4. analisa dan pembahasan 4.1. gambaran umum populasi
Post on 16-Oct-2021
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
19 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Populasi Responden
Dari keseluruhan kuisioner yang telah disebarkan, peneliti berhasil
mendapatkan 41 responden yang bekerja di 25 perusahaan kontruksi di Surabaya.
Dari 41 responden tersebut terdapat 13 orang yang bekerja pada perusahaan yang
telah memiliki sertifikasi ISO 9001. Secara keseluruhan 41 responden tersebut
memiliki pengalaman bekerja di bidang konstruksi selama 1 - 35 tahun. Lama
pengalaman bekerja di bidang konstruksi yang dimaksud adalah berapa lama
responden bekerja sejak pertama kali terjun di bidang konstruksi tanpa
memperhitungkan berapa kali responden pindah perusahaan tempat bekerja.
Tabel 4.1. Informasi Umum dari Responden
No Informasi Jumlah
1 Data Penyebaran Kuisioner
Jumlah kuisioner yang dibagikan (set)
Jumlah kuisioner yang dikembalikan (set)
Tingkat Pengembalian (%)
100
41
41%
2 Jumlah karyawan perusahaan (orang) 2 – 250
3 Pengalaman di industri konstruksi (tahun) 1 – 35
4 Perbandingan jumlah proyek
Pemerintah
Swasta
18 %
82 %
5 Jenis proyek yang biasa ditangani
Gedung bertingkat tinggi
Rumah tinggal dan ruko
Jalan, jembatan, airport, waduk
Pabrik, Gudang
Lain-lain
15 %
88 %
15 %
71 %
10 %
20
Universitas Kristen Petra
Jumlah proyek yang diperoleh para responden yaitu sebesar 18%
perolehan berasal dari pemerintah, dan sisanya sebesar 82% berasal dari swasta.
Sedangkan jenis proyek yang ditangani terdiri dari gedung bertingkat tinggi
sebesar 15%, rumah tinggal dan ruko sebesar 88%, proyek infrastruktur (jalan,
jembatan, airport, waduk) sebesar 15%, pabrik dan gudang 71%, dan untuk
proyek lainnya sebesar 10%. Secara keseluruhan, informasi umum dari responden
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
4.2. Kualitas Dokumen Desain
Dari kuisioner yang berhasil dikumpulkan diperoleh pendapat dari
kontraktor mengenai kualitas dokumen desain, baik atribut desain, maupun atribut
dokumen yang nantinya akan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lydia dan Dewayanti (2004). Skala yang digunakan pada bagian
ini adalah:
1. Sangat buruk diberi nilai 1
2. Buruk diberi nilai 2
3. Sedang diberi nilai 3
4. Baik diberi nilai 4
5. Sangat baik diberi nilai 5
4.2.1. Analisa mengenai Atribut Desain
Tabel 4.2 menunjukkan atribut-atribut yang menentukan kualitas desain,
bila semakin banyak atribut yang terpenuhi berarti memiliki kualitas desain
semakin baik.
Gambar 4.1 menunjukkan tingkat kualitas dari masing-masing atribut
desain menurut jawaban kontraktor sebagai responden yang telah dibandingkan
dengan jawaban konsultan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Lydia dan
Dewayanti (2004).
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui atribut apa yang mendapat prioritas dalam proses
desain maupun yang kurang diperhatikan oleh konsultan perencana dan kemudian
dibandingkan dengan pendapat kontraktor yang berperan sebagai pengguna desain
tentang kualitas dokumen desain yang telah ada.
21
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Desain”
Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “ Desain” a. Pertimbangan keseluruhan life cycle cost dari proyek b. Efisiensi material-penggunaan material secara efektif c. Ekonomis-solusi desain yang dihasilkan ekonomis (efektif dalam hal
biaya) d. Relevansi-yakin bahwa permintaan proyek terpenuhi e. Constructability-pertimbangan kemudahan pelaksanaan konstruksi di
lapangan dan keselamatan kerja f. Inovasi-memasukkan inovasi pada solusi desain g. Ekspresif-menunjukkan simbol ekspresi dan perasaan diri h. Estetika-fasilitas yang dihasilkan/dibangun sedap dipandang mata i. Pertimbangan akan kelangsungan (sustainabilitas) ekologi j. Kompatibilitas lapangan-secara efektif mempertimbangkan dan
menggunakan kondisi lapangan (akses ke site, batasan-batasan di lapangan, dll)
k. Pemilihan material- pertimbangan akan tersedianya, kecocokan, dan kompatibilitas dari material
l. Fungsional- desain secara efektif memenuhi fungsi yang diharapkan dari fasilitas
Gambar 4.1. Tingkat Kualitas Atribut Desain
Atribut yang memiliki nilai mean rendah bagi kontraktor berarti kontraktor
merasa atribut tersebut belum terpenuhi dengan baik
Tiga atribut yang memiliki rating terendah bagi kontraktor, yaitu:
1. Ekspresif
Menurut kontraktor atribut ekspresif kurang dipertimbangkan oleh konsultan
perencana dalam proses desain. Dan konsultan perencana menempatkan
Tingkat Kualitas Atribut Desain
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
Eks
pres
if
Life
cyc
le c
ost
Kela
ngsu
ngan
ekol
ogi
Efis
iens
im
ater
ial
Inov
asi
Con
stru
ctab
ility
Eko
nom
i
Kom
patib
ilita
sla
pang
an
Rel
evan
si
Pem
iliha
nm
ater
ial
Este
tika
Fung
sion
al
Ting
kat K
ualit
as
KONTRAKTOR KONSULTAN
22
Universitas Kristen Petra
atribut ekspresif di urutan pertama dimana konsultan perencana kurang
mempertimbangkannya karena dalam proses mengerjakan desain lebih
ditekankan untuk memenuhi keinginan owner untuk menciptakan sebuah
desain yang ekonomis dan efisien sehingga tidak bisa mengembangkan ide
atau kreatifitas sesuai dengan keinginan konsultan perencana. Sedangkan
menurut kontraktor, hal ini disebabkan karena adanya batasan dari peraturan
– peraturan yang ada sehingga atribut ekspresif tidak bisa dipenuhi
2. Life cycle cost
Menurut kontraktor atribut life cycle cost kurang dipertimbangkan oleh
konsultan perencana dimana konsultan perencana juga mengatakan bahwa
Life cycle cost memang berada di urutan kedua yang kurang diperhatikan
mengingat desain yang dihasilkan dengan pertimbangan life cycle cost akan
lebih mahal. Hal ini mungkin disebabkan karena owner kurang memahami
konsep dari life-cycle cost, sehingga yang diinginkan owner adalah desain
yang menghasilkan konstruksi yang lebih ekonomis.
Kemungkinan yang lain untuk bangunan yang disewakan adalah owner
menginginkan initial cost (biaya awal/ biaya konstruksi) yang murah tanpa
memperhitungkan faktor maintenance (perawatan) dengan asumsi
maintenance akan dilakukan sendiri oleh pihak tenant/ penyewa.
3. Kelangsungan Ekologi
Kelangsungan ekologi berkaitan dengan pengaruh yang ditimbulkan
terhadap lingkungan dengan adanya proses konstruksi maupun hasil dari
proses konstruksi di tempat tersebut. Dari kuisioner yang dikumpulkan
diketahui bahwa kontraktor menempatkan kelangsungan ekologi di urutan
ketiga hal ini disebabkan karena pengaruh yang ditimbulkan oleh desain
terhadap lingkungan seringkali muncul sesudah proses konstruksi selesai
sehingga sulit untuk mendeteksinya pada saat tahapan desain.
Sedangkan kontraktor menganggap tingkat kualitas atribut desain
tertinggi yaitu:
1. Fungsional
Atribut fungsional merupakan atribut yang jarang bermasalah bagi
kontraktor. Demikian juga menurut pendapat dari konsultan perencana
23
Universitas Kristen Petra
melalui studi yang dilakukan sebelumnya oleh Lydia dan Dewayanti (2004)
bahwa atribut fungsional berada di peringkat pertama yang paling
diperhatikan. Atribut fungsional berarti bahwa desain tersebut harus secara
efektif memenuhi fungsi dari fasilitas. Setelah fungsi yang diharapkan
tersebut terpenuhi konsultan perencana baru mempertimbangkan pemenuhan
aspek yang lain. Seorang konsultan perencana harus bisa merancang sebuah
desain yang mencerminkan fungsi dari bangunan tersebut. Sedang
kontraktor dalam atribut ini hanya melaksanakan desain yang ada.
2. Estetika
Atribut estetika juga merupakan atribut yang jarang menjadi masalah bagi
kontraktor. Kontraktor menganggap fasilitas yang dihasilkan/dibangun telah
indah dilihat.
3. Pemilihan Material
Atribut pemilihan material juga merupakan atribut yang hampir tidak pernah
menjadi masalah bagi kontraktor. Pemilihan material ini erat kaitannya
dengan fungsi dari struktur yang didesain, ini berarti untuk memperoleh
fungsi yang diharapkan dari suatu struktur harus dipilih material yang
sesuai.
Dari Gambar 4.1 secara keseluruhan terlihat bahwa konsultan perencana
sebagai pembuat desain mengatakan level pemenuhan atribut desain lebih tinggi
dibandingkan menurut kontraktor yang berperan sebagai pemakai desain. Karena
itulah dilakukan T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan
antara kontraktor dan konsultan dalam hal pemenuhan atribut desain. Tabel 4.3
menampilkan hasil analisa statistik yang menggunakan T-Test (dengan α = 5%)
yang menunjukkan perbedaan antara pendapat konsultan perencana dan
kontraktor mengenai semua atribut desain. Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini
adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara jawaban kontraktor dan
konsultan prencana mengenai tingkat kualitas atribut desain. Signifikansi data
diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti
hipotesa (H0) ditolak.
24
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3. Tingkat Kualitas Atribut Desain menurut Kontraktor dan Konsultan Perencana
Mean Aspek dan Atribut Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan
Kompatibilitas lapangan 3.500 4.097 0.003 Ditolak Constructability 3.450 3.969 0.008 Ditolak Fungsional 3.897 4.219 0.049 Ditolak Efisiensi material 3.375 3.774 0.065 Diterima Relevansi 3.525 4.000 0.133 Diterima Pemilihan material 3.775 4.091 0.150 Diterima Kelangsungan ekologi 3.263 3.613 0.152 Diterima Inovasi 3.436 3.594 0.406 Diterima Life cycle cost 2.973 3.103 0.552 Diterima Ekspresif 2.889 3.000 0.654 Diterima Ekonomi 3.500 3.545 0.819 Diterima Estetika 3.825 3.871 0.821 Diterima
Dari Sig.(2-tailed) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa perbedaan yang siknifikan antara kontraktor dan konsultan perencana
tentang pendapat dalam pemenuhan atribut desain.
Perbedaan yang signifikan dalam pemenuhan atribut desain menurut kontraktor
dan konsultan perencana adalah:
1. Kompabilitas Lapangan
Konsultan perencana biasanya tidak memperhatikan kompabilitas lapangan
sebab konsultan perencana menganggap bahwa kompabilitas lapangan
bukan lagi menjadi tanggung jawab konsultan perencana melainkan telah
menjadi tanggung jawab kontraktor. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
konsultan perencana hanya menyelesaikan desain tanpa memperhatikan
kondisi di lapangan, antara lain: batasan – batasan yang ada di lapangan,
akses masuk ke site, ataupun kondisi lingkungan sekitar (contoh:
membangun gedung tinggi di daerah padat penduduk yang mana bangunan
di sekitarnya tidak bertingkat)
2. Constructability
Konsultan perencana biasanya juga kurang memperhatikan Constructability
sebab konsultan perencana menganggap bahwa Constructability juga bukan
lagi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana melainkan juga telah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Fungsional
25
Universitas Kristen Petra
Menurut kontraktor, peranan konsultan perencana sangatlah besar dalam
atribut fungsional. Seorang konsultan perencana harus bisa merancang
sebuah desain yang mencerminkan fungsi dari bangunan tersebut.
Sedangkan kontraktor dalam atribut ini hanya melaksanakan desain yang
ada.
4.2.2. Analisa mengenai Atribut Dokumen
Selain atribut dari proses desain, juga harus dipertimbangkan atribut dari
dokumen. Atribut ini berhubungan dengan bagaimana suatu desain yang
dihasilkan oleh konsultan perencana harus dapat dikomunikasikan kepada
kontraktor. Untuk mendukung kualitas dari desain yang sudah dibuat, desain
tersebut harus disampaikan dengan jelas sehingga kontraktor memahami maksud
konsultan perencana dan dapat melaksanakan desain tersebut dengan baik.
Berikut ini merupakan atribut-atribut yang harus diperhatikan dalam
mendokumentasikan suatu desain (Tabel 4.4).
Tabel 4.4. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Dokumen”
Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Dokumen Desain” a. Kelengkapan- dokumen gambar dan lainnya memberikan semua informasi
yang diberikan b. Kejelasan- dokumen gambar dan lainnya cukup jelas, mudah dibaca, dan
dimengerti c. Konsistensi- informasi antar dokumen konsisten d. Akurasi- dokumen gambar dan lainnya bebas dari kesalahan (error) e. Standardisasi- penggunaan gambar detail dan spesifikasi (meliputi notasi-
notasi) yang standar dalam dokumen f. Relevansi- spesifikasi dan gambar detail spesifik, relevan/sesuai untuk proyek g. Ketepatan waktu- gambar dan dokumen lain diberikan tepat waktu ketika
dibutuhkan untuk menghindari keterlambatan h. Koordinasi- gambar dan dokumen lain untuk semua disiplin desain (arsitek,
struktur, pondasi, M/E) terkoordinasi dengan baik i. Kepastian- gambar dan dokumen lain tidak membutuhkan perubahan j. Konformitas- gambar dan dokumen lain memenuhi standar-standar performa
dan peraturan yang berlaku k. Representatif- gambar dan dokumen lain secara benar menunjukkan kondisi
geologi (bawah tanah), topografi (permukaan), dan juga bangunan lama (contoh: pondasi) atau utilitas (contoh: kabel, pipa) yang ada
26
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2 menunjukkan tingkat kualitas dari masing - masing atribut
dokumen menurut jawaban kontraktor sebagai responden dan dibandingkan
dengan jawaban konsultan perencana dalam studi yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Lydia dan Dewayanti (2004).
Gambar 4.2. Tingkat Kualitas Atribut Dokumen
Dari Gambar 4.2 dapat diketahui atribut yang memiliki nilai mean
rendah bagi kontraktor berarti bahwa kontraktor merasa atribut tersebut belum
terpenuhi dengan baik dalam penyusunan dokumen desain.
Tiga atribut terendah yaitu:
1. Representatif
Representatif berarti gambar dan dokumen lain secara benar menunjukkan
kondisi geologi, topografi dan juga bangunan lama atau utilitas yang telah
ada. Hasil yang didapat dari responden kontraktor menempatkan hal ini
diurutan pertama. Hal ini dikarenakan dokumen yang ada seringkali kurang
sesuai dengan kondisi lapangan atau bahkan dokumen tersebut telah hilang.
2. Kepastian
Kepastian berarti bahwa gambar dan dokumen lain tidak memerlukan
perubahan. Sebagian besar responden memberikan penilaian yang rendah
terhadap atribut ini. Hal ini dikarenakan informasi yang mereka peroleh dari
konsultan perencana seringkali tidak lengkap. Hal ini dikarenakan konsultan
perencana juga mendapatkan informasi yang kurang dari owner dan atau
Tingkat Kualitas Atribut Dokumen
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
Rep
rese
ntat
if
Kepa
stia
n
Akur
asi
Koor
dina
si
Kons
iste
nsi
Kete
pata
nw
aktu
Sta
ndar
disa
si
Kon
firm
itas
Keje
lasa
n
Rel
evan
si
Kel
engk
apan
Ting
kat k
ualit
as
KONTRAKTOR KONSULTAN
27
Universitas Kristen Petra
owner sering melakukan perubahan informasi mengenai desain yang
diinginkannya.
3. Akurasi
Akurasi dokumen desain menyatakan bahwa dokumen tersebut bebas dari
kesalahan. Seperti atribut kepastian di atas, sangatlah sulit untuk
memastikan suatu dokumen desain bebas dari kesalahan, baik dalam hal
penulisan maupun kesalahan yang terkait dengan proses desain itu sendiri.
Sedangkan kontraktor menganggap tingkat kualitas atribut dokumen
tertinggi yaitu:
1. Kelengkapan
Kontraktor menganggap atribut kelengkapanlah yang terbaik pada atribut
dokumen hal ini dimungkinkan karena seorang konsultan perencana telah
memberikan gambar bestek dan perspektif yang diperlukan oleh kontraktor
agar kontraktor dapat melaksanakan proses konstruksi sesuai dengan yang
diinginkan.
2. Relevansi
Relevansi berarti bahwa spesifikasi yang digunakan telah sesuai/ relevan
untuk proyek tersebut. Dengan demikian telah dipertimbangkan karakteristik
dari proyek dalam penentuan spesifikasi.
Pada bagian ini dibandingkan pemenuhan atribut dokumen menurut
kontraktor dan konsultan perencana. Dari Gambar 4.2 dapat dilihat perbandingan
pemenuhan atribut dokumen menurut kontraktor dan konsultan perencana.
Terlihat bahwa konsultan perencana mengatakan level pemenuhan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kontraktor pada keseluruhan atribut yang telah ada
saat ini.
Karena itulah dilakukan T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara kontraktor dan konsultan perencana dalam hal tingkat kualitas
atribut dokumen. Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisa statistik yang
menggunakan T-Test (dengan α = 5%) yang menunjukkan perbedaan antara
pendapat konsultan perencana dan kontraktor mengenai semua atribut desain.
Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan
antara jawaban kontraktor dan konsultan perencana mengenai tingkat kualitas
28
Universitas Kristen Petra
atribut dokumen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima,
sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.
Dari Sig.(2-tailed) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
perbedaan antara kontraktor dan konsultan tentang pendapat dalam pemenuhan
dokumen desain.
Perbedaan yang signifikan dalam pemenuhan atribut dokumen menurut kontraktor
dan konsultan perencana adalah:
1. Konfirmitas
Gambar dan dokumen lain memenuhi standar - standar performa dan
peraturan yang berlaku. Konsultan perencana memberikan penilaian yang
lebih tinggi untuk atribut ini daripada yang diberikan oleh kontraktor. Hal
ini dimungkinkan karena adanya perbedaan kepentingan antara konsultan
perencana dengan kontraktor sehingga bila menurut konsultan perencana
sudah memenuhi standar, tidak demikian menurut kontraktor. Untuk
menjembatani hal ini, biasanya kontraktor memiliki seorang drafter untuk
mengerjakan shop drawing dimana drafter ini mempunyai peranan penting
untuk mengkomunikasikan gambar dengan konsultan perencana.
2. Kejelasan
Ada pendapat yang mengatakan konsultan perencana lokal belum bekerja
secara profesional, biasanya produk lokal hanya memberikan gambar bestek
dan perspektif. Berbeda dengan konsultan perencana dari luar negeri sebagai
contoh Singapura, produknya meliputi gambar bestek, perspektif, juga
disertakan animasi dari desain tersebut, sehingga akan sangat memperjelas
desain yang ada. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan
penguasaan teknologi, sebagai contoh, program AUTOCAD untuk
konsultan perencana Indonesia masih merupakan barang baru yang mana
belum semua konsultan perencana menguasainya, sedangkan untuk
Singapura, AUTOCAD sudah menjadi program yang umum dipakai. Tetapi
dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada responden menyatakan bahwa
spesifikasi dan gambar detail spesifik sudah relevan atau sesuai untuk
proyek
3. Representatif
29
Universitas Kristen Petra
Menurut kontraktor, spesifikasi gambar yang diberikan oleh konsultan
perencana belum mewakili keadaan di lapangan. Konsultan perencana
hanyalah mendesain seperti yang diinformasikan owner sedangkan owner
sendiri tidak memberikan informasi secara detail contohnya keadaan bawah
tanah, lokasi penempatan pipa dan lain sebagainya.
4. Konsistensi
Konsultan perencana menganggap dokumen yang ada telah konsisten satu
sama lain sedangkan kontraktor mengatakan sebaliknya, karena di lapangan
banyak dijumpai kasus dimana gambar yang satu dengan yang lain tidak
konsisten contohnya sambungan tulangan antara kolom dan balok. Ada
kemungkinan ketika tahapan desain memang telah sesuai tetapi ketika tahap
pendokumentasian berbeda hasilnya karena dilakukan oleh seorang drafter
yang bukan pembuat desain itu sendiri.
5. Relevansi
Kontraktor menganggap spesifikasi dan gambar detail spesifik,
relevan/sesuai untuk proyek masih dibawah konsultan meski relevansi
menempati urutan yang cukup baik bagi kontraktor mengenai pemenuhan
atribut dokumen.
6. Akurasi
Konsultan perencana memberikan penilaian yang lebih tinggi dibandingkan
kontraktor untuk atribut akurasi. Hal ini dimungkinkan kontraktor merasa
dokumen yang ada masih terdapat banyak kesalahan demikian juga dengan
konsultan perencana hanya saja mungkin konsultan perencana sebagai
pembuat desain tidak mau dipersalahkan sehingga masih menilai bahwa
dokumen yang dihasilkan ‘masih baik’
30
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Tingkat Kualitas Atribut Dokumen menurut Kontraktor dan Konsultan Perencana
Mean
Aspek dan Atribut Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan Konfirmitas 3.425 4.063 0.000 Ditolak Kejelasan 3.475 4.118 0.002 Ditolak Representatif 2.795 3.576 0.003 Ditolak Konsistensi 3.175 3.758 0.010 Ditolak Relevansi spesifikasi 3.525 3.909 0.012 Ditolak Akurasi 3.025 3.515 0.017 Ditolak Koordinasi 3.100 3.471 0.096 Diterima Standardisasi 3.400 3.735 0.102 Diterima Ketepatan waktu 3.275 3.545 0.192 Diterima Kelengkapan 3.550 3.794 0.261 Diterima Kepastian 2.800 2.848 0.821 Diterima
Setelah dilihat hasilnya antara atribut dokumen dan atribut desain
ternyata pada atribut dokumen lebih banyak perbedaan pendapat antara kualitas
dokumen desain menurut pandangan kontraktor dan konsultan perencana. Hal ini
kemungkinan disebabkan pada atribut dokumen lebih banyak orang yang terlibat
dibandingkan atribut desain sehingga kemungkinan untuk salah persepsi sebelum
sampai kepihak kontraktor lebih mungkin terjadi.
4.2.3. Perbandingan Kualitas Dokumen Desain pada Proyek Pemerintah dan
Swasta
Untuk mengetahui perbandingan kualitas dokumen desain secara
keseluruhan pada proyek pemerintah dan swasta, responden ditanyai mengenai
pendapatnya terhadap kualitas dokumen desain. Ada pendapat yang menyatakan
bahwa dokumen desain untuk proyek pemerintah lebih baik dibandingkan dengan
proyek swasta dikarenakan untuk proyek pemerintah sudah ada peraturan panduan
yang harus dipenuhi melalui Badan Perancang Nasional dimana panduan tersebut
sudah sangat lengkap dan mendetail. Tetapi hasil dari kuisioner mengatakan
sebaliknya. Sebesar 44% responden tidak setuju bahwa kualitas dokumen desain
pada proyek pemerintah lebih baik daripada proyek swasta. Sedangkan 32%
menjawab tidak tahu dan hanya 24% yang setuju bahwa kualitas dokumen desain
pada proyek pemerintah lebih baik daripada proyek swasta seperti ditunjukkan di
31
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3. Hal ini dimungkinkan karena 82% responden mengerjakan proyek
swasta sedangkan hanya 18% responden yang mengerjakan proyek pemerintah.
Gambar 4.3. Tanggapan mengenai Kualitas Dokumen Desain pada Proyek Pemerintah Lebih Baik daripada pada Proyek
Swasta
4.2.4. Perbandingan Kualitas Dokumen Desain Yang dihasilkan in-house dengan
Konsultan Independen
Untuk mengetahui perbandingan kualitas dokumen desain secara
keseluruhan antara konsultan perencana yang bekerja di owner (in-house) dan
konsultan independen (eksternal), responden diberikan pertanyaan mengenai
pendapatnya terhadap kualitas dokumen desain. Gambar 4.4 menunjukkan 60%
responden tidak setuju bahwa kualitas dokumen desain yang dihasilkan oleh
konsultan perencana yang bekerja di owner lebih baik daripada konsultan
independen (eksternal). Sedangkan 36% menjawab setuju dan hanya 4%
menjawab tidak tahu.
Kualitas Dokumen Desain pada Proyek Pemerintah > Proyek Swasta
Tidak44%
Ya24%
Tidak tahu32%
32
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4 Perbandingan Kualitas Dokumen Desain Yang dihasilkan in-house dengan Konsultan Independen
.
4.2.5. Perbandingan Kualitas Dokumen Desain pada Sistem Procurement yang
Berbeda
Selain diminta untuk memberikan pendapat mengenai kualitas dokumen
desain berdasarkan klien yang memberikan proyek, responden juga diminta untuk
memberikan rating terhadap kualitas dokumen desain untuk sistem traditional dan
design and build (Gambar 4.5). Skala yang digunakan pada bagian ini adalah:
1. Sangat buruk diberi nilai 1
2. Buruk diberi nilai 2
3. Sedang diberi nilai 3
4. Bagus diberi nilai 4
5. Sangat bagus diberi nilai 5
Responden dari kontraktor menilai bahwa kualitas dokumen desain
untuk sistem traditional lebih buruk daripada untuk sistem design and build
karena dalam sistem desain and build yang mendesain dan yang membangun
adalah pihak yang sama maka kualitas dokumen desain yang ada lebih baik. Hal
ini bertentangan dengan pendapat responden dari konsultan (Lydia dan
Dewayanti, 2004) dikarenakan pada sistem traditional, konsultan perencana
bekerja secara independen tanpa adanya campur tangan dari kontraktor, dengan
demikian konsultan perencana dapat menghasilkan desain sesuai dengan
pemahaman yang diperolehnya dari owner. Sedangkan pada sistem design and
Ya 36%
Tidak 60%
Tdk Tahu 4%
Kualitas Dokumen desain oleh dihasilkan konsultan in-house > konsultan independen
33
Universitas Kristen Petra
build konsultan perencana dan kontraktor bekerja bersama-sama bahkan konsultan
perencana berkonsultasi dengan kontraktor, dengan demikian secara tidak
langsung konsultan perencana akan menyesuaikan desain yang dibuatnya dengan
keperluan kontraktor. Jadi konsultan perencana tidak bebas mengkreasikan desain
dengan ide yang dimilikinya.
Gambar 4.5. Tingkat Kualitas Dokumen Desain untuk setiap Sistem Procurement
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapat yang signifikan
antara kontraktor dan konsultan perencana mengenai tingkat kualitas dokumen
desain dengan sistem tradisional dilakukan T-Test dengan nilai signifikan 5
persen dan Hipotesa awal (H0) yang dipakai adalah konsultan perencana dan
kontraktor menilai tingkat kualitas dokumen desain pada sistem tradisional adalah
sama. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika
dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel 4.6
Tabel 4.6 Tingkat Kualitas Dokumen desain pada sistem tradisional
Mean Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan
Sistem Tradisional 3.240 4.070 0.000 Ditolak
Dari Sig.(2-tailed) pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pendapat yang signifikan antara kontraktor dan konsultan tentang
Tingkat Kualitas Dokumen Desain untuk Setiap Sistem Procurement
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
Tin
gkat
Kua
litas
kontraktor 3.24 3.61
konsultan perencana 4.07 3.23
Tradisional D & B
34
Universitas Kristen Petra
kualitas dokumen desain pada sistem tradisional dimana kontraktor menilai jauh
lebih rendah dibanding konsultan perencana.
Pada bagian ini juga dibandingkan pendapat tentang kualitas dokumen
desain pada sistem Design & Build (D&B) menurut pandangan kontraktor dan
konsultan perencana. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapat yang
signifikan antara kontraktor dan konsultan perencana mengenai tingkat kualitas
dokumen desain dengan sistem Design & Build (D&B) dilakukan T-Test dengan
nilai signifikan 5 persen dan Hipotesa awal (H0) yang dipakai adalah konsultan
perencana dan kontraktor menilai tingkat kualitas dokumen desain pada sistem
Design & Build (D&B) adalah sama. Signifikansi data diatas 0.05 berarti
hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Tingkat Kualitas Dokumen desain pada sistem Design & Build (D&B)
Mean Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan
Sistem Design & Build (D&B) 3.610 3.230 0.1000 Diterima Dari Sig.(2-tailed) pada tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pendapat yang signifikan antara kontraktor dan konsultan tentang
kualitas dokumen desain pada sistem Design & Build (D&B) meskipun rata-rata
kontraktor menilai sistem Design & Build (D&B) lebih tinggi dari Konsultan
menilai sistem Design & Build (D&B).
35
Universitas Kristen Petra
4.3 Masalah-Masalah Pada Dokumen Desain
Faktor - faktor pada tabel 4.8 berikut ini merupakan hal - hal yang merupakan
masalah -masalah pada dokumen desain
Tabel 4.8. Masalah-masalah pada Dokumen Desain
Masalah-masalah pada Dokumen Desain a. Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek b. Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek konstruksi c. Desain yang tidak sesuai dengan sistem procurement (traditional, design-build,
etc) d. Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah e. Pada sistem fast track desain konstruksi yang belum selesai menyebabkan
proyek konstruksi harus menunggu f. Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang diakibatkan
kurangnya koordinasi g. Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan kurangnya
koordinasi h. Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan i. Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan j. Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi pabrik k. Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan l. Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan m. Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada konstruksi n. Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan o. Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman (tidak up-to-
date) p. Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk mengkira - kira
sendiri kemauan klien q. Terlambatnya desain untuk finishing r. Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan tidak benar s. Catatan-catatan penjelasan kritis yang tersembunyi dalam catatan umum t. Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek yang sederhana bila
didokumentasikan secara berlebihan u. Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan v. Kurang detailnya standar pada dokumen w. Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain x. Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai dengan kondisi
saat ini y. Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner z. Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa adanya
gambar å. Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak ä. Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain ö. Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa mengasumsikan
sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga mempengaruhi harga tender
36
Universitas Kristen Petra
Kepada responden diberikan pertanyaan intensitas terjadinya dan juga
besarnya efek yang ditimbulkan masing-masing faktor.
Skala yang digunakan dalam menentukan intensitas pada bagian ini adalah:
1. Tidak pernah terjadi diberi nilai 1
2. Jarang terjadi diberi nilai 2
3. Terkadang terjadi diberi nilai 3
4. Sering terjadi diberi nilai 4
5. Selalu terjadi diberi nilai 5
Sedangkan skala yang digunakan dalam menentukan efek bila terjadi
adalah:
1. Tidak ada pengaruh yang berarti diberi nilai 1
2. Pengaruh kecil diberi nilai 2
3. Pengaruh biasa/sedang diberi nilai 3
4. Pengaruh buruk yang besar diberi nilai 4
5. Pengaruh buruk yang sangat besar diberi nilai 5
Nilai dari intensitas dan efek tersebut dikalikan untuk memperoleh tingkat
pengaruh (Influence Level/ IL) dari masing - masing faktor. Faktor yang memiliki
tingkat pengaruh tertinggi merupakan faktor yang paling mempengaruhi kualitas
dokumen desain
Pada Gambar 4.6. Faktor-faktor tersebut telah disusun dari yang memiliki
nilai IL tinggi sampai rendah.
37
Universitas Kristen Petra
Masalah-masalah Pada Dokumen Desain
cc) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga
mempengaruhi harga tender
q) Terlambatnya desain untuk finishing m) Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada
konstruksi e) Pada sistem fast track desain konstruksi yang belum selesai
menyebabkan proyek konstruksi harus menunggu p) Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk
mengkira - kira sendiri kemauan dari klien w) Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain
a) Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek
i) Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan
v) Kurang detailnya standar pada dokumen
y) Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner
r) Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan
tidak benar bb) Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain
u) Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan
t) Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek yang sederhana bila
didokumentasikan secara berlebihan b) Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek
konstruksi j) Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi pabrik
n) Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan
f) Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang
diakibatkan kurangnya koordinasi c) Desain yang tidak sesuai dengan sistem procurement (traditional,
design-build, etc) h) Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan
z) Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa
adanya gambar g) Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan
kurangnya koordinasi o) Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman
(tidak up-to-date) s) Catatan-catatan penjelasan kritis yang tersembunyi dalam catatan
umum x) Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai
dengan kondisi saat ini l) Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan
d) Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah
aa)Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak
k) Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan
Gambar 4.6 Tingkat pengaruh masalah – masalah pada dokumen desain
1.0 2.0 3.0 4.0 5.0
Intensitas Efek
38
Universitas Kristen Petra
Rata-rata dari intensitas dan efek faktor-faktor masalah-masalah pada dokumen
desain hasil dari jawaban yang diterima dari responden dapat dilihat pada Tabel
4.9 dengan susunan nilai IL terendah hingga tertinggi.
Tabel 4.9 Tabel perkalian intensitas dan efek dari faktor-faktor masalah-masalah pada dokumen desain
MASALAH-MASALAH PADA DOKUMEN DESAIN Inten- sitas Efek IL
k) Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan 2.146 2.789 5.987 aa)Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak 2.225 3.351 7.457 d) Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah 2.225 3.486 7.757 l) Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan 2.641 2.973 7.852 x) Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai dengan
kondisi saat ini 2.537 3.194 8.103 s) Catatan-catatan penjelasan kritis yang tersembunyi dalam catatan umum 2.600 3.211 8.347 o) Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman
(tidak up-to-date) 2.659 3.200 8.507 g) Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan kurangnya
koordinasi 2.439 3.553 8.665 z) Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa
adanya gambar 2.463 3.711 9.141 h) Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan 2.439 3.816 9.307 c) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa
mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga mempengaruhi harga tender 2.667 3.639 9.704
f) Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang diakibatkan kurangnya koordinasi 2.512 3.895 9.784
n) Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan 2.610 3.775 9.852 j) Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi pabrik 2.707 3.641 9.857 b) Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek konstruksi 2.683 3.725 9.994 t) Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek sederhana bila
didokumentasikan secara berlebihan 2.821 3.553 10.02 u) Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan 2.825 3.590 10.14 bb) Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain 2.805 3.692 10.36 r) Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan tidak
benar 2.951 3.550 10.48 y) Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner 2.805 3.744 10.5 v) Kurang detailnya standar pada dokumen 3.049 3.605 10.99 i) Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan 2.825 4.026 11.37 a) Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek 2.725 4.256 11.6 w) Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain 2.951 4.000 11.8 p) Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk mengkira
- kira sendiri kemauan dari klien 3.049 3.947 12.03 e) Pada system fast track desain konstruksi yang belum selesai
menyebabkan proyek konstruksi harus menunggu 3.125 3.897 12.18 m) Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada
konstruksi 3.341 4.231 14.14 q) Terlambatnya desain untuk finishing 3.366 4.205 14.15 cc) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa
mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga mempengaruhi harga tender 3.275 4.410 14.44
39
Universitas Kristen Petra
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa intensitas yang paling sering
muncul adalah terlambatnya desain untuk finishing. Efek dan tingkat pengaruh
(Influence Level/ IL) pengurangan efisiensi pada proses konstruksi yang terbesar
terjadi bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa
mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga
mempengaruhi harga tender.
Selain itu untuk melihat adanya perbedaan intensitas munculnya masalah-
masalah pada dokumen desain pada jenis konstruksi yang berbeda dilakukan test
Anova (dengan α = 5%) pada tiga jenis konstruksi yaitu:
1. Jenis konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko.
2. Jenis konstruksi jalan, jembatan, airport, waduk, proyek sejenis
3. Jenis konstruksi pabrik dan gudang
Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini adalah bahwa munculnya masalah-masalah
pada dokumen desain pada jenis konstruksi yang berbeda adalah sama.
Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika
dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak (Tabel 4.10)
Tabel 4.10 Analisa Anova mengenai masalah – masalah pada dokumen desain MASALAH-MASALAH PADA DOKUMEN DESAIN Sig Keterangan
q) Terlambatnya desain untuk finishing 0.043 Ditolak
h) Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan 0.145 Diterima
l) Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan 0.146 Diterima
z) Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa
adanya gambar 0.149 Diterima
a) Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek 0.197 Diterima
n) Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan 0.277 Diterima
bb) Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain 0.288 Diterima
m) Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada
konstruksi 0.307 Diterima
v) Kurang detailnya standar pada dokumen 0.349 Diterima
t) Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek yang sederhana bila
didokumentasikan secara berlebihan 0.419 Diterima
c) Desain yang tidak sesuai dengan sistem procurement (traditional,
design-built, etc) 0.475 Diterima
40
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10 (sambungan). Masalah – Masalah pada Dokumen Desain
MASALAH-MASALAH PADA DOKUMEN DESAIN Sig Keterangan
s) Catatan - catatan penjelasan kritis tersembunyi dalam catatan
umum 0.494 Diterima
cc) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa
mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor
sehingga mempengaruhi harga tender 0.578 Diterima
y) Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner 0.599 Diterima
p) Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk
mengkira - kira sendiri kemauan dari klien 0.621 Diterima
e) Pada sistem fast track desain konstruksi yang belum selesai
menyebabkan proyek konstruksi harus menunggu 0.674 Diterima
j) Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi
pabrik 0.681 Diterima
o) Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman
(tidak up-to-date) 0.684 Diterima
k) Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan 0.695 Diterima
f) Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang
diakibatkan kurangnya koordinasi 0.702 Diterima
i) Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan 0.737 Diterima
r) Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan
tidak benar 0.772 Diterima
g) Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan
kurangnya koordinasi 0.774 Diterima
aa) Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak 0.783 Diterima
d) Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah 0.797 Diterima
b) Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek
konstruksi 0.85 Diterima
x) Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai
dengan kondisi saat ini 0.871 Diterima
u) Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan 0.890 Diterima
w) Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain 0.975 Diterima
Secara keseluruhan masalah yang terjadi pada dokumen desain
intensitasnya sama kecuali pada masalah terlambatnya desain untuk finishing. Hal
ini dikarenakan pekerjaan finishing untuk Jenis konstruksi jalan, jembatan,
41
Universitas Kristen Petra
airport, waduk, proyek sejenis tidak terlalu banyak dibanding pekerjaan Jenis
konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko. Hal ini terbukti
dengan nilai rata-rata intensitas munculnya masalah-masalah pada dokumen
desain pada jenis konstruksi untuk tiga jenis konstruksi mulai dari yang terendah
yaitu jenis konstruksi jalan, jembatan, airport, waduk, proyek sejenis dengan nilai
mean 2.444, Jenis konstruksi pabrik dan gudang dengan nilai mean 3.345 dan
jenis konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko dengan nilai
mean 3.444 yang membuktikan bahwa munculnya masalah pada dokumen desain
jenis konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko lebih sering
dibanding jenis konstruksi jalan, jembatan, airport, waduk, proyek sejenis.
4.4. Dampak Dari Kualitas Dokumen Desain Pada Efisiensi Proses
Konstruksi
4.4.1. Pengaruh Kualitas Dokumen Desain Terhadap Penawaran Harga
Para responden kontraktor yang terpilih secara acak ditanya mengenai
pengaruh mutu dokumen desain yang disediakan terhadap penawaran harga yang
akan diajukan dalam suatu tender.
Gambar 4.7 Jawaban responden tentang pengaruh kualitas dokumen desain
terhadap penawaran harga
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar kontraktor (88%)
mengatakan bahwa kualitas dokumen desain berpengaruh bagi responden dalam
menentukan penawaran harga dalam suatu pengajuan tender.
Ya88%
Tidak10%
Tidak tahu2%
Kualitas Dokumen Desain BerpengaruhTerhadap Penawaran Harga
42
Universitas Kristen Petra
4.4.2. Indikasi Pertambahan atau Pengurangan Harga yang Terjadi pada Estimasi
Harga Proyek Secara Umum
Dan peningkatan persentase penawaran harga akibat dokumen desain
dapat dilihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Jawaban responden tentang persentase penawaran harga dengan suatu
tingkat kualitas dokumen
Responden lebih lanjut diminta untuk mengindikasikan dengan memberi
tanda pada kotak yang telah disediakan berapa persen pertambahan atau
pengurangan harga yang terjadi pada estimasi harga proyek untuk setiap kualitas
dokumen desain dengan 5 kategori kualitas dokumen desain mulai dari “paling
buruk hingga paling baik”.
Gambar 4.8 memperlihatkan bahwa untuk kualitas dokumen desain yang sangat
baik akan meningkatkan penawaran 0.525% sedangkan bila kualitas dokumen
desain sangat buruk maka akan meningkatkan penawaran hingga 7.380%. Hal ini
disebabkan karena kualitas dokumen desain yang buruk setiap item nya belumlah
jelas sehingga peningkatan harga lebih tinggi diperlukan untuk mencegah
berbagai kemungkinan yang terjadi nantinya.
4.4.3. Indikasi rata-rata proporsi yang biasa terjadi pada proyek sebagai akibat
langsung dari dokumen desain yang buruk
Sejumlah permasalahan yang diindikasikan sebagai akibat langsung dari
dokumen desain yang buruk terhadap proyek dikelompokkan pada tabel 4.11.
Persentase Penawaran harga akibat Dokumen Desain
0
2
4
6
8
Kualitas Dokumen Desain
pers
en (%
)
Peningkatan 7.3804.7001.6830.9000.525
S. Brk BrkRata2BgsS. Bgs
43
Universitas Kristen Petra
Kemudian para responden diminta untuk memberitahukan seberapa besar
pengaruh yang disebabkan oleh dokumen desain yang buruk terhadap setiap
bagian tersebut.
Tabel 4.11 Permasalahan-permasalahan akibat dokumen desain yang kurang baik
Permasalahan-permasalahan akibat dokumen desain yang kurang baik
a. Pekerjaan ulang
b. Penundaan (delay)
c. Pembengkakan biaya konstruksi
d. Perubahan Kontrak (change order)
e. Kecelakaan pada lokasi
f . Perselisihan kontrak
g. Kehilangan keuntungan kontraktor
h. Penurunan produktifitas
Gambar 4.9 Peningkatan proporsi biaya akibat dokumen desain yang buruk
Pada Gambar 4.9 diketahui urutan pertama peningkatan proporsi biaya
akibat dokumen desain yang buruk adalah penundaan (delay) yang mencapai 34%
kemudian diurutan kedua adalah pembengkakan biaya konstruksi.yang mencapai
31.50 % dan urutan ketiga rework yang mencapai 31.50 % sedangkan kehilangan
keuntungan kontraktor berada pada urutan keempat dengan 28.25 % yang
Peningkatan Proporsi akibat Dokumen Desain yang Buruk
05
10152025303540
kecelakaankerja
perselisihankontrak
penurunanpoduktifitas
change order kehilangankeuntungankontraktor
rework pembengkakanbiaya
delay
Per
sen
(%)
44
Universitas Kristen Petra
kemungkinan besar merupakan efek dari delay, pembengkakan biaya konstruksi
dan rework.
4.4.4. Manfaat Peningkatan Kualitas Dokumen Desain
Para responden diminta untuk memperkirakan keuntungan yang akan
didapat oleh pemilik proyek bila kualitas dokumen desain ditingkatkan. Untuk
memperkirakan hal tersebut kontraktor diberi pilihan batasan mulai 0-5%, 5-10%,
10-15%, 15-20%, sampai >20%.
Gambar 4.10 memperlihatkan jawaban responden mengenai keuntungan yang
didapat oleh pemilik proyek bila tingkat dokumen desain yang ada ditingkatkan.
Rata-rata responden mengatakan keuntungan yang akan didapat pemilik proyek
bila dokumen desain ditingkatkan hampir mencapai 7.5%. Dengan demikian
apabila kualitas dokumen desain ditingkatkan maka pemilik proyek akan
mendapatkan keuntungan cukup besar.
Gambar 4.10 Persen keuntungan pemilik proyek bila kualitas dokumen desain ditingkatkan
4.5. Pengaruh Karakteristik Proyek terhadap Kualitas Dokumen Desain
Selain faktor-faktor di atas, perlu juga diketahui pengaruh karakteristik
proyek terhadap kualitas dokumen desain. Karakteristik proyek tersebut meliputi:
1. Inovasi
Persen Keuntungan Pemilik Proyek bila Dokumen Desain ditingkatkan
5-10%42%
10-15%15%
0-5%27%
tidak tahu7%
15-20%7%
>20%2%
45
Universitas Kristen Petra
2. Ketidakpastian kondisi lapangan, meliputi kondisi di permukaan dan bawah
tanah
3. Proyek dengan kompleksitas yang sangat tinggi
4. Lokasi proyek yang sulit, contoh akses ke site, batasan-batasan lapangan,
dsb
5. Ukuran proyek yang sangat besar
6. Proyek yang sensitif terhadap lingkungan atau khalayak umum
7. Tingkat kepentingan (urgency) dari proyek
8. Proyek dengan metode “fast track” (fase desain dan konstruksi yang
overlap)
Gambar 4.11 menunjukkan pandangan kontraktor dan konsultan tentang
pengaruh karakteristik proyek terhadap kualitas dokumen desain yang dihasilkan.
Gambar 4.11. Tingkat Pengaruh Karakteristik Proyek terhadap
Kualitas Dokumen Desain
Karakteristik proyek disini diukur dengan skala 1 yang menyatakan tidak
ada pengaruh yang berarti sampai dengan skala 5 yang menyatakan pengaruh
buruk yang sangat besar. Hal ini berarti bahwa karakteritik proyek dengan nilai
mean tinggi memiliki pengaruh buruk yang sangat besar.
Bagi kontraktor karakteristik proyek yang memiliki tingkat pengaruh terbesar
terhadap kualitas dokumen desain adalah :
Tingkat Pengaruh Karakteristik Proyek
1.0002.0003.0004.0005.000
Inova
si Proy
ek
Ukuran P
royek
Tingka
t Kep
entin
gan
Fast T
rack
Komple
ksitas
Kondis
i Lap
anga
n
Lokas
i Proyek
Lingkun
gan
kontraktor konsultan
46
Universitas Kristen Petra
1. Proyek yang sensitif terhadap lingkungan atau khalayak umum
Kontraktor mengatakan hubungan karakteristik proyek lingkungan dengan
dokumen desain jauh lebih besar dibanding Konsultan perencana hal ini
disebabkan kontrktorlah yang sering berhubungan dengan lingkungan atau
khalayak umum dimana konstruksi dilaksanakan.
2. Lokasi proyek yang sulit, seperti akses ke lapangan, batasan-batasan di
lapangan.
Dengan lokasi proyek yang sulit ataupun ada batasan yang terjadi
dilapangan maka kontraktor juga mengalami kesulitan dalam pelaksanaan
proses konstruksi. Sebagai contoh, membangun proyek didaerah
pegunungan dimana jalan yang tersedia masih belum memadai untuk dilalui
alat-alat berat atau alat-alat transportasi besar.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara
kontraktor dan konsultan perencana dalam tingkat pengaruh buruk dari tiap
karakteristik proyek dengan kualitas dokumen desain maka dilakukanlah analisa
T-test . Tabel 4.12 menunjukkan hasil analisa statistik yang menggunakan T-Test
(dengan α = 5%) yang menunjukkan perbedaan antara pendapat konsultan
perencana dan kontraktor mengenai tingkat pengaruh buruk dari tiap karakteristik
proyek dengan kualitas dokumen desain. Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini
adalah bahwa antara jawaban konsultan perencana dan jawaban kontraktor tidak
terdapat hubungan atau berbeda. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0)
diterima, sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.
Dari Sig.(2-tailed) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
perbedaan yang signifikan antara kontraktor dan konsultan tentang tingkat
pengaruh buruk dari tiap karakteristik proyek dengan kualitas dokumen desain.
Perbedaan yang signifikan dalam tingkat pengaruh buruk dari tiap karakteristik
proyek dengan kualitas dokumen desain menurut kontraktor dan konsultan adalah:
1. Lingkungan
Dalam hal ini Kontraktor mengatakan hubungan karakteristik proyek
lingkungan dengan dokumen desain jauh lebih besar dibanding Konsultan
47
Universitas Kristen Petra
perencana hal ini disebabkan kontrktorlah yang sering berhubungan dengan
lingkungan atau khalayak umum dimana konstruksi dilaksanakan.
2. Lokasi Proyek
Dengan akses ke lokasi proyek yang sulit ataupun ada batasan yang terjadi
di lapangan maka kontraktor juga mengalami kesulitan dalam pelaksanaan
proses konstruksi. Hal ini berbeda dengan penilaian dari konsultan
perencana yang mengatakan bahwa lokasi proyek tidak terlalu
mempengaruhi kualitas dokumen desain. Perbedaan ini dimungkinkan
karena tugas seorang konsultan perencana adalah membuat desain
sedangkan yang melaksanakan di lapangan adalah kontraktor sehingga
konsultan perencana tidak mau ambil pusing dengan masalah lokasi proyek
yang penting dokumen desain yang dihasilkan baik.
3. Kompleksitas
Kontraktor mempunyai pengaruh kompleksitas yang lebih tinggi dibanding
konsultan hal ini disebabkan kontraktor lebih banyak pertimbangan antara
lain faktor lingkungan sekitar, batasan dilapangan, dll dibanding konsultan.
Tabel 4.12. Hubungan karakteristik proyek dengan dokumen desain menurut kontraktor dan konsultan perencana
Mean Karakteristik proyek Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan
Lingkungan 4.000 2.886 0.000 ditolak Lokasi Proyek 3.950 3.171 0.001 ditolak Kompleksitas 3.625 3.200 0.041 ditolak Ukuran Proyek 3.100 2.714 0.122 diterima Tingkat Kepentingan 3.200 2.914 0.209 diterima Fast Track 3.500 4.429 0.238 diterima Inovasi Proyek 2.800 2.914 0.597 diterima Kondisi Lapangan 3.775 3.771 0.988 diterima
top related