analisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep...
Post on 15-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Pada Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan
Christa Gumanti Manik
Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan, 2007
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Judul : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Pada Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIA Anak Tanjung Gusta Medan.
Peneliti : Christa Gumanti Manik
Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun Akademik : 2006/2007
Pembimbing Penguji
.................................. ............................... Penguji 1
( Jenny M. Purba, S.Kp, MNS ) ( Jenny M. Purba, S.Kp, MNS )
NIP. 132 258 270 NIP. 132 258 270
............................... Penguji 2
( Iwan Rusdi, S.Kp, MNS )
NIP. 132 258 272
............................... Penguji 3
( Wardiyah D, S.Kep, Ns )
NIP. 132 315 37
Program studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian
dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan.
...................................... ......................................
Erniyati, S.Kp, MNS Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (K)
NIP : 140 105 365 NIP. 140 105 363
Ketua PSIK Pembantu Dekan I FK USU
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Judul : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan.
Peneliti : Christa Gumanti Manik Program : S1 Keperawatan Tahun Akademik : 2006/2007 Email : christamanik@yahoo.com
ABSTRAK Masa Remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,dan merupakan masa untuk belajar menjadi orang dewasa. Dalam hubungannya dengan individu lain, remaja akan memperoleh konsep diri. Konsep diri yang positif atau negatif dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pembentukan konsep diri remaja, dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja dengan menggunakan desain deskripsi korelasi, dengan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 80 orang narapidana remaja berpartisipasi dalam penelitian ini. Karakteristik sampel dideskripsikan dengan menggunakan analisa deskriptif untuk menganalisa frekuensi dan persentase. Sedangkan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja digunakan metode analisis korelasi regresi linear ganda.
Hasil analisis regresi linear ganda menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri berhubungan secara negatif dengan pembentukan konsep diri pada narapidana remaja (r = -0.171) dengan nilai signifikansi yang tidak dapat diterima P= 0.129 ( P>0.05). sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian tidak dapat diterima, artinya faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri tidak mempengaruhi pembentukan konsep diri pada narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perawat untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja Kata kunci : faktor-faktor yang mempengaruhi, konsep diri, narapidana remaja
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
kasih, rahmat dan pertolongan-Nya yang telah menyertai penulis selama
penyelesaian skripsi dengan judul ” Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsep Diri pada narapidana Remaja Di Lembaga Pemayarakatan Klas IIA Anak
Tanjung Gusta Medan”, yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk
menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
UniversitaS Sumatera Utara.
Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Jenny M.Purba,
S.Kp, MNS selaku pembimbing skripsi ini yang senantiasa menyediakan waktu
dan memberikan masukan-masukan yang berharga dalam penulisan skripsi ini,
Bapak Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, Bapak Prof. dr. Guslihan Dasa
Tjipta, Sp. A (K) selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Medan, merangkap sebagai Ketua Departemen Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, Ibu Erniyati, S.Kp,
MNS selaku Ketua Program Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Medan,. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS, selaku Dosen penguji II
dan Ibu Wardiyah D. S.Kep, Ns, selaku dosen penguji III, sekaligus sebagai dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan motivasi, kepada
penulis dan sekuruh staf pengajar beserta staff administrasi di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, Bapak
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Badinisin, SH sebagai kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung
Gusta Medan, Ibu Reni dan Bapak Damanik sebagai Staf BIMPAS beserta staf-
staf lainnya yang membantu dalam penelitian ini.
Termakasih kepada Ayahanda Marhala Manik, S.Sos dan Ibunda Sere Ida
Sihombing tercinta yang selalu memberikan kasinya sepanjang hayat dan motivasi
untuk terus mencari ilmu, kakak ku Endang afdelina M.S Manik, SH, beserta
abang ipar Boy Agustinus Butar-butar, S.Sos dan Martina R. Manik, SE, adk-
adikku Lusya Ester Manik dan David Leo P.Manik, Ricky R.Manik, Asima
Sihombing, yang telah memberikan dukungan dalam doa serta perhatian.Sahabat-
sahabat sejatiku Herlina Pardosi, Elida Tamba, Emy A.Panjaitan,yang selalu
menemani dalam suka dan duka dan Teman seperjuangan PSIK USU 2006, yang
banyak memberikan masukan, berbagai pengalaman, ilmu serta teman-teman
yang tidak bisa disebutkan namanya, terimakasih.
Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan
kepada penulis mendapatkan berkah dari Tuhan .Harapan penulis, skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan
Medan, Nopember 2007
Penulis
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 4
1.4.1 Praktek Keperawatan ............................................... 4
1.4.2 Pendidikan Keperawatan .......................................... 4
1.4.3 Riset Keperawatan ................................................... 4
1.4.4 Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung
Gusta Medan ............................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diri .......................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Konsep Diri ............................................ 6
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri .... 8
2.1.3 Jenis-Jenis Konsep Diri ............................................ 11
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
2.1.4 Aspek-Aspek Konsep Diri ....................................... 12
2.2 Remaja ................................................................................. 14
2.2.1 Tugas Perkembangan Remaja .................................. 14
2.3 Konsep Diri Remaja ............................................................. 15
2.4 Batasan Usia Remaja ............................................................ 17
BAB III KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................... 19
3.2 Defenisi Operasional ............................................................ 20
3.3 Hipotesa Penelitian .............................................................. 21
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desan Penelitian ................................................................... 22
4.2 Populasi Dan Sampel ........................................................... 22
4.2.1 Populasi .................................................................... 22
4.2.2 Sampel ...................................................................... 22
4.3 Lokasi Penelitian .................................................................. 23
4.4 Pertimbangan Etik................................................................. 23
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................ 24
4.5.1 Kuesioner Penelitian ................................................ 24
4.5.2 Reliabilitas Penelitian ............................................... 25
4.6 Pengumpulan Data ............................................................... 26
4.7 Analisa Data ......................................................................... 26
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian .................................................................... 29
5.1.1 Deskripsi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Konsep Diri Pada Narapidana Remaja ..................... 31
5.1.2 Deskripsi Pembentukan Konsep Diri ........................ 33
5.2 Pembahasan .......................................................................... 35
5.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Terhadap Pembentukan Konsep Diri Pada
Narapidana Remaja .................................................. 36
5.2.1 Pembentukan Konsep Diri ....................................... 43
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .......................................................................... 46
6.2 Saran ..................................................................................... 46
6.2.1 Praktek Keperawatan ............................................... 46
6.2.2 Pendidikan Keperawatan .......................................... 47
6.2.3 Penelitian Selanjutnya .............................................. 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian dari PSIK FK-USU
2. Surat Tembusan Departemen Hukum dan HAM Kantor Wilayah
Sumatera Utara kepada Lapas Klas IIA Anak Tanjung Gusta
Medan
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
3. Surat Keterangan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak
Tanjung Gusta Medan
4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
5. Lembar Kuesioner
6. Lembar Realibility
7. Curriculum Vitae
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian ................................................ 19
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Narapidana
Remaja ....................................................................................... 29
Tabel 5.2 Deskriptif Statistik Pengaruh Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana Remaja .............. 32
Tabel 5.3 Hasil Uji Regresi Linear Ganda Terhadap Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana Remaja..... 32
Tabel 5.4 Hasil uji regresi liner ganda terhadap hubungan faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri narapidana remaja................... 33
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tingkatan Pembentukan
Konsep Diri Pada Narapidana Remaja ....................................... 34
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Pembentukan Konsep
Diri Pada Narpidana Remaja ...................................................... 34
Tabel 5.7 Deskriptif Statistik Pengaruh Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana Remaja ............. 35
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk melaksanakan
pembinaan terhadap orang-orang yang di jatuhi hukuman penjara atau kurungan
(hukuman badan) berdasarkan keputusan pengadilan. Dengan kata lain, pelaku
kejahatan tersebut terbukti telah melakukan kejahatan dan pelanggaran.
Lembaga Permasyarakatan adalah sebuah instansi terakhir didalam sistem
peradilan dan pelaksanaan putusan Pengadilan (Hukum) dan bertujuan untuk
pembinaan pelanggar hukum tidak semata-mata membalas tapi juga perbaikan
dimana filsafah pemidanaan di Indonesia pada intinya mengalami perubahan
seperti apa yang dikandung dalam sistem pemasyarakatan yang memandang
narapidana orang tersesat dan mempunyai waktu untuk bertobat (Irwan Panjaitan,
1995). Di Medan khususnya Lembaga Pemasyarakatan KlasIIA Anak Tanjung
Gusta jumlah keseluruhan narapidana untuk bulan September Tahun 2007
berjumlah 816 orang, yang berusia 12-21 tahun, dengan kasus terbanyak adalah
pemakai narkoba dan pencurian.
Remaja merupakan sosok yang penuh potensi namun perlu bimbingan
agar dapat mengembangkan apa yang telah dimilikinya untuk perkembangan
bangsa dan negara. Remaja adalah bagian dari masyarakat yang akan
bertanggungjawab terhadap kemajuan bangsa. Secara umum dapat diketahui
bahwa sikap remaja saat ini masih dalam tahap mencari jati diri. Dimana identitas
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa
1
perannya di dalam masyarakat. Sehingga mereka berupaya untuk menentukan
sikap dalam mencapai kedewasaan (Hurlock 1991).
Kenyataannya yang sering kita lihat, saat perkembangan remaja menuju
kedewasaan mereka tidak dapat selalu menunjukkan siapa dirinya dan apa
perannya didalam masyarakat. Hal ini mungkin terjadi karena banyak faktor yang
berpengaruh pada diri individu semasa kecil, baik di lingkungan rumah maupun
lingkungan masyarakat pada saat dia berkembang. Jika saat individu semasa ia
kecil, baik di lingkungan rumah maupun lingkugan masyarakat pada saat ia
berkembang. Jika saat individu masih tidak akan mengalami masalah yang berarti
dalam upaya menyesuaikan diri terhadap lingkungan (Willis, 1991).
Berkaitan dengan upaya penyesuaian diri ke arah dewasa, biasanya para
remaja mengalami kebingungan dalam menemukan konsep dirinya, karena remaja
belum menemukan status dirinya secara utuh. Sisi lain yang dimiliki para remaja
adalah adanya perasaan sudah besar, kuat, pandai dan telah menjadi dewasa.
Tetapi mereka tetap memiliki perasaan ketidak pastiaan dan kecemasan sehingga
membutuhkan perlindungan dari orangtua (Kartono, 1995).
Pada kasus remaja yang melakukan tindakan kriminal dan dijebloskan
kedalam penjara, pasti anak tersebut merasa tidak berharga dibandingkan dengan
anak seusianya, mendapat celaan dari orang lain, merasa tidak punya harapan,
merasa gagal sehingga dapat menimbulkan depresi, dan terlebih kurangnya
dukungan dari keluarga dia akan menyalahkan dirinya sendiri dan mengangaap
tidak ada yang menyayanginya sehingga jika keadaan ini terus menerus berlanjut
anak dapat memiliki konsep diri yang negatif, begitu juga dengan anak mantan
narapidana saat kembali kemasyarakat, lingkungan sekitarnya pasti berpengaruh,
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
adanya penolakan dan tidak diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, misalnya
dalam kegiatan lingkungan anak tersebut tidak diikut sertakan dalam suatu
kegiatan pada hal karena anggotanya sudah cukup, maka anak tersebut akan
berpikir negatif “mungkin karena saya bekas narapidana, makanya saya tidak
diikursertakan”, akibatnya anak selalu memandang dirinya negatif dan akan
mengulang tindakan kriminalnya kembali. Dalam kondisi seperti inilah banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi dan banyaknya remaja yang merespon dengan
sikap dan perilaku yang kurang wajar bahkan amoral, penyalahgunaan obat
terlarang, tawuran dan pergaulan bebas (Dahlanm, 2004).
Berdasarkan catatan BNN dilaporkan tingkat penggunaan dan pengedaran
narkoba meningkat dalam tahun ke tahun, untuk tahun 2005-2006 khususnya pada
anak berusia 16-19 tahun meningkat sebanyak 52% ( Sergap, 25/11/2007)
Berdasarkan hasil penelitian International Labour Organization (ILO) yang
dilakukan pada tahun 2005 terhadap tidakan kriminalitas pada anak ternyata 92%
anak usia dibawah 18 tahun menjadi pengguna narkoba bahkan terlibat dalam
peredaran narkoba. Dalam penelitianya itu disebutkan keterlibatan anak-anak
tersebut dalam pembuatan dan peredaran barang haram itu dimulai sejak mereka
usia 13 tahun dan 15 tahun (Media Indonesia, 23/6/2006).
Oleh sebab itu konsep diri merupakan hal yang paling penting dalam
kehidupan remaja karena konsep diri akan menentukan bagaimana seorang
berperilaku. Menurut Fits (1971) konsep diri merupakan aspek penting dalam diri
seorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan seorang dalam berinterksi
dengan lingkunganya dan keluarga.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Sehingga dari latar belakang inilah peneliti tertarik untuk menganalisa
faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mencoba menganalisa apakah faktor-
faktor yang paling mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja.
1.2 Tujuan Penelitian
Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada
narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Medan
1.3 Pertanyaan Penelitian
“Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana
remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan”.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1.4.1 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi bagi perkembangan ilmu keperawatan khususnya praktek
keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas dalam membina jiwa dan
perilaku anak, baik anak yang tidak berperilaku menyimpang dan anak
mantan narapidana jika dikembalikan kemasyarakat.
1.4.2 Pendidikan Keperawatan
Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang relevan terhadap
aspekaspek faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
1.4.3 Riset Keperawatan
Untuk memberikan masukan atau sumber data bagi peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan konsep
diri pada remaja dan pengaruhnya terhadap perilaku dan status sosial
dimasyarakat
1.4.4 Lembaga Pemasyarakatan Anak
Untuk memberikan masukan bagi lembaga pemasyarakatan anak
khususnya dalam membina mental anak sehingga dapat memiliki konsep diri
yang positif.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1 Konsep Diri
2.1.1 Pengertian Konsep diri
Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai
pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain,
terutama orang terdekat, maupun yang didapatkan dalam peristiwa-peristiwa
kehidupan, sejarah hidup individu dari masa lalu membuat dirinya
memandang diri lebih baik atau lebih buruk dari kenyataan yang sebenarnya
(Centi, 1993). Cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk
suatu konsep dirinya sendiri. Konsep tentang diri merupakan hal hal yang
penting bagi kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana
individu bertindak dalam berbagai situasi (Calhoun & Acoxcella, 1990).
Konsep diri juga dianggap sebagai pemegang peranan kunci dalam
pengintegrasian kepribadian individu, didalam memotivasi tingkah laku
serta didalam pencapaian kesehatan mental.
Pengharapan mengenai diri akan menentukan bagaimana individu
akan bertindak dalam hidup. Apalagi seorang individu berpikir bahwa
dirinya bisa, maka individu akan cenderung sukses, dan bila individu
tersebut merasa dirinya gagal, maka sebenarnya dirinya telah menyiapkan
dirinya untuk gagal. Jadi bisa dikatakan bahwa konsep diri merupakan
bagian diri yang mempengaruhi setiap aspek pengalaman baik itu pikiran,
perasaan, persepsi dan tingkah laku individu (Calhoun & Acocella, 1990).
6
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Singkatnya, konsep diri sebagai gambaran mental individu yang terdiri dari
pengetahuan tentang drinya sendiri, pengharapan bagi diri sendiri dan
penilaian terhadap diri sendiri. Pendapat ahli lain seperti Williams James
(1994) membedakan antara ”The I ”, dari yang sadar dan aktif, dan ”The
Me”, diri yang menjadi objek renungan kita, menurut James ada dua jenis
diri yaitu : ”diri” dan ”aku”. Diri adalah aku sebagaimana dipersiapkan
oleh orang lain atau diri sebagai objek ( objectif self), sedangkan aku adalah
inti diri aktif, mengamati, berpikir, dan berkehendak (subjectif self)
(Sarwono,1997). Sedangkan menurut Rudolph F.Verderber (1984) dalam
bukunya ”Communicate” mendefenisikan konsep diri sebagai ” A collection
of perception of every aspect of your being: your appearance,physical and
mental capabilities vocational potencial, size, strength and forth”. Pendapat
yang hampir senada tentang konsep diri dikemukakan oleh William D.
Brooks dalam bukunya Speech Communication. Dikatakan ”self concept
then, can be defined as those physical, social and psychological perceptions
of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with
others” (Brooks, 1971).
Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud konsep diri adalah “semua persepsi kita terhadap
aspek diri, aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis, yang didasarkan
pada pengalaman dan interaksi dengan orang lain “dan konsep diri juga
merupakan suatu hal yang penting dalam pengintegrasian kepribadian,
memotivasi tingkah laku sehingga pada akhirnya akan tercapainya kesehatan
mental.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
Konsep diri terbentuk dalam waktu yang relatif lama, dan
pembentukan ini tidak bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari
seseorang dapat mengubah konsep diri (Hardy dan Hayes, 1988). Ketika
individu lahir, individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak
memiliki penilaian terhadap diri sendiri. Namun seiring dengan berjalannya
waktu individu mulai bisa membedakan antara dirinya, orang lain dan
benda-benda disekitarnya dan pada akhirnya individu mulai mengetahui
siapa dirinya, apa yang diinginkan serta dapat melakukan penilaian terhadap
dirinya sendiri, (Calhoun dan Acocella, 1990).
Menurut Willey dalam perkembangan konsep diri yang digunakan
sebagai sumber pokok informasi adalah interaksi individu dengan
oranglain.Baldwin dan Holmes (1990) juga mengatakan bahwa konsep diri
adalah hasil belajar individu melalui hubunganya dengan oranglain.
Yang dimaksud dengan ”oranglain” menurut Calhoun dan Acocella
(1990) yaitu :
1. Orang tua
Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh
seseorang dan yang paling kuat. informasi yang diberikan oleh orang lain
dan berlangsung hingga dewasa (Copersmith dalam calhoun dsan Acocella
1990), mengatakan bahwa anak-anak-anak yang tidak memiliki orangtua,
disia-siakan oleh orangtua akan memperoleh kesukaran dalam
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal ini akan menjadi
penyebab utama anak berkonsep diri negatif.
2. Kawan Sebaya
Kawan Sebaya menempati posisi kedua setelah orangtua dalam
mempengaruhi konsep diri. Peran yang di ukur dalam kelompok sebaya
sangat berpengaruh terhadap pandangan individu mengenai jati dirinya
sendiri.
3. Masyarakat
Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang ada pada
seorang anak, seperti siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga hal ini
berpengaruh terhadap konsep diri yang dimiliki seorang individu.
Kemudian Argy dalam Hardy & Hayes (1998) mengatakan bahwa
perkembangan konsep diri remaja dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
1. Reaksi dari orang lain
Cooley dalam Hardy & Hayes (1998) membuktikan bahwa dengan
mengamati pencerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang
diberikan oleh orang lain maka individu dapat mempelajari dirinya sendiri.
Orang-orang yang memiliki arti pada diri individu (significant other)
sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep diri.
2. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri yang dimiliki individu sangat tergantung kepada
bagaimana cara individu membandingkan dirinya dengan orang lain .
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
3. Peranan individu
Setiap individu memainkan peranan yang berbeda-beda dan pada
setiap peran tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan
dengan cara-cara tertentu pula. Harapan-harapan dan pengalaman yang
berkaitan dengan peran yang berbeda-beda berpengaruh terhadap konsep
diri seseorang, Menurut Kuhn dalam Hardy & Hayes (1998) sejalan
dengan pertumbuhan individu akan menggabungkan lebih banyak kedalam
konsep dirinya.
4. Identifikasi terhadap orang lain
Kalau seorang anak mengagumi seorang dewasa maka anak
seringkali mencoba menjadi pengikut orang dewasa tersebut dengan cara
meniru beberapa nilai, keyakinan dan perubuatan. Proses identifikasi
tersebut menyebabakan individu merasakan bahwa dirinya telah memiliki
beberapa sifat dari yang di kagumi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa
individu tidak lahir dari konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan
perkembagan konsep diri adalah interaksi individu dengan orang lain,
yaitu orangtua, kawa sebaya serta masyarakat , Proses belajar yag
dilakukan individu dalam pembentuka konsep dirinya diperoleh dengan
melihat reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan,
melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-
harapan orang lain atas peran yang dimainkan serta melakukan identifikasi
terhadap orang yang dikaguminya.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
2.1.3 Jenis-jens Konsep Diri
Menurut Calhoun dan Acocella (1990), dalam perkembangan konsep
diri terbagi dua, yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif.
a. Konsep diri positif
Konsep diri positif penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan
yang besar tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta
yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap
dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan
yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar
untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan didepannya serta
mengganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.
Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu
yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan
dan kekurangan, evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu
merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas.
b. Konsep diri negatif
Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi
dua tipe yaitu:
1. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur,
tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri.Individu tersebut
benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahan atau yang
dihargai dalam kehidupannya.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
2. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa
terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga
menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan
dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup
yang tepat.
Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri yang negatif terdiri
dari dua tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan
tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua
adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.
2.1.4 Aspek-aspek Konsep diri
Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh
sesorang individu memiliki tiga aspek yaitu pengetahuan yang dimiliki
individu mengengenai dirinya sendiri, pengharapan yang dimiliki individu
untuk dirinya sendiri serta penilaian mengenai diri sendiri (Calhoun &
Acocella, 1990).
a. Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah pengetahuan. Pengetahuan
yang dimiliki individu merupakan apa yang individu ketahui tentang dirinya.
Hal ini mengacu pada istilah-istilah kuantitas seperti usia, jenis kelamin,
kebangsaan, pekerjaan dan lain-lain dan sesuatu yang merujuk pada istilah-
istilah kualitas, seperti individu yang egois, baik hati, tengang, dan
bertemparemen tinggi.Pengetahuan bisa diperoleh dengan membandingkan
diri individu dengan kelompok pembandingnya. Pengetahuan yang dimiliki
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
individu tidaklah menetap sepanjang hidupnya, pengetahuan bisa berubah
dengan cara merubah tingkah laku individu tersebut atau dengan cara
mengubah kelompok pembanding.
b. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan. Selain individu
mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, individu juga memiliki
apa dimasa mendatang Rogers dalam Calhoun & Acocella (1990).
Singkatnya, setiap individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri
dan pengharapan tersebut berbeda-beda pada setiap individu.
c. Penilaian
Dimensi terakhir dari konsep diri adalah penilaian terhadap diri
sendiri.Individu berkedudukan sebagai penilai terhadap dirinya sendiri setiap
hari. Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang
keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapat dan terjadi pada
dirinya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa konsep diri
yang dimiliki setiap individu terdiri 3 aspek, yaitu pengetahuan tentang diri
sendiri, harapan mengenai diri sendiri dan penilaian mengenai diri sendiri.
Pengetahuan adalah apa yang individu ketahui tentang dirinya baik dari segi
kualitas maupun kuantitas, pegetahuam ini bisa diperoleh dengan
menmbandingkan diri dengan kelompok pembanding dan pengetahuan yang
dimiliki individu bisa berubah- ubah . Harapan adalah apa yang individu
inginkan untuk dirinya dimasa yang akan datang dan harapa bagi setiap
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
orang berbeda-beda. Sedangkan penilaian adalah pengukuran yang
dilakukan individu tentang keadaan dirinya saat ini dengan apa yang
menurut dirinya dapat terjadi.
2.2 Remaja
2.2.1 Tugas Perkembangan Remaja
Pada remaja terdapat tugas-tugas perkembagan yang sebaiknya
dipenuhi menurut Hurlock (1999) semua sikap dan pola perilaku yang
kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa
dewasa. Adapun tugas perkembangan remaja itu adalah :
a. Mencapai peran sosial pria dan wanita
b. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita
c. Menerima keadaan fsiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainnya
e. Mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang
f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku dan mengembangkan ideologi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
masa remaja merupakan masa penghubung antara masa anak-anak menuju
masa dewasa. Pada masa remaja terdapat berbagai perubahan, di antaranya
terjadi perubahan intelektual dan cara berpikir remaja terjadinya perubahan
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
fisik yang sangat cepat terjadinya perubahan sosial, dimana remaja mulai
berintegrasi dengan masyarakat luas serta pada masa remaja mulai meyakini
kemampuannya, potensi serta cita-cita diri. Selanjutnya pada masa remaja
terdapat tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi sehingga pada
akhirnya remaja bisa dengan mantap melangkah ketahapan perkembangan
selanjutnya.
2.3 Konsep Diri Remaja
Menuirut Hurlock (1999) pada masa remaja terdapat 8 kondisi yang
mempengaruhi konsep diri yang dimilkinya, yaitu :
1. Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal dan diperlukan hampir seperti orang
dewasa akan mengembangkan konsep diri yang menyenagkan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan baik.Tetapi apabila remaja matang terlambat dan
diperlukan seperti anak-anak akan merasa bernasib kurang baik sehingga kurang
bisa menyesuaikan diri.
2. Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda bisa membuat remaja merasa rendah diri.
Daya tarik fisik yang dimiliki sangat mempengaruhi dalam pembuatan penilaian
tentang ciri kepribadian seorang remaja.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
3. Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu
remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidak patutan seks membuat remaja
sadar dari dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
4. Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompoknya menilai
namanya buruk atau bila mereka memberi nama dan julukan yang bernada
cemoohan.
5. Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang meiliki hubungan yang dekat dengan salah satu
anggota keluarga akan mengidentifikasi diriya dengan orang tersebut dan juga
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
6. Teman-teman Sebaya
Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara.
Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep
teman-teman tentang dirinya yang kedua, seorang remaja berada dalam tekanan
untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang di akui oleh kelompok.
7. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong untuk kreatif dalam bermain
dan dalam tugas-tugas akademis, mengembalikn perasaan idividualitas dan
identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya, sebaliknya,
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
remaja yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang
sudah diakui akan kurang mempunyai pasangan identitas dan individualitas.
8. Cita-cita
Bila seseorang remaja memiliki cita-cita yang realistik, maka akan
mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulakan perasaan tidak mampu dan
reaksi-reaksi bertahan dimana remaja tersebut akan menyalahkan orang lain atas
kegagalannya. Remaja yang realistis pada kemampuannya akan lebih banyak
mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Hal ini akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri
yang lebih baik.
2.4 Batasan Usia Remaja
Banyak usia remaja yang diungkapkan oleh para ahli. Diantaranya adalah
Monks, dkk (1999) yaitu masa remaja awal. masa remaja pertengahan, dan masa
remaja akhir. Batasan remaja yang diungkapkan oleh Monks, dkk (1999) tidak
jauh berbeda dengan pendapat kartono (1990) yang membagi masa remaja
menjadi masa pra pubertas, masa pubertas dan masa adolensi. Monks, dkk (1999)
membagi fase-fase remaja menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Remaja Awal (12-15 tahun)
Pada rentang ini remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang sangat
pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak
pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-
kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
pada masa ini remja belum tahu apa yang diiginkannya, remaja sering merasa
sunyi, tagu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa ( kartono, 1990).
2. Remaja Pertengahan ( 15-18 tahun)
Pada rentang ini kepribadian, remaja masih bersifat kekanak-kanakan
namun pada usia remaja sudah timbul unsur baru, yaitu kesadaran akan
kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menemukan nilai-nilai
tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka,
dari perasaan yang penuh keraguan pada usia remaja awal maka pada rentang usia
ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang lebih berbobot. Rasa percaya
diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan
penilaian terhadap tingkah laku yang telah dilakukanya. Selama ini pada masa ini
remaja mulai menemukan diri sendiri atau jati dirinya (Kartono, 1990).
3. Masa Remaja Akhir (18-21 tahun)
Pada rentang usia ini remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja
sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan
sendiri, dengan itikad baik dan keberanian. Remaja mulai memahmi arah
kehidupannya, dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai
pendirian sendiri berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya
(Kartono, 1990).
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri pada narapidan remaja di Lapas Klas IIA Anak
Tanjung Gusta Medan. Konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek
diri, aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis, yang didasarkan pada
pengalaman dan interaksi dengan orang lain dan konsep diri juga merupakan suatu
hal yang penting dalam pengintegrasian kepribadian, memotivasi tingkah laku
sehingga pada akhirnya akan tercapainya kesehatan mental. Tingkat kriminalitas
yang terjadi pada anak usia remaja merupkan respon yang kurang wajar bahkan
amoral pada anak. Dalam konsep dirinya anak tidak dapat menunjukkan siapa
dirinya dan apa perannya didalam masyarakat sesuai dengan tugas
perkembangannya. Sehingga menimbulkan penyimpangan perilaku dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri : - Reaksi dari orang lain - Perbandingan dengan orang lain - Peranan individu - Identifikasi terhadap orang lain
Konsep diri
− Positif − Negatif
Gambar 1. Kerangka konseptual penelitian
19
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
3.2 Defenisi Operasional
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah aspek-aspek yang
berpengaruh terhadap perkembangan pribadi seseorang indivudu mencakup reaksi
dari orang lain, perbandingan dengan orang lain, peranan individu, identifikasi
terhadap orang lain.
Reaksi dari orang lain adalah respon yang diberikan oleh orang lain dan
menghasilkan tanggapan dari diri individu tersebut karena orang yang memberi
respon sangat berarti.
Perbandingan dengan orang lain adalah pandangan individu itu sendiri
terhadap orang lain sehingga timbul perbandingan.
Peranan individu adalah keikut sertaan individu dengan peran yang
berbeda-beda dengan cara-cara tertentu pula.
Identifikasi terhadap orang lain adalah suatu proses melakukan peniruan
dan akan menyamakan dirinya dengan seseorang yang dinyatakan memiliki
kelebihan darinya.
Konsep diri negatif adalah jika individu meyakini dan memandang bahwa
dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal,
malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.
Konsep diri positif adalah jika individu, penuh percaya diri, terlihat
optimis dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap
kegagalan yang dialaminya.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
3.3 Hipotesa Penelitian
Hasil uji hipotesa menggunakan analisa korelasi regresi linear ganda
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja,
menunjukkan bahwa bahwa H0 yang telah ditetapkan ditolak. Lebih lanjut hasil
uji hipotesa dapat diraikan sebagai berikut :
a. Reaksi dari orang lain sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi konsep
diri pada narapidana remaja.
b. Perbandingan dengan orang lain salah satu faktor yang mempengaruhi
konsep diri pada narapidana remaja.
c. Peranan individu sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri
pada narapidana remaja.
d. Identifikasi terhadap orang lain salah satu faktor yang mempengaruhi
konsep diri pada narapidana remaja.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif korelasi yaitu jenis penelitian yang menelaah hubungan
antara variabel-variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek (Notoatmojo,
2002). Hal ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja di Lapas Klas IIA Anak
Tanjung Gusta Medan.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua narapidana di Lapas
Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan dengan jumlah 816 orang.
4.2.2 Sampel
Pada penelitian ini penetuan jumlah sampel dengan tekhnik
purposive sampling disebut juga dengan judgemet sampling adalah peneliti
mengembangkan kriteria tertentu yang dianggap representatif. Penentuan
jumlah sampel minimal yang dibutuhkan 10% dari populasi, sehingga
didapat jumlah satu kelompok sampel sebanyak 80 orang (Patricia Ann
Dempsey, 2002).
22
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Klien berusia 12-21 tahun,
2. Klien berstatus sebagai narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Anak Tanjung Gusta Medan
3. Bersedia menjadi responden penelitian
4.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung
Gusta Medan di Propinsi Sumatera Utara, adapun alasan pemilihan lokasi pada
tempat tersebut karena narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak
Tanjung Gusta Medan terdiri dari usia 12-21 tahun dan merupakan lembaga
pembinaan terhadap orang yang dijatuhi hukuman penjara atau kurungan yang
terbukti melakukan kejahatan dan pelanggaran. Selain itu, penelitin tentang
analisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada remaja belum pernah
dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan.
4.4 Pertimbangan etik
Dalam penelitian ini dilakukan pertimbagan etika, yaitu penjelasan kepada
calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan
penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan
untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika mengundurkan diri selama
proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan risiko
bagi individu yang menjadi responden, baik risiko fisik maupun psikis.
Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak
menuliskan nama responden pada instrumen dan peneliti memusnahkan instrumen
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
penelitian setelah proses penelitian selesai . Data- data yang diperoleh dari
responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
4.5.1 Kuesioner Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti
menggunakan alat pengumpalan data berupa kuesioner yang sebagian
disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep
dan tinjuan pustaka dan sebagian lagi diadopsi dari Azwar (2003). Setelah
dimodifikasi terlebih dahulu. Instrumen ini terdiri dari 3 bagian, yaitu
kuesioner data demografi, kuesioner data faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja dan kuesioner
pembentukan konsep diri.
Kuesioner data demografi terdiri dari suku, usia, pendidikan,
agama, pekerjaan, tindakan kriminal yang dilakukan.
Kuesioner data faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
remaja meliputi respon dari orang lain, perbandingan dengan orang lain,
peran individu, dan identifikasi terhadap orang lain terdiri dari 15
pertanyaan dan merupakan pertanyaan tertutup (dichotomy ended) dengan
pilihan jawaban ”ya” atau ”tidak”. Kuesioner data dalam pembentukan
konsep diri meliputi konsep diri negatif dan konsep diri positif terdiri dari
11 pertanyaan, dan merupakan pertanyaan dengan menggunakan skala
likert.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
4.5.2 Reliabilitas Instrumen
Kuesioner data faktor–faktor yang mempengaruhi konsep diri perlu
di uji reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar derajat kemampuan alat ukur tersebut mengukur secara
konsisten sasaran yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur
yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada
kelompok subyek (Ritonga, 1997).
Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas konsistensi internal
karena memiliki kelebihan yaitu, pemberian instrumen hanya satu kali
dengan satu bentuk instrumen kepada satu subjek studi (Dempsey &
Dempsey, 2002 ; Azwar, 2003).
Menurut Arikunto (2002) uji reliabilitas untuk jenis kuesioner
dichotomy dengan jumlah pertanyaan ganjil adalah dengan menggunakan
formula KR-20. Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri adalah 0.98.
Menurut Nursalam (2001), uji reliabilitas dilakukan terhadap 10
orang respnden. Responden yang diambil untuk uji reliabilitas tersebut
harus mampu menggambarkan karakteristik resonden yang disajikan
sebagai sampel dalam penelitian.hasil uji reliabilitas untuk kuesioner
pembentukan konsep diri terhadap 10 orang responden adalah 0.815,
sehingga 10 orang responden yang sudah dijadikan sebagai uji reliabilitas
bisa dimasukkan ke dalam sampel karena tidak ada perubahan data
kuesioner dan karakteristik responden tidak berubah.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Menurut Burns & Grove (1993) suatu instrumen dikatakan reliabel
bila nilai uji reliabilitas lebih dari 0.70, dengan demikian kuesioner faktor-
faktor yang mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja sudah
reliabel sehingga layak digunakan dalam penelitian ini.
4.6 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner atau angket.
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat surat izin pelaksanaan
penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran USU dan surat izin dari lokasi penelitin yaitu Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan. Pada saat pengumpulan
data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan
penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasai diminta
untuk menandatangani informed concent. Responden bersedia diwawancarai
dengan panduan lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada
pertanyaan yang tidak dipahami. Bagi responden yang tidak dapat membaca dan
menulis, peneliti mengambil data dengan wawancara dengan berpedoman pada
pertanyaan yang terdapat dilembar kuesioner. Setelah selesai, kemudian peneliti
memeriksa kelengkapannya. Jika masih ada data yang kurang lengkap, maka
dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.
4.7 Analisa Data
Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai dengan
editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian entry (memasukkan) data
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
kedalam komputer. Setelah itu mengevaluasi deskriptif statistik, dan tahap
selanjutnya melakukan tabulasi data dan analisa data sesuai dengan uji statistik
regresi linear ganda.
Pengolahan data demografi dilakukan untuk mendiskripsikan frekuensi
dan persentase.
Pengolahan data faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada
narapidana remaja terdiri dari reaksi dari orang lain, perbandingan dengan orang
lain, peranan individu, dan identifikasi terhadap orang lain. Untuk jawaban ” ya”
nilainya 1 dan jawaban ”tidak” nilainya 0, dengan jawaban berupa tanda cheklist.
Untuk menilai data terhadap pembentukan konsep diri positif dan negatif pada
narapidana remaja dengan memakai rentang berdasarkan rumus (Sudjana 2002)
maka dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas pertama (11-20) yaitu konsep diri negatif,
dan kelas kedua (21-29) yaitu konsep diri positif. Untuk faktor reaksi dari orang
lain (kuesioner 1-3) mempunyai nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 3, untuk faktor
perbadingan dengan orang lain (kuesioner nomor 4-7) nilai terendah 0 dan nilai
tertinggi 4, untuk faktor peranan individu (kuesioner nomor 8-11) nilai terendah 0
dan nilai tertinggi 4, untuk faktor identifkasi terhadap orang lain (kuesioner nomor
12-15) nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 4. Untuk penilaian pembentukan
konsep diri, terdiri dari 11 pertanyaan, jawaban berupa tanda cheklist dengan
jawaban untuk pernyataan A deberi skor 1, B diberi skor 2, C diberi skor 3.
Sehingga diperoleh nilai terendah 11 dan nilai maksimum 29.
Metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan dan menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap konsep diri adalah metode analisis
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
korelasi regresi linear ganda. Metode ini digunakan karena jumlah variabel
bebas.
Untuk menganalisa data peneliti menggunakan alat bantu komputer
dengan program SPSS versi 11,0. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode
backward. Metode backward digunakan untuk menganalisa faktor- faktor yang
mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja. Awalnya faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri yang diteliti akan dianalisis pengaruhnya terhadap
pembentukan konsep diri . Faktor yang paling kecil pengaruhnya dikeluarkan dari
proses analisa data. Kemudian faktor yang mempengaruhi konsep diri secara
bersamaan dan faktor yang mempengaruhi konsep diri yang paling kecil
pengaruhnya dikeluarkan lagi dari proses analisa data. Hal ini akan berlanjut terus
hingga didapatkan satu faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap
pembentukan konsep diri.
Analisis korelasi tersebut menggunakan uji F-test dengan tingkat
kemaknaan 5% (α = 0.5% ). Bila nilai F- hitung lebih besar dari F- tabel (F –tabel
= 2.73) atau p<0.05 (nilai signifikannya lebih kecil dari 0.05) maka faktor-faktor
yang mepengaruhi konsep diri berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri.
Sifat hubungan faktor-faktor yang mempenaruhi konsep diri terhadap
pembentukan konsep diri ditentukan oleh nilai r pada hasil analisa data. Bila
harga r antara 0.1-0.3 hubungan dan interprestasinya lemah, 0.3-0.5 hubungan dan
interprestasinya memadai, dan 0.5-1 hubungan dan interprestasinya kuat
(Arikunto, 2002)
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Dari hasil pengumpulan data diperoleh informasi bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri yang diteliti, memiliki hubungan yang negatif terhadap
pembentukan konsep diri pada narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan.
Berikut ini akan dijabarkan deskripsi dan persentase karakteristik
responden, selain dideskripsikan hasil uji statistik tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri pada narapidana remaja, juga dipaparkan, serta di
deskripsikan dan persentase pembentukan konsep diri pada narapidana remaja.
a. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah narapidana remaja dengan usia 12-
21 tahun, dan berada di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta
Medan. Jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah 80 orang.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Narapidana
Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung
Gusta Medan. (n=80)
Karakteristik Frekuansi Persentase Usia 12-16 tahun 16 20.0 17-21 tahun 64 80.0 (Mean=18.32 ; SD= 1.52)
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 5.1 (Lanjutan). Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik
Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Anak Tanjung Gusta Medan. (n=80)
29
Karakteristik Frekuansi Persentase Suku Batak 47 58.8 Jawa 24 30.0 Minang 3 3.8 Lain-lain 6 7.3 (China, Aceh, Kalimantan,India) Agama Islam 32 40.0 Kristen 38 47.5 Hindu 3 3.8 Budha 7 8.8 Pendidikan SD 23 28.8 SLTP 33 41.3 SLTA 13 16.3 Perguruan Tinggi 3 3.8 Tidak Bersekolah 8 10.0 Pekerjaan Ngamen 5 6.3 Jual koran 3 3.8 Anak jalanan 9 11.3 Tidak bekerja 52 65.0 Lain-lain 11 14.0 (Pelajar, Pedagang, Mekanik, Karyawan, dan Nelayan) Tindakan Kriminal Pengedar Narkoba 13 16.3 Pemakai Narkoba 24 30.0 Mencuri 24 30.0 Membunuh 6 7.5 Lain-lain 13 16.2 (Pelecehan seksual dan penggelapan)
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 5.1, menunjukkan bahwa mayoritas responden (80.0%), berada pada
rentang usia 17-21 tahun (Mean= 18.32 ; SD= 1.52), suku Batak(58.8%) diikuti
suku Jawa (30.0%). Sebagian besar responden (47.5%) beragama kristen, latar
belakang pendidikan adalah SLTP (41.3%). Mayoritas responden tidak bekerja
(65.0%). Tindakan kriminal yang pernah dilakukan adalah pemakai narkoba
(30.0%) dan mencuri (30.0%).
5.1.1 Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Terhadap Pembentukan Konsep Diri Pada Narapidana
Remaja
Hasil analisa data dengan menggunakan regresi linear ganda
menunjukkan bahawa faktor –faktor yang mempengaruhi konsep diri
yakni, reaksi dari orang lain, perbandingan dengan orang lain, peranan
individu,dan identifikasi terhadap orang lain tidak mempengaruhi
pembentukan konsep diri pada nara pidana remaja dengan hubungan yang
tidak signifikan, dmana P= 0.129( P>0.05) dan F0 =2.350 lebih kecil dari
Ft (Ft =2.52).
Untuk menganalisa data penelitian menggunakan, metode
backward digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri pada narapidana remaja. Awalnya faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri yang diteliti seperti reaksi dari orang lain,
perbandingan dengan orang lain, peranan individu, identifikasi terhadap
orang lain, dianalisis pengaruhnya terhadap pembentukan konsep diri pada
narapidana remaja. Faktor yang paling kecil pengaruhnya dikeluarkan dari
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
proses analisa data dalam hal ini yang dikeluarkan adalah perbandingan
orang lain. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
sisanya (reaksi dari orang lain, peran individu, identifikasi terhadap orang
lain) dianalisis lagi pengaruhnya terhadap pembentukan konsep diri pada
narapidana remaja secara bersamaan dan faktor yang mempengaruhi
konsep diri yang paling kecil pengaruhnya (identifikasi terhadap orang lain
dan peranan individu) karena memiliki nilai yang sama maka dikeluarkan
dari proses analisa data, sehingga didapatkan satu faktor yang
mempengaruhi pembentukan konsep diri pada narapidana remaja dapat
dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.2 Deskriptif Statistik Pengaruh Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana Remaja.
Decriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
Reaksi dari orang lain 80 .00 3.00 1.83 1.3 Perbandingan dengan 80 .00 4.00 2.17 1.91 oranglain. Peranan individu 80 4.00 11.00 9.91 2.34 Identifikasi terhadap 80 .00 4.00 1.91 2.00 orang lain. Valid N (listwise ) 80
Tabel 5.3 Hasil Uji regresi linear ganda Terhadap Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana Remaja.
Mode df 1 df 2 F P-value (sig).
a 4 75 2.350 .129 b 3 76 2.136 .148 c 1 77 7.863 .006
a Identifikasi terhadap orang lain, peranan individu, perbandingan individu,
reaksi dari orang lain
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
b Identifikasi terhadap orang lain, peranan individu, reaksi dari orang lain c Reaksi dari orang lain
Faktor –faktor yang mempengaruhi konsep diri memiliki hubungan yang
negatif dengan pembentukan konsep diri pada narapidana remaja dengan
interpretasi lemah r = -0.171 (R<0.3). Dan diperoleh satu faktor yang paling besar
pengaruhnya terhadap pembentukan konsep diri pada narapidana remaja yaitu
faktor reaksi dari orang lain dengan interpretasi memadai r =0.303 (R>0.5).
Hasil regresi linear ganda terhadap hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri dengan pembentukan konsep diri pada narapidana
remaja, dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Hasil Uji regresi liner ganda Terhadap Hubungan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Narapidana Remaja.
Mode r df 1 df 2 Sig.F change
a. - .171 4 75 .129
a Identifikasi terhadap orang lain, peranan individu, perbandingan individu,
reaksi dari orang lain. b
5.1.2 Deskripsi Pembentukan Konsep Diri Pada Narapidana Remaja
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 80 responden, terdapat 10 % responden yang memiliki konsep diri negatif, dan 90% responden yang memiliki konsep diri positif. Distribusi frekueansi dan persentase tingkatan pembentukan konsep diri pada narapidana remaja dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5 Distribusi Frekuansi dan Persentase Tingkatan Pembentukan
Konsep Diri Pada Narapidana Remaja (n=80)
No. Pembentukan konsep diri Rentang Frekuensi Persentase 1. Negatif 11-21 8 10.0 2 Positif 22-29 72 90.0
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Distribusi frekuensi dan persentase pembentukan konsep diri pada
narapidana remaja dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pembentukan Konsep
Diri Pada Narapidana Remaja (n=80)
No. Pembentukan Frekuensi Persentase
Konsep diri 1. Pada saat masuk penjara saya merasa : Biasa saja, tidak merasakan apa-apa 11 13.8 Frustasi 8 10.0 Menyesal 61 76.3 2. Pernah menyalahkan diri : Tidak pernah 11 13.8 Pernah 69 86.3 3. Membahagiakan orang yang dicintai : Tidak pernah 4 5.0 Kadang-kadang 18 22.5 Pernah 58 72.5 4. Jika sakit sikap keluarga : Tidak ada 8 10.0 Membantu memulihkan 72 90.0 5. Sikap orangtua : Orangtua membeda-bedakan 7 8.8 Tidak membeda-bedakan 73 91.3 6. Membenci diri sendiri : Saya membenci 20 25.0 Kadang-kadang 32 40.0 Tidak membenci 28 35.0 7. Jika berdiri didepan orang lain : Tidak percaya diri 12 15.0 Kurang percaya diri 41 51.3 Percaya diri 27 33.6 8. Cita-cita, usaha mewujudkan : Tidak punya cita-cita 5 6.3 Punya, dan tidak mau mewujudkan 7 8.8 Punya dan mau mewujudkan 68 85.0 9. Jika gagal, usaha yang dilakukan : Menyerah 11 13.8 Menunggu bantuan 2 2.5
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Memperbaiki 67 83.8
Tabel 5.6 (Lanjutan). Distribusi Frekuensi dan Persentase
Pembentukan Konsep Diri pada Narapidana Remaja (n=80)
No. Pembentukan Frekuensi Persentase konsep diri 10. Kegagalan awal dari keberhasilan : Tidak setuju 14 17.5 Kurang setuju 10 12.5 Setuju 56 70.0 11. Penyesalan saat melakukan kejahatan : Tidak ada 9 11.3 Ada 71 88.8
Deskriptif statistik prmbentukan konsep diri pada nara pidana remaja dapat dilihat
pada tabel 5.7
Tabel 5.7 Deskriptif Statistik Pembentukan Konsep Diri Pada
narapidana remaja.
Decriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation Pembentukan 80 16.00 29.00 25.16 3.38 Konsep Diri Valid N (listwise ) 80
5.2 Pembahasan
Dalam pembahasan akan dijabarkan mengenai hasil penelitian,
diantaranya, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri terhadap pembentukan
konsep diri pada narapidana remaja.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
5.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Terhadap
Pembentukan Konsep Diri Pada Narapidana Remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri seperti, reaksi dari orang lain, perbandingan
dengan orang lain, peran individu, dan identifikasi terhadap orang lain
tidak mempengaruhi konsep diri responden, dimana P= 0.129 (P>0.05),
dan F0=2.350 (Ft<2.52). Secara keseluruhan sebagai satu kesatuan faktor-
faktor yang mempengaruhi konsep diri memliki hubungan yang negatif
dengan interpretasi lemah r = - 0.171. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesa penelitian H0 diterima. Dan faktor reaksi dari orang lain
mempengaruhi pembentukan konsep diri pada narapidana remaja dengan
nilai signifikan P= 0.006 (P<0.05), dan F0 = 7.863, (Ft >2.52).
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Argy dalam Hardy & Hayes (1998)
mengatakan bahwa konsep diri remaja dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
reaksi dari orang lain, perbandingan dengan orang lain, peranan individu,
identifiksai terhadap orang lain, seharusnya dapat ditemukan hubungan
yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
terhadap pembentukan konsep diri pada narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan. Namun
kenyataannya, pada studi ini ditemukan hubungan negatif dengan
interpretasi lemah. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, salah
satunya faktor ekonomi, hal ini didukung dari data demografi responden,
bahwa 60% responden tidak memiliki pekerjaan dan tindakan kriminal
terbanyak adalah mencuri 30%. Hal ini sesuai dengan penyataan
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Bawengan (1991) dari hasil penelitiannya pada sejumlah narapidana yang
melakukan pencurian dan telah dihukum dirumah penjara Ambon. Semua
narapidana Ambon melakukan pencurian sebagai akibat tekanan ekonomi.
Hal ini sependapat dengan pernyataan Rand Connger (Sigelman dan
Shaffer, 1975) orangtua yang mengalami tekanan ekonomi atau perasaan
tidak mampu mengatasi masalah finansialnya, cenderung menjadi depresi
dan mengalami konflik keluarga akhirnya mempengaruhi masalah remaja
seperti kenakala remaja dan tindakan kriminalitas.
Faktor yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock (1996)
bahwa ada 12 faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu: 1) fisik; 2)
tempo kematangan biologis; 3) sikap terhadap anggota keluarga; 4)
harapan orang tua; 5) sikap terhadap teman sebaya; 6) masalah pribadi
keluarga; 7) masalah ekonomi keluarga; 8) sekolah; 9) pendapat teman
sebaya; 10) agama; 11) kesempatan sekolah; dan 12) pengaruh radio-
televisi.
Menurut penelitian Maria (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri yaitu, Usia, tingkat pendidikan, dan lingkungan. Grinder
(1978), berpendapat bahwa konsep diri pada masa anak-anak akan
mengalami peninjauan kembali ketika individu memasuki masa dewasa.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa konsep diri
dipengaruhi oleh meningkatnya faktor usia.
Pendapat tersebut diperkuat oleh hasil penelitiannya
Thompson1973 (dalam Partosuwido, 1992) yang menunjukkan bahwa
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
nilai konsep diri secara umum berkembang sesuai dengan semakin
bertambahnya tingkat usia.
Pengetahuan merupakan bagian dari suatu kajian yang lebih luas
dan diyakini sebagai pengalaman yang sangat berarti bagi diri seseorang
dalam proses pembentukan konsep dirinya. Pengetahuan dalam diri
seorang individu tidak dapat datang begitu saja dan diperlukan suatu
proses belajar atau adanya suatu mekanisme pendidikan tertentu untuk
mendapatkan pengetahuan yang baik, sehingga kemampuan kognitif
seorang individu dapat dengan sendirinya meningkat. Hal tersebut
didasarkan pada pendapat Epstein (1973) bahwa konsep diri adalah
sebagai suatu self theory, yaitu suatu teori yang berkaitan dengan diri yang
tersusun atas dasar pengalaman diri, fungsi, dan kemampuan diri
sepanjang hidupn.
Shavelson & Roger (1982) berpendapat bahwa konsep diri
terbentuk dan berkembang berdasarkan pengalaman dan interpretasi dari
lingkungan, terutama dipengaruhi oleh penguatan-penguatan, penilain
orang lain, dan atribut seseorang bagi tingkah lakunya.
Menurut Rahmat (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri pada remaja yaitu, orang lain dan kelompok rujukan (reference
group). Sullivan (dalam Rahmat, 2004) menjelaskan bahwa jika kita
diterima oleh orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita,
kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita.
Sebaliknya jika orang lain merendahkan, menyalahkan, dan menolak kita,
kita akan cenderung tidak menyenangi diri kita.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita mengikuti organisasi atau
kelompok masyarakat yang memiliki norma-norma tertentu. Kelompok
itulah yang secara emosional mengikat kita dengan norma-norma dan ciri-
ciri kelompok tersebut.
Berikut akan dijabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep
diri pada narapidana remaja yang diawali dari faktor yang paling hingga
faktor yang paling besar pengaruhnya dari analisa backward .
a. Perbandingan Dengan Orang Lain
Dalam tahap perkembangan remaja, mereka atau individu tersebut
sering membandingakn dirinya dengan orang lain, khususnya teman sebaya.
Dari hasil data yang diperoleh dari responen narapidana di lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan, menunjukkan bahwa
sebanyak 54.1% responden sering membanding-bandingkan dirinya dengan
orang lain dan 45.9% responden tidak membanding-bandingkan dirinya
dengan orang lain khususnya teman sebaya. Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang dinyatakan oleh Hans sebald (Sigelman dan Shaffe, 1995) bahwa teman
sebaya memberikan pengaruh dalam memilih : cara berpakaian, hobi,
perkumpulan dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Mereka mampu melihat
bahwa orang itu sebagai individu yang unik, dengan perasaan, nilai-nilai,
minat dan sifat-sifat kepribadian yang beragam, sehingga remaja itu sendiri
dapat meniru dan menemukan teman yang memiliki kesamaan dalam hal
minat, nilai-nilai, dan pendapat. Peter dan Anna Freud mengemukakan, bahwa
kelompok teman sebaya memberikan kesempatan yang penting untuk
pemahaman tentang konsep diri, masalah dan tujuan yang lebih jelas. Namun
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
sering sekali kelompok teman sebaya memberikan kontribusi negatif terhadap
perkembangan konsep diri remaja. Penelitian Kandel (Adam dan Gullota,
1983) mengemukakan bahwa kesamaan dalam menggunakan obat-obat
terlarang, merokok, mencuri, minum-minuman keras mempunyai pengaruh
yang kuat dalam pemilihan teman. Hal ini disebabakan remaja dituntut oleh
masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk belajar kemandirian sosial, warga
negara yang bertanggungjawab, pernikahan dan hidup berkeluarga,
kompetensi vokasional (Conger 1983).
b. Identifikasi Terhadap Orang Lain
Identifikasi terhadap orang lain khususnya tokoh idola sangat
berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri. Menurut Gunarsa (2003)
menyatakan bahwa tokoh-tokoh identifikasi yang benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan sangat penting dalam perkembangan konsep dirinya
khususnya identitas diri, orangtua dalam hubungan dengan anak tercipta
adanya suasana yang baik. Sehingga memungkinkan terjadinya identifikasi
orangtua. Identifikasi hampir dapat disamakan dengan penilaian, aspek-aspek
lain dari kepribadian seseorang akan diambilnya dan dijadikan bagian dari
kepribadianya. Menurut penelitian koordinator MSI UII (2007), menyatakan
bahwa sejauh mana remaja mampu meraih identitas dirinya dalam
pembentukan konsep dirinya tergantung remaja menempatkan diri dengan
memperoleh tokoh idola, teman sebaya baik dalam kelompok, teman sebaya,
(peer) atau dalam keluarga.
Hasil penelitian yang dilakukan pada narapidana di Lapas Klas IIA A nak
Tanjung Gusta Medan menunjukkan bahwa 52.5% responden tidak memiliki
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
tokoh identifikasi dan 47.5%, atau dengan perkataan lain dapat disebutkan
bahwa sebagian besar responden belum memiliki tokoh identifikasi dalam
membentuk konsep dirinya dan mungkin para remaja masih mencari tokoh
identifikasihnya sendiri yang menentukan cara hidup dewasa dikemudian hari.
c. Peranan Individu
Peran individu yaitu norma dan harapan mengenai tingkah laku
individu yang dimiliki oleh orang-orang dilingkungan dekat dengan individu.
Menurut penelitian Maria (2007), bahwa peran persepsi keharmonisan
keluarga mempengaruhi terhadap pembentukan konsep diri, hal ini sama
seperti yang dinyatakan oleh Santrock 1996 (dalam Maria, 2007) bahwa faktor
yang paling berperan membentuk konsep diri adalah faktor keluarga,
lingkungan, terutama teman sebaya. Mengingat banyaknya perubahan peran
sosial yag dialami dan dihayati sorang remaja sesuai semakin majemuknya
suatu masyarakat, suku, maka dapat dibayangnkan betapa banyak masalah
yang dihadapinya. Jika remaja tidak mampu mengatasi konflik peran dalam
dirinya, maka dirinya akan masuk kejalan yang salah, kasus-kasus
penyalahgunaan narkoba, atau kenakalan remaja lainnya bahkan kriminalitas.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan, sesuai dengan
pernyataan Santrock 1996 dalam (Maria, 2007), diperoleh data 55.9%
responden melakukan peran sesuai dengan tuntutan lingkungannya dan 44.1%
tidak melakukan peran sesuai dengan tuntutan lingkungannya.Atau dengan
kata lain dapat disebutkan bahwa sebagian besar responden melakukan peran
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
di lingkungannya sesuai dengan tugas perkembangan remaja memperoleh
peran sosial.
d. Reaksi Dari Orang Lain
Hasil penelitian ni menunjukkan bahawa dari ke empat faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri diteliti, faktor reaksi dari orang lain yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap pembentukan konsep diri, itu
berkembang berdasarkan pengalaman dan interpretasi dari lingkungan,
penilaian dari orang lain, bagaimana orang lain memperlakukan indvidu, dan
apa yang dikatakan orang lain tentang individu akan dijadikan acuan untuk
menilai dirinya sendiri. Rosenberg dalam (Demo dan Seven-Williams, 1984).
Masa remaja merupakan saat individu mengalami kesadaran akan dirinya
tentang bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya. Pernyataan ini
didukung oleh Cooley dalam (Harry dan Hayes, 1998) membuktikan bahwa
dengan mengamati pencerminan perilaku terhadap respon yang diberikan oleh
orang lain maka individu dapat mempelajari dirinya sendiri dan sangat
berpengaruh dalam pembentukan konsep diri. Jadi jika orang lain merespon
secara negatif, maka hal itu dapat membawa akibat yang cukup serius bagi
konsep diri individu.
Hasil penelitian terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarkatan Klas IIA
Anak Tanjung Gusta Medan, menunjukkan bahwa sebagian besar responden
(60.8%) mendapat reaksi dari orang lain terhadap diri individu, dan (39.2%)
responden tidak mendapat reaksi dari orang lain terhadap diri individu. Atau
dengan kata lain sebagian besar perilaku individu mendapat responden dari
orang lain, sehingga individu dapat mempelajari dirinya sendiri.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
5.2.2 Pembentukan Konsep Diri
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 80 responden yang
diteliti, terdapat 90% responden yang memiliki konsep diri positif dan
10% responden memiliki konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan
karena usia rata-rata 17-21 tahun dan sebagian besar responden menyesali
perbuatannya dan ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, dan rata-
rata responden memiliki cita-cita dan optimis mau mewujudkannya.
Sarwono (1997), usia 17-21 tahun dan berada pada masa remaja
akhir secara psikologis emosinya sudah stabil dan pemikiran sudah matang
(kritis), egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dalam pengalaman-pengalaman baru, dan sudah mampu
menyeimbangkan kepetingan diri sendiri dengan orang lain. Gunarsa
(2003) menyatakan usia 12-22 tahun penuh dengan perubahan-perubahan
fisik dan psikis, seperti halnya pelepasa dari ikatan emosionil dengan
orang tua dan pembentuksn rencana hidup dan sistem nilai sendiri. Pada
masa ini lebih mengutamakan perubahan dalam lingkungan hidup yang
lebih luas yakni masyarakat dimana ia hidup, tinjauan psikologisnya
dilakukan terhadap usaha remaja memperoleh tempat dalam masyarakat
dengan peranan yang tepat.
Rogers dalam Suryabrata (1995) mengemukakan bahwa
kebanyakan cara bertingkah laku yang diambil indivdiu adalah yang
selaras dengan konsepsi self. Apabila dalil ini benar, maka cara yang
paling baik untuk mengubah tingkah laku adalah dengan mengubah
konsep diri. Apabila sebelumnya individu mempunyai perilaku
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
manajemen diri yang buruk, hal ini dapat diubah dengan terlebih dulu
mengubah konsepsi individu terhadap dirinya sendiri.
Amin (2004) mengungkapkan satu teori yang berkenaan dengan
konsep diri yaitu kepribadian Zero Base, berarti cara pandang, berpikir,
membuat pilihan dan memberikan respons dengan mengembalikan
segalanya pada akar, pada dasar permasalahan. Individu dengan
pandangan Zero Base. dapat dikatakan telah membentuk konsep diri yang
positif dalam dirinya. Dengan konsepsi positif, individu memiliki kekuatan
untuk merubah pandangan negatif yang selama ini melingkupi ruang pikir
individu.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Anak Tanjung Gusta Medan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri yaitu reaksi dari orang lain, perbandingan dengan
orang lain, peran individu, identifikasi terhadap orang lain berhubugan secara
negatif dengan interpretasi lemah terhadap pembentukan konsep diri narapidana
remaja (r = -0.171) dengan nilai signifikan yang tidak dapat diterima P= 0.129(
P>0.05) dan F0 =2.350 lebih kecil dari Ft (Ft =2.52), sehingga dapat disimpulakan
hipotesa penelitian tidak dapat diterima, artinya tidak ada hubungan faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri terhadap pembentukan konsep diri pada
narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta
Medan.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Praktek Keperawatan
Dalam praktek keperawatan perlu mempertimbangkan faktor-
faktor lain selain faktor kepribadian terhadap pembentukan konsep diri
remaja yang berada di Lembaga Pemasyarakatan pada sahat memberikan
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
asuhan keperawatan yang kompeherensif dapat diintegrasikan dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
6.2.2 Untuk Pendidikan Keperawatan
Dalam pendidikan keperawatan perlu diberikan penekanan materi
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada remaja yang
menyimpang perilakunya sehingga perawat memiliki kompetensi
psikologi yang dapat digunakan untuk memberikan layanan kesehatan bagi
remaja sesuai dengan kebutuhan.
6.2.3 Bagi penelitian selanjutnya
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menganalisa faktor-faktor yag
mempengaruhi konsep diri pada remaja dari segi psikologisnya saja ,
sehingga disarankan kepada penelitian selanjutnya agar melakukan
penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor-faktor lainnya seperti usia,
tingkat pendidikan, masalah ekonomi keluarga, pengaruh teman sebaya,
harapan orang tua, agama, pengaruh sistem tekhnologi terhadap
pembentukan konsep diri pada narapidana remaja.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. (edisi revisi kelima). Jakarta :
PT. Renika Cipta. Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. (edisi pertama). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Bawengan, Gerson. W. (1991). Pengantar Psikologi Kriminil. (edisi I). Jakarta :
Pradnya Paramita. Calhoun, F. & Acocella, Joan Ross. (1990). Psikologoi Tentang Penyesuaian
Hubungan Kemanusiaan. (edisi ketiga). Semarang : Ikip Semarang Press. Centi, J Paul. (1993). Mengapa Rendah Diri ? Yogyakarta : Kansius. Daslan, S. (2004). Statistikan Untuk Kedokteran Kesehatan. Jakarta : PT. Arkans. Elias, Maurice J. (2002). Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung :
Kaifa. E_psikologi. (2000). Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza. Dibuka
pada 02 Nopember, 2007 dari http://www.balipost.co.id Endah, Prasetyo. (2006). Studi Korelasi Konsep Diri dalam pengolaan diri
dengan Perilaku Agresif pada Narapidana Remaja. Dibuka pada 04 Nopember, 2007 dari http://www.psikolog.net.
Gunarso. (2003). Psikologi Remaja. (edisi I). Jakarta : PT. Gunung Mulia. Hardy, Malkcom & Hayes, Steve.(1985).Pengantar Psikologi. (edisi kedua).
Jakarta: Erlangga
Hurlok, Elizabeth B. (1999). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.(Edisi Kelima). Jakarta : Erlangga
International Labour Organization.(2006). Penelitian Tindakan Kriminalitas Pada
Remaja. Dibuka Pada 24 Maret 2007, dari http://www.media indonesia/2006/id.htm.
Kartono, Kartini. (1990). Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju. Lukman, (2007). Mengembangkan Program Pelatihan Remaja Efektif. Dibuka
pada 02 Nopember, 2007 dari http://www.msi-uii.net/baca.asp
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Maria Ulfa, (2007). Peran Persepsi Keluarga dan Konsep Diri terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Dibuka pada 02 Nopember, 2007, dari http://www.damandiri.or.id.
Monks ,F. J. & Knoers, A. M.P & Haditono, Siti Rahayu. (1999). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagi Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
48
Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta. Nursalam, (2001). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawan.
(edisi pertama). Jakarta: Salemba Medika.
Panjaitan, Iwan. (1995). Lembaga Pemasyarakatan. (edisi kedua), Jakarta: PT. Midas Surya Gafindo.
Ritonga, A. R. (1997). Statistika : Untuk Penelitian Psikolog Dan Pendidikan
Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Sarwono, (1997). Psikologi Remaja. (edisi I). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sarwono, Sarlito W. (2000). Psikologi Remaja. (edisi pertama). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. (edisi pertama). Jakarta : Pustaka Setia. Somantri, S. (2006). Psikolgi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Retika Aditama. Sujana. (1992). Metode Statistik. Bandung. Tarsito. Syamsu, Y. (2004). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.(edisi kelima).
Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya. Yoan, (2006). Korelasi Antara Konsep Diri Dengan Tingkatan Kedisiplinan.
Dibuka pada, 02 Nopember, 2007 dari http://www.psikologi.net
top related