2014-09-12 - adingpintar.files.wordpress.com · derajat iii : abses dlm, dengan atau tanpa...
Post on 21-Mar-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
2014-09-12
1
BY YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd
Salah satukomplikasi yangsangat ditakutipenderita DMadalah DiabeticFoot/Kaki diabetik.
Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakansaraf, pasien tidak dpt membedakan suhu panas dandingin, dan rasa sakitpun berkurang.
Kerusakan pd saraf berupa penurunan kemampuanmerasakan nyeri dan menjadi baal sehingga seringkali pengidap diabetes tidak menyadari adanya luka.
Selain itu kulit menjadi kering dan mudah pecahsehingga mdh tjd borok dan infeksi
Etiologi Penyebab utama Diabetic Foot :
1. Angiopati2. Neuropati3. Infeksi
Neuropati mrp faktor penting tjd DF.Adanya neuropati perifer akan
menyebabkan tjdnya gangguan sensorikdan motorik.
Gangguan sensorik menurunnya sensasinyeri pd kaki , shg akan mengalamitrauma tanpa terasa yg akanmengakibatkan ulkus pd kaki.
Gangguan motorik terjadinya atrofi kaki, sehingga merubah titik tumpu ygmenyebabkan ulserasi pd kaki pasien.
Angiopati menyebabkan terganggunyaaliran darah kekaki. Adanya angiopati akanmenyebabkan tjdnya penurunan asupannutrisi, oksigen (zat asam), serta antibiotiksehingga menyebabkan luka sulit sembuh.
EtiologiInfeksi sering merupakan komplikasi yg
menyertai DF akibat berkurangnyaaliran darah atau neuropati, shg faktorangiopati dan infeksi berpengaruh thdpenyembuhan atau pengobatan daripasien Diabetic Foot.
Etiologi
2014-09-12
2
Klasifikasi
Wagner (1983) membagi Diabetic Foot mjd enam tingkatan : Derajat 0 : Tdk ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti‘claw,callus”
Derajat I :Ulkus superficial terbatas pd kulit Derajat II : Ulkus dlm menembus tendon dan tlg Derajat III : Abses dlm, dengan atau tanpa osteomielitis Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distaldengan atau
tanpa selulitis. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
Komplikasi yg paling sering dialamipengidap diabetes adalah komplikasi padakaki (15%) kaki diabetic.
70% perlu tindakanpembedahan dan 40% diantaranya berakahirdg amputasi
Perawatan lukabiasanyaansiseptik (Nacl) dan kassa steril.Pada luka
diabetkumanmudah menyebardan memperparahluka.
Kondisi Amputasi Persentase BB total berdasarkan bagian tubuh, yaitu :
BagianTubuh Presentase
Bagian lengan 6,5
Lengan atas 3,5
Lengan bawah 2,3
Tangan 0,8
Bagian kaki 18,5
Kaki bagian atas 11,6
Kaki bagian bawah 5,3
Kaki 1,8
• Persentase BB berdasarkan BagianTubuh
Jika pasien mengalami amputasi, keadaanpasien tersebut dapat dihitung pada beratbagian yg diamputasi. Persentase BB dapatdiketahui berdasarkan pd bagian tubuh yangteramputasi.
• BB yang dicari = BB Sekarang/100-%amputasi (tabel persentase) X 100
Berdasarkan “Frances J Zeman & Denise M.NeyTh 1988 “ Applications of Clinical Nutrition”
Bagian yang diamputasi Presentase
Tangan 0,3
Lengan bawah danTangan 2,6
Seluruh lengan 6,2
Kaki 1,7
Amputasi bawah lutut 7,0
Amputasi diatas lutut 11,0
Seluruh tungkai 18,6
2014-09-12
3
Contoh kasus
Berapa BB yang hilang atau berat sesungguhnya sebelumdiamputasi pada seseorang laki-laki yang mempunyai BB 70 kg danTB 170 cm.
BB Sisa = 93,8% (70 kg)Berat saat ditimbang sudah diamputasi
• BB sesungguhnya :• 100/93,8 x 70 kg = 74,6 kg.• Jd BB sebelum lengannya diamputasi 74,6. Jd berat
lengannya sekitar 4,6 kg.
Nutrition and diagnosis-related care (Sylvia escott stump),2008
Estimated Ideal Body Weight (IBW) =(100-% amputation)/100 x IBW for original height
Body part and % from amputationBody part %
Below knee 6,5%
Bilateral below knee (BK) 13%
Bilateral above knee (AK) 16%
BK+AK 14,5%
foot 1,5%
Both feet 3%
Hand 0,7%
Forearm and hand 3%
Both forearm/hands 6%
Entire arm 5%
Both entire arms 10%
Entire leg 16%
Both entire legs 32%
Diet G
Penderita DM yg gangren, & akhirnya di amputasi, dalam Askandar diberikan diet G
60% KH,20% lemak dan 20% protein
• Tinggi arginin, tinggi serat, rendah kolesterolesktra asam folat, Vit B6 dan B12
Arginin ditemukan pada :
DAFTAR PUSTAKA Tjokroprawiro,Askandar. 2006. Hidup Sehat dan Bahagia
Bersama Diabetes Mellitus. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sylvia Escott-Stumps.2008. Nutrition and Diagnosis Related Care. 7th edition. LippincotWilliam and Wilkins. Philadelphia
HPRC Dietary Supplement clasification system :L-arginine.
Pramono, 2011. Rumus untuk menghitung BB sesungguhnya Bagipasien yang diamputasi. http://giziwebster.blogspot.com/2011/01/rumus-untukmengetahui-berat-badan.html
Anggraeni,Adisty C. 2012. Asuhan Gizi NCP. GrahaIlmu,Yogyakarta
top related