56. uning lestari ok bgt.pdf
Post on 06-Jul-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
1/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-419
IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA
PENJADWALAN PERKULIAHAN
Uning Lestari2, Naniek Widyastuti
3, Desti Arghina Listyaningrum
1
1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta
1uning@akprind.ac.id, 2naniek_wid@yahoo.com , 3 destiarghina@gmail.com,
ABSTRACT
In academic information system, scheduling is one of the allocation problem of academicactivity in certain time. The solution of academic scheduling in large scale still face up so manyobstacles to done manually. The college has to give a schedule in certain time when every academicactivity is not crash. Scheduling is needed to anticipate crash of students hours to study and lecturestime to teach. Scheduling have to fill the boundary and condition so that it convenient when it used. Based on the condition, a system is needed to arrange schedule will not crash so it can improveeveryone's jobs. The possibility to find the best result and the implemented method approach to solve
the problem use genetic algorithm method. Making this Scheduling application is started with build
population of combination from class data, room data, lecture data and time slot and followed byinitiation and calculation with genetic algorithm. During the process of algorithm calculation,chromosome check is also must done if there is a crash. From the result, indicate fine schedule meansthere is no crash between each other and all class can be scheduled. The schedule is optimal if it fillthe condition which is process will stop if the solution is got or there is no solution. So, geneticalgorithm can be implemented in application to make fine and optimal schedule.
Keywords: schedulling, academic, genetic algorithm
PENDAHULUAN
Pengaturan waktu terhadap suatu kegiatan merupakan hal yang penting dilakukan agar kegiatantersebut berlangsung secara lancar. Pengaturan waktu tersebut biasa disebut penjadwalan. Penyusunan
jadwal kegiatan berkaitan dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi sehingga memerlukan banyak pertimbangan untuk mendukung kegiatan tersebut.
Dalam sistem akademik perguruan tinggi, penjadwalan merupakan salah satu permasalahan pengalokasian aktivitas perkuliahan ke dalam slot waktu yang telah ditentukan. Penjadwalan perkuliahan merupakan masalah penempatan jadwal suatu aktivitas kuliah pada waktu, kelas dan
ruang dan dosen yang telah ditentukan. Penyelesaian masalah penjadwalan perkuliahan dalam jumlahyang sangat besar hingga saat ini masih menjadi permasalahan yang rumit untuk diselesaikan secaramanual. Perguruan Tinggi harus memberikan jadwal yang nantinya masuk ke dalam waktu tertentudimana setiap perkuliahan tidak benturan. Penjadwalan pada umumnya diperlukan untukmengantisipasi adanya benturan jam kuliah dan juga waktu dosen dalam mengajar. Jadwal yangdihasilkan juga harus memenuhi batasan dan syarat yang bertujuan agar jadwal yang dihasilkan sesuai
saat digunakan.Proses penjawalan perkuliahan bukan hal yang mudah dilakukan jika jumlah mata kuliah banyak, jumlah dosen dan ruang yang terbatas. Proses pengaturan jadwal sering meneukan kendaladengan adanya benturan. Ada dua nilai benturan pertama yaitu benturan ruang adalah dalam satuchromosome ada dua ruang dalam jam yang sama. Sedangan benturan kedua yaitu dalam satuchromosome ada dua kelas yang diampu dosen yang sama pada jam yang sama. Penyelesaian masalah penjadwalan perkuliahan dalam jumlah yang sangat besar hingga saat ini masih menjadi permasalahanyang rumit untuk diselesaikan secara manual. Jadwal yang dihasilkan juga harus memenuhi batasandan syarat yang bertujuan agar jadwal yang dihasilkan sesuai saat digunakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan suatu sistem untuk membuat jadwal supayatidak benturan sehingga bisa meningkatkan efisiensi kerja dari berbagai pihak. Kemungkinan yangterjadi untuk menemukan hasil terbaik, dan metode yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah
penjadwalan perkuliahan. Pada penelitian ini akan dibangun sistem aplikasi pengujian penjadwalan perkuliahan menggunakan algoritma Genetika untuk meminimalkan adanya benturan didalam sistem penjadwalan perkuliahan.
mailto:2naniek_wid@yahoo.commailto:2naniek_wid@yahoo.commailto:2naniek_wid@yahoo.commailto:2naniek_wid@yahoo.commailto:2naniek_wid@yahoo.com
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
2/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-420
Penelitian tentang optimasi penjadwalan menggunakan metode-metode tertentu telahdilakukan oleh beberapa peneliti. Optimasi penjadwalan perkuliahan dengan menggunakan metodeGenetika telah dilakukan oleh Ulfa tahun 2011. Aplikasi yang dibuat mempunyai kelebihan yaitumenghasilkan penjadwalan yang optimal dengan tingkat kesalahan yang kecil. Dan kekurangan dariaplikasi ini yaitu masih terjadi benturan saat penjadwalan sehingga masalah penjadwalan belum
selesai karena masih terjadi benturan.Kemudian penelitian yang telah dilakukan oleh Shadid tahun 2008 yang telah
menyembpurnakan penelitian sebelumnya dengan menggunakan algoritma Geneitika, tetapi masihterdapat beberapa kekurangan diantaranya belum dapat mempercepat penerapan Algoritma Genetika.
Aplikasi untuk menyelesaikan masalah operasi tugas pada kinerja mesin (Fachrudin, 2010).
Algoritma yang digunakan Algoritma Genetika untuk mengoptialkan cara kerja mesin dalam beroperasi. Kelebihan dari Algoritma Genetika dapat dijalankan pada berbagai order dan efisiensi
operasi yang sudah ditentukan. Kekurangan dari aplikasi ini yaitu memerlukan waktu lama dalammengoperasikan algoritma Genetika. Sistem penjadwalan perkuliahan dengan algoritma genetika(Fitri, 2004). Kelebihan sistem yaitu hasil yang dicapai dengan kromosom terbaik adalah yang bernilaisatu.Kekurangan kapasitas penyimpanan sangat kecil.
METODOLOGI
Langkah penelitian yang dilakukan dalam pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut :1. Mengumpulkan data mata kuliah, data dosen, data ruang, dan data shift,2. Merancang database 3. Melakukan pembuatan source code sistem4. Evaluasi chromosome, menghitung nilai fitness rumus yang digunakan Fitness [i] = Jumlah
Benturan Ruang + Jumlah Benturan Dosen.5. Seleksi chromosome, menghitung nilai inverse dari hasil evaluasi chromosome rumus yang
digunakan Q[i] = 1/Fitness [i]. Hitung nilai probabilitas menggunakan rumus P[i] = Q[i]/Totalinverse, proses seleksi menggunakan roulete-wheel tetapi harus menghitung nilai kumulatif
probabilitas terlebih dahulu dengan menjumlahkan semua hasil probabilitas. Lalumembangkitkan bilangan acak R untuk menentukan induk chromosome.
6. Crossover dihitung menggunakan probability crossover sebesar 25%. Dengan membangkitkan bilangan acak R sebanyak populasi. Chromosome yang akan dipilih adalah chromosome dengannilai acak yang lebih kecil dari 25%. Chromosome itu yang nantinya akan di crossover denganmentukan cut-point crossover yaitu sub-chromosome mana yang akan di crossover . Setelah proses crossover selesai urutan semua chromosome dari pertama sampai terakhir termasukchromosome yang sudah di crossover .
7. Mutasi, menghitung panjang total sub-chromosome. Jumlah sub-chromosome adalah 50 dan jumlah populasi atau jumlah chromosome adalah 10, dengan rumus Total Sub-Chromosome =Jumlah Sub-Chromosome * jumlah populasi. Untuk memilih posisi sub-chromosome yangmengalami mutasi dengan cara membangkitkan nilai acak antara1 – total sub-chromosome.
Denganmembangkitan mutation rate10% (0.1) dari total sub-chromosome, rumus yangdigunakan Jumlah Mutasi = 0.1 * Total Sub-Chromosome.
Proses Algoritma Genetika pada pengujian penjadwalan dapat dijelaskan sebagai berikut
(Hermawanto, 2007) :1. Input data yaitu data apa saja yang diinput dan akan digunakan untuk penjadwalan.
Inisialisasi kromosom adalah inisialisasi awal yang merupakan tahapan pertama dalam
perhitungan, data pada tahapan ini akan dijadikan perhitungan pada proses berikutnya.Terdapat 10 data chromosome, data ini akan memberikan solusi pada setiap percobaan.
Parameter yang digunakan setiap chromosome adalah ruang, kelas dan waktu, pada setiapchromosome panjangnya 50 sub-chromosome yang setiap satu chromosome diisi dengan satudata ruang, satu data kelas dan satu data waktu.
2. Evaluasi chromosome adalah tahapan menghitung nilai fitness dari 10 chromosome yangsudah diinisialisasikan pada tahapan pertama. Tahapan ini akan menghitung nilai benturan
pada setiap chromosome. Ada dua nilai benturan pertama yaitu benturan ruang adalah dalam
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
3/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-421
satu chromosome ada dua ruang dalam jam yang sama. Sedangan benturan kedua yaitu dalamsatu chromosome ada dua kelas yang diampu dosen yang sama pada jam yang sama. Rumusyang digunakan Fitness [i] = Jumlah Benturan Ruang + Jumlah Benturan Dosen
3. Seleksi chromosome adalah tahapan menghitung nilai inverse dari hasil evaluasi chromosome pada tahapan kedua, rumus yang digunakan Q[i] = 1/Fitness [i]. Setelah mendapat nilai
inverse maka seluruh nilai inverse ditotal lalu di hitung nilai probabilitas menggunakan rumusP[i] = Q[i]/Total inverse, untuk proses seleksi menggunakan roulete-wheel tetapi harusmenghitung nilai kumulatif probabilitas terlebih dahulu dengan menjumlahkan semua hasil probabilitas. Lalu membangkitkan bilangan acak R untuk menentukan induk chromosome.
4. Crossover adalah tahapan menukar susunan genetik dari chromosomemenggunakan probability crossover sebesar 25%. Dengan membangkitkan bilangan acak R sebanyak populasi. Chromosome yang akan dipilih adalah chromosome dengan nilai acak yang lebih
kecil dari 25%. Chromosome itu yang nantinya akan di crossover dengan mentukan cut-pointcrossover yaitu sub-chromosome mana yang akan di crossover . Setelah proses crossover selesai urutan semua chromosome dari pertama sampai terakhir termasuk chromosome yangsudah di crossover .
5. Mutasi adalah tahapan melakukan pembalikan sub-chromosome secara acak untukmembentuk individu baru. Sebelum proses mutasi terlebih dahulu menghitung panjang totalsub-chromosome. Jumlah sub-chromosome adalah 50 dan jumlah populasi atau jumlahchromosome adalah 10, dengan rumus Total Sub-Chromosome = Jumlah Sub-Chromosome * jumlah populasi. Untuk memilih posisi sub-chromosome yang mengalami mutasi dengan caramembangkitkan nilai acak antara1 – total sub-chromosome. Denganmembangkitan mutationrate10% (0.1) dari total sub-chromosome, rumus yang digunakan Jumlah Mutasi = 0.1 * TotalSub-Chromosome.
Selanjutnya secara terus menerus akan membentuk sebuah generasi yang lebih baik darigenerasi sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh Chromosome yang memiliki nilai fitness= 0, akandipilih menjadi chromosome terbaik. Chromosome terbaik terpilih jika syarat yang ada sudahterpenuhi (.
Perancangan aplikasi sistem ini membutuhkan databese 6 buah tabel yaitu Tabel Ruang, TabelJurusan, Tabel Dosen, Tabel Mata Kuliah, Tabel Waktu dan Tabel Kelas. Dari semua table padaaplikasi penjadwalan, maka dapat direlasikan untuk table-tabel tersebut pada Gambar 5
Gambar 1 Relasi Database
PEMBAHASAN
Hasil aplikasi pengujian algoritma Genetika sistem menampilkan menu yang terdapat padaaplikasi, terdapat beberapa menu yang digunaan dalam pengujian algoritma genetika. Pada menuMaster data terdapat Data Kelas, Data Ruang, Data Waktu, Data Dosen, Data Jurusan dan Data
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
4/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-422
Kromosom Manual. Pada menu algoritma genetika ini nanti akan dilakukan ujicoba perhitungan penjadwalan. Dan pada menu laporan terdapat laporan dari pengujian yang sudah dilakukan padamenu algoritma genetika. Halaman Menu Utama dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Halaman Menu Utama
Pengujian Sistem Manual
Chromosome Manual.Proses persiapan sistem diawali dengan mengentrikan data kromosom yang akan diujikan
dengan algoritma Genetika. Pada Gambar 3 memuat halaman ini memuat data kromosom manual yang
akan diujikan menggunakan algoritma genetika. Pada proses perhitungan chromosome manualmembutuhkan inisialisasi awal. Setelah proses inisialisasi awal manual selesai akan keluar datakromosom awal manual yang sudah di inisialisasi. Hasil ini dapat dilihat pada Gambar 4. Dari prosesdidapat hasil iniasialisasi awal dari sistem manual yang akan dihitung menggunakan algoritmagenetika.
Gambar 3. Tampilan Halaman Inisialisasi Awal Manual
Gambar 4 Tampilan Halaman Hasil Inisialisasi Manual
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
5/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-423
Perhitungan Algoritma Genetika Sistem ManualProses setelah inisialisasi awal selesai dilanjutkan dengan proses pengujian kromosom awal.
Pilih menu Iterasi untuk menghitung nilai algoritma genetika yang akan dilakukan. Disinimenggunakan iterasi 31 yaitu perulang menghitung sebanyak 31 kali dapat dilihat pada Gambar 5.
Hasil perhitungan yang telah diolah oleh algoritma Genetika dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 5. Tampilan Halaman Pilih Iterasi
Gambar 6. Tampilan Halaman Hasil Perhitungan
Dari perhitungan algoritma genetika diatas didapatkan solusi, yaitu hasil perhitungan yang
sudah dilakukan menghasilkan jadwal yang diinginkan yaitu tidak ada benturan dosen, tidak ada benturan ruang, syarat fitness = 0 terpenuhi dan nilai peluang 1. Jika dalam nilai peluang didapat nilai1 maka mendapat solusi yang berarti tidak ada benturan, sedangkan jika dalam nilai peluang tidakdidapat nilai 1 maka tidak mendapat solusi yang berarti terjadi benturan.Pada percobaan I didapatsolusi, ditemukan pada iterasi 1 pada kromosom ke-5.
Laporan Perhitungan Sistem ManualPada halaman laporan ini berisi laporan proses perhitungan yang sudah dilakukan.Laporan
hasil perhitungan algoritma genetika dapat dilihat pada Gambar 7. Tampilan Halaman Laporan RekapLog. Halaman ini memuat laporan perhitungan setiap kromosom yang sudah dilakukan.Di dalam
halaman ini bisa diketahui perhitungan menemukan solusi atau tidak. Didapat solusi pada iterasi 1
kromosom 5 dengan benturan ruang 0, benturan dosen 0 dan nilai fitness 0 yang sudah memenuhisyarat sehingga tidak ada benturan.
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
6/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-424
Gambar 7. Tampilan Halaman Laporan Rekap Log
Pada hasil laporan perhitungan diatas didapat hasil yaitu pada perhitungan manualmenggunakan 10 kromosom menggunakan 31 iterasi menghasilkan solusi pada iterasi 1 padakromosom ke-5 yang berarti 10 percobaan menggunakan 31 kali perhitungan menghasilkan solusi pada perhitungan 1 dan percobaan ke-5. Arti dari jadwal diatas yaitu perhitungan algoritma genetikamenghasilkan jadwal yang tidak ada benturan.
Pada Gambar 8 tampilan Halaman Laporan Detail Log. Halaman ini memuat laporan perhitungan pada semua kromosom yang sudah dilakukan.Pada kolom keterangan terdapat keterangan
perhitungan yang mengalami crossover dan mutasi.
Gambar 8. Tampilan Halaman Laporan Detail Log
Pada hasil laporan perhitungan diatas adalah hasil dari proses crossover dan mutasi, tetapitidak semua proses perhitungan yang dilakukan tidak melakukan proses crossover dan mutasi. Jikaterjadi proses crossover dan mutasi dilakukan maka akan dicatat pada kolom keterangan yangmenunjukan proses tersebut.
Pada hasil laporan perhitungan diatas adalah hasil detail dari proses crossover dan mutasi.Hasil yang sebelumnya didapat yaitu pada laporan detail log akan dirinci pada laporan ini. Laporan ini
akan menunjukkan pada iterasi dan kromosom berapa yang melalui tahapan dari proses crossover danmutasi.
Iterasi 1kromosom 5solusi didapatdengan tidakada benturan
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
7/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-425
Pengujian Sistem Otomatis
Inisialisasi Awal OtomatisProses pengujian sistem secara otomatis diawali dengan inisialisasi awal otomatis. Masukkan
jumlah chromosome yang akan dihitung. Pilih inisialisasi otomatis lalu dan akan muncul seperti pada
Gambar 9.
Gambar 9. Tampilan Halaman Inisialisasi Awal Otomatis
Setelah proses inisialisasi awal otomatis selesai akan keluar data kromosom awal otomatisyang sudah di inisialisasi. Hasil ini dapat dilihat pada Gambar 10. Pada gambar tersebut chromosome berjumlah 4 chromosome ini merupakan hasil dari inisialisasi awal menggunakan 5 chromosome yang
sudah dipilih yang akan dihitung menggunakan algoritma genetika.
Gambar 10. Tampilan Halaman Hasil Inisialisasi Otomatis
Perhitungan Algoritma Genetika Sistem OtomatisSetelah inisialisasi awal dilanjutkan dengan pengujian kromosom awal otomatis yang
sebelumnya sudah diinisialisasikan. Pilih Iterasi untuk menghitung nilai algoritma genetika yang akandilakukan berapa kali. Disini menggunakan iterasi 2 yaitu perulang menghitung sebanyak 2 kali.
Selanjutnya dilakukan perhitungan masuk GA. Diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Gambar 11.
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
8/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-426
Dari perhitungan algoritma genetika pada Gambar 14 tidak didapatkan solusi, solusi yaituhasil perhitungan yang sudah dilakukan tidak menghasilkan jadwal yang diinginkan. Jika dalam nilai peluang didapat nilai 1 maka mendapat solusi yang berarti tidak ada benturan, sedangkan jika dalamnilai peluang tidak didapat nilai 1 maka tidak mendapat solusi yang berarti terjadi benturan. Pada percobaan II tidak didapat solusi.
Gambar 11 Tampilan Halaman Hasil Perhitungan
Laporan Perhitungan Sistem OtomatisPada halaman laporan ini berisi laporan perhitungan yang sudah dilakukan. Laporan hasil
perhitungan algoritma genetika dapat dilihat pada Gambar 12. Tampilan Halaman Laporan RekapLog. Halaman ini memuat laporan perhitungan setiap kromosom yang sudah dilakukan. Di dalam
halaman ini bisa diketahui perhitungan menemukan solusi atau tidak. Pada hasil laporan perhitunganGambar 12 tidak didapatkan hasil. Arti dari jadwal tersebut yaitu perhitungan algoritma genetika
menghasilkan jadwal berbenturan.
Gambar 12. Tampilan Halaman Laporan Rekap Log
Pada Gambar 13 Tampilan Halaman Laporan Detail Log. Halaman ini memuat laporan
perhitungan pada semua kromosom yang sudah dilakukan. Pada kolom keterangan terdapat keterangan perhitungan yang mengalami crossover dan mutasi.
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
9/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-427
Gambar 13. Tampilan Halaman Laporan Detail Log
Pada hasil laporan perhitungan diatas adalah hasil dari proses crossover dan mutasi, tetapitidak semua proses perhitungan yang dilakukan tidak melakukan proses crossover dan mutasi. Jikaterjadi proses crossover dan mutasi dilakukan maka akan dicatat pada kolom keterangan yangmenunjukan proses tersebut. Misal maksud dari iterasi 0 kromosom ke-0 idpart atau sub-chromosome21 yaitu crossover dilakukan pada chromosome 2 dan chromosome 0 lalu di cut- point crossover menggunakan bilangan acak 11, setelah dilakukan crossover chromosome dimutasi pada sub-
chromosome 0 yang akan dimutasi yaitu timeslot. Timeslot pada sub-chromosome 45 diganti menjadiT4. Penggantian jika terjadi kondisi mutasi yaitu jika sub-chromosome bernilai ganjil maka yang akandimutasi adalah timeslot, sedangkan jika sub-chromosome bernilai genap maka yang akan dimutasiadalah ruang.
Pada Gambar 14 menampilkan Halaman Laporan Random Log. Halaman ini memuat semua perhitungan yang mengalami crossover dan mutasi secara lengkap. Hasil laporan perhitungan adalahhasil detail dari proses crossover dan mutasi. Hasil yang sebelumnya didapat yaitu pada laporan logakan dirinci pada laporan ini. Laporan ini akan menunjukkan pada iterasi dan kromosom berapa yangmelalui tahapan dari proses crossover dan mutasi.
Gambar 14. Tampilan Halaman Laporan Detail Log
KESIMPULAN
Sistem aplikasi ini telah menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
-
8/16/2019 56. Uning lestari ok bgt.pdf
10/10
Prosiding Seminar Nasional Apli kasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014
A-428
1. Algoritma Genetika memperlihatkan hasil perhitungan berupa nilai 1 atau bukan 1. Jika
dalam nilai peluang didapat nilai 1 maka mendapat solusi yang berarti tidak ada
benturan, sedangkan jika dalam nilai peluang tidak didapat nilai 1 maka tidak
mendapat solusi yang berarti terjadi benturan
2. Aplikasi hanya menggunakan satu sampel data yaitu data kelas yang berjumlah 50 data.3. Pencarian solusi dilakukan dengan cara melakukan beberapa kali percobaan yang melibatkan
beberapa nilai probability crossover (ρc) dan nilai mutation rate (ρm).4. Perhitungan algoritma genetika dalam penjadwalkan perkuliahan dilakukan secara acak jadi
hasil dari perhitungan tidak bisa ditentukan dan dipastikan menemukan solusi atau tidak
menemukan solusi.5. Hasil dari aplikasi hanya menampilkan hasil dari perhitungan nilai probability crossover (ρc)
dan nilai mutation rate (ρm).6. Durasi yang dibutuhkan dalam proses perhitungan algoritma genetika menyesuaikan pada data
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
.Fachrudin, A. (2010). Penerapan Algoritma Genetika Untuk Masalah Penjadwalan Job Shop Pada
Lingkungan Industri Pakaian . Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Fitri, R. (2004). Penjadwalan Perkuliahan Dengan Pengujian Tabel Waktu (Time-Table)
Menggunakan Algoritma Genetika. 2004: Universitas Komputer IndonesiaHermawanto, D. (2007). Tutorial Algoritma Genetika. KIM - LIPI , 1-7.Syadid, M. (2008). Penjadwalan Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.Ulfa, L. M. (2011). Optimasi Penjadwalan Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
top related