afee proposal isi rev 2 (repaired)
Post on 28-Jun-2015
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara, yang
hanya 2% dari jumlah massa atmosfer. Kelembaban mutlak (absolut humidity)
merupakan berat uap air yang tertampung dalam volume udara (g/m3).
Kelembaban nisbi (relative humidity - RH) adalah % perbandingan
kelembaban mutlak terhadap kapasitas maksimumnya pada suhu sama.
Kelembaban 100% maksudnya adalah kondisi udara yang jenuh dengan uap
air. Makin tinggi temperatur, kapasitas udara makin besar sehingga
kelembaban relatif berkurang.[3]
Pengukuran kelembaban udara bermanfaat di berbagai bidang kehidupan
seperti penerbangan, pelayaran, pertanian, hankam[5], perindustrian,
pendidikan, dan lainnya. Dengan mengetahui tingkat kelembaban, pihak yang
bersangkutan dapat menganalisis langkah apa yang harus ditempuh untuk
melaksanakan tujuannya.
Pengukuran besaran fisis adalah salah satu langkah dalam pemrosesan
data.[4] Kelembaban merupakan salah satu besaran fisis yang sering dipakai
dalam suatu sistem kontrol baik hanya untuk sistem monitoring saja atau
untuk proses pengendalian lebih lanjut. Dengan demikian, diperlukan sebuah
alat pengukur kelembaban di lokasi tertentu yang dimonitoring atau yang akan
diproses untuk mendapatkan nilai kelembaban yang diperlukan. Berkaitan
1
2
dengan hal tersebut, penulis bermaksud membuat sebuah alat pengukur
kelembaban yang dikontrol oleh sebuah mikrokontroller.
Dalam pembuatan alat ukur ini akan digunakan metode psikrometri.
Metode psikrometri ini membandingkan dua parameter temperatur yang
disebut dengan dry bulb dan wet bulb. Dengan menggunakan metode ini,
diharapkan alat ukur yang dibuat mempunyai nilai ekonomis yang baik.[8]
1.2. Keaslian Peneitian
Penulis mengacu pada penelitian Thiang, Teguh Irwanto yang berjudul
ALAT UKUR KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PSIKROMETRI BERBASIS MIKROKONTROLLER MCS51.
Penelitian yang akan dilakukan penulis adalah ALAT UKUR
KELEMBABAN UDARA DENGAN METODE PSIKROMETRI
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA8535. Perbedaan
antara penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Thiang adalah menggunakan
LM35 dan MCS51[8], sedangkan penelitian penulis menggunakan LM75 dan
ATMEGA8535.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah bagaimana merancang dan membangun alat
menggunakan dua buah sensor suhu LM75 untuk mengukur kelembaban
udara menggunakan mikrokontroller ATMEGA8535.
3
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian dengan judul “ALAT UKUR
KELEMBABAN UDARA DENGAN METODE PSIKROMETRI
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA8535” yaitu:
1. Cara perhitungan kelembaban dengan metode psikrometri
2. Dua buah LM 75 digunakan sebagai pengganti termometer
3. Sensor suhu yang digunakan adalah LM75
4. Mikrokontroller yang digunakan ATMEGA8535 dengan pemrograman
bascom avr
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini
adalah membuat rancang bangun alat ukur kelembaban (higrometer) dengan
sensor suhu LM75 dengan kontrol dari ATMEGA8535.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain sebagai berikut :
1. Bagi penulis, diharapkan menambah keterampilan dan pengetahuan dari
perkuliahan dan praktikum yang pernah dijalani
2. Bagi institusi, menambah fasilitas peralatan penunjang pembelajaran dan
dapat digunakan untuk memonitoring kelembaban dalam laboratorium
3. Dalam bidang transportasi sebagai petunjuk perawatan kendaraan
4
4. Dalam bidang pertanian, untuk mengetahui pengaturan kelembaban ruang
penanaman
5. Dalam bidang hankam, sebagai petunjuk perawatan peralatan
6. Dalam bidang industri, untuk monitoring ruangan, proses, maupun
penanganan peralatan dan hasil produksi.
5
BAB II
DASAR TEORI
1.1. Tinjauan Pustaka
Jaja Kustija dan Andreas M.M. tahun 1999 menulis PENGUKURAN
KELEMBABAN RELATIF UDARA DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM DIGITAL. Higrometer digital menggunakan sensor RH yang dapat
mengubah besarnya kapasitansi sesuai denagn kelembaban relatif. Dengan
metode digital, dihasilkan sebuah higrometer digital yang memiliki daya
sensitivitas tinggi.[6]
Thiang, Teguh Irwanto tahun 2004 dengan judul ALAT UKUR
KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PSIKROMETRI BERBASIS MIKROKONTROLLER MCS51. Dengan LM
35 sebagai pengganti termometer dan MCS51 sebagai prosesor, alat ini
memerlukan rangkaian tambahan berupa multiplexer, pengkondisi sinyal,
ADC, baru dapat diproses di MCS51. Untuk penampil digunakan komputer
secara langsung. Alat yang dibuat melakukan pengukuran kelembaban relatif
dengan cukup baik. [8]
6
Indri Budiarto pada tahun 2007 berjudul RANCANG BANGUN
MONITORING KELEMBABAN UDARA DAN ARAH ANGIN PADA
SISTEM KLIMATOLOGI. Dengan empat buah sensor, data diproses dengan
mikrokontroller AT89S51 yang diprogram dengan bahasa assembler.
Penampil menggunakan komputer dan menyimpan data pada PC dalam
bentuk Ms-Excel.[5]
Hotmaida Sitohang pada tahun 2009 menulis SISTEM TELEMETRI
SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA8535. Sensor yang digunakan adalah sensor kelembaban SHT11
yang kemudian diproses langsung pada mikrokontroller ATMega8535 dan
ditampilkan melalui LCD.[7]
Penelitian yang akan dilakukan penulis adalah ALAT UKUR
KELEMBABAN UDARA DENGAN METODE PSIKROMETRI
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535. Penulis menggunakan
LM 75 supaya tidak memerlukan rangkaian pengkondisi sinyal, ADC, dan
langsung diproses oleh ATMEGA8535 serta penampilan data dengan LCD.
1.2. Landasan Teori
1.1.1. Sensor Suhu LM 75
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 75 yang
telah memiliki ADC sehingga tidak memerlukan ADC eksternal. LM 75
ini merupakan transducer yang menjadi sensor sekaligus mengolah sinyal
5
7
hingga bisa langsung diproses lebih lanjut. Konfigurasi LM 75 dapat
dilihat pada gambar 2.1.[1]
Gambar 2.1. LM 75 temperature sensor
Tingkat keakuratan LM 75 mencapai 20C pada range suhu -250C
hingga 1000C dan 30C pada range suhu -550C sampai 1250C. IC ini dapat
disupply tegangan dari 3.0V hingga 5.5V sehingga bias langsung
dihubungkan dengan mikrokontroller ATMEGA8535.
1.1.2. Mikrokontroller ATMEGA8535
Atmel, telah mengembangkan AVR (Alf and Vegard’s Risc
processor) sekitar tahun 1997. Berbeda dengan mikrokontroller MCS-51,
AVR menggunakan arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer)
yang mempunyai lebar bus data 8 bit. Perbedaan ini bisa dilihat dari
frekuensi kejanya. MCS-51 memiliki frekuensi kerja seperduabelas
frekuensi osilator sedangkan frekuensi kerja dari AVR sama dengan
frekuensi osilator. Jadi dengan frekuensi osilator yang sama, kecepatan
8
AVR dua belas kali lebih cepat dibanding kecepatan MCS-51. Secara
umum AVR dibagi menjadi 4 kelas, yaitu ATTiny, AT90Sxx, ATMega,
dan AT86RFxx. Perbedaan antartipe AVR terletak paa fitur-fitur yang
ditawarkan, sementara dari segi arsitektur dan set intruksi yang digunakan
hampir sama.
Fitur yang dimiliki ATMega8535 adalah [2]:
1. Flash EPROM 8 Kbyte dengan 130 set instruksi
2. 32 x 8 bit General Purpose Register
3. Port USART untuk komunikasi serial
4. RAM sebesar 512 byte
5. EEPROM sebesar 512 byte
6. 32 bit I/O
7. 4 buah PWM channel
8. 3 buah Timer/Counter
9. 6 kanal ADC 10 bit
10. Komparator analog
Konfigurasi Pin ATMega8535[2]
Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Dari
gambar tersebut dapat dijelasskan secara fungsional konfigurasi pin
ATmega8535 sebagai berikut :
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
9
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan
ADC.
4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0...PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan Timer Oscillator.
6. Port D (PD0...PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi
serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset
mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
10
Gambar 2.2. Konfigurasi pin ATMEGA8535
Mikrokontroller ini juga dioperasikan pada tegangan 4.5 - 5.5V
sehingga tidak memerlukan pengkondisi sinyal untuk berhubungan dengan
LM 75.
1.1.3. LCD
LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang
pengopersiannya menganut sistem dot matrix. LCD banyak di aplikasikan
untuk alat-alat elektronika seperti kalkulator, laptop, hand phone, dsb.
Komunikasi data yang dipakai menggunakan mode teks, artinya semua
informasi yang dikomunikasikan memakai kode American Standard Code
for Information Interchange (ASCII). Huruf dan angka yang akan
ditampilkan dalam bentuk kode ASCII, kode ini diterima dan diolah oleh
mikroprosesor LCD menjadi titik-titik pada dot matrix yang terbaca
sebagai huruf dan angka. Dengan demikian tugas mikrokontroler hanyalah
11
mengirim kode-kode ASCII, sehingga modul LCD menampilkan karakter
pada layar LCD sesuai kode ASCII yang dikirimkan.
Seluruh pengiriman data ke LCD adalah melalui saluran data DB4
– DB7. kombinasi sinyal RS, RW dan E sangat menentukan dalam proses
pengiriman data ke LCD. Kombinasi sinyal tersebut adalah:
1. Jika RS = 0, RW = 0 dan E berubah dari 1 ke 0, maka data yang
dikirim adalah perintah yang harus dilaksanakan oleh mikroprosesor
pada LCD.
2. Jika RS = 1, RW = 0 dan E berubah dari 1 ke 0, maka data yang
dikirim kode ASCII yang ditampilkan.
Huruf dan angka yang akan ditampilkan dalam bentuk kode ASCII,
kode ini diterima dan diolah oleh mikroprosesor LCD menjadi titik-titik
pada dot matrix yang terbaca sebagai huruf dan angka. Dengan demikian
tugas mikrokontroler hanyalah mengirim kode-kode ASCII untuk
ditampilkan.
.
Gambar 2.3. Susunan pin pada LCD 16 X 2 karakter
12
Fungsi masing-masing pin terdapat pada tabel .
Tabel 2.1. Pin pada tampilan LCD (datasheet LMB162AFC)
Pin LCD Simbol Level Logika I/O Fungsi1 VSS - - Ground2 VCC - - + 5 volt3 VEE - - Pengatur kontras4 RS 0/1 1 Input perintah (0) dan
input data (1)5 R/W 0/1 1 Tulis baca (0/1) LCD6 E 1 I/O Sinyal enable7 DB0 0/1 I/O Bus data baris 0 (LSB)8 DB1 0/1 I/O Bus data baris 19 DB2 0/1 I/O Bus data baris 210 DB3 0/1 I/O Bus data baris 311 DB4 0/1 I/O Bus data baris 412 DB5 0/1 I/O Bus data baris 513 DB6 0/1 I/O Bus data baris 614 DB7 0/1 I/O Bus data baris 7
15-16 Back Light - I/O Nyala LED
Panel LCD 16X2 ini memiliki dua baris 16 karakter. Luas dot
matrix 5 x 7 tiap karakter, terdiri dari 16 pin yaitu saluran data selebar 8
bit (DB0 – DB7), sinyal kontrol Enable Signal (E), Register Select (RS),
Read/Write (R/W), catu (VCC) dan terminal ground (VSS). Juga
dilengkapi dengan fasilitas Control Adjustment sebagai pengatur kontras
gelap terangnya nyala LED (Light Emiting Diode) yang dikombinasikan
dengan rangkaian eksternal.
1.1.4. Kelembaban Udara
Udara di amosfer ini dapat dikatakan terdiri atas tiga komponen
utama, yaitu udara kering, uap air, dan partikel – partikel pengotor seperti
asap, debu, dan lain – lain. Setiap komponen mempunyai andil dalam
13
persoalan pengkondisian udara. Udara kering sendiri terdiri atas beberapa
macam gas. Gas – gas utama adalah nitrogen (77%) dan oksigen (22%).
Selain kedua gas tersebut, juga ada karbondioksida dan beberapa gas mulia
seperti argon, neon, helium, dan krypton.[3]
Hampir semua udara mengandung air dan ketika udara
mengandung seluruh uap air yang mampu ia tampung, maka dikatakan
udara berada dalam kondisi jenuh / saturasi. Jumlah uap air yang dapat
ditampung oleh udara dipengaruhi oleh temperatur udara. Pada temperatur
yang rendah, uap air yang dibutuhkan untuk menjenuhkan udara sangat
sedikit. Para temperatur tinggi, sejumlah besar uap air dibutuhkan untuk
membuat udara menjadi jenuh.
Istilah umum untuk menyatakan kadar air dalam udara adalah
kelembaban (humidity), yang dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu
kelembaban spesifik dan kelembaban relatif. Kelembaban spesifik
didefinisikan sebagai berat aktual dari air yang tercampur dalam satu
pound udara kering. Kelembaban relatif ini dinyatakan dalam prosentase
kejenuhan, di mana kelembaban 100% mengindikasikan udara jenuh uap
air dan kelembaban 0% mengindikasikan udara yang benar – benar kering.
Kelembaban relative juga didefinisikan sebagai perbandingan dari tekanan
parsial aktual uap air terhadap tekanan parsial saturasi pada temperature
dry bulb.
14
1.1.5. Metode Psikometri
Metode yang banyak digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah
psikrometri. Metode ini menggunakan dua sensor suhu untuk menggantikan
termometer. Satu sensor dibungkus kain basah, selanjutnya disebut wet bulb.
Sensor lainnya dibiarkan kering dan disebut dry bulb. Keduanya diletakkan dalam
aliran udara yang akan diukur kelembabannya. Ketika penguapan terjadi pada
kain basah, suhu yang terdeteksi pada wet bulb. Penurunan suhu ini akan
berlangsung sampai mencapai temperatur ekuilibrium yang dinamakan temperatur
wet bulb. Semakin rendah kelembaban relatif di udara, semakin cepat penguapan
dan semakin besar penurunan wet bulb. Sebaliknya jika kelembaban relatif udara
tinggi, penguapan akan berlangsung lamban dan penurunan wet bulb kecil.
Penurunan wet bulb inilah yang digunakan untuk menentukan kelembaban relatif.
[8]
Untuk menghitung kelembaban relatif udara, ada beberapa faktor yang
harus diketahui yaitu temperatur dry bulb (t), temperatur wet bulb (t*) dan tekanan
udara atmosfer (p). Adapun langkah perhitungannya sebagai berikut:[8]
a. ln ( Pws)=C8
T+C9+C10 ∙T +C11∙ T
2+C12 ∙ T 3+C13 ∙ ln (T ) (1)
Dimana C8 = -5,8002206 . 103; C9 = 1,3914993; C10 = -4,8640239 . 10-2; C11 =
4,1764768 . 10-5; C12 = -1,4452093 . 10-8; C13 = 6,5459673; PWS = tekanan
saturasi dalam Pa, T = teperatur absolut dry bulb dalam satuan Kelvin
b. Menghitung tekanan saturasi air untuk temperatur wet bulb degnan
menggunakan persamaan (1) hanya nilai T diisi dengan temperatur wet bulb
15
c. Menghitung rasio kelembaban saturasi untuk teperatur dry bulb yang
merupakan rasio kelembaban dari udara jenuh uap air terhadap air pada
temperatur dan tekanan sama. Berikut adalah persamaan yang digunakan
untuk enghitung rasio kelembaban saturasi:
W s=0,62198Pws
P−Pws (2)
Dimana P adalah tekanan udara atmosfer (101,325 kPa) dan Pws adalah
tekanan saturasi air untuk temperatur dry bulb
d. Menghitung rasio kelembaban saturasi untuk teperatur wet bulb dengan
menggunakan persamaan (2) dimana nilai Pws adalah tekanan saturasi untuk
temperatur wet bulb
e. Menghitung rasio kelembaban yang didefinisikan sebagai perbandingan
antara massa uap air terhadap massa udara kering. Persamaan yang digunakan
sebagai berikut:
W =(2501−2,381 ∙ t¿)W s
¿−( t−t¿)2501+1,805 ∙t−4,186 ∙t ¿
(3)
f. Menghitung derajat saturasi yang didefinisikan sebagai perbandingan antara
rasio kelembaban udara terhadap rasio kelembaban udara jenuh uap air pada
temperatur dan tekanan yang sama. Persamaannya adalah:
μ= WW s
(4)
g. Menghitung kelembaban udara relatif dengan persamaan berikut:
16
∅= μ
1−(1−μ )(Pws
P)
(5)
Cara perhitungan di atas cukup rumit untuk diprogram dalam mikrokontroller.
Untuk memudahkannya, tersedia tabel yang berisi hubungan antara hasil
perhitungan kelembaban relatif dengan temperatur dry bulb dan penurunan wet
bulb. Dengan informasi ini, kelembaban dapat terukur.
Gambar 2.4. Termometer basah dan termometer kering
17
Gambar 2.5. grafik psikrometrik
Grafik ini dapat digunakan untuk menentukan kelembaban relatif secara langsung,
dengan mengetahui nilai suhu wet bulb dan dry bulb.
1.1. Hipotesis
Diharapkan dari penelitian ini akan diperoleh suatu alat pengukur
kelembaban udara, yang murah dan presisi.
Dry bulb
Wet bulb
ATMEGA8535 LCD
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode / Cara Kerja
Untuk rancang ALAT UKUR KELEMBABAN UDARA DENGAN
METODE PSIKROMETRI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
ATMEGA8535 ini, metode penelitian yang dipakai meliputi :
1. Perancangan Perangkat Keras (hardware), yaitu mendesain skematik dari
rangkaian alat ukur kelembaban udara. Adapun diagram bloknya seperti
pada Gambar 3.1. sebagai berikut:
Gambar 3.1. Diagam Blok Alat Ukur Kelembaban Udara
2. Pembuatan Hardware dan software, meliputi penyiapan PCB hingga
merangkai komponen elektronika. Mendesain software system dengan
diagram alir seperti Gambar 3.2. berikut ini:
18
19
Gambar 3.2. Diagram alir software
3. Pengujian dan Pengambilan Data, termasuk di dalamnya adalah
troubleshooting, serta pengambilan data di ruangan yang dimanipulasi
suhunya.
4. Pengolahan Data, membandingkan hasilnya dengan higrometer standar.
Sedangkan urutan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dapat dilihat
pada gambar diagram alir seperti Gambar 3.3. berikut ini :
Start
Mempelajari literatur, perancangan skematik
Menguji rangkaian skematik
Hasil sesuai harapan? Perbaikan rangkaian skematik
Merangkai komponen
Menguji koneksi rangkaian
Koneksi antar komponen baik?
Pengujian unjuk kerja alat
N
N
Y
Dapat diperbaiki?
Perbaikan
Y
N
Y
Dapat digunakan? N
Y
Laporan
End
20
Gambar 3.3. Diagram alir rencana kegiatan
21
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Bahan dan Komponen
Untuk pelaksanaan semua kegiatan yang disebutkan di atas,
dibutuhkan beberapa komponen dan bahan diantaranya:
1. IC: LM75 sebagai sensor suhu
2. ATMEGA8535 dan minimum sistem sebagai pengontrol dan pemroses
data
3. LCD untuk menampilkan hasil / nilai RH
4. Software, untuk mendesain skematik dan untuk memprogram
mikrokontroller
5. Pembungkus / kassa basah untuk menutup satu sensor sebagai wet bulb
3.2.2. Peralatan
Selain komponen, juga akan dibutuhkan beberapa peralatan, diantaranya:
1. Seperangkat komputer
2. Multimeter, diperlukan untuk troubleshooting dan melakukan
pengukuran arus dan tegangan
3. Ruangan ber-AC untuk manipulasi temperatur ruangan dalam
memperoleh data
4. Solder, tang jepit, tang potong, obeng dan sebagainya untuk merangkai
komponen ke PCB
22
3.3 Jadwal Penelitian
Jadwal rencana kegiatan pengerjaan penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.1. Jadwal rencana kegiatan penelitian
Kegiatan Penelitian
Januari2011
Februari 2011
Maret2011
April2011
Mei2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Literatur
Perancangan Perangkat Keras (hardware)
Pembuatan Hardware dan software
Pengujian dan pengambilan data
Pengolahan Data
Penulisan Laporan
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2005. LM75 Digital Temperature Sensor And Thermal Watchdog With Two – Wire Interface. http://www.symmetron.ru/datasheet/ns/LM75.pdf diakses pada tanggal 18 Januari 2011 pukul 15:36 WIB
2. Anonim. 2006. 8-Bit AVR Microcontroller With 8K Byte In-System Programmable Flash http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2501.pdf diakses pada tanggal 18 Januari 2011 pukul 15:17
3. Anonim. Kelembaban Relatif, Awan, dan Hujan. Diakses dari http://virgawati.files.wordpress.com/2008/05/rh-awan-hujan.ppt pada 18 Januari 2011 pukul 13:13
4. Arifin, Jaenal. 2009. SISTEM AKUISISI DATA SUHU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 - DENGAN PENAMPILAN LCD. http://www.electroniclab.com/index/php?option=com_content&view=article&id=32:sistem-akuisisi-data-suhu-menggunakan-mikrokontroller-at89s51&catid=9:labmikro&Itemid=11 diakses pada tanggal 18 Januari 2011 pukul 13:25 WIB
5. Budiarto, Indri. 2007. RANCANG BANGUN MONITORING KELEMBABAN UDARA DAN ARAH ANGIN PADA SISTEM KLIMATOLOGI. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/4703/1/RANCANG_BANGUN_MONITORING_KELEMBABAN_UDARA_DAN_ARAH_ANGIN_PD_SISTEM_KLIMATOLOGI.pdf pada tanggal 20 Januari 2011 pukul 13:13 WIB
6. Kustijo, Jojo dan Andreas, MM. PENGUKURAN KELEMBABAN RELATIF UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DIGITAL. Buletin DIGNA Edisi no 18 tahun 1999
7. Sitohang, Hotmaida. 2009. SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BEBASIS Mikrokontroller ATMega8535. Medan: USU. Dakses darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17026/6/Cover.pdf pada tanggal 20 Januari 2011 pukul 13:04
8. Thiang, Teguh Irwanto. 2004. ALAT UKUR KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PSIKROMETRI BERBASIS MIKROKONTROLLER MCS51. Yogyakarta: Prosiding SEE 2004 - UAD
23
top related