangdiharapkan pada periode berikutnya, perusahaan merencanakan kenaikanlaba sebesar 10% dari laba periode sebelumnya. Maka perusahaan harus bisamencapai volume penjualan sebesar Rp 20.048.317,39 atau 5.012 unit galonagar laba yang diharapkan sebesar Rp 4.651.165,2 dapat terealisasi.
SARAN
1. Karena depot air minum isi ulang An-Nur belum menerapkan analisis breakeven point, maka sebaiknya perusahaan menggunakan analisis ini danmempelajari hasil perhitungan yang telah penulis lakukan. Karena denganditerapkannya analisis ini akan sangat berguna untuk membantuperusahaan dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan jangkapendeknya.
2. Depot air minum isi ulang An-Nur sebaiknya meningkatkan volumepenjualan yang sudah ada baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas,agar usaha tersebut semakin maju kedepannya.
TERIMA KASIH
top related