6. bab ii mankep
Post on 27-Oct-2015
76 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB II
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Teori-Teori Manajemen Keperawatan
1. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manejemen tersebut mencakup kegiatan
koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Grand & Massey).
2. Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis ytang menfokuskan pada
prokdusi dan dalam banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
3. Menurut Gillies (1986) Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
4. Manajemen keperawatan adalah suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara prifesional.
Disini manejer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin
dan mengevakuasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan
masyarakat.
5. Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
TEORI MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Teori Manajemen Klasik
a. Robert Owen (1771) meneliti tentang kuantitas dan kuatitas hasil pekerjaan
dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan atas hasil penelitiannya
Robert Owen dikenal sebagai Bapak manajemen personalia.
b. Charles Babbage (1792-1871)
Beliau adalah seorang professor matematika dari Inggris yang menaruh perhatian
pada operasi-operasi pabrik yang dapat dilakukan secara efisien. Dia percaya bahwa
aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari
tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara
efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manager bertukar pengalaman dan
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 3
dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen perhatiannya diarahkan dalam hal
pembagian kerja (devision of labour).
2. Teori Manajemen Ilmiah
a. Frederick Winslow Taylor (1900)
Taylor dikenal sebagai Bapak manajemen ilmiah. Ia menerapkan cara-cara ilmu
pengetahuan di dalam memecahkan permasalahan-permasalah yang ada dalam
perusahaan. Dari hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang
menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba (trial and error). Taylor
mengemukakan 4 prinsip scientific management, yaitu :
- Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode ilmu pengetahuan di
setiap unsur kegiatan.
- Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
pelatihan dan pendidikan pada pekerja
- Setiap pekerja harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan dalam
menjalankan tugasnya
- Harus dijalin kerjasama yang baik antara pimpinan dan pekerja
b. Henry Laurence Gantt (1861-1919)
Henry merupakan asisten dari Taylor yang perhatiannya pada unsur manusia dalam
menaikkan produktifitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskan yaitu :
- Kerjasama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk
mencapai tujuan yang sama
- Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja
- Membayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus
- Penggunan instruksi kerja yang terperinci
c. Harrington Emerson (1853-1951)
Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, diaman dari hasil penelitiannya
menunjukkan kebenaran prinsip bahwa uang akan lebih berhasil bila mengetahui
tujuan penggunaannya. Dikemukakan 12 prinsip efisiensi untuk mengatasi
pemborosan dan ketidakefisienan, yaitu :
- Clearly defined ideals
- Common sense
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 4
- Competent causal
- Dicipline
- The fair deal
- Reliable
- Give an order, planning and scheduling
- Schedule, standard working and time
- Standard condition
- Standard operation
- Written standard practice instruction
- Efisiensi reward
d. Hanry Fayol (1841-1925)
Ia mengemukakan hal yang sama dengan Taylor bahwa ada prinsip-prinsip
manajemen tertentu yang harus diajarkan dan dipelajari oleh manager dan karyawan.
Fayol membagi manajemen menjadi 5 unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Fungsi ini dikenal sebagai
fungsionalisme. Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
- Devision of work
- Authority and responsibility
- Dicipline
- Unity of command
- Unity of direction
- Subordination of individual interest to generate interest
- Renumeration
- Centralization
- Scaler Chain
- Order
- Equity
- Stability of tonure of personel
- Initiative
- Esprit the corps
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 5
3. Aliran hubungan manusiawi
a. Hugo Munsterberg (1863-1916)
Hugo menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan tiga
cara utama yaitu penemuan best possible person, penciptaan best possible work dan
pengguanan best possible effect
b. Elton Mayo (1880-1949)
Mayo mengadakan penelitian pertama tentang pengaruh kondisi penerangan terhadap
produktivitas. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bila kondisi oenerangan naik,
maka produktivitas akan naik dan sebaliknya. Penelitian kedua, diman bila kelompok
yang terdiri dari 6 orang dipisahkan dalam ruangan yang terpisah, diamana ruangan
pertama kondisinya diubah setiap waktu sedangkan ruangan lainnya tidak mengalami
perubahan (upah, jam istirahat, jam makan, hari kerja). Dari hasil penelitiannya
ternyata kedua kondisi tersebut mengalami kenaikan produktivitas dan dapat
disimpulkan bahwa kanaikan priduktivitas bukan diakibatka oleh intensif keuangan.
.
4. Aliran hubungan modern (ilmu pengetahuan)
Ditandai dengan pandangan dan pendapat baru mengenai perilaku dan sistem, yaitu :
a. Dougles McGregor
b. Frederick Herzberg
c. Chris Argiris
d. Edgar Schein
e. Abraham Maslow
f. Robert Blak dan jane Mouton
g. Fred Feidler
B. Kerangka Konsep Dasar Dalam Manajemen
Kerangka konsep managemen keperawatan adalah managemen partisipatif yang
berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat/ keperawatan,
kesehatan dan lingkungan.
1. Manusia, dalam managemen partisipatif adalah individu, keluarga/masyarakat yang
diberikan pelayanan keperawatan melelui pelaksanaan tugas keperawatan yang
terorgaisasi, terarah, terkoordinasi dan terintregasi dalam rentang kendali yang
ditetapkan.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 6
2. Perawat/keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat managerial puncak,
menengah, maupun bawah dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang
komunikasi untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
standar praktik keperawatan.
3. Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan.
Aspek lingkungan merupakan area kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik
selama pasien berada dalam institusi pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.
C. Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan
berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling
mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat
didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif
seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.
Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
1. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
2. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
3. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
4. Menerima akuntabilitas untuk hasil-hasil keperawatan
5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan
para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen
keperawatan terdiri dari:
a) Manajemen Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari
tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1. Manajemen puncak
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 7
2. Manajemen menengah
3. Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Kemampuan menerapkan pengetahuan
2. Ketrampilan kepemimpinan
3. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
b) Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
D. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
1. Visi
- Visi adalah cita-cita dimasa depan yang difikirkan oleh pendiri atau pemimpin
organisasi.
- Visi yaitu suatu pandangan kedepan yang akan menjadi sasaran ataupun tujuan akhir
dari suatu kegiatan.
- Visi adalah suatu pandangan jauh tentang tujuan - tujuan dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi tidak
dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang
ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama
masa yang panjang tersebut.
Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:
a. Berorientasi ke depan
b. Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
c. Mengekspresikan kreatifitas
d. Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 8
2. Misi
- Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai makna visi.
- Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
usahanya mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan
proses pencapaian tujuan.
3. Tujuan
- Tujuan adalah pernyataan kualitatif mengenai keadaan atau hasil yang ingin dicapai
dimasa yang akan datang.
- Tujuan adalah pernyataan yang memberikan pedoman nyata tentang tindakan yang
diinginkan dari suatu kegiatan perencanaan.
- Tujuan lebih menunjukkan apa yang ingin dicapai sehingga sasaran kebijakan dan
perencanaan lebih lanjut dapat diarahkan.
4. Sasaran
- Suatu standar dari mana kemajuan pencapaian tujuan diukur, bersifat kuantitatif dan
mempunyai kerangka waktu berkenaan dengan kinerja target.
- Suatu pernyataan spesifik yang menyatakan hasil terukur yang dicapai, suatu
kelompok atau orang tertentu selama kurun waktu tertentu pula.
E. Filosofi Manajemen Keperawatan
1. Mengerjakan hari ini lebih baik dari hari esok.
2. Manajer keperawatan merupakan fungsi utama bidang keperawatan.
3. Peningkatan mutu kinerja perawat.
4. Pendidikan berkelanjutan.
5. Proses keperawatan individual menunjang pasien untuk mencapai kesehatan optimal.
6. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
7. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan ASKEP yang bermutu.
8. Perawat adalah advokat pasien.
9. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 9
F. Komponen-Komponen Sistem
Pendekatan sistem terbuka masing-masing komponen saling berhubungan dan
berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Komponen dari manajemen keperawatan:
1. Input
Informasi
Personal
Peralatan
Fasilitas
2. Proses
Kelompok manejemen (dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana) yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3. Output
Askep (Asuhan Keperawatan)
Pengembangan staf sampai dengan riset
4. Kontrol
Budget
Prosedur
Evaluasi Kinerja
Akreditasi
5. Feed back mechanism
Laporan Financial
Audit Keperawatan
Survey Kendali Mutu
Kinerja
G. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip manajemen menurut Fayol adalah:
1. Division of work (pembagian pekerjaan)
2. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
3. Dicipline (disiplin)
4. Unity of command (kesatuan komando)
5. Unity of direction (kesatuan arah)
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 10
6. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada
kepentingan umum)
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
8. Centralization (sentralisasi)
9. Scalar of hierarchy (jenjang hiraki)
10. Order (ketertiban)
11. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
12. Equity (keadilan)
13. Inisiatif (prakarsa)
14. Espirit de Corps (kesetiakawanan korps)
Prinsip prinsip yang mendasari manajemen keperawatan :
1. Manajemen seyogyanya berlandaskan perencanan karena melalui fungsi perencaan,
pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang
efektif dan terencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram
dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengembilan keputusan diberbagai tingkat manajeria.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan
kerja yang baik.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 11
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang
efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah
dan pengertian diantara pegawai.
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian murupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan
prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar
dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
H. Proses Manajemen Keperawatan
Henry Fayol :5 fungsi manajemen, yaitu :
Planning, Organization, Command, Coordination, dan Control .
Luther Gullick (modifikasi konsep H.Fayol) :7 aktivitas manajemen, yaitu:
Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting.
Marquis&Huston : planning, organizing, staffing, directing, dan controlling
1. Pengkajian - Pengumpulan data
Pada tahap ini seorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi
tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenal intitusi (Rumah Sakit/ Puskesmas),
tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi
organisasi keperawatan secara keseluruhan.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 12
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam
mencapai sutu tujuan melalui usaha orang lain. Bila ia memimpin anggota staf, maka
manajer harus bertindak secara terencana dan efektif serta mampu menjalankan
perkerjaan bersama dengan para perawat dari beberapa level hirarki serta didasarkan
pada informasi penuh dan akurat tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan
cara dan alasan apa, tujuan dan sumberdaya apa yang tersedia untuk melaksanakan
rencana itu. Selanjutnya, manajer yang efektif harus mampu mempertahankan suatu level
yang tinggi bagi efisiensi pada salah satu bagian dengan cara menggunakan ukuran
pengawasan untuk mengidentifikasi masalah dengan segera, dan setelah mereka
terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah atau prestasi
karyawan yang perlu dikoreksi.
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Didalam
proses keperawatan, bagian akhirmungkin sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi
resiko, pencegajhan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan
dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Didalam proses manajemen keperawatan,
bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua anggota kelompok
pasien.
Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat pelayanan di ruangan
atau bagian sebagaimana pendekatan sistem yang disampaikan oleh Gillies (1989 dalam
Nursalam 2008).
2. Perencanaan
Perencanaan dimaksud untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam
smencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini
dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua
pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan
tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur
operasional untuk mencapai visi dan misi intitusi yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
implementasi didalam proses manajemen terdiri dari dan bagaimana memimpin orang
lain untuk menjalankan tindakan yang telah di rencanakan. Fungsi kepemimpinan dapat
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 13
di bagi lagi dalam komponen fungsi yang terdiri atas kepemimpinan, komunikasi dan
motivasi.
4. Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi di sini adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah di tetapkan serta
mengidentifikasi faktor- faktor yang menghambat dan mendukung dalan pelaksanaan.
I. Metode Penugasan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
Metode penugasan merupakan suatu aspek penting dalam dunia keperawatan, hal ini
dibutuhkan agar perawat mampu bekerja secara maksimal. Untuk itu dalam pemilihan
metode penugasan perlu memperhatikan berberap hal berikut: jumlah tenaga perawat,
kualifikasi staff, dan klasifikasi pasien. Berikut ini merupakan metode penugasan yang
tengah berkembang saat ini:
a) Metode Fungsional
Metode fungsional yaitu metode penugasan dimana seorang perawata hanya melakukan
satu sampai dua jenis intervensi. Metode ini banyak dipakai saat perang dunia kedua.
Ketika perang dunia kedua metode ini banhyak dipakai karena jumlah perawat serta
kemampuan perawat masih terbatas.
Gambar 1 : Sistem pemberian asuhan Keperawatan Fungsional (Marquis dan Huston, 1998)
Kelebihan metode penugasan fungsional adalah sebagai berikut:
1. Managemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan nyang baik.
2. Baik diguanakan dalam kondisi keterbatasan tenaga perawat.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 14
Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan
saja.
b) Metode penugasan Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif
(Douglas, 1992). Metode ini bertujuan untuk: memfasilitasi pelayanan keperawatan;
menerapkan proses keperawatan standard; dan menyatukan kemampuan anggota tim
yang beragam. Konsep dari metode ini adalah ketua tim sebagai perawata professional
harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi juga
merupakan hal yang sangat penting dalam metode ini, anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketuan. Selai itu peran kepala ruang sangat penting dalam model tim ini.
Gambar 2 : Sistem pemberian asuhan keperawatan “ Team Nursing “ (Marquis dan
Huston, 1998)
c) Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat perencana
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 15
Kepala ruangan
Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien
Ketua tim
Staf perawat
Pasien / klien
Ketua tim
Staf perawat
Pasien / klien
Ketua tim
Staf perawat
Pasien / klien
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer :
1) Ada tanggungjawab dan tanggunggugat
2) Ada otonomi
3) Ketertiban pasien dan keluarga
Kelebihannya :
1) Model praktek profesional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
Kelemahannya :
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman danpengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,kemampuan mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatanklinik, akontable serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
2) Biaya lebih besar
Gambar 3 : Diagram sistem asuhan keperawatan “ Primary Nursing “ (Marquis dan Huston,
1998)
d) Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya
pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 16
Perawat primer
Kepala ruangan
Perawat pelaksana
Kepala ruangan Kepala ruangan
Perawat pelaksana Perawat pelaksana
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti :
isolasi, intensive care.
Kelebihan :
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangan :
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
Gambar 4 : Sistem sistem asuhan keperawatan “ Case Method Nursing “
(Marquis dan Huston, 1998)
Agar metode metode diatas dapat di jalankan dengan baik maka masing-masing pihak
harus menge tahui peran dan ttanggung jawab masing-masing, berikut merupakan tanggung
jawab masing –masing peran.
1) Tanggung Jawab Karu :
a) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b) Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
c) Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinandan
managemen
d) Mengorientasikan tenaga baru
e) Menjadi narasumber bagi tim
f) Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
g) Menciptakan iklim komunikasi terbuka
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 17
Kepala ruangan
Ketua tim Ketua tim Ketua tim
Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien
2) Tanggung Jawab Katim :
a) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga
b) Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan (renpra),
menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi renpra
c) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui komunikasi yang
konsisten
d) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan keperawatan
melalui konfrens
e) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh anggota tim
f) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan
3) Tanggung Jawab Anggota Tim :
a) Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim
b) Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien
c) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak ada di tempat
d) Berkontribusi terhadap perawatan
observasi terus menerus
ikut ronde keperawatan
berinterkasi dgn pasien & keluarga
berkontribusi dgn katim/karu bila ada masalah
J. Peran dan Tugas Perawat dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
Peran dan fungsi perawat profesional disusun untuk mengidentifikasi dan
memperjelas aspek-aspek yang membedakan praktik keperawatan profesional dari praktik
perawatan yang diberikan oleh orang yang tidak mempunyai kualifikasi keperawatan
profesional. Adapun peran dan fungsi perawat secara umum sebagai berikut:
1. Perencanaan keperawatan untuk masing-masing klien.
2. Pemberian perawatan langsung.
3. Indentifikasi waktu yang tepat untuk melaksanakan pelayanan keperawatan pada klien
oleh tenaga yang tidak memiliki kualifikasi perawatan profesional.
4. Mempersiapkan dan mendukung tenaga yang tidak memiliki kualifikasi keperawatan
profesional untuk melaksanakan aktivitas yang diserahkan kepada mereka oleh perawat
profesional.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 18
5. Manajemen dan sumber daya manusia, perlengkapan dan pelayanan yang efektif dan
efisien langsung dikendalikan atau diambil alih oleh perawat profesional.
6. Pembentukan standar, audit keperawatan dan audit klinik.
Untuk secara spesifik kami menemukan beberapa peran dan fungsi dari perawat
dalam manajememn keperawatan, yaitu sebagai berikut.
1. PERAN
a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Perawat bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang
bersifat sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada klien, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan
Tenaga keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan termasuk
perlengkapan, peralatan dan lingkungan.Disamping itu membimbing petugas
kesehatan yang berpendidikan lebih rendah, bertanggung-jawab dalam hal
administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi dalam
mengelola pelayanan keperawatan untuk klien, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Pendidik Pelayanan Keperawatan
Tenaga Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga anggota keluarga.
2. FUNGSI TENAGA PERAWAT
Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada klien-klien
yang dirawat) sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan kesehatan klien dan mendorong klien untuk berperan
serta di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan, kesehatan
lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit
dan kecelakaan.
c. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada klien yang meliputi perawatan
darurat,serta bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi dan
menerima rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.
e. Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 19
Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :
a. Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan
b. Menerima klien baru
c. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan
d. Mempersiapkan klien keluar
e. Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga
f. Mengatur tugas jaga
g. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
h. Mengelola administrasi
K. Masalah Keperawatan Di Ruang Penyakit Dalam
Diagnosa Keperawatan NANDA,NIC dan NOC
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan:
- Infeksi, disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas,
asma, trauma
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus,
adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda
asing di jalan nafas.
2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan :
- Hiperventilasi
- Penurunan energi/kelelahan
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal
- Kelelahan otot pernafasan
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Obesitas
- Injuri tulang belakang
3. Gangguan Pertukaran gas
Berhubungan dengan :
- ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 20
- perubahan membran kapiler-alveolar
4. Gangguan mobilitas fisik
Berhubungan dengan :
- Gangguan metabolisme sel
- Keterlembatan perkembangan
- Pengobatan
- Kurang support lingkungan
- Keterbatasan ketahan kardiovaskuler
- Kehilangan integritas struktur tulang
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik
- Indeks massa tubuh diatas 75 tahun percentil sesuai dengan usia
- Kerusakan persepsi sensori
- Tidak nyaman, nyeri
- Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler
- Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood atau cemas
- Kerusakan kognitif
- Penurunan kekuatan otot, kontrol dan atau masa
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup yang menetap, tidak digunakan, deconditioning
- Malnutrisi selektif atau umum
5. Hipertermia
Berhubungan dengan :
- penyakit/ trauma
- peningkatan metabolisme
- aktivitas yang berlebih
- dehidrasi
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.
7. Defisit Volume Cairan
Berhubungan dengan:
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 21
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan
8. Kelebihan Volume Cairan
Berhubungan dengan :
- Mekanisme pengaturan melemah
- Asupan cairan berlebihan
9. Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan :
- Tirah Baring atau imobilisasi
- Kelemahan menyeluruh
- Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan
- Gaya hidup yang dipertahankan.
10. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume, pre load dan
afterload, kontraktilitas jantung.
11. Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen,
penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2,
gangguan aliran arteri dan vena
12. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2, gangguan aliran
arteri dan vena
13. Perfusi jaringan gastrointestinal tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen,
penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2,
gangguan aliran arteri dan vena
14. Perfusi jaringan renal tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2, gangguan aliran
arteri dan vena
15. Defisit perawatan diri
16. Berhubungan dengan : penurunan atau kurangnya motivasi, hambatan lingkungan,
kerusakan muskuloskeletal, kerusakan neuromuskular, nyeri, kerusakan persepsi/
kognitif, kecemasan, kelemahan dan kelelahan.
17. Nyeri akut berhubungan dengan:
18. Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
19. Nyeri Kronis berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial kronis (metastase
kanker, injuri neurologis, artritis)
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 22
20. Gangguan mobilitas fisik
Berhubungan dengan :
- Gangguan metabolisme sel
- Keterlembatan perkembangan
- Pengobatan
- Kurang support lingkungan
- Keterbatasan ketahan kardiovaskuler
- Kehilangan integritas struktur tulang
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik
- Indeks massa tubuh diatas 75 tahun percentil sesuai dengan usia
- Kerusakan persepsi sensori
- Tidak nyaman, nyeri
- Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler
- Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood atau cemas
- Kerusakan kognitif
- Penurunan kekuatan otot, kontrol dan atau masa
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup yang menetap, tidak digunakan, deconditioning
- Malnutrisi selektif atau umum
Visi, Misi Dan Motto Ruang Penyakit Dalam
Visi
Menjadi ruangan terbaik di bidang pelayanan kesehatan penyakit dalam di RS X, Jakarta
pada tahun 2014.
Misi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, mampu memuaskan
pasien tanpa membedakan status sosial dan ekonomi pasien.
Motto
Kesehatan Keluarga Anda, Prioritas Kami.
Kelompok 4, Ruang 301, S1 keperawatan, UPN”Veteran”Jakarta 23
top related