3.cardiovascular disease
Post on 28-Oct-2015
47 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH FARMAKOTERAPI
Cardiovascular Disease
Disusun oleh:
Talitha Nurul B. 260110090067
M.Garda Pakerti 260110090069
Rahajeng H.R.S 260110090070
Ita Puspitasari 260110090071
Ilham Jumadil P. 260110090072
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012
Kata Pengantar
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Farmakoterapi yang berjudul Cardiovascular Disease.
Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW karena
atas perjuangannya kita dapat mengecap indahnya Islam hingga saat ini dan semoga
kita termasuk umatnya hingga akhir zaman.
Makalah farmakoterapi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakoterapi. Makalah ini berisi mengenai tinjauan farmakoterapi untuk penyakit
Cardiovascular Disesase. Makalah ini terdiri dari definisi, patofisiologi, manifestasi
klinis, terapi farmakologi dan terapi non farmakologi dari Cardiovascular Disease.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Muhtadi, M.S.,
Apt yang telah membimbing kami dalam membuat makalah Farmakoterapi ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala bentuk
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Jatinangor, 19 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................................... 2
Tujuan.................................................................................................................... 3
Rumusan Masalah................................................................................................. 4
BAB II ISI
2.1 Definisi Hipertensi............................................................................... 5
2.2 Patofisiologi Hipertensi....................................................................... 6
2.3 Gejala Hipertensi................................................................................. 6
2.4 Diagnosis Hipertensi............................................................................ 7
2.5 Hasil Terapi yang Diinginkan.............................................................. 8
2.6 Penanganan..........................................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
Daftar Pustaka.......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit jantung koroner (PJK) sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian
utama di berbagai benua mulai dari Amerika Utara, Eropa dan Asia yang meliputi
juga Indonesia. Meskipun sudah digunakan bermacam strategi farmakologis atau
perubahan gaya hidup, namun dari tahun ke tahun angka penderitanya selalu
cenderung meningkat. Pada ketika ini, kira-kira 13.670.000 orang menderita penyakit
jantung, angina pectoris (nyeri dada) atau kedua-duanya. Dari keseluruhan jumlah,
6.930.000 orang adalah lelaki dan 6.750.000 orang adalah perempuan. Sekurang-
kurangnya 250.000 orang meninggal dunia setiap tahun dalam masa satu jam setelah
serangan jantung dan sebelum sampai ke hospital. Di Amerika Sarikat pula, setiap
tahun kira-kira 478.000 orang meninggal dunia karena serangan jantung. 1,5 juta
orang mendapat serangan jantung, 407.000 orang mengalami operasi peralihan dan
300.000 orang menjalani angioplasty. Jika dilihat dari sudut umur, lima persen dari
semua jenis serangan jantung terjadi pada orang di bawah umur 40 tahun, manakala
45 persen orang yang mendapat serangan jantung berumur kurang dari 65 tahun. 84.6
persen orang yang meninggal karena serangan jantung berusia lebih 65 tahun. Kira-
kira 80 persen orang di bawah umur 65 tahun yang meninggal dunia karena penyakit
jantung koroner adalah pada serangan pertama. Pada 48 persen lelaki dan 63 persen
perempuan yang meninggal dunia karena penyakit jantung koroner ini, mereka tidak
menunjukkan sebarang symptom penyakit ini. Di Indonesia, prevalensi penyakit
jantung koroner menjadi semakin tinggi yakni semakin bertambah penderitanya.
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan secara berkala oleh
Departemen Kesehatan menunjukkan, penyakit jantung memberikan kontribusi
sebesar 19,8 persen dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993. Angka tersebut
meningkat menjadi 24,4 persen pada tahun 1998. Hasil SKRT tahun 2001, penyakit
jantung koroner telah menempati urutan pertama dalam deretan penyebab utama
kematian di Indonesia. Penderita dengan sindroma koroner akut (SKA) yang
merupakan manifestasi klinis akut penyakit jantung koroner, mempunyai risiko untuk
mendapat komplikasi yang serius bahkan bisa berujung pada kematian. (HIMAPID,
2008)
1.2 TUJUAN
2 Mengetahui definisi penyakit jantung koroner secara luas
3 Mengetahui patofisiologi jantung koroner
4 Mengetahui gejala jantung koroner yang ditimbulkan
5 Menentukan diagnosis jantung koroner yang sesuai
6 Menentukan hasil terapi yang diinginkan
7 Menentukan penanganan jantung koroner baik terapi non farmakologik maupun
terapi farmakologik.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi jantung koroner ?
2. Bagaimana patofisiologi dari jantung koroner ?
3. Gejala apa saja yang ditimbulkan oleh jantung koroner ?
4. Bagaimana diagnosis dari jantung koroner ?
5. Bagaimana menentukan hasil terapi yang sesuai?
6. Bagaimana cara penanganan jantung koroner , baik terapi non farmakologik
maupun terapi farmakologik?
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri
serta ventrikelkanan dan kiri. Jantung memiliki bentuk jantung cenderung berkerucut
tumpul. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6
cm.Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan pemiliknya. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali
dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau
setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantara kedua
paru dan berada di tengah-tengah dada, bertumpu pada diaphragma
thoracis dan berada kira-kira 5 cm di atas processus xiphoideus,
terlindung oleh tulang rusuk (Lily, 2007).
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih
tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah. Penyakit jantung adalah sebuah
kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Hal-hal tersebut antara lain:
Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung
yang lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan,
karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit
di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak
kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan.
Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak
sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat
penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan
darah kotor tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat
melakukan aktivitas yang berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat
dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak napas,
walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. Ada pula variasi dari penyakit
ini, yakni penderitanya benar-benar hanya memiliki satu buah serambi (Ari,
2011).
Beberapa contoh penyakit jantung seperti jantung koroner, serangan jantung, tekanan
darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut "angina") dan penyakit jantung
rematik. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang penderitanya
paling banyak. Penyakit ini menyerang pembuluh darah dan dapat menyebabkan
serangan jantung. Serangan jantung disebabkan oleh pembuluh arteri yang tersumbat
sehingga menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung. Stroke disebabkan
oleh kurangnya aliran darah yang mengalir ke otak yang terkadang menyebabkan
pendarahan di otak (Irwanto, 2009).
Ciri Ciri Penyakit Jantung :
1. Tiba-tiba sakit di bagian dada dibelakang tulang dada atau seperti sesak dada
2. Nyeri dada bisa berulang beberapa menit (20 menit atau lebih)
3. Rasa nyeri bisa berupa tekanan di bagian dada, dan leher seolah tercekik
hingga menyebabkan keluar keringat dingin
4. Tiba-tiba pingsan, namun bisa kembali sadar. Ini terjadi karena ada gangguan
irama jantung
5. Merasa seperti sakit maag, padahal sebelumnya tidak pernah menderita
gangguan lambung
6. Berkeringat sangat banyak pada waktu malam
7. Dada dan bagian punggung terasa tertekan sehingga sulit bernafas
8. Lengan bagian dalam dari ketiak sampai siku-siku
9. Menjalar sampai ke jari-jari, terasa kram atau kesemutan
10. Rahang terasa kaku dan kram (Ari, 2011).
Namun, tidak semua penyakit jantung disebabkan oleh terserangnya pembuluh darah.
Berikut ini beberapa gangguan lain pada jantung, yaitu:
- Abnormal Heart Rhythms
Normalnya jantung berdetak 60-100 kali setiap menit (atau sekitar 100 ribu kali
setiap harinya). Jantung yang bedetak tidak normal biasanya disebut arryhytmia
(sering juga disebut dengan dysrhythmia). Jantung yang berdetak terlalu lambat
(dibawah 60 kali per menit) disebut bradyarrhythmias. Sedangkan yang berdetak
di atas 100 per menit disebut dengan tachyarrhytmias.
- Heart Failure
Atau gagal jantung merupakan pemyakit jantung yang paling menakutkan. Bukan
berarti jantung tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja jantung tidak berdetak
sebagaimana mestinya.
- Heart Valve Disease
Rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat pada setiap bilik jantung
(jantung kita memiliki empat buah bilik) yang berfungsi mengatur aliran darah
searah menuju jantung.
- Congenitas Heart Disease
Atau biasa disebut dengan kelainan pada jantung. Menyerang 8-10 anak dari
setiap 1000 kelahiran. Gejala awal biasanya terdeteksi saat kelahiran atau pada
masa kanak-kanak. Di Amerika, sekitar 500 ribu orang mengalami kelainan
jantung pada masa pertumbuhannya dan bertambah sektar 20 ribu orang setiap
tahunnya.
- Cardiomyopathies
Menyerang pada otot jantung itu sendiri. Mereka yang terserang penyakit ini
biasanya mengalamai pembesaran atau pengecilan jantung secara tidak normal
dan atau bahkan menjadi kaku. Hal itu menyebabkan jantung memompa darah
secara tidak normal (menjadi lebih lemah). Tanpa penanganan yang baik,
cardiomyopathies akan menyebabkan penyakit yang lebih buruk seperti gagal
jantung atau menyebabkan jantung berdetak tidak normal.
- Pericarditis
Adalah radang yang mengelilingi lapisan jantung. Kondisi ini jarang terjadi dan
biasanya disebabkan oleh infeksi. Ada banyak faktor yang menyebabkan
kerentanan terhadap penyakit jantung. Faktor utama adalah gaya hidup yang
menyebabkan seolah-olah kita membangun penyakit tersebut di dalam tubuh.
Tapi ada beberapa faktor yang memang tidak dapat diubah, seperti bertambahnya
umur dan juga faktor keturunan (Irwanto, 2009).
2.2 PATOFISIOLOGI
Pada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan
terjadinya penurunan cardiac output. Hal ini menyebabkan aktivasi mekanisme
kompensasi neurohormonal, sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron (sistem RAA)
serta kadar vasopresin dan natriuretic peptide yang bertujuan untuk memperbaiki
lingkungan jantung sehingga aktivitas jantung dapat terjaga. Aktivasi sistem simpatis
melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac output dengan meningkatkan
denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas serta vasokons-triksi perifer (peningkatan
katekolamin). Apabila hal ini timbul berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan
pada fungsi jantung. Aktivasi simpatis yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
apoptosis miosit, hipertofi dan nekrosis miokard fokal. Stimulasi sistem RAA
menyebabkan penigkatan konsentrasi renin, angiotensin II plasma dan aldosteron.
Angiotensin II merupakan vasokonstriktor renal yang poten (arteriol eferen) dan
sirkulasi sistemik yang merangsang pelepasan noradrenalin dari pusat saraf simpatis,
menghambat tonus vagal dan merangsang pelepasan aldosteron. Aldosteron akan
menyebabkan retensi natrium dan air serta meningkatkan sekresi kalium. Angiotensin
II juga memiliki efek pada miosit serta berperan pada disfungsi endotel pada gagal
jantung. Atrial dan brain natriuretic peptide meningkat sebagai respon terhadap
ekspansi volume dan kelebihan tekanan dan bekerja antagonis terhadap angiotensin II
pada tonus vaskuler, sekresi ladosteron dan reabsorbsi natrium di tubulus renal.
Disfungsi diastolik merupakan akibat gangguan relaksasi miokard, dengan kekakuan
dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel kiri menyebabkan gangguan
pada pengisian ventrikel saat diastolik. Penyebab tersering adalah penyakit jantung
koroner, hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati hipertrofik,
selain penyebab lain seperti infiltrasi pada penyakit jantung amiloid. Walaupun masih
kontroversial, dikatakan 30–40 % penderita gagal jantung memiliki kontraksi
ventrikel yang masih normal. Pada penderita gagal jantung sering ditemukan
disfungsi sistolik dan diastolik yang timbul bersamaan meski dapat timbul sendiri
(Mariyono, 2007).
2.3GEJALA KLINIS
Nyeri dada kiri (angina pektoris) merupakan ciri khas Gejala Penyakit Jantung
Koroner. Dan juga dada serasa tertekan diikuti sesak napas. Kadang terasa ada
tekanan di bahu atau leher seperti tercekik, dan nyeri di lengan kiri sampai jari-jari.
Dalam beberapa kasus sakitnya malah terasa di rahang. Semua keluhan / gejala
Jantung Koroner terjadi akibat penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah
jantung.
Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan
jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang
tersedia sehingga memicu serangan jantung.
Gejala jantung Koroner yang lain, Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal
jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak berarturan.
Irama detak jantung tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari
irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya
untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati
dan si pasien pun kemungkinan tidak tertolong lagi.
Gejala Jantung koroner, Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya
penderita penyakit jantung koroner sering merasa sangat lelah tanpa alasan. Jangan
menganggap gejala ini disebabkan oleh kurang tidur dan stres akibat pekerjaan. Bisa
kemungkinan Gejala awal penyakit jantung Koroner.
Lalu gejala lain yaitu merasa tertekan di tengah dada selama 30 detik sampai 5 menit.
Hal lainnya adalah keringat dingin, berdebar-debar, pusing, dan merasa mau pingsan.
Gejala ini tidak selalu dirasakan penderitanya. Tanda peringatan lain adalah napas
tersengal-sengal pada saat berolahraga (Afandi,A.,2010)
PATOFISIOLOGI
Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami kerusakan
oleh adanya faktor risiko antara lain: faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat-zat
vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik,
penigkatan kadar gula darah, dan oxidasi dari LDL-C. Di antara faktor-faktor risiko
PJK ,diabetes melitus,hipertensi, hiperkolesterolemia, obesitas, merokok, dan
kepribadian merupakan faktor-faktor penting yang harus diketahui.
Kerusakan ini menyebabkan sel endotel menghasilkan cell adhesionmolecule seperti
sitokin (interleukin -1, (IL-1); tumor nekrosis faktor alfa,(TNF-alpha)), kemokin
(monocyte chemoattractant factor 1, (MCP-1; IL-8),dan growth factor (platelet
derived growth factor, (PDGF); basic fibroblast growth factor, (bFGF). Sel inflamasi
seperti monosit dan T-Limfosit masuk ke permukaan endotel dan migrasi dari
endotelium ke sub endotel. Monosit kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan
mengambil LDL teroksidasiyang bersifat lebih atherogenik dibanding LDL. Makrofag
ini kemudian membentuk sel busa.LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel
endotel dan menghasilkan respons inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respons dari
angiotensin II,yang menyebabkan gangguan vasodilatasi, dan mencetuskan efek
protrombik dengan melibatkan platelet dan faktor koagulasi. Akibat kerusakan
endotel terjadi respons protektif dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak
atherosklerosik, yang dipicu oleh inflamasi. Plak yang terjadi dapat menjadi tidak
stabil (vulnerable) dan mengalami ruptur sehingga terjadi Sindroma Koroner Akut
(SKA). (majid. 2008 )
2.4 DIAGNOSIS
Kombinasi antara ramuan herbal alami - Antikoagulan, mampu menbuat darah
(platelet) tidak mudah pecah atau menggumpal. Menjadikan dinding pembuluh darah
(endotil) kuat, tidak rapuh, dan tidak mudah ditembus oleh zat yang memecah dinding
pembuluh darah. Darah yang selalu encer akan menurunkan tekanan darah tinggi,
Melancarkan sirkulasi darah, mencairkan bekuan darah, calsium, kolesterol / plak,
menbersihkan penyempitan / penyumbatan pembuluh darah dijantung. Menurunkan
kolesterol. Mencegah / mengobati penyakit aterosklerosis, yaitu satu keadaan yang
menghalangi darah mencapai jantung dengan cukup. Melenturkan pembuluh darah
jantung yang kaku, sangat baik untuk pasien yang telah di by pass, menurunkan
ketegangan saraf. Menurunkan kadar superoksida yang merusak jaringan otot jantung
dan menambah sistem kekebalan tubuh. (Klinik Hirudo, 2010
2.5 HASIL TERAPI YANG DIINGINKAN
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa tujuan akhir dari
Pharmaceutical Care adalah meningkatkan kualitas hidup pasien melalui pencapaian
hasil terapi yang diinginkan secara optimal. Hasil terapi yang diinginkan dapat
berupa:
- sembuh dari penyakit
- hilangnya gejala penyakit
- diperlambatnya proses penyakit
- pencegahan terhadap suatu penyakit. (Yulia Trisna, 2009)
2.6 PENANGANAN
Secara umum penatalaksanaan gagal jantung diastolik memiliki dua sasaran. Pertama
adalah perbaikan gejala yang timbul seperti mengurangi kongesti vena pulmonalis dan
mengilangkan faktor pencetus, kedua adalah mengembalikan faktor-faktor yang
bertanggung jawab terhadap disfungsi diastolik atau kelainan yang menyebabkan
gagal jantung diastolik. Strategi farmakologi dan non farmakologi dapat digunakan
untuk mencapai hal ini.
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi meliputi pemantauan berat badan, pengaturan diet dan gaya
hidup, edukasi pasien, dan folow up medis secara ketat.
a. Terapi diet
Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi
makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta berapa
sering keduanya dimakan. Jika diperlukan ketepatan yang lebih tinggi untuk
menilai asupan gizi, perlu dilakukan penilaian yang lebih rinci, yang biasanya
membutuhkan bantuan ahli gizi.Penilaian pola makan penting untuk
menentukan apakah harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung ke diet
tahap ke II. Hasil diet ini terhadap kolesterol serum dinilai setelah 4-6 minggu
dan kemudian setelah 3 bulan.
Tabel 4 : komposisi I – II Tahap I Tahap II
Karbohidrat (% kalori) 50-60 50 – 60
Protein (% kalori) 15-20 15 – 20
Lemak (% kalori) < 30 < 30
Kolesterol mg/dl < 300 < 200
Lemak Jenuh (% kalori) < 10 < 7
b. Latihan Jasmani
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan
kadar HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas dan
meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan menurunkan
berat badan.
Setiap melakukan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap :
1) Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit
2) Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung
maximal ( 220 - umur ) selama 20-30 menit .
3) Pendinginan dengan menurunkan intensitas secara perlahan - lahan, selama 5-10
menit. Frekwensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu dengan lama latihan seperti
diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/ minggu dengan lama latihan 45-
60 menit dalam tahap aerobik.
Terapi farmakologi
Terapi farmakologi ditujukan pada normalisasi tekanan darah, meningkatkan
regresi hipertrofi ventrikel kiri, pencegahan takikardia, dan mengatasi gejala
kongesti dan menjaga kontraksi atrium. Sedikit penelitian yang dilakukan untuk
menentukan obat standar pada pasien gagal jantung diastolik. Obat yang banyak
digunakan adalah penghambat EKA, penghambat reseptor angiotensin (ARB),
penghambat beta dan penghambat kanal kalsium. Penelitian CHARM-preserved
menunjukkan pemberian candesartan pada pasien dengan gagal jantung diastolik
menurunkan angaka kematian dan perawatan di rumah sakit yang bermakna.15
Penelitian lain tentang pengunaan penghambat beta-1 (Nebivolol) menunjukkan
penurunan angak kematian dan perawatan pada pasien yang mendapatkan terapi
tersebut.16 Pengunaaan penghambat kanal kalsium dipergunakan untuk
mengontrol denyut jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi iskemia.
Pengunaan verapamil meningkatkan status klinis, kemampuan latihan, dan
pengisian diastolik. Pengunaan amlodipin pada model tikus mencegah
peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan mengurangi kekakuan
miokard. Namun jumlah subjek penelitian yang kecil pada penelitian ini
menyebakan pengunaan penghabat kanal kalsium pada gagal jantung diastolik
menjadi kontroversi. Pengunaan digoksin dan antiaritmia lain bukan merupakan
indikasi spesifik pada gagal jantung diastolik. Manfaat yang diperoleh dari
pengunaan digoksin terkait dengan kontrol denyut jantung terutama pada pasien
dengan fibrilasi atrium.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasi pembahasan makalah ini kita dapat mengetahui secara luas tentang
penyakit cardiovascular atau jantung koroner mulai dari pengertiannya sampai cara
atau kiat kita untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut.
3.2 SARAN
Diharapkan dalam penulisan makalah, penulis mampu mengembangkan serta
membuat karya tulis yang lebih baik lagi. Kritikan yang bersifat membangun sangat
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul majid. 2007. Penyakit jantung koroner: Patofisiologi.Pencegahan dan Pengobatan
Terkini.USU e-Resipitory
Afandi,A. 2010. Ciri Gejala Jantung Koroner Mencegah Serangan. Available online at
http://merahitam.com/ciri-gejala-jantung-koroner-mencegah-serangan.html [diakses
tanggal 17 Maret 2012]
Ari. 2011. Ciri-ciri Penyakit Jantung dan Cara Penanganan. Available online at
http://arekploso24.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-penyakit-jantung-dan-
cara.html [diakses tanggal 16 Maret 2012]
Irwanto. 2009. Jenis-jenis Penyakit Jantung. Available online at
http://www.irwantoshut.net/jenis_p_jantung.html [diakses tanggal 16 Maret
2012]
Klinik Hirudo. 2010. Penyakit Jantung/Koroner/Gagal Jantung. Available online at
Http://klinik-hirudo.com/aboutus.php [diakses tanggal 16 Maret 2012]
Lilly, L.S. 2007. Pathophysiology of Heart Disease-4th Ed. Philadelphia .
Lippincott Williams & Wilkins.
Mariyono, H. H. 2007. Gagal Jantung. Available online at
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/9_gagal%20jantung.pdf [diakses tanggal 16
Maret 2012]
Trisna, Yulia . 2009. Perkembangan dan Penerapan Pharmaceutical Care.
http://rizkaannisa.student.umm.ac.id/download-as-doc/student_blog_article_21.doc
[Diakses tanggal 17 Maret 2012]
top related